i
STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN PT. MUTIARA TUGU IBU DEPOK
SKRIPSI KHAIRANI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
i
ii
RINGKASAN Khairani. D14070096. 2012. Strategi Pengembangan pada Perusahaan PT.Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu Depok.Skripsi.Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Asnath Maria Fuah., MS Pembimbing Anggota: Ir. Hotnida C.H. Siregar, M.Si Usaha madu bermanfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam. Peluang pasar untuk usaha lebah madu masih terbuka lebar sehingga menambah dukungan terhadap peningkatan dan pengembangan usaha perlebahan di Indonesia.Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan PT. Madu Pramuka, Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam memproduksi dan menjual produk-produk lebah madu.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi yang paling sesuai untuk kedua perusahaan.Data diperoleh melalui teknik wawancara.Data penelitian dikumpulkan selama satu bulan yaitu awal bulan Maret sampai akhir bulan April 2011. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari masing-masing perusahaan.Setelah nilai IFE dan EFE diperoleh, posisi masing-masing perusahaan dapat diketahui dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Alternatif strategi masing-masing perusahaan diperoleh melalui analisis SWOT(strength-weakness-opportunitytreath) dan dilanjutkan dengan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Nilai IFE dari masing-masing perusahaan adalah 2,988 untuk PT. Madu Pramuka, serta 2,607 untuk PT. Mutiara Tugu Ibu, sedangkan nilai EFE untuk PT. Madu Pramuka adalah 3,129 dan nilai EFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,609. Berdasarkan analisis SWOT pada PT. Madu Pramuka, strategi yang digunakan untuk memperkuat S-Oadalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen memanfaatkan sifat kekeluargaan yang kuat antar karyawan dan atasan untuk bermitra dengan perusahaan lain. Pada PT. Mutiara Tugu Ibu, strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk lain berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi S-T pada perusahaan PT. Pramuka adalah mempertahankan kualitas produk dan menambah jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi, sedangkan pada perusahaan PT. MTI, strategi S-T yang diperoleh adalah meningkatkan variasi produk, membuat kemasan madu semenarik mungkin serta mempertahankan kualitas produk. Strategi Strategi W-O pada perusahaan PT. Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu, sedangkan pada PT. MTI, strategi yang disarankan adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan bermitra dengan perusahaan lain serta memperbaharui pamplet toko menjadi lebih menarik. Strategi Strategi W-T pada perusahaan PT. Pramuka adalah
ii
iii
menggunakan kemasan yang menarik serta menambah kegiatan promosi, sedangkan pada PT. MTI meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perusahaan PT. Madu Pramuka adalah faktor eksternal, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor internalnya. Posisi untuk PT. Madu Pramuka adalah posisi II (tumbuh/bina), sedangkan posisiPT.Mutiara Tugu Ibu adalah posisi pertahankan dan pelihara, yaitu pada posisi V. Berdasarkan hasil analisis QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix), strategi yang paling tepat untuk PT. Madu Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu dengan nilai Total Atractiveness Score (TAS) sebesar 16,732, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memilih strategi menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan pameran, membuat toko menjadi lebih menarik , serta bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS 13,976. Kata-kata kunci:SWOT, PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu Ibu, Strategi pengembangan, Madu
iii
iv
ABSTRACT Development Strategies Of PT. Madu Pramuka Cibubur And PT. Mutiara Tugu Ibu Depok Khairani, A. M. Fuah, and H. C.H. Siregar Business of honey provides benefits to human life and the sustainability of nature. Market opportunities for the honey bee are still wide open so that additional support for the enhancement and enterprise development in Indonesia beekeeping is still needed.This research analyzed development strategiesof PT.Madu PramukaCibubur and PT. Mutiara Tugu Ibu Depok. These companies were chosen intentionally because they were experienced companies in thehoney bee business. The data were collected through interviews during a month from March until end of April 2011. The Internal Factor Evaluation(IFE) and the External Factor Evaluation(EFE) were assessedto figure out strengths, weaknesses,opportunities and threats of each company. IFE and EFE matrix were used to find out the position of each company. Thesuitable development alternative strategiesof each companies were obtained through Strengthweakness-opportunity-treat (SWOT) analysis and Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM).The properdevelopment strategies for PT. Madu Pramuka were increasingthe promotionand offering a discountforproducts other than honey (Total Attractiveness Score/TAS= 16,732), whereas PT. Mutiara Tugu Ibu Depok strategies wereincreasingthe number of agentand promotion, making the store more attractive, and making partnerships with other companies (TAS=13,976). Keywords: SWOT, PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu IbuDepok, the development strategy, honey
iv
v
STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN PT. MUTIARA TUGU IBU DEPOK
Khairani D14070096
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 v
vi
Judul
:Strategi Pengembangan pada Perusahaan PT. Madu Pramuka Cibubur dan PT.Mutiara Tugu Ibu Depok.
Nama
: Khairani
NIM
: D14070096
Menyetujui,
Pembimbing Utama,
(Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, MS) NIP: 19541015 197903 2 001
Pembimbing Anggota,
(Ir. Hotnida C.H. Siregar, M. Si) NIP: 19620617 199003 2 001
Mengetahui: Ketua Departemen, Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc NIP: 19591212 198603 1 004
Tanggal Ujian: 24 Februari 2012
Tanggal Lulus:
vi
vii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 15 September 1988.Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak H. Muhammad Zaki dan Ibu Hj. Salmah Panjaitan (almarhumah). Pendidikan dasar diselesaikan Penulis pada tahun 2001 dari SDN 010083 Kisaran, pendidikan tingkat menengah tahun 2004 dari SMPN 1 Kisaran, pendidikan tingkat atas tahun 2007 dari SMAN 2 Kisaran. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan pada tahun 2007. Lembaga kemahasiswaan yang pernah diikuti Penulis adalah FAMM AL-AN’AM
periode 2010-2011. Penulis juga
pernah aktif sebagai asisten praktikum pada mata kuliah TPTDU (Teknologi Produksi Telur dan Daging Unggas).
vii
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW atas keteladanan dan bimbingan beliau dalam menerangi dunia ini dengan cahaya Islam.Penyusunan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan. Skripsi yang berjudul ” Strategi Pengembangan Pada PT. Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu Depok” ini mencoba menguraikan upaya pengembangan perusahaan PT. Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu Depok melalui pemilihan strategi yang tepat dengan matriks faktor internal dan eksternal, analisis SWOT dan QSPM. Dalam penelitian ini Penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan data keuangan, sehingga analisis secara ekonominya tidak dapat dilakukan.Skripsi ini juga diharapkan dapat memberi gambaran tentang kegiatan usaha PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu dan kondisi industri perlebahan di Indonesia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan data dan kemampuan yang dimiliki oleh Penulis.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kedua perusahaan dan pihak-pihak yang terkait.
Bogor, Februari 2012
Penulis
viii
ix
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN…………………………………………………………………………
ii
ABSTRACT…………………………………………………………………………
iv
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………………
vi
RIWAYAT HIDUP...................................................................................
. vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………
.xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………....
. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………. xiv PENDAHULUAN……………………………………………………………….........
1
Latar Belakang………………………………………………………………. Tujuan………………………………………………………………………….
1 2
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………… Produk Lebah Madu………………………………………………………… Madu………………………………………………………………………….. Royal Jelly………………………………………………………………........ Propolis………………………………………………………………………. Bee Pollen……………………………………………………………………. Manajemen Strategi………………………………………………………… Idendifikasi Lingkungan Internal……………………………………..….. Faktor Sumber Daya Manusia…………………………………… Faktor Produksi…………………………………………………… Faktor Teknologi………………………………………………....... Faktor Keuangan…………………………………………………….. Faktor Pemasaran…………………………………………………… Faktor Penelitian dan Pengembangan................................. Identifikasi Lingkungan Eksternal………………………………………. Faktor Ekonomi…………………………………………………… Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan……… Faktor Politik, Hukum, dan Pemerintahan…………………… Faktor Persaingan………………………………………………… Analisis Perumusan Strategi……………………………………………. Tahap Input……………………………………………………………. ………… Tahap Mencocokkan………………………………………………………. Tahap Pengambilan Keputusan…………………………………… ….. METODE PENELITIAN………………………………………………………..…
3 3 3 4 5 6 6 7 7 7 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 11 12
Lokasi dan Waktu………………………………………………………….. .. 12 Prosedur Penelitian………………………………………………………….. 12
ix
x
Pengumpulan Data………………………………………………… Analisis Data……………………………………………………….. Tahap Pengambilan Keputusan…………………………………. Matriks SWOT………………………………………………………. QSPM…………………………………………………………………
12 13 16 18 18
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………………………….
20
PT. Madu Pramuka………………………………………………………….. Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………… Lokasi dan Tata Letak Perusahaan……………………………… Visi dan Misi Perusahaan………………………………………… Struktur Organisasi Perusahaan…………………………………. PT. Mutiara Tugu Ibu………………………………………………………. Sejarah Perusahaan………………………………………………… Visi dan Misi………………………………………………………… Lokasi dan Tata Letak Perusahaan……………………………… Struktur Organisasi Perusahaan………………………………….
20 20 21 21 22 22 22 23 23 24
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………… Identifikasi Internal dan Eksternal Perusahaan……………………….. Identifikasi Lingkungan Internal…………………………………. Sumber Daya Manusia………………………………….. Produksi……………………………………………………. Teknologi………………………………………………… … Keuangan…………………………………………………… Pemasaran………………………………………………….. Penelitian dan Pengembangan…………………………. Identifikasi Lingkungan Eksternal……………………………… Ekonomi……………………………………………………. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan………. Politik, Hukum dan Pemerintah……………………….. Persaingan………………………………………………… … Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal……………………. Kekuatan……………………………………………………………… Kelemahan…………………………………………………………… Peluang……………………………………………………………….. Ancaman……………………………………………………………… Nilai IFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu… Nilai EFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu.. Matriks IE…………………………………………………………… Matriks SWOT……………………………………………………... Strategi S-O………………………………………………… Strategi S-T………………………………………………… Strategi W-O……………………………………………... Strategi W-T…………………………………………………………………… Matriks QSPM……………………………………………………
26 26 26 26 29 31 32 33 35 35 35 36 37 38 38 40 41 42 42 43 43 44 45 47 48 48 48 48
x
xi
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………….
52
Kesimpulan…………………………………………………………………..... Saran…………………………………………………………………………… UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………………
52 52 53
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
54
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….
56
xi
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Persyaratan Mutu Madu Berdasarkan SNI 01-3545-2004…………….
4
2.
Komposisi Royal Jelly………………………………………………………..
5
3.
Penentuan Bobot Variabel-variabel Strategis……………………………….14
4.
Matriks Evaluasi Faktor Internal……………………………………………
16
5.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal………………………………………....
16
6.
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif………………………………… 19
7.
Data Karyawan PT. Madu Pramuka………………………………………..
27
8.
Data Karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu……………………………………..
29
9.
Data Asumsi Keuntungan PT. Madu Pramuka dan PT. MTI………….. 33
10.
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu………………………………………
38
11.
Matriks SWOT PT. Madu Pramuka………………………………………… 46
12.
Matriks SWOT PT. Mutiara Tugu Ibu…………………………………….
13.
Hasil Perhitungan Matriks QSPM pada PT. Madu Pramuka…………. 50
14.
Hasil Perhitungan Matriks QSPM pada PT. Mutiara Tugu Ibu……… 51
.47
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Grafik IFE dan EFE……………………………………………………… ..
17
2.
Matriks SWOT………………………………………………………………
18
3.
Pintu Masuk Toko PT. Madu Pramuka………………………………..
21
4.
Kondisi Di dalam Toko Utama PT. Mutiara Tugu Ibu……………..
24
5.
Kemasan Madu PT. Madu Pramuka…………………………………….
30
6.
Kemasan Madu PT. Mutiara Tugu Ibu………………………………….
30
7.
Grafik Matriks IE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu….
44
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1.
Kuesioner Penelitian……………………………………………………
2.
Penilaian Faktor Internal dan Eksternal pada Pramuka dan MTI.. 62
3.
Perhitungan Matriks IFE dan EFE Madu Pramuka dan MTI……. 64
57
xiv
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
tropis
yang
memiliki
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, diantara jenis fauna yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah lebah madu.Usaha lebah madu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam.Manfaat bagi kehidupan manusia bersifat langsung yaitu menghasilkan produk utama madu dan produk lebah lainnya seperti royal jelly, lilin lebah, propolis dan pollen.Selain itu, manfaat yang dapat diperoleh dari produk madu yaitu menjaga kesehatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat, peternak dan pengusaha madu. Peluang pasar untuk usaha lebah madu masih terbuka lebar sehingga menambah dukungan terhadap peningkatan dan pengembangan usaha perlebahan di Indonesia. Hal ini tergambar dari data BPS (2004) yang mengungkapkan bahwa laju pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang cukup tinggi 1,43% per tahun pada tahun 2000-2004, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi produk lebah madu. Saat ini sudah banyak perusahaan yang bergerak di bidang usaha produk lebah madu.Di antaranya adalah PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur.Kedua perusahaan ini dipilih karena telah lama bergerak di bidang usaha perlebahan dan madu. Di era globalisasi dan liberasi perdagangan serta investasi yang sarat dengan persaingan dibutuhkan suatu analisis pengembangan usaha yang tepat untuk mengembangkan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan suatu analisis yaitu analisis SWOT (strength-weak-opportunity-treath), sebagai salah satu cara untuk mengetahui strategi dalam pengembangan suatu perusahaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari perusahaan sehingga dapat diambil suatu keputusan strategi yang tepat untuk mengahadapi kelemahan dan ancaman yang ada dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Strategi-strategi yang diperoleh dari analisis SWOT diharapkan mampu membuat perusahaan dapat bersaing secara positif dengan pihak perusahaan lain yang bergerak di bidang usaha produk lebah madu. Namun sebelum menggunakan analisis SWOT, harus diketahui terlebih dahulu
1
2
posisi dari masing-masing perusahaan dengan menggunakan matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (Eksternal Faktor Evaluation). Tujuan Tujuan penelitian dari adalah mendapatkan alternatif strategi yang paling sesuai untuk pengembangan usaha dari perusahaan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu.Alternatif strategi diperoleh melalui analisis faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang dan ancaman maupun kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan dengan metode SWOT.Penelitian ini juga bertujuan sebagai dasar acuan serta informasi bagi penelitian lebih lanjut.
