Matrik Renstra Departemen Kehutanan Tahun 2005-2009, sesuai Peraturan Menhut No: P.04/Menhut-II/2005. VISI :
Terwujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Kelestarian Hutan Dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat.
MISI Menjamin Keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional
TUJUAN 1. Terselenggaranya pengukuhan kawasan hutan
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
Percepatan proses pengukuhan hutan
100 % penunjukan kawasan hutan seluruh Indonesia (termasuk provinsi pemekaran)
Percepatan proses pengukuhan hutan
Penetapan kawasan hutan sebesar 30 % dari luas kawasan hutan yang sudah dan akan ditata batas di seluruh Indonesia
Koordinasi dan sinkronisasi dengan sektor lain
Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi sektor lain dalam penatagunaan hutan
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
INDIKATOR (STRATEGIS) Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan penunjukan kawasan hutan dan perairan pada Propinsipropinsi yang tersisa - SK penetapan kawasan hutan pada Kelompok Hutan Produksi dan Lindung (50 %) dan kawasan konservasi 150 Kawasas Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan Taman Buru. - Terbitnya SK pengukuhan 9 unit Taman Nasional - Terselesaikannya penataan batas dan penetapan kawasan 150 KSA, KPA dan TB. Permasalahan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP)/Rencana Tata Ruang Wialyah Kabupaten (RTRWK) yang terkait dengan ruang kehutanan dapat diminimalisir
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN POKOK Penerbitan SK Menhut tentang Penunjukan Kawasan Hutan
PENANGGUN G JAWAB Baplan, Setjen
Pemantapan Kawasan Hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Pemantapan Kawasan Hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
- Pelaksanaan penataan batas kawasan hutan - Pelaksanaan penetapan kawasan hutan - Regulasi penetapan kawasan hutan
Baplan, Setjen
Pemantapan Kawasan Hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dalam proses penataan ruang, penggunaan
Baplan
V -1
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
Percepatan penyediaan data informasi spatial dan non spatial
Tersedianya info sumberdaya alam hayati (SDAH) berupa: 100% informasi potensi penutupan lahan, 60 % informasi kayu komersial dan non komersiil, 30 % informasi hidupan liar serta 30 % informasi jasa lingkungan dan wisata secara Nasional.
- Data makro penutupan lahan & species kehutanan dalam bentuk numerik, spatial, non spatial tersedia dalam data base dapat diakses oleh Publik. - Neraca Sumberdaya Hutan (NSDH) Nasional.
KEBIJAKAN
Pemantapan Kawasan Hutan
PROGRAM
Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH
KEGIATAN POKOK dan perubahan peruntukan kawasan hutan - Pelaksanaan Inventarisi hutan nasional - Fasilisasi pelaksanaan inventarisasi di tingkat provinsi, kab/kota, unit pengelolaan - Fasilisasi penyusunan NSDH Propinsi - Penyusunan NSDH Nasional - Penyiapan database kehutanan - Penyusunan Statistik kehutanan - Peningkatan Sistem Informasi Akses Pembanguna
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
V -2
PENANGGUN G JAWAB
Baplan, Ditjen PHKA, Ditjen RLPS, Ditjen BPK, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
KEBIJAKAN
PROGRAM
-
2. Terjamin dan optimalnya luas dan fungsi kawasan hutan.
Mengoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem perairan yang meliputi fungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan jasa lingkungan untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari
1. Terselenggaranya pengaturan dan pengurusan pengelolaan hutan
Optimalisasi keberadaan kawasan hutan
Peningkatan performa industri kehutanan
Setidaknya kawasan hutan yang telah ditunjuk di Indonesia dapat dipertahankan dan diberlakukan-nya sesuai fungsinya
Fasilitasi peningkatan Performance industri kehutanan 50% dari industri yang ada di tahun 2004.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
- 70 % evaluasi permasalahan perubahan peruntukan kawasan hutan/ perubahan fungsi dapat diselesaikan. - 70 % data informasi penutupan kawasan hutan dan lahan seluruh DAS dan Pulau.
Pemantapan Kawasan Hutan
Minimal 300 unit industri kehutanan (kapasitas diatas 6.000 m3/tahun) berjalan efisien dan kompetitif secara global.
