BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa blok kebun teh yang berada di tiga wilayah perkebunan teh di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, y a i q CiaterSubang (PTP XIII). Sinumbra-Bandung (PTP XII), dan Pedes-Bandung (P'TP XIII). Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan (Oktober
-
Desember 1990) yakni penjajagan lapangan untuk menentukan blok-blok kebun teh yang akan diobservasi. Pemilihan blok-blok kebun teh tersebut dilandasi oleh hasil kajian data-data dan peta pada tahap persiapan. Tahap kedua (Mei - Desember 1992) merupakan tahap penelitian utama yaitu berupa penentuan letak pedon pada lereng datar dari suatu punggung bukit dalam suatu blok kebun, pengamatan morfologi tanah dan keadaan linglcungannya serta pengambilan contoh tanah.
Bahan d m && -Bahan penelitian ini adalah tanah-tanah yang dapat dikelompokkan ke dalam
order Andisol (Soil Survey Staff. 1992) pada blok-blok kebun yang ada di tiga wilayah perkebunan yang diteliti. Jumlah seluruh blok kebun yang akan diamati enam buah, pada masing-masing blok kebun teh dibuat tiga pedon tanah sehingga jumlah pedon tanah seluruhnya dalam penelitian ini adalah 18 buah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelengkapan bagi keperluan pengamatan morfologi tanah, pengukuran kemiringan lereng. pengukuran ketinggian tempat dan pengambilan contoh tanah. Di laboratorium digunakan alat serta bahan yang diperlukan bagi analisis mineral, kimia, fisika, dan mikromorfologi tanah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi persiapan, pengamatan lapang, analisis laboratorium dan analisis data. Persiapan
I
Kegiatan utama pa& tahap ini meliputi invetarisasi serta kompilasi data dan peta yang diperlukan dalam penelitian ini, seperti peta topografi, peta kemiriigan tanah, peta tanah, peta geologi, peta tataguna tanah, peta blok kebun, peta zona agroklimat dan data iklim setempat. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan pengadaan alat dan bahan bagi observasi lapang serta penyelesaian surat ijin penelitian. Hasil penelaahan dan pertampalan (overlay) peta-peta tersebut yaitu berupa peta kombinasi penyebaran bahan induk (hasil empsi gunungapi) dan zona agroklimat yang berbeda pada blok-blok kebun teh dengan jenis tanah Andisol. Peta tersebut dijadikan dasar bagi studi pendahuluan untuk mencari serta menetapkan blok-blok kebun yang memiliki perbedaan bahan induk (umur dan sifat) dan zona agroklimat, tetapi mempunyai satu kesesuaian dalam faktor lereng yaitu memiliki lereng datar di daerah punggung bukit. Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan merupakan kagiatan penjelajahan lapangan untuk mengamati sifat-sifat tanah dan keadaan lingkungannya pada titik-titik tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya pada setiap blok kebun. Pada setiap blok kebun ditetapkan tiga buah pedon pada suatu areal yang datar dari suatu punggung bukit. Penentuan letak pedon tanah didasarkan pada tempat-tempat yang diduga memiliki taksa tanah yang sama. Untuk itu, terlebih dahulu dilakukan perintisan dengan melakukan pemboran-pemboran sehingga akhirnya diperoleh lokasilokasi pedon yang memiliki kesamaan morfologi pada suatu areal yang datar dari suatu punggung bukit di dalam suatu blok kebun teh.
