BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun yaitu seri FR0017, FR0018, FR0026, dan FR0027 yang dipengaruhi oleh besarnya perubahan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), tingkat inflasi dan kurs (nilai tukar rupiah terhadap dollar AS).
3.2 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal. Penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih (independent variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable). Penelitian ini memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan berdasarkan data sekunder berupa data bulanan inflasi, tingkat bunga acuan Bank Indonesia, data rata-rata bulanan kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan data perubahan yield to maturity obligasi negara seri fixed rate dengan tenor 10 tahun pada periode November 2005 sampai dengan Desember 2009. Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian murni/ dasar karena bersifat melengkapi penelitian yang dilakukan sebelumnya serta hanya untuk meningkatkan pengetahuan. Sehingga sangat dimungkinkan dilakukan penelitian selanjutnya yang
32
33
lebih mendalam. Dalam penelitian ini diolah dengan pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan data berbentuk angka-angka yang kemudian diolah dengan software statistik.
3.3 Hipotesis Menurut Indriantoro (2002) Hipotesis adalah pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep-konsep teoritis yang perlu diuji secara empiris. Hipotesis memberikan keterangan sementara mengenai fenomena (gejala) yang diteliti, dalam hal ini adalah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis terbagi menjadi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang diharapkan akan ditolak, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang ingin dipastikan atau diterima dalam penelitian. Tujuan menyusun H0 adalah untuk memberikan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara ekspetasi peneliti dengan fenomena yang diteliti. Kemungkinan sebaliknya bila ada perbedaan antara ekspetasi peneliti dengan data yang dikumpulkan, dirumuskan dalam format Hα. Penolakan atau penerimaan hipotesis didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan uji statistik. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh variabel-variabel ekonomi yang terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia, dan kurs terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun. Sesuai dengan tujuan penelitian maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
34
H10 : Perubahan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun H11 : Perubahan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun H20
: Perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
H21
: Perubahan tingkat inflasi berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
H30
: Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
H31
: Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
H40
: Perubahan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia, tingkat inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS tidak berpengaruh secara simultan terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
35
H41
: Perubahan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia, tingkat inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berpengaruh secara simultan terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun.
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran Menurut Nur Indriantoro (2002) variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai yang mempengaruhi atau ikut berperan terhadap hasil penelitian dan dapat menerangkan permasalahan yang diteliti. Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Variabel terikat (dependent variable = Y) Variabel yang dipengaruhi variabel lain, variabel terikat yang digunakan disini adalah yield to maturity obligasi negara seri fixed rate dengan tenor 10 tahun. Indikator empirik adalah yield to maturity bulanan dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun untuk periode November 2005 sampai Desember 2009 yang dinyatakan dalam presentase (%). Untuk mendapatkan variabel Y digunakan rata-rata YTM harian dalam satu bulan.
YTMbulan ke-t = Σ YTM Σ hari kerja dalam bulan ke-t
36
2. Variabel bebas (independent variable =X1, X2, X3) Variabel ini berfungsi untuk menerangkan variabel lain (variable dependent). Variabel yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi dan kurs. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut : •
Inflasi Definisi operasional inflasi merupakan tingkat kenaikan harga secara umum
dan terus-menerus dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Indikator empirik adalah inflasi bulanan dari periode November 2005 sampai Desember 2009. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Variabel ini adalah variabel bebas yang diukur dengan presentase (%) •
Tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) Definisi operasional suku bunga acuan dengan tenor satu bulan yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu. Variabel yang digunakan adalah tingkat suku bunga yang dinyatakan dalam presentase (%). Indikator empirik adalah suku bunga Bank Indonesia bulanan periode November 2005 sampai dengan Desember 2009. BI rate untuk bulan ke -n pada variabel ini didapatkan dengan cara membagi rata-rata BI rate dengan jumlah bulan dalam setahun.
