PERAN PEMERINTAH KOTA MADIUN DALAM PENANGANAN KONFLIK PERGURUAN SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DAN PERGURUAN SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI WINONGO TUNAS MUDA
THE ROLE OF MADIUN’S LOCAL GOVERNMENT IN THE CONFLICT MANAGEMENT OF SILAT COMMUNITY SETIA HATI TERATE AND SETIA HATI WINONGO TUNAS MUDA Arief Budiarto (
[email protected]) Universitas Pertahanan Indonesia
Efendi Sihole (
[email protected]) Universitas Pertahanan Indonesia
Rachmad Budiantoro (
[email protected]) Universitas Pertahanan Indonesia
Abstrak - Konflik pesilat di Madiun melibatkan pesilat perguruan silat Setia Hati Terate dan Setia Hati Winongo Tunas Muda. Kedua perguruan silat berasal dari satu perguruan silat yang berdiri tahun 1917. Tahun 1922 Setia Hati Terate memisahkan diri dan setelah pendiri perguruan silat meninggal pada tahun 1944 terjadi konflik karena perbedaan identitas baik perbedaan tradisi, cara perekrutan dan cara pelatihan. Perbedaan identitas sebagai penyebab konflik juga terlihat dengan banyaknya tugu di Madiun yang mengindikasikan kategorisasi masyarakat Madiun. Juga terjadi penolakan warga Madiun apabila ada yang berusaha menghilangkan tugu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa identitas anggota perguruan silat dan peran Pemda dalam penanganan konflik pesilat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi naratif. Pengumpulan data menggunakan metoda wawancara dan melalui studi pustaka dan menggunakan teori Konflik, identitas Sosial dan Peran. Konflik antar pesilat yang terjadi di Madiun selama ini dipengaruhi oleh perbedaan tiap perguruan silat dalam hal perekrutan, cara melatih, dan tradisi yang tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan konflik. Keberadaan tugu simbol perguruan silat di Madiun telah membuat masyarakat Madiun terbelah dan dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Pemda Madiun melaksanakan perannya
dalam menangani konflik antar pesilat dengan melakukan Pencegahan Konflik yaitu pemberian materi ceramah wawasan kebangsaan, pelibatan pesilat senior dalam pengamanan, menyelenggarakan kegiatan tanpa pembatasan jumlah peserta dengan mengatur jadwal waktu, Penghentian Konflik yaitu penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan, Pemulihan Pasca Konflik yaitu mengadakan seminar pencak silat, festival pencak silat bidang seni, menghimbau perguruan silat agar membuat spanduk ucapan selamat, membentuk paguyuban Madiun Kampung Pesilat. Kata Kunci : Konflik, Perguruan Silat, Perbedaan Identitas Abstract - The fighters conflict in Madiun are involving the Pencak Silat Martial Art School of Setia Hati Terate and Setia Hati Winongo Tunas Muda. Both of schools came from one Pencak Silat Martial Art School which established in 1917. In 1922, Setia Hati Terate seceded from Setia Hati and after the founder of the school passed away in 1944, the conflict happened due to identity differences as well as tradition differences, also in recruiting and trainning. The identity differences as the caused of the conflict also can be seen by many monuments in Madiun that indicates categorization in the community. Rejection also happened when there was any effort to eliminate the monuments. The aim of this research is to analyze the identity of Pencak Silat Martial Art Schools’ members and the local government’s role in resolving the conflict between fighters. This research is using a qualitative method with narrative strategy.The data collection is using an interview method, through a literature review, and using the theories of Conflict, Social Identity, and Roles. The conflict between fighters that has happened in Madiun was influenced by the differences between the schools in recruiting, training, and traditions that are not managed properly as a result the conflict happened. The monuments symbol of Madiun Pencak Silat School has made Madiun communities divided and could harm the nation’s unity and integrity. The Local Government of Madiun has been doing its role in resolving the conflict between fighters by implementing Conflict Prevention; Giving a material lecture of national awareness, involving a senior fighter in handling security, holding an activity without limiting the participant but with time arrangement, Cessation of Conflict; Law enforcement for the perpetrators of violence, Post-Conflict Recovery; Holding Pencak Silat Festival in art, suggesting the pencak silat martial art school to make a banner to congratulate others schools that conduct an activity, forming Madiun Kampung Pesilat community to solve the misunderstanding. Keyword :Conflict, Pencak Silat Martial Arts School, Identity Differences Pendahuluan
P
diubah. Selain menyebutkan lima dasar
embukaan Dasar
Undang-Undang
Republik
negara Indonesia (Pancasila), Pembukaan
Indonesia
UUD 1945 juga secara jelas menyebutkan
tahun 1945 merupakan tertib
empat tujuan nasional Bangsa Indonesia,
hukum yang tertinggi dan memberikan
yaitu membentuk suatu pemerintahan
kemutlakan bagi tertib hukum Indonesia
Negara
dan secara yuridis formal tidak bisa
melindungi segenap Bangsa Indonesia
Republik
Indonesia
yang
dan seluruh tumpah darah Indonesia,
kekuatan fisik, yang telah digunakan
memajukan
secara
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa,serta
ketertiban
yaitu
untuk
mengusir
penjajah.
berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan
tepat
Di masa sekarang ini, keberadaan
duniayang
sejumlah perguruan yang mengajarkan
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian
ilmu bela diri di Indonesia bukanlah
abadi dan keadilan sosial.
muncul begitu saja melainkan telah
Untuk bisa mewujudkan keempat tujuan
nasional
tersebut,
diwarisi
secara
turun-temurun.
Ilmu
Bangsa
beladiri sebenarnya sudah dikenal sejak
Indonesia harus memiliki fisik dan psikis
manusia ada, hal itu dapat dilihat dari
yang sehat dan kuat, ulet dan tidak kenal
peninggalan-peninggalan
menyerah. Keberhasilan Indonesia meraih
seperti senjata-senjata dari batu, lukisan-
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
lukisan
1945 dan bisa kita nikmati
menggambarkan
hingga
pada
purbakala,
dinding
goa
yang
pertempuran
atau
sekarang ini bukanlah dengan berpangku
perkelahian
tangan melainkan melalui perjuangan
menggunakan senjata seperti tombak,
panjang
para
kapak batu, dan panah. Pada saat itu,
pejuang dan pahlawan terdahulu. Selain
beladiri bersifat untuk mempertahankan
diplomasi, perjuangan fisik melawan dan
diri dari gangguan binatang buas atau
mengusir
fakta
alam sekitarnya, dan setelah manusia
terbentuknya
berkembang, gangguanpun timbul tidak
Indonesia. Tercatat para pendekar yang
hanya dari binatang buas dan alam
mengangkat
seperti
sekitarnya tapi juga dari manusia itu
Panembahan Senopati, Sultan Agung,
sendiri. Sekarang, di samping untuk
Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro,
mempertahankan diri, beladiri digunakan
Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta
sebagai alat untuk menjaga kesehatan,
para pendekar wanita, seperti Sabai Nan
mencari prestasi dan sebagai jalan hidup
Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak
(Danardono, 2016).
sejarah
tanpa
menyerah
penjajah awal
dari
merupakan
mula
senjata,
dengan
binatang
buas
Meutia (Kumaidah, 2012). Mereka ini
Di Indonesia, salah satu aliran bela
adalah orang-orang yang mempunyai,
diri yang bersumber asli dari nenek
selain kekuatan otak dan mental, juga
moyang Bangsa Indonesia adalah Pencak
Silat.
Ditinjau
dari
sisi
sosiologis-
merupakan
sarana
antropologis, Pencak Silat merupakan
mempertahankan
media untuk mewariskan nilai budaya
karakter yang positif, menjaga kesehatan
positif yang dimiliki Bangsa Indonesia
dan
termasuk pencak silat itu sendiri. Pencak
keuletan.
silat berasal dari dua kata yaitu pencak
dipraktikkan oleh nenek moyang Bangsa
dan silat. Pencak berarti gerak dasar
Indonesia yang terus menerus berupaya
beladiri yang terikat pada peraturan. Silat
mengusir penjajah. Pencak Silat ditujukan
berarti gerak beladiri sempurna yang
untuk
bersumber pada kerohanian. Pencak silat
kebugaran, membangkitkan rasa percaya
merupakan salah satu warisan budaya
diri,
Indonesia yang patut dilestarikan karena
mengembangkan kewaspadaan diri yang
pencak silat merupakan salah satu alat
tinggi, membina sportivitas dan jiwa
pemersatu bangsa dan identitas bangsa
ksatria, disiplin dan keuletan yang lebih
Indonesia.
tinggi. Bercermin pada makna filosofis
yaitu
sarana
diri,
untuk
melatih
Dan
hal
meningkatan
melatih
membangun
ketekunan tersebut
sudah
kesehatan
ketahanan
dan
dan
mental,
Pencak silat memiliki empat aspek
tersebut, hampir semua aspek Pencak
aspek
yang
Silat bermakna positif dan merupakan
mental
spiritual
membangun
dan
mengembangkan
apa yang seharusnyadimiliki atau ada
kepribadian
dan
karakter
mulia
pada orang-orang yang belajar silat atau
seseorang, aspek seni budaya yang
perguruan tinggi yang mengajarkan silat.
menggambarkan
Mereka
bentuk
seni
tarian
diharapkan
menjadi
kebanggaan
Bangsa
pencak silat dengan musik dan busana
pemersatu
tradisional,
yang
Indonesia dengan mendulang prestasi
menekankan pada aspek kemampuan
olahraga di tingkat nasional maupun
teknis beladiri pencak silat, serta aspek
internasional
olah raga yang berarti bahwa aspek fisik
demikian, apa yang seharusnya terjadi
dalam pencak silat ialah penting dalam
tidak sepenuhnya sesuai dengan fakta
menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh
yang terjadi (das sein).
aspek
beladiri
(Subroto dan Rohadi dalam Kumaidah, 2016).
dan
mampu
(das
sollen).
Namun
Di beberapa tempat di Indonesia, kondisi ideal yang diharapkan tersebut
Dengan Demikian maka secara
tidak terjadi. Keberadaan perguruan silat
filosofis Pencak Silat pada dasarnya
justru menimbulkan masalah dengan
terjadinya konflik antara satu perguruan
Penelitian yang dilakukan Riskianto (2013)
silat dengan perguruan silat lainnya. Dan
menyebutkan
konflik
perguruan silat
ini
sering
diikuti
kekerasan.
pesilat
dari
kedua
telah beberapa kali
Sebenarnya, menggunakan istilah Galtung
terlibat bentrok, terlebih saat perayaan
(2009), konflik tidak bisa dihindari tetapi
malam 1 Sura atau yang disebut Suran
kekerasan harus dihindari. Konflik dan
Agung setiap tahunnya, yaitu acara tradisi
kekerasan merupakan dua hal yang tidak
ziarah ke makam pendiri perguruan silat
bisa dipisahkan, sering kali konflik juga
Setia Hati di Desa Winongo Kecamatan
disertai aksi kekerasan yang anarki.