2
3
TINJAUAN PUSTAKA Produk Lebah Madu Madu Menurut Badan Standardisasi Nasional (2004), madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nectar) atau ekskresi serangga. Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (2004) mendefenisikan madu sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar yang masih mengandung enzim diastase aktif.Jumlah dan kualitas madu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen, cuaca, kelembapan, dan temperatur udara serta proporsi koloni lebah yang tertinggi saat produksi nektar paling banyak. Madu berasal dari bunga yang beragam sehingga berbeda dalam penampilan dan mutu.Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu madu adalah warna, rasa, kekentalan dan aroma. Warna dan rasa merupakan karakteristik yang paling penting karena mudah rusak selama proses pengolahan. Sihombing (2005) menyatakan bahwa madu merupakan bahan makanan sumber energi yang baik karena mengandung gula-gula sederhana seperti fruktosa dan glukosa yang dapat dicerna oleh tubuh dengan cepat.Selain itu, madu juga mengandung garam-garam mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin.Kegunaan madu banyak digunakan dalam bidang industri makanan dan industi obat (Sihombing, 2005).Saat ini madu banyak digunakan sebagai bahan tambahan alami untuk kosmetik. Madu merupakan bahan makanan alami, namun harga madu cukup tinggi yaitu Rp. 150/ml sehingga madu sering dipalsukan untuk menambah keuntungan yang besar bagi produsennya. Menurut Sutami (2003), cita rasa, aroma, dan warna madu palsu sulit dibedakan dari madu asli. Pemenuhan kebutuhan akan madu berkualitas tinggi merupakan salah satu target dari setiap peternak madu. Jaminan akan keaslian dan kualitas madu di pasaran dalam negeri masih kurang, sedangkan kecurigaan akan pemalsuan madu selalu ada. Karena itu, Badan Standardisasi Nasional (2004) telah menyusun Standar Nasional Indonesia untuk persyaratan mutu madu yang dapat dilihat pada Tabel 1. 3
4
Tabel 1. Persyaratan Mutu Madu Berdasarkan SNI 01-3545-2004 Jenis uji
Satuan
Persyaratan
Hidroksimetilfulfural (HMF), maks.
DN mg/kg
3 50
Air, maks.
%b/b
22
Gula pereduksi (dihitung sebagai glukosa), min.
%b/b
65
Sukrosa, maks.
%b/b
5
ml NaOH 1N/kg
50
Padatan yang tak larut dalam air
% b/b
0,5
Abu, maks.
% b/b
Cemaran logam timbale (Pb), maks.
mg/kg
0,5 1
Cemaran logam tembaga (Cu), maks.
mg/kg
5
Aktivitas enzim diastase, min
Keasaman, maks.
Cemaran logam arsen, maks.
mg/kg
0,5
Sumber : Badan Standardisasi Nasional (2004)
Berbagai parameter dikategorikan dalam persyaratan mutu madu di atas. Kadar HMF merupakan salah satu indikator kerusakan madu oleh pemanasan yang berlebihan atau karena pemalsuan dengan gula invert yaitugula yang sudah diinversikan atau dipecah lewat proses hidrolisis, bisa dengan katalis asam dan memakai panas, contoh gula tebu atau sukrosa. Royal Jelly Royal Jelly merupakan cairan kental asam manis berwarna putih susu, yang diolah secara alami dari nektar dan tepung sari bunga oleh lebah madu pekerja melalui kelenjar peringeal di kepalanya dan dikeluarkan melalui kelenjar rahang atas (Halim dan Suharno, 2001). Zat-zat yang dapat ditemukan dalam royal jelly adalah protein, vitamin (B1, B2, B6, B12, C, A dan K), histamine, acetilcholinum, ester, glukosa, garam mineral dan berbagai macam asam amino.Royal jelly banyak dijual dalam kemasan
botol plastik berukuran
kecil.Royal jelly dimanfaatkan sebagai pencegah kanker, mendorong pertumbuhan anak, menambah nafsu makan serta memulihkan syaraf-syaraf otonom (Stein, 1986).Komposisi royal jelly dapat dilihat di Tabel 2.
4
5
Tabel 2. Komposisi RoyalJelly No. Komponen
Jumlah
1.
Kadar Air
67%
2.
Protein Kasar
12,5%
3.
Gula Total
11%
4.
Asam Lemak Total
5%
5.
Abu
1%
6.
Bahan belum Teridentifikasi
3,5%
7.
Vitamin-vitamin:
8.
B1 (Tiamin)
6 Hg/g
B2 (Riboflavin)
9 Hg./g
B3 (Niasin)
50 Hg/g
B5 (Asam pantotenat)
100 Hg/g
B6 (Piridoksi)
3 Hg/g
B7 (Inositol)
100 Hg/g
B8 (Biotin)
15 Hg/g
B9 (Asam folat)
0,2 Hg/g
C (Asam askorbat)
4 Hg/g
Ph
3,8
Sumber: Sastratriatmadja (1994)
Propolis Propolis merupakan bahan padat berwarna cokelat atau kuning kemerahmerahan.Propolis berasal dari cairan lengket yang dikumpulkan oleh lebah dari pepohonan dan kuncup tanaman, yang dibawa ke sarang dalam bakul sarinya (corticula) dan digunakan untuk memperbaiki atau menambal bagian sarang yang berlubang atau terbuka.Sarwono (2003) menyebutkan bahwa bahan ini dipakai sebagai bahan perekat sarang karena sifatnya lentur, lekat dan kuat.Propolis banyak dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit dalam seperti kanker serta digunakan sebagai antibiotik alami.Propolis adalah bahan campuran kompleks malam, resin, balsam, minyak dan sedikit polen.Komposisinya sangat bervariasi tergantung dari spesies tumbuhan asalnya (Sihombing, 1997).
5
6
Bee Pollen Pollen atau tepung sari bunga merupakan alat reproduksi jantan tanaman yang kaya protein.Bagi lebah, pollen merupakan bahan sumber protein untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang rusak.Kandungan protein tergantung dari sumber pollen (Sihombing, 2005).Pollen dimakan oleh lebah madu
terutama
sebagai
sumber
protein
dan
lemak
serta
sedikit
karbohidrat.Kandungan protein kasarnya bervariasi antara 8%-40%, rata-rata 23% serta mengandung semua asam-asam amino esensial maupun asam-asam lemak esensial (Sihombing, 1997). Bee Pollen dengan kelengkapan unsur gizinya, bekerja terutama pada metabolisme yang bermanfaat untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama sel jaringan otak, penambahan gizi bagi wanita hamil dan menyusui, meningkatkan daya berpikir dan daya konsentrasi baik untuk anak, remaja, usia sekolah dan dewasa, meningkatkan stamina tubuh bagi para penggemar olah raga, untuk mencapai prestasi tertinggi, meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap berbagai serangan bibit penyakit dan sebagai stabilisator sistem metabolisme tubuh. Mempertahankan dan memelihara sistem reproduksi baik pria maupun wanita (Sihombing, 2005). Manajemen Strategi Strategi adalah sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil untuk mengeksploitasi kompetensi dan keunggulan bersaing (Hitt et al., 1997). Menurut David (2004), sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Srategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional dan dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada.Pearce dan Robinson (1997), mendefenisikan manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusankeputusan
dan
tindakan
yang
menghasilkan
perumusan
(formulasi)
danpelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Perencanaan strategi merupakan proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat
6
7
secara objektif kondisi-kondisi internal maupun eksternal.Perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang
ada
(Rangkuti,
2006).Perumusan
strategi
mencakup
kegiatan
mengembangkan visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
perusahaan,
menetukan
kekuatan
dan
kelemahan
perusahaan,
menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan, membuat sejumlah strategi alternatif untuk perusahaan dan memilih strategi tertentu untuk digunakan (Jauch dan Glueck, 1995). Identifikasi Lingkungan Internal Identifikasi lingkungan internal dimaksudkan untuk membaca atau memotret gambaran kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi yang aktual pada saat ini.Menurut Jauch dan Glueck (1995), lingkungan internal terbagi menjadi enam faktor yaitu sumber daya manusia, produksi, teknologi, keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Faktor Sumber Daya Manusia Menurut Jauch dan Glueck (1995), serangkaian faktor sumber daya dan karyawan yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan adalah struktur organisasi dan suasana yang efektif, sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan, pengalaman kerja dan prestasi, kebijakan hubungan kerja yang efisien dan efektif, karyawan berkualitas tinggi, dan informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif. Faktor Produksi Faktor-faktor produksi yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan adalah biaya operasi total yang lebih rendah dibanding dengan biaya pesaing total, kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar, fasilitas yang efisien dan efektif, ketersediaan bahan baku yang mencukupi, peralatan dan permesinan yang efesien dan efektif, sistem pengendalian persediaan yang efektif dan efisien, prosedur yang efisien dan efektif, kebijaksanaan perawatan yang efesien dan efektif, dan hubungan pemasok yang efektif (Jauch dan Glueck, 1995). 7
8
Faktor Teknologi Faktor teknologi menggambarkan peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan
dalam
merumuskan
strategi.Kemajuan
teknologi
dapat
menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing, serta membuat produk dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan zaman (Pearce dan Robinson, 1997). Faktor Keuangan Jauch
dan
Glueck
(1995)
menyatakan
faktor
keuangan
yang
mencerminkan keunggulan strategis dibandingkan pesaing adalah total sumber daya keuangan dan kekuatannya, struktur modal yang efektif, sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran biaya, laba, dan prosedur audit yang efektif,dan kebijaksanaan penilaian persediaan. Faktor Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses menetapkan, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk atau jasa (David, 2004). Menurut Kotler (1991), manajemen pemasaran digunakan sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah
jumlah
pelanggan
melalui
penciptaan,
penyampaian,
dan
pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Analisis pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi. Faktor Penelitian dan Pengembangan Menurut Jauch dan Glueck (1995), faktor penelitian dan pengembangan merupakan keunggulan strategi karena dapat menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan untuk pemasaran dan mengarahkan kepada peningkatan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan dari biaya melalui efesiensi. Identifikasi Lingkungan Eksternal Pearce dan Robinson (1997), menyatakan bahwa lingkungan eksternal perusahaan merupakan lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman yang berada diluar pengawasan dan kontrol pihak
8
9
manajemen perusahaan.David (2004), menjelaskan bahwa analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang kunci dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan sehingga manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu strategi.Analisis lingkungan eksternal menekankan evaluasi terhadap peristiwa diluar kendali sebuah perusahaan.Menurut David (2004), lingkungan eksternal terbagi menjadi empat faktor yaitu ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, hukum dan pemerintahan; dan persaingan. Faktor Ekonomi Faktor-faktor ekonomi mempunyai dampak langsung terhadap potensi daya tarik berbagai strategi.Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi (Pearce dan Robinson, 1997). Menurut Jauch dan Glueck (1991), bahwa keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi keuntungan dan strategi perusahaan. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan berdampak besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar dan pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern perusahaan. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis (Jauch dan Glueck, 1991). Faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan Faktor politik, hukum dan pemerintahan adalah peraturan-peraturan, undang-undang dan kebijaksanaan pemerintah baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun daerah yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan.Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha.Oleh karena itu, faktor-faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat mencerminkan peluang atau ancaman kunci untuk organisasi kecil dan besar (Jauch dan Glueck, 1991).
9
10
Faktor Persaingan Bagian terpenting dari audit eksternal adalah mengenali perusahaanperusahaan saingan dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi perusahaan pesaing. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai pesaing sangat penting untuk perumusan strategi.Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan mempunyai berbagai divisi yang bersaing di industri yang berbeda.Strategi kerjasama di antara para pesaing semakin banyak dipakai (Pearce dan Robinson, 1997). Analisis Perumusan Strategi Teknik perumusan strategi menurut David (2006), dapat dipadukan menjadi kerangka kerja pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input (input stage) atau pengumpulan data, tahap pencocokan (matching stage), dan tahap pengambilan keputusan (decision stage). Tahap Input (Input Stage) Tahap input merupakan tahap meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Prosedur dalam tahap input ini adalah pengumpulan dan pengklasifisikasian data faktor internal dan eksternal, memberikan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai. Data hasil audit faktor internal dan eksternal disajikan dalam matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation) (David, 2006). Tahap Mencocokkan (Matching Stage) Tahap kedua adalah merumuskan alternatif-alternatif strategi yang dapat memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, dan mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman.Alat analisis yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah matriks SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity and Threaths). Menurut Rangkuti (2006), bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus
10
11
menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman). Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage) Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap penetapan strategi utama. Alat analisis yang digunakan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), yaitu alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya (David, 2006) .
11
12
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam memproduksi dan menjual produk-produk lebah madu.Data penelitian dikumpulkan selama dua bulan yaitu awal bulan Maret sampai akhir bulan April 2011. Prosedur Penelitian Menurut Rangkuti (2006), Proses penyusunan perencanaan strategi tersebut dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap manajer divisi. Data sekunder mencakup data laporan tahunan perusahaan dan data dari instansi atau dinas yang terkait dengan masalah penelitian seperti Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) dan Departemen Kehutanan. Data yang diperoleh berupa faktorfaktor internal dan eksternal dari perusahaan. a) Faktor Internal Identifikasi faktor-faktor internal merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan Jauch dan Glueck (1995), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor internal perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Sumber daya manusia; 2) Produksi; 3) Pemasaran; 4) Keuangan; 5) Teknologi dan 6) Penelitian dan pengembangan.
12
13
b) Faktor Eksternal Identifikasi faktor-faktor eksternal peternakan merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi sehingga peternakan dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Berdasarkan David (2004), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor eksternal PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Ekonomi; 2) Sosial, budaya, dan demografi; 3) Politik, pemerintahan dan hukum; dan 4) Persaingan. Analisis Data Data yang terkumpul dibuat matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) dan EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) untuk menetukan posisi dari perusahaan. Analisis data secara deskriptif kualitatif dilakukan untuk menelaah strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan untuk menentukan strategi pengembangan PT. Mutiara Tugu Ibu dan PT. Madu Pramuka yang paling tepat berdasarkan daya tariknya. a) Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal Setelah faktor-faktor strategi internal dan eksternal suatu peternakan diidentifikasi, suatu Tabel Evalusi Faktor Internal danTabel Evalusi Faktor Eksternal disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal dan eksternal tersebut dalam kerangka kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Berdasarkan David (2004), tahapan penyusunan Tabel Evaluasi Faktor Internal dan Tabel Evalusi Faktor Eksternal adalah: 1) Faktor-faktor strategis yaitu faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Tabel 3. ditempatkan dalam kolom pertama. 2) Pada kolom kedua diberikan bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (kurang penting) sampai 4 (lebih penting). Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1. Kriteria skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah sebagai berikut:
13
14
1 = jika variabel horizontal kurang penting dibandingkan dengan variabel vertikal 2 = jika variabel horizontal sama penting dibandingkan dengan variabel vertikal 3 = jika variabel horizontal lebih penting dibandingkan dengan variabel vertikal 4 = jika variabel horizontal lebih penting sekali dibandingkan dengan variabel vertikal Indikator horizontal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur horizontal, sedangkan indikator vertikal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur vertikal. Tabel 3. Penentuan Bobot Variabel-Variabel Strategis Faktor Strategis
A
B
C
D
….
