ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN MADU PRAMUKA DI PT MADU PRAMUKA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN
SKRIPSI
RISA MAYA PUTRIWINDANI H34070047
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN RISA MAYA PUTRIWINDANI. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR). Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari lebah madu. Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu yang dapat dilihat dari flora berbunga sebagai sumber pakan lebah yang melimpah, terdapat beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi iklim tropis Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Madu memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan, ekologi dan ekonomi sehingga berpotensi untuk dikembangkan secara komersial terutama bagi kebutuhan domestik yang belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu nasional yang belum terpenuhi menciptakan peluang bisnis dalam bidang tersebut. Saat ini semakin banyak produsen dan supplier madu di Indonesia. Salah satu produsen madu di Indonesia yaitu PT Madu Pramuka yang mengalami fluktuasi penjualan yang cenderung menurun terutama pada pertengahan tahun 2010. Penurunan penjualan tersebut diduga karena adanya ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang tidak sesuai dengan harapan dan selera konsumen yang menimbulkan keluhan konsumen terhadap atribut produk seperti atribut harga, kemasan, volume, dan kemudahan dalam memperoleh produk. Untuk itu, PT Madu Pramuka perlu memahami karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian serta tingkat kepuasan berdasarkan atribut bauran pemasaran untuk mengetahui kinerja atribut produk yang dinilai rendah oleh konsumen. Hasil dari analisis tersebut dapat membantu perusahaan dalam melakukan upaya pemasaran yang sesuai agar perusahaan dapat membentuk dan mempertahankan tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka dan mendapatkan konsumen baru. Penelitian ini dilakukan di gerai pusat PT Madu Pramuka pada pertengahan Februari hingga pertengahan Maret 2011. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengidentifikasi karakteristik konsumen Madu Pramuka, menganalisis proses keputusan pembelian dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen serta merekomendasikan alternatif bauran pemasaran yang sesuai dengan perilaku konsumen Madu Pramuka. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei melalui wawancara baik secara langsung atau memakai instrumen kuesioner kepada 60 responden Madu Pramuka. Sampel dipilih dari populasi Madu Pramuka. Namun, populasi yang dijadikan responden harus telah lulus tahap screening. Penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif melalui karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Madu Pramuka, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka sebagian besar tergolong dalam usia orang dewasa yang berada pada rentang usia 35-44 tahun, mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan berstatus menikah. Konsumen Madu Pramuka
sebagian besar beragama Islam namun konsumen yang beragama selain Islam juga cukup banyak. Konsumen Madu Pramuka sebagian besar berdomisili di kawasan Cibubur, pendidikan terakhir mayoritas konsumen adalah perguruan tinggi (S1/S2) dan berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan rata-rata setiap bulannya ≥ Rp 5.000.000. Karakteristik perilaku pembelian konsumen Madu Pramuka adalah tipe konsumen terencana. Konsumen Madu Pramuka berperilaku aktif dalam setiap tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Hal tersebut dikarenakan konsumen Madu Pramuka sangat mementingkan hasil akhir berupa kepuasan terhadap kinerja produk madu yaitu manfaat dan kualitas madu. Pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen mengkonsumsi madu dengan alasan manfaat yang terkandung dalam produk, informasi diperoleh dari teman dan pegawai PT Madu Pramuka dengan informasi yang paling dipertimbangkan yaitu manfaat dan keaslian. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut yang menjadi pertimbangan utama konsumen adalah manfaat produk. Pada tahap pembelian konsumen membeli Madu Pramuka secara langsung di gerai pusat dengan frekuensi pembelian sebanyak satu minggu satu kali, selanjutnya adalah tahap hasil pembelian dimana konsumen puas terhadap Madu Pramuka dan bersedia untuk melakukan pembelian ulang. Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut produk yang termasuk dalam Kuadran I atau prioritas utama yaitu informasi pada produk dan kemudahan memperoleh produk; pada Kuadran II atau pertahankan prestasi terdapat rasa, manfaat dan keaslian madu; pada Kuadran III atau prioritas rendah terdiri dari harga, kemasan serta iklan dan promosi; serta pada Kuadran IV atau berlebihan terdiri dari pilihan rasa, warna, kekentalan, aroma, merek, dan volume. Berdasarkan hasil analisis CSI, secara umum konsumen Madu Pramuka termasuk dalam kategori puas terhadap kinerja produk, yakni berdasarkan nilai CSI sebesar 71,47 persen. Namun, nilai CSI sebesar 71,47 persen dianggap belum mampu meningkatkan jumlah konsumen untuk melakukan pembelian Madu Pramuka. Sehingga, diperlukan perbaikan dan peningkatan kinerja pada atribut yang belum dapat memberikan kepuasan kepada konsumen Madu Pramuka berdasarkan analisis IPA.
iii
ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN MADU PRAMUKA DI PT MADU PRAMUKA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN
RISA MAYA PUTRIWINDANI H34070047
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran
Nama
: Risa Maya Putriwindani
NIM
: H34070047
Disetujui, Pembimbing
Rahmat Yanuar, SP, MSi NIP. 19760101 200604 1 010
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2011
Risa Maya Putriwindani H34070047
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rangkasbitung pada tanggal 14 Mei 1989. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dadan Saleh Hamdani dan Ibunda Siti Duriah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Sunan Giri MCT II pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 4 Rangkasbitung dan lulus pada tahun 2004. Pendidikan lanjutan menengah atas ditempuh penulis di SMA Negeri 1 Rangkasbitung dan diselesaikan pada tahun 2007. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Kemudian penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan sistem mayor minor. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai pengurus Sharia Economics Student-Club periode 2009-2010. Selain itu, penulis juga cukup aktif di berbagai kegiatan kepanitiaan di lingkungan kampus.
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran”. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik umum konsumen dan proses pengambilan keputusan konsumen Madu Pramuka, menganalisis tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka, serta merekomendasikan alternatif bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk Madu Pramuka. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juni 2011 Risa Maya Putriwindani
UCAPAN TERIMA KASIH Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya serta jalan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Rahmat Yanuar, SP. M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji dari wakil Departemen Agribisnis atas segala kritik dan saran yang telah diberikan. 4. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing akademik atas segala waktu, perhatian dan saran yang telah diberikan selama ini. 5. Bapak Dadan Saleh Hamdani dan Ibu Siti Duriah selaku orang tua penulis serta keluarga tercinta atas kasih sayang, dukungan, dan doa baik berupa moral maupun material selama ini. 6. Bapak Wawan selaku Direktur Utama PT Madu Pramuka atas kesempatan dan izin penelitian yang diberikan. 7. Ka Syarmin Gumay selaku pihak manajemen PT Madu Pramuka atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan serta teman-teman staf PT Madu Pramuka atas sambutan yang hangat dan bantuannya selama penelitian. 8. Bapak Chandra selaku Ketua Pusat Perlebahan Nasional atas informasi yang telah diberikan. 9. Instansi-instansi terkait atas informasi yang diberikan kepada penulis berkaitan dengan penyusunan skripsi ini. 10. Gusti Digja Ramadhan selaku pembahas seminar, terima kasih atas masukan dan dukungan baik di masa perkuliahan maupun saat penyusunan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga di Departemen Agribisnis atas bantuan dan dukungannya selama ini. 12. Detasya, Harfiana, Ica, Citra, Alfi, Aci, Rina, Tian dan teman-teman AGB 44 atas support dan masa-masa indah bersama kalian. 13. Anggota Kelompok Gladikarya Desa Bendunganku: Yaya, Cher, Arief, dan Septian atas pengertian dan kerja samanya selama gladikarya. 14. Chlara, Rullie, Vera, Onya, Mba Rieke, dan Mas Nico atas perhatian dan waktunya dalam menyemangati selama pembuatan skripsi ini. 15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Juni 2011 Risa Maya Putriwindani
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..............................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
xv
I
PENDAHULUAN ................................................................... 1.1. Latar Belakang ............................................................. 1.2. Perumusan Masalah ..................................................... 1.3. Tujuan ........................................................................... 1.4. Manfaat ........................................................................ 1.5. Ruang Lingkup .............................................................
1 1 5 8 8 9
II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 2.1. Penelitian Terdahulu ...................................................... 2.1.1. Penelitian Terdahulu tentang Proses Keputusan Pembelian Konsumen .......................................... 2.1.2. Penelitian Terdahulu tentang Kepuasan Konsumen............................................................ 2.1.3. Penelitian Terdahulu tentang Madu ....................
10 10
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................. 3.1. Madu ........................................................................... 3.2. Persyaratan Mutu Madu ................................................ 3.3. Manfaat Madu ............................................................... 3.4. Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................... 3.4.1. Definisi Konsumen ............................................. 3.4.2. Karakteristik Konsumen .................................... 3.4.3. Perilaku Konsumen ........................................... 3.4.4. Pengaruh yang Mendasari Perilaku Konsumen .. 3.4.5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ...... 3.4.6. Dimensi Produk .................................................. 3.4.7. Kepuasan Konsumen .......................................... 3.4.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan ............................................... 3.4.9. Importance Performance Analysis (IPA) .......... 3.4.10.Customer Satisfaction Index (CSI) ................... 3.4.11.Pemasaran dan Bauran Pemasaran ..................... 3.5. Kerangka Pemikiran Operasional ................................
16 16 17 18 21 21 22 22 24 28 30 31
METODE PENELITIAN ...................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 4.2. Metode Penentuan Sampel ............................................ 4.3. Jenis dan Sumber Data ..................................................
40 40 40 41
III
IV
10 12 13
32 33 34 35 37
4.4. 4.5. 4.6.
Identifikasi Atribut Produk Madu Pramuka ................... Metode Pengumpulan Data ............................................ Metode Pengolahan Data .............................................. . 4.6.1. Skala dan Rentang Skala ................................... 4.6.2. Analisis Deskriptif ............................................. 4.6.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................... 4.6.4. Importance Performance Analysis (IPA) ........... 4.6.5. Customer Satisfaction Index (CSI) .................... Definisi Operasional ....................................................
41 42 43 43 44 45 47 50 52
V
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................ 5.2. Struktur Organisasi Perusahaan .................................... 5.3. Bauran Pemasaran ......................................................... 5.3.1. Produk (Product) ............................................... 5.3.2. Harga (Price)...................................................... 5.3.3. Promosi (Promotion) ......................................... 5.3.4. Distribusi/Tempat (Place) ..................................
54 54 55 57 57 58 59 59
VI
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 6.1. Karakteristik Umum Konsumen ................................... 6.2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ...................... 6.2.1. Pengenalan Kebutuhan ...................................... 6.2.2. Pencarian Informasi ........................................... 6.2.3. Evaluasi Alternatif ............................................ 6.2.4. Pembelian ........................................................... 6.2.5. Hasil Pembelian ................................................. 6.3. Analisis Kepuasan Konsumen ...................................... 6.3.1. Importance and Performance Analysis ............. 6.3.2. Analisis Customer Satisfaction Index ............... 6.4. Implikasi Bauran Pemasaran .........................................
60 60 64 66 66 67 68 68 69 69 78 80
VII
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 7.1. Kesimpulan ................................................................... 7.2. Saran ..............................................................................
85 85 86
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
88
LAMPIRAN ........................................................................................
91
4.7.
xii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Produksi Madu Indonesia Tahun 2003-2008 .........................
2
2.
Data Impor Madu Indonesia Tahun 2002-2006 .....................
3
3.
Nama Dagang dan Produsen Lebah Madu di Indonesia ........
4
4.
Persyaratan Mutu Madu .........................................................
18
5.
Komposisi Nutrisi Madu ........................................................
19
6.
Komposisi Madu dan Gula Pasir (Per 100 Gram) .................
20
7.
Variabel Analisis dalam Alternatif Bauran Pemasaran .........
45
8.
Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan .................
48
9.
Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index .............................
51
10.
Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT Madu Pramuka .
56
11.
Karakteristik Demografi Konsumen Madu Pramuka ............
63
12.
Karakteristik Perilaku Proses Keputusan Pembelian Konsumen Madu Pramuka ....................................................
65
Nilai Rata-Rata Atribut Madu Pramuka berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kinerja ..........................................
70
Perhitungan Customer Satisfaction Index ..............................
79
13. 14.
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Penjualan Madu Pramuka Januari-November 2010 ................
6
2.
Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.............................
23
3.
Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian .........................
28
4.
Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan ...................................
32
5.
Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan ...
33
6.
Variabel 4P beserta Indikator dalam Bauran Pemasaran ........
36
7.
Kerangka Pemikiran Operasional ...........................................
39
8.
Diagram Importance and Performance Analysis ....................
49
9.
Gerai PT Madu Pramuka ........................................................
55
10.
Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis Madu Pramuka ........................................................................
71
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
Halaman Rekapitulasi Penjualan Produk PT Madu Pramuka Bulan Januari 2010 ..................................................................
92
2.
Rekapitulasi Penjualan Madu Pramuka Oktober 2010 ...........
93
3.
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas terhadap Atribut Madu Pramuka .............................................
94
4.
Struktur Organisasi PT Madu Pramuka ..................................
95
5.
Perilaku Proses Keputusan Pembelian Konsumen Madu Pramuka .........................................................................
96
6.
Kuesioner Penelitian ...............................................................
98
7.
Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka .................
103
8.
Alternatif Bauran Pemasaran Madu Pramuka PT Madu Pramuka ..................................................................
106
9.
Dokumentasi Tempat Penelitian .............................................
108
10.
Daftar Harga Produk PT Madu Pramuka ................................
110
I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam berupa hutan yang sangat luas. Agribisnis kehutanan di Indonesia menghasilkan berbagai produk yang dapat mendatangkan devisa bagi negara. Produk kehutanan ini terdiri dari hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hasil hutan kayu berupa veneer, plywood, sawn timber, dan wood chips sedangkan hasil hutan bukan kayu diantaranya berupa rotan, damar, kopal, arang, madu, benang sutera, dan kemedangan. Salah satu hasil hutan bukan kayu yang saat ini sedang banyak dibudidayakan adalah madu. Madu cocok dikembangkan di Indonesia karena kondisi alam di Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya lebah madu yang dapat dilihat dari melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat beberapa jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi iklim tropis Indonesia yang mendukung budidaya lebah. Budidaya lebah madu menghasilkan beberapa produk, diantaranya yaitu madu, royal jelly, pollen bee, dan propolis. Budidaya lebah madu memberikan banyak manfaat, secara ekologis dapat meningkatkan produktivitas tanaman melalui peranan lebah dalam membantu proses penyerbukan bunga tanaman buah-buahan dan biji-bijian. Dari segi kesehatan, produk-produk hasil dari lebah madu bermanfaat untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dan dari segi ekonomi memiliki peluang bisnis yang besar karena kebutuhan terhadap produk lebah madu khususnya madu sangat besar. Berdasarkan hasil riset, madu sebagai zat manis alami mengandung 24 macam zat gula, disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam, asam-asam amino, hormon, zat bakterisidal, dan bahan-bahan aromatik (Mashudi et al 2000). Selain itu, madu juga memiliki kandungan yang lebih lengkap dan menyehatkan dibandingkan dengan gula. Madu merupakan sumber komoditi yang banyak diperlukan bagi industri farmasi, kosmetik dan untuk konsumsi sehari-hari. Konsumsi madu di negara industri seperti Jerman, Jepang, Perancis, dan Inggris rata-rata mencapai jumlah 1000-1600 gram/kapita/tahun sedangkan di negara-negara berkembang konsumsi
madu diperkirakan sekitar 70 gram/kapita/tahun1. Tingkat konsumsi madu di Indonesia sekitar 15 gram/kapita/tahun. Saat ini kebutuhan nasional madu adalah 150.000-200.000 ton/tahun (Pusat Perlebahan Nasional 2008), sedangkan produksi nasional pada tahun 2008 baru mencapai 7.690,14 ton/tahun (Tabel 1). Tabel 1. Produksi Madu Indonesia Tahun 2003-2008 Produksi Madu Tahun (ton) 2002 1.931,70
Perubahan (ton) -
2003
1.948,68
16,98
2004
3.841,47
1.892,79
2005
1.567,14
-2.274,33
2006
1.421,38
-145,76
2007
8.663,80
7.242,42
2008
7.690,14
-973,66
Keterangan : (-) penurunan jumlah produksi Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional, 2009
Tabel 1 menunjukkan adanya fluktuasi produksi madu yang sebagian besar mengalami peningkatan. Peningkatan produksi madu terjadi pada tahun 20022003 dengan peningkatan sebesar 16,98 ton kemudian pada tahun 2003 ke 2004 sebesar 1.892,79 ton dan pada tahun 2006 ke 2007 mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu 7.242,42 ton. Produksi madu memiliki tren dengan kecenderungan meningkat dengan peningkatan yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2006 ke 2007. Faktor yang menyebabkan peningkatan produksi madu yang sangat tinggi, diantaranya yaitu saat ini sudah banyak pemilik usaha tanaman berbunga bersedia menjadikan tanamannya sebagai pakan lebah madu karena kegiatan lebah madu tersebut dapat membantu proses penyerbukan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman tersebut2. Berdasarkan data kebutuhan madu nasional dan produksi nasional terlihat bahwa kebutuhan madu nasional belum terpenuhi. Adanya kebutuhan madu nasional yang belum terpenuhi salah satunya dipenuhi melalui impor. Impor madu ditunjukkan pada Tabel 2. 1
SIPUK BI 2008. www.bi.go.id/sipuk/id [30 November 2010] http://www.bkpmd.banten.go.id [14 Desember 2010]
2
2
Tabel 2. Data Impor Madu Indonesia Tahun 2002-2006 Tahun
Impor (Kg)
Perubahan (Kg)
2002
1.039.342
-
2003
1.166.909
127.567
2004
1.071.794
-95.115
2005
776.306
-295.488
2006
857.541
81.235
2007*)
652.716
-204.825
Keterangan : *) Data kumulatif sampai dengan September (-) penurunan jumlah impor madu Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional, 2009
Tabel 2 menunjukkan volume impor yang menurun dari tahun 2003 hingga 2007. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa produksi madu di Indonesia meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia dapat mengurangi volume impor madu dan dapat memenuhi kebutuhan madu domestik. Perkembangan produksi yang cukup baik memberikan peluang bisnis madu di Indonesia. Hal tersebut juga didukung oleh peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui konsumsi makanan dan minuman menyehatkan termasuk madu yang semakin memperkuat peluang bisnis dalam bidang ini. Peluang bisnis madu yang tinggi di Indonesia menarik sebagian masyarakat untuk membuka usaha di bidang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah produk madu yang saat ini dijual di pasaran dalam berbagai merek dan variasi dari berbagai produsen madu yang berbeda. Sebagian produsen madu di Indonesia saat ini ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa produk madu di pasar tersedia dalam beragam merek yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan madu. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pusat Perlebahan Nasional bahwa penjual madu saat ini semakin banyak baik madu yang dijual oleh produsen madu maupun oleh supplier madu. Banyaknya produsen dalam industri madu menyebabkan produsen madu perlu memahami kebutuhan dan keinginan konsumen madu agar produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan sesuai dengan harapan konsumen. Produsen madu juga perlu melakukan upaya pemasaran yang sesuai dengan konsumen yang akan dilayani oleh masing-masing produsen madu. 3
Perumusan upaya pemasaran yang tepat salah satunya dapat dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran melalui analisis perilaku konsumen seperti analisis karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian produk dan kepuasan konsumen. Tabel 3. Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di Indonesia No.
Nama Dagang
Produsen
1.
Madu Perhutani
Perum Perhutani
2.
Madu Serangga Emas
Serangga Emas Apiaries
3.
Madurasa
PT Air Mancur
4.
Madu Segar
PD Potensi Alam
5.
Madu Tawon
PT Ibu Jaya
6.
Madu Alam Sumbawa
PT Suba Alam Muda
7.
Madu Alam
CV Bangka Indah
8.
Madu Mutiara Tugu Ibu
Apiari Mutiara Tugu Ibu
9.
Madu Kalimantan
Kalimantan Perdana
10.
Floramadu
PT Ciubras
11.
Madu Kuat Royal Honey
Meditrika Agung
12.
Madu Hutan
UD Madu Murni
13.
Madu Merah
CV Inaabah
14.
Madu Pramuka
PT Madu Pramuka
Sumber : SIPUK BI 2010 dan Pusat Perlebahan Nasional 20103
Penelitian tentang perilaku konsumen dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, tahapan keputusan pembelian dan kepuasan konsumen terhadap produk sehingga dapat membantu produsen dalam merumuskan alternatif bauran pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama yang berkaitan dengan kualitas produk. Konsumen adalah fokus produsen dalam meningkatkan keuntungan yang berkelanjutan (sustainable profit) karena konsumen merupakan komponen penting dalam proses pembelian produk. Strategi yang disusun dengan memperhatikan unsur konsumen dapat dijadikan salah satu alat dan reaksi produsen untuk bertahan di tengah persaingan dan meningkatkan penjualan yang berujung pada peningkatan keuntungan 3
http://bi.go.id/sipuk/id [25 Desember 2010]
4
(Rangkuti 2006). Oleh karena itu, studi mengenai perilaku konsumen perlu dilakukan bagi produsen yang ingin meningkatkan penjualan. 1.2.
Perumusan Masalah PT Madu Pramuka merupakan pelopor budidaya lebah modern di
Indonesia dimana budidaya lebah madu dilakukan dengan cara ditangkar sedangkan peternakan lebah secara tradisional dilakukan menggunakan alat sederhana yang dinamakan glodok. PT Madu Pramuka resmi menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 5 Januari 2005 yang sebelumnya bernama Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. PT Madu Pramuka memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang yaitu madu murni, madu campuran, beepollen, royal jelly, propolis, super propolis, koloni lebah, buku-buku perlebahan, dan peternakan lebah. Produk perlebahan yang berupa jasa adalah pengobatan sengatan lebah dan pelatihan budidaya lebah madu. Khusus untuk produk madu murni yang tersedia di PT Madu Pramuka yaitu madu kapuk, madu durian, madu rambutan, madu mangga, madu kaliandra, madu apel, madu kopi, madu multiflora, madu sonokeling, dan madu kelengkeng (PT Madu Pramuka 2011). Permasalahan yang dihadapi oleh semua produsen madu khususnya PT Madu Pramuka adalah menciptakan kepuasan konsumen terhadap produk dengan melakukan upaya pemasaran yang tepat untuk menarik perhatian konsumen karena banyaknya produsen madu dalam industri madu saat ini. Upaya pemasaran yang tepat dapat diwujudkan salah satunya melalui perumusan bauran pemasaran yang tepat karena akan mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terhadap produk yang dijual, memelihara kepercayaan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Selain itu, PT Madu Pramuka juga memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas karena hingga saat ini produk-produk yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka hanya dipasarkan melalui gerai-gerai pribadi milik PT Madu Pramuka. Padahal madu adalah produk unggulan yang dimiliki oleh PT Madu Pramuka. Hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi data penjualan produk PT Madu Pramuka yang ditunjukkan pada Lampiran 1. 5
Lampiran 1 menunjukkan bahwa penjualan produk Madu Pramuka merupakan penjualan yang paling tinggi dibandingkan dengan penjualan produk lainnya yang dihasilkan oleh PT Madu Pramuka. Pada periode Januari 2010 penjualan Madu Pramuka mencapai Rp 162.448.900 sementara penjualan produk lainnya seperti royal jelly atau madu pollen hanya mencapai Rp 3.434.250 dan Rp 3.580.000. Selain itu, PT. Madu Pramuka juga menghadapi fluktuasi penjualan produk madu yang mengakibatkan penurunan pendapatan. Fluktuasi penjualan produk madu dapat dilihat pada Gambar 1.