Revitalisasi sektor kehutanan termasuk industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
-
KEGIATAN POKOK n Kehutanan (SIAPHUT) Penyediaan data/informa si spatial dan non spatial Pelaksanaan evaluasi perubahan peruntukan kawasan hutan Pelaksanaan penafsiran citra satelit termasuk pemeriksaan lapangan Penyusunan deregulasi bidang industri kehutanan Intensifikasi pengawasan dan pembinaan industri kehutanan Perumusan insentif untuk pengembang an industri
V -3
PENANGGUN G JAWAB
Baplan, Setjen, Ditjen PHKA, Balitbang
Ditjen BPK
MISI
TUJUAN
STRATEGI Sertifikasi pengelolaan hutan lestari
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) 200 unit
Minimal 100 IUPHHK Hutan Alam dan 100 IUPHHK Hutan Tanaman memiliki sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari (PHL)
KEBIJAKAN Revitalisasi sektor kehutanan termasuk industri kehutanan
PROGRAM Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
-
Peningkatan pengelolaan NTFP
Peningkatan PNBP sektor kehutanan
Produk hasil hutan bukan kayu meningkat 30 % dari produksi tahun 2004
Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dan dana reboisasi (DR) optimal
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
Sumbangan pendapatan produk non kayu meningkat minimal 5 % dari produksi tahun 2004.
Jumlah penerimaan PNBP sebesar Rp. 1 Trilyun,dengan kenaikan 5 % pertahun.
Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Revitalisasi sektor kehutanan termasuk
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
-
KEGIATAN POKOK kehutanan Penyusunan deregulasi tentang peman-faatan hutan Sertifikasi PHL pada IUPHHK Hutan Alam dan Hutan Tanaman Intensifikasi pengawasan dan pembaninaan kegiatan peman-faatan hutan Penyusunan regulasi bidang produk NTFP Merancang alternatif insentif bagi pengembang an produk NTFP Intensifikasi penarikan PNBP dan DR
V -4
PENANGGUN G JAWAB Ditjen BPK, Setjen, Balitbang
Ditjen BPK, Setjen, Ditjen PHKA, Ditjen RLPS, Balitbang
Ditjen BPK, Setjen
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
KEBIJAKAN
PROGRAM
industri kehutanan
Percepatan Pembangunan hutan tanaman
Fasilitasi Pembangunan HTI seluas minimal 5 juta ha dan didukung oleh industri yang efisien
- 75 % HTI yang direncanakan beroperasi penuh/prod 150m3/ha - Penyerapan tenaga kerja kegiatan HTI meningkat 10% dari penyerapan tenaga kerja tahun 2004
Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Pengembangan Pembangunan hutan rakyat
Fasilitasi pembangunan Hutan rakyat seluas 2 juta Ha
Peningkatan produksi kayu dari hutan rakyat sekitar 30 % dibandingkan produksi tahun 2004
Revitalisasi sektor kehutanan khususnya Industri kehutanan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEGIATAN POKOK - Pengawasan, pengendalian dan pembinaan - Penyusunan deregulasi pembanguna n HTI - Merancangalt ernatif insentif bagi pembanguna n HTI - Merancang alternatif insentif bagi pembanguna n hutan rakyat - Fasilisasi pengembangan pemasar-an produk kayu dari hutan rakyat - Intensifikasi penyediaan bibit-bibit untuk pengembang an hutan
V -5
PENANGGUN G JAWAB
Ditjen BPK, Balitbang
Ditjen BPK, Setjen, Ditjen RLPS, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
2. Terselengga-ranya Pengaturan dan pengurusan rehabilitasi dan reklamasi hutan
Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan
Mendorong rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) berjalan efektif di seluruh Indonesia dengan luasan 5 juta ha (60% di dalam kawasan hutan dan 40 persen di luar kawasn hutan)
- 90 % luas target areal RHL tertutup oleh vegetasi hutan. - Master Plan-RHL (MPRHL) di seluruh Indonesia dan aturan RHL lainnya ditetapkan dan dilasanakan.
Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya hutan
Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA
Pengembangan ekonomi masyarakat sekitar hutan
Mendorong pengembangan ekonomi masyarakat sekitar hutan
Penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan usaha masyarakat sekitar hutan di bidang kehutanan meningkat 20% dari keadaan tahun 2004.
Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya hutan
Pengembangan Kapasitas pengelolaan SDA
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN POKOK rakyat - Penyusunan MP-RHL Propinsi - Pelaksanaan Rahabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) termasuk hutan pantai dan mangrove - Penyuluhan kehutanan - Merancang rumusan bagi peningkatan akses masyarakat terhadap hutan - Melanjutkan pengembangan perhutanan sosial/socfor (Agroforestry, PHBM dll) - Reformasi regulasi & insentif pengembang-
V -6
PENANGGUN G JAWAB Ditjen RLPS, Baplan, Balitbang
Ditjen RLPS, Setjen, Ditjen BPK, Ditjen PHKA, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
Penegakan hukum dalam perlindungan hutan
SASARAN (STRATEGIS)
Terwujudnya pemberantasan pemanfaatan dan perdagangan hasil hutan illegal secara efektif
INDIKATOR (STRATEGIS)
- Frekwensi pemanfaatan hasil hutan illegal di 200 KSA/ KPA menurun sebanyak 90%. - Menurunnya gangguan hutan di 32 propinsi - Meningkatnya penyelesaian tindak pidana kehutanan di 32 propinsi
KEBIJAKAN
Pemberantasa n pencurian kayu di dalam hutan negara dan perdagangan kayu illegal
PROGRAM
Pemantapan keamanan dalam negari
-
-
-
-
-
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEGIATAN POKOK an/pemanfaat an sumberdaya hutan oleh masyarakat Koordinasi antar sektor dalam pengamanan hutan Menggalang masyarakat peduli pemberantas an pencurian kayu Pengawasan peredaran hasil hutan Pelaksanaan operasi pemberantas an illegal logging dan illegal trade Penyuluhan kehutanan Penyedian opsi matapencaha rian bagi masyarakat paska
V -7
PENANGGUN G JAWAB
Ditjen PHKA, Setjen, Ditjen RLPS, Ditjen BPK
MISI
TUJUAN
STRATEGI
Peningkatan efektifitas penanggulangan kebakaran hutan
SASARAN (STRATEGIS)
Terwujudnya penanggulangan kebakaran hutan secara efektif di Kalimantan, Sumatera dan Jawa.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
INDIKATOR (STRATEGIS)
- Penurunan frekwensi kebakaran hutan di 32 prov. - Ketersediaan data informasi deteksi dini kebakaran (hotspot) ”real time”, paling tidak di Kalimantan, sumatera dan Jawa.
KEBIJAKAN
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
PROGRAM
Perlindungan dan konservasi SDA
KEGIATAN POKOK operasi pemberantas an - Menyediakan informasi lokasi-lokasi rawan pencurian kayu - Koordinasi antar sektor dalam pengendalian kebakaran hutan - Peningkatan pemanfaatan citra satelit untuk memantau kebakaran hutan - Mengintensif kan relawanrelawan pemadam kebakaran hutan - Mendorong swakarsa masyarakat untuk
