Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
KONSELING PANCAWASKITA: MASIDU UNTUK MENANGANI MOTIVASI BELAJAR RENDAH SISWA MTS SABILUL HUDA CANGKRING KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2016/2017 Anas rohman
[email protected] Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Wahid Hasyim Semarang Abstract In the learning activities in school is not uncommon found that students whose learning achievement is low, not really in learning and do not have the spirit of learning. It is said to be students who have low learning motivation, so guidance and counseling services are needed. One of them with Counseling pancawaskita: Masidu. Counseling pancawaskita: Masidu, is an eclectic counseling can help counselees personally to get out of the problems faced. In essence counseling pancawaskita: masidu, is a counseling that changed the old gatra konseli into a new positive gatra so that the counselee can independently understand the meaning of in himself and the meaning of a positive outside with a professional counselor who clairvoyant. Research problem: How to Counseling Pancawaskita: Masidu to handle low learning motivation, students of class VIII MTs Sabilul Huda Cangkring Karanganyar District Demak Lesson 2016/2017. Qualitative research method using documentation, interview and observation method. The result of research 1. Conseli I (AM) experiencing low learning motivation influenced by internal factor (Masidu) that is in him there is no spirit of learning and does not attach importance to study. Spending more time with friends until late at night and no time to study, often sleepy during the learning process. 2. Conseli II (USA) experiencing low learning motivation is influenced by internal factors (Masidu) is not like the English lesson so that in him there is no spirit to learn English. Do not have the spirit of learning and the responsibility to study seriously (the spirit of learning that withered). 3. Conseli III (MD) experiencing low learning motivation influenced by internal factor (Masidu) that is experiencing the spirit of learning that wilted in him there is no spirit to learn earnestly. Can not forget her boyfriend even though MD is betrayed and abandoned so that MD does not have the spirit of learning and responsibility to study seriously .. Efforts to help counselees who have low learning motivation of providing individual counseling services by using counseling pancawaskita and the results of the counselee independently understand himself and can come out Of the problem . Key Words : Pancawaskita Counseling, Low learning motivation oleh kemampuannya yang kurang, tetapi A. PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadinya siswa yang kurang berprestasi bukan di sebabkan
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga tidak berusaha untuk mengarahkan
segala
kemampuannya.
Dengan demikian, bisa dikatakan siswa yang
berprestasi
rendah
belum
tentu 1
Anas Rohman
disebabkan
oleh
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
yang
dorongan untuk belajar rendah. Dengan
rendah pula, tetapi mungkin disebabkan
demikian layanan bimbingan dan konseling
oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.
di harapkan dapat meningkatkan motivasi
Prestasi
selalu
belajar siswa. Memperhatikan gejala yang
diharapakan oleh siswa maupun guru.
muncul pada siswa motivasi belajarnya
Untuk mencapai prestasi belajar yang baik
rendah maka agar tidak berlarut-larut pada
perlu
belajar
kondisi yang parah, pelaksanaan layanan
mengajar yang serius. Salah satu kegiatan
konseling segera dilakukan yaitu konseling
yang menunjang kegiatan belajar mengajar
individu, adapaun pendekatan yang tepat
adalah memanfaatkan layanan bimbingan
agar motivasi belajar siswa menjadi tinggi
dan konseling. Hal ini diharapkan dapat
diberikan konseling pancawaskita.
meningkatkan motivasi belajar siswa yang
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rendah sehingga potensi yang dimiliki
penulis
siswa dapat berkembang secara optimal.
judul: “Penerapan Konseling Pancawaskita:
Kenyataan yang ada motivasi belajar siswa
Masidu
kelas VIII MTS Sabilul Huda
Belajar Rendah, siswa kelas VIII MTS
belajar
kemampuannya
yang
ditunjang oleh
baik
kegiatan
Cangkring
dalam
untuk
Karanganyar Kabupaten Demak Tahun
Sabilul Huda
Pelajaran 2016/2017 cenderung menurun.
