Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1
Tatanan Rumah Tangga
Studi EHRA adalah studi yang relatif pendek (sekitar 2 bulan) yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam Studi EHRA adalah Kader Poskesdes dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PL KB). Sebelum turun ke lapangan, para enumerator ini diwajibkan mengikuti pelatihan. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Studi EHRA mencakup 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida. Jumlah kelurahan/desa yang ada di 4 Kecamatan ini yaitu 12 kelurahan/desa diambil untuk studi ini. Rumah tangga ditarik secara acak (random) dengan menggabungkan antara teknik random multistage (bertingkat) dan random sistematis. Jumlah sampel di tingkat desa diambil secara disproporsional dengan asumsi dalam analisis dilakukan pembobotan. Yang menjadi primary sampling unit adalah Rumah Tangga. Di setiap desa diambil secara random banjar di mana di setiap banjar diambil 8 rumah tangga secara random. Secara total di setiap desa terdapat 40 rumah --secara acak-- diambil. Untuk menentukan rumah tangga digunakan sejumlah pilihan teknik-teknik yang akan dipilih para surveyor dengan cara random sistematis (urutan rumah). Yang menjadi unit analisis dalam Studi EHRA adalah rumah tangga. Sementara, yang menjadi unit respon adalah ibu rumah tangga. Ibu dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi serta mereka relatif lebih mudah ditemui dibandingkan bapak-bapak. Ibu dalam Studi EHRA didefinisikan sebagai perempuan berusia 18-65 tahun yang telah atau pernah menikah. Untuk memilih Ibu di setiap rumah, enumerator menggunakan matriks prioritas yang mengurutkan prioritas Ibu di dalam rumah. Prioritas ditentukan oleh status Ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam prioritas tertinggi ada dua atau lebih Ibu, maka usia menjadi penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk diselesaikan dalam waktu sekitar 30-60 menit. Untuk mengikuti standar etika, informed consent wajib dibacakan oleh surveyor sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Provencial Facilitator PPSP Bali-NTB dan CF Kabupaten Klungkung. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare.
Hasil Studi untuk pengelolaan sampah rumah tangga menunjukkan 95% responden menjawab kondisi sampah tidak terlalu menghawatirkan. Indikator yang dinilai meliputi : banyaknya sampah yang berserakan, banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah, banyaknya tikus berkeliaran, banyaknya nyamuk, banyaknya anjing atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, bau busuk yang mengganggu, apakah sampah tidak menutup saluran drainase, dan anak – anak yang bermain di sekitarnya . Cara pengelolaan sampah yang digunakan antara lain: dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang, dikumpulkan dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, dan lainnya. Cara yang paling menonjolkan dilakukan adalah sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Dari kelima klaster yang ada, hanya sebagian kecil sampah saja yang mendapat layanan pengangkutan, seperti pada klaster 2 sebagian besar sampah tidak pernah diangkut yang dapat mendatangkan resiko kesehatan yang cukup besar. Untuk frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah 53% responden menjawab tidak tahu hanya 18% responden yang menjawab sampah diangkut tepat waktu. Hasil Studi untuk pembuangan air limbah domestik menunjukkan bahwa sekitar 66% rumah memiliki akses pada saluran air di depan atau di sekitar rumahnya selain saluran pembuangan akhir tinja. Saluran ini digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/ bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Sedangkan untuk pembuangan akhir tinja yang mencakup tangki septik, cubluk/lobang tanah, langsung ke drainase, sungai/danau/pantai atau kebun/tanah lapang. 75,6% responden menjawab tangki septic ini dikarenakan responden yang memiliki jamban pribadi sebesar 92.7%. Selain itu, diperhatikan pula pembuangan kotoran anak karena sering dianggap sebagai masalah sepele, terbukti hasil analisis Studi EHRA menunjukkan sebagian ibu rumah tangga merespon tidak tahu kemana pembuangan kotoran anak balita mereka. Hasil Studi EHRA menemukan proporsi rumah tangga yang sangat kecil atau sekitar 3% rumah tangga yang melaporkan pernah mengalami banjir. Tepatnya, jumlah kasus yang ditemukan dalam EHRA adalah sebanyak 11 rumah tangga atau dari 59 Kelurahan/Desa yang ada di Kabupaten Klungkung, hanya 8 Kelurahan/Desa yang diidentifikasi sering terjadi banjir atau sebesar 13.55%. Banjir yang terjadi setinggi tumit orang dewasa dan lama air banjir akan mongering kurang dari 1 jam seuai dengan hasil pengamatan EHRA, pertimbangan lain karena topografi wilayah Kabupaten Klungkung yang sebagian besar berupa bukit. Mengenai kondisi drainase lingkungan menunjukkan bahwa 93% rumah tangga di halaman atau