Penjualan Madu Pramuka Rupiah
200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 Penjualan
‐
Bulan
Gambar 1. Penjualan Madu Pramuka Januari-November 2010 (Rupiah) Sumber: PT Madu Pramuka (2010)
Gambar 1 menunjukkan bahwa penjualan Madu Pramuka mengalami fluktuasi dengan tren penjualan yang semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari penjualan Madu Pramuka pada bulan Januari 2010 yang mencapai Rp 162.448.900 kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp 94.185.600 pada bulan November 2010. Berdasarkan hasil survei pendahuluan peneliti, tren penjualan yang menurun diduga karena banyaknya produsen dan supplier madu saat ini sehingga banyak pilihan bagi konsumen madu dan adanya karakteristik produk yang kurang sesuai dengan harapan konsumen sehingga menimbulkan keluhan konsumen terhadap atribut produk tersebut seperti harga, volume, warna, dan kemasan. Karakteristik produk seperti rasa madu, kekentalan dan warna madu yang tidak 6
sesuai dapat disebabkan oleh atribut produk yang tidak dapat didesain oleh produsen. Karena tidak semua atribut dapat didesain maka produsen perlu memiliki upaya-upaya tersendiri agar dapat meningkatkan penjualannya. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan cara mendapatkan informasi dari konsumen yang ada di lingkungan usaha PT Madu Pramuka tentang proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen terhadap produk madu PT Madu Pramuka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah madu yang ditawarkan sudah sesuai dengan harapan konsumen berdasarkan kinerja atribut produk. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, maka diharapkan PT Madu Pramuka dapat meningkatan penjualan yang ditujukan untuk mencapai profit yang diharapkan perusahaan dan bertahan dalam industri madu dengan cara menjual produk madu yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat membantu PT Madu Pramuka dalam menganalisis karakteristik hingga kepuasan konsumen Madu Pramuka agar perusahaan dapat merumuskan alternatif bauran pemasaran yang tepat khususnya untuk kondisi konsumen madu saat ini sehingga perusahaan dapat bertahan dalam industri madu dan meningkatkan penjualan untuk memperoleh keuntungan yang berkelanjutan (sustainable profit). Identifikasi karakteristik konsumen diperlukan dalam analisis kepuasan untuk mengetahui kesesuaian antara segmen pasar yang ditetapkan perusahaan dan konsumen aktual. Analisis tingkat kepuasan konsumen didahului dengan proses keputusan pembelian konsumen Madu Pramuka. Setelah konsumen mendapatkan hasil dari proses pembelian maka konsumen akan melakukan evaluasi yang menghasilkan kepuasan terhadap produk Madu Pramuka. Hasil dari analisis tersebut akan memberikan alternatif bauran pemasaran yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memformulasikan dan menentukan upaya pemasaran yang sesuai pada PT Madu Pramuka. Upaya pemasaran yang tepat sasaran dapat membentuk dan mempertahankan tingkat kepuasan konsumen serta menarik konsumen baru.
7
Berdasarkan kondisi dan permasalahan pada PT Madu Pramuka maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu : 1)
Bagaimana karakteristik konsumen PT Madu Pramuka secara umum dan proses keputusan pembelian produk madu PT Madu Pramuka?
2)
Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut produk madu PT Madu Pramuka?
3)
Bagaimana bauran pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilaku konsumen terhadap produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1)
Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan menganalisis proses keputusan pembelian produk madu PT Madu Pramuka.
2)
Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk madu PT Madu Pramuka.
3)
Menganalisis implikasi terhadap bauran pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilaku konsumen terhadap produk madu PT Madu Pramuka.
1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan : 1) Bagi
peneliti,
penelitian
ini
merupakan
salah
satu
sarana
untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam menganalisis perilaku konsumen. 2) Bagi PT Madu Pramuka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu produk yang ditawarkan guna meningkatkan kepuasan konsumen serta menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam memformulasikan serta memilih strategi pemasaran perusahaan.
8
3) Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya khususnya penelitian dalam bidang analisis kepuasan konsumen. 1.4.Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kepuasan konsumen berdasarkan karakteristik umum konsumen dan tahapan proses pembelian konsumen hingga kepuasan konsumen dan tidak mengkaji pengaruhnya terhadap loyalitas. Informasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah karakteristik konsumen madu, proses keputusan pembelian, tingkat kepuasan konsumen dan rekomendasi alternatif bauran pemasaran untuk produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka. Pengambilan responden dilakukan hanya pada konsumen madu murni PT Madu Pramuka dan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kasus pada PT Madu Pramuka.
9
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian
yang berhubungan dengan topik dan produk yang dipilih dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian yang menjadi rujukan adalah penelitian mengenai analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen dan penelitian mengenai madu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara penelitian terdahulu dan penelitian ini sehingga dapat menunjukkan persamaan, perbedaan, keunggulan, dan kelemahan pada penelitian. 2.1.1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Khairiyah (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Susu Merek Nesvita. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun kebijakan pemasaran susu merek Nesvita. Penelitian dilakukan di toserba Yogya Plaza Indah Bogor. Alat analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif, analisis angka ideal dan Important Performance Analysis (IPA). Hasil analisis deskriptif menunjukkan pada tahap pengenalan kebutuhan, sebagian besar konsumen sadar akan pentingnya kalsium. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi mengenai susu kalsium Nesvita diperoleh dari media televisi. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut yang banyak dipertimbangkan adalah kandungan gizi. Pada tahap pembelian, sebagian besar konsumen melakukan pembelian susu di pasar swalayan/toserba karena tempat tersebut merupakan tempat yang paling nyaman untuk melakukan aktivitas berbelanja. Pada tahap evaluasi pasca pembelian, konsumen menyatakan puas dengan susu Nesvita dan akan melakukan pembelian ulang serta tidak akan mengganti merek. Putri (2009) mengkaji tentang Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen terhadap Minuman Susu Fermentasi Probiotik (Studi Kasus: Giant Botani Square Bogor). Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Multiatribut Fishbein, Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Analisis terhadap proses keputusan pembelian menunjukkan bahwa manfaat yang dicari konsumen dari minuman susu fermentasi probiotik adalah untuk kesehatan. 10
Televisi menjadi sumber informasi utama bagi responden pada tahap pencarian informasi sekaligus menjadi media utama yang berpengaruh terhadap pembelian produk Vitacharm. Pada tahap evaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan awal konsumen yaitu khasiat/kegunaan. Pada tahap pengambilan keputusan pembelian, tempat pembelian yang cenderung dipilih adalah supermarket dan keputusan pembelian dipengaruhi oleh keluarga. Pada tahap evaluasi pasca pembelian, tingkat loyalitas konsumen cukup tinggi yang ditunjukkan dengan pergi ke tempat lain dan tidak jadi membeli pada saat produk tersebut tidak tersedia di tempat membeli. Simanjuntak (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Tingkat Kepuasan Konsumen KaFC (Kansas Fried Chicken) Kabupaten Bogor Jawa Barat. Alat yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Pada tahap pengenalan kebutuhan konsumen berdasarkan motivasi kepraktisan produk. Pencarian informasi untuk produk diperoleh dari teman dan membuat konsumen terpengaruh untuk membeli. Berdasarkan evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan konsumen adalah harga yang bersaing. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dan mempengaruhi untuk membeli KaFC yaitu berdasarkan inisiatif sendiri yang dilakukan tidak terencana dan alasan pemilihan tempat pembelian karena sekalian lewat dengan frekuensi pembelian sebulan sekali. Responden akan mencari produk lain bila produk KaFC tidak tersedia. Responden merasa puas dan tetap melakukan pembelian bila produk mengalami kenaikan harga. Maulidiyanti (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Sari Buah Jeruk Minute Maid Pulpy Orange (Studi Kasus di Giant Botani Square, Bogor). Penelitian ini dilakukan untuk menumbuhkan kepuasan konsumen Minute Maid Pulpy Orange agar dapat mengatasi persaingan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis Structural Equation Model (SEM). Pada tahap pengenalan kebutuhan motivasi konsumen berdasarkan suasana tempat pembelian yang nyaman, strategis dan unik. Sumber informasi, pengaruh, pihak yang menemani pada saat pembelian adalah teman, sebagian besar menjadikannya sebagai makanan selingan. Pengunjung akan tetap 11
membeli walaupun harga yang ditawarkan
mengalami kenaikan. Secara
keseluruhan pengunjung merasa puas dengan pembeliannya dan ingin melakukan pembelian kembali. 2.1.2. Penelitian Terdahulu tentang Kepuasan Konsumen Berdasarkan hasil penelitian Khairiyah (2007), nilai total Angka Ideal sikap responden terhadap susu merek Nesvita adalah 41,69 artinya Nesvita termasuk kategori baik dalam arti secara keseluruhan atribut Nesvita dipersepsikan baik di mata konsumen. Berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA), atribut Nesvita yang terdapat dalam kuadran I adalah atribut harga, rasa, kualitas produk, iklan, komposisi, dan ketersediaan produk. Pada kuadran II adalah manfaat, kejelasan izin Depkes, kejelasan kadaluarsa, dan label. Pada kuadran III adalah merek, sedangkan pada kuadran IV adalah cara penyajian dan kemasan. Putri (2009) mengkaji tentang Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen terhadap Minuman Susu Fermentasi Probiotik (Studi Kasus: Giant Botani Square Bogor). Hasil dari IPA diperoleh bahwa atribut-atribut Vitacharm yang berada pada kuadran I yaitu rasa dan kondisi pasca konsumsi. Pada kuadran II terdapat atribut komposisi, kejelasan tanggal kadaluwarsa, izin Depkes, efek samping, dan kebersihan produk. Pada kuadran III terdapat atribut kekentalan kinuman, ukuran saji, harga, merek, iklan televisi, dan promosi. Sedangkan atribut yang termasuk ke dalam kuadran IV yaitu warna, desain kemasan dan pilihan rasa. Nilai CSI untuk produk Vitacharm sebesar 72, 53 persen berada pada kriteria puas. Simanjuntak (2010) menganalisis tentang Proses Keputusan Pembelian dan Tingkat Kepuasan Konsumen KaFC Kabupaten Bogor Jawa Barat. Berdasarkan hasil IPA menunjukkan atribut yang berada pada kuadran I adalah cita rasa dan ketebalan daging, atribut pada kuadran II terdiri dari kerenyahan, harga dan kebersihan produk, atribut pada kuadran III terdiri dari warna serta bentuk dan ukuran, sedangkan atribut pada kuadran IV yaitu aroma. Hasil CSI pada atribut produk KaFC menunjukkan nilai 71 persen sehingga konsumen termasuk ke dalam kategori puas. Maulidiyanti (2010) mengkaji tentang Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Sari Buah Jeruk Minute Maid Pulpy Orange (Studi Kasus di Giant 12
Botani Square, Bogor). Berdasarkan hasil dan pembahasan, konsumen telah merasa puas dengan kinerja Minute Maid Pulpy Orange secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari total kuesioner yang berada pada rentang skala puas dengan nilai 6.670. Berdasarkan hasil SEM, dari keempat variabel bauran pemasaran, hanya variabel produk yang diterima sebagai variabel yang membangun kepuasan konsumen Minute Maid Pulpy Orange secara nyata atau signifikan, sedangkan variabel harga, distribusi, dan promosi tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen Minute Maid Pulpy Orange. Implikasi hasil penelitian berupa saran alternatif yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah memperbaiki atribut produk yang dirasa kurang memuaskan oleh konsumen dan mempertahankan atribut produk yang telah dapat membuat konsumen puas, menjaga kestabilan harga di tempat pembelian, mempertahankan kelancaran distribusi produk, dan meningkatkan promosi yang dapat menaikkan penjualan di tempat pembelian. 2.1.3. Penelitian Terdahulu tentang Madu Hanum (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengecer dengan sampel 30 orang/lembaga yang dipilih secara sengaja. Pola saluran pemasaran produk Madu Pramuka botol terdiri dari dua saluran. Saluran I dengan pola pemasaran produk dari produsen langsung kepada konsumen akhir, sedangkan saluran II dengan pola pemasaran produk dari produsen ke pengecer kemudian ke konsumen akhir. Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin pemasaran dan producer’s share adalah saluran I karena pada saluran I biaya pemasaran dan marjin pemasaran rendah serta producer’s share yang tinggi per satu satuan output. Heriyana (2008) mengkaji tentang Analisis Kepuasan Konsumen Madu Mutiara Tugu Ibu di Depok Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan pesaing dan harapan konsumen serta untuk mengetahui kecenderungan kepuasan pelanggan. Desain penelitian ini adalah survei yang menggunakan analisis deskriptif dan analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Atribut produk madu yang dianalisis yaitu harga, rasa, aroma, manfaat, kekentalan, warna, kemasan, label kemasan, dan citra 13
produsen. Sedangkan atribut mutu pelayanan yang dianalisis yaitu kemudahan menjangkau lokasi, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan konsumen, kecepatan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen, keramahan dan kesopanan karyawan, kebersihan dan kerapian karyawan, kenyamanan ruangan, serta kebersihan dan kerapian ruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua atribut dinilai baik kecuali atribut promosi penjualan. Kinerja perusahaan terhadap promosi penjualan dianggap biasa saja oleh konsumen. Tingkat kesesuaian yang paling rendah yaitu atribut kemasan, sedangkan atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki yaitu kenyamanan ruangan. Namun secara keseluruhan atribut-atribut perusahaan madu MTI dirasakan memuaskan oleh konsumen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 0,7813 dengan interpretasi puas. Hasibuan (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Permintaan Madu Mutiara Tugu Ibu oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Depok dan Bogor. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang membeli madu di Madu Mutiara Tugu Ibu (MMTI). Sampel yang diambil sebanyak 30 orang konsumen rumah tangga yang ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan statistik deskriptif, regresi linear berganda dan perhitungan elastisitas. Pengolahan data menggunakan program Minitab 14. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah permintaan Madu Mutiara Tugu Ibu oleh konsumen rumah tangga di Kota Depok dan Bogor sebesar 1,5 Kg/enam bulan. Harga madu bersifat elastis (nilai elastisitas = 1,2), demikian juga dengan harga gula (nilai elastisitas = 1,4), sedangkan pendapatan bersifat inelastis (nilai elastisitas = -0,16). Nilai elastisitas ini juga menunjukkan bahwa gula adalah barang substitusi (pengganti) dari madu dan merupakan barang inferior. Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti terutama dalam memetakan permasalahan yang menjadi latar belakang dalam topik penelitian kepuasan konsumen. Pada umumnya penelitian tentang kepuasan konsumen mengangkat permasalahan persaingan dan peningkatan pangsa pasar serta pengembangan produk untuk dapat merekomendasikan penyusunan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilaku konsumen. Persamaan antara 14
penelitian terdahulu tersebut adalah penilaian konsumen dalam atribut terhadap suatu produk menjadi dasar penting untuk melakukan analisis terhadap kepuasan konsumen. Penelitian terdahulu juga menjadi salah satu acuan dalam penelitian ini untuk menentukan atribut produk. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian yaitu produk Madu Pramuka dari PT. Madu Pramuka Cibubur, atribut produk, skala dan alat analisis. Atribut produk yang digunakan adalah atribut produk madu yang ditentukan berdasarkan pengamatan, studi literatur dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut produk madu dan perilaku konsumen melalui proses keputusan pembelian dan karakteristik umum konsumen. Penelitian ini menggunakan alat analisis Consumer Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap keseluruhan atribut. Penggunaan Importance Performance Analysis (IPA) pada penelitian ini untuk menganalisis kepentingan dan atribut produk dari sisi konsumen. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yang mengkaji kepuasan konsumen dari sisi alat analisis adalah penggunaan CSI dan IPA. Penelitian terdahulu ada yang melengkapi alat analisis dengan Analisis Multiatribut Fishbein dan Metode Angka Ideal. Selain itu, penelitian ini tidak mengkaji pengaruh kepuasan terhadap loyalitas konsumen. Alat analisis Structural Equity Model (SEM) tidak digunakan dalam penelitian ini karena keterbatasan jumlah responden. Alat analisis SEM membutuhkan jumlah responden ≥ 100 orang, sementara penelitian ini menggunakan 60 responden.
15
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Madu Madu merupakan bahan makanan sumber energi yang mengandung gula-
gula sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh tubuh. Madu adalah cairan alami yang umumnya memiliki rasa manis, yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (extra floral nectar) atau ekskresi serangga. Madu dikatakan asli apabila dalam proses produksi sampai hasil akhir tidak mengalami pencampuran dengan zat apapun selain cairan alami yang dihasilkan oleh lebah tersebut. Madu dihasilkan oleh lebah dari sari bunga yang berbeda-beda sehingga komposisi yang ada di satu madu bisa berbeda dengan madu lainnya. Namun secara umum zat-zat penyembuhan terdapat di seluruh madu sejauh madu tersebut benar-benar asli. Keaslian madu dapat dianalisis melalui kandungan zat yang terdapat pada madu (Rahmad 2009). Menurut Ocvilia (2005), madu merupakan produk perlebahan bergizi tinggi yang memiliki banyak manfaat dan tidak hanya sebagai obat tetapi juga dapat digunakan sebagai food supplement. Atribut madu yang paling diprioritaskan dan dianggap sangat penting oleh konsumen yaitu keaslian, kekentalan dan manfaat. Hammad (2009) menyatakan bahwa madu terdiri dari beberapa jenis yang tergantung pada sumber bunganya. Madu yang sumber bunganya hanya satu jenis sari bunga disebut monofloral. Sedangkan madu yang sumbernya berasal dari berbagai sari bunga disebut madu multifloral. Madu dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis berdasarkan spesifikasi tertentu, meliputi warna, kekentalan, dan aroma. Berikut ini adalah penjelasan karakteristik beberapa jenis madu (Hammad 2009): 1) Madu Akasia yaitu madu yang berwarna kuning susu dan mempunyai aroma yang lembut. Madu ini mempunyai kandungan fruktosa yang tinggi. Oleh sebab itu, jenis madu ini selalu dalam keadaan cair. 2) Madu Limau merupakan madu yang termasuk madu paling laris di pasaran karena memiliki aroma yang lezat dan rasa yang istimewa. Warnanya kuning kehijau-hijauan. 16
3) Madu Heather berwarna kuning gelap atau merah kecokelat-cokelatan. Madu ini memiliki keunikan tersendiri yaitu ia akan membeku dalam keadaan diam, namun akan cair ketika diguncangkan. 4) Madu Lobak yaitu jenis madu yang mengandung glukosa yang tinggi sehingga lebih cepat mengkristal. Warnanya putih pucat dikarenakan kandungan glukosanya yang tinggi sehingga rasa manisnya menyengat. 5) Madu Alfalfa berwarna kuning muda, aromanya wangi, rasanya lembut, dan cepat mengkristal. Oleh karena itu madu ini sering dijual bersama sarangnya. 6) Madu Willow berasal dari pohon willow yang memiliki daun berwarna ungu. Madu ini termasuk madu yang rasanya paling enak dengan aroma yang sangat wangi. Warnanya terang kehijau-hijauan dan tidak mudah mengkristal. 7) Madu Eucalyptus berwarna kuning muda dan memiliki citarasa yang kuat. Madu jenis ini terkenal akan khasiatnya untuk mengobati penyakit dada. 8) Madu Citrus umumnya dijual dengan nama “madu jeruk”, meski sebenarnya berasal dari pohon lemon. Madu ini berwarna terang dan rasa yang lezat. 9) Madu Sikamore memiliki ciri khas yaitu tidak cepat masak. Madu jenis ini sebaiknya dikonsumsi beberapa bulan setelah disaring. 10) Madu Dandelion yang memiliki ciri khas berwarna kuning tua keemasan. Madu ini memiliki rasa yang lezat dengan aroma yang tajam. 11) Madu Gandum Hitam merupakan jenis madu yang dikenal dengan nama madu Buck Wheat. Jenis madu ini berwarna gelap hingga coklat tua dan memiliki rasa yang sangat kuat. Madu ini berasal dari Cina dan mengandung zat besi yang tinggi. Oleh karena itu, madu ini direkomendasikan untuk penderita kurang darah. 12) Madu Thyme berasal dari tanaman thyme (sejenis tumbuhan beraroma harum) berwarna kemerah-merahan dengan rasa yang kuat. 3.2.
Persyaratan Mutu Madu Menurut Suranto diacu dalam Hasibuan (2008), pengujian kuantitatif perlu
dilakukan untuk memastikan keaslian madu. Ada beberapa uji kuantitas untuk menentukan madu asli atau palsu dengan uji kadar air, pengujian kandungan hidroksimetilfurfural (HMF), pengujian keasaman madu, penentuan aktivitas 17
enzim invertase dan diastase. Kualitas madu di Indonesia diatur melalui Standar Nasional Indonesia (SNI no 01-3545-2004) yang ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Persyaratan Mutu Madu Jenis Uji
Batas
Satuan
Syarat
Aktivitas enzim diastase
Min
DN
3
Hidroksimetilfurfural (HMF)
Maks
mg/kg
50
Air
Maks
% b/b
22
Gula pereduksi (dihitung sebagai glukosa) Sukrosa
Min
% b/b
65
Maks
% b/b
5
Keasaman
Maks
ml NaOH 1 N/kg
50
Padatan yang tak larut dalam air
Maks
% b/b
0,5
Abu
Maks
% b/b
0,5
Cemaran logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Cemaran Arsen (As)
Maks Maks Maks
mg/kg mg/kg mg/kg
1,0 5,0 0,5
Sumber : SNI 01-3545-20044
Beberapa cara menguji keaslian madu, yaitu : (1) madu palsu dianggap akan mudah terserap oleh kertas karena kandungan airnya tinggi, (2) madu asli dianggap akan berbentuk gas atau uap air jika dikocok, (3) madu asli dianggap akan langsung jatuh ke dasar wadah bila dituang ke dalam air (Hasibuan 2008). 3.3.
Manfaat Madu Madu sebagai bahan makanan sumber energi yang berkualitas baik
memiliki banyak manfaat karena madu mengandung berbagai jenis komponen yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu karbohidrat, asam amino, mineral, enzim, vitamin, dan air. Komposisi nutrisi madu ditunjukkan dalam Tabel 5.
4
Badan Standar Nasional. 2004. Madu. www.deptan.go.id [30 November 2010]
18
Tabel 5. Komposisi Nutrisi Madu No. Komposisi
Jumlah (%)
1.
Air
17,0
2.
Fruktosa
38,5
3.
