9
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Definisi Akuisisi Akuisisi merupakan kegiatan hukum usaha yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan dalam pengambil alihan saham ataupun asset baik seluruh atau sebagian dari suatu perseroan sehingga akan terjadi pengalihan pengendalian dari perseroan tersebut. “Akuisisi adalah suatu pengambilalihan kepemilikan dan kontrol manajemen oleh satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain.” Fuady (2010:3) menyatakan bahwa “Akuisisi adalah sederhana saja, yaitu setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan/ atau aset dari perusahaan lain. Apabila yang diambil alih tersebut adalah saham, maka dengan akuisisi tersebut beralih pula pengendalian terhadap perusahaan target tersebut.” Pada dasarnya, kegiatan akuisisi berbeda dengan kegiatan merger ataupun jenis ekspansi usaha lainnya. Pada kegiatan akuisisi, perusahaan yang mengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi tetap eksis. Penggabungan usaha tersebut tidak mengubah status hukum kedua perusahaan yang melakukan kegiatan akuisisi, namun timbul suatu hubungan yakni perusahaan induk dan perusahaan anak. Dalam prakteknya bentuk-bentuk akuisisi terdiri dari: a) Akuisisi Horisontal dan Akuisisi Vertikal
9
10
Akuisisi horisontal adalah kegiatan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kompetitornya, dan akuisisi vertikal yang biasanya dilakukan terhadap pemasok, konsumen, langganan, atau distributor dari perusahaan yang mengakuisisi. b) Akuisisi Internal dan Akuisisi Eksternal Akuisisi internal adalah kegiatan akuisisi yang dilakukan antar perusahaan yang tergabung dalam satu grup, dan akuisisi eksternal adalah akuisisi yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang bukan satu grup. c) Akuisisi Saham Akuisisi saham dilakukan dengan cara membeli seluruh atau sebagian sahamsaham perusahaan yang akan diakuisisi atau dengan melakukan penyetoran atas sebagian atau seluruh saham yang belum dan akan dikeluarkan perusahaan yang akan diakuisisi. d) Akuisisi Asset Akuisisi asset adalah kegiatan akuisisi melalui kegiatan jual beli atau tukar menukar asset antara perusahaan yang melakukan akuisisi asset dengan perusahaan yang akan diakuisisi. e) Hostile Takeover (Akuisisi Agresive) Akuisisi dikatakan bersifat agresive jika akuisisi dilakukan dengan paksa.
11
f) Negotiated Takeover Bentuk akuisisi negotiated takeover terjadi jika akuisisi disepakati oleh kedua belah pihak, yakni pihak perusahaan yang akan mengakuisisi dan pihak perusahaan yang akan diakuisisi melalui proses negosiasi sebelumnya. g) Akuisisi Defensive Akuisisi dikatakan bersifat defensive jika terjadi keadaan tawar-menawar antara manajemen perusahaan yang diakuisisi dengan pemegang saham perusahaan yang akan diakuisisi mengenai pihak mana yang disetujui untuk pengambilalihan. 2.1.2 Motif – Motif Akuisisi Sitanggang (2013:202) ada beberapa alasan suatu perusahaan melakukan akuisisi, antara lain: 1) Pengembangan Usaha atau Diversivikasi pengembangan usaha atau diversifikasi melaliu merger dan akuisisi adalah salah
satu
alas
an
dilakukan
penggabungan
perusahaan.
Melalui
penggabungan ini akan lebih cepat terealisir karena tidak memerlukan riset pasar atau test pasar dan penyiapan fasilitas mendukung pengembangan atau diversifikasi produk. Melalui penggabungan usaha ini akan memperbesar ukuran perusahaan dan mengurangi perusahaan pesaing. 2) Sinergitas Melalui penggabungan perusahaan, diharapkan akan terjadi sinergi. Sinergi terjadi apabila ada peningkatan nilai dari penggabungan tersebut. Sinergi merupakan tambahan nilai dari penggabungan 2 perusahaan bila dibandingkan
12
dengan penjumlahan nilai masing – masing perusahaan sebelum merger atau akuisisi. Peningkatan nilai dimungkinkan karena adanya sinergi efektivitas atau sinergi efisiensi yaitu dengan pengurangan pengurangan input masih diperoleh output yang sama. Dengan adanya efektivitas atau efisiensi yang terjadi, diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan. 3) Memperkuat Posisi Keuangan Melalui merger atau akuisisi diharapkan akan memperkuat posisi keuangan perusahaan. penguatan posisi keuangan setelah merger atau akuisisi diperoleh dengan menambah permodalan perusahaan sehingga akan meningkatkan daya pinjam perusahaan dengan biaya yang lebih rendah. Apabila penggabungan dilakukan antara perusahaan yang kurang likuid dengan perusahaan yang sangat likuid, maka secara bersama – sama akan tercipta likuiditas yang pantas. 4) Menambah Keterampilan Manajemen Melalui merger atau akuisisi diharapkan akan terdapat peningkatan keterampilan manajemen. Dengan digabungnya keterampilan dan pengalaman 2 manajemen yang terpisah akan menjadi kekuatan baru. Masing – masing manajemen akan berusaha menunjukkan keterampilan lebih daripada lainnya untuk mengharapkan superioritas dari manajemen lainnya. 5) Pertimbangan Pajak Pertimbangan pajak dapat sebagai pemicu dilakukannya merger atau akuisisi. Perusahaan A yang memperoleh keuangan tertentu akan dikenakan pajak penghasilan, dan perusahaan B yang merugi tidak dikenakan pajak sampai
13
suatu saat memperoleh keuntungan setelah memperhitungkan kerugian sebelumnya. Apabila perusahaan A digabung dengan perusahaan B, maka keuntungan setelah penggabungan akan berubah dan akan berdampak pada pajak yang akan dibayarkan perusahaan atau setidak – tidaknya perusahaan gabungan akan berada pada kelompok pajak yang lebih rendah. 6) Meningkatkan Likuiditas Saham Penggabungan perusahaan akan memperbesar ukuran perusahaan. Perusahaan yang makin besar ditandai dengan semakin luas dan mudahnya saham diperoleh yang pada hakekatnya akan meningkatkan likuiditas saham. Saham yang likuid lebih disukai oleh para investor karena dengan mudah dapat keluar masuk atas suatu saham emiten tertentu dalam pembentukan portofolio sahmnya. 7) Ego Manajer Melalui merger atau akuisisi akan tercipta perusahaan yang besar. perusahaan besar identik dengan prestise bagi manajer karena dengan mengelola perusahaan yang lebih besar akan memperoleh tantangan yang lebih besar. Atas tantangan tersebut wajar manajer akan meminta fasilitas dan gaji yang lebih tinggi daripada yang diperoleh sebelum penggabungan. 2.1.3 Alasan Perusahaan Melakukan Akuisisi Menurut Moin (2010:13) alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah ada manfaat lebih yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik, manfaat akuisisi antara lain adalah: 1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas;
14
2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kreditor lebih percaya denga perusahaan yang telah berdiri dan mapan; 3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman; 4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal; 5) Memperoleh system operasional dan administrasi yang mapan; 6) Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru; 7) Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru; 8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. 2.1.4 Dampak dari Akuisisi Akuisisi memberikan dampak yang cukup signifikan tidak hanya terhadap lingkup internal mikro perusahaan tetapi juga terhadap lingkup makro ekonomi. Secara umum akuisisi memiliki pengaruh baik langsung atau tidak langsung terhadap stakeholder seperti: pemegang saham, karyawan, direksi atau manajemen, supplier, konsumen, pemerintah, kreditor, pesaing, dan masyarakat. Dalam skala internal perusahaan, keberhasilan strategi ini akan berdampak positif yaitu tercapainya tujuan perusahaan sebagaimana motivasi yang melandasai keputusan akuisisi ini, misalnya tercapainya peningkatan kekuatan segi finansial, manajerial, pemasaran dan operasional. Sebaliknya jika strategi ini gagal, maka perusahaan harus menanggung risiko kerugian atas hilangnya sumber-sumber ekonomi dan non ekonomi yang bilainya tidak kecil. Sementara itu dari sisi makro ekonomi, akuisisi bisa berdampak positif atau negatif terhadap masyarakat tergantung dari hasil yang diciptakan dari peristiwa itu.
