'
\;: \I J'-1 -, l'I ' fl,~" I :t I' I I 1-2 ":; :. ~~~? I
. '~
Ij '·
I~
. I•
..
!
• I.
! " l' 1. I
I •
I 1
)•I -
.I
• ', ' i
' .
~
I i
"
ANALISIS PENGARUH
INVESTASI
DI S[KTOR
TRANSPORTASI
DAN PENURUNAN SUBSIDI BAH AN BAKAR MlNY AK UA LAM PEREKONOl\flAN IN l>ONESIA MENCGlJ NAKAN PF.NDEK.ATAN SISTF.M NF.RACA SOSIAL EKON0\11 2005
TES IS
Nama : Suryani Widarta NPM : 0706299353
UNIVERSITAS INDO~F.SIA
FAKULJ'A.S : EKONOMI J>RO
DE.POK,
2008
ANALISIS PENGARUH INVESTASI Dr SEKTOR TRANSPORTASI DAN PENURUNAI\' SUBSIOI BA HAN BAKAR MINY AK DALAM PERF:KONOMJAN INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEl\1 NERACA SOSIAI. l<:KONOMI 2005
TESIS Diajukan scbagai salah satu syarat untuk mempero.ch gclar Magister Ekonomi
Nama : Suryuni Widana
~PM. : 07(16299353
UNIVERSIT AS INDONESIA FA[\Ul,TAS: EKONOMJ PROGRAM STIJDL: MAGISTER l'E.Kt:NCANAAN DAN KEBlJAKJ\N l'Uttl.lK KEKHUSUSAN: P.KONOMl PERENCA~AJ\N KOTA DAN VAEIU\H
DEPOK. 2008
f
I
HALAMAN PERNVATAAN ORISl~ALITAS
Tesis ini adalah basil karya saya scndiri, dan scmua
Sumbcr yang baik y1111g dikulip maupun dirujuk tclah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Suryani Widarta
NPM
: 0706299353
Tanda Tangan : ~ Tanggul
: Desember 2003
llALAMAN PENGF..SAflAN
T esis ini diajubn oleh :
Nama
Suryani Widarta
NPM 0706299:353 Program Studi : Magistcr Perencanaan Dan Kebijakan Publik Amdisi~ Pengaruh Investasi Di Scktor Transponasi Dan Penurunan Judul Tesis .Subsidi Hahan Bakar Minyak Dalam Perekonomian Indonesia Menggunakan Pendckatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi 2005
Telah bcrhasil dipertahankan di h.adapan Dewan Pengu]! dan dite.rima scbagai baglan persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Ekonumi pads Program Stu
Pemhimbing
Pcnguji
l'cnguji
Iman Rozani, SI:. M.Soc.Sc
Diterapkan di
Depok
Tanggal
(
/
..
, ............ )
KA TA Pli:NGANT
AR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kchadirat Tuban YME, dcngan rahmar dim penolongannya penulis dapat meeyelesalkan tesis yang berjudul : "Analisis Pengaruh Invcstasi r>i Sektor Transportasi dan Penurunan Subsidi Bahan Bakar Minyak Dalam
Perekonomian Indonesia Menggunakan Pendekatan Sistern Neraca Sosial filonomi 2005. Penyelesaian tcsis iui tidak mudah bagi penufis, banyak hambatan dao keodala, tctapi berkat bantuan beberapa pihak, ilkbimya tesis ini dapat selesai. Untuk itu penutis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepsda: l . Bsppenas, yang telah mcmberikan bea.siswa ?.. Tlapak DR Tl Raksaka Mahi selaku ketua program MPKP 3. Ibu llera Susanti, SE, MSc sebagai pembimbing yang ielah meluangkan waktu dan tcnaga unruk mernbirnbing dengan penub kesabaran, yang sangat bermanfeai hagi penul is•. 4. Karyawan Sekretariai , yang telah bermurah hati memberikan pelayanan administrasi yang di butuhkan. 5. !bu Nina Suri Sulistini, MT yang telah memberikan data, referensi serta arahan tentang sistern data SNS E. 6. lbu Wiwiek Arumwati, Ml\ yang ldah membcrikan refercnsi dan arahan teotang trn nsportasi
1. Biro
Pcrcacaaaaa Angkatan
Udara J)epartemen Perhubungan yang lelah
membaniu mc·..nberikaa d<.ta tcmaog lrallsp0(1aSi
8. Bapak Pipit I IS yang telah memberikan arahan leolang analisis data. 9. Suami daa Anak-anak yang sela!u meadoroug dan membcri semangat dao mendoekan, IO. !bu Mertua, Kak Anni, Kllk lrum, Jan semua saudara yan!( selalu memberi perhatian dan mcndukung dalam doa. 11. Temao-teman Angkatan XVII MPKP Pagi Sslcmba, yang tclah mecdukung dan membanru penulisan ini, terutama Mba Ros, Mas Puc, clan Hasan 12. 1eman-ternan Subdit KNI, yang selalu manbcrikan banruan dan dukungan 13. Maelld.ra yang sudah memberikan program Mats. Scmoga penulisan tesis ini dapat bermanfaat bagi yang mcmbacanya.
Dcpok,
2008
Suryani Widarta
PERNY ATAAN PERSETUJUAN PUBLTKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTJNGAN AKADEMlS
HALAMAN
Scbagai sivitas akademik Universitas lodoocsia. saya yang bertanda tangan dibawah
ini : Nama
: Suryani Widarta
~PM
: 0706299353
Program Studi : Magister Pcrencanaan Dan Kebija}:an Puhl i k I'aknltas
: Eknnomi
Jenis Karya
: Tesis
Demi pengcmbangan ilmu pengetahuan, mcnyctu]ul untuk membcrikan ke.()'!cfa (Non-e>:cl11$ive Royalty
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti N
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ~Analisis Pengaruh hvcsuii lli Selcror T1"31U>pnrflllJi Dan Penurunan Subsidi
Bah"o
Bakar
M.inyak
Dalam
Pttelronomia.o
Indonesia
Mcog.guulou1
Peodebtan Sistem Neraca Soslal Elronomi 2005'' Beserra perangkat Noneksklusif
yang ada (jika dipcrlukan). Dengan IDl
UniveISitas
mcngalilau<:
Indonesia
Hak Bcbas Royalti
berhak
menyirnpan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) ,
merawat dan memublikasiian tugas akhir saya lanpa meminla izin dari saya selama tetap raencantukan nama saya sebagai penufis/pencipta dan sebagai pcmili k Hak Cipta. Demikian pernvataan ini saya buat dengan scbmaroya. Dtbuat di
: Depok
Pada Tanggal : Desember 2008
yang menyaiakan,
~~
( Suryani Widana)
v
ABSTRAK
Nama
: Suryani W idarta
Program Studi : Magistee Perencanaan Dan Kebijakan Publik
Judul
: Analisis Pengarub JITVC!'ta.-;i Di Sektor Transportasi dan Penurunan Subsidi Baban Bakar Minyak Dalarn Perekonomian Indonesia Menggunakan Peridekatan Sistcm Neraca Sosial Ekonomi 2005
Penelitian ini dirnaksudkan uatuk menunj ukkan bahwa sistern transportasi mempunyai pcranan yang sangal penting dalam pembangunan ekonomi, terutama kegiatan produksi dan distribusi. Adan)u perbedaan potensi antar dacrah menjadikan transportasi sebagai saru-sanmya sarana dalam pendisrribusian barang agar dapat memenuhi kebutuhan suatu daerah,
Penelitian ini menggunakan Sistem Ne.raca Sosial Ekonomi dan Analisis Jalur (Structural Analysis Path/SPA). Tujuan dari pcoelitian ini adalah : Pertarna, untuk mengana' isis pengaruh transportasi terhadap sektor produksi, faktor produksi dan institusi; Kcdua unruk mengetahui idenufikasi jalur pcngaruh sektor transportasi pade penerimaan rumah tangga; Ketiga mcnganalisis pengaruh investasi di sektor transportasi terhadap sekror ekooomi dan institusi; Keempat untuk menganalisis pcngaruh kebijakan pcnurunnn subsidi BBM tcrliadap penerimaan rumah tangga. Hasil pene h tian menunj ukk<m dcngan sektor transportasi mempcngarubi sektor produksi, faktor produksi dan institusi, adanya invcstasi yang menyebabkan peningkataa output sektor transportasi akan meniagkatkan sektor-sektor ekonomi laionya dan meningkatkan penerimaan institusi (rumah tangga dan perusahaan), tcrutama rurnah hukan pertanian golongan bawah dan stas di kota. Kebijalcan penurunan subsidi riil BBM lcbih berdaoipak psda rumah tangga bokan pertsnian di kota baik golongan bawah maup1JJ1 golougan atas serta rumah tangga golongan bawah di desa, T etapi bcrdasarkan rasio tabwigan, rumah tangga yang mendapat beban lebih berar karena penurWlan subsidi riil BBM adalsh golongmi rumah langga buruh tani, dan rumeh tangga bukan angkat:an kerjadi desa.,
tanee~
Kata kuaci : Transportasi, SNSE. Invcstasi, Subsidi DBM.
This thesis is intended to show tliat the transportation system has played a very
important role in economic development, especially in production and distribution activities. Potential differentiation between region makes transportation become more importa.Dt to distribute goods and services to fulfill them needs. By using the SAM and the Sl'A analysis the objectives of this study are first, to analyze the effect of transportation to industriesi'Production sectors, production factors and institutions; Second, to ide:nlify the effect path of transportation on household income; Third, to analyze the cfl'e« of transportation investment to economy sectors and institutions; Fonh, to aruilp.e the effect of reducing petroleum subsidy to household i ncome, The research show that investment on transportation will improve the economic development, through oUlpllt aeation, as well as the household and finn Yi
Univ81$itas Indonesia
income, especially for both lower and upper classes of non agriculture household in urban area.The policy of lowering petroleum riil subsidy has more impactto the lower class of non agriculture household in urban area and rural area, as well as the upper class in 11rban area. However, in term of saving ratio, household agricultural workers and Non labor force household in rural area are those who get more burden. Keyword : Transportation, SAM, Investment, Petroleum Subsidy.
Un fversltas lndonHia
. -.· 'di
DAFfARISJ Halaman
JUDUL __ LEMBAR PERN'\'ATAAN ORISINALITAS LEMRAR PRNGESAHAN KATA PENGANTAR. ~ LEMRAk PER.~El'UJUANPUBLIKASI KARY A lLMIAII
. . .. . .
ABS'fRAK
..
DAITAR ISl. ))AFT AR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1. PF.NDAHULUAN I.I. Latar Belakang 1.2. Permasalahan l .3. Tujuan Pcnclitian 1.4. Hipotcsis Pcnelitian
.. . . . . .
. ..
.. . . .
l.7. Manlaat Penelitiun 1.8. Kerangka Berpikir
. ..
2.2. Hubunga.n Traasportasi clan Pcmunbuhan Bkonomi 2.2.1. Pemlintaan clan Penawaran Transportasi 2.2.2. Pertumhuhan Ekonomi 2.3. Distrib11si Peadapatan 2.4. S~-i
1 I 6 7 7
8 8
9
.
13 14 15 17 18 19
. .. ..
. . . .
3.4. Dekomposisi Peaggaada Neraca
3.5. Metode Analisis Slruklur Jalur (Str1M:(urcPulh Anulysio· /SPA) •.•......•..•.
. .
..
7
12
3. ANALISIS EKONOMI DENGAN SISTEM Nt:RACA SOSIAl. F.KONOMI (SNS~:) IJAN ~'TRUKTUR JALl'R (SPA) 3.1. Sistem Neraea Sosial Ekonorni 3.2. Moditikllsi Klu:sifika•i SNSE 3.3. Dampak Pengganda(Multiplier Effed)
Ylii
x xii
..
..
..
4. GAMBARAN t'MUM T.RANSPORTASI DI INDONESIA 4.1. Struktur Tnmsportasi Dalam Pcrekooomian --'=-· 1· raasportssi. Ul'" Uruvu<:;>.kl. ,_,, __ ....: .. 4 •'-•., KQIJW.)I • •• 4. 2.1. Angkutan Darat 4.2.2. Angkutan i\ i t 4.2.3. Augkulan Udara 4..3. Kebijakan Transportasi
v vi viii
.
..
2.!•. Lain-Lain
iv
9 11
l.9. Sistematika Penulisan 2.1. Peran Transportasi..
iii
7
1.5. Metodologi. LS.I. Sumber Daw 1.5.2. Metode Analisis 1.6. Ruang 1.ingk.up
2. PERAN TRANSPORTASl OALAM PERTUMBUHANEK ONOMI
i II
21 21
25 29
11 33 37
.
..
12
37 39 39
42
.
43
.. .
44
Univen;itas I ndonC$ia
S. ANAl,ISIS TNVESTASI DI SEKTOR TRANSPORTASIDAN
Pl:NURUNAN SUBSll>I BAllAN DAKAR MINY AK........................
46
5.1. Dampak Penggaoda SektorTransporta.siTcrliadap Scktor-Scktor f.konomi... . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 5.2. Analisis Traoamisi/Jalur Peogaruh Selctor Transportasi Ke Penerimaan
46
Institusi Rumah T angga.. ... . .. . ..... ... .. . . .. . . ... . . .. . . . . . . . . 5.2.1. Ja!ur Pengaruh Angkut.an Daral... .. . .. . . .. . . .. .. .. .. . .. .. .. 5.2.2. Jalur Peogaruh Angkutan Air............................................. 5.2.J. Jalur rengaruh Angkutan Udara............... .. . . . . . . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . 5 .3 . Analisis Investasi Di Sekzor T raasportasi T crhadap Sektor Ekonomi Dan
54 54
56 59
Institusi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .
6I
5.3.2. Analisis Simula.'li Pcngaruh Investasi Terhadap Inslilusi........ 5.J.J. Analisis Simula'i T'engaruh Investasi TcrhadapScktor f'roduksi. 5 4 AMlisi~ Kehijakan Pcnurunan Subsidi RRM T erhadap Penerimaan fnstitlL~i Rumah Tangga... .... .. .. .. ..... .. . . ... .. .. . . .. .. .... . .. ... . . . . .. . . . .. ...
64
5.3.1. Analisis Sirnulasi Pengnruh Investasi Terhadap Faktor Produksi....
6. KESIMPULANDAN SARAN.................................................... 6 .1 . Kesiinpulan. . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6.2. Saran................................................................................. DAFTAR REFERENST........................................
..
61 67
70
72 72
74 75
Unlver51tas Indonesia
DAFT AR TABEL Nomnr
Halaman
Ju
Tabel I. I.
1.2.
Laju Pertumbuhan Nilai Tambah Sektor Pengangkutan
Indonesia Atas Dasar Harga Konsran 2000 (Perseu).
Porsi Peniualan Bahan Bakar Minyak Menurut Scktor, 2000-2006 (Perseu)
.
4
,
5
3.1.
Bagan Matrik SNSE
.
23
3.2.
Ani Hubungau Antar Neraca Dalam Kerangka SNSE
..
24
3.3.
Modifikasi Klasifikasi SNSE 10? x 107 menjadi 60 x 60 .......
25
4.1.
Sumber Penerimaan Sektor Transportasi Alas Dasar Harga Produsc« Tah1111 2005 (Miliw' Rupiah) ..
4.2
Pcngcluaran Sektor Transportasi Atas Dasar Harga Produsen ..
'.J9
..
40
.
42
.5.1. \
Pcngamh Olobal Sek1or Angkutan Oarat Terhadap Sektor l'roduksi ..
47
5.2
Pcngaruh Global Scktor AngkuWI Air Tom11d11p Scktor Produksi..
.
4t!
Pengamh Global Sektor Angkutan Udara Tei:had~p Sektor Produksi
.
49
4.3 4.4
TnhWl 2005 (Miliar Rupiah] l.aju Pertumbuho.n Jwnloh Kendaraan Menurut Jenis
Keadaraan, TahW) 2003-2007 (Pmen) Jumlah Armw.111 Onn Prnduksi Menurut Kcpcmilikan,
2003-2006
5.3.
5.4.
Pengaruh Global Scktor Transportasi Teehadan Faktor Produksi
50
..
5.5.
Pengaroh Global Scktor Transportesi Tcrhadap Institusi .......
5.6.
Jalur Peugaruh Angkutan Darat Ke Rumah Tangga Golongan Bawah Dan Atas Di Kota
5.7.
52 .
55
Jalur Pcngaruh Angkutall J\ir Ke Rwnah Tangga Golongan Atas U·,m Bawah Di Kola ..
57
Unlverattas lndoneaia
5.8.
Jalur Pengaruh Angkutan Udara Kc Rwnah Tangga Gclongan Alas Dan Bawah Di Kota ..•...........................
5.9.
Peagaruh Investasi Terhadap Faktor l'roduksi Mcnurut
5.10.
Peniagkatan Penerimaan R.umah Tangga Dengan Adanya Investasi Di Sektor Transportasi Mcnurut Urutan 4 Besar ......
5.11. 5.12.
Unnan 5 Besar
59
62
.
Pengaruh Dengan Adanya Investasi Di Sektor Transportasl Terhadap Sektor Produksi Memrrut Urutan 4 Besar
66
.
68
..
70
Simulasi Dampak Pcnurunan Subsidi Riil BHM Tcrhadap
Pcnerimaan Insntusi Rwnah Tangga
xi
Universitas Indonesia
DAFT AR GAMBAR
Nomor
Judul Grafik/l}iagram
Halaman
Grafi.k/ Diagram LI
Pcrkcmbangan Rcalisasi Pcmbangunan Proyck/Belanja
Modal (APBN) Tahun 2002 -2006 (Miliar Rupiah)
.
3
2.1.
Kurva Permintaan Agregat Dan Penawaran Agregat.
.
15
3.l.
H uhungan Antar Variabel.
3.2.
Jalur Dasar ...........•......•.......................................
3.3.
Jalur Sirkuit
3.4.
Pengaruh Total..
3.5 ..
Pengaruh Global. .....•...............................................
4.1.
Jwnlah Pcnumpang Kl\, Jawa, Madura dan Sumatera, 2002 - 2006 (Rihu Orang)
.
21 34
.
.
34 35 36 41
.
4.2
Jumlah Pcnwnpang Pesawat, Tahun 2003-2006 (Juta Orang).
43
4.3.
Laju Pcrtwnbuhan Karge Angkutan Udara, 2004 -2006 (Persen)
44
.
5.1.
Jalur Pengaruh Angkutan Uarat K.e RT Golongan llawah Di
5.2.
Jalur PCDj§1Iuh A.11gkuhu1 D
Kota Kota 5.3
.
56
.
56
Jalur Pcogamh Anglrutan Air Ke RT Golongan Atas Di Kata
;.4.
Jalur Pengaruh Angkutan Air Ke RT Golongan Bawah Di
5.5.
Jalur l'engaruh Angkutan Udara Kc RT Golongan Atas Di
Kota Kota
5.6.
.
58
.
SR
.
60
.
60
Jalur Pengaruh Angkutan Udara Ke RT Golongan Bawah Di
Kota
xii
Univel'Sltas Indonesia
5.7.
Share Dampak Investasi Terhadap Faktor Produksi (Person]
5.8.
Share Pculngkaten Penerimaan Insutusi De11gw1 Adanya Investasi Di Sektor Transportasi (Persen)
xiii
..
62
..
65
Unlversita$ lridonesia
--I
,
v
II
I
I
I
I
IJAIJ I. PENDAIIULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah adalah untuk meningkatkan
kesejahteeasn masyarakat. I Jntuk melakukan pembangunan
ekonnmi
dibuluhkan investasi sebagai salah satu motor penggerak perekonomian, Dengan adanya invcstasi akan meningkatkan output suatu scktor ckonomi. Peningkatan ouiput suatu scktor ckonomi akan meningkatkan pcndapatan tcnaga kerja yang pada akhirnya almn meningkotlron
peodapatan
masyarakat.
Dengan
meningkatnya
pcndapatan
masyarakat akan mcningkatkan permintaan barang dan jasa, yang pada al himya akan
meningkatkan pereknnomian secara kcscluruhan. lnvcstasi dapat berasal dari pemerintah dan swasta. lnvestasi pemerintah bisa berswnbcr dari Anggal'all Penerimaan
dan lklanja NegarJ (APBN) dan Anggaran Pcnenmaan
dan
Belanja
Daerah (APBD). Sedangkan lnvestasi Swasta bisa bcrasal dari domestik atau luar ncgcri.
menipakan salah satu sarana yang sangat peanng dan stratcgis
Transportasi dalam
menunjang
memperlancar
keberhasilan
pembangunan
terutama
dalam
mcndulcung dan
kegiatan perekonomian masyarakat tak. terkeeuali di daerah pedesaan.
Dcngan adanya transportasi diharapkan dapat mcnghilangkan isolasi clan memberi
dukungan ke arah pcrkcmbangan di scmua bidang kehidupan, baik daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan Pcranan ynng Sllllgat vital ini akan scmakin jclas tcrlihat tcrutama sebagai penghubung antar wilayah yang satu dengan yang lain. Adanya pcrbcdaan potensi
antar
daerah
menj:ulikan transportasi
sebagai
satu-sanmya
sarana
dalarn
pendisiribusian barang sehinggn dopat memenuhi k.ebutuhansuanr daereh, Transportasi
juga salah satu taktor penting yang berpengaruh
terhadap
Iancamya kegiatan pcrdagangan baik dalam negeri maupun luar negcri yang merupakan salah
sam
sumber devisa. Berdasarkan data Bank Indonesia dari ncraca
pembayarau (DOP) pada neraca lancer (current account) cenderung defisu, hal ini disel>ab.lcan karena transaksi barang surplus tctapi transaksi jasa defisit cukup bcsar
yang mclehihi surplus transaksi barang, Sektor traasponesi adalah salah satu sektor penyumbang defish pada transaksi jasa. Berdasarklui dara BOP Bl mcnunjuklan I
Universitaslndon~ia
2 neraca pernbayaran defisit sebesar
jasa transportasi pada tahun 2005 sektor transponasi mengalami
US $ 4.6()<) juta dun l3bun 2007 dcfisit meningkat mcnjadi
US $
juta ( naik sekitar 52,70 persen) baik sebagai sarana pcngangkut
7.038 maupun
penumpang.
Hal
ini mcnunjukkan
bahwa
Indonesia
barang
!cbfa
banyak
menggunakan jasa transportasi lear negcri di banding domestik, Hal ini di mungkinkan karena kuraag tersedianya fasilitas yang roemadai clan masalah keamaran (bappenas, 2004) Selain mempunysi perawm dari aspek ekonomi sektor transportasi juga mcmpunyai pcran dari aspek sosial, yitilu dalam bal perryediaan Iapangan pekeriaan. Meskipun kontribusi pcbduduk 15 tahun keaies yang bekerja di sektor transportasi masih kecil berkisar antara 4.0 persen sampai 6,0 pei:sen., tapi secara nominal sektor transportasi u1Cf1yernpLemila kerja cutup besar berkisar antara 4,4 juta orang sarupai dengan 5,6 juta orang selama tahun 2000 - 2006 (sumber sakemas).
Adanya
hambatan yang berdampak pada penmunan sektor transportasi akan berdampak
pada
perekonornian dan pada penunman pcndapalan tenaga kerja di sektor transportasi yang pada akhimya berdampak pada penurunan kesejahteraan rnasyarskat.
Penn pemcrintah sangar diperlulcan dalam rangka membcriksn perhatian yang scrius dalam sektor pengangkutan
agar peluaag dalarii mcmperolch
penyediaan lapangan pckerjaan tidak hilang clan jasa transportasi
devise,
nasional dapat
dimanfaatkan secara cfisien, handal clan profesiorwl. Tersediaaya pmsnrnno dan saruna sektor transportasi memerlukan
modal
(investasi) yang sang at tinggi, sehmgga perlu adanya penataan yang baik dan terarah.
In vestasi ada lab sa lab satu kegiatan dahun penyedi aan faktor produksi, dimana sebagian besar akan digunakan
dalam suatn proses produksi, ketersediaan fasilitas
untuk pembelian baraag modal y;mg dibutuhkao Dengaa
sektor ttaosportasi
adanya investasi akan rneningkatkan yang akan meningkatkan output sektor
transportasi, Dengan men.ingkatnya ou1pul sektor transportasi dengan investasi yang berkcsinambungan
akan 111c11ingk~1ha pendapatan tenaga kerja dan
menibuka
lapangan kcrja baru yang dapat menyenp tmaga kerja sehingga tingkat pcngangguran hiss direduksi dan pendapatan masyarakatpun meningkai, yang akhimya berdampak pada pcnlngka!an pe rekonom ian secara kcscluruhan.
Universitas Indonesia
3 5,1.'CO.O
4,.500.0 4,lilOO.O ),SOO.O .1.0000
i,5000
z,oro.o J.S.00.0
1.000.0 500.0 ----
..
-----
-
--
roes
2006
Sumber Oiolail dari Stafl&tik perhubungM tahun 2006. Oephub
Grafik I. I. Pcrkembangan Realisasi Pembangunan ProyekiUel11nja ModAI (APRN). Tahun 2f>l>2-2006 (Miliar Rupiah)
Berdesarkan dat.a dari Departemcn Pcrhubungan perkernbangan n:alisasi pembangunan
pruyek/bdania modal yan11t bersumber dari APBN ccnderung
meningkat selama tahun 2002 sampat tahun 2006. kecuali pada tahun 2004 ada penurunan sedikit (dapat dililiat pa® grafik
I.I).
Pada tahun 200'.! r..alisasi
pembangunan proyck/belanja modal departernen perhubungan sebesar J .219 ,2 miliar rupiah meningkat rnenjadi 4.332,3 miliar rupiah pada tahun 2006 (rata-rata pertumbuhan sebesar 37,3 pcrsen).
Pertumbuhan ekonomi suatu negara scbagian
bcsar dipengaruhi oleh
akumulasi modal (invcstasi pada ianah, peralatan, prasarana dan sarana dan somber doya alrun), sumbcr daya munusia (Todaro. 19&7).
Mcnurut Dano (1991\) bahwa
dalarn jangka panjang tingkat pertumbuhen tergantuag pada tindakan pernerimah, scperti penetapan pajak, pcnyediaan infrastruktur, mernelihara kejcrtiban dan hukum, pcrl indungan hak kepcmi Ii kan, pcramran dalam perdagangan
intcrnasional.
pasar
keuangan dan aspek ekonomi lainnya,
Universitas Indonesia
4
Tabcl I. I. I .aju Pernrmhuhan Nilai Tambah Sektor Pcngangkutan Indonesia Ala.~ Dasar Harga Ko11sta112000 (Perseu), No
La
~I1aan
--·
Usaha
Ao k'Ul3ll Rel
····-
·-·
2
Al• ·utan Jalan rava
3
An ,k·uWI Laut
- .... ....
··--
:. Sunui, Daoau &. l'envehran""" 5
An kutan Udara
ti
Jasa Pmuniaitl! Anakutan .. . ·-
2002
2003
2004
200.5
2006
2007
(2_88} (6.S2)
(9.82)
(0.92)
(2.98)
6-44
L25 ··-·-
5.46
S.19
6.71
4.99
4.84
4.96
3.64
5.54
1.65
S.94
3.63'I
8.75
4.52 ...... 3.39 ·-· ..
3.93
4.11 '
3.94
3.81
3.33
30.07
I0.42
10.65
8.31
2001
-· ---
·-. - - 11.51
11.78
,,,~5
30.67
-· 7.2'1 .. ·- ,_{~~
··-·-·
10.41 .. ·- .
R.n
S.56
7.06
0.60
6.36
5.36
9.69
8.76
6.25
6.63
2.78
POB Tobi seluruh sektor _,, •••• .--.. L.. 3.84 Sumber berbagai publikasi pendapatan nasional, IWS "' Da.i.a ~Jaeuta1a
4.68
S.14
546
6.08
6.03
6.S3
Pen · IDl(l..UUlll
..
7.51
.. - .
** Data sangal semeniara
Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi da.n pertumbuhan penduduk membcri andil bagi pembanguna» di bidang transportasi,
Tabel l.l menunjukkan data
pertumbchan nilai tambah sektor traosporrasi tahun 200i-2007. Laju penumbuhaa nilai tambah sektor transportasi sclama tahun 2000-2006 bcrada di utas rata-rata pertumhuhan PDB total, yang berkisar antara 5,3 persen sampai dengan 9,7 persen dan pada tahun 2007 pertumbubannya mcnunm hanya 2.8 pen;en. Pada tabel I. I terlihot pula bahwn pertumbuhan mlai tambah sektor angkutan yang terbesar selarna tahun 2001 - 2007 terjadi pada sektor angkutan udara, hal ini disebabkan lrnrcnit mcningkamya permintasn angkutan udara dengan bemprerasinya pcmsehean ll!lgkuton udaro swasta don penurunun tarif angkutan udara (Irfan, 2003).
Sedangkan pcrturnbuhan PDB sektor aogkulan laut mengalami penurunan pacla lal1w1 2007 sebesar - 2,73 pcrscu. Scdangkan kontribusi sektor transportasi terhadap
perckonomian juga meningkat dari tahun 2000 sebesar 3,84 persen menjadi 4.23 persen di tabun 2007. Berkembasgnya
scktor
transportasi
tidak
lepas
dari faktor-faktor
pendukungnya, seperti jum!ah permintaan, ketersediaan input antara baik dalam kuantitas maupun harga serta kebijakan pemerintah, Salah setu input yang berperan
dalam traosportasi adalah kebmuhan bahan bakar mmyak. Berdasarkan data pcnjualan
Unlveraitas Indonesia
5
bahan bakar rninyak dari Dcpartcmen ESDM sektor transportasi adalah koosumen terbesar.
Tabcl l.2. Porsi Penjualan Bahan Bakar Minyak Menurut Sektor, 2000-2006 (Perscn) ..
-·--·
Pembar1gkit listrik
Ru mah
Tahun
Tanegci
lndustri
-··. .~~-~".<J"(lrf>\~I
Total
2000
21.75
22.21 ...
47.07
8.97
--··-···-
2001 -···
21.83
21.22
48.22 .... ·---.
8.73
100.00
2002
20.97
19.76
48 22
11.0S.
100.00
2003
18.73
1~.57 -· -·
48.57
13.13
2004
21.07 ...
18.41
49.91
10 61..
2005
18.33
17.68 -·
49.89
14.09
--· ··-
--
·--··
51.37 14.25 18.07 15.31 2006 Sumber: d1olllh dan Publik.ai;i S1a11s11k Energ1 2007, D:panem<:n F.SOM
100.00
100.00 ·- ..
-·-
100.00
-
100.00
--
100.00
Tabcl.1.2. menunjukkan data porsi penjWllan bahan bakar minyak menurut sektor, selama periode
2000-2006.
