BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Komunikasi Massa 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Media massa atau saluran yang dimaksud adalah yang dihasilkan oleh teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Hal ini harus dibedakan dari media lainnya yang tidak disebut media massa seperti media tradisional. Media massa dalam konteks komunikasi massa terdiri dari, media elektronik penyiaran seperti televisi dan radio, media cetak seperti surat kabar, majalah, dan tabloid, media buku, film, dan internet (Nurudin, 2009: 3-5). Massa dalam konteks komunikasi massa berarti komunikan atau penerima pesan dari media massa, yaitu massa yang sikap dan perilakunya berkaitan dan dipengaruhi peran media massa sebagai komunikator atau pemberi pesan. Yang termasuk massa dalam media massa adalah audiens, khalayak, penonton, pemirsa, dan pembaca (Nurudin, 2009: 4).
2.1.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Ciri-ciri komunikasi massa adalah : 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa terdiri dari kumpulan orang dan bukan satu orang, yang merupakan gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain bersama-sama dalam sebuah lembaga (perusahaan, institusi, atau
11
12 organisasi). Dalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga atau perusahaan media massa itu sendiri. Komunikator merupakan lembaga karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa, dimana proses komunikasi yang terjadi melalui media massa. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen atau beragam atau berbeda-beda. Yang berarti komunikan memiliki karakter dan latar belakang yang bervariasi. Komunikan media massa memiliki keragaman latar pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Menurut Herbert Blumer seperti yang dikutip oleh Nurudin, karakteristik komunikan media massa adalah : a. Audiens dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum Pesan- pesan dalam komunikasi massa ditujukan bukan untuk satu orang atau satu kelompok masyarakat, tapi untuk khalayak yang plural. Sehingga pesan-pesan tersebut harus bersifat umum dan berlaku secara umum, bukan khusus untuk pihak atau golongan tertentu saja. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah
13 Komunikasi dalam komunikasi massa berjalan satu arah yakni dari media massa ke khalayak. Khalayak tidak bisa langsung memberikan umpan balik atau respon kepada media massa atas pesan yang dikirimkan. Meskipun bisa memberikan umpan balik namun sifatnya tertunda. Perkembangan teknologi komunikasi membuat khalayak bisa memberikan respon secara langsung kepada media massa dengan komunikasi dua arah, seperti program acara televisi atau radio yang membuka jalur telepon untuk khalayak memberi respon. Namun pada dasarnya, ini tidak bisa disebut sebagai komunikasi massa dua arah, karena komunikasi yang terjalin hanya antara media massa dengan khalayak tertentu saja, sementara komunikasi massa itu harus terjadi pada semua khalayak yang banyak dan heterogen. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesan dalam komunikasi massa. Dimana khalayak bisa menikmati pesan dari media massa secara serempak dan hampir bersamaan. Artinya, komunikator menyebarkan pesan dan informasi secara serentak. 6. Komunikasi massa dikontrol gatekeeper Pesan yang bersifat umum dan ditujukan untuk khalayak luas mengalami proses penyaringan terlebih dahulu karena pesan tersebut menyangkut kepentingan dan akan mempengaruhi banyak orang. Bahan-bahan, peristiwa, data yang menjadi pesan yang akan disiarkan media massa sangat banyak dan beragam. Sehingga tidak semua bahan tersebut bisa dimunculkan dan disebarkan kepada khalayak. Maka dari itu, perlu adanya proses pemilihan, pemilahan, dan penyesuaian pesan yang akan diambil sesuai dengan media massa itu sendiri dan juga khalayak. Orang-orang yang bertanggung jawab dalam proses ini disebut gatekeeper (penapis informasi). Gatekeeper
berfungsi
sebagai
orang
yang
menambah,
mengurangi,
14 menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan, karena baik buruknya dampak pesan bagi khalayak tergantung pada fungsi penapisan informasi ini (Nurudin, 2009: 19-32).
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa tidak bisa dipisahkan dari fungsi media massa. Karena komunikasi massa adalah proses komunikasi melalui media massa. Sehingga, pembahasan tentang fungsi komunikasi massa juga berarti fungsi media massa itu sendiri. Fungsi-fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut : 1. Informasi : media massa memberikan informasi yang luas kepada khalayak, khususnya informasi berita yang penting bagi masyarakat. Informasi yang diberikan harus benar, akurat, dan sesuai fakta. Fakta yang dimaksud adalah kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Di jurnalistik, fakta diringkas dalam istilah 5W + 1H (What (apa), Where (dimana), Who (siapa), When (kapan), Why (mengapa), How (bagaimana)). 2. Hiburan : media massa berfungsi untuk memberikan hiburan bagi khalayaknya. Hiburan yang bisa melepaskan ketegangan, kelelahan, dan kepenatan. Media massa yang paling tinggi fungsi hiburannya adalah media elektronik, khususnya televisi. Karena selain melepaskan ketegangan, televisi juga berfungsi sebagai perekat keintiman dalam keluarga karena dinikmati bersama-sama dengan keluarga. 3. Persuasi : menurut Josep A. Devito (1997) seperti yang dikutip oleh Nurudin, fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk :
15 a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, nilai seseorang : contoh, pemirsa yang sangat menyukai dan penggila bola akan menonton acara olahraga khususnya acara sepak bola, maka semakin sering menonton, maka sikap, kepercayaan, dan rasa suka terhadap bola akan semakin kuat dan kukuh. b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang : gaya berpakaian atau gaya rambut masyarakat khususnya anak-anak muda banyak yang berubah karena mengikuti gaya rambut dan gaya berpakaian artis-artis yang muncul di acara-acara televisi. c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu : iklan-iklan di televisi bisa menggerakan penonton untuk membeli produk yang diiklankan tersebut. Acara amal di televisi bisa menggerakan penonton untuk ikut beramal. 4. Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu : media massa khususnya televisi juga memperkenalkan etika kepada masyarakat, mana yang benar dan yang salah. 5. Transmisi Budaya : Media massa merupakan alat utama di dalam transmisi budaya pada tingkat kontemporer dan historis. Dalam tingkat kontemporer, media
massa memperkuat konsensus nilai masyarakat,
dengan selalu
memperkenalkan bibit perubahan secara terus-menerus. 6. Mendorong Kohesi Sosial : media massa mampu mendorong masyarakat untuk bersatu. Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan. Media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan, dengan memberitakan kerukunan hidup beragama, media mendorong kohesi sosial.
16 7. Pengawasan : menurut Laswell yang dikutip oleh Nurudin, komunikasi massa memiliki fungsi pengawasan yang menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar. Ada dua fungsi pengawasan yaitu : a. Pengawasan Peringatan : memberi informasi mengenai bencana alam kepada masyarakat untuk memperingatkan masyarakat akan bahaya bencana dan supaya masyarakat menjadi waspada dan bersiap-siap. b. Pengawasan Instrumental : media massa menyebarkan informasi yang berguna bagi masyarakat. Contohnya seperti, informasi tentang harga kebutuhan sehari-hari yang sangat penting dan dibuthkan masyarakat. 8. Korelasi : media massa menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Media massa berperan sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. 9. Pewarisan Sosial : media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Contoh : acara televisi banyak yang mengandung kekerasan seperti sinetron-sinetron tentang penyiksaan, akhirnya hal ini malah mendidik dan mewariskan nilai kepada masyarakat tentang kekerasan dan bahwa kekerasan menjadi hal yang biasa. Gaya berpakaian juga diwariskan melalui media massa dari generasi ke generasi. Begitu juga dengan acara-acara berbau seks di media massa yang dulu dianggap tabu, kini semakin terbuka dan bebas dipertontonkan. Hal ini mewariskan suatu budaya yang semakin terbuka kepada generasi berikutnya (Nurudin, 2009: 66-86).