15
Akuisisi bisa berdampak positif jika perusahaan hasil akuisisi mampu mencapai tingkat produksi pada skala ekonomis (economies of scale) yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga. Sebaliknya, akuisisi dalam skala tertentu bisa berdampak negatif pada masyarakat manakala menimbulkan konsentrasi pasar atau menimbulkan dominasi oleh perusahaan hasil akuisisi dalam industri tersebut. Kekuatan pelaku usaha yang tidak seimbang tersebut berpotensi menghasilkan persaingan tidak sehat dan merugikan pelaku usaha lain yang memiliki skala usaha lebih kecil. Disamping itu akuisisi yang diikuti oleh rasionalisasi demi alasan efisiensi perusahaan, sering memunculkan PHK yang bisa menimbulkan masalah sosial dan ekonomi (Moin, 2010:15). Dilihat dari kompleksnya dampak dan permasalahan yang ditimbulkan, hal ini memberikan isyarat bahwa strategi akuisisi merupakan sebuah keputusan strategi yang harus dilihat dari berbagai perspektif. Perhitungan cost and benefit baik dari sisi mikro perusahaan dan makro ekonomi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga keputusan ini benar-benar memberikan manfaat yang positif yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara ekonomi, sosial, maupun etika (Moin, 2010:15). 2.1.5 Jenis-jenis Akuisisi Fuady (2010:88) Praktek akuisisi semakin beragam jenisnya yang dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria – kriteria tertentu, yaitu: 1) Akuisisi dilihat dari jenis usaha Apabila dilihat dari segi jenis usaha perusahaan – perusahaan yang terlibat dalam transaksi akuisisi, maka akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
16
a) Akuisisi Horizontal Akusisi yang dilakukan oleh suatu perusahaan atas perusahaan target yang memiliki bidang usaha yang sama, sehingga merupakan pesaing usaha, baik pesaing yang memproduksi produk yang sama maupun yang memiliki daerah pemasaran yang sama. Akuisisi horizontal dilakukan dengan tujuan untuk memperluas pangsa pasar atau membunuh pesaing usaha. b) Akuisisi Vertikal akuisisi yang dilakukan oleh suatu perusahaan atas perusahaan target yang berbeda dalam satu mata rantai produksi, yakni suatu perusahaan dalam arus pergerakan produksi dari hulu ke hilir. Akusisi vertikal dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kepastian adanya pasokan dan penjualan barang. 2) Akusisi dilihat dari lokalisasi Apabila dilihat dari segi lokalisasi perusahaan pengakuisisi dengan perusahaan target, akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Akuisisi Internal Transaksi akuisisi antara perusahaan – perusahaan yang berada dalam satu grup perusahaan yang sama. Dalam akuisisi internal sangat mungkin terjadi pelanggaran – pelanggaran prinsip keadilan yang disebabkan oleh hal – hal sebagai berikut:
17
Kemungkinan harga perusahaan target diatas harga saham yang wajar karena pemilik mayoritas perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target adalah pihak – pihak yang sama.
Pihak penjual tidak banyak kehilangan sahamnya mengingat kedudukannya juga sebagai pemegang saham perusahaan akuisisi.
Akusisi internal sangat sering dilakukan di Indonesia antara perusahaan terbuka dengan dana akuisisi yang diperoleh dari hasil rights issue. b) Akuisisi Eksternal Akuisisi antara perusahaan – perusahaan yang berada dalam grup perusahan berbeda. 3) Akuisisi dilihat dari objek transaksi Apabila dilihat dari objek transaksi akuisisi, maka akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Akuisisi Saham Akuisisi saham merupakan jenis akuisisi yang paling umum dan paling banyak dilakukan di Indonesia. Akuisisi saham adalah pengambilalihan salam
perusahaan
target
oleh
perusahaan
pengakuisisi
yang
mengakibatkan penguasaan mayoritas atas nama saham perusahaan target oleh perusahaan yang melakukan akuisisi, dan akan membawa ke arah penguasaan manajemen dan jalannya perseroan. Agar dapat disebut sebagai transaksi akuisisi saham, maka saham yang diambilalih harus mencapai 51% atau paling tidak setelah transaksi akuisisi tersebut tuntas perusahaan pengakuisisi memiliki minimal 51%
18
saham perusahaan target akuisisi. Apabila saham yang dimiliki kurang dari presentase tersebut, maka perusahaan pengakuisisi tidak dapat melakukan pengendalian atas perusahaan target, sehingga transaksi yang terjadi bukan merupakan akuisisi melainkan jual beli saham biasa. Melalui penguasaan seluruh atau sebagian besar saham pada perusahaan target, maka perusaahan tersebut akan dimiliki oleh perusahaan pengambilalih termasuk hak – hak yang melekat pada perusahaan target (diantara perjanjian – perjanjian yang dibuat, segala perijinan yang dipunyai, dan kerugian atau keuntungan pajak), serta kewajiban – kewajiban yang menjadi beban perusahaan. b) Akuisisi Aset Akuisisi asset adalah pengambilalihan seluruh atau sebagian besar aktiva dan pasiva perusahaan target oleh perusahaan pengakuisisi dengan atau tanpa mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target terhadap pihak ketiga. akuisisi asset umumnya dilakukan jika perusahaan pengakuisisi menghadapi kesulitan dalam menghitung berapa jumlah utang perusahaan target yang harus ditanggungnya, atau jika perusahaan pengakuisisi ingin menghindar dari kewajiban membayar utang atau jika utang dan piutang perusahaan target sangat tidak jelas tercantum dalam pembukuan perusahaan. Apabila dibandingkan dengan akuisisi saham, akuisisi asset dapat memberikan keuntungan – keuntungan sebagai berikut:
19
Dapat memilih asset yang benar – benar diinginkan saja Dalam akuisisi asset, tidak semua asset perusahaan target ikut beralih kepada perusahaan pengakuisisi. Perusahaan pengakuisisi bebas memilih asset mana yang berguna bginya dan menguntungkan untuk diakuisisi,
sedangkan
asset
–
asset
yang
dianggap
kurang
menguntungkan tidak perlu diambil alih.