Pcnjoalan
bahan bakar minyak pada sektor
transportasi setama tahun 2000- 2006 adaleh yang terbesar dengan porsi antara 47,07 persen sampai dengan 51,37 persen. Sedangkan posisi kcdua ditempati oleh sektor industri, Pada tahun 2000 JM>i•i kedua penjualan bahan bakar minyak di tcmpati oleh rumah tangga scbcsar 22,21 persen, tetapi komposisi pcnjualan
bahan bakar minyak
ke rumah tangga terus menurun hingga tahun 2006 scbcsar 16,31 persen. Hal ini men.unjukkan adanya
pL"llurw1ai1
koasumsi bahaa bakar rumah tangga sejak adanya
kebijakan pcnurunan subsidi bahan bakac minyak pada tahun 2000 .. Bahan bs.kar yang dikonsumsi oleh masyaralmt dan sektor-sektor
ekonomi
adalah bahan bakar yang bersubsidi yang bersumber dari APBN. Adanya pcnurunan produksi pertambangan minyak dan gas bumi,
tingginya konsumsi
bahan bakar dan
perubahan nilai uikar rupiah terhadap US $ menyebabkan peaingkatan subsidi BBM yang menjadi beban APBN. Sejak tahun 2000 dilakukaa ~bijakan penurunan subsidi BBM untuk mengurangi konsurnsi BBM. Adanya kebijakan penurunan subsidi BBM
akan berdampak pada sekror trnn$(10lf~:'ii sehagai konsurnen terbesar, hal ini dapat
Univen5itas lndonesiai
6 menyehahkan kenaikan hiaya angkul Keeaikan biaya angkut akan berdampak pada
kenaikan biaya produksi, di aktivitas produksi, sebingga harga berang-bsrang juga men ingkat Bila peadapatan tctap maka kenaikan harga baran g-barang terse buc akan mcnurunkan
daya beli IJlll5yarakal yang pada akhimya juga menurunkan tingkat
kcscjahteraao masyarakat,
Adanya
kebijakan pemerintah seperti pi..·nun.uum subsidi A BM
peningkaian pajak atau
peruoahan
aiau
hal-hal yang berkaitan dcngan sektor tranportasi
tentu akan mcmbawa dampak laagsung dan lidak langsung terhadap pcrekonomian dau tiugkat kesejehieraan masyarakar Indonesia.
1.2. l'crmasabhan Kebutulian lr.Ul:SJIO!la.si merupakan kcbutuhao yang muncul dengan adanya
aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Transportasi merupakan tulang
punggung pcrekonomian nasional, regional, dan Jokal, baik di perkotaan rnaupun di pedesaan. Adan ya kerusakan sarana dan prasarana transportasi akan menghamber arus barang yang berarti ak.an mengbambat pcnwnbuhan ekonomi. Mengingat pentingnya peran sektor transportasi
sebagai roda penggerak
pcmbangunan make sangat dibutuhkan pcnyodiaan Iasititas sarana dan prasarana yang mendukung. Ketersediaan fssilitas tersebut berkaitan dengan tersedianya dana untuk investasi dan kcbijakan pemerintah yang dihuat. IJntuk itu perlu dikctahui informasi bagairnana
peugeruh
transportasi tcrhsdap sektor produksi, faktor produksi
insutusi, jalur pengaruh transportasi
lczhwlap pencrimaan rumah Lan~
dan serta
bagairnana pengaruh investasi pada perekonornian
Kelancaran transportasi jugs beri::aitan dcngan ketersediaan input yang digunakan. sepeni bahan bakar minyak (BBM) dan suku cadang. Bertarnbahnya jumlah
penduduk daa penyebarannya
pen ingk a tan sektor
akan meningkatkan konsumsi
BBM alcibat
transportasi. Peruhahan harga BBM mempengaruhi
biaya
transportasi yang pada akhirnya juga rncmpcngarnhi daya hcli masyarakat. Kenaikan
harga J:HIM bisa disebabkan karcna kcbijalcan pemerintah atau kenaikan harga minyal:: dunia. Karena kebijakan penurunaa subsidi BBM berkaitan era\ dengan transponasi maka perlu diketabui juga infonnasi begaimaaa pcagaruh peneruaan subsidi Dl3M
terhadap pcnerimaan rumah tangga,
U niversitas Indonesia
7 1.3.
Tujuau Peuelitian
Adapun lujuan pcnclitian dari penulisan ini adalah:
a. Untuk mcngctahui pengaruh scktor uansportasi tccliadap sektor produksi, fuktor
produksi dan instnusi, b. Untuk mengetabui identifikasi jalur/transmisi pcngaruh sektor transportasi JX-Ula
penerimaan insutusi.runrah tangga c. Untuk P1engetahui
pcngaruh invcstasi di sektor traasportasi
tcrhadap sektor
ekonomi dan insitusi. d. Untuk mengetahui
pcngaruh kcbijakan pcnurunan subsidi RBM
terhadap
penerimaan institusi rumah tangga. 1.4.
Hiput~i~ Pcnelitian
Hipetesis yang ingin diuji pada tesis ini adalah : a.
Investasi di sektor transportasi
akan lebih berdampak pada
pcnerimaan mmah
tangga di kota. b. Kebiiakan l'enJ.,rurangan subsidi BBM akan lebih berdampak. pada penerirnaan rumah tangga di kota
t.s,
Mdodologi lJntuk mclibat keadaan rnakro suatu wilayah, ads beberapa analisis yang
umum digunakan. yaitu model ekonomi secara simultan, label Input Output (TO) dan Sisiem Neraca Sosi
model keseimbangan umum tidalc. dapat memperlihatkan secara langsung proses suatu k.ebijakan bisa mempengaruhi secara langsung. Tabel IO disusun secara terperinci, namun banya mernpt-"rlibatlao kcsimbangan total produksi dan konsumsi, tanpa mclihat aspck sosial. Sedaagkan SNSf. meneakup hampir semua variabcl ekonomi, dapat mempcrlihatkan perbedaan antar kelompok dan
dapat melihat peogaruh
lengsung dan tidak langsung pengaruh kebijakan.
1.5.1. Sumber )):its Data yang digunakan adalah data sekunder, diantaranya PDB sckioral tahun 2000 - 2007, SNSR 2005, IO tahun 2005 yang bcrsumbcr dari BPS Pusat dan data belanja modal
dari l'>cpartcmen J>erhnhuneim dan clata ~nhsidi dari Oepartemen
Unlversltas Indonesia
8 Kcuangan,
serta data sekunder
lainnya yang bersumher
pada publikasi instansi
pemerintah lainnya.
1.S.?. Melnde Anal.i.!is Dalam pcnelltiaa
ini analisis
yang digunakan
adalah pendckatan
Sistem
Ncraca Sosial Ekonomi (:SNSP.}. Sistcm Ncraca Sosial Ekonomi adalah seperangkat dots yang
mernberikan gambaran umum
pcrekonomian sustn ncr;ara
rads
waktu
tcrtemu Pada SNSE institusi rnmah tangga merupakan fokus utama sclain faktor dan
kcgiatan produksi. Dalam perangkat data ini juga djjelaskan pertama bagaimana komposisi pendapatan rumah tangga yang timbul sebagai akibar dari kepemilikan faktor-faktor pruduksi (tenaga kt:rja
faktor produksi,
institusi,
sekior prodllksi kareoa
peruhaban
scktor
transportasi dan dapat melihat jalur/traosmisi penir.uuh sektor trdll~·purta.~i lcrhadap pcncnmaan institus] rumah Wlggn. Akan dilakukun 4 simula~i, yang pertama untuk
rnelihat peogaruh peningkatan ()utpul d~1gau H
sel..1or angkutan dlll"l.ll, ketiga mclihat pengaruh bila seluruh
peningkalao output banya pada sektor aagkutan air dan ya.ng keempar mclihat pcngaruh bila seluruh peningkat:an output hanya pada sektor angkutan uda.ra. Dalam pcnulisan ini juga ing.in diihat dampak penurunan subsi
tangga. I.(>.
Kuang Lingkup Penelitian ini meJIC~knp sektor transportasi di tingkat nasional yang dibcdakan
atas
transportasi darut (mcliputi jalen mya Jim kereta api), transportasi air (mcncakup
sunga.i dan laul) dan transportasi udara. Pada label SNSE klasilikasi transportasi laut, sungai, udara dan tctckomanikasi
menjadi satu, maka perlu rnelakukan disagregasi
klasilikasi yang ada, Untuk disagregasi digunakan
masing-masing suh sektor rersebut akan
Label 10 2005 dan data Sakcrnas 2005. Dalam lesi~ ini ttluu1 diteliti
pengaruh iavestasi scktor transportasi
terhadap sektor ckonomi dan insitusi dan
penurunan subsidi riil yang mcnycbabkan pcnurunan output selctor transportasi yang Univel$it;ls Indonesia
9 berdampak pada penerimaan rumah taagga. Investasi di sini adalah investasi fisik.
Karena kcterbatasen daf.a maka data invcstasi yang di.lalcukan nanya yang bersumber
dari pcmcrintahan pusat (APBN) dari Departemeo Peraubungan. Dan yang dimaksud penurunan sabsidi riil di sini adalah penurunan subsidi riil yang berdampak pada transportasi, yang pada akhirnya juga berdampak pada penerimaan rumah tangga.
1.7.
Maofa1't Peoelitian Penelitian
iui diharapkan dapat bermanfaat hlgi para pcngambil
kebijakan
khususnya yang bcrk.aitan dengan bidang transportasi dan bagi penelitian selanjutnya, 1.!l
Kc.-..iq;:l>a Rcrp
merupakan sarana penting dllll strategis dalam pendistribusian
basil-basil pembangunan . Ketersediaan fasilitas transportasi yang kurang rnemadai akan meoghmntiw tnwsp0rtasi.
A.Uan13 hambateo dalain sdctot nunsportas! akan
menghambat arus barang, yang pada akhirnya aJcan meeghambat ckcnomi dan pemeretaan hasil-hasil
pembenguaan,
pcrtwnbuban
Untuk ketersediaan fasilitas
tnwspvr~i tersebu; dibutuhkall invc::russi yaug akan digunakan untuk peudx:liw1 barong mod.al yang iiibutubkan dalam proses produksi dan
untuk keluncaran
transportesi jugs dibutuhkao ketersediaaa bahao baku yang dibutuhkan sebagai input
jasa traasportas! (diantarauya suku cadaog dan ~BM). Pada penetiuan ini akaa diteliti bagairoana pengaruh investasi di sektor transportasi daa kebijakan pcnguraagan subsidi BBM
ak.an mempengaruhi
peningkalaalpenurunan
bagi perek:ouomian di
Indonesia. Untuk melibat pengaruh tersebut digunakan pendekatan SNSr:: dan SPA untuk melihat jalur/traw.misi J1C111,'llruh sektor transportasi, Untuk keperluan analisis ini juga dibutuhk.an dala pendukung lainnya scpcrti PDB sektor transportasi , 10 2005,
data
investasi
yang
bersumber
dari
tran~pnrta.~i, dan dam subsidi HRM. menduk.ung uotuk penentuan kebij aken
belanja modal
pemerinlah
pusat
sekior
Dari ham penelitian ini dihampkan d11pat yaiq;
•lkao diambil k.hususnya yang berkaitan
dcngan sektor trensportasi,
Unive.sitas lndoneala
JO Kerangb Berpilcir
l!arnpan
~·aklll .; I
Latar Bdalumg
rucrupab4 ,.,.,,. JlC81c1!.is
r~
diwibusi lwil-lwil~
? Ad.111.ra hambolill ~
ttai>SpM1$.
l\"a\glwllb:u""" b>r.111& yang alalll mcnjlldi lwnllmm bagi pcr10llll>uJnn ctonoml d01n peoYlf'3t:t3ntmil
=
......
mobilitasptnumrang, yan~ akan n1min~11k1Ln ~u1an pc:!'Dbw!gun•11 dart ha..itd-)utdln)'3.dao pa.fa al
P
•
Dtn(:atl Jancarny111 -ekror t.r.111u:pon1:1..-;1 ab.n mtlMCdfka.1 aruit barang da.Jt
Peoelitian bagaimaMa penganJt in.em.
..
pet)~ pmprongiu1 subs1d1 dlll9111 perel:Momian indonesia
•
• TujUllll
•
•
lfnruk tnC11gaahw pcapnih .aw. ._~i pmc111k
laltdAp sd
Mtti,1Ctt11'111i trnn~<.i 1)('111&3"'.dl t.rvupOl'lilSI pMSa pcncrimwn
iflgi•uSL rumah tan&&a U 11tuk noen~ui penpnih invc.1... sckl<'< Cl'lln!ponml ~· sd
Jl • '"""3"'-•i
poda >dttor tran>purtasi
akan leblh benlampak peda
pc-'nzaan rumah c:anggii di kola • P~ Subsidi BUM ale.an lcbib b
HiPotesis
namah. lw1W di kola
Pcmbuktian Hipotcsis
Uotain......,,.&4'.1<>r lnwspur1a:;i. J>[Jll
4
Ano.li>is OU11flak. dan SPA
set.Iv' tr.onspottt,n 10 2005. Sl'SE 2005, Sahsod1 llBM 'lW!-
2008
Universitas Indonesia
11 1.9.
Sistematika Penulisan Penulisan ini tcrdiri dari 6 bab, yaitu :
Uab I. Pendahuluan bcrisikan tentang l:!tar belakang permasalahan, tujuan pcnclitian,
hipotcsis,
mctodologi, ruang lingkup, manfaat penelitian, kerangka berpikir Jan
sistemstika penulisan. Rah II. Pcran Sektor Transportasi Dalain Perturnbuhan Ekonomi rncnuliskan teori
dun pcngukuran serta &rgurnentasi
mengenai persn transportasi,
transponasi dan pcrtumbuhan ekonomi, distribusi pendapataa,
hnbungan
subsidi dan hasil
penelitian rihak lain. Rab Ill. Analisis Ekcnomi dengan Sistcm Neraca Sosial Ek.onom.i dan Srruktur Jalur. memberikan gambaraa mcngenai mclodologi )"dng digunakan yaitu kerangka dasar
SNSJ2, darnpak ['Nlgg.'Ulda, dan analisis struktur jafur. Bab IV. Gaml>orM umum transportasi di Indonesia testang struktur traasportasi dalnrn perekonomlan, kondisi :;ekt<•r trdll~>TU&si Jw1 kebijakan transportasi Bal> V. Analisis Investasi dan Penurunan Subsidi BBM. yang mencakup dampak penggarula dari pcrubahan permintaan seloor tnmsporta.si mcnggunakan
SNSE dan
transmisi sektor transponas! mcoggunalan analisis slrul.lur jalur, analisls pengaruh dengan adaoya
in\'C$1ll.'
sektor trunsportasi tcthadap sektor ek.ooomi dan inslhu.5i dan
amdisis pcngaruh peounman subsidi bahan bakar terhadap penerimaan institusi rumsh
taagga, Rab VI. Kesimpulaa dan Saran
Unlversltas loclonesia
BABU. PERAN TRANSPORTASI DALAM PERTUMilUHAN EKONOMI
2.1. Peran Transportasi A.lat pengangkutan
te]ah berkembang sejak peradaban manusia ada. Pada
awalnya alat angkut hanya menggunakan tenaga maousia atau hewa:n serta tenaga penggerak dari alam, kernudian berkembang meoggunakan tenaga mekanik. Dengan berkembangnya
kebutuhan
manusia dan
teknologi
peran alat angkutan rnakin
dirasakan. Transportasi adalah kegiatan dan usaha mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang
dari suatu tempat
ke tempat
lain (Kamaluddin,
2003).
Transportasi juga diartikan sebagai pemindahan barang dan penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan, dalam hubungan ini ada 3 hal, yaitu pertama ada muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut dan ada jalan yang dapat dilalui. (Nasution, 1996) Sistem transportasi mempunyai pengaruh dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya berpengaruh pada mobilitas seseorang dan harga yang dibayar untuk suatu barang dan jasa tetapi juga menentukan seseorang menentukan pilihan untuk tinggal
dan bekerja (Lieb, 1985). Usaha transportasi bukan suatu kondisi yang statis tetapi selalu dilakukan perbaikan sesuai dengan kemajuan teknologi dan peradaban manusia agar tercapai efisiensi, Transportasi
bukanlah
tujuan, melainkan
sarana untuk mencapai
Kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut paut dengan
tujuan.
produksi barang dan jasa.
Pengangkutan atau pemindahan barang dan penumpang pada dasarnya adalah untuk dapat rnencapai tempat tujuan clan menciptakan/menaikkan barang yang
diangk:ut. Ada 2 kegunaan/utilitas
kegunaan/utilitas dari
yang dapat diciptakan oleh
transportasi pada barang yang diangkut, yaitu : G
Kegunaan tempat (Place utility), transportasi turut menentukan harga barang di suatu lokasi sehubungan dengan harga suatu barang dapat dijual di tempat lain atau nilai ekonomi suatu barang akan meningkat karena berpindah tempat atau diangkut dari suatu daerah yang mempunyai kegu:naan yang lebih kecil ke daerah yang mempunyai kegunaan yang lebih besar (tempat dimana barang tersebut dibutuhkan).
12
Universitas Indonesia
13
•
Kegunaan Waktu (Time Utility). dcngan adanya transportasi kcbutuhan suatu banmg dapat dipenuhi tepat pada waktUil}'ll.
Tmnsportasi adalah UTISIJT peoting dan berfungsi sebagai nrat nadi kchidupan
dan perkembangan perckonomian,
sosia], politik
pcnduduk
yang
tumbuh bersamaan. Oleh karena itu pembangunan di bidang ekonorni dan bidanu lainnya perlu didukung
dengan pembangunan
dan perbaikan sektor 1ransportasi.
Be bcropo pcran tran'iporln:li ada Iah : •
I'eran dalam pcradaban manusia, uanportasi berperan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
•
Perm ekonoml, berkaiian dengan produksi, distribusi ciao lr.on~Ulllsi barang
dan jasa. Dcngan adanya Lrlln~portaSi mcmudahkan untuk saling melengkapi suatu dacrah karenn adanya perbedaan
potensi baik sumbcr daya
alum
mnupun sum her daya mannsia, •
Pecan
sosial,
suburbeoisas],
dengan
adanya
kemudahan
traasportasi.
maka
terjadi
manusia lidak bauya tinggal di pusat lro1a lapi rnulai mau
tinggal di pioggiran kota
•
Peran politik, dengan adanya tr.msportasi pemerintah alcan lebih rnudah Jtl1:ngirin1 dan rucucriwa infonnasi serta mcmpCn;C)l8l kegiatan pcmerintahan. Dengan beragumnya tnmsportasi masyardkat dapal memilih yaag paling sesuai
dcngan kondisinya. Pengaruh transportasi terhadap li.ugkungan adalah satu haJ
yang
negatif
berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alan1 (eneegi) dan polusi udara, nsmun demikian
dengan tersediaaya tranportasi orang Jap!tl berpergian dan menikrnasi
kemudahan, 2.2. Hubu11ga11 Traosportasi Dan l'crtvmb1tbao .E.klluo11tl Menurut Sampson clan Farris ada bcbcrapa elernen dasar yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan ekonomi yang kual, 3 [tiga) diantaranya adalah tersedianya slsrem transportasi yang memadai, sistem komuniltasi yang memadai dan sumber
cnergi yang fleksibcl. Pcmbangunan sistem transportasi yang memadai renting hagi un1versltl$ ln~la
14
kemajuan pcrckono.nian suatu oegara, sebagai bagian pelengkap dari sistem produksi dan distribusi nasional, dengan te.rsedianyajaringan transponasi yang rnernadai dapat menyediakan jasa pa~
dornestik dan iuternasional. Hal ini pcnting terutama pada
awal pernbaoguoen ekonomi karena meodorong akumelasi modal yang akhirnya akan meningkatkan tingkat kehidupan.(Lleb, 1985).
2.2. I Penninta8..ll Dan Penawaran Sektor Tnnsportasi Kcbutuhan jasa transportasi ditcntukan olch jumlah pcnumpang dan barang
yanj!; ale.an diangkut dari suaru ternpat ke llllllpat yans:: Jain. Faktor-faktor yang, mempengaruhi pennintaan jasa transportasi adalah :
a. Jumlah penduduk, perwmhuhan penduduk di suatu daerah akao rnembawa pcogaruh tcrhadap pcrmintaaa jasa transpol1a<;i yang dibutuhkan (perdagangan, pcnanisn, pcrindustrian, dsb),
b. Biaya ja.'<11 transportasidun Lingkal peaghasilanrnasyarakat, c. Pcrdagangan ekspor dan imper, menentukan jumlah permintaan jasa traasportasi,
d. lndustttalisas], dalam rangka pcmcrataaa basil pembangunan membutuhkun jasa transportasi.
c. Traasmigrasi dan pcnycbaran pcnduduk, f. P roycksi pcnn i ntaan jasa tn1nsporU.~i.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran transportasiadalah : a. Peralatan yang diguoakan b. Kapasuas yang ~ia c.
Manajcmcn jasa transportasi
d. Koamanan, kctepatan waktu, dan kcnyamanan
Pcrtumbu.h.an bisa bersumbcr dari pertumbuhan pada si si perm intaan af.(fegat dan sisi pcnawaran agrcgat. (Gambar 2. l) Adanya peningkatan konsumsi sektor transportasi akan meningkatkan
permintaan agregat atau peningkatan
penawaran
sektor transportasi alcan mcning.katkan penawaran agregat ydnK akan menyehabkan pertumbuhan
ckonomi, Titik potoag aotarll kurva pennintaan
agregat dan kurva
U niVersltas lndonecla
15
penawaran adalah tili Ir. k.eseimbangan ckonomi yang menghasilkan suatu jumlah output tertenm (PDB) dan harga tcrtcntu. p
A So
p
ASo
AS1 Po
P1
P1
A Do
I:'~
y 0
Y1
Yo
y
0
iSumber Tambunan 2001)
l.amb:ir 7.1. Kurva Permintaan Agregat Dan Penawaran Agrcgat
Dari
sisi
permintaan agregat, adanya peningkatan permintaan
sektor
transportasi bail( sebagai permintaan antara maupun pemuntaan akhir (konsumsi, ckspor) mcndorong penmgkatan pcrmintaan sektor-sektor ekonomi lainuya, sehiagga
meningkatkan permintaaa agregat yang menyebabkan pergeseran kurva penniataan (AO) ke kanan. Peningkatan
permintaan scktor tranportasi dapat berssal dari
masyarakat, pcrusahaan
pcmakaian
tenaga
lrerja, kapital,
dan teknologi
yang mendorong
peningkatan penawaran agregat, sebingga terjadi penggeseran kurva pcnawaran,
2.2.?. Pcrtumbuhan Ekonomi Perturnbuhan
ekonomi
yang tinggi dan berkelanjutan
mcrupakan
kondisi
u00n11 Will suatu keharusan bagi keberlangsuagaa pembangunan ekonomi dan
mening)catkan kesejahteraaan. Teori pertumbuhan
dipelopori
oleh Harrod (1939) dan Demar (1947)
mengatakan, investasi pcnting dalam penumbuhan dan mcmpunyai hubungan yang
proporsional. Y1=aKt UnivetSltas Indonesia
16
Di mana Yi adalah total output dalarn perekonomian, Kt adalah stok barang modal dalam perekonomian pads kurun waktu t, u adalah rasio output baning modal Ada 2 aliran perturnbuhan ekonomi, yaitu pertumbohan ncoklasik dan pertumbuhan modern,
Pertumbuhan neoklasik menganggap tenaga kerja dan kapital
sangat berpenganm pada penumbuhan output. Sedangkan pertumbuhsn modern ada faktor lain yang mernpengaruhi pertumbuhan output sclain kapital dan tenaga kerja, seperti tcknologi, kewirausabaan.
Model pcrrumbuhan Solow mcmmjukkan l:>agaimana tabungan, pertumbuhan populasi dan kemajuan tcknvlobri mempengaruhi 1ingkat output perckonomian sena
penumbuhannya scpanjang waktu Model neo klasik Solow dibedakan nco klMik tanpa perubahan teknologi.
alas
model
Y - f(K,L) dan model neo klasilc dengan
pcrubahan teknologi Y = f (A,K,L) Romer mengembangkan pcrtumbuhan Solow menjadi model pcrrumbuhan endogenous dimana pertumbuhen dipen~hi
oleh tcnsga kcrjn berbasis ilmu
pengetahuan alllu tcknolog! didorong oleh sumber daya manusia Y - f (l(,AL). Pt.rtumbuhan ekonomi suam negur.i a tau bangsa tergannmg pad a tersedian ya pengongkuton dulmn negura mau bangoo yang bersangkutan, (Salim, 1993) Transponasi mendorong terciptanya spesialisasi regional dan pembagian pekerjaan menurot k.t'.ahli11n yanl) se~nai. Adanya sistem
tmn~pnrta~i yang mcroadai
mcinWlgkillkon untuk mendislribusikan produk atau jasa yang dihasilkan/dimiliki
oleh setiap daerah. TramJ)()(tal>ijuga menentukan letak lokasi sw.tu mdustri. Ongkns pengangkotan merupakan salah satu uosur ongkos produksi untuk sampeinya ketersediaan berang yang diperjua\ bclikan. MenW1JI Berlil Oblin (l(amaluddin, 2003) dalam perdagangan internasional ongkos produk.si dan harga penawaran su11t11 hal'l.lTlg di dalam negeri dibandingkan
dengan pcnawarannya
di luar
negeri beserta oagkos fransportaainya akat1 mencntukan suatu berang akan diimpor. dickspor atau dikonsumsi sendiri di dalam negeri. Mcn11rut Ocrtil Ohlin (Karmduddin, 2003), tidak tersedianya pengangkutan atau sangal nngginya ongkos angkutan akan mcnycbabkan suatu negara terpaksa menggantungkan dirinya semata-mata pada basil prodaksinya. Akan tetapi dengan tersedianya angkutan atau ongkos angkut yang relatif lt>bih mwah
akan
Universtta11 lnd-ia
17
memungkinkan spesialisasi dan pertukaran
antar
daerah
aiau
antar negara, sehingga
menguatangkan kedua belah pihak yang melakukan perdagangan tcrscbut. 2.3. Distrilrusi Peadapata11. Distribusi pendapataa adalab scberapa keci1 peroedaan atau persamaan pcrnhipawi yaag dibagikan/diterima diantara anggola masyarakar. Bila setiap orang
menerima sejurnlah uang yang sama maka distribusi pendapaian sama secara sempuma. Bila banya seorang yang menerima semua pendapatan maka timpang/tidak sama secara
sernpurna. Distribusi pendapatan
masyarakat
berada
hiasanya
diantacanya. Pertumbuhan
jumlah
penduduk
mcnyehabkan
peningkatan
kebutuhan
konsumsi (dari sisi pennintaan), yang bcrarti meningkamya kcburuhan akan pendapataa. Pertumbuhan penduduk juga membull.lhlan kesempatan kerja (dari sisi
pcnawaran), pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan kesernpatan kcrja akan mcnycbabkan kctimpangan (Tambenan, 2001. 41) Menurut Adelman dan Moris (1973) ada beberapa fuktor yang menyebabkan ketidakrnerataan distribusi pendapatan (dalam arsyad. 1993). diantaranya : penumbuhaa pendudnk yang tinggi, yang membuat GNP perkapita turun, inflasi tingg], kareoa penambahaa pendapataa liJak proporsional dcngan penambahan barang
dan jasa, ketidakmerataan pembanguean antar daerah, kzpital intensif, seningga pengangguran mcningkat, rendahnya mobilitas sosial, kebijakan industri substuusi imper meoyebabkan harga baraag industri naik, m<:mburuknya nilni tukar, hancumya indnstri kerajinan rakyat, ketidakmerataan pcmbangunan daerah, dan mobilitas sosial yang
n:ndah.. Aull teori yang mengatakan ada trade off antara kctidakmerataan dan
penurnbuban ekonomi, Di banyak negara berkembang tidak ada trade off antara pertumhuhan
ckonomi
dan
pemerataan,
Pengalaman banyak
negara
yang
mcngaplikasikao strategi pcrtumbuhan adalah di satu sisi pcrtumbuhan yang tinggi mcningkatkan pendapatan nasional telapi li
tidak
bmy~
mcmusatkan
perbatian
pada
perturnbuhan
ekonomi
Un iversltas Indonesia
18
(memperbesar "i> 11e" pembangunan), tetapi juga mempertimbangkan distribusi dari kuc pcmbangunan tcrscbut (Kuncoro, 2000). Pendapatan adalah pembayaran yang diperoleh karena kerja atau menjual
jasa.( Tambunan, 2001.80) Distribusi pendapaian mereflcksikan basil yang diperoleh dalam jaagka waktu tertentu. Distribusi kekayaan mcrupakan hasil penumpukan atau
timbunan selama j~
waktu lama
Penerimaan rumah tangga dapat bersurnber dari : •
Pendapatan falctor produksi tcnaga kerja, upah gaji, keuntungan usaha rumah tangga tidak bcroodao hukum,
•
Pendapatan faktor produlcsi bukan tenaga kerja, pcndapatan dari hsrta kepemilikan atau kekayaan, scperti bunga,
•
SCWddan deviden.
Transfer (hibah) dari nnnaht~ngea lain, pernsahaan, pemerintah. dan luar
negeri. Pcrbedsan
pendapatan yang dilcrimJI mcnimbulkan
ketirnpangan daJam
distribusi pendapetan disebabkaa ketidakmerataan pemilikan surabcr daya daa faktor
produksi tccutama barang modal. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam mernpelajari ketimpangan adafah jumlsh mohilitas pendapatan. Mobilitas pendapatan berkenaan dcngan kesukaan dimana seoraog pckerj11 depat baJ)indllh dari etas kc ba wah dalam hirarlti days pendapaian, Bi l:i scoraag pckerj a dapat dengan m udah
berpindah dari kelas menengah ke kelas atas atau dari kelas bawah ke kelasrnenengah maka ketimpangaa distribusi pendapatan .~ikit series, tapi bila yang kaya tctap kaya clan miskin tetap miskin maka tingkat keumpangan merupakanmasalah perrnanen dan scnus.
2.4. Suhsidi Subsidi adalah salah satu kebijalran pemerintah dalam rangkamembantu suatu usaha atau untuk mcnjaga stabilitas harga bagi kepentinganmasyarakat. Subsidi dapat bersifat langsung (dalam bentuk tunai. pinjaman bcbas bunga, dan lain-lain) atau tidak langsung (pembebasan penyusutan, potongan sewa, dan scbagainya].
U niversitas Indonesia
19
Subsidi diantaranya dapat bempa (l) subsidi produi<si, dimana pemcrintah menutup scbagian biaya produksi untuk mendorong peningkaian output produk tcrtcntu dan untuk menekan harga dan (2) subsidi pcndapalan, yang diberikan pemerintah melalui transfer pernerintah untul: meningkatkan standar hidup minimwu sebagian kelompok tcrtentu, Meskipun
subsidi
ini
mcngandung kebaikan
bagi suatu
usaha dan
kcpentiagan masyarakat, tapi juga mempunyai banyak kelemahaa, diantaranya (Kamaluddin, 2003): •
Subsidi dapat meugakibatkan
bubungan pcrsaingan yang tidak fair aatara
bcrbagai kegiatan usaha, karena pernberiannya tidak dapat dilakukan secara adil
•
rum merata.
