BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan Kunak, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sampel diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai Maret 2011.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini botol sampel steril, cotton swab, cool box, ice pack, sarung tangan, spoit, lap, kertas label, spidol marker, alat tulis, plastik, kuisioner, tabung reaksi steril dan penutup, rak tabung, ose, pipet steril, cawan petri steril, api bunsen, tissue, kapas beralkohol, tube sheaker, dan inkubator. Bahan yang digunakan adalah larutan Chlor 1.5–2 ppm, blood agar (Oxoid CM 0271) ditambah darah domba 5%, buffered peptone water (BPW) 0.1% (Pronadisa Cat.1402.00), plate count agar (PCA) (Acumedia cat 7157 A), alkohol 70%.
Metode Penelitian
Kuisioner Pada setiap kandang yang dipilih dilakukan survei dengan mengisi kuisioner yang berisi data peternak/koperasi/perusahaan, sanitasi kandang, serta kandang dan pemerahan. Kuisioner terdiri dari 28 pertanyaan, tentang sanitasi kandang sebanyak 5, tentang kandang dan pemerahan sebanyak 11. Data yang diperoleh merupakan data primer.
Jumlah Sampel Sampel ditentukan dengan metode purposif, dimana jumlah dan jenis sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan kondisi di lapangan. Jumlah sampel susu
12
individu sebanyak 54, sampel susu kandang, air, swab peralatan yang terdiri dari ember, bibir milk can dan bagian dalam milk can sebanyak 7, dan sampel susu tempat pengumpul susu (TPS) sebanyak 4.
Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada pemerahan pagi. Pengambilan sampel di peternakan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu: a.
Pengambilan Sampel dari Peralatan Sebelum Digunakan atau Diisi Susu (Sampel Swab) Pengambilan sampel dari peralatan kandang dilakukan sebelum digunakan atau diisi susu. Peralatan yang diambil sampel untuk diuji adalah ember, bibir milk can, dan bagian dalam milk can. Cotton swab diulas pada ketiga alat tersebut, kemudian cotton swab disimpan dalam cool box.
b.
Pengambilan Sampel Air untuk Mencuci Peralatan dan Memandikan Ternak Syarat minimum pengambilan sampel air sebanyak 500 ml.
Dalam
penelitian ini sampel air diambil sebanyak 5 ml untuk mengetahui jumlah total mikroorganisme.
Sampel air diambil menggunakan spoit steril,
kemudian di simpan dalam cool box. c.
Pengambilan Sampel Susu Sampel diambil dari ambing sapi yang aktif.
Ambing sapi dibersihkan
dengan lap yang telah dibasahi dengan larutan Chlor 1.5–2 ppm, kemudian ambing sapi tersebut dikeringkan dengan tissue
Setiap puting ambing
dibersihkan dengan kapas beralkohol, setelah puting ambing bersih, puting diperah secara manual. Susu pancaran pertama dan kedua yang keluar dari puting dibuang (tidak dimasukkan kedalam tabung steril). Susu ditampung sebanyak 10–15 ml dari setiap kuartir. Sampel susu kuartir dicampur di laboratorium sehingga akan menjadi sampel susu individu. Sampel susu kandang diambil setelah susu individu dicampurkan dalam milk can. Sampel susu kandang diambil menggunakan spoit steril. Sampel susu TPS diambil dari tangki TPS menggunakan spoit steril setelah masing-masing
13
peternak menyerahkan susunya ke TPS. Tabung-tabung dan spoit yang telah berisi susu dimasukkan ke dalam cool box, yang berisi ice pack.
Pemeriksaan Laboratorium a.
Sampel Air Sampel air diambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam 9 ml larutan buffered peptone water (BPW) 0.1%, kemudian dihomogenkan menggunakan tube shaker. Tahap ini menjadi pengenceran 10-1 atau 1:10. Pengenceran dilakukan hingga desimal 10-4 atau 1:10 000. Pengeceran 10-2 sampai 10-4 dipupuk ke dalam cawan petri yang telah diberi label terlebih dahulu. Sebanyak 10–15 ml PCA (suhu 44–46 oC) dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri tersebut, lalu dihomogenkan isinya secara perlahan dengan membentuk arah angka 8. Campuran tersebut kemudian didiamkan sampai PCA memadat, setelah memadat cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator 35 oC untuk diinkubasi selama 24 jam.
b.