37
•
Kurs (nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS) Variabel nilai tukar ini adalah variabel bebas dan yang digunakan adalah nilai
tukar rupiah terhadap Dollar AS. Indikator empirik adalah nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS bulanan periode November 2005 sampai dengan Desember 2009 yang dinyatakan dalam satuan mata uang (Rp/ USD). Kurs yang digunakan adalah kurs tengah Dollar AS terhadap rupiah.
3.5 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang berupa data historis selama periode bulan November 2005 sampai dengan Desember 2009, yang bersumber dari beberapa media seperti penyedia informasi Bloomberg, Biro Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Adapun data dimaksud yaitu : 1. Data yield to maturiy obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun 2. Data perubahan kurs rupiah terhadap Dollar AS 3. Data tingkat suku bunga Bank Indonesia 4. Data tingkat inflasi bulanan. Data sebagaimana tersebut di atas diklasifikasikan sebagai data time series. Menurut Winarno (2009) data time series adalah data yang terdiri dari satu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu.
38
3.6 Metode Pengumpulan Data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Studi pustaka, yaitu memperoleh data dengan cara mempelajari teori-teori dari buku-buku literatur dan/atau jurnal serta tulisan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas guna memperoleh pemahaman mengenai konsep dan landasan teori yang akan digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang sedang dibahas. 2. Mengambil data melalui sumber penyedia data elektronik informasi keuangan ,seperti bloomberg, situs Biro Pusat Statistik dan Bank Indonesia. 3. Mengutip beberapa informasi dari website dan referensi lainnya.
3.7
Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
mengenai yield to maturity obligasi negara seri fixed rate dengan tenor 10 tahun, laju inflasi, dan suku bunga Bank Indonesia. Pengamatan populasi dan sampel dilakukan secara bulanan yaitu sejak bulan November 2005 sampai dengan Desember 2009.
39
3.8
Metode Analisis Data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Ordinary Least Square
yaitu teknik mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat setiap kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Menurut Winarno (2009) analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel independen.
3.9 Pengujian Model Untuk menguji pengaruh perubahan kurs, tingkat suku bunga Bank Indonesia dan inflasi terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate digunakan analisis regresi linier berganda, agar diperoleh model taksiran yang tidak bias dan yang terbaik maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi linier. Metode Ordinary Least Square dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Adapun permodelan regresi dalam penelitian ini adalah : YTMt = β0 + β1 BI RATE + β2 INFLASI + β3 KURS + εt Dimana : YTM
: yield to maturity obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun
β0
: konstanta
Kurs
: perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
BI Rate
: tingkat suku bunga Bank Indonesia
40
Inflasi
: perubahan data laju inflasi
β1, β2
: koefisien regresi
εt
: error term
3.10 Pengujian Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis dengan metode analisis regresi dengan bantuan SPSS versi 16.0. yang bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat bunga Bank Indonesia, kurs dan inflasi terhadap yield to maturity obligasi negara seri fixed rate. Model regresi linear berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Adapun pengujian tersebut antara lain : a. Uji Keseluruhan (F-Stat) Pengujian F-statistik digunakan untuk menguji signifikansi dari semua variabel bebas sebagai suatu kesatuan, atau mengukur pengaruh variabel bebas secara bersama-sama. Dengan kata lain uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan koefisien regresi signifikan dalam menentukan nilai variabel tak bebasnya. Secara umum Pengujian uji F ini dilakukan dengan hipotesis: H0 : variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi secara signifikan variabel tidak bebasnya.β1= β2= β3=0 H1 : variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan variabel tidak bebasnya. βi≠0 untuk i=1, 2, dan 3.