Subsidi dapat mcnyebablr.an pemborosan baik dalam investasi modal ruaupuu fasilitas YM!: berlehihan,
•
Subsidi dapat menyebabkan kctidakadilao antara pemakai jasa dan pcrnbayar pajak yani: tidak langsung mcrasakao rnanfaatnya,
Dalam rangka mccgstasi kelemaban-keJcmnhnn rersebut pemerintah harus bisa ruelina; mana usaha yaog perlu mcndap;it subsidi lcbih bcsar don mana usaha yMg harus c:lJkurnngi subsidinya,
2.5. Lain-L•i• L>alam tulisan berjudul "Prospek Sektor Transportasidi Indonesia.. (Rochma M, 2008) mimgalakan peospek perlcemban@an induslri transportasi kargo melalui laut,
uuaca, dan kereta api di Indonesia, di perkirekan akan scmakin ecrah di tahun 2008. begitu pula dengan kargu darat akan nunbuh seinng dengan peningkatan daya bell masyarakat. Prospek angkutan penumpa11g jugs akan meningkat. Beberapa yang diperkirakan ikut rnemacu pcrtumbuhan transportasi adalah : Roda pcrckonornian yang cukup stabil, pembangunan infrastruktur transportasi, pola hidup modem yang
menuatut mobilites tinggi dan bisnis aolat daerah rncningkat. Berdesarkan penclitian LIP!
(2003) di Iima provinsi tcrhadap pcrusahaan
angkutan umum dalam jurnal : "Dampak Pengurangan Subsidi BBM Terbadap Sektor Transportasi" (Dwiastuti I) menyimpulkan,
sektor transportasi
dampak kenaikan harga BRM terhadap
mengakibaikan pmgw~ha pengaagkutaa umum menuntut
kera.ikan tarif ongkos aagkutan karena pada saat bcrsaruaan harga suku cadang dan
llnivensitaslndonnia
20
biaya pcmeliharaaa rata-rara jugs meningkat, Karena kenaikan BBM sckecil apapun akan
memberi
dampak
terhadap
trunspOrtasi yang mengakibatkan
produsen
rncnaikkan harga barang.
Berdasarkan midi LPF.M FEl.'I 2005 tentang "Kajian Dampak Kenaikan Harga BI3M 2005 Terhadap Kemiskinan" menyimpulkan
berdasarkan
simulasi
(Ikhsan Moh.. dkk) dianlaranya
dengan
mcnggunakan
TNDOCEEM
mcnunjul:kan, bahwa kenaikan h8Jll11 BBM 2005 rcrharlRp inflasi tidak begitu bcsar.
yaitu sckirar 0,9782_ Kenaikan harga tcrbcsar tcrjndi pada sektur transpoetasi. yaitu transportasi darat dan laut, dcngan kenaikan antara 2,8 sampai dengan 4.2 persen. Sektor kcdua yang mengalami kcnaikan harga terbesar adaleh sektor konstruksi,
sebesar 2,04 perscu. Dampak kenaikan harga DOM 2005 temadap kumoditas scharihari relatifkccil kU!lllll: dari I persen.
Unlversltils Indonesia
BAB Ill. ANALISlS EKONOMT DENG AN SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) DAN STRUKTUR JALUK (SPA)
3.1.
Si~lem Neraea Sosial Ekonomi Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSF.) adalah salah saru perengkat data
makro yang dapat mcngukur masalah pemerataan pendapatan dan dapat rnembcri gambaran yan!l meayeluruh tentang bcrbagai hubungan antara struktur produksi, input
fidctor prodoksi, alokasi pendapatan fak.!Or produl:si, komposisi permintasn harang dan jasa untuk konsumsi akhlr dan tllhwigllll sebagai sumber invcstasi, SNSE dopa! merupakan
Ruatu alat analisi«
karcna mencakup hampir kcseluruhan
variabel
ekonorni. Prinsip SNSE dibentuk bcrdssarkan 2 pllar utama: I. Sebagai suatu .kcmngka dasar snalisis yang bersifat modular, yan& dapar u1enjelaskan bubungan variable-vanabel yang terdapat Ji dalam rnaupun antar berbagai sub slstem yang saling mempcagaruhl
satu :siw1a
lain.
2. Sebaga' sistern l
I I
14
Keb-utu.han~a:s<11
Pen,l!eluaran Rumah bngga investasi
Distnbusi Pendapacan R.umahtangga.
Pemintaan Akhir
-
l
Pemerintah
Ekspnr, tmoor, dan Neraca Pembavaran
.
I
I
Keglatan Produksi
I
.
•I
I
PDB
Diagram J.I. Hubungan Anlar Variabel
21
Univeraltall lndoneail
I
22
Pads diagram 3.1.
terlihat bahwa pada mulanya ada kebutuhan dasar dari
rumah umgga. yang dipenuhi mehilui konsumsi barang dan jasa (sebagai bagian dari pcrmlntaan akhir). Akibat adanya pcrmintaan ini harus dipenuhi olch sektor produksi yang menghasilk:m sejumlah output Scktor produksi memburuhkan partisipasi dari faktor produksi seperti tcnaga kcrja dan modal Faktor produksi menerima balas jasa
berupa upah
aaw
Wlii dan bunga atau devide». Pendapatan faktorial yang diterima
rumah tangga memberikan konrribusi pada distribusi pendapatan. Jumlah Pendapatan tenaga kerja dan pendapatan kapital mcaghasilkan nilai tambuh. Total nilai tambah dikenal dengan PUS. Pendapatan yang diterima oleh rurnah tangga digunakan untuk memenuhi kebutuhannnya berupa lconswnsi barang dan jasa,
dan sisanya ditahung
yang rncrupakan somber untuk invcstasi dan pcmbentukan modal. Proses preduksi tcrscbui lidak hanya dikonsumsi olch domes1ik teupi juga diekspor. Kcbutuhan suaru negara tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga berasal 1fari impor, Kegia1an
ekspor imper ini akaa mempengaruhi ncraca panbayaran suatu negam. Kerangka dasar perangkat SNSE disajikan
dalaro bentuk mulrik dengan
ukuran -I x " yang bcrbasis pada ncrsca pclaku ckooomi yang telah dikousolidasikan. ~entuk rruarik menggarnbarkan ~rilaku dari pelai.u-pelaku ekououii dalaiu bed>agai
transaksi. 4 neraca utarna dalarn l:.erangk.a SNSE adalah scbagai berikut : a. Neraca faktor produksi b. N eraca inslitusi
c. Neraca scktor produksi d. Neroca lainnyu
Tahel 1.1 menunjukkan bagaimana sistcm data terscbut bckcrja. Sctiap ncrsca terdiri dari satu lujw boris dan satu lajur kolom, yang memiliki nomor kode yang sarna (mcnunjukkan jenis transaksi )11DS saIW). Isiau dari la.j ur baris menjelaskan tcntJ1ne struktnr
penerimaan
(baca baris). sedangkan
isian pada
Jajur kolom
mcnjolaskan tentong stuktur pcngcluaran (baca kolom).
Unlversltas Indonesia
23
Tabel 3.1 Bagan Matrik Sl'fSF.
1:itlct~1 1
Produksi
Pc:nc:rirnaan
Pengeluaran .---
Insntusi
Sektor
Neraca
produksi
lainnya
(I)
(2)
(3)
Total
F;;k1or produksi
(I}
0
0
Tn
T1•
Ti
Iusritusi
(2)
T21
T:a
0
Tz•
T1
Sclrtor produksi
(3)
()
.. Tn ..
Ti•
T3
Ncraea lainnya
(4)
,..,
TJi
T•2
T43
,.,..
Total
(5)
1'' 1
T'2
T'J
T'.
..
···-··-
T.
Swnbv · SNS.I.; 2000. DPS·
menunjukkllll pcc.crimaaolpeodupalllll faktur produks]. T2 adalah pendapatan instirusi yang rcrdiri dari nunah tanggia. pcrusahaan, dan pemerintah, T3 · T1
adalah total output, T. adalah penerimaan
pengeluaran
neraca lainnya. Scdangkan T' 1 adalah
fnktor produk.si, T' 1 adalah pengcluaran i.n:;titu.~i,
T>
merupakan total
input dan T', adalah pcngeluamn neraca lainnya Blok neraca lllktor produksi, blok
institusi, dau biol sektor produksi, rnerupakan neraca endogen den blok neraca lainnya adalah neraca eksogen, Setiap angka dalam sel matlik (sepeni
T13,
dst)
mencenninhm hubnngan antara transaksi pada satu neraca dengan transaksi pada neraca-neraca lainnya, scpcrti Tu adalah alokesi nilai tombah kc faktor produksi, T21
adalah aluk.asi pcndapirtan faktor produksi kc institusi,
T22
adalah transfer
1111111r
institusi, dan seterusaya yang da1>3t dilihat p11da tabcl 3.2.
Unlversitas lndonesla
24
Tabel. 3.2 Arti Hubungan Antar Neraca Dalam Kerangka SNSE ...
,
---·-
.. --
l'i!ngeluaran
end~~n.. Neraca
Faktor produksi
..
... ,;ektor
lnrutusi
0
i..
~ ~ Faklor
Prociuk.qi
...
,~
"'
.....
iart;tu~i
11\!lftlS.t
sckror ·. oroduk~i
0
'
-
T~fcr mS111tw.t
Neraea eki!o11cn ..
.....~
"fll>""'3'J'
llWat&
<WI LN
CillorW
,........,,,
·- -·-···Tran~t'cr1:1: lu\'.lr f'le!CU
·a.;pordltll U'l\.CSl.1$1
-·
1.Mnb<61 ptll~r\
1rt!111lu11
1·nm owprt
TtoM(crdtn
1.W
pa,jilc IJcbi<.
Htrne&
pmn1
"'"pmr.
••inuya
'"lnn'fa
···-- -
....f(ri'6lit flktm·
Sumber: SNSE 2000, DPS
'111.W
lmpo'I',
pmpluann
Total
Lambtih le
pendapat ..
...W• ··I-
Afolml •
produk,1 k\l
-
D1s1.nbu~i
ra1:1or prod
Per:t\1.RtaM
alJ>l(
Total
t'mdli(lhlUt
•
an1o•
9'(:rm1M..8on
f¥tUlf
Neraca eksoren
prodWu.1
ra1.1or """'k•
z"'
""'""'' :"-111.\1
0
pcnd2111acan
f
produksi
1'nul
L>isaitiw•
pen,,........
I""~
•• -i......
'°"'~'
..
1'V'!d •np\11
..
llJM)'I
SN8E scbaga.i kerangka data dapat menjelaskan meugenai : I. Kinerja pcmhangunan ekooomi, seperti Prociuk Domcstik Bruto (PDR) menurut peadapatan, konsumsi, tabWlgan, dan hutang.
2. Distribusi pendapatan faktorial, menggambarkan distribusi pcndapatan menurut fak.tor pmduksi, seperti tenaga kerja dan bukan tenaga k:crja (modal).
3. Distribusi pendapatan rwnah tangga yang dirincl menurut golongan rumah tangga,
4. Pola pcogcluaran IWJull tangga, 5. Dislrihusi Tenaga kerja menwut sclctor atau lapangan usaha tempal rnercka bekerja, yang menggambarkan pcndapatan yang diterima oleh tenaga kcrja seOOga.i balas jasa atas partisipasinya dalam proses produksi,
UniversilaS lndOllffht
25
3.:!.
Modiftkasi Kl11sifi.kasiSNSE Sumber data utama yong digunakan dalarn penulisan ini adalah draft pobhkasi
SNSH Indonesia tahun 2005 dengan ukuran 107 x 107. Untuk mendukung penelisan
ini rnaka dilakoken modiflkasi klasifikasi SNSE dari 107 x 107 menjadi 60 x60 dengan mclakuknn bcrbogai penggabungan (agregrasi) dan pemecahan
pada blok
neracanya dan juga dilakukan penyesuaian dari harga pembeli kc harga produsen,
Tahcl 3.J. Modifikasi klasifikasi S~SE I 07xl 07 menjadi 60 x 60
SNSE I07 x 107
SNSE60x60
Ncraca Endogen
Neraca Endoeen
Prod~-k,;-·i-(-17-se-J..1_o_r_) __ .._Blok l. Fak-to_r_P_ro-duk_s_i (_1_7_sckt __ or) -----+-------··-······--Hlok 2. lllslitusi ( 11 sck.tor) Blok 2. Institusi (I I sektor)
B_l_o_lc_l~ Faktor
Blok 3. Sektor Produksi (24 sektor)
···-------
Neracs Eksogen
---····--
Neraca Eksogen
·-------..._--·--···----
Blok 4. Neraca Pemerintah 1-------·-
-
Blok 3. Sektor Produksi (27 sektor)
ttlok 4. Pemenntahan
---·
Blok 5. Nen;ca Kapital Blok 6. Neraca Kapital a!Ok6:·Pajak Tidak Lan-g-su_n_g-----1 Blok 7. P.djlil<. -T-idak--L-an-~---un_g Blolc7.Suhsidi
------+-----···
Blok 8. Neraca luar negeri
.__,
. Blok 9. Neraca Luar Ncgerl
Rlolc falctor pmduksi, institusi, dan neraca eksogen tidak terjadi peruhahan. Blok komoditas domcstik digabung dengan sektor produksi daa blok komoditas impor
digabung dengan neraca luar negeri. Blok sektor produksi y1111g Lcrdiri dari 24 sektor merijadi 27 i;ektor.
Pemecshan sektor jasa angkutan air, udara,
dan komunikasi untuk
mengeluarkan sub sektor lmmunikasi dan unluk 111elihat dampak il1jehi investasi pada masing-masing sub sektor angkutan lcbih terarah. Pemecahan menggunakan data IO
·zoos, data sakernas
2005,
data dari depertemen perhubungan. Penyesuaian dari
harga pembeli kc harga produsen dengan mengurangi margin perdagangan dan penganglrutan dari masing-masing komodnas mcnggwtakan IO 2005. Matriks SNSE ukuran 60 x 60 dildasifikasikan menjadi empat neroca utama, yaitu Unhletsltas lndonesla
26
1. Neraca Faktor produksi (tenaga kerja dan bukan tenaga kcrja), meliputi kode I sampai dcngan kode 17, dill)fillo : •
Kode I adalah tenaga kerja pertanian penerima upah dan gaji di pcdesaan.
•
Kodc 2 adalah tenaga kerja pertanian penerima upah dan gaji di pcrkotaan.
•
Kode 3 adalah tenaga lcetja pertanian bukan penerima upah dan gaji di
pedcsaan, •
Kode 4 adalah tenaga kcrja pertanian bukan penerima upah dan gaji di
perkotaan, •
KOO.. 5 adalah tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar penerima upah Win gaji di pedesaan.
•
Kode 6 adalah tcnaga ketja produksi, operat.()T alat angkutan, manual dan buruh kasar pcncrime upeh dan gaj i di perkotaan,
•
Kode 7 adalah tenage ketja produk.~i. operator alat angkutan. manual dan buruh kasar bukan penerima upah dan gaji di pedesaan.
•
Kode lS ucbt.l1ih tcmtga ktirja produksi, operator alar angkutan, manual dan buruh kasar bukan pencrima upah dan gaji di pcrkotaaa.
• Kodc 9 adalah tenuga kcrja tam usaha, pc~jualon dan jasa-jasa penerima upah dan gaji di pedesaan. •
Kodc 10 adalah tenaga kerja tata usaha, penjualan dan jusa-ja'l-ll ~nerima upah daa llbj i di perkotaan.
•
Kode 11 adalah tenaga kerja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa bukan penerima upah dan gaji di pedesaan.
•
Kode 12 adalah tenaga kerja taia usaha, penjuulan dan jasa-jasa bukan pMerirrut 11pah dan gaji di perkotaan.
•
K<Xk 13 adalah tenaga kcrja kepcmimpinen, ketatalaksenaan,
militer,
profesional dan teknisi pcneri.ma upah dan gaji di pedesaan, •
Kode 14 adalah tenaga kcrja kepemimpinan, ketatalaksanaan, militcr, profesional dan teknisi penerima upah dan gi1;ji di perkotaan,
• Kode 15 11
militer,
profcsional dan teknisi bukan penerima upah dan geji di pedesaan, •
Kooe Ill adalah tenaga kcrja keoemimpiaan,
ketatalaksanaan,
militer,
profcsional dan tekoisi hulcan penerima opah dan gaji di perkotaan. Unlversltas Indonesia
27
• Kodc 17 adalah hukan tcnaga keja (modal). Dari
neraca ini dapat
dilihat
distribusi
pendapatan
faktorial,
yang
menunjukkan alokasi nilai tarnbah yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi ke
faktor-faktor produksi sebagai balas jasa dari penggunaan filktor produksi, 2. Neraea Institusi [rumah tangga, pemsshaan, dan pemerintah) dari kodo 18 sampai dengan 29, dirnana : •
Kode IR adalah rumah t:angga buruh pertanian,
•
Kode 19 adalah rumah tangga pengusaha pertanian mcmiliki tanah
0,0-0,5 ha. •
Kode 20 adalah rumah tangga peagusaha pertanian mcmiliki ranah O,S-1,0ha.
•
Kodc 21 adalah rumah tangga pen~a pertanian mcmiliki tanah '>l,Oha.
•
Kode 22 adalah rumah tanggii bukau pertanian golongan rendah di pcdcsaan.
•
Kodc 23 adalah rumah lbfilWI bukan pertan.ian bukan angkatan kerju
clan golonga.u tidak jelas di pedesaan. •
Kode 24 adalah rumah tangga bukan pertanian golongan aw dipedeswm.
• Kode 25 adalah rurnah tmgga bukan pertanian goloogan rcodah di perkotaan. •
Kode 26 adalah tangga bukao. pertanian bukan angkatan kerja dan goloegan tidak jclas di pedesaan.
•
Kode 27 adalah rumah tangga bukan pcrtanian golongan alas di porkotaan.
•
Kode 28 adalah perusahaan,
•
Kode 29 adalah pcmcrintalwt.
Dari neeoca ini dapat dilihal distribusi pcndapatan
yang ditcrima olch rumah
tangga, Pendapatan depat berasal dari balas jasa faktor produksi bcrupa tensga kerja
Univen;itas Indonesia
28
(upah gaji, bonus, dan lain-lain). balasjasa kapital (bunga, dcviden, bagi basil, dan Iain-Iain) dan pendapatan yang berasal dati pemberian pihak lain (transfer).
3. Neraca Scktor Produksi, dari kode 30 sampai dengan 56, dimana : •
Kode 30 adalah sektor pertaoian taruunan pang an.
•
Kodc 3 I adalah sektor pertanian tanaman Iainnya.
•
Kodc 32 adalah sektor petemabn dan basil-hasilnya,
•
Kodc 33 adalah scktor kehtrtnnnn dan perburuan.
•
Kode 34 adalah sektor perikanan.
•
Kode 35 adalah sektor pertambangan batubara, biji Iogam, minyak bumi,
•
Kode 36 adalah sektor pert.ambangan dan pcnggalian lainnya.
•
Kode 37 adalah sckror ind11stri makamn, minuman, dsn ternhakan.
•
Kode 38 adalah sektor industri pemintalan, tekstiL pakaian, dan kulit.
•
Kode 39 adalah sektor industri kaju dan barang dari kayu.
•
Kode 4-0 adalah sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, dan berang dari kigam.
•
Kodc 41 adalah scktor industri kimia, pupuk, basil dari tanah Iiat dan semen,
•
Kodc 42 adalah sckror industri pengi!angan minyak, clan gas.
•
Kode 43 adalah scktor listrik, gas dan air bcrsih,
•
Kodc 44 adalah sektor konstruksi..
•
Kodc 45 adalahsektor perdagangan.
•
Kodc 46 adolah sektor restoron.
•
Kode 47 adalah sektor ped!o!clan.
•
Kode 48 adalah scktor angbrtan darat.
•
Kodc 49 adalah sektor angbrtan air,
•
Kode 50 adal ah sektor angkutan udara.
•
Kodc 51 adalah scktor korounikasi
•
Kode 52 adalah sektor jasa periunjang angkuian dan pergudangan.
•
Kode 53 ad.alah sektor bank dan Z'llf'~i.
•
Kode 54 adalah sektor real iostate dan jasa perusehaan.
Unlv•rsltas lndonesla
29
•
Kode
55 adalah sektor pemerintahan dan pertahanan, pendidikan,
kesehetnn, film, dan jasa sosial lainnya. •
Kode 56 adalah scktor jusa perseorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya.
Neraca. ini menwtjukkan alokasi dari output yang dihasilkan oleh bcrbagai sektor pmduksi dalam memenuhi kebutuhan kornoditas yang berasal dari domestik (permintaan antara dan permintaan akhir),
4. Neraca Lainnya, mcliputi kode 57 sampai dengan 60, dengan rincian scbagai oerikut :
•
Kode 57 a
• Kode 5!l adaleh P"'.iak tidak laegsung. •
Kodc 5~ adalah subsidi.
•
Kodc 60 a.dalah neraca luar negeri.
Pndu ponuli:lau ini akan diteliti (Ocpartt:thc.m
Perhubungan)
pada
penguruh lnvesuei peruerintah pusat
sek1or
transportasi,
Berdasarkan
Renmm
L>cpart.,,.,.cn Perhubungan tahWl 2005-2009 nilai inv.irruisi yang bcrasal dari Al'BN
sebesar 60,5 persen. J.J.
Dampalc Pcngganda (Mukiplier Effect)
Anali~is darnpak pcngganda merupakan rncrupakan
.wah saiu
model analisis
yang rncnjclaskan tentang dampak yang ditimbulkan oleb variabcl eksogen dan pcngaruhnya tc1had4p vanebel cndogen. Model ini peda analiais scktor transportesi
pada kerangka SNSE digunakan untuk mcneliti dampak penumbuhan ekonomi temadap pertumbuhan balas ja~ faktor procluksi tenega k.crja dan bukan tenaga kerja, pendapatan rumeh tangga dan impor.
llntuk rnenyusun matrik dampak pengganda, perlu disusun pengeluaran rata-
rata, yang dihitung dari ma,int~·masing isian sci terltadap nilai total keseluruban yang dirumuskrui sebegai berikut : (3. l.)
Unlversltas lndcmesia
10
Dirnana : A,i = kecenderungan pengeluaran rata-rata baris ke i kolom ke j Ti! -
nenu:~ baris ke ikolom ke j
T/ = nilai kDl011t kc j Dari tabcl J.1 dapat dituliskan benruk matrik sebagai berikut:
x,
r1
0
r,
Au
A22
0
0
Au
A1,
A.,
A.z
A..
r,
"
r,
Q
A"
Dcngan Xij merupakan vektor dari
Ti
x,
•
T,
(3.2)
x,
T,
x.
mamk' Ti, onmk mastng-masing i = 1,2,3,4,
karena Aij adalah suatu mamk dengan unsur yang konstan, maka matr:ik tersebut dapat ditulis sebagai berikur
r, T,
=
T,
r l
0
0
A,, A" 0
A,.
A13
T1
0
Ti
A,.
r,
T. = A.i T1 ~ A.2 T2 + />.43 TJ + X..
K1
+
x,
x,
(3.3)
(J.4)
Dari persamaan matrik diatas dapat dilihat, bahwa nilai T4 merupakan neraca eksogen dalam kerangka S~SE. Persamaaa di atas dapat dituliskan scbagai bcrikut : T=AT+X
(3.5)
T (I-A)= X
(3.6) (3.7)
Unlversitas lnd0fle8ia
31
(J.8} Dirnana M, - (l·A)"1 - pengganda neraca Dari persamaan di aras kita harus menetapkan
terlebih dahulu nersca eksogcn dan
neraca cndogcn. Y1111g ditetapkan sebagai neraca eksogen dalam model pengganda adalah : a.
Neraca Pemerinlah
Li.
Ncraca kapilal
c.
Neraca pajak: tidak Iangsung neto, dan
cl.
Neraca luar negeri
St.>.
Nl.-raC11 faklor
b,
Neraca rumah tangga
c.
Neraea perusahaan
d.
Neraca 8Cklor pro
3.4.
produksi
))ek1unp<Jsi.ili Pcaggaoda Nesaca Dekomposist pengganda neraca dilakuken
Wltuk rneliluu tahap perubahan
pada neraca ~ndogcn yane discbah~an oleh nersca eksogen. Dekomposisi pengganda nereca dapat dibedakan mcojadi 3 bagian (Pyatt dim RO«Dd): a.
Pengganda Transfer (M.1), menggambarkan
dampak yang tetjadi dari inieksi
satu sektor pada sektor l11innya dalam satu biol yang sama atau dalsm neraca
yang sama. Contoh kenaikon pemintoan sektor trensportasi akan mcningkatkan output sektor transponasi itu sendiri dsn sektor lainnya dalam ncraca scktor pmduks].
(3.9) A0adalah mamk diagonal dari matrik A
UniYenllu lndooesia
32
A~~
0
0
0
0 0
A22
0
0
AJJ
(3.10)
Schingga mamk M01 mcnjadi :
(3.11)
h.
l'engganda Open
r AlOp (M.:i), menggambarkan dampak pengaruh dari sam blok
tcrhadap blok Iainnya, lnjcksi pada sw1.tu sektor
berpcngaruh p11d11 scktor lain di blc)k yang lain setelah md11lui kescluruhan siseem dalam blok lain iru. Misal kcoa.ikiin penninlllan pada scJ..10r transportasi dalam blok scktor produksi akan meningkatkan pendapatan pada tenaga kerja
pada blok faktor produksi, K.i:naikan peru:lapatao pada f4kl.Or produksi akan mcai.agka1kan pcndllf>JJl.anpad& hlck insitusi.
(3.12) sehingga A" merupakan sebuah matrik dengan
(}.13)
Uttlveniita8 Indonesia
13
0
0
0
(3.14)
0 0
Pcnggandaopcnloop
c,
(3.1 S)
=
Ma2
Peogganda Close Loop (Mu), rncnggamharlum dampak dari satu blok kc blok lainnya untuk kernudiun kembali kc blok semula. IJ:tjeksi
pada hlok sckror
produk.si akan rnempengaruhi biol: filktor produksi, kemudian berpcngamh (lRda blok iastitusi dan akhimya k.anbali kc blok scktor produkai. Pada penggW1da
close loop yang terisi hanya diagonal utarnanya saja..
(1-A*u M.,
A*,, A"n) 0
=
0
0 (r-A•uA.*uA0n) 0
0
0
(3.16)
(1-A*nA*:u
A*u)
3.5.
Metodc Aitalisis Stn1ktuT Jalnr ( Stnact ..re ratb Aualy$WSrA) Mctode analisis snuktur jalur adalah mctode untuk mengidentifikasi seluruh
jaringan yong berisi julur-jalur yang mcnghubungken pengaruh suatu sektor dengan
Univenlitas lndonesla
34
sek:tor .lainnya dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Jalur tersebut dibcdakan atas jalur dasar don jalur sirkuit,
Dikatakan jalur dasar, hila jalnr tcrscbut melalui suaru sektor tidak lebih dari satu kah
Atau
fliagr.un3.2. Jalur Dasar Dikatakan jalur sirkuit, bila scktor y.mg mcrnpcngaruhi scktor Iainnya akan
kembali ke sektor semula. Dalam kasos iDi i dilalui 2 kali pada awal dan akbir jaJur.
Diagram 3.3. Jalur Sirkuit
Pcngan1fi adalah ukuran yang mencenninkan besarnya pengaruh pengelusran dari suatu sektor kc sektor lainnya. Ada tiga jcnis pcngaruh, yaitu:
a. Pengaruh Langsung, adalah pcrubahan prodapatan atau produksi J karena
perubahan l uni I i Unlversitas Indonesia
35
(3.17)
A,
=
matrik pengamh loogs1111g/ nwrik koe1isien pengeluaran,
h. Peugaruh Total Pengaruh total dari i ke j mencakup banyak intcraksi di antara dua kuiub, atau perubahan
yang dibawa melalui jalur dasar dan sirkuit, secars
kuantitatif
merupakan perkalian antara pengaruh langs1111g dan pengganda jalur.
(J. II:!) (3. I'))
PLl•·il
= Pengaruh langsung
dari kutub i ke kutub j
Mp > pengganda jalur
Diagram 3.4. Pengaruh Total
c. Pengaruh Global Pengaruh global dari i kc j adalah mengukur seluruh pcngaruh tcrhadap
pendapatan atau output j karena pcrubahan atau inieksi pada kuiub i. Unl11eralta&lndonesla
36
re [i-j) = MaG) = 2: PT11-i1= 2: P1.<•-ll Mp Ma(j)
(~.20)
= Matrik pengganda global
Ada dna alasan pengaruh global berbeda dengan pengaruh langsung, yaitu: Pengaruh global rnencakup pengaruh langsung yang ditransmisikan semua jalur dasar yimg menghubungkau kutub i dan kutub j. 2. Pengaruh global mengaknmulasikan semua pengaruh yang dihasilkan oleh kcberadaan jalur sirkuit.
a,
Diagram 3.5. Pengaruh Global
Un lversitas I ndone5ia
RA81V.
GAMBARAN UMUM TRANSPOK'fASI DJ IJ\IJONESIA
4.l. Struktur Transpu..Wi l>•lam Pcrckooumioo
Kontribu~i Sektor transportasi dalam perekonomian nasional (POB) mcmang masih rendah dengan rnta-rata 4,22 persen selama periode 2000 - 2007, tetapi sebagai mobiliras penumpang dan barang mempunyai dampak mulitiplicr yang cukup besar bagi scktor perekonomian lainnya. Peran sektor transportasi didukung oleh sub scktor
anglrntanjalsn raya yang mempunyai komposisi di atas 40 persen dan jasa penunjang angkutan dengan komposisi di atas I 7 pcrsen.
n~Lant rangka memperbaiki kinerja transportasi perbaikan-perbaikan tcrus dilakukan oleh Departcmcn Perhubungan, diantaranye dcngou mempcrbaiki serta mcningkatkan sarana dsn
prasarana iransponasi
mclalui Invcstasl, Dengen
pcningkatan kinerja sektor transportasi, diharapk.nn dapat mcningkllllcan nilai tambah. Nilai tambuh terdiri dari balas j111Sa tcnaga kcrja d1111 bukan tenago kerja. Balas jasc lllnQAa
kerja yang diterima dari sekror transportasi
(tcnaga kerja dibayar dan tidak
dib.i.yar) pada tahun 2005 sebesar 67.971.06 rniliar rupiah dan balas jasa mo1fal yang diterima dari sektor transportasi scbesar 28.746,88 miliar rupioh. Rolu.~ jo~o tenaga kcrja tcrsebut terbesar diterirna dari $uh sektor angketan darat scbesar 51.646,97
miliar N(liah (75,98 perseu), Hal ioi disebabkan karena sub sektor ang)cutan darat mcnyerup tenaga ki:rja cukup baayak. Sedangkan bolas jasa tcnaga kcrja terendoh diterima oleh sub sektor angkutan udara sebesar 6. l I 3.35 miliar rupiah (8.99 persen). Balas jasa modal sektor transportasi terdiri dari balas j11~a modal angkutan darat scbesar 13.060,09 miliar rupiah (45,43 persen), angkutan air scbeser 9.179, SS miliar rupiah
(31.93 persen) dan angkutan udara sebesar 6.507,24 miliar rupiah (22,64
[JC(Sen). (sumher diolah dari SNSE 2005). Dari tabcl SNSE 60 x 60 pada blok sektor produksi dapat kita lihat sumbcr pcnerimaan dan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi, Pada label 4.1 kita mclihat gambaren sumber pcncrimaan dari sektor tranportasi alas dasar harga produscn Pcnerimaan sub scktor angk.utan darat sebesar l59.572 miliar rupiah, yang
scbagian besar disumbang dari pengetuaran pennintaan antara dan pengeluaran konsumsi produksi domcstik, masing-masmg scbesar 70.191 rniliar i:upiuh (43,99 persen) Jan 73.017 miliar rupiah (45,76 persen), Hal ini menunjukkan penerimaan
37
Unh1el'8itas Indonesia
38
angkutan darat seb.'1gian besar didukung oleh kcgiatan domcstik baik untuk distnbusi oorz'lg-b11n1ng basil produksi sektor-sekror ckonomi. maupun untuk mobilitas penumpang, Tabet 4.1. Sumber Penenmaan Selctor Transportasi Alas Dusar Harga Produsen Tahun 2005 (Miliar Rupiah)
-.