bagian depan rumah tidak ada genagan air. Hasil analisis Studi EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Klungkung terdapat 2 (dua) sumber air bersih yang menonjol, yakni air ledeng PDAM dan air sumur gali terlindungi baik itu digunakan untuk minum, untuk memasak, untuk mencuci piring & gelas, untuk mencuci pakaian maupun untuk menggosok gigi. Penggunaan aiir ledeng PDAM mencakup sekitar 60% rumah tangga. Ini terdiri dari rumah tangga yang mendapat air dari ledeng PDAM langsung di rumahnya, air hidran umum - PDAM, serta air kran umum – PDAM/PROYEK. Pengguna sumur di Kabupaten Klungkung mencakup sekitar 11% dari total populasi yang diantaranya menggunakan sumur gali terlindungi dan relatif aman. Yang dimaksud dengan sumur terlindungi adalah sumur yang memiliki bertutup, memiliki cincin dan lantainya di semen. Selain itu, sekitar 1% responden memanfaatkan penggunaan sumur gali tidak terlindungi, 1,4% menggunakan sumur pompa tangan, 9,7% menggunakan air hujan dan 6.25% responden menggunakan mata air yang terlindungi. Sumber-sumber air bersih yang lain bagi rumah tangga di Kabupaten Klungkung dengan proporsi yang relatif kecil adalah air botol kemasan dan isi ulang. Untuk pengolahan, 90% responden mengolah sumber air sebelum diminum dan dimasak, 10% responden menjawab tidak melalukan pengolahan. Sedangkan cara pengolahannya ada beberapa macam yaitu : direbus,
ditambahkan kaporit, menggunakan filter keramik dan lainnya. 90% responden menjawab pengolahan yang dilakukan adalah dengan merebus air bersih tersebut, sebagiankecil atau 10% responden yang menjawab dengan cara menambahkan kaporit, menggunakan filter keramik dan lainnya. Hasil analisis Studi EHRA mengenai perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene didapat 99% responden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 1% responden yang menjawab tidak. Ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya. Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling menonjol adalah di kamar mandi dan di tempat cuci piring. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup tinggi yaitu 87,5% berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh enumerator pada rumah tangga yang dikunjungi. Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari – hari yaitu untuk mandi, untuk memandikan anak, untuk menceboki pantat anak, untuk mencuci tangan sendiri, untuk mencuci tangan anak, untuk mencuci peralatan, untuk mencuci pakaian, dan lainnya. Dari grafik di bawah ini dapat digambarkan penggunaan sabun dalam kehidupan sehari – hari dimana sabun paling menonjol dimanfaatkan untuk mandi, mencuci tangan dan mencuci pakaian. Dijelaskan pula kebiasaan masyarakat membuang sampah dan ada-tidaknya sampah di lingkungan rumah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantong plastic tertutup, kantong plastic terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantong plastic, hanya 2,5% responden yang tidak menempatkan sampah dalam wadah. Untuk kebersihan halaman dari sampah, berdasarkan pengamatan di lingkungan rumah yang disurvey, 95% rumah bersih dari sampah sedangkan 5% halaman rumah tidak bersih dari sampah. Hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Klungkung untuk kejadian penyakit diare sangat mengejutkan karena 86% responden menjawab tidak pernah terjangkit diare seperti yang digambarkan pada grafik di atas. Untuk kejadian penyakit diare yang terjadi kemarin, 1 minggu terakhir, 1 bulan terakhir, 3 bulan terakhir dan bulan terakhir 14% responden yang menjawab. Dari 14% responden tersebut anggota keluarga yang terjangkit diare paling menonjol adalah anak – anak balita, orang dewasa laki laki dan orang dewasa perempuan masing – masing sebesar 3,9%. Berdasarkan hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Klungkung untuk pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah domestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare didapat klaster 0 dan klaster 1 merupakan area beresiko sangat tinggi, klaster 2 dan klaster 4 merupakan area beresiko sedang dan klaster 3 merupakan area kurang beresiko. Hasil Studi EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabuapten Klungkung yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota terutama pada area beresiko. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kota sampai di tingkat desa (indikatif) dan digunakan sebagai bahan advokasi pengarustamaan pembangunan sanitasi kabupaten. Studi EHRA baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Klungkung, studi kali ini merupakan baseline bagi hasil Studi EHRA selanjutnya. Adapun rekomendasi untuk pelaksanaan Studi EHRA selanjutnya adalah diharapkan perlu pemahaman lebih terhadap Studi EHRA itu sendiri yang meliputi materi, pelaksanaan, analisa dan evaluasi sehingga dapat memberikan hasil yang benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi “visible” serta bermanfaat.
