BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan Dengan semakin berkembangnya peran public relations di Indonesia, maka semakin banyak pula perkembangan perusahaan konsultan public relations. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya peluang yang dimiliki oleh konsultan public relations dalam memperluas jangkauannya, khususnya dalam perusahaanperusahaan besar yang tidak memiliki departemen public relations. PT. Ki Kunci Komunikasi atau yang lebih dikenal dengan Ki-Communication (Ki-Comm), merupakan salah satu perusahaan konsultan public relations yang ada di Jakarta. KiComm didirikan pada tanggal 29 Desember 1999, tetapi mulai bergerak aktif di awal tahun 2000. Pendiri Ki-Comm adalah tiga orang yang memiliki latar belakang yang berbeda, mereka adalah Imron Zuhri, Bilwan Feryanto, dan Chris Prihartini. KiComm dibentuk dan dikembangkan dalam perkembangan konsultan public relations pada saat itu dengan alasan adanya pangsa pasar yang mana perusahaan konsultan public relations lain belum menjangkaunya, sehingga terdapat peluang yamg cukup besar dalam mengembangkan perusahaan konsultan public relations. Pada awalnya lokasi kantor Ki-Comm terletak di daerah Mampang. Tetapi pada tahun 2010, Ki-Comm memutuskan untuk berpindah lokasi ke daerah Kemang,
39
40
yang beralamatkan di Kemang Point Building 2-03B, Jl. Kemang Raya 3 Jakarta Selatan 12730. Ki-Comm, pada mulanya memfokuskan bidangnya pada public relations untuk tujuan edukasi, tetapi seiring berjalannya waktu, pada tahun 2003, Ki-Comm mulai memperluas jaungkauannya yaitu untuk tujuan corporate social responsibility (CSR). Dimana kedua hal tersebut merupakan bagian dari internal communication, yang pada akhirnya berkaitan dengan media (media relations). Pada intinya Ki-Comm merupakan konsultan PR yang melayani kliennya dengan penelitian yang berdasarkan pada solusi dalama komunikasi di public relations, komunikasi internal dan eksternal, urusan publik (public affairs), corporate social responsibility, dan pelayanan komunikasi lainnya.
1. Visi dan Misi PT. Ki Kunci Komunikasi Visi Memberdayakan masyarakat melalui komunikasi. Misi a. Memberikan
panduan
yang
lebih
baik
terhadap
pengukuran
komunikasi. b. Mempublikasikan fungsi dari komunikasi yang harus dilakukan pada tingkat yang strategis.
41
2. Logo PT. Ki Kunci Komunikasi
Gambar 3.1 Logo Ki-Communication Sumber: Credential PT. Ki Kunci Komunikasi
Logo yang dimiliki oleh PT. Ki Kunci Komunikasi (Ki-Comm) merupakan ciri khas perusahaan yang menggambarkan kepribadian dari perusahaan Ki-Comm itu sendiri. Merupakan hal yang sangat penting untuk memiliki desain logo yang tepat untuk branding dan tujuan komunikasi yang bertindak sebagai identitas dari perusahaan anda. Logo dari Ki-Comm tersebut merupakan cara membaca kata ‘key’ yaitu [ki:] dalam kamus inggris-indonesia. Dipilih kata key atau yang berarti kunci, karena Ki-Comm merupakan perusahaan konsultan PR yang masih kecil, tetapi ingin memiliki dampak yang besar dan kuat bagi lingkungannya yaitu perusahaan konsultan PR lain umumnya, dan bagi klien serta masyarakat khususnya. Sedangkan kata ‘communication’ menunjukkan bahwa Ki-Comm merupakan perusahaan konsultan PR yang berbasis komunikasi.
42
3. Metode yang Digunakan
Gambar 3.2 Metode Public Relations PT. Ki Kunci Komunikasi Sumber: Credential PT. Ki Kunci Komunikasi
Metode yang digunakan Ki-Comm merupakan suatu proses yang dilakukan dalam menyelesaikan dan memecahkan kasus yang ada, baik di dalam perusahaan, maupun dalam membantu klien. Metode tersebut terdiri atas: a. Periodic Research (Penelitian Secara Berkala) Dalam langkah ini, Ki-Comm mengamati dan mencari data yang dapat membantu dalam menganalisis masalah. Dilakukan penelitian secara berkala agar dapat diketahui secara jelas dan terperinci, sehingga dapat diketahui sebenarnya apa yang sedang terjadi. b. Planning (Perencanaan) Pada langkah ini Ki-Comm menyusun rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah yang ada. Dalam hal ini, Ki-Comm
43
membuat keputusan mengenai program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran. c. Action (Tindakan) Pada tahap ini, Ki-Comm mengaplikasi rencana dan keputusan yang telah dibuat sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Tahap ini merupakan tindakan Ki-Comm atas hasil penelitian dan perencanaan.
