BAB 3 OBJEK PENELITIAN
3.1
Sejarah Pertambangan di Indonesia
Pertambangan di Indonesia sudah ada dari zaman kesultanan, raja hindu, dan budha di Indonesia di masa lampau. Namun sejarah pencatatan akuntansi di usaha pertambangan baru dimulai pada saat VOC datang ke Indonesia. Pada saat itu pencatatan akuntansi masih menggunakan metode yang sangat sederhana. Pada saat jepang menduduki Indonesia tidak banyak perubahan yang terjadi. Akhirnya setelah diambil alih dari pihak jepang indonesia menguasai sumber daya mineralnya pada tanggal 11 September 1945 (sumber: ESDM) melalui jawatan tambang dan geologi yang berpusat di bandung. Saat ini setelah mengalami banyak perubahan dalam sistem akuntansi pertambangan hampir selama 70 tahun. Diawali dengan mulai sistem akuntansi dari zaman kolonial belanda berupa tata buku (single entry). Kemudian berubah mengikuti pengaruh sistem akuntansi dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an akibat derasnya arus modal dari Amerika Serikat ke Indonesia. Sistem akuntansi ini lah yang sering kita kenal dengan US GAAP. Pada tahun 1980-an Indonesia memulai harmonisasi sistem akuntansi termasuk di dalamnya akuntansi pertambangan. Maka lahirlah Prinsip Dasar Akuntansi Nomor 5 tentang pertambangan. Lalu pada tahun 1990-an dimulai harmonisasi tahap kedua yang melahirkan PSAK 33 tahun 1994. Dan akhirnya pada tahun 2011 setelah dimulainya konvergensi terhadap IFRS pada tahun 2009 PSAK 33 direvisi dan diterbitkannya PSAK 64. 25
3.2
Sejarah Singkat
PT. Newmont Nusa Tenggara adalah perusahaan pertambangan emas dan tembaga di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1986 setelah Newmont Mining Corporation mendapatkan kontrak karya di Blok Batu Hijau, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. PT Newmont Nusa Tenggara Merupakan perusahaan patungan antara Nusa Tenggara Partnership BV (56%), PT. Pukuafu Indah (17,8%), PT. Indonesia Masbaga Investama (2,2%), dan PT Multi Daerah Bersaing (24%).
Pada awalnya, PT Newmont Nusa Tenggara berdiri dimiliki seluruhnya oleh Nusa Tenggara Partnership BV yang mayoritas dimiliki oleh Newmont Mining Corporation, AS. Sedangkan, sisa kepemilikannya dimiliki oleh Sumitomo Corporation, Jepang. Pada Desember 2009, Newmont Mining Corporation setuju untuk menjual 20 % saham yang dimilikinya kepada PT. Pukuafu Indah. Tanggal 25 Juni 2010, PT. Pukuafu Indah menjual 2,2% saham yang dimilikinya kepada PT. Indonesia Masbaga Investama.
Sesuai dengan perjanjian dalam kontrak karya tahun 1986 menyatakan bahwa setelah produksi komersial 10 tahun, Newmont harus menjual 51% saham kepada pemerintah atau investor lokal. Karena 20% kepemilikan atas PT. Newmont Nusa Tenggara telah dimiliki investor dalam negeri, maka Newmont masih meiliki kewajiban untuk menjual 31% saham sisanya. 24% saham PT. Newmont Nusa Tenggara telah dijual kepada PT. Multi Daerah Bersaing. Saat ini 7% saham sedang dalam proses divestasi kepada investor Indonesia. PT.Newmont Nusa Tenggara memulai konstruksi pada awal 1997 dan memulai produksi 1 Maret 2000.
