BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Struktur Modal Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau pemilik perusahaan adalah menyediakan modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Seorang pemimpin harus dapat menyediakan modal yang cukup ketika aktifitas perusahaan meningkat. Riyanto (2008:22) mendefinisikan struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yang berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Dana yang bersumber dari internal perusahaan yaitu berupa laba ditahan dari kegiatan perusahaan sedangkan yang bersumber dari eksternal perusahaan yaitu berupa modal pinjaman atau hutang. Dalam suatu perusahaan, struktur modal merupakan perbandingan antara kewajiban jangka panjang perusahaan dengan modal sendiri (saham) yang digunakan oleh perusahaan. Pengertian struktur modal berbeda dengan struktur keuangan, struktur modal hanya meliputi pembelanjan permanen saja yang meliputi hutang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan struktur keuangan terdiri dari modal pemegang saham dan hutang jangka pendek. Struktur modal dalam penelitian ini
9
10
diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) mencerminkan perbandingan antara total debt (total hutang) dan total shareholder’s equity (total modal sendiri). DER merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya dan sangat berkaitan dengan penciptaan suatu struktur modal yang dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan yang tepat guna memaksimalkan nilai perusahaan.
2.1.2
Sumber-Sumber Penawaran Modal Riyanto (2011:209) menyatakan sumber-sumber penawaran modal terbagi
menjadi dua yaitu, sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana internal merupakan dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu berupa laba yang ditahan. Makin besarnya sumber dana internal yang berasal dari laba ditahan akan memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan pada waktu mendatang. Sumber dana internal berasal dari dalam perusahaan seperti modal saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Saham biasa (Common Stock) merupakan Bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa. Pemilik akan mendapatkan keuntungan atas pembagian dividen pada akhir tahun pembukuan jika perusahaan memperoleh keuntungan (laba). Saham preferen merupakan Bentuk kepemilikan dengan hak istimewa. Keistimewaan saham preferen antara lain pembayaran dividen serta pembagian atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi. Laba ditahan merupakan Laba sesudah pajak (laba bersih) yang diinvestasikan kembali (ditanam kembali) dalam perusahaan dan bukan dibagikan kepada para pemilik perusahaan dalam bentuk dividen. Laba ditahan ditujukkan untuk memperbesar
11
nilai perusahaan bagi para pemegang saham dengan cara menambahkannya pada cadangan pendapatan. Dengan demikian, laba ditahan merupakan suatu bentuk tabungan usaha. Sumber dana eksternal merupakan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan, dan modal ini akan menjadi modal pinjaman. Sumber dana eksternal terbagi menjadi 3 yaitu, Supplier, pasar modal dan bank. Supplier merupakan pihak yang memberikan dana atau modal pada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun) maupun jangka pendek (kurang dari satu tahun). Pasar modal (capital market) merupakan tempat bertemunya dua pihak yang saling berkepentingan yaitu, calon pemodal (investor) dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat) yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang. Bank merupakan pihak yang memberikan kredit sesuai dengan kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai
pemberian kredit
kepada perusahaan dan
memberikan jasa-jasa lain di bidang keuangan.
2.1.3 Tujuan Manajemen Struktur Modal Tujuan Manajemen struktur modal adalah memadukan dan mengkombinasi sumber dana permanen, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan. Warsono (2003:238) menyatakan bahwa penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian
12
terhadap paduan dana yang akan meminimumkan campuran biaya modal perusahaan. Paduan sumber dana ini akan menciptakan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan. Riyanto (2011:293) menyatakan bahwa berdasarkan aturan finansial konservatif mencari struktur modal yang optimal. Dalam aturan struktur finansial konservatif yang vertikal menghendaki agar perusahaan, dalam keadaan bagaimanapun juga jangan mempunyai jumlah hutang yang lebih besar dari pada jumlah modal sendiri, atau dengan kata lain “debtratio” jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (hutang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya. Dalam rangka mencapai tujuan manajemen struktur modal tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memadukan dan mengkombinasi pembelanjaan sehingga dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara liabilitas dan modal sendiri.