17 2.1.1.4 Etika Komunikasi Massa Sobur (2001) seperti yang dikutip oleh Ardianto dkk, menyebutkan etika komunikasi massa (etika pers) adalah filsafat moral yang berkenaan dengan kewajiban-kewajiban pers dan tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk atau pers yang benar dan pers yang salah (Ardianto dkk, 2012:196). Etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Etika pers mempermasalahkan bagaimana seharusnya pers itu dilaksanakan agar dapat memenuhi fungsinya dengan baik (Ardianto dkk, 2012: 196). Beberapa hal yang terkait dengan etika komunikasi massa : 1. Tanggung Jawab : media massa harus bertanggung jawab terhadap setiap informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkan dari informasi yang disiarkannya. Tanggung jawab membuat media massa menjadi lebih berhati-hati untuk menyiarkan dan menyebarkan informasi. 2. Kebebasan Pers : media massa juga memiliki kebebasan dalam menyiarkan informasi, namun dengan istilah kebebasan yang bertanggung jawab. Memiliki kebebasan artinya adalah tidak ada pengekangan. Berbagai proses penghambatan pers dalam usaha menyiarakan berita sudah selayaknya dihilangkan. 3. Masalah Etis : yang terkait dengan masalah etis adalah wartawan melaksanakan kode etik kewartawanan untuk melindungi rahasia sumber berita. Bila narasumber tidak ingin disebutkan namanya, wartawan harus melindungi namanya dengan tidak menyebut nama sumber berita tersebut. 4. Ketepatan dan Objektivitas :
18 a. Kebenaran adalah tujuan utama. Informasi yang ditulis berdasarkan faktafakta di lapangan, bukan opini atau interpretasi wartawan sendiri. Wartawan tidak boleh memberitakan kebohongan yang berarti mengingkari etika komunikasi massa. b. Objektivitas
dalam
pelaporan
berita
bertujuan
untuk
membuktikan
profesionalisme wartawan dalam melayani publik. Objektif juga berarti wartawan tidak berat sebelah dalam liputannya. Dimana wartawan harus meliput dua sisi yang berbeda secara seimbang dan adil. c. Wartawan tidak boleh melakukan ketidakakuratan, kesembronoan dalam penulisan dan peliputan beritanya. Wartawan dituntut untuk cermat di dalam proses peliputan, harus selalu memeriksa sebuah informasi dengan pasti sebelum menulis berita (Ardianto dkk, 2012: 202).
2.1.2 Media Massa 2.1.2.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat, kepada audiens yang luas dan heterogen (berbedabeda karakteristiknya). Kelebihan media massa dibanding media lainnya adalah memiliki kemampuan dalam mengatasi batasan jarak, ruang, dan waktu. Serta mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2009: 9).
2.1.2.2 Bentuk-Bentuk Media Massa Media massa dibagi menjadi dua kategori yaitu Media Cetak dan Media Elektronik :
19 1. Media Cetak a. Surat Kabar Fungsi Surat Kabar : menurut Agee seperti yang dikutip oleh Ardianto dkk, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan tiga fungsi sekunder. Fungsi utama surat kabar : i. To inform, menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara, dan dunia. ii. To
comment,
mengomentari
berita
yang
disampaikan
dan
mengembangkannya ke dalam fokus berita. iii. To provide, menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media. Fungsi sekunder surat kabar : i. Untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu. ii. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus. iii. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak. b. Majalah Majalah memiliki sasaran khalayak yang spesifik. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya dari kalangan profesi atau hobi tertentu.
20 Fungsi Majalah : fungsi majalah mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, sheingga fungsi utama majalah berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita Gatra memiliki fungsi utama sebagai media informasi. Majalah wanita dewasa Femina lebih bersifat menghibur. Majalah pertanian Trubus memiliki fungsi utama untuk memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam. 2. Media Elektronik a. Radio (media audio) Berikut ini adalah ciri-ciri radio siaran : i. Auditori : radio siaran adalah untuk didengar, pesan yang disampaikan radio diterima secara selintas oleh pendengaran manusia yang terbatas. Hal ini membuat pendengar sulit menerima dengan jelas informasi yang disampaikan karena tidka dapat diulang. Oleh karena itu, pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas (Charnley, 1965:29) atau menurut Mark W. Hall, pesan radio siaran harus be cristal clear (1974:51). ii. Radio is the Now : radio adalah media massa yang paling aktual. Proses penyampaian pesannya hanya dalam hitungan detik dan lebih simpel. Radio siaran juga sering melakukan liputan langsung dari tempat kejadian. Karena tidak memerlukan peralatan yang banyak dan rumit, sehingga radio bisa dengan cepat meliput suatu peristiwa yang sedang terjadi. iii. Imajinatif : radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dari musik, kata-kata, dan efek suara yang diberikan. Karena
21 hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas. iv. Akrab : radio siaran bersifat akrab dan intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar yang sedang belajar atau mengerjakan pekerjaan kantor. v. Gaya Percakapan : penulisan berita di radio harus menggunakan bahasa percakapan sehari-hari agar mudah dipahami oleh pendengar. Hal ini karena sifat radio yang selintas dan tidak dapat diulang. Newson (1985:107) menyatakan rumus penulisan berita radio “Keep it simple, keep it short, keep it conversational”. Oleh karena itu, menulis naskah radio harus sebagaimana kita berbicara kepada khalayak (write the way you talk). vi. Menjaga Mobilitas : pada umumnya, khalayak mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas lain seperti, sambil mengendarai mobil, menyetrika, memasak, makan, menulis, dan lain-lain. Mobilitas pendengar terjaga, karena pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan radio. c. Film Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa audio visual di belahan dunia. Film memiliki empat fungsi yaitu, fungsi hiburan, informatif, edukatif, dan persuasif. Fungsi hiburan merupakan fungsi utama dari film, hal ini sesuai dengan tujuan khalayak menonton film adalah ingin memperoleh hiburan. d. Televisi (Ardianto dkk, 2012: 103-147)
22 2.1.3 Televisi 2.1.3.1 Definisi Televisi Menurut Sutisno (1993) seperti yang dikutip oleh Vera , televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti “jarak” dan dari kata visi (bahasa Latin) yang berarti “citra atau gambar”. Jadi televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Vera, 2008: 76).
2.1.3.2 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya yaitu, memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Dari keempat fungsi tersebut, yang paling dominan adalah fungsi menghibur. Karena tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, dan selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto dkk, 2012: 137).
2.1.3.3 Karakteristik Televisi 1. Audiovisual : televisi memiliki kelebihan yaitu bisa didengar sekaligus bisa dilihat (audiovisual). Penonton televisi dapat melihat gambar yang bergerak dan mendengar suara. Program televisi harus memiliki gambar dan suara, keduanya harus ada dan tidak boleh salah satunya. 2. Berpikir dalam Gambar : pengarah acara yang membuat naskah acara televisi harus berpikir dalam gambar (think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar : a. Visualisasi (Visualization) : menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Menurut Effendy (1993:96), dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek-
23 objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya. b. Penggambaran
(Picturization)
:
kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Mengatur transisi atau perpindahan dari satu gambar ke gambar berikutnya. 3. Pengoperasian lebih kompleks : pengoperasian televisi lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak orang. peralatan yang digunakan lebih banyak karena harus menyajikan gambar dan suara sekaligus, dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Peralatan yang banyak harus disertai dengan sumber daya manusia (kru) yang banyak pula untuk mengoperasikannya (Ardianto dkk, 2012: 137-140). Menurut Sutisno (1993) seperti yang dikutip oleh Vera, ciri utama televisi adalah bersifat audio visual, dimana stimulasi alat indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Berikut ini adalah beberapa karakteristik televisi secara lebih khusus : 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia. 2. Dapat menghadirkan obyek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung pada penonton. 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu. 5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik. 6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik.
24 7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. 8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 9. Membangkitkan rasa intim atau media personal (Vera, 2008: 79).