Kabupaten
Hal
2016/2017”.
ini
ditandai
dengan
data
yang
menunjukkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas kurang bersemangat atau kurang antusias, kegiatan siswa lebih banyak
B.
penelitian
ini
memilih
Menangani
Motivasi
Cangkring Karanganyar
Demak
Tahun
Pelajaran
LANDASAN TEORI 1. Konseling Pancawaskita Ifdil dalam konseling Indonesia
dilakukan dengan tidur-tiduran, bercanda
(28/4/2011)
dan
Pancawaskita disingkat (KOPASTA),
ngobrol
dengan
temannya
tanpa
menjelaskan
memperhatikan pelajaran yang diberikan
merupakan
oleh
pendekatan dalam konseling dengan
guru
kelas
dan
ketika
guru
salah
satu
Konseling
memberikan pertanyaan maka siswa tidak
memadupadankan
bisa menjawabnya, sehingga siswa tidak
(eklektik).
bisa menguasai pelajaran dan prestasi
merupakan
belajarnya menurun.
dikembangkan oleh Prayitno, yang
Fenomena ini kemungkinan siswa tidak
merupakan salah seorang guru besar
bersemangat
pada Universitas Negeri Padang yang
2
atau
dalam
diri
siswa
teori
bentuk
Konseling
konseling
pancawaskita
gagasan
yang
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
juga merupakan Dewan Penasehat
berpegang pada pandangan teoretis dan
ABKIN
pendekatan
(Asosiasi
Konseling
Bimbingan
Indonesia).
dan
(approach),
yang
Koseling
merupakan perpaduan dan berbagai
pancawaskita menitik beratkan pada
unsur yang diambil atau dipilih dari
wawasan pancawaskita. Pancawaskita:
beberapa konsepsi serta pendekatan.
mengintegrasikan lima faktor yang
Prayitno (1988: 28) menjelaskan
mempengaruhi individu. Lima faktor:
keeklektikan merupakan seluruh proses
Pancasila, Lirahid, Pancadaya, Masidu,
konseling dari pengantaran sampai
Likuladu. Dalam sejarahnya konseling
dengan
pancawaskita dikembangkan sebagai
melalui berbagai teknik yang dipilih
salah satu pendekatan yang dilakukan
secara eklektik dari khasanah ilmu dan
dalam
konseling
teknologi konseling yang berpangkal
perorangan, para konselor diharapkan
pada sejumlah teori atau pendekatan,
dapat menguasai pendekatan ini sebagai
seperti pendekatan direktif-nondirektif,
salah satu pendekatan yang dapat
humanistik,- behavioristik, kognitif -
digunakan
emosional-afektif.
pelaksanaan
dalam
penyelenggaraan
konseling perorangan.
diselenggarakan
Dari uraian diatas dapat ditarik
Pihasniwati mengatakan
penilaian
(2008:137) ekletisme
adalah
kesimpulan konseling eklektik adalah konseling
yang
didasarkan
pada
pandangan yang berusaha menyelidiki
berbagai konsep pendekatan dan tidak
berbagai system metode, teori atau
berorientasi pada satu teori secara
doktrin
untuk
eklusif tetapi merupakan perpaduan dari
bagaimana
berbagai unsur yang diambil atau dipilih
yang
memahami
dimaksudkan dan
menerapkannya dalam situasi yang
dari
beberapa
tepat. Pendekatan konseling eklektik
pendekatan.
konsepsi
serta
berarti konseling yang di dasarkan pada
Prayitno (1988: 36) menjelaskan
berbagai konsep dan tidak berorientasi
waskita merupakan sifat yang terpancar
pada satu teori secara eklusif.
dalam kiat dan kinerja yang penuh
Solehudin dalam Niendin‟s weblog
dengan keunggulan semangat sebagai
(23/02/2011) menjelasakan Konseling
berikut
eklektik adalah menunjuk pada suatu
1. Kecerdasan,
sistematika
adalah pekerja yang diselenggarakan
dalam
konseling
yang
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
bahwa
konseling
3
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
atas dasar teori dan teknologi yang
pendekatan konseling yang didasarkan
tinggi, serta pertimbangan akal yang
pada
jernih, matang dan kreatif
berorientasi pada satu teori secara
2. Kekuatan, bahwa konselor adalah
eklusif
pribadi yang tangguh baik dalam
dari berbagai unsur yang diambil dan
keluasan dan kedalaman wawasan,
dipilih dari beberapa konsepsi serta
pengetahuan,
pendekatan atau disebut konseling
serta
keterampilan
berbagai
eklektik
menangani klien.
lima bahwa
kegiatan
konseling
berorientasi
kepada
keberhasilan
klien
mengoptimalkan
dan
tidak
tetapi merupakan perpaduan
maupun dalam kemauan, dan ketekunan
3. Keterarahan,
konsep
dalam
faktor
individu
mengintegrasikan yang
yaitu
Pancadaya,
mempengaruhi
Pancasila,
Masidu,
dan
Lirahid, Likuladu
dengan kewaskitaan yang tinggi oleh
perkembangan dirinya dan mengatasi
konselor.
permasalahannya.