Menghindari tanggung jawab perusahaan target Dalam akuisisi asset, tidak semua tanggung jawab perusahaan target kepada pihak ketiga ikut beralih kepada perusahaan pengakuisisi. Kewajiban perusahaan target yang beralih hanyalah kewajiban – kewajiban yang melekat pada asset yang diakuisisi saja.
Menghindari gangguan pemegang saham minoritas, pekerja, dan manajemen Apabila yang diakuisisi adalah saham, maka dalam perusahaan yang diakuisisi masih ada pemegang saham minoritas (kecuali akuisisi dilakukan atas seluruh saham perusahaan), pekerja dan manajemen yang kepentingannya tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan pengakuisisi. Hal tersebut dapat dihindari dengan cara akuisisi asset, sehingga perusahaan pengakuisisi tidak perlu berurusan dengan pemegang saham minoritas, pekerja dan manajemen perusahaan yang diakuisisi.
Namun apabila dibandingkan dengan akuisisi saham, akusisi asset juga memiliki kelemahan – kelemahan sebagai berikut:
20
Prosesnya relatif sulit proses akuisisi asset relatif sulit karena pengalihan asset umunya harus dilakukan satu persatu dan masing – masing objek yang dialihkan memerlukan perosedur yang berbeda – beda.
Memerlukan waktu yang relatif lama pengalihan asset dilakukan satu persatu dengan prosedur yang berbeda – beda, sehingga memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pengalihan saham yang dapat dilakukan dalam satu transaksi saja.
Memerlukan lebih banyak biaya Biaya transaksi asset bermacam – macam atas beberapa jenis transaksi asset dikenakan pajak yang tinggi. Hal ini menyebabkan akuisisi asset memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan akuisisi saham.
Kehilangan identitas baru Berbeda dengan akuisisi saham dimana kelanjutan bisnis, jaringan bisnis, hak milik intelektual, serta berbagai aktiva tidak berwujud yang dimiliki perusahana target dapat dilanjutkan oleh perusahaan pengakuisisi, dalam pegakuisisi asset faktor – faktor tersebut tidak ikut beralih kepada perusahaan pengakuisisi. Dengan demikian, apabila perusahaan target memiliki aktiva tidak berwujud dan bisnis dengan niali
yang
cukup
menguntungkan.
besar
maka
akuisisi
asset
saja
kurang
21
c) Akusisi Kombinasi Akuisisi kombinasi merupakan perpaduan antara akuisisi saham dan akuisisi asset. Sebagai contoh, akuisisi kombinasi terjadi apabila perusahaan penagakuisisi melakukan pengambilalihan atas 50% saham dan 50% asset perusahaan target. kontraprestasi dalam transaksi akuisisi kombinasi juga dapat dilakukan sebagian dengan pembayaran tunai, dan sebagaian lagi dengan saham perusahaan pengakuisisi atau saham perusahaan lainnya. d) Akuisisi Kegiatan Usaha Pengambilalihan kegiatan usaha tertentu dari perusahaan target (Misalnya jaringan bisnis, alat produksi, hak milik intelektual dan lain sebagainya) oleh perusahaan pengakuisisi. Sedangkan menurut Moin (2010:42) jenis akuisisi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Akuisisi saham, digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan didirikan atas saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual sahamsaham mereka kepada pembeli/pengakuisisi; 2) Akuisisi asset, apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka la dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aset dilakukan apabila pihak
22
pengakuisisi tidak ingin terbebani hutang yang ditanggung oleh perusahaan target. 2.1.6 Keuntungan dan Kelemahan Akuisisi Moin (2010:18) keuntungan melakukan akuisisi untuk pertumbuhan perusahaan adalah: 1) Dari segi operasi (operation advantage) merupakan tindakan untuk melakukan take over maupun akuisisi karena alasan skala ekonomis yang kemungkinan dapat tercapai. 2) Dari segi finansial (financial advantage) menjadi keuntungan yang kedua setelah operatian advantage. Perusahaan hasil akuisisi memperoleh manfaat dipasar uang maupun pasar modal karena meningkatkan ukuran efisiensi. 3) Melalui akuisisi perusahaan dapat mengakselerasi tingkat pertumbuhan, jika di bandingkan dengan ekspansi eksternal. 4) Difersifikasi kegiatan usaha perusahaan dapat dilakukan melalui akuisisi, dengan demikian dapat dijaga perolehan tingkat keuntungan agar tidak mengalami fluktuasi karena berbagai faktor. Kelemahan dari akuisisi adalah sebagai berikut: 1) Proses integrasi yang tidak mudah. 2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. 3) Biaya konsultan yang mahal. 4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi. 5) Biaya koordinasi yang mahal. 6) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
23
7) Seringkali menurunkan moral organisasi. 8) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. 2.1.7 Faktor – Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Akuisisi Moin (2010:21) Keberhasilan maupun kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat proses perencanaan. Saat proses ini berlangsung biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda antara fungsi organisasi dalam pengambilan keputusan akuisisi seiring dengan menignkatnya momentum. faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan akuisisi, yaitu: 1) Melakukan audit sebelum akuisisi. 2) Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya. 3) Perusahaan target dalam keadaan baik. 4) Perusahaan target relative kecil. 5) Melakukan akuisisi yang bersahabat. berikut ini merupakan faktor – faktor yang memicu kegagalan dalam akuisisi, yaitu: 1) tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang akan dicapai dari setiap program akuisisi. 2) perusahaan target memiliki keseuaian strategi yang rendah dibandingkan perusahaan pengambilalih. 3) hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidak cukup untuk mencapai keberhasilan akuisisi. 4) rencana integrasi yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
24
5) tim negoisasi yang berbeda dengan tim implementasi yang akan menyulitkan proses integrasi. 6) pendekatan – pendekatan integrasi yang tidak sesuai dengan perusahaan target yaitu absorsi, preservasi atau simbiosis. 7) ketidakpastian, kekuatan dan kegelisahan diantara staf perusahaan yang tidak ditangani. 2.1.8 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Munawir (dalam Fahmi, 2014:2) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial. Laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasanalasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2010:5).