2.1.3.4 Kekuatan Televisi Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat pada penonton (Damayanti, 2010: 5).
2.1.3.5 Program Televisi Program televisi yang dibagi menjadi dua jenis yaitu, program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). 1. Program Informasi (Berita) Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program informasi dibagi menjadi dua yaitu Berita Keras (Hard News) dan Berita Lunak (Soft News). 2. Program Hiburan (Entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk
25 dalam kategori program hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan (Morissan, 2008: 223). Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Naratama membagi format acara televisi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Fiksi (Drama) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Contoh : Drama percintaan, Tragedi, Horor, Komedi, Legenda, Aksi, dan sebagainya. 2. Non Fiksi (Non Drama) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Format acara ini merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik, Contoh : Talk Show, Konser Musik, Variety Show, Magazine Show, Game Show, Kuis. 3. Berita dan Olahraga: adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana
26 dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh : Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga (Naratama, 2004: 63-66).
2.1.4 Berita 2.1.4.1 Definisi Berita Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet (Sumadiria, 2008: 65).
Berita adalah informasi yang penting dan menarik bagi khalayak audiens : 1. Aspek Penting : suatu informasi dikatakan penting jika informasi itu memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton secara umum. Semakin banyak penonton yang terkena dampak, maka informasi tersebut semakin penting. 2. Aspek Menarik : berita yang menarik adalah jika informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan rasa kagum, lucu atau humor, atau informasi mengenai pilihan hidup dan informasi mengenai sesuatu atau seseorang yang bersifat unik atau aneh (Morissan, 2008: 8-10).
2.1.4.2 Klasifikasi Kategori Berita Berita diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu : 1. Berita Keras (Hard News) Berita keras menunjuk pada peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusahan (Sumadiria, 2008: 66). Berita keras adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan
27 agar dapat diketahui khalayak audiens secepatnya. Berita keras disajikan dengan durasi mulai dari beberapa menit hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam (Morissan, 2008: 25-26). Jenis berita hard news menurut Morissan : straight news, features, dan infotainment. a. Straight news : berarti berita langsung (straight), yaitu suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W + 1H. Berita yang terikat waktu dan deadline. b. Features : adalah berita ringan namun menarik yaitu informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Berita ini tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan dan durasinya yang singkat (kurang dari lima menit). c. Infotainment : kata “infotainment” berasal dari dua kata yaitu, information yang artinya adalah informasi dan entertainment yang artinya adalah hiburan. Sehingga infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (Morissan, 2008: 219-221). 2. Berita Ringan atau Lunak (Soft News) Berita ringan menunjuk pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja (Sumadiria, 2008: 66). Berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan (Morissan, 2008: 27). Jenis berita hard news menurut Morissan : Current affair, magazine, dokumenter, dan talk show.
28 a. Current affair : adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.berita ini cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news. b. Magazine : adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam, yaitu feature dengan durasi yang lebih panjang. Program magazine bisa terdiri dari satu topik atau beberapa topik. c. Dokumenter : adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. d. Talk show (perbincangan) : program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (Morissan, 2008: 221-222) .
2.1.4.3 Jenis-Jenis Berita Berita berdasarkan jenisnya dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Elementary News (dasar) Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news report), dan berita menyeluruh (comprehensive news report) : a. Straight news report : adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Berita ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how yaitu 5W + 1H (Rivers, 1994). Berita langsung bersifat sepotong-potong, tidak utuh, dan hit and run (pukul dan lari) (Sumadiria, 2008: 70). Berita jenis ini sangat terikat dengan waktu, penting, dan harus
29 cepat-cepat disiarkan, karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audiens (Morissan, 2008: 26). b. Depth news report : adalah laporan dimana reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Contoh : dalam sebuah depth report tentang pidato pemilihan calon presdien, reporter akan memasukan pidato itu sendiri dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan oleh calon presiden tersebut beberapa waktu lalu (Rivers : 1994). c. Comprehensive news report : adalah laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh menggabungkan berbagai serpihan fakta dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat jelas. 2. Intermediate News (lanjutan) Berita intermediate mencakup pelaporan berita interpretatif (interpretative news report) dan pelaporan karangan khas (feature story report) : a. Interpretative news report : adalah berita yang memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Fokus beritanya adalah fakta yang terbukti bukan opini. Reporter menganalisis dan menjelaskan berita tersebut, namun tetap fokus dan berdasarkan fakta. Laporan interpretatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan “mengapa” (Rivers : 1994). b. Feature story report : dalam laporam berita lainnya, reporter menyajikan berita yang penting bagi pembaca. Sementara dalam laporan feature, reporter mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Dengan menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan
30 bercerita dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan (Rivers : 1994). 3. Advance News (mahir) Berita advance mencakup pelaporan mendalam (depth reporting), pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan tajuk rencana (editorial writing) : a.
Depth reporting : adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Pelaporan mendalam ditujukan agar orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang (Rivers : 1994).
b. Investigative reporting : berita yang memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan (Rivers : 1994). c.
Editorial writing : adalah pikiram sebuah institusi (media massa) yang diuji di depan sidang pendapat umum. Merupakan penyajian fakta dan opini yang menfasirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum (Sumadiria, 2008: 68-71).
2.1.4.4 Nilai Berita Nilai berita digunakan sebagai acuan dan patokan reporter untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan mana peristiwa yang tidak perlu diliput. Berikut ini adalah 11 nilai berita :
31 a. Keluarbiasaan (unusualness) : berita adalah suatu peristiwa luar biasa dan bukan biasa saja. Nilai berita peristiwa luar biasa dapat dilihat dari lima aspek yaitu, lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut, baik dalam bentuk jiwa dan harta, maupun menyangkut kemungkinan perubahan aktifitas kehidupan masyarakat. b. Kebaruan (newness) : berita adalah semua apa yang terbaru dan hasil karya terbaru. Segala sesuatu peristiwa yang baru terjadi dan penting menjadi berita. Semua hal yang baru, apapun namanya dan penting, pasti memiliki nilai berita. Contoh : presiden baru, bupati baru, gubernur baru. c. Akibat (impact) : berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Dampak suatu berita bergantung pada beberapa hal yaitu, seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengenai kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media yang melaporkannya. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi dan politik yang ditimbulkan suatu berita , maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya. Menurut Morissan (2008: 19), semakin banyak orang yang terpengaruh terhadap suatu berita, maka berita itu mendapat prioritas utama untuk disiarkan. d. Aktual (timeliness) : berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Aktual menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Menurut Morissan (2008: 22), aktualitas adalah prinsip menyiarkan peristiwa bernilai berita ketika peristiwa itu masih hangat atau bahkan ketika peristiwa itu masih berlangsung. Media dituntut untuk cepat dan sigap dalam menyiarkannya.
32 e. Kedekatan (proximity) : berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti yaitu kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis atau wilayah menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa dengan domisili kita, maka semakin terusik dan semakin tertarik kita untuk menyimak dan mengikutinya. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita. f. Informasi (information) : berita adalah informasi. Menurut Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Informasi yang memiliki nilai berita adalah informasi yang memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media. g. Konflik (conflict) : berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. Berita tentang pertentangan dua pihak atau lebih, menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang berlawanan. Ada pihak yang setuju (pro), ada juga pihak yang tidak setuju (kontra). h. Orang penting (prominence) : berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, figur publik yang terkenal. Orang-orang seperti itu selalu membuat berita dimanapun mereka berada, karena ucapan, sikap dan tingkah lakunya, bahkan namanya saja sudah membuat berita karena selalu disorot dianggap penting oleh masyarakat.
33 i. Kejutan (surprising) : berita adalah kejutan, yaitu sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. j. Ketertarikan manusiawi (human interest) : berita yang mengandung human interest yaitu yang mengundang minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu. Berita yang berkaitan dengan hal-hal bersifat kemanusiaan yang bisa menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaan. k. Seks (sex) : berita adalah seks. Seks adalah berita. Segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik dan menjadi sumber berita. Seks identik dengan perempuan dan sebaliknya. Tak ada berita tanpa perempuan, dan tak ada perempuan tanpa berita. Di berbagai belahan dunia, perempuan dengan segala aktifitasnya selalu layak muat, layak siar, dan layak tayang. Segala berita tentang perempuan dan seks selalu diminati, ditunggu-tunggu, bahkan dicari. Seks bisa menunjuk pada anatomi tubuh perempuan yang selalu menarik dan perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kenikmatan. Media massa tanpa seks dalam segala dimensi dan manifestasinya, sama saja dengan bulan tanpa bintang, pohon tanpa daun, kolam tanpa ikan, atau sungai tanpa air. Hal itu adalah sesuatu yang mustahil. Karena hal ini, media massa banyak mengangkat berbagai isu tentang seks, gender, kehidupan kaum perempuan dengan segala naluri, kebutuhan, keinginan, dan ambisisnya terhadap lawan jenis, hal-hal psikologis, bisnis, atau bahkan politis (Sumadiria, 2008: 80-92).
34 2.1.5 Investigasi 2.1.5.1 Definisi Investigasi Reportase investigatif adalah kegiatan orang yang melaporkan adanya “jejakjejak kaki (pelbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta, berbentuk data dan keterangan, dari sebuah peristiwa)” peristiwa tertentu dari tempat kejadian perkara yang sengaja dicari dan diselidiki. Untuk melaporkan adanya kesalahan atau pelanggaran, atau kejahatan yang telah dilakukan seseorang atau pihak-pihak tertentu. Reportase investigasi merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat. Fokus yang diinvestigasi adalah hal-hal yang mengarah kepada sebuah problem, masalah yang tampil ke permukaan (isu), dan kontorversi. Menurut David Spark seperti yang dikutip oleh Santana, kegiatan reportase menjadi tertuju kepada penelusuran dan penemuan sesuatu yang dianggap tertutup. Kegiatan reportasenya terlibat dengan upaya yang berbahaya, dikarenakan oleh upaya menembus pengaturan yang sengaja ditutup-tutupi (Septiawan Santana K, 2009: 7-8). Berita investigasi adalah berita-berita yang : 1. Merupakan produk kerja asli si wartawan ketimbang sebuah laporan investigasi oleh sebuah instansi pemerintah. 2. Mengandung peristiwa yang tak akan terungkap tanpa usaha si wartawan. 3. Penting bagi publik (Ika Damayanti, 2010: 4).
35 2.1.5.2 Proses Investigasi Berikut ini adalah 11 langkah-langkah proses melakukan investigasi oleh Paul Williams seperti yang dikutip oleh Santana : 1.
Conception : mencari berbagai ide/gagasan yang merupakan proses yang unending, tidak berhenti dan terus dicari. Ide atau gagasan bisa didapatkan melalui : a. Saran seseorang : ide investigasi dapat diambil dari saran dan pernyataan seseorang yang terkait dengan sebuah kisah penting. Reporter haarys menelusuri berbagai informasi dan fakta, untuk membuktikan seberapa jauh keterkaitannya dengan pernyataan orang tersebut. b. Menyimak berbagai narasumber reguler : ide investigasi bisa didapat dari narasumber
reguler
mengembangkan
dan
yang
harus
selalu
mempertahankan
dijaga kontak
hubungannya, komunikasi
teus untuk
mendapatkan berita-berita aktual. Narasumber reguler adalah orang-orang yang telah menjadi rekanan terdekat atau komunitas sosial yang telah terjalin hubungannya, yaitu orang-orang yang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui banyak orang. c. Membaca : ide investigasi bisa dari berbagai bacaan dan menyimak berbagai informasi. Seperti membaca surat kabar, majalah, buku, menonton beritaberita televisi dan mendengarkan radio. d. Memanfaatkan potongan berita : investigasi bisa juga dimulai dari potongan berita. Terkadang wartawan seringkali dipengaruhi berbagai potongan berita yang menarik perhatian yang selama berbulan-bulan dikumpulkan, dan kemudian menimbulkan pertanyaan why or how pada kelangsungan peristiwa tersebut.
36 c. Mengembangkan sudut pandang lain dari peristiwa berita: ivestigasi didapat dari cara memandang sebuah peristiwa yang terjadi. Misalnya sebuah peristiwa yang biasa-biasa saja didengar, dan dicatat, wartawan investigasi menemukan sesuatu ketika menelusurinya dari perspektif yang lain. d. Observasi langsung : upaya wartawan untuk mengenali dan menelusuri berbagai permasalahan yang tidak terlihat, lepas dari pengamatan, dari rutinitas kegiatan kemasyarakatan dan pelbagai institusinya. 2. Feasibility Study : mengukur kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan. Liputan investigasi berbeda dengan liputan umum yang hanya mengungkap apa yang terlihat. Dalam investigasi, peliputan memerlukan penyiapan yang diluar standar liputan umum. Upaya mengukur hal-hal tersebut disebut studi kelayakan. Studi kelayakan adalah upaya wartawan menganalisis berbagai kemungkinan yang akan dan harus dihadapi. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipelajari wartawan sebelum memulai peliputan invetsigasi : a. Berbagai halangan yang harus diatasi, atau hal-hal yang perlu dipersiapkan : beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.\ i. Apa tersedia catatan-catatan. ii. Apa sumber bersedia bicara tentang subjek yang hendak diinvestigasi. iii. Pengaturan waktu peliputan. iv. Kemampuan menginterpretasi hal teknis yang berkaitan dengan data atau keterangan atau fakta atau lainnya, yang akan ditemukan. v. Mengukur kemungkinan kesulitan narasumber untuk ditembus, bersedia memberikan keterangan yang akan diminta, bila dikaitkan dengan target (dampak) dari subjek yang akan diinvestigasi.