Total
A B C D ….. Total
1,000
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menetukan setiap nilai variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus: αi =
∑
Keterangan: αi = bobot variabel internal/eksternal ke-i xi = nilai variabel internal/eksternal ke-i i = 1, 2, 3,….n n = jumlah variabel 3) Memberikan peringkat (dalam kolom 3) pada Tabel 4 untuk faktor internal dan pada Tabel 5 untuk faktor eksternal dengan memberikan skala mulai dari 4
14
15
(paling tinggi) dan 1 (paling rendah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Maktriks Evaluasi Internal menggunakan skala untuk: 1 = kelemahan utama 2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama Matriks Evaluasi Eksternal menggunakan skala untuk: 1 = respon jelek 2 = respon rata-rata 3 = respon diatas 4 = respon luar biasa Baik untuk peluang maupun ancaman dapat memperoleh rating 1, 2, 3, dan 4. 4) Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. 5) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategi dan faktorfaktor strategi internal dan faktor-faktor eksternalnya. 6) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Internal akan berada pada kisaran 1 (rendah) samapi 4 ( tinggi) dengan rata-rata 2,5 a) Total skor pembobotan yang jaug di bawah 2,5 merupakan ciri suatu perusahaan yang lemah secara internal. b) Total skor pembobotan yang jauh di atas 2,5 merupakan cirri suatu posisi internal yang kuat. 7) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Eksternal adalah a) Total skor pembobotan sebesar 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak menghindari anacamanancaman ekternal.
15
16
b) Total skor pembobotan sebesar 4 menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan peluang yang ada atau dapat menghindari anacaman-ancaman ekternal. Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Internal Faktor-Faktor Bobot (A) Strategi Internal Kekuatan Kelemahan -
Rating (B)
Skor (A x B)
Total Tabel 5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Faktor-Faktor Bobot (A) Rating (B) Strategi Eksternal Peluang Ancaman -
Skor (A x B)
Total Tahap Pengambilan Keputusan Pada tahap ini digunakan model matriks Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Menurut David (2004), Matriks Internal Eksternal didasarkan pada dua dimensi kunci atau total nilai Evaluasi Faktor Internal yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot pada sumbu-y. Total nilai yang diberi bobot dari setiap devisi dapat disusun Matriks Internal Eksternal. Di sumbu-x dan sumbu-y Matrik Internal Eksternal, total nilai Evaluasi Internal dan total Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot dari nilai (a) 1,000 sampai 1,999 menunjukkan posisi yang rendah, (b) 2,000 sampai 2,999 menunjukkan posisi yang sedang (c) 3,000
sampai
4,000
menunjukkan posisi yang tinggi.Gambar 1 mengidentifikasi sembilan sel strategi.
16
17
Sembilan sel strategi tersebut dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu strategi intensif atau integratif, strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar, strategi menyelamatkan, dan menutup usaha. Total Nilai IFE Tinggi
Sedang
Rendah
3,000-4,000
2,000-2,999
1,000-1,999
I
II
III
Total Nilai EFE Tinggi 3,000-4,000 Sedang 2,000-2,999
IV
V
VI
VII
VIII
XI
Rendah 1,000-1,999
Gambar 1. Grafik Matriks IFE dan EFE Strategi Intensif atau Integratif.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel I, II, dan IV, dideskripsikan sebagai kelompok tumbuh dan membangun.Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk). Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel III, V, dan VI, dideskripsikan sebagai kelompok pertahankan dan pelihara. Strategi Menyelamatkan atau Menutup Usaha.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel VI, VIII, dan IX, dideskripsikan sebagai kelompok memanen dan menjual dengan menggunakan strategi bertahan meliputi usaha patungan, strategi penciutan biaya, strategi penciutan usaha, dan strategi likuidasi.
17
18
Matriks SWOT Matriks ini dappat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1). Strategi S-O, 2). Strategi S-T, 3). Strategi W-O, dan 4). Strategi W-T. Internal Strengths (S)
Weaknesses (W)
Eksternal
Opportunities (O)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Treaths (T)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 2. Matriks SWOT QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tahap terakhir dari proses penyusunan perencanaan strategi adalah tahap pengambilan keputusan mengenai strategi yang terbaik yang akan diterapkan pada perusahaan. Tahap ini menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Menurut David (2004), langkah-langkah untuk menyusun Matriks Prencanaan Strategis Kuantitatif adalah: a). Membuat daftar kekuatan-kelemahan internal dan peluang-ancaman eksternal dari perusahaan dikolom kiri Matriks Perencanaan Startegis Kuantitatif. b). Memberikan bobot pada setiap faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut sama dengan yang ada di Matriks Evaluasi Faktor Internal danMatriks Evaluasi Faktor Eksternal. c). Memeriksa matriks analisis di tahap 2 dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diterapkan.
18
19
d). Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractive Score) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik adalah: 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik 4 = sangat menarik e). Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score) yang diperoleh dari hasil perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik masing-masing baris. f). Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dari masing-masing kolom strategi Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Jumlah Total Nilai Daya Tarik menunjukkan strategi paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif.Semakin tinggi nilainya, menunjukkan semakin menarik strategi tersebut. Tabel 6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Strategi-strategi Alternatif Faktor-faktor Kunci Internal
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Strategi ke-n AS TAS
Eksternal Jumlah Total Nilai Daya Tarik Keterangan: AS = Attractive Score (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractive Score (Total Nilai Daya Tarik)
19
20
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Madu Pramuka Sejarah Singkat Perusahaan Pada awal tahun 1970, Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional (Kwarnas), yaitu Mayjen TNI (Purn) Dr. Aziz Saleh berkeinginan untuk mendirikan sebuah Apiari Pramuka di Indonesia. Hal ini didorong oleh keinginan untuk menerapkan kegiatan peternakan lebah secara modern di Indonesia yang saat itu masih dilakukan secara tradisional.Sementara peternakan lebah modern yang dirintis oleh pemerintah dan badan swasta (Massito Apiaries dan Lembaga Apikultura Indonesia) tidak membawa hasil memuaskan, bahkan mengalami kegagalan.Hal inilah, yang membuat kalangan gerakan pramuka bermaksud untuk membantu pemerintah merintis kembali usaha peternakan lebah modern di Indonesia. Pada tanggal 28 Mei 1970, diselenggarakan workshop peternakan lebah di Indonesia, dan salah satu hasil dari acara tersebut adalah adanya pembentukan suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan gerakan pramuka.Kemudian, badan ini dikenal dengan sebutan Pusat Apiari Pramuka atau disingkat menjadi Apiari Pramuka atau unit usaha Apiari Pramuka.Setelah Apiari Pramuka terbentuk, Kwarnas kemudian membentuk Tim Pelaksana Pusat Apiari Pramuka dengan SK Kwarnas No. 68/KN/71 Tanggal 20 Agustus1971 dan diketuai oleh Letjen TNI (Purn) HM Sarbini. Pada tanggal 20 April 1972, Apiari Pramuka mendapat sumbangan 25 kotak lebah (stup) beserta koloni lebah unggul Apis mellifera dari GN Frost, Presiden Australian Freedom fromChampaign Commitee. Bantuan ini merupakan modal pertama bagi Apiari Pramuka dalam menyelenggarakan peternakan lebah modern di Indonesia. Lebah ini kemudian coba diternakkan di PT Perkebunan Nusantara XVIII (Persero) di daerah Siliwok Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan ternyata dapat berkembang dan berproduksi dengan baik. Panen madu yang berlangsung bulan Agustus 1973, sekaligus menjadi acara peresmian kantor Apiari Pramuka oleh mantan Presiden RI, Bpk Soeharto. Pada tahun 1973, Pusat Apiari
Pramuka
resmi
menjadi
anggota
Internasional
Federation
Of
BeekepersAssociations, yaitu organisasi ternak lebah sedunia yang berpusat di Roma, Italia.
20
21
Di awal tahun 2004, Wawan Darmawan SE. MBA., selaku Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka mengusulkan kepada Ketua Kwarnas untuk merubah bentuk unit usaha Apiari Pramuka menjadi Perseroan Terbatas (PT). Usulan tersebut bertujuan untuk memudahkan unit usaha Apiari Pramuka dalam menjalin kontrak kerjasama dengan perusahaan lain. Akhirnya, pada tanggal 23 Februari 2005, unit usaha Pusat Perlebahan Apiari Pramuka resmi berubah wujud menjadi PT. Madu Pramuka, yang diresmikan oleh ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. H. Azrul Azwar, MPH dengan No. SIUP 01966/131.824.51 dan memiliki tiga orang komisaris yang berasal dari Kwarnas. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan Lokasi PT. Madu Pramuka terletak di Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur. Sebelah barat berbatasan dengan jalan tol Jagorawi, sebelah timur merupakan kawasan Bumi Perkemahan Jakarta (BUPERTA), sebelah selatan dan utara berbatasan dengan pintu masuk dan keluar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Wilayah usaha PT. Madu Pramuka saat ini berlokasi di Cibubur, Serang, Sukabumi, Tangerang, Gringsing, dan Yogyakarta.
Gambar 3. Pintu Masuk Toko PT. Madu Pramuka Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi PT. Madu Pramuka adalah mencetak tenaga terampil di bidang perlebahan dengan memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk magang
21
22
atau belajar keterampilan beternak lebah madu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama. Misi kerja (4K): Bekerja untuk Kwarnas (membantu dana gerakan pramuka). Bekerja untuk kantor (membangun kantor). Bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan). Bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat). Landasan kerja: Habluminallah (hubungan kepada Allah SWT) Habluminannas (hubungan kepada manusia/silaturahim) Semboyan kerja: Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas Tulus, Serius, dan Terus Menerus Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Madu Pramuka terdiri dari beberapa bagian yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.Direktur sebagai pimpinan PT. Madu Pramuka bertanggung jawab kepada kwarnas selaku komisaris. Dalam melaksanakan tugas, direktur dibantu oleh kepala bagian, yaitu bagian personalia, bagian keuangan dan accounting, bagian pemasaran indoor dan outdoor, bagian diklat dan umum, bagian produksi, bagian apitherapy, serta bagian gudang dan pengemasan. Setiap bagian memiliki tugas yang berbeda sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kebijakan atas disentralisasi diambil oleh direktur untuk pengelolaan kantor cabang, artinya kantor cabang diberi wewenang dan tanggung jawab penuh dalam segala kebijakan untuk mengatur dan mengelola unit usahanya masing-masing secara mandiri. PT. Mutiara Tugu Ibu Sejarah Perkembangan Perusahaan Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 Mei 2005. Perusahaan ini merupakan kerjasama antara Drs. H. Suhaibin Sidi, MBA selaku pengusaha madu Tugu Ibu dengan Ir. Sri Hidayat selaku pengusaha ternak lebah madu Mutiara sehingga perusahaan ini menjadi perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu dengan merek dagang Apriari Mutiara Tugu Ibu. Perusahaan ini juga merupakan perusahaan
22
23
perlebahan hasil pelatihan pemuda mandiri yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor. Ir. Kasno, M.Sc, merupakan seorang ahli perlebahan dari LPPM IPB yang memberikan semangat serta binaan kepada perusahaan MTI untuk terus berkembang. Sejak pendirian awal perusahaan ini memiliki struktur yang kuat yaitu pertama perusahaan ini mendapat modal dari mitra usahanya sehingga tak perlu membayar bunga bank, kedua pemimpin perusahaan ini dahulunya mempunyai pengalaman kerja di perusahaan madu, dan ketiga menguasai teknologi pembuatan madu karena usahanya dibina oleh LPPM IPB. Madu MTI sejak awal pendiriannya telah terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. 109327602328 dan bersertifikat halal MUI No. 01121028201107.Motto perusahaan ini adalah “kejujuran adalah jaminan kami” maka produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini senantiasa terjaga keasliannya dan selalu mendapat kepercayaan dari konsumen. Visi dan Misi Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memilki visi yaitu memproduksi produk-produk lebah yang berguna untuk masyarakat dengan mengedepankan kualitas dan kejujuran. Misi yang dimiliki oleh perusahaan MTI adalah : 1) menjadi perusahaan yang mengutamakan kekeluargaan dan kepuasan pelanggan, dan 2) menyadarkan kepada masyarakat tentang pentingnya produk herbal/alami untuk kesehatan. Lokasi Perusahaan dan Tata Letak Perusahaan Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki tiga toko yang beralamat: 1) Jl. Raya Bogor km 29 Cimanggis Depok Telp. 021-70987304, yang dapat diakses melalui bis jurusan terminal Kampung Rambutan dari arah Bogor. Tata letak bangunan ini memiliki etalase yang digunakan untuk memajang produk-produk PT. Mutiara Tugu Ibu yang terbuat dari kaca yang transparan dan terdiri dari satu etalase depan yang terdiri dari tiga rak, satu etalase samping terdiri dari tiga rak dan satu etalase belakang yang terdiri dari empat rak. Pada dinding toko terdapat
23
24
tiga rak dinding yang digunakan untuk memajang madu. 2) Depok Town Square (DETOS), Gedung LG samping Hypermarket-Depok, Telp 0815-1466-4477. Toko ini terdiri dari satu etalase kaca kecil dan dua etalase kaca besar.Etalase kaca kecil digunakan untuk menjual produk-produk dari perusahaan ini. Satu etalase besar digunakan untuk menjual produk-produk PT. MTI dan satu etalase lagi digunakan untuk menjual produk lain seperti coklat, cookies, minuman mineral dan produk serbuk kesehatan.
Gambar 4. Kondisi Di dalam Toko Utama PT. Mutiara Tugu Ibu Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi
sebagai
proses
pembentukan
kerja,
pemberian wewenang maupun tanggung jawab dan penetapan hubunganhubungan dengan tujuan bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi tersebut terdiri dari pimpinan, wakil pimpinan, bagian keuangan, bagian produkis/gudang, bagian pelatihan dan pemasaran. Pelaksanaan kegiatan operasional yang berlangsung di perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu di bawah pengawasan pimpinan. Pimpinan mengatur atau mengawasi kegiatan yang berlangsung antara lain seperti: mengawasi para pegawai dalam bekerja, mengatur kegiatan penjualan produk, dan membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan. Bagian keuangan yaitu bendahara bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada di perusahaan.Bagian produksi/gudang terdiri dari pegawai yang
24
25
bertugas dalam membotolkan dan mengawasi madu, dan pegawai yang bertanggung jawab terhadap pencatatan arus produk-produk PT. Mutiara Tugu Ibu yang keluar dan masuk.Bagian pelatihan bertugas dalam pelatihan perlebahan, pembuatan sabun madu dan cream madu.Bagian pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan produ-produk dari perusahaan ini.
