26/1801.19/022/RODHP/B/2011
LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU
Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU
Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI RUSWENDI SISWANI DWI DALIANI ZUL EFENDI HARWI KUSNADI ERPAN RAMON JOHAN SYAFRI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2011
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN 1. Judul Kegiatan
:
Pendampingan Program Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja
:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja
:
Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119
: :
Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi Penata (III c)
:
Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Peneliti Pertama
4. Penanggung Jawab a. N a m a b. Pangkat/Golongan c. Jabatan c1. Struktural c2. Fungsional
:
PSDSK
5. Lokasi Kegiatan
:
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong
6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan)
:
Lanjutan
7. Tahun Dimulai
:
2010
8. Tahun Ke
:
II (dua)
9. Biaya
:
Rp. 109.017.000 (seratus sembilan juta tujuh belas ribu rupiah)
10. Sumber Dana
:
Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2011
Mengetahui Kepala Balai,
Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt,MSi NIP. 19750724 199903 2 002
iii
di
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu Tahun 2011, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Propinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si NIP. 19750724 199903 2 002
iv
DAFTAR ISI halaman LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN ............................................
ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
viii
RINGKASAN ...................................................................................................
ix
I. PENDAHULUAN.........................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2. Tujuan .............................................................................................
2
1.3. Keluaran ............................................................................................
2
1.4.Dasar Pertimbangan ............................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
4
III. METODE PELAKSANAAN ..............................................................................
6
3.1. Ruang Lingkup...... .............................................................................
6
3.2. Tahapan Pelaksanaan .........................................................................
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
11
4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan ....................................................
11
4.2. Keragaan Pendampingan IB ...............................................................
20
4.3. Penyebaran Inovasi Teknologi ...........................................................
24
V. KESIMPULAN ..............................................................................................
34
5.1. Kesimpulan .....................................................................................
34
5.2. Saran .............................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
35
LAMPIRAN .....................................................................................................
36
v
DAFTAR TABEL Tabel
halaman
1. 2. 3. 4. 5.
Daftar Lokasi Pelaksanaan Pendampingan PSDSK BPTP Bengkulu TA. 2011 Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong ........... Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Bengkulu Tengah ........................ Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah ................................................ Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 ........................................................................................................ 6. Populasi Ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 7. Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 8. Potensi Sumberdaya Peternakan Kabupaten Rejang Lebong ....................... 9. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun 2005 – 2009 di Kabupaten Rejang Lebong ......................................................................................... 10. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2011............................ 11. Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec. Pondok Kelapa................................................. 12. Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa ....................................................................................... 13. Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa ....................................................................................... 14. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di Kelompok Ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa .................. 15. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa ........................ 16. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong ......................... 17. Penyediaan Materi Penyuluhan pada Kegiatan PSDSK 2011 ....................... 18. Komposisi Bahan Kompos ....................................................................... 19. Hasil Analisis Kandungan Hara Pupuk Kompos.......................................... 20. Formulasi Pakan Untuk Ternak Sapi Potong ............................................. 21. Komposisi Nutrisi Bahan Penyusunan Pakan ............................................. 22. Komposisi Nutrisi Pakan Penggemukan .................................................... 23. Keragaan PBBH Demplot Penggemukan Sapi Selama 60 Hari .................... 19. Pelatihan Bagi Peternak dan Petugas Pada Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu Tahun 2011 ............................................................................
vi
7 8 9 11 12 12 15 16 16 19 20 21 22 22 23 23 25 25 27 28 29 29 30 31
DAFTAR GAMBAR Gambar
halaman
1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong......................
8
2. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah ...................
9
3. Kepala Balai Sedang Melakukan Bimbingan dan Penyuluhan di Lokasi SMD Kabupaten Bengkulu Tengah .....................................................................
10
4. Pelaksanaan Kegiatan Demplot Kompos dan Perbanyakan Aktivator di Kabupaten Bengkulu Tengah .....................................................................
26
5. Pencampuran Pakan Tambahan dari Kulit Kopi pada Kegiatan demplot Penggemukan Sapi Jantan di Kabupaten Rejang Lebong .............................
28
6. Pelaksanaan Temu Lapang, Diskusi dan Praktek di Lapangan ......................
33
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
halaman
1. Gambar Kondisi Peternakan di Lokasi Pendampingan PSDSK Provinsi Bengkulu...............................................................................................
36
2. Hasil Analisis Proksimat Pakan Penggemukan .............................................
38
viii
RINGKASAN Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu adalah melakukan pendampingan pelaksanaan program PSDSK dengan cara temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan (pola dan manajemen pemeliharaan) untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, membuat materi diseminasi dan melaksanakan demplot teknologi. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1) Karakteristik lokasi pendampingan memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan sapi potong, namun perlu dukungan penerapan teknologi dan pembinaan yang lebih intensif, 2) Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong telah memperbaiki teknis pemeliharaan ternak sapi potong terutama dalam pemberian pakan tambahan, pembuatan kompos, dan pembuatan jerami fermentasi namun belum menunjukkan hasil yang optimal, 3) Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mendeteksi tanda-tanda berahi dan mendeteksi kebuntingan pada ternak. Kata kunci: pendampingan teknologi, sapi potong, diseminasi, demplot
ix
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian (SL-PTT, PSDSK, Hortikultura, Gernas Kakao). Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (>61%), mengingat basis populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih tergolong rendah, selang beranak (CI) relatif panjang (18-24 bulan); S/C >2,5; CR 40%; PBBH prasapih < 0,3 kg dan PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan target output sebagai berikut: a) Umur sapi beranak pertama < 30 bulan, b). Selang beranak 12 bulan, S/C = 1,5 c). Conception rate (CR)>80%. Semetara untuk target penggemukan adalah a). PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/Madura >0,6 kg, untuk sapi persilangan >0,9 kg dan b). Tingkat kematian pedet prasapih <3%. Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio. Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi Bengkulu. Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT. Selain itu juga limbah
1
pertanian seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung), jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah. Potensi pakan konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu, dan solid. 1.2. Tujuan Tujuan Tahun 2011 Melakukan pendampingan pelaksanaan program PSDSK dengan cara temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan (pola dan manajemen pemeliharaan) untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Tujuan Jangka Panjang Meningkatkan populasi sapi potong dan kerbau di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi dan kerbau. 1.3. Keluaran Keluaran Tahun 2011 Adopsi inovasi teknologi meningkat, pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan sapi potong. Keluaran Jangka Panjang Peningkatan usahaternak sapi potong, peningkatan populasi sapi potong, dan tecapainya swasembada daging sapi kerbau di Bengkulu yang di dukung oleh teknis, manajemen, dan kebijakan yang terpadu antara pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. ` 1.4. Dasar Pertimbangan Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih
2
merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong di Provinsi Bengkulu diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem
dan
kebutuhan
pengguna.
Dengan
rekayasa
bioteknologi
reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio. Kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan dinas instansi terkait diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut, melalui diseminasi dengan kegiatan pendampingan percepatan peningkatan swasembada daging sapi pada sub peternakan diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan dihadapi oleh petani dari segi teknologi sehingga pendapatannya meningkat.