3.1.2 Struktur Organisasi Komisaris
Direktur Utama
Direktur PR
PR Support Keuangan
Konsultan Senior
Konsultan Junior Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Ki Kunci Komunikasi Sumber: Credential PT. Ki Kunci Komunikasi, 2011
44
3.1.3 Job Description Dalam struktur organisasi di Ki-Comm, setiap anggota memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing. Adapun tugas yang harus dilakukan adalah: 1. Komisaris Dalam hal ini komisaris bertugas dan berkewajiban melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur utama dan direktur public relations. Komisaris PT. Ki Kunci Komunikasi merupakan pemilik serta pendiri perusahaan. 2. Direktur Utama Direktur utama di ki-Comm merupakan pemimpin perusahaan dimana bertugas memimpin perusahaan dengan menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan, menyetujui anggaran tahunan perusahaan, dan bertanggung jawab penuh kepada komisaris atas kinerja perusahaan. 3. Direktur Public Relations Tugas dari direktur public relations adalah mengawasi kinerja dari konsultan senior dan junior serta bertanggung jawab sepenuhnya terhadap direktur utama mengenai hasil kerja public relations yang sedang berjalan. 4. Konsultan Senior Konsultan senior disebut juga sebagai wakil direktur PR yang dalam perusahaan memiliki tugas cukup strategis, termasuk melakukan manajemen
45
dari setiap account atau klien yang dimiliki oleh perusahan. Biasanya konsultan senior memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun di bidang public relations. 5. Konsultan Junior Konsultan junior betugas menjalankan pekerjaan sehari-hari untuk kliennya. Termasuk menulis siaran pers, mengorganisir konferensi pers, monitoring dan clipping berita tentang kliennya. 6. Public Relations Support Tugas dari public relations support yaitu membantu untuk kelengkapan data yang dibutuhkan oleh konsultan public relations, baik itu database media, coverage media, media monitoring, dan segala kegiatan yang mendukung kinerja konsultan public relations. 7. Keuangan Tugas dari bagian keuangan adalah mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan perusahaan, mulai dari gaji pegawai, pajak pegawai, pajak perusahaan, hingga transaksi keuangan dengan klien mengenai pembayaran jasa konsultan public relations.
46
3.2 Desain Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menghadapi penelitian yang sifatnya subyektif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2011:6). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat non-eksperimental dimana penulis tidak perlu melakukan uji coba namun dapat memberikan analisis kesimpulan dan saran tertentu sejauh sesuai dengan kerangka pemikiran dan landasan teori yang telah ada sebelumnya. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan berisi kutipankutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2011:11). Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif juga mengedepankan hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu yang ada di dunia nyata secara praktis. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif yang menganggap penting semua data yang didapatkan untuk diikutsertakan karena sejalan dengan masalah penelitian mengenai strategi pencitraan PT. Ki Kunci Komunikasi, pendekatan induktif berguna untuk melihat apakah strategi pencitraan PT. Ki Kunci Komunikasi efektif dalam membentuk citra perusahaan. Penulis juga menyertakan pendapat-pendapat narasumber atau informan yang dianggap perlu untuk diikutsertakan pada penelitian ini.
47
Pada pendekatan induktif, seluruh data yang diikutsertakan dijelaskan dimulai dari halhal yang bersifat khusus kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang bersifat umum.
3.2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan adalah cara atau teknik bagaimana data itu bisa ditemukan, digali, dikumpulkan, dikategorikan dan dianalisis (Ardianto, 2010:161). Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan oleh penulis dengan mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2003:31). 2. Studi Lapangan Studi yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden (Ruslan, 2003:32). Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh penulis, antara lain: a. Metode wawancara semiterstruktur yang merupakan jenis wawancara dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
48
wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam metode ini, penulis dapat mengajukan pertanyaan diluar daftar pertanyaan yang sudah diformulasikan jika hal tersebut dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2009:233). b. Mengadakan observasi atau pengamatan lapangan (field observation). Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan panca indera penulis (Ardianto, 2010:165). Metode observasi dilakukan oleh penulis untuk memahami keadaan lingkungan penelitian, membaca sumber referensi, mendengarkan
berita,
mengamati
gejala-gejala
yang
timbul,
mengumpulkan data-data yang tidak tertulis secara lengkap dan menganalisis data yang sudah didapat untuk melengkapi hasil penelitian.