Manguharjo
Kekerasan atau dalam bahasa Inggris
dilaksanakan setiap tanggal 1 Sura.
“violence” diartikan membawa kekuatan. Istilah
kekerasan
digunakan
kota
Berdasarkan
Madiun
datadi
yang
Kepolisian
untuk
Madiun sejak Maret 1998 hingga Februari
yang
2007 (sebagaimana dikutip Maksum,
bersifat
2007), telah terjadi 217 kasus kekerasan
menyerang (offensive) atau bertahan
yang melibatkan kedua perguruan silat,
(defensive) yang disertai penggunaan
dimana 180 kasus terjadi di wilayah
kekuatan orang lain. Kekerasan terbuka
Kabupaten Madiun dan 37 kasus terjadi di
yaitu
seperti
wilayah Kota Madiun. Adapun kronologis
kekerasan
peristiwa kekerasan antar perguruan silat
tertutup yaitu kekerasan tersembunyi
tersebut sebagai berikut: antara tahun
atau tidak dilakukan langsung, seperti
1998
perilaku mengancam.
kekerasan terjadi dalam jumlah normal.
menggambarkan
perilaku,
terbuka
atau
(overt)
kekerasan
perkelahian
Konflik
baik
yang
terlihat
sedangkan
dan
kekerasan
sampai
tahun
2000
eskalasi
terbuka
Puncak eskalasi kekerasan terjadi pada
dalam dunia persilatan yang saat ini masih
tahun 2001 dengan 53 kasus, kemudian
hangat dibicarakan adalah konflik antara
eskalasi kekerasan menurun hingga 9
perguruan silat Persaudaraan Setia Hati
kasus di tahun 2004, hal ini terjadi setelah
Terate (PSHT) dan Setia Hati Winongo
adanya ikrar kesepakatan damai antar
Tunas Muda (SHWTM) di Madiun Jawa
kedua petinggi perguruan silat, namun
Timur. Konflik ini cukup meresahkan
eskalasi kekerasan meningkat lagi pada
masyarakat
tahun 2005 dengan 30 kasus.
terutama
mereka
yang
terkena dampak langsung dari konflik ini.
Data terbaru, antara tahun 2012-
Setia Hati yang berdiri di kampung
2015 masih ada kejadian/ konflik yang
Tambak Gringsing Surabaya oleh Ki
melibatkan
silat
Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada
tersebut, yang umumnya terjadi saat
tahun 1903. Saat itu Ki Ngabei belum
pengerahan massa ketika perayaan 1 Sura
menamakan perguruannya dengan nama
atau Suran Agung. Kejadian-kejadian
Setia Hati melainkan bernama Sedulur
tersebut berupa perkelahian antar oknum
Tunggal
pesilat,
yang
dengan permainan silat yang disebut Joyo
mengakibatkan kerugian warga sekitar
Gendilo Cipto Mulyo (pencak silat gagah
jalan raya yang rumahnya rusak dan
yang selalu mendapatkan kemenangan
kerusakan fasilitas publik, aksi saling
dan
lempar batu antar pesilat, pemulangan
mempunyai murid 8 orang saja, terdiri
paksa para pesilat ke wilayahnya masing
dari adik kandung KI Ngabei sendiri dan
masing, sampai pelarangan memasuki
beberapa orang Knevel (Indo Belanda).
kedua
tindakan
perguruan
pengrusakan
Kecer
(satu
menciptakan
persaudaraan)
kemuliaan)
yang
kota Madiun bagi massa kedua kelompok
Perguruan silat Setia Hati pecah
silat yang berniat akan menghadiri acara
menjadi 11 aliran perguruan, namun
Suran Agung. Pihak Kepolisian, TNI dan
konflik antar pesilat yang terjadi lebih
Pemerintah
harus
banyak melibatkan massa dari perguruan
mengerahkan sumberdaya yang tidak
silat Persaudaraan Setia Hati Terate
sedikit dalam rangka mengamankan dan
(PSHT) dan Setia Hati Winongo Tunas
mencegah agar gesekan antara kedua
Muda (STWTM). Kedua perguruan silat
kelompok tidak menjadi konflik yang lebih
tersebut saling mengklaim bahwa mereka
luas. Berbagai persoalan ditengarai dapat
lebih baik dibanding yang lain, dan saling
memicu bentrok antar pesilat seperti,
merendahkan
solidaritas satu perguruan, tawuran saat
kalangan bawah.
menonton
lempar
konflik antar pesilat kedua perguruan
melempar batu, atau penghadangan di
tersebut adalah masalah identitas asli
jalan
Setia Hati, dimana masing masing pihak
Daerah
sering
pertunjukan,
(Tempo.co,
2012;
aksi
2013;
2015;
Liputan6.com, 2014).
silat
pesilat
di
Isu mendasar dalam
menganggap dirinya paing baik dan benar
Ditinjau dari sejarahnya, kedua perguruan
terutama
tersebut
sebagai penerus ajaran pendiri perguruan
awalnya
silat. Konflik yang terjadi cukup lama
merupakan satu perguruan yang bernama
antara kedua perguruan silat tersebut,
pada
dasarnya
menunjukkan
bahwa
mengusulkan slogan Madiun sebagai
perbedaan identitas dapat diekploitasi
kampung pesilat.
menjadi alat pemecah belah antara
penegakan hukum di Madiun masih
sesama bangsa Indonesia.
kurang baik, sehingga timbul korban dan
Kondisi konflik yang sampai saat
Namun demikian,
kerugian akibat konflik ini. Akar masalah
ini belum tertangani dengan baik, dan
telah
adanya
pendekatan penyelesaian konflik belum
kecenderungan
terulangnya
bentrok
kembali
antara
kedua
ditemukan
memberikan
tetapi
solusi
strategi
yang
dapat
perguruan silat tersebut, menunjukkan
mendamaikan kedua pihak yang bertikai.
bahwa peran Pemda Madiun memang
Pemda menilai bahwa konflik yang
krusial dalam penanganan konflik melalui
mengatasnamakan
berbagai upaya penanganan konflik sosial
selama ini sebenarnya hanya dipicu oleh
yang
oknum / orang yang tidak bertanggung
meliputi
penghentian,
upaya
dan
pencegahan,
pemulihan
pasca-
perguruan
silat
jawab dan bukan oleh pihak perguruan
konflik. Hal ini telah diatur dalam Undang-
silat.
undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
bahwa konflik antar perguruan silat ini
Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan
terjadi
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang
pembinaan yang dilakukan baik oleh
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Pemda maupun pihak Pergurauan Silat
Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan
terhadap anggotanya. Kesadaran hukum
Konflik Sosial.
masyarakat juga kurang karena tidak mau
Pemda Madiun sebenarnya telah melakukan
berbagai
upaya
Aparat kepolisian menganggap
karena
lemah/
kurangnya
melapor terkait konflik dan tidak adanya
melalui
sanksi tegas dari pihak Perguruan Silat
koordinasi dengan aparat keamanan dan
apabila ada anggotanya yang melanggar
pimpinan perguruan silat, diantaranya
Ikrar kesepakatan damai.
melakukan pembinaan, ikrar bersama
Penelitian
yang
berjudul“Peran
para pimpinan perguruan silat, koordinasi
Pemerintah
Kota
Madiun
dengan pihak terkait dalam penanganan
Penanganan
Konflik
Perguruan
konflik, pengamanan sebelum dan saat
Persaudaraan Setia Hati Terate Dan
ada acara Suran Agung, dan membentuk
Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati
paguyuban
Winongo Tunas Muda” ini bertujuan
pencak
silat,
serta
Dalam Silat
untuk menganalisa
Identitas sebagai
fenomena maupun fakta. Penelitian ini
anggota perguruan silat Persaudaraan
didasarkan
Setia Hati Terate dan Perguruan Silat
sosial
Setia Hati Winongo Tunas Muda dapat
menggunakan
menyebabkan konflik, serta menganalisa
kualitatif. Creswell (2009) menjelaskan
Peran Pemda dalam penanganan konflik
bahwa paradigma konstuktivisme sosial,
antara Perguruan Silat Setia Hati Terate
didasarkan pada asumsi bahwa individu-
dan Perguruan Silat Setia Hati Winongo
individu selalu berusaha untuk memahami
Tunas Muda di Madiun
dunia di mana mereka hidup dan bekerja.
Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan
sumbangsih
paradigma
yang
konstuktivisme
dilakukan
dengan
pendekatan
metode
Mereka mengembangkan makna-makna
pemikiran
subjektif atas pengalaman-pengalaman
dalam pengembangan studi Damai dan
mereka. Makna-makna ini amat beragam
Resolusi Konflik sebagai bagian dari kajian
sehingga peneliti dituntut untuk lebih
dalam Ilmu Pertahanan di Indonesia,
mencari
dengan
pandangan.
mengedepankan
nilai-nilai
kompleksitas Peneliti
pandangan-
memiliki
tujuan
kolektif dalam kehidupan masyarakat
utama untuk menafsirkan makna-makna
Indonesia
yang dimiliki orang lain tentang dunia ini.
yang
memberikan
multikultur,
masukan
dapat
bagi
para
Dalam
mengumpulkan
dan
pengambil kebijakan, khususnya Pemda
mengungkapkan
terkait dengan penanganan konflik yang
tujuan
terjadi antara Perguruan Silat di Madiun,
penelitian
serta bagi peneliti lain yang ingin meneliti
pendekatan deskriptif analitis. Penelitian
hal yang sama/sejenis sebagai penambah
kualitatif
referensi dan wawasan dalam penelitian.
penelitian
Metodologi
filsafat post positivisme yang biasanya
Berdasarkan klasifikasi jenis dan analisisnya,
penelitian ini merupakan
yang
hendak ini
yang
Sugiyono,1994).
penelitian
maka dengan
metode
berlandaskan
pada
objektif alamiah dengan peneliti berperan
mendefinisikan
sebagai suatu jenis
sebagai
dan
digunakan untuk meneliti pada kondisi
sebagai
kualitatif
dicapai
dilakukan
deskriptif
penelitian kualitatif. Moleong (2006) penelitian
permasalahan
instrumen
kunci
(
yang
Penelitian didahului dengan studi
menekankan pada penarikan kesimpulan
pustaka mengenai beberapa teori dan
berdasarkan interpretasi terhadap suatu
konsep
yang
sesuai
dengan
tujuan
penelitian, yaitu
Teori Konflik, Teori
favoritism, yaitu kecenderungan untuk
Identitas Sosial, Teori Peran, dan konsep
mendiskriminasikan
Penanganan
serta
yang lebih baik atau menguntungkan in
Konflik sosial
group di atas out-group (Sukanto, 2015;
berupa benturan atau tabrakan yang
Fisher, 2001; Susan, 2012; Listiana, 2013;
terjadi
Silat
Deutsch, 2016; Dahrendorf, 1958; Coser,
Persaudaraan Setia Hati Terate dan
1956; Dougherty dan Pfaltzgraff, 1981;
Perguruan Silat Setia Hati Winongo Tunas
Morong,1994; Lund, 1996; Tajfel, 1982;
Muda
adanya
Afif, 2014; Hogg, 2006; Abrams dan Hogg,
tuntutan-
1990; Brewer dan Campbel, 1976; Sarben
status,
dan Allen, 1968; Doise, 1998; . Moscovici,
sumber-sumber
1981; Turner dan Onorato, 1999; Fearon,
Konflik
Penelitian terdahulu.