3
yang
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar 282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya pendapatan, maka kebutuhan daging sapi pada tahun 2014 diprediksi akan meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari produksi lokal dan sisanya 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Ditjennak, 2010). Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3 ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional, yaitu: (1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2) Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternaktanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5) Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village
breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri (Bahri et
al., 2011). Dalam rangka pemenuhan kecukupan protein hewani dan menghadapi program nasional swasembada daging diperlukan peningkatan populasi sapi potong secara nasional dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan
4
calon induk sapi dalam jumlah besar. Ternak sapi potong merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan peternakan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat, ini terlihat dari peningkatan populasi pada tahun 2003 sebanyak 78.362 ekor menjadi 85.429 ekor pada tahun 2006 atau hanya mengalami peningkatan sebanyak 7.060 ekor yang masih rendah bila dibandingkan angka pemotongan setiap tahunnya berkisar antara 7.277 ekor sampai dengan 11.078 ekor setiap tahunnya pada periode 2003-2006 (Badan Pusat Statistik, 2007). Gerakan pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlu dilakukan dengan lebih cepat, tepat, efisien dan efektif untuk mengimbangi laju peningkatan permintaan akan produk pertanian serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi dari hasil produksi dalam negeri melalui program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDSK) (Gozali et al., 2009). Keberhasilan PSDSK dapat dipercepat melalui implementasi teknologi yang telah cukup banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan dapat diimplementasikan di daerah sentra sapi secara maksimal memanfaatkan keberadaan BPTP yang berada di setiap provinsi. BPTP Bengkulu dapat bersikap proaktif dalam kegiatan pendampingan PSDSK di daerah, untuk itu diperlukan pendampingan program PSDSK agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
5
III. 3.1.
METODE PELAKSANAAN
Ruang Lingkup Lingkup kegiatan berada di 2 kabupaten terpilih yang terdiri dari : (1)
Rejang Lebong, dan (2) Bengkulu Tengah. Penentuan lokasi berdasarkan hasil keberhasilan kegiatan Pendampingan PSDS tahun 2009 dan 2010. Kegiatan pendampingan meliputi : a) Identifikasi kebutuhan pendampingan teknologi, b) Temu lapang, c) Demplot/display teknologi, d) Bimbingan penerapan teknologi, e) Pelatihan petani dan petugas, f) Sosialisasi dan apresiasi teknologi, g) penyiapan materi penyuluhan dalam bentuk buku, dan leaflet. 3.2.
Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging
Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : 3.2.1. Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah. Koordinasi dilaksanakan pada Dinas/instansi terkait baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan program PSDSK di tingkat provinsi dan kabupaten, masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi serta metoda dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Koordinasi selanjutnya membahas untuk penentuan lokasi dan calon peternakan yang akan dijadikan sebagai kooperator pendampingan. Penentuan calon lokasi dan calon peternak diprioritaskan pada lokasi-lokasi yang pernah mendapatkan bantuan program APBN dan SMD. Dari hasil pembahasan dan observasi lapangan, diperoleh calon lokasi pendampingan program PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah selengkapnya disajikan pada Tabel 1.
6
Tabel 1. Daftar lokasi pelaksanaan Pendampingan PSDSK, BPTP Bengkulu TA. 2011 Kabupaten
Kecamatan
Rejang Lebong
Sindang Kelingi
Selupu Rejang
Bengkulu Tengah
Pondok Kelapa
Desa
Desa Mojorejo Desa Beringin Tiga Desa Sumber Bening Desa Sumber Urip Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Desa Talang Pauh Desa Sidorejo
Nama Kelompok Ternak/ Ketua
Target Penyebara n (Kecamata n) Sepakat Kecamatan I/Sukimin Sindang Dataran Harapan Kecamatan Baru/Supardal Sindang Dataran Sumber Kecamatan Mulya/Legimin Curup Timur KKP Tunas Kecamatan Bangsa/Nuryadi Curup Timur Panca Kecamatan Tani/Chaidir Pagar Jati Anwar SMD : Ardiansyah, S.Pt Suka Maju/Jamali
Kecamatan Pagar Jati
Mekar Sari/ Jumanan, SMD : Purwanto, S.Pt
Kecamatan Pagar Jati
Penyebaran ke Kelompok Ternak lain Sepakat II Bersama Bisa
Maju Sejahtera Desa Abu Sakim
3.2.2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi dilakukan pada awal kegiatan bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran berupa potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan teknologi, pakan, reproduksi, manajemen dan hambatan teknis lainnya, selengkapnya disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
7
Kita
Gambar 1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Dideminasi di Kabupaten Rejang Lebong Tabel 2. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong Kelompok Ternak 1. Bersama Kita Bisa Desa Beringin Tiga 2.
3.
Harapan Baru Desa Beringin Tiga (Supardal)
Sepakat Desa Mojorejo 4. Sumber Mulya Desa Sumber Bening 5. KKP Tunas Bangsa Desa Sumber Urip
Permasalahan 1.Kotoran ternak menumpuk disekitar kandang belum diolah sebagai kompos dan mencemari lingkungan 2. Kulit kopi melimpah dan belum dimanfaatkan 3. Sapi sulit birahi 1. Belum mengetahui cara membuat kompos, selama ini kotoran sapi dijemur sampai kering selanjutnya digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran 2. Rumput semakin sulit sehingga mencari jerami sampai ke tempat yang jauh, jerami segar diberikan langsung ke sapi tanpa difermentasi 1. Kotoran sapi belum dimanfaatkan sebagai kompos
Kebutuhan Teknologi Pendampingan 1. Demplot Kompos 2. Demplot pakan tambahan dari kulit kopi 3. Sinkronisasi berahi dengan hormon 1. Demplot Kompos
2. Demplot pakan tambahan
Demplot kompos
1. Belum ada pembuangan limbah kotoran sapi 2. Sapi sudah berahi 4 kali sdh di IB tapi belum juga bunting
1. Demplot kompos
1. Kotoran sapi mencemari lingkungan, bagaimana agar tidak bau 2. Limbah sayuran (kol dan sawi) banyak tetapi belum digunakan sebagai pakan 3. Kurangnya rumput unggul, sapi terkena cacingan 4. Limbah sayuran belum dimanfaatkan 5. Saat sapi berahi tidak tersedia strawnya, dan teknologi IB belum memasyarakat
1. Demplot kompos
8
2. Palpasi rektal (ATR)
2. Demplot pakan tambahan 3. Kurangnya rumput unggul, sapi terkena cacingan 4. Limbah sayuran belum dimanfaatkan 5. Saat sapi berahi tidak tersedia strawnya, dan teknologi IB belum memasyarakat
Gambar 2. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Dideminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Tabel 3. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Kelompok Ternak 1. Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa
2.Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh
3. Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo
Permasalahan 1.Kotoran ternak menumpuk disekitar kandang belum diolah sebagai kompos dan mencemari lingkungan 2. Sapi kurus-kurus karena pengadaannya kecil-kecil 3. Musim kemarau kesulitan pakan 1. Peternak belum mengetahui tanda-tanda berahi 2. Pakan hanya rumput saja 3. Perlu demplot pakan tambahan 4. Belum mengetahui cara membuat kompos 1. Perlu pelatihan jerami fermentasi dan pemanfaatan pelepah sawit sebagai pakan ternak 2. Sapi kesulitan pakan jika musim kemarau 3. Belum mengetahui cara membuat kompos
9
Kebutuhan Teknologi Pendampingan 1. Demplot Kompos
2. Demplot pakan tambahan
1. Demplot kompos 2. Pelatihan pakan tambahan
1. Demplot kompos 2. Pelatihan pakan tambahan
3.2.3. Melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan. Sosialisasi dilaksanakan bersama dengan Dinas Peternakan Kabupaten, Petugas IB, Petugas ATR, Petugas Penyuluh Lapangan setempat dan calon peternak kooperator. 3.2.4. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas. Pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak sapi potong seperti penyuluhan masalah kesehatan hewan, perkandangan, macam-macam bahan pakan, pencegahan penyakit dan pemasaran ternak sapi.