Sampel Peralatan Berdasarkan pada metode yang dikembangkan Akira (2009), sampel peralatan yang telah diambil menggunakan cotton swab digoreskan pada agar darah, kemudian diinkubasi dalam inkubator 37 oC selama 20–24 jam.
c.
Sampel Susu Individu Sampel individu terlebih dahulu dihomogenkan.
Sampel susu individu
diambil sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam 9 ml larutan buffered peptone water (BPW) 0.1%, kemudian dihomogenkan menggunakan tube shaker. Tahap ini menjadi pengenceran 10-1. Pengenceran dilakukan hingga desimal 10-3 atau 1:1 000. Dari setiap pengenceran diambil 1 ml dan dipupuk ke dalam cawan petri steril yang telah diberi label terlebih dahulu. Sebanyak 10–15 ml PCA (suhu 44–46 oC) dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri tersebut, lalu dihomogenkan isinya secara perlahan dengan membentuk arah angka 8.
Campuran tersebut kemudian didiamkan agar memadat,
setelah memadat cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator 35 oC untuk diinkubasi selama 24 jam.
14
d.
Sampel Susu Kandang Sampel kandang terlebih dahulu dihomogenkan.
Sampel susu kandang
diambil sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam 9 ml larutan buffered peptone water (BPW) 0.1%, lalu dihomogenkan menggunakan tube shaker. Tahap ini menjadi pengenceran 10-1 atau 1:10. desimal 10-4 atau 1:10 000.
Pengenceran dilakukan hingga
Pengenceran 10-2 sampai 10-4 kemudian
dipupuk ke dalam cawan petri yang telah diberi label terlebih dahulu. Sebanyak 10–15 ml PCA (suhu 44–46 oC) dituangkan ke dalam masingmasing cawan petri tersebut, kemudian dihomogenkan isinya secara perlahan dengan membentuk arah angka 8. Campuran tersebut kemudian didiamkan sampai PCA memadat, setelah memadat cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator 35 oC untuk diinkubasi selama 24 jam. e.
Sampel Tempat Pengumpul Susu Pengerjaan sampel TPS sama dengan pengerjaan sampel individu dan sampel kandang. Sampel TPS terlebih dahulu dihomogenkan. Sampel susu TPS diambil sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam 9 ml larutan buffered peptone water (BPW) 0.1%, kemudian dihomogenkan menggunakan tube shaker.
Tahap ini menjadi pengenceran 10-1 atau 1:10.
Pengenceran
dilakukan hingga desimal 10-6 atau 1:1 000 000. Pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6 kemudian dipupuk ke dalam cawan petri steril yang telah diberi label terlebih dahulu. Sebanyak 10–15 ml PCA (suhu 44–46 oC) dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri tersebut, lalu dihomogenkan isinya secara perlahan dengan membentuk arah angka 8. Campuran tersebut kemudian didiamkan sampai PCA memadat, setelah memadat cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator 35 oC selama 24 jam.
Penghitungan Koloni Mikroorganisme Penghitungan jumlah koloni pada cawan petri menggunakan pedoman penghitungan jumlah mikroba menurut Compendium of Methods for the Microbiological Examination of Food (Richter & Vedamuthu 2001).
Setiap
cawan petri dihitung koloni yang tumbuh. Jumlah koloni dihitung dari cawan petri yang berisi 25–250 koloni. Jumlah koloni lebih besar dari 250 koloni maka
15
tidak bisa untuk dihitung (TBUD). Jumlah mikroba yang tumbuh dihitung dengan rumus jumlah koloni dikalikan dengan faktor pengenceran.
Satuan yang
digunakan adalah cfu/ml. Rumus : Jumlah mikroba
= Jumlah koloni x faktor pengencer 1
Faktor pengencer
= Tingkat pengenceran
Analisa Data Analisa data yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan jumlah mikroorganisme pada sampel yaitu analisa deskriptif, dalam bentuk tabel dan grafik. Serta digunakan aplikasi SPSS 16 untuk melihat uji korelasi antara susu individu dan susu kandang.