25
Laporan keuangan memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan kebijakan perusahaan dan harus diterapkan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. menggambarkan tujuan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu (Harahap, 2011:133): 1) Tujuan Umum; menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2) Tujuan Khusus; member informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahaan kekayaan dan kewajiban, serta informasi yang relevan. Selain sebagai alat pengambil keputusan, Laporan keuangan sebagai alat pertanggung jawaban manajemen perusahaan terhadap pihakpihak yang berkepentingan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya digunakan oleh pihak internal perusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan oleh pihak eksternal dengan tujuan memperoleh informasi atas kondisi keuangan perusahaan tersebut, para pengguna Laporan keuangan dijelaskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2009:2) yang menjelaskan: Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) (dalam Fahmi, 2014:6) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat
26
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka diharapkan laporan keuangan dapat membantu dalam tujuan untuk menghindari analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan. 2.1.9 Jenis – Jenis Laporan Keuangan Jenis laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan meliputi empat jenis, yaitu: 1) Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi melaporkan kelebihan pendapatan dan beban – beban yang terjadi kelebihan ini disebut laba bersih. Jika beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih. 2) Neraca Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu. Biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Seksi aktiva biasanya disusun dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Seksi kewajiban, utang usaha merupakan satu – satunya kewajiban jika terdapat satu atau lebih jenis kewajiban. 3) Laporan ekuitas pemilik Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Laporan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas
27
pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. 4) Laporan arus kas Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, laporan arus kas terdiri dari tiga seksi, yaitu:
Aktivitas operasi
Aktivitas investasi
Aktivitas pendanaan
Sedangkan Wiagustini (2010:37) mengemukakan bahwa isi laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan, yaitu: 1) Neraca Neraca adalah suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang dan modal sendiri suatu perusahaan pada saat tertentu. 2) Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah ikhtisar yang memuat rincian pendapat dan biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu periode tertentu. 3) Catatan atas laporan keuangan Berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos – pos yang
28
disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos – pos yang tidak memenuhi criteria pengakuan dalam laporan keuangan. 2.1.10 Analisis Laporan Keuangan Harahap (2011:190) “Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos– pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang signifikan atau mempunyai makna satu dengan yang lainnya, baik data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Sedang menurut (Prastowo, 2010:52) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Prastowo (2010:52) analisis laporan keuangan bertujuan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan secara lengkap analisis laporan keuangan. Secara lengkap tujuan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari yang terdapat laporan keuangan biasa. 2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan / yang berada dibalik laporan keuangan. 3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
29
4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi peningkatan. 6) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7) Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal di dunia bisnis. 8) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan hasil usaha struktur keuangan. Harahap (dalam Fahmi, 2014:7) mengatakan bahwa hasil analisa laporan keuangan akan bisa membuka tabir : 1) Kesalahan proses akuntansi seperti : kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal. 2) Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing (mengubah informasi pendapatan perusahaan tidak sebagaimana mestinya), dan lain sebagainya.
30
Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang menggambarkan pada laporan keuangan akan menjadi informasi keuangan, dan selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam pengambilan keputusan. Hanafi (2016:35) menyatakan bahwa pada waktu menganalisis laporan keuangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1) Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun ke belakang barangkali bisa digunakan untuk melihat adanya trend – trend tersebut. Lebih spesifik lagi, jika trend menunjukkan perkembangan yang lebih baik, maka perusahaan barangkali berada pada jalur yang tepat, dan sebaliknya. 2) Angka – angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik tidaknya. Angka pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak baik. 3) Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati – hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan – pernyataan yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan ke dalam analisis. 4) Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak tersedia di laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut bisa membuat analisis menjadi lebih tajam.
31
2.1.11 Langkah – Langkah dalam Menganalisis Laporan Keuangan Bagi investor dan pihak lainnya yang berkeinginan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perlu melakukan analisis laporan keuangan secara sistematis dan terukur. Dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan pendukung dalam proses pengambilan keputusan, terutama dukungan dalam keputusan jangka panjang. Penafsiran keputusan jangka panjang di sisi dilihat dari sisi prespektif investor, baik investor berkategori real investment dan financial investment. Adapun perbedaan antara real investment dengan financial investment yaitu: 1) Real investment (investasi nyata) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin, atau pabrik. 2) Financial investment (investasi keuangan) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa dan obligasi. Dapat ditegaskan bahwa financial investment merupakan investasi dalam bentuk commercial paper (surat berharga). Dan di Negara maju financial investment menjadi salah satu alternative favorit public dalam berinvestasi. Sementara pada Negara berkembang dan keterbelakang real investment masih lebih dikedepankan dan dianggap sebagai salah satu sektor yang mampu mempercepat proses pembangunan, terutama mampu menyerap tenaga kerja yang otomatis memperkecil angka pengangguran. Fraser dan Ormiston (dalam Fahmi, 2014:12) diperlukan sebuah langkah – langkah analisis yang berlangsung secara sistematis dan komprehensif dalam
32
mengkaji laporan keuangan suatu perusahaan. Adapun langkah – langkah analisis dalam laporan keuangan, yaitu: 1) Tentukan tujuan analisis. 2) Pelajari tentang dimana perusahaan bergerak dan hubungan iklim industry dengan proyeksi pengembangan ekonomi. 3) Kembangkanlah pengetahuan mengenai perusahaan dan kualitas manajemen. 4) Evaluasi laporan keuangan.
Alat: laporan keuangan common size, rasio keuangan utama, analisis trend, analisis structural, dan perbandingan dengan industry pesaing.
Bidang utama: likuiditas jangka pendek, efisien usaha, struktur modal dan solvensi jangka panjang, profitabilitas, rasio pasar, dan analisis data segmen (jika relevan).
