BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN
3.1 Perumusan Masalah Penelitian Pada saat ini kondisi keamanan di DKI Jakarta sudah cukup meresahkan, salah satunya adalah semakin tingginya tingkat pencurian kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilihat dari kasus pencurian yang terus bertambah dari tahun ke tahun, berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik. Pada tahun 2002 telah terjadi 5.986 kasus (1.647 kasus merupakan kasus pencurian mobil), pada tahun 2003 telah terjadi 6.393 kasus, dan pada tahun 2004 telah terjadi 9.995 kasus. Dari 9.995 kasus yang terjadi pada tahun 2004 hanya 342 kasus saja yang berhasil diungkap oleh pihak kepolisian.seperti yang terjadi pada bulan agustus 2004 telah terjadi pencurian mobil sebanyak 113 kasus dan hanya 6 kasus saja yang berhasil diungkap oleh aparat kepolisian. Hal ini membuktikan bahwa masih lemahnya kemampuan polisi dalam mengungkapkan kasus tersebut. Kondisi ini menyebabkan setiap pemilik kendaraan bermotor meningkatkan keamanan kendaraannya dengan cara menggunakan berbagai jenis sistem keamanan tambahan yang ada, khususnya mobil, mulai dari menggunakan kunci stir, hingga menggunakan sistem alarm, namun sistem keamanan tambahan yang sudah digunakan masih kurang mampu memberikan rasa aman yang lebih bagi para pemilik mobil. Seperti halnya dapat kita lihat dari beberapa contoh kasus pencurian mobil yang dilaporkan pada POLSEK METRO Pulogadung antara lain : pencurian mobil pada hari jumat tanggal 8 Juli 2005 sebuah mobil Toyota Kijang diparkir di depan mesjid pada pukul 05.00, dalam keadaan terkunci dan menggunakan kunci pengaman tambahan namun ternyata pada jam 06.30 mobil telah hilang.
28
Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan setiap pemilik mobil akan kondisi keamanan mobil yang dimilikinya. Dengan melihat kondisi tersebut, maka dikembangkan suatu sistem keamanan mobil yang memanfaatkan teknologi telepon selular dengan fasilitas jaringan GSM (Global System for Mobile Communication), sehingga diharapkan dapat membantu pemilik mobil mengetahui keadaan keamanan mobilnya dari jarak jauh. Dengan sistem keamanan mobil ini, pemilik mobil memperoleh informasi mengenai keadaan keamanan mobilnya via SMS (Short Message Service). Sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini akan dijadikan pesaing di pasaran sistem keamanan yang sudah ada. Namun permasalahan yang paling penting adalah bagaimana meyakinkan masyarakat akan kualitas dan kelebihan dari produk sistem keamanan mobil ini dikarenakan produk ini masih baru dan belum banyak diketahui masyarakat secara luas.
3.2 Cara Kerja Sistem Secara Umum Untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan sistem ini, si pemilik kendaraan melakukan misscall ke telepon selular yang terhubung ke modul sistem alarm di mobil. Sistem pada mobil memiliki detektor yang akan mengontrol keadaan pintu mobil. Apabila salah satu pintu mobil terbuka, maka sistem akan memutuskan tegangan agar mobil tidak bisa dihidupkan serta menghidupkan lampu darurat dan sistem akan memberitahukan pemilik mobil dengan mengirimkan sms.
29
Modul dalam Mobil
Detector pada pintu
Microcontroller
Penonaktifan listrik pada mobil
Telepon selular
Lampu Darurat
Misscall
SMS
Telepon selular pemilik mobil
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
3.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Keamanan Mobil dengan Telepon Selular Kelebihan sistem keamanan mobil dengan telepon selular antara lain : •
Sistem dapat memberitahukan keadaan pintu mobil jika pintu terbuka.
•
Sistem dapat langsung mematikan kelistrikan pada mobil sehingga mobil tidak dapat distarter.
•
Sistem dapat menghidupkan lampu emergency supaya keadaan mobil dapat diketahui oleh penjaga yang ada.
30
•
Jika terjadi kehilangan mobil, mobil dapat diketahui keberadaannya dengan mendeteksi keberadaan telepon selular yang ada pada mobil dengan menggunakan fasilitas yang ada pada operator jaringan.
Kekurangan sistem keamanan mobil dengan telepon selular antara lain : •
Kualitas jaringan telepon tergantung pada operator jaringan yang digunakan.
•
SMS hanya dapat dikirim satu kali jika terjadi kepadatan maka SMS tidak terkirim.
•
Telepon selular harus ditinggalkan satu di dalam mobil.
3.4 Kerangka Dasar Penelitian Penelitian ini akan menganalisis pasar dari sistem keamanan mobil dengan telepon selular. Dalam penelitian analisis pasar ini membutuhkan langkah-langkah yaitu menentukan segmentasi pasar, menentukan pasar sasaran, dan menentukan posisi produk dalam pasar.
3.4.1 Menentukan Segmentasi Pasar Segmentasi merupakan proses pendefinisian untuk memecah pasar yang besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil berdasarkan kriteria-kriteria seperti geografis (negara, negara bagian, kota), demografis (pendapatan, pekerjaan), psikologis (kelas sosial, gaya hidup), prilaku (pengetahuan, sikap, pengguna).
31
Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, dilihat dari kriteria geografisnya, lokasi yang dipilih adalah DKI Jakarta, karena DKI Jakarta memiliki jumlah populasi mobil yang lebih banyak dibandingkan provinsi-provinsi lainnya.
60 50 DKI jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur
40 30 20 10 0
2001
2002
2003
Gambar 3.2 Statistik Jumlah Mobil di Setiap Provinsi di Pulau Jawa (dalam persen) (sumber : Biro Pusat Statistik )
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah kriteria psikografis dimana variabel yang dipilih yaitu variabel kelas sosial. Variabel kelas sosial ini dapat dilihat dari harga mobil yang dimiliki. Hal ini dikarenakan melalui harga mobil dapat diketahui daya beli terhadap sistem keamanan mobil. Kriteria lain yang juga penting adalah kriteria prilaku, dimana kriteria tersebut mendefinisikan hal-hal penting yang juga mempengaruhi keinginan suatu pasar dilihat dari pengetahuan atau pemahaman pasar tentang teknologi sehingga memudahkan penetrasi produk pada pasar.
32
3.4.2 Membidik Pasar Sasaran Dalam usaha untuk mempertajam akurasi pasar sasaran, maka dianalisis metode-metode lain yang menunjang. Keakuratan tersebut didapatkan dengan mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak, dan segmen mana yang akan dibidik. Melalui hal tersebut maka digunakanlah pola segmen tunggal, adapun potensi dari pola segmen tunggal adalah pemasaran yang lebih terkonsentrasi dan mendapatkan pengetahuan yang lebih kuat akan kebutuhan segmen dan meraih posisi pasar yang kuat pada segmen tersebut, disisi lain pola segmen tunggal juga memiliki resiko diatas resiko normal, hal ini dikarenakan hanya mengandalkan satu segmen saja yang dijadikan sebagai pasar sasaran sehingga dengan alasan tersebut banyak perusahaan yang beroperasi lebih dari satu segmen. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis yang lebih mendalam agar dapat mengurangi resiko tersebut. M1
M2 M3
P1 P2 P3
Gambar 3.3 Pola Segmen Tunggal
Jadi berdasarkan pola segmen tunggal, pasar sasaran yang dibidik adalah pemilik mobil dengan harga mobil antara 100 juta sampai dengan 300 juta, dikarenakan pada segmen ini, memiliki jumlah mobil paling banyak di pasaran , selain itu harga 33
mobil dengan kisaran tersebut paling banyak dicuri, sehingga pada segmen ini dirasa cukup potensial untuk menggunakan sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini.