37 vi. Mempertimbangkan kemungkinan adanya pelbagai tuntutan (pengadilan, gugatan, protes keras, dsb) dari pelbagai pihak yang terkait dengan subjek yang hendak diinvestigasi. b. Orang-orang yang diperlukan : menyangkut kesiapan meliput berbagai hal yang terkait. Penghitungan terhadap pelbagai objek yang harus direportase, disidik, dicari, dan seterusnya, sangat membantu pengukuran kemampuan orang-orang yang diperlukan. Beberapa orang yang biasanya ikut terlibat dalam pekerjaan investigasi adalah reporter lain, editor, periset, mahasiswa magang, pustakawan yang mengurus pencarian database, dan pakar-pakar dari luar. c. Kemungkinan adanya tekanan terhadap media kita : mengukur adanya tekanan dan ancaman terhadap kelangsungan media seperti, tekanan langsung kepada perusahaan pers, respon negatif dari perusahaan iklan yang telah menjalin kontrak dengan media kita, atau reaksi keras dari para pembaca atau pemirsa dengan cara memboikot. d. Menjaga kerahasiaan dari media lain : menganalisis kemungkinan media lain yang mencium penginvestigasian kita. Adanya persaingan antar media dalam memburu dan menyajikan berita, mengharuskan wartawan di tiap media untuk dapat menjaga kerahasiaan liputan penyidikannya. Sebuah liputan investigasi merupakan barang eksklusif dan mahal bila dikaitkan dengan nilai jual yang telah direncanakan akan dibeli masyarakat. 3. Go-No-Go Decision : pengukuran terhadap hasil investigasi yang akan dilakukan. Memperhitungkan hasil akhir dari proyek penyelidikan yang akan dikerjakan karena investigasi melibatkan kerja keras, dana dan upaya yang tidak sedikit. Ada
38 kerugian materiil dan non materiil yang harus dihitung jika hasil penyelidikan tidak terbukti,tidak sesuai perencanaan. 4. Basebuilding : upaya wartawan untuk mencari dasar pijakan dalam menganalisis sebuah kasus. Wartawan investigasi harus banyak belajar dengan pihak-pihak yang berkompeten di bidang keahlian tertentu. Karena dalam setiap investigasinya, wartawan harus berhadapan dengan berbagai kasus, peristiwa, atau kejadian, yang berhubungan dengan pelbagai pemikiran, pandangan, dan pengetahuan yang tidak atau belum diketahui (dipahami). 5. Planning : perencanaan berkaitan dengan pengumpulan, penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Pelbagai hal yang berkaitan dengan penyelidikan dan riset yang akan dilaksanakan, direncanakan sampai ke rincian detail pengerjaannya. a. Pengumpulan dan penyusunan informasi : mengumpulkan data mengenai hal yang akan diinvestigasi, lalu menyusun data tersebut dengan mengurutkan rincian data. b. Pembagian tugas : pembagian tugas dengan mengatur tugas-tugas berdasarkan
bahan
yang
hendak
ditelusuri yaitu
tugas,
peliputan,
penyimpanan, penulisan, copy-editing, fotografi, grafik, pengecekan akurasi dan kemungkinan adanya ancaman libel (dari pihak yang merasa dicemarkan). 6. Original Research : pencarian data, penggalian bahan, menembus rintangan, yang umunya terdiri dari dua kerja penelusuran , yaitu : a. Penelusuran Papers-Trails : pencarian bahan melalui berbagai keterangan yang bersifat tekstual (papers). Riset meliputi penggalian terhadap :
39 i. Sumber-sumber sekunder : surat kabar, majalah, selebaran, naskahnaskah siaran, buku referensi, disertasi dan tesis, buku-buku umum, database komputer, internet, dokumentasi pers yang dikerjakan pelbagai asosiasi jurnalisme. ii. Dokumen-dokumen primer : naskah perjanjian, catatan pajak, data-data kelahiran dan kematian, data keuangan, database pemerintah. iii. Sistem informasi komputer : dokumentasi yang dapat diakses melalui komputer. iv. Informasi negara lain : informasi pemerintahan dan negara lain, yang terkait dengan liputan investigasi. b. Penelusuran People Trails : mencari dan mewawancarai narasumber terkait. Menelusuri sumber-sumber yang harus dicari melalui direktori-direktori telepon, kota, tempat kerja, dan dokumen atau catatan lainnya. Pencarian data ke sumber-sumber yang biasa menjadi pencetus opini publik, dan para pakar (pengamat). 7. Reevaluation : langkah ini dilakukan setelah segala tindak investigasi dilaksanakan, dan mendapat banyak masukan data dan informasi. Reevaluation berarti mengadakan evaluasi ulang terhadap segala hal yang telah dikerjakan dan didapat, mempertanyakan kembali haruskah investigasi dilanjutkan atau tidak. 8. Filling the Gaps : mengupayakan menutupi beberapa bahan yang masih belum terdata. Melengkapi informasi dan jawaban yang belum ada atau masih kosong. 9. Final Evaluation : evaluasi dengan mengukur hasil investigasi dengan kemungkinan buruk atau negatif seperti, menghitung apakah penelusuran data telah dilakukan berdasar pretensi jurnalisme, atau politik, atau detektif partikelir, atau lainnya yang tidak terkait dengan kaidah kewartawanan.
40 a. Apakah wawancara telah dilaksanakan dengan tepat kepada orang-orang yang memang layak, bukan kepada orang yang sengaja merekayasa dirinya agar terkait dengan kasus. b. Apakah tidak ada persoalan dengan hak privasi seorang tokoh publik bila diekspos. Apakah sudah memperhitungkan keamanan sumber yang tidak mau disebutkan atau diberitakan. Apakah tingkat akurasi dan keterbukaannya tidak melanggar hukum. c. Mengevaluasi keakurasian pihak-pihak yang hendak dilaporkan di dalam standar pekerjaan jurnalistik. 10. Writing and Rewriting : menulis laporan investigasi dengan kesabaran, ketekunan, dan kemauan untuk terus memperbaiki penulisan berita. 11. Publication and Follow-up Stories : pelaporan berita investigasi biasanya tidak hanya muncul dalam satu kali siaran pemberitaan. Masyarakat kerap memerlukan perkembangan masalah yang telah diungkapkan. Jurnalisme memegang peranan sebagai menjaga moral masyarakat. Dimana jurnalisme bukan sekadar pekerjaan membuka aib masyarakat, memburuk-burukan sisi negatif dari peristiwa kemasyarakatan, melainkan justru hendak memberitahukan adanya tahapan perkembangan masyarakat yang berubah melalui pemberitaan (Santana, 2009: 36-47).
41 2.2
Teori Khusus
2.2.1 Proses Produksi 2.2.1.1 Pra Produksi Pra produksi adalah proses yang mencakup segala persiapan dan aktifitas sebelum kita benar-benar masuk dalam studio atau lapangan untuk produksi. Terdiri dari dua tahap yaitu : Tahap 1 berisi segala aktifitas yang dibutuhkan untuk mengubah ide dasar ke dalam konsep kerja atau naskah. Tahap 2 berisi segala detail produksi yang dibutuhkan seperti lokasi, kru, dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk produksi single camera dan multi camera. (Zettl, 2009: 4) Tahap pra produksi menurut Herbert Zettl : 1. Perencanaan pra produksi : dari ide menjadi naskah Pada perencanaann pra produksi, fokus pada ide program, proposal program, budget, dan naskah. a. Ide Program : memperluas ide dengan melakukan brainstorming yang bisa dilakukan secara kelompok oleh beberapa orang. Dimana setiap orang diijinkan untuk mengemukakan ide-ide nya. Brainstorming yang sukses adalah memberikan kesempatan terbuka kepada setiap orang tanpa menghakimi setiap ide atau komentar yang diberikan. Selanjutnya adalah mengevaluasi ide yang sudah dibuat. Cara mengevaluasi ide adalah dengan menjawab dua pertanyaan penting yaitu : i. Apakah ide layak untuk direalisasikan : sebagus apapun ide yang sudah dibuat, yang terpenting adalah harus memiliki dampak positif bagi kehidupan semua audiens yang menonton program tersebut. Jika ide sudah layak, maka
42 selanjutnya adalah membuat formulasi dari proses pesan dan angle (sudut pandang). Proses pesan merupakan tujuan dasar program yaitu apa yang ingin audiens pelajari, lakukan, dan rasakan ketika menonton program. Angle atau sudut pandang adalah fokus spesifik untuk membuat cerita atau isi pesan program mendapatkan dan mempertahankan perhatian audiens. Semakin jelas tujuan dan fokus spesifik program, semakin mempermudah untuk membuat proposal, naskah, budget dan tahap selanjutnya. ii. Apakah ide bisa dilakukan : ide yang dibuat harus mungkin dilakukan baik dari sisi biaya, perlengkapan, waktu, sumber daya manusia. Harus dipikirkan apakah biaya yang dibutuhkan cukup, perlengkapan yang dibutuhkan memadai, waktu yang diperlukan untuk memproduksi program dari ide cukup, dan sumber daya manusia yang cukup serta memiliki keahlian yang sesuai. b. Proposal Program : proposal program adalah dokumen tertulis yang menentukan apa yang akan dilakukan. Secara ringkas menjelaskan tujuan program dan aspekaspek utama dari presentasi. Isi dalam proposal program setidaknya mencakup informasi : i. Judul program : membuat judul program singkat namun memorable. ii. Tujuan program : mendeskripsikan apa yang ingin dicapai dari program acara bagi audiens. iii. Target audiens : target audiens adalah siapapun yang diinginkan paling utana menonton program acara. Baik orang dewasa, anak-anak, remaja, pembuat rumah, atau orang
yang tertarik pada travelling. Mendefinisikan target
audiens secara spesifik yang sesuai dengan program acara. Sekalipun jika ingin menjangkau audiens yang banyak, namun tetap mendeskripsikan
43 audiens yang paling potensial. Menentukan target audiens bisa dalam bentuk demografis seperti umur, jenis kelamin, etnik, pendidikan, tingkat pendapatan, agama, lokasi geografis. Dan dalam bentuk psikografis seperti kebiasaan pembelian konsumen, nilai, dan gaya hidup. iv. Format program (acara televisi, seri, atau film) : menentukan format program seperti acara tunggal, acara seri, bagian dari acara yang sudah ada, durasi acara, dan lain-lain. Informasi ini penting untuk perencanaan budget dan penjadwalan program. v. Show treatment (angle atau sudut pandang) : adalah deskripsi ringkasan narasi dari program yang disebut treatment. Treatment berisi tentang segala usul tentang program, penjelasan angle atau sudut pandang, gaya penulisan, ilustrasi program (bisa berupa storyboard). vi. Metode produksi : menentukan metode produksi seperti menentukan produksi single camera atau multi camera, menentukan artis yang dibutuhkan, menentukan materi atau perlengkapan yang dibutuhkan (kostum, properti, latar). vii. Tentative budget : menentukan budget sementara. Sebelum menentukan budget sementara adalah dengan melakukan riset harga-harga, harus update tentang semua service produksi, biaya rental, dan gaji. c. Mempersiapkan Budget : mempersiapkan budget untuk semua biaya pra produksi, produksi, dan paska produksi. Budget yang harus dibuat bukan hanya hal-hal yang kelihatan saja seperti naskah, artis, kru produksi, studio, rental perlengkapan, dan editing paska produksi. Tapi juga biaya yang tidak terlalu jelas kelihatan seperti videotape atau media rekaman (memory card), properti,
44 makanan, penginapan, transportasi artis dan kru, parkir, asuransi, dan kebersihan untuk lokasi shooting. Budget yang dibuat harus detail, yaitu dengan membagi budget ke dalam masingmasing tahap, mulai dari pra produksi (naskah, perjalanan atau transportasi ke lokasi dan rapat, lokasi shooting, dan storyboard). Tahap produksi (artis, kru, dan perlengkapan atau studio rental), dan tahap paska produksi (editing dan sound design). d. Menulis Naskah : naskah untuk media televisi berbeda dengan media cetak, karena tidak menggunakan bahasa literatur yang formal. Naskah mewakili elemen penting produksi dari penyajian program televisi. Naskah memberi panduan
artis
tentang
apa
yang
harus
diucapkan
olehnya.