No
..
__ ·--·
Uraian . Pengetuaran permintaan antara
...__ _,_ 1 2
An~kutan Air ..
Oarat
·-·-
-···-
Udara
70.191
23,013
9,5~1 .--
7J,Ol7
.. 15,655
25,475
4,291 ---
1.633
.. 11,752
2~.572
7,733
379
...... -
63,2SO
42,888
·--·
Pengeluaran konsumsi produksl
oomestu (rt dan pemerintah)
1---1
3
Pengetuaran margin pengangkutan produksi domestlk ~ntuk investasi ..
4
Ekspor
s
Sub~ldl
...
barang danjasa
-
...
321
..
Total
-
159,57,~
.
-·-
,_._ ..
150
-
$um00-: di
Penyumbang penerimaan sub sektor anekulan air terbesar edalah permintaan anUU:-<1 sebesar23.013
mi liar rupilili, yaug sebagian besar merupakan penerimaan dari
jasa angkutan barang (margin pengangkutan). Posisi kedua ditcmpati peneriroaan dari ekspor barang dan jasa sebesar 22.Sn miliai: rupiah, dimana 72,7 persen merupakan penerirnaan dari ekspor jasa angkutan penumpang, Prnywu~
urutan ketiga pada
pencrimaan sektor angk"utan air adalah konsumsi domestik rumah tangga dan pcmcrintah. Pcnerimaan sub sektor ltllgkutan udara sebesar 42.S88 miliac rupiah, yang sebagian besar berasal dari pengeluaran konsumsi domcstik rumah tangga dan pemerintah sekimr 5'1,40 person. Setclah melihat jumleh
penenmaan
dari
masing-masing sub sektor
transpormsi, sekarang kila akan melihal pcnerimaan tersebot digonakan untuk apa atau mclih.ntjcnis pengeluaran dari musing masinit sub sektor transportasi, Tabel 4.2
memberi gambaraa tentang pcngeluaran sektor transponasi. Seeara umum peuerimaan sektor transportasi digun11lo1n unmk balas jasa faktor pmduksi dan input antara.
39
Ta~I 4 2. Pengeluaran Sektor Transportasi Atas Dasar Harga Produsen Tahun 2005 (Miliar Rupiah) ...,._ ....
No 1
--
Uraian
··-·-Balas iasa fakter produl<si (TK dan modal) ..... -
2 ...
Input antara dornestik
3
Pajak tid~k l3ng:sung
4
Input antara lmpor
·-
......
..
Total
·-···· Sumber: d1olah dlln ttbel SNSE 21l()j
-
....
-
Angku!a.!1 Air
Oarat
Udar<1
·--
64,707
19,:!91
12,&n
83,431
28,262
17,799
1,306
543 .....
479
10,17R
15,0S4
.!1,990
159,572
63,2SO
42,888
Peageluaran input antara angkutan darat scbcsar 93.559 miliar rupiah, dimana 89,17 perscu
pcngeluaran
w1L1il
input antara domestik, Sedangkan pengcluaran
untuk balas jasn fakt.)r pruduk:si sebesar 64.707 miliar rupiah 111.&u 40,55 persen dari total pengeluarun angkutan darat. Pada angkutae uir dan udard pcn~Juann untuk input anrara baik yw_ig berasal
dari domestik, rnaupun impor del\WID masiag-masing
SCbc!;81'
61!,48 perscn dan 69,46
persen, Sedaagkan untuk balas jasa produlcli sebe..<w 30,66 persen clan 29,43 pcrsen, 4.2. Kondisi TranspurtllSi Di Indonesia Transportasi
den perangkatnya ad.alah sarana penting yang ikut mcndurong
dan rotinjamin perkembangan masyurdbl.aya dan potensi yang dimiliki sepeni poccnsi ekonomi, sosial budaya, dan politik.
Ketersediaan produk yang berlimpah dan
berkualitas tinggi tidalc akaa berguna bila tidak dapat sampai k.e tangan konsumen dengan tepal waktu. Kegiatan transportasi selain mcm.i.mlahkan barang dan mol>ili~
penumpang, juga membantu alokasi surnbcr daya secara optimal, 4.2.1 Angku tan Da rat A ngkulan daral mencak up angkutan darat jalan raya
rum angkutan
kereta api.
Angkulan darat mempunyai peron yang culrup besar, karenu bcrsentuhan langsuog dengan kehidupan sehari-bari inasyaI1lkat da1arn IDdak.ukan aktivitasnya, Hal ini bisa dilihat dari somber penerimaan angkutan darat sebagian besar
(kurang Jebih 88
U nlversif.as lndonesla
40 persen dari total penenmaan) berasal ,fari pcmakaian jasa dari sektor ekonomi, konsumsi rumah tangga dan pcmerintsh. Tabcl 4.3 menunjukkan laju pertumbuhan jumlah kendaraan selama pcriodc 2003 sampai 2007. Tabcl 4.3 Laju Pertwnbuhon Jumlah Kendaraan MenuT\ll Jenis Kendaraan, Tahun 20U3-2U07 (Persen) Jcnis
-·-··
14.87
9.03
2005
...
2007 ..
23.07
4.05...
4.83
16.93
'lb.97
0.13 ...
0.16
1.57
13.13
26.13
3.25. ·-·
3.91
10.60
1).42
23.86 .... 15.50
12.76
8.25
15.21
24.01
10.73
·····--
Mobil truk
-···· -- .
Sepeda motor
0.61
- - ....
2006
, Mobil ~nwnean!l ' Bus
2003
2(10'1
..
12.44
··--· Suwt.m'200& JA-phlJ,
Sclama tahun 2003 - 2007 seeara total jwnlah kendaraan meningkat berkisar antara R.O - 24,0 persc:n. Pertumb•.than jumlah kcndaraan tersebut disumbang oleh i-lun1buhan jumlah sepeda motor yang mempunyai komposisi terbesar dalam jumlah kendaraan di Indoensia
dengan kontnbusi
berkisar antara 73,0 - 78,29 persen
dcngan rata-rata pcrtumbuhim sebcsar 15,54 persen. Resamya jumlah sepeda motor ini disebahkan karena adanya lcmudahao dalam memperolehfmcmiliki scpcda motor dan pesatnya unit usaha ojek setelah krisis. Perkembangan jumlah keadarasn ini tidak diilruti dengan jumlah penumbuhan sarana jalan. Sclama periodc 2002-2006 pertumbuhan sarana jalan rata-rata sebessr 2,33 persen, sedangkan penwnbllhanjwnlah
Terjadi peninekatao
rata-rata jwnlah
kcnd.araan raia-rata sebesar 14,8 Jll-n<:n. kcndaraan per k.m jalan persen dari 79
kendaraan/km pada tahun 2002 mcnjndi 126 kendaraan/km pada tahun 2006. Hal ini dapar meoimbulkan kemacetan.
Universitaa Indonesia
41
180.000 i7S.OOll ·· 170.000 16S.000 t60.000 lSS..000 150.000 14$,000
----
·-----· -
!40.000 BS.000 2002
2003
2004
Sumber · SL1u.11k Perhubungan 2006, Dcphuh
Grafik 4.1. Jumlah Penumpang K.'1. Jawa, Madura, dan Sumatera, Tahun 2002· 2006 IR ibu Or1111g). Selain angkutan jalan raya, kcreta api adalah salah satu moda audalan bagi
rnasyarakai, lcruta11w di daerah sekitar Jakarta. Bogor, Depok, T engerang, dun Bckesi (J!!bodetabek). Pada grufik 4.1 dapat kita amau pcrkcmbangan penumpang kcreta upi jawa, Madura, dan sumeters sclama tahun 2002 - 2004 mengalami penurunan, baru tahun 2005 dan 2006 meningkat kembali. Hal ini mungkin t(,'ljadi karcna adanya masalah kinerja dan persaingsn biaya angkutan, (lrfan, 2003) dirnana biaya angkutan udara yang menurun (lebih murah) sejak dibukanya peran serta swasta pada angkutan
ml11111 sehingg» terjadi pengalihan pcnwupang dari angkutan kcreta api ke angkutsn udara, Dcpartemen Perhubungan (Dephub) berusaha memperbaiki kinerja pada perbaikan dau revualisasi kcrcta api, karena sistem transportasi terkait langsung
dengan kepentingan dan hajat hidup orang banyak. Langkah-langksh y~ diantaranya
melakukan
pembenahan
sistem
untuk
mcningkatkan
diambil jaminan
keselamatan dengan meuiukberatkan pad.a pemetaan daerah-dacrah rawan serta ssrana
dan prasarana perkeretaapian yang Iayak dan tak layak. Juga mcmpcrbaiki inlrastruktur
pcrkcretaapian yang paling sering digunakan seperti kereta rel listrik
Jakarta, Begor, Depok , Tangerang, Jan Bekasi (KRL Jabodetabek).
Untversita& Indonesia
42
4.2.2. Aog)l.utao Air Angkutan air meliputi angkutan sungai, danau. dan penyebrangan
serta
angk-utan laut, Angkutaa air berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Angkutan air juga membuka akses dan rnenghubungkan wilayah
Pula.u Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang sangat mernbutuhkan transportasi air. Perkemhangan transportasi air khususnya angkutan laut di Indonesia
masih
dikuasai oleh pihak ill>ing. hal ini balk dilihat dari jurnlah armada rnaupun produksinya, Meskipun demikian selama pcriode 2003 - 2006 telah lejadi peningkatan armada dan produksi Mglmtan \aut Indonesia. Pada tabel 4.4 dapat kua lihat pada rahun 2003 sampai dengan tahun 2006
terjadi peningkatan angkutan laut baik 1fari ~~gi armada maupun produksinya. l'ada tahun 2003 armada yttng di.lruasai oleh Indonesia sebesar 3 7,51 persen pada tahun
2006 meningkat menjadi 44,52 persen. Pangsa muatan dalam negeri yang dilayani otch angkutan laut nasional berkisar IUltara 53,2 fl(l~n · 61,3 rernen selama periode
tahun 200:3 -2006, scdangkan pangSll muaten luar negeri yong dilayo.ngi oleh angkuu1n lout nastonal berkisar antara 3,4 pcrsen !18Jll,.,ai dengao 5,7 persen, l't:rtumbuhnn armada dan jumlllh muatan yang dila)'mli sngkutan laut na~ional yang cukup tinui tcrjsdi pada tahun 2005 dan 2006. Hal ioi teojadi sejnk diberlakukao inprcs 2005 tentang pcmberdayaan armada naslcnal yang mcodukuog pertumbuhan kapal berbendera Indonesia.
Tabel 4.4 Jumlah Arm;,do Dan Produksi Mcnurut Kepemillkan, 2003-2006 satWID
200:!
2004
21)0)
2006
lNui<mal
'"''
15,IOJ,6QI
5.539 ....18.41 101,291.96¥ 54.00 16.277,341
J.41
3.50
u11it
8,8115 6?.. A9
8,8H2
79,80.5,79] -46.80 427.R!7,246
36.28).'1)2 46.00
8,475 SH ..50 91$79,20fi 44.S3
448,789,.548
468.370.236
96.59
%5\1
9.5.0I
uni~
ti ~11ml11h ~f1nndf1
J7.:ll
%
b "'"'lul<:ri Wl~ulun <Wmostik
c
S.333
% produl
too
90.719.~07 .5.1.2<1
6.012
55.A1 24,S99,71a 4.99
6,423 44.,2 135,3.15.}33 6UO 29.363,757 5.70 8,011 5.5-43 8.5,444,JZ! 38.70 48~.789.346 901'1
41.50 IM.459,924
2 cllllrta danagen 1a5io~ a jurolah .,..,.... % b protlubi Ql!gl
tor.
% C prochtlcsl ~Ulml
h~r nt"el!ri
%
l•m
nU9
Sumber : Staustik l'erilubung11J1 :.!006 Universitas Indonesia
45
Produksi
angkutan
penycbrangan
pemsnpang
pada
tahun 2006
mengatami
pada tahun ?.006 sebeser 5,01 persen dari rahun sebelumnya. sedangkan
pcningkatan
produksi penycbrangan barang rneningkar 1,01 persen pada tahun 2006 dari tahun scbelumnya (sumber laporan tahunan 2006, Departemen Perhubungan). Peningkatan
ini didukung oleh 190 kapal penyebrangan y~
beroperasi, dimana 90 kapal dimiliki
olch PT ASDP, 2 kapal milik kcrja sama operasi PT !\SOP dan Swa.sta d11.11 98 kapal dirniliki olch pihak swasta,
4.2.3. Aagkutan Udar ...
Angkumn udaru Indonesia berkcmbang pesar sejak pcmerintah membuka kesemparan kepada pihak swesta untuk mcndirikan perusahaan penerbangan. Jumlah
pcnumpang pesawat udara baik pcnerbangan domcstik maupun intcrnasional meningkat selama periode 2003 sampai dengun 2007 dengsn m11Sing-111asing rata-rata pcrtumbuhan sebcsar 20,711 persen dan 7,01 person. r·
4~
40 35
sc
25"
:~
~ 10 -
,..~
s . 0 -1:007 .l penerbangan
dome~
• pe(lelbangan intetn
Sum her. 1.aporaa rahun 2006
Jumlah angkutan kargo udara domestik dari tnhun 2004 don tohun 2005
mengalami kenaikan. scdangkan tahwt 2006 curun sebesar 2,53 persen dibanding ta.lmn scbclumnya dan meningkat kembali pada tahun 2007 sebesar 30,0 pe.rsen. Sedangkan jumlah kergo udara intemasional pada tahun 2005 mcnurun, kemudian di
U niv&l'$iti11$ lndonesla
44
tahun 20<J6
dan 2007 mcngalami pmingkatan kcmbali dengan masing-masing
kcnaikan sebesar 25, 2 persen dan 15,0 persen. 40
--·
-
·--
-
--·-
30
10 0 -10
r· .
-20
--
. _ domeruk
• mtemasional
Snrnber ;-diofah dari : i;;-porantahunan 2006.dan Jan'08 lkphllb
Bahan ~nla.i Menbuh
Graflk 4.3 Laiu Perunnbuhan Karge Ang}(utan Udani, 2004-2006 (Person)
4.3. Kebljakan Traasportss], Kcbijakan pembangunan
transportasi nasional
tercermin dalam kebijakan
pengcmbangan scktor transportesi, yang dikenal dengan SISTRANAS (Sistem Trensportasi Nasional). AW! 2 duueusl
seluruh tempat
yang mcmerlukan schingga pelayanan transportasi memberikan
aksesbilitas yang tinggi, Dirneasi kcdua bersifat sektoral, yaitu menyangkut pencntuan
moda angkutan
(KA, kendaraan
bermotor, kapal laut, pesawai
atau
lainnya) yang akan digunakan dan besarnya kapasitas yang tersedia dalam mcrnbcrikan pelayanan angkutan, Optimalisasi antara jenis dan volume angkuten nkan menjamin rendahnya biaya opcrasiooal dan tarif angkutan. Kebijakan
dan program pcmbangunan transportasi nasional akhirnya
dituangkan dalam program pembanguan nasional (Propcnas), menurut
UU NO, 25
tahun 2000 tentang Propcnas 2000-2004. Adapun Sasaran dari pembangunaa sarans dan prasana transportasi tersebut adalah; •
Terpenuhinya
kebutuhan minimum pelayanun jasa transportasi sekaligus
pendukung upaya pemulihan ekonomi. •
Terpeliharanya kondi~i fisfk sarana dan prasarana transportasi. Un iversitas Indonesia
45
•
Meningkatkan sistem manajemen transportasi.
•
Mcninglcatk:anjasa pelayanaa sarana dan prasaruna melalui standar teknis yang ~uiii dengan kehnmhan yang berkembang sccara efisien, ekonornis, manusiawi, don. makin aman.
•
Terciptanya berbagai altematif jasa pelayanan sarana daa prasaram1 transportasi scsuai kemampuan daya heli masyarakat.
•
Terciptanya
operasi
sistem
uanportasi
yaug lebih kompetitif, melalui
restrukturisasi peraturan dan kelembagaaa agar lebih efisien dan lebih responsif'terhadap kcbuiuhan konsumen. •
Terbukanya kesempatan usaha dibidang jasa transportasl yang adil dan transparun pada masyarakat dunfa usaha, schingga mcngurangi monopoli yang merugjkan masynrakar.
•
Terwujudnya
partisipatif
al<Jif
pemerintah Jan
BUMN/swa.~ta dalam
pcnyelenssaca.au pelayanan transportasi, dirru
•
Tcrciptanya pelayanan transportasi untuk masyarakat terpencil, khususnya mo.<;ynroknt goloogan bowah dengan turif terjangkeu,
•
Tcrpadunya sistem pelayanan
trao.sportasi
uasional untuk
mendukung
pen&embangan wilayah dan meuguraogi i1.1eti!ricnsi. Kcbijakan pembaogunan Departemen Perhubuagan untuk tabun 2005-2009 dituangkan dalarn rencana slJ'a.tegis (Renstra 2005-2009}. Agar kcbijakan Jan sistcm iransponasi nasional dapat berhasil, mab diperlukan kerjasruna atau koordinasi yang baik antara Dcparermcn Pcrhubungan, llappcnas, Departcmcn Pek.<.-rjaan Umum, dao. Pemerintah Daerah.
Unive1$itas llldOfHl$ia
BARV. ANALISIS INVtST AST DI SEIITOR TR.ANSPORTASI DAN
PENlJRUNAN SUBSIOI BAIIAN BAKAR MINYAK Pada hah ini akan disajikan pembahasan mcageaai analisis scktor trasportasi mclalui pengaruh sektor transportasi terhadap
faktor produksi, institusi, dan sektor-
sektor ekonomi lainnya =1.11 untuk melihat pengaruh investasi di sckror trdllsportasi dan pcagaruh kebijukan pcnurunan subsidi BBM. Ada 4 tahap yang dilakukan, yaitu : Pcrtama, menghitung dampak. pengganda dan melihat sekior-sektor ekonomi mana yang mendapai pengaruh kuat dari
peningkatan perminiaan sektor transportasi:
Kedua, roe.nggun~bn program Mats unluk mengideotifikasi jalur/ transmisi pengaruh sektor transportas! tcrhadap pencrimaan institusi rumah tanggu; Ke tiga, molihat
dampak invcstasl sektor transportasi dengan mclakukan 4 simulasi , yailu simuhc;i 1 dengan mcmberi injeksi peningkatan outpul kattna adanya investasi pada ketiga scktor transponasi (darat, air, dan udaro), simulusi 2 dengan mcmbcrikan injeksi
hanya pada sektor angkuran darat, simulasi 3 dcngan memberikan injelcsi ha.oya pada sektor angkutan s.ir, simulas! 4 dengan mcmberikan injchi hanya pada
scktor
angkutan udara; Kcmpet, melihat dampak penW'U11Wl subsidi bah:in bakar minyak ynn14 mcnycbabkao
penurunan outpui ~ktor trsnsportasi
terhw.l.ap pcncriJwa.u
irutitusi rumah t!ln!J8a. S. I, Dampak l!eoiatanda Sektor Tnuupo£tasi 1'erlt1dap Sektor-Sektor Ekonood Penghitungan angka pengganda mcnggunalcanmctnde pengoperasian matrik dengan menggunakan excel dcngan keluaran berupa matrik penggnnda Ma dan A.
Matrik pcngganda Ma adalah matriks pengganda global yang merupakan penjumtah dari pcngaruh langsung dan tidal langsung yang dapat menjelaskan pcngaruh sektor transportasi terhadap sektor lainnya setelah mclalui kcscluruhan Sistcm Nemes Sosial Lkonorni (SNSE). Sedangkan maink A mcnjelasklln pcngaruh langsung scktor transportasi terhadap blok faktor ptodulcsi dan blok sektor produksi lainnya Berikut iui akan disajikan pengaruh global sektor transportasi (darai, air dan udam)
teibadap faxtor produksi, institusi, dan sektor produksi lainnya.
46
Universbs
lndon.sia
47
'Label 5.1 Pengaruh Olobal Sektor Anglcutan Darat Terhadap Sektor Produksi
48
56
st 42
4.5 40 41
JO
Sektor Prvduks_i AllY'•
__ _ ----
-
---··--~------------,
__ --------· -
(!atat (4~. Peringkat.~ - __l_.0_74_2 . _!_J
0.213! 0.2051
. L-Ogan"!.._danlnduslri -----------··--·-
5:)
I lank clan AsunlJl>i
.54
R..-..1
35
Pertanlbang;u~
.
.
A
·---
_ _.:0-~.2~02~~9-1-
lndustn Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanab ~ Semi:n _ ·-Pemnian Tanamall l'-""83'1 P¢merimallan dan renati:nan, l'endJdil;an,Kcsdiatan. Film <.I.to
Jasa Sosial J.ainnya
+/
-+---'0""'.2"'6"'65--11----~· 0.241~
ra
fas~ Pcrseorangao, R.~mah cangga
,
5J
_:.6--1
0.1139--11------'7--1 0. l 07c .8:......+-8 ···--
.,_ __ 0'-'-.'-'1060=__,_ 0 I 0 17
i
-1
-'-9 i I0
46 Rcstor""---==---=--=--=.-::.-=.-::_::::::::_ -----~-------~---~-------~-·::=_--'o'-,0"'9"'70'-'-_ --- -'"'1_1'-l::slutc
dan Jasa Pbaan
R;JIT~
0.0902
d;;t;°iiny2lt Bumi
0.0663
--· __ _!2 ·-
13
51 Komumkas i 0.0518 14 --·--·--·-- -- --- +---===-+----'-'--! 38 ~~emA_n1aJac. Tetstil. Pai;aiandmiKulit . _.._ _lHl51_3_ _ _!5 ~3 Lis(r!~ _<;~n_A_ir_u_.,..,=·.::.b 00".-'-°""'6.-·2;.__,_ .::.16-'--_, 0.0354 l'erumian Tanaman_J.ainnya_ JI ... ·--~---·- )7 34 Pmkanm 0.0352 . -....!! - --+--·---· --··---32. Pcternakaa dan Hasil-basilnya _ _ 0.0343 19 44 1
·-·--
--------------
--+---~-~-----------·----~---'-'-'-'-"-'---1-----'=--< ---.
Sumber. l...Wpiran 3
Pada label 5.1
kita lihat ~h
global sektor angkutan darer terhadap
seluruh sektor ekonomi dalam blok oeraca scktor produksi. Scktor angkutan darat sclain berpenzaruh pada sektomya
sendiri juga bcrpengaruh pada
pez::,;eornngan. rumah tangga. clan jasa laUmya sebessr
sektor jasa
0,2665, sektor indnstri
makanan, minuman
minyak yang merepakan salah salu produksi industri pcngil~gan rninyak dan ga'>
bumi.
Unlveisitas Indonesia
48
Tabel 5.2 Pengaruh Global Sektor Anghltan Air Terhsdap Sektor Pro~uk~i
42 37
------ -··· PrudW;si AngkuwiAir JudLL"1';~cngilan gan Minyak dM1 Ga< Bumi lndustri Maka~an,,_MillU!]lan da11 Temhalatu
45
Pcrt!agani;
49
-·-
_E_ ~i - 30 ~
55 46
...._
41 35
48 51
43 38
~·-
34 31 ,____._
32
44
.so 47
39 -·-33
36
I 2 J __-1_
1.0~01 0.2069
.02024 (1.1767
Bar.ang Dari Log•m
s
. J!.1338 .~0847 _0.0842
·-·-
6
._1_ 8
Ptruu.iau ·rauan)an l'ai:ia•gan=--Pcmtrintabaudan Pertahanan, l'elldidikan~Ke~cha!Jlll• ~·ilrn dan
0.0838
J.
0.074_1_ ~--·· __ 10.. _ 00715 • .!.!___ __ I?_ <1.0643
- - ..
Jasa ~osial La1nn ~--.·-- ya
S4 56
..
--·
. lndu~tri .Kerias. r ~..:CCiakan, Alai Angku;;;dan d2n lnduslri fa,., Pen ... ,j... g Allgl>"tan. dan Per&udM:.;ao -&nkdanAsut ansi
40
Perin~kat
/\ir(49}
Sekt()t
Real -Eslllle -.d•n ... I asa J>erusahaa11
-·---
0.07?12__ >---
--
Jasa Pe...oranga IL Rumah tangga dan J..., l.ailu1ya ···-·--Se.!!,len lndumi Klll'aa. f'UJ)~~., )fa.JillariT~iat, Pertantb&ll!!"E._fia mbara. Biji Ln D~rnt -···-.Komunika>i ·-· 1.iS1rik, Gas dan Air lnrsih ·--Jmlu>lfi Pemi111<1I ..... Tekstil, Pa.'
·-
·-
~~----
Pe!esru.kan clan II --·· Kon=•k•i A~;;rul>lll Udani Pemowlon -------·-li:tdustti Kayu & Baran& l.)ari Ka=:Yll:_ Kehuammdan P.,.,.b_utt1_an_. Pertanhalgan dan-~•dian l.ai11n}'ll
SUJllber:Lampmin 3
-
··-
_
0.0636
1.3
0.0544
I.~-
0.0526_ '-·-··--'5. O.c>483
. __
ll.0412
·-· -
---·
·-··-·· ··-· -·
-
0.0?63
-
12_ 19._
!
I
0.0257 -U.0129 0.0068 r --- 0.0060 00026 I
- -·
16
18
0.0370 0.0266 0.0264
~·--
_
9
·--~o_
' ---
0.(10231
21
.E...._ 23
24 ~.
7.6 .. 27
Peogaruh global terl"Uat nngkutan air selain anglmtan air itu seniliri adalah sektor peogilangan minyak dan gas bumi pada pcringkat kedua, sebeser 0,2069, yang artinya bil11 teqadi perebahan I unit ang,k.utanair akan menmgkatkan scktor industri pcngilangan scbesar 0,2069 unit, 1131 icli dapat dipahami karcrui industri pengilangan migas adalah penghastl bahan bakar yang dibutubkan oleh angkutan air. Sedangkan
pengaruh lafomah ads pada sektor pertambangan dan penggalian lainnya sebesar 0,0023, hol ini menunjukkan ~ku(ao air sangat kecil sekali menginput produk sektor pertambangan dan penggalian lainnya.
Universitas Indonesia
-
49
150
-
40 37 4S 46
4?. 53 41
·-.lO ~
'2
-2!
.~6. 48
35
-1!
3&
43 --32 31
34
-· ·49 -. 44
..
47
Tabel 5.3 Pengaruh Global Sekror Angkutan Udara Terhadap Sek tor Produksi ··-.-·----··--
Sektor P~uksi
__
-
--·
Angkuian !Jdara ljldosrri Kems, Pmeiakan,
AW Aaglc""'1\
.u.. Blirallg Dsri ,,,,ga;.,
P.;.'Tin•kat
·- I
dan lnduslri -·· ····· _.!J ..1811 lndiutri Makanan, Minuman don Tcmblb11 0.1811 Perdagangrui 0.15§2 .KestordO ------· ·-·· {l.1049 lndustri Pengila!!ga.11 Minyat dan Gas Bam i San1< dan A~uran.5 i Q0887 fndn.~t.ri Jumio.. Pupuk, H~il Dari 'fansh Lilil, &n1cn 0.0828 Pemcrinlahan Ja11 Ptun, Vii;;d.\o 1... 0.0&04 Sosial 1-':'!!!!'Ya ···l'\'1miao Tanam•n PartgaA ct.07S7 (l.07SS Jasa Penu~J.arig An.J1.kUW>, dao Pe~~!?" Real ~•we d.!n l'en«ohaMI 0.0757 ··-··· " _ ,___Q,Q:56R J:l.Sll ~?..~ RulNh ~ dan rasa l..aiomya . An•~utan 0.,.,,1 0.0479 PettamOOll~ Bambara, Bijl Log,am dan Minyal: Swnl c;.0111 Knrna1nilcn.c:i 0.03~5 l~ Pcmfn11la11. Tckstil, P'ab!an dMn Kulfl 0.0335 . iJ.urik1 <;~)t~ Air Senl!!_,_ ,ll 0321 0.021>9 P~t!P,!~~~ti.a.lloya ··Pcnanian T ""~mun I .ain nya 0.0258 Perlkaoan 0.0253 ,0.0192 K<>1'6trn~!.._.
----·
- ·--
----
fa.- ••
- -
-·
f'crholelm
-
--
-·· ..
-.. - -
··-··
-·Sumber : Lamp11'311 3
PCDBllfUh global
·- -~- -· ··-·--· -·
--
·-·- 5
6 7
·-···
8
-··
..__
_,,
·--
-----
-·
Kayu & Jl:tn111g Dari Kayu Kehutonon rlan Per!mruM P""1unb•ma1n
·-
-
-
..