Tabel 3.1 Persentase Jumlah Jenis Mobil Berdasarkan Harga Harga Mobil
Jumlah
Persentase
< 100 Juta
31
8,33 %
>100 Juta – 300 Juta
208
55,92 %
> 300 Juta
133
35,75 %
( sumber : Ascomaxx Desember 2005 )
3.4.3 Menentukan Posisi Produk dalam Pasar Setelah melakukan segmentasi dan penentuan pasar sasaran maka langkah selanjutnya adalah menentukan posisi produk dalam pasar. Dalam menentukan posisi produk terdapat empat buah posisi pasar yaitu pemimpin pasar, penantang pasar, pengikut pasar, dan pengisi celah pasar. Jenis sistem keamanan mobil (alarm) yang terdapat di pasaran secara umum dibedakan menjadi dua yaitu dengan sistem bunyi dan dengan sistem sentuh. Sistem bunyi merupakan sistem keamanan mobil yang dapat mengeluarkan bunyi bila terdapat gangguan pada mobil, sedangkan sistem sentuh adalah sistem keamanan yang menggunakan sentuhan tangan pada tombol atau switch tertentu yang letaknya tersembunyi untuk menghidupkan mobil, sehingga tanpa sentuhan tangan terhadap tombol atau switch tersebut, walaupun si pencuri berhasil masuk ke dalam mobil tetap tidak bisa menghidupkan mobil bahkan jika kunci kontak atau remote mobil tertinggal sekalipun di dalam mobil.
34
Berdasarkan kedua jenis sistem keamanan mobil tersebut, sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini termasuk dalam jenis sistem sentuh dimana yang menjadi pemimpin pasar untuk sistem keamanan jenis ini adalah sistem alarm dengan merek Viper, dan yang menjadi penantang pasar yaitu merek M Guard, Arival, sedangkan yang menjadi pengikut pasar yaitu Itaco, Hunter, dan Raiton, lalu yang menjadi pengisi celah pasar yaitu merek Clifford. Sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini juga ikut termasuk dalam pengikut pasar sehingga diharapkan mampu bersaing dengan Itaco, Hunter, dan Raiton. Dalam penelitian ini akan diamati para pesaing dari produk ini. Menurut Michael Porter ada lima kekuatan yang menentukan daya tarik jangka panjang segmen pasar tertentu. Berikut adalah identifikasi pesaing menurut lima kekuatan yang dikemukakan Michael Porter : 1. Ancaman dari rival segmen Segmen tertentu akan menjadi tidak menarik jika telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Kondisi ini akan menyebabkan sering terjadi perang harga, perang iklan, dan akan menjadi sangat mahal untuk disaingi. Persaingan produk sistem keamanan mobil pada saat ini memiliki cukup banyak pesaing seperti Viper dan Clifford yang merupakan produsen dari sistem alarm yang sudah banyak digunakan. 2. Ancaman pendatang baru Pedatang baru untuk produk sistem keamanan mobil merupakan ancaman yang cukup potensial dikarenakan mudahnya suatu produk untuk masuk ke dalam persaingan sistem keamanan mobil, hal ini ditandai dengan banyaknya jenis sistem keamanan mobil yang ditawarkan dipasaran. Segmen dari sistem 35
keamanan mobil dengan telepon selular ini memiliki pasar yang cukup besar sehingga dapat menarik banyak produk pendatang baru untuk ikut dalam persaingan. 3. Ancaman produk substitusi Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual atau potensial, yang akan membatasi harga dan laba. Sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini memiliki ancaman yang cukup tinggi dari produk pengganti dikarenakan banyaknya jenis sistem keamanan mobil yang ditawarkan dengan harga dan kemampuan yang bervariasi. Selain itu dengan kemajuan teknologi maka produk ini akan mendapat ancaman dari produk substitusi yang menawarkan teknologi baru menyempurnakan kelemahan dari teknologi yang ada pada produk ini. 4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar yang kuat atau semakin meningkat. Kekuatan posisi tawar pembeli akan berkembang jika mereka dapat berpindah ke produk sistem keamanan mobil lain dengan mudah. Untuk melindungi diri dari ancaman ini, yang paling baik adalah mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh para pembeli yang kuat. 5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok Ancaman ini akan sangat mempengaruhi harga dari sistem keamanan mobil dengan telepon selular ini. Jika pemasok menawarkan harga yang tinggi, maka akan berakibat harga produksi dari sistem ini juga akan meningkat. Untuk mengatasinya, yang terbaik adalah dengan memakai berbagai sumber 36
pasokan,
misalnya
:
provider
GSM
(Global
System
for
Mobile
Communication ). Pendatang Baru Sistem alarm dengan teknologi terbaru
Rival Segmen
Pemasok Provider jaringan GSM
• Sistem Keamanan Mobil dengan Telepon Selular • Rivals : - Clifford - Viper - Hunter - Produk sejenis lainnya
Pembeli Pemilik mobil
Produk subtitusi Sistem keamanan mobil elektronik dan nonelektronik lainnya (mis : kunci stir) Gambar 3.4 Gambaran Umum Persaingan Produk Menurut Analisis Porter
37
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pasar sistem keamanan mobil dengan telepon selular dimulai pada bulan Oktober sampai dengan November 2005. Penelitian ini dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh para pemilik mobil yang disebar pada beberapa bengkel di pasar mobil kemayoran, Jakarta Pusat.
