w '
%st4 0 23
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI PT MADU PRAMUKA CIBUBUR JAKARTA TIMUR
PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
CHAMDATUL MAUIDAH. D34102049. Analisis Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Anggraini Suknlawati, MM Pembimbing Anggota : 11. Hotnida C.H. Siregar, MSi. Perdagangan bebas menuntut pemsahaan bersaing dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan ini membuat perusahan harus lebih berkonsentrasi pada pencapaian kepuas& konsumen dengan cara tertentu yang berbeda dengan cara pemsahaan pesaing. Kepuasan konsumen bisa terjamin jika perusahaan menerapkan sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Perusahaan PT Madu Pramuka mempakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis madu kemasan. Umumnya, konsumen yang ingin mengkonsumsi produk olahan madu sangat jeli terkait dengan banyaknya produk yang dipalsukan. Hal ini membuat perusahaan hams berupaya keras untuk menjaga mutu produknya agar berbeda secara signifikan dengan produk palsunya sehingga kepercayaan konsumen terhadap prodak tersebut tetap terjaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari penerapan MMT, mengidentifikasi permasalahan dan sebab-sebabnya yang dihadapi, dan mengidentifikasi kinerja MMT. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret - Mei 2006 di PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur. Penelitian ini didesain sebagai studi kasus dengan data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari observasi langsung di lapang, hasil kuesioner, serta hasil wawancara dengan pihak pemsahaan. Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki oleh perusahaan, hasil literatur, internet, serta data lainnya yang relevan. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan pemahaman responden terhadap pelaksanaan dan manajemen mutu di perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif dan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dilakukan dengan bantuan program komputer Expert Choice 2000. Hasil analisis penerapan MMT men~gambarkanprinsip dan unsur MMT yang diterapkan oleh perusahaan. Prinsip-prinsip MMT meliputi komitmen manajemen, perbaikan mutu dan sistem secara berkesinambungan, perspektif jangka panjan? fokus pada pelanggan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, dan kerja sama tnn. Unsur-unsur MMT meliputi sumber daya manusia, standar, sarana, pengorganisasian. audit internal, dan diklat. Model hirarki yang digunakan untuk analisis identifikasi permasalahan mempunyai enam tingkat hirarki. Tingkat pertanla merupakan fokus permasalahan yaitu identifikasi permasalahan dalam penerapan MMT di PT Madu Pramuka. Tingkat dua yaitu kriteria masalah yang terdiri dari mutu, biaya, dan waktu. Tingkat selanjutnya merupakan penjabaran dari tingkat dua yaitu mutu bahan baku, mutu produk, biaya pengadaan. biaya pengemasan, biaya penyimpanan, waktu pengadaan, waktupengemasan, dan waktu penyimpanan. Kemudian tingkat empat merupakan faktor penyebab masalah yang sudah disebutkan di tingkat sebelurnnya. Faktor penyebab ini adalah sarana, sistem, dan keuangan. Tingkat lima merupakan
--
penjelasan dari tingkat empat yang terdiri dari sarana transportasi, alat dan bahan, komunikasi, sistem peraturan-peraturan, pelaksanaan, pengawasan, alokasi dana, dan sumbcr dana. Selanjutnya tingkat hirarki yang terakhir memperlihatkan pelaku MMT yaitu pihak manajemen dan operasional. Analisis identifikasi permasalahan memberikan hasil berupa masalah yang dihadapi perusahaan secara berurutan yaitu mutu, waktu, dan biaya. Perusahaan menghadapi masalah yang paling penting yaitu mutu. Perusahaan hams menjadikan mutu sebagai strategi usahanya. Hal ini dimaksudkan sebagai antisipasi atas pemalsuan madu yang marak di pasaran dan mengakibatkan kekurangpercayaan masyarakat terhadap produsen madu. Kriteria masalah mutu memiliki dua subkriteria yait; mutu bahan -$ku dan produk. Mutu bahan baku menjadi perhatian utama perusahaan dibanding mutu produk. Masalah ini disebabkan oleh sarana alat dan bahan yang kurang lengkap sehingga pengujian mutu bahan baku tidak dapat dilaksanakan. Pihak manajemen sangat berperan dalam penyediaan sarana yang diperiukan untuk meningkatkan mutu bahan baku. Hasil yang diperoleh selanjutnya setelah mutu yaitu waktu yang secara berurutan terdiri dari tiga subktiteria : waktu pengadaan, waktu penyimpanan, dan waktu pengemasan. Waktu pengadaan menjadi masalah yang cukup penting. Hal ini dikarenakan perusallaan tidak mempunyai bagian pengadaan tersendiri sehingga keputusan mengenai jumlah dan waktu pengadaan diambil oleh direktur. Sebagai akibatnya, ada tenggang waktu antara laporan kebutuhan bahan dengan