26
PT Newmont Nusa Tenggara memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai pedoman perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, visi dan misi tersebut sebagai berikut:
a. Visi dari PT. Newmont Nusa Tenggara
Menjadi perusahaan tambang yang paling dihargai dan dihormati melalui pencapaian kinerja terdepan dalam industri tambang. Untuk mencapai visi tersebut PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki beberapa nilai:
i. Bertindak atas dasar integritas, kepercayaan dan rasa hormat. ii. Menghargai kreativitas, tekad untuk menjadi yang terbaik dan komitmen untuk bertindak. iii. Mewujudkan kepemimpinan di bidang keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial. iv. Mengembangkan karyawan untuk menjadi yang terbaik. v. Mengutamakan dan mewujudkan kerja tim serta komunikasi yang jujur dan terbuka. vi. Mendukung perubahan yang positif dengan mendorong inovasi dan menerapkan praktik yang telah disepakati
b. Misi dari PT. Newmont Nusa Tenggara
PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki visi yaitu kita akan membangun perusahaan tambang yang berkelanjutan, yang mampu memberikan laba tertinggi
27
kepada para pemegang saham dan menjadi yang terdepan di bidang keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Untuk mencapai misi-misi di atas PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki 2 cara yang harus dilaksanakan,yaitu, dasar strategi dan komitmen tim. Dasar strategi dari PT. Newmont Nusa Tenggara antara lain:
1)
Karyawan, Sumber Daya Kita yang Paling Berharga – Kita akan membangun budaya
kerja
yang
menghormati
keberagaman,
melibatkan
karyawan,
menumbuhkan kerja sama dan inovasi, menghargai kinerja tinggi dan mengembangkan pemimpin besar.
2)
Perencanaan dan Pelaksanaan Operasional – Kita akan menyusun rencana kerja yang wajar dan secara konsisten mencapai atau melampaui rencana yang ditetapkan.
3)
Perencanaan dan Pelaksanaan Proyek – Kita akan merampungkan proyek secara tepat waktu, sesuai anggaran dan lingkup proyek.
4)
Peningkatan Cadangan dan Produksi – Kita akan meningkatkan cadangan dan produksi melalui perpaduan antara eksplorasi, pengembangan cadangan dan akuisisi.
5)
Pemanfaatan, Lingkup dan Skala – Kita akan memanfaatkan keahlian global guna memperluas operasi dengan mengembangkan cebakan besar atau kecil secara efisien dan efektif. 28
6)
Kekuatan dan Fleksibilitas Finansial – Kita akan mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas finansial.
Sedangkan komitmen tim yang diharapkan adalah :
1)
Kita harus selalu sepenuhnya jujur satu sama lain.
2)
Kita harus mengutamakan kepentingan Perusahaan dalam setiap keputusan yang terkait dengan pekerjaan.
3)
Kita harus mengumpulkan, menganalisis dan membahas fakta-fakta yang sesuai agar dapat mengambil keputusan yang efektif dan melaksanakan rencanarencana yang telah disusun secara tepat waktu.
4)
Kita harus bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
5)
Kita harus mengambil risiko secara cerdas bersama-sama.
6)
Kita harus membuat janji yang baik, yang bersifat terbuka, aktif, tulus, eksplisit dan berdasar misi.
7)
Kita harus memikul tanggung jawab bersama-sama.
8)
Kita harus mendorong pemikiran yang beragam, kreatif, dan berani.
9)
Kita harus mengangkat telepon dan berkomunikasi satu sama lain secara berkala.
10)
Kita harus saling menghormati dan menghargai kehidupan pribadi dan keluarga.
3.3
Bidang Usaha
PT Newmont Nusa Tenggara adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan terbuka (open pit mining) yang berlokasi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang bertujuan untuk menggali batuan mineral (ore) dan memproses menjadi konsentrat padat mineral. 29
Tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dengan mineral ikutan emas dan terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi NTB, Indonesia. Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri dengan sedikit kandungan emas dan perak. Logam berharga tidak secara langsung dapat diperoleh karena bercampur dengan mineral lain yang tidak memiliki nilai ekonomis. Cebakan porfiri diketahui hanya memiliki kadar yang rendah. Di Batu Hijau, setiap ton bijih yang diolah hanya menghasilkan 4,87 kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil perolehan emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan sejumlah kecil logam yang dapat dijual, diperlukan kerja keras.