antara
Sosial,
Perguruan
mengindikasikan
kebutuhan, tuntutan
nilai-nilai berkenaan
kekuasaan,
serta
atau dengan
kekayaan yang dari persediaannya tidak mencukupi.
dalam
perlakuan
1999; Brown, 2000; Turner, 1982)
Adanya benturan yang
Pemerintah
daerah
merupakan
terjadi di masyarakat dapat menguatkan
aktor utama yang memegang peran
solidaritas internal dan integrasi dalam
penting dalam penanganan konflik di
kelompok
(in-group)
tingkat
daerahnya.
benturan
atau
dengan
Pemerintah Daerah memenuhi perannya
kelompok luar (out-group) bertambah
dalam penanganan konflik sosial apabila
besar. Solidaritas ini berkembang menjadi
Pemerintah Daerah telah memenuhi hak
Identitas sosial yang berkaitan dengan
dan
Keterlibatan, Rasa peduli dan juga Rasa
ditetapkan dalam peraturan perundang-
bangga dari keanggotaan dalam suatu
undangan mengenai penanganan konflik
kelompok.
sosial.
apabila
tabrakan
Adanya perasaan in-group
Dapat dikatakan bahwa
kewajibannya
sebagaimana
Pemerintah Daerah dikatakan
sering menimbulkan In-group bias, yaitu
telah
kecenderungan untuk menganggap baik
Pencegahan
kelompoknya
melakukan tindakan-tindakan memelihara
sendiri.
In-group
bias
melaksanakan konflik
dalam
apabila
telah
merupakan refleksi perasaan tidak suka
kondisi
pada out-group dan perasaan suka pada
mengembangkan
in-group. Prasangka biasanya kemudian
perselisihan
terjadi
potensi Konflik, dan membangun sistem
disebabkan
oleh
in-group
damai
perannya
dalam
masyarakat,
sistem
penyelesaian
secara
damai,
meredam
peringatan dini.
Pemerintah daerah
dikatakan telah
memenuhi perannya
masyarakat terhadap konflik antar oknum
dalam penghentian konflik apabila telah
perguruan pencak silat di kabupaten
melakukan
untuk
Madiun ; dan Kedua, dari aspek subjek
mengakhiri kekerasan, menyelamatkan
penelitian, penelitian ini lebih luas karena
korban,
membatasi
melibatkan
eskalasi
Konflik,
tindakan-tindakan
bertambahnya
perluasan serta
jumlah
mencegah korban
kerugian harta benda. daerah
dikatakan
dan
dan
Pemerintah
telah
memenuhi
perannya dalam pemulihan pasca konflik apabila
telah
melakukan
banyak
meneliti
tentang
responden
persepsi
dari
unsur
pimpinan dan anggota kedua perguruan silat,
unsur
Pemda
Madiun,
unsur
Kepolisian dan TNI di Madiun, serta tokoh masyarakat setempat. Penelitian ini dilaksanakan dalam
tindakan-
dua aktivitas yang saling berhubungan,
tindakan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan
yaitu menganalisa bagaimana Identitas
rekonstruksi (Soekanto, 2015; Glen Elder,
sebagai
1975; Republik Indonesia, 2011; Republik
Persaudaraan Setia Hati Terate dan
Indonesia, 2015).
Perguruan Silat Setia Hati Winongo Tunas
Penelaahan
terhadap
anggota
Perguruan
Silat
penelitian
Muda dapat menyebabkan konflik, serta
terdahulu (Lestiana, 2000; Sulistiyono,
mendeskripsikan Peran Pemda dalam
2013) memberikan posisi yang jelas
penanganan konflik antara Perguruan
kepada penelitian yang akan dilakukan ini.
Silat Setia Hati Terate dan Perguruan Silat
Penelitian ini berbeda dengan penelitian
Setia Hati Winongo Tunas Muda di
sebelumnya
Madiun.
dari
beberapa
aspek:
Data
dan
informasi
yang
Pertama, dari aspek objek penelitian yang
diperoleh dari kedua aktivitas tersebut
secara
menjadi
spesifik
mengapa
meneliti
Identitas
Perguruan
Silat
mengenai
sebagai
dapat
anggota
bahan
dilakukan
untuk
penarikan
dianalisa
dan
kesimpulan.
menyebabkan
Pengumpulan data dilakukan dengan
konflik, serta Peran Pemda Madiun dalam
menggunakan metoda wawancara semi-
menangani konflik yang terjadi antara
terstruktur
anggota kedua perguruan silat tersebut,
dipandang berkompeten mulai dari unsur
sementara
narasumber
yang
banyak
menulis
pimpinan dan anggota kedua perguruan
dinamika
konflik
silat, unsur Pemda Madiun, unsur TNI dan
kedua perguruan silat dan Sulistiyono
Polri di wilayah Madiun, unsur tokoh
tentang
Listiana
dari
bagaimana
masyarakat setempat, serta melalui studi
karena
pustaka.
dilakukan oleh Pemda Madiun maupun
Data dan informasi tersebut
dianalisa
secara
deskriptif
dan
berbagai
upaya
yang
telah
oleh aparat keamanan setempat.
disimpulkan untuk menjelaskan mengapa
Fisher (2001) menyatakan bahwa
Identitas sebagai anggota perguruan silat
Jenis konflik ada dua yaitu (1) Konflik
Persaudaraan Setia Hati Terate dan
vertikal yaitu konfik yang terjadi antara
Perguruan Silat Setia Hati Winongo Tunas
elite dalam hal ini pemerintah (2) Konflik
Muda dapat menyebabkan konflik, serta
Horizontal yaitu konflik yang terjadi di
mendeskripsikan Peran Pemda dalam
dalam
penanganan konflik antara Perguruan
Dalam hal ini peneliti melihat bahwa
Silat di Madiun.
konflik antar pesilat di Madiun lebih
Pembahasan
merupakan konflik horizontal karena
1.
Konflik
konflik
Konflik antar pesilat yang terjadi di
masyarakat dan pihak pemerintah daerah
Madiun lebih banyak melibatkan pesilat
bersama aparat keamanan setempat
dari perguruan silat SH Winongo dan SH
telah berupaya untuk mengatasi konflik
Terate, walaupun di Madiun terdapat
tersebut.
sekitar
11
terjadi
antar
sendiri.
kelompok
Tipe konflik menurut Fisher (2001)
mempunyai
meliputi (1) Konflik Laten adalah suatu
anggota (pesilat) dalam jumlah besar dan
keadaan yang di dalamnya terdapat
berimbang serta tersebar di daerah
persoalan, tetapi sifatnya tersembunyi,
Madiun dan kota kota disekitar Madiun.
dan hal ini perlu diangkat ke permukaan
Saat ada acara pengesahan warga SH
agar segera bisa ditangani dengan baik
Terate tanggal 1 Suro dan acara Suran
(2) Konflik Terbuka adalah suatu keadaan
Agung SH Winongo Tunas Muda tanggal
ketika konflik sosial telah muncul di
10 Suro bahkan bisa dihadiri oleh lebih
permukaan, yang telah berakar dalam,
dari sepuluh ribu pesilat yang datang dari
dan sangat nyata, sehingga diperlukan
daerah Madiun dan sekitarnya. Konflik
tindakan khusus untuk mengatasi akar
antar
masalah
silat
pesilat
silat.
ini
masyarakat
Kedua
perguruan
perguruan
kalangan
tersebut
tersebut
mencapai
dan
efeknya
(3)
Konflik
puncaknya pada sekitar tahun 1990 an,
permukaan yaitu suatu kondisi yang
dan mulai saat itu konflik mulai mereda
memiliki akal dangkal dan muncul karena
kesalah pahaman yang dapat diatasi
Konfrontasi yaitu suatu situasi dimana
melalui komunikasi atau dialog terbuka.
konflik mulai terbuka, dan salah satu
Menurut
Peneliti
konflik
antar
pihak
merasakan
adanya
masalah
pesilat yang terjadi di Madiun mempuyai
sehingga mereka akan melakukan protes
ciri yang ada pada konflik laten karena
dll (3) Krisis yaitu situasi dimana konflik
terdapat suatu kondisi yang didalamnya
menjadi aksi kekerasan terbuka yang
terdapat suatu persoalan yaitu perbedaan
dilakukan secara intens dan massal.
identitas.
yang
Konflik ini sudah seperti perang karena
diwujudkan dalam bentuk pendirian tugu
merupakan puncak konflik, dan sudah ada
lambang perguruan silat yang terdapat di
pihak yang terbunuh (4) Pasca Konflik
ujung jalan atau ujung kampung di
yaitu suatu situasi dimana ketegangan
Madiun tersebut dapat memicu timbulnya
sudah berkurang, konfrontasi kekerasan
konflik. Namun demikian peneliti juga
sudah diselesaikan, dan hubungan para
melihat bahwa konflik antar pesilat di
pihak yang bertikai sudah mengarah
Madiun ini bukanlah konflik
normal kembali.