3.1.2
Tatanan Sekolah
Kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan sekolah secara umum baik, setiap sekolah mempunyai toilet/WC dengan dan pembersihan yang dilakukan secara berkala baik itu dilakukan oleh siswa, waker/pesuruh maupun cleaning service. Sumber air bersih di sekolah pada umumnya dari PDAM namun ada pula bersumber dari sumur gali seperti di SDN 1 Suana, Kecamatan Nusa Penida. Untuk fasilitas cuci tangan tidak semua sekolah memilikinya. Promosi hygiene di sekolah dilakukan pada saat mata pelajaran penjas di kelas oleh guru penjas, adapula tambahan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi diberikan melalui penyuluhan ke sekolah. Kondisi perilaku hidup bersaih dan sehat serta promosi hygiene lebih rinci untuk tingkat sekolah dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah (Tingkat sekolah : SD/SMP/SMA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan)
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
Sumber Air Bersih
Jumlah Guru PDAM
SPT
Jumlah Toilet/WC
Jumlah Tempat Kencing
SGL
Fasilitas Cuci Tangan
Siapa yang menbersihkan Toilet
Persediaan Sabun
Siswa
Guru
Pesuruh
L
P
L
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
Guru
L
P
Guru
L
P
Y
T
Y
T
L
P
L
P
L
P
SDN 1 Batununggul
88
91
6
7
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
SDN 1 Suana
47
41
9
4
-
-
-
-
-
-
√
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
SDN 2 Bakas
39
21
6
6
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
2
1
1
4
-
√
-
√
√
-
-
-
-
SDN 3 Kusamba
124
111
5
8
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
-
-
SDN 1 Gelgel SD/SMPN 1 Atap Takmung SMPN 1 Nusa Penida SMPN 1 Banjarangkan
99
102
7
8
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
22
14
7
7
√
-
-
-
-
-
-
-
-
1
3
-
-
-
-
-
-
-
√
√
-
-
-
-
526
475
32
33
√
-
-
-
-
-
-
-
-
1
5
-
1
1
4
-
√
-
7
Cleaning services
SMPN 3 Dawan SMAN 1 Banjarangkan SMKN 1 Nusa Penida
169
144
21
13
√
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
-
2
-
√
-
√
√
Waker
380
280
22
17
√
-
-
-
-
-
-
-
-
3
7
-
-
-
2
-
√
-
√
√
-
SMKN 1 Klungkung
359
454
47
35
√
-
-
-
-
-
-
-
-
8
-
-
-
-
-
-
-
7
7
-
-
Cleaning services
-
Keterangan : T = tidak ada persediaan Y = ya T = tidak
L = laki - laki P = perempuan S = selalu tersedia air
SGL = Sumur Gali
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah : SD/SMP/SMA/SMK) (pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Apakah Pengetahuan tentang Higiene dan Sanitasi diberikan Nama Sekolah Ya, saat pertemuan/ penyuluhan tertentu
SDN 1 Batununggul SDN 1 Suana SDN 2 Bakas SDN 3 Kusamba SD/SMPN 1 Atap Takmung SMPN 3 Dawan
√
Ya, saat mata pelajaran Penjas di Kelas
Tidak Pernah
Apakah ada dana untuk air bersih/sanitasi/ pend. Higiene
Ya
Tempat Buangan Air Kotor
Cara Pengolahan Sampah
Dibuat Kompos
Dari Toil et
Dari Kamar Mandi
Dikumpulkan
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
-
Baik
-
Baik
-
Baik
-
Cukup
√
√
√
√
-
√
-
Baik Umumny a baik, 1 tilet rusak
√
√
√ SMPN 1 Banjarangkan SMAN 1 Banjarangkan SMKN 1 Klungkung
Kondisi Higiene Sekolah
Tidak
√
Dipisahkan
Kapan Tangki Septik Dikosong kan
√
√
√
√
√
-
Baik
√
√ √
√
√ √
√ √
-
Baik
-
Baik
√
3.2
Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1
Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah domestik belum ada. Pemerintah Kabupaten Klungkung belum melakukan pelayanan untuk pengolahan limbah cair domestik karena tempat dan instalasi serta unit cost sangat tinggi untuk investasi. Saat ini Pemerintah Kabupaten Klungkung sudah melakukan pelayanan untuk pengolahan limbar cair lumpur tinja dengan menyediakan tempat Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Lepang Kecamatan Banjarangkan. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik dan peta peraturan air limbah domestik Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4. Tabel 3.3 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
√
● Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
√
● Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA
√
● Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
√
● Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
√
● Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
√
√
● Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
√
√
●Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN
√
√
● Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
√
● Mengelola IPLT dan atau IPAL
√
● Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja ● Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik ● Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
√ √ √
lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan,dll) ● Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik
√
● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
√
MONITORING DAN EVALUASI ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala
√
√
kabupaten/kota ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air
√
limbah domestik ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan
√
atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
√
Tabel 3.4 : Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Klungkung Ketersediaan Peraturan
Ada
Tidak Ada
Pelaksanaan Efektif
Belum Efektif
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Keterangan
AIR LIMBAH DOMESTIK ● Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini ● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik ● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air
√
Belum ada Perda Kabupaten
√
√
√
Belum ada Perda Kabupaten
√
√
Belum ada Perda Kabupaten
limbah domestik ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk
√
√
menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah ● Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan
√
Belum ada Perda Kabupaten
sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha ● Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan
√
air limbah domestik di tempat usaha ● Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri
Belum ada Perda Kabupaten
√
Belum ada Perda Kabupaten Untuk tangki septik yang penuh, tetap dilaksanakan
√
rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik ● ● Retribusi penyedotan air limbah domestik
Untuk limbah tinja
● Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan pemukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
3.2.2
√ √
Belum ada Perda Kabupaten