PT Newmont Nusa Tenggara sebagai perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan memiliki beberapa risiko. Risiko yang paling besar adalah terjadinya kecelakaan kerja dalam kegiatan penambangan atau pengolahan. Selain itu juga terdapat risiko pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat dari kegiatan eksplorasi, produksi, dan pengiriman konsentrat. Risiko yang juga harus dihadapi perusahaan pertambangan adanya risiko ditolaknya perijinan untuk melakukan kegiatan pertambangan dari masyarakat dan pemerintah setempat. Karena ketiga risiko tersebut maka PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki 3 fokus utama dalam kegiatan pertambangannya yaitu keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan operasionalnya, pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan menjaga keberlangsungan hidup biota di daerah pertambangan, dan membantu masyarakat sekitar tambang agar merasakan efek positif dari keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara. Diutamakannya ketiga hal ini dalam kegiatan bisnis PT. Newmont Nusa Tenggara bertujuan tercapainya kegiatan produksi yang sesuai dengan visi dan misi PT. Newmont Nusa Tenggara. 30
Selain berfokus kepada 3 hal tersebut PT Newmont Nusa Tenggara juga melihat risiko dari kondisi pasar. Risiko yang timbul dari kondisi pasar antara lain risiko atas fluktuasi harga komoditas yang menyebabkan pendapatan dan biaya yang bervariasi tergangtung dengan kondisi pasar, risiko fluktuasi kurs dan tingkat suku bunga yang mungkin menyebabkan selisih antara pencatatan pendapatan dan biaya antara prediksi dengan aktual, dan risiko pemasaran yang menggambarkan fluktuasi permintaan pasar terhadap komoditas yang dijual oleh PT. Newmont Nusa Tenggara.
3.4
Produk-produk
PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki produk yang sesuai dengan bidang usaha yang digeluti oleh PT Newmont Nusa Tenggara, maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa konsentrat mineral tambang yang berisi tembaga, emas, dan perak.
3.5
Struktur Organisasi/Manajemen/Mekanisme dan Prosedur
3.5.1 Struktur Organisasi
Sesuai dengan bagan di bawah maka tiap-tiap bagian memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing. Pada dasarnya PT. Newmont Nusa Tenggara membagi kegiatannya menjadi tiga bagian besar, yaitu kegiatan mining (penambangan), processing (pengolahan), bagian support (pendukung).
Bagian penambangan dan pengolahan dalam struktur organisasi ada di bawah bagian operasi, sedangkan bagian pendukung di dalam struktur organiasi sesuai 31
dengan kebijakan perusahaan. Dalam penjelasan berikut akan dibahas tanggung jawab dari masing-masing bagian secara terpetinci, yaitu :
Sumber : Lampiran 1
Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Newmont Nusa Tenggara
1. Presiden direktur, melakukan pengawasan dari tiap bagian yang ada,
2. manajer senior bidang komunikasi perusahaan yang bertanggung jawab atas komunikasi yang perusahaan lakukan ke dalam maupun ke luar perusahaan,
32
3. manajer umum bidang tanggung jawab sosial dan hubungan pemerintah yang bertugas
untuk
mengembangkan
masyarakat
sekitar
tambang
serta
berkomunikasi dengan pemerintah baik di pusat atau pun di daerah,
4. kepala bagian keuangan yang bertanggungan jawab atas perbendaharaan, keuangan, pajak, pelaporan akuntansi, budgeting and forecasting, serta sistem teknologi informasi perusahaan,
5. manajer senior bidang kemitraan strategis yang bertugas dalam kegiatan penjualan perusahaan, perjanjian, dan kontrak-kontrak,
6. manajer umum bidang operasi bertanggung jawab atas kegiatan penambangan, pemrosesan, SDM, penyediaan fasilitas, pengadaan barang, transportasi, kesehatan, keselamatan dan loss prevention, dan semua aktivitas yang berkaitan langsung dengan aktivitas operasi,
7. manajer senior bidang administrasi bisnis yang bekerja dalam melakukan penilaian bisnis, dan
8. manajer bidang hukum yang bertanggung jawab atas semua hal yang berkaitan dengan permasalahan hukum di Indonesia.