5) Ikhtisarkan temuan – temuan atas dasar suatu analisis dan ambil kesimpulan berkenaan dengan sasaran yang ditetapkan. Dalam melakukan analisis laporan keuangan ini permasalahan yang harus dihindari adalah jangan sampai dipergunakannya data – data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya kebenarannya. Karena salah satu permasalahan yang sering timbul bahwa data – data tersebut sering direkayasa dengan tujuan – tujuan dan maksud – maksud tertentu, dengan dilandasi karena faktor ingin mengambil keuntungan. Salah satu pihak yang paling berkompeten untuk merekayasa laporan keuangan adalah manajemen perusahaan. Fraser dan Ormiston (dalam Fahmi, 2014:15), catatan atas laporan keuangan juga meliputi informasi mengenai:
33
1) Akuisisi atau divestasi yang terjadi selama periode akuntansi. 2) Rencana pensiun direktur dan karyawan, dan opsi saham. 3) Perjanjian sewa guna usaha. 4) Syarat, biaya, dan jatuh tempo utang. 5) Proses hukum yang belum selesai. 6) Pajak penghasilan. 7) Komitmen dan kontinjensi. 8) Hasil operasi triwulan. 9) Kegiatan usaha segmen. 2.1.12 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan suatu Perusahaan Fahmi (2014:15) Ada beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan terdapat laporan keuangan suatu perusahaan, yaitu: 1) Kreditur Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang, barang, maupun dalam bentuk jasa. Contoh kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk uangan adalah perbankan atau leasing. Pada saat pihak debitur mengajukan permohonan untuk meminjam sejumlah dana kepada kreditur, maka sudah menjadi kewajiban bagi pihak kreditur untuk melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan pihak debitur. Karena dengan melihat dan meneliti setiap laporan keuangan tersebut pihak kreditur akan dapat memberikan sebuah rekomendasi apakah usulan untuk pinjaman tersebut layak untuk direalisasikan dan jika layak berapa angka yang harus
34
direalisasikan. Karena bagi pihak kreditur ini menyangkut dengan kemampuan dari pihak debitur untuk mampu mengembalikan pinjaman tersebut tepat pada waktunya, karena jika timbul kemacetan maka tentunya akan menimbulkan kesulitan tersendiri bagi pihak kreditur. Dan kemampuan debitur untuk membayar cicilan pinjamannya itu dapat dilihat pada data – data keuangan masa lalu yang di sana tergambarkan kinerja debitur. 2) Investor Investor disini bisa mereka yang membeli saham tersebut atau bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia akan berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan. 3) Akuntan Publik Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan audit dalam sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi. Bagi sebuah perusahaan yang akan go public tanggung jawab seorang auditor menjadi lebih berat karena dengan penilaiannya sebuah perusahaan bisa atau tidak dinyatakan laporan keuangannya memenuhi syarat untuk go public. Dalam konteks ini reputasi seorang auditor dipertaruhkan.
35
4) Karyawan Perusahaan Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di suatu perusahaan. Dan secara ekonomi mereka mempunyai ketergantungan yang besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang diterima dari perusahaan tempat bekerja telah begitu berperan dalam membantu kehidupannya. Dengan begitu posisi perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi bahan kajian bagi karyawan dalam memosisikan keputusan ke depan nantinya. 5) Bapepam Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu perusahaan yang akan go public maka perusahaan tersebut berkewajiban untuk memperlihatkan laporan keuangannya kepada Bapepam dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia. Bapepam bertugas untuk mengamati dan mengawasi setiap kondisi perusahaan yang go publik tersebut, termasuk berkewajiban untuk tidak menerima atau mengeluarkan perusahaan yang dianggap sudah tidak layak lagi untul go publik. 6) Underwriter Underwriter adalah pinjaman emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal. Salah satu penilaian underwriter pada sebuah perusahaan adalah kondisi laporan keuangan yang dimiliki. Sehingga dengan kata lain reputasi sebuah underwriter menjadi penting dalam menyatakan sebuah perusahaan tersebut layak atau tidak untuk dijamin go publik.
36
7) Konsumen Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing konsumen dibagi dua yaitu yang pertama konsumen aktual, yaitu konsumen yang loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Yang kedua konsumen potensial, yaitu konsumen yang berpotensi menjadi konsumen aktual. Sehingga konsumen yang menjadi loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan adalah memiliki ketergantungan yang tinggi pada perusahaan tersebut. 8) Pemasok Pemasok merupakan mereka yang menerima order untuk memasok setiap kebutuhan perusahaan mulai dari hal – hal yang dianggap kecil sampai yang besar yang mana semua itu dihitung dalam skala finansial. Tentunya dari setiap barang yang dipasok tersebut ada yang dibayar dimuka sebagian saja dan pelunasannya dilakukan dalam kurun jangka waktu tertentu yang bisa terlaksana setiap per semester atau setiap akhir tahun. Karena pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu yang seperti itu telah menyebabkan pihak pemasok harus melakukan tindakan analisis yang mendalam dan penuh dengan kehati – hatian. Sehingga dengan begitu menyebabkan pihak pemasok merasa sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut guna memprediksi akan kelancaran pembayaran yang akan dilakukan di kemudian hari.
37
9) Lembaga Penilai Lembaga penilai disini berasal dari berbagai latar belakang seperti GCG (Good Corporate Governance), WALHI (wahana lingkungan hidup), majalah, televise, tabloid, surat kabar, dan lainnya yang secara berkala membuat rangking perusahaan berdasarkan klasifikasi masing – masing seperti 10 perbankan terbaik versi majalah Warta Ekonomi misalnya. Dimana data – data yang berasal dari laporan keuangan tersebut dijadikan rujukan untuk penilaian. 10) Asosiasi Perdagangan Asosiasi perdagangan ini mencakup mulai dari KADIN (kamar dagang dan industri), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), asosiasi pertekstilan Indonesia, dan lainnya. Dimana organisasi tersebut menaungi berbagai perusahaan yang menjadi anggotanya dan setiap waktunya diadakan rapat tahunan atau berbagai pertemuan lainnya yang membahas berbagai hal yang menjadi hambatan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan dan tidak terkecuali seperti terjadinya penurunan angka penjualan. 11) Pengadilan Laporan keuangan yang dihasilkan dan disahkan oleh pihak perusahaan adalah dapat menjadi barang bukti pertanggung jawaban kinerja keuangan, dan pertanggung jawaban dalam bentuk laporan keuangan tersebut nantinya akan menjadi subjek pertanyaan dalam peradilan. Contoh bukti ditemukannya kecurangan pada pembuatan laporan keuangan yang telah menyebabkan
38
kerugian bagi pihak tertentu dan semua itu terjadi dikarenakan yang dilaporkan tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. 12) Akademis dan Peneliti Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang melakukan research terhadap sebuah perusahaan. Sehingga dengan begitu kebutuhan akan informasi sebuah laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan adalah mutlak, apalagi jika penelitian tersebut dipublikasikan ke berbagai jurnal dan media massa baik nasional dan internasional.contoh penelitian dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari sebuah Universitas, dan lain sebagainya. 13) Pemda Pemerintah Daerah adalah mereka yang mempunyai hubungan kuat dengan kajian seperti akan lahirnya suatu perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan berbagai aspek. Seperti aspek lingkungan. Aspek lingkungan pada saat pemda melakukan kaji ulang terhadap usulan akan dibangunnya sebuah industri pada kawasan yang dilarang atau tidak diperbolehkan.Sehubungan dengan itu pemerintah daerah akan melakukan analisis berbagai segi termasuk kebijakan perusahaaan dalam mematuhi aturan berlaku di daerah tempat perusahaan beroperasi. Apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini dimana daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengatur dan mengelola daerahnya. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi pihak perusahaan untuk menginformasikan secara akurat tentang keadaan perusahaan khususnya
39
laporan keuangan kepada pihak pemerintah daerah. Seperti pemberian kompensasi dan pesangon bagi karyawan apakah sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Karena dampak dari tidak baiknya kinerja perusahaan akan berpengaruh pada timbulnya dampak social misalnya moral hazard. 14) Pemerintah Pusat Pemerintah pusat adalah dengan segala perangkat yang dimilikinya telah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai data fundamental acuan untuk melihat perkembangan pada berbagai sektor bisnis. Juga harus disadari bahwa terbentuknya angka – angka pada laporan keuangan tidak bisa dipungkiri dari regulasi dan deregulasi yang telah digulirkan. 15) Pemerintah Asing Pemerintah asing merukapan pihak yang yang mengamati perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatau Negara, dimana misalnya Negara tersebut memiliki keterkaitan dalam bentuk perjanjian dagang (trade contract) yang mencakup dalam berbagai bidang usaha. Kedekatan hubungan bilateral dan multilateral antar Negara menyebabkan krisis ekonomi yang terjadi di suatu Negara akan membawa dampak pada Negara lain baik secara langsung (berdasarkan pada penurunan pertumbuhan ekonomi) ataupun tidak langsung (secara psikologis publik), seperti krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara kawasan Asia tahun 1997 yang telah membawa pengaruh kuat pada Negara Indonesia.