Naskah
mengindikasikan bagaimana adegannya, dimana dan kapan adegan diambil, juga berisi informasi penting tentang pra produksi, produksi, dan paska produksi. Naskah berisi nama acara, tanggal, pengarah acara, dan remark atau ucapan katakata. 2. Perencanaan pra produksi : koordinasi Perencanaan pra produksi koordinasi fokus pada orang dan komunikasi, permintaan fasilitas, jadwal produksi, perizinan dan kebersihan, serta publisitas dan promosi. a. Orang dan Komunikasi : orang adalah siapapun yang terlibat dalam proses produksi program. Produser adalah kepala koordinator diantara orang-orang produksi yang harus mampu melakukan kontak kepada seluruh anggota tim secara cepat dan andal. Harus memiliki data dasar tentang orang-orang produksi yang berisi informasi penting seperti nama, posisi, alamat email, alamat rumah,
45 alamat kantor, semua nomor telepon, dan nomor fax. Produser harus melakukan komunikasi kepada semua orang produksi. b. Permintaan Fasilitas : permintaan fasilitas mendaftarkan seluruh perlengkapan produksi dan seluruh properti dan kostum yang dibutuhkan untuk sebuah produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk mengurus masalah permintaan fasilitas ini biasanya adalah produser atau director itu sendiri dalam perusahaan yang kecil, dan manajer produksi atau director operasi penyiaran dalam perusahaan besar. Permintaan fasilitas biasanya berisi informasi seperti : tanggal dan jam latihan, sesi rekaman, dan transmisi on the air, lalu juga berisi judul produksi, nama produser dan director (terkadang juga artis), semua elemen teknis seperti kamera, microphone, light sets, grafis, kostum, make up, video recorders, fasilitas paska produksi video dan audio, studio, control room, dan remote location. Zettl berpendapat bahwa diluar jenis produksi apapun yang ingin dibuat, selalu berusaha untuk memiliki perlengkapan sesedikit mungkin. Semakin banyak yang digunakan,
maka
semakin
banyak
orang
yang
dibutuhkan
untuk
mengoperasikannya semakin banyak kemungkinan kesalahan yang dibuat. c. Jadwal Produksi : jadwal produksi harus memberitahu semua orang yang terlibat dalam produksi tentang siapa yang melakukan apa, kapan, dan dimana dalam melakukan ketiga tahap produksi (pra produksi, produksi, dan paska produksi). d. Perizinan dan Kebersihan : kebanyakan produksi melibatkan orang-orang dan fasilitas yang bukan dari perusahaan atau stasiun televisi kita, sehingga membutuhkan usaha perizinan. Contohnya seperti, izin bagi kru untuk mendapatkan izin masuk untuk meliput suatu acara di suatu tempat, izin parkir
46 untuk shooting, izin memakai tempat untuk lokasi shooting dan bertanggung jawab atas kebersihan lokasi yang digunakan. e. Publisitas dan Promosi : Acara yang bagus tetap tidak akan menjadi sukses jika tidak ada yang mengetahui acara tersebut. Untuk itu butuh promosi terhadap acara yang sudah diproduksi, dan ini adalah tugas departemen publisitas dan promosi dalam sebuah perusahaan media atau stasiun televisi. Walaupun setiap acara memiliki target audiens yang spesifik, namun tetap harus berusaha menjangkau audiens sebanyak-banyaknya. Pekerjaan publisitas dan promosi adalah untuk mempersempit jarak antara potensial dan aktual audiens. 3. Etika Perlu diingat bahwa sebagai seorang produser, penting untuk menyadari setiap keputusan dalam produksi program. Karena akan berdampak bagi banyak orang (audiens). Harus selalu menghormati dan memiliki perasaan sayang bagi audiens mengingat fungsi utama media massa itu sendiri (menginformasi, menghibur, mendidik, mempersuasi). Harus memenuhi standar etika yang berlaku dan juga nilainilai dan kepercayaan yang berlaku dalam masyarakat. Tidak boleh memberikan informasi yang palsu, berbohong, ditambah-tambahkan atau dikurang-kurangi demi keuntungan pihak tertentu kepada audiens, hal ini karena acara yang disiarkan mempengaruhi dan berkontribusi bagi kualitas hidup audiens (Zettl, 2009: 26-37). Andi Fachruddin (2012) menjelaskan tahap pra produksi berita televisi yaitu mencakup kegiatan : a. Tahap perencanaan (planning) : mencari/mendata informasi yang masuk dari beberapa sumber media cetak/audio visual dari dalam atau luar negeri. Mencari/mendata informasi berasal dari fakta peristiwa, pendapat realita yang disekitarnya atau dari narasumber terpercaya.
47 b. Rapat redaksi (production meeting) : rapat redaksi berita biasanya diadakan untuk membicarakan atau membahas informasi yang masuk sebagai bahan berita liputan : mendata dan membahas seluruh informasi berita yang masuk ke ruang produksi, membicarakan nilai berita yang akan diliput, dan menentukan jenisjenis berita yang akan diliput. c. Penugasan kru peliputan (program planning) : menentukan atau memerintahkan petugas reporter maupun camera person berita yang akan melaksanakan liputan dilapangan (Fachruddin, 2012: 63).
2.2.1.2 Produksi Tahap produksi adalah tahapan ketika berada di studio untuk latihan atau sesi perekaman gambar, atau memuat kamera video kedalam mobil barang (van) untuk pengambilan gambar di lapangan. Produksi mencakup perlengkapan dan kru yang mengoperasikan perlengkapan tersebut. Produksi adalah segala aktifitas diseputaran perekaman gambar (Zettl, 2009: 4). Menurut Zettl, beberapa hal didalam tahap produksi adalah : Peralatan kamera, audio, pencahayaan (lighting), rekaman video, properti, talent (artis), make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director. Tahap produksi di lapangan atau lokasi yaitu : 1. Produksi : persiapan (preparation) a. Survei lokasi : melakukan survei lokasi untuk mengetahui lingkungan tempat produksi akan dilakukan. Setelah survei maka membuat sketsa lokasi yang akurat, yaitu peta sketsa ruangan, furniture, dan lokasi jendela untuk lokasi indoor. Sementara untuk lokasi outdoor, sketsa lokasi bangunan-bangunan, power source (daya listrik), dan matahari selama waktu produksi.