2.1.4 Teori Struktur Modal Dalam penelitian ini menggunakan 2 teori struktur modal yaitu pecking order theory dan signaling theory. Pecking order theory,Husnan (2000:324) menyatakan teori ini disebut sebagai pecking order theorykarenateori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Sumber dana terbagi menjadi 2 yaitu, sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana
13
internal yaitu modal sendiriyang berasal dari dalam perusahaan dan sumber dana eksternal modal yang berasal dari luar perusahaan. Dalam teori ini, perusahaan cenderung lebih menyukai sumber dana internal (modal sendiri) yang berasal dari dalam perusahaan dan memilih penggunaan sumber-sumber pendanaan yang memiliki resiko terendah terlebih dahulu. Investor enggan membeli saham biasa yang baru diterbitkan karena mereka khawatir bahwa saham baru itu ternyata dihargai terlalu tinggi. Kekhawatiran itu dapat menjelaskan mengapa pengumuman penerbitan saham dapat menurunkan harga saham. Masalah ini dapat terhindar jika perusahaan dapat mendanai dengan dana internal, yaitu dengan laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali. Tetapi jika diperlukan pendanaan eksternal, jalur resistensi terendah adalah hutang bukan ekuitas. Karena penerbitan hutang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas. Signaling Theory, merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya merefleksikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. Karena dengan penggunaan hutang ini dianggap sebagai signal positif sedangkan adanya penerbitan saham dianggap sebagai signal negatif. Menurut Brigham dan Houston (2006:39), isyarat atau signal merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
14
memandang
proyek
perusahaan.
Perusahaan
dengan
prospek
yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham, termasuk penggunaan liabilitas yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan yang kurang menguntungkan cenderung akan menjual saham. Hanafi (2008:316) menyatakan adanya asumsi bahwa pasar keuangan tidak merefleksikan semua informasi khususnya informasi yang belum tersedia di publik, maka memungkinkan bagi manajer untuk memilih dalam penggunaan kebijakan pendanaan untuk menyampaikan informasi ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik dan ingin harga saham meningkat, manajer mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian, manajer ingin memberikan signal yang lebih dipercaya dapat menggunakan liabilitas lebih banyak sebagai signal yang lebih dipercaya.
1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Terdapat 3 faktor
yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Growth
Opportunity, Profitabilitas dan Struktur Aset. Growth Opportunity, merupakan peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan. Definisi lain peluang pertumbuhan adalah perubahan total aset yang dimiliki perusahaan (Kartina 2008). Perusahaan– perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seringkali harus meningkatkan aset tetapnya. Opsi investasi masa depan dapat ditunjukkan atas kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam
15
satu lingkungan industri. Selain itu opsi investasi masa depan juga ditinjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangannya. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk melihat hasil riset yang dilakukan untuk peluang terhadap perusahaan yang nantinya akan menambah nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan Signaling theory yang menyatakan pada umunya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. Perusahaan juga dituntut menggunakan kebijakan - kebijakan yang tepat dalam mencari peluang agar perusahaan berhati-hati dalam menganalisis lingkungannya sehingga dapat menghindari ancaman dan mengambil manfaat dari peluang. Dengan kata lain, perusahaan yang dapat memprediksi peluang perusahaan dengan cermat, maka perusahaan akan mengalami pertumbuhan perusahaan yang cepat. Perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan dengan cepat seringkali harus meningkatkan aset tetapnya yang menyebabkan perusahaan membutuhkan dana lebih banyak di masa depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba. Selain itu perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi menyebabkan perusahaan dapat memegang lebih banyak pilihan nyata untuk investasi masa depan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah.
16
Profitabilitas,
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menghasilkan laba yang berkaitan dengan penjualan, aset,dan modal perusahaan. Perusahaan dengan kemampuan profitabilitas yang baik cenderung untuk tidak menambah jumlah hutang yang dimiliki perusahaan karena perusahaan merasa cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dari besaran keuntungan yang diperoleh perusahaan yang juga berdampak pada meningkatnya laba ditahan yang dimiliki perusahaan. Brigham dan Houston (2001), mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan memungkinkan untuk
membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang mengemukakan
bahwa
perusahaan
cenderung
mempergunakan
sumber
pendanaan internal sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berhutang. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur
dengan menggunakan
beberapa alat ukur, tergantung pada laba dan aset atau modal mana yang akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Riyanto (2008:36) menyatakan rasio yang
umum digunakan oleh para pemakai laporan keuangan yaitu,
profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri. Profitabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Laba yang digunakan adalah laba operasi atau
17
laba sebelum bunga dan pajak. Profitabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Profitabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal disatu pihak dengan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. Perusahaan dengan skala yang besar diyakini mampu untuk memenuhi segala kewajibannya serta mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi para investor. Laba yang dimaksud adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak penghasilan.