2. Motivasi Belajar
4. Ketelitian bahwa konselor bekerja
Stevenson (2002: 2) mengatakan
dengan cermat dan hati-hati serta
motivasi adalah semua hal,verbal, atau
berdasarkan data dalam memilih dan
psikologis yang membuat seseorang
menerapkan
melakukan sesuatu sebagai respon.
teori
dan
tehnologi
konseling.
Sardiman (2005: 75) menjelaskan
5. Kearifbijaksanaan, bahwa konselor
motivasi adalah serangkaian usaha
dalam
untuk
menyikapi
didasarkan
dan
pada
bertindak
kondisi-kondisi
dan
tertentu, sehingga seseorang mau dan
matang.
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
Kelembutan dan kesantunan terhadap
tidak suka, maka akan berusaha untuk
klien
meniadakan
pertimbangan
dan
peninjauan
menyediakan
yang
orang-orang
lain
pada
umumnya sesuai dengan nilai, moral dan norma-norma yang berlaku, serta kode etik konseling.
atau
mengelakkan
perasaan tidak suka itu. Mc Donald (dalam Hamalik (2007: 106) berpendapat motivasi adalah suatu
Berpijak pada uraian diatas penulis
perubahan energi dalam diri pribadi
dapat menyimpulkan, yang dimaksud
seseorang
dengan konseling pancawaskita adalah
timbulnya perasaan dan reaksi dalam
merupakan
mencapai tujuan.
4
salah
satu
bentuk
yang
ditandai
dengan
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Dari beberapa pendapat tentang pengertian
motivasi
diatas
belajar,
dapat
disimpulkan
bahwa
penulis
motivasi belajar adalah suatu dorongan
dapat menyimpulkan motivasi adalah
yang berasal dari dalam maupun luar
suatu dorongan yang berasal dari dalam
individu menuju perubahan tingkah
maupun luar individu untuk melakukan
laku
aktivitas untuk mencapai tujuan.
kegiatan belajar untuk mencapai hasil
Sanjaya (2006: 110) menjelaskan
yang baru dalam
mengikuti
yang maksimal. Bagi siswa yang
belajar adalah proses mental yang
mempunyai
terjadi dalam diri sesorang sehingga
tinggi
menyebabkan munculnya perubahan
pada
prilaku.
kegiatan-kegiatan belajar dengan baik
Slameto ( 2010: 2) mengatakan
motivasi
belajar
dan energi yang maksimal umumnya
melakukan
menuju kesuksesan didalam melakukan
belajar adalah suatu proses usaha yang
kegiatan belajar.
dilakukan sesorang untuk memperoleh
3. Motivasi Belajar rendah
perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Iskandarwassid
belajar
adalah
Dadang
mendefinisikan
Proses
perubahan
tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya
melalui
pengalaman
dan latihan.
penegrtian belajar diatas penulis dapat menyimpulkan belajar adalah suatu usaha
pengertian motivasi belajar di atas yang sudah disimpulkan oleh penulis bahwa
yang berasal dari dalam maupun luar individu menuju perubahan tingkah laku
yang baru dalam
mengikuti
kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam Depdikbud (2001: 947) di jelaskan kata rendah adalah dekat
Dari beberapa pendapat tentang
proses
Dari beberapa pendapat tentang
motivasi belajar adalah suatu dorongan dan
Suhendar (2008:4)
yang
yang
menghasilkan
perubahan tingkah laku yang baru. Berdasarkan beberapa
pendapat
diatas tentang pengertian motivasi dan
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
kebawah, tidak tinggi. Jadi motivasi belajar rendah dalam penelitian ini adalah adanya dorongan semangat belajar siswa yang kurang maksimal atau motivasi belajarnya rendah, kemudian di pacu agar menjadi motivasi
belajar
yang
tinggi,
5
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
bersemangat dan energinya menuju
mereka
aktivitas belajar yang baik sehingga
Engkau, tidak ada yang Kami ketahui
tujuan siswa dalam belajar mencapai
selain dari apa yang telah Engkau
kesuksesan.
ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
4. Proses Konseling Pancawaskita
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi
terhadap
Maha Bijaksana. "Allah berfirman:
Siswa
yang
Motivasi
"Maha
suci
"Hai Adam, beritahukanlah kepada
Belajarnya Rendah Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
menjawab:
segenap
gatra
alam
mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya
kepada
semesta. Seorang individu (manusia)
mereka Nama-nama benda itu, Allah
adalah sebuah gatra yang amat indah
berfirman:
dan sebuah gatra yang luar biasa sesuai
katakan
dengan firman Allah di dalam Alqur‟an
Sesungguhnya aku mengetahui rahasia
yang artinya: ”Sesungguhnya Kami
langit dan bumi dan mengetahui apa
telah menciptakan manusia dalam
yang kamu lahirkan dan apa yang
bentuk
kamu sembunyikan? (al-Baqarah: 30).
yang
sebaik-baiknya”
(at-Tiin: 4).
"Bukankah
sudah
kepadamu,
Ku
bahwa
Energi yang terdapat pada individu
Gatra dengan Arti Dari Dalam
terpancar
dalam
Pancadaya
yang
(ADD) dan Arti Dari Luar (ADL) yang
meliputi: daya Taqwa, cipta, rasa, karsa
luar biasa. Individu merupakan sumber
dan
energi apabila dikembangkan sebesar -
jasmaniahnya merupakan perwujudan
besarnya akan dapat bermanfaat bagi
individu disetiap saat. Setiap individu
diri individu itu sendiri, individu lain
sesuai dengan fitrahnya adalah baik
dan lingkungannya sesuai firman Allah
hanya
pengembangannyalah
yang
di dalam Alqur‟an yang artinya : Dan
menjadikan kurang optimal
dalam
Dia
Adam
proses perwujudan individu seutuhnya
Nama-nama(benda-benda) seluruhnya,
sesuai dengan firman Allah yang
kemudian mengemukakannya kepada
artinya :
Para
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari
mengajarkan
Malaikat
"Sebutkanlah
kepada
lalu
berfirman:
kepada-Ku
nama
karya
melalui
perut ibumu dalam Keadaan tidak
benda-benda itu jika kamu mamang
mengetahui
sesuatupun,
benar
memberi
kamu
6
orang-orang
yang
benar!"
kondisi
dan
Dia
pendengaran,
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
penglihatan dan hati, agar kamu
Jadi
pada
dasarnya
setiap
siswa
bersyukur” (an-Nahl: 78).
mempunyai dorongan semangat belajar
Di dalam hadist yang diriwayatkan
yang dinamis yaitu terkadang tinggi dan
Abu Hurairoh Rasulullah bersabda yang
terkadang rendah itu dapat dilihat dalam
artinya:
perkembangannya ketika memasuki dalam
”Tidak
ada
seorang
pun kecuali ia
dilahirkan dalam keadaan fitrah” (HR Muslim).
pembelajaran ada yang tidak maksimal atau beberapa energi tidak berdaya.. Kondisi dalam diri konseli mengalami
Pancadaya adalah hasil pengaruh dari
semangat yang layu, fitroh iman kepada
lima kekuatan diluar individu (Likuladu)
Tuhan tidak berfungsi dengan baik sehingga
dan tingkah laku yang bersumber pada
dalam
pancadaya itu diwarnai oleh lima kondisi
semangat yang tinggi untuk belajar.
dalam diri individu (Masidu). Dalam
proses
diri
konseli
tidak
mempunyai
Sutoyo (2008: 99) mengatakan iman mengajar
yang tidak berfungsi dimaksudkan sebagai
motivasi sangat diperlukan karena dengan
gambaran individu yang lahiriahnya telah
adanya
siswa,
memeluk agama islam, ia juga telah
Dalam
mengetahui sejumlah perintah dan larangan,
motivasi
belajarnya
belajar
dalam
menjadi
diri
optimal.
kegiatan belajar mengajar sering dijumpai
tetapi
berbagai macam prilaku yang tampak dari
memenuhinya. Akibatnya tingkah laku dan
siswa. Ada yang aktif mengikuti pelajaran,
ucapannya tidak sesuai dengan ajaran
sering
agama yang dianutnya.