V -8
PENANGGUN G JAWAB
Ditjen PHKA
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
3. Termanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berdasarkan prinsip kelestarian.
Membangun dan memperkuat pengelolaan kawasan konservasi
- Pengeleloaan dan pemanfaatan kawasan konservasi secara optimal di 200 unit Kawasan Suaka Alam(KSA)/Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
- Frekwensi pencurian kayu menurun di 200 KSA/KPA sebesar 90 % - Peningkatan investasi swasta di pariwisata alam sebesar 20% - Populasi & habitat species langka di 200 KSA/KPA terjaga secara efektif - Pengelolaan di 200 unit KSA/KPA berjalan secara optimal dgn peningkatan menyerap tenaga kerja minimal 10% & peningkatan pendapatan sektor minimal 10% - Peningkatan status Balai Taman Nasional menjadi Balai Besar Taman Nasional
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEBIJAKAN
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
PROGRAM
Perlindungan dan Konservasi SDA
KEGIATAN POKOK berpartisipasi aktif dlm penanggulan gan kebakaran hutan - Pemantapan penyelenggar a-an pengelolaan kawasan konservasi di 200 unit KSA/KPA - Penyusunan rencana pengelolaan di 200 KSA/KPA - Penyusunan regulasi pendukung pengelolaan kawasan konservasi - Reformasi regulasi investasi pariwisata alam
V -9
PENANGGUN G JAWAB
Ditjen PHKA, Setjen, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS) - Pengelolaan dan Pemanfaatan SDAH secara lestari/berkelanjutan
INDIKATOR (STRATEGIS) - Pendapatan SDAH meningkat minimal 10% dibanding tahun 2004
KEBIJAKAN Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
PROGRAM Perlindungan dan konservasi SDA
- Pemanfaatan SDAH melibatkan masyarakat sekitar hutan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyerap tenaga kerja minimal - 10% dibanding tahun 2004 - Kelestarian species tumbuhan dan satwa komersial. Membangun dan memperkuat pengelolaan kawasan konservasi
20 Unit model taman nasional terbentuk dan beroperasi
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
- Keutusan Menteri Kehutanan tentang pembentukan model Taman Nasional (TN) - Rencana pengelolaan dan investasi 20 TN model terdaftar di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPMD) - TN model beroperasi dan paling tidak 10 % pendanaan TN Model mandiri - TN Model meningkatkan penyerapan tenaga kerja
Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
Perlindungan dan konservasi SDA
KEGIATAN POKOK - Fasilitasi untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA - Reformasi regulasi dan insentif untuk pemanfaatan SDA secara lestari - Penyusunan rencana pengembang an TN Model - Pelaksanan pembanguna n 20 unit model TN - Reformasi regulasi dan kebijakan serta insentif dalam membentuk TN model - Penyusunan
V - 10
PENANGGUN G JAWAB Ditjen PHKA, Setjen, Balitbang
Ditjen PHKA, Setjen
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
KEBIJAKAN
PROGRAM
dan pendapatan masyarakat sebesar minimal 10% - Peningkatan status Balai Taman Nasional menjadi Balai Besar Taman Nasional. 4. Terselenggaranya pengaturan dan pengurusan perencanaan kehutanan
5. Berperan aktive dalam memanfaatkan perjanjian global tentang kehutanan dan lingkungan
Penyusunan dan penyempurnaan rencana kehutanan
Pemanfaatan dukungan international dalam pengelolaan hutan lestari
Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) Departemen kehutanan 2005-2009, Sistem perencanaan kehutanan (Sisperhut), Rencana kehutanan jangka panjang (RJP), Rencana Kerja Kementerian Negara (Renja-KL) Departemen Kehutanan dan Rencana Induk/Rencana makro, “National Forest Statements” (NFS) selesai dan diimplementasikan. Mendorong berjalannya implementasi UN CITES, UN CBD, UN CCC, UNCCD, RAMSAR serta kesepakatan dalam forumforum internasional al: FAO, UNEP, UNDP dan
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
-
- Rumusan NFS - Keputusan Menteri/Peraturan Menteri (Sisperhut, RJP RenstraKL Dephut 2005-2009, Renja-KL) - Keputusan Menteri/Peraturan Menteri tentang Rencana makro Rehabilitasi, Pemanfaatan hutan, Konservasi Kawasan dan Pengembangan Sosial Forestry.