Gambar 3. Kepala Balai sedang melakukan bimbingan dan penyuluhan di lokasi SMD Kabupaten Bengkulu Tengah 3.2.5. Melaksanakan demplot teknologi. Pembuatan demplot inovasi teknologi bertujuan untuk menyediakan tempat pembelajaran dan praktek aplikasi teknologi bagi peternak di lokasi pendampingan. Kegiatan demplot yang dilakukan yaitu : demplot kompos, demplot pakan tambahan untuk penggemukan sapi jantan, demplot fermentasi jerami.
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor : 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah yang secara administrasi termasuk dalam wilayah Propinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Tengah berada secara geografis terletak antara koordinat garis bujur dan lintang, yaitu : 101 32’ – 102 8’ BT dan 2 15’ – 4’ LS. Batas-batas Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : -
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seluma
-
Sebelah Timur berbatasab dengan Kabupaten Kepahiang
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bengkulu dan Samudera Hindia.
Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan Geografic
Information System (GIS) adalah 1.123,94 Km2. Kecamatan yang ada saat ini berjumlah 10 kecamatan yaitu : Kecamatan Taba Penanjung, Kecamatan Karang Tinggi, Kecamatan Pagar jati, Kecamatan Talang IV, Kecamatan Pondok Kelapa, Kecamatan Merigi Sakti, Kecamatan Merigi Kelindang, Kecamatan Bang Haji Kecamatan Pematang Tiga dan Kecamatan Pondok Kubang. Luas masing-masing wilayah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Luas Wilayah (km2)
Kecamatan Taba Penanjung Karang Tinggi Talang Empat Pagar Jati Pondok Kelapa Pematang Tiga Merigi Kelindang Merigi Sakti Pondok Kubang Bang Haji
120,40 137,47 93,62 144,30 100,00 100,25 118,40 144,20 65,20 100,10
Total
1.123,94
Sumber : Dinas Kependudukan, Capil , Naker dan Trans 2009
11
Jumlah penduduk berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kecamatan
Jumlah (Jiwa)
Kepala Keluarga
10.944 11.851 11.786 6.697 27.006 7.112 6.594 7.701 8.334 6.783
2.543 3.077 3.203 1.737 6.492 1.744 1.868 1.862 2.078 1.745
Taba Penanjung Karang Tinggi Talang IV Pagar Jati Pondok Kelapa Pematang Tiga Merigi Sakti Merigi Kelindang Pondok Kubang Bang Haji
Sumber : Dinas Kependudukan, Capil , Naker dan Trans 2009
Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan daerah yang berbasis pertanian, Peternakan dan perkebunan, dimana pendapatan masyarakat berasal dari sektor tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah maka diharapkan bantuan dari dana APBN baik berupa dana Tugas Perbantuan (TP), Konsentrasi dan Dekonsentrasi. Potensi populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 No 1. 2.
Jenis Ternak Sapi Kerbau
Populasi (ekor) 4.470 5.367
Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kab. Bengkulu Tengah Pembangunan peternakan di Kabupaten Bengkulu Tengah melanjutkan Pembangunan peternakan melalui pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan baik yang menular dan yang tidak menular.
12
Pusat kesehatan hewan merupakan sarana dan prasarana yang harus ada di setiap kabupaten/kota yang gunanya untuk pengobatan hewan dan mendeteksi penyakit-penyakit hewan yang berbahaya bagi kesehatan veteriner. Sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jenderal Peternakan Nomor : 19/OT.210.Kpts/1996 Tentang Pedoman Tehnis Operasional Puskeswan, dimana fungsi dan tugasnya adalah sebagai pelayanan kesehatan hewan, penyuluhan dan pengamatan/pencegahan penyakit menular. Lokasi pendampingan PSDSK Kabupaten Bengkulu Tengah dipilih di Kecamatan Pondok Kelapa sebagai sentra ternak sapi
pada 3 desa yaitu 1).
Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa pada Kelompok Ternak Panca Tani, 2) Desa Talang Pauh pada Kelompok Ternak Suka Maju, 3) Desa Sidorejo pada Kelompok Ternak Mekar Sari. 1.
Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Dusun Pulau Beringin berada di RT 5 Desa Pondok Kelapa. Batas wilayah Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa sebelah utara berbatasan dengan Desa Talang Pauh, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Pedati, sebelah barat berbatasan dengan Dusun PAL VIII, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidorejo. Luas wilayah daratan Dusun Pulau Beringin sebanyak 78,36 ha dan luas wilayah perairan (kolam dan rawa) seluas 16,25 ha. Wilayah ini didominasi oleh lahan perkebunan (karet, kelapa sawit, kelapa) dengan kemiringan lahan rata-rata 20º - 45º. Ketinggian tempat wilayah ini cukup rendah yaitu antara 10 – 20 m diatas permukaan lahan. Wilayah ini beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 4.000 mm/th. Tipologi lahan adalah lahan perkebunan dan rawa-rawa. Lahan rumput sebagian besar terdapat pada lahan rawa dan diantara perkebunan kelapa sawit yang masih berumur < 1 tahun.
2.
Desa Talang Pauh Secara administratif batas wilayah Desa Talang Pauh adalah sebagai berikut: sebelah utara : Desa Pondok Kelapa, sebelah selatan : Desa Panca Mukti, sebelah barat : Desa Pasar Pedati, sebelah timur : Desa Sidodadi dan Linggar Galing. Berdasarkan tipologi lahan desa Talang Pauh memiliki lahan persawahan 147 Ha, lahan tegalan/ladang 95 Ha, lahan pemukiman 60 Ha, lahan rawa 210 Ha, lahan perkebunan rakyat 298 Ha. Curah hujan 2.000 –
13
3.000 mm, jumlah bulan hujan 6 bulan, suhu rata-rata harian 22 – 30ºC dan tinggi tempat 30 mdpl. Wilayah Desa Talang Pauh sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan perkebunan kelapa sawit, karet, dan sebagian kecil untuk tanaman palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang panjang. Mata pencaharian penduduk desa 70% adalah petani, dan sisanya PNS 10%, tenaga bangunan 10% dan pedagang 10%. Hijauan makanan ternak banyak di lapangan rumput diantara perkebunan karet dan kelapa sawit. Populasi ternak di Desa Talang Pauh ternak sapi 35 ekor, kambing 200 ekor, ayam 1.000 ekor, bebek 50 ekor dan angsa 2 ekor. 3.