bertanya,
mencatat,
rajin
mengerjakan tugas, tapi juga ada sebaliknya
hatinya
Penerapan
tidak
tergerak
konseling
untuk
pancawaskita:
seperti , acuh tak acuh, bercanda dengan
Masidu, untuk menangani motivasi belajar
teman,
rendah akan dilakukan pada siswa kelas
tidak
pernah
bertanya,
kalau
diberikan pertanyaan tidak bisa menjawab,
VIII MTS Sabilul Huda
tidak pernah mengerjakan tugas, dan
Karanganyar Kabupaten Demak Tahun
sebagainya. Kalau kita cermati gejala-gejala
Pelajaran
seperti ini menunjukkan bahwa siswa
masalah motivasi belajar rendah. Dalam
mengalami
rendah.
proses belajar motivasi sangat dibutuhkan,
Keadaan ini harus segera mendapat bantuan
sebab Siswa yang motivasi belajarnya
agar siswa
rendah tidak mungkin melakukan aktivitas
motivasi
belajar
yang mengalami motivasi
belajarnya rendah, menjadi tinggi.
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
2016/2017yang
Cangkring
mengalami
belajar secara optimal.
7
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Pengoptimalan energi Pancadaya dalam
3.
Faktor pendekatan dalam belajar
diri siswa sangat diperlukan agar motivasi
yaitu jenis upaya belajar siswa yang
belajar
meliputi strategi dan metode yang
siswa
tinggi
dan
mencapai
keberhasilan belajar siswa. Gizi yang tinggi,
digunakan
pendidikan
kegiatan
yang
lancar,
sikap
dan
perlakuan yang baik, dan budaya yang baik menunjang perkembangan memancarkan energi dalam
diri
siswa
untuk
mempelajari
melakukan materi-materi
pelajaran.
individu yang
Penyebab yang menimbulkan motivasi
menuju lima kondisi
belajar siswa rendah diantaranya tidak
individu
(Masidu)
yaitu
adanya cita-cita atau tidak mempunyai
semangat yang tinggi atau motivasi belajar
harapan
tinggi.
kemauan dalam pembelajaran, kurangnya
Sebelum
membantu
masadepan,
tidak
adanya
yang
kemampuan dalam belajar, lingkungan
mengalami motivasi belajar rendah, harus
belajar yang kurang mendukung, tingkah
diketahui beberapa faktor-faktor penyebab
laku yang kurang bersemangat dan malas
siswa mengalami motivasi belajar rendah,
menjadi indikator motivasi belajar rendah.
kemudian
Bila hal itu tidak segera diberikan layanan
memahami
siswa
di
teknik
untuk
menangani siswa yang motivasi belajarnya
bantuan
rendah, agar motivasi belajar siswa menjadi
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
tinggi.
maka
Faktor-faktor
Menurut
Syah
(2005:
144)
motivasi
belajar
dihawatirkan
yang rendah
memepengaruhi dapat
diatasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
dengan
belajar yaitu faktor intern (faktor dari dalam
pancawaskita: Masidu, karena konseling ini
diri siswa) dan faktor ekstern (faktor dari
menfokuskan upaya kepada pengentasan
luar diri siswa) dan faktor pendekatan
masalah menuju kemandirian individu.
belajar (approach to learning) sebagai berikut : 1.
pendekatan
akan
konseling
Prayitno (1988:17) menjelaskan pada inti pengentasan masalah kaitannya dalam
Faktor internal (dari dalam diri)
menangani motivasi belajar rendah adalah
yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan
kemandirian individu dengan lima cirinya
rohani.
yaitu :
2.
1.
Faktor eksternal (dari luar diri)
yaitu kondisi lingkungan disekitarnya.
8
Pemahaman dan penerimaan diri secara
positif dan dinamis.
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
2.
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Pemahaman
dan
penerimaan
Penelitian.
Arikunto
(1997:
116)
lingkungan secara obyektif dan dinamis.
mengatakan Subyek peneliti adalah
3.
Pengambilan keputusan secara tepat.
benda, hak atau orang, tempat data
4.
Pengarahan
untuk
diri
sesuai
dengan
variabel
melekat
yang
keputusan yang telah di ambil.
dipermasalahkan.
Ditinjau
dari
5.
Perwujudan diri secara optimal.
wilayahnya, maka penelitian khusus
Ciri-ciri tersebut diatas dicapai secara
hanya meliputi subjek yang sangat
berurutan, dari pemahaman diri yang paling awal samapai ke perwujudan diri secara optimal.