·--
~~1;1uinAir
---·
-
3
4
---- --·--
-----
·---
2 ,_ . ·---~
ruoss
--
39 l!l.chJ.stti 33 36
Uc!ara (SO) 1.0453
··-
.. O.fil'
0.002.5 . _J!:!!,~21
-
23 ··-··24
2,
·-·
...
bal ini ditnuogki.1.1kan karena dalam
aagkulav udara pada kedua sektor tersebui merupak.an pengaruh langsung dan tiWik langsung mclalui sektor restoran, sektor ala.I angkulan, ataupun faktor prodoksi pcngsruh
14 15
22
dan perdajrdJlgaa masing-mesing sebesar 0, 1811 Wt.c 0, 1562. l'cngaruh
sector transponasi
.. _
21
pengaruh global peringkat ketiga dan keempat adalah sekror mekaoan, minuman. dan
modal. Sccara kcselurunan
12 13
·-··- 20 .
sek tor tersebet termasuk izldLL~tri pe:Sawat letbang dan perbaikann ya. Sedangkan tembakau,
·-
-
sektor angkutao udara pada industri kertas, percctakan, alat
augkutao, dan barang dari logam sebesar 0, 1811,
JO 11
16 17 18 19
·-
0.0073 0.0057
·-~·
9
(darat, air, dan udara) mcmpunyai
global yang kcci1 pada sektor kehutanan dan perburuan serta scktor
pcrtembaegaa dan pcnggo.Jian lainnya.
Univet$itas lndonesi1
26 .. 27
50
Pertumbuban atau
peningkatan sektor-sektor produksi terscbut akan
meningkatkan balas jasa Iaktor produksi bail: modal maupun tenaga kerja yang akan ditampilken pada label berikut iui.
Pada tabcl 5.4 krta lihat peogaruh global sektor transportasi (darut, air, c.lan udara) terlw:lap 5 scktor terbesar dalam blok neraca faktor produksi. Kalau kita perbatikan pengaruh global terbesar
sdttor traiesportasi baik darat, air, dan udara
diterima oleh faktor produksi modal (17) dengan masing-masing bcsaran 0.6373; 0,5868 daa 0,5356 . Hal ini dapat dipahami kareea untuk invcstasi di sektor tansportasi baik darat, air maupun Ward rueruberuhkan biaya yang sangat tinggi. Tobe! 5.4. Pengaruh Global Sektor Transpoetasi Tcrhadap Fakfor Produksi
..
t--_"-sT""CTb""oc....Faklor.~~ 17
D~r.at(4SL
Modal
0.6373
6
Tl( prnduk.11. nperoa>r alat "'1glcutut, manual dall buruh k•Mr peoerim• upoh doo gaji di kora
10
TK TlJ, penjual•n dll11jasa-ja"' penerima upah d.11,
g
-·-·
! TK
al&t
0.088~
-·---
-
--
-·
... Air (491
·-Modal
>-·
·
-
..
JO TKTU.pcl'\in alan dun jas... jasi peneri ma upob
-------
6
.
0.5868
Tl(
produksi, operator ala! ong!
peneeirna upab dan gaji di desa ..
ina.o....i doll
bwub kasOlr bukan
..
.
0.1210
I K produlcsi, operator alat "llgjrutao. l1l!VlUlll dan burult kasar penerirna up.lb. doll 191ji di kola .
3 Tl<. Pertanian bukali penerima upab dao Gaji di desa 7
o.ioso
maoual
17
0.1503
-~----· ~-~clan b<1ruh kasar buk.an pro
~~-"""-enm-· a upah d~.o gaj.'. di dl!lll
-
ea.ii di koi:a
TX p-vdlJl<Ji, UIJ<".r"1or~Lot ••·IW~ inll&lllal dan l>«rub k:asar bulcan peoerima upN\ don ~ji di koc:i
..
7
0.1708
0.1116
. 0.0&G3 0.0529
Universltas Indonesia
51
Lanjuian
--+------· I1 10
---·
Udara(SO)
--
Modal
0.5356
TKTV,
a
"i di kota
6 TK pmduksi. oper,llcr alot imgkwan, ma•11al dall buruh u -· d"'1 gaji di kota
---------
0.1683
war peaerima
0.0971 -----1--·
12
... TK TU. penjual.n Wu! i!'::.::"'":..i·=-==:::.."""=::=..;:i:::.=:"-"'"'-'-'==--'---=oc..:.0:...;4..:.9::...J6 SumO..'<: l.an1pirau 3
5 Seki.or terhesar dalam blok faktor produksi y;mg menerima pengaruh dari angkutan darat adalah faktor produksi modal (17) sebcsar 0.6373, Yll!1B artinya bila J unit pada
ada peruhahan
~l::tor transportasi darat
akan meningkatkan faktor
produksi modal sebeser 0,6373 unit; kernudian falctor produksi tenaga kerja produksi, alat angkutan, manual dan buruh kasar pcoerima upalt da.o gaji di lrota (6) sebesar
0. I 703; tcn3jjll kerja tatll usaha, penjualan dan jasa-jasa penerima upah gaji di kota (10) sebesar 0. J 503; 1enaga .l::erja produksi, alat augkutan, manual -dan buruh kasar bukan pencrima upah dan 1P1ji di kola (8) scbesar 0.1050; dan tcnaga kerja produksi, alat wgkutan, manual dan buruh 1c.asar bukan pcncrirna upah dan gaji di dcsa (7)
Sebesar0,0884. Peogaruh global scktor aogku(an darat lcbih benlampak pada tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan butuh hsac baik peeerima upah dan gaji meupen bukan peacrima upah dan gaji di kota ataupun di desa, ha\ ini dapat dipahami
karena jcnis tenaga k.erja ini scperti supir Iebih mudah akscs pada sektor angkutan darat. Pada
angkutan air dan udara pcegaruh global pada urutan kcdua ditempati
oleh tenaga kerja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa penerima upah dan gaji di kota (I{)) masing-masing scbessr 0,12!0 dan 0,1683, haJ ini meauojuklranadanya i11jeksi pada angkul.an air dan udara sebesar J unit akan rneningkatkan pendapaian tenaga
kcrja tata usahe, penjualan clan jasa-jasa sepcrti pengawas tata usaha, pengawas jasa angkutaa sebcsar 0,1210
unit dan 0.1683 unit.
Y
52
menunjukkan
bahwa perubahan pada angkutan air dan udara akan mempengaruhi
tenaga kcrja pcrtanian, meskipun tidak langsung. Peningkatan output sektor anglrnrnn yang aka.a meningkalkan output scktor indusiri makanan, minumun,
air
dan
ternbakau, Dengan meningkatnya industri ini akun meningkat output sektor pertanian tanaman pangan yang sebagai input dari industri makanan, yang pada akhimya mcningkatkan
penerimaan
balas jasa tenaga kcrja pertanian. Pcningkatan
output
sektor udara mcningkatlcan output sektor resroran yang berdampak meningkamya output sektor industri makanan, minuman daa tembakau dan sektor tanamsc pangan
yang akhimyajuga akan meningkatkan balasjasa tcnaga kerja pertanian.
Tabcl 5.5 Pcngaruh Global Scktor Transportasl Terhadap lnstitusi lnstltu si
..
111 KT bunu h tam 19
20
-· ..
..... "
·-
RTpengu:._ahl!.P."' l<111i~n m1:~illki lahan 0,0·0,5 ha RT en1gusaha pertanla~ !"emlliki lahan
o.~:!•.o.~.~ ·- ..
_fl!~ gusaha .... . . 11ertanian memilikl . ... lahan > L.O ha ....22 RTbuk .. ... an pertantan got bawah df desa
24 ?.5 RT buk an pertaol;1n !l~I ~.di ~nt;i 26 RTbuk. an. a_ngkata11 kerja d;in golongan tldak l('.~as di lcota 27 RTbuk ~" pe1 t.a11ian gol alas di kota 28 Perusa haan
RT buruh tani
19
RT J)Engusaha pertanian memilik ilahan 0,0-0,5 ha RT pengusaha pertantan memillk I l~han 0,5· 1,0 '.'a RT pengusaha pertanian memiliki lahan > 1,0 ha . -· ·····--····RT b_ukan pertanian gol b•wah di desa ... ....
20
21 22 Z3 24 25 26 27 28
0.2579
...
- 0.0763 .
0.2384 0.4594.
Air (49) 0.0378 . 0.0695
·-
0.1)440
...
pertanlan.gol ates d.~ desa pertanian i:o.1_.bawah d ikota ... ····--.. <1ngl
Perusahaan
0.0546 0.1327
....
RT bukan angkatan kerja dan gol onpn tidak jetas di des~...
.RT bukan RT bukan RT bukan RT bukan
0.1579
'
·--
18
......
0.0554 -.;..
-i -·
.... ·--·-
-·"
------
-
..
RTbuk.a~_angkatan ke~a dan ~olongan tidak )_!la~.~i dcs;i Ribuk an pertanlan gol aus di desa ...
lnstitu9
0.0509 0.0943 . ......... 0.0586
·--···
21
23
l Darati~}·
0.0447 0.1091 -· 0.0385 O.lOU
0.1658 0.0577 0.1833 0.4178
Unlveraltas Indonesia
53
Lanjuta.11 18 ... 19 20
21 22 2:1 24 25 26 27 28
-··
·tnstitusi RT buruh tani --RJ pengusaha pertanian memiliki lahan 0,0-0,_5_~. ·-· RI pengusaha oertantan memiliki lahan 0,5-1,0 ha RT peng~saha,p_ei::tani~n '!'~~i~ki lahan > 1,0 ha _RT_bu_~n pertanian go! bawah di desa RT bukan anllkat1n kerja dan golongan tidak jelas di desa
Udara (SO) ·--0.0381 ............ 0.0663
- ... - --I--'
RT bukan. P.e.'"!an_ian_&P.l_a_tls~i desa ·-· RT_b!'kan pertanlan gol bawah di kota RT bukan ~!!_gk3t:>n ker!~don golongan tidak ielas di kota Ir!: bukan pertanlan gol atas di kot.a Peru$ahaa~ ......
Swnbtr·Lantp1ran. 3
Peningkatan
...
faktor produksi
institusi (rumah tangga dan perusahaan) kescluruhan peagaruh global
akan
0.0416 0.0906 ---···· 0.0289 0.0848 0.1573 0.0596 .. 0.1906 0.)817
meningkatkan
penerimaan
yang akan kita Ii hat pada tabel 5.5. Sccara
terbeser sektor trnnsportasi baik dara:t, air, dan udara
terbadap imrt.itu~i adalah pcrusahaan (28) dan 0.3817,
. . ·- --
... -··------
balas jasa
''
0.0408
masing-rnasing sebesar 0,4594 ; 0,41711
hal ini berk.aitan dengan pemilikan modal i;et)agian besar di millk:I olch
perusahaan, juga sesuai derq;(UJ peoingkatan balas jasa Iaktor produksl modal. Pcagansh global angkutan darat terhadap in~titu.,i setain p.tda perusahaanjuga pada rumah tangga, yaitu rwnah tangga bukan pertanian golongan hawah di kota (25) sebesar 0,2579; nunah tangga bukan penanian goloogan alas (21) sebesar 0,23R4; rumah tengga bukaa pertaniaa gokmgan bawah di desa (22) sebesar 0,1579;
taagga bukan pertllnian g0Jongan
alas di desa ('24) seoesar 0,1327.
rumah Hal mi
mengindikasikan adanya pcrubahan l mit scktor angkutan darat akan menyebabkan
perubahan penerimaen rumah tangga bukao pcrtanien golongan baweh di kola (2:5) sebesar 0,2:579 unit; rwnah tangga bukan pertanian golongan alas (27) sebesar 0,2384 unit; rumah tangga bukan pertanian golongan bawah di desa (22) scbesar 0, 1579 unit; rumah tangga bukau pertanian golongan alas di desa (24) sebesar 0,1327 unit Pada angkutan air dan udara pengaruh global selain pad.a perusahaen juga rumah tangga bukan pe.rtanian golongan atas di kola
(27) dengllo besar rnasi ns-
masing 0, 1833 daa 0, I 906, !Mrn k.emudian diikutl oleh ru.wah tangga bukan pertanian gokmgan bawah di kola (25) dengan besaran masing-masing
0,1658
mm 0.1573.
Sedangkan pengaruh global tcreedah sub scktor aagkutan air dan udara
ditempati
Univen;itas lndonftill
54
olch rumah \llllgga buruh tani (18) . Hal ioi meaunjukkan bahwa perubahaa angkutan air dan udara lebih berpengaruh pada rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota dan rumah tangga bukan pertanien golongan bawah di kota dibanding dengan rumah taagga
buruh tani, ha! ini dapat dimak I wu i karena dengan
pendidikan yang lehih tinggi yang dimiliki oleh kota
modal dan
rumah tangga bukan pertanian di
akan lebih mudah akses psda angkutan air dan udara sehingga
dapat
meningkaikan pcacrimasnnya.
5.2. Analisis l'ransmisi/Jalur Pengoruh Sdttctr Tnosporlasi Ke Penerimaan lnstitusi Rumah Tangg.a Analisis jaiur/SPA Analisis jalur pengaruh
dapat diidcntifikasi dengan menggunakan program Mats. didasarkao psda
dua terbesar pcngaruh global
pada
penerimaaa institusi rwnah tangga mcnurut sub sektor angkutan darat, air, dan udara,
Jalur pengaruh sektor transportasi terbadap blok institusi adalah pengaruh tidak Jang sung 5.2. l Jalur Peogarub Aogk
tangga bukan pertanian golongan aw di kota (27) mencmpati posisi kedua, Jalur pengaruh sub sektor angkntan darar pada rumah taagga pertanian bukan golongan bawah di kota mclalui scktor produksi industri pengilengan minyak dan bumi (42), sektor perdagangan (45) dan selaor jasa perseorangan, rumah uu1ggit dau jasa lainnya (56). Juga rnelalui pcrantara faktor produksi
tenaga kcrja produksi, operator alat
angkutan, manual dan buruh kasar penerima upah dan gaji di kota (6), tenaga kcrja produksi, operator alat angkutan, 1Jlllllll8! clan buruh kaser bulan penerima upah dan
ga,ji di kola (8), tenaga kcrja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa penerima upah dan gnji di kotn (10), tenaga kerja tata US3ha, penjualan dan jasa-jasa bukan penerima upah dan gaji di kota ( 12) dan Iaktor pruduk:;i ruodal { 17). (lihat lampinm7)
Jalur Pengaruh yang paling kuat adatah jalur yang mempunyai persemase Ti/Gi besar, yaitu jalur angkutan daral - tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar penerima uJ10h gaji di kota (6) - rumah tangga bukan pertanian go!ongan bawah (25) sebesar 26.0 perscn dan jalur angkutan dara; - tenaga Univenitas Indonesia
I
'
55
kcrja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar bukan penerima upah gaji di kota (8) - rumah tangga bukan pertanian golongan bawah (251 scbcsar 23,0 persen. ( dlihat tabel 5.6 dan diagram 5.t), Hal ini menunjulckau adanya kebijakan pemeriniah yang berkaitan dengan peaingkatan/penurunan sektor transportasi akan berdampak pada rumah tangga bukan pertanian golongsn bawah di kota melalui tcnaga kcrja produksi, operator alat angkutan dan buruh kasar baik penerima upah
maupun bukan penerima upah. Tabcl 5.6. Jalur Pcngaruh Angkulan Dara! Ke Rumah Tangga Golongan Bawah Dao Atas Di Kofa Path 48. 6, 25 48, 8, 25 48, 42,6, 25 48.56,10,25
48, 8, 27 48, 10, 27
Global Effect 0.258
Direct
Path
Total
Effect
Mult
Global 26.0
0.238
48, 17, 27 48, 56, 10, 27
%of
0.054
1.249
Effect 0.067
0.048 D.006 0.005
1.23 1.276
0.059 0.007
23.0 :1..11
1.354
0.007
2.8
0.025 0.007
1.262
0.032
13.4
0.006
1.333 1.38
0.01 0.009
4.1 3.6
0.008
1.373
0.011
4.4
Sumber : diol.ih deogan program Mats
Pada
diagram 5.2 Jalur
pengaruh
angkutan darar ynng kuer menUJU
penerimaan rumah tangga goloogan atas di kota melalui tenaga ketja produksi, operator ala! angkutan, manual clan burob kasar bukaa penerima upah dan giiji (8) sebesar 13,4 persen, melalui len-.t¬ ''1 kerja tala usaha, penjualan dmt jasa-jasa baik
secara Iangsung maupun melalui sektor jasa perseorangan, rumah tangga dan jasa lainnya masing-masiog sebesar 4,4 perseo dan 4,1 persea. Hal ini mengindi.kasikan adanya
kebijakaa
yang meningkatkan
dan menucunkan
angkutan
darat
lebih
berdau1pak pada iunrah taugga goluug= ates JIB:lalui teuaga ki;rja produksi, operator alat angkutan dan buruh kasar bulcan penenma upah (8).
Uniwraitas lndonacla
56
Inds. Pengilangan
mig•s (42) TK produksi penerlma upah kota i6)
Angkutan
RTbkn pertanlan
Derat (48) TKproduksi
bukan penerima upah kota (8)
gol.Bawah kota (25) G "0,258
perscorangan,
rtdanjasa lainnya (561
TK TU l)t'nerima
upah kota (10)
Diagram S. I. Jalur Pengaruh Angkutan Darat Kc RT Golongan l::fawah di Kota
TKproduksi
bkn penerima upah di kola (8) RTbkn
pertnnian gol, Atas di
Angkuton darat (48)
kota(27) 0"'6,238 Modal(I7}
Js perseoeaagan, RT (56)
Diagram 5.2. Jalur Pengaruh Angkutan Darat Kc RT Golongsn Atas Di Kota
5.2.2. Jalur Pcngaruh ADgkutan Air Disini akan digambarkan jalur pengaruh angkutan air pada institusi rumah tangga yang mempuayai
peagaruh
global dua terbesar, Pengaruh global terbesar
angkutan air pada institusi rumah tangga adalah rumah tangga hukan pertanian Universitas Indonesia
57
golongan alas di kora (21) dan pada urutan kedua adalah rumah tangga bukan pertanian golongan bawah di kola Tabcl 5. 7 menunjukkan jalur pengaruh angkutan air pada nuuah lllngga golongan atas dan baw'lll1 di kota,
Tabel 5.7. Jalur Pengaruh Angkutan Air Ke Rurnah Tangga Golongan Alas dan Bawah Di Kota Global Cffect
Path
49, 10, 27 49,17,27 49,45,12,27 49,42,17,27
0.183
49, 6, 25 49. 8, 25 49,10,25 49,42,6, 25
0.166
$om~r : di11lah dcni:ao
pi'O!l'lllll
Direct Effect 0.009 O.Oll 0.007 0.007
Mult 1.285 1.335 1.362 1.361
0.03 0.008 0.006 0.006
1.211 1.19 1.27.'.:i 1.241
Path
...
Total Effect
%ot Global
0.012 0.015 0.01 0.009
6.4 8.0 5.4 5.1
0.036 0.01 0.008 0.007
21.s 5.8
..
4.8 4.4
Matl
Pada tabel 5.7, diagram 5.3 daD 5.4 Jalur pengaruh angkutan air kc rumah tangga golongan atas dan bawah di kota dapat melalui faktor produksi (modal dan k.'Tiagtt k.crja) di ::icktor angkuten tersebut atau pun melalui faktor produksi Ji sektor
ekonorm lainnya. Jalur peugaruh angkul
Iii posisi k.edua melalui tetu1ga kerja tata usaha, penjualan, da.u jasa-jasa di kota (10) sebesar 6-4 pa-sen, melalui tenaga kerja tata usaha, penjualan, dan jasa-jasa bukan penerima upah di kola { 12) di sektor perdagangan {45) sebesar 5,4 persen dan melalul fuktor produks] modal (17) di sdctor indostri pengilangan minyak (42) sebesar 5,1 persen. Hal i.ni menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan angkutan air ke rurnah tangga golongan alas lebih berdampak melalui faktor produks.i modal di scktor
a11gkuta11 air itu sendiri, &:
2l.8 ix;=n.
Univenltas Indonesia
58
TK 1lJ bkn penerima upah
di kota (12)
Perdaganga11
(45)
Angkutan
Air(491
H TU penerima 1.-----1>1 upah di kota (10)
RTbukan
pertanian gol
·1.__at_a_s-di_'-_o_ta-127) G-=0,133
Modal(17J
lndustri pengilangan (42)
Diagram 5.3 Jalur Pengaruh Angkutan Air Kc RT Golongan Atas di Kota
lndustri Pengilallgao (42J
T.K produksi penerima Uf"'h
__
di kct3 (6)
TKproduksi hkll pen•rima upalo di keia (~) Aogkutan Air (49)
RT goloo;an bawahdi kota(25) G · 0.166
"-.....
TU peneriDIB upahdi kola (10)
Tl(
Diagram 5.4. Jalur l'engaruh Angkutsn Air Ke RT Golongan Bawah di Kola.
Universitas lndonasla
59
5.2.3. J11lur Peogarub ~gkutan udara. Rumah tangga golongan alas di kota adaleh penerima pcngnruh global terbesar dari angkutan udara terhadap insntusi rumab tangga. Jalur pengaruh tersebut melalui perantara sektor produksi indu.mi pengilangan minyak dan gas bumi (42), perdagangaa (45), restoran (46), jasa penwijang anglrutan dan pergudangan (52), bank
dan asuransi (53), dan scktor pemcrintahan dau pertahanan, pendidikan, kesehatan, film dan jasa sosial tainnya (5S). Scdangkan perantara faktor produksi melalui tenaga
kerja rmduksi, opemlor alat anglrutan, manual, dan butuh kasar penerima upah gaji di kota (6), tenaga kcrja produksi, operator alat angkutan, manual, dan buruh kasar bukan pcnerima upah gaji di kota (8), tenaga kerja !ala usaha, pcnjualan. dun jasa-jasa pcnerima upah gaji di kota (I 0), teaaga kerja
taia
usaha, penjualan, dan jesa-jasa
bukan pcneruua upah gaji di kote (12), tenaga kcrja kepemimpin, ketatalaksanean, nnliter, profesional, dan teknisi penerima upah gaji di kota {14), dan modal ( 17). (Ii.hat
Iampiran 9) Tehel 5.8. Jalur Pcngaruh Angkutan Udara Ke Rwuah Tangga Golongan Alas dan Bawab. di Kota
Path 50,10,27 50,14. 27 50, 17, 27 so, 45, 12, 27 S0,6,25
Global Effect
0.191
0157
50,10.2.5 50, 17, 25 50,40, 6,25 Sumbo.T · diolah dengan program Mats
Direct Effect
p,,tt. Mult
Tol31 Effect
aoas
0.027 0.01 0.011 0Jl04
1.315 1.246 1.368 1.395
0.012 0.016 0.006
0.024 0.018 0.008 0.002
1.241 1.305 1.358 1.588
0.00 0.02.4 0.011 0.003
%or Global
lS.4 62 8.2
3l 19.1 15.2 G.8
'·'
Banyak jalur peuga.mh itnglrutan udara ke 1wn.ah tangga bukan pertanian
golongan atas di kola yang paling kuat adalah jalur taagsuag melalui faktor pmduksi tenaga kerja tata usaha , penjualan, dan jasa-jasa scbesar 18.4 persen. Posisi kedua melalui faktor pmduksi modal sebesar 8,2 pcrscn. Posi~i kenga melalui faktor tenaga kerja. kepemimpinan, kctatalaksanaan, militer, professional, dan teknisi sebesar 6,2 pc.csi:n.(Lihat tabel 5.8 dan diagram 5.5) Hal ini m<:nWJjukan adanya kcbijalcan pada angkutan udara akan lebih bc:nlimtpak.
pada rumah tangga golongan aw.' melalui Unlvers;tas lndone6ia
60
falctor produski tenaga kerja
tata usaha, pe.njm1lan, dim jasa-jasa, kepemimpinan,
profesioual, teknisi dan fakror produksi modal. TI< TU bko penerima upa~ kora (121
Perdagangan (45)
rx ru penerlma upah kota (10)
·-·-·---
RTbkn
TK oemtmoln
eras kota (27)
Angkutan
1J1far.> (SO)
penerima
penanian gol G-0,191
upah ~ota (14) Modal (17)
Diagram 5.5 Julur Pcniiuruh Aliakutan Udara Ke RT Oolonvo Aills di Kota
luds. !Ca1es, alat Wlgkt11an &. brg dari logaO'I (40) TKproJ.._,.
penerima Angkut.un udan. (50)
upah di kola
(6)
RT
golongan b•wllh di
k<>I» (25) TK TIJ
penenrna upab di kola
0=0,1~7
(10)
Modal (17)
Diagram 5.6 Jalur Pengaruh Angkutan Udara Ke RT Golongan Bawah Di Kota Unlvarsltas Indonesia
61
Pengaruh global terbesar kedua angkutan udara tcrbadnp institusi rumah tangga adalah rumah taagga bukan pertanian golongan bawah di kota (25). Pengaruh yang kuat angkutan udara menuju rumah tan~ga bukan penanian golongan bawah di kota melalui tenaga keqa produksi, operator alat angkutan, mannal, dan buruh kasar
pencrima upah di kola (6) scbcsar 19,l pcrsen dan mclaloi tcnaga kerjn tata usaha, pcnjualan dan jasa-jasa penerima upllh di kota (I 0) sebesar 152 persen,
5~~- Analisi5
Jnnslasi Di Sckror- Tnmspur1iosi Terbicdap
Sektor Ekonomi
dan lnstitusi Pada sub bagian ini akan dijclaskan darnpak pengaruh peningkatan output dengan adanya investasi di sektor transportasi terhadap sektor ekonomi dan institusm. Asumsi yang digunakan dalam memperkirakan outpul adalah pertama hanya invesrasi
yang mcmpcngaruhi peningkatan output, sedangken Iaktor lainnya retap, Kedua peniugkatan output proporsional dcogau
invcstasi yang dilakukan, Scperti telah
dijelaskan di alas ada 4 simulasi yang dilakukan, yaitu simulas! 1 injeksi dilakukan
pada ketiga sub sektor bail. angkutan darat, air dan nrlarA dimana besamya injeksi , masmg-masing
scbesar 11,82 pcrsen;
2,43 % don S.49 %. Simulasi kedua injcksi
dilakukan hanya pada angkutan dbr.il sebesar 22,98 persea; simulasi 3 injeksi dilalmkan hanya pada angkulan air sebesar ll,14 persea; dan simulasi 4 injeksi dilakukan hanya pada angkutan udara scbesar 18,22 persen_
5.:tl AnalisisSilnul11$i Pengiirub. lnvestasi Terhadap .l<'aktor l'rod11ksi Pada sub bagian ini akan dijela.o;kan hasil simulasi perubaban terhadap falctor produksi
dengBll adanya io.vestasi. Pengaruh pc:ningk.atan output karcna adanya
investasi sektor nansportasi memberikan balas jasa terbesar pada fuktor produksi modal, 1etapi bila dilih3t dari seluruh penerimaan, tenaga kerja menerima penerimaan
lebi h besar dibauding faktor produksi bubn tcnaga kcrja (modal} dengan share diatas 50 persen, Hal ini menuniukkan bahwa pcningkatan output sektor transportasi lebih berdampak pada penerimaan tenaga kcrja.
Univecsitas Indonesia
61
40.00
l
30.00
:Modal
7C.OO 6() ()()
20.00 J(l 00
-
$o"1Ulasi l
!kettf:•nyal
S&mul•11
lda
i """""" 3 samCJf i>S& 4 i-r} l"""n•I
Galik 5.7 Share Dasupak lnvestasi Terhadap Fahor Produksi ( Pcrsen)
Pada tabcl 5.9 kita lihat gambaran basil simulasi l sampai simulasi 4 terbadap
faktor produksi. Berdasarkan hasil simulasi I $8111pai simulasi 4 dampak terbesar diterirna oleh Iaktor produksi modal masing-masing scbagai berikut : simulasi l scbesar I J,89 persen, simulasi 2 sebesar 14,64 persen, simulasi 3 sebesar 7,71 persen dan simulasi
4 sebcsar 9,76 persen . Hal ini
mcmburuhkan
biaya yang besar atau tinggi.
Tabel 5.9.
menunjukkan
invcstasi
Pengaruh lnvestasi Tcrhadsp l-aktor produksi, Menurut Urutan 5 hesar.
- ..
..
-
- --
... -·
Faktor Produksi
I'
Dampak%
'. M ndat ( I 7}__ -·-·
l'K tam usaha , penjualan,jasa-jasa penerima upah dan gaji di ~ kOT8 (10) .. ··-·· . -·TK produksi, operator a lat angkubn. manual dan bureh kasar . p~nefrnn upah dan 10ji Ji kota (6) . ·-. TK
Pertanian bukan pmcrima upah dan Gaji di desa (3L_
I TK produksi, operator alat angkutan. manual dan buruh kasar , bu~~.!1 p<:nerinia upah ta (8)
11.89 .
- -·· ---
i Simulnsi t
bahwa
..
_ ..
. ...
2.99
-
Z.82 l.52 1.42
Universitas lndonesla
63
. ·--. Faktor Prodnk~i
Modal 17
Simalasi 2
Oampak% 14.64
----·· ......
TK produksi. operator alat angk utan, manual dan bunih kasar pci1crima upah dau .ej i di lcoLa(6} -· . TK tata usaha. pcnjualan,ja.~a-jasa penerima upah dan gaji di
kota 10
·-·-······ gkutan, manual dan buruh lcasar ;i di komJ8) 1glmtan, manual dan buruh kasar i di desa '7)
-· ··-·· -
--------·-·-
3.92 3.45 2.41 ----2.03
----·-·-·-·--·--··--------~---Faktor l'mduksi
Oampak % 7.71
Modal {17)
Simula~i J
Larijutan
pencrima upal1 dan gaji di
TK tata u:ialla , penjoolan, j~·j=t koi;a_(!~)l-------------
1.59
TK produksi, operator ala! angkutan, manual W..1 huruh kasar penc_r,ima npab dan g8ji di kol:\ {6)
1.47
.!!~-..J~ertanian buk1111 penerima upah Ja.1 Gaji di desa_fl)
0.87
TK pruduksi, operator alat angkutan, manual <Wt buruh kasar hukan -ocrima unah dan o:oij di desa (~) . . . ..
0.69
.
-
..
.
Faktor Produksi "
Mod ~1{17!
..
-··-- Oampak% 9.76
TK1 ala usaha , peojualan,j3""-jasa pencrima upalt dan gAji di lcota (10) .. -· ..... Simulasi 4 oduks~ operator ah•t anglutan, manual dan buruh kasar TKpc dan gaji di _k~ta_(6), µ:.:=enma ~
'f'K.I:'~ian bukan pcnerima~~-" <Jaii di dcsa '3) TKTl r, l:'enjualan clan jasa-jasa bukan pcncrima upah dan gaji di ko la (12}
S11mber : Lampnn ~
--
-
-
3.07
1.77 .. 1.15
0.90
Pada simulai;i \ di mana injeksi dilalrukan di ketiga seklor transportasi llardl, air, clan udara, memhcrikan peniogkatan
pada balas jasa
tenaga kcrja tata usaha,
penjualDll dan jasa-juse pcncrsna upah dan gaji di kota (10), tcnaga kerja produksi, Unlversltag Indonesia
64
operator alat angkutan, manual dan buruh
kasar penerirna uoah dan gaji di kota (6)
dan bukan peuerima upah dan gaji di !..ota (8). serta lcnaga kerja pertanian bukan peneri ma upah dan gaji di desa (3).