3.5.2 Prosedur dan Kebijakan Akuntansi Perusahaan
33
Kebijakan akuntansi yang diterapkan PT Newmont Nusa Tenggara dalam penyusunan laporan keuangan adalah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu: 1. Pelaksanaan Tahun Buku PT. Newmont Nusa Tenggara melaksanakan tahun buku mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan disajikan dalam mata uang USD (dolar Amerika Serikat). PT. Newmont Nusa Tenggara menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi komprehensif, laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan.
3. Pengakuan Pendapatan dan Beban
PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mencatat pendapatan dan bebannya menggunakan metode akrual.
4. Pencatatan Akuntansi
Dalam menyusun laporan keuangannya PT. Newmont Nusa Tenggara menggunakan PSAK dalam pelaporan keuangannya. Hal ini berarti PT Newmont Nusa Tenggara telah menggunakan PSAK 33 tahun 2011 yang khusus mengatur kegiatan pengupasan lapisan tanah dan biaya lingkungan. Akun-akun yang terkait dengan kegiatan pertambangan adalah mining cost. Sedangkan 34
aktivitas eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral telah menggunakan PSAK 64 tahun 2011. Rincian tentang tiap biaya adalah sebagai berikut.
a. Biaya Eksplorasi
PT. Newmont Nusa Tenggara membebankan secara langsung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral pada periode yang berjalan. PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki aktivitas eksplorasi saat ini di Blok Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan eksplorasi saat ini berada pada tahapan feasibility study dan belum memperlihatkan adanya kelayakan atas adanya cadangan mineral terbukti di Blok Tersebut. Itulah yang menjadi alasan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk tidak mengkapitalisasi seluruh biaya eksplorasinya pada tahun 2012. PT. Newmont Nusa Tenggara baru akan mengkapitaliasi biaya yang dikeluarkan menjadi aset apabila telah mencapai tahapan pengembangan dan konstruksi.
Beban eksplorasi PT Newmont Nusa Tenggara terbagai atas 2 bagian yaitu beban eksplorasi dan beban proyek pendahuluan. Beban eksplorasi menggambarkan biaya-biaya yang lebih terkait kepada proses eksplorasi sedangkan beban proyek pendahuluan terdiri dari biaya untuk memulai suatu proses eksplorasi. Kedua beban tersebut tergabung dalam beban eksplorasi di laporan laba rugi komprehensif.
Proses pencatatan biaya eksplorasi terbagi atas biaya pembelian barang dan jasa. Untuk pengadaan barang PT. Newmont Nusa Tenggara akan 35
mengakui biaya tersebut ketika barang telah diterima di gudang atau pelabuhan. Sedangkan biaya jasa diakui pada saat jasa telah selesai diterima oleh PT. Newmont Nusa Tenggara.
b. Biaya Pengupasan Lapisan Tanah PT. Newmont Nusa Tenggara membebankan langsung biaya pengupasan lapisan tanah pada periode berjalan karena tambang Batu Hijau telah memasuki masa produksi mulai tahun 2000. Di dalam laporan keuangan biaya ini dibebankan ke dalam surface mining cost yang merupakan komponen dalam perhitungan cost applicable to sales (CAS) dalam laporan laba rugi komprehesif. Pertimbangan dalam pembebanan biaya pengupasan lapisan tanah dihitung menggunakan stripping ratio (rasio pengupasan). Ada 2 macam rasio pengupasan yang dipakai. Pertama actual stripping ratio dan average stripping ratio. Jika nilai actual stripping ratio lebih besar dari average stripping ratio maka akan diklasifikasikan sebagai Deferred Stripping Asset. Sebaliknya apabila actual stripping ratio lebih kecil dari average stripping ratio maka akan diklasifikasikan sebagai Advanced Stripping cost liabilities di bagian kewajiban jangka panjang. Dalam mencatat kedua akun tersebut dalam laporan keuangan PT. Newmont Nusa Tenggara menggunakan meode bersih.
