ANALISIS PENGARUH BAURAN RITEL (RETAILING MIX) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang, Kediri, Jawa Timur) Disusun Oleh: Endah Wahyuningtyas Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected] Dosen Pembimbing: Sigit Pramono, SE., MSc.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran ritel (retail mix) terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan sampel sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknis accidental sampling dengan metode nonprobabilty sampling. Alat uji yang dgunakan untuk menguji instrumen penelitian ini berupa uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas). Uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Teknik analisa data menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan uji t dapat diketahui bahwa keragaman produk, harga, dan pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan lokasi dan pelayanan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kata Kunci : Bauran Ritel, Keragaman Produk, Harga, Lokasi, Pelayanan, Fasilitas, dan Keputusan Pembelian Konsumen
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia setelah negara Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 253.609.643 jiwa (Detik Finance, 2015). Penduduk yang besar inilah yang menjadi peluang berkembangnya bisnis di Indonesia, termasuk bisnis ritel yang terus tumbuh dan berkembang beberapa tahun ini. Pada tahun 2012, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) merilis jumlah industri ritel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan 10% per tahun, yang perputaran uangnya mencapai Rp 115 triliun (Swa, 2012). Dan pada tahun 2014 data dari Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan menunjukkan pertumbuhan gerai ritel didominasi oleh ritel tradisional sebanyak 750.000 gerai dan ritel modern dalam format minimarket tumbuh sebanyak 16.000 gerai Meskipun ritel tradisional masih mendominasi dalam perdagangan ritel, namun kenaikan share perdagangan ritel modern meningkat dari 25% pada tahun 2002 menjadi 44% pada tahun 2012. Gambar 1.1 Share Perdagangan Ritel (%)
Sumber : AC Nielsen (dalam Industry Update Mandiri, 2014)
Di wilayah Jawa Timur pertumbuhan ritel mencapai 10% per tahun, pada tahun 2007 jumlah gerai ritel sebanyak 10.365 gerai, dan pada tahun 2014 diperkirakan tumbuh menjadi 25.000 gerai (Ukmnews, 2015). Jawa Timur mempunyai banyak pasar potensial untuk berkembangnya bisnis retail, termasuk Kota Kediri yang telah dimasuki pelaku industri ritel sebelum tahun 2000 (Industri Bisnis, 2013). Pada tahun
2010 bisnis ritel mulai tumbuh pesat di Kediri, terlihat dari munculnya Hypermart, Ramayana, Dhoho Plaza, Indomaret dan Alfamart. Tidak berhenti pada pelaku ritel nasional, pelaku ritel lokal pun berbondongbondong mendirikan gerai ritel, baik di tengah Kota ataupun di wilayah pinggiran kota atau bahkan masuk di desa-desa. Beberapa gerai ritel tersebut adalah DivaMart di Ngadiluwih, Rizky Tama di Ngadiluwih, Caesar di Ngadiluwih, Gunung Makmur di Tegalan, Swalayan 99 di Tegalan, dan Grosir dan Swalayan Surya Gondang di Gondang. Grosir dan Swalayan Surya Gondang merupakan Koperasi Serba Usaha milik organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah. Grosir dan Swalayan Surya Gondang merupakan salah satu Amal Usaha ormas Muhammadiyah di bidang ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara, Grosir dan Swalayan Surya Gondang merupakan salah pelaku ritel lokal di Kabupaten Kediri yang mempunyai 11 cabang, sembilan cabang di wilayah Kabupaten Kediri, satu cabang di Kota Kediri dan satu cabang di Nganjuk. Grosir dan Swalayan Surya Gondang merupakan cabang kedua yang beroperasi dan masih bertahan hingga saat ini. Meskipun Grosir dan Swalayan Surya merupakan pelaku ritel lokal namun pihak manajemen telah menerapkan standar pelayanan dalam melayani kebutuhan konsumen. Dari 11 cabang Grosir dan Swalayan yang telah beroperasi, Grosir dan Swalayan Surya Gondang merupakan cabang yang menawarkan pelayanan prima bagi konsumen dan merupakan gerai dengan gedung paling luas diantara gerai-gerai yang lain. Didukung dengan tidak adanya pesaing sejenis dilokasi yang sama dan dengan penawaran pelayanan yang prima menjadikan Grosir dan Swalayan Surya menjadi gpilihan konsumen dalam melakukan pembelian. HIPOTESIS Berdasarkan konsep penelitian yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:
Keragaman Produk Konsumen cenderung memilih pasar swalayan yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas dan kualitas keragaman produk yang ditawarkan oleh pengecer (Raharjani, 2005). Peritel harus mampu menyediakan ragam produk yang benarbenar sesuai dengan kebutuhan target pasarnya, karena itulah yang menjadi kunci keberhasilan peritel. Harga H1 = Keragaman produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surya Swalayan Gondang H2 = Harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surya Swalayan Gondang H3 = Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surya Swalayan Gondang
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:63) harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk produk. Penetapan harga harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Agar harga produk menimbulkan minat konsumen maka penetapan harga harus sesuai dengan tolak ukur konsumen (dengan kata lain bahwa harga ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), sesuai dengan produk. Pemberian diskon oleh peritel juga perlu mendapat perhatian agar menarik konsumen (Ma’ruf, 2013). Lokasi
H4 = Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surya Swalayan Gondang H5 = Fasilitas berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Surya Swalayan Gondang TINJAUAN PUSTAKA Retail marketing mix Retail marketing mix mencakup semua barang dan layanan toko yang mampu menawarkan kepada konsumen dan juga semua upaya yang diprogram dari manajer toko untuk lingkungan pasar (Azeem & Sharma, 2015). Dan menurut Hartomo & Widowati (2012 : 3) Bauran ritel (retailing mix) yaitu kombinasi dari beberapa faktor yang memengaruhi keputusan pembelian.
Lokasi toko adalah hal yang palin penting bagi retailer karena lokasi adalah komitmen jangka panjang bagi retailer dan salah satu yang tidak mudah diubah dan juga merupakan investasi yang besar (Knego, Petljak & Vouk, 2014). Suatu lokasi disebut strategis bila berada di pusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran arus lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen, kelancaran arus pejalan kaki, dan sebagainya (Raharjani, 2005). Pelayanan Menurut Raharjani (2005: 5) Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk keperluan orang lain. Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki serta pelanggan lebih dapat
berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.
proses
Fasilitas Menurut Raharjani (2005: 5) fasilitas seperti penerangan, lift/ eskalator, AC, toilet yang bersih, letaknya strategis dan jumlahnya mencukupi, papan nama barang-barang yang jelas, tata letak interior dan eksterior pasar swalayan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi citra dan pilihan pasar swalayan. Fasilitas yang dimiliki pasar swalayan seperti terdapat restoran, dan tempat bermain untuk anak-anak dan tempat parkir yang luas serta aman merupakan hal yang dipertimbangkan konsumen sebelum memutuskan untuk berbelanja di suatu pasar swalayan. Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian dapat didefinisikan sebagai perilaku yang diambil oleh konsumen dari beberapa alternatif pilihan melalui lima tahap pada keputusan membeli, sehingga didapat keputusan yang sesuai (Utami, 2010). Konsumen melalui lima tahapan proses dalam mengambil keputusan dalam membeli. lima tahap tersebut yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Pemasar perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan pada keputusan pembelian saja. Hubungan Bauran Ritel dengan Keputusan Pembelian Konsumen Bauran ritel adalah ujung tombak sebuas bisnis ritel. Bauran ritel (retailing mix) yaitu kombinasi dari beberapa faktor yang memengaruhi keputusan pembelian (Hartomo & Widowati, 2012 : 3). Keputusan pelanggan untuk mengunjungi toko ritel tertentu bisa berkaitan dengan pengambilan keputusan yang kompleks, dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk terdapat aspek yang dimasuki oleh bauran ritel. Di saat itulah retailer harus mampu menonjolkan bisnis ritelnya dengan mengoptimalkan bauran ritel yang dimiliki. Seorang konsumen berhak memilih
toko/gerai manapun yang sesuai dengan kebutuhannya untuk mengambil keputusan pembelian. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori atau penelitian penjelasan yaitu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. populasi pada peneltian ini adalah konsumen dari Grosir dan Swalayan Surya Gondang yang melakukan pembelian di Grosir dan Swalayan Surya Gondang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling (penarikan sampel tidak secara acak). Sifat probabilitas sampling yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel anggota populasi berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka responden dari penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah melakukan pembelian di Grosir dan Swalayan Surya Gondang. Arikunto (2010: 228) menyatakan bahwa tujuan uji coba instrumen yang berhubungan dengan kualitas adalah upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Dan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh keragaman produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), pelayanan (X4) dan fasilitas (X5) terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang.
HASIL ANALISIS Hasil Analisis Regresi Berganda Tabel 1. Hasil Uji Regresi
Dari Tabel 4.11 maka secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y). Dengan koefisien sebagai berikut: a.
b.
c.
d.
b1= 0,295 merupakan koefisien variabel keragaman produk (X1) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y), artinya variabel keragaman produk berpengaruh positif sebesar 0,295 terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang, jika variabel lainnya dianggap konstan. b2= 0,220 merupakan koefisien variabel harga (X2) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y), artinya variabel harga berpengaruh positif sebesar 0,220 terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang, jika variabel lainnya dianggap konstan. b3= 0,023 merupakan koefisien variabel lokasi (X3) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y), artinya variabel lokasi berpengaruh positif sebesar 0,023 terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang, jika variabel lainnya dianggap konstan . b4= 0,226 merupakan koefisien variabel pelayanan (X4) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y), artinya variabel pelayanan berpengaruh positif sebesar 0,023 terhadap keputusan pembelian konsumen
e.
Grosir dan Swalayan Surya Gondang, jika variabel lainnya dianggap konstan b5= 0,107 merupakan koefisien variabel fasilitas (X5) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang (Y), artinya variabel fasilitas berpengaruh positif sebesar 0,023 terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang, jika variabel lainnya dianggap konstan
Nilai Koefisien Determinasi (
)
Dari hasil penghitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai yang semakin mendekati 1, berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. Koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai Adjusted R Square dapat naik turun apabila satu variabel ditambahkan kedalam model, sedangkan R Square pasti akan meningkat setiap ditambahkan satu variabel bebas tanpa peduli apakah variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Berikut hasil uji koefisien determinasi : Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dari hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.92 diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,456. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 45.6% terhadap keputusan pembelian konsumen. Sisanya sebesar 54,4%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Standart Error of The Estimate (SEE) dari tabel diatas sebesar 1,40099. Semakin kecil nilai SEE, maka akan membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (Ikhwan, 2012).
b.
UJI HIPOTESIS Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini yang meliputi keragaman produk, harga, lokasi, pelayanan dan fasilitas yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang maka digunakan uji t (t-test) yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Sedangkan nilai t tabel pada α = 5% diperoleh t tabel sebesar 1,655. Jika nilai t hitung > t tabel atau signifikansi t < 0,05 berarti Ho ditolak dan jika t hitung < t tabel atau signifikansi t > 0,05 berarti Ho diterima. Berikut h asil analisis uji t :
c.
Tabel 3. Hasil Analisis Uji t
d. Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil hipotesis dari penelitian ini, a.
Variabel Keragaman Produk (X1) Ho : b1 = 0 :Keragaman produk tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : Keragaman produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Hasil uji t untuk variabel X1 diketahui bahwa nilai sebesar 3,284 > nilai 1,655 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,001 < nilai α 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis pertama diterima.
e.
Variabel Harga (X2) Ho : b1 = 0 : Harga tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : Harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Hasil uji t untuk variabel X2 diketahui bahwa nilai sebesar 3,245 > nilai 1,655 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,001 < nilai α 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis kedua diterima. Variabel Lokasi (X3) Ho : b1 = 0 : Lokasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Hasil uji t untuk variabel X3 diketahui bahwa nilai sebesar 0,298 < nilai 1,655 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,766 > nilai α 0,05. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga hipotesis ketiga ditolak. Variabel Pelayanan (X4) Ho : b1 = 0 : Pelayanan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Hasil uji t untuk variabel X4 diketahui bahwa nilai sebesar 2,413 > nilai 1,655 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,017 < nilai α 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis keempat diterima. Variabel Fasilitas (X5) Ho : b1 = 0 : Lokasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Ha : b1 > 0 : Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
Hasil uji t untuk variabel X3 diketahui bahwa nilai sebesar 1,212 < nilai 1,655 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,227> nilai α 0,05. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga hipotesis kelima ditolak. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa secara parsial dengan uji t, diketahui bahwa dari lima variabel pada bauran ritel yaitu keragaman produk, harga, lokasi pelayanan, dan fasilitas terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang, terdapat tiga variabel yang berpengaruh positif signifikan dan dua variabel yang tidak berpengaruh signifikan. Variabel yang mempunyai pengaruh positif signifikan adalah variabel keragaman produk, harga, dan pelayanan, sedangkan dua variabel yang tidak berpengaruh positif signifikan adalah variabel lokasi dan fasilitas. Berikut pembahasan dan implikasi hasil penelitian, yaitu : 1. Pengaruh Variabel Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Variabel keragaman produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharjani (2005) dan Ma’ruf (2013) yang menyatakan keragaman produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa keragaman produk pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Keluasan produk yang mempunyai nilai indikator tertinggi merupakan indikator yang paling diperhatikan konsumen, sehingga dengan terus memperhatikan volume dan keragaman produk yang ditawarkan Grosir dan Swalayan Surya Gondang bisa menjadi pilihan konsumen, menambah keluasan produk juga akan akan mampu meningkatkan keputusan pembelian konsumen tanpa
mengabaikan indikator kedalaman produk dan kualitas produk. 2. Pengaruh Variabel Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Dalam penelitan ini, variabel harga juga berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen. Hasil ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Ikhwan (2012) yang menyatakan bahwa produk, harga, promosi, pelayananan pelanggan, suasana toko, dan lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian pada konsumen Circle K di Jl. Sultan Hasanuddin Makassar. Dari tiga indikator variabel harga diketahui bahwa penetapan harga memiliki nilai paling tinggi pada tabel deskripsi jawaban responden, hal ini menunjukkan bahwa penetapan harga menjadi poin yang paling diperhatikan oleh konsumen, penetapan harga yang saat ini diterapkan sudah mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian juga akan meningkat jika Grosir dan Swalayan Surya Gondang lebih sering memberikan potongan harga atau diskon kepada konsumen dan menawarkan harga lebih murah dari swalayan sejenis. 3. Pengaruh Variabel Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Dari hasil uji regresi berganda pada variabel lokasi diketahui bahwa variabel loksi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Imaniar (2010) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen karena adanya keragaman usia, pekerjaan dan pendidikan. Meskipun tidak berpengaruh, namun dari deskripsi jawaban responden kita mengetahui bahwa konsumen setuju dengan pemilihan lokasi Grosir dan Swalayan Surya Gondang yang dekat dengan pusat kegiatan masyarakat. Meskipun dalam penelitian ini faktor lokasi tidak berpengaruh pada keputusan konsumen, namun merk Surya sebagai swalayan murah telah tertanam kuat dihati
konsumen. Didukung dengan tidak adanya pesaing sejenis yang menawarkan pelayanan yang sama dengan Grosir dan Swalayan Surya, menjadikan Grosir dan Swalayan Surya Gondang satu-satunya alternatif tempat berbelanja bagi masyarakat yang berdomisili disekitar lokasi Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 4. Pengaruh Variabel Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Variabel pelayanan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang terhadap keputusan pembelian. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharjani (2005), Ma’ruf (2013), dan Ikhwan (2012), ketiga penelitian tersebut menyimpulkan adanya pengaruh pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari empat indikator pada variabel pelayanan, indikator jam buka swalayan menjadi indikator yang paling diperhatikan konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini faktor jam buka menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian. Implikasinya, Grosir dan Swalayan Surya Gondang bisa mempertahankan strategi jam bukanya atau bahkan menambah jam bukanya agar lebih mempunyai rentang waktu yang semakin panjang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam Sopiah dan Syihabudhin (2008:5) waktu buka swalayan merupakan aspek pelayanan yang dievaluasi konsumen. 5. Pengaruh Variabel Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Dalam penelitia ini fasilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Meskipun demikian dari ketiga indikator fasilitas mempunyai nilai rata-rata yang tinggi dari konsumen, hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang diberikan oleh Grosir dan Swalayan Surya Gondang telah dirasakan oleh konsumen. Sehingga Grosir dan Swalayan Surya Gondang perlu untuk terus memperbaiki fasilitas yang diberikan, bisa dengan memperhatikan musik yang diputar dalam ruangan yang membuat
nyaman konsumen, dengan penataan ruang dan penempatan produk yang sejenis agar lebih memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel keberagaman produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 2. Variabel harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 3. Variabel lokasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 4. Variabel pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 5. Variabel fasilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Keberagaman produk, harga dan pelayanan adalah faktor yang berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen, sehingga pihak manajemen Grosir dan Swalayan Surya Gondang perlu mempertahankan dan mengembangkan faktor-faktor tersebut agar konsumen semakin berminat untuk melakukan pembelian di Grosir dan Swalayan Surya Gondang. 2. Sedangkan pada faktor fasilitas yang tidak berpengaruh positif, pihak manajemen harus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas fasilitas yang
3.
diberikan kepada konsumen. Dan pada faktor lokasi, bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuka cabang baru. Untuk penelitian yang akan datang, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain keragaman produk, harga, lokasi, pelayanan dan fasilitas yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Grosir dan Swalayan Surya Gondang. Karena dalam penelitian ini, faktor – faktor tersebut hanya mampu menjalaskan 45,6% faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Grosir dan Swalayan Surya Gondang, sehingga masih ada peluang untuk mengembangkan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010.Rineka Cipta. Jakarta. Azeem, Saba. & Sharma, RRK. 2015. ‘Elements of the retail marketing mix: a study of different retail formats in India’, paper presented to the International Conference on Issues in Emerging Economies (ICIEE), 29-30th January. Darandono, 2012. 2012. Bisnis Ritel di Indonesia Kian Menjanjikan, dirilis media 26 Februari. Kontributor Majalah Swa, diakses pada 14 April 2015, (http://swa.co.id/businessstrategy/marketing/2012-bisnis-ritel-diindonesia-kian-menjanjikan) Deny, Septian. 2014. 765 Ribu Gerai Riel Menjamur di Indonesia, dirilis media pada 20 Januari 2014, Kontributor liputan6.com, diakses pada 14 April 2015, (http://bisnis.liputan6.com/read/814452 /765-ribu-gerai-ritel-menjamur-diindonesia)
Dewi, Siti Nuraisyah. 2013. Bisnis Ritel : Peluang Pasar Surabaya Dinilia masih “Seksi”. Dirilis media 16 April 2013, Kontributor industri.bisnis.com, diakses pada 14 April 2014, (http://industri.bisnis.com/read/201304 16/100/9050/bisnis-ritel-peluang-pasardi-surabaya-dinilai-masih-seksi) Hastomo, ET & Widowati, SY. 2012 .”Analisis Variabel-variabel Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Indomaret-2 Kecamatan Demak Kabupaten Demak”, Jurnal Dinamika Manajemen, vol. 1, no. 1, hal.1-15. Ikhwan, Muhammad. 2012. “Analisis Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Circle-K di Jl. Sultan Hasanuddin Makassar”.Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Imaniar, Ayu R. 2010. “Pengaruh Retailing Mix terhadap Keputusan Konsumen dalam Memilih Distro di Kota Malang (Studi pada Distro Heroine Exp. Malang)”. Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Industri Ritel Lebih Optimistis di 2015. 2015. Diakses pada 14 April 2015, (http://umkmnews.com/news/industriritel-lebih-optimistis-di-2015.html.) Knego, N, Petljak, K & Vouk, R. 2014. ‘Location And Layout As Sources Of Competitive Advantage Of Small Retailers’, Economy & Business, vol 8, no ISSN 1314-7242, pp. 267281.University Of Zagreb, Faculty Of Economics And Business Zagreb, Department Of Trade Trg J.F. Kennedy 6, 10 000 Zagreb, Croatia. Kotler, P & Armstrong, G. 2008. Prinsipprinsip Pemasaran, Jilid 2 Edisi 12. Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip & Keller, Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1 Edisi 13. Erlangga. Jakarta.
Santoso, Singgih. 2002. Statistik dengan SPSS. Elex media Komputindo. Jakarta.
Ma’ruf, Ibtagh Kulla. 2013. “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Ritel yang Menentukan Tingkat Kepuasaan Konsumen Bravo Swalayan Tuban”. Ringkasan Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2 Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta.
Nurmawati, Endang. 2012. “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Mulia Toserba dan Swalayan Godean Sleman Yogyakarta)”. Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Office of Chief economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2014. Perdagangan Ritel, Industry Update vol. 16 hal. 1-4. Office of Chief economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Indonesia. PDM Kabupaten Kediri. Koperasi Serba Usaha “Surya”, diakses pada 14 April 2015, (http://kediri.muhammadiyah.or.id/cont ent-56-sdet-koperasi-serba-usahasurya.html) Purnomo, Herdaru. 2014. Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia, RI Masuk 4 Besar, dirilis media pada 6 Maret. Kontributor DEtikFinance, diakses pada 14 April 2015, (http://finance.detik.com/read/2014/03/ 06/134053/2517461/4/negara-denganpenduduk-terbanyak-di-dunia-rimasuk-4-besar) Raharjani, Jeni. 2005. “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus pada Pasar Swalayan di Kawasan Seputar Simpang Lima Semarang)”, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, vol. 2, no. 1, hal. 1-15.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sopiah & Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisni Ritel. Penerbit Andi. Yogyakarta. Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.