Pada simulasi 2 dampak adanya investasi terhadap balas jasa tenaga kcrja dalam urutan 5 besar lebih banyak mt.-ni11g)tatkiu1 penerimaan tcnaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual, dan buruh kasar, ha! ini menunjukkan bahwa angkutan darat banyak menyernp tenaga kerja produksi, operator alat angkutan manual dan buruh kasar baik pcnerima upahlgaji {6)
maupun bukan penerima
upah/geji (8). yang didukung juga olch mcningkatnya jurnlah kendaraan baik rnobil penumpang, bus, truk maupun sepeda motor i;epltlljang tahun 2002 - 1006 dengan rata- rata pertumbuhan berkisar antara 10,0 persen sampail6,5 persen. Pada Simulasi 3 dan 4 mernberikan peningkatan balas jasa tenaga kerja tata
usaha, pcnjualan, dan jo.<m-ja<m penerima upah gaji di lr.01<1 (I 0) menernpati urutan kedua seteleh balas jasa modal, deng;m peningkaran masing-masing sebcser 1,59
pcri;cn dan 3,07 person. Settangkan Tenaga kcrja produksi. operator alst 8il1Ltutan. manual, dan buruh kc."'11" penerima upah d3Jl gaji di kota (6) dan tenagu k~a
pcrtanian bukun penerima upah dan gaji di desa (3) adalah faktor produksi yaug mencrima balus jasa pads urutan ketiga dan keempld, bal ini menunjukkan dengan adnnya
inve:siasi di sektcr angl--utan o.ir den udara aluu1 lebih mcningkalkan
penerimaan
t<:naga. kerja
tats ussha, penjualan, dan jasa-jasa dioomling tenaga kerja
produksi, operator alat angkutan. manual, dan buruh kasar penerima upan dan gaj i di kota (G) daa tenaga kc;rja pc:Nniao bukan penerirna uJ)Wl dan gaji di desa (3).
!'i.3.2. Ao.alisis Simub.5i Pmgarula IJlv~tasi Terbadap lnstitusi Dalem blok ncmca institu.si iui menjclaskan saling keterkaitan antara faktor produksi dan insiitusi, antara blok, institusi itu seodiri dan antara blok luar negeri dengan
institusl, yang rnenggambarkan somber penerimaan pada setiap institu.si
(rumah tangga, pcrusahaan ). Grafik 5.8 meouojukkan share peningkatan pcncrimaaa ilL~titusi dengan adanya invcstasi di sektor transportasi. Pada grafik terse but dapat kita
lihat secara total damp11k ad11nya invcstasi temadap penerimaan irutitusi oleh ruroah tangga dcngan share sntara
diterima
67 perscn sampai 71,4 persen dan oleh
peru.sahaan dcogan share antara 28,0 persetl - 33.0 pa-sen .
Universitas lndo-la
I
simurasi2 ltlarat}
'SiJn!JiasB l j~)
•l(J~-
I !IT pertanoo
lS.81
··~·~
/ft~
l~
:~
• llfltn
~" .i...
is.'•
IPtlbkn
Deftaq.an d1 desa
.a Uh
~~
•
_!!ibkn
Jl'fli•~ul lt(.)
pcrta.1ian dt ~Dia
.. ~
r D('OJ~Q
!
s9mulasi 4 [udara]
sim11lasi J (airt lilil)Of .......
• Rl pert.>ni>n
IS.<M
.;j.t· ~
'1~
•
-~ •
111~ pcrta ........
.......
~ ltTblti ..,.,., ..... di
~
lol.l
,,~
l RT bl.n
iie
......
.: Rl htn
perUno>od1 tcla
,-.~
~----·
·-·· ·~·---------' Grafik 5.8 Share Peningkaran Peoerimaan Institusi Dengan Adanya Invcstasi
T Ji Sektor Transportasi (Person)
Berdasarkan
hasil simulasi I sampai simulasi 4 penerimaan mmah tangga
tcrsebut disumbang oleh rumah tangga bukan pcrtanian di kota dcngan porsi berkisar
antara 32,0 perscn sampai 34,8 persen, rumab tangga bukan penanian di desa dengan porsi herkisar antara 17 .O persen sampai
:(J
,0 persen dan rumah tangga pertanian
dcngan share sekitar IS pcrscn. Rumah tangga bukan pertanian di kota maupun di Universitas lndones ia
66
desa dibedakan lagi aras rumah tangga golongan
bawah, rumah tangga bukan
angkatan kcrja dan rumoh tangga gulongan alas. Tabel 5.10. Peningkatan Penerimaan Rumah Tangga Dengan Adanya lnvcstasi Di Scktor Transponasi Menurut Urutan 4 besar
_______________
,._
------------------+•-•N••-••-
..
·--~ Oampak % 4.3132
4.3079 2.6280 2.2791
Oampak % 5.927 S.479 RT gol ba~a.!'. di. d~.~-.;;;a-=22'-'--------------+:c3·c:;6:c29'3.050
·-- ..... lnstitusl ~
I
i
~ Simulasi 3
'
..__
RT RS!~ atas di kota (27)
..
Oampak
% 2.4018
.~golbawah di kola (25)
2.1781 ... . ....
RTgolbawa hdi~~~J~)
1.4324
_._RT_,,gol atas. di desa (24)
1.3288
Unlvereltas lndoneela
67
Lanjutan
-----------·-· lnstitusi
r . ·-
...
-
Dampak %
I
i
I Simulasi 4
RT gol ~ta~_di kota (27)
I
RT gol bawahdikota(2_5.t--------------+~2.8663
!
RT gol
3 4741
_
bawahdi desa12_2_,_)
1
1-6.S.~L 15452
RT gol atas di dQsa (24)'-----------
~Su_m_oo_r_: ,-_.-m-p~iran~4~-··· -
Bcrdasarkan basil simulasi l dan 2 peningkaran pcncrimaao rumah langga
terbesar dengan adanya investasi adalah pcnerimaan rumah tangga golongan bawah di kola (25) mwing-lllllSing sebesar 4,3 I persen clan 5,93 persen (depat dilihat pada label 5.10). Sedangkao pada urutan kedua pcning,katan penenmaan
rumah tangga
diterima olch rumah t.angg11 golongan atas di kota (27) dengan besar masiag-masing 4,31 persen dan 5,43 pe111e11. Pada urut:nn ketiga dan kccmpat adalllh rumah tangga golongan bawab dan golonwm ates di desa (22 dan 24)
Penerima peningkatan
pcadapatan
terbesar dengan adanya invcstasi
berdasarkan simulasi J d111.1 4 adalah rumah tangga gokmgan atas di kota ( 27) dengan pcn.ingkataa
2.4 l persen pada simulasi 3
dao 3,47 pada simula.~ 4. Hal
ini
dimungkinkan karena angkutan air clan udara mcmbutuhkan modal yang bessr dan keahlian yiwg lc:liih t.in~i, yang lebih banyak dimili.k.i dan lebih mudah diakses oleh
rumah tangga golongan atas di kota, Peningkatan pcnerimaan rumah tangga golongan bawah di kota (25) sebcsar 2,18 persen pada simulasi 3 dan 2,87 persen pada simulasi 4. Scdaagkan peningkaian
penerimaan nnnah tangga urutan ketiga
dan keernpat
adalah rumah tangga golongan bawah di dcsa (22) dan rumah tangga golongan atas di
desa (24). 5-:l.J Anali.si.sSimulasi Pmi;arub Iov.:stui Tcrbadap Scktor Produksi Pada sub bagian .ini akan dibahas pcninglcatan sektor ek.onomi lainnya 1falam blok S\:k.lur produksi dengau aclanya invcstasi di scktor transportasi. rada si mulesi I dimana injcksi di.la.kukan pada ketiga sub sektor akan mcningkatkan sektor angkutan
darat (48) sebcsar 13,08 persen, angkulan udara (50) sebcsar 5,97 persen, industri makanan, minumao dan tembakau (3 7)
sebesar 4,34 perseu dau industri kertas,
Univenitas lp
68
percctakan, alat angkutan, dan barang dari logam (40) sebesar 3.72 persen.t dapat d ilihat pada tabel S .11)
Tabet 5.11. Pengaruh Dcngan Adanya Investasi di Sektor Transportasi Tcrhadap Sektor Produhi MenW'UI Urman 4 Besar ..
......
OcUllJ.lak %
Sektor Produksi .. ~~.~~.utanDara! (48) Angkutan udara (SO)
Sirnulesi 1
.....
13.0836
·-
lndustri mak,anan,!!)inuman nan tembakau (3 /}
5.9694 4.3388
··--···
3.7164
lndu:;lri Kertas, Percetakan, Alai ADgKllWl
·-····-·---~ 0<1rnpak
Selctor Produksi
.. -%
------------·--·""" Slmul;isi 2
24.6841 _ ...... -·---------~==.:.. 6.1244 Jasa Pers.eor~r:igan, Rumah tanga dan Jasa Lalnnya (56). Aru1kutan Oarat (~8)
5.SSOS
t'!.dustri makanan,mlnuman dan tembakau (37)
---------.
..
... ·-·
Seki.or Produksi
..... Simulasi3
,,,,,_
..
Oampak
..
..
.~!r
Angkutan (~!)). lndustri pengilaugan (421
% _,.,.,,;'
--
lndust'!..''!'.!..~"an,minuman dan tcmbakau (37) Perdaganean (45)
-----·
lndustri Kertas, Perceta, k.,,:·Aiai.Angk111an dau u..tan,g Dari Lol\Ml] 40 ···-··· lndustrimaka~n,"!inumaodan tembakau (37) ...
LWp.irao. 4
13erdasark.an
simul~i
2 teTlihat dampak
2.6591 2.3208
--
Oampak %
Angkutan udara (50 )
P<>rrfagang;m(4-5)
Sumbcr :
13.3993 ··-·2.717S ·- . """'
-
Sektor Produksi ·-····" .... Simulasi 4
4.8974
.
=------"""ln;;.;d;;,;;u~st'-ri-"pe!'$_il~!!gan (42)
19.0491 3.3011 3.3000 -· 2.8462
investasi :11::llli.11 l1::rlut
transportasi darat (48) , juga berdampak pada sektor jasa perscorangan, rumah tangga Universita5 Indonesia
dan jasa lainnya (56)
sebesar 6, 12 persen , ha1 ini dapat dimaklwni karena dalam
sektor tersebut termasuk jasa perbengkelan
yang
rnerupakan
pendukung
untuk
kelancaran dari scktor uansportasi. Kemudian juga berdampak pada sektor industri makanan, minuman dan tern bakau
tidak langsung,
pengaruh
dengan
sebesar
5.55 persen. hat ini lebih
meningkatnya
output
angkutan
dikarcnakan darat
maka
peuerimaan tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan bU111h kasar penerimah upah gaji di kota
akan meningkat yang berdarnpak pada peninglatan
pendapataa rumah tangga golongan bawah di kota (25). Adanya peningkatan pcndapataa rumah taagga
tersebut akan meningkatkan
akhrmya berdampak pada peningkatan pcnnimaan
akan
konsumsi makanan yang produk industri makanan,
miouman dan tembakau. Yang menempati posisi lceempatadalah industri pengilangan minyak dan gas bumi (42) scbcsar 4, 90 pcrscn, ha) ini di.karcnakan bahan bakar minyak sebagai salah satu produk industri pengilangan migas merupakan
input
salah sam
sektor transportasi dcngan dcmikian pcuingkatan sektor lransportasi akan
mcningkazkan output scktor industti pcngilangsn juga. Berdasarkan simulasi 3 dengan adanya investasi akan meningkatkan
sektor
transportasi air (49) sebesar n,40 persen. sekror pcngilangan migas (42) sebesar 2,72
pcrsen, sektor industri makanoa, minurwm, dnn tembnknu (37) sebesar 2,66 persen
clan perdagangan sebesar 2,32 persen, Hal inl menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan sektor angkutan air akan meningkatkan sektor-sektor perulukung sngketan air terutama liga sektor yang disebutkan di atas, Berda.'llllican ~ii
simulasi 4 dt.'Dgwt adanya investasi ailW .11.1e.ui111!,k
sektor transpoctasi udara. sebesar, yaitu I Y,05 persea, Pada urutan kedua deogan investasi di scktor percetakan,
aogkutan udara akan meningkatkan output sektor iuduslri kenas,
alat angkman
dan barang dari logam, hal ini menunjukkan
adanya
peningkatkan output angkutan udara akan meningkatkan permintaan produk sektor kertas, perceiakan, alat angleutan dan barang dari logam (40), hal dapat dimaklurni
karena
dalam sektor tersebut termasuk industri pesawat dan perbaikannya
yang
merupakan pendukung dari sc!ctor aagkutae udara, kcmudian adanya peningkatan output angkutao. udara juga akan mcninglcatkan pcrmintaaa sektor industri makanan, minuman, dan tcmbakau (37) clan perdagangan (45) .
Univerettaa Indonesia
70
.5.4.
Analisis Kebijakil• Penumnan Snbsidi Bahan Bakar Mi11yak Terhadap renerimaan h1sti•u~i Rumah Tangga f'ada suh bagian ini akan dilakukan penelitian pcnurunan subsidi bahan bakar
rninyak terhadap
penerimaan
rumah tangga. Penelitian yang dilakukan
adalah
simulasi penurunan subsidi riil (tahun dasar 2005) bahan bakar minyak rahun )()1)6 sampai tahun 2008 yang mcnyebabkan penurunan output sektor transportasi scbegai koosumen bahan hakar minyak terhadap penerimaan rumah tangga. Sctiap penurunan subsidi pada sekior iruluslri pengilangan minyak dan gas bumi sebesar I persen ale.an menurunkan output sektor angkutan darat sebcsar 0, 119 persen, angkutan air scbcsar 0,04f. pcrsen, dan angkutan udaru scbcsar 0,016 persen. Simulasi penurunan rii]
bahan bakar minyak pada
subsidi
tahun 2006 sebesar • 44,23 pcrsen, tahun 2007
sebesar -35,21 persen dan tahun 2008 sebesar -37,29 persen, Pcnurunan s~di riil BUM yang menyebabkan penurunan output sektor transportasi
pada tahun 2006 sampai 2008 memberikan dampak penurunaan
penerimean rumah tangga pada semua golongan n.onuh tanl!ga (tabel 5.12.). Dampak l)t'ln11r1m1111 p:nerimaan rwuah tangga roengkon.1wn.1i jasa transporta.~i
bisa disebabkan karena biaya tinge,i dalam
dan biaya tinggi pada barang den j1111a yang
menggunakan jasa transpenasi, scmakin sulit sarana dan prasarana jasa transportasi maka harga barang akan semakin tinggl. Tabel 5.12. Simulasi Oampak Penurunan Subsidi Riil BBM Terbadap Pencrirnaan Institusi Rwnah Tangga
-·--
lnstltusi 18
RT buruh
tani
19 20
RT. pengusaha pertanian m~m
....... i! 2006
.....
RT pengusaha pertanian memHiki lahan U,5· l,~ha
21 . '!T pengusaha pertdllidn memilik i lahan > 1,~ i,., 22 RT bukan pertaniun gol bawah
! -0.650
i
!'
-0.955 -0.499
\ -0.410 l' -1.360 i -0.420 • -0.906 : -1.738
: -o.sri
!
-1.553
...
2007 -0.517 -0.760 -0.397 -0.326
-1.083 --0.335 -0.721 . ..
-1.383 -0.407 -1.236
2008 -0.';"8 -0.805 .,..,. -
-0.421 -0.346 -1.146 -0.354 -0.763 -1.465 -0.431
-1.309
Univetsitas lndonesla
71
Rwnah tangea bukan pertanien golongan bawah di kota (25), 111111ah tangga bukan pertanian golongan atas di kola ('27) dan rumah t1mzga hnkan penanian golongan bawah di desa (22) mendapat dampak yang lcbih bcsar dari golongan rumoh
tangga buruh tani (18), rumah tangga pengusaha pertanian
(19 - 21) dan rumah
tangga bukan angkatan kerja baik di desa maupun di kola pada semua tahun. Hal ini dapat mcngindikasikaa
pcnunman sebsidi bahan bakar minyak yang bcrdampak pada
penunman
output sektor transportasi
lebih berdampak
pada rurnah tangga bukan
pertanfan
di pcrkotaan bail. golongan bawah maupun golonean atas clan rumah
tangga golongan bawah baik di dcsa, ha! ini bisa dipahami karena rumah tungga yang banyak mcngkonsumsi jasa transportasi adalah golongan rumah taogga bawah dan aktivitas ekonomi lebih hanyak di perkotaan. Deegan menggunakan demikian
odanya
penurunan
tabung:mnya
dilihat
pcncrimaan
agar dapar memenuhi
dari rasio tabungan
tersebut
rumah
kebutuhan
masing-masing
tangga
hidupnya.
golongan
akaa Namuu
rumah tangga
(la.mpirao 6 ), ketiga rumah tangga yang mendapat dampak lcbih besar dari penurunan subsdi riil BBM masib
dcngan tabungan
dala.m mememlhi kebutuhan hldupnya dibanding dengan rumab tangga buruh tani
(18) dan rumah tangga bukan angkatan kcrja di desa (23 )_ Hal ini
iUWt
rendah, sehingga kedua golongaa rumah tangga tersebut mendapat beban yang lebih berat dalam memenuhi kcbutuhan bidupnya dengan adanya pc.nunman subsidi riil sclama tabun 2006 sampai
tahun 2008.
Bila pemerintah
akan mengeluarkan
kompensasi dari penurunan subsidi scbaiknya diperiiatikan berdasarkan yang tcrkena dampak besar dibcrikan pada goloogon rwnah tangga bukan pertanian golongan bawah di kota dan di desa, sedangkan berdasarkan pada rasio tabuogao diberikan pada golongan rumah tangga buruh tani dan hukan angkutan kerja di desa agar dapat memenuhi kebutuhan bidupnya.
Univel'llitas Indonesia
' ' z:ss
BABVI. KESIMPUl.AN DAIS SARAN
6.1 KC$impulan
Sesuai dengan tujuan dalam bab I untuk mengetahui bagaimana pengaruh rransportasi terhadap scktor produksi, Iaktor produlcsi dan institusi, dan untuk mcngidennfikasi transrnisi atau jalur pengarul,
sektor transportasi terhadap
penerimaan rurnah taagga, unmk mengeeahui pengaruh investasi di sektor transponasi tcrhadap sektor ekonomi dan institusi, serta untuk mengetahui bagaimana pcngaruh penurunan subsdi bahan bakar minyak krhadap
pcnerimaan rumah tangga,
berdasarkan uraian-uraian dalam hab sebclumnya maka dapat disimpulkan : I. Sektor transportasi mempunyai pengaruh
terhadap sektor produksi, faktor
produksi dan instnusi. Pengaruh terbadap sektor prnduksi tcrutama pada sektorsektor pendukung, scpcrti jasa perseorangan rumah tangga dan jasa lainnya, industri pcngilangan. Pengaruh terhadap Iaktor produksi pada modal, tenaga kerja
produksi, alat operator, manual dan buruh kasar, tenaga kcrja tata usahit, penjualan dan jasa-jasa. Pengaruh ternadap instnusi
tcrutama pada perusahaan,
rumah
tangga bukan pertanian di golongan bawah dan atas di kota,
2. JaJur pengaruh yang kuat dari anglcutan darat terhadap pcncnmaan rumah tangga
bukan pcrtanian golongan bawah di kota melalui tenaga kerja prodeksi. operator angkutan, manual, dan buruh kasar t>aik pcncrima up:ih gaji maupun
hukan
pcncrima upah gaji di kola, masing-masing sebesar 26,0 persen dan 23 pcrscn. Sedangkan jalur yang kuat dari anglruran darat menuju penerimaan rumah tangga
golongan atas di kota mclalui tenaga kerja produksi, operator angkutan, manual,
dan buruh kasar bukan penerima upah dan gaji sebesar 13,4 person, 3. Ja1ur pcngaruh yang kuat angkutan air terhadap peoeriruaan rumah tangga bukan pertaman golongan atas di kota melalui faktor produksi modal dan tenaga kerja tatn usaha, penjual:u> dan jesa-jasa penerirna upah dan gaji di kota, masing-masiag sebesar 8,0 persen dan 6,4 ptlrscn. Scd1111gk
air terhadap penerimaan rumah tangga golongan bawah di kola melalui tcnaga kcrja produksi, operator angkutan. manual, dan buruh kasar penerima upah dan gaji sebesar 21,8 persen.
72
UniveraHas Indonesia
73 4. Jalur pcngaruh
yang kuar angkutan udara tcrhadap penerimaan
rumah tangga
bukan pertanian golongan atas melalui tenaga kerja uua usaha, pcnjualan dan jasa-
jasa dan faktor prodnksi modal, masing-masing sebcsar 18,3 persen dan 8.2 pcrscn. Sedangkan jalur pengaruh yang kual angkuten udara ke rumah langga golongan bawah di kota melalui tenaga k.erja produksi, operator aoglmtan., manual dan huruh kasar penerima upah dan gaji dan melalui tcnaga kcrja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa,
masing-masng sebesar
19,1
persen dan 15,2
persen, 5.
Adanya invcsta.~i
di sektor angkutan darar akan meningkatkan
pendapatan
perusahaan dan rumah iangga golongrui bawah di kota mclalui Iaktor produk3i tenaga keija produksi, operator alat angkutan, manual, dao buruh kasar baik penerima upah goji maupun bukan penerima
upah gaji di kota, Sedangkan
pcu!!11Jt111 terhadap blok sektor produksi sclain peningkatan pada angkutan darat itu sendiri juga ukan meningkatkan sektor iasa perseorangen, rumah tangga dan jasa lainnya, sektor industri pengilangim minyak dan gas bwni scbegai pmdukuog anskutan darat.
6. J'engaruh angkutaJI udara dengan adanya investasl pada pendapatan
i.asiitusi
rumsh tansga. terutama rumah tangga bukan ;icrtaniaa golongan alas di kota mclalui faktor produksi tenaga kerja tata usaha, peajualan dan [asa-jasa, faktor
produksi modal, tenaga k.crja kepenumpiaan • .ketat.alakr.anaan, mititcr, profesional, dun teknisi. Pcngaruh angkutan udara pada sektoe produksi lai1mya temtama pada sektor lrerta.s, pcrcetakan, alat angkutan, dan barang modal lainnya, induqtri
makanan., minwnan dan ternbakau serta sektor pcmagangan. 7. Dcngan adanya investasi di selrtor angkutan
air akan mempengaruhi sektor
angkutan air itu ~niliri, scktor peegilangan, i.ndustri makanan, minuman, daa tembakau, dan perdagangan. Sedangkun pengaruh tcrhadap institusi rum.ah tangga adalah rurnah tangga buk.an pertanian golongan aw di kota roelalui Iaktor produksi modal dan 8.
lt-'Jl
kerja tata usaha, pejualan, dan jasa-jasa.
Penurunan subsidi riil bahan bukar minyak yang mcmpcngaruhi penurunan output sektor traasponasi
akan lebih berdampak pada penuronan
penerimaan rumah
tangga bukan pertanian golongan bawah di kola, rumah tangga hukan pcnanian gnlongan atas di kola dan rumah tangga bukan pertanian golongan bawah di de:;a_ Nlllllun demikian bila di lihat dari rasio tabungannya rumah tangga y:mg mcndapat
Unive111itts lndolle$la
74 bebun lebih berat adalah rumah tanggs buruh tani dan rumah tangga bulcan
1111gkatan kerja di dcsa
6.2 Saran Berdasarkan basil penelitiaa di atas maka disarankan : I. Berdasarkan rransmisi clan dampalc pengganda sektor transportasi lcbih mcngarah
paJa peningkatan pcnerimoan tenngo k.erja di sektor tersebut, yaitu tensga kcrja produksi. operator alar aogkutan, manual, dan buruh kasar dan tenaga kcrja tata usaha, pcnjualan, dan jasa-jasa,
Oleh karena itu perlu diperhatikan investasi
sektor transportasi. 2. Bila pemerintah ingin mcnlngkatkan peucrimaan rurnah tangga golongan bawsh maka perlu diperhatikan
investasi di sekror angkutan darat. Sedangkan melaloi
investasi pada sektor anglmtan laut dan udara, akan mcningkatkan pcrd .. gimgan
dan sektor industri makanan, mlnuman, dan tembakau yang pada akhirnya juga
akan meningkatkan penerimasn tenaga lc.erja pertanian, 3. Karena kebijakan subsidi bahan bakar minyak barus dilakukan maka bila pemerimah membcrikan kompcnsasi sclxliknya diperhatikan golongan rumah tanggn bukan ·pcrlanian golongan bawah di kota dan di desa,
golongan nn:o.nb
tangga buruh tani dan rumah tangga bukan aagkatan k.crjit di desa (scpcni
pcnsiunan, golongan penerimapendapatan) 4.
Dalam
pcoclitian ini memi!ilci lcelerbatasan, yailu banya melihat pcngarnh
investasi yang bcrasal dari J)<.-mcrintah
pusat dan tidak bisa menunjukknn
golongan rumah tangga mana yang meadapa; kompensasi lebih besar, oleh karena itu pcneliti menyaranlcan untuk
dilalukan penel.itfan lebih lanjul pengaruh
investasi yang mclibatkan pihak :swa:1ta dan golongan rumah tangga mana yang seharusnya mendapat kompeasasi y1111g lebih besar karena pengaruh penguraagan subsidi BRM.
UniveisitaE; lndonosi;i
OAFT AR REFERENSI
Abdurahman. (Juni 2000). Dampak Kontraksi Sektor Konsuuksi Sclwmt Masa Krisis Ekonomi Tcehadap Kesejahteraan Dan Kctcnagakerjaan: Aplikasi Structural Path Analisis Psda SAM Indonesia Kajian Ekonomi Dan Keuan!flln Tahun IV No. 2.
Anonim. (1986). Inugrated Analysis: ofRegiont1I systems. I .ondon Paper in Regional Science. I .ondon : Pion Limited Arsyad, Lincolin. (19'13).
Ekonomi Pembangunan. Jakana:
Penerbit Gunadarma
Arumwati, Wiwiek. (2006). Neraca Produ!cri, Ballan Ajar s·rts Asjari, M Saed, (2006). Analisa l'engaruh Jasa Perbankan Terhodap
Perekonomian J'rovimi DK/ Jakarta Dengan Pendekatan SNSE,Tesis Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, FEUI Anonim. (2008). Infrastruktu.r Transport..si Indonesia Pcringkot 9 l. Ansara
News (http/www/antara). Az.is, Iwan J. (2000). Simulating Economy-Wid~ Models To Capture The
1ran~itiun From Financial Cri~is To SnciuJ Crisis. The Annal of RegionalScience.34:1j/-278 Badan Pusat Statistik, (2000). l'ubliA:asi Sistem Nerl/l)ll Sosial Ekrmomi lndum:siu. Jakarta : Badan Pusai Statistik
Uad.an Pusat Statisnk. (2005). Draft f'ublika.vi Sistem Neraca Sosial /iwn11mi lndonesia Jakarta : Badan Pusat Stansnk Baum Pusat Statistik. (2007). Publikas! Pendapatan Nasional Jakarta : Badan Pusat Statisfik
Bsdan Pusat Statisuk. (2005). Publikasi Input Output Indonesia. Jakarta : B~d"n Pusat Statistik Barro, Robert I. (1998). "Determinants of Economic Growth: Across Counuy F:mperical SJ11dy" The MIT Press Cambridge Bappenas. (2004). l'elaksana Perkembangan Jasa-Jasa Dan Posisi Indonesia dolam Perundingan UAT Jakarta : Direktorut Neraca Pcmbayaran dan
Kerjasama Ekonomi lntcrnasional
Bappenas.(hllp/www.b.appenas.go.id)
DefoWTiy, Jacques And Erik, Tnorbecke. (1984). Structwal Path Analysis
And Multiplier Decomposiuon Within/\ SociaJ Accounting Matrix 75
Unl¥el'Sltas Indonesia
76
Framework. Royal Economic Sociery : Economic Journal Volume 94 Departemen Perhubungan, (2006). Publikasi Ssaiistik. Pl'rhuhungan. Jakarta :
Depatcmen Perhubungan Departemen Pcrhubungan. (2004). Laporan Tahunan. Jakarta: Departcmen PetbubU11gan. Dcpanemen Perhubungan. (2005). Laporan Tahunan. Jakarta: Departemen Perhuhungan, Departemcn Perhubungan. (2006.} Laporan Tahunan. Jakarta: Departcmen Pcrnubungan. Depatcmen Perhubungan. Jan 2008. Bahon Preseniasi Mensen f'erhubungan (httpllwv.w/Dephub.go.id) Dcpartcmen Kcuangan. (200&). Data Subsidi. Direktora t Kebijakan Fiskal. Jakarta : Departemen Keuangan. Departemen Energi Dan Sumbcr Daya Mineral (ESUM). (2005 - 2008). Indonesian Crude Oil Price ( Httpiwww.lESDM.go.id)
Deparrcmen ESDM. (2007). S1arfa1ik. Energi. Jakarta : Dcpartemen ESDM Dwiastuti, Inne. (2003). Pengaruh l'engurangan Substd: JJBM 7 'erhadap Sekior
Transportasi, Jakarta : Penerbit LIP! }lartono, l.)joni dan Budy, P Rcsosudarmo. (19'}8). Eksisteasi M3triks Pengganda Dan Dekomposisi Malriks Pengganda Pyatt Dan Round Dari Sistem Neraca
Sosial Ekonomi. Jakarta : Ekonomi dan Keuangan Indonesia. No. 4 Volume XLVI llilsau, M. (2005). Kaiian Dampak Kc:naikan Harga BBM 2005 Terhadap Kemiskinan, Workong Paper No. JO. Jakarla: Pencrbit LPEM lJ! lrfan, Ahmad. (2003). Perang Tarif Aoglrulan Udara Merugikan Usaha Transportasi
Laut dan Darat di Indonesia. Jumal Manajemen transportasi. Volume W No.2 Kamaluddin, R. (2-003). T!konomi Tranportasi: Karakteristik: Teori Dan Kebijakan. Jakarta; Penerbit Ghalia Indonesia Kuncoro, Mudraiad, (2000). Ekonomi l'emhangwtan Teort. Masalah Dan Kebijaka«
Penerbir lJJ>PAMPYKPN.
Lieb, Robert C. (1985). Transportation: 3rd Ed Reston Virginia.
Prenti~Hall Company.
Universitas Indonesia
77
I .ocklin, D Philip. (I 966). Economics of Transportation. 6th Ed. Illinois. Richard D Irwin, Inc. Morlok, EK. ( l 991 ). Pengan:ar leknilc dan Perencanaan Transportasi;Cetakan Ketiga, Jakarta : Pencrbit Erlangga Na:zara, Suahasil. ( 1997). Analisis Input Oulput. Jakarta : Penerbit ¥Ell. Prayitno, Hedi dan Badi, Santosa, ( 1996}. Eh>nantl Pembungunan. Jakarta :
Penerbit Yudisthira Rarri, A }U Pradaning. (2004). A nalisa Penurunan Subsidi Bahan Bakar Minyak Terhadap Perekonomian di Provinsi Jakarta Mengg,unakan SNSE. Tcsis Magister llmu Ekoaorni, t+:lll Rochma., Malia. ( maret 2008)." Prospek Sektor Transportasi Di Indonesia", Economic review Na. ] I I. Round, Jeffery. (2001). Social Accounting Matrices And SAM-base Multiplier
.4nalysis. United Kingdom: Uni~ty Warwick. Salim, Abbas. (1993).