25
26
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Identifikasi Lingkungan Internal Identifikasi lingkungan internal dimaksudkan untuk membaca atau memotret gambaran kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi yang aktual pada saat ini. Menurut Jauch dan Glueck (1995), lingkungan internal terbagi menjadi enam faktor yaitusumber daya manusia, produksi, teknologi, keuangan, pemasaran,sertapenelitian dan pengembangan. Sumberdaya Manusia Persaingan industri yang semakin ketatmenuntut perusahaan untuk mengoptimalkanseluruh sumber daya yang dimiliki dalammenghasilkan produk berkualitas tinggi.Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepasdari peranan sumber daya manusia (SDM)yang dimiliki perusahaan (Rivai, 2006). PT. Madu Pramuka memiliki karyawan sebanyak 80 orang karyawan dengan tingkat pendidikan karyawan pendidikan dari SD hingga S2, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki karyawan sebanyak 13 orang. Masing-masing karyawan juga memiliki tingkat pendidikan mulai dari SD hingga S2. Status karyawan PT. Madu Pramuka dibagi dalam empat bagian, yaitu (a).karyawan tetap adalah karyawan yang sudah bekerja dengan imbalan jasa sebesar 100% dari nilai gaji yang berlaku, (b). karyawan dengan sistem kontrak, biasanya hanya enam sampai satu tahun bekerja dengan imbalan jasa sesuai dengan kesepakatan dan (c). karyawan perbantuan adalah karyawan yang hanya dibutuhkan pada waktu
tertentu, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu (MTI),
seluruhnya merupakan karyawan tetap. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Kompensasi
adalah
sesuatu
yangditerima
karyawan
sebagai
penggantikontribusi jasa mereka pada perusahaan.Kompensasi merupakan balas jasa yangdiberikan perusahaan baik secara langsung(finansial) maupun tidak langsung (nonfinansial). Gaji yang diterima sesuaidengan pekerjaan yang dilakukan karyawandan bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya akanmeningkatkan motivasi karyawan untukbekerja sehingga produktivitas kerja karyawanmeningkat (Saputra, 2004). Semua karyawan di PT. Madu Pramuka, baik yang sudah diangkat maupun belum diangkat, memperoleh 26
27
gaji atau imbalan jasa sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan begitu juga halnya di PT. Mutiara Tabel 7. Data Karyawan PT. Madu Pramuka Pendidikan
Bidang
Jumlah (orang) 2 2 3 2
T 4
K 5
B -
2 1 11 2 1
8
7
2
16 1 1
7
11
-
SD SMP SMA S1
1 1 8 1
6
5
-
6 1
2
5
-
Outdoor wilayah Jakarta
SMA S1
5 1
4
2
-
Outdoor wilayah Jabar
SMA S1
2 7
6
3
-
Security
SMP SMA SMA S1
1 2
3
-
-
Manajemen
Umum dan Terapi
Marketing indoor
Gudang
Pelatihan Total Karyawan
Tingkat SMA S0 S1 S2
Jumlah Pegawai
SD SMP SMA S1 S2 SMA D1 S1
80
Tugu Ibu. Sistem pembayaran gaji untuk semua kategori dibayarkan sebulan sistem pembayaran gaji
Keterangan: sekali melalui T : karyawan tetapbank, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu K: karyawan kontrak untuk karyawannya dengan cara langsung atau cash. B: karyawan perbantuan
27
28
Hari kerja di PT. Madu Pramuka yaitu dari hari Senin sampai Jumat, mulai pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan hari Sabtu mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Kedai PT. Madu Pramuka buka setiap hari, mulai pukul 08.00-20.00 WIB sedangkan hari kerja di PT. Mutiara Tugu Ibu yaitu dari hari Senin sampai Minggu , mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Faktor
–faktor
yangmempengaruhi
kepuasan
kerja
menurut
F.
Herzbergdalam Luthans (2006) adalah Two faktor theory(teori dua faktor), menyatakan
puas
atau
tidaknyakaryawan
bekerja
dipengaruhi
faktor
motivator(satisfier) dan faktor hygiene(dissatisfier), yang perlu dibahas disini adalah faktor hygiene. faktorhygiene(dissatisfier) adalah faktoryang berhubungan dengan aspek di sekitarpelaksanaan pekerjaan atau job context yang disebutjuga aspek ekstrinsik pekerja, yang terdiri dari:kebijaksanaan dan prosedur perusahaan, supervisor,upah/gaji, hubungan dengan rekan kerja, dan kondisikerja. Menurut F. Herzberg dalam Luthans (2006), hubungan dengan rekan kerja yang baik akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawannya. Di kedua perusahaaan terdapat hubungan kerja yang baik yaitu sistem kekeluargaan.Sistem kekeluargaan di perusahaan ini diperoleh dari beberapa kegiatan rutin setiap minggu seperti olahraga bersama antara karyawan dan atasan. Sama halnya dengan PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu Ibu juga menjunjung sifat kekeluargaan antara atasan dan karyawan, seperti pegawai yang sakit akan dijenguk oleh pegawai lainnya atau atasan. Karyawan juga memperoleh beberapa fasilitas seperti Jamsostek (jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan kematian), tunjangan makan, transpotasi, insentif kehadiran, serta pembinaan kepada karyawan dengan mengadakan seminar dan trainning untuk menambah wawasan masing-masing karyawan sesuai dengan bidangnya. Sama halnya dengan karyawan PT. Madu Pramuka, karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu juga memperoleh fasilitas berupa uang kesehatan, uang makan, uang transpotasi serta diklat yang diadakan oleh pemimpin perusahaan.
28
29
Tabel 8. Data Karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu Pendidikan Bagian Tingkat Jumlah (orang) Pimpinan S1 1
Keterangan T
Wakil Pimpinan
S1
1
T
Keuangan
S1
1
T
Gudang/Produksi
SD
1
T
SMP
1
T
SMA
1
T
S1
2
T
Pemasaran
SMA
4
T
Pelatihan
SMA
1
T
Total Karyawan
13
Keterangan: T: karyawan tetap
Struktur pembagian kerja masing-masing karyawan di PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu sudah ada, namun dalam masih ada karyawan yang melakukan rangkap tugas (job desk).Namun, hal ini tak menjadi kendala, justru hal tersebut menambah sifat kekeluargaan dari masing-masing karyawan. Penambahan karyawan di PT. Mutiara Tugu Ibu dilakukan saat kebutuhan konsumen akan madu meningkat. Produksi PT. Madu Pramuka melakukan produksi sesuai dengan pemesanan dan permintaan konsumen.Madu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah madu rambutan, kelengkeng, super dan madu karet.Sistem produksi dilakukan dengan menerima madu dari peternak binaan yang sebelumnya sudah dilakukan pengujian di laboratorium oleh pihak peternak lebah madu.Madu yang telah ada di gudang disaring dengan menggunakan kain saring, setelah itu dilakukan penimbangan.Madu yang telah ditimbang kemudian dikemas ke dalam botol yang volumenya bervariasi. PT. Madu Pramuka menggunakan botol berukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml hingga 2000 ml. Madu yang telah dikemas, kemudian ditutup dan disegel serta diberi label dengan menggunakan hotgun. Madu di perusahaan ini
29
30
tidak diturunkan kadar airnya disebabkan perusahaan belum memiliki alat yang mendukung. Perusahaan memiliki peralatan yang masih sederhana dan manual.Madu yang telah siap dijual, kemudian dibawa dari gudang ke toko PT. Madu Pramuka. Semua sistem produksi dilakukan dengan cara manual. Jenis-jenis madu yang diproduksi PT. Madu Pramuka adalah madu kelengkeng, rambutan, mahoni, bunga matahari, karet, kapuk, kopi, mangga, apel, kaliandra, dan sonokeling.Selain menjual madu, PT. Madu Pramuka juga menyediakan jasa kursus lebah dan sengat lebah serta menjual propolis, bee pollen dan royal jelly.
Gambar 5 . Kemasan Madu PT. Madu Pramuka (kiri) Ukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml serta PT. MTI (kanan) Ukuran 150 ml, 400 ml dan 600 ml. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdaganganyang semakin tajam adalah melalui desain kemasan.Daya tarik suatu produk tidak dapatterlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapandengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk; karena tujuan akhir daripengemasan adalah untuk menciptakan penjualan Wirya (1999).Gambar 5 menjelaskan bahwa kemasan yang dimiliki PT. Mutiara Tugu Ibu lebih terlihat lebih menarik daripada PT. Madu Pramuka. Kegagalan dalam sistem produksi juga pernah dialami oleh perusahaan ini seperti madu meledak. Hal ini disebabkan kadar air yang tinggi di dalam madu sekitar 23%-25%, sehingga memudahkan kapang tumbuh di dalam madu yang
30
31
menyebabkan khamir memproduksi CO2 dalam jumlah yang tinggi. Hal itu menyebabkan madu mudah meledak. Madu yang meledak akan menyebabkan madu keluar dari dalam kemasan. Hal itu ditanggulangi dengan membungkus kemasan dengan plastik untuk mencegah merembesnya madu keluar, sehingga madu yang tertampung pada plastik dapat dicampurkan kembali pada madu yang baru. PT. Mutiara Tugu Ibu memproduksi madu hampir sama dengan PT. Madu Pramuka. Perbedaannya terletak pada teknologi yang digunakan. PT. Mutiara Tugu Ibu sudah melalukan pengurangan kadar air dengan metode dehumidifikasi untuk mencegah
fermentasi pada madu di dalam kemasannya. Madu yang
terfermentasi akan menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan kemasan meledak. Produksi madu dilakukan sekitar sebulan sekali, yang dilakukan secara manual seperti halnya yang dilakukan PT. Madu Pramuka.Madu yang sangat digemari oleh konsumen adalah Honey Kids dan Madu Super. PT. Mutiara Tugu Ibu juga menggunakan bermacam-macam ukuran kemasan yaitu, 25 gram, 400 gram, 150 ml, 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml. Jenis-jenis madu yang dijual di perusahaan ini sama dengan PT. Madu Pramuka. Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki lebih banyak variasi produk, hal ini yang menjadi kekuatan untuk perusahaan ini.Variasi produk tersebut berupa sabun madu, sabun madu cair, cream madu, shampo madu, dan tetes mata madu.namun perusahaan ini tidak menyediakan jasa apiterapi. Variasi produk sangat penting seperti halnya yang dikatakan (Kumpe & Bolwijn dalam Gudmundsson dkk,2004),perkembangan teknologi yang semakin pesat,segmentasi pasar yang meningkat, dankompetisi global yang semakin ketat,menyebabkan persaingan yang tidak hanyacukup dengan mengandalkan
persaingan harga.
Persaingan juga terjadi
pada
variasiproduk yang ditawarkan. Meningkatnyapersaingan variasi produk ini menyebabkankeberadaan produk dengan varian tertentu dipasar menjadi lebih singkat sehingga cenderungmenuntut proses produksi yang lebih singkat danpemanfaatan sumber daya yang lebih efektif danefisien agar mampu meningkatkan kompetensidalam bersaing secara global.