40
16) Organisasi Internasional Organisasi internasional disini seperti IMF (International Monetary Fund), ADB (Asian Development Bank), ASEAN, BPP, dan lainnya. Mereka ini adalah menjadi pihak yang turut andil dalam usaha menciptakan terbentuknya tatanan dunia baru. Dukungan baik financial dan non financial yang diberikan adalah menjadi ukuran kinerja dari lembaga tersebut, seperti kucuran dana yang diberikan oleh IMF dan WB pada beberapa Negara. Dimana dana tersebut akan dikelola dengan mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk dana tersebut disalurkan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. 2.1.13 Keterbatasan Laporan Keuangan PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) (dalam Fahmi, 2014:9) adapun sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu – satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari pernggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin
41
tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. 5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). 7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah – istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8) Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber – sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. 2.1.14 Kinerja Keuangan Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang baik, maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dijadikan dasar acuan untuk melihat badan usaha tersebut menjalankan suatu kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini harus dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan non keuangan. Kinerja keuangan dilihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang
42
diperoleh dari posisi keuangan, laba komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Fahmi (2012:12) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar atau ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Kinerja dapat dilihat dari segi kualitatif dan segi kuantitatif. Segi kualitatif merupakan kinerja perusahaan yang tidak dapat diukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan masyarakat. Dari segi kuantitatif merupakan kinerja perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan suatu analisis tertentu seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tinggi rendahnya kinerja keuangan suatu perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan tujuan investasi bagi para investor. Apabila kinerja perusahaan menyatakan baik maka dapat dikatakan perusahaan tersebut menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. 2.1.15 Rasio Keuangan (Fahmi, 2015:65) Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio:
43
1) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas terdiri dari 4 rasio, yaitu: a) Current Ratio Current Ratio (rasio lancar) adalah ukuran umum yang digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempoh. Current ratio dapat dihitung dengan rumus: CR =
Asset lancar Utang lancar
b) Quick Ratio Quick ratio (rasio cepat) adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. Quick ratio dapat dihitung dengan rumus: QR =
Asset lancar - Persediaan Utang lancar
c) Net Working Capital Ratio Net working capital ratio (rasio modal kerja bersih). Modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan.sumber modal kerja adalah pendapatan bersih, peningkatan kewajiban yang tidak lancar,
44
kenaikan ekuitas pemegang saham, dan penurunan aktiva yang tidak lancar. Net working capital ratio dapat dihitung dengan rumus: Net working capital ratio = Asset lancar – utang lancar d) Cash Flow Liquidity Ratio Cash flow liquidity ratio (rasio likuiditas arus kas) menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan menagih kas. Cash flow liquidity ratio dapat dihitung dengan rumus: Cash flow liquidity ratio =
Kas + Surat berharga Utang lancar
2) Rasio Leverage atau Solvabilitas Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak di ambil dan dari mana sumber – sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Rasio leverage umumnya terdiri dari 8 rasio, yaitu: a) Debt to Total Assets atau Debt Ratio Dimana rasio ini disebut juga sebagai prasio yang melihat perbandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi
45
dengan total asset. Debt to total assets atau debt ratio dapat dihitung dengan rumus: DAR =
Total utang Total asset
b) Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihat besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Debt to equity ratio dapat dihitung dengan rumus: DER =
Total utang Total modal sendiri
c) Times Interest Earned Time interest earned disebut juga sebagai rasio kelipatan. Times interest earned dapat dihitung dengan rumus: Times interest earned =
Laba sebelum bunga dan pajak Beban bunga
d) Cash Flow Coverage Cash flow coverage dapat dihitung dengan rumus: Aliran kas masuk - depresiasi Cash flow coverage =
Beban tetap+Deviden +Deviden (1-pajak) (1-pajak)
46
e) Long-Term Debt to Total Capitalization Long-term debt to total capitalization (utang jangka panjang) merupakan sumber dana pinjaman yang bersumber dari utang jangka panjang. Seperti obligasi dan lain sebagainya. Ling-term debt to total capitalization dapat dihitung dengan rumus: Long term debt =
Utang jangka panjang Utang jangka panjang+ekuitas pemegang saham
f) Fixed Charge Coverage Fixed charge coverage (rasio menutup beban tetap) merupakan ukuran yang lebih luas dari kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetap dibandingkan dengan rasio kelipatan pembayaran bunga karena termasuk pembayaran beban bunga tetap yang berkenaan dengan sewa guna usaha. Fixed charge coverage dapat dihitung dengan rumus: Fixed charge coverage =
Laba usaha + Beban usaha Beban bunga + Beban sewa
g) Cash Flow Adequacy Cash flow adequacy (rasio kecukupan arus kas) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menutup pengeluaran modal, utang jangka panjang, dan pembayaran dividen setiap tahunnya. Dalam konteks ini suatu perusahaan yang baik adalah memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan arus kas, artinya mampu memberikan arus kas sesuai yang diharapkan. Dan begitu pula sebaliknya jika arus kas yang dihasilkan
47
tidak sesuai harapan maka memungkinkan perusahaan akan mengalami masalah termasuk mencari dana untuk membayar kewajiban – kewajibannya. Cash flow adequacy dapat dihitung dengan rumus: CAsh flow adequancy =
Arus kas dari aktiva operasi Pengeluaran modal+pelunasan utang+bayar deviden
3) Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan
sumber
daya
yang
dimilikinya
guna
menunjukkan aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio ini bagi banyak praktisi dan analisis bisnis menyebutkan juga sebagai rasio pengelolaan asset. Rasio aktivitas umunya terdiri dari 5 rasio, yaitu: a) Inventory Turnover Inventory turnover ini melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Inventury turnover dapat dihitung dengan rumus: ITO =
Harga pokok penjualan Rata – rata persediaan
b) Day Sales Outstanding Day sales outstanding (rata – rata periode pengumpulan data). Rasio ini mengkaji
tentang
bagaimana
suatu
perusahaan
melihat
periode
48
pengumpulan piutang yang akan terlihat. Day sales outstanding dapat dihitung dengan rumus: Day sales outstanding =
Piutang Penjualan kredit / 360
c) Fixed Assets Turnover Fixed assets turnover (perputaran aktiva tetap). Rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat perputarannya secara efektif dan memberikan dampak pada keuangan perusahaan. Fixed assets turnover dapat dihitung dengan rumus: FATO =
Penjualan Aktiva tetap
d) Total Assets Turnover Total assets turnover (perputaran total asset). Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan asset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Total assets turnover dapat dihitung dengan rumus: TATO =
Penjualan Total asset
e) Long Term Assets Turnover Lng term assets turnover (perputaran asset jangka panjang) dapat dihitung dengan rumus: Long term assets turnover =
Penjualan Asset jangka panjang
49
4) Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas umumnya terdiri dari 4 rasio, yaitu: a) Gross Profit Margin Rasio gross profit margin merupakan margin laba kotor. Margin laba kotor yang memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan,
mengukur
kemampuan
sebuah
perusahaan
untuk
mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Gross profit margin dapat dihitung dengan rumus: GPM =
Penjualan – Harga pokok penjualan Penjualan
b) Net Profit Margin Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Margin laba bersih sama denganlaba bersih dibagi dengan penjualan
bersih.