48 b. Rapat produksi : melakukan rapat produksi yang mencakup semua anggota kunci produksi, termasuk diantaranya adalah PA (Production Assistant), floor manager, dan camera person. Rapat dilakukan untuk menjelaskan proses produksi yang akan dilakukan, mendiskusikan sketsa lokasi dan langkah-langkah melakukan produksi, penting untuk diketahui oleh semuanya tentang lokasi produksi, dan bagimana mencapai ke lokasi tersebut. Seperti, bagaimana transportasinya, apakah semua orang muat dengan mobil van, siapa yang mengendarai mobil, siapa yang harus datang lebih dulu ke lokasi untuk melakukan check. c. Time line produksi lapangan : membuat time line atau jadwal shooting. Contoh time line produksi lapangan : 7:30-8:14 a.m
: Pengecekan perlengkapan
8:15 a.m
: Berangkat ke lokasi
9:15 a.m
: Perkiraan waktu sampai lokasi
9:30-10:00 a.m
: Rapat produksi dengan talent (artis) dan kru
10:00-11:00 a.m
: Pengaturan teknis
11:00-11:30 a.m
: Makan siang
11:30 a.m-12:00 p.m
: Teknis, pengarahan dan latihan talent
12:00-12:20 p.m
: Catatan dan pengaturan
12:20-12:30 p.m
: Istirahat
12:30-1:00 p.m
: Segmen 1 : Pengambilan gambar
1:00-1:15 p.m
: Catatan dan pengaturan untuk segmen 2
1:15-1:45 p.m
: Segmen 2 : Pengambilan gambar
1:45-1:55 p.m
: Istirahat
1:55-2:10 p.m
: Catatan dan pengaturan untuk segmen 3
2:10-2:40 p.m
: Segmen 3 : Pengambilan gambar
49 2:40-3:00 p.m
: Spill
3:00-3:30 p.m
: Strike (pengumpulan perlengkapan)
3:30 p.m
: Berangkat pulang
4:30 p.m
: Perkiraan waktu sampai\
4:30-4:45 p.m
: Pengecekan perlengkapan
2. Produksi : memeriksa peralatan dan perlengkapan (equipment check) Membagikan jadwal dan tujuan produksi kepada seluruh anggota kru. Harus sangat berhati-hati dan teliti ketika memuat perlengkapan dengan menggunakan checklist (daftar cek) perlengkapan. Sebelum memasukan semua peralatan ke dalam kendaraan, periksa dan tes setiap item atau alat untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan seharusnya. Checklist perelengkapan : sebagai panduan umum untuk semua alat dan perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan untuk shooting. 3. Produksi : pengaturan (setup) Mengatur peralatan dengan menempatkan setiap alat di posisi yang tepat dan sesuai, dan memastikan semua alat berfungsi dan bekerja dengan baik serta siap pakai untuk shooting. 4. Produksi : latihan (reherasal) a. Walk-through : Sebelum memulai latihan dan pengambilan gambar, harus memberikan pengarahan (brief walk through) kepada kru dan talent untuk menjelaskan poin-poin penting produksi seperti, posisi kamera, gambargambar (shots) spesifik, dan prinsip-prinsip aksi. b. Rehearsal : melakukan latihan pada setiap take gambar sebelum direkam, mengarahkan kepada talent dan kru apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan. Merekam beberapa latihan untuk
50 mengkritik adegan-adegan dan menonton serta mendengarkan rekaman ulangnya untuk dievaluasi. 5. Produksi : perekaman gambar (video recording) Sebelum merekam gambar, memastikan kepada camera operator apakah kamera sudah siap atau tidak, apakah white balance kamera sudah sesuai atau belum. Memperhatikan latar depan dan latar belakang untuk aksi adegan, mendengarkan dengan cermat berbagai suara latar yang terdengar selama pengambilan dan perekaman gambar dan suara. Setiap akhir take, pastikan talent diam beberapa saat dan kamera tetap merekam beberapa detik untuk materi tambahan. Hal ini juga akan mempermudah editor dalam mengedit gambar pada paska produksi. Setiap kali selesai mengambil satu gambar, putar ulang pada monitor dan dilihat kenbali, jika sudah bagus maka shooting dilanjutkan dengan gambar atau adegan lain, namun jika hasil gambar kurang bagus maka bisa dilakukan pengulangan pengambilan gambar. Namun, tetap harus memperhatikan waktu dan jadwal shooting agar tidak terlalu larut. 6. Produksi : mengumpulkan dan memeriksa peralatan dan perlengkapan (strike and equipment check) Mengatur lokasi tempat shooting, menata semua peralatan (furniture, tirai, dan lain-lain) yang ada di lokasi ke tempat semula, membersihkan lokasi. Membereskan semua peralatan shooting dan membawa kembali seperti semua naskah, shot sheets, dan log sheets. Sebelum memasukan semua peralatan dan perlengkapan ke dalam kendaraan, floor manager, kepala kru, atau PA (production assistant) harus memastikan semua perlengkapan lengkap dan tetap berfungsi dengan baik sama seperti sebelum digunakan, pemeriksaan dilakukan dengan melihat checklist perlengkapan (Zettl, 2009: 386-390).
51 Andi Fachruddin (2012) menjelaskan tahap produksi berita televisi : a. Persiapan produksi : reporter beserta kru lainnya mengadakan koordinasi dan membahas materi yang akan diliput, menyiapkan peralatan shooting (kamera, microphone, tape cassette, tripod, lampu, dan sebagainya), menyiapkan transportasi, checking peralatan khususnya kamera dan microphone dan kondisi alat tersebut agar layak pakai. b. Pelaksanaan produksi : melaksanakan shooting sesuai dengan persiapan produksi sebelumnya, setelah selesai shooting reporter dan camera person melakukan preview atau checking hasil shooting (Fachruddin, 2012: 64). Menurut Wahyudi (1996) seperti yang dikutip oleh Abidin, proses produksi menyangkut pembuatan acara, yaitu kegiatan shooting suatu paket acara. Proses produksi terdiri dari dua jenis yaitu : a. Produksi langsung (live) : adalah reportase yang dilakukan secara langsung di lapangan serta penyiaran gambar secara langsung kepada khalayak. b. Produksi tidak langsung atau siaran tunda : hasil reportase tidak disiarkan secara langsung kepada khalayak, tetapi di rekam dulu dalam pita tape (Abidin, 2009: 31).
2.2.1.3 Paska Produksi Paska produksi adalah segala aktivitas yang menyangkut dengan editing video dan audio. Aktivitas editing ini seperti, mengatur komposisi dan warna pada setiap video, memilih background musik yang sesuai, dan membuat efek spesial untuk audio (Zettl, 2009: 4). Andi Fachruddin (2012) menjelaskan tahap paska produksi berita televisi. Paska produksi terdiri dari :
52 a. Camera person dan reporter menyerahkan kaset atau card hasil shooting kepada news editor dengan data shooting (shooting list). b. Proses editing. c. Membuat grafik untuk pendukung materi berita. d. Reporter membuat naskah berita yang disesuaikan dengan gambar atau suara yang di-shooting (disinkronisasi). e. Proses dubbing. f. Naskah diserahkan kepada pimpinan redaksi. g. Naskah yang sudah dicek oleh pimpinan redaksi selanjutnya diserahkan kepada editor berita, dalam proses editing, reporter dan camera person sebaiknya mendampingi editor untuk memberitahukan gambar dan statement yang akan ditampilkan (Fachruddin, 2012: 64). Paska produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap produksi yang lebih sering dilakukan pada produksi tidak langsung (siaran tunda). Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap paska produksi, yaitu penyuntingan (editing), pemaduan, pencampuran (mixing), rekayasa kreatif (manipulating, montage) (Abidin, 2009: 32).