31
32
Teknologi Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing, serta membuat produk dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan zaman (Pearce dan Robinson, 1997).PT. Madu Pramuka untuk memproduksi produknya masih menggunakan cara yang manual, namun dalam proses penyegelan kemasan sudah digunakan alat hotgun(alat pelabelan),PT. Mutiara Tugu Ibu sudah menggunakan teknologi untuk menurunkan kadar air. Teknologi lain yang digunakan kedua perusahaan ini adalah komputer untuk memudahkan pengolahan data keuangan dan perusahaan. Keuangan Menurut Hanafi (2003), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.Keuntungan pada PT. Madu Pramuka meningkat 20%-30% dari tahun 2010-2011. Data keuangan dari masingmasing
perusahaan
untuk
saat
ini
belum
dapat
disajikan
secara
lengkap.Keuntungan ini diperoleh dari penjualan produk, jasa kursus pendidikan dan pelatihan beternak lebah serta terapi sengat lebah. Selain itu, perusahaan juga mendapat pemasukan dari kunjungan perusahaan, instansi pemerintah maupun lembaga pendidikan yang ingin belajar dan mengetahui cara beternak lebah. Laporan penjualan setiap hari dicatat oleh bagian keuangan, selain itu bagian keuangan juga menjadi kasir gaji tiap awal bulan. Sedangkan, bagian accounting bertugas membuat rekapitulasi semua laporan keuangan kantor, kedai dan pengecer PT. Madu Pramuka. Saat ini, volume penjualan produk perusahaan menunjukkan peningkatan, sehingga menyebabkan perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan mendirikan beberapa kedai (counter) di beberapa tempat yang potensial maupun menambah fasilitas perusahaan, seperti taman wisata lebah. Keuangan PT. Mutiara Tugu Ibu saat ini stabil.Sistem pencatatan laporan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan.Semua transaksi keuangan penjualan produk madu menggunakan faktur.Transaksi penerimaan dan pengeluaran perusahaan dicatat dalam laporan keuangan setiap harinya. Setiap akhir bulan
32
33
laporan keuangan ini akan diaudit oleh pihak Rumah Sakit Tugu Ibu. Saat ini penjualan produk madu pada perusahaan ini belum meningkat pesat.Hal ini disebabkan letak penjualan yang belum diketahui banyak masyarakat.Keuntungan dari kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Data Asumsi Keuntungan PT. Madu Pramuka dan PT. MTI Komponen
PT. MaduPramuka
PT. MutiaraTuguIbu
20.986
17.047
Penjualanmadu (kg/bulan) Pendapatandaripenjualanmadu(R p/bulan)
3.147.900.000
2.557.050.000
Pembelianmadu (Rp/bulan)
944.370.000
767.115.000
Biayakemasan (Rp/bulan)
167.888.000
136.376.000
Total biayapembelian dan kemasan madu (Rp/bulan)
1.112.258.000
903.491.000
Keuntungandaripenjualanmadu (Rp/bulan)
2. 035.642.000
1.653.559.000
Asumsi: Hargapenjualanmadu = Rp 150/mg Hargapembelianmadudaripetani = Rp 45.000/kg Hargakemasan = Rp 8.000/kg (diperolehdari internet)
Keuntungan
diperoleh
dengan
mengansumsikan
pengeluaran
dan
pendapatan dari masing-masing perusahaan melalui perhitungan dari penjualan per bulan.Dengan mengansumsikan harga madu RP.150/mg, harga madu Rp. 45.000/kg dan harga kemasan Rp. 8000/kg.Data penjualan madu per bulan diperoleh dari keterangan dari masing-masing perusahaan.Tabel 9 menjelaskan bahwa keuntungan dari penjualan madu dari masing-masing perusahaan per bulannya berbeda, namun perbedaannya tidak terlalu tinggi. Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan produk yang dihasilkan, harga produk, promosi, dan distribusi perusahaan.Pemasaran PT. Madu Pramuka terdiri dari dua jenis, yaitu pemasaran indoor dan outdoor.Pemasaran indoor melayani pengelolaan toko (counter), sedangkan pemasaran outdoor melayani penjualan melalui pengecer dan pembelian dari pihak perusahaan. Perusahaan saat ini memiliki dua buah toko di daerah Cibubur, satu buah toko masing-masing di kantor Kwarnas Pusat, Serang, Cilegon, Tangerang, Gringsing, Semarang, dan Yogyakarta. Selain itu, perusahaan sedang fokus dalam memperluas daerah
33
34
pemasaran dengan mendirikan kedai di beberapa daerah yang belum dimasuki dan berupaya menambah jumlah tenaga pemasar outdoor. Sistem penentuan harga produk PT. Madu Pramuka berdasarkan pada besarnya biaya produksi. Perusahaan akan menaikkan harga, apabila biaya produksi mengalami kenaikan. Pembelian produk dalam volume besar dan kontinu oleh konsumen dan agen, akan mendapatkan diskon 10%-20% untuk madu botol dan 25% untuk madu curah sedangkan sistem penentuan harga pada PT. MTI berdasarkan harga dari pemasok. Oleh karena itu, produk madu pada perusahaan ini lebih murah daripada PT. Madu Pramuka.Keterjangkauan harga ini dapat memperkenalkan produk madu dan diharapkan konsumen lebih loyal pada perusahaan ini.Sama halnya dengan PT. Madu Pramuka, PT. MTI juga memberikan bonus kepada konsumen dan agen sebesar 10%-15% untuk pembelian dalam jumlah besar. Konsumen produk PT. Madu Pramuka dari kalangan perusahaan, antara lain PT. Khong Guan Indonesia dan PT. Mecosin yang membeli madu dalam bentuk curah.Konsumen produk PT. Madu Pramuka, terdiri dari empat jenis, yaitu (1) Koperasi, (2) Apotek, toko obat dan jamu. (3) Mini market, swalayan dan warung (4) Individu. Sistem pembayaran oleh pengecer adalah konsinyasi, dengan alasan untuk mengurangi resiko yang didapat pengecer dari menjual madu.Apabila salah satu jenis produk yang dijual tidak laku, maka dapat diganti dengan jenis produk yang banyak diminta oleh konsumen. Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya (Kotler dan Armstrong, 1997). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih bentuk-bentuk promosi yang tepat agar tujuan promosi dapat dicapai.promosi yang dilakukan oleh PT. Madu Pramuka tergolong masih sederhana, yaitu melalui penyebaran pamflet, promosi dari mulut ke mulut/mouth promotion dan mengikuti pameran yang diadakan oleh Departemen Kehutanan maupun Kwartir Nasional. Perusahaan juga mengirimkan surat penawaran jasa pelatihan beternak lebah kepada Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga pernah mendapat liputan media massa (televisi, surat kabar, dan majalah) serta kunjungan dari lembaga pendidikan dan perusahaan yang tertarik dengan beternak lebah maupun terapi
34
35
sengat lebah, memberi keuntungan dengan semakin dikenalnya perusahaan oleh masyarakat sedangkan PT. MTI, promosi produk dilakukan dengan sering mengikuti pameran, melalui brosur, dan surat kabar. Kegiatan pameran lebih sering dilakukan oleh perusahaan ini, agar masyarakat lebih mengenal keberadaan MTI. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan sistem konsinyasi yaitu menitipkan produk ke toko-toko atau swalayan di Al-Amin Bara, dan Al-Amin Dramaga, serta melalui agen-agen dengan sistem pesan antar. Penelitian dan Pengembangan Menurut Jauch dan Glueck (1995), faktor penelitian dan pengembangan merupakan keunggulan strategi karena dapat menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan untuk pemasaran dan mengarahkan kepada peningkatan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan dari biaya melalui efesiensi. PT. Madu Pramuka saat ini fokus dalam bidang pengembangan bibit lebah unggul dan pelatihan untuk konsumen yang berminat dibidang perlebahan.Selain itu divisi penelitian dan pengembangan juga mengembangkan aphiteraphy (terapi sengatan lebah).Terapi ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit dalam seperti hipertensi, gangguan rahim, asam urat, reumatik dan lain-lain. PT. Mutiara Tugu Ibu saat ini juga melakukan hal yang sama dengan PT. Madu Pramuka yaitu mengadakan pelatihan untuk konsumen yang ingin beternak lebah. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan lebih banyak produk, yaitu sabun madu padat, cair, tetes mata madu serta shampoo madu.Hal ini yang menjadi kekuatan bagi perusahaan ini. Kedua perusahaan juga bekerja sama dengan pihak luar seperti PT. MTI bekerja sama dengan laboratorium Institut Pertanian Bogor untuk membuat produk-produk seperti sabun danshampoo madu, sedangkan PT. Madu Pramuka bekerja sama dengan peternak untuk menjamin keaslian madu yang diperoleh, begitu juga halnya dengan PT. MTI. Identifikasi Lingkungan Eksternal Menurut David (2004), lingkungan eksternal terbagi menjadi empat faktor yaitu ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, hukum dan pemerintahan; dan persaingan.
35
36
Ekonomi Faktor ekonomi berpengaruh terhadap penjualan produk madu.Harga madu bervariasi bergantung pada musim, pada musim hujanlebah lebih lama tinggal dalam sarang dan tidak mencari pakan (foraging) sehingga, madu yang dihasilkan sedikit, dan mengakibatkan harga madu meningkat. Masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke bawah akan berpikir panjang untuk membeli madu, dikarenakan madu bukan merupakan kebutuhan pokok, sedangkan untuk masyarakat yang memilki ekonomi menengah ke atas akan lebih mudah untuk mengkonsumsi madu. PT. Madu Pramuka memiliki konsumen yang rata-rata adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki konsumen berekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas.Perbedaan jenis konsumen ini disebabkan berbedanya letak kedua perusahaan. PT. Madu Pramuka terletak di dekat tol sehingga dekat dengan akses ke kota. Pendapatan masyarakat kota rata-rata tinggi, sehingga untuk membeli madu bukan hal yang sulit, karena madu mereka menganggap madu juga merupakan kebutuhan primer untuk kesehatan. Berbeda dengan PT. MTI, letaknya yang kurang strategis serta jauh dari pusat kota sehingga konsumen untuk menengah ke atas sedikit. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Faktor sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap penjualan produk madu. Masyarakat yang mengerti akan hidup yang sehat akan mengerti manfaat madu dan akan membelinya. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu menerapkan sistem back to nature.Produk dari kedua perusahaan ini benar-benar produk alami tanpa campuran bahan-bahan lain pada produknya.Hal ini yang membuat
masyarakat
percaya
dan
tertarik
untuk
membeli
produk-
produknya.Namun saat ini sering beredar isu madu palsu. Isu tersebut ditanggulangi dengan cara tetap menjaga kualitas dari produk masing-masing perusahaan. Selain itu kedua perusahaan juga bekerjasama dengan pihak pemasok agar tetap menjaga kualitas madu melalui pengujian sampel madu oleh pihak pemasok sebelum diserahkan ke pihak perusahaan. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu bekerja sama dengan pemasok yang ada di daerah Jawa Tengah, Grinsing. Khusus untuk madu hutan kedua perusahaan ini bekerjasama dengan
36
37
pemasok di daerah Palembang dan Riau.Konsumen yang banyak membeli dan datang ke PT. Madu Pramuka dan Mutiara Tugu Ibu berasal dari Bogor, Depok dan Jakarta. Faktor demografi dari kedua perusahan ini adalah disebabkan banyaknya peternak lebah di Pulau Jawa, sehingga menyebabkan banyak perusahaan madu yang berdiri. Lokasi untuk PT. Madu Pramuka sudah dapat dikatakan strategis karena dekat dengan jalan tol sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui produknya, sedangkan PT. MTI, lokasi yang dimiliki kurang strategis dan kurang menarik karena sejajar dengan ruko-ruko usaha lain, sehingga menyulitkan konsumen untuk mengetahui keberadaan perusahaan ini. Politik, Hukum dan Pemerintahan Pemerintah sejak awal tahun 70-an telah
menggalakkan usaha
pembudidayaan lebah madu. Saat ini telah berkembang ratusan apiari, baik yang dikelola secara potensial dalam skala besar, maupun yang berskala kecil sebagai usaha sampingan.Namun demikian, secara kuantitas dan kualitas, perkembangan usaha perlebahan belum cukup menggembirakan dan potensi yang tersedia belum tergali sepenuhnya. Dalam rangka ikut mendorong usaha pemerintah untuk lebih memajukan perlebahan di Indonesia, Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang merupakan wadah masyarakat perlebahan, antara lain peternak, pengusaha madu, peneliti, dan pemerhati perlebahan menyelenggarakan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia. Keputusan dan kesepakatan-kesepakatan dari Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Munas API Indonesia ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional di bidang perlebahan. Politik, hukum dan pemerintahan berpengaruh terhadap usaha penjualan produk madu ini, karena untuk mendapat kepercayaan dari konsumen, diperlukan sertifikat halal dari pemerintah khususnya MUI dan standar SNI (Standar Nasional Indonesia) dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). PT. Madu Pramuka sudah memenuhi SNI dan PT. Mutiara Tugu Ibu telah mendapatkan sertifikat halal MUI No. 0112102820117 serta telah terdaftar di
37
38
Dinkes P-IRT No. 109327602328. Namun, kedua perusahaan ini masih mengalami kesulitan untuk mengekspor produk madu ke negara lain disebabkan kelembaban di Indonesia tinggi sehingga meningkatkan kadar air pada madu. Persaingan Persaingan memang selalu menjadi hal yang tak asing dalam menjalankan suatu usaha.Persaingan merupakan suatu motivasi untuk perusahaan untuk lebih meningkatkan produk-produk yang dihasilkannya. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu bersaing dengan perusahaan madu lainnya, seperti Madu Nusantara, Madu Rasa dan Madu Perhutani.Banyaknya perusahaan madu yang terdapat di Pulau Jawa disebabkan banyaknya peternak lebah yang terdapat di Pulau Jawa. Persaingan dalam usaha produk lebah tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi terutama dari luar negeri, seperti madu kelengkeng dari Thailand yang memiliki kualitas yang tinggi dan harga relatif terjangkau oleh konsumen. Namun, hal itu ditanggulangi dengan tetap mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga konsumen tetap percaya dan tak berpindah ke tempat yang lain. PT. Madu Pramuka mempertahankan kualitas dengan tetap menjaga keaslian madu yang diproduksi. Begitu juga dengan PT. Mutiara Tugu Ibu, perusahaan ini menjaga keaslian produk dan menstabilkan kadar air madu yang dihasilkan untuk mempertahankan kualitas madu yang diproduksi. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal Berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal, maka diidentifikasi faktor yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari masing-masing perusahaan.Berikut ini adalah tabel kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari masing-masing perusahaan berdasarkan keterangan dari pihak kepala personalia manajemen dan bagian pemasaran.
