ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
Oleh :
Pon Harijadi Rizki NIM : 101081023174
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh
Pon Harijadi Rizki NIM : 101081023174
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid,MS NIP : 131474891
Pembimbing II
Heriyanto SE. M.Si NIP : 131569931
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M Hari ini Jumat, Tanggal 11 Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Pon Harijadi Rizki NIM: 101081023174 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 September 2007
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin, SE. MAB Ketua
Leis Suzanawati, SE. M.Si Sekretaris
Heryanto, SE. M.Si Penguji Ahli
Hari ini kamis, Tanggal 05 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Pon Harijadi Rizki NIM: 101081023174 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Juni 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ketua
Heryanto, SE., M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Pon Harijadi Rizki
Tempat/ Tanggal lahir
: Jakarta, 20 September 1982
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jln. Betung XI No. 430 Rt/Rw 009/08 Pondok Bambu – Jaktim
PH/HP
: (021) 8611345
Pendidikan
:-
SD Muhammadiyah Jakarta 1990-1996
-
MTSN Darunnajah Jakarta 1996-1999
-
SMU Prof, Dr, Hamka Padang 1999-2001
-
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 20012006
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
ABSTRACT
Pon Harijadi Rizki, title of the research “Analysis Influnce of Marketing Mix Toward Purchasing Decision Jamu Tolak Angin Sido Muncul at Jakarta Timur.First degree (S1) Marketing Management Program Economis and Social Faculty of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. The goal of this research is to analysis the influence of marketing mix (Product, Price, Promotion Toward Purchasing Decision Jamu Tolak Angin Sido Muncul at Jakarta Timur The result of this research is shows that there are significant influnces of product variable, channel distribution dan promotion toward purchasing decision, just price variable isn’t influence significant toward purchasing decision. Coefficient determination is 42,40%,it means independent variable able to explain dependent variable, and rest 57,60% determinated by unknown variable and not included in this regression analysis.
ABSTRAK Pon Harijadi Rizki, judul skripsi “ Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Jamu Tolak Angin Sido Muncul di Wilayah Jakarta Timur. Strata satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran (Produk, Harga, Tempat, Promosi terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin Sidu Muncul di wilayah Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan variabel produk,saluran distribusi dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, harga tidak berpengaruh signifikan. Koefisien determinasi sebesar 42,40%, ini berarti variabel independen dapat menjelaskan variable dependen, sedangkan selebihnya 57,60% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam regresi ini.
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan tugas untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekononomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi
ini
berjudul
“ANALISIS
PENGARUH
BAURAN
PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Jamu Tolak Angin di Wilayah Jakarta Timur). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengatahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Mohammad Faisal, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan dan dengan begitu sabar meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Heriyanto SE. M.Si, selaku pembimbing II yang sangat sabar sekali dalam membimbing saya sehingga terselesaikan juga skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku kepala Jurusan Manajemen. 5. Bapak Heryanto, SE, M. Si, selaku sekretaris Jurusan Manajemen. 6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Pak Indoyama, Pak Eko, Pak Herni, Ibu lis, Pak Dono, etc yang telah mentransformasikan ilmunya kepada penulis selama belajar di bangku kuliah, “Segala jasajasamu tak akan pernah terlupakan”.
7. Kepada seluruh staf bagian Akedemik dan Keuangan, Ibu dewi, Pak Sugeng, Ibu lilik, Ibu Siska, Pak Bambang, Ibu Sulamah. “Terima kasih atas segala bantuannya”.. 8. Kawan-kawan Marketing 2001 and Kawan-kawan 2001,
finance Angkatan
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan informasi bagi para pembaca. Skripsi ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kebaikan dan jasa orang yang telah membantu penulis selama ini.Terima kasih.
Pon Harijadi Rizki
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan Pembimbing
i
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif
ii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi
iii
Daftar Riwayat Hidup
iv
Abstract
v
Abstrak
vi
Kata Pengantar
vii
Daftar Isi
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Gambar
xiii
Daftar Lampiran
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Arti Penting Manajemen Pemasaran
7
B. Bauran Pemasaran
9
1. Produk
10
2. Harga
14
3. Saluran Distibusi
21
4. Promosi
22
C. Hakikat Keputusan Pembelian
24
D. Penelitian Terdahulu
28
E. Kerangka Pemikiran
29
F. Hipotesis
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
31
B. Metode Penentuan Sampel
31
C. Metode Pengumpulan Data
32
D. Metode Analisis
32
1. Analisis Kualitatif
32
2. Analisis Kuantitatif
35
a. Uji Normalitas Data
35
b. Uji Asumsi Klasik
36
c. Analisis Regresi Linier Berganda
37
d. Uji Hipotesis
38
E. Operasional Variabel Penelitian
40
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB V
43
1. Sejarah Singkat dan Profil PT. SIDO MUNCUL
43
2. Perkembangan Usaha
47
B. Penemuan dan Pembahasan
49
1. Analisis Kualitatif
49
2. Analisis Kuantitatif
63
a.
Uji Validitas dan Reliabilitas
63
b.
Uji Normalitas data
65
c.
Uji Asumsi Klasik
65
d.
Analisis Regresi Linier Berganda.
68
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A.
Kesimpulan
74
B.
Implikasi
75
DAFTAR PUSTAKA
78
LAMPIRAN
80
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1 3.1
Model of Buyer Behaviour Operasionalisasi Variabel Penelitian
4.1
Tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk untuk mencegah masuk angin. 50 Tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat. 51 Merek tolak angin sangat familiar, mudah untuk diketahui dan diingat oleh semua lapisan masyarakat. 52 Tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan kemasan serta desainnya modern. 52 Masa penggunaan (kadaluarsa) produk tolak angin tercantum dengan jelas. 53 Harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan. 54 Harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangan anda. 54 Perbedaan harga tolak angin dengan produk lainnya (Antangain, Bintangin, Orangin) tidak menjadi masalah bagi saya. 55 Produk tolak angin mudah diperoleh dan dibeli didaerah mana saja. 55 Penjual tolak angin mudah ditemui diberbagai toko 56 Penayangan iklan tolak angin di media masa/elektronik sering dilihat atau ditemui. 56 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan tolak angin mudah dikenal dan mempunyai latar belakang yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan. 57 Isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang diterima dan dirasakan. 57 Event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan tolak angin sering dilakukan. 58 Memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas kebutuhan akan produk untuk menghilangkan masuk angin. 59 Sebelum membeli tolak angin anda mencari informasi (khasiatnya, bahan-bahan yang digunakan, dan lai-lain) seputar jamu tolak angin. 60 Melakukan pertimbangan yang matang saat memutuskan untuk membeli jamu tolak angin. 61 Memutuskan membeli jamu tolak angin berdasarkan pendapatan pribadi, harga, dan manfaat yang ada pada jamu tolak angin. 61 Tercipta kepuasan atas manfaat atau khasiat setelah
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19
27 40
4.20 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26
mengkonsumsi tolak angin. Hasil Try Out Uji Multikolinearitas Koefisien Determinasi Hasil Regresi Berganda Hasil F Hitung Hasil t Hitung
62 63 65 67 68 69 70
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Bagan kerangka pemikiran
29
4.1
Normal P-P Plot
64
4.2
Scatterplot
66
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Kuesioner Penelitian
78
2
Hasil Kuesioner
80
3
Ouput SPSS
82
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tak bisa dipungkiri, dunia kedokteran dan pengobatan telah berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya berbagai teknologi pengobatan dan obat yang bisa menyembuhkan suatu penyakit. Namun, di balik kemajuan teknologi pengobatan itu, banyak kalangan justru tertarik melakukan pengobatan dengan menggunakan obat atau jamu yang berbasis alam atau herbal. Kalangan masyarakat yang melakukan pengobatan secara herbal itu meyakini bahwa metode pengobatan tersebut lebih aman. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa minum jamu akan meningkatkan daya tahan tubuh (http://www.seputar-indonesia.com). Ketatnya persaingan dalam industri jamu menyebabkan perusahaan harus membuat strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan menerapkan bauran pemasaran yang menarik perhatian konsumen, bauran pemasaran perlu dibuat sedemikian rupa sebagai salah satu cara dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli secara berkala produk dijual oleh perusahaan. Bagi perusahaan yang bergerak di industri jamu tak luput dari pentingnya mengimplementasikan bauran pemasaran sebagai salah satu perangkat dari manajemen pemasaran untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Bauran pemasaran tersebut merupakan salah satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan. Unsur dari manajemen pemasaran yang mempunyai peranan penting dan sangat populer yakni bauran pemasaran (marketing mix). Variabel yang ada dalam bauran pemasaran mempunyai peran penting sebagai salah satu strategi atau ramuan bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan sehingga tercipta kepuasan bagi konsumen. Salah satu komponen bauran pemasaran yang terpenting adalah produk. Keberadaanya merupakan penentu bagi program bauran pemasaran lainnya yaitu penentu harga , program promosi, maupun kegiatan pendistribusian. Melalui aspek produk ini, produsen berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran produk sangat berperan penting bukan saja merancang suatu produk tetapi juga menetapkan inti manfaat yang akan diberikan oleh produk. Umumnya para penjual sering sekali melakukan kesalahan dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada produk fisik saja daripada manfaat yang dihasilkan dari produk-produknya. Philip Kotler (2002 : 512) mengatakan bahwa secara tradisional, harga berperan sebagai penentu utama dari pilihan pembeli. Hal tersebut dapat dipahami bahwa konsumen akan membandingkan harga sebuah produk dengan harga produk sejenis dari pesaing untuk menentukan produk mana yang akan dipilih.
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Semua perusahaan perlu melaksanakan fungsi distribusi, dan hal ini sangat penting bagi pembangunan perekonomian masyarakat karena bertugas menyampaikan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen. Jadi saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Di Indonesia terdapat 1.300 perusahaan jamu dengan omzet penjualan sekitar Rp 3 triliun. Lima perusahaan di antaranya merupakan perusahaan jamu terbesar, yakni Mustika Ratu, Sari Ayu, Air Mancur, Nyonya Meneer, dan Sido Muncul. Omzet jamu bisa mencapai Rp 10 triliun pada 2008 atau meningkat 3,3 kali lipat dibandingkan omzet penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp 3 triliun (http://bisnisfarmasi.wordpress.com). PT. Sido Muncul sebagai perusahaan jamu terdepan dibidangnya sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam pengadaan produk-produk berbahan alam. Laboratorium R&D-nya telah mengantongi sertifikat ISO 17000 yang merupakan Standarisasi dunia Internasional bahwa penelitian yang dilakukan di dalamnya mendapat pengakuan dan pengesahan dunia
Internasional. Sido Muncul bahkan telah memperoleh sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), yang biasa diberikan kepada perusahaan berstandard farmasi, disamping sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk perusahaan jamu yang memenuhi syarat. Penghargaan ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) dan Best Brand Award yang berhasil diraih setiap tahunnya, membuktikan bahwa Sido Muncul
selalu
menjaga
kualitas
dan
mengedepankan
inovasi.
(http://smallcrab.com). Tolak angin sebagai salah satu produk andalan yang diproduksi oleh PT. Sido Muncul saat ini telah mendapatkan peningkatan status dari jamu tradisional menjadi obat herbal terstandar dengan standarisasi sesuai peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOMRI). Tentu saja ini memerlukan perbaikan disain pabrik." Irwan juga menambahkan dalam presentasi tim peneliti Sido Muncul di hadapan ketua dan Komnas Badan POM 19 Juli 2007 hasil uji toksitas dan uji khasiat produk Tolak Angin dapat diterima dan dinyatakan mendapatkan peningkatan status obat herbal terstandar. (http://www.waspada.co.id). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang bauran pemasaran yang dilakukan salah satu perusahaan jamu tradisional. Oleh karena itu didalam penulisan skripsi ini penulis memberi judul: “ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JAMU TOLAK ANGIN SIDO MUNCUL DI WILAYAH JAKARTA TIMUR.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul ?”. C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah: “ Menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul ”. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi : a. Perusahaan Diharapkan dari hasil penelitian ini akan berguna sebagai salah satu bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan tentang bagaimana
menentukan
bauran
pemasaran
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen. b. Akademisi Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan daftar bacaan, khususnya bagi civitas akademika di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan umumnya bagi civitas akademika fakultas ekonomi, Jurusan Manajemen dengan peminatan pemasaran universitas lainnya. c. Penulis Dapat
memperoleh
tambahan
wawasan,
pengetahuan,
dan
keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, dan kecerdasan intelektual. d. Konsumen Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan referensi didalam mengambil keputusan pembelian jamu tolak angin cair Sido Muncul.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan arti penting manajemen pemasaran Pemasaran sekian lama diartikan dengan penjualan, perdagangan dan distribusi. Sesungguhnya istilah-istilah tersebut merupakan satu bagian dari kegiatan
pemasaran secara keseluruhan. Berawal ketika setiap orang
mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Pada mulanya menitikberatkan pada barang, kemudian lembaga-lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan, setelah itu pada fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dapat dilakukannya transaksi-transaksi penjualan. “ Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain ”, (Kotler & Amstrong, 2001: 7). Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. (Carl McDaniel dan Roger Gates, 2001: 4). Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa arti pemasaran sangat luas mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu
dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sebagai suatu sistem dan beroperasi di dalam suatu lingkungan yang terus berkembang, yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan tersebut itu sendiri dan peraturanperaturan yang ada. Perubahan lingkungan bagi pemasaran merupakan tantangan-tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan bagi perusahaanperusahaan untuk mengembangkan usahanya. Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas manajer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan, serta dapat menyesesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik, maka mulailah dikenal istilah manajeman pemasaran. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. (Philip Kotler dan A.B Susanto, 2000 : 19).
Manajemen pemasaran dititik beratkan pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahukan, mendorong, serta melayani pasar. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk mengadakan pertukaran yang diinginkan, baik berupa barang dan jasa atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran dapat dilakukan oleh pihak penjual maupun pembeli yang akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang efektif harus disesuaikan dengan sikap dan prilaku konsumen, sebaliknya sikap dan perilaku konsumen juga dipengaruhi agar sesuai dengan produk-produk perusahaan. B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Konsep Bauran Pemasaran pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place). Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Fandy Tjiptono, 2005: 30). Menurut Philip Kotler (2002 : 18) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pamasarannya di pasar sasaran.
Menurut Philip Kotler dan A.B Susanto (2000:124); “ Bauran Pemasaran adalah kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasaranya dalam pasar sasaran”. Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut: 1. Produk Produk merupakan salah satu bagian dari komponen bauran pemasaran yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa adanya produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan maka tidak akan ada pemasaran. Menurut kamus istilah pemasaran (Betsy-Ann Toffler: 2002:863) produk merupakan berupa sesuatu obyek, jasa, kegiatan, seseorang, tempat, organisasi, atau gagasan, yang mempunyai manfaat dan dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Produk merupakan elemen terpenting dalam sebuah program pemasaran (Freddy, 2001: 390). Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Philip Kotler seperti yang dikutip oleh Kasmir (2004, 136) mendefenisikan produk sebagai berikut:
“Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Sedang menurut Tjiptono (2001 : 95), produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Adapun menurut Swastha (1999: 94) mendefinisikan: produk adalah suatu sikap yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang
diterima
oleh
pembeli
untuk
memuaskan
keinginan
dan
kebutuhannya. Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu berbentuk penawaran dari seorang atau perusahaan yang mempunyai manfaat baik berupa benda nyata maupun benda abstrak yang tidak berwujud, yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk dapat berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan (ide). Dalam pemasaran produk dapat dikategorikan menjadi lima yaitu : a. Barang berwujud murni/barang fisik dan tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut. b. Barang berwujud yang disertai jasa.
c. Campuran, penawaran yang terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. d. Jasa utama disertai barang yang terdiri atas jasa utama disertai dengan jasa tambahan dan atau barang pelengkap. e. Jasa murni; penawaran hanya terdiri dari jasa. Pemasar
dapat
mengklasifikasikan
produknya
berdasarkan
bermacam-macam karakteristik produknya yaitu: a. Klasifikasi produk menurut daya tahan dan wujud. Klasifikasi menurut daya tahan, (Kotler, 2002 : 54) : 1) Barang terpakai habis (undurable goods) Barang yang terpakai habis adalah barang wujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misalnya: sabun, garam. 2) Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Misalanya: lemari es, mobil, kursi, meja. 3) Jasa (service) Jasa berkarakteristik tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Misalnya: potongan rambut dan reparasi. b. Klasifikasi produk menurut penggunaannya Klasifikasi produk menurut penggunaannya dalam penelitian ini dimasukan dalam klasifikasi jenis barang konsumen (consumers goods). Definisi barang konsumen menurut Tjiptono (2001 : 99) adalah
barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada
umumnya
barang
konsumen
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen Kotler (2002 : 54) menjadi empat jenis, yaitu : convience goods, shooping goods, specialty goods, usought goods. Klasifikasi ini didasarkan pada kebiasaan konsumen dalam berbelanja (Berkewitz, et al, 1992 dalam Tjiptono, 2001 : 99), yang mencerminkan tiga aspek, yaitu usaha yang dilakuakan konsumen untuk sampai pada suatu keputusan pembelian, atribut-atribut yang digunakan konsumen dalam pembelian, frekuensi pembelian. Produk mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Sebab, di samping sebagai dasar menentukan kebijakan pemasaran juga merupakan gambaran perusahaan di mata masyarakat konsumen. Jika produk yang ditawarkan dapat memuaskan keinginan konsumen merupakan gambaran keberhasilan, demikian sebaliknya. Tentunya produk di sini tidak hanya terbatas wujud fisik, tetapi juga kualitas model dan apa saja yang dapat memuaskan keinginan konsumen. Dalam dunia bisnis, banyak perusahaan yang memasarkan barang dari satu jenis. Oleh karena itu bauran produk mempunyai lebar, panjang, halaman dan konsistensi tersendiri. Tentunya dimensi bauran produk harus selalu dievaluasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat diciptakan perlakuan yang benar dan seimbang untuk setiap lini produk, yaitu
memberikan dukungan penuh bagi produk berprospek cerah atau mengeliminasi produk yang lemah di pasar. Keputusan lain mengenai kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai model, merek, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Membuat merek yang berlainan untuk produk yang sama untuk setiap produk yang ditawarkan serta membuat merek tersendiri untuk setiap jenis produk. Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya menambah ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain- lain. Sedangkan keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain. 2. Harga Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan,
sedangkan
elemen-elemen
lainnya
menimbulkan biaya. Harga juga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel karena dapat berubah-ubah sesuai dengan kebijakan perusahaan. Salah satu hal yang penting dalam penerapan strategi pemasaran berdasarkan persepsi konsumen adalah harga. Persepsi konsumen akan harga secara langsung berpengaruh terhadap persepsi mereka tentang kualitas merek dan prilaku pembelian mereka (Assel, 1998:253).
Harga merupakan faktor kunci dan harus dipertimbangkan dalam menentukan target pasar, jenis produk atau jasa yang akan ditawarkan, dan persaingan. Para penjual biasanya ingin mejual lebih banyak dan mendapatkan gross margin yang tinggi. Oleh karena itu, para penjual harus memperhatikan cara menentukan strategi penetapan harga berdasarkan persepsi konsumen. Lebih lanjut lagi menurut Assel, persepsi konsumen akan harga produk mengacu pada pengamatan : 1. Konsumen
mempunyai
harapan
tertentu
tentang
harga
yang
seharusnya. 2. Harapan-harapan tersebut dapat mencerminkan harga yang sebenarnya atau juga tidak. 3. Biasanya konsumen menghubungkan tingkat harga dengan kualitas produk. Menurut Husein Umar (2000: 32-33) seperti yang dikutip oleh Setyawati (2003, 57) keputusan penetapan harga di perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Pada faktor internal
keputusan harga disesuaikan dengan sasaran
pemasaran, misalnya untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan mutu produk. Keputusan penetapan harga yang dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, meliputi faktor sifat pasar dan permintaan konsumen, pesaing dan faktor-faktor eksternal lainnya yaitu kondisi ekonomi seperti tingkat
inflasi, biaya bunga, resesi dan keputusan-keputusan pemerintah yang dapat mempengaruhi keefektifan strategi penetepan harga. Berkaitan dengan keperluan harga pembeli terdapat 9 (sembilan faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan tersebut yaitu : 1. Pengaruh nilai unik (konsumen kurang peka terhadap harga apabila produk tersebut lebih langka). 2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti ). 3. Pengaruh perbandingan yang sulit (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka kesulitan membandingkan kualitas barang pengganti). 4. Pengaruh pengeluaran total (konsumen semakin kurang peka terhadap harga
jika
pengeluaran
tersebut
rendah
dibandingkan
total
pendapatan). 5. Pengaruh manfaat akhir (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan dengan biaya total produk akhir). 6. Pengaruh biaya yang dibagi (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya ditanggung pihak lain). 7. Pengaruh investasi tertanam (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya).
8. Pengaruh kualitas harga (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas, gengsi atau eksklusif lebih). 9. Pengaruh persediaan (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyimpan produk tersebut). Konsumen paling peka terhadap harga untuk produk yang mahal dan atau sering dibeli, tetapi konsumen hampir tidak memperhatikan kenaikkan harga untuk jenis produk yang murah dan jarang dibeli. Pendapat (Handi Irawan, 2002 : 38) bahwa untuk konsumen yang peka terhadap harga, biasanya harga murah merupakan sumber kepuasan yang penting karena konsumen akan mendapatkan “Value for money” yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang tidak sensitif terhadap harga. Menurut (Sutisna, 2001:80) menjelaskan secara umum bahwa harga yang lebih tinggi kurang mempunyai kemunkinan untuk dibeli oleh konsumen. Dalam beberapa kondisi, konsumen mempunyai ekspektasi atas hubungan harga dan kualitas produk beberapa kesimpulan atas hubungan harga dan kulaitas produk pada saat harga digunakan sebagai indikasi produk berkualitas adalah konsumen mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa dalam situasi tertentu harga menunjukkan kualitas produk. Dalam penetapan harga menurut Assael (1993: 692-693) seperti yang dikutip oleh Setyawati (2003, 58) terdapat 5 (lima) tipe penetapan harga
produk yang sering digunakan yaitu meliputi diskon (discount), potongan harga (allowances), dan penetepan harga promosi (price promotion), penetapan harga geografis, dan harga pada situasi tertentu. Keputusan tentang harga jual mempunyai implikasi yang cukup luas perusahaan maupun konsumen. Harga yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing. Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya meningkat. Hal ini terutama akan menjadi masalah bagi perusahaan yang baru berdiri. Tujuan akan sangat mempengaruhi tingkat harga jual yang akan ditetapkan perusahaan .Adapun tujuan penetapan harga jual adalah : a. Untuk Survival Bila perusahaan berada dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat gencar, pergeseran keinginan konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang diinginkan perusahaan adalah bagaimana untuk bertahan hidup. Dalam kondisi untuk tetap eksis dalam dunia bisnisnya maka perusahaan akan menetapkan harga jual sekedar dapat menutupi tetap dan variabel saja. b. Penetrasi Pasar Jika perusahaan ingin memperkuat market share dari produk yang dipasarkannya, maka perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah. Dengan kebijakan harga jual yang rendah diharapkan pembeli akan sangat peka terhadap harga, biaya per unit akan semakin kecil
seiring dengan semakin meningkatnya penjualan dan akan mendesak pesaing. c. Maksimumkan Laba Dalam Jangka Pendek Jika perusahaan menetapkan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin, maka akan ditetapkan harga jual tinggi. d. Mendapatkan Uang Secepat Mungkin. Jika perusahaan berada dalam kesulitan keuangan, maka perusahaan akan
menetapkan
harga
jual
rendah
dengan
maksud
untuk
mendapatkan uang tunai dengan cepat. e. Untuk Keunggulan Dalam Kualitas Produk Suatu perusahaan mungkin bertujuan agar kualitas produk yang dipasarkannya selalu yang terbaik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan pengembangan yang terus menerus. Langkah selanjutnya dalam penetapan harga jual adalah menentukan permintaan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian besarnya tingkat permintaan untuk produk yang ditawarkan perusahaan dalam market share yang dikuasai pesaing. Di samping itu perlu pula diperhitungkan sifat eleminitas permintaan produk tersebut.Hal ini untuk mengetahui hubungan antara kebijakan harga dengan tingkat permintaan. Jika sudah diketahui tujuan dan besarnya kemungkinan permintaan, perlu pula ditaksir besarnya biaya untuk memasarkan sebesar permintaan itu sebelum ditetapkan harga jual. Tentunya harga jual yang akan minimal harus dapat menutupi biaya yang dikorbankan. Setelah ancar-ancar harga jual diketahui dengan
memperhatikan tujuan, besarnya permintaan dan biaya, maka sebelum ditetapkan sebagai harga jual, terlebih dahulu memperhatikan tawaran harga dari pesaing. Sebab bila harga yang ditetapkan dibawah harga pesaing kemungkinan besar akan memicu perang harga. Sebaliknya jika terlalu tinggi akan menyebabkan menurunya daya saing perusahaan. Langkah berikutnya dalam menetapkan harga adalah memilih metode digunakan. Untuk itu ada beberapa metode yang akan digunakan, antara lain: Cost plus pricing, break even dan target profit pricing, penetapan harga atas dasar nilai, yang tergantung dari produk yang dipasarkan, penetapan harga berdasarkan nilai yang tergantung dari produk yang dipasarkan, penetapan harga berdasarkan harga pasar seharga kontrak. Bila ditetapkan metode yang akan digunakan, maka dapat ditentukan beberapa kemungkinan harga jual atas dasar tujuan, besarnya permintaan, dan pesaing. Tetapi sebelum ditetapkan sebagai harga jual akhir, maka perlu diuji
seberapa
kemungkinan
tersebut.
Dalam
pengujian
tersebut
diperhitungkan dampak psikologis bagi konsumen, citra perusahaan serta dampaknya bagi pesaing dari penetapan harga jual tersebut. Kebijakan lain yang perlu diperhatikan dalam strategi harga jual adalah modifikasi harga. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan apakah perlu perbedaaan harga untuk wilayah yang berbeda dan pembeli yang berbeda, dengan harga dan kemungkinan memprakarsai kenaikan harga.
3. Saluran Distribusi Keputusan saluran akan mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang ditawarkan. Ada beberapa alternatif yang mungkin di pilih penjual dalam distribusikan produknya kepada konsumen, yaitu : a. Manufacturer → Konsumen b. Manufacturer → Pedagang eceran →Konsumen c. Manufacturer →Pedagang besar → Pedagang eceran →Konsumen d. Manufacturer
→Agen
→Pedagang
besar→
Pedagang
eceran
→Konsumen Perlu disadari bahwa alternatif manapun yang dipilih saluran distribusi akan menghubungkan arus fisik, hak milik, pembayaran, informasi promosi. Untuk itu sebelum ditetapkan satu alternatif saluran perlu diketahui dan ditetapkan sasaran dan kendalanya, jenis perantara, jumlah antara serta syarat, tanggung jawab dan hak setiap anggota saluran perantara. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis, efektfitas dan pengendalian. Tiap alternatif saluran yang dipilih memenuhi kriteria tersebut. Untuk itu perantara yang dipilih sebagai anggota saluran harus diseleksi, dimotifasi secara berkala dievaluasi kembali.
4. Promosi Kebijakan pembauran pemasaran tentu akan lebih berhasil jika apa telah
diprogram
dikomunikasikan
dengan
tertara
yang
baik.
mengkomunikasikan program perusahaan kepada masyarakat konsumen dapat dilakukan dengan empat variabel, yaitu : a. Periklanan : Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. b. Personal selling: Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. c. Publisitas: Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk,jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. d. Promosi penjualan : Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Keputusan tentang bauran promosi akan mencakup : Penyampaian pesan, penerimaan pesan dari media yang digunakan, tanggapan dan umpan balik serta gangguan. Untuk itu sebelum keputusan bauran promosi ditetapkan, maka perlu terlebih dahulu diidentifikasi khalayak yang dijadikan
sasaran,
ditentukan
tujuan
promosi,
merancang
pesan,
menetapkan sasaran promosi dan menyeleksi media yang digunakan.
Selanjutnya pelaksanaan promosi harus terkoordinasi, konsisten, tepat waktu dan dievaluasi. Tentunya kebijaksanaan pemasaran yang di susun perusahaan harus diperhatikan peran atau kondisinya dalam dunia bisnis, yaitu apakah dalam dunia bisnis tergolong perusahaan pemimpin, penantang, pengikut atau menggarap relung pasar. Sebab kondisi perusahaan dalam dunia bisnis akan mempengaruhi tantanganyang dihadapi. Misalnya tantangan yang dihadapi perusahaan yang tergolong pemimpin pasar adalah melindungi pasar yang dikuasai, memperluas pasar dan mengembangkan market share. Tentunya karena perbedaan permasalahan atau tantangan yang dihadapi akan menyebabkan strateginya juga akan bebeda. Jika perusahaan memutuskan untuk memasuki pasar internasional, maka perlu di susun suatu cara yang sistematis mengenai keputusan keikutsertaan tersebut. Hal ini disebabkan pasar internasional mengandung resiko yang tidak sama dibandingkan dengan pasar domestik yang disebabkan kurangnya pengalaman, kebiasaan yang berbeda, hukum yang berbeda dan lain-lain. Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami sistem perdagangan internasional, hukum, politik, lingkungan ekonomi dan budaya pasar yang di tuju. Kemudian ditentukan besarnya penjualan untuk pasar internasional yang didinginkan, negara tujuan dan pasar yang dituju negara tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan cara untuk memasuki pasar yang dituju tersebut.
Memasuki pasar internasional dapat dilakukan dengar, berbagai cara antara lain dengan cara ekspor, usaha patungan dan penanaman modal langsung. Tentunya cara mana yang dipilih tergantung pada penilaian yang mana yang paling memungkinkan, yaitu setelah memperhatikan pelaksanaan ekonomi dari negara yang di tuju. Dan langkah terakhir adalah
membentuk
organisasi
yang
efektif
untuk
mendukung
kebijaksanaan memasuki pasar internasional tersebut. C. Hakikat keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana kondumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian (Setyawati, 2003: 54). Menurut Mowen (Terjemahan, 2002: 6) perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Menurut Kotler (2001: 195) perilaku membeli kosumen (consumer buying behaviour) merujuk pada perilaku membeli dari konsumen akhir (individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi).
Terdapat
beberapa
pendapat
mengenai
pengertian
pengambilan
keputusan. S. P. Siagian berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan sautu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang tepat. Sedangkan Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah(Iqbal Hasan, 2000: 10). Berbeda dengan Ujang Sumarwan (2003: 289) yang mendefinisikan keputusan (berdasarkan teori yang dikemukakan Schiffman dan Kanuk, 1994) mengartikan keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Menurut Kotler (2002 : 204) terdapat 5 tahapan dari konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yang meliputi : 1. Pengenalan masalah (problem recognition) Yaitu proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang lapar, haus mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang melewati toko kue dan melihat roti segar yang merangssang rasa laparnya; orang tersebut mengagumi mobil baru tetangganya; atau ia menonton iklan televisi tentang liburan di Hawaii. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat
mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasar yang memicu minat konsumen. 2. Pencarian informasi (information search) Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, maka konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan keberadaan produk yang diinginkannya. Hal tersebut dilakukan bisa melalui iklan, brosur-brosur atau informasi dari teman atau bahkan mendatangi langsung ketokonya dan seterusnya. 3. Evaluasi alternatif (evaluation of alternative) Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian dan seleksi terhadap alternatif-alternatif informasi produk yang telah diperolehnya berdasarkan kesadaran dan rasio. 4. Keputusan pembelian (purchase decesion) Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulun pilihan. Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.
Pada
pembelian
barang/produk
kebutuhan
sehari-hari,
melibatkan sedikit keputusan dan pertimbangan. 5. Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior) Merupakan tahap setelah konsumen membeli produk. Pada tahap ini konsumen
merasakan
atau
mengalami
tingkat
kepuasan
atau
ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk
yang sudah dibeli akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Yaitu adanya kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika tidak puas akan mengembalikan produk bahkan melakukan keluhan atau pengaduan. Pada tabel 2.1
Model of Buyer Behaviour dibawah ini dapat
dijelaskan proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli. Marketing Stimuli
- Product - Price - Place -Promotion
Other Stimuli
-Economic - Technology - Political - Cultural
Buyer’s Characreristic
- Cultural - Social - Personal - Psychological
Buyer’s Decision Process - Problem recognition - Information Search - Evaluation - Decision - Post Purchase Behaviour
Buyer’s Decision
- Product Choice - Brand Choice - Dealer Choice - Purchasing Timing - Purchase Amount
Sumber: Kotler, 2000/161
Keputusan konsumen membeli produk dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan karena adanya rangsangan. Terlibatnya seseorang terhadap produk ditentukan oleh penting atau tidaknya keputusan pembelian produk tersebut dilakukan. Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/distribusi dan promosi merupakan rangsangan yang paling pertama dalam hal mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Setelah rangsangan marketing dilengkapi faktor lainnya seperti: faktor ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Rangsangan-rangsangan
tersebut
selanjutnya
membentuk
buyer
characteristic, yaitu cultural (kebudayaan), social (sosial), personal (pribadi) dan psychology (psikologi) yang merupakan karakteristik pembeli, yang
dapat mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli produk sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari pemilihan produk yang dibelinya. Rangsangan pemasaran yang dalam hal ini bauran pemasaran merupakan unsure yang sangat penting, yang secara signifikan mempengaruhi keinginan dan perilaku seseorang. D. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Setyawati (2003) dalam jurnalnya yang berjudul: Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Jamu Tradisional Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta”. Dalam penelitiannya Setyawati menggunakan metode penelitian berupa metode survey. Sampel penenlitiannya menggunakan “Purposive Random Sampling” dengan jumlah responden sebanyak 100 (seratus) orang yaitu para pembeli/konsumen jamu tradisonal yang berada di 5 (lima) wilayah DKI Jakarta. Adapun pengambilan data dilakukan dengan bantuan instrument berupa kuesioner/angket dan wawancara. Peneliti Berhasil mengumpulkan data dari 100 (seratus) responden dari pembeli/konsumen jamu tradisional khusus merek “Sidomuncul” yang berada di 5 wilayah DKI Jakarta. Dari data yang terkumpul dilakukan uji reliabilitasnya dan telah menghasilkan komposisi data yang reliabel. Variabel kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 29,05 % sedangkan sisanya 70,95 % ditentukan oleh faktor lain. Variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian ditunjukkan hasil regresi sebesar 28,9 % dan variabel harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian ditunjukkan dengan hasil regresi sebesar 19 %. E. Kerangka pemikiran Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran RANGASANGAN PEMASARAN
Faktor Produk Faktor Harga Faktor Saluran Distribusi Faktor Promosi
Keputusan Pembelian
Pada hakikatnya konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian karena memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Dalam membuat keputusan membeli tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor dari rangasangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi yang merupakan unsur-unsur dari bauran pemasaran memiliki kemampuan untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Selain itu faktor lainnya yang melengkapi seperti tekonologi, Budaya, ekonomi dan politik. Kerangka berpikir dalam penelitiaan difokuskan pada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian.
F. Hipotesis
Berdasarkan
perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : 1. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan variabel produk, harga, saluran distribusi, promosi terhadap keputusan pembelian. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel produk, harga, saluran distribusi, promosi terhadap keputusan pembelian.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif, dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin cair PT. Sido Muncul, dari bab sebelumnya diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat lima variabel, yaitu: produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3) dan promosi (X4) sebagai variabel independen serta keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen. Peneliti akan menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian tolak angin Sido Muncul didaearah Jakarta Timur. B. Metode Penentuan Sampel Sampel dipilih dengan menggunakan cara convenience sampling yaitu unit sampel yang ditarik mudah dihubungi dimana saja dan kapan saja, tidak menyusahkan mudah untuk mengukur dan berkarakteristik kooperatif. (Freddy Rangkuti, 2003 : 32). Populasi yang akan diteliti tidak terbatas atau tidak diketahui dengan pasti serta keterbatasan penulis, maka dapat ditetapkan sampel sebanyak 100 orang responden dengan tingkat kesalahan 5%, karena menurut Furqon (2002, 7-8) dijelaskan bahwa untuk mendapatkan sampel dalam penelitian, maka sampel untuk 100 orang responden dapat mewakili gambaran dari hasil penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap obyek penelitian. b. Kuesioner Dalam penelitian ini penulis mengajukan pertanyaan secara tertulis maupun secara lisan. c. Kepustakaan Untuk memperoleh landasan dan konsep yang akurat, sehingga dapat memecahkan permasalahan, penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku, literatur, catatan, surat kabar, majalah, serta bacaan lainnya yang berhungan dengan masalah yang di teliti. D. Metode Analisis 1) Analisa Kualitatif Yaitu analisa terhadap permasalahan secara kualitatif dengan teori yang berhubungan antara pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat gambaran secara sistematis faktual atau akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan dengan fenomena yang diselidiki. Sugiono (2003:112). Untuk menentukan kesesuaian, digunakan metode importance performance analisys (Jhon Martila dan James, 1997:77), atau
pengukuran Keputusan Pembelian. (J. Suprato, M.A 1997:223). Pengukuran tingkat kepentingan atas pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada produk jamu Tolak Angin Sido Muncul dilakukan dengan menggunakan skala 5 tingkat (likert) pengukuran, yaitu: SS
= Sangat Setuju, di beri skor 5
S
= Setuju, di beri skor 4
R
= Ragu-Ragu, di beri skor 3
TS
= Tidak Setuju, di beri skor 2
STS
= Sangat Tidak Setuju, di beri skor 1
Untuk memungkinkan para responden menjawab berbagai tingkatan dari setiap pernyataan, maka digunakan format likert dimana dalam mengembangkan prosedur pengskalaan setiap pertanyaan mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung kanan (dengan angka besar) menggambarkan jawaban yang positif. 2) Uji Validitas dan Reliabilitas Ada dua syarat penting yang berlaku dalam sebuah angket, yaitu keharusan dari sebuah angket untuk valid dan reliabel. Suatu angket harus memenuhi syarat tersebut (Singgih, 2004:270). Uji validitas menurut Singgih
(2004:280)
menunjukkan
seberapa
baik
suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu konsep tertentu. Dengan kata lain validitas memperhatikan instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut apakah benar-benar mengukur atribut yang dimaksud.
Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang akan diukur. Variabel masih dapat dipecah menjadi sub variabel lalu menjadi indikator. Apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuisioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden terbatas dahulu. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang realibel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Apabila data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapa kali pun pengambilan data dilakukan, hasilnya tetap sama. Rumus Varians
(∑ X )
2
σ=
∑X
2
n n
n
= Jumlah sampel.
X
= Nilai skor yang dipilih.
Rumus Cronbach’s Alpha (α) 2 ⎛ k ⎞⎛⎜ ∑ σ b r11 = ⎜ ⎟ 1− σ t2 ⎝ k − 1 ⎠⎜⎝
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
r11
= Realibilitas instrument
k
= Banyak butir pertanyaan
σ t2
= varians total
∑σ
2 b
= Jumlah varians butir
3. Analisa Kuantitatif a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberpa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva Normal P-Plot. Suatu Variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. b. Uji asumsi klasik regresi linier berganda Bertujuan untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel ∈ yang dikenal dengan nama asumsi dasar model regresi yaitu autokorelasi, heteroskesdastisitas dan multikolinearitas.
1) Multikolinearitas Adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi diantara variabel bebas, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Menurut Bhuono (2005, 59) untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) ini tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. 2) Heteroskesdastisitas Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpenuhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian itu disebut heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
yang
homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Bhuono (2005, 62 ), cara untuk memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar
Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika : (a) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. (b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. (c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. (d) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. c. Analisa regrasi linier berganda Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi linier berganda (multiple regression analisis). Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2), Saluran Distribusi (X3) dan Promosi (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada Produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul. Rumus Linier Berganda: Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + ε
Keterangan: Y = Subyek dalam variabel dependen (Keputusan Pembelian). a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan). b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan. X1 = Produk
X3 = Saluran Distribusi
X2 = Harga
X4 = Promosi
ε = Standar Error d. Uji Hipotesis 1) Uji F hitung (simultan) Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) kita juga harus menyertai dengan hipotesis alternatif (Ha), seperti di bawah ini: Ho : ρ = 0 Æ tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Ha : ρ ≠ 0 Æ terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi terhadap variabel dependen. Maka dilakukan uji F dengan rumus:
f hitung =
R2 / k 1 − R 2 / (n − k − 1)
(
)
Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Uji t hitung (parsial) Bertujuan untuk membuat kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing
variabel
independen
(X)
terhadap
variabel
dependen. Maka penulis akan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t hitung = Sb =
b − Se Sb Se ⎛ X ∑ Y − ⎜⎜ ∑n ⎝ 2
Se =
∑Y
2
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
2
− a ∑ Y − b ∑ XY
(n − 2 )
Dimana: a
= Konstanta
b
= Koefisien korelasi
N
= Jumlah sampel
Sb
= Kesalahan baku koefisien korelasi
Se
= Kesalahan baku estimasi
Apabila t
hitung
>t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila t
hitung
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. E. Operasional Variabel Penelitian
NO
VARIABEL
SUB VARIBEL
INDIKATOR
SKALA
1.
Produk (X1)
Nilai Produk
Standarisasi produk Kekhasiatan produk
O
Merek
Daya ingat
R
Kemasan
Kepraktisan dan desain
D
Penggunaan Produk
Masa waktu mengkonsumsi
I N A L
2.
Harga (X2)
Penetapan harga
Harga sesuai kualitas produk
dengan
O R
Biaya yang dikeluarkan terjangkau Perbandingan dengan pesaing
harga
D I N A L
3.
Saluran Ketersediaan produk
Mudah didapat
O
Kemudahan mencari penjual
Mudah ditemui
R
Distribusi D I N A L 4.
Promosi
Periklanan
Penayangan iklan
O
Bintang iklan (Celebrity
R
Endorser)
D I
Pesan yang disampaikan N Publisitas
Event yang
A
diselenggarakan
L
5.
Keputusan
Pengenalan masalah
Kebutuhan akan produk
Pembelian
Pencarian informasi
Mencari sendiri informasi produk
Evaluasi alternatif
Melakukan pertimbangan sebelum pembelian
O R
(Y)
Keputusan pembelian
Perilaku pasca Pembelian
D I
Memutuskan membeli berdasarkan pendapatan, harga dan manfaat
N
Puas terhadap produk
A L
Dalam penelitian ini, batasan operasional yang digunakan adalah: Berdasarkan model penelitian tersebut terdapat 2 macam variabel yaitu: 1. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen (Y) terhadap produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a. Produk, yaitu merupakan variabel bebas pertama (XI), dalam hal ini menjelaskan tentang produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen. b. Harga, yaitu merupakan variabel bebas kedua (X2), dalam hal ini menjelaskan tentang nilai dari produk yang ditawarkan oleh produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen. c. Saluran Distribusi, yaitu merupakan variabel bebas ketiga (X3), dalam hal ini menjelaskan efektvitas pengadaan produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul Muncul kepada konsumen.
d. Promosi, yakni merupakan variabel bebas keempat (X4), dalam hal ini menjelaskan efektivitas komunikasi dari produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul kepada konsumen.
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat dan Profil PT. SIDO MUNCUL PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk). Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistio pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak. Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatif dengan mesinmesin modern. Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT Sido Muncul memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Logo Jamu Sido Muncul yang berupa ibu dan anaknya adalah gambar Ny. Rahkmat Sulistio, pendiri Jamu Sido Muncul beserta cucunya, Irwan Hidayat, saat itu berusia 4 tahun. Irwan Hidayat sejak tahun 1972 sampai sekarang adalah Presiden Direktur PT Sido Muncul. a. Visi, Misi PT. SIDO MUNCUL Visi
“Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan”.
Misi
•
Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional
•
Mengembangkan research / penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.
•
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.
•
Ikut mendorong pemerintah / instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.
b. Sumber Daya Manusia Saat ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung, SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dan lain-lain. Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk mendukung pengembangan, PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis. c. Fasilitas Pabrik Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada di PT. SidoMuncul antara lain : 1) Laboratorium Laboratorium
Instrumentasi,
Laboratorium
Farmakologi,
Laboratorium Formulasi, Laboratorium Farmakognosi, Laboratorium Stabilitas, Laboratorium Kimia yang dilengkapi peralatan HPLC (High Pressure Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography) dan TLC Scanner (Thin Layer Chromatography). Keseluruhan laboratorium tersebut dibangun diatas lahan seluas 1200m². Laboratorium Kultur Jaringan
2) Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat 3) Extraction Centre 4) Pengolahan air bersih 5) Pengolahan air limbah 6) Perpustakaan 7) Klinik Holistik d. Kerjasama Ilmiah Agar produk dapat senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan tekhnologi, kerjasama dilakukan dengan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, baik dimata masyarakat maupun dunia " ke-ilmu-an ", seperti : Universitas
Diponegoro,
Semarang
PPOT,
Universitas
Gadjahmada, Jogjakarta Fakultas Farmasi, Universitas Widya Mandala, Surabaya Fakultas
Farmasi,
Universitas
Sanata
Dharma,
Jogjakarta
Lembaga penelitian, Institut Tekhnologi Bandung Balai Penelitian Tanaman Obat, Depkes, di Tawangmangu Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, di Bogor. e. Penghargaan 1) Iklan Iklan-iklan Sido Muncul pernah berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Cakram tahun 2002 2) Penghargaan Kehati Award tahun 2001 3) Bung Hatta Award Tahun 2003
4) Produk Terbaik dari ASEAN Food Conference ke-8 5) Penghargaan dari Departemen Perhubungan dan Departemen Tenaga Kerja sebagai pelaku bisnis peduli lingkungan, karena telah menyelenggarakan program mudik lebaran gratis buat para pedagang jamu yang telah dilakukan sejak tahun 1995 6) Tahun 2000 Departemen Kesehatan memberikan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT SidoMuncul, selama ini industri jamu hanya mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). f. Profil Jamu Tolak Angin Cair
Komposisi : Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis Rhizoma, Bahan-bahan lain. Kegunaan : Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan terasa dingin, mata berair. Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja berat. Cara pemakaian : Dapat ditambahkan air jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul.Diminum 2 kali sehari @ 1 bungkus sampai sembuh. Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.
2. Perkembangan Usaha Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ). Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan
serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut
keamanan,
khasiat
maupun
sampling
pasar.
Untuk
memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
B. Penemuan dan Pembahasan
1) Analisis Kualitatif Analisis kualitatif berkenaan dengan tanggapan pelanggan mengenai produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian jamu tolak angin. Dalam hali ini digunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dengan penyebaran 100 kuesioner pada pelanggan jamu tolak angin di daerah Jakarta Timur. Untuk menganalisis tanggapan atau persepsi pelanggan mengenai produk, harga, saluran distribusi dan promosi jamu tolak angin terhadap keputusan pembelian para pelanggan di Jakarta Timur. Sebagaimana
diketahui pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel yang terdiri dari : a. Produk (X1) dengan 4 (empat) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak (lima) indikator. b. Harga (X2) dengan 1 (satu) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 3 (tiga) indikator. c. Saluran Distribusi (X3) dengan 2 (dua) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 2 (dua) indikator. d. Promosi (X4) dengan 2 (dua) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 5 (empat) indikator. e. Keputusan Pembelian (Y) dengan 5 (lima) subvariabel dengan jumlah indikator sebanyak 5 (lima) indikator. Setiap indikator dibuat pernyataan yang diberikan bobot 1 – 5 (skala likert) sehingga diperoleh skor untuk masing-masing pernyataan. Selanjutnya akan di bahas masing-masing variabel dalam penelitian yang penulis lakukan. a. Analisis Kualitatif Variabel Produk (X1) Tabel 4.1 Tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk untuk mencegah masuk angin.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 58 42 100
Percent 58.0 42.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat dengan jelas sebanyak 58 responden
menjawab Setuju dan 42 reponden menjawab Sangat
Setuju, tidak ada respondenyang menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, ataupun Ragu-ragu, atas pernyataan produk tolak angin memenuhi standar yang baik sebagai produk untuk mencegah masuk angin. Hasil diatas berbanding positif dengan realitas yang terjadi, yakni tolak angin adalah produk masuk angin pertama dan satu-satunya yang mendapatkan peningkatan status dari jamu menjadi Obat Herbal Terstandar Pada 19 Juli 2007 lalu yang dikeluarkan oleh Badan POM (http://www.nutrendunited.com). Tabel 4.2 Tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 41 59 100
Percent 41.0 59.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 41 responden menjawab Setuju dan 59 responden menjawab Sangat Setuju, tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, ataupun Ragu-ragu atas pernyataan produk tolak angin mampu mengusir masuk angin secara cepat. Hasil ini merupakan gambaran atas kualitas yang baik akan tolak angin sebagai produk masuk angin yang mempunyai fungsi utama untuk mengusir masuk angin. Hal ini beralasan karena produk tolak angin yang merupakan salah satu produk PT. SIDO MUNCUL telah melakukan penelitian dengan
laboratorium bioteknologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Hasilnya, dengan mengonsumsi obat masuk angin ini, sel darah putih dapat meningkat. Penelitinya adalah Prof.Dr.Edi Dharmono. Dia ahli parasit dan ahli kriminologi. Terbukti pula obat masuk angin memang meningkatkan sel darah putih.Jadi diminum dua kali satu hari bisa meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. (http://www.seputar-indonesia.com). Tabel 4.3 Merek tolak angin sangat familiar, mudah untuk diketahui dan diingat oleh semua lapisan masyarakat.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 58 42 100
Percent 58.0 42.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.3 diatas diketahui sebanyak 58 responden menyatakan Setuju dan 42 responden menyatakan Sangat Setuju atas pernyataan merek tolak angin sangat familiar, mudah untuk diketahui dan diingat oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini sangatlah lumrah karena tolak angin merupakan produk pertama di produksi oleh PT. Sido Muncul, selain itu komunikasi, baik itu below the line dan above the line sering dilakukan, dan yang paling terkenal adalah slogan yang mengatakan “orang pintar, minum tolak angin”. Tolak angin merupakan sebuah merek generik, ketika orang butuh obat masuk angin tidak secara langsung mengucapkan produk tolak angin, sama seperti
yang terjadi pada salah satu produk air minum dalam kemasan, yakni Aqua. Tabel 4.4 Tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan kemasan serta desainnya modern.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 51 49 100
Sumber: data primer yang diolah
Percent 51.0 49.0 100.0
Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui sebanyak 51 responden menyatakan Setuju, 49 responden menyatakan Sangat Setuju atas pernyataan tolak angin praktis untuk dikonsumsi dan kemasan serta desainnya modern. Kemasan dan desain tolak angin cair Sido Muncul dapat dikatakan memang praktis dan modern, kemasannya yang simpel dan desainnya yang modern tentunya telah dipertimbangkan terlebih dahulu oleh manajemen perusahaan. Tolak angin dapat disimpan di dikantong kemeja atau celana, dan tidak perlu khawatir akan bocornya kemasan karena plastik yang digunakan adalah kualitasnya standar. Tabel 4.5 Masa penggunaan (kadaluarsa) produk tolak angin tercantum dengan jelas.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 58 42 100
Sumber: data primer yang diolah
Percent 58.0 42.0 100.0
Hasil yang ditunjukkan pada table 4.5 menghasilkan jawaban sebanyak 42 responden menjawab Sangat Setuju, 58 responden menyatakan Setuju dan tidak ada responden menjawab Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, maupun ragu-ragu. Hal ini berarti para pelangan merasakan bahwa produk tolak angin mencantumkan masa penggunaan dengan jelas, hal ini penting karena pencantuman masa penggunaan produk, akan membuat nyaman dan aman dalam mengkonsumsi tolak angin cair Sido Muncul. b. Analisis Kualitatif Variabel Harga (X2) Tabel 4.6 Harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan.
Valid
Frequency 1 47 52 100
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Percent 1.0 47.0 52.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas dapat disimpulkan tanggapan sebagian besar responden menilai positif bahwa harga tolak angin sesuai dengan khasiat yang diberikan. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp.15002000, dapat mejaga ketahanan sehingga fit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tabel 4.7 Harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangan anda.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 44 56 100
Percent 44.0 56.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat dengan jelas sebanyak 44 responden menjawab Setuju, dan sebanyak 56 responden menjawab Sangat Setuju atas pernyataan harga tolak angin sesuai dengan kemampuan keuangannya. Harga tolak angin dipasaran berkisar antara 1500 s/d 2000 rupiah, harga ini sangatlah sebanding atau bahkan lebih dengan status yang disandang produk tolak angin sebagai obat herbal yang terstandar yang diproduksi dengan menggunakan teknologi yang cangih dan modern. Tabel 4.8 Perbedaan harga tolak angin dengan produk lainnya (Antangain, Bintangin, Orangin) tidak menjadi masalah bagi saya.
Valid
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 47 52 100
Percent 1.0 47.0 52.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Hasil pada tabel 4.8 diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan perbedaan harga tolak angin dengan produk lainnya dipasaran tidak berpengaruh bagi mereka, hal ini mungkin disebabkan dengan kualitas yang diberikan oleh tolak angin. Hal ini sebanding dengan prestasi yang diperoleh Tolak Angin dengan diterimanya Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSA) 2007
karena berhasil meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Tolak Angin. c. Analisis Kualitatif Variabel Saluran Distribusi (X3) Tabel 4.9
Produk tolak angin mudah diperoleh dan dibeli didaerah mana saja.
Valid
Frequency 7 55 38 100
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Percent 7.0 55.0 38.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.9 diketahui sebagian besar responden menyatakan produk angin mudah diperoleh dan dibeli dimana saja, hal ini wajar karena wilayah pemasaran produk tolak angin mencakup seluruh daerah di Indonesia. Tabel 4.10 Penjual tolak angin mudah ditemui diberbagai toko.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 49 51 100
Percent 49.0 51.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa sebagian besar responden menyatakan penjual tolak angin mudah ditemui diberbagai toko, Hasil ini adalah sesuai dengan realitas yang ada, produk tolak angin dijual dari mulai pedagang asongan dan pedagang dipinggir jalan sampai dengan supermarket yang modern, seperti hero, giant, carefour dan sebagainya. Selain itu tolak angin didukung oleh 60 distributor yang tersebar diseluruh Indonesia.
d. Analisis Kualitatif Variabel Promosi (X4) Tabel 4.11 Penayangan iklan tolak angin di media masa/elektronik sering dilihat atau ditemui.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 15 85 100
Percent 15.0 85.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.11 dapat diketahui dengan sangat jelas bahwa 85 responden dan 15 responden menyatakan penayangan iklan tolak angin dimedia masa/elektronik sering dilihat atau ditemui. Hasil ini sangatlah wajar adanya, karena iklan atau komunikasi berbagai macam bentuk sering dilihat, walaupun penulis tidak mempunyai angka atapun data yang jelas untuk mendukung pernyataan tersebut. Tabel 4.12 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan tolak angin mudah dikenal dan mempunyai latar belakang yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 9 91 100
Percent 9.0 91.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa persepsi ataupun tanggapan responden terhadap pernyataan bintang iklan yang digunakan dalam iklan tolak angin mudah dikenal dan mempunyai latar belakang yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan. Hasil ini sesuai dengan kenyataan bahwa iklan tolak angin menggunakan artis dan orang terkenal yang terkenal dan mempunyai latar belakang yang
dibanggakan seperti, Agnes Monica (Penyanyi), Butet (Artis dan Seniman), Rhenald Kasali (Ilmuwan). Selain itu didukung angka penjualan
tolak
angin
yang
naik
40%
ditahun
2007.
(http://www.nutrendunited.com). Tabel 4.13 Isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang diterima dan dirasakan.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 10 90 100
Percent 10.0 90.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan atau menanggapi dengan sangat positif bahwa isi pesan jamu tolak angin sesuai dengan manfaat yang mereka terima, dengan minum tolak angin 1 – sachet secara teratur akan menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan tim peneliti Prof. Dr. Eddy Dharmana, M.Sc, Phd, mengatakan hasil uji khasiat menyatakan dengan konsumsi Tolak Angin secara teratur sesuai dosis anjuran dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara signifikan. (http://www.waspada.co.id). Tabel 4.14 Event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan tolak angin sering dilakukan.
Valid
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 39 56 100
Sumber: data primer yang diolah
Percent 5.0 39.0 56.0 100.0
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab atau menilai event yang diselenggarakan dalam rangka promosi penjualan tolak angin sering dilakukan. Sebanyak 56 responden menjawab Sangat Setuju, 39 orang menjawab Setuju, hanya 5 responden menyatakan Ragu-ragu dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil diatas sesuai dengan apa yang terjadi. PT. Sido Muncul dengan produknya tolak angin sering melakukan kegiatan-kegiatan atau event yang strategis dalam membentuk image dan sekaligus sebgai komunikasi produk tolak angin. Sejak tahun 1999, secara rutin PT. Sido Muncul mengadakan acara Penganugrahan SidoMuncul Award. SidoMuncul Award merupakan bentuk peduli serta sumbangsih perusahaan bagi kegiatan sosial dan kemanusiaan. Program penanaman pohon yang diprakarsai Kuku Bima Energi dan Tolak Angin Sido Muncul dengan mengangkat tema “Ayo Menanam Hijaukan Bumi Kita Kuku Bima Energi dan Tolak angin Gotong
Royong
Bersama
Masyarakat
Sumowono”,
ini
akan
melibatkan seluruh unsur management PT.Sido Muncul, Mahasiswa Pecinta Alam Wapeala dan Program Magister Agrobisnis Universitas Diponegoro Semarang, serta masyarakat dan pelajar desa Kemitir Kecamatan Sumowono Semarang. Juga hadir pada kesempatan ini para ikon produk Sido Muncul seperti Timbul Suhardi, dr. Lula Kamal,
Rieke ‘Oneng’ Dyah Pitaloka dan Vega ‘Ngatini’ Darwanthi. (www.sidomuncul.com). e. Analisis Kualitatif Variabel Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.15 Memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas kebutuhan akan produk untuk menghilangkan masuk angin.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 22 78 100
Percent 22.0 78.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 78 orang menyatakan Sangat Setuju, 22 orang menyatakan Setuju akan pernyataan memutuskan membeli produk tolak angin berdasarkan atas kebutuhan produk untuk menghilangkan masuk angin. Hasil ini adalah sangat wajar adanya, walaupun ada benefit lainnya yang didapat didalam mengkosumsi tolak angin, seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehinga tidak rentan terkena penyakit. Tabel 4.16 Sebelum membeli tolak angin anda mencari informasi (khasiatnya, bahan-bahan yang digunakan, dan lai-lain) seputar jamu tolak angin.
Valid
Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 2 45 52 100
Percent 1.0 2.0 45.0 52.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.16 diketahui bahwa sebanyak 52 responden menyatakan
Sangat Setuju, 45 responden menyatakan Setuju, 2
responden menyatakan Ragu-ragu dan 1 responden menyatakan Tidak Setuju, namun tidak ada responden yang menyatakan Sangat Tidak Setuju atas pernyataan tersebut diatas. Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas para pelanggan merupakan pelanggan yang kritis yang melihat terlebih dahulu manfaat atau nilai yang akan didapat ketika mengkonsumsi tolak angin. Walaupun ada sebagian kecil responden yang menyatakan sebaliknya, dapat dikatakan lumrah karena persepsi atau pendapat mereka sangat berpengaruh akan latar belakang kehidap masing-masing responden. Setiap orang dapat mencari dan mengamati manfaat atau nilai dari produk tolak angin baik itu di media cetak maupun di media elektronik, selain itu PT. Sido Muncul membuat Website, yang menurut penulis sangat berguna sekali sebgai media interaktif bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih jauh tentang tolak angin Sido Muncul. Tabel 4.17
Melakukan pertimbangan yang matang saat memutuskan untuk membeli jamu tolak angin.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 39 61 100
Percent 39.0 61.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.17 diatas dapat diketahui 39 responden menyatakan Setuju, 61 responden menyatakan Sangat Setuju bahwa melakukan pertimbangan yang matang untuk membeli jamu tolak angin. Hal ini
wajar karena banyak beredar produk-produk masuk angin dipasaran yang mempengaruhi para konsumen dengan strategi komunikasi diberbagai media cetak dan elektronik. Di Indonesia terdapat 1.300 perusahaan jamu dengan omzet penjualan sekitar Rp 3 triliun. Lima perusahaan di antaranya merupakan perusahaan jamu terbesar, yakni Mustika Ratu, Sari Ayu, Air Mancur, Nyonya Meneer, dan Sido Muncul. Yang kesemuanya mengeluarkan
produk
masuk
angin.
(http://bisnisfarmasi.wordpress.com). Tabel 4.18
Memutuskan membeli jamu tolak angin berdasarkan pendapatan pribadi, harga, dan manfaat yang ada pada jamu tolak angin.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 44 56 100
Percent 44.0 56.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas diketahui 56 responden menjawab Sangat Setuju, 44 responden menyatakan Setuju bahwa memutuskan untul membeli tolak angin berdasarkan pendapatan pribadi, harga, dan manfaat yang ada pada jamu tolak angin. Hal ini membuktikan pelanggan jamu tolak angin Sido Muncul merupakan pelanggan yang sangat kritis yang secara tidak langsung telah menyadari akan pengetahuan tentang suatu produk dengan mengamati beberapa sisi didalam memutuskan membeli tolak angin Sido Muncul, yakni pendapatan, harga dan manfaat yang kan diperoleh.
Tabel 4.19
Tercipta kepuasan atas manfaat atau khasiat setelah mengkonsumsi tolak angin.
Valid
Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 26 74 100
Percent 26.0 74.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel 4.19 diketahui sebanyak 74 orang menyatakan Sangat Setuju, 26 orang Setuju dan tidak ada yang menyatakan Ragu-ragu, Tidak Setuju ataupun Sangat tidak Setuju atas pernyataan terciptanya kepuasan atas manfaat atau khasiat setelah mengkonsumsi tolak angin. Hasil ini berbanding positif dengan prestasi yang disandang tolak angin, yakni diterimanya Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSA) 2007 karena berhasil meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Tolak Angin (http:www.nutrendunited.com).
2) Analisis Kuantitatif a. Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan data primer, penulis menyebarkan kuesioner kepada para pelanggan yang meminum Tolak Angin di daerah Jakarta Timur sejumlah 100 responden yang dapat mewakili dari berbagai golongan. Sebelum kuesioner diberikan kepada 100 responden, penulis melakukan Try Out terhadap 10 responden dengan memberikan 19 butir pernyataan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut.
Tabel 4.20 Hasil Try out Pengaruh Produk, Harga, Saluran Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
.370
.818
Valid & Reliabel
.573
.810
.176
.825
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3
.438
Pernyataan 4 Pernyataan 5
.323
Pernyataan 6
.532
Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10
.815 .828 .815
Valid & Reliabel
.829
Valid & Reliabel
.824
.604
.802
Pernyataan 13
.619 .604 .559 .532
Pernyataan 17
.401
Pernyataan 18 Pernyataan 19
Valid & Reliabel
.822
Pernyataan 12
Pernyataan 16
Valid & Reliabel
.272 .226
.819
Pernyataan 15
Valid & Reliabel
.818
.404
Pernyataan 14
Valid & Reliabel
.400
.319
Pernyataan 11
Valid & Reliabel
.807
Valid & Reliabel
Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel
.809
Valid & Reliabel
.808
Valid & Reliabel
.815
Valid & Reliabel
.816
.560
.808
.560
.808
Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel
Sumber : Data Primer 2008 Berdasarkan
hasil
tryout
tersebut
diperoleh
data
yang
menyatakan bahwa dari 19 item butir pertanyaan yang diberikan kepada 10 responden, tidak satupun pertanyaan tersebut yang memiliki nilai korelasi negative dan hasil analisis tersebut menunjukan bahwa
Cronbach’s Alpha > dari 0.60 dapat disimpulkan bahwa konstruk variabel diatas adalah realibel. Sehingga ketika dilakukan penyebaran tersebut digunakan kembali sebagai standarisasi kuesioner penentuan. b. Uji Normalitas Data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: VAR00005 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1 Kurva Normal P Plot Berdasarkan gambar diatas berupa kurva, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi layak digunakan. c. Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi klasik statistik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :
1) Uji Multikolinearitas Istilah multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Biasanya korelasinya mendekati sempurna atau sempurna. Tabel 4.21 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model 1
Produk Harga Distribusi Promosi
Collinearity Statistics Tolerance VIF .996 1.004 .821 1.218 .848 1.180 .708 1.412
a. Dependent Variable: Pembelian
Berdasarkan pada tabel 4.21 diatas hasil uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada output masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi berganda bebas dari asumsi klasik multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian.
2). Uji Heterokedastisitas Gambar 4.2
Scatterplot
Dependent Variable: VAR00005
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Pada Output SPSS 15 for windows Scatterplot ditunjukkan bahwa titik-titik yang digambarkan tersebut menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 dan tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas yang serius. Dengan kata lain pada model tersebut varian residual dari satu pengamatan kepengamatan lain adalah tetap atau homokedastisitas. Temuan ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan dalam penelitian.
d. Uji Regresi Linier Berganda Berdasarkan
hasil
pengolahan
regresi
berganda
dengan
menggunakan SPSS 15.0 for windows dapat dijabarkan masing-masing sebagai berikut: 1) Koefisien determinasi (R2) Tabel 4.23 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model 1
R .669a
R Square .447
Adjusted R Square .424
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Distribusi, Harga b. Dependent Variable: Pembelian
Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode penelitian bisnis (2003: 183 ), jika R semakin mendekati angka 1, maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat. maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,669 menunjukkan hubungan Produk (X1), Harga (X2), Saluran Distribusi (X3) dan Promosi (X4) Terhadap Keputusan Pembelian mempunyai hubungan yang kuat. Pada Tabel. 4.23 menunjukan nilai R Square sebesar 0,447 dan nilai Adjusted R Square sebesar 0, 424. Hal ini berarti Produk (X1), Harga (X2), Saluran Distribusi (X3) dan Promosi (X4) dapat
menjelaskan sebesar 42,40 % terhadap Keputusan Pembelian sedangkan sisanya 57, 60 % dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Variabel lain tersebut dapat terdiri dari rangsangan diluar variabel bauran pemasaran yakni, faktor ekonomi, teknologi, politik dan faktor kebudayaan yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian jamu tolak angin cair Sido Muncul, hal ini sesuai dengan landasan teori dalam bab sebelumnya, tepatnya dalam model perilaku pembelian yang penulis kutip dari Kotler (2000,161). 2) Persamaan regresi linier berganda Tabel 4.24 Hasil Regresi Berganda Coefficientsa
Model 1
(Constant) Produk Harga Distribusi Promosi
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.499 2.977 .226 .081 -.065 .127 .270 .136 .898 .146
a. Dependent Variable: Pembelian
Berdasarkan tabel 4.24 diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = - 0,499+ 0.226X 1 - 0,065 X 2 + 0.270 X3 + 0,898 X4 + ε Hasil diatas di interpretasikan jika variabel X1 yaitu Produk, variabel X2 yaitu Harga, variabel X3 yaitu Saluran Distribusi dan variabel X4
yaitu promosi dianggap konstan, maka loyalitas
konsumen sebesar -0, 499.
Variabel Produk (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,226 yang artinya jika nilai variabel Produk terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka Keputusan Pembelian
(Y) meningkat
sebesar 0,226, dengan catatan variabel lainnya ceteris paribus. Variabel Saluran Distribusi (X3) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian
dengan koefisien regresi
sebesar 0,270 yang artinya jika nilai variabel Produk terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka Keputusan Pembelian
(Y)
meningkat sebesar 0,270, dengan catatan variabel lainnya ceteris paribus. Variabel Promosi (X4) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,898 yang artinya jika nilai variabel Promosi terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka Keputusan Pembelian
(Y) meningkat
sebesar 0,898, dengan catatan variabel lainnya ceteris paribus. 3) Uji F-hitung. Tabel 4.25 Hasil F hitung ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 78.147 96.603 174.750
df 4 95 99
Mean Square 19.537 1.017
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Distribusi, Harga b. Dependent Variable: Pembelian
F 19.212
Sig. .000a
Uji Anova menghasilkan F hitung sebesar 19,212 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena angka probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan variabel X1 yaitu Produk, variabel X2 yaitu Harga, variabel X3 yaitu Saluran Distribusi dan variabel X4 yaitu promosi secara bersamasama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y (Keputusan Pembelian). Selain itu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan taraf kesalahan 5% diperoleh F tabel = 2,47. Nilai F hitung sebesar 19,212
> F tabel sebesar 2,47. Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan variabel X1 yaitu Produk, variabel X2 yaitu Harga, variabel X3
yaitu Saluran
Distribusi dan variabel X4 yaitu Promosi secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y (Keputusan Pembelian). 4) Uji T-hitung. Tabel 4.26 Hasil T hitung Coefficientsa
Model 1
(Constant) Produk Harga Distribusi Promosi
t -.168 2.809 -.508 1.985 6.152
a. Dependent Variable: Pembelian
Sig. .867 .006 .613 .050 .000
a) Berdasarkan pada hasil penghitungan diatas, diperoleh angka signifikansi untuk variabel X1 (Produk) sebesar 0,006. Angka 0,006 < 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan (df) = njumlah variabel independen = 100-2 = 98, diperoleh T tabel = 1,98. Nilai T hitung sebesar 2,809 > T tabel sebesar 1,98. maka dapat disimpulkan bahwa variabel Produk (X1) secara parsial (individu) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). b) Untuk variabel Harga (X2) diperoleh angka signifikansi sebesar 0,613 > 0,05. Oleh karena itu Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk T hitung sebesar -0,508 < T tabel sebesar 1,98 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Harga (X2) secara parsial (individu) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). c) Untuk variabel Saluran Distribusi (X3) diperoleh angka signifikansi sebesar 0,050 < 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk T hitung sebesar 1,99 > T tabel sebesar 1,98. maka dapat disimpulkan bahwa variabel Saluran Distribusi (X3) secara parsial (individu) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). d) Untuk variabel Promosi (X4) diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha
diterima. Sedangkan untuk T hitung sebesar 6,152 > T tabel sebesar 1,98. maka dapat disimpulkan bahwa variabel Promosi (X4)
secara parsial (individu) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan 1. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,669 menunjukkan hubungan yang kuat antara. Produk (X1), Harga (X2), Saluran Distribusi (X3) dan Promosi (X4) Terhadap Keputusan Pembelian (Y). Nilai Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,447 dan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,424. Hal ini berarti Produk (X1), Harga (X2), Saluran Distribusi (X3) dan Promosi (X4) dapat menjelaskan sebesar 42,40 % terhadap Keputusan Pembelian sedangkan sisanya 57, 60 % dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis model regresi penelitian yang penulis lakukan. 2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, ditemukan bahwa Variabel X1 yaitu Produk, variabel X2 yaitu Harga, variabel X3 yaitu Saluran Distribusi dan variabel X4
yaitu Promosi secara bersama-sama (simultan)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y (Keputusan Pembelian). 3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, ditemukan bahwa secara parsial/individu, variabel Produk, Saluran Distribusi dan Promosi saja yang berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian sedangkan Harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
4. Penemuan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyawati dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Jamu Tradisional Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta”, variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Perbedaan ini menurut penulis disebabkan adanya perbedaan penelitian yang sangat mendasar, diantaranya variabel penelitian, waktu penelitian, cakupan populasi sampel yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan dan sebagainya. B. Implikasi Dari kesimpulan yang telah diuraikan pada awal bab ini. Selanjutnya penulis akan mencoba menarik suatu implikasi teoritis maupun praktis yang sekiranya dapat memberikan sumbangan berupa gagasan atau saran yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 1. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis yang dapat dikemukakan adalah penelitian ini mendukung landasan teoritis yang menyatakan bahwa bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi dan promosi dapat berdampak atau mempengaruhi keputusan pembelian. Meskipun demikian penulis menyadari hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir, sebab banyaknya keterbatasan dan kekurangan yang ada pada diri penulis didalam melakukan penelitian ini, baik dalam segi pengetahuan, biaya, waktu, dan lainnya. Namun sekiranya penelitian ini dapat dijadikan salah satu
kontibusi intelektual diantara penelitian-penelitan yang ada, khususnya dalam bidang pemasaran yang terkait dengan bauran pemasaran (marketing mix). 2. Implikasi Praktis Implikasi Praktis atau terapan adalah sumbangan gagasan penelitian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada obyek yang diteliti, lembaga yang terkait dengan obyek penelitian dan masyarakat umum. Berikut ini akan dikemukakan implikasi yang dapat diperoleh sebagai masukan bagi PT.Sido Muncul: a. Implikasi dari penelitian ini ditemukan bahwa didalam membeli jamu tolak angin, para pelanggan didaerah Jakarta Timur menanggapi atau menilai variabel Produk, Saluran Distribusi, dan Promosi saja, sedangkan
berdasarkan
hasil
penelitian
variabel
harga
tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini menurut penulis para pelanggan tolak angin didaerah Jakarta Timur dapat dikatakan lebih mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, karena dipasaran banyak produk yang sejenis dengan tingkat harga yang tidak jauh berbeda. Selain itu dengan prestasi yang disandang saat ini Tolak Angin telah mendapatkan peningkatan status dari jamu menjadi obat herbal
terstandar
dengan
standarisasi
sesuai
peraturan
Badan
Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOMRI) (www.sidomuncul. com).
Penulis mengetahui dan menyadari penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan dan kelemahan. Keterbatasan dalam penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat pengukur variabel penelitian, jawaban responden tergantung dari pemahaman butir pernyataan yang tercantum dalam kuesioner sehingga kemungkinan terjadinya perbedaan persepsi responden dengan pengukuran yang bersifat peneliti maksud. Dan keterbatasan lainnya karena terbatasnya kapasitas dan indikator dalam melakukan penelitian ini dan sedemikian sederhananya metodologi yang digunakan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA Agung, Bhuono; Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS; Yogyakarta, CV. Andi Offset, 2005. Carl McDaniel & Roger Gates, RISET PEMASARAN KONTEMPORER, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Firdaus, Muhammad. “Ekonomatrika Suatu Pendekatan Aplikatif” Jakarta, PT. Bumi Askara, 2004. Furqon. (2002). Statistik Dalam Terapan. Jakarta: Alfabeta Indonesia. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan I, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004. Kotler, Philip; Manajemen Pemasaran edisi Milenium 1, Jakarta: Prenhallido, 2002 ; Manajemen Pemasaran edisi Milenium 2, Jakarta: Prenhallido, 2002 , dan Susanto, AB. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Prabu, Dr. Anwar “Prilaku Konsumen” edisi Revisi, Jakarta, Refika Aditama, 2002 Rangkuti, Freddy, “Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Santoso, Singgih. ”Buku Latihan SPSS Statistik Versi 10.6”, PT. Elex Media, Computindo, Jakarta, 2002 Sugiono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2003. Setyawati, Sri, Jurnal: “ Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Jamu TradisionalDi Wilayah DKI Jakarta, 2003.
Swastha, Dr. Basu & Sukotjo, Ibnu. (1997). Pengantar Bisnis Modern. (edisi ketiga). Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Umar, Husein; Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2000. , Metode Peneletian untuk Skripsi danTesis Bisnis, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
DATA INTERNET http://bisnisfarmasi.wordpress.com http://www.halalguide.info/content/view/373/38 http://www.seputar-indonesia.com http://smallcrab.com http://www.waspada.co.id