Sifat tanah yang diamati pada setiap pedon meliputi susunan dan ketebalan horison, batas-batas horison, struktur, tekstur, konsistensi, warna, karatan, konkresi dan nodule, pori-pori tanah (void), kutan, pH tanah dan sistim perakaran. Sifat-sifat lain yang juga diamati adalah keadaan drainase tanah, kedalaman muka air tanah dan topografi mikro. Contoh tanah untuk pengkajian proses pedogenesis dan klasifikasi d i d b i l dari setiap lapisan tanah untuk keperluan analisis mineral, fisika dan kirnia tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu untuk studi irisan tipis dilakukan pada masing-masing horison dengan metode clod sample. Pengambilan contoh untuk maksud ini dilakukan pada salah satu dari ketiga pedon Andisol yang berkembang dari hasil empsi gunungapi yang berbeda. Pengamatan morfologi tanah serta pengambilan cohtoh tanah dilakukan menurut tata cara yang disajikan dalam Buku Pedoman Pengamatan Tanah di Lapang (LPT,1969), Soil Survey Manual (Soil Survey Staff, 1961), serta Genesis dan Klasifikasi Tanah (Hardjowigeno, 1985). Regim kelembaban tanah ditentukan atas dasar pada data iklim yaitu 'curah hujan bulanan dan evapotranspirasi potensial. Regim suhu (regim temperatur) tanah didasar-
kan pada pendekatan : suhu udara rata-rata tahunan
+ 2.5" C (New Hall, 1972 dalam
Van Wambeke, 1981). Suhu udara diperoleh dari konversi hasil pencatatan stasiun klimatologi terdekat dengan mmus Braak (1929 &lam Sitaniapessy, 1984) Analisis Laboratorium Analisis laboratorium diarahkan berdasarkan sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengkajian proses-proses pedogenesis, penilaian tingkat pelapukan dan klasifikasi tanah. Sifat-sifat tanah yang ditetapkan meliputi sifat-sifat mineral, fisika, kimia, dan mikromorfologi. Jenis analisis dari sifat-sifat tersebut, metode analisis serta kegunaannya dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4. Analisis mineral pasir dilakukan di Laboratorium Mineralogi Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Analisis kiiia tanah dilakukan di Laboratorium
Tabel 4. Sifat-sifat Tanah yang Ditetapkan, Metode Analisis serta Kegunaannya Dalam Penelitian No. Sifat Tanah
Kegunaan Pedogenesis; *
1. pH (H20, KCI, NaF)
*
2. C-Organik
Walkley dan Black
Pedogenesis; Klasifikasi;
3. Na,K(NH,O Ac IN pH7)
Flame fotometer
Klasifhi;
4. Ca,Mg(NH,O Ac 1N pH7)
AAS
Pedogenesis ; *
5. KTK (NH,O Ac 1N pH7)
Peach, et a1 (SCS, 1972)
Pedogenesis ; * '
6. KB
Jumlah Kation
Pedogenesis; Klasifkasi;
7. Aldd. H d d (KC1 IN)
Titrasi (SCS. 1972)
Klasifikasi ; *
8. Al, Fe, Si (Oksalat
AAS
Pedogenesis; Klasif&asi ; *
Blakemore, et a1 (1987)
Klasifikasi ; *
lo. BD (113 Bar)
Clod Sample
Klasifikasi ; *
11. Retensi air (15 Bar) Contoh Kenn Udara dan Lembab Lpang
Pressure Membrane Apparatus
Klasifikasi : *
12. Permeabilitas
Core sampler
Pedogenesis
13. Distribusi Ukuran Panikel
Penyaringan dan pipet
Pedogenesis; Vasifikasi
14. Mineral liat
DTA, XRD dan SEM Si - Oksalat
Pedogenesis; Klasifikasi
15. Mineral pasir
Perhitungan Benang Silang
Pedogenesis
16. Unsur kimia total
LPT (1971)
Pedogenesis
17. Mikromorfologi
lrisan Tipis dibawah mikroskop petografi
Pedogenesis
Ekstraksi (SCS. 1972)
Pedogenesis ; *
Uehara dan Gillman. 1981
Pedogenesis ; *
*
, *
dan Rrofosfat) 9. Retensi P
Keteranean : * = pengkajian hubungan dengan sifat lainnya.
Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran - Jatinangor (Sumedang) dan Laboratorium Kimia Tanah Puslitbang Geoteknologi (LIPI-Bandung). Analisis fisika tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian Unpad dan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Analisis difraksi sinar X fraksi liat (C2 p )
dilakukan di Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung dan di PPTA, Bogor. Analisis Diferensial Termal dilakukan di Laboratorium Mineralogi Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian IPB, Bogor. Analisis SEM dilakukan di Laboratorium Paleontologi Puslitbang Geologi di Bandung. Pembuatan irisan tipis dilakukan di Laboratorium PetroIogilMineralogi Direktorat Sumberdaya Energi Departemen Pertambangan dan Energi (Bandung). Contoh irisan tipis diperoleh dari setiap horison pedon pewakil di enam lokasi penelitian, sehingga dan enam pedon pewakil yang diamati diperoleh sebayak 49 contoh h j h tipis. Studi irisan tipis dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa alat (mata telanjang) dan (lengan bantuan alat. Alat yang digunakan ialah lensa pembesar , stereo-mikroskop binokuler, mikroskop polarisasi (mono dan stereo) dengan menggunakan sinar terpolarisasi biasa dan sinar terpolarisasi bersilang serta dengan SEM (bulk sample). Sebagai pedoman digunakan Buku Pegangan Pendeskripsian Contoh Irisan Tipis Tanah yang disusun oleh Bullock, Fedoroff, Jongerius, Stoops, dan Tursina (1985) dengan beberapa modifikasi dan penyederhanaan. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah UNPAD, Laboratorium Puslitbang Geologi (PPGL) Departemen Pertambangan dan Energi dan di Laboratorium Mineralogi dan Petrografi Puslitbang Geoteknologi LIPI, maling-masing di Bandung. Analisis mikromorfologi tanah dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu : persiapan contoh irisan tipis, pengamatan, penyajian data dan interpretasi. Persiapan contoh irisan tipis dimulai dari persiapan lubang profil tanah, pengeringan contoh, impregnasi, pengerasan contoh, pemotongan dengan gergaji bermata intan, penggosokan di atas lempeng kaca, penempelan pada gelas preparat, penggosokan bidang potong pada gelas preparat sampai dengan kegiatan pengamatan warm mineral kuarsa. Sedangkan tahap pengamatan, penyajian data dan interpretasi merupakan kegiatan perolehan data untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik mikromorfologi Andisol, terutama yang berkaitan dengan genesis tanah.
Analisis Data Secara garis besar analisis data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (1) pengkajian proses-proses pedogenesis clan tingkat pelapukan, dan (2) pengkajian hubungan di antara sifat-sifat tanah Andisol (mineral, fisika dan kimia). Pengkajian proses-proses pedogenesis juga dilakukan dengan bantuan analisis mikromorfologi guna memperoleh tarnbahan informasi dalam penelaahan secara fislko-kimia dan mineral liat tanah. Pengkajian proses-proses pedogenesis dan tingkat pelapukan dilakukan secara deskriptif melalui pembandingan antara pedon-pedon pada setiap bahan induk dan zone agroklimat yang berbeda. Pengkajian proses-proses pedogenesis didasarkan pada sifat morfologi, kimia dan fisika, mineral dan mikromorfologi tanah yang dilengkapi dengan data keadaan lingkungan. Penilaian tingkat pelapukan dilakukAn secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif ditetapkan dengan berpedoman kepada metode Mohr dan Van Baren (1960) dan metode Tavernier dan Eswaran (1972). Secara kuantitatif didasarkan pada indeks pelapukan, baik secara mineral, kimia dan fisika. Secara mineral berpedoman kepada kandungan mineral mudah la&k, mineral sukar lapuk, dan nisbah mineral mudah lapuk dengan mineral sukar lapuk (Hardjowigeno. 1993). Secara kimia berpedoman kepada nisbah silikat/seskuioksida (Mohr et al, 1972). Secara fuika berpedoman kepada nisbah liat halus (< 0.2 p) dengan liat kasar (2 - 0,2 p ) (Hardjowigeno, 1993) atau nisbah debu haluslliat (Van Wambeke, 1962
dafam Subagjo dan Buurman, 1980). Klasifikasi tanah yang digunakan berpedoman kepada sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 1992) hingga kategori famili (rupa). Hubungan di antara sifat-sifat mineral (pasir dan liat), kimia dan fisika tanah Andisol dari seluruh pedon yang diteliti dicari melalui uji korelasi matriks (Sudjana, 1983) dan analisis regresi sederhana (Kleinbaum dan Kupper. 1978) dengan paket program Microstat. Uji korelasi matriks dimaksudkan untuk pengkajian derajat keeratan hubungan di antara sifat-sifat tanah, sedangkan analisis regresi dilakukan untuk mengetahui bentuk hubunga~ya. Untuk mencegah terjadinya multikolineariti di antara
variabel-variabel yang diukur, dilakukan Sidik Komponen Utama (Principles Compo-
nent Analysis) dengan bantuan paket program SAS.