38
39
Tabel 10. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancamanpada PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Faktor Internal Skor Kekuatan MTI Skor Kekuatan (S) Pramuka 1. Sifat Kekeluargaan tinggi 0,340 1. Strategi harga bagus 0,320 2. Lokasi strategis 0,328 2. Produk yang berkualitas 0,288 0,328 3. Produk yang berkualitas 0,320 3. Sifat Kekeluargaan tinggi 0,244 4. Jumlah agen banyak 0,284 4. Kemasan produk menarik 0,234 5. Kedisiplinan karyawan tinggi 0,264 5. Keramahan karyawan 0,225 6. Keramahan karyawan 0,231 6. Peralatan dan teknologi 0,192 7. Kondisi keuangan stabil
0,126
Subtotal Kelemahan (W) Pramuka
1,893 Skor 1. Variasi produk 0,276 2. Strategi harga 0,160 3. Kemasan Produk 0,160 4. Kegiatan promosi 0,138 5. Potongan harga/produk gratis. 0,126 6. Struktur organisasi dan 0,116 pembagian tugasnya 7. Peralatan dan teknologi yang 0,116 masih rendah. Subtotal 1,095 Total Skor IFE 2,988 Faktor Eksternal Peluang (O) Pramuka
1. Kepercayaan konsumen 2. Kemitraan dengan pihak lain 3. Produk selain madu 4. Banyaknya jumlah penduduk 5. Kondisi ekonomi di Indonesia. 6. Perkembangan teknologi
Skor 0,304 0,249 0,192 0,180 0,135 0,120
yang mencukupi 7. Variasi Produk tinggi 8. Potongan harga/produk gratis 9. Kedisiplinan karyawan Subtotal Kelemahan (W) MTI
1. lokasi kurang strategis 2. Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 3. Kegiatan Promosi 4. Jumlah Agen 5. Kondisi keuangan
0,165 0,165 0,156 1,989 Skor 0,234 0,156 0,078 0,075 0,075
Subtotal Total Skor IFE
0,618 2,607
Peluang (O) MTI
Skor 0,294
1. Kemitraan dengan pihak lain 2. Perkembangan teknologi 3. Produk selain madu 4. Banyaknya jumlah penduduk 5. Kondisi ekonomi di Indonesia. 6. Penetapan harga jual
0,270 0,222 0,201 0,128 0,128
39
40
7. Kekuatan tawar menawar dengan pembeli
0,120
Subtotal
1,180
Subtotal
1,363
Ancaman (T) Pramuka
Skor 0,285
Ancaman (T) MTI
Skor 0,360
1. Kekuatan tawar menawar dengan pembeli. 2. Persaingan yang relatif tinggi 3. Terbatasnya jumlah produksi madu 4. Banyaknya jenis merek madu 5. Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 6. Pengaruh BBM terhadap produksi madu. 7. Penetapan harga jual 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor 9. Kekuatan tawar menawar dengan pemasok Subtotal Total Skor EFE
0,256 0,249 0,228 0,220 0,207 0,180 0,172 0,152
1,949 3,129
1. Terbatasnya jumlah produksi madu 2. Kepercayaan konsumen 3. Banyaknya jenis merek madu 4. Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 5. Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 6. Pengaruh BBM terhadap produksi madu. 7. Persaingan yang relatif tinggi 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor Subtotal Total Skor EFE
0,276 0,128 0,120 0,114
0,110 0,110 0,038 1,246 2,609
Kekuatan (Strengths) Kekuatan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu dapat dilihat pada Tabel 10. Kekuatan utama dari PT.Madu Pramuka adalah sifat kekeluargaan yang kuat antara karyawan dan atasan (0,340), sifat kekeluargaan ini diperoleh dengan mengadakan olahraga rutin setiap minggu, serta sering mengadakan pertemuan bersama karyawan dan atasan untuk mempererat tali persaudaraan antara karyawan dan atasan. Selain itu, PT. Madu Pramuka juga menerapkan prinsip kepramukaan yaitu kebersamaan.Sifat kekeluargaan juga merupakan kekuatan bagi PT. Mutiara Tugu Ibu, namun terletak di posisi ketiga.Lokasi strategis (0,328) merupakan kekuatan kedua dari PT. Madu Pramuka.Hal ini disebabkan lokasinya dengan dengan akses jalan tol yang memudahkan konsumen mengetahui perusahaan ini. Produk berkualitas (0,320) merupakan kekuatan ketiga terkuat dari PT. Madu Pramuka, karena produk yang dimiliki PT. Madu Pramuka masih belum memenuhi standar SNI untuk kadar airnya yaitu 24%-25%,
40
41
sedangkan di PT. Mutiara Tugu Ibu produk berkualitas menjadi kekuatan di posisi kedua, karena di perusahaan ini sudah dilakukan pengurangan kadar air pada madu, sehingga madu lebih berkualitas tinggi. Kekuatan pertama PT. Mutiara Tugu Ibu adalah strategi harga yang baik, perusahaan ini bermitra dengan peternak-peternak binaan sehingga madu yang diperoleh dari peternak tentu lebih murah.Kemitraan sangat penting dilakukan, dimana kedua belah pihak saling menguntungkan tanpa diwarnai oleh rasa ingin menguasai satu sama lain (Jemsly Hutabarat, 1996). Kelemahan (Weakness) Kelemahan utama dari PT. Madu Pramuka adalah variasi produk (0,276), produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini masih tergolong sederhana. Perusahaan ini jarang melakukan penelitian dan memiliki motto madu yang dihasilkan harus sealami mungkin. Perusahaan ini belum menawarkan produkproduk lebah madu lain seperti sabun madu, shampoo madu, serta cream madu seperti yang terdapat pada MTI. Strategi harga (0,160) dan kemasan produk (0,160) merupakan kelemahan kedua pada PT. Madu Pramuka. PT. Madu Pramuka harga ditentukan dengan melihat besarnya biaya produksi, jika harga produksi meningkat, maka harga produk juga akan ikut meningkat. Produk yang mahal menjadi kelemahan bagi perusahaan ini.Kemasan produk yang kurang menarik menjadi suatu kelemahan untuk perusahaan ini.Kemasan yang digunakan belum terdapat komposisi, kegunaan serta aturan pakai dari produk, sehingga hal tersebut membuat konsumen kurang mengerti dalam pemakaian produk. Menurut Cenadi (1999), sebagai media komunikasi kemasan harus menerangkan dan mencerminkan produk, citramerek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahamidan diingat. Kelemahan ini justru menjadi kekuatan bagi PT. Mutiara Tugu Ibu.Kelemahan utama PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kegiatan promosi (0,078). Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan ini juga tergolong jarang dilakukan oleh perusahaan ini. Promosi produk madu pada perusahaan ini juga banyak dilakukan melalui mulut ke mulut serta melalui pameran, yang hamper dilakukan beberapa bulan sekali.Kelemahan kedua dan ketiga adalah jumlah agen dan kondisi keuangan (0,075), Jumlah agen yang belum mencukupi membuat produk dari perusahaan ini kurang dikenal oleh masyarakat
41
42
luas, khususnya masyarakat Jakarta, Bekasi, dan Jawa Barat.Kondisi keuangan pada perusahaan ini saat ini masih stabil, namun belum meningkat, karena kurangnya pembelian madu oleh konsumen pada perusahaan ini. Hal ini disebabkan kurang tahunya masyarakat akan keberadaan produk ini. Kedua kelemahan ini menjadi kekuatan bagi PT. Madu Pramuka. Peluang (Opportunities) Peluang utama dari PT. Madu Pramuka adalah kepercayaan konsumen (0,304), Perusahaan ini sudah cukup dikenal masyarakat, disamping karena sudah berdiri sejak lama, perusahaan ini selalu menjaga kualitas produknya. Hal itu membuat konsumen percaya akan produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini, namun bagi PT. Mutiara Tugu Ibu ini merupakan ancaman karena masyarakat belum lama mengenal produk yang ditawarkannya. Peluang kedua pada PT. Madu Pramuka adalah kemitraan dengan pihak lain (0,249). Perusahaan ini bekerja sama dengan industri obat. Namun di PT. Mutiara Tugu Ibu, kemitraanmerupakan kekuatanutama (0,294). PT. Mutiara Tugu Ibu bekerja sama dengan peternak binaan untuk memperoleh pasokan madu yang murah serta bekerja sama dengan RS. Tugu Ibu Depok untuk penjualan madu ke pasien-pasien rawat inap.Peluang ketiga PT. Madu Pramuka adalah produk selain madu (0,192).Perusahaan ini selain menjual madu juga menjual royal jelly dan propolis.Peluang ini merupakan peluang ketiga pada PT. Mutiara Tugu Ibu. Peluang kedua pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah perkembangan teknologi (0,270), perusahaan ini sudah melakukan teknologi pengurangan kadar air pada madunya. Ancaman (Threats) Ancaman utama bagi PT. Madu Pramuka adalah kekuatan tawar menawar dengan pembeli (0,285), karena konsumen terbesar perusahaan ini adalah industri maka pihak industri meminta harga yang relatif murah sehingga menjadi ancaman bagi perusahaan ini.Ancaman ini merupakan peluang bagi PT. Mutiara Tugu Ibu, namun tidak terlalu berpengaruh. Ancaman kedua bagi
PT. Madu Pramuka
adalah persaingan yang relatif tinggi (0,256). Persaingan ini disebabkan karena banyaknya peternak lebah yang berada di Pulau Jawa, sehingga perusahaan madu juga semakin bertambah banyak.Ancaman ketiga bagi PT. Madu Pramuka adalah 42
43
terbatasnya jumlah produksi madu (0,249).Ancaman ini juga merupakan ancaman utama bagi PT. Mutiara Tugu Ibu (0,360).Terbatasnya jumlah produksi madu disebabkan karena musim yang tidak menentu di Indonesia. Ancaman kedua bagi PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kepercayaan konsumen (0,276).Perusahaan ini belum lama berdiri sehingga konsumen belum banyak mengetahui tentang produk-produk yang dihasilkan perusahaan ini.Ancaman ketiga adalah banyaknya jenis merek madu (0,128). Hal ini menyebabkan perusahaan ini akan terancam kehilangan konsumen, sehingga harus tetap menjaga kualitasnya. Nilai IFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Nilai IFE PT. Madu Pramuka adalah 2,988 berarti memiliki faktor internal yang cukup kuat sehingga jika perusahaan ingin mengembangkan perusahaannya maka harus mengurangi kelemahannya yaitu meningkatkan variasi produk, menghasilkan produk dengan harga bersaing serta memperbaiki kemasan produk menjadi
lebih
menarik,
keinginanperusahaan
seperti
untuk
dapat
yang
dikatakan
bersaing,
Gudmundsson
mendorongperusahaan
(2004), untuk
senantiasa mencari danmengembangkan cara yang lebih efektif danefisien dalam merancang, memproduksi, dan memasarkan berbagai jenis produk yangberguna bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Menyikapihal tersebut, perusahaan dituntut
untuksenantiasa
berinovasi
dalam
mengembangkanproduk
baru.sedangkan IFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,607. Hal ini berarti faktor internal tidak sekuat PT. Madu Pramuka, maka perusahaan ini harus meningkatkan
kekuatannya
dan
mengurangi
kelemahannya,
yaitu
mempertahankan harga produk, lebih meningkatkan kualitas produk lagi serta meningkatkan promosi, seperti iklan via internet, pameran, bonus-bonus serta menambah jumlah agen. Nilai EFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Nilai EFE PT. Madu Pramuka adalah 3,129, berarti faktor eksternal sangat berpengaruh pada usaha perusahaan ini terutama pada ancaman (1,949) daripada peluang (1,180), maka perusahaan ini harus mengantisipasi ancaman dengan meningkatkan peluang seperti mengatasi persaingan dengan meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan kemitraan untuk menambah suplier dan 43
44
jumlah industri serta menambah produk selain madu untuk mengurangi persaingan. Dengan mengadakan kemitraan, maka sedikit banyak dapat membantu perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui bantuan dari pihak lain sebagai mitra (Nuryanto, 2009). Nilai EFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,609, berarti pengaruh eksternal bagi
perusahaan
ini
tidak
sebesar
pada
PT.
Madu
Pramuka
pengaruhnya.Pengaruhnya terletak pada peluang yaitu 1,363. Oleh karena itu, perusahaan ini perlu melakukan upaya untuk memanfaatkan peluang, seperti tetap menjaga kemitraan dengan pihak lain agar terpenuhinya stok madu, serta tetap menerapkan teknologi untuk menjaga kualitas madu sehingga menigkatkan kepercayaan konsumen. Matrik IE (Internal-Eksternal) Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE dari masing-masing perusahaan dapat ditentukan posisi masing-masing perusahaan melalui matriks IE.Grafik berikut ini merupakan matriks IE dari PT. Madu Pramuka. Total Skor IFE Total Skor EFE 4,0 Tinggi
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0
Lemah 1,0
II I
3,0 Sedang
(2,988;3,129)
III
(2,607; 2,609)
IV
V
VI
2,0 Rendah VII
VIII
IX
Gambar 7.Grafik Matriks IE pada Perusahaan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu
44
45
Keterangan: I, II, IV III, V, VII VI VIII IX
: tumbuh/bina (growth/build) : pertahankan/pelihara (hold and maintain) : penciutan : divestasi : likuidasi : posisi PT. Madu Pramuka : posisi PT. Mutiara Tugu Ibu
Grafik di atas menunjukkan bahwa Perusahaan PT. Madu Pramuka terletak pada tumbuh atau bina, yaitu pada posisi II, karena IFE dan EFE-nya bernilai masing-masing 2,988 dan 3,129. Strategi yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) (David, 2004).Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan madu PT. Mutiara Tugu Ibu terletak pada posisi V yaitu pertahankan/ pelihara. Total skor masing-masing IFE 2,607 dan EFE 2,609. Strategi yang tepat dan paling umum digunakan adalah strategi pentrasi pasar dan pengembangan produk, yaitu produk yang telah ada dikembangkan lagi menjadi lebih baik (David, 2004). Pengembangan produk berupa menambah produk diversifikasi seperti peralatan beternak lebah dan menjual bibit lebah. Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2006), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).Berikut ini adalah hasil analisis SWOT pada masing-masing perusahaan.
45
46
Tabel 11. Matriks SWOT pada PT. Madu Pramuka Kekuatan(S) Analisis 1. Sifat kekeluargaan antara SWOT Apiari Pramuka karyawan dan atasan 2. Produk yang berkualitas Faktor Internal 3. Lokasi strategis 4. Keramahan karyawan 5. Jumlah agen 6. Kondisi keuangan 7. Kedisipilinan karyawan
Faktor Eksternal Peluang(O) 1. Perkembangan teknologi 2.Kondisi ekonomi di Indonesia 3.Banyaknya jumlah penduduk 4. Produk Selain madu 5. Kepercayaan konsumen 6.Kemitraan dengan perusahaan lain
Kelemahan(W) 1. Strategi harga 2.Kemasan produk 3.Kegiatan promosi 4. Variasi produk 5.Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 6.Potongan harga/produk gratis 7.Peralatan dan teknologi yang masih rendah
Strategi S-O Strategi W-O 1. Mempertahankan kualitas produk 1. Meningkatkan promosi dan untuk menambah kepercayaan mengadakan potongan harga untuk konsumen dan memanfaatkan sifat memperkenalkan produk selain madu (W3, W6, O3, O7) kekeluargaan untuk bermitra dengan perusahaan lain (S1, S2, O6, O7)
Ancaman(T) Strategi S-T Strategi W-T 1.Banyaknya jenis merek madu 1. Mempertahankan kualitas produk 1. Menggunakan kemasan yang 2.Terbatasnya jumlah produksi dan mempertahankan jumlah agen menarik, menambah kegiatan madu untuk mengurangi persaingan promosi serta membuat potongan 3. Pengaruh BBM terhadap proses yang relatif tinggi. (S2, S3, S5, harga untuk mengurangi produksi S6, T1, T2, T5) persaingan. (W2, W3, W6, T1, 4.Kekuatan tawar menawar T7) dengan pemasok 5.Kekuatan tawar menawar dengan pembeli 6.Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 7.Persaingan yang relatif tinggi 8.Sulitnya birokrasi untuk ekspor 9. Penetapan harga jual
46
47
Tabel 12. Matriks SWOT pada PT. Mutiara Tugu Ibu Analisis SWOT MTI Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan(S) 1.Sifat kekeluargaan antara karyawan dan atasan 2. Produk yang berkualitas 3. Strategi harga 4. Kemasan produk 5. Kedisiplinan karyawan 6. Keramahan karyawan 7. Variasi produk 8. Potongan harga/ produk gratis 9.Peralatan dan teknologi mencukupi
KELEMAHAN(W) 1.Kegiatan promosi yang kurang 2. Jumlah agen 3. Kondisi keuangan 4.Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 5. Lokasi strategis
Peluang(O) 1. Perkembangan teknologi 2.Kondisi ekonomi di Indonesia 3.Banyaknya jumlah penduduk 4. Produk Selain madu 5.Kekuatan tawar menawar dengan pembeli 6.Kemitraan dengan perusahaan lain. 7. Penetapan harga jual.
Strategi S-O Strategi W-O 1. Memanfaatkan teknologi yang 1. Menambah jumlah agen modern untuk menghasilkan produk dan meningkatkan selain madu berupa produk promosi dengan diversifikasi, sehingga pameran, membuat toko meningkatkan jumlah konsumen menjadi lebih menarik , dan memenuhi kebutuhan serta bermitra dengan konsumen (S2, S7, S9, O1, O3, O5, perusahaan lain (W1, O6) W2, O6).