Pencapaian
Berkaitan
dengan
pendapat
itu
Arikunto diatas, maka subjek dalam
melalui proses aktif berkesinambungan
penelitian ini adalah siswa kelas VIII
secara langsung mengacu kepada lima
MTS
kondisi dalam diri individu (Masidu),
Karanganyar Kabupaten Demak Tahun
dengan demikian jasmani itu merupakan
Pelajaran 2016/2017 yang mengalami
energi
dan
motivasi belajar rendah. Sedangkan
individu.
objek permasalahan dalam penelitian
Kemandirian itu pada gilirannya menjadi
ini adalah menangani motivasi belajar
penggerak kehidupan individu sehingga
rendah yang diperoleh dari data total
siswa yang mengalami motivasi belajar
nilai siswa dalam rapor.
yang
kemandirian
sempit.
menggerakkan
mengembangkan
kemandirian
rendah dapat dibantu sehingga mencapai
Sabilul
Dalam
Huda
Cangkring
penelitian
ini
yang
motivasi belajar yang tinggi dalam proses
dijadikan subjek penelitian ditetapkan
belajar dan optimal.
sejumlah tiga dari tiga puluh siswa Kelas
C. METODE Penelitian pancawaskita
tentang
konseling
untuk
menangani
VIII
Cangkring
MTS
Sabilul
Karanganyar
Huda
Kabupaten
Demak Tahun Pelajaran 2016/2017
motivasi belajar rendah siswa kelas
semester
VIII MTS Sabilul Huda
Cangkring
motivasi belajar rendah, mengambil
Karanganyar Kabupaten Demak Tahun
data berdasarkan dari hasil total nilai
Pelajaran 2016/2017 ini dilakukan
dalam rapor siswa
dengan pendekatan secara kualitatif. Dalam ditentukan
suatu subjek
penelitian dan
ganjil
yang
mengalami
yang rendah.
Peneliti hanya mengambil tiga
harus
siswa dengan alasan agar diutamakan
objek
untuk
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
diberikan
konseling
9
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
pancawaskita:
dikarenakan
konseling pancawaskita: Masidu, yang
mengalami motivasi belajar sangat
ditujukan kepada AM untuk menangani
rendah
motivasi
dan
Masidu
memerlukan
bantuan
belajar
rendah
secepatnya.
menggatrakan-gatra,
D. HASIL PENELITIAN
mengungkapkan dan mengembangkan
1. Kasus I (AM)
Arti Dari Dalam (ADD) gatra-gatra
Dari data dokumentasi,wawancara
yang
ada
pada
dengan
dengan
diri
siswa
cara
serta
dan observasi diketAMu bAMwa hasil
memberikan Arti Dari Luar (ADL)
prestasi AM rendah. Kondisi dalam diri
yang
individu (Masidu) AM semangatnya
tersebut. Gatra lama motivasi belajar
layu sehingga dalam proses belajarnya
rendah kemudian menjadi gatra baru
tidak
motivasi belajar tinggi.
bersemangat.
Dari
hasil
pengumpulan data dan wawancara dengan konseli AM bertempat di ruang
tepat
terhadap
gatra-gatra
2. Kasus II ( AS) Dari
hasil
data
dokumentasi,
BK, hasil wawancara dengan konseli
wawancara dan observasi diperoleh
AM diperoleh keterangan data tentang
data tentang latar belakang konseli dan
faktor-faktor penyebab motivasi belajar
keluarga
rendah yaitu dari sumber dalam diri
jumlah
konseli (internal) sebagai berikut:
menunjukkan AS di semester ganjil ini
Faktor internal
serta nilai
memperoleh dalam
rapor
hasil yang
(Masidu): AM
mengalami kemunduran. Nilai dan
dalam dirinya tidak ada semangat
pada mata pelajaran bahasa inggris
belajar (semangat belajar AM layu)
kurang memenuhi KKM.
tidak mementingkan belajar. Lebih
Dari data dokumentasi, wawancara
banyak menghabiskan waktu bersama
dan observasi diketahu bahwa hasil
teman-temannya hingga larut malam
prestasi AS rendah. Kondisi dalam diri
dan tidak ada waktu untuk belajar,
individu (Msidu) AS semangatnya layu
sering mengantuk pada saat proses
terlebih dalam pelajaran bahsaa inggris
pembelajaran berlangsung.
sehingga sangat tidak menyukainya,
Berdasarkan
hasil
diagnosis,
dalam
proses
belajarnya
tidak
selanjutnya dilaksanakan pemberian
bersemangat, acuh tak acuh dan tidak
bantuan berupa konseling individu
memperhatikan.
dengan
10
menggunakan
pendekatan
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Berdasarkan
hasil
diagnosis,
mencatat keterangan dari guru dalam
selanjutnya dilaksanakan pemberian
proses belajarnya tidak bersemangat,
bantuan berupa konseling individu
yaitu mengalami
dengan
dikhiyanati pacarnya sehingga MD
menggunakan
pendekatan
konseling pancawaskita: Masidu yang
dalam
ditujukan kepada AS untuk menangani
bersemangat.
motivasi pelajaran
belajar rendah pada mata bahsa
inggris
menggatrakan-gatra,
dengan
proses
putus cinta dan
pembelajaran
Berdasarkan
hasil
tidak
diagnosis,
dengan
selanjutnya dilaksanakan pemberian
cara
bantuan berupa konseling individu
mengungkapkan dan mengembangkan
dengan
Arti Dari Dalam (ADD) gatra-gatra
konseling pancawaskita: Masidu, yang
yang
serta
ditujukan kepada MD untuk menangani
memberikan Arti Dari Luar (ADL)
motivasi belajar rendah pada mata
yang
pelajaran
ada
pada
tepat
diri
siswa
terhadap
gatra-gatra
menggunakan
bahsa
pendekatan
inggris
dengan
tersebut. Gatra lama motivasi belajar
menggatrakan-gatra,
rendah tidak menyukai pelajaran bahsa
mengungkapkan dan mengembangkan
inggris kemudian menjadi gatra baru
Arti Dari Dalam (ADD) gatra-gatra
motivasi
yang
belajar
tinggi
menyukai
ada
pada
dengan
diri
siswa
cara
serta
pelajaran bahsa inggris.
memberikan Arti Dari Luar (ADL)
3. Kasus III (MD)
yang
Dari
hasil
tepat
terhadap
gatra-gatra
dokumentasi,
tersebut. Gatra lama motivasi belajar
wawancara dan observasi diperoleh
rendah yang di sebabkan diputus pacar
data tentang latar belakang konseli dan
kemudian menjadi gatra baru motivasi
keluarga serta diketahui hasil jumlah
belajar tinggi dan dapat menerima
nilai dalam rapor menunjukkan MD di
kenyataan yaitu lebih sabar atau lebih
semester ganjil ini mengalami prestasi
mementingkan belajar saja.
belajar rendah. Dari data dokumentasi diketahu
E. SIMPULAN
bahwa hasil prestasi MD rendah.
1. Simpulan
berdasarkan
hasil
Kondisi dalam diri individu (Masidu)
penelitian
pembahasan
dapat
MD semangatnya layu terlebih dalam
disimpulkan
pelajaran sering melamun, tidak pernah
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
dan
sebagai berikut:
11
Anas Rohman
a.
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Kesimpulan
Hasil
Penelitian
Individu)
yaitu
Faktor
internal
Konseli I (AM)
(Masidu): MD mengalami semangat
Faktor peneyebab motivasi belajar
belajar yang layu didalam dirinya tidak
rendah terletak pada faktor internal:
ada
Masidu (Lima Kondisi dalam Diri
sungguh-sungguh.
Individu)
internal:
melupakan pacarnya walaupun MD
Masidu: AM dalam dirinya tidak ada
dikhiyanati dan ditinggalkan sehingga
semangat belajar (semangat belajar
MD tidak mempunyai semangat belajar
MRS
dan
yaitu
layu)
Faktor
tidak
mementingkan
semangat
belajar Belum
tanggungjawab
untuk
dapat
belajar
belajar. Lebih banyak menghabiskan
dengan serius.
waktu bersama teman-temannya hingga
Upaya
larut malam dan tidak ada waktu untuk
mengalami motivasi belajar rendah
belajar, sering mengantuk pada saat
yaitu memberikan layanan konseling
proses pembelajaran berlangsung.
individual
b. Kesimpulan
konseling pancawaskita dan hasilnya
Hasil
Penelitian
membantu
dengan
Konseli II (AS)
konseli
secara
Faktor peneyebab motivasi belajar
dirinya
dan
rendah terletak pada faktor internal:
masalahnya.
konseli
yang
menggunakan
mandiri dapat
memahami keluar
dari
Masidu (Lima Kondisi dalam Diri Individu)
yaitu
Faktor
internal
(Masidu): AS tidak menyukai pelajaran bahasa
inggrissehingga
di
dalam
dirinya tidak ada semangat belajar bahasa
inggris.
Tidak
mempunyai
2.
Saran Berdasarkan pada simpulan di atas,
penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Kepada Kepala Sekolah Mengadakan
pertemuan
secara
semangat belajar dan tanggungjawab
priodik dengan wali kelas dan guru
untuk belajar dengan serius (semangat
mata
belajar yang layu)
permasalahan belajar dan kemajuan
c.
Kesimpulan
Hasil
Penelitian
Konseli III (MD)
pelajaran
untuk
membahas
siswa di kelas. 2. Kepada Staf Guru
Faktor peneyebab motivasi belajar
a.
Selalu
rendah terletak pada faktor internal:
perkembangan
memantau siswa
baik
Masidu (Lima Kondisi dalam Diri
12
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
perekembangan akademik maupun prilaku siswa. b.
Memberikan perhatian khusus
terhadap
siswa
yang
motivasi
belajarnya rendah. 3. Kepada Konselor Sekolah Menyelenggarakan pertemuan konselor sekolah untuk bertukar pendapat mengenai hal-hal dalam kegiatan
pembelajaran
untuk
mengentaskan masalah baik yang dihadapi guru atau siswa. 4. Kepada Orang tua Siswa 1) Memberikan motivasi belajar kepada anaknya. 2) Memantau serta memberikan perhatikan
terhadap
perekembangan belajar anaknya dan prilaku siswa. 3) Kepada Peneliti selanjutnya Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang lebih lengkap dan mendalam yang berkaitan dengan motivasi
belajar
menggunakan
rendah, konseling
pancawaskita yang tidak hanya mengintegrasikan
Masidu,
saja
tetapi kelima faktor diintegrasikan agar agar diperoleh hasil yang lebih baik sehingga berguna bagi siswa yang motivasi belajarnya rendah.
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
13
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
DAFTAR PUSTAKA Al Qur‟an Terjemah. 2000. Al Aliyy. Bandung: CV Penerbit Diponegoro. A.M, Sardiman. 2005. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud, Dirjen dan Diknas. 1997. Studi Kasus . Jakarta: Depdikbud. Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1983. Methodologi Reseach I, II, III. Jakarta: Yogyakarta. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarat: Bumi Aksara. Ifdil. 2011. Tersedia di http://konselingindonesia.com. Diunduh 28/4/2011. Iin Tri Rahayu. 2004. Observasi dan Wawancara. Anggota IKAPI Jatim: Banyumedia Publishing. Iskandarwassid, Pembelajaran Rosdakarya.
dkk. 2008. Strategi Bahasa. Bandung:
Jazuli. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
14
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. . Nasution. 2004. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung: Jemmars. Pihasniwati. 2008. Psikologi Konseling Upaya Pendekatan Integrasi-Interaksi. Yogyakarta: TERAS. Prayitno. 1988. Konseling Pancawaskita Kerangka Konseling Eklektik. Padang: FIP IKIP Padang. _______. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Purwoko, Budi dkk. 2007. Pemahaman individu melalui Teknik Non Tes. Surabaya: Unesa University Press. Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Interprise Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Stevenson. Nancy. 2002. Seni Memotivasi. Yogyakarta: Andi. Solehudin. 2011. Tersedia di http://niendin.wordpress.com/. Diunduh 23/02?2011. Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rineka Cipta. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
Anas Rohman
Konseling Pancawaskita: Masidu Untuk Menangani Motivasi Belajar Rendah Siswa MTS Sabilul Huda Cangkring Karanganyar Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2016/2017)
Sri Haksasi, Banun. 2008. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non Tes. Salatiga: Widyasari Press. Surya, Mohammad. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Sutoyo, Anwar. 2008. Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktek. Semarang: CV Widya Karya Semarang. Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Roesdakarya. Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya.jakarta: Bumi Aksara.
SOSIO DIALEKTIKA- Jurnal Ilmu Sosial-Humaniora Vol.2, No.1, Januari – Juni 2017
15