BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan landasan yang tepat untuk menentukan bagaimana metode pengakuan pendapatan yang seharusnya diterapkan untuk kontrak jangka panjang perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi. 2.1.1
Akuntansi
Sebelum
membahas
tentang
pendapatan
dan
biayaterlebih
dahulu
menjelaskan mengenai akuntansi. Tidak ada definisi yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu, banyak definisi dari para ahli tentang pengertian akuntansi. Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berhubungan dengan
masalah
pengadaan,
pengabsahan,
pencatatan,
pengklasifikasian,
pemrosesan, peringkasan, penganalisahan, pengintrestasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolahan dan
pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan untuk dasar pengelolahan dan pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan keuangan harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurusan
keuangan dan lainnya. Kemudian definisi akuntansi dijelaskan menjadi lebih luas lagi sebagai berikut : “Acoounting is a service activity. Its function is to provide quantitave information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions.” (AICPA, lihat Suwardjono, 2006 : 9) Menurut Suwardjono (2006 : 4) seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body od knowledge) dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata- mata sebagai serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Menurut Warren (2008 : 10) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu meliputi kreditor, pemasok, investor, karyawan, pemilik, dan lain- lain. Pada umumnya catatan-catatan akuntansi tersebut diukur dalam satuan moneter (rupiah). Setiap kali terjadi transaksi keuangan, maka secara rutin dicatat dan digolongkan. Kemudian pada waktu tertentu dilakukan kegiatan laporan dan analisis.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari proses pencatatan, penggolongan, pringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan dan suatu organisasi atau perusahaan. Selain itujuga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berfokus pada pengelolahan informasi tetapi lebih kepada masalah informasi apa yang diperlukan untuk menunjang dalam hal pengambilan keputusan.
2.1.2 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2004 : 17), Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Sedangkan Menurut Anis Choriri dkk., (2005: 89) dijelaskan bahwa pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan, informasi pelengkap, dan media pelaporan lainnya. Sementara laporan keuangan hanya mencakup neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan. Sehingga dapat diketahui bahwa pelaporan keuangan memiliki lingkup informasi yang lebih luas daripada laporan keuangan. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dibuat oleh seorang accounting dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan yang dibebankan kepadanya oleh pihak perusahaan untuk kepentingan internal dan eksternal perusahaan, selain itu juga sebagai informasi bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.
2. Uns ur-unsur Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 9), unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan didefinisikan sebagai berikut : a. Aset Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Liabilitas Merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas Adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Sedangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah : a. Penghasilan (income) Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. b.
Beban (expenses) Adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. 3. Tujuan Laporan Keuangan Dalam Standar Akuntansi Keungan (IAI, 2012 : 3). dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 4. Para pemakai Laporan Keuangan Para pemakai laporan keuangan dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 2) adalah sebagai berikut : a. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dalam risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar deviden.
b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada entitas. f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas entitass, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, entitas dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya. 5. Karakteristik Laporan Keuangan Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 5, paragraf 24) adalah sebagai berikut : a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
c.
Keandalan Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. d. Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.1.3 Pendapatan Pada umunya konsep pendapatan memang sulit dirumuskan karena pendapatan selalu dikaitkan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu dan kaidah implisit atau yang diasumsikan untuk menetapkan kapan pendapatan harus dilaporkan. Pengertian pendapatan banyak dirumuskan oleh berbagai pihak yang sebenarnya mempunyai karakteristik yang sama antara satu dengan lainnya. FASB (1980) dalam SAFC No. 6 menjelaskan definisi pendapatan sebagai berikut : “Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods,
rendering services, or other activities that constitute the entity’s on going major or central operations (prg 78)” (Suwardjono, 2006 : 353) Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau penurunan hutang (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama yang berlangsung terus- menerus dari entitas tersebut (prg 78). Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (2012 : 23.2, prg 06), Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2.1.4 Biaya Secara umum biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa. Menurut Hansen & Mowen (2009: 47) didefinisikan, biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi, biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Menurut Carter and Usry (2009: 30), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 2012 : 12), beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Sedangkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 2012 : 13), definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi : beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persedian dan aset tetap. Dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan atas pemakaian sumber ekonomis diperusahaan untuk mendapatkan pendapatan bagi perusahaan yang bersangkutan. 2.1.5 Akuntansi Kontrak Konstruksi 1. Metode akuntansi untuk kontrak konstruksi Kieso dan Weygandt (2007 : 521) menjelaskan ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi, yaitu : a. Metode persentase penyelesaian Pada metode ini pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi, yaitu presentase penyelesaian, biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi dalam sebuah
akun persediaan (konstruksi dalam proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontrak persediaan (tagihan atas konstruksi dalam proses). b. Metode kontrak selesai Pada metode ini pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya konstruksi diakumulasi dalam suatu akun persediaan (konstruksi dalam proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan (tagihan atas konstruksi dalam proses). Asumsinya adalah bahwa metode presentase penyelesaian merupakan metode yang lebih baik dan metode kontrak selesai hanya akan digunakan jika metode presentase penyelesaian dianggap tidak tepat. 2. Pengakuan pendapatan dan biaya pada pe rusahaan jasa konstruksi a. Pendapatan Kontrak Sangat penting dalam menentukan metode pengakuan pendapatan kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Hal ini dikarenakan sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi tersebut, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berbeda. Oleh karena itu, permasalahan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah lokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode dimana pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 34.2, prg 10), pendapatan kontrak terdiri atas : 1) Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak
2) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif : a) Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan b) Dapat diukur secara andal Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa dimasa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lungkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan
dapat menimbulkan
peningkatan
atau
penurunan
dalam
pendapatan kontrak. Contoh penyiumpangan adalah perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Klaim adalah jumlah yang ditagihkan kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul dari, misalnya, keterlambatan yang disebabkan o leh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan, dan selisih penyimpangan dalam pekerjaan kontrak. Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau terlampaui.
