eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 441-453 ISSN 2355-5408, ejournal.Adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE DI SAMARINDA
Syafruddin Noer
eJournal Administrasi Bisnis Volume 2, Nomor 3, 2014
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 441- 453 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE DI SAMARINDA Syafruddin Noer 1 Abstrak Syafruddin Noer. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Tupperware di Samarinda. Dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Aji Ratna Kusuma, M.Si dan Bapak Adietya Arie H, S.Sos, M.AB. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktorfaktor yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware di Samarinda serta mencari variabel mana yang paling berpengaruh. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang akan mengunakan serta telah menggunakan produk tupperware di Samarinda. Oleh karena itu maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan non probability sampling. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan kuisioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi liniear berganda. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 13 menunjukan bahwa dari beberapa faktor-faktor bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil koefisien regresi produk keputusan pembelian tupperware Y = 1,574 + 0,181X1 - 0,054X2 + 0,484X3 + 0,208X4, Variabel produk (b1=0,181), harga (0,054), promosi (0,484), tempat (0,208). Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,659 dan nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,434 atau 4,34%. Pengujian hipotesis secara keseluruhan (Uji F) keputusan pembelian tupperware dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel anovab dengan Fhitung sebesar 18,227 > Ftabel 2,47 nilai signifikan < 0,05 sehingga membuktikan hipotesis berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama diterima (Ho ditolak dan Ha diterima). Hasil pengujian dengan Uji t diketahui bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling signifikan dan memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian Tupperware di Samarinda. Kata Kunci: Produk, Harga, Promosi, Tempat dan Keputusan Pembelian.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Pendahuluan Pada dasarnya setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas memiliki tujuan tertentu, dimana pada umumnya beriorentasi untuk memperoleh keuntungan (laba) yang maksimal, sehingga tujuan tersebut menuntut perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitasnya demi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas usaha akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat perkembangan dan pembagunan ekonomi nasional yang tertumpu pada sector usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih produktif, dengan menekankan terciptanya lapangan kerja dengan frekuensi cukup tinggi. Sebenarnya semakin banyak unit usaha, maka akan semakin memperlancar arus perputaran modal dalam suatu region tertentu. Sangat disadari bahwa tingkat kepuasan konsumen berbeda dan selalu mengalami perkembangan, maka seseorang pengusaha harus mempunyai kekuatan imajinasi, sehingga terus menerus dapat memikirkan dan menemukan sebanyak mungkin manfaat baru dan daya yang dihasilkan mempunyai kelebihan dibanding dengan produk pesaing. Di era globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi bejalan dengan cepat sehingga mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk menjadi semakin kritis. Salah satu produk yang berkembang saat ini adalah peralatan makan berbahan dasar plastik yang aman untuk digunakan untuk rumah tangga. Perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini membuat kesadaran konsumen akan kesehatan semakin meningkat. Selain itu, permintan konsumen akan produk yang praktis dan inovatif juga akan meningkat. Tupperware adalah nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik, termasuk didalamnya, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum. Berdasarkan data yang didapatkan dari PT. Indrakinarya Mugisantosa, angka penjualan produk Tupperware yang terdapat dalam penjualan Tupperware pada tahun 2007-2012 mengalami fluktuasi, pada tahun 2010-2011 penjualan Tupperware mengalami kenaikan yang besar daripada penjualan tahun sebelumnya, walaupun harga yang ditawarkan oleh Tupperware cukup mahal bila dibandingkan dengan produk Lion Star yang menjadi pesaing utama Tupperware dalam kategori alat rumah tangga berdasarkan surveyTop Brand Indeks yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing (topbrandaward.com, 2012) berdasarkan survei yang dilakukan di enam kota besar di Indonesia yaitu Bandung,Jakarta, Makassar, Medan, Semarang dan Surabaya, namun nampaknya hal tersebut tidak mempengaruhi pelanggan untuk tetap setia menggunakan produk dari Tupperware. Setiap perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualanya perlu penyempurnaan dan perubahan produk sehingga memberikan daya guna dan daya tarik yang lebih besar. Dalam usaha untuk meningkatakan volume penjualan, perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan usaha untuk menaikan penjualan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penjualan, misalnya dengan cara meningkatkan promosi penjualan,
442
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
pemberian potongan harga serta dengan cara memaksimalkan fungsi bauran pemasaran. Bauran pemasaran meliputin empat unsur penting (4P), yaitu : produk, harga, promosi dan tempat. dari keempat unsur tersebut, semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan volume penjualan dengan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Perusahaan harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengan tepat, oleh karena itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari konsumen. Karena keberadaan konsumen sendiri mempunyai pengaruh pada pencapaian tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian produk. Dengan dasar inilah, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan konsumen sebagai salah satu faktor terpenting dalam pasar, karena dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat memenangkan persaingan pasar yang semakin fokus terhadap kepuasan pelanggan. Kotler (2002:29) ''menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menetukan kebutuhan, keinginan dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen". Dalam rangka penyusunan strategi pemasaran yang tepat maka satu diantara cara yang dapat digunakan oleh Tupperware adalah dengan mengetahui prilaku konsumenya. Dalam hal ini konsumen yang dimaksud adalah mereka yang membeli tupperware pada perusahaan Tupperware dijln. Sawo di Samarinda. Ada beberapa faktor yang dijadikan alasan konsumen dalam memutuskan untuk membeli tupperware antara lain Produk (keanekaragaman, kualitas dan kelengkapan ukuran tupperware), Harga (harga yang terjangkau, potongan, kesesuaian harga dengan bentuk, dan kesesuain harga dengan ukuran), Tempat (lokasi yang mudah dijangkau, kemudahan trasnportasi dan ketersediaan tempat parkir), dan Promosi (kejelasan penyampain iklan dan frekuensi penyampain promosi) yang dapat menarik perhatian konsumen. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Tupperware di jln. Sawo Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Pemasaran Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pertukaran barang atau jasa antara satu pihak dengan pihak lain. Suatu perusahaan mempertukarkan barang dan jasa dengan pendapatan dan kemudian menggunakan pendapatan itu untuk membeli bahan baku atau alat produksi lain. Pemasaran merupakan satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan usahanya guna mempertahankan kelangsungan usaha yang dijalankannya serta memperoleh laba. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tergantung pada keahlian manajemen perusahaan tersebut yang terdiri atas
443
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
beberapa bidang antara lain bidang produksi, keuangan, bidang central lainnya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bidang pemasaran karena tanpa adanya pemasaran maka akan sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi, dimana nilai ekonomi itu sendiri akan menentukan harga barang dan jasa individu-individu adalah kegiatan pemasaran. Pemasaran (marketing) berasal dari kata pasar (market). dimana pengertian pasar disini condong kepada pengertian pasar yang abstrak. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasar adalah tempat perrtemuan antara penjual dan pembeli. Definisi ini mengandung arti bahwa pasar merupakan suatu tempat atau daerah yang di dalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk menentukan harga. Pengertian pasar berikutnya adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai uang untuk belanja, dan mempunyai kemampuan untuk membelanjakan. Oleh karena itu definisi dan konsep-konsep marketing meliputi pengertian yang sangat luas.para penulis atau ahli ekonomi umumnya berpendapat bahwa kegiatan/aktifitas pemasaran bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang atau jasa tetapi merupakan kegiatan yang lebih luas ruang lingkupnya. Dalam manajemen pemasaran banyak kita temukan mengenai definisi pemasaran yang dikemukakan oleh pakar ekonomi walaupun dalam prinsipnya sama. Hanya saja dilihat dari segi tinjauan terhadap pemasaran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai pemasaran dari pakar di bidang pemasaran. Swastha (2000: 4) mengemukakan bahwa “Pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan terarah dan terpadu yang dilakukan produsen dalam bentuk perencanaan dan pengendalian harga, promosi, dan penyaluran barang atau jasa yang diproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen”. “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain” (Kotler 2000: 8). Seiring dengan perkembangan teori mengenai sistem pamasaran, Staton (1998: 85) menambahkan “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang potensial”. Pengertian lain mengenai pemasaran dikemukakan oleh Kotler (1997: 8) “Pemasaran adalah analisis, perencanaan dan pengendalian dari suatu program yang telah diformulasikan dan dirancang secara saksama untuk menciptakan pertukaran nilai secara sukarela dalam suatu pasar yang ditargetkan, untuk mencapai tujuan perusahaan”. Pengertian marketing dari buku element of Marketing yang dikarang oleh Harvey dan Mitchel, "Pemasaran telah didefinisikan sebagai usaha membeli dan
444
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
menjual dan termasuk sebagai kegiatan usaha mereka yang terlibat dalam aliran barang dan jasa antara produsen dan pelanggan" (Alma, 2004: 2). Dari beberapa pengertian diatas, jelas bahwa kegiatan pemasaran bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa, sebab kegiatan sebelum dan sesudahnya juga merupakan kegiatan pemasaran. Pengertian manajemen pemasaran Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya. Manajemen pemasaran yang efektif biasanya mencakup perencanaan strategis dari seluruh usaha organisasi dan diikuti oleh perencanaan strategis dari beberapa divisi fungsionalnya dan termasuk pemasaran. Keberhasilan usaha pemasaran tergantung pada kemampuan manajemennya untuk merencanakan secara strategis program-program pemasaran dalam kerangka lingkungan perusahaan dan kemudian menjalankan rencana tersebut. Manajemen pemasaran berusaha untuk mempengaruhi tingkat pemilihan waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa sehingga membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuan. Singkatnya, manajemen pemasaran adalah manajemen permintaan. Jadi, pihak manajemen harus berupaya keras untuk meramalkan arah dan intensitas perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar, menanggapi perubahan-perubahan itu melalui pemanfaatan efektif sumber daya-sumber daya yang terawasi. Ada beberapa pengertian mengenai manajemen pemasaran, salah satu adalah yang dikemukakan oleh Alma (2004: 18) menyatakan bahwa “manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”. “Manajemen pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan terarah dan terpadu yang di lakukan produsen dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian harga, promosi, dan penyaluran barang atau jasa yang diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen melalui transaksi.” (Suyadi 2000: 23). Schulz seperti yang dikutip Alma (2004: 83) menyatakan "Manajemen pemasaran adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan pemasaran seluruh perusahaan divisi dari suatu perusahaan". Dengan kata lain manajemen pemasaran di atas mempunyai tujuan untuk membentuk opini konsumen terhadap suatu produk, membangun kepercayaan konsumen terhadap produk itu dan memelihara hubungan baik antara produsen dan konsumen, dengan terlebih dahulu menganalisa, merencanakan, dan
445
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
mengenali apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana memuaskan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Konsep pemasaran Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa tugas pokok perusahaan ialah menentukan kebutuhan, keinginan dan penilaian dari pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan kegiatan perusahaan sedemikian rupa agar dapat menyampaikan kepuasan yang diinginkan pasarnya secara lebih berdaya guna serta berhasil guna dari para pesaingnya. Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran adalah sebagai berikut: a. Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas perusahaan. b. Diperlukan program riset pemasaran agar dapat mengetahui pola keinginan pembeli. c. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan di bawah kontrol pemasaran yang terintegrasi. d. Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik dari konsumen. Apabila perusahaan menganut konsep pemasaran, maka semua kegiatan diarahkan kepada konsumen sehingga bagian pemasaran berperan aktif sejak dimulainya proses produksi. Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terdapat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran. Menurut Kotler (2000: 19) “Konsep pemasaran adalah kunci mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dari keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada saingannya”. “Konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan” (Swastha 2000: 6). Falsafah ini mempengaruhi seluruh usaha organisasi, bukan hanya kegiatan-kegiatan pemasaran, tetapi konsep pemasaran sama sekali bukan merupakan falsafat kedermawanan yang ditunjukan untuk membantu para pelanggan. Sebuah perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga mencapai sasaran-sasarannya sendiri atau perusahaan itu tidak akan dapat menjalankan bisnisnya dalam waktu yang lama. Sasaran keseluruhan dalam konsep bisnis dapat diarahkan pada peningkatan laba, pangsa pasar, penjualan atau gabungan dari ketiga sasaran tersebut. Perilaku konsumen
446
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
Menurut Engel dan BlackWell (1994: 3) dalam mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: “kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”. Winardi (1998: 49) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang dan jasa ekonomi. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen memiliki dua elemen penting yaitu: 1) prosses pengambilan keputusan dan 2) kegiatan fisik yang semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomi. Metode Penelitian dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang diteliti dengan menggunakan alat analisis Regresi linear berganda. Salah satu cara menentukan besarnya sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2011), yaitu N n= 1 + Ne 2 dimana: N = jumlah seluruh anggota populasi n = jumlah sampel e = error tolerance (toleransi terjadinya galat, taraf signifikasi ; untuk sosial 0,05) Menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, menggunakan persamaan (1), yaitu: N n= 1 + Ne 2 133 n= 1 + 133(0,05)2 133 n= 1 + 133 (0,0025)
133 n= 1.3325 n = 99.81 dibulatkan menjadi 100 responden.
447
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Jadi hasil perhitungan ini maka dibulatkan menjadi 100 orang responden yang dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penyajian Data Responden Karakteristik Responden Yang dimaksud dengan karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup usia, pekerjaan, jenis kelamin responden, dan pendapatan perbulan. Masing-masing karakteristik dikaitkan denganvariabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasaan konsumen, sesuai dengan tujuan analisis. Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan usianya Interval Usia Jumlah Responden Persentase (%) <30 Tahun 18 18 % 30-39 Tahun 39 39 % 40-49 Tahun 39 39 % >50 Tahun 4 4% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel menginformasikan usia responden sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki tingkat umur antara 30-39 tahun dan 40-49 tahun sebanyak 39 orang responden (39%) dan yang paling kecil memiliki tingkat umur diatas 50 tahun yaitu 4 orang responden (4%). Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%) Laki-laki 0 0% Perempuan 100 100 % Jumlah 100 100 % Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel menunjukkan jenis kelamin responden yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki 0 responden sebanyak 0% sedangkan jenis kelamin perempuan 100 responden sebanyak 100%. Tabel sampel responden berdasarkan pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%) PNS 33 33% Karyawan Swasta 16 16% Wiraswasta 4 4% Ibu Rumah Tangga 43 43% Lainnya 4 4% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Pada tabel diatas tampak bahwa konsumen terbanyak berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 43 orang responden (43%). Hal ini menunjukan bahwa konsumen yang menggunakan tupperware di Samarinda adalah yang
448
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan sisanya berprofesi wiraswasta dan lain-lain seabnyak 4 orang responden (4%). Tabel sampel responden berdasarkan pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%) s/d SMA 23 23% Diploma 23 23% S1 49 49% S2 5 5% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Pada tabel diatas tampak bahwa konsumen terbanyak berdasarkan tingkat pendidikan adalah S1 sebanyak 49 orang responden (49%) dan yang paling kecil yaitu tingkat pendidikan S2 sebanyak 5 orang responden (5%). Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan penghasilan Persentase Pendapatan Responden Jumlah Responden (%) < Rp. 2.000.0000 20 20% Rp. 2.000.000 - Rp. 4.000.000 71 71% Rp. 4.000.000 - Rp. 6.000.000 9 9% > Rp. 6.000.000 0 0% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diketahui bahwa responden dengan tingkat pendapatan Rp. 2.000.000 - Rp. 4.000.000 lebih mendominasi dengan jumlah responden sebanyak 71 orang responden (71%). Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan membuktikan hipotesis mengenai variabel produk, harga, promosi, tempat terhadap keputusan pembelian tupperware
Tabel Hasil Analisis Regresi berganda Variabel Koefisien Standar Bebas Regresi Error Konstanta 1.574 .347
T Hitung
Sig.
Keterangan
449
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Product
.122
.054
2.265 .026
Signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan
Harga -.045 .084 -.535 .594 Promosi .412 .086 4.803 .000 Tempat .150 .073 2.060 .042 F Hitung 18.227 R 0.659 R square 0.434 sig.f hitung 0,000 F tabel 2.47 T tabel 1.985 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil diatas perhitungan di atas diperoleh persamaan regersi liner berganda dari variabel X1(produk), X2(harga), X3(promosi), X4(tempat) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) adalah sebagai berikut: Y = 1,574 + 0,181 - 0,054 + 0,484 + 0,208 a. Nilai konstanta sebesar 1,574, penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu produk, harga, promosi, tempat maka keputusan pembelian tidak akan mengalami perubahan (konstan). b. b1 = 0,181, apabila nilai produk (X1), naik satu satuan maka akan berpengaruh terhadap penambahan Y sebesar 0,181 dengan asumsi variabel yang lainnya adalah tetap. c. b2 = -0,054, apabila nilai harga (X2) naik satu satuan maka akan berpengaruh terhadap penurunan nilai Y sebesar -0,054 dengan asumsi variabel yang lainnya tetap. d. b3 = 0,484, apabila nilai promosi (X3) naik satu satuan maka akan berpengaruh terhadap penambahan nilai Y sebesar 0,484 dengan asumsi variabel yang lainnya adalah tetap. e. b4 = 0,208, apabila nilai tempat (X4) naik satu satuan maka akan berpengaruh terhadap penambahan nilai Y sebesar 0,208 dengan asumsi variabel yang lainnya adalah tetap. Pembahasan Secara umum penelitian ini menunjukan hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa kondisi penilaian responden terhadap variabel-variabel penilitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dpat ditunjukan dari banykanya tanggapan kesetujuan yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masingmasing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa tiga variabel independent yaitu produk,tempat, promosi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda sedangkan
450
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
untuk variabel independent yaitu harga yang ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Y = 1,574 + 0,181X1 - 0,054X2 + 0,484X3 + 0,208X4 Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa empat variabel independent yaitu produk, harga, promosi, dan tempat diantaranya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Maka dari hasil ini bahwa hipotesis yang menyatakan dari empat variabel tersebut hanya variabel produk, variabel promosi, variabel tempat yang berpengaruh signifikan sehingga hipotesis pertama diterima. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dijelaskan di atas, diketahui variabel promosi memiliki nilai standart koefisien beta tertinggi sebesar 0,484. Hal ini menunjukan bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda, sehingga hipotesis kedua dapat diterima. Penjelasan dari masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis parsial, diketahui variabel produk (X1) yang indikatornya terdiri dari kualitas produk, bentuk yang beragam, dan ukuran yang beragam mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Hal ini dikarenakan kualitas produk yang baik membuat konsumen puas saat menggunakannya serta bentuk dan ukuran yang beragam merupakan salah satu karakteristik penting dalam membuat sebuah produk. Bentuk dan ukuran akan akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Bentuk dan ukuran yang beragam dapat menarik perhatian konsumen dan akan membeli produk tersebut. Hal tersebut yang membuat variabel produk berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga perusahaan harus mempertahankan serta mengembangkan produk yang sudah dikenal dan dipercaya oleh konsumen untuk meningkatkan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis pada variabel harga (X2) yang indikatornya terdiri dari harga memiliki kesesuaian dengan kualitasnya, cukup kompetitif dibanding produk lain, dan memberikan diskon untuk pembelian tertentu tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Penetapan harga yang dilakukan Tupperware tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian tupperware disebabkan harga yang dilakukan perusahaan Tupperware relativ tinggi dimana dari harga plastik biasa adalah 1:2 ditambah dengan memberikan potongan harga pada setiap pembelian tertentu dan bersekala besar kurang mampu membantu, hal ini pun menjadi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada perusahaan tupperware dikarenakan potongan harga itu diberikan hanya kepada konsumen yang melakukan pembelian rutin maupun bersekala besar. Berdasarkan hasil analisis pada variabel promosi (X3) yang indikatornya materi iklan yang cukup menarik, sering melakukan event seminar untuk informasi, dan penjualan personal yang menarik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Melakukan event-event seminar seperti home party tupperware merupakan cara promosi dan pemasaran langsung yang dilakukan
451
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
oleh Tupperware dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para ibu-ibu dan wanita karir. Cara ini telah efektif untuk dapat memasarkan produk-produk tupperware, karena dengan cara penjualan yang informatif dan menghibur sehingga membuat konsumennya aware terhadap produk tupperware dan meningkatkan penjualan. Dengan adanya variasi promosi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Deskripsi data penelitian menunjukan bahwa promosi yang dilakukan dan pemasaran yang dilakukan perusahaan Tupperware sudah baik, oleh karena itu faktor promosi ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan agar konsumen lebih mengenal serta secara tidak langsung konsumen akan memberikan tanggapan yang baik kepada perusahaan Tupperware di Samarinda berdasarkan hasil analisis pada variabel tempat (X4) yang indikatornya tempat penjualan yang tersebar, lokasi yang strategis dan ketersediaan barang yang memadai. pernyataan tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Lokasi atau tempat perusahaan dianggap strategis, dekat perkotaan. Jangkauan kantor tupperware yang dekat dan strategis membuat konsumen melakukan pembelian produk dengan mudah serta ketersediaan barang yang memadai sehingga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0,434 yang artinya variabel produk, harga, promosi, dan tempat dapat menerangkan variabel bauran pemasaran dalam melakukan keputusan pembelian tupperware sebesar 43,4% dan sisanya 56,6% dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan Berdasarkan hasil penlitian serta analisis yang telah dilakukan dan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis Uji F (Uji Serentak) menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel produk, promosi, dan tempat memperoleh hasil yang berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan hasil variabel harga memperoleh hasil yang tidak berpengaruh dan tidak signifikan. Dari keempat variabel tersebut variabel promosi yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi (R) variabel produk, harga, promosi, dan tempat menunjukan hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Artinya pembelian produk tupperware karena produk yang memuasakan, promosi yang baik dan sebanding dengan harga. Berdasarkan hasil analisis uji t (uji parsial) menunjukan bahwa variabel produk, promosi, dan tempat secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai fhitung lebih besar dari ftabel dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Dengan
452
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Keempat variabel yaitu produk, harga, promosi, tempat bahwa variabel promosi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Daftar Pustaka Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta. Basu Swastha, Handoko, Hani. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE. Basu Swastha DH, Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta, 2000. Engel, James F, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Terj Budianto. Jakarta: Binarupa Aksara. Hasan, Iqbal, 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Husaen Umar, 1995. Metodologi Penelitian (Aplikasi Dalam Pemasaran), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat, 2001 Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia. Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Alih Bahasa Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Jilid 2, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Prenhalindo. Prawirosentono, Suyadi. 2000. Manajemen Operasi: Analisis dan Studi Kasus, Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Edisi ke 5. Bandung: Tarsito. Sugiyono, Prof, Dr. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ., et.al.2000. Marketing Managenment An Asian Perspective. Alih Bahasa: Fandy Tjiptono. Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000. Kotler Philip. Marketing Manajemen. The Millenium Edition. Prentice Hall Internasional, Inc, New jersey. William J Staton, et.al. 1998. Fundamental of Marketing. 10th edition, Singapore: Mc Grawhill Internasional.
453