Struktur Aset, Aset adalah segala harta dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Struktur aset merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aset yaitu aset lancar dan aset tetap. Kedua unsur aset ini akan membentuk struktur aset suatu perusahaan dan akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca. Aset lancar merupakan bagian dari struktur aset. Aset lancar memiliki umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu tahun. Djarwanto (2004:25), membagi aset lancar yaitu, investasi jangka pendek, kas, dan piutang dagang. Investasi jangka pendek (Temporary Investment), yaitu berupa obligasi pemerintah, obligasi perusahaan industri dan surat-surat hutang, saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali,
18
dikenal dengan investasi jangka pendek. Kas, yaitu berupa uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Piutang dagang (Account receivable), meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseroan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Aset tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, peralatan kantor, kendaraan. Sedangkan aset lancar seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah uang kas dan aset lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Menurut Riyanto (2008:298) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aset tetap, Hal ini sesuai dengan Signaling theory yang menyatakan pada umunya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. Jadi, aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk melakukan pinjaman dana eksternal dari kreditur.
19
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Peneliti (Tahun) Maidera Elsa Dwi Putri (2012)
Judul
Metode Analisis Pengaruh Analisis Profitabilitas, Regresi Struktur Aset, Berganda dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Rita Puji Pengaruh Analisis Astuti Profitabilitas, Regresi (2014) Size, Growth Berganda Opportunity, Likuiditas, dan Struktur Aset, terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitiaan (2009-2013)
Variabel Variabel Independen : 1. Profitabilitas 2. Struktur Aset 3. Ukuran Perusahaan VariabelDepende n: Struktur Modal
Variabel Independen : 1. Profitabilitas 2. Size 3. Growth Opportunity 4. Likuiditas 5. Struktur Aset Variabel Dependen : Struktur Modal
Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Aset dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal 2. Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Struktur Modal 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas, Struktur Aset dan Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal 2. Growth Opportunity, Size tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
20
No .
Peneliti (Tahun)
3.
Dimas Lusangaji (2012)
4.
Indrajaya (2011)
Judul
Metode Analisis
Variabel
Hasil Penelitian
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitiaan (2005-2011) Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI.
Analisis Regresi Berganda
Variabel Independen: 1. Profitabilas 2. Struktur Aset 3. Ukuran Perusahaan 4.Pertumbuhan Perusahaan
1. Hasil penelitian menunjukkan Profitabilitas, Struktur Aset dan Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap strukur modal
Variabel Dependen : Struktur Modal
Analisis Regresi Berganda
Variabel Independen: 1. Hasil penelitian 1.Profitabilitas menunjukkan 2.Struktur Aset bahwa Struktur 3.Ukuran Perusahaan Aset dan 4.Tingkat Ukuran Pertumbuhan Perusahaan 5.Risiko Bisnis berpengaruh signifikan Variabel Dependen : terhadap Struktur Modal strukur modal 2. Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Risiko Bisnis tidak berpengaruh terhadap strukur modal
21
No
Peneliti (Tahun)
5.
Seftianne dan Handayani (2011)
6.
Bram Hadiantoda n Tayana Christian (2010)
Judul
Metode Analisis
Variabel
Faktor–faktor Analisis yang Regresi mempengaru Berganda hi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di BEI.
Variabel Independen: 1.Profitabilitas 2. Struktur Aset, 3. Likuiditas 4. Risiko Bisnis 5. Growth Opportunity
Pengaruh Analisis Risiko Regresi sistematik, Berganda Struktur aktiva, Profitabilitas, dan Jenis perusahaan terhadap struktur modal.
Variabel Independen: 1. Profitabilitas 2. Struktur Aset 3. Ukuran Perusahaan 4. Likuiditas
Variabel Dependen : Struktur Modal
Variabel Dependen : Struktur Modal
Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian menunjukkan Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap strukur modal 2. Profitabilitas, Struktur Aset, Likuiditas, dan Risiko Bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Aset, Profitabilitas dan Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap strukur modal. 2. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal
2.3 Rerangka Pemikiran Dalam rerangka pemikiran ini saya menjelaskan tentang struktur modal menggunakan 2 teori yaitu, pecking order theory dan signaling theory.
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu growth opportunity, profitabilitas dan struktur aset. Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau pemilik perusahaan adalah menyediakan modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Seorang pemimpin harus dapat menyediakan modal yang cukup ketika aktifitas perusahaan meningkat. Riyanto (2008:22), mendefinisikan struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yang berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Dalam penelitian ini menggunakan 2 teori struktur modal yaitu, pecking order theory dan signaling theory.Secara ringkas pecking order theory menyatakan perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.Signaling theory merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya merefleksikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumya pendanaan eksternal (hutang) dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang agar menarik investor untuk menanamkan modal kedalam perusahaan. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan
23
menerbitkan saham. Karena dengan penggunaan pinjaman dana eksternal (hutang) ini dianggap sebagai signal positif sedangkan adanya penerbitan saham dianggap sebagai signal negatif. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Growth Opportunity, Profitabilitas dan Struktur Aset. Growth Opportunity merupakan kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan dirinya dalam pasar sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dimasa depan.