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Sistem dan Cakupan Pelayanan dalam pengelolaan limbah domestik belum ada di Kabupaten Klungkung. Sehingga tabel 3.5 : Diagram Sistem Sanitasi Pengolahan Air Limbah Domestik dan Tabel 3.6 : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Klungkung belum bisa terisi. Peta 3.1 : Pelayanan Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik (belum tersedia) Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik (belum tersedia)
Tabel 3.5 : Digram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Input
User Interface
Penanmpungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Air
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/ Nama Aliran
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Tabel 3.6 : Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada Di Kabupaten Klungkung
Kelompok Fungsi
Teknologi yang Digunakan
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
3.1.1 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Kesadaran masyarakat sudah ada dalam pengelolaan air limbah domestik ditunjukkan dengan kepemilikan jamban pribadi masing – masing rumah. Tabel 3.7 menunjukkan jumlah jamban pribadi yang dimiliki oleh masing – masing rumah tangga. Untuk pengelolaan jamban MCK oleh desa/banjar/CBO maupun sanimas belum ada. Tabel 3.7 : Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga & MCK oleh Masyarakat
Jumlah Kecamatan
Jumlah MCK
Desa
Banjar
Penduduk Miskin
Jamban Keluarga
Klungkung
18
59
1,422
14,960
Banjarangkan
13
55
935
5,436
Dawan
12
48
824
7,363
Nusa Penida
16
79
3,034
8,570
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Desa
Banjar
CBO
Lainnya
Tahun MCK Dibangun
Jumlah Sanimas Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Desa
Banjar
CBO
Lainnya
Tahun Sanimas Dibangun
BELUM ADA
Tabel 3.8 : Kondisi Sarana MCK Jumlah Pemakai
Jumlah
Jumlah
Toilet/WC
Kamar Mandi
Lokasi MCK Kecamatan
MCK Desa
Banjar
L
P
PDAM S
K
SPT T
S
K
SGL T
S
K
T
L
P
L
Klungkung Banjarangkan Dawan Nusa Penida
BELUM ADA
P
Y
Fasilitas Cuci Tangan T
Y
Ada Biaya Pemaka ian MCK
Persedi aan Sabun T
Y
T
Tangki Septik
Tempat Buangan Air Kotor Cubluk
Kapan tangki septik dikosongkan
Keterangan : L = laki - laki
S = Selalu tersedia air T = tidak ada persediaan air
P = Perempuan
K = Kadang - kadang Y= Ya
T = Tidak
SGL = Sumur Gali
SPT = Sumur Pompa Tangan
Tabel 3.9 : Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor Air Limbah Domestik : Onsite Individual Air Limbah Domestik : Onsite Komunal
Keterangan PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Pelaksana/ PJ
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi
Tidak Fungsi
BELUM ADA
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
3.1.1
“Pemetaan” Media
Tabel 3.10 : Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Klungkung
No
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
BELUM ADA
Tabel 3.11 : Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Klungkung No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
BELUM ADA
Pesan Kunci
Pendapat Media
3.1.2
Partisipasi Dunia Usaha
Tidak penyedia layanan air limbah domestik karena pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Klungkung tidak ada. Tabel 3.14 : Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Klungkung No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
a
b
c
d
BELUM ADA
3.1.3
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.15 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja di Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik No
Subsektor/SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
a
b
c
d
e
f
g
A
Air Limbah
B
Restribusi Air Limbah
Rata - rata
Pertumbuhan (%)
BELUM ADA
Belum ada Pendapatan dan Belanja di subsektor pengelolaan air limbah domestik karena pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Klungkung tidak ada
3.1.4
Isu strategis dan permasalahan mendesak
Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam pengelolaan air limbah domestik adalah: 1. Belum memiliki tempat/instalasi pengolahan air limbah domestik. 2. Biaya yang tinggi untuk investasi pengolahan air limbah domestik.
3.2
Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dari timbulan sampah. Menurut Ilmu Kesehatan Lingkungan, pengelolan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi yaitu tidak mencemari udara, air, air tanah dan tanah, tidak menimbulkan bau, tidak mengganggu estetika, tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Answar,A.1986:56). Penanganan dan pengelolaan sampah harus tetap mendapat perhatian yang serius demi kelestarian dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Klungkung. Volume sampah selain dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk, juga dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan dan berubahnya pola hidup masyarakat yang serba instan, dan jenis usaha atau kegiatan lainnya. Peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan meningkatnya timbulan sampah disebabkan setiap individu akan menghasilkan sampah setiap harinya. Kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kota Semarapura yang merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan di Kabupaten Klungkug walaupun secara administratif luas wilayahnya paling kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Klungkung, namun sampah yang dihasilkan paling banyak yaitu 31.32% dari total jumlah timbulan sampah di Kabupaten Klungkung. Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber – sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat umum yang dikumpulkan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk sampah yang dilengkapi dengan jejaring ke TPA. Bagi daerah – daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasarana serta biaya operasional yang terbatas, telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerja sama dengan pihak lain seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Penanganan dengan cara tersebut cukup efektif. Beberapa usaha pemilahan sampah dilakukan oleh pemulung untuk sampah yang bisa didaur ulang sedangkan sampah yang mudah busuk dilakukan pengomposan. Usaha pengomposan masih menyisakan sampah yang harus dikelola dengan memerlukan lahan yang lus dan biaya yang tinggi. Penanganan sampah di TPA sampai saat ini masih dengan cara pembakaran baik dengan insenerator atau di tempat terbuka dan open dumping dengan pembusukan alami. Hal ini menimbulkan permasalahan bari bagi lingkungan yaitu pencemaran tanah, air dan udara. Saat ini Kabupten Klungkung hanya memiliki 4 (empat) buah amrol dan 9 (sembilan) dump truck. PemeliharaanTPA secara terus menerus perlu dilakukan sehingga memudahkan untuk mencermati kondisi TPA. Kondisi sumur pantau Sente perlu diperbaiki, demikian pula diperlukan perhatian terhadap kolam leachete.
