8
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akuntansi suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada mulanya bagi perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi kemudian laporan keuangan digunakan untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut dengan menganalisanya Menurut Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan Harahap (2008:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap: 1. Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi). 2. Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu. 3. Teknik analisisnya. 8
9
4. Segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik internasional maupun nasional.
2.1.2 Komponen Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1.2) laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: 1. Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencangkup pos-pos sebagai berikut : aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestimasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya. 2. Laporan laba rugi Laporan
laba
rugi
perusahaan
disajikan
sedemikian
rupa
yang
menonjolkan berbagai unsure kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos pos berikut: pendapatan, laba rugi perusahaan, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afilitas dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba rugi bersih dan periode berjalan.
10
3. Laporan perubahan ekuitas Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selam periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran yang dianut. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 5. Catatan laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan negatif atau rician jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen.
2.1.3 Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan analisis perusahaan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dijelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.
11
Menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
Harahap (2008:218) rasio
keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah suatu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan sehingga dapat memberikan informasi tentang kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan.
2.1.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008:129) mendefinisikan rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis–jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu (Kasmir, 2008:134):
12
a. Rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aset lancar memenuhi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio sangat lancar (quick ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban-kewajibannya
dengan
tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uag kas. c. Rasio kas (cash ratio) adalah rasio yang mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban lancar. Pentingnya kas sebagai bentuk akhir likuiditas seharusnya tidak dipandang rendah. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar utangnya meskipun memiliki aktiva non kas yang cukup besar (lancar maupun tak lancar) dan tidak mampu membayar utang atau menjalankan operasi. 2. Rasio Solvabilitas (Leverage) Menurut Kasmir (2008:151) mendefinisikan rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
13
Jenis–jenis rasio solvabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu (Kasmir, 2008:155): a. Debt to assets ratio (debt ratio) adalah rasio ini mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditor terhadap aset total yang dimiliki perusahaan. Besarnya hasil perhitungan rasio kewajiban menunjukkan perhitungan kewajiban total yang dapat dijamin dengan aset total. Semakin tinggi rasio kewajiban menunjukkan risiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena kewajiban membawa konsekuensi beban bunga tetap. b. Debt to equity ratio adalah rasio keuangan ini diukur dengan cara membandingakan antara kewajiban jangka panjang perusahaan dengan modal ekuitas. Besarnya hasil perhitungan rasio kewajiban terhadap ekuitas menunjukkan seberapa besar kewajiban jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas saham. Semakin tinggi rasio kewajiban terhadap ekuitas, maka akan semakin besar resiko keuangan yang ditanggung perusahaan c. Times interest earned rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetap berupa bunga. 3. Rasio Aktivitas Menurut Kasmir (2008:172) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Jenis–jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu (Kasmir, 2008:175):
14
a. Perputaran persediaan (Inventory turn over). Rasio perputaran persediaan dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan. Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan, maka akan semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas atau piutang. b. Perputaran piutang (Receivable turn over). Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. c. Perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over). Rasio ini megukur perputaran aset tetap perusahaan, dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aset tetap. Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aset tetap menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aset tetap perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi rasio perputaran aset tetap, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aset yang dimilikinya. d. Perputaran aktiva (Assets turn over). Rasio ini megukur perputaran dari semua aset perusahaan, dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aset total. Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aset total menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aset perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aset, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aset yang dimilikinya.
15
4. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Jenis jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu (Kasmir, 2008:199): a. Profit margin (profit margin on sales) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Besarnya hasil perhitungan margin laba bersih menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu. b. Return on investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham dengan aset total. Besarnya hasil perhitungan pengembalian atas investasi menunjukkan atas seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham dengan seluruh aset yang dimilikinya. c. Return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham dengan ekuitas saham. Besarnya hasil perhitungan pengembalian atas ekuitas menunjukkan seberapa
besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham dengan modal ekuitas yang dimilikinya.
16
2.1.5 Konsep Return Saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Return ini dibedakan menjadi (Husnan, 2004:21): 1. Return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis. 2. Return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
2.1.6 Pengertian Return saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2004:131). Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang
17
diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return (Jogiyanto, 2004:132).