3.6 Perumusan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dijadikan tujuan dalam penelitian ini adalah pemilik mobil di DKI Jakarta, namun dikarenakan tidak adanya data yang pasti mengenai jumlah pemilik mobil di jakarta, maka teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non-probability sampling, dimana dengan teknik ini tidak memliki perhitungan dalam menentukan jumlah sampel serta karena masalah keterbatasan waktu dan biaya maka banyaknya sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 100 sampel. Teknik Non Probability Sampling yang digunakan yaitu metode Purposive atau disebut juga metode Judgemental. Metode penelitian dalam riset ini tergolong studi deskriptif, dimana tujuan dari metode ini untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) suatu keadaan pasar berdasarkan data-data yang diperoleh. Dalam memperoleh data digunakan metode sampling yaitu dengan mencatat sebagian kecil dari populasi (hanya sebagai sampel saja).
38
3.7 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data subyek dan data fisik. Data subyek yang didapat berupa hasil wawancara dan data fisik yang didapat berupa hasil kuisioner. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan vendor atau distributor variasi sistem keamanan mobil dan dari hasil kuisioner yang disebarkan pada pelanggan-pelanggan bengkel mobil. Untuk sumber data sekunder diperoleh dari Biro Pusat Statistik yang menyediakan data-data berupa jumlah populasi mobil di setiap provinsi di Indonesia, dan data dari POLSEK METRO Pulogadung, mengenai contoh-contoh kasus pencurian mobil.
3.8 Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan melakukan kuisioner dan wawancara. Kuisioner diberikan pada setiap pelanggan-pelanggan bengkel mobil yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon mereka terhadap sistem keamanan mobil yang sudah digunakan baik dari sisi buruk maupun sisi baiknya, dan bagaimana respon mereka terhadap sistem keamanan mobil dengan telepon selular, apakah cukup dapat diterima dan akan memberikan perasaan aman yang lebih baik atau tidak pada saat mobil di parkir. Wawancara dilakukan secara langsung pada vendor / distributor variasi sistem keamanan mobil untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dihadapi oleh konsumen dan untuk megetahui pasaran sistem keamanan mobil yang sudah ada sekarang ini.
39
3.9 Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS untuk menghasilkan pie chart dan melakukan pengujian reliabilitas berdasarkan data hasil kuisioner. Dalam melakukan pengolahan data diperlukan pengujian validitas dan reliabilitas, dimana pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil kuisisoner layak atau tidak dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, dan pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keakuratan dari kuisioner, sehingga hasil dari kuisioner dapat dipercaya dan diketahui keabsahannya. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi ( r ) product moment yaitu sebagai berikut :
N (∑ XY ) − (∑ X ∑ Y )
r=
dimana :
[ N ∑ X 2 − (∑ X ) 2 ][ N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 ] r
=
nilai korelasi
N
=
jumlah sample yang diambil
X
=
nilai setiap pertanyaan
Y
=
nilai total pertanyaan
Berdasarkan rumus tersebut, kuisioner dinyatakan valid apabila nilai r dari setiap pertanyaan lebih besar dari nilai R Produk Momen untuk 100 responden yaitu 0,195 untuk taraf signifikan 95 % atau 0,256 untuk taraf signifikan 99 %
40