41
Kriteria pengujian terhadap hipotesis pada penelitian ini berdasarkan probabilitas (signifikan F) dimana: - Jika probabilitas > α, maka tidak ada bukti untuk menolak H0, - Jika probabilitas < α, maka H0 ditolak. Jika Ho diterima, berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Sebaliknya, jika Ho ditolak berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah terikat (Nachrowi, D Nachrowi, 2006). b. Uji Parsial (T-Stat) Uji statistik-t dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah independent variable secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable. Pengujian ini diolah dengan menggunakan tingkat signifikasi α = 5% (0.05). Caranya adalah dengan membandingkan nilai t-Statistik (t-hitung) dengan nilai t-tabel. Secara umum Pengujian uji t ini dilakukan dengan hipotesis: H0 : b = 0 ; masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebasnya secara tidak signifikan H1 : b = 0 ; masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebasnya secara signifikan Daerah signifikansi: α = 5%, karena merupakan uji dua arah, maka daerah signifikansinya adalah 2,5% kiri dan 2,5% kanan atau lebih besar dari nilai kritisnya yang dirumuskan sebagai berikut:
42
tα/2 (n-k)= t tabel Kriteria keputusan: Tolak H0 jika t hitung > t tabel Terima H0 jika t hitung < t tabel c.
Uji Koefisien Determinasi R2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara
variabel independen yang digunakan dengan variabel dependen. R2 adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi atau persentase variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. Besarnya R2 berada di antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1). Hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati 1 nilai R2 berarti dapat dikatakan bahwa model tersebut baik, karena semakin dekat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain, bila nilai R2 semakin mendekati satu berarti variasi variabel dependen hampir sepenuhnya dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam model, dan sebaliknya
3.11 Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat penyakitpenyakit regresi yang tidak diperbolehkan dalam pengolahan data regresi secara statistik. a.
Uji Normalitas
43
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki distribusi normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5%, maka data berdistribusi normal, dan demikian sebaliknya. b.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas untuk menguji apakah model regresi mempunyai
korelasi antar variabel bebas. Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas, demikian juga sebaliknya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan : •
Bila VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
•
Bila VIF < 10 maka tidak terdapat masalah masalah multikolinearitas yang serius
c.
Uji Autokorelasi Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model
tersebut bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) adalah tidak adanya korelasi antara residu satu dengan residu lainnya. Jadi autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi linear berganda yaitu Uji Durbin-Watson (Nachrowi, 2006). Pengujian terhadap autokolerasi dilakukan dengan menggunakan statistik DW Durbin Watson.
44
Pengujian ini dilakukan berdasarkan nilai pada Tabel DW pada batas bawah dL dan batas atas dU. Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding uji DW dengan aturan sebagai berikut : 1. DW < dL = terdapat korelasi positif 2. dL ≤ DW≤ dU = tidak dapat disimpulkan 3. dU < DW < 4-dU = tidak terdapat korelasi 4. 4-dU ≤ d ≤ 4-dU = tidak dapat disimpulkan 5. d > 4-dL = ada korelasi negatif Dampak yang timbul akibat adanya otokorelasi adalah taksiran yang diperoleh dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) tidak lagi BLUE, namun masih tidak bias, dan konsisten. Oleh karenanya interval kepercayaan menjadi lebar, dan uji signifikansi kurang kuat. Akibatnya uji-t dan uji F tidak dapat dilakukan, atau hasilnya tidak akan baik. Teknik mengatasi Otokorelasi, menurut Nachrowi (2006) permasalahan otokorelasi dapat diatasi dengan Metode Pembedaan Umum (Generalized Difference) pembedaan ini sesungguhnya merupakan salah satu bentuk transformasi. Pada metode ini, transformasi dilakukan dengan mengurangi nilai variabel (bebas dan terikat) pada waktu ke-t, dengan waktu ke-(t-1). d.
Uji heteroskedastisitas Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan varians. Jika terjadi kesamaan varians dinamakan homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak boleh terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa metode
45
yang
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi
ada
tidaknya
masalah
heteroskedastisitas. Dalam mendeteksi adanya heteroskedastis maka dapat dilakukan metode informal dan formal, Gujarati (2006). Untuk metode informal dapat digunakan grafik sebar (scatter plot). Sedangkan metode formal dan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser Test. Dalam uji ini apabila tingkat signifikansi variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.