Rasio Pengupasan dihitung dengan membandingkan tons of mine (jumlah yang digali) dengan jumlah copper equivalent (ekuivalen tembaga) yang masih dapat diambil selama umur tambang. Ada 2 macam rasio pengupasan yang dipakai. Pertama actual stripping ratio dan average 36
stripping ratio. Pada saat ini nilai dari actual stripping ratio PT. Newmont Nusa Tenggara jauh lebih besar dari average stripping ratio. Maka selisihnya diklasifikasikan menjadi beban tangguhan (aset). Cara perhitungannya adalah:
D = Deferred stripping asset/(liabilities)
A = actual stripping ratio
R = average stripping ratio
M = actual surface mining cost
Apabila terdapat selisih yang cukup besar antara actual stripping ratio dan average stripping ratio-nya, biaya aktual pengupasan lapisan tanah yang terjadi pada tahun tersebut tidak dapat seluruhnya dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif. Tetapi dengan mengkalkulasi average stripping ratio/ actual stripping ratio * actual surface mining cost atau dengan cara actual surface mining cost – deferred stripping aset /(liabilities). Selain itu, sesuai dengan penerapan PSAK 33 tahun 2011 maka nilai dari average stripping ratio dikalkulasi ulang setiap awal tahun dimulai pada awal tahun 2012. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya average stripping ratio selalu sama dari awal tahun 2000 sampai 2011. Sedangkan nilai actual stripping ratio dihitung pada tiap akhir periode. 37
c. Biaya Lingkungan Biaya lingkungan yang terjadi dari aktivitas produksi langsung dibebankan dalam periode berjalan dan diklasifikasikan menjadi overhead. Akun ini dibutuhkan dalam perhitungan cost applicable to sales pada laporan laba rugi komprehensif. Selain itu dilakukan penaksiran (provisi) atas biaya lingkungan yang harus dikeluarkan perusahaan atas kegiatan operasi saat ini sebagai kewajiban. Taksiran (provisi) biaya lingkungan terakumulasi di akun Reclamation and closure liabilitites dan disajikan di laporan posisi keuangan serta penambahan taksiran biaya dari periode berjalan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif menjadi accretion expense di. Sedangkan biaya lingkungan dari aktivitas eksplorasi dikapitalisasi menjadi aset (beban tangguhan) dalam bentuk aset berwujud dan didpresiasikan. Aset tersebut diklasifikasikan ke dalam akun Plant, Property, and Equptment –net pada laporan posisi keuangan. Setiap periode aset tetap tersebut didepresiasikan. PT Newmont Nusa Tenggara membagi aset tersebut menjadi 2, yaitu aset yang berasal dari kegiatan penambangan dan pengolahan. Maka dari itu terdapat 2 cara depresiasi. Untuk aset yang dikaitkan dengan penambangan dilakukan depresiasi sesuai unit activity produced sedangkan dari aktivitas pengolahan dilakukan depresiasi menggunakan metode garis lurus dan umur ekonomisnya sebesar umur alat pengolahan. Hasil depresiasi dari aset tetap termasuk dalam beban depresiasi di dalam laporan keuangan.
Penilaian provisi dilakukan setiap awal periode yang dilakukan oleh penilai profesional yang memprediksi provisi yang harus dikeluarkan akibat dari operasi perusahaan satu periode ke depan. Accretion expense berasal dari 38
perhitungan perkiraan yang dimiliki pihak manajemen (didapatkan dari arus kas diskonto) yang kemungkinan besar perusahan keluarkan pada masa akan datang akibat dari kegiatan penambangan yang terjadi sampai dengan periode berjalan.
Pada tiap akhir tahun PT. Newmont Nusa Tenggara akan melihat apakah biaya aktual selama satu tahun telah sama dengan provisi yang telah diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek. Apabila terdapat selisih kelebihan kewajiban maka kewajiban yang tersisa tersebut akan diklasifikasi kembali menjadi kewajiban jangka panjang dan begitu juga sebaliknya.
39