Desa Sidorejo Secara administratif batas wilayah Desa Sidorejo adalah sebagai berikut : sebelah utara : Desa Genting/Abu Sakim, sebelah selatan : Desa Sidodadi/Talang Pauh, sebelah barat : Desa Sunda Kelapa, sebelah timur : Desa Sidodadi/Talang Boseng. Luas desa Sidorejo 1.147 m2 yang terbagi atas luas persawahan 400 Ha, tanah tegalan/ladang 530 Ha, pemukiman 167 Ha, tanah pasang surut 50 Ha, dan perkebunan rakyat 538 Ha. Luas lahan pekebuanan untuk kelapa sawit seluas 400 Ha, kopi seluas 30 Ha, kelapa 3 H, karet 150 Ha. Ketinggian tempat wilayah ini cukup rendah yaitu antara 10 – 20 m diatas permukaan lahan. Wilayah ini beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 4.000 mm/th. Hijauan makanan ternak ditanam di pematang sawah dan disela-sela tanaman karet. Mata pencaharian penduduk desa ini sebagian besar adalah petani (58,7%), buruh tani (24,6%), buruh bangunan (12,9%), pedagang (2,9%) dan selebihnya adalah PNS, montir, dan penjahit. Populasi ternak sapi di desa ini untuk ternak sapi sebesar 357 ekor, ayam 1.500 ekor, dan kambing 120 ekor. Jumlah kelompok tani di desa ini cukup banyak yaitu sebanyak 12 kelompok tani. Kabupaten Rejang Lebong Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Bengkulu dengan luas wilayah 151.576 Ha jumlah penduduk 261.745 jiwa (Tahun 2009) tersebar dalam 15 kecamatan yang terdiri dari
14
152 desa dan kelurahan. Secara umum merupakan daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian tercatat antara 100 s/d 1000 m dpl dan kemiringan tanah antara 2 % s/d 40 %. Letak geografisnya pada posisi 102o19’ - 102o57’ BT dan 2o22’07’’ 3o31’ LS. Jumlah curah hujannya pada Tahun 2003 sebesar 2.805 mm dengan rata-rata curah hujan 233,8 mm, hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun 2002 dimana jumlah curah hujan Tahun 2002 sebesar 2.557 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 213,1 mm dan rata-rata hari hujan sebanyak 22 hari/bulan, sedangkan pada Tahun 2009 jumlah curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 418 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi bulan Juni sebesar 32 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari. Dinamika populasi ternak besar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Rejang Tahun 2009 No 1.
Jenis Ternak
Jumlah (Ekor)
Pertumbuhan
Tahun 2008
Tahun 2009
Populasi (%)
a. Sapi Potong
6.795
7.237
6,50
b. Sapi Perah
308
364
18,18
c. Kerbau
857
919
7,23
Ternak Besar
Sumber: Seksi Produksi Bidang Peternakan Perkembangan ternak sapi potong pemerintah tiap kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.
15
Tabel 8 . Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten Rejang Lebong NO
Kecamatan
1 1 2
2 Binduriang BUR Curup 3 Selatan 4 Curup Timur Curup 5 Tengah 6 Curup Utara 7 PUT 8 SBI 9 Sindat 10 SKL 11 SR 12 P2KPDT JUMLAH
Jt 3 2 36
Bali Btn 4 10 35
2
10
12 4 1 22 66 3 148
0 12 5 22 30 10 134
JENIS TERNAK PO Jt Btn Jml 6 7 8 0 25 130 155
Jml 5 12 71 12 0
0 0
12 0 16 6 44 96 13 0 282
0 0 0 0 0 0 0 112 267
0 25
112 242
Jt 9
SC Btn 10
19
65
Jml 11 0 84
0
7
0 7
0
14
0 5
21 9
24
116
0 14 0 0 0 21 14 0 140
Tabel 9. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun 2005-2009 di Kabupaten Rejang Lebong
No
Kelompok/Desa
1 2 1. PP. Ar Rahmah (Air Meles) 2. Sepakat Maju (Air Bening) 3. Bermano II (Air Bening) 4. Sido Rukun (Air Bening) 5. PP. Al Manar (IV Suku Menanti) 6. Sido Mulyo (Air Dingin) 7. Maju Bersama (Kayu Manis) 8. Mutiara Gabungan (Air Bening) 9. Koperasi Gumregah (SK) 10. Usaha Bersama (Pungguk Lalang)
Jeni s Awal Terna ♂ ♀ ∑ k 3 4 5 6 1 Bali 12 - 2 4 4 PO - 4 4 2 2 PO - 2 2 1 1 PO - 9 9 1 3 Bali 21 7 8 5 5 BC - 0 0 5 5 BC - 0 0 3 5 PO 20 0 0 5 Bali 50 - 0 Bali
1
5 6
16
Jumlah Ternak (Ekor) Perkembangan Akhir Dewasa Anak ♂ ♀ ∑ ♂ ♀ ∑ ♂ ♀ ∑ 7 1 2
8
9 10 11 12 13 14 15
-
-
- -
- 12 - 12
-
43 43 7 11 18 7 54 61
-
18 18 3 4 7
3 22 25
2 1
17 17 2 6 8
2 23 25
-
46 46 13 19 32 13 65 78
1 7 5 0
45 45 22 21 43 22 66 88
1
17 38 - -
- 21 17 38
24 41 - -
- 17 24 41
- 50 - -
- 50 - 50
5
-
6
- -
1
5 6
Ket.
16 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007/P2K PDT
Lanjutan Tabel 9. 11. Sido Mulyo Bali (Sumber Rejo Transad) 12. Pelita Alam (Air Lanang) Bali 13. Sido Mulyo (Kampung Baru) 14. Cendana Wangi (Suban Ayam) 15. Bina Karya (Karang Anyar Pal VIII) 16. Bina Maju (Pal VIII) 17. Serdang Indah (Tebat Tenong Luar) Pemuda Rukun (Air 18. Bening) 19. Teladan (Pal 100) 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Maju Bersama (Kayu Manis) Sido Mulyo (Sindang Jati) Maju Makmur (SumberRejo Transad) Sido Rukun (Beringin Tiga) Tunas Harapan (Air Rusa) Usaha Bakti Karya (Air Kati) Suka Maju (Hujan Panas)
27. Mandiri II (Belumai II) 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Ngudi Rukun (Belumai II) Pesantren (Taba Padang) Mandiri II (Kampung Jeruk) Suka Maju (Talang Lahat) Karya Maju (Talang Lahat) Sumber Rezeki (UPT Periang) Sido Mulyo (Karang Jaya) Danau Safira (Karang Jaya)
36. Tani Jaya (Air Duku)
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
Bali
1
5 6
1
5
6
-
-
-
1
5 6
FH
-
-
35 35 24 19 43 24
FH
-
-
35 35 29 21 50 29
PO
2
2
9 11 3 - 3
6 0 6 0
6 0 6 0 1 9 1
17
5
54 78 56 85 9 14
2007/P2K PDT 2007/P2K PDT 2007/P2K PDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P 2KPDT 2007/P2K PDT 2007/P2K PDT 2007/P2K PDT 2008/SKR 2008/SKR 2008/SM D
Lanjutan Tabel 9. 37. Tani Jaya (Air Duku)
BC
-
1 1 4 4
-
13 13 5 2 7
5
38. Tani Jaya (Air Duku)
BL
1
5 6
1
5
6
- -
-
2
39. Tani Jaya (Air Duku) Suka Maju (Talang 40. Lahat) Sejahtera (Kp. 41. Melayu) Sumber Jaya 42. (Transad) Wanita Tani Pertiwi 43. (Watas Marga) 44. Bersemi Kembali (Air Bening) 45. Sumber Jaya II (Sumber Rejo) 46. Mini Ranch (Air Bening) 47. P2KPDT Ika Maja 48. (Sumber Bening) Bersama Kita Bisa 49. (Beringin Tiga) Tunas Muda 50. (Beringin Tiga) Sepakat I (Ds. 51. Mojorejo) Karya Tani (Kp. 52. Delima) Ngudi Rukun 53. (Kesambe Lama) Tunas Baru (Tasik 54. Malaya)