Perbedaan
identitas
terbuka
karena skala konflik dan efeknya tidak
Berdasarkan
pemikiran
Fisher
masif. Konflik ini lebih mempunyai ciri
tentang tahapan konflik ini, peneliti
yang sama dengan konflik permukaan
melihat bahwa konflik antar pesilat di
karena terjadinya kesalahpahaman antar
Madiun meliputi: (1) Pra Konflik karena
pesilat kedua kubu yang bisa diatasi
terdapat perbedaan tradisi dan cara
melalui sehingga
komunikasi dapat
yang
lebih
baik
pelatihan yang melahirkan ketegangan
menghilangkan
rasa
antar pesilat, (2) Konfrontasi yaitu suatu
saling curiga dan kesalahpahaman. Fisher
(2001)
menyatakan
kedua pihak merasakan adanya masalah
bahwa terdapat beberapa tahapan dalam
sehingga mereka akan melakukan protes
Konflik yaitu (1) Pra Konflik yaitu suatu
apabila ada provokasi dari pihak lain dan
situasi dimana terdapat ketidaksesuaian
(3) Pasca Konflik yaitu suatu situasi
tujuan antara dua pihak atau lebih
dimana ketegangan sudah berkurang
sehingga timbul konflik. Konflik ini masih
karena peran Pemda Madiun beserta
tesembunyi dari pandangan umum, tetapi
aparat
salah satu pihak telah mengetahui adanya
menangani konflik antar pesilat sehingga
potesi
kekerasan sudah mulai berkurang, dan
terjadinya
juga
situasi dimana konflik mulai terbuka, dan
konfrontasi
(2)
keamanan
setempat
dalam
hubungan para pihak yang bertikai sudah
banyak melibatkan pesilat dari perguruan
mulai membaik. Namun peneliti melihat
SH Winongo dan SH Terate. Demikian
bahwa konflik antar pesilat dI Madiun
juga
belum mencapai tahap krisis yaitu karena
menyatakan bahwa walaupun ada 11
konflik dan kekerasan yang terjadi masih
perguruan pencak silat di Madiun, tetapi
berupa
yang terkait dengan permasalahan konflik
pemukulan,
pengeroyokan,
perkelahian,
penghadangan
dengan
Dandim
Madiun
yang
dll.
selama ini hanya melibatkan SH Terate
Walaupun kadang konflik dilakukan oleh
dan SH Winongo, walaupun kadang
sekelompok pesilat namun tidak dalam
terjadi konflik dengan IKS (Kera Sakti)
jumlah masif dan korban dari kedua belah
dan Pagar Nusa, tetapi intensitasnya kecil.
pihak juga tidak dalam jumlah massal.
(Sudrajat Suwondo, wawancara pada 12
Deutsch, (2016) mengatakan bahwa hampir semua konflik pasti berkaitan
Oktober 2016). Penanganan
Konflik
adalah
dengan kekuatan, baik secara langsung
serangkaian kegiatan yang dilakukan
maupun tidak langsung. Konflik sering
secara sistematis dan terencana dalam
dipakai
sebagai
mempertahankan ketidakseimbangan
sarana
untuk
situasi dan peristiwa baik sebelum, pada
keseimbangan
atau
saat, maupun sesudah terjadi Konflik yang
kekuatan
dalam
mencakup
pencegahan
konflik,
hubungan antar manusia, konflik juga
penghentian konflik, dan pemulihan pasca
digunakan sebagai cara untuk mencapai
konflik Indonesia (Republik Indonesia,
tujuan. Penulis melihat bahwa konflik
2011; 2015).
antar pesilat yang terjadi di Madiun juga
Forum
terjadi apabila kekuatan kedua kubu
menindak
dalam kondisi seimbang terutama dalam
mengadakan
hal jumlah pesilatnya (anggota), karena
dalam
jarang terjadi konflik yang melibatkan
nasionalisme dan wawasan kebangsaan di
perguruan silat yang tidak berimbang
kalangan generasi muda dan masyarakat
jumlah pesilatnya.
dalam
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Lurah Winongo yang mengatakan bahwa konflik antar pesilat di Madiun lebih
Pemda Madiun bersama
Pimpinan lanjuti
hal
seminar
rangka
kehidupan
bernegara
Daerah
yang
(Forpimda) ini
dengan
generasi muda
peningkatan
rasa
berbangsa
dan
dilaksanakan
oleh
Bakesbangpol Kota Madiun.
Dalam
Undang-Undang
tentang
yang
bertugas
mengawasi
dan
Penanganan Konflik Sosial di Indonesia
mengendalikan pesilat perguruannya agar
(Republik
2015)
tidak melakukan kegiatan provokasi, (3)
dinyatakan bahwa Pencegahan Konflik
Memberikan kedewasaan kepada para
dilakukan dengan upaya: (1) memelihara
pesilat untuk menyelenggarakan kegiatan
kondisi damai dalam masyarakat; (2)
tanpa pembatasan jumlah peserta dengan
mengembangkan system penyelesaian
melakukan pengaturan jadwal waktu
perselisihan secara damai; (3) meredam
masuk kota Madiun agar tidak terjadi
potensi Konflik; dan (4) membangun
pertemuan pesilat dalam jumlah besar di
system peringatan dini.
dalam kota Madiun, (4) Dan mengadakan
Indonesia,
Terkait
2011;
dengan
penjelasan
seminar pencak silat dimana para pesilat
tersebut diatas, maka hal yang dipandang
dapat
penting oleh peneliti untuk dibahas
permasalahan
adalahpemangku kepentingan yang ada di
bagaimana solusi pemecahannya,
Madiun mulai dari aparat keamanan, pemda,
dan
pihak
perguruan
telah
duduk
bersama yang
membahas
dihadapi
dan
Dalam Undang-Undang tentang Penanganan Konflik Sosial di Indonesia
melakukan berbagi upaya, kegiatan dan
juga
usaha
Pencegahan
Konflik adalah serangkaian kegiatan untuk
Konflik antar pesilat dengan memelihara
mengakhiri kekerasan, menyelamatkan
kondisi damai dalam masyarakat dan
korban, membatasi perluasan dan eskalasi
mengembangkan system penyelesaian
konflik, serta mencegah bertambahnya
perselisihan secara damai untuk meredam
jumlah korban dan kerugian harta benda.
untuk
melakukan
potensiKonflik.
dinyatakan
Terkait
bahwa
dengan
Penghentian
penjelasan
Selanjutnya peneliti juga melihat
tersebut diatas maka peneliti melihat
usaha dan kegiatan tersebut mulai dari: (1)
bahwa pemangku kepentingan yang ada
Pemberian materi ceramah wawasan
di Madiun mulai dari aparat keamanan,
kebangsaan kepada para pesilat yang
pemda, dan pihak perguruan juga telah
menekankan
pentingnya
melakukan berbagi upaya, kegiatan dan
persatuan dan kesatuan bangsa, (2)
usaha untuk menghentikan konflik antar
Pelibatan
sebagai
pesilat untuk mengakhiri kekerasan dan
koordinator lapangan dalam kegiatan
membatasi perluasan dan eskalasi konflik
pengamanan kegiatan perguruan silat lain
melalui
tentang
pesilat
senior
penegakan
hukum
aparat
keamanan terhadap pelaku kekerasan
Ubbe (2011) menyatakan bahwa
serta melakukan pembatasan terhadap
Indonesia memiliki kekayaan khasanah
para pesilat yang masuk ke kota Madiun
tradisi intelektual termasuk dalam upaya
agar jumlah pesilat yang terkumpul di satu
membangun
titik tidak terlalu banyak pada saat yang
mengembangkan
bersamaan.
penyelesaian konflik
Sementara
itu
yang
dimaksud
perdamaian
Masing-masing
dan
mekanisme berbasis budaya.
daerah
memiliki
local
dengan Pemulihan Pasca konflik adalah
wisdom yang perlu dihargai sebagai
serangkaian
untuk
pilihan alternative penyelesaian konflik.
dan
Masyarakat Madiun masih menjunjung
tidak
nilai-nilai lokal yang mempertahankan
harmonis dalam masyarakat akibat Konflik
kerukunan masyarakat yang meliputi: (1)
melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi,
masyarakatnya biasanya tidak menyukai
dan rekonstruksi.
konflik yang berlarut larut dan memakan
kegiatan
mengembalikan memperbaiki
keadaan hubungan
yang
Peneliti menilai bahwa pemangku
energy
dan
biaya
besar,
mereka
kepentingan yang ada di Madiun mulai
cenderung segera menyelesaikan konflik/
dari aparat keamanan, pemda, dan pihak
sengketa agar tidak berkepenjangan dan
perguruan juga telah melakukan berbagi
diketahui oleh banyak orang, karena
upaya,
dianggap sebagai perilaku ora patut atau
kegiatan
dan
usaha
untuk
melakukan Pemulihan Pasca konflik antar
tindakan
pesilat
dengan
masyarakatnya
pencak
silat
mengadakan bidang
tak lebih
pantas.
(2)
mengedepankan
untuk
sikap mengalah (nrimo ingpandum,nedo
mempertemukan para pesilat di Madiun
nrimo, legowo), (3), masyarakatnya masih
dan melatih kedewasaan mereka agar
menonjolkan pola hidup harmoni, saling
dapat beraktifitas bersama tanpa terjadi
tolong menolong dan gotong royong.
konflik,
ucapan
Keberadaan localvalueini, sampai saat ini
selamat kepada perguruan silat lain yang
masih cukup kokoh sebagai sumber
melakukan kegiatan dan pembentukan
mekanis menyelesaian sengketa.
pembuatan
seni
festival
yang
spanduk
paguyuban Madiun Kampung Pesilat untuk
Berdasarkan data di atas peneliti
menyelesaikan perselisihan dan terjadinya
melihat bahwa masyarakat Madiun masih
kesalahpahaman antar pesilat.
menonjolkan pola hidup harmoni, saling
tolong menolong dan gotong royong.
beragama dan/ atau inter umat beragama,
Mereka masih menginginkan hidup yang
antar suku,dan antar etnis; (2) sengketa
harmoni,
tolong
batas wilayah desa, kabupaten/ kota, dan/
menolong itu harus diarahkan bukan
atau provinsi; (3) sengketa sumber daya
hanya kepada sesama pesilat dari satu
alam antar masyarakat dan/ atau antar
perguruan saja melainkan juga kepada
masyarakat dengan pelaku usaha; atau (4)
pihak lain diluar komunitasnya. Kegiatan
distribusi sumber daya alam yang tidak
bersama dalam bentuk gotong royong
seimbang dalam masyarakat. (UU No 7
saat kerja bakti bersama para pesilat telah
Tahun 2012)
hanya
rasa
saling
terbukti
berhasil
dilaksanakan
Pemda
beserta
aparat
setempat
dapat
oleh
keamanan
meredakan
dan
mengurangi potensi konflik.