Manajemen Transponasi, Cctakan Pertama, Jakarta
Pcnerba PT. Raja Graf ndo Pcrsada, Sampson, Ray J and Martin, T Farris, Do11testic Transportation, Practice, 'lheory and Policy.
Hougton Mifflin Company.
Tambunan, Tulus Tl-l, (2001). Perekonomian Indonesia. Teori Dan 1'e11111an Empiris. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia Tambunan, Tulus TH. (2001 ). Perekonomian Indonesia. Beberapa bal Penting. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia
Todaro, Micha<:! P. (1987). I'embangimtm EAonomt Di Dunta Keiiga, Edisi Ketiga, .l akarta : Penerhit F.rlangga
Unrversdas Indonesia
-··
'
II
--· - -· ---"""' --·----
~!."mf.._.... c.,
J
po... ........_ .. ""
-·.
l 1.,...,. •
~~
-·-·· ..... .-...
11.efm• .......
-
--
)
•s
·-
...,.......... I'---'"""" ........, ....... _ ... Goo Taolllft
~
1
_ __1
- ~--·
•r
• • " " " ..",,
,_
""" ~
....... Go;
____ ~-----,...
r111'fMll!!\.plllC~
ll.Alilw. &M'!Ptl'k'l-.uU1SA dam 0.
,...,_"'I' """""'
...
~
j
-
.........
_.,~l/Dtae:-~k&
---- .... " --~-~«IA-' ...a. .... asm at ·UD aa ........... 1/:t:lllllilltlil
..,,
- ___----r ........____u. . - ·-l'tJ-RJ~~·· _. . - ---"'""'
-··........ .,... .......~ ...
~~--.~ll:lno:
.....
--•IU•
9$1..
-.. .............................. ,.. ...,
"""'""
~~
...._.........,.,.,,_.,.,.,,
~bO.ln
....__ ........,_...,,.
..... . ,.,...'-''"
,.....,
-....,..._,
~Mlo
••••¢ _,,..,..~
~--..."--~ htd~~,,._
-- --
....... ~ .......
s.i.,.~.iw..,...._,......-~---
....... ~-ll!lllwltGlilllll)'JI
-· ..
... ---··
-.,io-~.c
---~
-··
..... -~"""'°'-~
-----. -~ =-~-~~·~ ?.P.Tid.»~
" '-
J1.1rnf.il1
··-
" ,.
"
"
" " "" "
"
.. .." " "...,
. ..,.___E
•., .. ....!
•.. "s <
M'=:aaC..-.,._,._
Po.W-~.-..... .....
"
e
.__ GmO!Ns ._
r...-w- ....
"
" •..
I 0 ::;::s-..Cllfll"
_
"
.,
.....-J .... .,... ... 0..1 .. tics-
·~·-~ --.......
,," ,, 1)
.IMS..UolrqoJ
" " ' ".. ~ w
wnbang,
minyak dan gas bumi. proses pemuatan barang, konstruksi,
perawat'lll dan perbaikan lx:ibagai jenis jalan, bangunan, mcsio dan lain-lain, mengemudi alat an¢.cutan, mengeriakan baaan-bahan scrta rnelaksanakan tugas yang terutama menggunakan tcnaga [asmani, Tenaga kerja tata usaha, penjualan, dan jasa-jasa, tenaga kcrja tata usaha rneliputi
pengawas tata usaha, pejabill pelaksana pemenntah, mcngawasi pelaksanaan jasa angkutan dan komunikasi, rnenyusun dan mcmclihara pencataran bailc lisan atau tertulis (steno, mesin tik), melayani mesin lc11J1tor, peralatan telepon, dan
scbagainya.
Tcrmasuk
menyelenggarakan
angkutan
darat
bagi
penumpang, peadistribusian barang kiriman, dan tugas Jain yang sejenis. Tenaga l::erja penjualan, mereka yang bekerja dan berbubungan langsung dengan pembelian dan penjualan segala jenis barang dan jasa baik usaha perdagangan besar maupun eeeraa atas nama scndiri atau mengelola atas narna pihak lain. Tenaga usaha jasa meliputi tugas memimpin, mengorganisasikan, mengawasi Ihm mclakukan usaha jasa penginapan, catering, kerumahtanggsan, perorangan, perlindungan serta useha jasa. Tenaga kerja kepemimpioan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi mcliputi pejab.at legislatif dan tenaga mMajcmen, manajcr ( utama, produksi, keeuati produksi pcrtanian, pcmasaran, keuangan, adminisnusi, personalia, litbaog) dan direktur. Sedangkan profcsional dan tekn.isi adalah mereka yang bekerja dengan mcnerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan berbagai persoalan teknologi, sosial, ekonomi, industri serta melakukan fungsi keahlian, teknis, kesenian tennasuk olahraga.
Lampiran 2. Pengertian Rumah Tangga Dan Tenaga Kcrja Pada Klasiflkasi SNSE l
tangga buruh tani, yairu rumah tangga dengan kepala rumah tangga atau
pcncrima pendapatan terbesamya bekerja sebagai buruh tani, Rwnah tangga pengusah pertanian, yauu rumah tangga dengan kcpala rurnah taugga
atau pencrima pcndapatan terbesar dari basil mengusahakan pertanian, yang di.klasilikasika.natas mereka yang mcmilild lahan kurang dari 0,5 ha; 0,50 I - I
ha da.n leblh dari I ha. Rumah tangga golongan reodah adalah rumah tangga bukan pertanian dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar hekerja sebagai pengusaha bebas golongan rendah, tata usaha golongau rendah pckcrja bebas seperti supir. kondcktur.
pckcrja bebas sektor jasa perseorangan. pekerja kasar,
Golongan rumah tangga ini dirinci
menjadi yany bertempat linggal di desa
dan di kota. Rumah tangga bukan angkatan kcrja adalah golongan rumah tangga dcngan kepala rumah tangga yang sudah tidak bekerjn lagi (pcnerima pension) atau pendaparan terbesar herasal dari transfer. Golongan rumah taugga ini diriuei mcnjadi yang bertempat tinggal di desa dan di kota. Rumah tmgga golongan alas adalah golongan rumah tabgg
terbesar bekerja scbllgiri
pengusaha bebas golongan ams. manajer, protesional (sepeni akuntan, dokter), militcr gwu/dosen/guru besar, pckcrja tats usaha dan pcnjualan golongan alas. Goloegan rumah tangga ini dirinci
menjadi yang bertempat tinggal di desa
dandikota. Tenaga kcija pertanian adalah tcnaga kcrjn dalam usaha pertaman, temwsuk perkebunan, pcrikanan, kebmanan dan perburuan, Tenaga kerja produksi, operator alal angkutan . manual (boruh kasar), tenaga kerja dalam golongsn ini melaksanakan k.cgi11tan pcnggelian dam pengolaaan bahan
ii
2' 3
•
5
' •
7
H
JO l1 12 l3 H
15 lb 17 18 19 2o:)
Zl 2l 23 24 25
ZG 27 28 .3()
.~1 32
" 34
35 36 37 38 39 40 41
1 L°'87 001211 01614 0.0160
2
oosn
o.~so
1.0l'" 0.1'56 0 017} 00367
0.0005
o.~6
0.0312 00273 00274 0.1"'13 011459 O.o817 0.0~26 0.0604 00013
0.032• 00286
oooao
oois'.i 0.1""14
00479 00853 O.OlSl
oooro 00035 00086
0 7Q:.0
onso-t
D.J1.7JI
0 14'18 007l8
0.4&18 01842 0.1864 01."69
01749 0.!167 0.2859 O.BSB O.ll1!l 0.1525 0.0591 0.2127 0.3950 0.2097 00576 O.OY.>s O.OOS2 00630 0.0417 0.00~9
UUb15
01265 004,3
OCMI 0.0419 00030
00120 01!60 00156 10359
00106 01374 00137
OG588
001m 00078 04•~ 0.Jl2S
0 5149 I.)
JlQt
0.0560 02004 0.3814 01898 0.0531 O.OS5';
OOUJO
04811'
0.4033
0.0817 (l.Ul22 0.2157
()~
tJ.U/6~
0.0114 02098 0.111d O.OSOJ D-0495'
O!MlQI
00190
0.01~7 0.27SJ
0.1318 0.0076 0.1030 OOll.3 O.ll216 0.0574 0.0162 0.1011 0.09SJ 0.1846
53 54 55 56
OOU7 0 ·~76 1.0156 0.0341 00188 0030<1 o.02a. 00168 01375 0.0449 0 0799 00219
0.4J.90
46
S2
0.(14~4
004ru 0.0028 04327 00770 0.0116 0.211• 02109 0.0515
OWll
51
o 0.1-1'1
00602
014415
01181
0.0Sl8
o.:um
03007 0119lo t:·.l'Vl7&;
0 IJl6.t
ll0191 0.0492 D.0158 0.094? 0.1001. O~U91 01115
7.2609
7.4789
0.1)027
00023
0.0110 0 1"41 0.0141 0.03"4 llle09 001()t
O.Ql79
Cl.0266
00286 01473 00471 0.0841 0.0232 0 Ol>2ti 00034 00083
002n 01433 0.0455 00811
O.O:Q'l7
0.0589 0.0032
COS41
o~n oosn
05374 OO'J!JG
05167
OJ0.07!>4 0 lltiG3 08314
OB~
o-• 0.2197 046()6 0.1418 0.0554 0.1980
(1410)
0 ]989
e.osee 0.0608 00053 0.066! Q.O.S!
c 0031
04!5< 0.0902 0.01'.M;
on~o
0.110 7.4310
U.ISOl
0 20<4 02714 0.3942 01837 00$41
00579 0.0047 :i~~
00435 11.CJ0.?9 0.4103 00775 00112 0.2431
oans
0.175<) O.O!::ill 00!>43 00049 0.0571> 00409 00017 03819
o.ons 0.0113 02lOll
0.1102
0.:1178
00527 0.0533 0.0203 0 2702 0.1603
0~~8 0.0504 00188 o.~31 0.145~ 0.0030 0.0916 0.0218 00234
Q.0074
009S2 00131 00263 O.INl1
OOS<M;
00169
00159
0.1039 Olll45 0.1749 011~? 72055
U.1Vl4
00905 01591'! (10995 68788
0 07'/U
0 !.10)
00425 Q.1189 07.t24 011!!55 0.5192 0.329S 01707 00518
00530 0 fo()3J 01457 U0565 02017 0.3365 0 l/4U 00521 00552
O.SIZ2
0.265Ci
10261 n 13~7 0.0431
0.1150
04340
0044,l
0.0327
00766 0 CJ,11:) 00252
0 O>ll.'I 0119~ 00634 O.Of\47
0.0031 0 0079
01126
0.1057 7,1465
OMU
01566 o..:l596
9 00427 00107 01316 00138
00199 0 054ll 00030 DOOM 049& O.OR79 31118 ·)0642 I) OSY!I
nnn13
0.1~17
0.1004 69684
O.D156
0 l&Jl
:>O~s
0003C
01950 0.1586 0 0616 D.221A
0.1391)
o.~
oooso
042~ 00759 C.0198
011~1.
0.1793
0.0073 01003 00209 0.0216
00216
o.H30
O.Oll95 01328 02904
0.09'"6
a 1~1'5.
0.0$00
(I
U637
0.2614
00322 0.0751 10290 008U 0.0257
8 00420 001\b Ol3S1 00134 00335 0079J. 10258 00273 0.1411 000.2
D1i30 O.OS.9 0.0546 0.0113 0.2863 0.1Al8 00082 Olm!i 0.0211 0.(1244 0.0638 00179 0.1096 01061
Ol374 0.0076 0.09SS 0.0213 00228 0060) OOIS7 G.lOJJ: O.OS9S
1
6
oossc
0.0591
02136 00860 035.~6 04016 02305 0 0619 O.OG2T
J Mlltriks l'enW1tndo {Ma)
wmm1n 5
0.0414
oooso
OJ4J9
03.384
O.OO!J
4
0.1716 01180 fl045? C•.1242 C.2227 01200 03104 0.31169 0 205'1 00"...GO 00579 0.0051
n tJ47
O.DlO:Z
50
00551 00030 0.0074 0 4.!179
a.st>~
o.oso1
"
u.oio2
03061
43 44 45
48 ¥.I
0.0111 l-1410 00146 0.0328 O.Al76l 0029' 00256 O.m60 01333 00432 O.tl)'70
0.5087
0.0l26 0.2UJ7 01135 0.05l9 0.048!
.,
3 00441
0.<1556 n f1046 00557 00431 0.0028 0 39~4 0.07jg 0.0114 0.244! o.nn 00515 0.0543 0.0200 0.2600 01602 O.OOllU
00900 00:!32 O.tl'li"' 0.0SlJl' 0.011;9 01084 O.l048 0 1711 0115l 7.
c.ooso 00597
10 0.0412 0.0103 0133" 0.011~ 00321 00155 00188 00248 0.02S9 11141 00424 0.0759 0.0198 0.0545 0.0000 0.0074 0481)9 D 1109
0.1979 0011-;. Ooat6 0.J.104
0Jl4JJ
0.1142 04057 0.1851 0$811 0 37'.M; 0.'.1&96 OD;<J4
00533 0004G 0.(1;49
00.t:lJ
UINU\I
00028 031.43 00795 0012~ 02~~ 01?2~
00027
00505 0.11513 o n194 D.2SS5
01418 00085 0::>897 00228 00252 0.0621 D.OJ67
01077 00969 (I 1600 0 ~6111 6 9)11
0.:184!
nmro
00109 0.2!98 0.1118 Q.OC9S 0.0511 0.018& 0.252, 014SO 0.0080 O.llll76 0.0218 002'47 00570 0111){ 0.1032 00957 0)601
0.101& 6..5715
ll 1 2 3
•5 6 7 8
• 10 11 12 13
••IS
,, 16 18 19 20 11
22 23
24 ZS 26 71
28 30 31 3Z
as 34
" 36 l7 38 39 40 41 42 4)
44
'
•s
.,46
.. •a 50
SI
"
5J 54 5S S6
O.IM.~& 00115
01471 0.11147 0.11345 0.D!JQ7 00!11 4.0267 0.027(;
0.1427 1.0453
o.oa10 00217 0.11591 OOllll 0.0079 0.5228 II 0619 O.tsll 00/W 0.0713 ll.7491 0.0754 O.Jn& 0.IS~ 0.0S9S
..
12 DCl74 0.0094 O.Jl9S 00119 00304 00721 00271 0.0lJ)
o,Ol47
01288
13
C04~
00)7::;
O.Ol.1~ 01476 00l48
0.0344
0.<)1)94 01196 II 0120 OCB06
OO>l03
00)21
Of».17
002&2
OOJ10
002n
00236 00245 01275
0.0226
0.02116 0.0275 0.1420 0.0452 00807 110216 00!".89 1 DOJ2 OllO>
O.OBS
o nos
110486
0.0403 00723 11 U186 II 0516 00028 10071
O.OlSJ 0.0274 00071 00196
D!.199
04~5(1
00400 10717
O.ll'MJ5
001a'
1 0179
0.0')0ll 00028 II 0071J 0 469-1 00686 O.OS6'1 O.D7H
00499 00028 0.(11)68 0.4679
00556 0.1040 00381 0.1067 0..:MJj,ll 01674
oon3
0058!;
41109!
oons 0.0594 0.1139 0192l
110218 111240 00.~&4 00688 0.0176 1048'3 00027 00067 O~S2l 0 0732 CE.JUL'!f
·O nss 0 ]4()3 a 1003 0 036!)
0.71M
0.1032
t.• \~t.7
01716 01093 08J27 0 :3434 Gt47S
02lll 0.4013
n.15'M
0.18,7
DJSCU
~0530 0.18113 n~6~ 01587
0.0SS3 0.1!$83 00052 0.0636. 0.0440 0 0030 04053
0.04&4
OOO>W
0.0447
0.11493 0.ll04S II 0511 OIB99 II~
00514
0.0473 00045
0.'660
o.om 0.2229
o.rnn O.OS30 0Jl535
o.0206
11.2738 0.:IA28 0.0084 00957 0.11231 0.0252 0.11644 00176 II 1103 01032 017SS 0.)1(16 1 )~74
o~
"
00393 00099 01200 II 11126 0.0306 I} 071~
14 00;:;;3 0.0091 .i.1168 1111117 II 0292 00693
O.OOIS
II Cl!;49 00400 OOC16 0.1~1~ 113570 11.~5 00728 Ml06 0.0111 n.>,q,n 02075 O.l077 0.115.9 00471 00477 0.0512 0.11493 0.01811 00180 ll.23!o4 0.2396 0.1439 0.1445 D.OOSS 00085 D.08C'J DOS~ 0.02)7 0.0222 00248 00246 ~11569 O.OS~1 ~.015'1 O.OJS.7 0.1037 01011 0.0926 00$81 0.1461 01427 0 11)6~ 0.0957 6 6216 G 6523
A0493;
0 011!1 II 0024 0.33~ C.06S! 00103 <1.1112 01010 0.0
OU&3 110062 0.0788 00208 00134 fl0572 001-44 0.1016 O.ll87S 01408 0 11)19 6 4450
16
o.OlSO
17 OOH9 00037
ooqo
0004B
II 0116 0.0273 0.1)104 00090 0111194
La1nonn '3 (b1n111ran) 18 OOS&ll 01)].'jg
01925 00188 0.0385 00800 110339 00301 0.0296 0.1488
U0743
011178 00t98
uno
1111232 110622 00035 OOOS2 0 Ofi•)J 1.1149 0•)638 011(;28 01279
00011 0.0Q27
002s·f
1.~1
0.11689 0.111!90
110751 00~34
00507 00)35
0 12'!7 II !!673 00659 0.1331 00526 01430
0.0592 0.2122 0.3998 018}6 0.05~1 00582 OOOS2 ll.Q632 O.OOG D.0029 04066
01040 n ""15 0 lf)2S OtSOl U\1466
o rszs
OOllSO 0.0131 0.2215 0.12'74 UJbl(S
0.llSJO
oows
n,n,
0.1419 00061 0.0058 00129
0.0150 0.0640 O.ot74
O.J.U91 0.1020 0.175G o.1096 7.218?
o3no
0-0496 0 004.S 0.0512 00403
o.onzs o.~33
on~' ooes1 0.0018 0.1044 01096 00452 01S71 0.8141:
o.060a 00182 00193 0.0017 0.0202 0.0149 0.0010 01365
0.02M
0.06n n o1<18 D.2313 0.1051 011475 0.0521 001~2 0 2363
D.0908
0.14(",4
O.OS17
00081; 0.0806 0.02l0 0.02.~1 OOSI! o.01sc;
OJ)Qlg
O.IDS9 0.0944
014S'l 01011'1 6 CiGG.2
00748 (I 018! 00252 0024?
Ul~
0 0"8t
003"4 01076
Cl.Uj.l/
00392 ll.ll27~ 00707 00038 0.0091 05302
0.0990
0.07'4 0.'71)7
00840
0.0142 0.-0]20
0.0418
o.osoz
00671)
D 1C-i9
OOJ69
20 00432 00100 0.1441
II 112¥7 00283 01444 004a1
<J18S~
o.w.cs
19 0 0~~£ 0.11:33 111800 0017'3
0.00"1
0.0811 00415 0.0179 0.0186 00069
0.0319 O.OOllO 00090 00218 O.llOSS
0.03&1 003'05 0.0573 1103&2 3.SOM
II 1639 110636 0.2320 0.413Z 0 2547 006&5 O.ll66b OOOS6 0.0681 0.042)
0.0031 11.5208 0.0!34
ooaz
0.2176 0.1211 0.ll'SS8
0.0'69
oonn OJ202 0.,100 U.111174 Ollli6
D.0202 00171 00461 0.015.$ O.ll910 111024
0.2289 01130 ~7165
0~301
o
o""°
DH54
0.1588 n OG14
0.1J79
0.0018
0.0069 04712 00505 00952 105.29 O.OS2S O.I094 110417 01138 01403 0.0539
() 11-0!I
0.1!Jf»
04113 () 2371 0.0628 00634 O.OOS!t
o.36sn 0.188~
O.OOS>
006'13
0.0548
U041~
O.o38G
0.0029 04905 00795 0.0133 0 2171 D 1161 II O!>SJ 0.(!60S 0.0210 0.JOSl 01157
00080 0.1091 0.02H 0.0228 00604 00lb4
0.1099 0.0929 0.1894 01077 6.5353
110496 00529
0.002S
o.Jn4 0084
0.1002 00499 00498 00181 0.2493 01431 D.0063 l>0993 00'13 00~1& 0.0602 11.UlSS O.ll'JS-I 0.11&36 0.1ili21 O.:W19
~.m:-
"
21 1 2 3 4
s
0.(l3S7
00490
0.00"a U.11/l
0~23 0.1582 O.?lSS 00369 008&1 0.0333 OOZSI 0Jl29S 0.1514
o.cns 00272
6
O.llGoll
1
0.02~ O.C216 00234
•
'
10 11 12 13 l4
:c
ll 17 18
19 20
ll
2,
"
l•
1~
lG
Z7 28 30
0 1212
0034;6
o.ossa o.ouu 0.04% 00024 00065 0.Jll83 OOUl 0.Wll 00459 1.0060 0.0961 0-0360 0.1009 01258 00491 0.1~5 0..3478
oo.o.n
o.~
0 0240 0.0019 0.0035 000k7
:u 0.0.18 ~0106 ~349 C.OllS 0.0~')~ 0075~
0.0~• U02S4 00261 01336 0043.3 0.0773
1.1272
0.0212 00564 00030 R007S 0.4nt 0--0495 00925 0~2S OD521 01109
0 047"
1.0412
0.1"1:1
011~
0.1636 0.()635
0 SS7l
0.05$4 0.10i9 0.0610 0.(l6(]7
0-J O.<JO!l4 003$6
o.ion
OOOB
Q.04SS
00848
00788
O.O•n
D l.024
0.<W6
00374
0.(<j$4
oooso
0.0996 01300 (U)505 :Ll-7B7 03'141 0.1338 0 {)427 0.(1452 00044 0-0476
00!0$ 0.0'194 01l09• O.O)OZ J 1404 0.0~16 00034
U.U383
0.0028 0.0002 0.0260 0.«.60
0.4&14
00509
OD441!
OC>OIB 000<7 O.OS17 003M
3<;
0.0022
37 38
0.32:;4 00643 00086 0~6 0.084() 0.0425 00433
0.003-2 0.4299 00953 OJJ146 0.2334
0 lll8 0.0830 00089
Q.13,5
O.Jl76
·~
uos ..
0.0429
o.oooa
o.zua 00Sl4 0.o529
44
o.ow.;
4S •6 47 48
0.2067
o.os65 OOlll 0.1937
0 l.SA7
01447
0.1(i79
00(]5z
0.00113
U.lAlll
4i
O.lil27
00239 Q.0257 00675 0,0189
SS
00285 0.0212 00669 00133 0099/ 00822 0.14$4
00076 0.(]995 00205 0.0lQ1 0.0503
54
0.Mfi'l
U.1142
0 1133 0.1959 0.1201 6.Y>19
oo=
0..lSl.4
OOJSO
0.0Sfj.! 00327 0-1737 Q.09.19
58009
Q.0024 (U34S
OJ)661
cnno D>OUI 0Ull4 00450
ooou 0'°"3
C>.IM6l
o.oo31 0Al4"1 Cmllf O.OllC o.29.l6 Q.U7S
D.OS54
OJ)414
o..osn
0.0170
G.0217
0.2246 01'4$
u""" 0.01$3
a.om
"""" 00599 001>3 0 11154 o.oas1 0.17Cl
00912 540Si
~0037 00002 000(); 00>31 0 00fi6 00103 00071 O.OOS'J 00163
0Jl!ill6 0.(53'; 012-44 01l061
01111
c cses
D0029
0.0170 0047) 00020 0000<· 0450< o.o<36
00157 00450 000>6 0"°54 04"56
04156 01861 llOS6l !l.Oiil9
0 OISS7
00682 0.o257 0.0119 0.1)234 c ll30 00313
000.U. 00007 00092 00009 0.002~ 00051 0 0020 00017 0.0012 0.0091 90052
ll.3S1' 01438
o.°""'
oows
28
IL0670
0.3654
"'
S.2863
OCM62
G.0409 00126
04217 0.2001
35
S(
oosw
05"915 00562
n 1>1>;
0.2271
0..,.,
53
0-00<» 0+1'39 0063
0Jm4 0Ci086
00231
Ol7n
OOS
52
00026
0""63 O.o236 00639
OUJ/1
00228
(l1qqg
00624
51
00158 00452
oocao
0.ft1M
0.2Z8S
0.0054
so
0.018.l G.0582
00123 00301 0.0110
O.l.318
0.0047 0°""9 0.0327
0
00261 00Z20 00231 01212
00097 OlUl
1.1620 OJl632
O.ll460
42
oosn
O.o38S
0 1429 0.0654
]2
u
0.0288
0Jl4S6 00113 0.H71 00115 003'1 0-.08$2 00ll3 O.G219 OJl297 0 l5lll
21 0QU9 0.
01038
33
39
~0116
26
C!.1291
ll
~
00092 9.Us.1
2S
LIOl4 01298 005'13
0.1509 0.04l4
1 n .....~ut:m)
L-arn-.M O.QIS
o~
0.1770 00076 0.0981 O.llU7 002llS
rul617
o.om
0.1118 01164 01920 (ll2n
6.50S1
UlS07 01799 03dS8 Ul~)
O.o41G 0.05()8 0-0012 O\J~38
00001 00025 0.3595
~
Q.007§
02l76 0 ll64 00463 0.0.SS! 00170 o.2431 01463 00065 0.0805 O.OZ09 0020< 00469 00!37
0-
o.oazs
01237 00912 S#SIOJ
ODWI OG4S2
00024
O.n.
0.00.16
0.llOO] 000'8
Q.0008
00152 00018 0.0034
o.003s
°'-0170
Q.0012
O.U84 0.1364
o.01n
cross
0~731 O.ll'11
o.o;.oo OQ57S 0111«9
0.1060 OOAA1
o.ns.o 0.105>
-
5"3040
VO!J99
o.ooos ODJ60 00015 00017 00040 0 eon 0.0071 0006S 00109
ooon
1S154
30 Ulb72
0.0347 07588 00692
31 0.213S 0.0432 o.4679
o.ouo
0Cf339
C.0421
0076:>
1J U/'JJ
0.0257
00325 00253 OOllS
coszs on1i;7
01300 0.04lS 0.075'1 0 0194 OOSlO OOLMI otxrrr O.Sl06 01327 0 3~~' 0 ls.£9 0 l4S4 0 1879
01161 0.1617 0 ISOl O.CS98 0 207'1
0.1287
00.00 0069S 00la9 0~01 00049 o.oc·12
0608$ 01)4() 0.2422 01209 01124 018a1 0.09<4 0.2173 OlS.30 0059.J
02064
o.~11
O•:;o9
l 2284 0 Otl60 n <>;36 0.0049 0.05]9
0.1536 1.12A2 0 ""*9
O.otSll
00499 0.0048
00033 03745 0.071.9 00110
6.198/ 01159 O.llSOll O.IM58 Co.0241 0.2589 01242 0.0071 0096() Q.0213
0.0208 00549 O.Ol.S-1
01037 0.09142 0.1SZ7 00993 76770
o-., 0 IJQIU
n 1,..,,
00636 0.0112 01917 0 l8AB 0.0583 0.0436 O.D482
0.23.ss 01099 0.0065 0.11883 00199 0.0190 0 0<29i
0.0141 0.1323 1).()829
O.US3 O.J.004 7.2374
I
2 3 4
~
32 0 205& O.IM6S 0 3:766 0,0391 0,0449 00052 0.0309 00264 0.0316 0.1.ll!O ll.D4.!6 00761 00205
eaeu
33 01193 0.0424 0.210!> 00285 0,044
01763
01475
O.DM3
0,0003
0.0811 01182G 0 1J4l 0 OE.O
01!177 0-159~ 0.0618 02146 0,57!1 0.106& 0.0'105 1~ 0.0042 O.OS35 00357 00026 OS!M8 0.0587 0009? 0.1704 0.10l8
O.tS48
0.1SS1
::J.1047
U1J76 00548 01918 0.5802 010.051.~ 00329 10168 1103"4 C..0297
0.1411 O.OS7$ 0.19116 D.6001
01~r.l' 0.07%
·J 1387 OO!J6 0.1747 0.6821 0 OG!fa O.ll216 0.0021 0 0022 0.0230 t.1049 00017 0.1564 00311 00051 0.1182 0.05$4
0056:i
UULb6
0.0340 0.0163 n2m.1
OOZJ3 00161 OtlJS O.o&12 00036 00<20 00110 0.011.2
6 7 8 9 10 II 12 13 14
o.osu
IS
0.0032
16 17 lS
19 20 21 22 la 24 25
16 1., 28 lO Jl 32 33
34
,. 3•
°SJ
38 39 40 •t 42
·~
... ~
47 43 4~ 50 51 52 S3 S4
55 5'6
o.0064 06219 013.Jl 0.2135 0.1099
o.~
1>"431 0.0187 0.2716 O.llMS 0.0061 O.Oll'2 0.022t 0.0182
0-
..,,_ 0.01$4 0.07!1S 0.2296 0.0862 7.1~
0002.7
02364 00474 0 0078 (l.17'11
011770 00399 0.11330 0.0303 0.1745 0.0836
0.<J0<8
o~
00220 00154 O.R.~fi!'i 0.0124
Olmill 00678 0.0995 0.07llt 6.m:w
'.l4 0.1236 006:3:i "2347 00514 0.0269 00602 00214
00182 00202 0.0976 n.OH1 0~74
OC•l42 OC373 0.0027 0.0059 08118 0 l2:07
u l!>Ot
01270
00403 0.0367 0.0038 10717 0031!·
00020 0.301>8
0.0411 00080
o~
0 0049 O.oti55 0.0179 O.ol.1\7
0.0370 00117 0.0718 0.0621 01045
o06n 62442
35 00112 0.000 D.DS!J
oooss 00330 M7M 0.013:7 00111 00186 00859 00190 0.03!1; 0.0114 00375 00013
noo.14 0.97'35
00125 00589 01)3911
00493 0.1000 0.0032
O.Cll7J. OJJC·7~ U0498
00448 O.or.61; 0.0Sl4 50Cl7
3C
0.113# 00087 01111
0.0111 017&4 01.88!l 02069 0.1360 00278 0.13~
OQT74
00243 0.0~1 0.11319 0.0077 06182 0.()6?1 0.13111
non2
00709 0.2691 o..o!M6 0.2014 0.1843 11.07'6 n 'SUl 04$48 01407
0.0438 0.04<6 0.0061 0.04£2 004~7 1 llu';¥
0.3118 0~2& ll.~110 02054 0.124(; O.D7'R 0.0444 00623 0.2282 012S9 0.0063 0.0869
011191 0.0215 00099 O.Ol4~ O.Dil50 0.0071
0.1339 01107 7.lOSS
37 0.0811
38 O.OlSO
C'.0181
UtJUbU
0 2693 002S2
00769 00074 00537 :} l547 00430 003f8 0021B 0.114" O.Ol11
n'1'144 o.1081 0.044:'
00372
O.o.257 01269 0.0401 C.0707 0015..1 00473
00033 0006) D.G208
0.0759 O!S19 llll8JS O.ll7AA 0.1$14
00051 u lli02 017S7
0.0£.30 02071 04559 0.3'1U 01356 0.0320
n Mil
O.D744 00364 0.00311 14509 0.114911 0.0082 01S~.t o 1060 005l6 0.0401 0.0201 Ol,,87 009'.M OOOS/ 0.0798 0.0213 0.01167
0.6429 DCt47
0.0915 0.0151 0.1122 0.0801 67.lZl
0.0567
00118
00388 0.0022 O.OOSl 0 r.s69
o~~
00755 0.0505 0.0473 01176 0.0196 01060 01~ 0.(1652 0 lUS 04671
00904 00<48 0.0285 00031 0.028~ 00463 0.002~ 0.2161 1.4205 0.0068 01498
o.nz• 0.0560 OD726 001n 01979 0.0610 UJJU5~
00706 00197 00140 00381 0.0139 01)923 00683 nmtr.7
0066!) 5.81.0a
39
o.osn
40 00191 0.0047 O.OWI OOOM 00)99 Otz22 0.0405 110279 00180 Olio.I 00292 O.OS19 00107 00357 000l4 01J087 0.5828 00359 00637 0041'
0.1)$8'1
00413
0.1(i66 O.QSlls
0.0990
0.1401 01981
00927 01660 00570 0.!731 0.413~ 00741 00263 0.02)6 00050 O.OZ4J 0.0866 00023 01659 OC360
003')~
0.0116 0.1011 O.Olll 00909 01244
oaar.;
O.OS72 0.02'7 Oll95 0.03"7 0.0682 0.0144 0.0433 DC
00076 07102 O.os.42 0.0975
OCIL'"'.lii
0.212S OS077 01038 0.11!80
oous
0.1481 ooi!1 0.04lJ 0.00l6 02332 OOS)..c l 1"13 01781 0.1129 o.~14 0~22 00197 02~r: 0.093' 0.0052 009311 00189 00162 0.041~ 0.0]90
00997 00832 01032 00877 63730
U.U339
OllOOS
1.3260
owso 00521 0.0411 0.0149 0.1835 006isf 0004$
o.~
0C)1)7
0.012S 0.0341
u 0123 00700 0.0691 0.0758
c.~
50671
41 Ota.:S.S
00075 ().0006 n 0)79 0.0489 01092 00644
o.oroi
(}0104 0.11():)
oo.soi 00501 00127 O.O
0~842 O.lOD'I 0.o)267 O.OOl.'i 0.0269
01849 0.0124
o.~
0.()414
000<;4 0.1361 1.1571 0.0629 0.047~ 001?9 0.1746 UU/4~
0.00<8 006C8 00172 00131 00~77 0.0117 0.<»87
1 7
'
4
s
6 7
s
9 10 11
u
13 14 15 16 17 18 19
"'21
22 23
24 25 26 27
1a
3'3
...
