4 METODOLOGI
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret 2009 sampai dengan Bulan Mei 2009. Penelitian dilaksanakan di Perairan Teluk Banten dengan basis pendataan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
4.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Kuesioner 2. Kamera digital sebagai alat dokumentasi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit penangkapan bagan perahu.
4.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis metode survei. Menurut Nazir M (1988), metode penelitian survei digunakan untuk memperoleh faktor dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara aktual, baik tentang institusi politik, sosial atau ekonomi dari suatu kelompok atau daerah.
4.4 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non acak atau non probabilitas, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja dan dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuesioner. Responden adalah nelayan yang mengoperasikan bagan perahu di Perairan Teluk Banten dan mendaratkan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu. Pengambilan responden dilakukan terhadap nelayan yang dianggap mewakili sifat dari keseluruhan nelayan bagan perahu di PPP Karangantu. Jumlah nelayan yang diambil sebagai responden sebanyak 30 orang.
31
4.5 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung terhadap responden nelayan dengan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data berkala (time series) hasil tangkapan Tahun 2000-2009, upaya penangkapan Tahun 2000-2009, PDRB Tahun 20032007, IHK 2000-2009, dan jumlah penduduk Kota Serang. Data sekunder diperoleh dari PPP Karangantu dan Dinas Perikanan Provinsi Banten. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian antara lain : 1) Aspek Teknik Aspek teknik berhubungan dengan konstruksi dan metode pengoperasian unit penangkapan bagan perahu, antara lain terdiri atas : (1) Ukuran dan jumlah unit penangkapan bagan perahu. (2) Konstruksi dan metode pengoperasian unit penangkapan bagan perahu. (3) Lokasi pengoperasian unit penangkapan bagan perahu. (4) Musim penangkapan ikan teri. 2) Aspek Biologi Aspek biologi yang diteliti meliputi : (1) Jumlah hasil tangkapan per trip. (2) Komposisi hasil tangkapan. 3) Aspek Ekonomi Aspek ekonomi yang diteliti meliputi : (1) Harga jual ikan teri per kilogram oleh nelayan. (2) Biaya operasional.
Data sekunder yang dikumpulkan antara lain : 1) Produksi unit penangkapan bagan di PPP Karangantu selama Tahun 20002008. 2) Hasil tangkapan per trip dan per tahun di PPP Karangantu selama Tahun 2000-2008. 3) Jumlah trip unit penangkapan bagan per tahun selama Tahun 2000-2008. 4) Peta lokasi pengoperasian unit penangkapan bagan perahu di PPP Karangantu.
32
5) Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis, astronomis kependudukan dan keadaan perikanan umum di PPP Karangantu. 6) Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Serang Tahun 2000-2007. 7) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Serang Tahun 2003-2007. 8) Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2000-2007.
4.6 Analisis Data 4.6.1 Analisis teknik Analisis teknik digunakan untuk mengetahui gambaran kegiatan operasi penangkapan ikan dilihat dari aspek-aspek teknik. Aspek teknik yang digunakan sebagai tolak ukur seperti konstruksi bagan, metode yang digunakan dalam proses penangkapan ikan, produktivitas dan daerah penangkapan ikan. Produktivitas adalah kemampuan unit penangkap ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan. Produktivitas yang diukur yaitu produktivitas per unit penangkapan bagan dan produktivitas per trip bagan. Produktivitas tersebut diukur dengan rumus sebagai berikut : Produktivitas per unit penangkapan ikan :
Volume produksi (kg) Jumlah unit bagan (unit)
Produktivitas per trip penangkapan ikan :
Volume produksi (kg) Jumlah trip bagan (trip)
4.6.2 Analisis bioteknik Analisis bioteknik digunakan untuk melihat hubungan parameter biologi dan parameter teknik penangkapan ikan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan teri yaitu r, q dan K, yang digunakan untuk menduga stok atau potensi sumberdaya ikan, serta untuk mengetahui kondisi optimum dari tingkat upaya penangkapan. Metode yang digunakan adalah metode surplus produksi. Metode ini bertujuan untuk menentukan tingkat upaya optimum, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan
tangkapan
maksimum
yang
lestari
tanpa
mempengaruhi
produktivitas stok secara jangka panjang, dan biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield/MSY). Persamaan matematiknya sebagai berikut :
33
h
q ².K .E 2 ........................................................................ (30) r
q.K .E
Untuk memperoleh nilai r, q dan K dilakukan dengan menggunakan modelmodel sebagai berikut : a) Metode Algoritma Fox ln x
n
q
z Ut 1
Ut
1
a b
z
K
.............................................................. (31)
1
z
y
y
z
t i
x
1/ t
E
q Kq 2
r
b) Metode Disequilibrium Schaefer Ut
Ut 2U t
1
1
r Ut Kq
r
qEt ............................................................... (32)
atau
y
x1
x2
maka
r,
r , Kq
q
k c) Model Schnute
ln
Ut 1 Ut
atau
r
r Ut Ut Kq 2
1
q
E1 Et 2
1
..................................... (33)
34
ln y
x1
x2
maka
r , Kq
r,
q
K d) Model Walter-Hilbon (WH)
Ut 1 Ut
1 r
r Ut Kq
qEt ................................................................. (34)
atau
y
x1
x2
maka r,
r , Kq
q
K e) Model Clark, Yoshimoto and Pooley (CYP) .................... (35) atau
ln y
ln x1
x2
maka
4.6.3 Analisis bioekonomi Agar dapat digunakan untuk menetapkan tingkat upaya pemanfaatan maksimum lestari secara ekonomi, dari konsep sederhana bioteknik di atas, Gordon HS menambahkan faktor ekonomi dengan memaksimumkan keuntungan.
35
Keuntungan yang diperoleh merupakan selisih antara total penerimaan (total revenue) dan total biaya (total cost). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Fauzi A 2006) : π = TR – TC = p.h – c.E ......................................................................................... (36) Keterangan : TR = penerimaan total (Rp) TC = biaya total (Rp) π = keuntungan (Rp) p = harga rata-rata ikan (Rp) h = hasil tangkapan (kg) c = biaya penangkapan per satuan upaya (Rp) E = upaya penangkapan (trip) Parameter ekonomi yang mempengaruhi model bioekonomi dalam perikanan tangkap adalah biaya penangkapan (c) dan harga hasil tangkapan (p). Biaya penangkapan dalam kajian bioekonomi model Gordon-Schaefer didasarkan pada asumsi bahwa hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan. Biaya penangkapan rata-rata diperoleh dari :
c
ci n
.............................................................................................. (37)
Keterangan : c = biaya penangkapan rata-rata (Rp) per hari per tahun ci = biaya penangkapan responden ke-i n = jumlah responden Standarisasi biaya ikan teri dalam penelitian ini mengikuti pola standarisasi yang digunakan Sobari dan Muzakir (2009) yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
cet
1 n
n i 1
TCt Et
hit
n t 1
1 t
hi
hj
cpit x100 ...................... (38) cpistd
Keterangan : cet = biaya rill ikan teri pada periode t TCt = total biaya pada periode t Et = total standardized effort untuk alat tangkap pada periode t hit = produksi ikan teri i pada waktu t Σ(hi+hj) = total produksi ikan untuk alat tangkap
36
n cpit cpistd
= jumlah alat tangkap = indeks harga konsumen untuk ikan segar pada periode t = indeks harga konsumen yang berlaku untuk ikan segar standar tahun 2009
Harga ikan rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
p
pi n
dan pt
p
cpit x100 ................................................... (39) cpistd
Keterangan : = harga rata-rata ikan teri p pi = harga nominal ikan teri responden ke-i pt = harga riil ikan teri pada periode t n = jumlah responden Dengan mensubstitusikan persamaan (30) ke dalam persamaan (36), maka diperoleh keuntungan lestari melalui persamaan berikut : π = TR – TC = p.h – c.E = p.q.K.E . 1 q.E - c.E.................................................................. (40) r
Dengan diperolehnya nilai parameter biologi (r, q dan k) dan parameter ekonomi (p dan c), maka dapat dikatakan solusi pengelolaan sumberdaya ikan teri melalui pendekatan bioekonomi seperti pada Tabel 1.