Glukosa
31,0
4.
Maltosa
7,2
5.
Karbohidrat
4,2
6.
Sukrosa
1,5
7.
Enzim, Mineral dan Vitamin
0,5
8.
Energi (Kalori/100 gram)
294,0
Sumber:Hammad S 2009
Tabel 5 menunjukkan bahwa madu mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Madu sebagai pemanis alami dengan kandungan nutrisi yang baik sering kali tergantikan oleh gula pasir padahal madu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan gula pasir. Salah satu keunggulan madu dari gula pasir yaitu madu dapat langsung diproses tubuh menjadi energi, sedangkan gula pasir harus diproses terlebih dahulu oleh enzim pencernaan untuk dijadikan energi bagi tubuh5. Berikut ini dapat dilihat keunggulan madu dibandingkan gula pasir berdasarkan kandungannya pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa komposisi kandungan madu lebih baik daripada komposisi kandungan gula pasir. Bahkan madu memiliki beberapa kandungan yang tidak terdapat pada gula pasir, seperti protein, serat, vitamin B6, vitamin C, riboflavin, pantotenat, asam folat, kalsium, fosfor, kalium, Fe, dan Zn. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa madu memiliki kandungan yang lebih lengkap dan lebih sehat daripada gula pasir.
5
Firdaus. 2010. Kandungan Madu. http://hutantropispadang.blogspot.com [30 November 2010]
19
Tabel 6. Komposisi Madu dan Gula Pasir (Per 100 gram) Zat Gizi, Vitamin dan Mineral Energi (kkalori)
Madu
Gula Pasir 304
385
0,3
0
82,3
99,5
0,1
0
Vitamin B6 (mg)
0,02
0
Vitamin C (mg)
1,0
0
Riboflavin (mg)
0,04
0
Niasin (mg)
0,3
0
Pantotenat (mg)
0,2
0
Asam Folat (mg)
3,0
0
Kalsium (mg)
5,0
0
Fosfor (mg)
6,0
0
Natrium (mg)
5,0
1,0
Kalium (mg)
51,0
0
Magnesium (mg)
5,0
1,0
Fe (mg)
0,5
0
Zn (mg)
0,1
Protein (gram) Karbohidrat (gram) Serat (gram)
0 6
Sumber : Food and Nutrition Encyclopedia (1994) diacu dalam Muhsin (2008)
Selain itu madu juga memiliki banyak manfaat terutama dalam bidang kesehatan. Manfaat madu banyak yang sudah dibuktikan secara ilmiah7, diantaranya yaitu: 1) Sebagai Antimikroba, madu mempunyai kemampuan membasmi sejumlah bakteri dan madu juga menyebabkan peningkatan tekanan osmosis yang dapat menghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuhnya. 2) Sebagai Antikanker, madu berasal dari lebah yang mengeluarkan beberapa unsur yang mencegah pecahnya sel-sel serbuk sari yang terdapat dalam madu.
6
Muhsin B. 2008. Komposisi Madu dan Gula Pasir. http://mengkajisunnah.blogspot.com [1 Desember 2010] 7 Hammad S. 2009. 99 Resep Sehat dengan Madu. Solo: Aqwamedika. Hlm 61-79
20
Berdasarkan sifat tersebut madu diyakini mampu mencegah terjadinya penyakit kanker. 3) Mengobati Luka, madu mengandung unsur-unsur gizi yang sangat berperan dalam pembentukan sel jaringan baru. Madu juga efektif untuk mengobati luka infeksi dan bernanah serta sebagai antipendarahan. 4) Manfaat bagi wanita, madu mengandung unsur-unsur yang mampu memberikan nutrisi bagi kulit untuk mencerahkan dan melindunginya dari bakteri. 5) Manfaat bagi anak-anak, madu dapat berperan sebagai obat anemia anak, membantu pertumbuhan tulang dan gigi, melindungi tubuh dari bahaya pewarna buatan, dan melindungi pencernaan. 3.2.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.2.1. Definisi Konsumen Konsumen merupakan pengguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Sumarwan (2003) konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu merupakan konsumen akhir dalam penggunaan barang dan jasa. Konsumen individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga dapat digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman. Sementara konsumen organisasi yang meliputi organisasi bisnis, yayasan dan lembaga lainnya merupakan konsumen yang menggunakan produk untuk menjalankan kegiatan organisasinya. Konsumen individu menarik untuk dikaji karena keragaman yang meliputi usia, latar belakang, budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi. Konsumen memiliki perilaku yang menarik dalam proses pembelian dibandingkan dengan proses konsumsi (Engel et al 1994a).
21
3.2.2. Karakteristik Konsumen Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pembelian. Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi konsumen (Sumarwan 2003). Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktorfaktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, pendapatan, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. Faktor kepribadian konsumen dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian yang dapat dilihat pada tahap pencarian informasi. Konsumen yang memiliki kepribadian suka mencari informasi, maka konsumen akan meluangkan waktunya untuk mencari informasi tentang produk yang akan dibelinya. Selain faktor kepribadian, faktor pendidikan juga penting dalam proses keputusan pembelian. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan membuat konsumen senang untuk mencari informasi tentang suatu produk sebelum memutuskan untuk membelinya (Sumarwan 2003). Tingkat pendidikan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan juga akan mempengaruhi cara pandang dan persepsi konsumen terhadap suatu produk. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pengalaman konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk. 3.2.3. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel et al 1994a). Menurut Sumarwan (2003), perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang memperlihatkan
konsumen
dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah suatu proses dan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam melakukan upaya pemasaran. Dalam mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh dari apa yang mereka inginkan tentang produk maupun jasa. Perilaku konsumen secara sederhana mempelajari tentang apa yang dibeli konsumen, 22
mengapa konsumen membelinya, kapan dan di mana mereka membelinya, seberapa
sering
mereka
membelinya,
dan
seberapa
sering
mereka
mengkonsumsinya (Sumarwan 2003). Hal-hal tersebut dapat menunjukkan karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian terhadap suatu produk. Hal yang esensial dari perilaku konsumen adalah mengerti dan mengadaptasi perilaku konsumen bukanlah pilihan tapi merupakan suatu kebutuhan mutlak untuk keberlangsungan yang kompetitif (Engel et al 1994a). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk proses keputusan pembelian yaitu faktor lingkungan, faktor individu dan proses psikologis (Engel et al 1994a). Faktor-faktor tersebut digambarkan dalam suatu hubungan sederhana proses keputusan pembelian yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh Pribadi Keluarga Situasi
Perbedaan Individu
Proses Keputusan
Proses Psikologis
Sumberdaya Konsumen Motivasi dan Keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian dan Gaya Hidup Demografi
Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil
Pemrosesan Informasi Pembelajaran Perubahan sikap
Strategi Pemasaran Produk Harga Promosi Distribusi
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya Sumber: Engel et al (1994a)
23
3.2.4. Pengaruh yang Mendasari Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal tersebut didasarkan pada adanya variasi dalam proses keputusan yang diambil oleh konsumen. Menurut Engel et al (1994a) pengaruhpengaruh yang menjadi determinan pada perilaku konsumen adalah : 1) Pengaruh Lingkungan Engel et al (1994a) menyatakan bahwa konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks yang akan berpengaruh terhadap perilaku proses keputusan konsumen. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku proses keputusan konsumen yaitu: a) Budaya Budaya di dalam studi perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel et al 1994a). Menurut Kotler (2005b), budaya merupakan faktor yang memiliki faktor yang paling luas dan paling dalam. Budaya mampu memberikan pengaruh sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. b) Kelas Sosial Masyarakat dikelompokkan ke dalam stratifikasi yang dikenal sebagai kelas sosial. Menurut Engel et al (1994a) kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar yang didasarkan pada nilai, minat dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan pendapatan konsumen tetapi juga mencerminkan indikator lainnya seperti pekerjaan, pendidikan dan lingkungan tempat tinggal. Perbedaan dalam kelas sosial akan mencerminkan perilaku yang berbeda pula terhadap pembelian produk. Hal tersebut menarik bagi pemasar karena kelas sosial dapat menentukan pemilihan dan pembelian produk oleh konsumen sesuai dengan gaya hidup. Oleh karena itu kelas sosial adalah esensial dalam penetapan posisi, yaitu penciptaan persepsi di dalam benak konsumen mengenai sifat suatu produk atau organisasi. 24
c) Pengaruh Pribadi Kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan terutama dalam tahap pencarian informasi. Kelompok acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Pengaruh dari kelompok acuan terjadi dalam tiga bentuk, yaitu utilitarian, nilai ekspresif dan informasi (Engel et al 1994a). Variabel yang penting dalam pengaruh pribadi adalah keterlibatan. Peningkatan keterlibatan terjadi jika pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi kelas sosial konsumen. Keterlibatan yang tinggi juga akan memunculkan informasi dari orang yang dipercaya. d) Keluarga Keluarga menjadi unit keputusan utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi. Pada bidang perilaku konsumen, keluarga menjadi faktor penting karena keluarga merupakan unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk dan adanya pengaruh dari anggota keluarga yang lain ketika ada pembelian individu (Engel et al 1994a). e) Situasi Situasi konsumen tidak hanya melibatkan orang tetapi juga melibatkan benda. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek (Engel et al 1994a). Karakteristik situasi konsumen terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan keadaan anteseden (Belk, 1975 diacu dalam Engel et al 1994a). Situasi konsumen dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama, yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian. 2) Perbedaan Individu Faktor internal yang mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumen adalah adanya perbedaan individu. Engel et al (1994a) menyatakan terdapat lima komponen yang mendasari individu berbeda satu sama lain dalam proses pengambilan keputusan, yaitu: a) Sumberdaya Konsumen
25
Sumberdaya yang digunakan konsumen dalam proses pembelian adalah sumberdaya ekonomi, sumberdaya temporal dan sumberdaya kognitif. Sumberdaya ekonomi konsumen menggambarkan daya beli konsumen terhadap suatu produk. Persepsi konsumen terhadap sumberdaya yang tersedia dapat berpengaruh terhadap kesediaan untuk menggunakan waktu dan uang untuk pembelian produk (Engel et al 1994a). b) Keterlibatan dan Motivasi Engel et al (1994a) menyatakan bahwa motivasi dan keterlibatan saling berkaitan dimana keterlibatan merupakan faktor pengarah yang potensial dan mampu mempengaruhi motivasi dalam proses keputusan pembelian. Kebutuhan menjadi variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan didefinisikan sebagai perbedaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya yang memadai untuk mengaktifkan perilaku. Jika kebutuhan diaktifkan maka akan menimbulkan dorongan yang disalurkan untuk tindakan pembelian. Pemahaman motivasi dalam pembelian dapat dilakukan melalui keterlibatan. Keterlibatan didefinisikan sebagai tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan/atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik. Jika keterlibatan tinggi maka ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi. c) Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan merupakan faktor penentu utama dari perilaku konsumen yang dapat dilihat dari produk yang dibeli konsumen, tempat pembelian dan waktu pembelian bergantung pada pengetahuan yang relevan tentang keputusan pembelian (Engel et al 1994a). Engel et al (1994a) menyatakan bahwa pengetahuan konsumen terbagi dalam tiga jenis, yaitu (1) pengetahuan produk mencakup kesadaran merek dalam kategori produk, terminologi produk, atribut produk, dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan merek spesifik, (2) pengetahuan pembelian mencakup berbagai informasi yang dimiliki konsumen tentang pemerolehan produk dan (3) pengetahuan pemakaian mencakup informasi dalam ingatan tentang penggunakan suatu
26
produk dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut. d) Sikap Engel et al (1994a) mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap konsumen tergantung dari pengalaman dengan suatu produk. Analisis sikap diperlukan dalam perilaku konsumen terutama untuk membantu pengambilan keputusan yaitu mengidentifikasi pangsa pasar, meramalkan perilaku masa yang akan datang dan mengevaluasi pasar yang potensial. e) Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan faktor-faktor yang saling berkaitan untuk menunjukkan adanya perbedaan individu dalam konsumsi produk dan preferensi merek. Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan (Engel et al 1994a). Kepribadian biasanya digambarkan dengan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Engel et al (1994a) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup merupakan cerminan dari nilai konsumen dan merupakan konsep yang kontemporer dan komprehensif serta dapat berubah lebih cepat. Demografi merupakan karakteristik konsumen yang dibedakan atas usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Perbedaan individu terlihat dari demografi konsumen yang dapat digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar. 3) Proses Psikologis Proses psikologis terdiri dari tiga proses sentral yang membentuk motivasi dan perilaku konsumen, yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku (Engel et al 1994a). a) Pemrosesan Informasi Komunikasi menjadi faktor penting dalam upaya pemasaran karena berkaitan dengan proses pengolahan informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada
27
proses suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akan diambil kembali ketika diperlukan (Engel et al 1994a). b) Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Perspektif yang digunakan dalam perilaku konsumen terdiri dari perspektif pembelajaran kognitif dan pembelajaran perilaku. c) Perubahan Sikap dan Perilaku Perubahan sikap dan perilaku konsumen menjadi sasaran utama pemasaran. Sikap dan perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi persuasif. Sikap dan perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi dengan modifikasi perilaku seperti dorongan dan komitmen. 3.2.5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses melakukan pembelian. Pengambilan keputusan konsumen dalam menentukan jenis produk yang dibeli berkaitan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pemasaran produk. Pengambilan keputusan pembelian konsumen bertujuan untuk penentuan jenis produk, tempat pembelian, frekuensi pembelian, dan jumlah pembelian. Keputusan konsumen dalam tindakan pembelian terdiri dari beberapa tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan hasil (Engel et al 1994b). Alur proses pembelian dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Pembelian
Hasil
Gambar 3. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Engel et al (1994b)
1) Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan persepsi antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan (Engel et al 1994b). Pengenalan kebutuhan tidak secara 28
langsung dapat mengaktifkan tindakan pembelian. Kondisi tersebut tergantung dari faktor kebutuhan yang dikenali adalah kebutuhan yang penting dan pemenuhan kebutuhan konsumen berada dalam batas kemampuannya. 2) Pencarian Informasi Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya maka akan melakukan pencarian untuk memenuhi kebutuhan. Engel et al (1994b) mendefinisikan pencarian sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (internal) atau pemerolehan informasi dari lingkungan (eksternal). Pencarian internal merupakan tahapan pertama setelah pengenalan kebutuhan. Pencarian eksternal dilakukan jika ingatan dan pengetahuan konsumen kurang dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhannya. Pencarian internal juga dapat diperoleh dari kepuasan konsumen terhadap pembelian sebelumnya. Motivasi utama dalam tahap pencarian informasi sebelum pembelian adalah keinginan untuk membuat pilihan konsumsi yang lebih baik. 3) Evaluasi Alternatif Proses pencarian yang telah dilakukan konsumen berlanjut pada tahapan evaluasi alternatif dimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dan memilih alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini, konsumen menggunakan kriteria evaluasi sebagai atribut yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan sehingga dapat memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Kriteria evaluasi dapat berbeda-beda tergantung pada karakteristik produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Kriteria evaluasi yang sering digunakan antara lain harga, merek, negara asal, dan kriteria yang bersifat hedonik (prestise, status). Kriteria evaluasi yang digunakan konsumen dalam pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranya pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan pengetahuan (Engel et al 1994b). Ketika pengambilan keputusan bersifat kebiasaan, evaluasi alternatif hanya akan melibatkan konsumen yang memutuskan untuk membeli kembali produk yang sama seperti sebelumnya. Kaidah keputusan ini juga dapat disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. 4) Pembelian
29
Tahapan pembelian dilakukan ketika konsumen memperoleh alternatif yang dipilih. Pada tahapan pembelian, keputusan yang dibuat oleh konsumen antara lain kapan membeli, di mana membeli dan bagaimana membayar. Engel et al (1994b) mengemukakan bahwa dalam model perilaku konsumen, pembelian merupakan fungsi dari niat pembelian dan faktor lingkungan dan atau perbedaan individual. Niat pembelian konsumen digolongkan menjadi dua kategori, yaitu (1) produk dan merek, (2) kelas produk. Niat pembelian kategori pertama umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya, hal ini merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Pada niat kategori kedua disebut sebagai pembelian yang terencana walaupun pilihan merek dibuat di tempat penjualan. 5) Hasil Pembelian Setelah melakukan pembelian, konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan evaluasi untuk mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah digunakan (Engel et al 1994b). Hasil dari evaluasi adalah kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan berfungsi sebagai loyalitas terhadap produk sehingga untuk waktu yang akan datang akan ada
pembelian
berulang.
Sementara
ketidakpuasan
akan
menghasilkan
komunikasi lisan yang negatif, keluhan dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum (Engel et al 1994b). 3.2.6.
Dimensi Produk Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan (Umar 2000). Pada umumnya suatu produk memiliki berbagai atribut. Atribut produk dapat mengacu pada dimensi produk yang berkaitan dengan kualitas yang dimiliki oleh suatu produk. Kualitas suatu produk dapat menciptakan kepuasan pelanggan. Adapun dimensi produk yang tercakup dalam dimensi produk, yaitu (Gaspersz dalam Umar 2000) : 1) Performance berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan menjadi karakteristik utama pelanggan dalam membeli barang. 30
2) Features yaitu aspek performansi yang mendukung fungsi dasar dari suatu produk dan berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya. 3) Reliability berkaitan dengan probabilitas suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu. 4) Conformance berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5) Durability yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 6) Serviceability
yaitu
karakteristik
yang
berkaitan
dengan
kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. 7) Aesthetics merupakan karakteristik yang bersifat subjektif tentang nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. 8) Fit and finish merupakan sifat subjektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan tentang keberadaan produk sebagai produk berkualitas. 3.2.7.
Kepuasan Konsumen Kotler (2005a) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan
senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu hasil dari pembelian. Kepuasan pelanggan mencerminkan seberapa jauh perusahaan telah merespon keinginan dan harapan pasar. Konsumen yang merasa puas dapat melakukan pembelian ulang dan dapat menjadi pelanggan dengan loyalitas yang tinggi. Perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal dalam jangka panjang dapat memiliki keuntungan yang berkelanjutan. Umar (2000) menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu harapan-harapan atas sesuatu dan kenyataan-kenyataan yang diterima konsumen. Konsep kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Konsep kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 4.
31
Tujuan Perusahaan
Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Produk Harapan Pelanggan terhadap Produk
Nilai Produk bagi Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Gambar 4. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan Sumber: Rangkuti (2006)
Kepuasan berfungsi untuk mengukuhkan loyalitas konsumen, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan dan komunikasi lisan yang negatif. Adapun fungsi produk yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah (Sumarwan 2003): 1) Produk berfungsi lebih baik sesuai dari harapan konsumen disebut diskonfirmasi positif maka konsumen merasa puas 2) Produk berfungsi seperti harapan konsumen disebut dengan konfirmasi sederhana maka konsumen merasa netral 3) Produk berfungsi lebih buruk dari harapan konsumen disebut diskonfirmasi negatif maka konsumen merasa tidak puas 3.2.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan Peningkatan kualitas dan kinerja atribut produk dan pelayanan akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Dengan meningkatnya kepuasan konsumen maka diharapkan pelanggan bertahan juga meningkat. Retensi pelanggan akan menghasilkan laba yang lebih besar (Gambar 5).
32
Kinerja Atribut
Kepuasan Konsumen
Retensi Pelanggan
Laba
Gambar 5. Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Laba Perusahaan Sumber: Lupiyoadi dan Hamdani (2008)
Program kepuasan konsumen bertujuan untuk meningkatkan kinerja positif pada atribut, sehingga atribut yang dianggap penting akan diketahui dan peningkatan kinerja dilakukan melalui atribut tersebut. Atribut yang kurang menurut konsumen dapat diperbaiki sedangkan atribut yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen dapat dipertahankan. Kepuasan konsumen tersebut akan menghasilkan retensi pelanggan, sehingga semakin tinggi pelanggan yang bertahan maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh. Konsumen yang mampu menghasilkan laba adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang dari waktu ke waktu memberikan arus pendapatan yang jauh melebihi arus biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani konsumen tersebut (Kotler 2005a). 3.2.9. Importance Performance Analysis (IPA) Martilla dan James (1977) mengembangkan suatu teknik pengukuran langsung yang dinamakan Importance Performance Analysis8. Teknik ini menggambarkan rata-rata dari tingkat kepentingan dan kinerja suatu produk yang dituangkan dalam sebuah diagram yang menunjukkan kombinasi atribut-atribut produk tersebut yang berdampak pada kepuasan konsumen. Importance Performance Analysis (IPA) menghitung tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut produk. Metode IPA sering digunakan untuk menganalisis suatu merek dan tidak efektif jika digunakan untuk membandingkan beberapa merek (Santoso dalam Harnasari 2009). Pengukuran kepuasan pelanggan dengan metode IPA dapat memberikan gambaran tentang atribut yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan berlebihan melalui kuadran dalam diagram kartesius. Hasil analisis IPA dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat mencapai kepuasan pelanggan. 8
www.sapmea.asn.au [29 April 2011]
33
Pada IPA terdapat istilah kepentingan bukan harapan yang menjadi dasar pengukuran konsumen yaitu kesenjangan antara harapan konsumen dengan tingkat kinerja yang dirasakan oleh konsumen. Rangkuti (2006) menyatakan bahwa istilah expectation diganti dengan istilah importance atau tingkat kepentingan yang berdasarkan persepsi pelanggan. Konsep harapan akan menjadi tidak jelas dan kurang berkaitan dengan tujuan perusahaan. Hal tersebut disebabkan perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Jika konsumen menilai harga produk seharusnya turun, sementara perusahaan memiliki perhitungan sendiri untuk penurunan harga maka tingkat kepentingan pelanggan untuk penurunan harga menjadi tidak jelas. Konsep importance dinilai mampu memberikan kejelasan tingkat kepentingan atribut berdasarkan persepsi konsumen. Selain itu, perusahaan dapat lebih fokus pada atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan (Supranto 2001). 3.2.10. Customer Satisfaction Index (CSI) Indeks kepuasan pelanggan mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan yang dihitung dari bobot setiap nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut produk. Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan penilaian kinerja dan kepentingan dari konsumen. Pengukuran CSI pada pelanggan sendiri melalui riset konsumen dapat mengidentifikasi sumber yang menjadi kepuasan dan ketidakpuasan (Irawan 2003). Keunggulan dari CSI adalah dapat mengetahui skor kepuasan pelanggan terhadap keseluruhan atribut berada pada suatu rentang skala (Maharani 2008). Perhitungan salah satu komponen dalam CSI yaitu Weight Average Total (WAT) dapat diketahui atribut yang kinerjanya perlu dipertahankan dan atribut yang kinerjanya perlu ditingkatkan. Atribut yang berada di atas rata-rata WAT harus dipertahankan kinerjanya sedangkan atribut dibawahnya perlu ditingkatkan kinerjanya (Chandrawatisma dalam Harnasari, 2009). CSI juga menghasilkan kepuasan per atribut yang dihitung dengan membuat persentase dari proporsi skor kepuasan per atribut terhadap kepuasan total. Perhitungan CSI diperoleh dari perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata kepentingan dan kinerja atribut dihitung rata-rata tertimbangnya sebagai bobot. Perhitungan CSI digunakan sebagai 34
pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas pada penilaian atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara langsung. 3.2.11. Pemasaran dan Bauran Pemasaran Kotler (2005) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Kotler (2005) menjelaskan bahwa strategi pemasaran dapat dirumuskan dengan menganalisis bauran pemasarannya. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran yang terdiri dari strategi produk (product), strategi harga (price), strategi promosi (promotion), dan strategi distribusi (place). Pada umumnya, bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P digunakan untuk strategi produk berupa barang. Sedangkan pada sektor jasa digunakan strategi 7P. Bauran pemasaran 4P merupakan strategi yang saling berkaitan untuk mendukung keberhasilan pemasaran suatu produk. Bauran pemasaran 4P terdiri dari variabel indikator yang membantu dalam penyusunan strategi pemasaran yang dapat dilihat pada Gambar 6. 1) Strategi Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan (Kotler 2005b). Strategi produk tidak hanya pada inovasi penciptaan produk melainkan juga perbaikan produk sehingga dapat meningkatkan kualitas produk. Perbaikan produk yang dilakukan secara terus menerus dapat menjadikan perusahaan bertahan dalam persaingan. Strategi produk yang dibuat berdasarkan keinginan konsumen dapat meminimalkan risiko kegagalan produk. Strategi produk juga dapat disesuaikan dengan siklus hidup produk perusahaan di suatu industri.