3.2.1
Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menangani dan terkait dalam pengelolaan persampahan adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan pelayanan untuk pengolahan persampahan mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan hingga monitoring dan evaluasi. Rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan sedang dalam tahap pembahasan karena Perda yang lama sudah tidak sesuai. Belum ada kerja sama formal dengan swasta dalam pengelolaan persampahan. Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung berencana untuk melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan apabila ada pihak swasta yang berminat dan siap memfasilitasinya. Lingkup usaha yang dilakukan oleh pihak swasta yang ada di Kabupaten Klungkung meliputi daur ulang plastik dan jual beli sampah plastik. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan dan peta peraturan persampahan Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Tabel 3.16 dan Tabel 3.17. Tabel 3.16 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
Fungsi
Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten Klungkung Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan sampah skala kabupaten/kota
√
Daur ulang plastik
Desa Adat
● Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
Jual beli sampah plastik
-
● Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
-
-
● Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah
√
-
-
● Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS)
√
-
-
● Menyediakan sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
√
-
-
● Menyediakan sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
√
-
-
● Membangun sarana TPA
√
-
-
● Menyediakan sarana komposting
√
-
-
● Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS
√
-
-
● Mengelola sampah TPS
√
-
-
PENGADAAN SARANA
PENGELOLAAN
● Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
√
-
-
● Mengelola TPA
√
-
-
● Melakukan pemilahan sampah
√
-
-
● Melakukan penarikan retribusi sampah
√
-
-
● Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
√
-
-
● Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll)
√
-
-
● Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah
√
-
-
● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten/kota
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
√
-
-
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
√
-
-
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
MONITORING DAN EVALUASI
Tabel 3.17 : Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Klungkung Ketersediaan Peraturan PERSAMPAHAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Klungkung
Pelaksanaan
Ada
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
75%
-
55%
-
-
APBD
-
3M
-
-
Raperda masih dalam tahap pembahasan
-
●
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Klungkung dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Klungkung dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
Ada pada Perda
-
-
-
● Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/ fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke ke TPS
Ada pada Perda
-
-
● Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS dan ke TPA
Ada pada Perda
-
-
Perda sudah tidak sesuai
Raperda masih dalam tahap pembahasan
-
-
Raperda masih dalam tahap pembahasan -
-
-
Keterangan
6 kelurahan
● Kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah ● Retribusi sampah atau kebersihan
3.2.2
Ada pada Perda
-
-
-
-
-
-
-
-
Belum ada
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Karakteristik sampah yang dihasilkan di Kabupaten Klungkung dibedakan atas sampah organik (dedaunan, kertas) dan sampah anorganik (plastik, besi, dsb). Perbedaan karakteristik sampah ini akan mempengaruhi strategi dan cara pengelolaan sampah sehingga sampah – sampah yang dihasilkan benar – benar dapat menjadi sumber daya yang akan memberikan nilai tambah dan penghasilan bagi masyarakat. Volume total sampah yang dihasilkan dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 mencapai 81800 m3 atau ± 227.22 m3/hari. Dari keseluruhan timbunan sampah tersebut yang dapat diangkut ke TPA adalah 37126 m3 atau sebanyak 45%. Sampah ditampung di 3 (tiga) lokasi TPA di Kabupaten Klungkung, yakni: 1. TPA Sente di Kecamatan Dawan 2. TPA Biaung di Kecamatan Nusa Penida 3. TPA Lembongan di Kecamatan Nusa Penida Ketiga TPA tersebut dipersiapkan untuk menggunakan sistem Sanitary Landfill namun karena terbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia sehingga sistem pengelolaan sampah masih secara open dumping. Wilayah yang sudah terlayani sampai Juni 2011 untuk pengangkutan sampah adalah 6 (enam) Kelurahan, Desa Akah, Desa Kusamba, dan Jalan Raya