0.0134
00260 0.Cl067 O.ll785
ODl87
0 00<.2
00519 00056
0.0412
Q.()415"
00093 M35S
0.094] 00117
O.O'J.,.; 0016.3 OOl&S 0.0204
0001'1 Oo
V.#1
OOIUS
00318 0.0276
OD16l
0.0011
n.Q'\7S
OOU)l 00146 0.0820 O.ot70 01005
0.0095 O.DlA6 ().0012
0.0030 0.8566 00319 O.llS60 Q.Ol92
O.o3 00305 0.0923 01419 O.OS2b 01~1 059&1 O.ll66S
o eo-s
44
4S 0 ()l();!
ooon
00361
0.1665
00709 00156
0.0668
D"""" 00030
n04
00118
0:0069
07734 00589
0.0)73 0.0~
01098
00695
00579 00fli2
0.0048 0.05.86 O.DSS4
0.0049 0.5»b OD381 OD663
00440 O:.o.47
OD416
0062
01579 00546
00906 0.0289 0.0848 01Sl3 00596
Q.Ji3li9
004S2 00807
60531 0102< 00587 01999
o.o7S7 0.14111 00719 00738 6.ll'U!
0001
().G5SS
0 1S38 07l4'5
016"6
OU}()
G.132?
0()9$8
OJlllM
0.1791 00742
02579 (I 0763
'J 1091 D.03115 01012 I) 1filiA. O.OS71
Cl.251!9
02.l&I 04:!>~
0.1833 I) 411~
0.1U~l)
0.1101
01018
00787
00501
OOlS•
o.()Ol38 D.0264 0.0263 0.002G 0.02E6 OQSol4 0.0023 oiCP4
00686 0233G 06396 00862
00258
00762
00209 0 002:; 00:03 00411
00773
oooro
000S7 0 isn 00828 01()09 00321 0.0192 01562
0.6469 Q.1U4/
0.0330 0.1013 0 15"1
00585 0183'3
00518 004'.l6 01413
004~2 0.11-« 01960 0.0652 0.2Cl88
Oosa'>
o.o~
OO'BI 00357
0 3915 04'09 OU41l 0 osss
o.srss 001•0
O.;t9l9
35
0 1830 00011 0.1A8!1
0 2'Q83
1.cn43
OJJZ4J O.Z211 00022 0 1660 00311 0.005'1 0.1321 00718 O.l4S3
49 50 Sl 52 S3 5'!
00290 0 050'< 00126 00523 00022 0 00:.9
OQ3&6
06032
O.ll213
.
0.1809
0.Dl7G
Q.Q926
00480 D1116 00529 00331 00199 0 1210 0.0296 00520 00120 00457 0002l 00068 0 586'1
0.630>
34
41
01683
00502 Q.2517
0 l?OS 0.0884 0.1050
OOO'Jl
O.ll04A U.°'1~ 0.fM.44
U.04n
oon)>
00380 0.0305 00278
00881
00111
0.0244 00»1 00566 0.0567
41 42 •3 44 45 "6
0.0767
00205 00187
00291 00!65 00266 O.o109 Om><> 02415
0.0041 0.8202 0.0)60 006.31 o ..,.,l~
O.DlllS
~
01)971
o~s
0.003< 00080
0.0000
0.004S 0.0935
00360
0.1)6;2 0.0063
001i!S
o.eoss
., O.Ol12 OOOS3 0.0682 0.0068 Q.02ll
0.oo4')
0.0198
39
00067 00861
so
OOH9 00049
00053
O.OllS
0.02:!JZ
OOl&.I
49 002(6 0.0051 00663
OOS21
00l48 00444 0.0141
O.o211 OOJ.19
,.
4$
0.1)41~ 0.0011
0 1121
0.0199
3'
47 00453 00110 01393
00291 00l69 00173 0 2..i. 0164J 0 .l78l Ootn Oll62•
31 32 33
36
3 l!aniuum\
I "6 011638 00161 01010 00200 0(1370
4l
O.lll07
l..18SS
0.0090 0.1015 O.OS79 0.0034
0112l~ 0.154.3
l>Olli1
O.oJ9l
B.114'14 O.Oll4
0.0101
C.Oll4
OJJ656 0Jl04J
O.U295 0.0237 0.0065 0.0091 0.0442 0Jl6SS 0.0398 0.06'i2 55 0.0631 0.0719 00534 5b 0.0444 -----'-"-76..... !4_S_F~ .
o.D164 005111j.
n-1
on69 0*42 02441 0.0726 0.1213 0.000
o.an.J
ouu
""""''
OOll>.6
0.003~ Ulbll
ntl1qa
0.1503
0.014()
00036
n
'"!'
00036 O(H51 00663 00027
o.oJ7S
oroos
0.S9S(I 01108
04~:>
014lt,
O.ll42S
0.1110 00500
0 6'1.l
00465
o.Dll1
OJIOl9
0.2'331 01727
OlOli 01055
0.1124
00501 00071 01452 OOIU6 00406 0.0416 00172
00893
oo:m
O.ro3S
oont
ooau o.oon
Q.1033
O.DS33
006A3
Q.0&16
Ul~1
OOOSl
0.2359 00883
l.2042
0.0202 o.3019
01181
1.1047
00060
O.oBI
Q.ll0'3
0.099!5 000<$
rul882
00228
o.nn.1 00>04 O.olS6 Q.(J4]lj
.......
O.ll!?O
0.0066
D.Q2S3
00191
Olll6G
0.017l
Q.JHIO
00459 00138 0.0781
0.0'4&
01l983 U.Qll.l
010&
00873 Q.1UJ Q.0811
S.9297
6~
7.2243
0.9'W)
0 202.9 01139 0.2131 01M62 0.00'3:0 0.2051
1.lXfi9 006lll 00188
001.S 01384 0.1-177 0.111l
0.0135 OD841
= o.oon
0.0079
o.ou8 Q.0981
1.01.il 0.02l'
(U)378
o.~;o 0 l338 00636 0.2069 0 (1412 00257 0.1767 00741 00068 0.0526 1.0201 00129 00483 D.0847
oon1
0.02.17 0.1017 0 O!I())
0.1033
0.1060
00715 00770
00694
62699
0 :U.5S 6 4&26
00643 s 20l8
0 064'!
0.lld96 00122 0.()486 O.llOI&
ooaoa
00021 01811
o oaas
0.1065 00073 OD479 0.0135 1.04SJ 0.0395 O.!mS QJ)887 01)757 O.DSO« O.OS68
4.!IS6S
0 '!U::Jb
00417
oon5 0046-0 00565 Q >1)66
D.0392 01194 01177
00029
0.0283 0.11269 O.D025 0.1938
o.ooa~
0.6066 U.lC:!:I
0064) 0.0341 0 ""~ 0.0298 01379 00762 0.0045 00498 0.01:•1 0014~
10976 00091 00871 0065• 0 O'J3t 006'1 S.6192
l
52 0.0265
2
0.0066
3 4 5 6 7
o.~
0.0084 0 Oo!9S Q.13ZS
51 0.0218 0.0054 0.0701 00070 0.02m
o.moo
0.00!6 0 0675 00317 0.2221 Dil).1101
u 1111¥
IZ
u l.)11)4
o.~l
13
00166
0.0161
14 15
0.06SS 00042 O.D'.136 0.65¥2 0 0!'19
00011
B
9 10
u
16
17 18 19 20 11(
2~:22t .24~
~1
15\
28 301 311 32
n
34 35 36 37
.
~A 40 41 4Z 43 44 45 46 47
48 49 50 ~1 S2
S3 ;4 $S :;<;
o.Ol.55 0.0475 0.2;14 00l$l
0.0026 O.QO.Y.> 0.8157 0{)15()
S4
00204 000!>1 0.0653 00065 00235 00042 111111!8 001f>8 00226 01525 00272
Lamnirnn 3 (loniulionl !.6 55 OJ31!4 J.OZ
UU//4
00145 00620 00026 O.ooo6 0.&572
003t8 00695
0272('1
0 :1419 (I :l813
0120 0 2638 0:1085 0 J27t 0 :,:,}8
0 :!660 61144 0 J796
o.~~
O!lal4 00450
00574
0.1216 o.1691
0.0441 00527 00979 00337 0.1071 01574
d0$117
0011..;
0 llO;St
02788 0.47345 0.10Gli 0.0337 0.0338 O.oo&2 0.004'1 0.0402 0.0072
ll..2S4l 0.6171
O.D9S
0.4170
0.6025 0.11820 0.0259 0.02E3 0.0036 0.0271 0.027S 0.0045 0.1BE2
041~? 01!>40 00415 00470
00569
0.2'UW 0.0500
ntms 0.1841
o.~
0.0525 D..0721 0.1!03 O.lm2 O.O!l4S o..oo60
D..069.I 00204 0.0190 0.0972 1.0542 0.0811 0.1142 0.101
0.10";9
o~
oosss 00271 0.0282 00028 00290 0.0.t/! OD021 0.1~ O.OW\
n.n.\~
0.1)()64 O 1S2S
o.0077 01474 0.0734 0.0359 0.0357 00637
o~
O.OUD 0.0316 00198 0.1411 0 0804 00067 0.05A9 0.0127 0.0163 0.0499
0.1417
oons 00060 0.0522 0.()131 0.0111 0.0433
n 1n''
00373 0.0717 0.0157 00!>64 00041 00128 a 6155 00461 DOBIS ~(1439
00191<
OOS02
0 ...... 005'8 0 2000 02109 0091S
O.llHO
Q.0043
0.0468 004H O.OOS5 0.3403 0Ml7 0.0100 0 ~410 01337 0.0522 OOISO!I 00281 024W OU65 00071
00811 OOU3 0021A 0 OSl9 OOISZ 009'l0
DW!1$
U0104
12949 00850
00985 1.0703
0.()97!
0.0994
Ll.A66
0.1013
DOG8'.i
6.2714
~ 8l5S
0.0828 5.~584
00954 6 98tj4
Oll97ll
o.o.i1s
0.1125 01948 0.11721 0.2H6 0.A407
u.w11 O.Ol15
....... 0.0292 00298 O-'l50Z
0.0029 0.205~ 0.115116 0.0075 0.2326
0.2721
O.G4U O.llSOS 0.017~ 0..19i6 0.0854 OJJIJ6S 0.0623 0.0173 0.0146 0.0010 0.0117 0.0740 0.0942 0.091» 1.0697 S.&e7S.
t.ampir.an 4. H.asi~ Sjmufa1si Pt'ninsbfan Out:Mrt Tr~n:spo,.."lasil Oenpn Adanya lnvest?SI
S.mtJlasl 1 ket1ganv• 1
oAno
1
O.UJ!l 1.5247
3
Slrnut ... 2
...
SmluWol
dar:.t
07104
06183 0.1535
197!2
Slmul.asi4
adiro 0.3623
D.OC70
0.(1896
1.1512 0.1139
4
s
OlSW J.l5E9
0.1959
0.8715 0.0663
6 7
2.8218 1.2854
3.92~
D.6308 1.4661
Oo569 1.7701
8 9
U237
0.6842
0.37i9
0.4354 D.2aJ9 J..58!11
0.3649
1D
11 12 13 14 15 16 17 18
0.5009 2.!Y.126
O.o.497 1.1880
n n1s 0.9S6S l>.U~l9 0 ..\4M 11.89i8 0.9017
t.arrr l Ull.!I 2.4127
0.6668 3.4537 Q.8292 1.5161 0-3~29 1.1163
00820 0.2048
3.{M;4
Q.lal2
0.5036
0.5833 0.1577
09033
Q.6001
08852 0.0130 O..OSSI&
O.o304 (10893
14.6450
7.1071
i.reas
D.34ll8
0.2227
9.76()7 0.6944) L2074 C.7432
70
i.6520 1.0224
2.1m
0.4969 ~1
1345.s
0..57llO
22
O.ll9tS 2.62&)
1.2736 3.6293
0 '.i870
J..2546
ll.!U>l 1.32llS 21781
o.5ln
07574 lAOl'll
1.0863
19
n
13 24 25
0.8973 l.2791 4.3l32
14324
3.D5a7 S.9274 17525 54788
2G 27 28 30
1.3681 4.3()79 8.5~6'
31
0624'> 0.6167
33
006'1 0619'4 l.140J
0118;8
36 37 39 39 40
00492
00623
4.3388 0.81'9S
SSS05 1.1791
0.1395 l.7164
01826
41 42 43 44 45 46 47
0.0791 17510
1.9539
2 6168
3.55157
4.8974 1.0625 0.5279
sz 34 35
1-!>084
08226 04391 3.70S6 192!1 01343
~
13 0336
49
2.8112
so
S.9ee4
10ssn
5.4379 1.1002
2.4765 0.&146
0.758: L6512
1.54~ 2.8563 ~4741 69571
1.4339
03068 0.3t54
0.4706
0.<085
011345 0.3498
1.5230
0.7140
o.ruw
00457 D.4619 07484 01)3g6
26S!ll O.Ul>l
0.0102
0.7886
4.6636
4.7122 2 2l98
0.1512 74.6841 0~193 0.3,71
D.3348 2.7175
0..5410 01"80 2.3208 09137
OAll96
aseeo
O.l.030
3.3011 1.5085
1.9111 OSSS6 o.3-t.PS 2.8462
um
OJJ8/11
0.1.~77
0.6909
0.8TS7
~
Ol-
01697
l.9.0491
0-6144 11127 l JJl54
0.7204
Sl
0.9816
1.i593
S2 53
.J.SQJc;;
54
1.6556
SS
O.A9S2 2.3372 2.0738
18805 J6171
0.939"7
1.<4309 1.6165 L38();
24364 0.12•M
l.D114
1-4641
o.&IA6
1.o:JSO
56
18917
I .ampinm
S Basil Simu/asi Uarr.f!Qlc Pen1m1oan Su"'-idi .ltiil ABM
,.. i006 1 2 3 4
8 9 10
-0.271)9 0C690 -0 79'.111 -0 0801 -04842 ·0.~(;48 -0.3l80 -0 ZIQ7 -0.21)38 ·1.0636
11
-0348!
s 6 7
l2
-O.Sl7J
H 14
-n isai
1; 16
-04284
--O.Ol19
17
-0.0AAo 1-9546
is
-064l)~
19 20
·0.9549 -OA'l90 -0.4101 -13601
21 22
13
2001 -0.2156 -0.0SA~ --0.~19 -0.0638
-0.38SS -0.7680 --0 2611 -0 21SS -ll.1623
-0.8966 -0.n.~ 0.4528 ·0.1282 -0.3611
--01211 -0.3410 -0.02S4 -00541 -1.SS60 -0 Sl13 -0.7601
-0.3973 -0 3264 -I 0827 -0.3347
-on09
26
-l.3833
-0.SllZ
27 JR 30
-15528
-0.4069 -1.?~62 -0 2254 -i).1>~6 -0.2966 -02112 -0.061)9 -0.1717 -0$39& -0.lUlS -1 5610
31 12 B 34 JS JG 37 38 >!J
40 41 42
43 44 45 46
-o nzs
-0.2653 -0.11841 ·D.2157 -067)9
-0.13M -1.9616 --0 7240 -0.3!.SZ 0184 -09316 --0.4702 -ono1 -12.1905
-z
-G.7)'g)
-03140 -DZZ36 -0.0709 -0 1818
-0.5114 0.1170 -L6536 -03020 -1.7015 -078S3
-1-6068 -0.7416 -0.3743 -0.1752 -1 5120
·l.7'38
49 50
-21344 -0./1123
SI
-0.6466
-0.2189
SJ
--01200 -0.4322 -04434
-0 1742 --0.0956 -0.1441 -0.3529 ·0.9119 -0.3863
·114~~ ·OAS53
-0 .1478 -0 8049 -04207 -0 JAS7 -1.1465 --03544 -0 7G33 -1.4~ -11.4309 -1.3090 ·0.13S7 -0 7981
-astoa
00011 -S..8022
56
-l.6477
-0.5764
47 48
SS
-0.oz;;9 ·0.0513
-0.2.!152
-06~7 --0.D72fi 4 6180 •l.733'9
5l 54
-006?5 -0.4032 ·l.18133 --0.2765 -0.2282 -0.1718
-08467
-1.1376
·0.lSJZ -0.~61
-0.6'9Z
-0.2n2 -0.4276
-0.4204 -09055
24 25
Jlll)8
-0 22&4 -0.0>81
-0.3964 -0.1855 -1.6011 -l.84b6 -06562 --OD769
..S.11911 -1.8414 ·O $847
-0 1845 -0.1012
-0 i643 -0.37.~7 o.~6~6 -0.4()91
r .amniran 6. Sclisih Rasia labunean den~an -urullli!\~erimaan lt'lstitusl
i 18 RTburuhun ... 19 RT P•"l!•soh• penoman m"""'il
- .n
RT pengusaha pertaman mcm~ila l•han > 1,0 ha 22 Rt bulan pe-rtan1.an gol ~w.ah dt des.a 2J RT bulan ;angbtifl li:efJd ddl•l ~li>kMig.Jtr hd.tl jetts di dt!W
24 RT buun nort>n1•n gol a1:1s di desa 25 Rt""'"" pert•ni•n cx>I b•won di tou 26 RT bui.,.n ongkoun kel]a dan 101oivn 1ld3k ~ ?7 f\T b..tcan ~rtaman gol •t>s di tou
2D06 0.00 001
2C07 000
2008
o.oi 001
O.ot OOl 001
0 01 0.00
0-01
0.01 001 0.01 0.01 0.00 0.03 001
0.0) 001 ddcota
UUl
00~
0.00 OD3 0.01 0 01 006
000
o.oi 006
Palh 48, 5, 22 48, 1,n
1..om<>i"'o 1. Jdkir ~·Dam Pa4 lnstitus1 R111t1ah T>naa Tora! Cum GlobI % Effect Muir ~0.&17 29 5 0.1S8 0.039 l.2al 29.S
48, 9, 22 48, 17, 22
1.213
0002
0.004
1.109 U4 1.231 1..364
0.002 0.002 0.002 0.()()1
0004 0022 0002
o.oo3 0.003
43, •2. 5, 22
48, 42, 17, 22 -ta, 4S, 11, ll 48, 56, 22 43, 56, 9, 22 48, 56, 17, 22
s,
48, s, 24 48, 7, 24 4&. 9. 24
0011
0133
aars, 27
48, 17, 27 4(1, 42, lD, 27 411. 42. 14. 27 4S. 42, 17. 27 48, 45. lU, 21 48. 45. 12, 27 48, ss, 10, 27 48, ~b. au, 21
1.261 1386
0002 0002
1.2 15
.528
1.201
0004 0.026
3.2
3.2 22.6 2• 6
516
... ,
0.002
L459
0.003 0001
a.s
0001
l 1
39 8
0.()54
1249 l..lJ
0067 0059
1.314 1.362 1.276
0007
0.006 0.001 0005 0.001 011()1; 0002
48, 14, 27
18
J.4.~ 36 2 38.7
1.189
29.2
260
2&
230 2.5
•9 SI 6
22
Sl S
1.294
0006 000/ 0.001 0,006 0.001 0.007
ooos
1.l76 1.354
0.002 U.Jltl/
D.~
61.8
0.002
1,.401
000.~
1.2
67 7
o.oos
, .~1'\
0.007
O.OlS 0.007
L2GZ
0032 0.01
13.A
16 3
41
103
O.llll
1A
21~7 22.7 2.3.4 27
0.(»I
2
0001
1 1
43, 42, 6, 25
48, 6. 27 48, e, 21 48, 10,27 ~8.12. 27
000!
J2~
OOO)
0.005
~s.
1,31;';
5.2
0.043
48, S6, 10, 25 56, 17, 25
446 47.8 49.8
o.oos
0.007
43. 10, 25 41l, 17,l'
•a. 56, s.rs
42 3
2.3 3 !
O.<m
48, 8, 25
48, 56, 6, 25
38.1 3" ~
W'l!I 1142 1.352
48,56.17, 24 48, 42, 35, 17, 24
48, 45, 11, 2S
l• 28
OOCH
0002
43. 42. 10. rs 4-a. 42, 17, ..,:;
0004 0004
86
l.188 UIS
0 eos UUCb
0.258
o.ocn
19 3 2 4.7
•S. 17, 24 48. 42, 17,24 48. 56, 9, 2~
48, E. zs
0.014
0003
0002 0.001 0006 0002 0.001 0007 0001
1343 1386 VO(~
1333 1277 1.267
1.251
0002 ll.OC1l
L38
0.000
1.363
0002 0.002 001 0.002
1.296 1A05
0004
l.459 l.4<11
0.001
U79
0008 0.002 0.003 0.003 0.001 0.001
un L3ll
1.3U 1.42
153 1448
Q.006 0.002 0.011
0.ool 0.003 0.004 0002 0002
2.8
e.s
>•.6
57.2
2.) 0.6 2.6
$9.7 60.3
2.a
2.9
1
06 3.6 0.9 0.6
62.9 666
2.9
27.8
0.8
28.S 32.4 3l.3
24
35.6
01 4.4
36.S 409
4
11
u
1.9
08 06
42 434 45 3 461 468
Path 49, 49, 49, 49, 49, 49,
5, 22 7, 22 17, 22 42, 5, 22 42, 17, 2I 45, 11, 2l
49,5,2•
umpiran 8. Rlur ~Air Pad• lnstitusi Rurnoh T•ngga Total % of Cum Direct Path Global Global % Mutt Effect Effect Effect
0.109
0016 0.006
1157 Ll7
0.006
1.293
0.003
1.189 1.323 L322
0.004
L155 Ll41 1.136
0.002 0.013
O.oo4 0.004 0 101
0001
49,7,24 49, 9,24 49, lJ, 24 49, 11, 24 ~9. 42, 17, 24 49, 45, 11, 24
0.011 0.001 0.001
49,52, 7,24 49, 42, 35, 17, 24
0.001
~3. 6, 25 49, 8, 25
0.008
o.oos 0.002 0.001 0.166
0006 0008
49,10.25 4~, 17, 2S 49, 42, 6, 25 ~9.~2.10, 25 49, 42, J 7, as
0.006 OJ)Ol 0.005 O.l'Ol
49, 45, ro, 25 49, 45, 12, 25 49,52,6,25 49,52,8,25 49, 52, 10, 25 49,6,27 49.8.27 4~.10. 27 49, 14, 27 49, 16, 27 49, 17, 17 49,17.28,27 49,42, 10,27
0.03
o.oos
0.002 0.003
0.000 0.00!
0 183
0.003 0.()(14
G.009
0.00/
0.001 0011 0001 0.002
49, 42, 14, 27 All, 42, 17, 27 49, 45, 10, 27
O.Wl 0.007 0.ll02
4q, 45, 12, rt 49,52, 8, 27 49, 52. 10, 27 49, 52, 14, 27 49, !>2, l/, 27
0007
49, 53, '"· 27
49, 42, 35, 17. 27
0.001 0.003
oroi 0.001 0.001 0.001
il.018 a.001 0.008 U.005
ueos
16.7 6.2 7 3.3 4.5
51 1.7 12.6 1.3
16 7 23 30 13.3 37 8 42.9 1.7
14.3
1.129
0.001 0.001
1.1
15.6 16.8
l.l68 1.:><14 1..319 1.198 !Al
!l.011 0.007 0.002 0.001 D.001
10.S
27.3
6.8 2.2
34 )6.2 37.5
1.211 Ll.9 1.275 1326 1.241 1306 1.35 L424 13n 1.17 1.248 1335
000.6 0.008 0.01
21.8 58 4.8 6
0.007
4.4
0.001 0.006
08
0.01
13 lA
3.9 14
zz.e
32.4 38~ 428 41.6
47.S
0.003 0.()()3 0003
2
48.9 50.4 52.S ;4 5
1.7
56.2
2
2 4.8 11.2 16.l 17 25 26 27.l Z7.9
0.004 0.005 0.012
1.101
0002 O.OlS
0.9
1.33:;
L491
0.002
11
1.318 U49 1.361 1.411 1.362 1.277
0.002 0.001 0.009 0.003
0.001
1.1 0.8 5.1 1.8 54 1 2.2 08 0.8
0.002
11
0.002
11
1.483
21.8
1.5 2.l
0.002 0003
1.274 1U7 1.2115 J.117
1..347 1.276 1399 1.621
39
0.009
(l.01 0.002 0.004 O.o02
2.8 6.4 49
s
33 34.9
40.3 41.3 4.1.S 44.3
4S.1 46,2 47.3
umpiran 9. Jalur Aoglwtan Udara Pada lnstltusi Rumah Taneiga Direct Path fot'll %of Cum Effect Effect M•lt ~ffect Global %
Global P•lh
!>U, ~. 22 50, 9, 22
0.091
~o, 11, 2z 50, 42, 5, 22 50, 42, 17, 22 50, 45, 11, 22 so. 46, 11, 22
so. 9,24 so, 13, 24 so, 17, 24
0.009 0.001 0.006 0.001 0.002
1.219 1.356 J 3S6 1.283
0.011 0001 0.008 C.002 0.002 0.004 0.00)
12.3 1.4 9 1.7 2.3
0.001 0.001 0.009 0.002 0.001
1.164 1.157
0.002 0.001
1.326 1.352
0.003 0.001
0.024 0.018 Q.008 Q.002 0.002 0.002 0.001 0.001 0.001 0.002 0.002 0.002 0.001
1.241 1.305 l.l58 LS88 1.272 1.383 L•.o;ii 1.406
0.003
0.001 0.085
50, •2. 17, 24 50,45. 11,24 50, 6, 25 50, 10, 25 50, 17, 25 50,40,6,25 50. 42, 6, 25 50, 42, 11, 25 45, 10, 25 so. 4!i, 12, 25 so. 46, 10,25 so. 52,6,2S SO, 52, 8, 25 50, 52, 10, 2 5 S0,53. 10, 25
0.157
50.6.27
0.191
so.
50, 10,27
0.002 0.027
50. 14.27 so. 17,27 so. 17,28, 27 so, 42, 17, 27 50. 45, 10, 27 50, 4~. u, 27 so. 46, 10. 27
0.011 0.001 0.003 0001 O.D04 0.002
SO, 46, 12, 27
o.ooi
SO, Sl,8, 27 ~0.~2,10,27 50. 52, 14. 27 50,53, 10, 27 14. 27
(1.001 0.003
so.ss.
n.01
0.001 0.001
0.001
USG 1.191 1.33
13
1.3n UOl i.n
l.307 l.659 1.354
12.3 13.7 22.7 l4.4
3.9
7f..7 30.6
1.R
32.4
1.8 1.4 13.4 3.4 1.7
1.8 3.2 16.6 20.1
0.03 0.024 0.011 0.003 0.003 0.003 01)1)\ 0.002 0.002 0.003
19.1
2
19.1 ~4.3 41.1 43.3 45.2
1.7 0.9
4/ 41.9
1 12
nno.1
2
48.9 50.2 52.2 54.2
l.b
55.8
1.1
56.8
1.6
1.6 20.l 26.3 34.5 35.6 37.7 38.8 42.l
O.Oll
0.003 0.002 0.001 0.035 0012 0.016 0.002 0.004 0.002 0.006
0.003 0.003 0.002 0.004 0.001
U.002 0002
15.2 6.8
2.2
2
U.4 6.2
8.2 1.1 2.1 1.1 3.3 1.5 1.7
0.9 2 0.7 1.3
0.9
21.7
43.6
45.3 46.l 48.1 48.8 50.1 51