Ancaman(T) 1.Banyaknya jenis merek madu 2.Terbatasnya jumlah produksi madu 3.Pengaruh BBM terhadap proses produksi 4. Kepercayaan konsumen 5.Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 6.Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 7.Persaingan yang relatif tinggi 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor
Strategi S-T Strategi W-T 1. Menggunakan variasi produk dan 1. Meningkatkan promosi memanfaatkan kemasan produk serta menambah jumlah yang menarik serta agen untuk menghadapi mempertahankan kualitas untuk persaingan yang tinggi memgurangi persaingan yang relatif (W1,W2,O1,O5). tinggi dan menambah kepercayaan konsumen (S2, S4, S7, T1, T4, T7)
Berdasarkan Tabel 11 dan 12 strategi yang dihasilkan melalui analisis SWOT pada masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:
47
48
Strategi S-O Pada perusahaan PT. Madu Pramuka strategi yang dihasilkan adalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen memanfaatkan sifat kekeluargaan yang kuat antar karyawan dan atasan untuk bermitra dengan perusahaan lain (S1,S2,O6,O7), sedangkan pada PT. Mutiara Tugu Ibu, strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk lain berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen (S2, S7, S9, O1, O3,O5, O6). Strategi S-T Strategi S-T pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah mempertahankan kualitas produk dan menambah jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi (S2, S3, S5, S6, T1, T2, T5), sedangkan pada perusahaan PT. MTI, strategi S-T yang diperoleh adalah meningkatkan variasi produk, membuat kemasan madu semenarik mungkin serta mempertahankan kualitas produk (S2, S3, S4, S7, T1, T2, T5). Strategi W-O Strategi W-O pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu (W3, W6, O3, O7), sedangkan pada PT. MTI, strategi yang disarankan adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan bermitra dengan perusahaan lain serta memperbaharui pamflet toko menjadi lebih menarik (W1, W2, O9) Strategi W-T Strategi W-T pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah menggunakan kemasan yang menarik serta menambah kegiatan promosi ( W2, W3, W6, T1, T2, T7), sedangkan pada PT. MTI meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi. (W1, W2, O1, O5).
48
49
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Strategi yang diperoleh dari SWOT merupakan alternatif strategi yang dapat dijalankan namun pemilihannya banyak faktor yang menentukan seperti dana yamg tersedia, prioritas perusahaan dan sumber daya manusia, Pemilihan strategi dapat diperoleh dari analisis QSPM. Berdasarkan Tabel 13 diperoleh urutan dari masing-masing strategi pada PT. Madu Pramuka.Urutan pertama adalahmeningkatkan
promosi
dan
mengadakan
potongan
harga
untuk
memperkenalkan produk selain madu dengan nilai Total Atractiveness Score (TAS) sebesar 16,732. Alternatif strategi kedua adalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen dan memanfaatkan sifat kekeluargaan untuk bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS sebesar 15,779. Alternatif strategi ketiga adalah mempertahankan kualitas produk dan mempertahankan jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi dengan nilai TAS sebesar 15,661. Alternatif keempat yaitu menggunakan kemasan yang menarik, menambah kegiatan promosi serta membuat potongan harga untuk mengurangi persaingan dengan nilai TAS sebesar 14,335. Alternatif strategi pertama pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan pameran, membuat toko menjadi lebih menarik, serta bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS 13,976. Alternatif strategi kedua adalah menggunakan variasi produk dan memanfaatkan kemasan produk yang menarik serta mempertahankan kualitas untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi dan menambah kepercayaan konsumen dengan nilai TAS 13,418.Alternatif strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk selain madu berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan nilai TAS 12,347.Alternatif strategi ketiga adalah meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi dengan nilai TAS 11,775.
49
0,340 0,320 0,328 0,231 0,284 0,276 0,264
0,160 0,160 0,138 0,126 0,116 0,126 0,116
0,120 0,135 0,180 0,180 0,192 0,304 0,249 0,228 0,249 0,207 0,152 0,285 0,220 0,256 0,172
W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 TOTAL
Bobot
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
FaktorFaktor Strategis
3,00 1,00 2,00 2,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00
2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00
0,360 0,135 0,360 0,360 0,576 1,216 0,747 0,684 0,747 0,414 0,456 0,855 0,220 0,768 0,172 15,779
0,320 0,480 0,276 0,378 0,232 0,378 0,348
QSPM1 TAS 1,020 1,280 0,656 0,693 0,568 0,552 0,528
2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 1,00 2,00 4,00 1,00 4,00 2,00
4,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00 4,00 2,00
0,240 0,135 0,540 0,540 0,576 0,608 0,747 0,684 0,498 0,207 0,304 1,140 0,220 1,024 0,344 16,732
0,640 0,640 0,552 0,378 0,232 0,378 0,348
QSPM2 TAS 0,680 0,960 0,656 0,693 1,136 1,104 0,528
2,00 1,00 2,00 3,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00 1,00 2,00 3,00 1,00 4,00 1,00
2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 4,00
AS 2,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00
QSPM3
Alternatif Strategi
0,240 0,135 0,360 0,540 0,768 0,912 0,498 0,648 0,498 0,207 0,304 0,855 0,220 1,024 0,172 15,661
0,320 0,480 0,414 0,378 0,232 0,378 0,464
TAS 0,680 1,280 0,984 0,462 0,852 0,828 0,528
2,00 1,00 2,00 3,00 4,00 2,00 2,00 3,00 1,00 1,00 2,00 4,00 1,00 4,00 2,00
3,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 1,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 1,00
QSPM4
0,240 0,135 0,360 0,540 0,768 0,608 0,498 0,648 0,249 0,207 0,304 1,140 0,220 1,024 0,344 14,335
0,480 0,640 0,552 0,378 0,232 0,378 0,348
TAS 0,340 0,640 0,656 0,462 0,852 0,828 0,264
Tabel Matriks QSPM (Quantitative Planning Matrix) pada PT. Madu Pramuka Tabel13.Hasil 13. Hasil Perhitungan Perhitungan Matriks QSPM (Quantitative StrategicStrategic Planning Matrix) pada PT. Madu Pramuka
50
50
0,244 0,288 0,320 0,234 0,234 0,225 0,165 0,165 0,192
0,078 0,075 0,075 0,156 0,156
0,270 0,128 0,201 0,128 0,222 0,120 0,294 0,128 0,360 0,110 0,276 0,120 0,114 0,110 0,038
W1 W2 W3 W4 W5
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 TOTAL
Bobot
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
FaktorFaktor Strategis
4,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 1,00 3,00 1,00
2,00 2,00 3,00 1,00 1,00
AS 1,00 4,00 2,00 2,00 2,00 1,00 4,00 2,00 2,00
QSPM1
1,080 0,256 0,603 0,256 0,666 0,360 0,588 0,384 1,080 0,110 0,828 0,240 0,114 0,330 0,038 12,347
0,156 0,150 0,225 0,156 0,156
TAS 0,244 1,152 0,640 0,468 0,468 0,225 0,660 0,330 0,384
2,00 2,00 3,00 4,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 1,00 4,00 3,00
4,00 4,00 3,00 2,00 2,00
AS 1,00 3,00 3,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00
0,540 0,256 0,603 0,512 0,444 0,360 0,882 0,384 1,080 0,110 0,828 0,360 0,114 0,440 0,114 13,976
0,312 0,300 0,225 0,312 0,312
QSPM2 TAS 0,244 0,864 0,960 0,936 0,468 0,450 0,495 0,495 0,576
Alternatif Strategi
3,00 1,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 1,00 4,00 1,00 1,00 4,00 3,00
3,00 2,00 3,00 2,00 2,00
QSPM3 AS 1,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00
0,810 0,128 0,402 0,384 0,666 0,480 0,588 0,384 0,720 0,110 1,104 0,120 0,114 0,440 0,114 13,418
0,234 0,150 0,225 0,312 0,312
TAS 0,244 1,152 0,640 0,936 0,468 0,450 0,660 0,495 0,576
2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 4,00 3,00
4,00 4,00 3,00 2,00 2,00
AS 1,00 1,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00
QSPM4
0,540 0,128 0,603 0,384 0,666 0,480 0,588 0,384 0,360 0,110 0,552 0,120 0,114 0,440 0,114 11,755
0,312 0,300 0,225 0,312 0,312
TAS 0,244 0,288 0,960 0,702 0,468 0,675 0,495 0,495 0,384
Tabel 14.Hasil Perhitungan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) pada PT. Mutiara Tugu Ibu
51
51
52
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Faktor internal yang paling berpengaruh baik pada PT. Madu Pramuka maupun
pada
PT.
Mutiara
Tugu
Ibu
adalah
kekuatan
(1,893)
dan
(1,989).Kekuatan pada PT. Madu Pramuka adalah sifat kekeluargaan yang kuat antara atasan dan karyawan, sedangkan pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah strategi harga yang baik. Pengaruh faktor eksternal pada
PT. Madu Pramuka lebih besar
dibandingkanPT. Mutiara Tugu Ibu. Faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap PT. Madu Pramuka adalah ancaman, namun pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah peluang.
Ancaman terbesar bagi pada
PT. Madu Pramuka adalah
kekuatan tawar menawar dengan pembeli. Peluang terbesar bagi PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kemitraan dengan pihak lain Posisi PT. Madu Pramuka adalah pada posisi II yaitu tumbuh/bina, sedangkan
PT.
Mutiara
Tugu
Ibu
terletak
pada
posisi
V,
yaitu
pertahankan/pelihara. Strategi yang paling tepat untuk PT. Madu Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu adalah menambah jumlah agen, meningkatkan promosi, membuat toko menjadi lebih menarik, serta bermitra dengan perusahaan lain. Saran PT. Madu Pramuka perlu menambah kemitraan konsumen industri untuk meningkatkan kekuatan posisi tawar menawar dengan perusahaan, sebaliknya kemitraan yang perlu ditingkatkan
PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kemitraan
dengan peternak lebah sebagai supplier madu untuk menjamin kontinuitas produknya.
52
53
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahirobbil’alamin, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan puji dan syukur pada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kedua orang tua Penulis, Bapak H. Muhammad Zaki dan Almarhumah Ibu Hj. Salmah Panjaitan atas kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Terima kasih kepada Muhammad Fajar, Syaiful Azmi dan Khairiah atas perhatian dan kasih sayang yang sudah diberikan kepada Penulis. Ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, MS selaku dosen pembimbing utama dan Ir. Hotnida C. H. Siregar, M.Si selaku dosen pembimbing anggota yang telah sabar memberikan masukan, bimbingan dan arahan kepada Penulis serta Ir. Lucia Cyrilla ENSD, M.Si dan Dr.Ir. Heri Ahmad Sukria, M. Sc.Agr dan Zakiah Wulandari, S.TP. M.Si selaku dosen penguji dalam seminar dan ujian sidang Penulis.Tak lupa Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Yani, S. TP, M.Si.selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih kepada pihak PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu yang telah membantu dalam proses penelitian yang dijalani oleh Penulis. Tak lupa Penulis mengucapkan terima kasih kepada Magdalena Simatupang sebagai teman seperjuangan penelitian, Rizky Susti N, Asto Hadiyoso, Kukuh Diki K dan Dimas sebagai teman seperantauan, teman-teman seperjuangan semasa perkuliahan Kasih Febrina, Jenita, Khairul Bariyah, Roceyana, Ade F, Devianti, Bening, Fastasqi, Widi, Nur Indawati serta teman-teman IPTP 44 yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, teman-teman asisten TPTDU (Teknologi Pengolahan Telur dan Daging Unggas) Desti, Rahmah, Wulan, Icha, Walfitri terima kasih atas kerja samanya, teman-teman Kost Raihana Kasih, Danah, Vita, Nisa, Chae, Mega, Ratna, Yeni, Santi serta teman-teman asrama Mace, Sulis, Amel, Ashna, Risma Adelia. Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas amal baik Bapak/Ibu/Saudara/i. Amin. Bogor, Februari 2012
Penulis 53
54
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2004. Madu://www.bsn or. Id/SNI/madu.cpm. [15Februari 2011]. David, F. R. 2004. Manajemen Strategis. Terjemahan: PT. Indeks Kelompok Gramedia. PT. Gramedia, Jakarta. Gudmundsson, A., H. Boer, & M. Corso. 2004. The implementation process ofstandardisation. Journal of Manufacturing Technology Management,.Vol.15 (4), pp.335-342. Halim, M. N. A. & Suharno. 2001. Teknik Mencangkok Royal Jelly, Lebah Madu Apis mellifera liguistica dan Prospek Bisnis. Kanisius, Yogyakarta. Jauch, L. R. & W. F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijaksanaan Perusahaan. Terjemahan: Murad dan H. Sitanggang. Erlangga, Jakarta. Jemsly, H. 1996.” Integrasi Virtual Strategi Mitra Masa Kini”. Usahawan No.9. Th. XXV. Kotler, A. 1997.Dasar-dasar Pemasaran (Terjemahan).Edisi 7e. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jilid 1. Edisi VII. Prenhellindo, Jakarta. Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Penerbit Andy, Yogyakarta. Mamduh, H., & A. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. YKPN, Yogyakarta. Nuryanto.2009. Kemitraan PT Pelindo III dan UKM sebagai strategi dalam persaingan untuk mencapai kepuasan pelanggan. J. Sain dan Tek. Maritim.Vol. 7. Pearce II, A & R. B. JR, Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Terjemahan: A. Maulana. Binarupa Aksara, Jakarta. Pusat Perlebahan Apriari Pramuka. 2004. Lebah Madu, Cara Beternak dan Pemanfaatan. Penebar Swadaya, Jakarta. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia, Jakarta. Rivai, V. 2006.Manajemen Sumber DayaManusia untuk Perusahaan dari Teorike Praktik. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.. Saputra.2004. Analisis Pengaruh SistemKompensasi terhadap ProduktivitasKerja Karyawan Departemen ProduksiPT.Unitex Tbk. Bogor.Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor, Bogor. Sarwono, B. 2003. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Agromedia Pustaka, Jakarta. Sastratriatmadja, R. 1994. Beberapa khasiat royal jelly. Duta Rimba. 20. 173-174.