Bali
4
6
1 - 1
5
12
-
10 - -
- 10
Bali
14
-
12 - -
- 12
Bali
18
4 1 0 1 2 1 7
2
Bali
FH
-
SC
7
SC
3
2 6 1 2 1 4 1 3 8 6 1 1 0 0 1 1 0 7 2 2 5 8 1 - 5
55. Se Ide (Kayu Manis) Mekar Sari (Kayu Manis) Sumber Mulya 57. (Sumber Bening) Sidodadi (Ds. 58. Mojorejo) JUMLAH 56.
SC PO FH
15
-
17 34 1 1 2 18 -
-
- -
2008/SM D 2008/SM 5 7 D 2 7 2008
15 20
- 10 - 12 18 36
2008 2008 2008
-
- 10 10 2008/TAL
5
10 15 -
-
-
5 10 15
2008
3
23 25 -
1 1
3 24 27
2008
7
-
7 11 - 2 -
112 - 112 112 1 1 - 14 14 4 4
-
-
-
7 - 7 11 - 2 - 112
-
-
- 14 14
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
-
-
-
-
7 7
SC
-
7 7
-
7
7
- -
-
- 7 7
SC
-
7 7
-
7
7
- -
-
- 7 7
2008 2008 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT 2009/P 2KPDT
64 28 75 104 315 9 964 295 506 788 73 82 155 5 7 2
Sumber: Seksi Produksi Peternakan Bidang Peternakan
Sebagai daerah kawasan ternak sapi potong adalah di Kecamatan Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding, dan Selupu Rejang. Potensi desa masing-masing lokasi pendampingan disajikan
18
berikut ini. Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut: 1. Desa Beringin Tiga Desa Beringin Tiga mempunyai luas 4.627 Ha. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kayu Manis, sebelah timur berbatasan dengan Desa Palalo, sebelah barat berbatasan dengan Desa Mojorejo dan sebelah selatan berbatasan dengan hutan lindung. Kemiringan lahan 0-40% dan ketinggian tempat 500 – 950 mdpl. Iklim basah selama 3 bulan, dan iklim kering selama 3 bulan, suhu udara 1827ºC, dan curah hujan 2.119 pertahun. Penggunaan lahan sebagian besar untuk lahan pertanian/perkebunan (1.027 Ha) dan lahan pasif (3.410 Ha). Kelompok tani
ternak berjumlah 6 kelompok ternak yaitu Bersama Kita Bisa yang
beranggotakan 22 orang, Sido Rukun, Sido Mulyo, Tunas Muda, Beringin Green, dan Karya Tani. Jumlah penduduk Desa Beringin Tiga sebanyak 1.201 orang yang sebagian besar berusahatani (Tabel 10). Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2011. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pekerjaan Buruh Petani Pengrajin Pedagang Pengusaha Tukang PNS TNI-Polri Pegawai Swasta Jumlah
Jumlah (orang) 54 675 3 55 2 20 12 3 3 847
Persen (%) 7,00 80,00 0,40 7,00 0,50 2,40 1,50 0,60 0,60 100,00
2. Desa Mojorejo Desa Mojorejo mempunyai luas 1.160 Ha, sebelah timur berbatasan dengan Desa Beringin Tiga, sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Jaya, sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung Kerinci Seblat dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Talang Lahat. Kemiringan lahan antara 6 – 65 %, ketinggian tempat 700 – 800 mdpl, mempunyai iklim tropis basah, curah hujan pada 5 tahun terakhir berkisar antara 2.701 mm/tahun dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Kelembagaan yang ada kelompok tani ada
19
2 yaitu Sepakat I yang beranggotakan 12 orang, dan Sepakat II yang beranggotakan 12 orang. 3. Desa Sumber Urip Desa Sumber Urip mempunyai luas lahan 650 Ha. Sebelah utara berbatasan dengan hutan wisata Bukit Kaba, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karang Jaya, Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber Bening dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Talang Lahat. Mata pencaharian penduduk desa 95% adalah petani/peternak, 5% sisanya adalah PNS, Polri dan pedagang. Jumlah penduduk desa ini sebesar 2.158 jiwa. Kelembagaan yang ada terdiri dari Gapoktan Tri Mulya yng diketuai M. Yasin, beranggotakan 30 orang dan 3 kelompok tani. Kelompok tani yang lain adalah Agung Manfaat, Bina Bersama dan Tunas Bangsa. 4.2. Keragaan Pendampingan IB Keragaan pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah Sebelum pelaksanaan IB dilakukan palpasi rectal untuk mengetahui apakah sapi yang di IB bunting atau tidak. Hasil palpasi rectal (PKB) sebelum sapi di IB di Kelompok Ternak Panca Tani Dusun. Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec. Pondok Kelapa disajikan pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Hasil palpasi rectal (PKB) dan Pelaksanaan IB pada Kelompok Ternak Panca Tani Dsn. Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec Pondok Kelapa No 1 2 3 4 5 6
Nama Peternak Juanto 1 Juanto 2 Suratno 1 Suratno 2 Samsul 1 Samsul 2
Kondisi Ternak Tidak Bunting Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Belum tahu
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Chaidir Anwar 1 Chaidir Anwar 2 Sarjono 1 Sarjono 2 Hardi 1 Hardi 2 Mustafa 1 Mustafa 2 Ade Tukiran 1 Ade Tukuran 2
Tidak Bunting Tidak Bunting Bunting Belum tahu Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting
20
Keterangan Akan di IB 5 bulan Kawin Alam
Baru di IB tanggal 6 April 2011
3 bulan Kawin Alam Baru di IB
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa jumlah sapi betina yang dalam kondisi bunting 2 ekor, sedangkan yang baru di IB sebanyak 2 ekor, dan yang tidak bunting sebanyak 12 ekor. Tabel 12. Hasil palpasi rectal (PKB) Kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Peternak Jamali 1 Jamali 2 Jasadi 1 Jasadi 2 Bakri 1 Bakri 2 Idil Fitri 1 Idil Fitri 2 Taswan 1 Taswan 2 Fahrurrozi 1 Fahrurrozi 2 Jumra Darwi 1 Jumra Darwi 2 Supardi 1 Supardi 2 Almukminin 1 Almukminin 2 Nil Hakim 1 Nil Hakim 2 Rajuli 1 Rajuli 2 Yaumi 1 Yaumi 2
Kondisi Ternak Bunting Tidak Bunting Bunting Bunting Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Bunting Pejantan Tidak Bunting Tidak Bunting Bunting Pejantan Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting
Keterangan 7 bulan 5 bulan Kawin Alam 2,5 bulan Kawin Alam 4 bulan Kawin Alam
3,5 bulan Kawin Alam
5 bulan Kawin Alam
3 bulan Kawin Alam
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa di Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa, jumlah sapi betina dalam keadaan bunting sebanyak 8 ekor, dan yang dalam kondisi tidak bunting sebanyak 14 ekor serta sisanya 2 ekor merupakan sapi jantan. Berdasarkan hasil PKB di Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa jumlah sapi betina yang bunting sebanyak 1 ekor, sedangkan yang tidak bunting sebanyak 7 ekor, data selengkapnya disajikan pada Tabel 13.