Banjarangkan. Sedangkan di Nusa Penida yang terlayani hanya 4 (empat) desa (Ped, Kutampi Kaler, Batununggul, Toyapakeh) yang ditampung di TPA Biaung dengan luas TPA 1.84 ha, untuk TPA Lembongan yang luasnya 0.90 ha melayani Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu. Manajemen persampahan yang diterapkan di Kabupaten Klungkung sebagai berikut: 1. Timbunan sampah dan sampah terangkut 2. Sistem Pengolahan Sampah Kota Pengolahan sampah kota di Kabupaten Klungkung menggunakan sistem Sanitary Landfill. Secara umum pengolahan sampah kota di Kabupaten Klungkung dimulai dengan meratakan sampah di TPA, kemudian menimbun sampah dengan tanah, serta menyiram sampah yang terbakar secara periodik untuk mengurangi timbulnya asap. Namun demikian, karena keterbatasan dana, penimbunan data, penimbunan dengan tanah baru dapat dilaksanakan tiap tiga bulan sekali. 3. Kegiatan 3R (Reduce, Reuse and Recycle) Kegiatan 3R yang berjalan di Kabupaten Klungkung hanya kegiatan pengomposan, yang utamanya dilaksanakan di TPA Sente Kecamatan Dawan sejak Tahun 2004. Kegiatan pengomposan di TPA. Ini dilaksanakan di rumah pengomposan yang menempati bangunan seluas 35 x 12 m2, dengan peralatan penunjang yang tersedia berupa unit pencacah sampah. Namun demikian, kegitan pengomposan ini belum optimal mengurangi sampah yang tertimbun di
TPA. Rata – rata setiap hari kegiatan pengomposan hanya dapat menangani sampah organik ± 15% dari sampah yang masuk ke TPA. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga untuk memilah sampah di TPA. Sekarang telah dirintis pengomposan oleh rumah tangga melalui kegiatan penyuluhan sistem pengomposan dan cara pemilahan sampah serta pembagian alat pengomposan skala rumah tangga. Komposter yang telah tersebar di berbagai tempat salah satunya perkantoran diharapkan dapat berfungsi maksimal sehingga selain dapat mengurangi beban pengangkutan juga dapat meningkatkan pengolahan sampah menjad kompos. Kegiatan lain yang sudah dilaksanakan adalah pendaurulangan sampah plastik melalui pemberian bantuan alat pencacah plastik kepada masyarakat Desa Lepang Kecamatan Banjarangkan. Namun demikian kegiatan ini mengalami kendala tidak adanya biaya operasional yang memadai sehingga belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Masyarakat penerima manfaat pengolahan pelayanan persampahan adalah masyarakat di 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Semarapura Klod, Kelurahan Semarapura Kauh, Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Klod Kangin dan Kelurahan Semarapura Tengah. Selain masyarakat di 6 Kelurahan tersebut, juga masyarakat di Desa Akah, Desa Kusamba, sekitar Jalan Raya Banjarangkan serta di sekitar TPA. Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Klungkung ditunjukkan dengan Tabel 3.18, sedangkan Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Klungkung ditunjukkan dengan Tabel 3.19. Peta 3.3 : Pelayanan Cakupan Layanan Persampahan (menyusul) Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan(menyusul) Tabel 3.18 : Digram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
User Interface
Penanmpungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Sampah organik
Bak sampah
TPS/DEPO
truk sampah
TPA
TPA
Sampah anorganik
Bak sampah
TPS/DEPO
truk sampah
TPA
TPA
Input
Kode/ Nama Aliran
Tabel 3.19 : Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada Di Kabupaten Klungkung
Kelompok Fungsi
Tempat Penampungan Sementara dan Akhir
Teknologi yang Digunakan
truk sampah
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
daerah cakupan layanan persampahan
6 Kelurahan, 2 Desa, Jalan Raya Banjarangkan
Sumber Data
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Daur ulang sampah plastik
mesin pencacah plastik
penyedia layanan
6 kelompok
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Daur ulang sampah menjadi pupuk organik
mesin komposter
penyedia layanan
LSM
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3.2.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan di tingkat banjar mulai dari pengumpulan sampah dari rumah, pengangkutan sampah ke TPS dan pemilahan sampah di TPA didominasi oleh laki – laki, begitu juga pengelolaan persampahan yang dikelola oleh sektor formal di tingkat kelurahan/kecamatan mulai dari pengumpulan sampah dari rumah, pemilahan sampah di TPS, pengangkutan sampah ke TPS, pengangkutan sampah ke TPA didominasi oleh laki – laki. Untuk pengelolaan persampahan yang dikelola pihak swasta hanya pemilahan sampah di TPS, lebih jelas ditunjukkan oleh tabel 3.20. Sedangkan untuk pengelolaan persampah di tingkat Kabupaten Klungkung dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Klungkung seperti ditunjukkan oleh tabel 3.21.