Ayat jurnal metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan dan mencatat penyelesaian kontrak: 1) Untuk mencatat termin Piutang usaha
xxx xxx
Penagihan atas konstruksi dalam proses 2) Untuk mencatat hasil penagihan Kas
xxx xxx
Piutang usaha 3) Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Konstruksi dalam proses (laba kotor)
xxx
Beban konstruksi
xxx
Pendapatan dari kontrak jangka panjang
xxx
4) Untuk mencatat penyelesaian kontrak Penagihan atas konstruksi dalam proses
xxx
Konstruksi dalam proses
xxx
Ayat jurnal metode kontrak selesai untuk mengakui pendapatan: a. Untuk mengakui pendapatan dalam metode kontrak selesai Penagihan atas konstruksi dalam proses Pendapatan dari kontrak jangka panjang
xxx xxx
b. Biaya Kontrak Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 34.3, prg 15), biaya suatu kontrak terdiri dari :
1) Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu 2) Biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut 3) Biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012 : 34.4, prg 16), biaya-biaya langsung yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak meliputi, tetapi tidak terbatas pada : 1) Biaya pekerjaan lapangan, termasuk penyelia 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi 3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak 4) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak 5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan 6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak 7) Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan, dan 8) Klaim dari pihak ketiga Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan penghasilan yang bersifat insidental yaitu penghasilan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya
penghasilan dari penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan peralatan pada akhir kontrak. Ayat jurnal - metode persentase penyelesaian untuk mencatat biaya: 1) Untuk mencatat biaya konstruksi Konstruksi dalam proses
xxx xxx
Bahan, Kas, Hutang, dan sebagainya Ayat jurnal - metode kontrak selesai untuk mencatat biaya: 2) Untuk menutup akun persediaan dan penagihan Biaya konstruksi Konstruksi dalam proses
xxx xxx
2.2 Rerangka Pe mikiran Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan rerangka berpikir seperti yang telah tergambar berikut : PROYEK – PROYEK KONSTRUKSI JANGKA PANJANG
PENGAKUAN PENDAPATAN PROYEK JANGKA PANJANG
METODE KONTRAK METODE PERSENTASE
SELESAI
PENYELESAIAN
Simpulan: Mengetahui penerapan pengakuan pendapatan dengan metode persentase penyelesaian atau metode kontrak selesai. Menganalisis bagaimana cara mengakui pendapatan proyek jangka panjang dalam rangka penyajian laporan keuangan yang wajar bagi perusahaan.
Keterangan: 1. Proyek Konstruksi Jangka Panjang Yaitu proyek konstruksi dimana jangka waktu pelaksanaan pengerjaannya (penyelesaiannya) membutuhkan waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi.
2. Pengakuan Pendapatan Proyek Jangka Panjang Terdapat dua metode dalam mengakui pendapatan untuk proyek jangka panjang,yaitu: Metode Kontrak Selesai dan Metode Persentase Penyelesaian 3. Metode Persentase Penyelesaian Yaitu metode pengakuan pendapatan yang mengakui pendapatan, biaya, dan labakotor sesuai dengan tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang. 4. Metode Kontrak Selesai Yaitu metode pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan.
2.3 Proposisi Penelitian Proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya. Proposisi dalam penelitian ini adalah penerapan metode pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar. Dalam hal ini, metode presentase penyelesaian merupakan metode yang lebih baik dan metode kontrak selesai hanya akan digunakan jika metode presentase penyelesaian dianggap tidak tepat.