21
Tabel 13. Hasil palpasi rectal (PKB) Kelompok ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Peternak Wasono Jumanan Suradi Yoingun Kasidi Gunawan Saman Samuri
Kondisi Ternak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting Tidak Bunting
Keterangan 5 bulan
Tahap selanjutnya adalah pendampingan pelaksanaan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah pada 2 kelompok ternak (Panca Tani dan Suka Maju). Pelaksanaan IB dibantu oleh petugas inseminator dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Kunto dan Fadli, SPt. IB menggunakan semen beku sesuai dengan jenis sapi induk yaitu straw sapi Bali. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebelum pelaksanaan IB dilakukan sinkronisasi berahi menggunakan hormon PGF2α. Sapi yang telah di IB Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 19 ekor, data selengkapnya disajikan pada Tabel 14 dan 15. Tabel 14. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah pada kelompok ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Peternak Hardi Anwar Juwanto Sarjono Deman Samsul Mustafa Jumlah Sapi yang di IB
Jumlah Sapi yang di IB (ekor) 2 1 1 1 2 1 2 10
22
Tanggal IB 21 April 2011
Berdasarkan Tabel 14, jumlah sapi yang di IB di kelompok ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa berjumlah 10 ekor. Sampai dengan bulan Desember 2011 saat ini mencapai umur kebuntingan 8 bulan. Tabel 15. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec.Pondok Kelapa No. 1 2 3 4 5 6
Nama Peternak Idil Fitri Fahrurrozi Bahri Yaumi Taswan Pardi Jumlah Sapi yang di IB
Jumlah Sapi yang di IB (ekor) 2 2 1 1 1 2 9
Tanggal IB 19 April 2011
Berdasarkan Tabel 15, jumlah sapi yang di IB pada kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec.Pondok Kelapa sebanyak 9 ekor. Sampai dengan bulan Desember 2011 sudah mencapai umur kebuntingan 8 bulan. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong Telah dilaksanakan pendampingan inseminasi buatan di Kelompok Ternak Sepakat 2 Desa Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 3 ekor. Pendampingan IB dibantu oleh petugas inseminator Tengku M. Nasir dan Setiawan, data selengkapnya disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong No.
Nama Peternak
1 2 3
Maput Kopral Iwan Jumlah
Jumlah Sapi yang di IB (ekor) 1 1 1 3
Tanggal IB 4 Januari 2011 8 Maret 2011 16 Mei 2011
Berdasarkan Tabel 16 saat ini kondisi sapi betina yang telah melahirkan sebanyak 1 ekor, sedangkan 2 ekor masih dalam kondisi bunting 9 bulan dan 7 bulan.
23
4.3. Penyebaran Inovasi Teknologi Agar suatu inovasi teknologi sampai kepada pengguna maka diperlukan media dan metode diseminasi yang tepat. Media yang diterapkan adalah media tercetak, sedangkan metode yang dilaksanakan berupa metode pertemuan klasikal dilapangan berupa pelatihan, demplot, dan temu lapang. 4.3.1. Media Diseminasi Media diseminasi merupakan salah satu cara dan bentuk penyebaran inovasi teknologi sehingga inovasi teknologi tersebut diketahui dan diterapkan oleh pengguna. Bentuk media yang digunakan untuk penyebaran inovasi teknologi
pada
kegiatan
Pendampingan
PSDSK
yaitu
berupa
petunjuk
pelaksanaan, leaflet dan buku inovasi teknologi mendukung Program PSDSK. Petujuk pelaksanaan merupakan media tertulis yang berisi teknis pelaksanaan inovasi teknologi pendampingan di lapangan. Media ini memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup tinggi untuk memahaminya sehingga lebih ditujukan kepada petugas pelaksana di lapangan yang akan memberikan penyuluhan langsung di tingkat petani. Leaflet merupakan media diseminasi yang tertulis berupa lembaran yang berisi teknis dari suatu inovasi teknologi yang menjelaskan lebih fokus setiap inovasi teknologi yang akan diterapkan di lokasi pengkajian dan telah tertuang pada petunjuk teknis. Lembaran inovasi ini berupa informasi tertulis dan diperkuat oleh beberapa gambar untuk memperjelas isi dari materi inovasi teknologi. Buku merupakan media diseminasi yang tertulis berupa kumpulan inovasi teknologi yang sudah dilakukan dan diterapkan oleh pengguna teknologi dilapangan. Materi media diseminasi yang diinformasikan disesuaikan dengan kebutuhan peternak dalam mengatasi permasalahan pada usaha ternaknya. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan teknologi yang telah dilakukan pada awal pelaksanaan kegiatan maka diperoleh materi media diseminasi yang dibutuhkan pengguna seperti pada Tabel 17.
24
Tabel 17. Penyediaan Materi Penyuluhan pada Kegiatan PSDSK 2011 No. 1.
Jenis Materi Petunjuk Pelaksanakan
2.
Leaflet
3.
Buku
Judul Materi Penyuluhan Pendampingan Pelaksanaan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau di Bengkulu 1. Formulasi Pakan Murah dari Kulit Kopi 2. Fermentasi Jerami 3. Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak Untuk Pembuatan Pupuk Organik Teknologi Pengawetan Hijauan Makanan Ternak dan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
4.3.2. Metode Diseminasi A. Demplot pemanfaatan kotoran sapi sebagai kompos Demplot pemanfaatan kotoran sapi sebagai kompos yang dilakukan dalam pendampingan PSDSK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak, sehingga dengan dilakukannya demplot ini diharapkan peternak mampu mengolah kotoran ternak sebagai kompos sehingga kotoran ternak yang menggunung disekitar kandang dapat segera dibersihkan untuk dijadikan kompos, sehingga kebersihan kandang dapat selalu terjaga. Selain itu peternak juga akan meningkat pendapatannya dari pemanfaatan kompos untuk memupuk tanaman sayuran seperti cabai, kol, wortel dan lain-lain juga untuk memupuk tanaman kelapa sawit sehingga meningkatkan pendapatannya. Materi demplot di masing-masing lokasi pengkajian pada 2 kabupaten disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Komposisi Bahan Kompos No 1 2
Bahan demplot kompos
Aktivator
Kotoran sapi 1 ton, sekam padi 500 kg, dedak padi EM 4 100 kg, gula merah 10 kg Kotoran sapi 1 ton, sekam padi 500 kg, dedak padi Stardec 100 kg, gula merah 10 kg
25
Gambar 4.
Pelaksanaan Kegiatan Demplot Kompos dan Perbanyakan Aktivator di Kabupaten Bengkulu Tengah
Selain membuat kompos peternak juga dilatih untuk membuat aktivator cair dari air cucian beras. Aktivator adalah kumpulan mikroba yang dipergunakan untuk mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik. Mikroba aktivator terdiri dari beberapa jenis bakteri dan jamur dekomposer. Sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan pupuk organik yang sudah matang. Aktivator diperbanyak dalam suspensi (cairan) nutrisi atau tepung pati (karbohidrat) sehingga diperoleh aktivator berbentuk cair atau tepung. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat aktivator cair adalah sebagai berikut: 1 liter suspensi mikroba (EM 4), 1 kg gula pasir atau gula merah, dan 10 liter air cucian beras, 20 buah botol bekas sirup, kertas penutup, 20 karet gelang, panci perebus dan kompor atau tungku. Cara pembuatan aktivator cair adalah: (1) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras dan gula, (2) Memasukkan selagi panas ke dalam botol sirup, (3) Menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang, (4) mendinginkan selama 2-3 jam (5) Selanjutnya memasukkan 50 ml suspensi mikroba, (6) Memfermentasi atau mendiamkan selama seminggu (7) Selanjutnya aktivator sudah diap untuk digunakan untuk membuat kompos. Setelah pembuatan aktivator selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat kompos. Pembuatan kompos
yang dilaksanakan untuk satu lapisan yaitu: 3
gerobak arco kotoran sapi, selanjutnya diatasnya 1 gerobak arco sekam padi, dan dedak padi 1 ember.