Pendukung kebijakan
- Mendapatkan manfaat teknologi dan financial dari mekanisme global yang berkaitan dengan kehutanan/lingkungan. - Berperan aktif dalam kesepakatan-kesepakatan
Pendukung kebijakan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
-
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
KEGIATAN POKOK rencana investasi TN model Registrasi rencana investasi TN model di BKPM/BKPM D Penyusunan rencanarencana kehutanan Evaluasi pelaksanaan rencana kehutanan Evaluasi kinerja Departemen kehutanan
- Penyelenggar aan KLN bidang kehutanan - Penyiapan implementasi konvensi-
V - 11
PENANGGUN G JAWAB
Baplan, Setjen, Ditjen PHKA, Ditjen BPK dan Ditjen RLPS, Itjen
Setjen, Baplan, Ditjen PHKA, Ditjen BPK, Ditjen RLPS, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS) ITTO
6. Meningkatkan efektifitas pengelolaan hutan.di provinsi, kabupaten/ kota
Pembentukan unit pengelolaan hutan produksi
Terbentuknya Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi terbentuk di setiap provinsi
INDIKATOR (STRATEGIS)
KEBIJAKAN
PROGRAM
global yang berkaitan dengan kehutanan dan sumberdaya alam hayati lainnya (SDAH) - Mampu melaksanakan ketentuan dan kesepakatan global yang berkaitan dengan kehutanan dan sumberdaya alam hayati lainnya (SDAH) - Keputusan menteri kehutanan tentang penetapan Kesatuan Pengelolaan Hutan produksi (KPHP) - Rencana investasi KPHP terdaftar di BKPM/BKPMD. - Kelembagaan KPHP yang mantap beroperasi penuh - SFM berjalan di 50 % Unit KPHP dan pendanaan 30% mandiri
-
Pemantapan kawasan hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
-
-
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEGIATAN POKOK konvensi Internasional yang diratifikasi Indonesia Penyiapan rumusan kebijakan bidang kehutanan di tataran global dan regional Penyusunan KPHP Penyusunan rencana investasi KPHP dan pendaftaran di BKPM Pembentukan lembaga KPHP Koordinasi pembentukan KPHP dengan Pemerintah Daerah Regulasi dan insentif KPHP
V - 12
PENANGGUN G JAWAB
Baplan, Setjen, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
Pembentukan unit pengelolaan hutan lindung
50% Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung terbentuk dan beroperasi
Peningkatan pemanfaatan aneka fungsi hutan
Mendorong peningkatan pengelolaan jasa lingkungan melalui pengelolaan hutan wisata
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
INDIKATOR (STRATEGIS) - Permenhut/ Kepmenhut Rancang Bangun KPHL di Setiap provinsi. - Lembaga KPHL beroperasi secara efektif dan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat - KPHLmeningkatkan produksi Non Kayu dan Jasa Lingkungan sebesar 30% - KPHL meningkatkan produktivitas kualitas air bersih sebesar minimal 10% - KPHL meningkatkan penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar hutan sebesar paling tidak 10%. - Rencana investasi PHP terdaftar di BKPM/BKPMD - Kelembagaan PWH beroperasi dan pendanaan 70 % mandiri - Pengelolaan hutan wisata meningatkan daya serap tenaga kerja sebesar minimal 50 % dibanding tahun 2004. - PWH meningkatan pendapatan masyarakat minimal 30 % dibanding tahun 2004
KEBIJAKAN
PROGRAM
Pemantapan kawasan hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Pemantapan kawasan hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
KEGIATAN POKOK - Penyusunan KPHL - Koordinasi pembentukan KPHL dengan Pemerintah Daerah - Reformasi regulasi serta kebijakan dan insentif pemanfaatan NTFP dalam KPHL
PENANGGUN G JAWAB Baplan, Setjen, Balitbang
- Penyiapan regulasi dan insentif pengelolaan jasa lingkungan - Melanjutkan dan mengembang -kan pengelolaan Hutan Wisata - Promosi pengelolaan
Ditjen PHKA Setjen, Baplan
V - 13
MISI
TUJUAN 7. Terselenggaranya penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan serta penyuluhan kehutanan
Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai
1. Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan untuk mendukung sistem penyangga khdp
STRATEGI Pengembangan IPTEK
Peningkatan pengelolaan dan fungsi DAS
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
90 % IPTEK sesuai dengan issue kehutanan nasional dan global serta dapat mendukung produktivitas dan ketahanan pembangunan kehutanan
- Hasil IPTEK dapat meningkatkan produktivitas kehutanan/lestari sebesar minimal 10% - Hasil iptek dapat meningkatkan pertisipasi, pendapatan/usaha di bidang kehutanan paling tidak 30 %. - Hasil iptek dapat diakses oleh masyarakat luas.