Tabel 3.20 : Pengelolaan Persampahan di tingkat Kelurahan/Kecamatan
Dikelola oleh Masyarakat Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Kelurahan/ Kecamatan
Dikelola Pihak Swasta
Keterangan
Banjar L
P
L
P
L
P
Pengumpulan sampah dari rumah
4
-
20
2
-
-
Pemilahan sampah di TPS
-
-
18
-
8
8
Pengangkutan sampah ke TPS
4
-
40
-
-
-
Pengangkutan sampah ke TPA
-
-
40
-
-
-
Pemilahan sampah di TPA
4
8
-
-
-
-
Para penyapu jalan
-
-
10
98
-
-
Tabel 3.21 : Pengelolaan Persampahan di tingkat Kabupaten Klungkung
Jenis Kegiatan
Dikelola Dikelola oleh oleh Kabupaten Masyarakat Klungkung
Pengumpulan sampah dari rumah
L √
P √
Pemilahan sampah di TPS
√
√
Pengangkutan sampah di TPS
√
√
Pengangkutan sampah di TPA
√
√
Pemilahan sampah di TPA
√
√
Para penyapu jalan
√
√
L
P
Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Kabupaten L
P
BELUM ADA
Dikelola Pihak Swasta
L
P
Tabel 3.22 : Daftar Program/ Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat
No
Sub Sektor
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Persampahan
Pelaksana/ PJ
Kondisi Sarana Saat Ini Tahun Mulai
Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
Belum ada
Daftar program/ proyek layanan yang berbasis masyarakat di Kabupaten Klungkung belum ada.
3.2.4
“Pemetaan” Media
Berdasarkan surat Tim Penggerak PKK Pusat Nomor : 14/KEP/PKK.Pst/VI/2012 tanggal 18 Juni 2012, Desa Bakas Kecamatan Banjarangkan meraih Pakarti Madya I, Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan sasaran rumah tangga karena masyarakat kunci utama dari kesehatan. Adapun indikator PHBS antara lain : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, member bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, penggunaan jamban sehat, memberantas jentik setiap minggu, makan buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik setiap saat, tidak merokok dalam rumah, menggunakan air bersih dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Kegiatan komunikasi yang ada di kabupaten klungkung terkait dengan sanitasi dan media komunikasi yang ada dapat dilihat pada tabel 3.23 dan tabel 3.24
Tabel 3.23 : Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Klungkung No
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Khalayak Sasaran
Tujuan Kegiatan
Pesan Kunci
Pembelajaran
1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2012
PKK Kabupaten Klungkung
Mendorong masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat
rumah tangga
masyarakat kunci utama dari kesehatan
cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
2
Kesehatan Ibu dan Anak
2011
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
Persalinan yang aman dan selamat bagi ibu
Ibu
ibu sehat, anak sehat
persiapan bagi ibu agar melahirkan dengan aman dan selamat
3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2011
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
cara hidup sehat dimulai dengan pencegahan/memutus mata rantai penyebaran penyakit
rumah tangga
upaya kesehatan promotif dan preventif
cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan lingkungan
4 Persampahan
2012
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung
Menggugah peran dan partisipasi masyarakat untuk peduli akan kebersihan
masyarakat
masyarakat peduli kebersihan
menjaga kebersihan lingkungan
Tabel 3.24 : Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Klungkung No 1
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media
Positif, partisipatif
Situs resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung
Artikel
Perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat kunci utama dari kesehatan
2
Radio Semarapura FM
Talk show
Persalinan yang aman dan selamat bagi ibu
ibu sehat, anak sehat
Positif, partisipatif
3
Radio Semarapura FM
Talk show
Timbulnya penyakit akibat kondisi lingkungan yang tidak sehat
Positif, partisipatif
4
Bali Post
Artikel
Sampah masih berserakan
lingkungan sebagai media penyebaran penyakit Peningkatan pelayanan pengelolaan persampahan
5
Bali Post
Artikel
Pemkab Klungkung Gandeng TNI dan Polisi "Perangi" Sampah
Menggugah peran dan partisipasi masyarakat untuk peduli akan kebersihan
Positif, partisipatif
6
Bali Post
Artikel
DKP Sulit Tangani Sampah
Negatif
7
Nusa Bali
Artikel
Perluasan TPA Sente Berantakan
Armada pengangkut rusak, TPS rusak Perluasan TPA Sente terganjal pembebasan lahan
Negatif
Negatif
Tabel 3.25 : Kerjasama Terkait Sanitasi
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan Sanitasi
Mitra Kerja Sama
Pendapat Media
BELUM ADA
Tabel 3.26 : Daftar Mitra Potensial No
Nama Media
Jenis Kegiatan Sanitasi
Pendapat Media
BELUM ADA
Belum ada kerjasama terkait sanitasi dan daftar nama mitra protensial di Kabupaten Klungkung seperti terlihat pada tabel 3.25 dan tabel 3.26.