Selanjutnya diperciki dengan aktivator yang
diencerkan. Cara mengencerkannya yaitu untuk 10 liter air, setengah gelas gula pasir dan 1/3 gelas aktivator kemudian diaduk sampai rata. Setelah diperciki
26
aktivator kemudian lapisan kotoran sapi, sekam padi, kulit kopi dan dedak diaduk sampai rata. Demikianlah seterusnya untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat. Setelah adukan kompos tercampur rata, selanjutnya adalah menutup kompos dengan terpal. Setiap tiga hari sekali kompos dibolak-balik sambil diperciki air agar kompos tetap terjaga kelembabannya, demikian seterusnya sampai dengan hari ke-21. Pada hari ke-22 kompos sudah jadi dan siap untuk dikemas dalam kemasan karung maupun plastik, yang sebelumnya sudah diayak terlebih dahulu. Hasil analisis kandungan hara pupuk kompos di Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu disajikan pada Tabel 19 berikut ini. Tabel 19. Hasil Analisis Kandungan Hara Pupuk Kompos Nama Ternak
Kelompok Aktivator
Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah KKP Tunas Bangsa Desa Sumber Urip Kab. Rejang Lebong Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah Suka Maju Desa Talang Pauh Kab. Bengkulu Tengah Harapan Baru Desa Beringin Tiga Kab. Rejang Lebong Sepakat I Desa Mojorejo Kab. Rejang Lebong Sumber : Hasil analisa
Stardec
Terhadap Contoh Kompos Kering 105ºC (%) N-total P2O5 K 2O CpH organik H 2O 1,46 0,23 1,01 28,16 6,46
Stardec
1,16
0,36
0,57
36,62
6,59
EM-4
1,37
0,13
0,54
45,77
7,13
EM-4
1,20
0,22
0,73
41,37
6,23
EM-4
0,96
0,19
1,30
39,62
7,22
EM-4
1,53
0,20
0,95
34,44
7,35
kompos Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu, 2011
Dari hasil analisa kompos pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa seluruh kompos produksi kelompok ternak di 2 kabupaten cukup baik, artinya telah memiliki kandungan bahan organik yang memenuhi standar mutu pupuk organik, dimana Ntotal < 6%, P2O5 < 6%, K2O < 6%, C-org > 12%, pH 4 - 8, Kair 4 – 15. Sedangkan yang memenuhi C/N rasio 15 – 25 adalah kompos produksi kelompok tani Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah dan kelompok tani Sepakat I Desa Mojorejo Kab. Rejang Lebong. Semua bahan organik di dalam
27
kompos terdekomposisi secara sempurna, dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah akan meningkat dengan pemberian kompos sehingga membantu tanaman untuk menyerap unsur hara tanah. B. Demplot penggemukan sapi Demplot penggemukan sapi yang dilakukan dalam pendampingan PSDSK bertujuan untuk mengenalkan pakan penggemukan sapi dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan tambahan selain hijauan rumput. Jenis ternak pada demplot penggemukan adalah ternak Bali jantan berjumlah 9 ekor dan ternak Simental jantan yang berjumlah 10 ekor. Perlakuan pakan ada 2 yaitu: 1) campuran pakan dedak padi dengan kulit kopi dan 2) campuran pakan dedak padi dengan starbio. Pemberian pakan untuk sapi Bali adalah 2 kg/ekor/hari sedangkan untuk sapi Simental 4 kg/ekor/hari, diberikan sebelum diberikan pakan hijauan. Lama penggemukan 60 hari (2 bulan). Formulasi pakan tambahan campuran pakan dedak padi dengan kulit kopi disajikan pada Tabel 20 berikut ini. Kandungan nutrisi bahan pakan tersebut disajikan pada Tabel 21. Kandungan nutrisi pakan hasil analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Balai Penelitian Ternak Ciawi disajikan pada Tabel 22.
Gambar 5. Pencampuran pakan tambahan dari kulit kopi pada kegiatan demplot penggemukan sapi jantan di Kabupaten Rejang Lebong Tabel 20. Formulasi Pakan Untuk Ternak Sapi Potong Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Komposisi (%) 30 65 0,5 1 1,5 2 100
Kulit kopi Dedak padi mineral Kapur Gula merah Garam Jumlah
28
Tabel 21. Komposisi Nutrisi Bahan Penyusunan Pakan Komposisi nutrisi (%)
Jenis bahan 1. 2. 3. 4. 5.
BK
Dedak padi Kulit kopi Kapur/kalsit Garam Gula aren
91,77 89,07 100 100 100
PK
SK
TDN
Ca
11,18 10,26 -
57,20 21,32 10
57,21 70,00 60
P
0,38 0,34 38 -
0,11 -
Tabel 22. Komposisi Nutrisi Pakan Penggemukan Jenis
Komposisi nutrisi (%)
Ransum
Air
Protein
Lemak
Energi
SK
g/100g g/100g g/100g kcal/kg g/100g Dedak padi
Abu g/100g
Ca
P
g/100g g/100g
11,01
5,98
6,67
3684
23,64
15,67
0,70
0,47
8,55
4,74
5,15
3769
29,40
17,82
0,11
0,36
+ kulit kopi Dedak Padi + starbio Sumber : Hasil analisis proksimat Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Keragaan PBBH demplot penggemukan sapi jantan disajikan pada Tabel 23 dibawah ini. Berdasarkan Tabel 23 penggemukan sapi Bali jantan dengan formula pakan starbio dan kulit kopi tidak berbeda nyata yaitu dengan rata-rata PBBH 0,51 kg/ekor. Penggemukan sapi Simental dengan formula pakan starbio menghasilkan PBBH (0,91 kg/ekor) lebih rendah dari pada dengan kulit kopi (1,47 kg/ekor).