Pendukung kebijakan
- Produktivitas DAS meningkat minimal 10% - Penutupan lahan DAS Prioritas 1 meningkat mendekati 100%. - Penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar DAS meningkat minimal 20% dibanding tahun 2004. - Pendapatan masyarakat sekitar DAS meningkat minimal 20% dibanding tahun 2004. - Partisipasi masyarakat sekitar DAS meningkat
Rehabilitasi dan konservasi hutan
282 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas berfungsi optimal, termasuk didalamnya Daerah Tangkapan Air (DTA) dalam melindungi obyek/bangunan vital, sesuai dengan kriteria dan standar
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEBIJAKAN
PROGRAM Litbang dan IPTEK
-
-
Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
-
-
-
-
KEGIATAN POKOK hutan wisata Penyelenggar aan Litbang kehutanan yang sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa depan Penyelengga raan dan pengembang an pendidikan SDM kehutanan yang profesional Perancangan pengelolaan DAS di 282 DAS Fasilitasi penerapan pengelolaan DAS di 282 DAS Fasilitasi pengelolaan DAS bersama masyarakat Regulasi
V - 14
PENANGGUN G JAWAB Badan Litbang, Setjen
Ditjen RLPS, Setjen, Balitbang
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
KEBIJAKAN
PROGRAM
50%.
Mendorong peran serta masyarakat
1. Terbangunnya masyarakat untuk turut berperan serta dalam pembangunan kehutanan
Peningkatan peranserta masyarakat
70 % masyarakat sekitar hutan berperan dalam pembangunan kehutanan
- Regulasi tentang pemberdayaan masyarakat - Kualitas dan produktivitas hutan meningkat paling tidak 50 % dibandingkan tahun 2004 - Pengelolaan hutan mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar hutan
Pemberdayaa n ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
Peningkatan akses masyarakat terhadap kebijakan dan informasi kehutanan
Akses masyarakat pada SDH dan pengambilan keputusan SDH meningkat 70 %
- Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan meningkat minimal 20 % dibandingkan tahun 2004 - Reregulasi tentang akses dan peran masyarakat sekitar hutan
Pemberdayaa n ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
KEGIATAN POKOK serta kebijakan dan insentif masyarakat pengelola DAS
PENANGGUN G JAWAB
- Penyusunan regulasi pemberdayaa n masyarakat - Fasilitasi upaya-upaya pemberdayaa n masyarakat - Kerjasama dengan stakeholder dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat - Penyusunan regulasi peningkatan akses kepada masyarakat - Fasilitasi akses masyarakat dalam meman-
Ditjen RLPS, Setjen, Ditjen BPK dan Ditjen PHKA
V - 15
Ditjen RLPS, Setjen, Balitbang
MISI
TUJUAN
2. Mewujudkan aparatur kehutanan yang bersih dan berwibawa
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS)
INDIKATOR (STRATEGIS)
Peningkatan profesionalisme SDM kehutanan
SDM kehutanan profesional meningkat 30% dibanding tahun 2004
- Berjalannya sistem kompetensi jabatan untuk penempatan pegawai - Berjalannya sistem “reward and punishment”
KEBIJAKAN
Pendukung kebijakan
PROGRAM
Pendidikan kedinasan
-
-
Peningkatan profesionalisme SDM kehutanan
Menjamin Distribusi Manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan
Mewujudkan ketahanan usaha di bidang kehutanan
Mendorong UKM industri kehutanan
PNS dapat menjalankan dan melaksanakan aturan yang benar sesuai dengan kompetensinya
Iklim usaha Kecil dan Menengah di bidang kehutanan meningkat, sebesar minimal 30% dibanding tahun 2004
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
Jumlah kasus penyelewengan/ KKN menurun 100 %.