2.2.2 Manajemen Produksi 2.2.2.1 Pengertian Manajemen Produksi Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain, dimana orang-orang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut dalam organisasi atau perusahaan. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen atau disebut juga sebagai alat manajemen dalam mencapai tujuannya.
53 Manajemen berkaitan dengan kegiatan mengolah dan mengatur (Fuad dkk, 2000: 141). Menurut Jeff Madura, proses produksi adalah serangkaian pekerjaan atau kegiatan dimana berbagai sumber daya digunakan untuk memproduksi atau menghasilkan produk barang atau jasa. Sehingga manajemen produksi adalah manajemen proses dimana berbagai sumber daya (karyawan dan mesin) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa (Madura, 2007: 508). Manajemen
produksi
adalah
kegiatan
untuk
mengatur
dan
mengkoordinasikan atau mengarahkan penggunaan sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya alat, sumber daya dana, dan bahan-bahan lainnya
secara efektif dan efisien dalam rangka menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Arifin dan Hadi, 2007: 72). Manajemen produksi merupakan proses yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan produk (barang atau jasa), dimana kegiatan meghasilkan produk tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi (Umar, 2000: 143).
2.2.2.2 Fungsi Manajemen Fungsi manajemen menurut George R. Terry seperti yang dikutip oleh Herujito adalah sebagai berikut : 1. Planning : merupakan kegiatan perencanaan dan persiapan yang menentukan tujuan dan apa yang akan dilakukan. 2. Organizing
:
merupakan
kegiatan
mengorganisasikan,
mengatur
dan
mengkoordinasikan atau mengarahkan dengan membagi tugas atau pekerjaan kepada anggota-anggota dalam organisasu, dan membuat ketentuan dalam hubungan-hubungan yang diperlukan.
54 3. Actuating : merupakan kegiatan aksi atau tindakan, menggerakan anggotaanggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masingmasing. 4. Controlling : merupakan kegiatan pemantauan, pengontrolan, dan evaluasi dari tindakan atau aksi yang sudah dilakukan. Kegiatan untuk mengukur kesesuaian antara aksi pelaksanaan dengan rencana-rencana yang sudah ditentukan sebelumnya pada saat perencanaan (Herujito, 2001: 27).
2.2.3 Komunikasi Organisasi 2.2.3.1 Organisasi Organisasi adalah sesuatu yang nyata bersifat fisik yang terdiri dari orangorang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan. Organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan yang sama dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tersebut. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan atau perilaku aksi yang dilakukan orang-orang dalam organisasi, interaksi satu sama lain dan transaksi yang melibatkan orang-orang. (Pace dan Faules, 2001: 11)
2.2.3.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai pertunjukan atau penyampaian dan penafsiran atau penerjemahan pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Unit-unit komunikasi adalah orang-orang yang berada dalam organisasi yang melakukan proses komunikasi. Dalam suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antar satu sama lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan, dimana komunikasi yang
55 terjalin merupakan hubungan antara orang-orang (unit) dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi) dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2001: 31)
2.2.3.3 Aliran Informasi dalam Organisasi Aliran informasi berhubungan dengan proses penyampaian informasi ke seluruh bagian organisasi dan penerimaan informasi dari seluruh bagian organisasi. Aliran informasi mengacu pada bagaimana informasi yang mengalir atau berjalan dari satu pihak ke pihak lain. Terdapat 4 arah aliran informasi yaitu : 1. Komunikasi ke Bawah : informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi ke jabatan yang memiliki otoritas lebih rendah. Informasi yang biasa dikomunikasikan adalah informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, mengenai kebijakan dan praktek organisasi, mengenai kinerja pegawai. 2. Komunikasi ke Atas : Informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih rendah ke jabatan yang memiliki otoritas lebih tinggi. Informasi yang biasa dikomunikasikan adalah memberithaukan tentang pekerjaan s(prestasi, kemajuan, dan rencana-rencana), menjelaskjan segala kesulitan, masalah, dan persoalan kerja yang belum terpecahkan, meminta bantuan, mmberikan saran dan ide untuk organisasi. 3. Komunikasi Horisontal : proses penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Komunikasi ditujukan untuk koordinasi penugasan kerja, informasi mengenai rencana dan kegiatan, pemecahan masalah bersama, memperoleh pemahaman persama, mendukung satu sama lain. 4. Komunikasi Lintas Saluran. (Pace dan Faules, 2001: 170-196)
56 2.3
Landasan Konseptual
2.3.1 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang untuk memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Sehingga perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Analisis SWOT adalah model yang paling populer untuk analisis situasi. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses, serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapai dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan (Rangkuti, 2004: 18-19). Menurut Agus Wibisono (2010), analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 5. Strengths (kekuatan) : merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
57 merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.\ 6. Weakness (kelemahan) : merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 7. Opportunities (peluang) : merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. 8. Threats (ancaman)
: merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Menurut Thompson (2010) seperti yang dikutip oleh Putranto, terdapat tiga tahap dari Analisis SWOT yaitu : 1. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. 2. Menarik kesimpulan. 3. Menerjemahkan ke dalam keputusan strategis (Putranto, 2011: 650).
58 2.4 Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah konsep, pandangan, persepsi, asumsi, dan pola dasar yang dijadikan landasan dalam penelitian. Kerangka pikir menngambarkan rangkaian alur hubungan penelitian yang dilakukan. Sering juga disebut kerangka teoritis atau paradigma. Harmon (1970) seperti yang dikutip oleh Tohirin, mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 32) seperti yang dikutip oleh Tohirin, paradigma merupakan beberapa asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan cara penelitian. Tujuan penelitian kualitatif diarahkan oleh paradigma yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa kerangka pikir yang menentukan arah dan alur penelitian karena dijadikan sebagai patokan dasar (Tohirin, 2012: 16-17). Untuk mengetahui proses produksi program Sexophone, dibutuhkan penjelasan rinci tentang proses produksi program yang terdiri dari, tahap pra produksi, produksi, dan paska produksi. Selain itu juga menjabarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman program Sexophone dengan Analisis SWOT sebagai dasar dari strategi untuk merumuskan proses produksi terbaik menghadapi keempat indikator tersebut guna meningkatkan kualitas program. Hal ini penting untuk diketahui karena keempat indikator tersebut menjadi dasar dan acuan program untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan program, dan juga peluang serta ancaman yang ada. Dengan begitu, berdasarkan keempat indikator tersebut, dapat dibuat strategi yang dikaitkan dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program Sexophone.
Dengan
memaksimalkan
kekuatan,
meminimalkan
kelemahan,
59 memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin, serta dapat bersaing dengan program lain dan bisa mengantisipasi program pesaing. 4. Berikut ini adalah kerangka pikir penelitian secara umum : MEDIA MASSA
MEDIA ELEKTRONIK
MEDIA CETAK
KORAN
TELEVISI
MAJALAH
RADIO
MEDIA ONLINE
INTERNET
TRANS TV TABLOID PROGRAM BERITA INVESTIGASI
SEXOPHONE
PROSES PRODUKSI DAN ANALISIS SWOT PROGRAM
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Secara Umum 5. Berikut ini adalah kerangka pikir penelitian secara khusus : TAHAP : PROSES
PRA PRODUKSI
PRODUKSI
PRODUKSI PASKA PRODUKSI
+
STRENGHTS
ANALISIS SWOT
WEAKNESS
PROGRAM
OPPORTUNITIES THREATS
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Secara Khusus
60 Penelitian ini menjelaskan proses produksi program Sexophone mulai dari tahap pra produksi, produksi, sampai paska produksi. Lalu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari program Sexophone dengan menggunakan Analisis SWOT sebagai dasar dari strategi untuk merumuskan proses produksi terbaik guna meningkatkan kualitas program.