3.2.2 Narasumber Penelitian Dalam menjaring informasi untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan narasumber yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.
49
1. Narasumber Internal Narasumber internal yaitu narasumber yang berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan. Narasumber internal yang dipilih oleh penulis antara lain: a. Imron Zuhri selaku komisaris dan pendiri PT. Ki Kunci Komunikasi. b. Mohammad Sjahrial selaku Direktur Utama PT. Ki Kunci Komunikasi. c. Nur Diah Kumalashinta selaku Direktur Public Relations PT. Ki Kunci Komunikasi. Penulis menggunakan narasumber diatas dengan alasan narasumber tersebut merupakan pihak yang bertanggung jawab di PT. Ki Kunci Komunikasi dan memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan citra perusahaan. 2. Narasumber Eksternal Narasumber eksternal merupakan narasumber yang berasal dari luar perusahaan, dalam hal ini narasumber eksternal yang dimaksud adalah klien perusahaan. Dalam menjaring informasi dari pihak ekternal, penulis menggunakan teknik non-probability sampling yaitu sampel purposif (purposive sampling), yaitu merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut
50
pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ruslan, 2003:156). Karakteristik yang digunakan oleh penulis dalam menentukan narasumber eksternal adalah klien perusahaan yang berlokasi di Jakarta dan merupakan klien perusahaan dalam periode tahun 2011-2012. Narasumber tersebut, antara lain: a. Evelyn Naftalie selaku Brand Executive NAN Nestle yang merupakan klien jangkan panjang perusahaan. b. Deddy Achmadi Machdan selaku External Communications Executive PT. HM Sampoerna Tbk.
3.2.3 Metode Analisa Data 1. Validitas dan Reliabilitas Data a. Validitas Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan kenyataan, dan apakah sesuai dengan yang sebenarnya atau tidak (Ardianto, 2010:194). Dalam penelitian ini, validitas dibedakan menjadi dua, yaitu: i.
Validitas Internal (kredibilitas), merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen ini
51
sungguh-sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. Dalam penelitian kualitatif, validitas internal menggambarkan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada partisipan
(Ardianto,
2010:195). Dalam pengujian validitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan membercheck. Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dapat dikatakan membercheck bertujuan agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2011:276). ii.
Validitas Eksternal (keteralihan) berkenaan dengan generalisasi, yakni sampai manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain di luar penelitian. Penelitian kualitatif tidak melakukan sampling acak, juga tidak mengadakan pengolahan statistik untuk mempertahankan generalisasi dan validitas eksternal
(Ardianto, 2010:194). Dalam penelitian ini tidak
memiliki validitas eksternal, karena apa yang ditemukan dalam perusahaan konsultan PR Ki-Comm tidak berlaku bagi perusahaan konsultan PR lainnya yang memiliki klien dan strategi perusahaan yang pasti berbeda. Sehingga tidak dapat mencapai taraf
52
ketuntasan dan diperoleh kesamaan kesimpulan dari perusahaan konsultan PR yang berbeda.
b. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya. Dalam penelitian kualitatif tidak dikenakan syarat reliabilitas karena situasi dalam kehidupan nyata tidak dapat diulangi. Setiap situasi pada hakikatnya unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Dimana setiap peneliti memberikan laporan menurut bahasa dan jalan pikirannya sendiri-sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencacatan hasil observasi dan wawancara terkandung unsur-unsur individualistik. Proses penelitian selalu bersifat personalistik dan tidak ada dua peneliti yang akan menggunakan dua metode yang sama persis (Ardianto, 2010:196). Dalam Penelitian ini tidak memiliki reliabilitas karena penelitian ini tidak dapat diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain dalam penelitian lainnya. Hal tersebut dikarenakan setiap peneliti memberikan laporan menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri-sendiri. Demikian halnya dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi serta wawancara yang selalu bersifat individualistik. Dapat diketahui setiap peneliti memiliki persepsi yang berbeda satu dengan yang lain, dan tidak ada dua peneliti yang menggunakan dua metode yang sama persis.
53
2. Analisis Data Aktivitas analisis data kualitatif, menurut Miles and Huberman dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification (Sugiyono, 2009:430). Analisis data kualitatif akan dijelaskan secara lengkap sebagai berikut: a. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dimana data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. b. Data Display (Penyajian Data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
54
c. Conclusion Drawing and Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Sehingga, kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak (Sugiyono, 2009:431).