Madiun
tidak
menyukai
konflikyangberlarut-larut
dengan
penjelasan
tersebut diatas peneliti menyimpukan bahwa konflik antar pesilat di Madiun juga
Namun peneliti juga tidak melihat masyarakat
Terkait
dipengaruhi
budaya
karena
warisan
budaya
oleh
faktor
sosial
pencak
silat
adalah
masyarakat
Madiun.
yang
Selain itu konflik antar pesilat di Madiun
memakanenergi, karena konflik antar
juga dipengaruhi oleh faktor identitas
pesilat
lama.
yang ditunjukkan oleh batas wilayah
menurun
suatu desa (kampung) dalam bentuk
intensitasnya sekarang, namun bukan
pendirian Tugu lambang perguruan. Hal
berarti karena mereka malu konflik
ini
berkepanjangan
melibatkan SH Terate dan SH Winongo di
Memang
ini
telah
berlangsung
konflik
sudah
akan
diketahui
oleh
terlihat
dari
data
Polres
perguruan lebih menonjol dibandingkan
menunjukkan bahwa masih terjadi aksi
rasa malu yang dimiliki oleh masyarakat
perkelahian,
jawa pada umumnya.
pengeroyokan tentang
Penanganan Konflik Sosial di Indonesia
Madiun
yang
banyak orang. Ego pribadi dan identitas
Undang-Undang
Kabupaten
kasus
yang
penganiayaan, dan
pengerusakan
di
wilayah Madiun Glen
Elder(1975)
menyatakan
juga menyatakan bahwa Konflik dapat
bahwa setiap masyarakat mempunyai
bersumber dari:
harapan kepada setiap anggotanya untuk
(1) permasalahan yang
berkaitan dengan politik, ekonomi, dan
mempunyai
social budaya; perseteruan antar umat
dengan
perilaku
tertentu
kategori-kategori
usia
sesuai yang
berlaku
dalam
masyarakat
tersebut.
dinyatakan bahwa Penghentian Konflik
Peneliti melihat bahwa hal inilah yang
adalah
menjadi
mengakhiri kekerasan, menyelamatkan
sasaran
melakukan
Pemda
pembinaan
dengan
kegiatan
untuk
para
korban, membatasi perluasan dan eskalasi
pesilat muda melalui pemberian ceramah
konflik, serta mencegah bertambahnya
wawasan kebangsaan tentang perlunya
jumlah korban dan kerugian harta benda.
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Sementara itu yang dimaksud dengan
serta menjaga keamanan lingkungan
Pemulihan
mereka. Para pesilat senior juga diberi
serangkaian
tanggung
mengembalikan
jawab
kepada
serangkaian
untuk
turut
serta
Pasca
konflik
kegiatan
untuk
keadaan
memperbaiki
pesilat
harmonis dalam masyarakat akibat Konflik
sebagai
koordinator
lapangan agar tidak mudah terprovokasi. Pimpinan
perguruan
SH
Tarate
mengatakan bahwa Kapolres Madiun
yang
dan
melakukan pengawasan kepada para muda
hubungan
adalah
tidak
melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi. (UU No 7 tahun 2012) Undang-Undang
tentang
pernah mengadakan acara gerak jalan
Penanganan Konflik Sosial di Indonesia
bersama
menyatakan
yang
diikuti
oleh
semua
bahwa
Konflik
dapat
perguruan silat dengan melaksanakan
bersumber dari:
jalan kaki naik gunung Lawu. Kegiatan ini
berkaitan dengan politik, ekonomi, dan
mempunyai
karena
social budaya; perseteruan antar umat
perkelahian pesilat di wilayah Madiun
beragama dan/ atau inter umat beragama,
menurun. Hal ini memberikan bukti
antar suku, dan antar etnis; (2) sengketa
bahwa upaya pencegahan konflik antar
batas wilayah desa, kabupaten/ kota, dan/
pesilat
dengan
atau provinsi; (3) sengketa sumber daya
melaksanakan kegiatan bersama untuk
alam antar masyarakat dan/ atau antar
saling mengakrabkan antar komponen
masyarakat dengan pelaku usaha; atau (4)
bangsa
identitas
distribusi sumber daya alam yang tidak
Dinarwan,
seimbang dalam masyarakat. (UU No 7
dampak
dapat
dilakukan
walaupun
perguruan.
positif
(Bagus
berbeda Riski
wawancara pada 11 Oktober 2016). Dalam Undang-Undang tentang Penanganan Konflik Sosial di Indonesia
(1) permasalahan yang
tahun 2012) Data
kasus
yang
melibatkan
pesilat di wilayah Polres Kabupaten
Madiun
menunjukkan
bahwa
masih
inisiatif sendiri serta tidak melibatkan
terjadi aksi pengeroyokan, penganiayaan
perguruan
dan
pada 10 Oktober 2016).
pengerusakan
yang
melibatkan
silat.
(Sumarno,wawancara
sekelompok massa yang diduga dari
Peneliti melihat bahwa hal ini
kelompok SH Terate dan SH Winongo
mengindikasikan telah terjadi kategorisasi
yang saling menyerang dengan cara
dalam masyarakat Madiun dimana tempat
saling
melakukan
tinggal masyarakat Madiun terbagi dalam
pemukulan, pencegatan terhadap pesilat
kelompok masyarakat sesuai dengan
perguruan lain, dan merusak spanduk
perguruan pencak silat yang diikutinya.
perguruan
tersebut
Mereka rela mendirikan tugu tanpa ijin
mengakibatkan kerugian harta benda dan
dan tanpa bantuan dari perguruan silat
sejumlah orang yang terluka dari warga
demi menunjukkan identitas perguruan
masyarakat maupun dari kedua kelompok
berdasarkan wilayah tempat tinggalnya.
melempar
lain.
batu,
Konflik
yang bertikai. Sehingga bisa disimpulkan
Afif
(2014)
menyatakan
bahwa
peneliti bahwa konflik antar kelompok
sebuah identitas hadir karena manusia
masyarakat
yang
bersumber
butuh
permasalahan
yang
berkaitan
dari
dengan
untuk
mengkategorisasikan
sesuatu. Sehingga identitas sosial juga
social budaya masih terjadi di wilayah
melibatkan
Madiun.
menetapkan seseorang kedalam struktur
2.
sosial atau wilayah sosial tertentu. Hal ini
Identitas Sosial Lurah
Nambangan
pula
ketegori
dan
Kidul
bisa dibuktikan dengan adanya pendirian
mengatakan bahwa banyak tugu yang
Tugu yang didirikan secara swadaya oleh
dibangun warga masyarakat Madiun di
masyarakat Madiun
ujung jalan dan ujung kampung, dan hal
Menurut Sarben & Allen (1968)
ini tidak terdapat di daerah lain sehingga
bahwa Teori identitas sosial melihat suatu
bisa dikatakan hal ini ciri khas Madiun dan
identitas sosial selalu mengklarifikasikan
sekitarnya.
dirinya
Maksud
pendirian
tugu
melalui
perbandingan
tetapi
tersebut adalah sebagai lambang bahwa
secara umum perbandingannya adalah
masyarakat sekitar kampung tersebut
antara in-groups dan out-groups. In-groups
banyak
biasanya
secara
perguruan silat tertentu, dan mereka
sifatnya
yang
membangun tugu secara swadaya dan
dibandingkan out-groups. Sesuai teori
yang
jadi
warga(anggota)
stereotype selalu
lebih
positif baik
diatas peneliti melihat bahwa para pesilat
Hogg (2006) menyatakan bahwa
di Madiun juga melakukan perbandingan
dalam identitas sosial
antar
utama seperti prasangka, diskriminasi,
perguruan
menganggap
silat
bahwa
dengan
perguruan
silat
etnosentris,
stereotip,
berkembang isu
konflik
antar
mereka lebih baik daripada perguruan
kelompok, perilaku normatif, polarisasi
silat lain, baik dalam hal jumlah anggota
kelompok, perilaku organisasi, perilaku
yang lebih banyak, dalam hal kualitas para
kelompok,
pendekarnya yang lebih baik, maupun
semuanya
kelebihan
perilaku antar kelompok dibandingkan
dalam
hal
cara
pelatihan
mereka.
kepemimpinan, lebih
yang
berkaitan
dengan
perilaku antar individu.
Hal ini diperkuat oleh Dandim
Sesuai hal tersebut diatas peneliti
Madiun yang sependapat dalam hal ini
melihat
dengan mengakui bahwa memang telah
masyarakat
terjadi pengkotak-kotakkan di tengah
bentuk
masyarakat Madiun, hal ini bisa dilihat
menimbulkan prasangka bahwa suatu
dengan pendirian tugu-tugu yang ada di
daerah telah dikuasai oleh perguruan silat
depan kampung atau jalan. Kalau ada
tertentu. Lalu timbul diskriminasi apabila
Tugu perguruan silat di suatu kampung
ada pesilat dari perguruan lain yang
maka bisa dipastikan bahwa sebagian
memasuki daerah tersebut harus berhati
besar
warga
hati dalam bersikap, bertutur kata dan
(anggota) perguruan silat tersebut. Untuk
bertingkah laku. Stereotip akan terbentuk
menghapus
tugu
apabila daerah tersebut pernah terjadi
kajian
pemukulan dan penganiayaan terhadap
mendalam karena hal tersebut sudah
pesilat dari perguruan lain yang kebetulan
berlangsung lama dan sudah menjadi
masuk kampung tersebut yang dianggap
bagian dari budaya masyarakat setempat
tidak sopan, maka potensi terjadinya
sehingga
untuk
konflik antar kelompok pesilat akan
sosialisasi kepada masyarakat dan juga
meningkat. Masyarakat Madiun akan
memerlukan
dalam
terpolarisasi dalam berbagai kelompok
bentuk Peraturan Daerah. (Rahman Fikri,
masyarakat sesuai perguruan silat yang
wawancara pada 13 Oktober 2016)
diikutinya. Hal ini bisa dieliminir apabila
penduduknya
tersebut
atau tentu
adalah
merobohkan memerlukan
memerlukan
payung
waktu
hukum
bahwa
identitas
Madiun
pendirian
kelompok
terwakili Tugu
yang
dalam bisa
para
pemimpin
perguruan
selalu
1999). Dalam hal ini para pesilat dari
melaksanakan pembinaan terhadap para
perguruan akan bertingkah laku sesuai
pesilatnya bersama dengan Pemda dan
dengan
aparat keamanan setempat.
ditetapkan perguruannya dan mereka
Moscovici
(1981)
norma
dan
aturan
yang
mengatakan
akan berusaha menginternalisasikan nilai
bahwa representasi sosial dari tiap-tiap
perguruan silatnya agar dapat diterima
identitas adalah berbeda. Masing-masing
dalam masyarakat.
identitas memiliki pandangannya dan
Lurah Winongomembenarkan hal
pemahamannya terhadap dunia. Dari situ
tersebut dengan mengatakan bahwadi
timbullah stereotipe, jika ada seorang
Madiun banyak terdapat tugu yang
pesilat
bertuliskan
berasal
dari
perguruan
silat
nama
perguruan
silat
tertentu maka sifat-sifat pesilat tersebut
tertentu. Hal ini menandakan bahwa
tidak jauh dari apa sifat-sifat perguruan
daerah
silat
kelompok
perguruan silat tertentu. Danrem Madiun
pastilah
pernah menyampaikan bahwa salah satu
membawa sifat kelompoknya. Misalkan
sumber konflik di daerah Madiun karena
jika
dari
adanya pendirian tugu tersebut. Pendirian
perguruan silat tertentu maka sifat orang
tugu itu sebenarnya ilegal, tanpa ijin,
tersebut mungkin tidak jauh dengan
warga
stereotipe yang terbentuk dari perguruan
untuk mendirikan tugu tersebut. Namun
silat tersebut.
apabila tugu itu dihilangkan perlu dikaji
tersebut.