- Regulasi tentang peranan UKM dan akses terhadap SDAH. - Supply bhn baku untuk UKM kehutanan terjamin
Pendukung kebijakan
Pemberdayaa n ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara
-
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
-
-
KEGIATAN POKOK faatkan dan mengelola sumberdaya hutan Penyusunan rencana pengembang an kepegawaian Dephut Penyelenggar aan kepegawaian Reformasi sistem insentif Sumberdaya manusia kehutanan Penyelenggar aan peningkatan SDM kehutanan Pengawasan dan Pengendalian Reformasi regulasi sektor UKM bidang kehutanan
V - 16
PENANGGUN G JAWAB
Setjen, Baplan, Ditjen PHKA, Ditjen BPK, Ditjen RLPS, Balitbang dan Itjen
Itjen, Setjen
Ditjen BPK, Ditjen RLPS, Ditjen PHKA, Setjen
MISI
TUJUAN
STRATEGI
SASARAN (STRATEGIS) serta akses kepada SDH meningkat
Memantapkan koordinasi Pusat dan Daerah
Mewujudkan sinkronisasi peraturan perundangan
INDIKATOR (STRATEGIS) - Pasar untuk UKM terjamin - UKM dapat menyerap tenaga kerja sekitar hutan sebesar 20% - Penyerapan tenaga kerja minimal 10% - Regulasi tentang jaminan supply bahan baku terhadap UKM Regulasi tentang UKM yang melibatkan masyarakat.
KEBIJAKAN
PROGRAM
Pemberdayaa n ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan Pemberdayaa n ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
Mendorong UKM industri kehutanan
Memberikan jaminan akan ketersediaan bahan baku untuk UKM Kehutanan
Pemberian ruang kelola kepada masyarakat
Pemberian ruang kelola pada masyarakat untuk menjadi pemain kunci dalam UKM
Peningkatan komunikasi dan konsultasi para pihak
Koordinasi dalam pembenahan peraturan perundangan bidang pengurusan hutan
Berkurangnya tumpang tindih peraturan perundangan terkait dengan bidang kehutanan sebesar 60 % dibanding tahun 2004
Pendukung kebijakan
Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH
Koordinasi dalam penanganan permasalahan perlindungan hutan
Koordinasi penegakan hukum dalam menanggulangi kejahatan kehutanan
Penyelesaian kasus pelanggaran kehutanan mencapai 60 %
Pendukung kebijakan
Pemantapan keamanan dalam negeri
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
Pemantapan Pemanfaatan potensi SDH
KEGIATAN POKOK - Fasilitasi peningkatan kualitas produk UKM Fasilitasi kemudahan penyediaan bahan baku bagi UKM Fasilitasi peningkatan peran dan keuangan UKM - Identifikasi dan kajian detail materi peraturan perundangan bidang kehutanan - Reformasi peraturan perundangan kehutanan sesuai hasil kajian - Peningkatan kontinuitas koordinasi dlm
V - 17
PENANGGUN G JAWAB
Ditjen BPK, Ditjen RLPS, Ditjen PHKA, Setjen Ditjen BPK, Ditjen RLPS, Ditjen PHKA, Setjen Setjen, Itjen
Ditjen PHKA, Itjen
MISI
TUJUAN
STRATEGI
Sinkronisasi penyelenggaraan kehutanan Pusat dan daerah
SASARAN (STRATEGIS)
- Pelimpahan wewenang bidang kehutanan secara bertahap dan bertanggung jawab - Tahubja pengurusan hutan tersusun dan diterima semua pihak
INDIKATOR (STRATEGIS)
-
Tercapainya harmonisasi dalam pengelolaan hutan
KEBIJAKAN
Pendukung kebijakan
PROGRAM
Pengembangan kapasitas pengelolaan SDA dan LH
KEGIATAN POKOK penegakan hukum - Identifikasi kebijakan, regulasi yang tumpang tindih - Penyusunan Tahubja tentang kewenangan pengurusan hutan antara Pusat dan Daerah - Pelimpahan wewenang secara bertahap sesuai dengan Tahubja
Keterangan: 1. Baplan = Badan Planologi Kehutanan 2. Setjen = Sekretariat Jenderal 3. Itjen = Inspektorat Jenderal 4. Ditjen PHKA = Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 5. Ditjen RLPS = Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan 6. Balitbang = Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 7 Penanggungjawab Utama Program ditulis dengan huruf tebal.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
V - 18
PENANGGUN G JAWAB Setjen, Baplan, Ditjen PHKA, Ditjen RLPS, Ditjen BPK dan Balitbang