3.2.5
Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.27 : Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Klungkung No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
a
b
c
d
1
Janatul Makwa
2010
Daur ulang plastik
2
Imam Isnadi
1998
Jual beli sampah plastik
3
Daur ulang sampah plastik Desa Pekraman Lepang
2011
Daur ulang plastik
4
Usaha Pengolahan Sampah Terpadu (LSM)
2010
Pengolahan sampah menjadi pupuk organik
Penyedia pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Klungkung sebagian besar bergerak dibidang usaha daur ulang sampah plastik. Jumlah pemulung yang beroperasi di TPA ± 15 orang dengan perkiraan jumlah barang bekas yang dikumpulkan per hari/orang yaitu 5 Kg plastik, 2 Kg kertas dan 1 Kg logam. Selain daur ulang plastik ada LSM yang bergerak dibidang pengolahan sampah menjadi pupuk organik bertempat di Desa Gelgel Kecamatan Klungkung, jumlah sampah yang diolah per hari ± 2 m3 dengan hasil berupa bahan dasar pupuk organik per hari 50 kg. Data nama penyedia layanan pengolahan persampahan yang ada di Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada tabel 3.27
3.2.6
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.28 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja di Subsektor Pengelolaan Persampahan No
Subsektor/SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
a
b
c
d
e
f
g
A
Persampahan (Rp.)
2,164,250,000
1,913,693,000
1,928,618,000
B
Restribusi sampah
-
-
-
3,246,138,000
-
Rata - rata
Pertumbuhan (%)
1,913,983,000
2,233,336,400
3.30%
-
-
-
Ringkasan pendapatan dan belanja di subsector pengelolaan persampahan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bervariasi dengan rata – rata belanja Rp. 2.233.336.400,- dan pertumbuhan 3.30%. Retribusi sampah, dapat dilihat pada tabel 3.28.
3.2.7
Isu strategis dan permasalahan mendesak
Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam pengelolaan persampahan adalah : 1. Luasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) kurang, saat ini luas TPA 0.98 ha sehingga system pengolahan sampah belum bisa dengan control landfill atau sanitary landfill. 2. Kurangnya jumlah armada pegangkut sampah. 3. Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah belum optimal.
3.3
Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.3.1
Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase lingkungan adalah Dinas Pekerjaan Umum Klungkung. Pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan pelayanan untuk pengelolaan drainse lingkunga mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, hingga pengaturan dan pembinaan. Rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan drainase lingkungan belum ada. Perencanaa dan Pengelolaan drainase lingkungan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten bekerja sama dengan swasta dan masyarakathan. Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan serta peta peraturan drainase lingkungan Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Tabel 3.29 dan Tabel 3.30.
Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten Klungkung
Swasta
Masyarakat
√
-
-
√
√
√
√
-
-
√
-
-
● Membersihkan salurandrainase lingkungan
√
√
√
● Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
√
-
-
● Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
√
√
√
PENGATURAN DAN PEMBINAAN ● Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
√
√
-
√
-
-
√
-
-
√
-
-
Fungsi PERENCANAAN ● Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten/kota ● Menyusun rencana program drainase lingkunganan dalam rangka pencapaian target ● Menyusun rencana anggaran program drainase lingkunganan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA ● Menyediakan/membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN
● Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer ● Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan ● Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI
● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten/kota ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan perdrainase lingkunganan ● Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan perdrainase lingkunganan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan perdrainase lingkunganan
√
-
-
√
-
-
√
√
√
Tabel 3.30 : Peta Peraturan drainase lingkungan Kabupaten Klungkung Ketersediaan Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN ● Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Klungkung
Ada
Tidak Ada
√
Pelaksanaan Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
√
●
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Klungkung dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab. Klungkung dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah ● Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
√
√
√
√
√
√
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
● Kewajiban dn sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
3.3.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Keterangan menyusul
3.3.3
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Keterangan menyusul
3.3.4 “Pemetaan” Media Keterangan menyusul 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha Keterangan menyusul 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan Keterangan menyusul 3.3.7
Isu strategis dan permasalahan mendesak
Keterangan Menyusul
√
√
3.4
Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.4.1
Pengelolaan Air Bersih Tabel 3.41: Sistem penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Klungkung
No
Uraian
Satuan
1
Pengelola
2
Tingkat Pelayanan
%
3
Kapasitas Produksi
Lt/detik
Kapasitas Terpasang
Lt/detik
Sistem Perpipaan
Keterangan
PDAM/BPAM
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
Unit
Jumlah Kran Air
Unit
Kehilangan Air (UFW)
%
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
m3
19,809
Jumlah pelanggan per kecamatan - Kecamatan Klungkung
pelanggan
11,839
- Kecamatan Banjarangkan
pelanggan
3,472
- Kecamatan Dawan
pelanggan
3,050
- Kecamatan Nusa Penida
pelanggan
1,448
Seluruh kecamatan di Kabupaten Klungkung sudah terlayani air bersih PDAM, di Kecamatan Klungkung jumlah pelanggan paling banyak sedangkan di Kecamatan Nusa Penida jumlah pelanggan paling kecil.
3.4.2
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Tabel 3.42 : Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Klungkung
Jenis Industri Rumah Tangga
Lokasi
Jumlah industri RT
Jenis Pengolahan
Pembuatan Tahu Tempe
Kecamatan Dawan
2
Penampungan dan Peresapan
Kacang Kace
Kecamatan Banjarangkan
4
Pengendapan dan Penyaringan
Pencelupan
Kecamatan Dawan
2
Penampungan dan Peresapan
3.4.3
Pengelolaan Limbah Medis
Keterangan Menyusul
Kapasitas (m3/hari)