Ini
menunjukkan
kestabilan
kesatuan
untuk
menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun – tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi
50
penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi harga pokok penjualan. Net profit margin dapat dihitung dengan rumus: NPM =
Laba setelah pajak Penjualan
c) Return on Investment (ROI) Rasio return on investment atau pengembalian investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on assets (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Return on investment dapat dihitung dengan rumus: ROI =
Laba setelah pajak Total asset
d) Return on Equity (ROE) Rasio return on equity disebut juga dengan laba atas equity. Di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan
51
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Return on equity dapat dihitung dengan rumus: ROE =
Laba setelah pajak Modal sendiri
5) Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan teehadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. Rasio nilai pasar umunya terdiri dari 7 rasio, yaitu: a) Earning Per Share (EPS) Earning per share (pendapatan per lembar saham) adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Earning per share dapat dihitung dengan rumus: 𝐸𝑃𝑆 =
pendapatan setelah pajak jumlah saham yang beredar
b) Price Earning Ratio (PER) Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio (rasio harga laba) maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu price earning ratio adalah perbandingan antara market price
52
pershare (harga saham per lembar saham) dengan earning pershare (laba per lembar saham). Price earning ratio dapat dihitung dengan rumus: PER =
harga pasar per saham laba per lembar saham
c) Book Value Per Share (BVS) Book value per share (harga buku per saham) dapat dihitung dengan rumus: BVS =
Total modal mandiri – Saham istimewa Saham biasa yang beredar
d) Price Book Value (PBV) Price book value dapat dihitung dengan rumus: PBV =
Harga pasar per saham Harga buku per saham
e) Dividen Yield Dividen yield atau hasil saham dapat dihitung dengan rumus: Dividen yield =
Dividen per share Market price per share
f) Dividen Payout Ratio Dividen payout ratio atau pembayaran dividen dapat dihitung dengan rumus:
53
Dividen payout ratio =
Dividen per share Earning per share
2.1.16 Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Standar Industri Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuannya menghasilkan laba. Dalam standar akuntansi keuangan menyebutkan bahwa penghasilan bersih atau laba sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang dianalisis dengan mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh pihak manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu sehingga yang perlu diperhatikan disini bahwa pengukuran kinerja perusahaan berhubungan dengan data kondisi masa lampau, dimana kemungkinan sulit untuk meramalkan kejadian-kejadian dimasa yang akan datang. Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Munawir (2010:31) yaitu: a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. b) Untuk mengetahui tingkat aktivitas; yaitu mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam mempergunakan sumber-sumber dana yang ada.
54
c) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. d) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Analisisi laporan keuangan suatu perusahaan akan lebih baik jika hasil analisis tersebut dibandingkan dengan rata – rata industri dan hasil dari pesaing. Dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut. Standar ini ditentukan dengan membandingkan antara rasio – rasio suatu perusahaan dengan rasio – rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis. Tabel 1 Standar Industri Rasio Likuiditas Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Periode Tahun 2011 – 2015 Rasio Periode 2011 2012 2013 2014 2015 176% 142% 169% 161% 161% CR QR
104%
107%
111%
93%
91%
Sumber data: Lampiran 1, diolah
Tabel 2 Standar Industri Rasio Solvabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Periode Tahun 2011 – 2015 Rasio Periode 2011 2012 2013 2014 2015 120% 96% 101% 93% 117% DER Sumber data: Lampiran 2, diolah
55
Tabel 3 Standar Industri Rasio Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Periode Tahun 2011 – 2015 Rasio Periode 2011 2012 2013 2014 2015 8% 8% 6% 5% 2% ROA 15% 15% 10% 8% 5% ROE Sumber data: Lampiran 4, diolah
Tabel 4 Standar Industri Rasio Aktivitas Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Periode Tahun 2011 – 2015 Rasio Periode 2011 2012 2013 2014 2015 1x 1x 1x 1x 1x TATO 2x 2x 2x 2x 1x FATO Sumber data: Lampiran 3, diolah 2.1.17 Tahap – Tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda – beda karena ruang lingkup bisnis yang dijalankan. Jika perusahaan tersebut bergerak pada bidang telekomunikasi maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. Begitu juga dengan sektor keuangan seperti perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya. Fahmi (2012:15) menyatakan ada 5 tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu: 1) Melakukan review terhadap laporan keuangan Review disini diajukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah – kaidah yang berlaku umum
56
dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan. 2) Melakukan perhitungan Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang di inginkan. 3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut, kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitung dari berbagai perusahaan lainnya, metode yang paling umum digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu:
Time series analysis
Cross sectional approach
Dari penggunaan kedua metode ini diharapkan dapat dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan posisi tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik sedang/normal, tidak baik dan sangat tidak baik. 4) Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahapan tersebut, selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat masalah – masalah yang dialami perusahaan. 5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang ditemukan
57
Pada tahap terakhir, setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input agar apa yang menjadi kendala bisa diatasi. 2.1.18 Analisis Rasio Keuangan Secara umum, kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan, maka seorang analis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang biasa digunakan dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan atau lebih dengan jelas membagi satu data dengan data yang lain. Menurut Fahmi (2014: 107) rasio merupakan sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya dan dilihat perbandingannya dengan harapan akan ditemukan jawaban yang dapat dijadikan bahan kajian untuk dianalisis. Hasil dari rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah diharapkan. (Kasmir, 2013: 104) Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Rasio Likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar. Rasio likuiditas menunjukkan bagaimana efisiensi perusahaan mengelola kekayaan lancar perusahaan sehingga mampu membayar utang jangka
58
pendeknya dan tepat pada waktu yang dibutuhkan. Rasio likuiditas meliputi: Current Ratio, Quick Ratio. 2) Rasio Solvabilitas adalah perbandingan antara aktiva total dan utang serta perbandingan antara utang dan ekuitas. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage meliputi : Debt Equity Ratio, Debt To Asset Ratio. 3) Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya dan penggunaan aset perusahaan. Rasio aktivitas ini meliputi: Total Asset Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO). 4) Rasio Profitabilitas, yaitu perbandingan antara laba perusahaan dan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut, makin besar perolehan laba dibandingkan dengan investasi perusahaan maka semakin
efisien
perusahaan
tersebut
dalam
memanfaatkan
fasilitas
perusahaan. Rasio profitabilitas meliputi: Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA).
