Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
PENGARUH PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA JAMU DI BANDA ACEH Rusydi Abubakar Staff Pengajar Jurusan Manajeman Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Email : Rusydi_Abubakar @ yahoo.com Abstract: An effective marketing program collects all of elemen of the marketing mix into one cohesive program designed o obtain a company’s terget in order to determine the company’s position towards competition, in order to win consumers as a target market facing such reality, compnies are required to be able to devlop an active marketing policy and always follow technological and economical developments. The aim of this study is to (1) analyze the affect of marketing mix on the purchasing decision of consumers in the jamu industry in Banda Aceh (2) Knowing what type of the marketing mix element most effect consumers buying the decisions in the jamu industry in Banda Aceh.The object of the study on independent variable :product, price,promotion and place. There are 2 methods pf study used,namely th descriptive and verivication methods. The sample in this study consist of 225 jamu industry consumers scattrd through 3(three) distric in Banda Aceh. The methods of data collection is documentation, interview and quistionnaries while the data analysis methods is the descriptive and paet analysis. The results of this study indicate that the elements of the marketing mix simultaneously affect the consumers buying decision positively and partyaly indicate that the product,price,price and promotion element have a positive affect,while the place (location) element has a negative effect. At the same time th marketing mix involving product,price and promotion significantly affect th buyin decision of jamu industry products in Banda Aceh. The most dominant variable the decision of consumers is th promotion variable,which an be as high as 28,60 %. Keywords : Marketing mix, consumer buying decision. PENDAHULUAN Era pasar bebas dunia tahun 2020,akan terjadi liberaliasi ekonomi yan berpangruh trhadap stuktur pasar yang tidak mengenal lagi batas-batas antar negara. Persaingan tidak hanya pada skala kota dn wilayah akan tetapi persaingan kualitas daripad kuantitas poduk dan pelayanan. Namun selain tantangan dan persaingan trdapat peluang bagi pelaku ekonomi untuk ikut memberikan kegiatan pemasaran yang makin luas. Dalm erbagai usaha bisnis yang berkmbng saat ini, baik yang meghsilkan barang maupun jaa, pern pemasaran sangatlah penting karena merupakan salah satu fakto kunci penentu kebrhasilan bisnis. Dengan katalin : pemasaran merupakan inti seluruh aktivitas bisnis.Ini berkitan dengan fungsi pemasaran,sebagai penghubung antara prusahaan dan konsumen (C.M.Lingga Purnama,2001 :1). Liberalisasi perdagangan merupakan tuntututan adanya globalisasi, yaitu suatu pelaksanaan regim kesepakatn system perdagngan dunia, hilangnya batas-batas negara yang bias menghambta kelancarn arus barang, jasa, modal dan finansial secara internaioanl.Ada dua sisi dari libralisasi perdgnagn, sisi pertama bahwa liberalisasi membrikan peluang (opportunities), melalui penurunan hambtan-hambatan tariff dannon tariff dn meningkatk akses produk-produk domstik ke pasar internaional. Sisi kedua, liberlisi perdagnagn juga menjadi ancaman (threat), karena perdagangan beba 54
menuntut pnghapusan subsidi danproteksi sehingga dapat membanjirkannay produk-produk asing di pasar dalam negeri. Program pemasaran yang efektif meramu semua unsur-uns0,38ur marketing mix menjadi suatu program terpadu yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Pengambilan keputusan tentang produk,harga, promosi,dan tempat penjualan hendaknya dapat menciptakan program pemasaran yang kohesif di pasar sasaran. Dengan demikian program pemasaran menggabungkan semua kemampuan pemasaran perusahaan tersebut akan menjadi sekumpulan kegiatan yang menentukan posisi perusahaan terhadap pesaing, dalam rangka bersaing merebut pasar sasaran. Permintaan obat tradisional (jamu) makin meningkat. Omset penjualan jamu meningkat 40 prsen setiap tahun. Pada tahun 2000 nilai penjualan jamu diperkirakan Rp. 800 milliar. Dengan peningkatan sekitar 38 % berarti nilai pnjualan menmbus Rp. 1,2 triliun. Adapun hingga akhir tahun 2002, diperkirakan terjadi kenaikan setara, setidaknya menembus angka penjualan Rp. 1,8 triliun. Yang menggembirakan konsumsi terbesar jamu tersebut adalah pasar dalam negeri. Artinya masih banyak konsumen jamu loyal di negeri ini. Hal ini juga dikuatkan temuan survei MARS (Marketing Research Specialist) baru-baru ini., bahwa lebih dari 85,40 % konsumen jamu adalah konsumen loyal. Disebutkan hanya 12,36 % bisa dibujuk untuk pindah
Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada Jamu di Banda Aceh Rusydi Abubakar
ke merek lain, dan hanya 2,24 % yang berencana atau siap-siap pindah ke merek lain. Persaingan bisnis industri jamu yang semakin ketat, memaksa setiap perusahaan selalu berebut perhatian konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, dengan memperhatikan kecenderungan perubahan sosial, menganalisis kiat-kiat pesaing dan mengamati perubahan teknologi,ekonomi,politik dan sosial. Jika ada pelanggan yang menghentikan pembeliannya atau pindah ke produk lain, perlu disikapi sebagai suatu perubahan perilaku konsumen. Perubahan perilaku konsumen semacam ini harus dilihat sebagai kenyataan yang buruk. Identifikasi Masalah Sejauhmana pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran oleh industri jamu terhadap proses pengambilan keputusan pembelian konsumen produk jamu di Banda Aceh. Dan bauran pemasaran yang mana pengaruhnya paling besar terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen pada industri jamu. Hipotesis Sedangkan sub hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Produk berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh.
2. 3. 4.
Harga berpangaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada jamu industri di Banda Aceh Promosi berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh. tempat berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian pada industri jamu di Banda Aceh
Tinjauan Pustaka Kotler (2000:4), pemasaran pada umumnya di pandang sebagai tugas untuk menciptakan,memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa,pengayaan pengalaman, peristiwa, orang, tempat,kepemilikan, organisasi, informasi dan gagasan. Etzel,et.al (1997:60) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu : produk,harga,tempat,dan promosi. Sedangkan menurut Mc Charthy dalam buku Kotler (2000:15) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan P dari pemasaran, yaitu : product,price,place, and promotion.
(Indriyo,1999 :111), hal ini digambarkan dalam Gambar 1.
Sumber : Gito Sudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Pemasaran BPFE. Yogyakarta. (Hal.111). Etzel et al. (1997:193)
55
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
‘’ Product I a set of tangiable and attributes, which may include packing,colour, price,quality,and brand, plus the seller service and reputation. A product may be a good, service,place, person,or idea’’. Baruan produk menurut Kotler (2000 : 398), pruduct mix is the set of all products and items that a particular seller offers for sale. Jadi baruan produk adalah sekumpulan dari semua produk dan item produk seperti macam produk, kulaitas produk, rancangan produk, ciri-ciri produk, merek produk, kemasan produk, ukuran produk, pelayanan, jaminan dan pengembalian serta atribut lainnya yang secara khusus para penjual menawarkan untuk dijual kepada para pembeli penilaian pelanggan terhadap produk industri jamu. Dapat dilihat dari sisi kemasan,dalam hal ini menurut Arnold (1996:224) kenyataan bahwa nilai-nilai inti dari merek cukup konsisten untuk memungkinkan desain kemasan adalah sesuatu yang penting Menurut Stanton (1996:269) menyatakan Harga Tinggi 1.Strategi premium 4. Strategi penetapan terlalu tinggi 7. Strategi peneuri
harga
bahwa merek membedakan produk atau jasa sebuah perusahaan dari produk saingannya. Dalam kaitannya dengan produk industri jamu, perusahaan memproduksi selera dan kondisi ekonomi (daya beli) masyarakat, walupun produk industri jamu bentuknya kecil, tetapi mutunya baik dan manjur. Harga sering menjadi factor penentu dalam pembelian,disamping tidak menutupi kemungkinan factor-faktor lain. Dengan demikian harga menjadi lebih penting bagi konsumen sebagai tanda dari apa yang diharapkan. Menurut Macrae (1996: 131), pembeli baik yang baru maupun yang lama menggunakan harga sebagai suatu seleksi terhadap citra kualitas suatu merek. Berdasarkan kualitas dan harga menurut Kotler (2000:520) menunjukkan sembilan kemungkinan strategi harga – kualitas seperti disajikan seperti pada Gambar 2.
Sedang 2. Strategi nilai-tinggi 5. Strategi nilai menengah
Rendah 3. Strategi nilai super 6. Strategi nilai baik
8. Strategi yang sesungguhnya tidak menghemat
9. Strategi penghematan
Sumber : Kotler,2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta (hal. 520). Dalam pengertian umum bauran pemasaran menurut Kotler (2000:490) tempat adalah sebagai berikut : Faktor tempat atau place berarti marketing channel (distribution channel) are sets of interdependent organization involved in the process of making a products or service available for use or consumption. Sedangkan menurut Etzel,et al (1997:43) adalah sebagai berikut : ‘’ Distribution channel consists of the set of people firms involved in the transfer of title to a product as the product moves from producer to ultimate consumer or business user’’. Untuk mengantisipasi kesenjangan diantara produsen dan konsumen, maka Keegan (1996:128) menawarkan alternatif struktur aliran saluran distribusi produk sebagai berikut : pemilik pabrik produk konsumen dapat menjual langsung kepada pelanggan (menggunakan katalog atau materi cetakan yang lain), lewat toko sendiri ataupun dengan alternatif strukur yang lain untuk produk konsumen Menurut Sutisna (2000:39). Iklan untuk produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan seharusnya ditampilkan sesering mungkin untuk mengingatkan konsumen. Sedangkan Supranto (2000:44) menyatakan bahwa seorang pelanggan yang loyal akan membicarakan hal-hal yang bagus tentang produk atau perusahaan yang Selanjutnya Arnol (1996:177) menyatakan : 56
‘’Promosi yang pada akhirnya akan menghasilkan bahwa konsumen naiknya tingkat penjualan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa konsumen yang membeli berdasarkan kebiasan, biasanya tidak begitu mengingat apa-apa yang akan dibelinya. Keinginan untuk membeli produk sering muncul ketika konsumen diingatkan melalui iklan dengan cara melihat produk itu di toko’’. Berdasarkan beberapa pendapat pada pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna memberikan informasi dan promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna memberikan informasi dan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen melalui beberapa media sesering mungkin untuk membangun kedekatan produk industri jamu dengan para pedagang dan konsumen dengan harapan agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Perilaku konsumen menurut Louden dan Delta dalam Marius P. Angipora (1999:94), adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalan upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan barang atau jasa). Dilihat dari derajat keterlibatan konsumen menurut Kotler (2000 : 177),maka terdapat tipe atau sudut pandang pengambilan keputusen keterlibatan tinggi (high involvement) dan keterlibatan rendah(Low Involvement).
Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada Jamu di Banda Aceh Rusydi Abubakar
Gambar 3. Empat Tipe Perilaku Konsumen.
Significant Differences between
High Involvement
Low Involvement
Complex Buying Behavior
Variety-seeking Buying Behavior
Dissonace-reducing
Habitual Buying Behavior.
Bands Faw Differences between Bands
Buying
Behavior Sumber : Kotler,2000.Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta. (hal.177). Metedologi Penelitian ini menganalisa pengaruh bauran pemasaran industri jamu terhadap proses keputusan pembeli konsumen. Objek penelitian untuk variable bebas/independent variable adalah bauran pemasaran dengan sub variable yaitu : produk,harga.promosi dan tempat. Objek penelitian lainnya sebagai variabel terikat/Dependent Variabel adalah keputusan pembelian konsumen. Yang dijadikan respon adalah pengguna produk jamu. Untuk menganalisa objek penelitian ini dipergunakan pendekatan deskriptif dan variatif, melalui analisis jalur (Path Analysis). Manajemen penelitian ini merupakan pendekatan Ilmu Ekonomi Terutama dari ilmu uang memfokuskan pada bidang Manajemen Pemasaran secara khusus pada aspek bauran pemasaran dan pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh. Variabel-varibel dalam penelitian pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses keputusan-keputusan pembelian konsumen pada indutri jamu Di Banda Aceh terdiri dari : 1. Variabel bebas/independent variabel (Variabel X) adalah bauran pemasaran. Sub variable : produk (X1),harga (X2), promosi(X3) dan tempat (X4). 2. Produk terikat/Dependent variabel (variabel Y) adalah proses keputusan pembelian konsumen. Unit observasi pada penelitian ini adalah industri jamu Kota Banda Aceh untuk mendapatkan data sekunder,konsumen produk jamu yang ada di Banda Aceh untuk mendapatkan data primer sebagai unit analisis dalam penelitian ini. 1. Dalam penelitian ini ukuran sample untuk konsumen (responden) ditentukan berdasarkan bentuk pengujian statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Dengan demikian ukuran sample minimal untuk analisis jalur ini, dapat ditentukan melalui rumus ukuran sample minimal untuk ukuran korelasi koefisien yang dilakukan secara iteratif (perhitungan berulang-ulang) Menentukan ukuran sample secara iteratif dengan langkah sebagai berikut :
a.
Pada iterasi pertama sebagai berikut :
2.
3.
dipergunakan
rumus
Apabila ukuran sample minimal pada iterasi pertama dan iterasi kedua harganya sampai dengan bilangan yang satuannya sama, maka iterasi berhenti. Apabila belum sama, lakukan iterasi ketiga dengan menggunakan rumus 4b, demikian seterusnya sampai ukuran sample yang akan ditentukan sudah sama baru berhenti. Berdasarkan keterangan di atas dalam penelitian ini diambil :
57
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
Pada iterasi pertama ini diperoleh sample sebanyak 75 orang responden yang ditetapkan secara random. Iterasi kedua : Jumlah sample pada iterasi kedua dapat dihitung dengan rumus diatas sebagai berikut :
frekuensi dan proporsi. Sedangkan mengetahui tingkat masing-masing item dari variabel maupun antar variabel penelitian digunakan teknik perbandingan skor total responden terhadap skor maksimumnya. Untuk dapat mencapai tujuan yaitu mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari masing-masing variabel bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen dan menguji hipotesis penelitian, maka teknik analisi data digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Menurut Harun Al-Rasyid (2001:7), langkah kerja pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Gambar 4
Berdasarkan perhitungan iterasi kedua diperoleh sample sebanyak 75 orang responden yang hampir sama dengan hasil iterasi I. Selanjutnya untuk menentukan banyaknya sample pada masing-masing kecamatan di hitung dengan metode alokasi proporsional menurut (Moh. Nazir,1999:361) sebagai berikut :
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran yang diterapkan oleh industri jamu, dari hasil angket setiap item pertanyaan dicari besarnya persentase dengan menggunakan rumus :
Rumus di atas digunakan untuk menganalisis deskriptif dimana respon jawaban responden pada setiap item digunakan perhitungan 58
Analisis dan Pembahasan Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner terhadap 225 orang responden yang berada di Kota Banda Aceh, khususnya yang berada di Kecamatan Baiturrahman, Kuta Alam, dan Kecamatan Syiah Kuala. Karekteristik responden disajikan pada Tabel.1 Tabel 1. Karekteristik responden Pengguna Produk Jamu Saat ini No Uraian Frekuensi Persentase (%) 1 Ya 212 94,22 2 Tidak 13 5,78 Jumlah 225 100,0 Sebagian besar konsumen industri jamu mengkonsumsi jenis jamu kesehatan, yaitu sebanyak 51,11 persen atau 115 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi jamu hanya untuk menjaga atau memulihkan kesehatannya saja, bukan digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Perincian mengenai jenis produk jamu yang dikonsumsi industri jamu disajikan pada table 2.
Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada Jamu di Banda Aceh Rusydi Abubakar
Tabel 2 Jenis Produk jamu yang Dikonsumsi No Jenis jamu Frekuensi Persentase (%) 1 Jamu Kuat 48 21,33 2 Jamu 115 51,11 kesehatan 3 Jamu 62 27,56 Kecantikan Jumlah 225 100,00 Alasan konsumen dominan mengkonsumsi produk jamu adalah karena mutunya. Hal ini menunjukkan konsumen memulai pembelian terlebih dahulu sehingga menentukan manfaat produk jamu. Kemudian alasan kemudahan mendapatkan penjualan untuk membeli karena hal ini berhubungan dengan tersedia dan mudah tidaknya produk jamu ada dekat dengan tempat tinggal konsumen. Karena alasan harga berhubungan dengan daya beli konsumen terhadap jenis produk industri jamu. Alasan konsumn di atas, menunjukkan konsumen produk jamu melakukan proses keputusan pembelian karena mutu atau kualitas dn kemudahan mendapatkan tempat penjualannya. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisa jalur (path analysis). Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran (X) terdiri dari produk (X1),harga (X2), promosi (X3), dan tempat (X4) di mana semua variabel tersebut adalah variabel bebas (independent). Sedangkan variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini pengambilan keputusan pembelian konsumen (Y), disamping itu terdapat variabel residual yang diberi lambang (ε). Nilai koefisien jalur dari persamaan struktural tersebut, perlu dilakukan pengujian signifikannya, untuk mengetahui kebermaknaan variabel bebas Xi mempengaruhi variabel tidak bebas (Y), melalui dua langkah pengujian koefisien jalur, yaitu langkah pertama pengujian hipotesis secara simultan, sedangkan langkah kedua dilakukan pengujian hipotesi secara parsial. Pengujian secara simultan berfungsi menilai
kebermaknaan seluruh koefisien jalur variabel bebas terhadap koefisien jalur variabel tidak bebas, dan pengujian secara parsial, menilai kebermaknaan masing-masing koefisien jalur dari variable bebas terhadap koefisien jalur dari variabel tidak bebas. Secara statistik, dalam pengujian hipotesis secara simultan digunakan uji F (Bahren-Fisher), sedangkan secara parsial dilakukan uji t-student. Hasil analisis pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variable bebas mempengaruhi variable tidak bebas, artinya bahwa variable produk jamu (X1), harga jamu (X2), promosi jamu (X3),dan tempat penjualan jamu (X4) berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Secara matematis, hasil pengujian tersebut dirumuskan dalam persamaan : Y=0,452748 X1 + 0,332349 X2 + 0,529537 X3 + 0,50156 X4 Hubungan matematis ini menunjukkan nilai Fhit sebesar 158,8573796, sedangkan nilai F0,05 adalah sebesar 2,407, sehingga Fhit > F0,05, berarti Ho ditolak (signifikan). Besarnya pengaruh variable bebas terhadap variable tidak bebas dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,7428, yang berarti bahwa variasi keputusan pembelian konsumen pada industri jamu dipengaruhi oleh produk jamu (X1), harga(X2), promosi jamu (X3) dan tempat penjualan jamu (X4) sebesar 74,28 persen. Sedangkan sisanya sebesar 25,72 persen ditentukan oleh variable lainnya. Dengan kata lain, sebenarnya keputusan pembelian konsumen pada industri jamu tidak hanya ditentukan oleh variabelvariabel tersebut,tetapi ditentukan juga oleh faktorfaktor lainnya. Secara statistik,hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan hasil yang signifikan, untuk itu perlu dilakukan pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t-student. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable bebas (Xi) terhadap variable tidak bebas (Y) disajikan pada Table 3.
Tabel 3. Hasil Analisis pada Koefisien Jalur X1,X2,X3, dan X4 terhadap Y Secara Parsial. Pengaruh Nilai Koefisien Jalur t-hitung t0,25 Keputusan X1,X2,X3,X4 terhadap Y Pengaruh 0,452748188 13,103 1,960 Ho ditolak X1 Terhadap Y Pengaruh X2 0,332348555 9,7251 1,960 Ho ditolak Terhadap Y Pengaruh X3 0,529537138 15,313 1,960 Ho ditolak Terhadap Y Pengaruh X4 0,050155609 1,459 1,960 Ho diterima Terhadap Y 0,507130 Pengaruh εI Terhadap Y
Kesimpulan Signifikan Signifikan Signifikan Non Signifikan
Sumber : Hasil Analisis
59
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
Tabel 4. Persentase Pengaruh Variabel X1,X2,X3 dan X4 terhadap Y Variabel Independen
Pengaruh Langsung (%)
Pengaruh Tidak Langsung X1 X2 X3
X1 16,93 X2 9,12 -1,51 X3 23,16 4,39 X4 0,21 0,17 Pengaruh X1,X2,X3 dan X4 secara simultan terhadap Y Pengaruh Variabel lain (ε) terhadap Y Total Untuk menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur agar digunakan atau tidaknya trimming theory dapat dilihat dari nilai thitung pada Tabel 4 di atas. Dari Tabel 4 diketahui bahwa produk jamu (X1),harga(X2),promosi jamu (X3) secara statistik berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian konsumen, sedangkan tempat penjualan jamu (X4) secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian konsumen. Tidak berpengaruh disini bukan berarti tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap keputusan pembelian konsumen, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil sekali didalam sample sehingga secara statistik di dalam populasi tidak teruji. X4 secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap proses keputusan pembelian konsumen disebabkan antara lain : 1. Secara umum, perusahaan jamu sudah berada ditempat konsumen,sehingga menyebabkan tempat kurang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. 2. Selain pabrik yang sudah berada lingkungan konsumen, selain itu pedagang perantara juga banyak menjual produk jamu disekitar lingkungan konsumen. Berdasarkan paradigma diatas, maka dapat diketahui besarnya pengaruh variable (X1) secara parsial terhadap proses keputusan pembelian konsumen (Y) dengan trimming theory. Untuk lebih jelasnya tentang pengaruh masing-masing variable Xi terhadap Y baik pengaruh langsung, tidak langsung maupun pengaruh total dapat dilihat pada table.4 Pengaruh langsung setiap variable X terhadap Y ditentukan oleh koefisien jalurnya masing-masing yaitu Pyx1,Pyx2,Pyx3,Pyx4 sedangkan pengaruh Xi melalui rxixj oleh Pyxi,Pyxj. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpualan sebagai berikut : 1. Dari pengujian statistik ternyata pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran produk industri jamu di Banda Aceh secara simultan 60
-1,51 0,67 0,24
2.
4,39 0,67 0,38
Total X4 0,17 0,24 0,38 -
Sub Total 3,05 -0,59 5,44 0,79
19.98 8,53 28,60 1,00 58,11 41,89 100,00
berpengaruh positif (58,11%) hal ini dicerminkan dari tanggapan/pertimbangan konsumen atas masing-masing indikator bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan distribusi atau tempat industri jamu di Banda Aceh. Dan jika dianalisis secara parsial produk berpengaruh positif,harga berpengaruh positif,promosi berpengaruh positif dan distribusi atau tempat berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian konsumen. Dan juga yang tidak bisa diabaikan oleh industri jamu di Banda Aceh yaitu faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar (41,89%) Pengaruh bauran pemasaran terhadap proses keputusan pembelian konsumen yang paling dominan dari unsur bauran yang terdiri dari : A. Bauran produk yang dilaksanakan oleh industri jamu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh (19,98%) B. Bauran harga yang dilaksanakan oleh industri jamu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh (8,53%). C. Bauran promosi yang dilaksanakan oleh industri jamu mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh (28,60%) D. Ditribusi atau tempat yang dilaksanakan oleh industri jamu tidak mempunyai pengaruh non signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada industri jamu di Banda Aceh (1,00%)
Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada Jamu di Banda Aceh Rusydi Abubakar
DAFTAR PUSTAKA
Arnold, David. 1996. Pedoman Manajemen Merek (Terjemahan). PT. Ketindo Soho. Surabaya. Basu Swastha. 1997. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi ke-2, Liberty. Yogyakarta. . 1999. Manajemen Penjualan. BPFE, Yogyakarta Balai Besar POM Banda Aceh, 2002. Daftar NamaNama Industri Jamu di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Banda Aceh Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatatan Strategis dengan Orientasi Global. Penerbit Erlangga. Jakarta. Brannan, Tom. 1998. Pedoman Praktis untuk Komunikasi Pemasaran Terpadu (Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Buchari Alma. 1998. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi ke-2. Penerbit Alpabeta. Bandung. C.M. Lingga Purnama. 2001. Strategic Marketing Plan, Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Cravens, David W. 1999. Pemasaran Strategis. Edisi ke-4. Alih Bahasa :Lina Salim. Penerbit Erlangga. Jakarta. Dyah Hasto Palupi. 2002. Membedah Jurus Pemasaran Jamu Tradisional. Tabloid Marketing No. 11/II/4 Edisi 17 Juli 2002. Engel, James F, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. 1994. Consumer Behavior. 6th edition. The Dryden Press. Chicago Etzel, Michael J, Walker, J. Bruce William J. Stanton. 1997. Marketing, Eleven Edition McGraw-Hill Companies, Inc, North America. Fandy Tjiptono. 2000. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Gerson, F, Richard. 1994. Marketing Strategis For Small Businesse. Crisp Publications Gonsalves, Karen P. 1998. Service Marketing, A Strategic Approach. Prentice-Hall. Upper Sanddle River. New Jersey. Hanibal Prajogo. 1998. Analisis Kepuasan Anggota Perorangan Tahun 1997 Atas Pelaksanaan Atribut-atribut Bauran Pemasaran Eldorado Executive Club Bandung, Universitas Parahyangan. Bandung. Harun Al-Rasjid. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis) Sebagai Sarana Statistika Dalam Analisa Kausal. Laboratorium Pengabdian Pada Masyarakat dan Pengkajian Ekonomi (LP3ES), Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Bandung. Heny Hendrayati. 2002. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen untuk Berlangganan Harian
Umum Pikiran Rakyat di Wilayah Kota Bandung. (Tesis). Universitas Padjajaran. Bandung. Hitt. Michael A, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskinson. 1997. Manajeman Strategis Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. Alih Bahasa : Armand Hediyanto. Penerbit Erlangga. Jakarta Indriyo Gitosudarmo. 1999. Manajemen Pemasaran. BPFE. Jakarta Keegan, J. Waren. 1996. Manajemen Pemasaran Global (Terjemahan). PT. Prenhallindo. Jakarta. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. The Millenium Edition. Prentice Hall International Inc. USA. . 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium (Terjemahan). PT. Prenhallindo. Jakarta. Gary Amstrong 2001, PrinsipPrinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi ke-8. Alih Bahasa. Damos Sihombing. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1998. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi ke-2. Alih Bahasa : Alexander Sindoro.Prenhallindo. Jakarta. Marius P. Angipora. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Macrae, Chris. 1996. The Brand Chatering Handbook. Addision Mesly Longman Limited and The Economist Intelligence Unit. Mueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes : A Handbook for Research & Practioners. Teacher College Press. Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Peter. Paul J. dan Jerry C. Olson. 2000. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Erlangga. Jakarta Porter. Michael E. 1997. Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Alih Bahasa : Agus Maulana. Penerbit Erlangga. Jakarta Ruslan Rosady. 1995. Aspek-Aspek Hukum dan Etika dalam Aktivitas Kehumasan. Ghalia Indonesia. Jakarta Schiffman, Leon G ; Leslie Lazar Kanuk. 2000. Consumen Behavior. Seven Edition, Prentice Hall International, Inc. Upper Saddle River. New Jersey Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi ke -7. Diterjemahkan Oleh : Yohanes Lamarto. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sucherly. 1996. Strategi Pemasaran dalam Industri Kayu Gergajian dan Pengaruhnya Terhadap Penjualan (Disertasi). Universitas Padjajaran. Bandung. Sudjana. 1992. Metode Statistik. Edisi ke-4. Tarsito. Bandung 61
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi. Alpabeta. Bandung. Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Surachman Sumawihardja, Suwandi Suparlan, Sucherly. 1991. Intisari Manajeman Pemasaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. Supranto. J. 2002. Upaya Memuaskan Pelanggan Agar Menjadi Loyal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta. Suryana. 2001. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. ,1999 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Edisi ke-2. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Zeitham Valerie A. Bitner, Mary Jo. 1996, Service Marketing Rusydi Abubakar, adalah dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe, Memperoleh gelar S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh dan memperoleh Magister S2 (M.Si) di bidang Pemasaran pada Universitas Padjajaran Bandung.
62