54
55
Sihombing, D. T. H.1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sihombing, D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Stein. I. 1986. Royal Jelly A Guide to Nature’s Richest health Food. Thorsons Publishing Group. Wellingborough. New York. Sutami, A. 2003.Pengaruh waktu penyimpanan dalam refrigerator terhadap komposisi kimia madu asli dan madu palsu.Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wirya, I.1999. Kemasan yang Menjual.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
55
56
LAMPIRAN
56
57
STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN PT. MUTIARA TUGU IBU DEPOK
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Kuisioner Penelitian Penentuan Bobot Dan Rating Faktor Startegis Internal Dan Eksternal IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden : Pekerjaan/jabatan
:
Alamat
:
Saya Khairani (D14070096) mahasiswi tingkat akhir jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) sangat berharap agar Saudara/i dapat menjawabnya secara objektif dan benar adanya, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. A. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan I. Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan Apriari Pramuka? 2. Apakah status badan hukum dari perusahaan Apriari Pramuka? 3. Sudah berapa lama berdiri perusahaan ini? 4. Apa visi, misi dan tujuan dari perusahaab Apriari Pramuka? 5. Fasilitas apa saja yang dimiliki perusahaan? 6. Bagaimana struktur organisasinya? Apa tugas dari masing-masing karyawan? II. Pertanyaan tentang analisis lingkungan internal. Sumber daya manusia 1. Berapakah jumlah karyawan? Apakah jumlah tersebut mencukupi? 2. Apakah jenjang pendidikan dari karyawan? 3. Fasilitas apakah yang diberikan pada karyawan? 4. Apakah ada pembinaan kepada karyawan?
57
58
Keuangan 5. Dalam kondisi bagaimanakah dilakukan penambahan jumlah karyawan? 6. Bagaimana kondisi keuangan dari perusahaan Apriari Pramuka? 7. Bagaimana cara penyetoran hasil penjualan toko? 8. Bagaimana cara penggajian kepada karyawan? 9. Tiap berapa waktu dilakukan audit keuangan? Produksi ` 10. Bagaimana sistem produksi dari perusahaan Apriari Pramuka? 11. Bagaimana proses penyediaan bahan baku dan ketersediaannya? 12. Bagaimana proses pengolahan yang dilakukan untuk menghasilkan produk madu? 13. Apakah ada produk yang gagal? Dan bagaimana cara mengatasinya? Pemasaran 14. Kemana saja produk madu Apriari Pramuka dipasarkan? 15. Dimana saja outlet yang dimiliki perusahaan Apriari Pramuka? 16. Bagaimana cara memasarkan produk ? 17. Bagaimana promosi dilakukan oleh perusahaan Apriari Pramuka? 18. Adakah kendala yang dihadapi pada waktu memasarkan produk? 19. Berapa penjualan produk madu setiap bulannya? 20. Jenis madu apa yang paling disukai konsumen? Penelitian dan pengembangan 21. Apakah yang dilakukan perusahaan Apriari Pramuka dalam pengembangan perusahaan Apriari Pramuka? III. Pertanyaan tentang analisis lingkungan Eksternal. Ekonomi 1. Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap perkembangan usaha? Politik ` 2. Bagaimana pengaruh kebijakan politik/hukum pemerintah terhadap kelanjutan usaha?
58
59
Sosial, budaya dan demografi 3. Apakah ada pengaruh dari sosial, budaya dan demografi terhadap jumlah madu yang terjual? Teknologi 4. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap perusahaan Apriari Pramuka? 5. Apakah ada produk subtitusi yang mempengaruhi perusahaan ini? Pemasok 6. Dimanakah letak wilayah pemasok madu perusahaan Apriari Pramuka? 7. Bagaimanakah kerjasama yang dilakukan terhadap pemasok? 8. Selain dengan pemasok, dengan siapa lagi perusahaan Apriari Pramuka menjalin kerjasama? Dan apakah manfaat yang diambil dari kerjasama tersebut? 9. Tiap berapa periode pemasok mengirimkan pasokan madunya, dan berapa total masing-masing dari jenis madunya? 10. Bagaimana proses pemesanan terhadap pemasok dilakukan? Dan bagaimana sistem pembayaran terhadap pemasok? Pelanggan 11. Fasilitas apa yang dapat diperoleh oleh pelanggan Apriari Pramuka? 12. Bagaimana pengaruh kekuatan pembeli di dalam perusahaan Apriari Pramuka? Pesaing 13. Siapa saja yang menajdi pesaing dari perusahaan Apriari Pramuka? Dan bagaimana menyikapinya? Pola kemitraan 14. Apakah pola kemitraan yang digunakan oleh perusahaan ini?mengapa? 15. Bagaimana perjanjian yang dibuat oleh perusahaan satu dengan yang lain dalam menjalankan kemitraan? 16. Bagaimana petunjuk teknis (SOP) untuk menjalankan kemitraan yang telah dipilih perusahaan ini? 17. Apakah keuntungan yang diperoleh dari kemitraan yang telah dilakukan oleh perusahaan ini?
59
60
IV. Pertanyaan tentang penentuan kekuatan dan kelemahan serta rating dari masing-masing aspek Internal. Petunjuk: 1. beri tanda (√) pada aspek yang merupakan kekuatan dan beri tanda (X) pada aspek yang merupakan kelemahan. 2. Berilah rating pada masing-masing aspek internal yang ada dalam usaha sesuai dengan keadaan sekarang. Keterangan: 4 = jika aspek tersebut merupakan kekuatan utama 3 = jika aspek tersebut merupakan kekuatan kecil 2 = jika aspek tersebut merupakan kelemahan kecil 1 = jika aspek tersebut merupakan kelemahan utama No. Aspek Lingkungan Internal 1. Sifat kekeluargaan yang kuat antara karyawan dan atasan 2 Produk yang berkualitas 3 Strategi harga 4 Kemasaan produk 5 Lokasi strategis 6 Keramahan karyawan 7 Kegiatan promosi Lanjutan 8 Jumlah agen 9 Variasi produk 10 Kondisi keuangan 11 Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 12 Kedisiplinan karyawan 13 Potongan harga/ produk gratis 14 Peralatan dengan teknologi yang masih rendah
Kekuatan
Kelemahan Rating
V. Pertanyaan tentang penentuan peluang dan Ancaman serta rating dari masing-masing aspek Eksternal. Petunjuk: 1. beri tanda (√) pada aspek yang merupakan peluang dan beri tanda (X) pada aspek yang merupakan ancaman.
60
61
2. Berilah rating pada masing-masing aspek internal yang ada dalam usaha sesuai dengan keadaan sekarang. Keterangan: 1 = untuk respon kurang atau dibawah rata-rata 2 = untuk respon rata-rata 3 = untuk respon diatas rata-rata 4 = untuk respon sangat tinggi No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Aspek Lingkungan Eksternal Perkembangan teknologi Kondisi ekonomi di Indonesia Banyaknya jenis merek madu Banyaknya jumlah penduduk Penetapan harga jual Terbatasnya jumlah produksi madu Produk subtitusi Pengaruh BBM terhadap prosesproduksi Kepercayaan konsumen Kekuatan tawar menawar dengan pemasok Kekuatan tawar menawar dengan pembeli Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu
peluang
ancaman
Rating
Persaingan yang relatif tinggi Sulitnya birokrasi untuk ekspor
V. Pertanyaan tentang penentuan bobot dari masing-masing aspekInternal danEksternal. Skala: 1 = jika faktor yang dinilai kurang penting dibandingkan dengan faktor pembanding 2 = jika faktor yang dinilai sama penting dibandingkan dengan faktor pembanding 3 = jika faktor yang dinilai lebih penting dibandingkan dengan faktor pembanding
61
62
4 = jika faktor yang dinilai lebih penting sekali dibandingkan dengan factor pembanding Lampiran 2.Tabel Penilaian Faktor Internal dan Eksternal PT. Madu Pramuka dan PT.Mutiara Tugu Ibu. Faktor internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
1
1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 6
2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4
2 2 1 2 2 2 1 3 2 5
Faktor eksterNal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
3
3 3
3 2 2
3 2 2 3
3 3 2 2 2
2 2 2 2 3 2
3 1 3 2 3 3 3
2 2 1 1 1 1 1 1
3 2 3 3 2 3 3 2 3
3 2 2 2 2 3 3 2 3 2
3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2
2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2
1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 8
2
3
4
5
6
7
8
9
3
1 2
1 2 2
1 2 2 2
1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 3
2 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 9
2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 2 9
1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 2 8
2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 9
2 1 3 1 1 1 2 1 3 2 7
1 1 2 2 2 2 2 2 4
1 3 1 1 1 1 1 3 2 5
1 2 2 2 1 1 2 5
3 2 2 2 2 1 3 3 3
1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1
3 3 2 3 2 32
1 1 1 1 1 3 1 8
1 2 2 2 2 4
2 2 2 1 3 3 3
11
12
1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 2 23
2 1 1 3 3 1
2 1 3 3 2
1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3
1 2 24
1 3 3 3
14 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1
Tot al 22 26 29 28 28 27 28 27 20 27 28 28 20 23 361
Bobo t 0,061 0,072 0,080 0,078 0,078 0,075 0,078 0,075 0,055 0,075 0,078 0,078 0,055 0,064 0,999 ~1
1 3 0
27
1 4
1 5
Tota l
Bobot
3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 27 27 28 27 29 31 23 38 23 25 24 23 16 41 420
0,090 0,064 0,064 0,067 0,064 0,069 0,074 0,055 0,090 0,055 0,060 0,057 0,055 0,038 0,098 1
3 4 0
1 5
62
63
1 Faktor internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
Fakto r ekster nal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
11
12
1 3
14
Tot al
Bobo t
2
1 2
3 2 2
2 2 2 2
2 3 3 3 2
3 2 2 2 2 3
2 2 2 2 2 3 2
3 2 2 3 2 3 2 3
3 3 3 3 2 2 3 3 3
2 2 2 3 2 3 2 3 3 3
3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3
3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2
31 29 29 29 26 28 25 30 25 23 21 24 23 21 364
0,085 0,080 0,080 0,080 0,071 0,077 0,069 0,082 0,069 0,063 0,058 0,066 0,063 0,058 1,000
2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3
2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3
2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6
1 1 1 2 1 2 1 2 2 4
2 2 1 2 2 2 2 2 7
1 1 1 1 2 1 2 2
1 1 2 1 2 27
1 1 1 1 2 9
2 2 2 31
1 1 28
2 2 9
31
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
Tot al
bobot
1
2 2
2 2 3
1 1 2 2
1 1 2 2 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1
17 19 24 19 25 23 27 29 32 32 35 36 27 40 35 420
0,040 0,045 0,057 0,045 0,060 0,055 0,064 0,069 0,076 0,076 0,083 0,086 0,064 0,095 0,083 0,998~ 1
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 7
1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2
2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 7
3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 1
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2 9
3 3 3 3 2 3 3 2 7
3 3 3 2 3 2 2 4
3 3 2 3 2 2 4
3 2 3 2 2 1
2 3 2 2 0
3 2 2 9
3 1 6
2 1
63
64
Lampiran 3. Perhitungan Matriks IFE dan EFE Madu Pramuka dan MT Perhitungan Matriks IFE Madu Pramuka dan MTI Faktor Internal
Bobot
Rating
Skor
Kekuatan (S) (1) 1
0,085 (0,061)
4 (4)
0,340 (0,244)
(2) 2
0,080 (0,072
4 (4)
0,320 (0,288)
(5) 3
0,082 (0,080)
4 (4)
0,328 (0,320)
(6) 4
(0,077) 0,078
3 (3)
(0,23) 0, 234
(8) 12
(0,071)0,078
(4) 2
(0,284) 0,156
(10)6
(0,063)0,075
(2)3
(0,126)0,225
(12) 9
(0,066) 0,055
(4) 3
(0,264)0,165
13
0,055
3
0,165
14
0,064
3
0,192
Kelemahan (W) (3) 7
(0,080)0,078
(2)1
(0,160) 0,078
(4) 8
(0,080) 0,075
(2) 1
(0,160) 0,075
(7) 10
(0,069) 0,075
(2)1
(0,138)0,075
(11) 11
(0,058)0,078
(2)2
(0,116)0,156
(13)5
(0,063)0,078
(2)3
(0,126)0,234
(14)
(0,058)
(2)
(0,116)
(9)
(0,069)
(4)
(0,276)
Total
(2,988) 2,607
Keterangan: Faktor Internal 1). Sifat kekeluargaan yang kuat antara karyawan dan atasan, 2). Produk yang berkualitas, 3).Strategi harga, 4).Kemasaan produk, 5).Lokasi strategis, 6).Keramahan karyawan, 7).Kegiatan promosi, 8).Jumlah agen, 9).Variasi produk, 10).Kondisi keuangan, 11).Struktur organisasi dan pembagian tugasnya, 12).Kedisiplinan karyawan, 13).Potongan harga/ produk gratis, 14).Peralatan dengan teknologi yang masih rendah.
64
65
Perhitungan Matriks EFE Madu Pramuka dan MTI Bobot
Rating
Skor
Peluang (1) 1
(0,040)0,090
(3) 3
(0,120) 0,270
(2) 2
(0,045)0,064
(3) 2
(0,135) 0,128
(4) 4
(0,045)0,067
(4) 3
(0,180)0,201
0,064
2
0,128
(7) 7
(0,064)0,074
(3) 3
(0,192) 0,222
(9) 11
(0,076)0,060
(4) 2
(0,304) 0,120
(15) 15
(0,083) 0,098
(3) 2
(0,249) 0.294
(3) 11
(0,057)0,064
(4) 2
(0,228) 0,128
(8) 6
(0,069)0,090
(3) 4
(0,207)0,360
(10) 8
(0,076)0,055
(2) 2
(0,152) 0,110
(12) 9
(0,055)0,069
(4) 4
(0,220) 0,276
(6) 10
0,083 (0,060)
3 (2)
0,249 (0,120)
(14) 12
(0,086) 0,057
(2) 2
(0,172) 0,114
(13) 13
(0,064)0,055
(4) 2
(0,256) 0,110
(11) 14
(0,095)0,038
(3) 1
(0,285) 0,038
(5)
(0,060)
(3)
(0,180)
5
Ancaman
Total
(3,129) 2,609
Keterangan: Faktor Eksternal 1). Perkembangan teknologi, 2).Kondisi ekonomi di Indonesia, 3).Banyaknya jenis merek madu, 4).Banyaknya jumlah penduduk, 5).Penetapan harga jual, 6).Terbatasnya jumlah produksi madu, 7).Produk selain madu, 8). Pengaruh BBM terhadap proses produksi, 9). Kepercayaan konsumen, 10). Kekuatan tawar menawar dengan pemasok, 11) Kekuatan tawar menawar dengan pembeli, 12). Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu, 13).Persaingan yang relative tinggi, 14).sulitnya birokrasi untuk ekspor, 15). Kemitraan dengan pihak lain. Angka di dalam () adalah data Perusahaan Pramuka Angka di luar ( ) adalah data Perusahaan MTI
65