35
Bauran Pemasaran 4P
Produk 1. Keragaman Produk 2. Kualitas 3. Desain 4. Ciri 5. Nama Merek 6. Kemasan 7. Ukuran 8. Pelayanan 9. Garansi 10. Imbalan
Harga 1. Daftar Harga 2. Diskon 3. Potongan Harga Khusus 4. Periode Pembayaran 5. Syarat Kredit
Promosi 1. Promosi Penjualan 2. Periklanan 3. Tenaga Penjualan 4. Kehumasan/PR 5. Penjualan Langsung
Distribusi 1. Saluran Pemasaran 2. Cakupan Pasar 3. Pengelompokkan Lokasi 4. Persediaan 5. Transportasi
Gambar 6. Variabel 4P beserta Indikator dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kotler (2000)
2) Strategi Harga Harga merupakan sejumlah nilai yang diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan manfaat (Tjiptono 2008). Harga merupakan bagian pemasukan yang diterima perusahaan dibandingkan ketiga strategi lainnya yaitu produk, promosi dan distribusi yang mengeluarkan biaya. Harga memiliki peranan sebagai alokasi biaya bagi konsumen untuk mendapatkan produk sesuai dengan daya beli. Harga juga berperan sebagai informasi produk, karena harga dapat mencrminkan kualitas produk bagi konsumen yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang suatu produk. 3) Strategi Promosi Promosi merupakan salah satu strategi yang menentukan keberhasilan pemasaran. Promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan dan memberi informasi tentang produk kepada konsumen sehingga konsumen dapat mengenal produk dan melakukan pembelian (Tjiptono 2008). Strategi promosi yang dapat dilakukan antara lain personal selling, direct selling, media massa, hubungan masyarakat, promosi penjualan, dan publisitas. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik produk dan target pasar dari suatu produk. 36
4) Strategi Distribusi Tjiptono (2008) menyatakan bahwa distribusi merupakan kegiatan yang dapat melancarkan arus barang dari produsen ke konsumen. Distribusi berkaitan dengan saluran pemasaran yang memiliki fungsi seperti adanya perubahan bentuk, waktu dan biaya. Perusahaan dapat menentukan saluran dan sistem pemasaran yang paling efektif dan efisien untuk menyampaikan produk kepada konsumen. 3.3.
Kerangka Pemikiran Operasional Industri madu memiliki perkembangan yang cukup baik yang dapat dilihat
dari adanya berbagai jenis dan merek madu yang ada di pasar saat ini. Selain itu produk madu juga memiliki peluang peningkatan permintaan karena didukung oleh adanya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat dan pemahaman akan manfaat madu. Madu dikenal sebagai pemanis alami yang memiliki berbagai manfaat dan khasiat terhadap kesehatan. Persaingan dalam meningkatkan penjualan dalam industri madu tidak hanya dialami oleh produsen madu yang telah ada tapi juga produsen baru yang masuk dalam industri madu. PT Madu Pramuka menghasilkan berbagai macam produk hasil budidaya lebah yang salah satu produknya adalah madu yang memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini didasari oleh persentase penjualan Madu Pramuka merupakan penjualan yang paling tinggi diantara produk hasil lebah lainnya yang dijual di PT Madu Pramuka. Namun hingga saat ini penjualan Madu Pramuka per bulannya masih berfluktuasi dengan tren penjualan menurun yang mengakibatkan pendapatan perusahaan dari produk madu murni juga menurun. Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala untuk mencapai peningkatan penjualan dan mencapai target penjualan yang meningkat setiap tahunnya. Selain itu, banyaknya jumlah produsen madu yang ada dalam industri madu saat ini mengharuskan PT Madu Pramuka untuk memahami karakteristik dan kepuasan konsumen Madu Pramuka agar dapat melakukan upaya pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualannya. Konsumen memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan penjualan. Konsumen selalu berubah, hal tersebut dapat dilihat dari selera dan pengetahuan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Kondisi tersebut menjadikan PT Madu Pramuka perlu memperhatikan perilaku konsumen untuk dapat melakukan inovasi dalam 37
menjalankan upaya pemasaran khusunya melalui alternatif bauran pemasaran. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan kepada konsumen sasaran dengan berorientasi kepada kepuasan konsumen. Analisis
perilaku
konsumen
didahului
dengan
mengidentifikasi
karakteristik umum konsumen dan tahapan keputusan pembelian. Identifikasi karakteristik umum konsumen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, status pernikahan, dan rata-rata pendapatan per bulan dilakukan dengan analisis statistik deskriptif. Hasil dari identifikasi karakteristik umum konsumen dapat digunakan sebagai gambaran umum konsumen potensial untuk produk Madu Pramuka. Setelah melakukan proses keputusan pembelian, konsumen mendapatkan hasil dari proses pembelian maka konsumen akan melakukan evaluasi yang menghasilkan kepuasan terhadap Madu Pramuka. Proses pengambilan keputusan konsumen akan memberikan pemahaman mengenai perilaku konsumen pada tahap-tahap keputusan pembelian. Dengan demikian, perusahaan mampu mengetahui karakteristik konsumen dan tipe pengambilan keputusan pembelian konsumen serta memberikan masukan pada alternatif bauran pemasaran yang direkomendasikan. Hasil proses keputusan pembelian adalah perasaan puas atau tidak puas dari konsumen terhadap produk yang telah dikonsumsinya. Analisis kepuasan konsumen dapat membantu perusahaan untuk mengetahui penilaian konsumennya terhadap atribut produk. Pemahaman mengenai tingkat kepuasan konsumen akan memberikan masukan kepada perusahaan terhadap perbaikan kinerja atribut produk sehingga konsumen menjadi puas terhadap kinerja produk. Analisis perilaku konsumen yang dilakukan dapat membantu PT Madu Pramuka untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga PT Madu Pramuka dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil dari analisis perilaku konsumen menghasilkan implikasi yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam penyusunan upaya pemasaran Madu Pramuka pada PT Madu Pramuka. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 7.
38
Perkembangan Industri Madu di Indonesia
• PT. Madu Pramuka sebagai salah satu produsen madu yang menghadapi penurunan penjualan dan keluhan konsumen terhadap atribut produk • Adanya target penjualan yang semakin meningkat setiap tahun
Identifikasi karakteristik umum (usia, jenis kelamin, agama, status pernikahan, alamat/domisili, pendidikan terakhir, pendapatan ratarata per bulan, dan pekerjaan)
Analisis tentang proses keputusan pembelian: 1) Pengenalan kebutuhan 2) Pencarian informasi 3) Evaluasi alternatif 4) Pembelian 5) Hasil pembelian
Umpan Balik Tabulasi Deskriptif
Analisis tentang kepuasan konsumen terhadap atribut produk Madu Pramuka.
Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index
Kepuasan/ketidakpuasan konsumen
Rekomendasi bauran pemasaran
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional
39
IV METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di gerai pusat Madu Pramuka PT Madu
Pramuka karena jumlah penjualan di gerai ini paling tinggi. Penjualan yang tinggi salah satunya mengindikasikan jumlah konsumen yang lebih banyak daripada di gerai Madu Pramuka yang lain sehingga semakin beragam karakteristik konsumen Madu Pramuka. Gerai pusat PT Madu Pramuka berlokasi di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan PT Madu Pramuka merupakan pioneer budidaya lebah modern di Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan Februari hingga pertengahan Maret 2011. 4.2.
Metode Penentuan Sampel Metode penarikan sampel yang dipilih adalah non-probability sampling,
dimana setiap konsumen Madu Pramuka tidak mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih menjadi responden dalam penelitian ini. Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Pemilihan teknik penentuan sampel didasarkan pada kondisi dan lokasi penelitian yang membutuhkan sampel besar tanpa diketahui jumlah populasi yang ada, sehingga peneliti menggunakan teknik tersebut untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan sampel. Menurut Umar (2003), convenience sampling merupakan sampel yang diambil dari siapa saja di dalam populasi yang sedang berada di lokasi penelitian serta bersedia menjadi sampel penelitian. Sampel yang menjadi responden adalah sampel yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti sehingga dapat mengurangi bias penelitian. Sampel yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini adalah konsumen Madu Pramuka yang telah melewati proses screening. Sampel yang akan dijadikan responden adalah konsumen Madu Pramuka yang pernah mengkonsumsi Madu Pramuka minimal dua kali dalam satu bulan terakhir yang dimaksudkan agar konsumen dapat mengingat (recall) penilaian terhadap konsumsi produk. Selain itu, persyaratan responden dalam penelitian ini yaitu 40
berusia lebih atau sama dengan 17 tahun dengan pertimbangan bahwa responden tersebut dinilai telah mengerti pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan memiliki wewenang pribadi dalam menentukan pemilihan produk yang dibeli. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 60 orang. Ukuran populasi konsumen Madu Pramuka tidak diketahui dengan tepat karena konsumen dapat membeli produk beberapa kali atau berulang-ulang. Untuk itu, pengambilan sampel dilakukan di atas sebaran normal dalam statistik, yaitu minimal 30 sampel untuk menghindari sampel error atau tidak menyebar normal. Semakin besar jumlah sampel atau lebih besar dari 30 maka teori penarikan contoh akan diperoleh kesimpulan yang memuaskan dan derajat kepercayaan yang akurat (Walpole 1995 dalam Hanum 2007). 4.3.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan pihak manajemen perusahaan dan konsumen yang menjadi responden melalui kuesioner. Data sekunder yang digunakan berupa data statistik produksi, impor madu, data konsumsi madu nasional, data produsen dan merek dagang madu, serta literatur lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Data sekunder diperoleh dari Kementerian Kehutanan, Pusat Perlebahan Nasional, artikel, literatur dari internet, dan literatur lainnya seperti penelitian terdahulu. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner (Lampiran 6). Kuesioner penelitian harus dapat dipercaya sehingga kuesioner harus diuji terlebih dahulu kelayakannya sebelum digunakan dalam penelitian. Uji yang digunakan adalah uji reliabilitas dan uji validitas. Uji reliabilitas berfungsi untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang dipakai, sedangkan uji validitas
berfungsi untuk mengetahui
tingkat kebenaran dari alat ukur yang digunakan atau kesesuaian alat ukur dengan yang ingin diukur (Nazir 2005). 4.4.
Identifikasi Atribut Produk Madu Pramuka Atribut dijadikan sebagai salah satu komponen alat ukur dalam penelitian
mengenai perilaku konsumen khususnya untuk kepuasan konsumen. Identifikasi 41
atribut dilakukan dengan penelusuran studi literatur, pengamatan, wawancara dengan beberapa konsumen madu, dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan literatur tentang madu, atribut yang perlu diperhatikan dalam memilih madu untuk dikonsumsi adalah rasa, aroma, warna, dan kekentalan (kandungan air) dalam madu. Sedangkan menurut pihak manajemen PT. Madu Pramuka, atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli madu antara lain mutu, harga, kemasan, tanggal kadaluarsa, volume, dan keaslian. Pada pengukuran skala tingkat kinerja diperlukan indikator yang dapat memudahkan penilaian responden terhadap atribut Madu Pramuka.
Indikator
tingkat kinerja dapat dilihat pada Lampiran 7. Indikator tingkat kinerja disesuaikan dengan kinerja yang dimiliki atribut. Indikator tingkat kinerja digunakan untuk mempermudah responden dalam melakukan penilaian. Selain itu, indikator ini juga digunakan dalam interpretasi hasil dalam analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). 4.5.Metode Pengumpulan Data Data responden diperoleh melalui wawancara dengan responden terpilih dan pertanyaan yang diajukan mengacu pada kuesioner yang telah disiapkan. Paket kuesioner dibagi dalam empat bagian, bagian pertama merupakan screening yang bertujuan untuk menjaring konsumen. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan mengenai identitas konsumen meliputi karakteristik demografi. Bagian ketiga berupa pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik pembelian dan bagian keempat mengenai kepuasan konsumen. Terdapat dua jenis pertanyaan dalam kuesioner yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling sesuai. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab. Teknik pengumpulan data berupa wawancara menggunakan instrumen kuesioner dan mengamati secara langsung kegiatan yang ada di gerai PT Madu Pramuka. Pengumpulan data dilakukan setiap hari mulai pukul 09.00 hingga pukul 18.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut dimaksudkan agar data yang diambil dapat mewakili konsumen baik pada hari kerja maupun hari libur, sehingga 42
diharapkan hasil yang diperoleh dapat mewakili konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka. Selain konsumen, penelitian ini juga mengambil data primer dari pihak manajemen perusahaan yang diwakili oleh manajer pemasaran. Wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang perusahaan, produk madu dan kegiatan pemasaran yang dilakukan saat ini. Data sekunder diperoleh melalui browsing internet, studi literatur dan pustaka lainnya. 4.6.Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sementara analisis kepuasan konsumen diolah menggunakan Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode-metode analisis data tersebut. 4.6.1. Skala dan Rentang Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Durianto et al 2004). Tahapan penggunaan Skala Likert adalah sebagai berikut : 1) Peneliti
mengumpulkan
karakteristik
produk
yang
relevan
dengan
permasalahan yang sedang diteliti. 2) Terhadap karakteristik tersebut diminta tanggapan dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Pada umumnya tiap karakteristik alternatif pilihan berjumlah ganjil. Pertanyaan diupayakan sedemikian rupa agar tidak mengarahkan responden ke tendensi tertentu. 43
3) Tanggapan dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang terkait dengan bobot tanggapan. Tanggapan yang memberikan indikasi menyenangi atau setuju diberi skor tertinggi. Dalam hal ini tidak masalah untuk memberikan skor lima untuk tanggapan tertinggi dan satu untuk jawaban terendah. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperhatikan. Pada penelitian ini, skala Likert digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang membangun kepuasan konsumen tersebut. Jumlah skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penilaian konsumen. Adapun rumus rentang skala: RS =
Keterangan : m = skor maksimum n = skor minimum b = banyaknya kelas yang terbentuk 4.6.2. Analisis Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2005). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik konsumen dan tahapan proses keputusan pembelian Madu Pramuka yang diperoleh melalui kuesioner. Analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi yaitu penyajian data dan informasi dalam bentuk tabel sederhana yang berisi pengelompokkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil adalah faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Hasil 44
analisis ini digunakan untuk menganalisis karakteristik umum konsumen dan keputusan pembelian. Identifikasi karakteristik umum konsumen, analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen terhadap atribut Madu Pramuka akan menghasilkan alternatif bauran pemasaran yang dapat direkomendasikan kepada PT Madu Pramuka. Bauran pemasaran tersebut diperoleh dari variabel yang digunakan dalam analisis yang disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Variabel Analisis dalam Bauran Pemasaran Variabel Analisis Implikasi Bauran Pemasaran Pengenalan kebutuhan Strategi produk dan promosi Pencarian informasi Strategi promosi Strategi produk, harga, Evaluasi alternatif distribusi, dan promosi Strategi distribusi, promosi dan Pembelian harga Strategi harga, distribusi dan Pasca pembelian promosi Atribut: Kemasan, pilihan rasa, rasa, aroma, Strategi produk kekentalan, informasi produk, volume, warna, manfaat, dan keaslian Harga Strategi harga Strategi produk, harga, Merek distribusi, dan promosi Iklan dan promosi Strategi promosi Kemudahan memperoleh produk Strategi distribusi Strategi produk, harga, Kepuasan konsumen distribusi, dan promosi Sumber: Harnasari 2009
4.6.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Atribut-atribut yang terdapat dalam kuesioner yang akan ditanyakan kepada responden dilakukan pengujian terlebih dahulu. Menurut Rangkuti (2006), pada umumnya uji validitas dan uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden (di luar jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu 60 responden).
45
4.6.3.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2000). Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur (Rangkuti 2006). Dalam penelitian ini, variabel yang dimaksud adalah atribut-atribut produk yang dimiliki oleh Madu Pramuka. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17,0. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai valid atau tidaknya masing-masing atribut dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Suatu variabel (atribut) dikatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,3 dan dikatakan tidak valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,3 (Nugroho 2005). Atribut yang tidak valid harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian. Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,3, yaitu berkisar antara 0,331-0,704. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua atribut produk Madu Pramuka sudah valid untuk ditanyakan kepada responden dan dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.6.3.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat ukur (Nazir 2005). Reliabilitas juga diartikan sebagai suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar 2000). Menurut Umar (2000), terdapat berbagai macam teknik pengukuran reliabilitas, yaitu: 1) Teknik Test-Retest 2) Teknik Spearman-Brown 3) Teknik K-R 20 4) Teknik K-R 21 5) Teknik Cronbach 46
6) Teknik Observasi. Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan dengan software SPSS 17,0. Reliabilitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Menilai reliabel atau tidaknya masing-masing atribut dapat dilihat pada nilai Alpha. Indikator reliabilitas atribut-atribut adalah sebagai berikut (Nugroho 2005): a)
Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel
b)
Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel
c)
Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel
d)
Alpha 0,61-0,80 = reliabel
e)
Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel
Jika tidak reliabel, maka atribut yang memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka dapat dikatakan sangat reliabel karena memiliki nilai Alpha = 0,862. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua atribut tersebut sudah konsisten pada pengukurannya dalam penelitian ini. Hasil uji reliabilitas tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.6.4. Importance Performance Analysis (IPA) Konsep Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari atribut produk Madu Pramuka yang telah diformulasikan dengan memetakan atribut-atribut pada kuadran yang memiliki interpretasi berbeda. Tingkat kinerja menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Penilaian tingkat kinerja dan kepentingan digunakan skor yang ditunjukkan pada Tabel 8.
47
Tabel 8. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skor Kinerja Kepentingan Skor 1
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Penting
Skor 2
Tidak Baik
Tidak Penting
Skor 3
Cukup Baik
Cukup Penting
Skor 4
Baik
Penting
Skor 5
Sangat Baik
Sangat Penting
Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungan tersebut akan digambarkan dalam diagram IPA. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor ratarata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ∑
∑
Keterangan: X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus: ∑
∑
Keterangan: a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti
48
Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh Diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 8. Y
Penting
I
II
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
III
IV
Prioritas Rendah
Berlebihan
Kepentingan Kurang Penting X Kurang Baik
Kinerja
Baik
Gambar 8. Diagram Importance and Performance Analysis Sumber: Rangkuti (2006)
Masing-masing kuadran pada gambar menunjukkan keadaan yang berbeda: 1) Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I memuat atribut yang dinilai penting namun pelaksanaan kinerja atribut masih rendah. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga perusahaan perlu meningkatkan kinerja dari atribut produk. Atribut pada kuadran I memiliki prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya oleh perusahaan. 2) Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II memuat atribut yang dinilai penting dan kinerja atribut yang sesuai dengan yang dirasakan oleh konsumen. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen dinilai relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan atribut yang ada pada kuadran II.
49
3) Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran III memuat atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak terlalu baik. Pada kuadran ini, peningkatan variabel perlu diperhatikan kembali karena pengaruhnya yang tidak terlalu besar terhadap kepuasan konsumen. Atribut yang berada pada kuadran III memiliki prioritas rendah untuk diperbaiki kinerjanya oleh perusahaan. 4) Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran IV memuat atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi konsumen, akan tetapi kinerjanya dinilai berlebihan. Selain itu, atribut yang berada pada kuadran ini dapat dikurangi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya. 4.6.5. Customer Satisfaction Index (CSI) Metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1) Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap responden. ∑
Keterangan : n = Jumlah responden Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i 2) Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p. ∑
100%
3) Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan atau Mean Satisfaction Score (MSS).
50
4) Menghitung Customer Satisfaction Index, yaitu jumlah Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran Skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima.
100%
Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 9. Tabel 9. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index Angka Indeks
Interpretasi
0,00 - 0,20
Sangat tidak puas
0,21 - 0,40
Tidak puas
0,41 - 0,60
Cukup puas
0,61 - 0,80
Puas
0,81 – 1,00
Sangat puas
Indeks
kepuasan
pelanggan
menggunakan
rentang
skala
untuk
menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: RS = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)
4.7.
Definisi Operasional 51
1. Responden adalah orang dengan usia ≥ 17 tahun yang pernah mengkonsumsi Madu Pramuka dan berperan dalam pembelian dan konsumsi langsung Madu Pramuka. 2. Atribut produk adalah keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang dalam kasus ini adalah produk Madu Pramuka terdiri atas rasa, harga, kemasan, pilihan rasa, informasi pada produk, aroma, kekentalan, warna, manfaat, merek, volume, keaslian, iklan dan promosi serta kemudahan memperoleh produk. 3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat penelitian dilakukan. 4. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima responden selama satu bulan berdasarkan pekerjaan yang dijalani. 5. Rasa madu adalah karakteristik Madu Pramuka yang dirasakan oleh indera pengecap berupa rasa manis dan asam yang dipersepsikan oleh responden. 6. Aroma adalah karakteristik Madu Pramuka yang dapat dirasakan oleh indera penciuman. 7. Informasi pada produk adalah informasi berupa kejelasan tanggal kadaluarsa, izin BPOM RI, label halal pada Madu Pramuka, manfaat khusus madu, ketentuan penyimpanan, dan cara mengkonsumsi madu yang benar. 8. Kekentalan adalah tingkat konsistensi Madu Pramuka yang dirasakan oleh responden yaitu tekstur halus seperti tidak ada endapan, tidak lengket di lidah sehingga lebih mudah dikonsumsi. 9. Pilihan rasa adalah banyaknya variasi rasa Madu Pramuka yang terdiri dari berbagai rasa berdasarkan pakan lebah madu pada saat proses budidaya. 10. Harga adalah sejumlah nilai uang yang ditukarkan responden untuk mendapat manfaat dari Madu Pramuka. 11. Kemasan adalah bentuk pelindung yang dimiliki Madu Pramuka yang dapat menjadi pembanding dengan produk lainnya. 12. Warna adalah atribut madu yang dapat dilihat secara langsung yang menunjukkan asal madu dan kualitas madu. 13. Manfaat adalah nilai yang diperoleh responden setelah mengkonsumsi Madu Pramuka dengan biaya yang telah mereka keluarkan sebesar harga produk. 52
14. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi semuanya yang digunakan untuk mengidentifikasi produk sehingga dapat dibedakan terhadap produk pesaing dan juga menggambarkan persepsi konsumen terhadap kualitas dan image berupa penilaian dan keyakinan baik positif atau negatif. 15. Keaslian adalah kondisi madu yang tidak tercampur dengan zat lain sehingga manfaatnya terjaga dan kualitasnya baik. 16. Volume adalah banyaknya isi Madu Pramuka dalam satu kemasan. Penilaian atribut ini menggambarkan kesesuaian antara banyaknya variasi volume yang disediakan oleh PT Madu Pramuka dengan kebutuhan konsumen. 17. Iklan dan promosi adalah serangkaian cara yang digunakan untuk mengenalkan dan memasarkan Madu Pramuka agar konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya. 18. Kemudahan memperoleh produk adalah cara yang tidak menyulitkan konsumen dalam pembelian produk.
53
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka didirikan atas gagasan dari Sekjen
Kwartir Nasional (Kwarnas) yaitu Mayjen TNI (Purn) Dr. Azis Saleh pada tahun 1970. Gagasan tersebut dipicu oleh keinginan untuk menerapkan kegiatan budidaya lebah secara modern di Indonesia, mengingat masyarakat Indonesia pada waktu itu masih menggunakan cara yang tradisional. Pihak pemerintah maupun swasta (seperti Massito Apiaries dan Lembaga Apikultur Indonesia) sudah mencoba budidaya lebah secara modern namun usaha tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan. Hal inilah yang menarik perhatian Gerakan Pramuka untuk membantu pemerintah dalam merintis kembali budidaya lebah secara modern. Gagasan pembentukan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka diungkapkan dalam workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu hasil workshop tersebut yaitu pembentukan suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan Pramuka. Kemudian terbentuklah unit usaha Pramuka yang dinamakan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. Pada awal tahun 2004, Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka mengusulkan kepada Ketua Kwarnas untuk mengubah status unit usahanya menjadi perusahaan. Usulan tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain. Maka pada tanggal 5 Januari 2005 Pusat Perlebahan Apiari Pramuka resmi menjadi perusahaan dengan nama PT Madu Pramuka dan diresmikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yaitu Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH. Perubahan status tersebut dicatat pada Akta Pendirian Perusahaan nomor 6. Setelah resmi menjadi perusahaan, PT Madu Pramuka membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)Kecil dengan nomor SIUP 01966/13-1.824.51 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Agustus 2005. Dalam SIUP tersebut yang menjadi penanggung jawab perusahaan adalah Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka sebagai Direktur PT Madu Pramuka. Perluasan usaha PT Madu Pramuka pernah dilakukan dengan membuka kedai sebagai cabang usaha di Bali, Serang, Bandung Timur, Tangerang, 54
Sukabumi, dan Yogyakarta. Kedai yang hingga saat ini tetap ada yaitu kedai di Tangerang dan Sukabumi sedangkan kedai di Bali, Serang, Bandung Timur, dan Yogyakarta saat ini sudah tutup karena daya beli masyarakat sekitar terhadap produk lebah madu masih rendah sehingga operasional kedai tidak mencapai keuntungan yang ditargetkan.
Gambar 9. Gerai PT Madu Pramuka Sumber: PT Madu Pramuka (2011)
Visi PT Madu Pramuka yaitu menjadi pusat pendidikan perlebahan bagi anggota gerakan pramuka dan masyarakat umum serta menjadi pusat bisnis perlebahan yang berwawasan lingkungan guna mendukung dana bagi gerakan pramuka. PT Madu Pramuka juga memiliki misi kerja yaitu 1) bekerja untuk Kwarnas (membantu dana Gerakan Pramuka), 2) bekerja untuk kantor (membangun kantor), 3) bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan), dan 4) bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat). Landasan kerja yang digunakan PT Madu Pramuka adalah selalu berdoa kepada Allah SWT (memohon perlindungan-Nya) dan menjaga silaturahmi (internal dan eksternal). Semboyan kerja yang dipegang PT Madu Pramuka adalah kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta tulus, serius dan terus menerus. 5.2.
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi menggambarkan hierarki dan pembagian kerja di
dalam suatu usaha yang dijalankan. Sebagai suatu perusahaan, PT Madu Pramuka telah memiliki organisasi yang terstruktur. Struktur organisasi PT Madu Pramuka menggunakan struktur fungsional yaitu tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya masing-masing. PT Madu Pramuka dipimpin oleh 55
seorang direktur yang bertanggung jawab terhadap Kwarnas selaku Komisaris. Direktur dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Ahli dan Sekretaris. Adapun posisi dan tugas yang terdapat di PT Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT Madu Pramuka Posisi Tugas dan Wewenang
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Komisaris
Direktur Utama
Staf Ahli
Direktur Pemasaran dan Produksi
Direktur Keuangan dan Umum
• Memberikan keputusan dan kebijakan • Mengarahkan baik yang bersifat strategis maupun operasional agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan aktivitas manajemen perusahaan • Mengevaluasi hasil-hasil perusahaan dan langkah-langkah perbaikan untuk mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang • Meminta laporan atau tanggung jawab dari masing-masing departemen dan bertanggung jawab terhadap perkembangan perusahaan • Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi • Mengesahkan anggaran belanja perusahaan • Mengawasi jalannya perusahaan • Membawahi Direktur Pemasaran dan Produksi • Melaksanakan dan mengendalikan semua kegiatan atau aktivitas perusahaan • Bertanggung jawab atas segala tugas-tugas di dalam operasional perusahaan • Mengevaluasi dan merencanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan manajemen perusahaan • Membantu memberikan saran-saran kepada Direktur Utama PT Madu Pramuka khususnya dalam bidang perlebahan sesuai keahliannya • Menjaga dan memelihara aset-aset perusahaan dalam lingkup tugasnya • Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama PT Madu Pramuka • Mengkoordinasi hubungan antara masing-masing cabang di setiap wilayah • Memberikan informasi tentang penjualan dan produksi • Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan yang meliputi kegiatan produksi dan pemasaran • Mempelajari, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran produk-produk perlebahan berikut dengan peralatan ternak lebah • Memasarkan produk melalui jalur pemasaran indoor (penjualan langsung oleh toko-toko milik PT Madu Pramuka sendiri) dan outdoor (penjualan melalui toko, koperasi, swalayan, dan apotek-apotek yang bekerja sama dengan PT Madu Pramuka) • Melaksanakan kegiatan promosi penjualan jika produk melimpah (panen raya) • Membuat program kerja tahunan bersama bagian lain sesuai dengan lingkup tugas masing-masing • Melakukan inventarisasi aset-aset milik perusahaan meliputi barang bergerak maupun barang menetap • Membuat rencana pengembangan pembangunan sarana fisik dan rencana penambahan barang-barang inventaris • Melaksanakan kegiatan ekspedisi yang meliputi pengiriman barangbarang keluar negeri dan dalam negeri • Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan
56
Kepala Cabang
• Merencanakan dan mengkalkulasi kondisi keuangan secara keseluruhan • Mengelola investasi sesuai dengan kebijakan-kebijakan perusahaan • Melaksanakan tugas sebagai kepala cabang yang meliputi kegiatan pemasaran, gudang, pelatihan dan selalu berkoordinasi dengan kasie masing-masing bagian • Mengkoordinasi dan mengawasi semua pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepala Seksi pada masing-masing bagian • Menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan secara periodik baik bulanan maupun tahunan kepada Dirut Pemasaran dan Produksi
PT Madu Pramuka memiliki 90 orang karyawan yang ditempatkan di kantor pusat dan cabang perusahaan. Penempatan karyawan terdiri dari 60 karyawan di kantor pusat PT Madu Pramuka, 25 karyawan di Kantor Cabang Grinsing Jawa Tengah, dua karyawan di outlet Cabang Sukabumi, dan tiga orang karyawan di outlet Tangerang. Kantor pusat PT Madu Pramuka menempatkan karyawan dalam lima bagian, yaitu bagian produksi yang memiliki seorang kasie dan delapan staf, bagian pemasaran (marketing) yang memiliki lima kasie dan 22 staf, bagian pelatihan yang memiliki seorang kasie dan tiga orang staf, bagian keuangan (accounting) yang memiliki dua kasie, tiga staf dan seorang konsultan pajak serta bagian umum/personalia yang memiliki tiga kasie dan 12 staf. 5.3.
Bauran Pemasaran PT Madu Pramuka merupakan perusahaan produk lebah madu yang
memiliki empat bauran pemasaran, yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat). Berikut adalah bauran pemasaran pada PT Madu Pramuka. 5.3.1. Produk (Product) Produk yang dijual PT Madu Pramuka berupa barang dan jasa yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang, yaitu 1) madu murni yang dihasilkan dari berbagai sumber nektar, diantaranya madu kapuk, madu karet, madu kopi, madu klengkeng, madu rambutan, madu durian, madu apel, madu mangga, madu kaliandra, madu multiflora, dan madu mahoni, 2) madu pollen (madu + tepung sari bunga), 3) madu royal jelly (madu + royal jelly), 4) madu super (madu + tepung sari + royal jelly), 5) bee pollen (tepung sari bunga), 6) royal jelly, 7) propolis, 8) koloni lebah, 9) buku-buku beternak lebah, 57
diantaranya Petunjuk Beternak Lebah dan Pemanfaatannya, 10) boneka lebah, 11) peralatan lebah, diantaranya stup, ekstraktor, topi dan masker, smoker, pollen trap, alat grifting, dan sarung tangan. Sedangkan produk yang berupa jasa yaitu pengobatan dengan sengatan lebah dan pelatihan budidaya lebah madu. Kemasan produk Madu Pramuka saat ini tidak jauh berbeda dengan kemasan sebelumnya. Informasi pada produk hanya mencantumkan label halal, izin Departemen Kesehatan dan tanggal kadaluarsa. Warna Madu Pramuka beragam tergantung kepada sumber pakan dan waktu panen madu. Kekentalan madu tergantung curah hujan pada saat budidaya sehingga kekentalan Madu Pramuka saat ini tidak terlalu kental karena curah hujan yang cukup tinggi. Madu Pramuka dikemas dalam berbagai volume, mulai dari 200 gram, 350 mililiter, 600 mililiter, dan 2000 mililiter. 5.3.2. Harga (Price) Harga yang ditawarkan PT Madu Pramuka termasuk dalam range harga yang tinggi atau segmen ekonomi menengah ke atas. Penetapan harga disesuaikan dengan biaya produksi, biaya operasional, banyaknya hasil panen, dan margin laba yang diinginkan oleh perusahaan. PT Madu Pramuka juga menyesuaikan harga dengan kualitas dan keaslian produk yang terjamin. Selain itu, nama besar Gerakan Pramuka sebagai latar belakang perusahaan berdiri menjadi daya tawar tinggi terhadap harga. Harga madu murni sangat beragam bergantung pada volume, biaya produksi dan banyaknya hasil panen. Harga dimulai dari Rp 40.000 dengan kemasan 350 mililiter hingga Rp 375.000,00 dengan kemasan 2800 gram. Terdapat beberapa jenis madu berdasarkan rasa yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan madu jenis lain dengan ukuran yang sama. Hal ini dikarenakan biaya produksinya sangat tinggi sedangkan hasil panen sedikit, misalnya madu klengkeng dengan kemasan 600 mililiter harga yang ditetapkan sebesar Rp 60.000,00 sementara madu multiflora dengan ukuran yang sama ditetapkan harga sebesar Rp 40.000,00. Kenaikan harga yang terjadi menimbulkan reaksi dari konsumen seperti keluhan ataupun pertanyaan penyebab kenaikan harga tersebut. Hal ini akan dijelaskan oleh wiraniaga Madu Pramuka kepada konsumen. 58
5.3.3. Promosi (Promotion) Promosi yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka salah satunya yaitu membangun jaringan kerjasama dengan instansi terkait, seperti Pemerintah Daerah, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Perhutani, Perkebunan atau PTP XVIII, PTP XI, PTP X, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). PT Madu Pramuka juga membuat alat promosi dalam bentuk leaflet, brosur, buletin, dan memuat iklan pada majalah perlebahan. Selain itu, PT Madu Pramuka juga melakukan penjualan melalui dua jalur pemasaran, yaitu pemasaran indoor (penjualan langsung oleh toko-toko milik PT Madu Pramuka sendiri) dan jalur pemasaran outdoor (penjualan oleh toko, koperasi dan apotek-apotek yang bekerja sama dengan PT Madu Pramuka). 5.3.4. Distribusi/Tempat (Place) Gerai pusat PT Madu Pramuka beralamat di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Batas wilayah sebelah barat yaitu Jalan Tol Jagorawi, sebelah timur berbatasan dengan kawasan Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, sebelah selatan dengan pintu masuk Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, dan sebelah utara dengan pintu keluar Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur. PT Madu Pramuka memasarkan produknya dengan membuka cabang gerai di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, seperti di Gedung Kwartir Nasional, ITC Permata Hijau, Tanjung Duren, dan Lemdikanas. Beberapa gerai terdapat di luar Jakarta, seperti di Tangerang, Serang, Jawa Tengah, dan Sukabumi. Penjualan Madu Pramuka dilakukan melalui dua jalur pemasaran, yaitu Jalur I produk Madu Pramuka dijual langsung ke konsumen akhir sedangkan Jalur II produk Madu Pramuka dijual melalui perantara yang bertindak sebagai agen setelah itu didistribusikan kepada konsumen akhir. Jalur II dilakukan untuk menjangkau konsumen yang tidak dapat melakukan pembelian langsung ke gerai PT Madu Pramuka.
59
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.
Karakteristik Umum Konsumen Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka dapat dilihat melalui
sampel atau responden yang telah mengisi kuesioner. Responden tersebut diharapkan dapat memberikan deskripsi penilaian kepuasan terhadap Madu Pramuka dari pengalaman mereka selama mengkonsumsi. Pada penelitian ini, karakteristik umum konsumen yang dianalisis merupakan karakteristik demografi konsumen, seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, agama, domisili, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan (Tabel 11). Setiap konsumen memiliki pribadi yang berbeda-beda, namun konsumen juga memiliki sisi persamaan yang harus dipahami oleh pihak perusahaan. Dengan demikian, pemahaman mengenai karakteristik konsumen diperlukan terhadap kaitannya dalam pemasaran melalui pedekatan konsumen. 6.1.1. Usia Berdasarkan
hasil
penelitian,
sebagian
besar
konsumen
yang
mengkonsumsi Madu Pramuka tergolong dalam usia orang dewasa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11 sebanyak 41,67 persen berada pada rentang usia 35-44 tahun, 21,67 persen berada pada rentang usia 45-54 tahun, 23,33 persen berada pada 25-34 tahun, dan 13,33 persen berada pada rentang usia 55-64 tahun. Hal ini telah cukup sesuai dengan target pasar Madu Pramuka yang menargetkan konsumen dengan usia 25 tahun ke atas sebagai pasar utamanya. Pada umumnya, konsumen yang berusia dewasa cenderung memiliki tingkat preferensi cukup tinggi terhadap produk kesehatan (Putranti 2006), salah satunya adalah madu yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. 6.1.2. Jenis Kelamin Dari data sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 73, 33 persen, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 26,67 persen. Lebih banyaknya jumlah laki-laki tersebut dapat disebabkan oleh kebutuhan laki-laki yang lebih banyak terhadap produk kesehatan karena kegiatan 60
yang dilakukan oleh laki-laki pada umumnya lebih menguras energi daripada kegiatan yang dilakukan oleh perempuan. 6.1.3. Status Pernikahan Status pernikahan konsumen dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen. Berdasarkan sebaran responden menurut status pernikahan, semua konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini berstatus menikah. Proses pengambilan keputusan yang terjadi pada konsumen yang sudah menikah cenderung memiliki unsur pengaruh dari pasangannya atau anggota keluarga. Konsumen yang sudah menikah relatif lebih berhati-hati dan terencana dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk. 6.1.4. Agama Karakteristik
umum
konsumen
madu
menggunakan
karakteristik
demografi agama mengingat madu merupakan hasil lebah yang banyak manfaatnya dan merupakan produk yang disarankan untuk dikonsumsi dalam agama Islam. Hal tersebut dijelaskan dalam Alquran Surat An-Nahl ayat 68-69 mengenai perintah Allah kepada manusia untuk membuat sarang-sarang lebah agar hasilnya dapat dikonsumsi oleh manusia karena di dalam hasil lebah terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden Madu Pramuka beragama Islam dengan persentase sebesar 78,33 persen. Namun tidak sedikit konsumen yang bukan beragama Islam juga mengkonsumsi madu dengan alasan adanya manfaat kesehatan dari produk yaitu sebanyak 13 orang atau sebesar 21,67 persen. 6.1.5. Alamat atau Domisili Berdasarkan hasil penelitian, konsumen Madu Pramuka yang berdomisili di sekitar Cibubur Jakarta Timur yaitu sebesar 40 persen. Sedangkan sebagian besar responden berdomisili di luar Cibubur yaitu di sekitar Bogor sebesar 10 persen, Depok sebesar 8,33 persen, serta di sekitar Bekasi, Jakarta Selatan, Bumi Serpong Damai sebesar 41,67 persen. Bagi konsumen yang tinggal di luar Cibubur, mereka merasa kesulitan untuk memperoleh produk Madu Pramuka karena lokasi PT Madu Pramuka yang tidak mudah dijangkau dari berbagai arah. 61
Namun sebagian besar konsumen yang berdomisili di luar Cibubur bekerja di daerah Jakarta sehingga mereka mengunjungi gerai Madu Pramuka dalam perjalanan pulang dari tempat kerja. 6.1.6. Pendidikan Terakhir Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, konsumen Madu Pramuka sebagian besar termasuk dalam orang yang berpendidikan atau terpelajar. Responden dengan pendidikan terakhir dari perguruan tinggi sebesar 70 persen, yang berpendidikan terakhir Diploma sebesar 3,33 persen, yang berpendidikan terakhir SMA Kejuruan dan SMA Umum berturut-turut sebesar lima persen dan 20 persen, sedangkan yang berpendidikan terakhir SMP sebesar 1,67 persen. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi proses keputusan pembelian karena konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik relatif lebih responsif terhadap informasi. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dan yang bermanfaat bagi mereka misalnya dalam hal kesehatan. 6.1.7. Jenis Pekerjaan Sebagian besar responden Madu Pramuka memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 48,33 persen atau sebanyak 29 orang. Responden lainnya berprofesi sebagai pegawai negeri/BUMN/TNI/Polri sebesar 20 persen, sebagai wiraswasta sebesar 11,67 persen, sebagai ibu rumah tangga sebesar 6,67 persen, serta profesi lainnya seperti dokter dan pengacara sebesar 13,33 persen. Hal ini cukup sesuai dengan target pasar Madu Pramuka yaitu konsumen dengan kelas sosial menengah ke atas mengingat harga Madu Pramuka yang tinggi dan cenderung mengalami kenaikan harga. 6.1.8. Pendapatan Rata-Rata per Bulan Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar konsumen memiliki pendapatan rata-rata setiap bulan ≥ Rp 5.000.000 sebesar 56,67 persen. Konsumen dengan pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 4.000.000-Rp 4.999.999 sebesar 25 persen, pada rentang antara Rp 3.000.000-Rp 3.999.999 sebesar 13,33 persen, dan pada rentang antara Rp 2.000.000-Rp 2.999.999 sebesar lima persen. Hal ini 62
menunjukkan bahwa pada umumnya konsumen Madu Pramuka adalah konsumen yang memiliki pendapatan per bulan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut sesuai dengan target pasar yang ditetapkan oleh PT Madu Pramuka yaitu konsumen dengan kelompok menengah keatas. Tabel 11. Karakteristik Demografi Konsumen Madu Pramuka Karakteristik Konsumen Usia a) 25-34 tahun b) 35-44 tahun c) 45-54 tahun d) 55-64 tahun Jenis Kelamin a) Laki-laki b) Perempuan Status pernikahan a) Menikah Agama a) Islam b) Katolik c) Kristen d) Budha Alamat/Domisili a) Kawasan Cibubur Jakarta Timur b) Kawasan Jakarta di luar Cibubur c) Bogor d) Depok Pendidikan Terakhir a) SLTP b) SMA Umum c) SMA Kejuruan d) Diploma e) Sarjana Jenis Pekerjaan a) Pegawai Negeri/BUMN/TNI/Polri b) Pegawai Swasta c) Wiraswasta d) Ibu Rumah Tangga e) Lainnya (Dokter, Pengacara, Sutradara) Pendapatan Rata-rata per Bulan a) Rp 2.000.000 – Rp 2.999.999 b) Rp 3.000.000 – Rp 3.999.999 c) Rp 4.000.000 – Rp 4.999.999 d) ≥ Rp 5.000.000 Sumber: Data Primer (Diolah) (2011)
Jumlah
Persentase (%)
14 25 13 8
23,33 41,67 21,67 13,33
44 16
73,33 26,67
60
100
47 3 7 3
78,33 5 11,67 5
24 25 6 5
40 41,67 10 8,33
1 12 3 2 42
1,67 20 5 3,33 70
12 29 7 4 8
20 48,33 11,67 6,67 13,33
3 8 15 34
5 13,33 25 56,67
63
6.2.
Proses Keputusan Pembelian Konsumen Perilaku konsumen Madu Pramuka mengarah pada pemahaman mengenai
karakteristik proses pengambilan keputusan untuk membeli produk madu. Konsumen Madu Pramuka telah melalui setiap tahap proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan hasil pembelian. Proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen Madu Pramuka akan memberikan informasi mengenai tipe pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk Madu Pramuka. Berdasarkan parameter proses keputusan pembelian konsumen, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik perilaku pembelian konsumen Madu Pramuka dalam memilih produk madu adalah tipe konsumen terencana. Konsumen dengan tipe terencana pada umumnya sudah memiliki pilihan merek dari produk yang akan dikonsumsinya karena konsumen seperti ini biasanya memiliki informasi yang cukup mengenai produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Konsumen Madu Pramuka mengenali kebutuhan mengkonsumsi madu sebagai pemanis atau food supplement yang banyak manfaat bagi kesehatan. Untuk itu, dalam pemenuhan kebutuhan diperlukan banyak informasi mengenai atribut produk yang mengikutinya (Tabel 12). Informasi tersebut digunakan untuk menetapkan kriteria dalam menilai produk madu yang akan menjadi pilihannya. Kriteria yang paling menonjol akan menjadi keputusan mengenai Madu Pramuka yang akan dikonsumsi. Konsumen Madu Pramuka cenderung menetapkan keputusan pembelian yang cermat dan tepat untuk memenuhi kebutuhannya karena mereka ingin memperoleh manfaat produk yang sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Kepuasan menjadi sangat penting atas proses keputusan pembelian yang dilalui oleh konsumen.
64
Tabel 12. Karakteristik Perilaku Proses Keputusan Pembelian Konsumen Madu Pramuka Variabel
Indikator Alasan konsumen tertarik untuk mengkonsumsi madu
Pengenalan kebutuhan
Apakah gaya hidup sehat mempengaruhi dalam membeli madu Manfaat yang diinginkan konsumen dengan mengkonsumsi madu Apakah konsumen melakukan pencarian informasi khusus sebelum membeli madu Sumber informasi tentang Madu Pramuka
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Pengaruh sumber informasi
Bentuk promosi yang membuat konsumen tertarik membeli Madu Pramuka Informasi yang dipertimbangkan oleh konsumen pada pembelian Madu Pramuka Pengetahuan konsumen tentang Madu Pramuka Madu yang dikonsumsi selain Madu Pramuka Cara konsumen memutuskan membeli Madu Pramuka Peran konsumen dalam memutuskan membeli Madu Pramuka Lokasi membeli Madu Pramuka
Pembelian
Alasan memilih tempat pembelian Rasa Madu Pramuka yang sering dibeli Seberapa sering membeli Madu Pramuka Jika Madu Pramuka yang dicari tidak ada, apa yang akan dilakukan oleh konsumen Kesesuaian antara manfaat dan harga
Tingkat kepuasan konsumen secara umum setelah melakukan pembelian di Madu Pramuka Kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian ulang Sumber: Data Primer (Diolah) (2011) Hasil Pembelian
Parameter Adanya manfaat kesehatan dari produk (61,67%) Berpengaruh (100%) Untuk menjaga kesehatan (91,67%) Ya (60%) Melihat di gerai Madu Pramuka (43,33%) Membuat konsumen tertarik untuk membeli (100%) Potongan harga (53,33%) Manfaat (45%) Pemanis alami (food supplement) yang banyak manfaat (73,33%) Tidak ada (91,67%) Terencana (98,33%) Pengkonsumsi (33,33%) Gerai Madu Pramuka Cibubur (100%) Lokasi dekat dengan tempat tinggal (38,33%) Madu Kapuk (46,67%) Satu minggu sekali (88,33%) Mencari produk pengganti (43,33%) Sesuai (88,33%) Puas (53,33%) Sangat bersedia (100%)
Hasil
Keterlibatan tinggi
Pencarian informasi diperluas
Evaluasi cermat
Pembelian terencana
Kepuasan sangat penting
65
6.2.1. Pengenalan Kebutuhan Konsumen
Madu
Pramuka
telah
mengenali
kebutuhan
terhadap
kesehatannya yaitu mengkonsumsi madu. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti alasan/motivasi mengkonsumsi madu karena adanya manfaat kesehatan dari produk. Indikasi lainnya yaitu adanya pengaruh gaya hidup sehat terhadap kebutuhan mengkonsumsi madu. Manfaat yang diinginkan konsumen dalam mengkonsumsi madu yaitu untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Berdasarkan indikasi-indikasi tersebut maka kebutuhan konsumen Madu Pramuka untuk mengkonsumsi madu adalah kebutuhan primer. Kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi Madu Pramuka termasuk kebutuhan primer, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan mengkonsumsi Madu Pramuka muncul sebagai reaksi konsumen terhadap kepedulian mereka terhadap kesehatan. Konsumen Madu Pramuka memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu terpeliharanya kesehatan. Pengenalan kebutuhan tersebut dikenali melalui keterlibatan tinggi, dimana konsumen diprakarsai oleh aktivasi motif yang sentral terhadap dirinya. Motif sentral tersebut berasal dari tujuan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pengenalan kebutuhan konsumen Madu Pramuka dirangsang ketika konsumen ingin merasakan manfaat kesehatan dari produk madu sehingga konsumen akan melakukan proses selanjutnya untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut. 6.2.2. Pencarian Informasi Sumber informasi yang memberi informasi kepada konsumen tentang Madu Pramuka yaitu melalui teman dan petugas dari Gerai Madu Pramuka. Konsumen Madu Pramuka pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang baik. Konsumen yang memiliki tingkat pendidikan memadai akan mencari informasi yang banyak mengenai produk madu yang berkualitas. Hal yang ditanyakan dari sumber informasi adalah manfaat dan keaslian dari produk madu yang direkomendasikan. Konsumen biasanya mendapatkan rekomendasi dari teman atau keluarga yang telah berpengalaman dalam mengkonsumsi Madu Pramuka. Cara promosi tersebut lebih efektif karena pengalaman konsumen merupakan bukti tersurat dari suatu perusahaan penghasil produk. Konsumen tidak hanya mendapat informasi melalui rekomendasi teman atau informasi 66
langsung dari petugas Gerai Madu Pramuka, tetapi juga melalui promosi. Bentuk promosi yang sudah dilakukan PT Madu Pramuka yaitu melalui blog/artikel di internet, buletin dan promosi melalui media televisi. Berdasarkan indikasi tersebut, konsumen Madu Pramuka memiliki motivasi yang kuat dalam mencari informasi. Konsumen tidak berhenti pada pencarian internal tetapi melanjutkan proses pencarian eksternal dimana informasi didapat dari teman atau diperoleh langsung dari petugas Gerai Madu Pramuka. Pencarian eksternal tidak hanya mengetahui merek produk, tetapi juga menanyakan informasi atribut yang ditawarkan produk tersebut, yaitu manfaat. Konsumen Madu Pramuka sebagai konsumen dengan kelas sosial menengah ke atas mengutamakan manfaat dalam memilih produk madu. Informasi yang diperoleh kemudian diolah sehingga menghasilkan beberapa alternatif produk madu yang akan dievaluasi selanjutnya pada proses evaluasi alternatif. 6.2.3. Evaluasi Alternatif Banyaknya alternatif pilihan produk madu yang didapat melalui pencarian informasi
membuat
konsumen
Madu
Pramuka
memiliki
pertimbangan-
pertimbangan awal ketika konsumen akan membeli Madu Pramuka. Konsumen Madu Pramuka mayoritas berusia dewasa dimana konsumen telah memiliki kemampuan untuk memutuskan pilihan produk madu sesuai dengan kriteria yang diinginkan konsumen. Hal-hal yang menjadi pertimbangan awal konsumen sebelum membeli madu adalah adanya manfaat kesehatan dari produk tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam diagram IPA bahwa manfaat termasuk ke dalam kuadran II. Namun, konsumen memiliki pertimbangan khusus untuk memutuskan pembelian Madu Pramuka diantara merek madu lainnya. Indikasi tersebut menggambarkan bahwa konsumen Madu Pramuka cermat dalam melakukan evaluasi alternatif produk madu. Konsumen memiliki kriteria evaluasi untuk mengevaluasi alternatif produk madu dari pencarian informasi. Kriteria evaluasi yang menjadi pertimbangan utama dalam penentuan produk madu yang akan dibeli yaitu manfaat madu. Selain itu kriteria evaluasi keaslian juga penting dalam memilih produk madu yang berkualitas.
67
6.2.4. Pembelian Jenis pembelian yang dilakukan konsumen Madu Pramuka termasuk pada jenis pembelian terencana. Umumnya konsumen dengan jenis pembelian terencana telah menentukan pilihan Madu Pramuka jauh sebelum proses pembelian dilakukan. Pada umumnya konsumen Madu Pramuka berperan sebagai pengkonsumsi madu. Namun sebagian besar dari mereka juga sebagai pemberi pengaruh dan pihak yang memutuskan terhadap anggota keluarganya dalam mengkonsumsi madu. Sebagian besar konsumen membeli Madu Pramuka di Gerai Madu Pramuka pusat yang terletak di Cibubur. Selain lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, alasan konsumen mengunjungi gerai pusat walaupun lokasinya sulit dijangkau karena banyaknya pilihan rasa madu dan keaslian produk yang terjamin. Variasi rasa madu yang banyak digemari konsumen adalah madu kapuk. Hal tersebut disebabkan oleh rasa madu yang enak dan juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak karena hampir semua konsumen Madu Pramuka membeli madu untuk dikonsumsi bersama keluarga. Namun jika produk yang diinginkan konsumen misalnya madu kapuk sedang tidak tersedia, konsumen mencari variasi rasa madu lain sebagai pengganti madu kapuk. Frekuensi pembelian yang dilakukan sebagian besar konsumen sebanyak satu minggu sekali. Berdasarkan indikasi tersebut, pembelian yang dilakukan oleh konsumen Madu Pramuka termasuk pembelian terencana. Konsumen akan menyesuaikan kebutuhan mereka dalam menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan manfaat dari Madu Pramuka. Konsumen ingin merasakan manfaat madu setelah melakukan pembelian. Untuk itu, konsumen akan membuat keputusan pembelian yang tepat agar kebutuhan konsumen terpenuhi. 6.2.5. Hasil Pembelian Konsumen tidak berhenti pada proses pembelian, tetapi konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Berdasarkan kepuasan secara umum, konsumen Madu Pramuka merasa puas setelah melakukan pembelian produk Madu Pramuka. Selain itu, konsumen Madu Pramuka juga bersedia melakukan pembelian ulang Madu Pramuka. Konsumen merasakan kebutuhannya tercapai setelah mengkonsumsi Madu Pramuka dari 68
manfaat yang ditawarkan oleh produk tersebut. Menurut konsumen, hingga saat ini sebagian besar mutu produk Madu Pramuka memiliki kinerja yang baik sehingga konsumen merasa puas dan akan melakukan pembelian ulang Madu Pramuka. Berdasarkan indikasi tersebut, konsumen Madu Pramuka menganggap kepuasan konsumen merupakan hal yang penting setelah konsumen melakukan pembelian. Konsumen yang umumnya memiliki tingkat pendidikan yang baik tentu mempunyai rasionalitas tinggi dimana kepuasan menjadi suatu hal yang harus diterima setelah konsumen mengeluarkan sejumlah sumberdaya untuk membeli Madu Pramuka. Sebagian besar dari konsumen menilai bahwa manfaat yang dirasakan sudah sesuai dengan harga yang harus mereka bayarkan untuk memperoleh Madu Pramuka. 6.3.
Analisis Kepuasan Konsumen
6.3.1. Importance and Performance Analysis Tingkat kepentingan tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan karena tingkat kepentingan merupakan penilaian konsumen terhadap atribut-atribut produk berdasarkan kebutuhan masing-masing konsumen yang memiliki standar penilaian berbeda. Namun, perusahaan dapat mengusahakan agar penilaian kinerja terhadap atribut produk oleh konsumen menghasilkan nilai yang baik. Perbaikan dan peningkatan tingkat kinerja Madu Pramuka dapat dilakukan melalui pemetaan diagram Importance Performance Analysis (IPA). Nilai ratarata tingkat kepentingan Madu Pramuka adalah 3,67 dan nilai rata-rata tingkat kinerja adalah 3,55 yang akan ditunjukkan pada Tabel 13. Nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tersebut akan dijadikan garis tengah pada diagram IPA (Gambar 10).
69
Tabel 13. Nilai Rata-rata Atribut Madu Pramuka berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kinerja Tingkat Kepentingan (Importance)
Tingkat Kinerja (Performance)
Kode
Atribut
1
Rasa Madu
3,70
3,93
2
Harga
3,48
3,38
3
Pilihan rasa
3,00
4,27
4
Kemasan
3,45
2,67
5
Warna
2,98
3,77
6
Manfaat
4,95
4,30
7
Kekentalan
3,37
3,63
8
Informasi pada produk
3,98
2,92
9
Aroma
3,18
3,67
10
Merek
3,17
3,62
11
Keaslian
4,88
4,35
12
Volume
3,23
3,75
13
Iklan dan Promosi
3,58
2,08
14
Kemudahan memperoleh produk
4,42
3,38
3,67
3,55
Rata-rata Sumber: Data Primer (Diolah) (2011)
70
Tingkat Kepentingan (Importance)
Importance Performance Analysis Madu Pramuka 3.551
5.0
Kuadran I
4.5
6
11
Kuadran II
14
8
4.0
1 13
3.5
7 10 9
Kuadran III
3.0 2.0
2.5
3.670
2
4
12
Kuadran IV 3
5
3.0 3.5 Tingkat Kinerja (Performance)
4.0
4.5
Keterangan: 1 = Rasa Madu 2 = Harga 3 = Pilihan rasa 4 = Kemasan 5 = Warna 6 = Manfaat 7 = Kekentalan
8 = Informasi pada produk 9 = Aroma 10 = Merek 11 = Keaslian 12 = Volume 13 = Iklan dan promosi 14 = Kemudahan memperoleh produk
Gambar 10. Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis Madu Pramuka Sumber: Data Primer (Diolah) (2011)
Diagram kartesius IPA (Gambar 10) Madu Pramuka akan menggolongkan atribut-atribut ke dalam kuadran yang sesuai. Masing-masing atribut akan menunjukkan
keadaan
yang
berbeda.
Berdasarkan
diagram
tersebut,
penggolongan atribut-atribut Madu Pramuka ke dalam kuadran, sebagai berikut: 1) Kuadran I (Prioritas Utama) Konsumen Madu Pramuka memiliki kepentingan yang tinggi terhadap atribut-atribut pada kuadran I, tetapi kinerja produk rendah. Dengan demikian, atribut-atribut di dalam kuadran I harus menjadi prioritas utama pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. Berdasarkan penelitian di PT Madu Pramuka, atribut-atribut yang berada pada kuadran I antara lain: 71
a) Informasi pada produk (8) Madu merupakan food supplement yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena mengandung nutrisi yang cukup lengkap. Namun madu harus dikonsumsi secara benar agar manfaat madu dapat dirasakan oleh konsumen karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi madu. Manfaat madu pada umumnya sama yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh namun ada beberapa manfaat khusus dari berbagai jenis rasa madu. Madu juga harus disimpan dengan benar agar tidak meledak atau mengurangi kandungan nutrisi yang terkandung di dalam madu. Sehingga dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai produk. Atribut ini menjadi atribut yang penting bagi konsumen di dalam membeli madu namun dinilai belum lengkap dalam memberikan informasi tentang produk kepada konsumen. Jadi penilaian kinerja atribut informasi pada produk lebih rendah dibandingkan nilai kinerja rata-rata produk. Hal tersebut mengakibatkan tingkat kinerja atribut ini belum dapat dikatakan baik dan harus dilakukan perbaikan kinerja dengan segera oleh PT Madu Pramuka. Untuk itu, pihak perusahaan perlu segera memperbaiki dan meningkatkan kinerja dari atribut tersebut dengan melengkapi informasi pada produk. Dengan demikian konsumen Madu Pramuka dapat mengkonsumsi Madu Pramuka dengan benar dan dapat merasakan manfaat madu. Konsumen juga perlu diyakinkan bahwa produk madu yang dihasilkan dan dijual oleh PT Madu Pramuka adalah madu asli serta informasi mengenai perbedaan antara karakteristik madu yang asli dan madu tiruan. b) Kemudahan memperoleh produk (14) Gerai pusat Madu Pramuka terletak di PT Madu Pramuka Cibubur. Atribut ini dinilai penting oleh konsumen karena konsumen lebih memilih membeli di gerai pusat daripada di gerai Madu Pramuka lain yang tersedia di beberapa lokasi di kawasan Jakarta. Hal ini disebabkan oleh ketidakpercayaan konsumen terhadap keaslian madu yang dijual di gerai lain selain di gerai pusat. Namun, lokasi perusahaan dirasakan sulit diakses oleh konsumen yang berasal dari luar kawasan Cibubur padahal konsumen Madu Pramuka juga banyak yang berasal dari luar Jakarta khususnya Jakarta Timur. 72
Oleh karena itu, atribut ini memiliki penilaian kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai kinerja produk rata-rata sehingga kinerja produk belum dapat dikatakan baik dan harus dilakukan perbaikan kinerja dengan segera oleh perusahaan. Pihak perusahaan dapat membuka gerai di beberapa lokasi yang terdapat banyak konsumen Madu Pramuka di luar Cibubur dan dapat meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai-gerai lain selain di gerai pusat terjamin keasliannya sehingga konsumen dapat melakukan pembelian Madu Pramuka di gerai yang paling mudah untuk dijangkau. 2) Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Atribut-atribut yang berada pada kuadran II merupakan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen Madu Pramuka, serta secara umum telah memiliki kinerja yang baik dari produk. Untuk itu, perusahaan perlu menjaga kualitas dan mempertahankan atribut-atribut yang terdapat di dalam kuadran II. Berdasarkan penelitian di PT Madu Pramuka, atribut-atribut yang berada pada kuadran II antara lain: a) Rasa Madu (1) Madu memiliki rasa manis yang khas karena berasal dari nektar bunga. Perusahaan tidak dapat mengatur rasa manis madu agar sesuai dengan selera konsumen karena rasa manis madu tergantung pada nektar bunga yang menjadi pakan lebah madu karena jika perusahaan mengatur rasa madu maka madu tersebut sudah tidak asli. Berdasarkan hasil penelitian, rasa Madu Pramuka sudah sesuai dengan selera konsumen tanpa dicampur dengan zat apapun sehingga tetap terjamin keasliannya. Oleh karena itu, atribut rasa madu dinilai penting dan memiliki kinerja yang baik. Namun jika dilihat dari posisi rasa madu dalam diagram IPA, atribut ini cenderung mendekati kuadran IV yang berarti tingkat kepentingannya tidak terlalu tinggi sehingga perusahaan dapat memprioritaskan perhatian terhadap atribut-atribut lain khususnya atribut yang berada pada kuadran I dan III. b) Manfaat (6) Madu memiliki kandungan nutrisi yang lengkap sehingga manfaat yang ditawarkan oleh madu sangat banyak terutama dalam hal kesehatan. Manfaat 73
yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi madu diantaranya yaitu dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati penyakit maag, flu, dan mengobati luka. Pada umumnya konsumen mengkonsumsi Madu Pramuka karena manfaat yang mereka rasakan sudah sesuai dengan harapan karena Madu Pramuka memiliki kualitas dan keaslian yang selalu dipertahankan. Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dengan kinerja yang baik di mata konsumen sehingga perusahaan perlu mempertahankan kualitas madu agar kinerja dari manfaat madu tetap baik. c) Keaslian (11) Keaslian merupakan salah satu atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih madu karena saat ini banyak madu tiruan yang dijual di pasaran. Madu yang asli adalah madu yang tidak mengalami pencampuran dengan zat apapun. Konsumen menilai kinerja atribut ini telah baik karena nilai rata-rata atribut keaslian di atas nilai kinerja rata-rata produk. Menurut konsumen, keaslian Madu Pramuka dinilai terjamin sehingga konsumen percaya untuk mengkonsumsi Madu Pramuka. Hal ini membuat penilaian konsumen terhadap kinerja atribut keaslian baik. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertahankan atribut keaslian dengan tetap menjaga keaslian madu. 3) Kuadran III (Prioritas Rendah) Atribut-atribut Madu Pramuka yang berada pada kuadran III memiliki prioritas rendah. Konsumen Madu Pramuka tidak memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, serta pada kenyataannya kinerja atribut juga tidak terlalu istimewa. Untuk itu, pihak perusahaan perlu mempertimbangkan kembali apabila ingin meningkatkan kinerja atribut-atribut yang berada di kuadran ini karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan oleh konsumen Madu Pramuka sangat kecil. Berdasarkan penelitian di PT Madu Pramuka, atribut-atribut yang berada pada kuadran III antara lain: a) Harga (2) Konsumen Madu Pramuka menilai kinerja atribut harga belum dikatakan baik karena menurut konsumen, harga Madu Pramuka saat ini cukup tinggi dan mengalami kenaikan harga yang terus menerus dalam waktu yang cukup singkat. Namun sebagian besar konsumen Madu Pramuka menyadari bahwa 74
kesehatan sangat penting sehingga walaupun harga Madu Pramuka cukup tinggi dinilai wajar karena adanya manfaat kesehatan dalam madu sehingga konsumen tidak mempermasalahkan hal tersebut yang dapat dilihat dari tingkat kepentingan terhadap atribut harga yang rendah. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan kembali jika ingin meningkatkan kinerja atribut harga. Namun apabila perusahaan memiliki sumberdaya yang memadai, maka perusahaan dapat menjaga kestabilan harga agar tidak mengalami kenaikan yang terus menerus dan terlalu tinggi agar dapat menjangkau konsumen di luar target pasar Madu Pramuka saat ini karena posisi atribut harga yang mendekati kuadran I sehingga perlu perhatian dari perusahaan. b) Kemasan (4) Kemasan Madu Pramuka saat ini belum mengalami perubahan yang signifikan dari sebelumnya. Konsumen Madu Pramuka menilai kemasan Madu Pramuka tidak begitu menarik dan bahan yang digunakan untuk kemasan juga tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi konsumen. Konsumen menilai kinerja atribut kemasan belum termasuk baik, atau kinerja atribut lebih rendah dibandingkan kinerja atribut produk rata-rata. Apabila perusahaan ingin meningkatkan
kinerja
atribut
kemasan
maka
perusahaan
perlu
mempertimbangkan kembali rencananya mengingat tingkat kepentingan dari atribut ini dinilai rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja atribut kemasan yaitu dengan mendesain kemasan yang lebih menarik dengan bahan yang dapat memudahkan konsumen dalam proses konsumsi, misalnya menggunakan bahan dari plastik (bukan gelas). Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki sumberdaya yang memadai. c) Iklan dan promosi (13) Tingkat kinerja atribut iklan dan promosi belum dikatakan baik oleh konsumen karena nilai kinerja atribut ini masih lebih rendah dari nilai kinerja produk rata-rata. Pihak perusahaan tidak membuat iklan khusus atau melakukan promosi yang gencar. Hal ini dapat dilihat dari konsumen Madu pramuka saat ini sebagian besar mengenal Madu Pramuka karena melihat gerai Madu Pramuka secara langsung atau informasi dari teman yang sudah 75
mengkonsumsi Madu Pramuka terlebih dahulu. Namun konsumen tidak terlalu menuntut PT Madu Pramuka untuk membuat iklan dan promosi yang lebih gencar dari saat ini. Oleh karena itu perusahaan tidak perlu meningkatkan kinerja atribut iklan dan promosi dengan segera jika sumberdaya perusahaan tidak memadai. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepentingan atribut yang rendah sehingga tidak menjadi prioritas untuk memperbaiki kinerja atribut tersebut. Namun posisi atribut iklan dan promosi mendekati kuadran I yang menunjukkan bahwa masih ada konsumen yang menilai tinggi tingkat kepentingan dari atribut tersebut. Kondisi seperti ini membuat perusahaan perlu memberikan perhatian khusus terhadap perbaikan kinerja atribut ini yang disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan. 4) Kuadran IV (Berlebihan) Konsumen Madu Pramuka menilai atribut-atribut pada kuadran IV merupakan atribut yang kurang penting tetapi pelaksanaanya telah dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan. Pihak perusahaan dapat mengurangi kinerja atribut-atribut pada kuadran ini apabila pengurangan kinerja tersebut dibutuhkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, atribut-atribut yang termasuk kuadran IV antara lain: a) Pilihan Rasa (3) PT Madu Pramuka telah memberikan pilihan rasa madu yang cukup banyak sehingga kinerjanya dinilai baik oleh konsumen. Konsumen diberikan pilihan yang banyak dan dibebaskan untuk memilih rasa madu apa yang akan dikonsumsi. Perusahaan menyediakan madu dalam berbagai pilihan rasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan demikian konsumen menilai atribut pilihan rasa sudah sangat baik. Meskipun kinerja atribut pilihan rasa sangat baik, tetapi atribut tersebut bukan menjadi atribut yang penting bagi konsumen dalam mempertimbangkan madu yang akan dikonsumsi. Menurut konsumen, terdapat beberapa madu dengan rasa berbeda namun memiliki manfaat khusus yang sama. Perbedaan rasa dinilai tidak cukup penting karena rasa madu pada umumnya sama. Perusahaan dapat menurunkan beberapa kinerja atribut untuk menghemat biaya 76
seperti memilih salah satu rasa madu yang memiliki manfaat khusus yang sama dengan biaya produksi yang lebih rendah tanpa mengurangi tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja atribut tersebut. b) Warna (5) Atribut warna merupakan salah satu atribut madu yang tidak dapat didesain oleh perusahaan sehingga perusahaan tidak dapat menyesuaikan warna madu agar sesuai dengan selera konsumen. Kinerja atribut warna dinilai sudah baik oleh konsumen dapat dilihat dari nilai kinerja atribut di atas nilai kinerja produk rata-rata. Namun konsumen tidak menilai atribut warna dengan tingkat kepentingan yang tinggi karena yang mereka perhatikan adalah manfaat dan kualitas madu serta madu yang baru dipanen. c) Kekentalan (7) Konsumen madu pada umumnya mencari madu yang kental namun kekentalan madu tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan karena tergantung pada curah hujan pada saat budidaya lebah madu. Berdasarkan penelitian, konsumen Madu Pramuka menilai kinerja atribut kekentalan sudah baik tetapi konsumen tidak menilai tinggi tingkat kepentingan kekentalan atribut madu sehingga kekentalan tidak menjadi pertimbangan yang penting bagi konsumen dalam membeli madu. d) Aroma (9) Aroma merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki madu. Aroma madu ada yang lembut hingga yang menyengat sesuai dengan sumber nektar lebah madu pada saat budidaya. Konsumen Madu Pramuka menilai kinerja atribut aroma madu sudah baik dengan nilai kinerja atribut di atas nilai kinerja produk rata-rata. Namun atribut ini tidak memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi konsumen sehingga tidak menjadi salah satu atribut yang diperhitungkan dalam proses pembelian madu. Perusahaan tidak perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kinerja atribut aroma untuk menghemat biaya karena aroma madu terbentuk dengan sendirinya pada saat proses budidaya. e) Merek (10) Madu Pramuka menggunakan nama Pramuka karena PT Madu Pramuka didirikan atas gagasan Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional, yaitu Mayjen TNI 77
(Purn) Dr. Azis Saleh. Perusahaan memiliki kelebihan dengan menggunakan nama Pramuka pada merek produk madu sehingga konsumen mudah mengingat merek tersebut dan dapat mencerminkan kualitas produk melalui pencitraan konsumen terhadap Gerakan Pramuka. Konsumen Madu Pramuka menilai kinerja atribut merek sudah baik dengan
tingkat
kepentingan
yang
rendah.
Karena
konsumen
lebih
mementingkan manfaat serta kualitas madu untuk dikonsumsi sehingga merek bukan menjadi pertimbangan utama bagi konsumen. Dalam hal ini perusahaan tidak perlu menurunkan kinerja atribut merek seperti mengganti merek produk karena dengan merek Madu Pramuka, perusahaan ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan produsen madu lain salah satunya yaitu kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan keaslian madu. f) Volume (12) Madu Pramuka disediakan dalam berbagai jenis volume yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi konsumen, seperti konsumen yang membeli madu untuk keluarga umumnya membeli madu dengan volume yang banyak. Perusahaan juga menyediakan madu dengan volume kecil untuk dikonsumsi sendiri. Namun karena mayoritas konsumen Madu Pramuka sudah menikah dan memiliki keluarga sehingga sebagian besar konsumen membeli madu dengan volume tinggi. Oleh karena itu atribut volume memiliki tingkat kepentingan yang rendah namun nilai kinerja atribut tersebut sudah baik oleh konsumen. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu menurunkan kinerja atribut volume karena madu dengan volume yang rendah masih diminati oleh konsumen yang baru akan mengkonsumsi Madu Pramuka sehingga menginginkan madu dengan volume rendah/sedikit untuk mencoba produk terlebih dahulu. 6.3.2. Analisis Customer Satisfaction Index Kepuasan konsumen Madu Pramuka secara menyeluruh ditentukan dengan mengukur Customer Satisfaction Index (CSI) melalui pertimbangan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut bauran pemasaran yang diukur. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai CSI Madu Pramuka sebesar 71,47 persen yang ditunjukkan pada Tabel 14. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara umum 78
konsumen Madu Pramuka dikatakan puas terhadap produk. Madu Pramuka karena nilai indeks kepuasan konsumen sebesar 71,47 persen (0,7147) berada pada rentang 0,61 hingga 0,80. Kepuasan konsumen Madu Pramuka tersebut dikarenakan pihak perusahaan telah memberikan kinerja yang baik terhadap atribut-atribut yang dinilai penting oleh konsumen. Dengan demikian, kinerja perusahaan telah mampu memenuhi keinginan konsumen melalui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen melakukan pembelian di PT Madu Pramuka. Tabel 14. Perhitungan Customer Satisfaction Index Kode
Atribut
Mean Importance Score 3,70
Weight Factors (%) 7,20
Mean Satisfaction Score 3,93
Weight Score
1
Rasa Madu
2
Harga
3,48
6,78
3,38
0,23
3
Pilihan rasa
3,00
5,84
4,27
0,25
4
Kemasan
3,45
6,71
2,67
0,18
5
Warna
2,98
5,81
3,77
0,22
6
Manfaat
4,95
9,63
4,30
0,41
7
Kekentalan
3,37
6,55
3,63
0,24
8
Informasi pada produk
3,98
7,75
2,92
0,23
9
Aroma
3,18
6,20
3,67
0,23
10
Merek
3,17
6,16
3,62
0,22
11
Keaslian
4,88
9,50
4,35
0,41
12
Volume
3,23
6,29
3,75
0,24
13
Iklan dan Promosi
3,58
6,97
2,08
0,14
14
Kemudahan memperoleh produk
4,42
8,60
3,38
0,29
Total
51,37
100
49,72
Weighted Avarage Customer Satisfaction Index (%)
0,28
3,57 71,47
Sumber: Data Primer (Diolah) (2011)
79
Meskipun secara umum konsumen puas terhadap Madu Pramuka, namun pihak perusahaan tetap harus memperbaiki dan meningkatkan kinerja produk karena CSI sebesar 71,47 persen dianggap belum mampu meningkatkan jumlah konsumen untuk melakukan pembelian produk Madu Pramuka. Hal tersebut dikarenakan karakteristik proses pengambilan keputusan konsumen Madu Pramuka dalam pemilihan produk madu sangat mementingkan hasil akhir berupa kepuasan konsumen, sehingga keinginan konsumen terhadap kinerja Madu Pramuka tinggi. Dengan demikian, pihak perusahaan harus memperbaiki dan meningkatkan kinerja atribut produk agar lebih banyak konsumen yang masuk ke dalam kelompok konsumen yang puas terhadap Madu Pramuka. Konsumen yang puas memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan pembelian ulang. Nilai kepuasan yang belum terpenuhi tersebut dapat dikarenakan perbedaan tingkat kepentingan dan kinerja terhadap atribut-atribut yang dinilai oleh masing-masing konsumen karena setiap konsumen memiliki penilaian terhadap kepentingan dan kinerja yang berbeda-beda. Dengan demikian, pihak perusahaan perlu mengetahui tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut perusahaan untuk perbaikan terhadap produk sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen Madu Pramuka secara keseluruhan. 6.4.
Implikasi Bauran Pemasaran PT Madu Pramuka memiliki strategi pemasaran yang sedang dijalankan
saat ini dalam bentuk bauran pemasaran. Strategi pemasaran PT Madu Pramuka saat ini, antara lain menyediakan berbagai produk baik berupa barang maupun jasa hasil lebah, melakukan penjualan melalui dua jalur pemasaran yaitu indoor dan outdoor, melakukan promosi melalui blog/artikel di internet dan membuat buletin, dan membangun jaringan kerjasama dengan instansi-instansi terkait. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan belum sepenuhnya mampu memenuhi kepuasan konsumen terhadap kinerja atribut produk Madu Pramuka. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan perbaikan strategi guna meningkatkan kepuasan konsumen melalui bauran pemasaran. Hasil penelitian ini akan memberikan alternatif bauran pemasaran yang dapat
digunakan
sebagai
bahan
masukan
bagi
perusahaan
dalam 80
memformulasikan serta menetapkan strategi yang sesuai dan tepat sasaran (Lampiran 8). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen yang akan berdampak pada peningkatan laba perusahaan. Adapun bauran pemasaran yang direkomendasikan, antara lain: 1) Produk (Product) PT Madu Pramuka sangat mengutamakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk karena jika konsumen puas dengan produk Madu Pramuka maka perusahaan dapat menghemat biaya promosi karena konsumen membantu perusahaan dalam mempromosikan Madu Pramuka dengan cara word of mouth. Namun masih terdapat beberapa kualitas produk yang belum memenuhi kepuasan konsumen sehingga perusahaan perlu memperhatikan kembali kualitas produk saat ini. Berdasarkan perilaku proses keputusan pembelian, atribut produk yang paling diperhatikan konsumen dalam memilih madu yaitu manfaat. Selain itu, rasa madu dan keaslian juga menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian madu. Perusahaan memiliki kinerja yang baik pada ketiga atribut tersebut karena manfaat, rasa dan keaslian madu berada pada kuadran II. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertahankan atribut-atribut tersebut agar kualitas produk dan kinerja atribut terjaga. Atribut produk yang perlu diperbaiki segera oleh perusahaan adalah informasi pada produk karena berada pada kuadran I dimana konsumen memiliki tingkat kepentingan yang tinggi terhadap atribut, namun kinerja atribut masih rendah. Perbaikan kinerja atribut informasi pada produk dapat dilakukan dengan mencantumkan informasi yang dibutuhkan konsumen dalam kemasan produk, seperti informasi mengenai manfaat khusus madu berdasarkan jenis rasa madu serta cara mengkonsumsi dan menyimpan madu dengan benar. Hal ini bertujuan agar konsumen memiliki pengetahuan yang cukup di dalam mengkonsumsi madu agar manfaat yang diperoleh sesuai dengan harapan konsumen. Atribut produk lain yang dimensi kinerjanya masih dinilai rendah yaitu atribut kemasan. Atribut tersebut berada di dalam kuadran III dimana tingkat kepentingan dan kinerja terhadap atribut rendah. Apabila perusahaan memiliki 81
sumberdaya yang memadai maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja atribut kemasan. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja atribut kemasan dengan mendesain ulang kemasan saat ini agar tampilannya lebih menarik dan memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi madu seperti menggunakan bahan bukan gelas dan bentuk kemasan yang sesuai. Atribut-atribut produk yang berada pada kuadran IV memiliki kinerja yang baik
tetapi
kepentingan
terhadap
atribut
rendah.
Perusahaan
perlu
memperhatikan kinerja atribut-atribut dalam kuadran ini karena konsumen memiliki penilaian yang baik terhadap atribut tersebut. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran IV yaitu pilihan rasa, warna, kekentalan, aroma, merek, dan volume. Perusahaan tidak perlu menurunkan kinerja atribut-atribut tersebut karena konsumen menyatakan cukup puas. Selain itu, terdapat beberapa atribut yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti warna, kekentalan dan aroma. Perusahaan juga tidak perlu menurunkan kinerja atribut volume dan pilihan rasa selama atribut-atribut tersebut tidak menimbulkan biaya yang tinggi jika dipertahankan. 2) Harga (Price) Atribut harga tidak menjadi upaya pemasaran perusahaan karena PT Madu Pramuka sangat mengutamakan kualitas dan keaslian madu. Namun, perusahaan tetap perlu memperhatikan atribut tersebut dalam perumusan upaya pemasaran karena harga memiliki nilai kinerja yang masih rendah bagi konsumen walaupun tingkat kepentingan atribut ini juga rendah. Hal ini disebabkan oleh atribut harga termasuk ke dalam kuadran III. Walaupun perusahaan perlu memperhatikan atribut harga, tetapi perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan atribut segera karena atribut tersebut memiliki prioritas rendah dalam hal perbaikan kinerja mengingat konsumen Madu Pramuka sebagian besar adalah kelompok menengah keatas. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kinerja harga, antara lain dengan memberikan potongan harga atau menyediakan kartu anggota dengan memberikan fasilitas khusus kepada konsumen yang telah berlangganan Madu Pramuka.
82
3) Promosi (Promotion) PT Madu Pramuka tidak melakukan promosi yang membutuhkan biaya promosi yang tinggi. Promosi yang saat ini dilakukan oleh perusahaan meliputi pembuatan alat promosi dalam bentuk leaflet, brosur, buletin, memuat iklan pada majalah perlebahan, dan menjual produk melalui dua jalur pemasaran yaitu indoor dan outdoor. Hingga saat ini, perusahaan juga tidak membuat iklan untuk mengenalkan Madu Pramuka kepada konsumen yang lebih luas. Oleh karena itu, konsumen Madu Pramuka memberikan penilaian yang rendah terhadap atribut iklan dan promosi. Perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan terhadap atribut tersebut dengan segera karena konsumen memberikan tingkat kepentingan yang rendah terhadap atribut iklan dan promosi. Meskipun iklan dan promosi bukan pertimbangan utama konsumen dalam memilih madu tetapi perusahaan dapat melakukan promosi secara word of mouth sehingga perusahaan dapat menghemat biaya promosi. Promosi tersebut dirasakan lebih efektif karena konsumen lebih tertarik dan percaya untuk memilih produk yang direkomendasikan teman atau keluarga yang telah lebih dulu mengkonsumsi Madu Pramuka. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus meningkatkan kualitas produk agar konsumen puas karena konsumen yang puas terhadap suatu produk akan merekomendasikan produk tersebut kepada teman atau keluarganya. Selain itu, perusahaan juga perlu menemukan cara untuk meyakinkan konsumen mengenai keaslian Madu Pramuka karena banyak konsumen yang masih ragu akan hal tersebut terutama terhadap Madu Pramuka yang bukan dijual di gerai pusat. 4) Distribusi/Tempat (Place) Lokasi gerai pusat Madu Pramuka yang terletak di Komplek Wiladatika Cibubur dinilai sangat tidak strategis oleh sebagian besar konsumen Madu Pramuka. Hal ini disebabkan oleh lokasi gerai Madu Pramuka yang berada tepat di samping pintu tol Cibubur 1. Banyak konsumen yang mengeluh mengenai lokasi gerai Madu Pramuka yang sulit dijangkau terutama bagi konsumen yang pertama kali mengunjungi gerai Madu Pramuka karena jika terlewat maka konsumen tersebut harus masuk ke dalam Bumi Perkemahan 83
Wiladatika (Buperta) Cibubur karena gerai Madu Pramuka berada di dekat pintu keluar Buperta. Namun tidak semua konsumen mengetahui akses tersebut karena jumlah konsumen di luar kawasan Cibubur sangat banyak. Akibat dari lokasi yang sulit dijangkau adalah rendahnya kinerja atribut kemudahan memperoleh produk. Perusahaan perlu memperbaiki kinerja atribut tersebut dengan segera karena atribut berada pada kuadran I. Perusahaan perlu memasang petunjuk lokasi di tempat-tempat tertentu yang mudah terlihat sehingga dapat membantu konsumen mencapai lokasi gerai Madu Pramuka terutama bagi konsumen baru yang belum pernah mengunjungi gerai Madu Pramuka. Sebenarnya, PT Madu Pramuka juga membuka gerai untuk memasarkan produknya dengan membuka cabang gerai di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, seperti di Gedung Kwartir Nasional, ITC Permata Hijau, Tanjung Duren, dan Lemdikanas Cibubur untuk memudahkan konsumen yang sulit menjangkau gerai pusat. Namun upaya ini menghadapi kendala yaitu ketidakpercayaan konsumen terhadap kualitas dan keaslian Madu Pramuka yang dijual selain di gerai pusat. Untuk mengatasi hal ini perusahaan perlu menemukan cara untuk meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai-gerai lain terjamin kualitas dan keasliannya selama gerai tersebut merupakan gerai yang dibuka oleh PT Madu Pramuka seperti menempatkan wiraniaga senior yang telah memiliki pengalaman dan pemahaman mengenai Madu Pramuka. Jalur pemasaran yang selama ini dilakukan sudah cukup baik. Selain membuat jalur pemasaran I dimana konsumen datang langsung ke gerai-gerai yang dibuka perusahaan, jalur pemasaran II juga sangat membantu perusahaan dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen yang sulit menjangkau gerai-gerai Madu Pramuka melalui agen-agen penjualan Madu Pramuka.
84
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian di PT Madu Pramuka yang telah dilakukan, maka
kesimpulan yang didapat antara lain: 1) Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka sebagian besar tergolong dalam usia orang dewasa yang berada pada rentang usia 35-44 tahun, mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan berstatus menikah. Konsumen Madu Pramuka sebagian besar beragama Islam namun konsumen yang beragama selain Islam juga cukup banyak. Konsumen Madu Pramuka sebagian besar berdomisili di kawasan Cibubur, pendidikan terakhir mayoritas konsumen adalah perguruan tinggi (S1/S2) dan berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan rata-rata setiap bulannya ≥ Rp 5.000.000. 2) Konsumen Madu Pramuka merupakan konsumen terencana yang berperilaku aktif dalam setiap tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Hal tersebut dikarenakan konsumen ingin mendapatkan kepuasan serta manfaat dari mengkonsumsi madu yang telah dipilih. Pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen mengkonsumsi madu dengan alasan manfaat yang terkandung dalam produk, informasi diperoleh dari teman dan pegawai PT Madu Pramuka dengan informasi yang paling dipertimbangkan yaitu manfaat dan keaslian. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut yang menjadi pertimbangan utama konsumen adalah manfaat produk. Pada tahap pembelian konsumen membeli Madu Pramuka secara langsung di gerai pusat dengan frekuensi pembelian sebanyak satu minggu satu kali, selanjutnya adalah tahap hasil pembelian dimana konsumen puas terhadap Madu Pramuka dan bersedia untuk melakukan pembelian ulang. 3) Berdasarkan hasil perhitungan CSI, kepuasan konsumen Madu Pramuka sebesar 71,47 persen yang menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka dikatakan puas terhadap produk. 4) Penelitian ini akan berimplikasi terhadap alternatif bauran pemasaran Madu Pramuka melalui masukan perbaikan atribut untuk meningkatkan kepuasan konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan laba PT Madu Pramuka. 85
7.2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang dapat
direkomendasikan kepada PT Madu Pramuka, yaitu: 1) PT Madu Pramuka sebaiknya segera melakukan perbaikan terhadap atributatribut yang terdapat pada kuadran I, yaitu atribut informasi pada produk dengan melengkapi informasi pada produk sehingga konsumen Madu Pramuka dapat mengkonsumsi Madu Pramuka dengan benar dan dapat merasakan manfaat madu serta atribut kemudahan memperoleh produk dengan membuka gerai di beberapa lokasi yang terdapat banyak konsumen Madu Pramuka di luar Cibubur dan dapat meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai-gerai lain selain di gerai pusat terjamin keasliannya sehingga konsumen dapat melakukan pembelian Madu Pramuka di gerai yang paling mudah untuk dijangkau. 2) Selain pemahaman karakteristik pembelian konsumen dan pengukuran tingkat kepuasan konsumen, perusahaan diharapkan bersedia mendengarkan dan menanggapi keluhan konsumen agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen. 3) PT Madu Pramuka sebaiknya melakukan analisis perilaku konsumen, seperti analisis tingkat kepuasan konsumen secara berkala melalui pengadaan riset perilaku konsumen atau dengan menyediakan kotak keluhan dan saran pelanggan. 4) Sebaiknya PT Madu Pramuka melakukan kegiatan promosi yang lebih gencar seperti iklan melalui media cetak agar Madu Pramuka dapat dikenal oleh konsumen yang lebih luas serta dapat menjaga kualitas dan kestabilan harga. 5) PT Madu Pramuka sebaiknya mampu memformulasikan strategi yang tepat sasaran dengan mempertimbangkan bauran pemasaran yang sesuai melalui riset perilaku konsumen atau keluhan-keluhan yang disampaikan konsumen.
86
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Merek Dagang dan Produsen Madu di Indonesia. http://indonetwork.co.id/all/Makanan_&_Minuman/Produk_Madu/60.html [25 November 2010] Badan Standar Nasional. 2008. Persyaratan Mutu Madu berdasarkan SNI 013545-2004. http://pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?.../SNI.../SNI%20013545-2004 [30 November 2010] Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2009. Eksekutif Data Strategis Kehutanan 2009. Jakarta: Departemen Kehutanan RI. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2008. Budidaya Lebah. http://www.bkpmd.banten.go.id/Pemasaran Madu Hutan\Dinas Kehutanan dan Perkebunan _ Provinsi Banten.htm [14 Desember 2010]. Durianto D, Sugiarto, Sitinjak T. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Engel JF, et al. 1994a. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam Jilid 1. Budiyanto FX, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Behaviour Sixth Edition. Engel JF, et al. 1994b. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam Jilid 2. Budiyanto FX, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Behaviour Sixth Edition. Hammad S. 2009. 99 Resep Sehat dengan Madu. Solo: Aqwamedika. Hanum F. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Harnasari A. 2009. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hasibuan MM. 2008. Analisis Permintaan Madu Mutiara Tugu Ibu oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Depok dan Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Kotler P, Amstrong G. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. Ed ke-9. Jilid 1. Sindoro A, penerjemah; Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Principles of Marketing. Kotler P. 2005a. Manajemen Pemasaran Edisi ke Sebelas Jilid 1. Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Marketing Management. Kotler P. 2005b. Manajemen Pemasaran Edisi ke Sebelas Jilid 2. Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Marketing Management.
Supranto J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. Umar H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
90
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi Penjualan Produk PT Madu Pramuka Bulan Januari 2010 Minggu ke1
Madu
M. Pollen
M. Super
M. Sarang
Bee Pollen
R. Jelly
Brg. Dagang
Jumlah
16.754.800
415,500
16,315,400
540,500
490,000
-
2,216,000
36,052,700
32.000.000 35.976.400
947,000
30,886,600
1,276,500
850,000
1,957,000
3,136,000
70,373,600
785,500
28,162,200
1,537,500
-
-
3,396,000
69,178,100
44.745.100
992,500
31,302,200
686,500
970,000
494,000
3,560,000
82,070,800
32.972.600
405,000
25,037,100
325,000
1,337,700
983,250
3,341,000
63,722,150
-
34,500
4,744,100
230,000
-
-
223,000
8,629,050
162.448.900
3,580,000
136,447,600
4,596,000
3,647,700
3,434,250
15,872,000
330,026,400
2 3 4 5 6 Jumlah Sumber: PT Madu Pramuka Cibubur, 2010
92
Lampiran 2. Rekapitulasi Penjualan Madu Pramuka Bulan Oktober 2010 No. Lokasi Gerai Penjualan (Rp) 1.
Istana Lebah (gerai pusat)
104.434.000
2.
Lemdikanas
3.
Kwarnas
6.728.100
4.
Permata Hijau
5.863.500
5.
Cirendeu
3.792.850
6.
Tanjung Duren
2.189.300
63.116.200
Sumber: PT Madu Pramuka, 2010
93
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas terhadap Atribut Madu Pramuka •
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .862
•
14
Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
atri1
53.10
52.852
.438
.857
atri2
53.23
51.082
.606
.850
atri3
53.53
53.154
.380
.860
atri4
53.40
53.145
.333
.863
atri5
53.13
48.051
.704
.842
atri6
53.20
51.407
.424
.859
atri7
53.73
50.685
.491
.855
atri8
53.40
53.421
.331
.863
atri9
53.20
51.407
.424
.859
atri10
53.43
47.978
.656
.845
atri11
53.13
48.051
.704
.842
atri12
53.57
49.151
.626
.847
atri13
53.37
49.826
.626
.847
atri14
53.20
50.441
.476
.856
94
Lampiran 4. Struktur Organisasi PT Madu Pramuka Direktur Utama
Staf Ahli
Sekretaris
Direktur Marketing dan Produksi
Ka Cabang Jakarta
Gudang
Pelatihan
Sengatan
Gudang
Sumber: Arsip PT Madu Pramuka
Direktur Keuangan dan Umum
Ka Cabang Gringsing
Indoor
Outdoor
Pelatihan
Sengatan
Umum
Indoor
Ka Cabang Sukabumi
Gudang
Indoor
Outdoor
Outdoor
Produksi
Keuangan
Personalia
Umum
Kasir
Pembukuan
Satpam
95
Lampiran 5. Perilaku Proses Keputusan Pembelian Konsumen Madu Pramuka Variabel Indikator Hasil Alasan konsumen tertarik untuk mengkonsumsi madu
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Pembelian
Apakah gaya hidup sehat mempengaruhi dalam membeli madu Manfaat yang diinginkan konsumen dengan mengkonsumsi madu
• Adanya manfaat kesehatan dari produk (61,67%) • Memiliki gaya hidup sehat (25%) • Kebiasaan sejak dulu (5%) • Pemenuhan gizi (8,33%) • Berpengaruh (100%)
• Untuk menjaga kesehatan (91,67%) • Untuk mengobati penyakit (3,33%) • Rasanya enak (1,67%) • Meningkatkan stamina (3,33%) Apakah konsumen melakukan • Ya (60%) pencarian informasi khusus • Tidak (40%) sebelum membeli madu Sumber informasi tentang • Teman (31,67%) Madu Pramuka • Keluarga (6,67%) • Blog/artikel dari internet (6,67%) • Melihat di gerai Madu Pramuka (43,33%) • Pengalaman konsumsi (8,33%) Pengaruh sumber informasi • Membuat konsumen tertarik untuk membeli (100%) Bentuk promosi yang • Penjualan langsung (16,67%) membuat konsumen tertarik • Potongan harga 53,33%) untuk membeli Madu • Iklan TV/media cetak (28,33%) Pramuka • Bazaar (1,67%) Informasi yang • Harga (20%) dipertimbangkan oleh • Merek (3,33%) konsumen pada pembelian • Rasa madu (8,33%) Madu Pramuka • Manfaat (45%) • Keaslian (23,33%) Pengetahuan konsumen • Pemanis alami yang menyehatkan tentang Madu Pramuka (26,67%) • Pemanis alami yang memiliki banyak manfaat (73,33%) Madu yang dikonsumsi selain • Madurasa (1,67%) Madu Pramuka • Madu Perhutani (3,33%) • Super Madu (1,67%) • Madu Habatussauda (1,67%) • Tidak ada (91,67%) Cara konsumen memutuskan • Terencana (98,33%) membeli Madu Pramuka • Mendadak (1,67%) Peran konsumen dalam • Pemilik ide (13,33%) memutuskan membeli Madu • Pemberi pengaruh (16,67%) Pramuka • Pihak yang memutuskan (26,67%) • Pembeli (10%) 96
Lokasi membeli Madu Pramuka Alasan memilih tempat pembelian
Rasa Madu Pramuka yang sering dibeli
Seberapa sering membeli Madu Pramuka
Hasil pembelian
Jika Madu Pramuka yang dicari tidak ada, apa yang akan dilakukan oleh konsumen Kesesuaian antara manfaat dan harga Tingkat kepuasan konsumen secara umum setelah melakukan pembelian Madu Pramuka Kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian ulang
• Pengkonsumsi (33,33%) • Gerai Madu Pramuka (100%) • Lokasi dekat dengan tempat tinggal (38,33%) • Harga lebih murah (31,67%) • Lebih banyak pilihan (30%) • Madu Kapuk (46,67%) • Madu Kelengkeng (26,67%) • Madu Rambutan (5%) • Madu Karet (11,67%) • Madu Multiflora (10%) • Satu bulan satu kali (5%) • Satu minggu satu kali (88,33%) • Tidak tentu (6,67%) • Berusaha mencari ke tempat lain (41,67%) • Mencari produk pengganti (43,33%) • Tidak jadi membeli (15%) • Sesuai (88,33%) • Tidak sesuai (11,67%) • Sangat puas (28,33%) • Puas (53,33%) • Cukup puas (16,67%) • Sangat tidak puas (1,67%) • Sangat bersedia (90%) • Bersedia (10%)
Sumber: Data Primer (Diolah) (2011)
97
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN MADU PRAMUKA DI PT MADU PRAMUKA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN
Tanggal :
No. Kuesioner :
Saya Risa Maya Putriwindani (H34070047) mahasiswi tingkat akhir pada Program Studi Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan riset konsumen untuk pengumpulan data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan studi. Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi sebagai data primer dalam penelitian. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akamedik. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini.
I. SCREENING: 1. Apakah Anda sudah pernah mengkonsumsi Madu Pramuka lebih dari satu kali? a. Tidak (STOP, Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini, Terima kasih) b. Ya (silahkan melanjutkan pertanyaan selanjutnya) 2. Kapankah Anda terakhir kali mengkonsumsi Madu Pramuka? a. Lebih dari sebulan terakhir (STOP, Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini, Terima kasih) b. Termasuk dalam waktu sebulan terakhir (silahkan melanjutkan pertanyaan selanjutnya) 3. Apakah usia Anda lebih dari atau sama dengan 17 tahun? a. Tidak (STOP, Anda tidak perlu mengisi kuesioner ini, Terima kasih) b. Ya (silahkan melanjutkan pengisian kusioner ini) II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
IDENTITAS RESPONDEN Nama : ………………………… Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Usia Anda saat ini : a. 17-24 tahun c. 35-44 tahun e. 55-64 tahun b. 25-34 tahun d. 45-54 tahun f. ≥ 65 tahun Status Anda saat ini: a. Tidak menikah b. Menikah c. Belum menikah Agama : …………………………. Alamat/Domisili : …………………………. Pendidikan terakhir : a. SLTP c. SMA Kejuruan e. Sarjana (S1/S2/S3) b. SMA Umum d. Akademi (D1/D2/D3) f. Lainnya, sebutkan………… 98
8. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Negeri/BUMN/TNI/Polri c. Pegawai Swasta 9. Pendapatan rata-rata per bulan: a. ≤ Rp. 9.999.999 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 c. Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.999
d. Wiraswasta e. Ibu Rumah Tangga f. Lainnya, sebutkan…………………. d. Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.999 e. Rp. 4.000.000 – Rp. 4.999.999 f. ≥ Rp. 5.000.000
III. STUDI PERILAKU KONSUMEN Petunjuk : Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut penilaian Anda paling sesuai berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Tahap Pengenalan Kebutuhan : 1. Apa alasan/motivasi yang membuat Anda tertarik untuk membeli madu? a. Adanya manfaat kesehatan dari produk d. Melihat orang lain membeli b. Memiliki gaya hidup sehat e. Pemenuhan gizi c. Kebiasaan sejak dulu f. Lainnya…………………… 2. Apakah gaya hidup sehat mempengaruhi Anda dalam membeli madu? a. Berpengaruh b. Tidak berpengaruh 3. Apa manfaat yang Anda cari dengan mengkonsumsi madu? a. Untuk menjaga kesehatan c. Rasanya enak b. Untuk mengobati penyakit d. Lainnya…………………... Tahap Pencarian Informasi : 4. Apakah Anda melakukan pencarian informasi secara khusus sebelum membeli produk Madu Pramuka? a. Ya b. Tidak 5. Dari mana Anda memperoleh informasi tentang Madu Pramuka? a. Teman e. Buletin b. Keluarga f. Pengalaman konsumsi c. Blog/artikel dari internet g. Lainnya…………………………… d. Melihat di gerai Madu Pramuka 6. Bagaimana sumber informasi tersebut mempengaruhi Anda? a. Membuat Anda tertarik untuk membeli c. Membuat Anda tidak ingin membeli b. Tidak terpengaruh untuk membeli 7. Bentuk promosi seperti apa yang membuat Anda akan tertarik untuk membeli Madu Pramuka? a. Penjualan langsung c. Iklan TV/media cetak e. Undian berhadiah b. Potongan harga d. Hadiah melalui kemasan f. Lainnya…………… Tahap Evaluasi Alternatif : 8. Informasi apa yang paling Anda perhatikan dan Madu Pramuka? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Harga f. Pilihan rasa b. Merek g. Kekentalan c. Rasa madu h. Informasi pada produk d. Manfaat i. Aroma e. Kemasan j. Warna 9. Apa yang Anda ketahui tentang Madu Pramuka? a. Pemanis alami yang menyehatkan b. Pemanis alami dengan banyak pilihan rasa
pertimbangkan pada pembelian k. Volume l. Keaslian m. Promosi produk n. Kemudahan memperoleh
99
c. Pemanis alami yang memiliki banyak manfaat d. Lainnya………………………………………………………………………….. 10. Selain mengkonsumsi Madu Pramuka, produk madu apa yang sering Anda konsumsi? a. Madurasa c. Super Madu e. Madu Habatussauda b. Madu Perhutani d. Madu Anak f. Lainnya…………………… Tahap Keputusan Pembelian : 11. Bagaimana cara Anda memutuskan pembelian Madu Pramuka? a. Terencana (sudah direncanakan sejak di rumah) b. Mendadak (niat membeli baru dirasakan ketika berada di lokasi gerai Madu Pramuka) 12. Apa peran Anda dalam keputusan pembelian Madu Pramuka? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Pemilik ide d. Pembeli (tidak untuk diri sendiri) b. Pemberi pengaruh e. Pengkonsumsi c. Pihak yang memutuskan 13. Di mana Anda biasanya membeli Madu Pramuka? a. Gerai Madu Pramuka b. Agen 14. Apa alasan Anda dalam memilih tempat pembelian (jawaban no. 13) Madu Pramuka? a. Lokasi dekat dengan tempat tinggal d. Suasana outlet menarik b. Harga lebih murah e. Lainnya……………………………. c. Lebih banyak pilihan 15. Rasa Madu Pramuka apa yang paling sering Anda beli? a. Madu Kapuk e. Madu Mangga i. Madu Karet b. Madu Kelengkeng f. Madu Kaliandra j. Madu Multiflora c. Madu Apel g. Madu Durian k. Madu Sonokeling d. Madu Rambutan h. Madu Kopi 16. Seberapa sering Anda membeli Madu Pramuka? a. Satu bulan sekali b. Satu minggu sekali c. Lainnya…………….. 17. Jika Anda ingin membeli Madu Pramuka namun produk tidak ada, apa yang akan Anda lakukan? a. Berusaha mencari ke tempat lain c. Tidak jadi membeli b. Mencari produk pengganti d. Lainnya……………………………. Tahap Hasil Pembelian : 18. Apakah manfaat Madu Pramuka yang Anda rasakan telah sesuai dengan biaya yang Anda keluarkan? a. Sesuai b. Tidak sesuai 19. Apakah Anda selama ini merasa puas terhadap produk Madu Pramuka? a. Sangat puas d. Tidak puas b. Puas e. Sangat tidak puas c. Cukup puas 20. Apakah Anda bersedia membeli kembali Madu Pramuka? a. Sangat bersedia c. Tidak bersedia b. Bersedia d. Lainnya…………………………….
100
IV. PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP MADU PRAMUKA Petunjuk : Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut penilaian Anda paling sesuai KEPENTINGAN Atribut
1 Sangat tidak penting
2 Tidak penting
3 Cukup penting
4 Penting
5 Sangat penting
3 Cukup baik
4 Baik
5 Sangat baik
Rasa madu Harga Pilihan rasa Kemasan Warna Manfaat Kekentalan Informasi (tgl kadaluarsa, izin BPOM RI dan label halal) Aroma Merek Keaslian Volume Iklan dan promosi Kemudahan memperoleh produk KINERJA Atribut
1 Sangat tidak baik
2 Tidak baik
Rasa madu Harga Pilihan rasa Kemasan Warna Manfaat Kekentalan Informasi (tgl kadaluarsa, izin BPOM RI dan label halal) Aroma Merek Keaslian Volume Iklan dan 101
promosi Kemudahan memperoleh produk
Saran Anda terhadap produk Madu Pramuka: ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
102
Lampiran 7. Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka Atribut Rasa madu
(1) (2) (3) (4) (5)
Kinerja Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Harga
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Pilihan rasa
(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Warna
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Manfaat
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Kemasan
Indikator (1) Sangat tidak menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (2) Tidak menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (3) Cukup menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (4) Menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (5) Sangat menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (1) Sangat tidak sesuai dengan kualitas produk (2) Tidak sesuai dengan kualitas produk (3) Cukup sesuai dengan kualitas produk (4) Sesuai dengan kualitas produk (5) Sangat sesuai dengan kualitas produk (1) Sangat sedikit (2) Sedikit (3) Cukup banyak (4) Banyak (5) Sangat banyak (1) Sangat tidak menarik dan tidak aman bagi produk (2) Tidak menarik dan tidak aman bagi produk (3) Cukup menarik dan aman bagi produk (4) Menarik dan aman bagi produk (5) Sangat menarik dan aman bagi produk (1) Sangat tidak menunjukkan kualitas madu yang baik dan tidak sesuai dengan selera konsumen (2) Tidak menunjukkan kualitas madu yang baik dan tidak sesuai dengan selera konsumen (3) Cukup menunjukkan kualitas madu yang baik dan cukup sesuai dengan selera konsumen (4) Menunjukkan kualitas madu yang baik dan sesuai dengan selera konsumen (5) Sangat menunjukkan kualitas madu yang baik dan sangat sesuai dengan selera konsumen (1) Sangat tidak terasa oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (2) Tidak terasa oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (3) Cukup terasa oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (4) Dapat dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu 103
Kekentalan
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Informasi pada produk
(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
Aroma
Merek
Keaslian
Volume
Iklan dan promosi
(5) Sangat terasa oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (1) Kandungan air sangat tidak sesuai dengan selera konsumen (2) Kandungan air tidak sesuai dengan selera konsumen (3) Kandungan air cukup sesuai dengan selera konsumen (4) Kandungan air sesuai dengan selera konsumen (5) Kandungan air sangat sesuai dengan selera konsumen (1) Sangat tidak lengkap (2) Tidak lengkap (3) Cukup lengkap (4) Lengkap (5) Sangat lengkap (1) Sangat tidak khas (2) Tidak khas (3) Cukup khas (4) Khas (5) Sangat khas (1) Sangat tidak terkenal dan tidak mencerminkan kualitas produk (2) Tidak terkenal dan tidak mencerminkan kualitas produk (3) Cukup terkenal dan cukup mencerminkan kualitas produk (4) Terkenal dan mencerminkan kualitas produk (5) Sangat terkenal dan mencerminkan kualitas produk (1) Sangat tidak terjamin (2) Tidak terjamin (3) Cukup terjamin (4) Terjamin (5) Sangat terjamin (1) Sangat tidak sesuai dengan kebutuhan (2) Tidak sesuai dengan kebutuhan (3) Cukup sesuai dengan kebutuhan (4) Sesuai dengan kebutuhan (5) Sangat sesuai dengan kebutuhan (1) Sangat tidak menarik dan tidak mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (2) Tidak menarik dan tidak mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (3) Cukup menarik dan cukup mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (4) Menarik dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (5) Sangat menarik dan sangat 104
Kemudahan memperoleh produk
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
(1) (2) (3) (4) (5)
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian Sangat menyulitkan bagi konsumen untuk memperoleh produk Menyulitkan bagi konsumen untuk memperoleh produk Cukup mudah Mudah bagi konsumen untuk memperoleh produk Sangat mudah bagi konsumen untuk memperoleh produk
105
Lampiran 8. Bauran Pemasaran Madu Pramuka PT Madu Pramuka Bauran Perbaikan Atribut Madu Pramuka yang Atribut Madu Pramuka Pemasaran Disarankan • Pertahankan rasa madu yang khas secara alami Rasa Madu agar tetap terjaga keasliannya
Produk
Prioritas yang Disarankan Pertahankan Prestasi (1)
Pilihan rasa
• Pertahankan kinerja pilihan rasa
Berlebihan (3)
Kemasan
• Mendesain kemasan yang lebih menarik dengan bahan yang dapat memudahkan konsumen dalam proses konsumsi
Prioritas Rendah (4)
Warna
• Pertahankan kinerja atribut warna
Berlebihan (5)
Manfaat
• Pertahankan kinerja atribut manfaat madu
Pertahankan Prestasi (6)
Kekentalan
• Pertahankan kinerja atribut kekentalan
Berlebihan (7)
Informasi pada produk
• Melengkapi informasi pada produk untuk memudahkan konsumen agar dapat mengkonsumsi madu dengan benar
Prioritas Utama (8)
Aroma
• Pertahankan kinerja atribut aroma madu
Berlebihan (9)
Merek
• Pertahankan kinerja merek sehingga konsumen dapat mempercayai kualitas dan keaslian produk
Berlebihan (10)
106
Harga
Distribusi/Tempat
Promosi
Keaslian
• Mempertahankan atribut keaslian dengan tetap menjaga keaslian madu
Pertahankan Prestasi (11)
Volume
• Pertahankan kinerja atribut volume
Berlebihan (12)
Harga
Kemudahan memperoleh produk
Iklan dan Promosi
• Menjaga kestabilan harga agar tidak mengalami kenaikan yang terus menerus dan terlalu tinggi Prioritas Rendah (2) agar dapat menjangkau konsumen di luar target pasar Madu Pramuka saat ini • Membuka gerai di beberapa lokasi yang terdapat banyak konsumen Madu Pramuka di luar Cibubur dan dapat meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai-gerai Prioritas Utama (14) lain selain di gerai pusat terjamin keasliannya • Memanfaatkan agen-agen penjualan Madu Pramuka melalui jalur pemasaran II • Membuat iklan dan promosi yang lebih gencar Prioritas Rendah (13) jika sumberdaya perusahaan memadai
107
Lampiran 9. Dokumentasi Tempat Penelitian
Madu Pramuka dalam berbagai Kemasan
Display Produk Madu Pramuka
Barang Dagang Boneka Lebah di PT Madu Pramuka 108
Gerai PT Madu Pramuka Pusat
Kawasan Wisata Lebah PT Madu Pramuka
Budidaya Lebah Madu Modern 109
Lampiran 10. Daftar Harga Produk PT. Madu Pramuka DAFTAR HARGA PRODUK PT. MADU PRAMUKA BERLAKU PER 1 DESEMBER 2010 PENGOBATAN
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
-
SENGAT LEBAH
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
50,000
-
BEKAM
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
50,000
-
SENGAT DAN BEKAM
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
70,000
MADU BUNGA KAPUK -
UKURAN 400 GR/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
65,000
-
UKURAN 300GR/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
50,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………….
Rp.
75,000
MADU BUNGA KARET / MULTIFLORA -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
220,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
67,500
-
UKURAN 350 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
40,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
70,000
MADU HUTAN -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
220,000
-
UKURAN 200GR/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
40,000
-
UKURAN 650 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
70,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………
Rp.
70,000 225,000
MADU KALIANDRA / MAHONI / RAMBUTAN / JAMBU METE / MANGGA / KOPI / DURIAN / APEL / CENGKEH -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
-
UKURAN 200GR/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………..
Rp.
40,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
75,000
-
UKURAN 350 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
45,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………..
Rp.
75,000
MADU BUNGA KLENGKENG -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
375,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………Rp.
100,000
-
UKURAN 350 ML/BOTOL
……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………Rp.
60,000
MADU SUPER ( Madu + Tepung Sari + Royal Jelly ) / SONOKELING -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
300,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
85,000
-
UKURAN 350 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
50,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
90,000
MADU SUPER PROPOLIS -
UKURAN 650 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
215,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
200,000
MADU ROYAL JELLY ( Madu + Royal Jelly ) / MADU POLLEN ( Madu + Bee Pollen/Tepung ) -
UKURAN 2000 ML/GALON
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
225,000
-
UKURAN 600 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
75,000
-
UKURAN 350 ML/BOTOL
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
45,000
-
UKURAN CURAH KILOAN MIN 100 KG
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
75,000 367,500
BEE POLEN ( Tepung Sari Bunga ) -
UKURAN 1 KG ( Butiran/Granular )
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
-
UKURAN 100 GRAM ( Butiran/Granular )
…………………………………………………………………………………………………………….. Rp.
55,000
-
UKURAN 1 KG ( Bubuk/Halus )
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
525,000
-
UKURAN 50 GRAM ( Bubuk/Halus )
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
60,000
…………………………………………………………………………………………Rp.
50,000
10
BEE POLLEN KAPSUL
11
ROYAL JELLY
-
UKURAN 50 BUTIR
-
UKURAN 1 KG
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
1,900,000
-
UKURAN 25 GRAM
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
47,500
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
200,000
12
PROPOLIS
13
MADU PROPOLIS
-
14
UKURAN 60 BUTIR
-
UKURAN 300 Gr
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
75,000
-
UKURAN 400 Gr
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
100,000
………………………………………………………………………………………………………………Rp.
115,000
MADU DALAM SARANG -
UKURAN 700 GR
Catatan : Harga Sewaktu - waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Jakarta, Desember 2010