pengambilan keputusan oleh direktur yang menambah waktu pengadaan. Masalah ini disebabkan oleh faktor keuangan perusahaan terutama sumber dana. Tingkat penjualan yang masih rendah mengakibatkan penerimaan yang diperoleh kurang optimal. Pihak manajemen berperan dalam masalah ini terutama dalam menyusun kebijakan mengenai metode yang digunakan dalam pemasaran, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Setelah waktu, kriteria masalah selanjutnya yaitu biaya. Subkriteria masalah biaya pengadaan menjadi perhatian utama dibanding biaya pengemasan dan penyimpanan. Hal ini dikarenakan jauhnya jarak yang hams ditempuh untuk mendapatkan bahan baku dan perusahaan tidak memiliki alat transportasi sendiri. Pihak mahajemen berperan dalam masalah ini terutama dalam- menentukan kebutuhan bahan baku yang optimal. Sebagai tambahan, biaya pemasaran perlu diperhitungkan. Pelnasaran akan lebih tepat jika dapat melakukan pengiklanan di media massa yang lebih luas sasarannya, sehingga tingkat penjualan dapat ditingkatkan, Model hirarki yang digunakan untuk analisis kinerja MMT terdiri dari tiga tingkatan yaitu kinerja MMT di ET Madu Pramuka sebagai fokus di tingkat pertama, pelaku MMT di tingkat kedua, yang terdiri dari direktur, staf abli, bagian keuangan, bagian umum, bagian pemasaran, bagian personalia, bagian diklat, bagian gudang dan pengemasan, bagian accounting, bagian apitherapy, dan yang terakhir adalah bagian keuangan. Selanjutnya, unsur MMT menjadi tingkatan hirarki yang terakhir, terdiri dari SDM, standar, sarana, pengorganisasian, audit internal, dan diklat. Analisis kinerja MMT memberikan hasil berupa prioritas pertama yang ditempati oleh direktur, ha1 ini memberikan informasi bahwa peran direktur sangat menunjang pelaksanaan MMT. Unsur MMT yang paling berperan dalam kinerja direktur yaitu SDM, yang artinya bahwa tingkat kompetensi sebagai direktur nierupakan modal utania dalam kinerja direktur. Tingginya prioritas S D M
memperlihatkan bahwa SDM yang berkualitas mendukung pemahaman dalam penerapan konsep MMT dengan tepat. Penerapan MMT merupakan pengembangan dari pengendalian mutu. Perusahaan tetap berupaya untuk memprioritaskan mutu di setiap kegiatannya. Permasalahan yang dihadapi perusahaan meliputi mutu, waktu, dan biaya. Hasil dari analisis kinerja MMT memberikan informasi bahwa direktur memiliki kinerja dengan prioritas utama, unsur MMT yang berperan yaitu SDM. Artinya, peran direktur menunjang penerapan MMT melalui kebijakan perusahaan yang diambil. Peranan SDM dalam kinerja direktur dirasa cukup penting untuk mendukung pemahaman konsep MMT. Kata kunci : Manajemen Mutu;Terpadu Analitik (PHA).
(MMT), mutu madu, Proses Hirarki
ABSTRACT Analysis The Implementation of Totai Quality Management in PT Madu Pramuka Cihubur East Jakarta Mauidah C., A. Sukmawati, and H.C.H. Siregar Free trade makes companies have to compete with others to satisfy their customer. One of the system which have to applicate to get the customer satisfaction is Total Quality Management (TQM). The objectives of this research were : (1) learning the implementation of TQM, (2) identifying the problems and the causal factors which are dealed with, (3) identifying the working of TQM. The research was carried hut from March to May 2006 in PT Madu Pramuka. Analytical Hierarchy Process (Am) is used in data processing. The results of this research are showed in three points. First, the TQM implementation in company was not perfect enough, there were still the TQM elements which were not working in company such as training and educating program for labor. Second, the most important problem was the quality of raw material (honey) which were still under the standart value. The causal factor of this problem was there were no complete honey quality qontrol because of unavailable tools. This problem involve the company management. The last, the working of TQM were not sufficient because there were some divisions which were not working effective and efficiently. Director as policy taker get the priority position in working of TQM.
Keywords : TOM, honey qzrality, AHP.
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI PT MADU PRAMUKA CIBUBUR JAKARTA TIMUR
CHAMDATUL MAUIDAH D34102049
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institnt Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI PT MADU P U M U K A CIBUBUR J A K A ~ T ATIMUR
Oleh :
CHAMDATUL MAUIDAH D34102049
~ k r i p didi tkl~hdisetujui dan disidangkan di hahapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 1 Agustus 2006
Pembinibing Utamq
Pembirtrbing Anggbta
1r.Anggraini Sukmawati, MM. NIP. 132 105 159
NIP. 131 881 141
Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi.