3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Gambar 4), dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2011. Waktu pengambilan data lapang (pengukuran pertumbuhan lamun) dilakukan 2 kali, pengambilan data pertama (penandaan) dilakukan pada tanggal 8 Juni 2011 dan pengambilan data setelah masa penandaan (satu bulan) dilakukan pada tanggal 7 Juli 2011. Lokasi penelitian di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penandaan dan pengambilan data diawali dengan survei untuk menentukan lokasi yang sesuai dilakukannya pengambilan data pertumbuhan dan produksi lamun. Pengamatan pertumbuhan dan produksi Cymodocea rotundata dilakukan di Pulau Pramuka pada referensi geografi 5°44'50,08'' LS dan 160°36'42,67'' BT, sedangkan untuk Cymodocea serrulata dilakukan di Pulau Panggang pada referensi geografi 5°44'37,18'' LS dan 160°35'25,48'' BT.
Gambar 4. Lokasi pengamatan lamun
19
3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter yang dikaji serta alat dan bahan penelitian Parameter
Unit
Alat/bahan
Keterangan
m/detik ‰ °C cm %
Floating drauge Horiba Horiba Papan berskala Secchi disk Core
Pengukuran langsung Pengukuran langsung Pengukuran langsung Pengukuran langsung Pengukuran langsung Analisis laboratorium
mg/L mg/L mg/L
Horiba Spekrofotometer Spekrofotometer
Pengukuran langsung Analisis laboratorium Analisis laboratorium
mm/hari mm/hari mm/hari gbk/m2/ hari
Jangka sorong Jangka sorong Jangka sorong Timbangan, oven GPS Kamera underwater, tali rapia, kabelties, kantong plastik, botol contoh, alat dasar selam, kawat, cool box, Aluminium foil, penggaris, meteran
Pengukuran langsung Pengukuran langsung Pengukuran langsung Analisis laboratorium
Fisika Arus Salinitas Suhu Kedalaman Kecerahan Jenis substrat Kimia Oksigen terlarut Nitrat Fosfat Biologi Panjang rhizome Diameter rhizome Panjang daun Produksi lamun Posisi koordinat Lain-lain
3.3 Metode 3.3.1 Metode pengambilan data pertumbuhan lamun Pengukuran pertumbuhan mutlak rhizome dan daun lamun dilakukan dengan mengukur panjang dan diameter rhizome serta panjang daun lamun pada selang waktu tertentu. Metode pengukuran pertumbuhan lamun dengan melakukan penandaan (tagging) pada rhizome dan daun lamun (Lampiran 1). Penandaan rhizome lamun menggunakan kabelties dan kertas tanda (kertas newtop) yang dipasang pada pangkal tunas terakhir (Short dan Duarte, 2001).
20
Panjang dan diameter awal rhizome diukur setelah tunas terakhir menggunakan jangka sorong pada saat penandaan, kemudian lamun dibiarkan tumbuh secara alami selama satu bulan. Setelah satu bulan, dilakukan pemanenan rhizome untuk dilakukan pengukuran panjang dan diameter akhir dan dihitung pertumbuhannya (Lampiran 1). Kegiatan penandaan dan pengukuran lamun ditampilkan pada Lampiran 2. Penandaan daun lamun dilakukan dengan membuat lubang menggunakan jarum/kawat ditusukkan pada bagian dasar daun dekat rhizome (Short dan Duarte, 2001). Kemudian diukur panjang daun awal dan dibiarkan selama waktu tertentu. Panjang daun akhir diukur pada saat pemanenan, pengukuran dengan memisahkan daun muda dan daun daun tua, daun muda adalah daun yang muncul selama penandaan. Daun tua adalah daun yang terdapat lubang tanda sedangkan daun muda tidak terdapat lubang bekas penandaan.
3.3.2. Metode pengambilan data produksi lamun Metode pengukuran produksi total lamun (gbk/m2/bulan) dilakukan dengan mengukur berat kering daun, rhizome, akar, dan batang (stem) dibagi waktu (interval waktu). Pengukuran produksi lamun dengan metode penandaan (Short dan Duarte, 2001). Metode pengukuran produksi total pada area tertentu yaitu dengan mengambil semua bagian lamun yang ditandai dalam suatu transek kuadrat 1 m2 selama selang waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan lamun yang telah ditandai dalam pengukuran pertumbuhan lamun untuk pengukuran produksi lamun. Setelah masa penandaan, lamun dipanen dan dimasukkan ke dalam plastik contoh dan disimpan dalam coolbox untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
21
3.3.3 Metode pengambilan data kualitas air Parameter kualitas air seperti salinitas, suhu, kadar oksigen terlarut (DO), dan pH diukur menggunakan HorribaTM (Lampiran 1). Kecerahan diukur menggunakan secchi disk. Analisis kandungan kimia perairan dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan IPB. Contoh air diambil dengan botol contoh kemudian disimpan dalam cool box. Contoh substrat diambil menggunakan core kemudian disimpan dalam plastik serta dimasukkan dalam cool box, untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
3.3.4 Metode analisis contoh lamun, air dan subtrat Analisis contoh air (nitrat dan fosfat) menggunakan spektrofotometer di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Contoh substrat dianalisis menggunakan metode pipet (Sudjadi et al.,1971) untuk mengetahui jenis substrat habitat lamun, analisis dilakukan di Laboratorium Lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis sampel lamun untuk pengukuran produksi lamun dilakukan di Laboratorium Kering, Bagian Hidrobiologi Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bagian-bagian lamun seperti daun, stem, rhizome dan akar yang dipanen, dicuci bersih menggunakan air tawar hingga tidak ada lagi sedimen maupun epifit yang menempel. Bagian-bagian organ lamun dipotong dan dipisah berdasarkan bagian atas (above ground) yaitu daun dan stem dan bagian bawah (below ground) yaitu akar dan rhizome. Setelah lamun dibersihkan kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 24 jam pada suhu 60°C. Kemudian lamun ditimbang bobot keringnya, bobot kering bagian atas lamun dan bobot
22
kering bagian bawah lamun. Produksi lamun sama dengan total berat kering dari daun, stem, rhizome, dan akar dalam area 1 m2 dibagi interval waktu. Produksi bagian atas lamun merupakan total bobot kering bagian atas lamun dibagi interval waktu dan produksi bagian bawah lamun merupakan bobot kering bagian bawah lamun dibagi interval waktu dengan satuan gram berat kering/m2/bulan (gbk/m2/bulan).
3.3.5 Analisis data pertumbuhan dan produksi lamun Pertumbuhan mutlak rhizome (cm/bulan) dihitung berdasarkan pertambahan ukuran rhizome selama waktu penandaan. Lamun yang telah dibiarkan tumbuh selama satu bulan (masa penandaan), diukur pertumbuhan panjang dan diameter rhizomenya. Pertumbuhan mutlak daun diperoleh dari pertambahan ukuran panjang daun selama penandaan dibagi lamanya waktu penandaan. Pertumbuhan rhizome dan daun dihitung dengan rumus di bawah ini (Short dan Duarte, 2001):
Keterangan: P
= Pertumbuhan mutlak rhizome/daun lamun (cm/bulan)
Pt
= Panjang rhizome/daun setelah masa penandaan (cm)
P₀
= Panjang rhizome/daun lamun awal pengukuran (cm)
t
= Periode pengukuran/ masa penandaan (bulan) Produksi total lamun sama dengan total berat kering lamun dalam area 1
m2 dibagi dengan interval waktu penandaan. Produksi bagian atas lamun merupakan total bobot kering bagian atas lamun (stem dan daun) dibagi interval waktu dan produksi bagian bawah lamun merupakan total bobot kering bagian
23
bawah lamun (rhizome dan akar) dibagi interval waktu. Produksi lamun dapat dihitung dengan rumus di bawah ini (Short dan Duarte, 2001):
Keterangan: P
= Produksi total lamun (gbk/m2/bulan)
W
= Berat kering lamun dalam satu area (gbk/m2)
t
= Periode pengukuran/masa penandaan (bulan)