4.6.4 Analisis model dinamik sumberdaya ikan Estimasi stok ikan, hasil tangkapan, tingkat upaya dan rente ekonomi sumberdaya diatas merupakan pendekatan model statis. Pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan mendasar, yaitu pendekatan ini tidak memasukkan faktor waktu dalam analisisnya. Untuk sumberdaya terbarukan seperti ikan, tidak dimasukkannya faktor waktu ini bisa menyebabkan akibat yang serius dalam pengelolaan sumberdaya ikan (Cunningham 1981 diacu dalam Fauzi 2006). Oleh karena itu analisis dinamik sumberdaya ikan juga perlu diteliti.
37
Tabel 1 Formula perhitungan pengelolaan ikan teri Variabel Biomass (x) Catch (h)
Kondisi MSY
MEY
K 1 2 r.K 1 4
Effort (E)
c p.q.K
1
r c 1 p.q.K 2q
Rente Ekonomi (π)
p.
p.h c.E
c p.q
K 2
c p.q.K
c p.q.K
OA
r.K 4
r.K 4
r.c 1 p.q
r 2q
r c 1 p.q.K q c.
r 2q
p
c p.q.K
c F ( x) p.x
Sumber : Fauzi A (2006)
Sumberdaya ikan pada model dinamik diasumsikan dikelola secara privat, yang bertujuan memaksimumkan manfaat ekonomi dari sumberdaya tersebut. Secara matematis, pengelolaan sumberdaya ikan dalam konteks dinamik dapat ditulis dalam bentuk: t
t
max t 0
1
t
t
X t , ht ..................................................... (41)
dengan kendala: X t 1 X t F ( X x ) ht ....................................................................... (42) Pemecahan model dilakukan dengan metode Lagrangian, kemudian pemecahan
model dinamik tersebut akan menghasilkan model pemecahan pengelolaan sumberdaya ikan,
F X
/ x / h
................................................................................. (43)
Pada kondisi keseimbangan, saat F(x) = h (Golden rule) pertumbuhan sama dengan jumlah yang dipanen. Solusi persamaan model dinamik adalah sebagai berikut :
r 1
2x K
ch qx 2 c p qx
.............................................................. (44)
dan
F( x) h rx 1
x ............................................................................ (45) K
38
Berdasarkan persaman di atas, maka dapat diketahui nilai optimal dinamik untuk stok ikan, produksi dan rente ekonomi melalui persamaan berikut : c pqK
x
h
1 x pqx c c
E
h qx ........................................................................................ (48)
ph c
1
c pqK
2
K 4
r r 1
2x K
1
r
8c pqKr
................ (46)
........................................................ (47)
h ...................................................................................... (49) qx
Nilai discount rate yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai discount rate yang digunakan oleh World Bank dalam menilai sumberdaya alam di negaranegara berkembang berkisar antara 10% sampai dengan 18% sebagai pembanding dengan discount rate dengan pendekatan Ramsey didekati dengan teknik yang dikembangkan oleh Kula (1984) diacu dalam Sobari dan Muzakir (2008), bahwa real discount rate (r) didefinisikan sebagai : r
g ............................................................................................ (50)
dimana ρ menggambarkan pure time preference, γ adalah elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam dan g adalah pertumbuhan ekonomi (Newel and Pizer 2001 diacu dalam Sobari dan Muzakir 2008). Kula (1984) diacu dalam Sobari dan Muzakir (2008) mengestimasi laju pertumbuhan dengan meregresikan:
ln Ct
0
1
ln t
dimana t adalah periode waktu dan C t adalah konsumsi per kapita pada periode t. Hasil regresi ini akan menghasilkan formula elastisitas, dimana : 1
ln Ct ......................................................................................... (51) ln t
Persamaan tersebut di atas secara metematis dapat disederhanakan sebagai berikut:
g
Ct t / ................................................................................ (52) C t
39
4.6.5 Analisis laju degradasi dan depresiasi Degradasi merupakan laju penurunan kualitas atau kuantitas sumberdaya alam yang dapat diperbaharukan (renewable resources). Degradasi sumberdaya perikanan ini secara matematis dapat ditentukan laju dengan menggunakan rumus (Isnaini 2009) sebagai berikut:
1 D
1
e
h h0
............................................................................. (53)
Keterangan : = koefisien atau laju degradasi D hδ = produksi lestari h0 = produksi aktual
Analisis depresiasi ditujukan untuk mengukur perubahan nilai moneter dari pemanfaatan sumberdaya alam, atau dengan kata lain depresiasi merupakan pengukuran degradasi yang dirupiahkan. Adapun untuk menghitung koefisien laju depresiasi sumberdaya ikan, pada dasarnya sama dengan formula penghitungan laju degradasi, hanya saja parameter ekonomi menjadi variabel yang menentukan perhitungan laju depresiasi, yang dirumuskan sebagai berikut :
1 R
............................................................................. (54)
1 e
0
Keterangan : = koefisien atau laju depresiasi R πδ = rente lestari π0 = rente aktual 4.7 Batasan dan Asumsi Penelitian 4.7.1 Batasan 1) Penelitian dilakukan di Perairan Teluk Banten dengan basis pendataan di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten; 2) Pengusahaan sumberdaya ikan teri merupakan setiap kegiatan penangkapan yang dilakukan pada wilayah Perairan Teluk Banten dengan basis pendataan di Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu;
40
3) Data jumlah upaya dan hasil tangkapan yang digunakan merupakan data yang dilaporkan dan tercatat di instansi terkait; 4) Model bioekonomi merupakan analisis terpadu dari aspek teknis, biologi dan ekonomi, yang dikaji dalam kondisi pengelolaan Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), open access dan optimal dinamik; 5) Aspek yang dikaji meliputi aspek teknik, biologi dan ekonomi; 6) Aspek
teknik
meliputi
deskripsi
unit
penangkapan
bagan,
metode
pengoperasian dan produktivitas; 7) Aspek biologi yang dikaji meliputi Maximum Sustainable Yield (MSY). 8) Aspek ekonomi yang dikaji meliputi Maximum Economic Yield (MEY), OA, penerimaan total, biaya total dan Rente; 9) Penerimaan total merupakan hasil kali antara hasil tangkapan unit penangkapan bagan dengan harga hasil tangkapan per kilogram; 10) Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat tangkap bagan dalam satu kali trip, terdiri atas biaya perbekalan dan upah ABK; 11) Harga ikan teri merupakan harga pasar dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram; 12) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari hasil tangkapan bagan perahu.
4.7.2 Asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Populasi ikan menyebar merata di seluruh daerah penangkapan; 2) Masing-masing unit penangkapan bagan melakukan jumlah trip relatif sama dalam satu tahun, ukuran kapal dan mesin dianggap sama serta semua unit upaya penangkapan aktif melakukan kegiatan penangkapan. 3) Harga ikan teri yang digunakan merupakan harga yang didapatkan dari responden dan dalam analisis, harga ikan per satuan hasil tangkapan adalah harga riil; 4) Biaya nominal adalah total biaya operasional unit penangkapan bagan, sementara itu biaya riil merupakan biaya yang telah dijustifikasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun yang sama.