2.1.7 Sumber Return saham Menurut Jogianto (2004:110) sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu: 1. Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder. 2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return, besarnya actual return dapat dihitung dengan rumus: Return Saham
Pt - Pt -1 Pt -1
Pt
= Harga saham periode sekarang
Pt-1
=
Harga saham periode yang lalu
18
2.1.8 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham 1. Pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham Likuiditas perusahaan yang tercermin dalam current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini memprediksi bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil resiko, secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil resikonya (Munawir, 2006:62). Current Ratio memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, karena apabila kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tinggi current ratio yang tidak diikuti dengan tingginya profitabilitas perusahaan maka dapat pula menurunkan return saham saham di bursa. 2. Pengaruh leverage terhadap return saham Rasio ini memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki. Menurut Ridwan dan Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang di biayai oleh kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka risiko keuangan pemegang saham/kreditor juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang
19
berasal dari kreditor, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak liabilitas, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar. 3. Pengaruh rasio aktiviats terhadap return saham Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk asset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan asset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan asset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya (Ulupui, 2010). 4. Pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin
20
tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Dari hasil perhitungan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian yang baik, penilaian yang masih kurang baik, dan dapat diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap return saham.
2.1.9 Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan manfaat informasi akuntansi untuk memprediksi laba atau return saham di BEJ dikemukakan berikut ini. Silalahi (1991) mengadakan penelitian terhadap 38 perusahaan yang listing di BEJ dengan periode penelitian 1989—1990. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabelvariabel return on assets, dividend pay out ratio, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito. Sementara itu ROA ternyata mempunyai pengaruh yang dominan. Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan pada masa depan pada 89 perusahaan pemanufakturan yang terdaftar di BEJ dari tahun 1989—1993. Machfoedz menunjukkan bahwa rasio keuangan tertentu dapat digunakan 7 untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, tetapi tidak untuk memprediksi lebih dari satu tahun. Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas.
21
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (2003) meneliti pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel asset turnover, ROA, ROE, leverage ratio, debt to equity ratio, dan earnings per share memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Meskipun secara individu rata-rata hubungannya. rendah, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
2.2 Rerangka Pemikiran Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Ditinjau dari kompensasi, return merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan yaitu likuiditas, leverage, Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar liabilitas finansial jangka pendek dapat pada waktunya likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset
22
lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Semakin tinggi current ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas finansial jangka pendek Debt ratio mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio ini dapat menggambarkan struktur aset yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak tertagihnya liabilitas. Penggunaan debt ratio yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (ROE) dengan cepat, dan apabila penjualan menurun rentabilitas perusahaan (ROE) akan menurun cepat pula. Risiko perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula risikonya. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROE merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri untuk menghasilkan laba. EPS merupakan rasio pasar yang menunjukkan jumlah laba yang didapat oleh setiap lembar saham umum selama satu periode akuntansi. EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Divident Payout Ratio menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham biasa yang berupa dividen tunai atau dividen kas. Semakin besar DPR, maka akan membuat minat pemegang saham tertarik sehingga permintaan akan kepemilikan saham akan semakin besar.
23
Dalam penelitian ini, tidak hanya melihat korelasi antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham, tetapi dihitung seberapa kuat pengaruhnya terhadap return saham. Selain itu, akan diketahui rasio keuangan mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap return saham. Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan seperti yang tersaji pada gambar berikut ini Studi Empirik Kennedy (2003) meneliti : pengaruh ROA, ROE, Earnings per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debto to Equity Ratio terhadap Return saham Ulupui (2006) meneliti: Analisis Pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ
Studi Teoretis 1. Laporan Keuangan Baridwan (2008:17), Harahap (2008:1). 2. Rasio Keuangan dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan Harahap (2008:218), Kasmir (2008:129) 3. Return Sahm Jogiyanto (2004:131)
Apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI Diduga rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages di BEI
Alat Analisis: Regresi Linier Berganda Koefisien Korelasi Uji Hipotesis Skripsi
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
24
2.3 Rerangka Konseptual Dengan adanya rerangka pemikiran tersebut, maka peneliti dapat membuat rerangka konseptual yang dapat memberikan suatu gambaran
atau
konsep yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan analisis. Di dalam rerangka konseptual terdapat konsep analisis yang digunakan oleh penelitian ini. Konsep analisis tersebut dapat kita lihat pada gambar 2 sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Rasio Likuiditas (Current Ratio) Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)
Return Saham
Rasio Aktivitas (Total Assets Turnover) Rasio Profitabilitas (Return on Assets) Keterangan: Berpengaruh secara simultan Berpengaruh secara parsial Gambar 2 Rerangka Konseptual
25
2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2009:51). Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan teoritis seperti yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Rasio profitabilitas berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.