dimana
Sifat-sifat
individu
sesorang
berasal
pesilat
berasal
tersebut
adalah
masyarakat
hanya
wilayah
berinisiatif
Brown (2000) menegaskan bahwa
terlebih dahulu kemungkinan terjadinya
individu yang tergabung dalam kelompok
penolakan dari warga masyarakat, karena
senantiasa membutuhkan self image yang
tidak ada Perda yang mengatur tentang
positif,
hal ini. (Sudrajat Suwondo, wawancara
terutama
ketika
berhadapan
dengan individu dari kelompok lain. Individu tidak hanya bertingkah laku sesuai
dengan
norma,
aturan
dan
pada 12 Oktober 2016). Doise Identitas
(1998)menyatakan sosial
juga
bahwa
menghasilkan
kepentingan kelompok saja, tetapi juga
representasi sosial yang keluar dari
aktif menginternalisasikan nilai kelompok
individu-individu yang berkumpul serta
yang dianggap dapat meningkatkan citra
memiliki pandangan dan emosi yang
positif identitas personalnya (Fearon,
sama. Para pesilat di Madiun juga
mempunyai
sama
silat yang sama. Dorongan pemberian
dengan pesilat dari perguruannya karena
semangat tersebut terjadi karena pesilat
mereka mempunyai ikatan emosional
membela kelompok yang mereka miliki
yang cukup kuat karena mereka sering
bersama.
berkumpul latihan
pandangan
bersama
silat
yang
saat
maupun
mengikuti
acara
yang
diselenggarakan oleh perguruan silat. Hal ini sesuai dengan data di Kodim
Berdasarkan data yang berhasil didapatkan selama penelitian dan teori tersebut diatas maka peneliti melihat bahwa
hal
ini
menunjukkan
bahwa
Madiun yang menunjukkan bahwa pada
perbedaan identitas di wilayah Madiun
tanggal 8 Pebruari 2014 sejumlah siswa
yang ditandai dengan adanya simbol
perguruan silatIkatan Kera sakti (IKS)
berupa tugu lambang perguruan silat
yang sedang melaksanakan latihan di
tertentu.
balai desa Tapelan Kecmatan Balerejo
menimbulkan
Kabupaten Madiun didatangi sejumlah
perbedaan identitas dalam bentuk simbol
pemuda dari perguruan SH Winongo yang
berupa tugu yang harus dipertahankan
menanyakan apakah ada warga IKS yang
keberadaannya oleh warga sekitar. Upaya
telah merusak Tugu SH Winongo di desa
untuk menekan potensi konflik karena
Tapelan Kecamatan Balerejo. Selanjutnya
perbedaan
terjadi aksi pengeroyokan dan pemukulan
menghilangkan simbol perguruan berupa
terhadap 7 orang siswa IKS yang sedang
tugu harus melakukan kajian secara
berlatih disitu sehingga terjadi korban
mendalam. Kecintaan masyarakat Madiun
luka memar di kepala. (Komunikasi
akan budaya daerah setempat dalam
Pesonal, 10 Oktober 2106)
bentuk
Menurut
Hogg
(2006)
bahwa
Tentu
konflik
hal
silat dan
dapat adanya
dengan
pencak lama
ini
karena
identitas
seni
berlangsung
saja
cara
telah mereka
Identitas sosial menjadi relevan ketika
presentasikan kecintaan tersebut dalam
satu dari kategori melibatkan juga diri
bentuk Tugu. Beberapa konflik yang
yang
terhadap
terjadi juga menunjukkan bahwa masih
dorongan pada diri lainyang berasal dari
ada resistensi (penolakan) warga Madiun
kelompok yang sama (Abrams & Hoggs,
apabila
1990). Misalnya saja dorongan semangat
menghilangkan identitas tersebut dengan
untuk pesilat yang berasal dari perguruan
cara
ikut
berpartisipasi
ada
pihak
merusak
yang
simbol
berusaha
identitas
kelompoknya (tugu) sehingga mereka
peneliti melihat bahwa para pesilat yang
berusaha membela keberadaan tugu
ada di Madiun mempunyai pemahaman
tersebut.
ini juga menunjukkan
nilai-nilai yang ada di perguruannya
adanya kategorisasi dalam masyarakat
sehingga mengembangkan rasa peduli
Madiun yang membagi masyarakat dalam
kepada rekan sesama pesilat dan hal ini
kelompok yang sama. Selanjutnya perlu
menimbulkan
dilihat juga bahwa mereka mempunyai
yang diwujudkan dalam bentuk pendirian
pandangan yang sama bahwa tugu adalah
tugu.
simbol identitas perguruan silat dan
3.
Hal
mereka mempunyai ikatan emosional yang
cukup
kuat
untuk
keberadaan perguruannya.Ikatan
kebanggaan
kelompok
Peran Pemda Peran
Pemkot
Madiun
dalam
membela
Pencegahan Konflik dengan melakukan
identitas
kegiatan
emosional
ini
fasilitasi,
koordinasi
dalam
komunikasi bentuk
dan
sarasehan
kadang melibatkan ingatan masa lalu atas
dengan ormas yang ada di Madiun
berbagai peristiwa yang telah
termasuk
terjadi
para
pesilat
di
kantor
yang menyebabkan perasaan dendam.
Kesbangpol Madiun. Melalui kegiatan ini
Hal
Pemkot
ini
sesuai
dengan
apa
yang
Madiun
melalui
Kesbangpol
disampaikan oleh Fisher (2001) yang
menyampaikan program kegiatan dan
mengatakan bahwa dalam teori identitas,
evaluasi dan memdengarakan aspirasi
konflik terjadi karena adanya identitas
dari ormas termasuk perguruan silat di
yang
Madiun. Bagi pihak ormas dan perguruan
terancam
yang
berakar
pada
hilangnya sesuatu atau penderitaan masa
silat
lalu yang tidak diselesaikan.
langsung dan berkomunikasi dua arah
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh
Afif
(2014)
dapat
bertatap
muka
secara
dengan Pemda sehingga tercipta dialog
yang
yang baik agar tercipta kondisi yang
menyatakan bahwa identitas sosial adalah
nyaman dan damai. Selain itu juga
bagian dari konsep diri individu yang
diadakan kegiatan pembinaan terhadap
berasal
dari pengetahuannya selama
perguruan silat yang ada di Madiun
berada dalam kelompok, dimana dia
dengan menghadiri acara pengukuhan
mampu menginternalisasikan nilai-nilai,
pengurus persaudaraan Setia Hati Terate
berpartisipasi dan mengembangkan rasa
yang
peduli dan kebanggaan kelompok. Disini
setempat agar tercipta komunikasi dan
dilakukan
oleh
oleh
Muspika
hubungan yang baik. (Kesbangpol Kota
tercipta kerukunan dan keamanan di
Madiun, 2015)
Madiun
Selain itu juga diadakan kegiatan sarasehan
dan
pembinaan
dengan
melibatkan
para
pemangku kepentingan yang ada baik
terhadap
dari aparat keamanan, para pemimpin
perguruan silat dibawah IPSI Madiun yang
perguruan, IPSI, termasuk para pesilat itu
dihadiri unsur Polres Kota Madiun dan
sendiri.
unsur Kodim Madiun dan perwakilan perguruan kegiatan
silat
di
Madiun.
tersebut
menciptakan
bertujuan
peran
aktif
Salah
satu
bentuk
pembinaan
Adapun
terhadap perguruan silat di Madiun telah
untuk
dilakukan oleh Pemkot Madiun dengan
anggota
menghadiri acara Suran Agung 2016 yang
perguruan silat di bidang Kamtibmas dan
diselenggarakan
menumbuhkan
Winongo Tunas Muda. Acara tersebut
rasa
nasionalisme
oleh
di
Unsur
padepokan
Pemda
SH
anggota perguruan silat di Madiun guna
dihadiri
Madiun
menangkal dampak negatif budaya asing.
beserta unsur keamanan dari Polres
(Kesbangpol Kota Madiun, 2016)
Madiun dan Kodim Madiun sebagai
Menurut teori peran dalam melihat
sarana untuk membina komunikasi yang
hubungan antar manusia, bahwa dalam
baik agar tercipta situasi yang kondusif.
pergaulan sosial sudah ada skenario atau
(Kesbangpol Kota Madiun, 2016)
peran-peran
disusun
Peneliti juga melihat bahwa Pemda
masyarakat, yang mengatur apa dan
Madiun sudah berusaha untuk perannya
bagaimana peran setiap orang dalam
dengan melakukan kegiatan rekonsiliasi
pergaulannya.
pasca
bahwa
jika
yang
telah
Teori
ini
seseorang
menyatakan
konflik
melalui
mematuhi
perundingansecaradamai, dengan cara
scenariomaka hidupnya akan harmonis,
menfasilitasi adanya paguyuban Madiun
tetapi jika menyalahi skenario, maka ia
Kampung
akan dicemooh oleh”penonton” dan
komunikasi apabila terjadi konflik antar
ditegur oleh ”sutradara”.
pesilat di Madiun maka para pihak dapat
Sesuai teori ini maka dalam hal ini Pemda
Madiun
harus
Pesilat
sebagai
forum
duduk bersama untuk menyelesaikan
melakukan
masalah secara kekeluargaan. Melalui
perannya dengan baik dalam membina
paguyuban Madiun Kampung Pesilat itulah
para pesilat yang ada di wilayahnya agar
akan
dibahas
bagiamana
pokok
permasalahannya dan apabila ada pihak
menyeluruh serta menyentuh pada akar
yang salah paham diharapkan mengakui
permasalahnnya.
bersalah
juga
mungkin melarang aktivitas dan budaya
diharapkan memaafkan, bahkan kadang
pencak silat yang ada di Madiun. Namun
juga dilaksanakan ganti rugi biaya berobat
sumber
permasalahan
kepada korban. Selain itu Pemkot Madiun
memicu
timbulnya
juga
satu
dikenali agar dapat minimalisir efeknya.
penyebab konflik adalah karena terjadinya
Konflik akan terus terjadi apabila tidak
pengangguran di kalangan masyarakat.
ada komunikasi yang harmonis dan
Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot
terbuka antar kelompok masyarakat dan
Madiun
pemerintah daerah agar tidak terjadi
dan
pihak
menyadari
untuk
korban
bahwa
salah
mencegah
terjadinya
konflik dengan memberikan lapangan pekerjaan
kepada
orang-orang
Pemerintah
tidak
yang
dapat
kekerasan
harus
kesalahpahaman.
yang
Sesuai dengan hal tersebut diatas
berpotensi untuk membuat kerusuhan
peneliti melihat bahwa Pemda Madiun
dengan memberikan lapangan pekerjaan
sudah berusaha melaksanakan perannya
sektor non formal seperti tukang parkir.