29
Tabel 23. Keragaan PBBH Demplot Penggemukan Sapi Selama 60 Hari No
Nama Peternak/Jenis Sapi
Perlakuan Pakan
PBBH (kg/hari)
Bali 1 2 3 4 5 6
Edi 1 Edi 2 Edi 3 Rin 1 Rin 2 Rin 3 Rata-rata
Dedak Dedak Dedak Dedak Dedak Dedak
padi padi padi padi padi padi
+ + + + + +
kulit kulit kulit kulit kulit kulit
kopi kopi kopi kopi kopi kopi
0,49 0,71 0,64 0,45 0,36 0,39 0,51
1 2 3 4 5
Dedak Dedak Dedak Dedak Dedak
padi padi padi padi padi
+ + + + +
kulit kulit kulit kulit kulit
kopi kopi kopi kopi kopi
0,97 0,90 0,79 0,80 0,60 0,82
Sumarsono 1 Sumarsono 2 Pramianto 1 Pramianto 2 Rata-rata
Dedak Dedak Dedak Dedak
padi padi padi padi
+ + + +
starbio starbio starbio starbio
0,53 0,63 0,52 0,36 0,51
Sukimin 1 Sukimin 2 Apranto Swastoyo Rata-rata
Dedak Dedak Dedak Dedak
padi padi padi padi
+ + + +
starbio starbio starbio starbio
0,78 0,58 0,77 0,70 0,71
Simental 1 2 3 4 5
Sudarsono Sudarsono Sudarsono Sudarsono Sudarsono Rata-rata
Bali 1 2 3 4
Simental 1 2 3 4
C. Demplot Fermentasi Jerami Demplot pembuatan fermentasi jerami dilaksanakan pada tanggal 28 Mei – 22 Juni 2011 bertempat di kelompok ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Sebelum melakukan demplot dilakukan pelatihan pembuatan fermentasi jerami yang dihadiri oleh peternak berjumlah 20 orang diantaranya adalah Sarjana Membangun Desa (SMD) Purwanto, S.Pt, penyuluh pendamping yaitu Muhdasir, Mardia Hayati, Suharno, Kasie Keswan Dinas Peternakan Bengkulu Tengah Fadli, S.Pt, petugas inseminator Kunto, dan para peternak di Kabupaten Bengkulu Tengah. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan fermentasi jerami padi yaitu: jerami padi 200 kg, urea 1 kg, starbio 1 kg, dan air 80 liter. Cara pembuatan jerami fermentasi adalah 1) Jerami padi diangin-anginkan sampai kadar air 40%,
30
2) Urea dilarutkan ke dalam air, 3) Jerami padi ditumpuk dengan luas 2,5 m x 2,5 m dan dipadatkan dengan ketinggian 25 cm, kemudian disiram dengan larutan urea dan ditaburi dengan starbio. Lakukan terus-menerus sampai jerami habis, 4) Pada bagian atas ditutupi dengan daun pisang, tidak perlu dibolak-balik selama proses fermentasi, 5) Pembuatan fermentasi jerami padi harus dilakukan di tempat yang teduh terhindar dari panas matahari dan hujan, 6) Jerami padi fermentasi akan matang setelah 21 hari. Jerami fermentasi dapat dijadikan pakan alternatif pengganti hijauan rumput disaat musim kemarau, atau disaat hari hujan terus-menerus sehingga peternak enggan mencari rumput. D. Pelatihan Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan minat peternak terhadap inovasi teknologi dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas. Pelatihan dilakukan dengan cara pertemuan dan praktek langsung di lapangan. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan peternak di masing-masing lokasi. Data selengkapnya materi pelatihan bagi peternak dan petugas pada Tabel 23. Tabel 23. Pelatihan bagi Peternak dan Petugas Pada Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6
Lokasi Bengkulu Tengah Rejang Lebong Bengkulu Tengah Bengkulu Tengah
Waktu Pelaksanaan 15 Maret 2011
Rejang Lebong Rejang
21 April 2011
17 Maret 2011 5 April 2011 17 Maret 2011
12 Mei 2011
Lebong 7
Bengkulu
Materi Pembinaan dan Pelatihan - Kelembagaan kelompok ternak - Pakan lokal, potensi dan pemanfaatannya - Potensi pakan dari limbah pertanian - Pembinaan manajemen kelompok ternak Demo pembuatan kompos dan perbanyakan aktivator cair - Tanda-tanda berahi - Kesehatan reproduksi - Tanda-tanda sapi bunting Demo pembuatan kompos dan perbanyakan aktivator cair Demo pakan tambahan dari kulit kopi dan starbio
28 Mei 2011
Pembuatan fermentasi jerami
28 Juni 2011
Pemberian Bioplus
29 September 2011
Pemberian Bioplus
Tengah 8
Bengkulu Tengah
9
Rejang Lebong
31
E. Temu Lapang Teknologi Pembibitan Sapi Potong Kegiatan temu lapang Teknologi Pembibitan Sapi Potong dilaksanakan pada tanggal 3 November 2011 bertempat di BPP Mojorejo dan di Kandang Koloni milik Suhartoyo di Desa Mojorejo. Kegiatan ini diikuti oleh peserta sebanyak 70 orang yang terdiri dari ketua kelompok ternak di Kecamatan Sindang Kelingi dan Selupu Rejang, peternak kooperator di Desa Mojorejo, Sumber Urip dan Beringin Tiga, peternak kooperator dari Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepala Dinas dan Kabid. Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Kasie Keswan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Tengah dan petugas Inseminator di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah. Materi yang disampaikan dalam kegiatan temu lapang yaitu : 1. Pemaparan
pengalaman
beternak
peternak
kooperator
di
Kabupaten
Bengkulu Tengah (Jumanan ketua kelompok ternak Mekar Sari Desa Sidorejo) dan Rejang Lebong (Parso anggota kelompok ternak Tunas Bangsa Desa Sumber Urip). 2. Teknologi pembibitan sapi potong (Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si) 3. Teknologi Pemberian Pakan Flushing (Ir. Ruswendi, MP) 4. Praktek lapang pembibitan sapi potong (Tengku M. Nasir dan Setiawan) - Cara deteksi berahi dan teknik melakukan inseminasi buatan - Cara pemeriksaan pebuntingan (PKB) 5. Diskusi informasi teknologi pembibitan sapi potong.
32
Gambar 6. Pelaksanaan Temu Lapang, diskusi dan praktek dilapangan Realisasi Anggaran Dari pagu anggaran kegiatan Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu sebesar Rp. 109.017.000 terserap anggaran sebesar Rp Rp
97.214.100 atau
sebesar 89,2%. Anggaran yang tidak terserap terbesar adalah pada akun belanja barang operasional lainnya berupa ongkos kirim bibit, porto dan dokumentasi yaitu sebesar Rp. 10.000.000. anggaran tersebut tidak dapat terserap karena tidak ada pengiriman bibit ternak.
33
V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan 1. Karakteristik lokasi pendampingan memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan sapi potong, namun perlu dukungan penerapan teknologi dan pembinaan yang lebih intensif. 2. Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong telah memperbaiki teknis pemeliharaan ternak sapi potong terutama dalam pemberian pakan tambahan, pembuatan kompos, dan pembuatan jerami fermentasi namun belum menunjukkan hasil yang optimal. 3. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mendeteksi tanda-tanda berahi dan mendeteksi kebuntingan pada ternak. 5.2.
Saran
1. Koordinasi dan dukungan dari Stakeholders di Kabupaten dan Provinsi dalam
pelaksanaan Pendampingan PSDSK dari tingkat pusat hingga
daerah perlu ditingkatkan agar program swasembada daging sapi/kerbau pada tahun 2014 dapat tercapai. 2.
Pelaksanaan Pendampingan PSDSK sebaiknya didukung oleh peternak untuk mencegah pemotongan betina produktif.
3.
Ketersediaan N2 cair dalam pelaksanaan IB di Provinsi Bengkulu sering terhambat sehingga akan menurunkan kualitas semen beku dan hal ini akan menghambat peningkatan populasi ternak sapi.
4.
Diperlukan analisis dampak dari pelaksanaan program PSDSK peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan petani.
34
dalam
DAFTAR PUSTAKA Asgari.
2001. Peranan Agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha Memberdayakan (Empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola Agribisnis. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu. 2007. Bengkulu Dalam Angka. Bahri, S dkk. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SLPPSP). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. BPTP
Karangploso. 1996. Teknologi dan Informasi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso, Jawa Timur (Buletin).
Gozali, A, Wirdahayati RB, Syaruhrul Bustaman, Alie Yusron, Tanda Panjaitan, Jacob Noelik, Bambang Sudaryanto. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS). Bogor.
35
Lampiran 1. Gambar Kondisi Peternakan di Lokasi Pendampingan PSDSK Provinsi Bengkulu
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Suka Maju Desa Talang Pauh Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Mekarsari Desa Sidorejo Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Tunas Bangsa Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong
36
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Sepakat 1 Desa Mojorejo Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong
Kondisi Usahaternak Sapi Potong di Kelompoktani Harapan Baru Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong
37
Lampiran 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan Penggemukan
38