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menghasilkan laba yang berkaitandengan penjualan, aset, dan modal perusahaan. Perusahaandengankemampuanprofitabilitasyangbaik
cenderung
membiayai
kegiatan operasional dengan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu sebelum menggunakan hutang. Sedangkan Aset adalah segala harta dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Struktur aset merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap. Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan peneliti dari latar elakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disusun rerangka pemikiran (gambar 1) dan model konseptual (gambar 2) sebagai berikut :
24
STRUKTUR MODAL
THEORY
PECKING ORDER THEORY (INTERNAL)
SIGNALING THEORY
PROFITABILITAS
INVESTOR (EKSTERNAL)
STRUKTUR ASET
GROWTH OPPORTUNITY
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Growth Opportunity(G0)
Struktur Modal (SM)
Profitabilitas (P)
Struktur Aset (SA) Gambar 2 Rerangka Model
25
2.4
Hubungan Antar Variabel
2.4.1 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Struktur Modal Perusahaan akan melihat prospek yang akan diperoleh dimasa mendatang, dengan cara melihat peluang pertumbuhan perusahaan. Peluang pertumbuhan adalah peluang perusahaan untuk melakukan pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Seftianne dan Handayani (2011) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi menyebabkan perusahaan dapat memegang lebih banyak pilihan nyata untuk investasi dimasa depan daripada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang rendah. Apabila perusahaan mempunyai prediksi akan mengalami pertumbuhan yang tinggi, maka menandakan perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pertumbuhan dengan cepat. Hal tersebut membuat perusahaan memerlukan dana yang lebih berupa hutang karena penggunaan hutang relatif lebih cepat dibandingkan dengan saham untuk membiayai operasional perusahaan. Selain itu, perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi menimbulkan kepercayaan kreditur lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki peluang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan perusahaan yang bertumbuh pesat cendrung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H1 : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap struktur modal.
26
2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Profitabilitas pada perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang diperoleh dari hasil operasionalnya. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan ROA, dimana ROA Merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan terhadap aset perusahaan. Perusahaan pada umumnya cenderung memilih pembiayaan operasionalnya dengan sumber dana internal sebelum menggunakan sumber dana eksternal. Hal ini dikarenakan sumber dana internal dianggap lebih murah dan memiliki tingkat risiko yang rendah dibandingkan dengan menggunakan sumber dana eksternal. Pernyataan diatas sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan perusahaan akan memprioritaskan sumber pendanaan yang berasal dari pembiayaan internal. Hal ini sesuai dengan penelitian Indrajaya (2011), Putri (2012) yang menyatakan perusahaan cenderung lebih sedikit menggunakan hutang yang berasal dari pihak eksternal karena perusahaan memiliki sejumlah modal sendiri yang merupakan sumber dana internal.Tetapi, pendanaan eksternal digunakan sebagai pelengkap jika sumber dana internal tidak mencukupi dalam membiayai operasional perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Profitabilitasberpengaruh terhadap struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2.4.3 Pengaruh Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Bila perusahaan dihadapkan pada kondisi kesulitan keuangan untuk membiayai kegiatan perusahaan manajer perusahaan dapat mengatasinya salah
27
satunya dengan cara mempergunakan aset tetap yang dimiliki sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dana dari pihak luar. Semakin tinggi struktur aset menunjukkan bahwa hutang yang diambil oleh perusahaan semakin besar. Maka jika aset tetap perusahaan meningkat, penggunaan hutang juga akan semakin meningkat. Selain itu semakin tinggi jaminan yang diberikan perusahaan kepada kreditur, akan semakin besar pula jumlah hutang yang dapat diberikan oleh kreditur kepada perusahaan. Kreditur akan sangat berhati-hati dalam memberikan hutang kepada perusahaan, dan pihak kreditur mungkin hanya akan memberikan hutang baru kepada perusahaan ketika kreditur tersebut mendapatkan jaminan yang memberikan kepastian perlindungan bagi kepentingan mereka. Jaminan yang dapat memberikan kepastian perlindungan bagi pihak kreditur adalah aset tetap yang dimiliki perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Indrajaya (2011), Putri (2012), Astuti (2014) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H3 : Struktur Aset berpengaruh positif terhadap struktur modal
2.5
Perumusan Hipotesis
H1
: Growth
Opportunity berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. H2
: Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI. H3
: Struktur
Aset berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI.