KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PRODUK MADU PRAMUKA DI PT. MADU PRAMUKA
NUR UTAMI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014 Nur Utami H34114066
ABSTRAK NUR UTAMI. Kepuasan Konsumen Dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka. Dibimbing oleh Rita Nurmalina Suryana. Kesuksesan PT. Madu Pramuka dalam bisnis budidaya lebah madu secara modern mendorong munculnya berbagai produk sejenis yang menjadikan kondisi pasar semakin kompetitif. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka, menganalisis tingkat kepuasan konsumen, serta menganalisis sensitivitas harga produk Madu Pramuka. Metode penelitian yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan sensitivitas harga menggunakan pendekatan Van Westendorp. Berdasarkan Importance Performance Analysis, atribut dalam kuadran I yaitu atribut yang perlu mendapat prioritas utama untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja adalah kemudahan memperoleh produk serta informasi pada kemasan. Atribut dalam kuadran II yaitu atribut yang perlu dipertahankan kualitasnya adalah rasa madu, manfaat produk, serta keaslian produk. Dari analisis Customer Satisfaction Index diperoleh nilai CSI sebesar 78,63, konsumen Madu Pramuka puas terhadap produk. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml saat ini sebesar Rp110 000 berada pada rentang harga yang dapat diterima, yakni pada kisaran harga dengan batas bawah adalah sebesar Rp105 000 dan batas atas sebesar Rp115 000. Kata kunci : Madu Pramuka, Kepuasan, Sensitivitas Harga, CSI, IPA
ABSTRACT NUR UTAMI. The Consumer Satisfaction and Analysis on the Price Sensitivity of Pramuka Honey Product of PT Madu Pramuka. Supervised by Rita Nurmalina Suryana. The success of PT. Madu Pramuka in its modern honeybee farming business has encouraged the emergence of many varieties of similar products, thus it leads to more competitive market conditions. The purposes of the study were to analyze the importance level and attribute performance of the product, to analyze the level of customer satisfaction, and also to analyze the price sensitivity of the Pramuka Honey Product. The research methods that used were Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), and Van Westendorp method approach method. Based on the Importance Performance Analysis, attributes included in the first quadrant, wich are the first priority attributes that its performance should be fixed and improved, were the ease of obtaining product and the information on the packaging. Attributes included in Quadrant II, which are attributes that its quality should be mantained, were the flavors, the benefits and the authenticity of the product. From the analysis of Customer Satisfaction Index, a value of 78.63 was obtained indicating that consumers of Pramuka Honey were satisfied with the product. Based on the analysis of price sensitivity, the price of super Pramuka honey in size 650 ml which is Rp110 000, was in acceptable price range, that is bound on the lower end by Rp105 000 and on the upper end by Rp115 000. Key words: Pramuka Honey, Satisfaction, Price Sensitivity, CSI, IPA
KEPUASAN KONSUMEN DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PRODUK MADU PRAMUKA DI PT. MADU PRAMUKA
NUR UTAMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka Nama : Nur Utami NIM : H34114066
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS Dosen Pembimbing
Diketahui Oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
JuduJ Skripsi: Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka : NurUtami
Nama : H34114066
NIM
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS
Dosen Pembimbing
Diketahui Oleh
Tanggal LuJus:
-0 3 MAR 2014
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September ini ialah perilaku konsumen, dengan judul Kepuasan Konsumen dan Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen pembimbing, Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen evaluator dalam pelaksanaan seminar proposal, Dr Ir Suharno, M.Adev dan Arif Karyadi Uswandi SP, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan. Penghargaan penulis sampaikan kepada segenap jajaran staf PT. Madu Pramuka yang telah mengijinkan untuk melaksanakan penelitian dan telah membantu selama pengumpulan data mengenai gambaran umum perusahaan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah saya Sugiyono, ibu saya Tumirah, serta seluruh keluarga, atas segala do’a dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2014 Nur Utami
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
7
Manfaat Penelitian
7
Ruang Lingkup Penelitian
7
TINJAUAN PUSTAKA
7
Penelitian Terdahulu
7
Penelitian Terdahulu Mengenai Sensitivitas Harga
8
Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen
9
Penelitian Terdahulu Mengenai Madu KERANGKA PEMIKIRAN
10 11
Madu
11
Kandungan Madu
12
Kerangka Pemikiran Teoritis
12
Perilaku Konsumen
12
Produk
13
Harga
13
Kepuasan Konsumen
14
Importance Performance Analysis (IPA)
15
Customer Satisfaction Index (CSI)
15
Sensitivitas Harga
16
Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN
17 20
Lokasi dan Waktu Penelitian
20
Metode Penentuan Sampel
20
Jenis dan Sumber Data
20
Metode Pengumpulan Data
21
Metode Pengolahan Data
21
Analisis Deskriptif
22
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
22
Uji Validitas
22
Uji Reliabilitas
23
Importance Performance Analysis (IPA)
24
Customer Satisfaction Index (CSI)
26
Analisis Sensitivitas Harga
28
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
Hasil
28
Gambaran Umum Perusahaan PT. Madu Pramuka
28
Struktur Organisasi Perusahaan
29
Karakteristik Umum Konsumen
31
Jenis Kelamin
32
Pekerjaan
32
Domisili
33
Pendapatan Setiap Bulan
34
Uji Validitas
34
Uji Reliabilitas
35
Importance Performance Analysis (IPA)
35
Customer Satisfaction Index (CSI)
41
Analisis Sensitivitas Harga
42
SIMPULAN DAN SARAN
49
Simpulan
49
Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
50
DAFTAR TABEL 1 Produksi dan Impor Madu Indonesia Tahun 2007 sampai 2011
1
2 Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di Indonesia
3
3 Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia
3
4 Atribut Uji Validitas
23
5 Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan
25
6 Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index
27
7 Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT. Madu Pramuka
30
8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia
32
9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin
32
10 Karaktersiktik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan
33
11 Karaktersitik Konsumen Berdasarkan Domisili
33
12 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan setiap Bulan
34
13 Atribut Penelitian
35
14
Nilai Rata-Rata Atribut Madu Kepentingan dan Tingkat Kinerja
Pramuka
berdasarkan
Tingkat 36
15 Perhitungan Costumer Satisfaction Index
42
16 Daftar Harga Madu Pramuka Ukuran 650 ml
43
17 Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml pada Berbagai Kategori Harga
44
18 Hasil Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
48
DAFTAR GAMBAR 1
Penjualan Madu Pramuka Di Gerai Pusat Cibubur Tahun 2008-2012
2
Model Perilaku Konsumen
13
3
Hubungan Kepuasan Pelanggan dengan Laba
14
4
Kerangka Pemikiran Operasional
19
5
Diagram Kartesius Tingkat Kinerja dan Kepentingan Konsumen
26
6
Diagram Kartesius Importance Performance Analysis Madu Pramuka
36
7
Grafik Indifferent Pricing Point (IPP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml.
45
Grafik Optimum Pricing Point (OPP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
46
Grafik Marginal Expensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
46
10 Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
47
11 Grafik Range of Acceptible Price (RAP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
48
8 9
5
DAFTAR LAMPIRAN 1 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Validitas
53
2 Hasil Uji Validitas
54
3 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Reliabilitas
59
4 Hasil Uji Reliabilitas
60
5 Data Kepentingan Hasil Kuesioner
62
6 Data Kinerja Hasil Kuesioner
66
7 Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka
70
8 Bagan Struktur Organisasi PT. Madu Pramuka
73
9 RIWAYAT HIDUP
74
PENDAHULUAN Latar Belakang Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah berasal dari bahan baku nektar bunga. Madu merupakan salah satu komoditi hasil non hutan yang memberikan banyak manfaat. Manfaat madu berupa kandungan berbagai zat yang berkhasiat untuk kesehatan. Zat yang terkandung dalam madu terdiri dari glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, karbohidrat, enzim diatase, enzim invertase, dan zat warna yang bervariasi. Glukosa dalam madu berkhasiat mengembalikan cairan tubuh dengan cepat. Fruktosa dapat mengurangi kerusakan hati. Enzim diatase dan invertase berguna untuk mengurangi pati, protein, dan glikosida yang berlebihan dalam tubuh. Secara umum peranan madu untuk kesehatan dapat membantu meningkatkan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh1. Madu juga digunakan sebagai bahan baku utama ataupun pendukung dalam proses produksi industri seperti industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Penggunaan madu sebagai obat dalam Islam sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, madu digunakan untuk mengobati penyakit diare. Penggunaan madu sebagai obat dalam perspektif agama Islam memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan lain. Madu adalah satu-satunya obat berbahan alami yang khasiatnya secara eksplisit dijelaskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 68 sampai 69, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan, seperti yang telah banyak di lakukan penelitian, menemukan bahwa madu mengandung bahan antioksidan, antimikroba, anti jamur yang alami sehingga dapat digunakan sebagai perawat kulit, pengawet makanan dan juga sebagai obat luka2. Konsumsi madu perkapita di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 7.5 gram/tahun, sedangkan negara Jerman mencapai 1.5 kilogram/tahun dan Jepang sudah mencapai 2 kilogram/tahun. Tingkat konsumsi madu di Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat3. Saat ini kebutuhan madu nasional sebanyak 2 200 ton/tahun. Sedangkan produksi nasional pada tahun 2011 baru mencapai 107.94 ton/tahun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Produksi dan Impor Madu Indonesia Tahun 2007 sampai 2011 No. 1 2 3 4 5
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi Madu (Ton) 8 663.81 7 690.14 1 931.62 15.40 107.94
Tren (%) -11.24 -74.88 -99.20 600.90
Impor Madu (Ton)
922 946 8 265 15 595.49 2 299.02 5 605.50
Tren (%)
2.60 773.68 88.69 -85.26
194.93 Rata-rata 2007-2011 3 681.78 103.89 Keterangan: (-) penurunan jumlah produksi Sumber : Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Indonesia, 2012 1
http://naturehealthy.com/ [1 Juli 2013] http://www.voa-islam.com/ [ 1 Juli 2013] 3 http://www.tubasmedia.com [2 Mei 2013] 2
2
Berdasarkan data kebutuhan madu nasional dan produksi madu nasional diketahui bahwa kebutuhan terhadap madu belum terpenuhi. Salah satu alternatif yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan madu nasional adalah dengan melakukan impor. Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan adanya fluktuasi produksi madu yang sebagian besar mengalami tren penurunan pada setiap tahunnya berimbas pada peningkatan volume impor madu. Penurunan produksi madu terjadi pada tahun 2007 sampai 2010, berbanding terbalik dengan volume impor madu yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 sampai 2008 produksi madu mengalami penurunan sebesar 11.24 persen sehingga impor madu mengalami peningkatan sebesar 2.60 persen. Pada tahun 2008 sampai 2009 penurunan produksi madu sebesar 74.88 persen sehingga impor madu meningkat sebesar 773.68 persen. Pada tahun 2009 sampai 2010 produksi madu mengalami penurunan sebesar 99.20 persen sehingga volume impor madu meningkat sebesar 88.69 persen. Produksi madu mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 601 persen sehingga impor madu menurun sebesar 85.26 persen. Faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi madu diantaranya yaitu adanya ketersediaan pakan lebah yang lebih banyak, bersumber dari pemilik usaha tanaman berbunga yang bersedia menjadikan tanamannya sebagai pakan lebah madu karena kegiatan lebah madu tersebut dapat membantu proses penyerbukan. Selain itu, saat ini telah banyak diusahakan alternatif tanaman lain sebagai pakan lebah yang dapat menghasilkan nektar dan polen sepanjang tahun, mudah didapat dan dengan harga yang terjangkau. Perkembangan produksi madu yang cukup baik memberikan peluang bisnis madu di Indonesia. Hal tersebut juga didukung dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sehingga merubah pola hidup masyarakat yang lebih memilih untuk mengkonsumsi segala bentuk makanan dan minuman yang berasal dari alam dan bebas bahan kimia seperti madu salah satunya. PT. Madu Pramuka merupakan pelopor perlebahan modern yang berdiri sejak tahun 1970. Perusahaan ini didirikan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan maksud dan tujuan melakukan kegiatan budidaya lebah modern guna mendorong gerakan pramuka pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk beternak lebah serta menjaga kelestarian hutan di Indonesia. Sebagai pioneer perlebahan modern di Indonesia, salah satu bidang usaha yang dimiliki PT. Madu Pramuka adalah memproduksi berbagai jenis produk madu seperti madu kapuk, karet, klengkeng, rambutan, apel, mangga, kopi, mahoni, durian, multiflora/hutan, madu super, madu royal jelly, dan madu pollen. Kesuksesan PT. Madu Pramuka dalam bisnis budidaya lebah madu secara modern dan adanya peluang usaha madu yang cukup potensial di Indonesia mendorong munculnya beberapa produsen baru dibidang budidaya lebah madu. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah merek madu yang beredar di pasaran dari berbagai produsen yang berbeda. Jumlah produk madu yang banyak beredar di pasaran dalam berbagai merek dan variasi kemasan dari berbagai produsen madu yang berbeda menjadikan konsumen semakin leluasa dalam memilih sehingga kondisi pasar semakin kompetitif. Sebagian produsen madu yang ada di Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.
3
Tabel 2 Nama Dagang Madu dan Produsen Lebah Madu di Indonesia No. Nama Dagang Produsen 1. Madu Nusantara PT. Madu Murni Nusantara 2. Madurasa PT. Air Mancur 3. Madu Tawon PT. Ibu Jaya 4. Floramadu PT. Ciubras 5. Madu Perhutani Perum Perhutani 6. Madu Alam Sumbawa PT. Suba Alam Muda 7. Madu Alam CV Bangka Indah 8. Madu Multisari PT. Multisari Idaman 9. Madu Mutiara Tugu Ibu Apriari Mutiara Tugu Ibu 10. Madu Kuat Royal Honey Meditrika Agung 11. Madu Kalimantan Kalimantan Perdana 12. Madu Pramuka PT. Madu Pramuka Sumber: http://www.bi.go.id/ (28 Juni 2013) Harga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pilihan konsumen. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu, harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Tingkat harga pada beberapa merek madu di Indonesia Jenis Madu Ukuran Merek Kemasan Madu Pramuka Madu Nusantara Madu Multisari Madu Murni 650 ml Rp105 000 Rp70 000 Rp87 500 Madu Hutan 650 ml Rp105 000 Rp70 000 Madu Super 650 ml Rp110 000 Rp96 000 Rp97 500 Sumber: survei pasar pendahuluan Berdasarkan data tingkat harga pada beberapa merek madu dengan jenis yang sama diketahui bahwa Madu Pramuka memiliki harga yang lebih tinggi dibanding produk madu lainnya. Pada ukuran kemasan yang sama dengan volume sebesar 650 ml harga produk Madu Pramuka lebih tinggi dibandingkan harga produk Madu Nusantara dan Madu Multisari. Berdasarkan survey pendahuluan diketahui bahwa Madu Nusantara dan Madu Multisari merupakan merek madu yang lebih dikenal dikalangan konsumen. Harga produk Madu Pramuka yang lebih tinggi dibanding dengan harga produk madu lain di pasaran tentunya berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian. Persaingan tingkat harga madu di setiap produsen dan adanya kondisi pasar yang semakin kompetitif maka setiap produsen perlu melakukan penetapan harga yang tepat agar dapat diterima oleh semua kalangan konsumen sehingga dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Pemahaman terhadap konsumen, kebutuhan dan keinginannya merupakan bagian integral dari keberhasilan pemasaran. Perusahaan perlu menyadari bahwa profitabilitas perusahaan tergantung langsung pada kemampuan mereka membaca sikap konsumen dan kemudian memuaskan kebutuhannya. Kepuasan konsumen sangat menentukan tingkat pertumbuhan suatu usaha. Apabila pelanggan tidak puas maka mereka akan berpaling ke perusahaan lain. Hal tersebut tidak hanya berhenti disitu saja, umumnya setelah para konsumen merasa tidak puas, mereka cenderung menceritakan kekecewaannya kepada orang
4
lain sehingga membuat masalah tersebar dan sulit dihentikan. Akibatnya reputasi perusahaan menjadi buruk di mata konsumen. Oleh karena itu sangat perlu mengetahui kepuasan konsumen dan tingkat harga yang dapat diterima oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran khususnya terkait dengan penetapan harga yang tepat.
Perumusan Masalah PT. Madu Pramuka adalah salah satu perusahaan yang mengusahakan pengembangan peternakan lebah madu. Pada awal berdirinya bernama Pusat Perlebahan Apiari Pramuka yang didirikan atas gagasan dari Sekjen Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ingin menerapkan kegiatan peternakan lebah secara modern di Indonesia pada tahun 1970. Gagasan tersebut diungkapkan dalam workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu hasil dari workshop tersebut adalah pembentukan suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan Pramuka. Sehingga terbentuklah suatu unit usaha Pramuka yang disebut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka4. Pada bulan Januari 2005 Kwarnas Gerakan Pramuka merubah fungsi Unit Usaha Apiari Pramuka menjadi Perseroan Terbatas (PT) Madu Pramuka dengan akte Notaris No. 6 tanggal 5 Januari 2005. PT. Madu Pramuka merupakan pioneer perlebahan modern di Indonesia yang menyediakan berbagai macam produk dari lebah madu seperti aneka jenis madu, royal jelly, bee pollen, propolis, lilin lebah, dan sengatan lebah (apitherapy) (PT. Madu Pramuka 2013). Produk madu PT. Madu Pramuka dikenal memiliki keaslian dan manfaat yang baik bagi kesehatan di kalangan konsumennya. Namun dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, PT. Madu Pramuka masih menghadapi beberapa permasalahan khususnya dalam menciptakan kepuasan konsumen terhadap produk. PT. Madu Pramuka juga memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas karena hingga saat ini produk yang dihasilkan hanya dipasarkan melalui gerai-gerai pribadi milik PT. Madu Pramuka. Sehingga tidak sedikit konsumen madu yang tidak mengenal Madu Pramuka. Padahal madu merupakan produk unggulan yang dimiliki oleh PT. Madu Pramuka sebagai pioneer perlebahan modern. Penjualan madu PT. Madu Pramuka juga menghadapi fluktuasi yang berimbas pada penurunan pendapatan. Fluktuasi penjualan madu dapat dilihat pada Gambar 1.
4
http://pusatperlebahanpramukacibubur.com [2 Mei 2013]
5
Rupiah
Penjualan Madu Pramuka 10,000,000,000 9,000,000,000 8,000,000,000 7,000,000,000 6,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 -
Penjualan Target Penjualan
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Gambar 1 Penjualan Madu Pramuka Di Gerai Pusat Cibubur Tahun 2008-2012 Sumber : PT. Madu Pramuka Gambar 1 menunjukkan bahwa penjualan Madu Pramuka mengalami fluktuasi yang berimbas pada penurunan pendapatan. Hal tersebut terlihat dari penjualan Madu Pramuka yang terus mengalami penurunan pada tahun 2008 sampai tahun 2010. Pada tahun 2008 penjualan Madu Pramuka sebesar Rp4 432 601 300 kemudian penjualan mengalami penurunan di tahun 2009 yang hanya mencapai sebesar Rp4 257 956 175 dan pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan penjualan yang hanya mencapai Rp4 088 186 750. Namun pada tahun 2011 penjualan Madu Pramuka mengalami peningkatan penjualan mencapai Rp6 232 963 650 dan kembali mengalami penurunan penjualan di tahun 2012 yang hanya mencapai Rp5 989 848 500. Selain adanya penurunan, penjualan Madu Pramuka juga tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Target penjualan yang ditetapkan pada tahun 2008 sebesar Rp5 000 000 000 namun penjualan hanya mencapai Rp4 432 601 300, pada tahun 2009 target penjualan yang ditetapkan sebesar Rp6 000 000 000 namun penjualan hanya mencapai Rp4 257 956 175. Tahun 2010 target penjualan yang ditetapkan sebesar Rp7 000 000 000 namun penjualan Madu Pramuka hanya mencapai Rp4 088 186 750. Pada tahun 2011 penjualan Madu Pramuka mengalami peningkatan namun hasil penjualan yang diperoleh belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan, dimana target yang ditetapkan sebesar Rp8 000 000 000 namun penjualan Madu Pramuka hanya sebesar Rp6 232 963 650. Tahun 2012 penjualan Madu Pramuka mengalami penurunan dan semakin jauh dibawah target yang telah ditetapkan, dimana target yang telah ditetapkan sebesar Rp9 000 000 000 namun penjualan Madu Pramuka hanya mencapai Rp5 989 848 500. Adanya penurunan penjualan dan target penjualan yang selalu tidak tercapai selama 5 tahun terakhir mengindikasikan bahwa produk Madu Pramuka belum mampu menciptakan kepuasan sepenuhnya bagi keseluruhan konsumen, karena ketika konsumen merasa tidak puas terhadap suatu produk maka mereka cenderung akan berpindah ke produk lain dan tidak kembali mengkonsumsi produk tersebut sehingga hal ini berpengaruh terhadap tingkat penjualan yang
6
semakin menurun. Beragamnya produk madu di pasaran dengan berbagai merek, kemasan dan tingkat harga yang berbeda telah mengganggu tingkat pembelian konsumen secara berulang karena konsumen semakin leluasa untuk memilih sehingga tingkat persaingan antar produk juga semakin kuat. Karakteristik produk seperti volume, informasi pada kemasan, serta aroma madu yang tidak sesuai dengan harapan konsumen sehingga menimbulkan keluhan konsumen juga telah mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pembelian. Kebijakan yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pemasaran adalah penentuan kebijakan harga yang tepat. Produk madu Pramuka memiliki tingkat harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk madu lain yang banyak beredar dipasar serta mudah ditemui seperti Madu Nusantara dan Madu Multisari. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada jenis madu dan kemasan yang sama sebesar 650 ml, harga Madu Pramuka lebih tinggi dibandingkan harga Madu Nusantara. Tingkat harga Madu Pramuka yang lebih tinggi dibandingkan merek madu lain yang lebih mudah untuk ditemui di pasaran dengan tidak didukung adanya kemudahan bagi konsumen untuk bisa membelinya di berbagai tempat penjualan telah menimbulkan keluhan dari beberapa konsumen. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap minat konsumen dalam melakukan pembelian. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu agar dapat dimiliki atau dimanfaatkan. Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu produk. Penetapan harga suatu produk harus dipertimbangkan berdasarkan pemahaman hubungan antara harga dan permintaan, serta kesesuaian dengan persepsi konsumen pada nilai. Jika suatu produk dijual dengan harga lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh pesaing maka target laba yang diinginkan tidak akan tercapai. Begitu juga sebaliknya, apabila harga suatu produk dijual lebih mahal daripada harga yang ditetapkan oleh pesaing, hal ini dapat berisiko pada berkurangnya kesempatan menjual karena konsumen akan memilih produk dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, untuk menentukan perubahan penetapan harga, perusahaan memerlukan informasi mengenai tingkat range harga yang dapat diterima konsumen. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan cara mendapatkan informasi dari konsumen madu PT. Madu Pramuka mengenai tingkat kepuasan konsumen dan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Madu Pramuka dalam menganalisis sensitivitas harga dan kepuasan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, agar perusahaan dapat merumuskan alternatif strategi pemasaran khususnya terkait kebijakan penetapan harga yang tepat sehingga perusahaan dapat bertahan dalam industri madu dan meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba yang berkelanjutan. Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada pada PT. Madu Pramuka, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka? 2) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Madu Pramuka? 3) Bagaimana sensitivitas harga dan berapa range harga produk Madu Pramuka yang dapat diterima konsumen?
7
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Madu Pramuka. 2) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Madu Pramuka. 3) Menganalisis sensitivitas harga dan range harga produk Madu Pramuka yang dapat diterima konsumen.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan: 1) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah, khususnya dalam menganalisis kepuasan konsumen. 2) Bagi PT. Madu Pramuka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan guna melakukan perbaikan strategi terutama yang berkaitan dengan penetapan dan perubahan harga. 3) Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya khususnya penelitian terkait sensitivitas harga dan analisis kepuasan konsumen.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka, kepuasan konsumen Madu Pramuka serta sensitivitas harga produk Madu Pramuka ukuran 650 ml. Informasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pandangan atau penilaian konsumen terhadap produk madu, tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka, tingkat kepuasan konsumen dan tingkat sensitivitas harga. Pengambilan responden dilakukan hanya pada konsumen madu PT Madu Pramuka.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan adalah penelitian terkait dengan topik dan produk yang dipilih dalam penelitian. Maka penelitian yang dipilih untuk dijadikan sebagai rujukan adalah penelitian mengenai analisis sensitivitas harga, kepuasan konsumen, dan penelitian mengenai produk madu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini sehingga dapat menunjukkan persamaan, perbedaan, keunggulan, dan kelemahan pada penelitian.
8
Penelitian Terdahulu Mengenai Sensitivitas Harga Erwanto (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen Terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Di Kota Bogor. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa preferensi konsumen terhadap produk AMDK dan menganalisa hubungan perubahan harga (sensitivitas harga) dengan loyalitas konsumen AMDK merek Aqua. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dan metode Huisman. Berdasarkan nilai presentase pangsa preferensi pada setiap tingkat harga yang diuji (P0 sampai P4) untuk berbagai merek AMDK, menunjukkan hasil bahwa merek Aqua memiliki nilai presentase pangsa preferensi yang semakin meningkat, diikuti oleh merek Ades. Sebaliknya untuk merek 2Tang, justru selalu mengalami penurunan nilai presentase pangsa preferensi. Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa konsumen AMDK merek Aqua lebih loyal dibandingkan dengan konsumen AMDK merek Aquades dan 2Tang bila masing-masing produsen meningkatkan harga produknya. Faktor dominan yang mempengaruhi responden untuk tetap mengkonsumsi hanya pada merek tertentu saja adalah faktor ketersediaan, sedangkan faktor keyakinan terhadap kualitas produk serta harga yang relatif terjangkau juga merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian merek AMDK. Indra (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen terhadap Minyak Goreng Merek Bimoli di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis sensitivitas harga, analisis tabulasi deskriptif, dan analisis regresi logistik (metode logit). Hasil dari nilai odds ratio untuk variabel pengeluaran adalah 5.05 artinya pembeli dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi, berpeluang lebih loyal 5.05 kali dibandingkan pembeli dengan pengeluaran yang lebih kecil. Nilai odds ratio untuk variabel pendidikan adalah 0.08 artinya pembeli dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, berpeluang lebih loyal 0.08 kali dibandingkan pembeli dengan pendidikan yang lebih rendah. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga diperoleh hasil bahwa harga minyak goreng Bimoli, berada pada rentang harga yang optimum yang dapat diterima, yaitu antara Rp22 500 hingga Rp24 500. Konsumen akan mulai berperilaku tidak loyal ketika kenaikan harga mencapai lebih dari Rp3 000 dari harga dasarnya, yaitu pada tingkat harga Rp26 500, ketika harga produk minyak goreng yang lain tetap. Penelitian yang dilakukan oleh Erwanto (2005) dan Indra (2008) samasama mengkaji mengenai sensitivitas harga dan loyalitas konsumen. Kedua penelitian ini menggunakan konsep yang berbeda dimana analisis sensitivitas yang dilakukan oleh Erwanto membandingkan diantara tiga produk yang berbeda yaitu Air Minum Dalam Kemasan merek Aqua, Ades dan 2Tang. Analisis sensitivitas yang dilakukan menggunakan metode Huisman dan didapatkan hasil bahwa nilai sensitivitas harga merek Aqua pada berbagai tingkat harga memiliki nilai rataan terkecil yaitu 0.1114, diikuti oleh Ades dengan nilai 0.1290 dan 2Tang dengan nilai 0.1689. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2008) mengenai analisis sensitivitas harga produk minyak goreng Bimoli menggunakan metode Van Wesrenrdorp. Hasil dari analisis sensitivitas harga disajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan lima tingkat harga terdiri dari tingkat harga tertinggi bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat harga terendah bagi
9
produk Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum bagi produk Optimum Price Point (OPP), Indifference Price Point (IPP), dan rentang harga yang wajar bagi produk Range of Acceptable Price (RAP). Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen Penelitian Heriyana (2008) mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Madu Mutiara Tugu Ibu di Depok Jawa Barat. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis karakteristik konsumen dan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan serta tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka. Desain penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif serta analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis IPA, keseluruhan atribut dinilai baik oleh konsumen sehingga tidak terdapat atribut yang masuk dalam kuadran D. Atribut yang masuk di dalam kuadran A yaitu wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting namun tidak sesuai oleh harapan konsumen hanya satu yaitu kenyamanan ruangan. Atribut yang masuk dalam kuadaran B yaitu wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting dan sudah sesuai dengan harapan konsumen meliputi rasa madu, manfaat madu, kemudahan menjangkau lokasi, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan konsumen, kecepatan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen, keramahan dan kesopanan karyawan, kebersihan dan kerapihan karyawan, serta kebersihan dan kerapihan ruangan. Atribut yang masuk dalam kuadaran C yaitu wilayah yang memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen meliputi harga madu, aroma madu, kekentalan madu, warna madu, promosi penjualan, label kemasan, serta citra konsumen. Secara keseluruhan, atribut-atribut perusahaan madu MTI dapat memuaskan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 0.78 dengan intrepretasi puas. Penelitian Arief (2008) mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Produk Susu Ultra Milk. Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif pada karakteristik umum responden dan analisis kuantitatif menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil analisis index kepuasan konsumen secara keseluruhan yang berhasil dicapai produk Ultra Milk sebesar 61.89 persen artinya perusahaan memuaskan 61.89 persen dari harapan konsumen. Atribut yang paling memuaskan konsumen adalah atribut kondisi kemasan pada saat dikonsumsi yang memiliki skor indeks kepuasan tertinggi sebesar 0.672 atau 67.2 persen. Atribut yang harus diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah atribut untuk kandungan bahan pengawet dan kemudahan memperoleh produk. Atribut yang harus dipertahankan kinerjanya adalah atribut tambahan nilai gizi, jaminan halal dan izin Depkes, kekentalan cairan produk, ukuran volume produk, dan kondisi kemasan pada saat dikonsumsi. Atribut yang menjadi prioritas rendah perusahaan meliputi aroma yang khas, variasi pilihan rasa, kejelasan tanggal kadaluarsa, harga eceran dibandingkan dengan volume produk, dan desain kemasan yang menarik. Atribut dapat diminum kapan saja merupakan atribut yang dinilai berlebihan tingkat kinerjanya oleh konsumen. Penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan oleh Heriyana (2008) dan Arief (2008). Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Pembeda dari
10
kedua penelitian tersebut hanya terletak pada objek penelitian dan atribut penelitian yang digunakan pada penelitian, Heriyana (2008) atribut penelitian yang digunakan terdiri dari 17 atribut sedangkan pada penelitian Arief Rahman (2008) terdiri dari 13 atribut. Penelitian Terdahulu Mengenai Madu Raisa (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif melalui karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Madu Pramuka, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut produk yang termasuk dalam Kuadran I atau prioritas utama yaitu informasi pada produk dan kemudahan memperoleh produk; pada Kuadran II atau pertahankan prestasi terdapat rasa, manfaat dan keaslian madu; pada Kuadran III atau prioritas rendah terdiri dari harga, kemasan serta iklan dan promosi; serta pada Kuadran IV atau berlebihan terdiri dari pilihan rasa, warna, kekentalan, aroma, merek, dan volume. Berdasarkan hasil analisis CSI, secara umum konsumen Madu Pramuka termasuk dalam kategori puas terhadap kinerja produk, yakni berdasarkan nilai CSI sebesar 71.47 persen. Namun, nilai CSI sebesar 71.47 persen dianggap belum mampu meningkatkan jumlah konsumen untuk melakukan pembelian Madu Pramuka. Penelitian yang dilakukan oleh Fijria (2008) mengenai Analisis Sikap Konsumen dan Strategi Pemasaran Madu pada Perusahaan Mutiara Tugu Ibu Cimangis Cibubur. Desain penelitian adalah survey. Analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan analisis proses keputusan pembelian, analisis sikap konsumen menggunakan model Fishbein, analisis perumusan strategi yang terdiri dari matrix IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation), matrix SWOT, dan matrix QSP (Quantitative Strategic Planning). Berdasarkan hasil analisis, penilaian konsumen terhadap atribut-atribut produk madu MTI sebesar +9.40 yang berarti penilaian sikap konsumen terhadap atribut produk madu MTI sudah baik. Berdasarkan analisis Internal Factor Evaluation (IFE), kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah keberagaman produk dengan skor 0.42 serta kelemahan utamanya adalah pengorganisasian yang kurang tertata baik dengan skor 0.82. Total matrix IFE sebesar 2.56, hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan relatif sedang atau rata-rata. Berdasarkan analisis External Factor Evaluation (EFE), peluang yang paling direspons tinggi yaitu perkembangan teknologi dan informasi dengan skor 0.33 serta ancaman yang terbesar adalah jumlah konsumsi madu masyarakat Indonesia rendah, dengan skor 0.32. Total matrix EFE sebesar 2.19 hal ini berarti perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada ketika menghindari ancaman relatif sedang atau rata-rata. Berdasarkan analisis SWOT, strategi S-O yang dapat dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Strategi S-T yang dapat dilakukan adalah aktif melakukan kegiatan pengembangan produk, melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi madu, dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Strategi W-O yang dapat dilakukan
11
adalah meningkatkan promosi, dan strategi W-T yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memperbaiki kualitas manajemen. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), urutan strategi perusahaan MTI adalah meningkatkan kegiatan promosi (Total Activeness Score = 6.696), meningkatkan pelayanan kepada pelanggan (Total Activeness Score = 6.255), aktif melakukan kegiatan pengembangan produk (Total Activeness Score = 6.021), meningkatkan kualitas dan kuantitas produk (Total Activeness Score = 5.692), melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (Total Activeness Score = 5.652), dan memperbaiki kualitas manajemen (Total Activeness Score = 4.939). Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti. Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen mengangkat permasalahan mengenai persaingan antar produk sejenis. Persamaan antara penelitian terdahulu tersebut adalah penilaian konsumen terhadap atribut suatu produk sebagai dasar untuk melakukan analisis kepuasan konsumen dengan alat analisis yang sama dalam penelitian ini yaitu menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Persamaan dengan penelitian terdahulu pada analisis sensitivitas harga terletak pada penggunaan pendekatan Van Westendorp sebagai analisis penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terahulu terletak pada objek penelitian, yaitu produk Madu Pramuka dari PT. Madu Pramuka Cibubur, meskipun terdapat salah satu penelitian diatas yang menggunakan objek yang sama namun berbeda topik karena dalam penelitian ini dilakukan juga mengenai analisis sensitivitas harga. Selain itu, perbedaan juga terletak dalam alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu yang mengkaji kepuasan konsumen ada yang melengkapi dengan analisis Multiatribut Fishbein dan pada analisis sensitivitas harga penelitian terdahulu menggunakan metode Huisman.
KERANGKA PEMIKIRAN Madu Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang disebut lebah atau tawon. Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili “apidae” dan yang paling banyak dibudidaya di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah jenis lebah Apis Mallifera. Madu alami umumnya terbuat dari nektar yakni cairan manis yang terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap oleh lebah atau tawon, yang kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk diolah menjadi bahan persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni sarangnya (Purbaya 2007). Menurut Suharno (2001), madu berupa cairan kental manis dari bahan utama nektar yang diolah secara alami oleh lebah pekerja dan mengandung substan mineral (natrium, calcium, magnesium, cuprun, alumunium, mangaan, besi, fosfor) dan berkalori 3 280 cal/kilogram. Daya menyehatkan dan daya terapiotik yang terkandung dalam madu telah banyak diakui masyarakat luas.
12
Kandungan Madu Menurut penelitian para ahli, madu alami mengandung banyak mineral serta tujuh jenis vitamin B kompleks, juga terdapat vitamin C, dekstrin, pigmen tumbuhan, aminoacid (asam amino), protein, serta ester (yang berfungsi untuk membentuk enzim), dan komponen aromatik yaitu zat-zat atau unsur yang berfungsi sebagai pengharum. Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah Belerang (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Fosfor (P), Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium (Na), Molibdenum (Mo) dan Aluminium (Al). Kandungan mineral yang ada dalam madu alami, tergantung dari sari bunga yang dihisap. Kegunaan kalsium dan fosfor dalam madu sangat berguna bagi pertumbuhan tulang dan gigi (Rostita 2007). Menurut Purbaya (2007) madu mengandung tujuh enzim yang tidak ternilaikan nilai serta manfaatnya. Enzim-enzim tersebut adalah: a) Enzim Invertase yang dapat mengubah sukrose menjadi dekstrose dan levulose. b) Enzim Diastase dapat mengubah tepung menjadi maltose. c) Enzim Katalase dapat mendemposisi hydrogen peroksidan (menguraikan hydrogen peroksidan menjadi bentuk yang lebih sederhana). d) Enzim Inulase dapat mengubah insulin menjadi levulose. e) Enzim dari zat-zat aromatic seperti terpenes, aldehid, dan ester. f) Enzim dari zat-zat lain seperti manitol dan dulcitol. g) Enzim maltose yang dapat membantu membangkitkan energi atau tenaga yang jarang sekali bisa terjadi.
Kerangka Pemikiran Teoritis Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan sesudah tindakan tersebut (Engel et al 1994). Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir. Model perilaku pembelian berupa rangsangan tamggapan yang diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari dari Empat P, product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli : ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon pembeli yang dapat diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian (Kotler 2008).
13
Pemasaran dan Rangsangan lain Pemasaran Produk Harga Tempat Promosi
Rangsangan lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Kotak Hitam Pembeli
Karakteristik pembeli Proses keputusan pembeli
Respon Pembeli
Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian
Gambar 2 Model Perilaku Konsumen Sumber : Kotler ( 2008) Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan ide. Terdapat lima tingkat produk, setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar dan kelimanya merupakan bagian dari hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy) (Kotler 2008): a) Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit), layanan atau manfaat yang dibeli oleh konsumen. b) Pada tingkat kedua, mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product) c) Pada tingkat ketiga, mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan konsumen ketika membeli produk ini. d) Pada tahap keempat, menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan konsumen. e) Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan konsumen dan membedakan penawaran. Harga Harga dalam arti sempit adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Dalam arti luas, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli (Kotler 2008). Harga yang diajukan oleh perusahaan akan gagal bila berada terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan permintaan dan bila terlalu rendah untuk menghasilkan keuntungan. Persepsi pelanggan terhadap nilai-nilai dari produk menjadi batas atas dari harga. Bila pelanggan menganggap bahwa harga lebih besar daripada nilai produk, mereka tidak akan membeli produk. Biaya produksi menetapkan batas bawah dari harga. Bila perusahaan menetapkan harga di bawah biaya produksi, perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam penetapan harga diantara dua keadaan ekstrem ini, perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor
14
internal dan eksternal lainya, termasuk strategi dan bauran pemasaran secara keseluruhan, kondisi pasar dan permintaan, strategi serta harga dari pesaing. Pada akhirnya pelanggan yang akan memilih apakah harga suatu produk sudah tepat. Keputusan penetapan harga, seperti keputusan bauran pemasaran lainnya, harus dimulai dengan nilai pelanggan (Kotler 2008). Menurut Swastha (1998) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga adalah sifat permintaan pasar. Jika permintaan bersifat inelastis maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya. Apabila permintaan bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar. Apabila permintaan bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Kepuasan Konsumen Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa, Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang (Kotler 2009). Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk. Selanjutnya, pelangganpun dapat dibagi atas dua macam, yaitu pelanggan eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena mereka ada diluar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orangorang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya (Umar 2005). Eugene dan Vikas (2000) menguraikan bahwa tidak selalu program kepuasan pelanggan menghasilkan banyak hal seperti yang diharapkan. Seringkali perusahaan menghubungkan kepuasan pelanggan ini dengan laba perusahaan seperti pada gambar berikut: Kinerja atribut
Kepuasan pelanggan
Retensi pelanggan
Laba
Gambar 3 Hubungan Kepuasan Pelanggan dengan Laba Sumber: Eugene dan Vikas (2000). Hal ini didasarkan pemikiran bahwa dengan meningkatkan kualitas atribut produk dan pelayanan, maka kepuasan pelanggan juga akan meningkat. Dengan
15
meningkatnya kepuasan pelanggan maka diharapkan pelanggan yang bertahan juga meningkat, yang akhirnya akan menghasilkan laba yang lebih besar. Pada beberapa perusahaan hubungan kepuasan pelanggan dengan laba perusahaan mengalami masalah. Seringkali perusahaan meningkatkan kinerja atribut yang menjadi kunci akan tetapi tidak meningkatkan kepuasan pelanggan. Pada kondisi lain, perubahan tingkat kepuasan pelanggan ini ternyata tidak berpengaruh terhadap bertahannya pelanggan bahkan terhadap laba perusahaan. Hal inilah yang menarik bagi Eugene dan Vikas (2000) untuk membahas kaitan kepuasan pelanggan-laba, yang menurut mereka terdapat hubungan yang asimetri dan nonlinear pada setiap hubungan yang terdapat pada kepuasan pelanggan dan laba tersebut ( Lupiyoadi, 2006). Importance Performance Analysis (IPA) Teknik ini dikemukakan pertama kali oleh Martila dan James (1977) dalam artikel mereka yang berjudul “Importance Performance Analysis” yang dipublikasikan di Journal of Marketing. Pada teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja perusahaan (perceived performance) pada masing-masing atribut tersebut. Nilai rata-rata tingkat kepentingan aribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis dengan Importance performance matrix. Matrix ini sangat bermanfaat sebagai pedoman dalam mengaplikasikan sumber daya organisasi yang terbatas pada bidang-bidang spesifik, dimana perbaikan kinerja bisa berdampak besar pada kepuasan total pelanggan. Selain itu, matrix ini juga menunjukkan bidang atau atribut tertentu yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu dikurangi prioritasnya. Kendati demikian, batas antara tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kepentingan rendah serta kinerja tinggi dan tingkat kinerja rendah relatif arbitrary, tergantung konteks riset bersangkutan (Sumarwan 2011). Pada IPA terdapat istilah kepentingan bukan harapan yang menjadi dasar pengukuran konsumen yaitu kesenjangan antara harapan konsumen dengan tingkat kinerja yang diharapakan oleh konsumen. Istilah expectation diganti dengan istilah importance atau tingkat kepentingan berdasarkan persepsi pelanggan (Rangkuti 2006). Konsep Importance dinilai mampu memberikan kejelasan tingkat kepentingan atribut berasarkan persepsi konsumen. Selain itu, perusahaan dapat lebih fokus pada atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan (Supranto 2001). Customer Satisfaction Index (CSI) CSI merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik mengenai harga maupun atribut lainnya. Metode ini digunakan untuk mengukur indeks kepuasan konsumen (Indeks Satisfaction) dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (Supranto 2001).
16
Perhitungan salah satu komponen dalam CSI yaitu Weight Average Total (WAT) dapat diketahui atribut yang kinerjanya perlu dipertahankan dan atribut yang kinerjanya perlu ditingkatkan. Atribut yang berada di atas rata-rata WAT harus dipertahankan kinerjanya sedangkan atribut dibawahnya perlu ditingkatkan kinerjanya (Chandrawatisma dalam Harnasari 2009). CSI juga menghasilkan kepuasan per atribut yang dihitung dengan membuat persentase dari proporsi skor kepuasan per atribut terhadap kepuasan total. Perhitungan CSI diperoleh dari perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata kepentingan dan kinerja atribut dihitung rata-rata tertimbangnya sebagai bobot. Perhitungan CSI digunakan sebagai pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas pada penilaian atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara langsung. Sensitivitas Harga Analisis sentivitas harga pertama kali diperkenalkan oleh Van Westendorp pada awal 1970-an. Analisis yang dilakukan digunakan untuk melihat harga dari sisi konsumen. Penilaian harga yang dilakukan konsumen berdasarkan kategori harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal (Blamires dalam Sinaga 2006). Cartwright dalam Yulianti (2007) mengemukakan bahwa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah syarat untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan membuat harga yang minimum dari sisi produsen yang disebut dengan Optimum Price/OP (min) dan harga maksimum yang akan dibayarkan oleh konsumen yang disebut dengan Consumer Price/CP (max), dalam hal ini CP (max) merupakan harga tertinggi/maksimum produk (MEP). CP (max) menunjukkan fungsi nilai harapan yang memperlihatkan kebutuhan persepsi dari kualitas, harga dan harga pesaing. Apabila CP (max) lebih kecil dari OP (min), maka tidak akan ada penjualan, karena harga barang atau jasa tersebut dinilai terlalu mahal oleh konsumen. Ketika CP (max) sama dengan OP (min) maka penjualan akan terjadi tetapi dengan tingkat fleksibilitas untuk produsen dalam menawarkan potongan harga atau diskon dan bagi konsumen untuk membayar lebih ketika mereka benar-benar menginginkan produk tersebut. Pengukuran sensitivitas harga digunakan untuk menentukan tingkat kisaran harga yang dapat diterima untuk suatu produk atau jasa tertentu berdasarkan persepsi harga menurut konsumen. Lima titik harga tersebut adalah (Robert et al. 1997) 1. Indifference Pricing Point (IPP) Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah konsumen maksimum yang peduli terhadap harga. 2. Optimum Pricing Point (OPP) Titik Perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah – sangat mahal yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada tingkat harga ini jumlah konsumen menganggap harga sangat mahal atau sangat murah, dengan kata lain harga tersebut optimum bagi produk.
17
3. Range of Acceptable Price (RAP) Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik, yaitu antara perpotongan distribusi kumulatif harga murah dan sangat murah yang disebut Marginal Cheap Price Point (MCP) dan perpotongan antara distribusi kumulatif harga mahal dengan sangat mahal yang disebut Marginal Expensive Price Point (MEP). Kisaran antara dua titik tersebut menunjukkan harga yang dapat diterima untuk lebih banyak konsumen. 4. Marginal Cheap Price Point (MCP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi produk. Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah dan murah. Kisaran harga inilah konsumen mulai meragukan kualitas produk. 5. Marginal Expensive Price Point (MEP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi bagi produk. Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan mahal. Kisaran harga inilah konsumen tidak lagi mau membeli produk. Menurut Weiner et al (2004), dalam Range of Acceptable Price (RAP) terdapat Range of Recommended Prices atau harga yang direkomendasikan untuk suatu produk. Dimana dalam Range of Recommended Prices terdapat batas atas dan batas bawah untuk harga yang direkomendasikan. Batas atas untuk harga yang direkomendasikan berada pada titik Optimum Pricing Point (OPP) dan batas bawah berada pada titik Indifference Pricing Point (IPP). Apabila produk dijual melebihi batas atas harga yang direkomendasikan akan menyebabkan semakin berkurangnya volume penjualan dan harga produk yang lebih kecil dari batas bawah akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan.
Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan industri madu dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan munculnya berbagai jenis dan merek madu yang ada dipasar. Peningkatan industri madu di Indonesia disertai dengan adanya peningkatan penggunaan terhadap madu sebagai akibat dari meningkatnya kesadaran masayarakat terhadap kesehatan dan pemahaman terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari madu. Peningkatan produsen madu yang menghasilkan beragam jenis dan merek madu berimbas pada keleluasaan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian produk madu yang ada di pasar. Keleluasaan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian pada produk madu menjadi tantangan bagi perusahaan dalam mempertahankan tingkat penjualan dan kepuasan konsumen. PT. Madu Pramuka merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan output berupa berbagai macam produk hasil budidaya lebah. Salah satu produk unggulan yang dihasilkan adalah berbagai jenis madu dalam beberapa varian kemasan. PT. Madu Pramuka sebagai pioneer perlebahan modern di Indonesia memiliki keaslian produk yang sudah tidak diragukan lagi. Namun dari sisi merek produk, Madu Pramuka masih belum mampu menyaingi produk madu pendatang baru yang beredar di pasar karena tidak sedikit konsumen madu yang tidak
18
mengetahui adanya Madu Pramuka. Hal ini dikarenakan PT. Madu Pramuka memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas karena hingga saat ini produk yang dihasilkan hanya dipasarkan melalui geraigerai pribadi milik PT. Madu Pramuka. Madu sebagai produk unggulan PT. Madu Pramuka mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Namun hingga saat ini penjualan Madu Pramuka masih berfluktuasi dengan tren penjualan yang semakin menurun sehingga berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Adanya penurunan penjualan dan target penjualan yang selalu tidak tercapai selama 5 tahun terakhir pada produk Madu Pramuka mengindikasikan bahwa kepuasan konsumen terhadap produk perlu ditingkatkan sehingga konsumen tetap setia mengkonsumsi Madu Pramuka dan tidak berpindah pada merek lain. Kepuasan konsumen terhadap suatu produk madu terbentuk karena kesesuaian antara manfaat, kualitas serta harga yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Secara umum adanya kenaikan harga yang tidak disertai dengan perbaikan kualitas dan manfaat akan menyebabkan konsumen berpindah pada produk madu merek lain. Tentunya hal ini akan berimbas pada tingkat penjualan madu yang terus mengalami penurunan, karena konsumen memiliki peranan yang sangat penting terhadap upaya meningkatkan penjualan. Adanya persaingan yang tinggi antar berbagai jenis merek madu yang beredar di pasar dan permasalahan dalam hal kepuasan konsumen sehingga menyebabkan adanya penurunan penjualan, mengindikasikan pentingnya untuk mengkaji sensitivitas harga dan kepuasan konsumen Madu Pramuka. Analisis mengenai kepuasan konsumen didahului dengan mengidentifikasi karakteristik umum konsumen. Identifikasi karakteristik konsumen meliputi usia, jenis kelamin, domisili, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan perbulan dilakukan dengan analisis deskriptif. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA), analisis tingkat kepuasan konsumen menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI), serta analisis sensitivitas harga. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka, kepuasan konsumen dan sensitifitas harga yang dilakukan dalam penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan untuk menyajikan informasi terkait penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan kinerja atribut serta range harga yang dapat diterima konsumen sehingga nantinya diharapakan hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pemasaran khususnya terkait kebijakan penetapan harga yang tepat. Kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
19
Perkembangan industri madu
PT. Madu Pramuka menghadapi keluhan konsumen terhadap harga produk. Penurunan penjualan dan target penjualan tidak tercapai sejak tahun 2008-2012 Beragam jenis dan merek madu di pasar Kondisi pasar semakin kompetitif
Analisis sensitivitas Harga
Analisis Deskriptif Identifikasi karakteristik umum konsumen : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Domisili 4. Pekerjaan 5. Rata-rata
pendapatan perbulan
- Kepentingan dan kinerja atribut Madu Pramuka
I P A
- Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Madu Pramuka
C S I
Atribut Madu Pramuka: 1. Rasa Madu 2. Pilihan rasa 3. Kekentalan 4. Aroma 5. Harga 6. Manfaat 7. Volume 8. Merek 9. Keaslian produk 10. Kemudahan 11. Informasi
Rekomendasi Pemasaran Produk
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional Keterangan : : Menyatakan hubungan yang menjadi pemicu : Menyatakan hubungan yang mempengaruhi : Alat analisis
Harga 1. Indifference Pricing Point (IPP) 2. Optimum Pricing Point (OPP) 3. Marginal Cheap Price Point (MCP) 4. Marginal Expensive Price Point (MEP) 5. Range of Acceptable Price (RAP)
20
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di gerai pusat Madu Pramuka PT. Madu Pramuka yang terletak di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Dengan pertimbangan PT. Madu Pramuka merupakan pioner budidaya lebah modern di Indonesia dan pemilihan gerai didasarkan atas pertimbangan jumlah penjualan di gerai pusat paling tinggi. Penjualan yang tinggi mengindikasikan bahwa jumlah konsumen lebih banyak daripada di gerai Madu Pramuka yang terletak ditempat lain sehingga diharapakan akan mendapatkan karakteristik konsumen Madu Pramuka yang semakin beragam. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan September 2013.
Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling, dimana setiap konsumen yang membeli atau mengkonsumsi Madu Pramuka PT. Madu Pramuka tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu sampel dipilih karena pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan kenyamanan untuk diteliti. Convenience sampling merupakan sampel yang diambil dari siapa saja didalam populasi yang sedang berada dilokasi penelitian dan cocok sebagai sumber data serta bersedia menjadi sampel penelitian (Umar 2005). Sampel yang menjadi responden adalah sampel yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi Madu Pramuka super sekaligus madu jenis lainnya ukuran 650 ml minimal sebanyak dua kali. Sehingga diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk menentukan secara obyektif dalam menduga atau membuat generalisasi terhadap karakteristik populasi. Menurut Supranto (2001), sampel yang tergolong sampel besar yang dianggap mengikuti distribusi normal adalah sampel yang jumlahnya lebih dari 30 kasus. Ukuran populasi konsumen Madu Pramuka tidak diketahui dengan tepat karena konsumen dapat membeli produk beberapa kali atau berulang-ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diambil lebih dari 30 responden, yaitu 100 responden yang pernah membeli dan mengkonsumsi Madu Pramuka PT. Madu Pramuka. Peneliti beranggapan bahwa ukuran sampel ini telah mengikuti distribusi normal karena jumlah responden yang diambil telah berada diatas jumlah minimum yang disyaratkan untuk dapat memenuhi asumsi distribusi normal.
Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti observasi
21
lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, pengamatan dan pencatatan dokumen dari perusahaan maupun dokumen terkait lain yang sumbernya berasal dari luar perusahaan. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut seperti data dari studi pustaka berupa laporan–laporan peneliti yang terkait misalnya studi literatur, baik dari internet ataupun dari buku-buku terkait, data statistik produksi, impor madu, dan data konsumsi madu nasional. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diuji terlebih dahulu keandalannya sebelum digunakan dalam penelitian. Pengujian yang dilakukan berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Umar, 2005).
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada konsumen dan penyebaran sejumlah kuesioner kepada konsumen produk Madu Pramuka. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan dilakukannya penelitian. Pernyataan yang dibuat disesuaikan dengan data yang ingin diperoleh dan dibuat menggunakan kata yang sederhana dan mudah dipahami agar memudahakan responden dalam pengisian. Kuesioner dibagi menjadi empat bagian, bagian pertama berupa screening yang bertujuan untuk menyaring konsumen yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti. Bagian kedua berisi mengenai karakteristik responden. Bagian ketiga berisi pertanyaan terkait dengan kepuasan konsumen dan bagian keempat berisi mengenai pertanyaan terkait sensitivitas harga. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri dari dua macam pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang jawaban tidak ditentukan sebelumnya jadi responden memiliki kebebasan untuk mengisi. Sedangkan pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif-alternatif jawaban telah disediakan sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling sesuai. Selain menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen, data primer lainnya diperoleh melalui wawancara dengan pihak intern perusahaan. Wawancara dengan pihak intern perusahaan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum perusahaan secara jelas mengenai produk madu, dan kegiatan pemasaran yang dilakukan. Data sekunder yang digunakan diperoleh melalui studi literatur dan pustaka baik dari internet ataupun dari bukubuku terkait.
Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh selama penelitian diolah menggunakan tiga alat analisis, yaitu analisis tabulasi deskriptif, analisis sensitivitas harga, serta
22
Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berikut akan dijelaskan metode-metode analisis data tersebut. Analisis Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2011). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang berasal dari daftar pertanyaan atau kuesioner responden, validitas dan reliabilitas dapat membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden sudah mewakili populasi yang ada atau belum. Pada umumnya uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden diluar dari jumlah 100 responden yang digunakan sebagai sampel. Uji Validitas Uji validitas menunjukkan derajat ketepatan suatu ukuran untuk menggambarkan kebenaran secara universal. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan menggunakan Cochran Q test dengan rumus (Suliyanto 2005): Qhit =
(k- )[ k ∑ki Ci -(∑ki Ci) ] k ∑ki i- ∑ni i
Keterangan: K : jumlah atribut yang diuji Ci : jumlah skor atribut i Ri : jumlah skor responden i Hipotesis: Ho : kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh responden. H1 : kemungkinan ada atribut yang diuji tidak dipertimbangkan oleh seluruh responden Hasil Qhit dibandingkan dengan Qtabel, dimana penentuan Qtabel dengan α 0,05, derajat kebebasan (dk) = k-1. Apabila Qhit > Qtabel maka tolak Ho, dan sebaliknya apabila Qhit < Qtabel maka terima Ho. Variabel yang dimaksud dalam uji validitas ini adalah atribut-atribut produk dan harga yang dimiliki oleh PT. Madu Pramuka. Penentuan atribut penelitian berdasarkan diskusi dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan
23
rekomendasi terkait atribut apa saja yang penting untuk dikaji. Atribut yang digunakan terdiri dari 15 atribut yang disajikan dalam Tabel 4.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel 4 Atribut Uji Validitas Atribut Rasa Madu Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma Warna Harga Material Kemasan Variasi kemasan Manfaat Volume Merek Keaslian produk Iklan dan Promosi Kemudahan memperoleh produk Informasi pada kemasan (tgl kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal)
Apabila dari hasil uji validitas nantinya terdapat atribut yang tidak valid maka harus dihilangkan atau tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data. Uji Reliabilitas Keandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan pengukuran. Agar merasa yakin bahwa skor/nilai dari kuesioner dapat mencerminkan dimensi kepuasan secara handal (realibility), kuesioner harus menunjukkan keandalan yang tinggi (Supranto 1997). Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Hoyt test. Tahapan untuk uji Hoyt meliputi (IPB 2012) : 1. Mencari nilai jumlah kuadrat responden JKr dengan rumus; ∑ (∑ )
Keterangan : JKr : jumlah kuadrat responden k : banyaknya butir pertanyaan N : banyaknya responden Xt : skor total responden
24
2. Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus: ∑ (∑
)
Keterangan : JKb : jumlah kuadrat butir ∑ B : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ Xt)²: kuadrat dari skor total 3. Mencari jumlah kuadrat total JKt dengan rumus: (∑ B)(∑ ) kt (∑ B) (∑ ) Keterangan: JKt : jumlah kuadrat total (∑B) : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ ) : kuadrat jawaban salah (tidak) seluruh butir 4. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus: Keterangan: JKs : jumlah kuadrat sisa JKt : jumlah kuadrat total JKr : jumlah kuadrat responden JKb : jumlah kuadrat butir 5. Mencari varians responden, varians butir dan varian sisa dengan rumus : r b s r dbr b dbb s dbs Keterangan: Vr : varians responden Vb : varians butir Vs : varians sisa
dbr : derajat bebas responden dbb : derajat bebas butir dbs : derajat bebas sisa
6. Memasukkan nilai varians yang diperoleh ke rumus : s r11 - r Hasil perhitungan nilai r11 dibandingkan dengan nilai r product moment dimana penentuan nilai r product moment tabel diperoleh berdasarkan nilai N dengan α 0,05 . Apabila nilai │r │ < r product moment maka tidak reliable, dan sebaliknya apablia nilai │r │ > r product moment maka reliable. Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat kinerja dan tingkat kepentingan berbagai atribut produk Madu Pramuka. Tingkat kinerja menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Skor tingkat kinerja dan kepentingan ditunjukkan pada Tabel 5.
25
Tabel 5 Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skor Kinerja (X) Kepentingan (Y) Skor 1 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting Skor 2 Tidak Baik Tidak Penting Skor 3 Cukup Baik Cukup Penting Skor 4 Baik Penting Skor 5 Sangat Baik Sangat Penting Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungan tersebut akan digambarkan dalam diagram IPA. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor ratarata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ∑ni
i
∑ni
n
i n
Keterangan: X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus: a
∑ i k
b
∑ i k
Keterangan: a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan pada diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 5.
26
Kepentingan Y
Penting
Kurang Penting
Kuadaran I (Prioritas Utama)
Kuadaran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran IV (Berlebihan)
X Kurang Baik
Kinerja
Baik
Gambar 5 Diagram Kartesius Tingkat Kinerja dan Kepentingan Konsumen (Rangkuti, 2006) Keterangan : 1. Kuadran I (Prioritas utama) Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak puas. 2. Kuadran II (Pertahankan prestasi) Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 3. Kuadran III (Prioritas rendah) Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Customer Satisfaction Index (CSI) Metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang diukur. Perhitungan CSI diperoleh dari perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata kepentingan dan kinerja atribut dihitung rata-rata tertimbangnya sebagai bobot. Perhitungan CSI digunakan sebagai pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas pada penilaian atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara
27
langsung. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Supranto, 2001): 1. Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini didapat dari rata-rata kepentingan tiap responden. ∑ni i I n Keterangan : n = Jumlah responden Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i 2. Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p. F
∑pi
I i I i
00
3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja atau Mean Satisfaction Score (MSS). F 4.Menghitung Customer Satisfaction Index, yaitu jumlah Weight Score (WS) dibagi dengan Highest Scale (HS). Skala maksimum diperoleh dari ukuran Skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima. C I
00
Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 6. Tabel 6 Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index Angka Indeks Interpretasi 0,00 – 0,21 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00
Sangat tidak puas Tidak puas Cukup puas Puas Sangat puas
Indeks kepuasan pelanggan menggunakan rentang skala untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
28
(m n) b Keterangan: RS = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima). Analisis Sensitivitas Harga Sensitivitas harga konsumen yaitu kepekaan relatif dari harga dalam mempengaruhi keputusan pembelian dan kecenderungan untuk melakukan pencarian harga untuk menemukan harga yang lebih baik. Analisis sensitivitas harga menggunakan pendekatan Van Westendorp didasarkan pada asumsi bahwa harga yang wajar ada bagi konsumen dalam setiap kategori dan untuk setiap tingkat kualitas dalam kategori. Keputusan harga konsumen dibuat melalui menyeimbangkan nilai terhadap harga, terdapat harga atas dan bawah bagi konsumen yang akan membayar untuk produk atau jasa (Lipovetsky et al,2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga antara lain: pengaruh nilai unik, pengaruh kesadaran atas produk pengganti, pengaruh perbandingan yang sulit, pengaruh pengeluaran total, pengaruh manfaat akhir, pengaruh biaya bersama, pengaruh investasi tertanam, pengaruh mutu harga, dan pengaruh persediaan. Objek yang digunakan dalam analisis sensitivitas harga adalah Madu Pramuka super PT. Madu Pramuka ukuran 650 ml. Hal tersebut didasarkan pada kondisi yang ada dilapangan bahwa produk Madu Pramuka yang lebih banyak dibeli adalah madu super ukuran 650 ml, hal ini dikarenakan kandungan dalam madu super lebih lengkap yaitu terdapat campuran royal jelly dan bee pollen. Dalam penelitian ini penilaian harga yang digunakan konsumen berdasarkan kategori harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal. Range harga yang digunakan pada produk madu yang tertinggi dan terendah diperoleh dari hasil survey harga madu rata-rata di pasaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Gambaran Umum Perusahaan PT. Madu Pramuka Berdirinya Pusat perlebahan Apriari Pramuka didasari atas gagasan yang dicetuskan oleh Sekjen Kwartir Nasional (Kwarnas) yaitu Mayjen Dr. Azis Saleh pada tahun 1970. Gagasan tersebut dipicu oleh keinginan untuk menerapkan kegiatan budidaya lebah secara modern di Indonesia, melihat kenyataan pada saat itu cara tradisonal yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam beternak lebah belum memberikan hasil yang memuaskan. Pihak pemerintah maupun badan swasta seperti Massito Apiaries dan Lembaga Apikulture sudah mencoba melakukan budidaya lebah secara modern namun usaha tersebut belum
29
memberikan hasil yang memuaskan. Hal inilah yang menarik kalangan Gerakan Pramuka untuk membantu pemerintah merintis kembali usaha budidaya lebah secara modern. Gagasan mengenai pembentukan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka yang telah dirumuskan oleh Dr. Azis Saleh, Hendro Singgih, dan Kardjono diungkapkan dalam workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu keputusan workshop tersebut adalah bahwa Kwarnas Gerakan Pramuka perlu membentuk suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan Pramuka, berawal dari sinilah terbentuk unit usaha Pramuka yang dinamakan Pusat Perlebahan Apriari Pramuka. Pada awal tahun 2004, Kepala Unit Pusat perlebahan Apiari Pramuka mengusulkan kepada Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk mengubah status unit usahanya menjadi Perseroaan Terbatas. Usulan tersebut bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam berkerjasama dengan pihak lain sehingga Madu Pramuka dapat semakin berkembang dan dikenal luas sebagai pioneer perlebahan modern di Indonesia. Pada tanggal 5 Januari 2005 Pusat Perlebahan Apiari Pramuka resmi menjadi Perseroaan Terbatas dengan nama PT Madu Pramuka dan diresmikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yaitu Prof. dr. H. Azrul Azwar, MPH. Perubahan status tersebut dicatat pada Akta Pendirian Perusahaan nomor 6. Setelah resmi menjadi perusahaan, PT Madu Pramuka membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)- Kecil dengan nomor SIUP 01966/13-1.824.51 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Agustus 2005. Dalam SIUP tersebut yang menjadi penanggung jawab perusahaan adalah Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka sebagai Direktur PT Madu Pramuka. Visi PT Madu Pramuka yaitu menjadi pusat pendidikan perlebahan bagi anggota gerakan pramuka dan masyarakat umum serta menjadi pusat bisnis perlebahan yang berwawasan lingkungan guna mendukung dana bagi gerakan pramuka. Misi kerja PT. Madu Pramuka tediri dari 4K yaitu 1) bekerja untuk Kwarnas (membantu dana Gerakan Pramuka), 2) bekerja untuk kantor (membangun kantor), 3) bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan), dan 4) bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat). Landasan kerja yang digunakan PT. Madu Pramuka adalah selalu berdoa kepada Allah SWT (memohon perlindungan-Nya) dan menjaga silaturahmi (internal dan eksternal). Semboyan kerja yang dipegang PT Madu Pramuka adalah kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta tulus, serius dan terus menerus. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi menggambarkan proses tersusun untuk merancang struktur formal yang saling berhubungan, mengatur tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan diantara anggota organisasi agar pekerjaan dapat dilakukan dan tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Sebagai suatu perusahaan, PT. Madu Pramuka telah memiliki organisasi yang terstruktur. Struktur perusahaan PT. Madu Pramuka disusun berdasarkan anggaran dasar yang mengatur tata cara dalam perseroan yang disahkan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh rapat umum pemegang saham (RUPS). Sebagai wakil dari pemegang saham dibentuk dewan komisaris, dewan komisaris mengangkat dewan direksi untuk
30
menjalankan kegiatan perseroan sehari-hari. Adapun susunan struktur organisasi PT. Madu Pramuka berdasarkan posisi dan tugasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Posisi serta Tugas dan Wewenang pada PT. Madu Pramuka Posisi Tugas dan Wewenang Rapat Umum Memberikan keputusan dan kebijakan Pemegang Mengarahkan baik yang bersifat strategis maupun operasional Saham agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan aktivitas (RUPS) manajemen perusahaan Mengevaluasi hasil-hasil perusahaan dan langkah-langkah perbaikan untuk mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang Meminta laporan atau tanggung jawab dari masing-masing departemen dan bertanggung jawab terhadap perkembangan perusahaan Komisaris Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi Mengesahkan anggaran belanja perusahaan Mengawasi jalannya perusahaan Direktur Membawahi Direktur Pemasaran dan Produksi Utama Melaksanakan dan mengendalikan semua kegiatan atau aktivitas perusahaan Bertanggung jawab atas segala tugas-tugas di dalam operasional perusahaan Mengevaluasi dan merencanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan manajemen perusahaan Staf Ahli Membantu memberikan saran-saran kepada Direktur Utama PT Madu Pramuka khususnya dalam bidang perlebahan sesuai keahliannya Menjaga dan memelihara aset-aset perusahaan dalam lingkup tugasnya Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama PT. Madu Pramuka Direktur Mengkoordinasi hubungan antara masing-masing cabang di Pemasaran setiap wilayah dan Produksi Memberikan informasi tentang penjualan dan produksi Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan yang meliputi kegiatan produksi dan pemasaran Mempelajari, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran produk-produk perlebahan berikut dengan peralatan ternak lebah Memasarkan produk melalui jalur pemasaran indoor (penjualan langsung oleh toko-toko milik PT Madu Pramuka sendiri) dan outdoor (penjualan melalui toko, koperasi, dan apotek-apotek yang bekerja sama dengan PT Madu Pramuka) Melaksanakan kegiatan promosi penjualan jika produk melimpah (panen raya)
31
Posisi
Direktur Keuangan dan Umum
Tugas dan Wewenang
Kepala Cabang
Membuat program kerja tahunan bersama bagian lain sesuai dengan lingkup tugas masing-masing Melakukan inventarisasi aset-aset milik perusahaan meliputi barang bergerak maupun barang menetap Membuat rencana pengembangan pembangunan sarana fisik dan rencana penambahan barang-barang inventaris Melaksanakan kegiatan ekspedisi yang meliputi pengiriman barang-barang keluar negeri dan dalam negeri Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan Merencanakan dan mengkalkulasi kondisi keuangan secara keseluruhan Mengelola investasi sesuai dengan kebijakan-kebijakan perusahaan Melaksanakan tugas sebagai kepala cabang yang meliputi kegiatan pemasaran, gudang, pelatihan dan selalu berkoordinasi dengan kasie masing-masing bagian Mengkoordinasi dan mengawasi semua pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepala Seksi pada masingmasing bagian Menyampaikan laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan secara periodik baik bulanan maupun tahunan kepada Dirut Pemasaran dan Produksi
PT Madu Pramuka memiliki 99 orang karyawan yang ditempatkan di kantor pusat dan cabang perusahaan. Penempatan karyawan terdiri dari 64 karyawan di kantor pusat PT. Madu Pramuka, 25 karyawan di Kantor Cabang Grinsing Jawa Tengah, dua karyawan di outlet Cabang Sukabumi, tiga orang karyawan di outlet Banten, dua orang karyawan di outlet Yogyakarta, dan tiga orang karyawan di outlet Surabaya. Kantor pusat PT Madu Pramuka menempatkan karyawan dalam delapan bagian, yaitu bagian gudang yang memiliki seorang kasie dan delapan staf, bagian pemasaran (marketing) yang memiliki lima kasie dan 22 staf, bagian pelatihan yang memiliki seorang kasie dan tiga orang staf, bagian keuangan (accounting) yang memiliki dua kasie, tiga staf, seorang konsultan pajak, bagian personalia yang memiliki tiga kasie dan 12 staf, serta bagian umum dan aphiterapy memiliki seorang kasie dan tiga orang staf .
Karakteristik Umum Konsumen Karakteristik umum konsumen Madu Pramuka dapat dilihat melalui sampel atau responden yang telah mengisi kuesioner penelitian ini. Jumlah konsumen yang diambil sebagai responden sebanyak 100 responden. Karaktersitik umum konsumen yang dianalisis merupakan karaktersitik demografi meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, daerah tempat tinggal, dan pendapatan per bulan.
32
Usia Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase terbesar konsumen yang mengkonsumsi Madu Pramuka yaitu sebanyak 37 persen berada pada rentan usia 25 sampai 34 tahun, selanjutnya 26 persen berada pada rentan usia 35 sampai 44 tahun, 20 persen berada pada rentan usia 45 sampai 54 tahun, 10 persen berada pada rentan usia 17 sampai 24, dan persentase terkecil yaitu sebanyak 5 persen berada pada rentan usia 55 sampai 64 tahun. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki usia dewasa cenderung memiliki preferensi yang cukup tinggi terhadap produk madu karena manfaat positif bagi kesehatan yang telah mereka rasakan. Tabel 8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
No.
17 – 24 tahun 25 – 34 tahun 35 – 44 tahun 45 – 54 tahun 55 – 64 tahun > 65 tahun Jumlah
1 2 3 4 5 6
10 37 26 20 5 2 100
10 37 26 20 5 2 100
Jenis Kelamin Data sebaran responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa persentase responden berjenis kelamin laki-laki lebih besar yaitu 53 persen dibanding persentase responden berjenis kelamin perempuan yang hanya 47 persen. Jumlah persentase laki-laki yang lebih besar daripada wanita ini menunjukkan bahwa kebutuhan laki-laki terhadap produk madu lebih besar daripada wanita. Hal ini dikarenakan dari sisi kegiatan maupun pekerjaan seorang laki-laki lebih banyak membutuhkan energi daripada seorang wanita, oleh karena itu kebutuhan laki-laki terhadap produk kesehatan seperti madu untuk tetap menjaga kebugaran tubuh juga lebih besar. Data karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 9.
No. 1 2
Tabel 9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-laki 53 53 Perempuan 47 47 Jumlah 100 100
Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa persentase terbesar responden Madu Pramuka memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 35 persen. Persentase terbesar kedua adalah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri/BUMN/TNI/POLRI dengan persentase sebesar 22
33
persen. Responden lainnya berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 16 persen, sebagai ibu rumah tangga sebesar 16 persen, sebagai pelajar/mahasiswa sebesar 5 persen, serta profesi lainnya seperti dokter, artis, dan pengacara sebesar 6 persen. Data karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 10.
No. 1 2 3 4 5 6
Tabel 10 Karaktersiktik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Pelajar/mahasiswa 5 5 Pegawai negeri/BUMN/TNI/POLRI 22 22 Pegawai swasta 35 35 Wiraswasta 16 16 Ibu rumah tangga 16 16 Lainnya 6 6 Jumlah 100 100
Domisili Data hasil penelitian pada karakteristik konsumen berdasarkan domisili, persentase terbesar adalah konsumen yang berdomisili di daerah Cibubur Jakarta Tinur yaitu sebesar 47 persen. Sebagian besar lainnya adalah konsumen yang berdomisili di sekitar Jakarta namun diluar Jakarta Timur sebesar 20 persen, di daerah Bekasi sebesar 15 persen, didaerah Bogor sebesar 10 persen, serta di daerah lainnya sepeti Depok, Jawa Tengah, Surabaya, Bengkulu dan Palangkaraya sebesar 8 persen. Konsumen Madu Pramuka yang berdomisili di luar JABODETABEK seperti Jawa Tengah, Surabaya, Bengkulu serta Palangkaraya ini adalah konsumen yang sedang melaksanakan tugas di Jakarta dan mereka selalu meyempatkan untuk membeli Madu Pramuka dikarenakan pemasaran Madu Pramuka yang masih terbatas sehingga belum tersebar merata sampai ke daerah mereka. Bagi konsumen yang tinggal di luar Cibubur mereka merasa kesulitan untuk memperoleh Madu Pramuka karena lokasi gerai Madu Pramuka yang tidak mudah dijangkau dari berbagai arah. Data Karaktersitik konsumen berdasarkan domisili dapat dilihat pada tabel 11.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 11 Karaktersitik Konsumen Berdasarkan Domisili Domisili Jumlah (orang) Persentase (%) Kawasan Cibubur 47 47 Kawasan Jakarta diluar Cibubur 20 20 Bekasi 15 15 Bogor 10 10 Depok 4 4 Jawa Tengah 1 1 Surabaya 1 1 Bengkulu 1 1 Palangkaraya 1 1 Jumlah 100 100
34
Pendapatan Setiap Bulan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa persentase terbesar adalah konsumen yang memiliki tingkat pendapatan setiap bulan ≥ Rp7 000 000 yaitu sebesar 44 persen. Konsumen dengan rentan pendapatan per bulan Rp6 000 000 sampai Rp6 900 000 sebesar 17 persen, pada rentang antara Rp5 000 000 sampai Rp5 900 000 sebesar 11 persen, pada rentang antara Rp4 000 000 sampai Rp4 900 000 sebesar 12 persen, pada rentang antara Rp3 000 000 sampai Rp3 900 000 sebesar 10 persen, dan konsumen dengan rentang pendapatan per bulan Rp2 000 000 sampai Rp2 900 000 sebesar 6 persen. Data yang diperoleh ini menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka adalah orang-orang yang memiliki tingkat pendapatan per bulan yang cukup tinggi. Data karaktersitik konsumen berdasarkan pendapatan setiap bulan dapat dilihat pada Tabel 12.
No. 1 2 3 4 5 6
Tabel 12 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan setiap Bulan Jumlah pendapatan setiap bulan Jumlah (orang) Persentase (%) ≥ p7 000 000 44 44 Rp6 000 000 – Rp6 900 000 17 17 Rp5 000 000 - Rp5 900 000 11 11 Rp4 000 000 - Rp4 900 000 12 12 Rp3 000 000 - Rp3 900 000 10 10 Rp2 000 000 – Rp2 900 000 6 6 Jumlah 100 100
Uji Validitas Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua atribut produk Madu Pramuka dapat digunakan dalam penelitian (tidak valid). Cochran test tahap 1 menunjukkan hasil nilai Q hitung sebesar 106.685 sedangkan nilai Q tabel sebesar 23.685, dimana Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut material kemasan. Pengujian selanjutnya hanya menggunakan 14 atribut dan diperoleh nilai Q hitung pada Cochran test tahap 2 sebesar 74.428 sedangkan nilai Q tabel sebesar 22.362. Hal ini berarti bahwa Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut iklan dan promosi. Pada Cochran test tahap 3 hanya menggunakan 13 atribut, diperoleh hasil nilai Q hitung sebesar 57.485 sedangkan nilai Q tabel sebesar 21.026, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut warna madu. Pengujian Cochran test tahap 4 pada 12 atribut diperoleh hasil nilai Q hitung sebesar 37.865 sedangkan nilai Q tabel sebesar 19.675, hal ini berarti bahwa Q hitung > Q tabel maka tolak H0 (tidak valid). Pengujian perlu dilanjutkan dengan mengeluarkan jawaban yang mempunyai proporsi terkecil yaitu jawaban pada atribut variasi
35
kemasan. Pengujian selanjutnya hanya menggunakan 11 atribut dan diperoleh nilai Q hitung sebesar 15.258 sedangkan Q tabel sebesar 19.675, berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa Q tabel > Q hitung maka terima H0 (valid), ke 11 atribut dapat digunakan dalam penelitian. Atribut penelitian yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 13.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tabel 13 Atribut Penelitian Atribut Rasa Madu Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek Keaslian produk Kemudahan memperoleh produk Informasi pada kemasan (tgl kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal)
Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas menggunakan metode Hoyt test menunjukkan hasil bahwa keseluruhan atribut produk Madu Pramuka reliable karena memiliki nilai r11 20.74 sedangkan nilai r product moment 0.361, maka 20.74 > 0.31. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua atribut konsisten pada pengukurannya untuk digunakan dalam penelitian ini .
Importance Performance Analysis (IPA) Peningkatan tingkat kepentingan sulit untuk dilakukan oleh pihak perusahaan karena penilaian tergantung dari konsumen yang menganggap suatu atribut penting sesuai dengan kebutuhannya. Perbaikan atribut untuk meningkatkan kepuasan konsumen tidak serta merta dapat dilakukan oleh perusahaan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Adanya keterbatasan tersebut mendorong perusahaan harus mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki untuk memperbaiki kinerja atribut yang memberikan manfaat lebih besar terhadap peningkatan kepuasan konsumen. Untuk mengetahui prioritas kinerja atribut apa saja yang perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan dapat dilakukan melalui pemetaan menggunakan diagram Importance Performance Analysis. Metode Importance Performance Analysis digunakan untuk mengetahui keadaan masing-masing atribut Madu Pramuka berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja menurut persepsi konsumen. Hasil dari penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Madu Pramuka diplotkan dalam diagram kartesius yang terbagi dalam empat kuadran. Penentuan letak atribut pada masing-
36
masing kuadran didasarkan dari rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut Madu Pramuka. Nilai rata-rata tingkat kepentingan Madu Pramuka adalah 4.13 dan nilai rata-rata tingkat kinerja adalah 3.93. Nilai tersebut digunakan sebagai garis tengah dalam diagram IPA seperti yang disajikan dalam Gambar 6. Untuk nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Madu Pramuka disajikan dalam Tabel 14. Tabel 14 Nilai Rata-Rata Atribut Madu Pramuka berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja No. Atribut Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja (Importance) (Performance) 1 Rasa madu 4.15 4.07 2 Pilihan jenis madu 3.91 4.06 3 Kekentalan 3.8 3.97 4 Aroma 3.74 3.91 5 Harga 3.99 3.82 6 Manfaat 4.59 4.27 7 Volume 3.81 3.92 8 Merek 3.95 3.96 9 Keaslian produk 4.75 4.23 10 Kemudahan memperoleh produk 4.33 3.1 11 Imformasi pada kemasan (tgl 4.41 3.9 kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal) Rata-rata 4.13 3.93
Gambar 6 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis Madu Pramuka
37
Keterangan: 1 = Rasa madu 2 = Pilihan jenis madu 3 = Kekentalan 4 = Aroma 5 = Harga 6 = Manfaat
7 = Volume 8 = Merek 9 = Keaslian produk 10 = Kemudahan memperoleh produk 11 = Informasi pada kemasan
Pemetaan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada diagram cartesius ini dapat membantu pihak perusahan untuk melakukan perbaikan atribut yang dianggap penting oleh konsumen. Penggolongan atribut-atribut Madu Pramuka dalam diagram adalah sebagai berikut : 1) Kuadaran I (prioritas utama) Atribut dalam kuadran I dinilai memiliki kepentingan yang tinggi oleh konsumen namun tingkat kinerja masih rendah. Oleh karena itu, atribut yang terdapat pada kuadran I perlu mendapat prioritas utama bagi pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang berada pada kuadaran I adalah kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan. Atribut kemudahan memperoleh produk memiliki nilai rataan tingkat kinerja 3.1 dan nilai rataan tingkat kepentingan 4.33. Kemudahan memperoleh Madu Pramuka merupakan atribut yang dinilai penting oleh konsumen namun memiliki kinerja yang masih rendah mengingat distribusi Madu Pramuka yang masih terbatas hanya pada beberapa gerai pribadi milik PT. Madu Pramuka. Gerai pusat Madu Pramuka terletak di kawasan Cibubur. Gerai pusat ini merupakan gerai dengan pengunjung terbanyak dibandingkan gerai yang lainnya karena konsumen lebih memilih membeli produk di gerai pusat dari pada di gerai lainnya yang tersedia dibeberapa lokasi di kawasan Jakarta. Hal ini disebabkan oleh ketidakpercayaan konsumen terhadap keaslian madu yang dijual di gerai lain selain di gerai pusat. Namun akses konsumen yang berasal dari luar Jakarta khususnya Jakarta Timur mengaku kesulitan untuk menjangkau lokasi perusahaan. Para konsumen yang berasal dari luar Jakarta ini umumnya menyempatkan untuk membeli Madu Pramuka pada hari libur kerja yaitu pada Hari Sabtu atau Minggu sedangkan pada hari-hari tersebut jalan untuk akses ke gerai pusat dalam kondisi macet. Oleh karena itu, atribut ini memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan nilai kinerja rata-rata dan bahkan memiliki tingkat nilai kinerja terendah dibandingkan atribut lainnya. Sebagian besar masyarakat saat ini cenderung lebih menyukai kepraktisan terutama mereka yang mempunyai aktivitas yang padat. Tidak semua konsumen Madu Pramuka yang berada diluar Jakarta dapat meluangkan waktu kapanpun untuk membeli Madu Pramuka yang terletak di gerai pusat. Maka dari itu tingkat kinerja kemudahan memperoleh Madu Pramuka harus lebih ditingkatkan. Pihak perusahaan dapat membuka gerai cabang yang lebih banyak dibeberapa lokasi diluar Cibubur yang terdapat banyak konsumen dengan kondisi gerai yang lebih menarik. Selain itu, pihak PT. Madu Pramuka juga dapat lebih meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual digerai lain selain gerai pusat terjamin
38
keasliannya sehingga konsumen dapat melakukan pembelian Madu Pramuka di gerai yang lebih mudah dijangkau. Informasi pada kemasan produk Madu Pramuka seperti tanggal kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal memiliki nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 4.41 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.9. Informasi pada kemasan merupakan atribut yang dinilai penting oleh konsumen namun memiliki kinerja yang masih rendah. Madu memiliki kandungan nutrisi cukup lengkap yang baik bagi kesehatan. Namun, madu harus dikonsumsi secara benar agar manfaat positif bagi kesehatan dapat dirasakan oleh konsumen. Selain itu, madu juga harus disimpan dengan cara yang benar seperti tidak boleh terpapar sinar matahari langsung dan tidak disimpan dalam lemari pendingin. Hal ini untuk menjaga agar madu dalam kemasan tidak meledak dan kandungan nutrisi yang terdapat pada madu tidak rusak. Informasi mengenai hal tersebut belum dicantumkan secara lengkap dalam kemasan Madu Pramuka, sehingga informasi pada kemasan dinilai belum lengkap oleh konsumen. Kelengkapan informasi pada kemasan merupakan salah satu aspek penting sebagai sarana untuk menyampaikan isi produk kepada konsumen. Oleh karena itu, PT. Madu Pramuka perlu melakukan perbaikan terhadap kelengkapan informasi pada kemasan. Kelengkapan informasi terkait cara konsumsi dan penyimpanan yang baik serta benar pada produk madu dapat ditambahkan dalam kemasan untuk melengkapi informasi yang telah ada. Dengan demikian, konsumen dapat mengkonsumsi Madu Pramuka dengan benar sehingga manfaat positif dari mengkonsumsi madu lebih dapat dirasakan oleh konsumen. Selain itu, konsumen juga perlu diyakinkan bahwa produk madu yang dihasilkan oleh PT. Madu Pramuka adalah madu asli. 2) Kuadran II (pertahankan prestasi) Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran II merupakan atribut yang dinilai penting oleh konsumen dan telah memiliki kinerja yang baik. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertahankan dan menjaga kualitas atributatribut yang terletak dalam kuadran II karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Atribut yang termasuk dalam kuadran II ini adalah atribut rasa madu, manfaat produk, dan keaslian produk. Berdasarkan hasil analisis data, atribut rasa madu memiliki nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 4.15 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.07. Dari hasil nilai rataan ini posisi atribut rasa madu dalam diagram IPA cenderung mendekati kuadran IV yang berarti bahwa tingkat kepentingan atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen sehingga perusahaan dapat lebih memprioritaskan pada perbaikan atribut lain yang berada pada kuadran I dan III. Madu Pramuka memiliki rasa manis berasal dari nektar bunga. PT. Madu Pramuka tidak memberikan perlakuan tambahan dalam memproduksi Madu. Madu yang dihasilkan tidak dapat diatur tingkat kemanisannya agar sesuai dengan selera konsumen karena rasa manis yang dihasilkan madu tergantung dari jenis nektar bunga yang menjadi pakan lebah. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin tetap menjaga keaslian madu. Menurut responden rasa Madu Pramuka sudah sesuai dengan selera konsumen tanpa dicampur zat tambahan apapun sehingga keaslian madu tetap terjaga.
39
Atribut lainnya yang termasuk dalam kuadran II adalah manfaat produk. Berdasarkan hasil penelitian, atribut manfaat produk memiliki nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 4.59 dan tingkat nilai rataan kinerja sebesar 4.27. Atribut ini memiliki nilai tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang baik menurut konsumen sehingga perusahaan perlu mempertahankan kualitas madu agar kinerja manfaat madu tetap baik. Madu Pramuka memiliki berbagai kandungan nutrisi lengkap yang bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi Madu Pramuka antara lain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki metabolisme tubuh, mengobati penyakit maag dan mengobati luka. Kandungan berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan dalam produk Madu Pramuka telah dirasakan oleh para konsumen. Konsumen menilai manfaat yang diberikan Madu Pramuka telah sesuai dengan harapan mereka karena Madu Pramuka memiliki keaslian dan kualitas produk yang selalu dipertahankan. Nilai rataan tingkat kepentingan atribut keaslian Madu Pramuka sebesar 4.75 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.23. Berdasarkan nilai rataan tersebut menunjukkan bahwa konsumen menilai kinerja atribut ini baik karena nilai rataan atribut keaslian diatas nilai kinerja rata-rata produk. Keaslian produk merupakan pertimbangan penting bagi konsumen ketika memilih madu, mengingat saat ini banyak madu tiruan yang beredar dipasaran dan sulit dibedakan. Keaslian produk madu didapatkan ketika madu tidak mengalami proses tambahan pencampuran zat lain dan konsumen menilai keaslian produk Madu Pramuka telah terjamin. Hal ini didasarkan pada khasiat positif Madu Pramuka yang telah dirasakan konsumen. Oleh karena itu PT. Madu Pramuka perlu mempertahankan kinerja keaslian madu agar kualitasnya tetap terjaga. 3) Kuadran III (prioritas rendah) Kuadran III merupakan kuadran yang menggambarkan prioritas rendah. Atribut yang termasuk dalam kuadran III ini terdiri dari aroma, harga, dan volume. Atribut-atribut ini merupakan atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerja atribut tidak terlalu baik. Peningkatan kinerja atribut ini perlu dipertimbangkan kembali oleh pihak perusahaan karena pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen sangat kecil. Aroma merupakan salah satu atribut yang mencirikan produk Madu Pramuka. Aroma madu dihasilkan dari sumber nektar bunga yang digunakan sebagai pakan lebah. Nilai rataan tingkat kepentingan atribut aroma sebesar 3.74 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.91. Berdasarkan nilai rataan tersebut menunjukkan bahwa konsumen menilai tingkat kinerja atribut aroma tidak terlalu baik dan tingkat kepentingannya rendah. Oleh karena itu apabila pihak perusahaan ingin meningkatkan tingkat kinerja atribut aroma maka perusahaan perlu mempertimbangkan kembali mengingat tingkat kepentingan dari atribut ini dinilai rendah oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil nilai rataan tingkat kepentingan atribut harga sebesar 3.99 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.82. Harga Madu Pramuka dinilai belum memiliki kinerja yang baik oleh konsumen. Harga yang dimiliki Madu Pramuka saat ini cukup tinggi bila dibandingkan produk madu lainnya dan mengalami perubahan harga yang terus meningkat. Namun adanya manfaat kesehatan yang dirasakan, konsumen tetap membeli Madu Pramuka karena harga yang tinggi dinilai sebanding
40
dengan kualitas yang didapatkan oleh konsumen. Selain adanya manfaat kesehatan, keyakinan konsumen akan keaslian Madu Pramuka juga menjadikan tingkat kepentingan terhadap atribut harga rendah. Hal ini berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut manfaat dan keaslian produk dinilai memiliki kinerja yang baik oleh konsumen. Hasil analisis terhadap karakteristik responden juga menunjukkan bahwa umumnya konsumen Madu Pramuka adalah orang-orang yang memiliki tingkat pendapatan per bulan yang cukup tinggi. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan kembali apabila ingin meningkatkan kinerja atribut harga. Namun apabila perusahaan memiliki sumberdaya yang memadai, maka perusahaan dapat menjaga kestabilan harga agar tidak mengalami kenaikan terus menerus melebihi tingkat harga optimum berdasarkan analisis sensitivitas harga yang telah dilakukan yaitu sebesar Rp115 000. Karena tingkat harga yang terlalu tinggi dapat berpengaruh terhadap minat pembelian konsumen. Nilai rataan tingkat kepentingan atribut volume sebesar 3.81 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.92. Volume Madu Pramuka tersedia dalam berbagai ukuran yang disediakan sesuai dengan kebutuhan konsumsi konsumen. Konsumen yang membeli Madu Pramuka untuk konsumsi keluarga biasanya melakukan pembelian dengan volume yang banyak dan sebaliknya konsumen yang membeli untuk konsumsi sendiri membeli madu dalam volume kecil. Namun karena mayoritas konsumen Madu Pramuka sudah berkeluarga maka sebagian besar konsumen membeli madu dengan volume besar. Berdasarkan hal ini, maka pihak perusahaan perlu mempertimbangkan kembali apabila ingin meningkatkan kinerja atribut volume. Karena atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang rendah. 4) Kuadran IV (berlebihan) Atribut yang termasuk ke dalam kuadran IV terdiri dari pilihan jenis madu, kekentalan, dan merek. Ketiga atribut tersebut dianggap kurang penting oleh konsumen namun pelaksanaannya telah dilakukan dengan sangat baik sehingga dianggap berlebihan. Perusahaan dapat mengurangi kinerja atribut-atribut yang masuk adalam kuadran IV ini jika memang dirasa perlu agar dapat menghemat biaya. Pilihan jenis madu yang tersedia cukup banyak sehingga kinerjanya dinilai baik oleh konsumen dengan nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 3.91 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 4.06. Perusahaan menyediakan berbagai pilihan jenis madu yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Namun atribut ini bukan menjadi atribut yang sangat dipertimbangkan konsumen dalam membeli Madu Pramuka. Konsumen menganggap bahwa pilihan jenis madu tidak cukup penting karena secara umum rasa dan manfaat yang terkandung dalam madu pada umumnya sama. Perusahaan dapat menurunkan beberapa kinerja atribut seperti memilih salah satu rasa madu yang memiliki manfaat khusus sama, dengan menekan biaya produksi tanpa mengurangi tingkat kepuasan konsumen tehadap kinerja atribut agar dapat menghemat biaya. Atribut kekentalan madu memiliki nilai rataan tingkat kepentingan sebesar 3.8 dan nilai rataan tingkat kinerja sebesar 3.97. Tingkat kekentalan Madu Pramuka tidak dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan karena tingkat
41
kekentalan tergantung pada curah hujan pada saat budidaya lebah madu dilaksanakan. Konsumen menilai tingkat kinerja madu sudah baik namun mereka tidak terlalu mementingkan atribut ini sebagai pertimbangan ketika membeli Madu Pramuka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rataan tingkat kepentingan atribut merek sebesar 3.95 dan nilai rataan tingkat kinerja madu sebesar 3.96. Konsumen menilai kinerja atribut merek sudah baik dengan tingkat kepentingan yang rendah. Penggunaan nama Madu Pramuka sebagai merek madu merupakan kelebihan yang dimiliki karena dengan nama ini konsumen lebih mudah mengingat merek tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan kualitas melalui pencitraan konsumen terhadap gerakan pramuka. PT. Madu Pramuka tidak perlu menurunkan kinerja atribut merek dengan mengganti menggunakan nama lain karena dengan merek Madu Pramuka, perusahaan telah menciptakan keunggulan dibandingkan merek madu lain salah satunya adalah kepercayaan konsumen terhadap keaslian produk dan manfaat positifnya untuk kesehatan.
Customer Satisfaction Index (CSI) Tingkat kepuasan konsumen Madu Pramuka secara keseluruhan dapat diketahui dengan mengukur Customer Satisfaction Index (CSI) berdasarkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja masing-masing atribut Madu Pramuka. Untuk mendapatkan nilai CSI, diperlukan beberapa tahapan. Tahapan tersebut dimulai dari mencari nilai weight factor masing – masing atribut. Weight factor masing – masing atribut didapat dari skor rata – rata kepentingan tiap atribut dibagi jumlah dari skor rata – rata kepentingan. Tahapan berikutnya mencari nilai weight score tiap atribut. Nilai weight score tiap atribut didapat dari perkalian antara weight factor tiap atribut dengan skor rataan kinerja tiap atribut. Tahapan berikutnya mencari nilai CSI. Nilai CSI didapat dari pembagian antara jumlah weight score dengan skor terbesar dari Skala Likert yaitu 5. Hasil perhitungan CSI untuk konsumen Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai CSI Madu Pramuka sebesar 78.63. Didasarkan pada indeks kepuasan, nilai CSI Madu Pramuka sebesar 78.63 (0.7863) berada pada rentang 0.61 hingga 0.80. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka berada pada kriteria puas dengan produk. Anggapan puas ini dikarenakan PT. Madu Pramuka telah memberikan kinerja yang baik pada atribut-atribut yang dinilai penting oleh konsumen ketika mengkonsumsi Madu Pramuka. Maka berdasarkan tingkat kinerja atribut Madu Pramuka yang dijadikan pertimbangan bagi konsumen ketika membeli produk, dinilai telah mampu memenuhi keinginan konsumen. Meskipun rentang kriteria yang dicapai berdasarkan nilai CSI berada pada kriteria puas, pihak perusahaan harus tetap melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja produk Madu Pramuka yang dinilai konsumen masih memiliki kinerja yang rendah namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi konsumen seperti atribut kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan, karena kedua atribut ini dinilai berpengaruh besar terhadap kepuasan konsumen yang dicerminkan dari tingkat kepentingannya tinggi bagi konsumen. Hal ini
42
dikarenakan nilai CSI sebesar 78.63 dianggap belum mampu meningkatkan jumlah konsumen untuk terus melakukan pembelian Madu Pramuka. Pihak perusahaan harus terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja produk agar lebih banyak konsumen yang masuk ke dalam kelompok konsumen yang merasa puas terhadap Madu Pramuka. Karena sebesar 21.37 persen harapan konsumen Madu Pramuka belum mampu dipuaskan oleh PT. Madu Pramuka mengingat setiap waktu kepuasan konsumen dapat berubah tergantung dari tingkat kepentingan yang diprioritaskan konsumen. Konsumen yang merasa puas terhadap produk Madu Pramuka memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan pembelian ulang. Harapan konsumen yang belum terpenuhi sehingga mereka tidak puas terhadap Madu Pramuka dapat dikarenakan perbedaan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing konsumen. Dengan demikian, perusahaan harus lebih mengetahui atribut-atribut apa saja yang dinilai konsumen sebagai prioritas atribut yang penting ketika mengkonsumsi madu agar perusahaan dapat melakukan perbaikan terhadap produk sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tabel 15 Perhitungan Costumer Satisfaction Index Mean Weight Mean Weight Important Factors Satisfaction Score Score (%) Score Rasa Madu 4.15 9.13 4.07 0.37 Pilihan Jenis Madu 3.91 8.61 4.06 0.35 Kekentalan 3.8 8.36 3.97 0.33 Aroma 3.74 8.23 3.91 0.32 Harga 3.99 8.78 3.82 0.34 Manfaat 4.59 10.10 4.27 0.43 Volume 3.81 8.39 3.92 0.33 Merek 3.95 8.69 3.96 0.34 Keaslian produk 4.75 10.46 4.23 0.44 Kemudahan 4.33 9.53 3.1 0.30 memperoleh produk Informasi pada 4.41 9.71 3.9 0.38 kemasan Total 45.43 100 43.2 3.93 Customer Satisfaction CSI = (3.93 : 5)X 100% Index (%) = 78.63
Kode Atribut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Analisis Sensitivitas Harga Analisis sensitivitas harga merupakan analisis yang digunakan untuk mendapatkan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Hasil dari analisis sensitivitas dibedakan dalam lima tingkat harga yang terdiri dari tingkat tertinggi bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat harga terendah bagi produk atau Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum bagi produk atau Optimum Price Point (OPP), tingkat harga minimum bagi produk atau
43
Indifference Price Point (IPP) dan rentang harga yang wajar bagi produk atau Range of Acceptible Price (RAP). Lima tingkatan harga ini dihasilkan setelah responden memilih harga tertentu untuk setiap kategori harga yang ditanyakan dalam analisis sensitivitas melalui kuesioner. Kategori harga tersebut terdiri dari harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal. Harga Madu Pramuka ukuran 650 ml berbeda-beda tergantung dari jenis sumber nektar, daftar harga produk Madu Pramuka ukuran 650 ml disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16 Daftar Harga Madu Pramuka Ukuran 650 ml No. Janis Madu Harga 1 Madu Bunga Kapuk Rp105 000 2 Madu Lebah Liar/Hutan Rp105 000 3 Madu Kaliandra/Jambu Air/Rambutan/Kopi Rp105 000 4 MaduMultiflora/Karet/Mahoni/Jambu Rp 85 000 Mete/Mangga/Durian/Apel/Cengkeh 5 Madu Super (Madu+Tepung Sari+Royal Jelly) /Sonokeling Rp110 000 6 Madu Royal Jelly (Madu+Royal Jelly) Rp 95 000 7 Madu Pollen (Madu+Bee Pollen/Tepung) Rp 95 000 Sumber : PT. Madu Pramuka Harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml saat ini Rp110 000. Analisis sensitivitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat harga terendah, tingkat harga tertinggi, tingkat harga minimum, tingkat harga optimum, dan rentang harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml yang dapat diterima oleh kosumen. Rentang harga yang digunakan pada rentang harga minimum adalah Rp65 000 hingga harga maksimum Rp155 000. Pemilihan rentang harga ini berdasarkan hasil survey harga madu rata-rata ukuran 650 ml di pasaran. Dari rentang harga ini ditentukan sepuluh titik harga berbeda untuk dipilih oleh responden. Sepuluh titik harga merupakan harga dengan selisih Rp10 000, hal ini berdasarkan pertimbangan dari pihak Madu Pramuka bahwa kenaikan harga umumnya berkisar sebesar 5 sampai 10 persen dari harga sebelumnya. Selain itu nilai nominal Rp10 000 juga diasumsikan sebagai harga psikologis, dimana berdasarkan survey yang telah dilakukan, perubahan harga Rp10 000 pada produk Madu Pramuka dapat mempengaruhi pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, pada kategori tingkat harga terlalu murah diperoleh data bahwa sebanyak 42 responden memilih harga Rp65 000, sebagai harga yang terlalu murah bagi produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml. Sejumlah 42 responden menyatakan bahwa harga Madu Pramuka super terlalu murah adalah pada tingkat harga Rp75 000. 8 orang responden memilih pada tingkat harga Rp95 000 sebagai harga yang terlalu murah bagi produk Madu Pramuka super, 7 orang responden memilih pada tingkat harga Rp85 000 dan 1 orang responden menilai bahwa harga Madu Pramuka super terlalu murah pada tingkat harga Rp115 000. Data hasil penilaian responden terhadap kategori harga terlalu murah dapat dilihat pada Tabel 17. Harga produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml dinilai murah pada tingkat harga Rp95 000 oleh sebanyak 41 responden. Sebanyak 39 responden lainnya menilai harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml murah pada tingkat
44
harga Rp85 000. Sebanyak 12 responden menilai harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong murah pada tingkat harga Rp75 000, 6 responden lainnya menilai murah pada tingkat harga Rp65 000 dan 2 orang responden menilai bahwa produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong murah pada tingkat harga Rp105 000. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, penilaian terbesar oleh responden pada tingkat harga madu super murah berada pada tingkat harga Rp95 000. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Madu Pramuka adalah orang-orang yang sangat mementingkan harga yang sebanding dengan kualitas produk yang diberikan. Sebagian besar konsumen menilai bahwa harga merupakan indikator kualitas suatu produk. Harga produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml dinilai mahal pada tingkat harga Rp125 000 oleh sebanyak 35 responden. Sebagian responden lain yaitu sebanyak 30 orang menilai Madu Pramuka super ukuran 650 ml mahal pada tingkat harga Rp115 000, 16 responden lainnya menilai mahal pada tingkat harga Rp135 000. Sebanyak 10 responden menilai harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong mahal pada tingkat harga Rp145 000, 7 responden menilai harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong mahal pada tingkat harga Rp105 000 dan 2 responden menilai Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong mahal pada tingkat harga Rp95 000. Berdasarkan hasil penelitian, pada kategori harga sangat mahal sebanyak 36 responden menilai bahwa Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong sangat mahal pada tingkat harga Rp155 000. Responden lainnya sebanyak 33 orang menilai Madu Pramuka super sangat mahal pada tingkat harga Rp145 000, 21 responden menilai harga sangat mahal pada tingkat harga Rp135 000. Sebanyak 7 responden menilai harga Madu Pramuka super sangat mahal pada tingkat harga Rp125 000, seorang responden menilai harga sangat mahal pada tingkat harga Rp115 000, dan 2 orang responden menilai Madu Pramuka super ukuran 650 ml tergolong sangat mahal pada tingkat harga Rp105 000. Data penilaian responden terhadap harga jual Madu Pramuka super ukuran 650 ml dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml pada Berbagai Kategori Harga No. Harga Sangat Murah Murah Mahal Sangat Mahal (Rp.) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) (orang) (orang) (orang) (orang) 1 65 000 42 42 6 6 0 0 0 0 2 75 000 42 42 12 12 0 0 0 0 3 85 000 7 7 39 39 0 0 0 0 4 95 000 8 8 41 41 2 2 0 0 5 105 000 0 0 2 2 7 7 2 2 6 115 000 1 1 0 0 30 30 1 1 7 125 000 0 0 0 0 35 35 7 7 8 135 000 0 0 0 0 16 16 21 21 9 145 000 0 0 0 0 10 10 33 33 10 155 000 0 0 0 0 0 0 36 36 Total 100 100 100 100 100 100 100 100
45
Analisis sensitivitas harga selanjutnya adalah mengenai tingkat harga minimum atau Indifference Price Point (IPP), tingkat harga optimum (OPP), tingkat harga terendah (MCP), tingkat harga tertinggi serta range harga yang dapat diterima bagi konsumen Madu Pramuka super ukuran 650 ml. Penentuan tingkat harga minimum (IPP) pada produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml diperoleh saat jumlah responden yang menilai pada tingkat harga tertentu harga Madu Pramuka super tergolong murah sama dengan jumlah responden yang menilai pada tingkat harga tertentu harga Madu Pramuka super tergolong mahal. Dalam bentuk grafik, IPP dapat diperoleh melalui perpotongan antara garis yang menununjukkan harga dalam kategori murah dan harga dalam kategori mahal. Perpotongan antara kedua garis merupakan kombinasi antara besarnya persentase responden yang memilih tingkat harga dalam kategori harga murah dan responden yang memilih tingkat harga dalam kategori harga mahal pada sumbu Y. Berdasarkan grafik pada Gambar 7, perpotongan garis yang menunjukkan tingkat harga minimum pada produk Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp105 000. Harga minimum produk Madu Pramuka tersebut menunjukkan bahwa tingkat harga murah untuk Madu Pramuka super menurut penilaian responden berada pada tingkat harga Rp105 000. Grafik perpotongan garis antara kategori harga mahal dengan kategori harga murah yang menunjukkan harga minimum produk disajikan dalam Gambar 7. 50
Persentase (%)
40
IPP
30 20 10
Murah
0
Mahal
Tingkat Harga Gambar 7 Grafik Indifference Pricing Point (IPP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml. Optimum Pricing Point (OPP) bagi produk menunjukkan harga yang dinilai responden sebagai harga optimum. OPP didapatkan dari hasil perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu murah dan garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Pada titik OPP menunjukkan jumlah yang seimbang antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat murah dan responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat mahal. Berdasarkan grafik pada Gambar 8, perpotongan garis yang menunjukkan harga optimum pada Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp115 000. Pada tingkat harga ini responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada tingkat harga yang wajar sehingga konsumen masih bersedia untuk membeli produk Madu Pramuka super. Grafik perpotongan garis antara kategori harga
46
Persentase (%)
sangat murah dengan kategori harga sangat mahal yang menunjukkan harga optimum produk disajikan dalam Gambar 8. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
OPP Sangat Murah Sangat Mahal
Tingkat Harga Gambar 8 Grafik Optimum Pricing Point (OPP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml Marginal Expensive Point (MEP) menunjukkan harga yang dinilai responden sebagai harga sangat mahal bagi produk. MEP didapatkan dari hasil perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga mahal dan garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Pada titik MEP menunjukkan jumlah yang seimbang antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong mahal dan responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat mahal. Berdasarkan grafik pada Gambar 9, perpotongan garis yang menunjukkan harga tertinggi pada Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp135 000. Pada tingkat harga ini responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada tingkat harga yang terlalu mahal sehingga konsumen tidak bersedia untuk membeli produk Madu Pramuka super. Grafik perpotongan garis antara kategori harga mahal dengan kategori harga sangat mahal yang menunjukkan harga tertinggi produk disajikan dalam Gambar 9.
Persentase (%)
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Mahal
MEP
Sangat Mahal
Tingkat Harga Gambar 9 Grafik Marginal Expensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml
47
Persentase (%)
Marginal Cheap Point (MCP) menunjukkan harga yang dinilai responden sebagai harga terendah bagi produk. MCP didapatkan dari hasil perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga murah dan garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu murah. Pada titik MCP menunjukkan jumlah yang seimbang antara penilaian responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong murah dan responden yang menilai pada tingkat harga tertentu Madu Pramuka super tergolong sangat murah. Berdasarkan grafik pada Gambar 10, perpotongan garis yang menunjukkan harga terendah pada Madu Pramuka super berada pada tingkat harga Rp80 000. Pada tingkat harga ini responden menilai bahwa tingkat harga tersebut berada pada tingkat harga yang terlalu murah sehingga konsumen meragukan kualitas produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml. Grafik perpotongan garis antara kategori harga murah dengan kategori harga sangat murah yang menunjukkan harga terendah produk disajikan dalam Gambar 10. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Murah Sangat Murah
MCP
Tingkat Harga Gambar 10 Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml Hasil titik harga Marginal Cheap Point (MCP) dan Marginal Expensive Point (MEP) menghasilkan Range of Acceptable Price (RAP). RAP menunjukkan rentang harga wajar yang dapat diterima responden. RAP diperoleh berdasarkan rentang harga antara perpotongan garis yang menunjukkan harga murah dan terlalu murah, dengan perpotongan garis harga mahal dan sangat mahal. Berdasarkan grafik pada gambar 11, RAP ini berada di antara rentang harga Rp80 000 sampai Rp135 000. Selanjutnya, kisaran harga yang direkomendasikan (Range of Recommended Price) untuk produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml berada pada rentang harga untuk batas bawah sebesar Rp105 000 dan harga batas atas sebesar Rp115 000. Oleh karena itu apabila PT. Madu Pramuka akan menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml disarankan untuk tidak melebihi batas atas Range of Recommended Price yaitu Rp115 000, karena apabila pihak PT. Madu Pramuka menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml melebihi batas tersebut, hal ini dapat berdampak pada berkurangnya volume penjualan.
48
45 40
Persentase (%)
35 30 25 20
Range of Recommended Prices MCP IPP OPP
MEP
Murah Sangat Murah
15
Mahal
10
Sangat Mahal
5 0
Tingkat Harga Range of Acceptible Price Gambar 11 Grafik Range of Acceptable Price (RAP) Terhadap Harga Jual Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, diketahui bahwa harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml yang ditetapkan saat ini yaitu sebesar Rp110 000 berada pada rentang harga yang dapat diterima dan berada dibawah batas atas tingkat harga yang direkomendasikan bagi produk Madu Pramuka super ukuran 650 ml. Hasil analisis sensitivitas harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml berdasarkan penilaian responden disajikan pada Tabel 18. Kebijakan penetapan harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml yang dilakukan oleh PT. Madu Pramuka telah tepat. Hal ini mengindikasikan bahwa harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap penurunan penjualan dan faktor utama yang berpengaruh terhadap tingkat penjualan adalah adanya kinerja atribut produk yang tidak sesuai dengan harapan konsumen seperti kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan yang dicerminkan dari analisis Importance Performance Analysis bahwa kedua atribut tersebut masuk dalam kuadran I, yang dinilai oleh konsumen memiliki tingkat kepentingan tinggi namun tingkat kinerja belum mampu memenuhi harapan konsumen sehingga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Tabel 18 Hasil Analisis Sensitivitas Harga Produk Madu Pramuka Super Ukuran 650 ml Analisis Tingkat Tingkat Rentang Tingkat Tingkat Sensitivitas Harga Harga Harga Harga Harga Terendah Minimum (RAP) Optimum Tertinggi (MCP) (IPP) (OPP) (MEP) Madu Pramuka Rp80 000 Rp105 000 Rp80 000- Rp115 000 Rp135 000 650 ml Rp135 000
49
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Berdasarkan Importance Performance Analysis, atribut dalam kuadran I yaitu atribut yang perlu mendapat prioritas utama untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja adalah kemudahan memperoleh produk serta informasi pada kemasan, karena kedua tersebut dinilai memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi konsumen namun tingkat kinerja masih rendah. Atribut dalam kuadran II yaitu atribut yang perlu dipertahankan kualitasnya adalah rasa madu, manfaat produk, serta keaslian produk, karena kedua atribut tersebut dinilai penting oleh konsumen dan telah memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Atribut dalam kuadran III terdiri dari aroma, harga, dan volume, ketiga atribut ini dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerja atribut tidak terlalu baik. Atribut dalam kuadran IV terdiri dari pilihan jenis madu, kekentalan, serta merek, ketiga atribut tersebut dianggap kurang penting oleh konsumen namun pelaksanaannya telah dilakukan dengan sangat baik sehingga dianggap berlebihan Berdasarkan hasil perhitungan CSI, kepuasan konsumen Madu Pramuka sebesar 78.63 persen yang menunjukkan bahwa secara umum konsumen Madu Pramuka puas terhadap produk. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml saat ini yaitu Rp110 000 berada pada rentang harga yang dapat diterima yaitu sebesar Rp80 000 sampai Rp135 000 dan berada pada Range of Recommended Prices yakni pada kisaran harga dengan batas bawah adalah sebesar Rp105 000 dan batas atas sebesar Rp115 000.
Saran 1.
2.
PT. Madu Pramuka sebaiknya segera melakukan perbaikan kinerja terhadap atribut yang terdapat pada kuadran I yaitu kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan. Kinerja kemudahan memperoleh produk dapat ditingkatkan dengan membuka gerai baru yang menarik di beberapa lokasi yang strategis dengan pertimbangan daerah tersebut terdapat banyak konsumen Madu Pramuka di luar kawasan Cibubur, serta dapat meyakinkan konsumen bahwa Madu Pramuka yang dijual di gerai lain terjamin keasliannya. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih mensosialisasikan kepada para pengunjung yang datang di gerai pusat bahwa gerai resmi Madu Pramuka juga terdapat di kawasan lain dan keaslian produk terjamin sehingga konsumen dapat melakukan pembelian Madu Pramuka di gerai lain yang lebih mudah dijangkau oleh masing-masing konsumen. Kinerja informasi pada kemasan dapat ditingkatkan dengan melengkapi informasi pada kemasan terkait cara konsumsi dan penyimpanan yang baik serta benar pada produk madu. Pada kondisi saat ini, selain memperbaiki kinerja atribut kemudahan memperoleh produk dan informasi pada kemasan, PT. Madu Pramuka juga harus mempertahankan kinerja atribut yang dinilai telah baik oleh konsumen seperti atribut rasa madu, manfaat madu serta keaslian madu.
50
3.
4.
Tingkat harga optimum untuk Madu Pramuka super ukuran 650 ml adalah sebesar Rp115 000, pada tingkat harga ini merupakan batas atas untuk range harga yang disarankan atau Range of Recommended Prices . Apabila PT. Madu Pramuka berencana untuk menaikkan harga Madu Pramuka super ukuran 650 ml, kebijakan yang dapat diambil adalah perusahaan dapat menaikkan harga sampai pada batas tingkat harga optimum yaitu Rp115 000 karena penetapan harga melebihi tingkat harga optimum dapat berdampak pada berkurangnya volume penjualan. Hal ini untuk menghindari adanya keluhan konsumen yang semakin banyak yang berimbas pada beralihnya konsumen ke produk pesaing lainnya. PT. Madu Pramuka agar lebih fokus pada pasar sasaran dengan lebih memperhatikan karakteristik konsumen produk Madu Pramuka. Dari Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas konsumen Madu Pramuka adalah konsumen laki-laki, berusia antara 25-34 tahun dengan penghasilan rata-rata per bulan yang cukup tinggi. Sehingga apabila pihak perusahaan ingin melakukan promosi ataupun merubah berbagai kebijakan terkait dalam hal apapun dapat dilakukan dengan menyesuaikan terhadap preferensi individu yang berusia dewasa dan berpenghasilan yang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Arief R. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Produk Susu Ultra Milk [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Engel JF, Roger DB, Paul WM. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Erwanto. 2005. Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen Terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor [Skripsi]. Program Studi Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Eugene WA, Vikas M. Strengthening the Satisfaction-Profit Chain. Journal of Service Research, Vol. 3, No. 2, November 2000. Fijria R. 2008. Analisis Sikap Konsumen dan Strategi Pemasaran Madu pada Perusahaan Mutiara Tugu Ibu Cimangis Cibubur [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Harnasari A. 2009. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Heriyana. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Madu Mutiara Tugu Ibu di Depok Jawa Barat [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Indra UN. 2008. Analisis Sensitivitas Harga dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minyak Goreng Bimoli di Kota Bogor [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2012. Panduan Kuliah Metode Riset Bisnis. Bogor
51
Kotler P, Kevin LK. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga Kotler P, Gary A. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi A, Hamdani A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat. Lipovetsky S et al. Pricing Models in Marketing Research. Journal Scientific Research, Vol. 3, No. 167-174, 2011. Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Purbaya J, Rio. 2007. Mengenal Madu Alami. Bandung : Pionir Jaya. Raisa MP. 2011. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Madu Pramuka di PT. Madu Pramuka serta Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran [Skripsi]. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Robert C et al. 1997. Price Sensitivity Measurement : 44-54. Rostita. 2007. Berkat Madu Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas. Bandung : PT Mizan Pustaka. Sinaga F. 2006. Analisis Sensitivitas Harga dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Konsumen Terhadap Harga Ayam Panggang dan teak di estoran “ P” Bogor [ kripsi]. Program tudi Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Suharno NAH. 2001. Teknik Mencangkong Royal Jelly. Yogyakarta: Kanisius. Sumarwan U, dkk. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor : IPB Press. Supranto MA. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta. Supranto J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta. Swastha B. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty. Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yulianti H. 2007. Penetapan Harga Pokok dan Zona Fleksibilitas Harga Meises Cokelat (Kasus : PT G di Bandung, Jawa Barat) [Skripsi]. Program Studi Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia Weiner JL et al. Pricing New to Market Technologies: An Evaluation of Applied Pricing Research Techniques. White Paper, Oktober 2004.
52
Lampiran 1 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Validitas
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rasa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pilihan Jenis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kekentalan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Aroma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Warna 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
Harga 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Material Kemasan 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Atribut Variasi Kemasan Manfaat 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Volume 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Merek 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Keaslian Produk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Iklan Promosi 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
Kemudahan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Informasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53
54
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Cochran Test Tahap 1 (15 atibut ) Frequencies Value Atribut 0 1 Rasa 1 29 Pilihan 0 30 Kekentalan 3 27 Aroma Warna Harga Material Variasi Manfaat Volume Merek Keaslian Iklan Kemudahan Informasi
3 12 2 18 10 0 5 3 0 13 3 1
27 18 28 12 20 30 25 27 30 17 27 29
Test Statistics N 30 Cochran's 106.685a Q df 14 Asymp. .000 Sig. Keterangan: Q hitung : 106, 685 Q tabel : 23,685 Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 = tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi terkecil dikeluarkan (atribut material kemasan)
55
Cochran Test Tahap 2 (14 atibut ) Frequencies Value Atribut 0 1 Rasa 1 29 Pilihan 0 30 Kekentalan 3 27 Aroma Warna Harga Variasi Manfaat Volume Merek Keaslian Iklan Kemudahan Informasi
3 12 2 10 0 5 3 0 13 3
27 18 28 20 30 25 27 30 17 27
1
29
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
30 74.428a 13 .000
Keterangan: Q hitung : 74, 428 Q tabel : 22,362 Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 = tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi terkecil dikeluarkan (atribut iklan dan promosi)
56
Cochran Test Tahap 3 (13 atibut ) Frequencies Atribut Value 0 1 Rasa 1 29 Pilihan 0 30 Kekentalan 3 27 Aroma 3 27 Warna 12 18 Harga 2 28 Variasi 10 20 Manfaat 0 30 Volume 5 25 Merek 3 27 Keaslian 0 30 Kemudahan 3 27 Informasi
1
29
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
30 57.485a 12 .000
Keterangan: Q hitung : 57, 485 Q tabel : 21,026 Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 = tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi terkecil dikeluarkan (atribut warna)
57
Cochran Test Tahap 4 (12 atibut ) Frequencies Atribut
Value 0
Rasa Pilihan Kekentalan Aroma Harga Variasi Manfaat Volume Merek Keaslian Kemudahan Informasi
1 1 0 3 3 2 10 0 5 3 0 3 1
29 30 27 27 28 20 30 25 27 30 27 29
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
30 37.865a 11 .000
Keterangan: Q hitung : 37, 865 Q tabel : 19,675 Berdasarkan hasil pengujian, Q hitung > Q tabel maka tolak H0 = tidak valid, lanjutkan pengujian. Jawaban yang mempunyai proporsi terkecil dikeluarkan (atribut variasi kemasan)
58
Cochran Test Tahap 5 (11 atibut ) Frequencies Atribut
Value 0
1
Rasa Pilihan Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek Keaslian Kemudahan
1 0 3 3 2 0 5 3 0 3
29 30 27 27 28 30 25 27 30 27
Informasi
1
29
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
30 15.258a 10 .123
Keterangan: Q hitung : 15, 258 Q tabel : 19,675 Berdasarkan hasil pengujian, Q tabel > Q hitung maka terima H0 = valid. Ke 11 variabel dapat digunakan dalam penelitian.
Lampiran 3 Data Hasil Kuesioner untuk Uji Reliabilitas No. Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 B B2
Rasa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
Pilihan Jenis 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
Kekentalan
Aroma
Warna
Harga
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27 729
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27 729
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 28 784
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
Material Kemasan 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 25 625
Atribut Variasi Manfaat Kemasan 0 1
1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27 729
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
Volume
Merek
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27 729
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
Keaslian Produk 1
Iklan Promosi 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 30 900
Kemudahan
Informasi
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 729
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 729
Xt
11 10 9 11 10 11 11 10 8 11 10 10 9 8 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 10 11 11 10 10 11 309 8707
Xt2
121 100 81 121 100 121 121 100 64 121 100 100 81 64 100 100 100 121 121 121 121 121 121 121 100 121 121 100 100 121 3205
59
60 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Tahapam uji hyot: a. Mencari nilai jumlah kuadrat responden JKr
∑ JKr =
(∑
)
= (3205/11) - (95481/330)
= 291,36 – 289,34 = 2,02 Keterangan : JKr = jumlah kuadrat respon = banyaknya butir pertanyaan k N = banyaknya responden Xt = skor total responden b .Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:
∑ JKb =
(∑
)
= (8707/30) – (95481/330)
= 290,23 – 289,34 = 0,89 Keterangan : JKb = jumlah kuadrat butir ∑B2 = jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ t)2 = kuadrat dari skor total c. Mencari jumlah kuadrat total JKt dengan rumus: JKt =
( ∑ ) (∑ ) (∑ ) ( ∑ )
= (95481 x 441) / (95481 + 441)
= 438,97 Keterangan: JKt = jumlah kuadrat total (∑B) = jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ ) = jumlah kuadrat jawaban salah (tidak) seluruh butir d. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus: JKs = JKt – JKr – JKb
= 438,97 – 2,02 – 0,89 = 436, 06
e. Mencari varians responden, varians butir, dan varians sisa dengan rumus Tabel Varian Sumber Derajat Bebas Jumlah Varians Varians Kuadrat Responden 30 – 1 = 29 2,02 0,069 Atribut 11 – 1 = 10 0,89 0,089 Sisa {(30x11)-1} – 29 – 10 = 290 436,06 1,50 Total 329 438,97 1,624 Vr =
Vb =
Vs =
Vr = 2,02/ 29
Vb = 0,89/10
Vs = 436,06/299
61 Vr = 0,069
Vb = 0,089
Keterangan: Vr Vb Vs dbr dbb dbs
Vs = 1,50
= Varians responden = Varians butir = Varians sisa = derajat bebas responden = derajat bebas butir = derajat bebas sisa
f. Memasukkan nilai varians yang diperoleh ke rumus: r11 =
= 1 – (1,46/0,069) = 1 – 21,74 = -│20,74│
g. Syarat: ika │r11│< r product moment maka tidak reliable ika │r11│ > r product moment maka reliable r11 = -│20,74│ r product moment (N=30) = 0,361 Kesimpulan
: r11 > r product moment = -│20,74│> 0,36 Reliable = Variabel dapat diandalkan.
reliable
Lampiran 5 Data Kepentingan Hasil Kuesioner 62
Atribut No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Rasa Madu 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 5 2 4 5 4 5 4 5
Pilihan Jenis Madu 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 5 4 3
Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 3 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 3 3 3 5 4 3 5 5 5 5 3 5 2 2 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 3 3
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3
Informasi Kemasan Total 41 5 48 5 46 5 52 5 44 4 55 5 47 4 47 4 47 4 47 4 44 4 46 4 43 4 43 4 46 4 49 5 40 5 53 5 36 4 46 4 49 5 44 4 55 5 47 5 41 5
Lampiran 5 Lanjutan Atribut No. Responden
Pilihan Jenis Madu 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 1 2 5 5 4
Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 4 3 5 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 2 2 4 5 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 1 5 5 5 3 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 3 3 1 3 3 2 3 4 3 2 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 3 3 4 4 4 5 4 4
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4
Informasi Kemasan Total 42 5 38 3 41 5 44 4 44 4 39 4 46 4 55 5 45 4 44 4 44 4 44 4 47 4 46 4 38 5 40 4 44 5 48 5 46 4 54 5 29 3 37 5 55 5 46 5 46 4
63
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Rasa Madu 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 2 5 4 4 3 5 5 3 4
Lampiran 5 Lanjutan 64
Atribut No. Responden 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Rasa Madu 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4
Pilihan Jenis Madu 5 4 1 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 1 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 2 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 4 5 3 3 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5
Informasi Kemasan Total 55 5 44 4 42 5 44 4 46 5 46 4 52 5 54 5 44 4 44 4 46 5 47 5 48 5 44 4 44 4 44 4 49 5 45 5 44 4 47 5 46 4 46 4 40 4 43 4 47 5
Lampiran 5 Lanjutan Atribut
No. Responden 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Kekentalan Aroma 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 380 374 3.8 3.74
Harga 2 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 399 3.99
Manfaat 4 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 459 4.59
Volume Merek 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 2 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 3 4 2 381 395 3.81 3.95
Keaslian Kemudahan Produk Memperoleh Produk 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 475 433 4.75 4.33
Informasi Kemasan 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 441 4.41
Total 40 47 48 46 45 46 45 47 42 45 47 48 46 51 46 41 45 43 45 44 44 43 49 48 43
65
Total Rtaa-rata
Rasa Madu 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4 415 4.15
Pilihan Jenis Madu 3 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 391 3.91
Lampiran 6 Data Kinerja Hasil Kuesioner 66
Atribut No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Rasa Madu 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4
Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 4 2 5 3 5 2 5 2 5 2 5 3 5 3 4 2 4 2 5 3 5 2 4 2 4 2 4 4 4 2 5 2 4 4 5 3 4 4 4 2 4 5 4 2 5 2 4 4 5 3
Informasi Kemasan Total 3 38 3 41 4 42 4 41 3 39 5 46 4 45 4 41 4 42 3 43 3 43 4 37 4 42 3 44 4 42 5 45 4 44 5 53 4 42 4 42 5 49 3 41 4 51 4 44 5 43
Lampiran 6 Lanjutan Atribut No. Responden
Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
Informasi Kemasan Total 3 40 4 44 4 36 4 44 4 42 3 41 4 42 5 55 3 41 4 42 4 45 4 40 3 42 3 38 4 40 4 40 5 49 4 44 3 43 4 53 4 44 3 36 5 42 3 36 4 42
67
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Rasa Madu 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 2 5 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 5 2 4 3 4 3 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2
Lampiran 6 Lanjutan 68
Atribut No. Responden 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Rasa Madu 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma Harga Manfaat Volume Merek 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Kemudahan Keaslian Memperoleh Produk Produk 5 5 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 5 5 5 5 4 3 5 2 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4
Informasi Kemasan Total 5 55 4 44 3 42 4 42 3 39 4 42 5 53 5 55 4 43 4 45 5 51 4 45 4 43 3 41 4 39 4 43 5 47 5 46 4 43 4 44 4 43 4 39 4 40 3 40 4 44
Lampiran 6 Lanjutan Atribut
No. Responden 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Harga 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 382 3.82
Manfaat 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 427 4.27
Volume Merek 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 392 396 3.92 3.96
Keaslian Kemudahan Produk Memperoleh Produk 5 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 2 4 3 4 4 5 3 4 3 4 2 4 3 5 5 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 423 310 4.23 3.1
Informasi Kemasan 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 390 3.9
Total 40 43 35 43 44 42 41 43 42 46 42 40 47 48 43 43 44 40 44 44 43 43 47 45 40
69
Total Rata-Rata
Rasa Madu 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 407 4.07
Pilihan Jenis Madu Kekentalan Aroma 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 406 397 391 4.06 3.97 3.91
70
Lampiran 7 Indikator Tingkat Kinerja Atribut Madu Pramuka Atribut Rasa Madu
Pilihan Jenis Madu
Kekentalan
Aroma
Warna
Harga
Kinerja (1) Sangat tidak baik (2) Tidak baik (3) Cukup baik (4) Baik (5) Sangat baik
Indikator (1) Sangat tidak menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (2) Tidak menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (3) Cukup menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (4) Menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (5) Sangat menunjukkan rasa khas madu berupa rasa manis dan asam (1) Sangat tidak (1) Sangat sedikit baik (2) Sedikit (2) Tidak baik (3) Cukup banyak (3) Cukup baik (4) Banyak (4) Baik (5) Sangat banyak (5) Sangat baik (1) Sangat tidak (1) Kandungan air sangat tidak sesuai dengan selera baik konsumen (2) Tidak baik (2) Kandungan air tidak sesuai dengan selera (3) Cukup baik konsumen (4) Baik (3) Kandungan air cukup sesuai dengan selera (5) Sangat baik konsumen (4) Kandungan air sesuai dengan selera konsumen (5) Kandungan air sangat sesuai dengan selera konsumen (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak khas baik (2) Tidak khas (2) Tidak baik (3) Cukup khas (3) Cukup baik (4) Khas (4) Baik (5) Sangat khas (5) Sangat baik (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak menunjukkan kualitas madu yang baik baik dan tidak sesuai dengan selera konsumen (2) Tidak baik (2) Tidak menunjukkan kualitas madu yang baik (3) Cukup baik dan tidak sesuai dengan selera konsumen (4) Baik (3) Cukup menunjukkan kualitas madu yang baik (5) Sangat baik dan cukup sesuai dengan selera konsumen (4) Menunjukkan kualitas madu yang baik dan sesuai dengan selera konsumen (5) Sangat menunjukkan kualitas madu yang baik dan sangat sesuai dengan selera konsumen (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak sesuai dengan kualitas produk baik (2) Tidak sesuai dengan kualitas produk (2) Tidak baik (3) Cukup sesuai dengan kualitas produk (3) Cukup baik (4) Sesuai dengan kualitas produk (4) Baik (5) Sangat sesuai dengan kualitas produk (5) Sangat baik
71
Lampiran 7 Lanjutan Atribut Material Kemasan
Variasi Kemasan
Manfaat
Volume
Merek
Keaslian Produk
Kinerja (1) Sangat tidak baik (2) Tidak baik (3) Cukup baik (4) Baik (5) Sangat baik
Indikator (1)Sangat tidak aman dan tidak sesuai dengan selera konsumen (2) Tidak aman dan tidak sesuai dengan selera konsumen (3)Cukup aman dan sudah cukup sesuai dengan slera konsumen (4) Aman dan sesuai dengan selera konsumen (5)Sangat tidak aman dan sangat sesuai dengan selera konsumen (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak beragam dan tidak menarik bagi baik konsumen (2) Tidak baik (2) Tidak beragam dan tidak menarik bagi (3) Cukup baik konsumen (4) Baik (3) Cukup beragam dan cukup menarik bagi konsumen (5) Sangat baik (4) Beragam dan menarik bagi konsumen (5) Sangat beragam dan sangat menarik bagi konsumen (1) Sangat tidak (1) Manfaat sangat tidak terasa oleh konsumen baik setelah mengkonsumsi madu (2) Tidak baik (2) Manfaat tidak terasa oleh konsumen setelah (3) Cukup baik mengkonsumsi madu (4) Baik (3) Manfaat cukup terasa oleh konsumen setelah (5) Sangat baik mengkonsumsi madu (4) Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (5) Manfaat sangat terasa oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak sesuai dengan kebutuhan baik (2) Tidak sesuai dengan kebutuhan (2) Tidak baik (3) Cukup sesuai dengan kebutuhan (3) Cukup baik (4) Sesuai dengan kebutuhan (4) Baik (5) Sangat sesuai dengan kebutuhan (5) Sangat baik (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak terkenal dan tidak mencerminkan baik kualitas produk (2) Tidak baik (2) Tidak terkenal dan tidak mencerminkan kualitas (3) Cukup baik produk (4) Baik (3) Cukup terkenal dan cukup mencerminkan (5) Sangat baik kualitas produk (4) Terkenal dan mencerminkan kualitas produk (5) Sangat terkenal dan mencerminkan kualitas produk (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak terjamin baik (2) Tidak terjamin (2) Tidak baik (3) Cukup terjamin (3) Cukup baik (4) Terjamin (4) Baik (5) Sangat terjamin (5) Sangat baik
72
Lampiran 7 Lanjutan Atribut Iklan dan Promosi
Kinerja (1) Sangat tidak baik (2) Tidak baik (3) Cukup baik (4) Baik (5) Sangat baik
Indikator (1) Sangat tidak menarik dan tidak mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (2) Tidak menarik dan tidak mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (3) Cukup menarik dan cukup mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (4) Menarik dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (5) Sangat menarik dan sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian Kemudahan (1) Sangat tidak (1) Sangat menyulitkan bagi konsumen untuk Memperoleh baik memperoleh produk Produk (2) Tidak baik (2) Menyulitkan bagi konsumen untuk memperoleh (3) Cukup baik produk (4) Baik (3) Cukup mudah bagi konsumen untuk (5) Sangat baik memperoleh produk (4) Mudah bagi konsumen untuk memperoleh produk (5) Sangat mudah bagi konsumen untuk memperoleh produk Informasi pada (1) Sangat tidak (1) Sangat tidak tertera informasi yang lengkap Kemasan baik (2) Tidak tertera informasi yang lengkap (2) Tidak baik (3) Cukup tertera informasi yang lengkap (3) Cukup baik (4) Informasi yang tertera lengkap (4) Baik (5) Informasi yang tertera sangat lengkap (5) Sangat baik
Lampiran 8 Bagan Struktur Organisasi PT. Madu Pramuka STRUKTUR ORGANISASI PT. MADU PRAMUKA RUPS KOMISARIS
DIREKTUR
CABANG JAKARTA
Seksi Pemasaran Indor
Seksi Umum dan Aphiterapy
Seksi Pelatihan
Seksi Keuangan
Sub Seksi Jakarta
CABANG JAWA TENGAH
Seksi HRD
Seksi Accounting
Sub Seksi Jawa Barat
Seksi Gudang
Seksi Marketing Out Door
Sub Seksi Sukabumi
Sub Seksi Banten
73
Seksi Pemasaran Indoor
Seksi Pemasaran Outdoor
Seksi Produksi
Seksi Keuangan
Seksi Accounting
Seksi Pelatihan
Seksi Aphiterapy
74 Lampian 9RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 1 Mei 1990, merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sugiyono dan Ibunda Tumirah. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA N 1 Godean dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Gadjah Mada program diploma jurusan Agroindustri Fakultas Teknologi dan Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah kewirausahaan dan mata kuliah pemasaran. Penulis juga aktif sebagai sekretaris dalam organisasi himpunan mahasiswa jurusan Diploma Agroindustri. Pendidikan diploma ditempuh dalam kurun waktu 2 tahun 9 bulan. Pada tahun 2011 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan diplomanya, dan pada tahun yang sama penulis diterima di program studi Alih Jenis Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.