2.1.19 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dan dapat dijadikan sebagai sumber penelitian, antara lain :
59
Tabel 5 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No 1
2
No
Nama Peneliti Rachmat Indrawan (2015)
Nur Syilvia Aprilia (2015)
Nama Peneliti
Judul Penelitian Analisis Laporan Keuangan PT.Smartfren Telecom Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Variabel Penelitian Terdapat 10 rasio yang diteliti, yaitu: current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to assets ratio,fixed assets turn over, total assets turn over, net profit margin, return on investment,return on equity,dan operating profit margin.
Teknik Analisis Analisis yang digunakan adalah analisis statistic non parametic dan uji paired sample ttest
Hasil Penelitian
Terdapat 7 rasio yang mempunyai perbedaan yang signifikan, yaitu: debt to equity ratio, debt to total assets, fixed assets turn over, total assets turn over, return on investment,net profit margin, dan return on equity, yang berarti terjadi peningkatan kinerja setelah akuisisi. Terdapat 3 rasio yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan, yaitu:current ratio, quick ratio, operating profit margin, yang berarti tidak terjadi perubahan secara signifikan dimana terjadi penurunan kinerja setelah akuisisi. Perbandingan Terdapat 10 rasio Analisis Terdapat 8 rasio yang Kinerja yang digunakan, yang mempunyai perbedaan secara Keuangan yaitu: current digunakan signifikan, yaitu: current Sebelum dan ratio, net profit adalah ratio, net profit margin, Sesudah margin, return analisis return on assets, return on Akuisisi pada on assets, return statistic equity, total assets turn over, Perusahaan on equity, debt to non fixed assets turn over, earning Manufaktur total assets ratio, parametic per share, price earning ratio, debt to equity dan uji yang berarti terjadi ratio, total assets paired peningkatan yang signifikan turn over, fixed sample t- setelah melakukan akuisisi. assets turn over, test Judul Variabel Teknik Hasil Penelitian Penelitian Penelitian Analisis earning per Terdapat 2 rasio yang tidak share, dan price mempunyai perbedaan secara earning ratio. signifikan, yaitu:debt to total assets ratio dan debt to equity ratio, yang berarti tidak terjadi perubahan yang
60
3
4
Novani Analisis Kurniawati Perbandingan (2014) Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Bank Agroniaga oleh BRI Ayu Dwi Analisis Allfian Perbedaan (2015) Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada PT. Jasa Marga Tbk
Terdapat 6 rasio yang digunakan, yaitu: current ratio, debt to equity ratio, debt to total assets ratio, net profit margin, return on equity, return on assets. Terdapat 7 rasio yang digunakan, yaitu: current ratio, debt to total assets ratio, debt to equity ratio, total assets turn over, net profit margin, return on equity, return on assets.
signifikan dimana terjadi penurunan setelah akuisisi. Analisis Tidak terdapat perbedaan yang yang signifikan terhadap digunakan kinerja keuangan perusahaan adalah uji sebelum dan sesudah akuisisi. paired sample ttest
Analisis yang digunakan adalah uji paired sample ttest
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.
61
2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan teroritis dan permasalahan yang telah dikemukakan, berikut gambar rerangka pemikiran dalam penelitian ini: Analisis Internal
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
Analisis Eksternal
1. 2. 3. 4.
Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Profitabilitas Nilai pasar
Likuiditas Quick Ratio (QR) Current Ratio (CR) Net Working Capital Ratio Cash Flow Liquidity Ratio
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Likuiditas 1. QR 2. CR
1. 2. 3. 4.
Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Profitabilitas
Solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Total Assets Ratio (DAR) Times Interest Earned Cash Flow Coverage Long-Term Debt to Total Capitalization Fixed Charge Coverage Cash Flow Adequency
Aktivitas 1. Total Asset Turnover (TATO) 2. Fixed Asset Turnover (FATO) 3. Inventory Turnover 4. Day Sales Outstanding 5. Long Term Asset Turnover
Solvabilitas 1. DER
Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Akuisisi PT. Indospring, Tbk
Return saham Tingkat inflasi Nilai tukar Suku bunga
Aktivitas 1. TATO 2. FATO
1. 2. 3. 4.
Profitabilitas Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Gross Profit Margin Net Profit Margin
Profitabilitas 1. ROA 2. ROE
Analisis Kinerja Keuangan Setelah Akuisisi PT. Indospring, Tbk
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
62
2.3 Rerangka Konseptual Hubungan antara variable quick ratio, current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, fixed asset turn over, return on assets, dan return on equity dapat ditunjukkan dalam model konseptual sebagai berikut:
Sebelum Akuisisi
Sesudah Akuisisi
1. 2. 3. 4.
Quick Ratio (QR) Current Ratio (CR) Debt to Equity Ratio (DER) Total Asset Turn Over (TATO) 5. Fixed Asset Turn Over (FATO) 6. Return on Assets (ROA) 7. Return on Equity (ROE)
Uji beda t-test
1. 2. 3. 4.
Quick Ratio (QR) Current Ratio (CR) Debt to Equity Ratio (DER) Total Asset Turn Over (TATO) 5. Fixed Asset Turn Over (FATO) 6. Return on Assets (ROA) 7. Return on Equity (ROE)
Gambar 2 Rerangka Konseptual
2.4
Hipotesis Berdasarkan uraian rerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian
dapat disajikan sebagai berikut : H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan PT. Indospring,Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi. H1:
Ada
perbedaan
yang
signifikan
terhadap
Indospring,Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi.
kinerja
keuangan
PT.