dengan melakukan kegiatan rehabilitasi
(komunikasi personal, 16 Februari 2017)
pasca
konflik
melalui
serangkaian
Lund (1996) meletakkan resolusi
kegiatan pemulihan kondisi sosial, ekonomi,
konflik sebagai salah satu bagian dari
budaya, keamanan, dan ketertiban. Hal ini
proses perdamaian. Menurut Lund, usaha
sesuai data di Badan Perencanaan dan
untuk menciptakan perdamaian tidak
Pembangunan
harus diawali saat perang terjadi dan juga
setempat, dimana pertumbuhan ekonomi
tidak harus berakhir saat kekerasan
Kota
bersenjata telah berakhir. Perdamaian
pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa
harus dilihat sebagai sebuah proses yang
Timur
berupaya membongkar sumber-sumber
Nasional.Tahun
kekerasan yang ada dalam struktur
ekonomi di Kota Madiun mencapai 6,62
sosial.Peneliti
dengan
persen.
dengan
ekonomi Jawa Timur hanya 5,86 persen,
pernyataan konflik
sependapat diatas
dikaitkan
antar pesilat yang terjadi di
Madiun. Konfik antar pesilat di Madiun harus ditangani secara terus menerus dan
Daerah
Madiun
dan
sedangkan
mampu
(Bappeda)
mengungguli
pertumbuhan 2014,
Sementara
ekonomi
pertumbuhan
pertumbuhan
pertumbuhan
ekonomi
nasional 5,02 persen. (Eka Wulan, 2016)
Hal ini sesuai dengan Soekanto, (2015) yang menyatakan bahwa antara peran
dan
dipisahkan,
kedudukan dan
tidak
keduanya
tergantung. Tidak
ada
sehingga peran menentukan apa yang diperbuat seseorang bagi masyarakat.
dapat saling
peran tanpa
Pemkot Madiun memandang perlu untuk
memberikan
pengetahuan,
wawasan berupa pembinaan tentang
kedudukan atau sebaliknya tidak ada
penguatan
kedudukan tanpa peran karena keduanya
termasuk perguruan silat di Madiun agar
mempunyai
dapat
arti.
Pemda
Madiun
kelembagaan
bagi
mengembangkan
ormas
rasa
melakukan perannya dalam penanganan
kesetiakawanan sosial, gotong royong,
konflik antar pesilat di Madiun karena
dan
kedudukannya
pemerintah
bermasyarakat yang selama ini tergerus
daerah.Menurut teori ini masyarakat yang
oleh pangaruh dari dalam dan luar negeri
diberi pemahaman tentang peran-peran
serta pengaruh paham radikal. Kegiatan
secara otomatisakan lebih paham dalam
tersebut
berinteraksi
wawasan
selaku
dengan
lingkungan
toleransi
dalam
kehidupan
berupa pemberian ceramah kebangsaan
dengan
sekitarnya, karena segala sesuatu yang
mengundang ormas yang ada di Madiun
diajarkan dengan peran adalah salah satu
yang dihadiri oleh Walikota Madiun,
fakor utama dalam mencapai kepuasan
Unsur Polres Kota Madiun, Unsur Kodim
bagi individu untuk menjalankan sebuah
Madiun,
fungsi. Dalam hal ini Pemda Madiun telah
(Kesbangpol Kota Madiun, 2016)
dan
Kesbangpol
Madiun.
memberikan pemahaman kepada para
Berdasakan penjelasan diatas maka
pihak baik pimpinan perguruan agar turut
peneliti melihat bahwa Pemda Madiun
berperan dalam penanganan konflik antar
sudah
pesilat.
kegiatan
Demikian
pula
pemahaman
berusaha
untuk
rekonstruksi
melakukan
pasca
konflik
diberikan kepada para pesilat dengan
dengan menyediakan akses pendidikan,
mengadakan
kesehatan, dan mata pencaharian. Hal ini
ceramah
wawasan
kebangsaan agar turut berperan dalam
sesuai
menjaga keamanan yang ada di wilayah
Bappeda Kota Madiun Toto Sugiarto yang
Madiun. Soekanto (2015) menekankan
mengatakan bahwa hasil pembangunan
bahwa
di Kota Madiun tiap tahun mengalami
setiap
orang
punya
peran
dengan
penjelasan
Kepala
peningkatan. Jika pada tahun 2013, Indeks
Kesehatan
Kota
78,15
di Madiun terdapat 11 perguruan silat
persen, maka pada tahun 2014 meningkat
yang hidup dan berkembang dalam
menjadi 78,43 persen. Demikian pula
masyarakat, bahkan pencak silat ini juga
dengan Indeks Pendidikan di Kota Madiun
berkembang juga
yang sebelumnya 88,84 persen, pada
Madiun seperti Magetan, Nganjuk, Ngawi,
tahun tahun 2014 mengalami peningkatan
Ponorogo.
menjadi 89,15 persen. (Eka Wulan, 2016)
perkembangan perguruan silat Madiun
Menurut kajiannya
Madiunhanya
teori
terhadap
peran
dalam
hubungan
antar
di daerah
Peneliti
sekitar
melihat
bahkan sampai di beberapa negara sahabat seperti
Belanda, Timor Reste,
manusia, dalam pergaulan sosial sudah
Malaysia, seperti yang disampaikan oleh
ada skenario atau peran-peran yang telah
Ketua Umum SH Winongo Tunas Muda
disusun oleh masyarakat, yang mengatur
dalam wawancara dengan peneliti di
apa dan bagaimana peran setiap orang
padepokan SH Winongo Tunas Muda
dalam pergaulannya.Contohnya manusia
bahwa
yang berkumpul disuatu tempat dengan
berasal bukan hanya dari berbagai daerah
jumlah yang banyak yang mempunyai
di sekitar Madiun, tetapi juga dari
tujuan yang sama misalnya berlatih
berbagai negara sahabat seperti Belanda,
pencak
Timor reste dan Malaysia.
silat
perguruan
maka
pencak
disebut silat,
sebagai
komunitas
anggota
perguruan
silatnya
Kesimpulan
tersebut kemudian menunjuk seorang
Konflik antar pesilat yang terjadi di
sebagai pemimpin, misalnya Ketua Umum
Madiun selama ini dipengaruhi oleh
Perguruan
jajaran
perbedaan tiap perguruan silat dalam hal
pengurusnya, yang berperan mengatur,
perekrutan, cara melatih, dan tradisi yang
melatih
diyakini dan sudah dilakukan sejak lama
silat
beserta
dan membimbing para pesilat
yang ada di bawahnya.
yang menjadi ciri dan identitas perguruan
Terkait dengan data-data tersebut
silat. Perbedaan identitas ini apabila tidak
diatas maka peneliti dapat menyatakan
dikelola dengan baik akan dapat menjadi
bahwa yang terjadi di Madiun sesuai teori
potensi
diatas
membahayakan persatuan dan kesatuan
dimana
warga
masyarakatnya
konflik
yang
tugu
dapat
banyak yang tertarik bergabung menjadi
bangsa.Keberadaan
simbol
anggota perguruan silat karena faktor
perguruan silat yang ada di Madiun telah
budaya sejak jaman dahulu. Pada saat ini
membuat masyarakat Madiun terbelah
sesuai identitas perguruan silat tersebut.
sebagai koordinator lapangan dalam
Keberadaan
tugu
kegiatan
menimbulkan
benih-benih
bangsa
yang
persatuan
tersebut
dapat
dan
Indonesia.Karena
dapat
disintegrasi
mengawasi
bangsa
keberadaan
kegiatan
perguruan silat lain yang bertugas
membahayakan
kesatuan
pengamanan
dan
mengendalikan
pesilat perguruannya agar tidak
tugu
melakukan
kegiatan
provokasi,
tersebut di suatu daerah bisa diartikan
memberikan kedewasaan kepada
bahwa daerah tersebut dikuasai oleh
para
perguruan silat tertentu.
menyelenggarakan kegiatan tanpa
Pemda
dan
aparat
keamanan
pesilat
untuk
pembatasan jumlah peserta dengan
setempat bersama para pesilat di Madiun
melakukan
telah
waktu masuk kota Madiun agar
mengelola
perbedaan
yang
pengaturan
adauntuk meminimalisir potensi konflik
tidak
yang terjadi karena adanya perbedaan
dalam jumlah besar di dalam kota
dalam masyarakat. Terbukti tiap tahun
Madiun.
konflik antar pesilat yang terjadi di
b.
terjadi
Penghentian
pertemuan
jadwal
Konflik
pesilat
yaitu
Madiun semakin menurun intensitasnya.
penegakan hukum aparat keamanan
Namun demikian bukan berarti potensi
terhadap pelaku kekerasan serta
konflik antar pesilat di Madiun sudah
melakukan pembatasan terhadap
hilang.
Pemda Madiun melaksanakan
para pesilat yang masuk ke kota
perannya dalam menangani konflik antar
Madiun agar jumlah pesilat yang
pesilat bersama dengan aparat keamanan
terkumpul di satu titik tidak terlalu
dan unsur terkait lainnya agar tercipta
banyak pada saat yang bersamaan.
kedamaian dan ketertiban masyarakat
c.
Pemulihan
Pasca
Konflik
yaitu
Madiun melalui berbagai upaya meliputi:
mengadakan seminar pencak silat
a.
yaitu
dimana para pesilat dapat duduk
ceramah
bersama membahas permasalahan
wawasan kebangsaan kepada para
yang dihadapi dan bagaimana solusi
pesilat yang menekankan tentang
pemecahannya,
pentingnya persatuan dan kesatuan
festival pencak silat bidang seni
bangsa, pelibatan pesilat senior
untuk mempertemukan para pesilat
Pencegahan pemberian
Konflik materi
mengadakan
di Madiun dan melatih kedewasaan mereka
agar
bersama
dapat
tanpa
a.
beraktifitas
terjadi
konflik,
Pemda
Madiun
Madiun
agar:
bersama (1)
peraturan daerah
DPRD
menerbitkan (perda) yang
menghimbau kepada perguruan silat
melarang berdirinya tugu lambang
agar membuat spanduk ucapan
perguruan silat tertentu; dan (2)
selamat kepada perguruan silat lain
membongkar tugu yang ada karena
yang
keberadaan tugu di suatu daerah
melakukan
membentuk
kegiatan
paguyuban
Kampung
Madiun
Pesilat
menyelesaikan
dan
perselisihan
bisa
diartikan
bahwa
daerah
untuk
tersebut dikuasai oleh perguruan
dan
silat tertentu. Selain itu keberadaan
terjadinya kesalahpahaman antar
tugu
pesilat.
timbulnya
Adalah menarik untuk diteliti lebih
melunturkan rasa persatuan dan
lanjut mengenai mengapa di daerah sekitar kota Madiun yang penduduknya
tersebut
dapat
konflik
memicu
yang
dapat
kesatuan bangsa Indonesia. b.
Pemda Madiun agar mengadakan
juga banyak menjadi pesilat tidak terjadi
festival seni pencak silat sebagai
konflik
ajang
antar
pesilat.
Selanjutnya
silaturahmi
antar
pesilat,
mengapa para pesilat di kota sekitar
menumbuhkan jiwa sportifitas dan
Madiun mampu melaksanakan kegiatan
berjiwa besar, serta ajang untuk
pertandingan
mencetak atlit pencak silat yang
silat
tanpa
adanya
kerusuhan yang berarti sedangkan di Madiun belum pernah ada pertandingan
handal. c.
Pemda
Madiun
beserta
aparat
silat yang bisa diselenggarakan karena
keamanan setempat agar: (1) secara
adanya kekuatiran adanya kerusuhan
rutin
antar pesilat. Demikian juga dengan
pertemuan dan Sarasehan yang
adanya
lambang
bertujuan memupuk tali silaturahmi
perguruan yang banyak terdapat di ujung
antar perguruan pencak silat baik
jalan atau ujung kampung di daerah
pimpinan, pengurus dan para pesilat
Madiun
sehingga
Tugu
dan
simbol
atau
sekitarnya
yang
tidak
mengadakan
dapat
kegiatan
meminimalisir
terdapat di daerah lainnya. Terdapat
potensi konflik antar pesilat saat
beberapa saran
melaksanakan
praktis yang dapat
dikaitkan pada penelitian ini, yaitu:
melakukan
kegiatan;
sosialisasi
(2)
terhadap
internal
perguruan
eksternal
dan
berjiwa
satria,
berbudi
masyarakatuntuk
bersahaja,
memelihara persatuan dan kesatuan
berkorban
bangsa, dan memelihara kamtibmas
ketentraman,
di lingkungan masing-masing serta
masyarakat,persatuan,
dapat menerima perbedaan antar
kesatuan
perguruan
menghormati
baik
itu
perbedaan
cinta
luhur,
damai,
demi
rela
menjaga ketertiban
bangsa;
dan (2)
dan
Saling
menghargai
identitas, nilai-nilai maupun tradisi
tradisi perguruan silat lain; (3)
perguruan lain; (3) mengadakan
membina
koordinasi terus menerus dengan
melalui
mengadakan acara bersama seperti
berkompenten (IPSI) agar dapat
olahraga
bersama,
melahirkan Atlit/ pesilat berprestasi
bersama
dan
kerja
bakti
pertemuandalam
di
warganya wadah
tingkat
sejak
organisasi
Nasional
dini yang
maupun
bentuk silaturahmi untuk menekan
Internasional; (4) berperan aktif
potensi konflik; (4) Meminimalisir
membantu aparat keamanan dalam
potensi konflik antar pesilat dengan
pelaksanaan
melibatkan peguruan silat untuk
membentuk
membantu pengamanan kegiatan
lapangan (korlap) yang terdiri dari
dengan
para pesilat senior agar dapat
membentuk
koordinator
d.
silat
lapangan;
satgas dan
(5)
kegiatan satgas
dengan
koordinator
mengendalikan para pesilat yunior
Menghimbau perguruan silat agar
di
memasang spanduk ucapan selamat
terprovokasi
kepada perguruan silat lain untuk
provokasi; (5) membuat instruksi ke
memupuk toleransi antar perguruan
pengurus
pencak silat.
ranting
Pimpinan perguruan silat di Madiun
berdirinya tugu lambang perguruan
agar: (1) mewujudkan paguyuban
silat tertentu dan menghimbau agar
Madiun Kampung Pesilat dengan
membongkarnya
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
keberadaan tugu perguruan silat
bangsa
dapat menjadi faktor penyebab
Indonesia,
sehingga
membentuk pribadi pendekar yang
perguruannya
timbulnya
untuk
atau
cabang yang
melakukan
dan
isinya
konflik;
tidak
rantingmelarang
karena
dan
(6)
Mempertahankan
budaya
saling
Brown,
memasang spanduk ucapan selamat melaksanakan
kegiatan
(2000).
Social
Phychology
,
London : Sage
kepada
Bungin, B. (2012). Teknik-teknik Analisis
perguruan silat lain yang sedang
Kualitatif dalam Penelitian Sosial.
melaksanakan
Dalam Bungin, B. (ed.), Analisis
kegiatan
untuk
memupuk toleransi antar perguruan
Data
pencak silat.
Jakarta:
Penelitian PT
Kualitatif.
Raja
Grafindo
Persada. Daftar Pustaka
Christie,
Buku dan Jurnal:
Conflict,
Abrams, D. Hogg, M.A. (1990).
Social
Identity Theory: Contructive and Critical
Afif.
Daniel.dkk.
Advances.
New
York:
(2001)
And
.Peace,
Violence.
New
jersey: Prentice hall, inc. Creswell.John W. (2009). Research Design : Qualitative, Quantitative, and
Harvester Whearsheaf
Mixed Methods Approaches (3rd
(2014). Teori identitas Sosial.
Edition). Thousand Oaks, CA:
Yogyakarta: Penerbit Uli Press
Sage
Arikunto, S. (2006.)Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik.
Danielsen, Gertz. (2005). Meeting Human Needs,
Preventing
Violence:
Jakarta : Penerbit PT Rineka
Applying Human Needs Theory to
Cipta.
the Conflict in Sri Lanka. USAL
Atmojo, A (2016) Kabupaten Madiun Dalam Angka. Jakarta Barron, Patrick,
Woolcock, Michael. (2006). Local
Development
and
Community in
Indonesia:
Assessing the Impact of the Kecamatan Program.
Development Indonesian
Social
Development Paper No. 2 July 2006
M.(2016).Handbook
Konflik
Diprose, Rachael, &
Conflict
Deutcsh,
Teori
Resolusi
dan
praktek.
Bandung: Nusa Media Dunn,William N (2003).Pengantar Analisis Kebijakan
Publik
cet.ke-5.
Yogyakarta:Bulaksumur Fisher, S. (2001). Manajemen Konflik Ketrerampilan dan Strategi untuk Bertindak. Council
Jakarta
:
British
Hogg,
M.A.
(2006).
Social
identity
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian
Theory.California:Stamford
Naturalistik-Kualitatif. Bandung :
University Press
Tarsito
Kanto, S. (2012). Sampling, Validitas, dan Reliabilitas
dalam
Smithet
Penelitian
(2009).
Interpertative
Phenomenological
Analysis
:
Kualitatif. dalam Bungin, B. (ed.).
Theory , Method, and Research .
Analisis Data Penelitian Kualitatif.
Los Angeles: Sage
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Soekanto, S, (2015), Sosiologi Suatu
Persada. Lestiana.
Pengantar,
(2000).
Dinamika
Konflik
Perguruan Silat Setia Hati, (Studi
Jakarta
:
Raja
Grafindo Perkasa Sugiyono.
Konflik Simon Fisher Pada Kasus
(2007).
Statistika
Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Konflik Perguruan Silat Setia Hati
Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodologi
Terate Dengan Perguruan Silat
Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Setia Hati Tunas Muda Winongo Di
Baru Press.
Madiun) Miles,
al.,
Sulistiyono (2013). Persepsi masyarakat
Matthew
B.,
Huberman,
E.
terhadap konflik antar oknum
Michael., Saldana, Johnny (2014).
Perguruan
Qualitative
A
kabupaten Madiun (Studi Kasus
(Third
Mengenai Konflik yang melibatkan
Thousand Oaks, CA:
Oknum dari Perguruan Pencak
Data
Methods Edition).
Analysis:
Sourcebook
Sage
Silat
pencak
Persaudaraan
silat
Setia
di
Hati
Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi
Terate dan Persaudaraan Setia
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi
Hati Tunas Muda Winongo di
(ed 22). Bandung : PT. Remaja
Kabupaten Madiun)
Rosdakarya.
Susan,
Novri
(2012).
Negara
Gagal
Mulyana (2016).Pencak Silat Setia Hati ,
Mengelola Konflik (Tata Kelola
Sejarah , Filosofi, Adat Istiadat.
Konflik di Indonesia). Yogyakarta:
Bandung : Tulus Pustaka
KoPI Ubbe, A. (2011): Hukum
Laporan Pengkajian Tentang
Mekanisme
Penanganan Konflik Sosial. Pusat
Nasional.http://rri.co.id/madiun/p
Penelitian dan Pengembangan
ost/berita/252744/ekonomi/pertu
Sistem Hukum Nasional Badan
mbuhan_ekonomi_kota_madiun_l
Pembinaan
ampaui_jatim_dan_nasional.html.
Hukum
Nasional
Kementerian Hukum dan HAMRI. Jakarta
diakses 6 Januari 2017 Liputan6.com.
Zuhdi, S. (2015): Strategi Resolusi Konflik Sosial di Indonesia, Bogor
Suran
(2014). Agung,
Dilarang Ikuti Pesilat
Bentrok
Madiun dengan
Peraturan Perundang-Undangan:
Aparat.http://news.liputan6.com/
Republik Indonesia (2011).Undang-undang
read/2131524/dilarangikutisurana
Nomor 7 Tahun 2012 tentang
gungpesilatmadiunbentrokdenga
Penanganan
naparat. Diakses 1 Agustus 2016
Konflik
Sosial.
Jakarta
Tempo.co.
Republik Indonesia
(2015).
(2013). 'Suran Agung' Ricuh,
Peraturan
Warga Lempari Konvoi Pesilat.
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015
https://m.tempo.co/read/news/20
tentang Peraturan Pelaksanaan
13/11/17/058530289/suranagungric
Undang-Undang Nomor 7 Tahun
uhwargalemparikonvoipesilat.
2012 Tentang Penanganan Konflik
Diakses 1 Agustus 2016
Sosial. Jakarta
________. (2012). Massa Dua Perguruan
Website:
Silat Perang Batu di Madiun.
Antarajatim.com. (2016) Pemkot Madiun
https://m.tempo.co/read/news/20
Lanjutkan Tujuh Program Pro-
12/11/25/058443975/massaduaper
Rakyat.http://www.antarajatim.c
guruansilatperangbatudimadiun.
om/lihat/berita/127508/pemkot-
Diakses 1 Agustus 2016
madiun-lanjutkan-tujuh-program-
________. (2015).
Seribu Polisi Siaga
pro-rakyat. Diakses 7 Januari 2017
Bentrok Antar Pesilat di Suran
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Agung.https://m.tempo.co/read/n
Negeri
Kabupaten
Madiun.
ews/2015/10/24/058712704/seribu
http://kesbangpol.madiunkab.go.
polisisiagabentrokantarpesilatdis
id/. Diakses 5 Januari 2017
uranagung.Diakses
Eka Wulan. (2016). Pertumbuhan Ekonomi Kota Madiun Lampaui Jatim dan
2016.
1
Agustus