Disampaikan oleh: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016 Jakarta, 16 -17 Februari 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian 2016
OUTLINE I
Pendahuluan
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019
2
I
Pendahuluan: Potret Indonesia di ASEAN
3
Posisi Indonesia di ASEAN
Global Competitiveness
Productivity
World Economic Forum
APO
(The Global Competitiveness Report, 2015-2016)
Peringkat
3
Productivity Database (2015) Peringkat
5
Kemudahan Memulai Bisnis
Doing Business (2014)
Peringkat
7
4
Perbandingan Harga Gas Industri, Interest Rate dan Upah Minimum Pekerja antara Indonesia dengan Negara-Negara di ASEAN No
Negara
1 2 3 4 5
Indonesia Vietnam Filipina Singapura Malaysia
Harga Gas Industri
Harga USD per MMBTU 9,0 7,5 5,43 4-5 4,47
Harga gas untuk keperluan industri di Indonesia, relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya.
Interest Rate yang Berlaku
Upah Minimum Pekerja
Myanmar menerapkan interest rate tertinggi di kawasan ASEAN Untuk kawasan ASEAN, interest rate di Indonesia merupakan tertinggi ke-2 (berada di peringkat ke-9 dalam hal daya tarik bagi dunia bisnis)
39 78
No.
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Singapore Cambodia Thailand Malaysia Philippines Laos Brunei Vietnam Indonesia Myanmar
80 113
197 220 226 296 296 0
50
100
150 USD
200
250
300
Upah minimum pekerja di Indonesia merupakan yang tertinggi ke-3 di ASEAN Sumber: The 23rd Survey of Investment Related Costs in Asia and Oceania, Jetro (2013)
Interest Rate (%) 0.21 1.42 1.50 3.25 4.00 4.50 5.50 6.50 7.50 10.00
Sumber: www.tradingeconomics.com (2015)
Reference Date Oct-15 Ags-15 Ags-15 Jul-15 Ags-15 Sep-15 Sep-15 Sep-15 Nov-15 Sep-15 5
Perbandingan Harmonisasi Standar dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia No.
Sektor
Regulasi Teknis di Indonesia
Regulasi Teknis di ASEAN
1
Peralatan listrik dan elektronika
15 standar
133 standar IEC
2
Produk karet
3 standar
46 standar ISO
3
Pangan olahan
9 standar
-
4
Komponen otomotif
11 standar
19 regulasi UNECE
5
Produk kayu
-
34 standar ISO
6
Bahan bangunan
23 standar
-
6
Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di tingkat ASEAN 2015
Tahun
2012
Jumlah (Juta US$)
2013
1.267,8
2014
(per November)
1.157,0
931,3
678,3
8,74
19,51
27,16
Penurunan (%)
Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN 1,400,000,000 1,200,000,000
1,267,842,966 1,157,011,528
1,000,000,000
931,249,299
800,000,000
678,328,263 Nilai impor produk SNI wajib
600,000,000
di ASEAN
400,000,000 200,000,000 0 2012
2013
2014
2015 (per November)
Dengan menurunnya impor maka produk dalam negeri akan menguasai pasar dalam negeri yang akan mendorong peningkatan daya saing
7
Pendaftaran Paten Dunia Tahun No.
Negara
2005
2006
-
2007
-
13
2008
39
2009
28
2010
26
2011
43
2012
53
2013
75
2014
1
Cambodia
67
2
China
3
Indonesia
4
Japan
5
Malaysia
6
Republic of Korea 160.921 166.189 172.469 170.632 163.523 170.101 178.924 188.915 204.589 210.292
7
Singapore
8.605
9.163
9.951
9.692
8.736
9.773
9.794
9.685
9.722
10.312
8
Thailand
6.340
6.261
6.818
6.741
5.857
1.937
3.924
6.746
7.404
7.930
9
Viet Nam
1.947
2.166
2.860
3.199
2.890
3.582
3.560
3.805
3.995
4.447
173.327 210.501 245.161 289.838 314.604 391.177 526.412 652.777 825.136 928.177 4.304
4.612
5.134
5.133
4.518
5.630
5.830
6.752
7.450
8.023
427.078 408.674 396.291 391.002 348.596 344.598 342.610 342.796 328.436 325.989 6.286
4.800
2.372
5.303
5.737
6.383
6.452
6.940
7.205
7.620
Sumber: WIPO statistics database
8
Permohonan Paten PATEN DALAM NEGERI
PATEN LUAR NEGERI
6,787
4,069
4,324
288
235 2005
4,850
2006
284 2007
4,747
386 2008
5,122
5,297
508
533
7,321
6,151
4,103
415 2009
2010
2011
601 2012
663 2013
702 2014
Sumber : Ditjen KI & WIPO
9
Data Permohonan Paten INDUSTRI vs NON-INDUSTRI Tahun JENIS PATEN
2009 DN
LN
2010 DN
LN
2011 DN
LN
2012 DN
LN
2013 DN
LN
2014 DN
LN
industri nonindustri
355 866 437 1.014 358 1.195 440 1.314 411 1.470 371 1.359
TOTAL
415 4.103 508 5.122 533 5.297 601 6.151 663 6.787 702 7.321
60 3.237 71 4.108 175 4.102 161 4.837 252 5.317 331 5.962
Sumber : Ditjen KI & WIPO
Pendaftaran paten dari pelaku usaha dalam negeri + 10 %, dan hanya + 50 %-nya terkait dengan sektor industri.
10
Karakteristik Impor Sektor Industri Berdasarkan Bahan Baku dan Penolong pada Tahun 2015 • Impor bahan baku dan penolong 9 kelompok komoditi mencapai USD 69,01 miliar atau 63,37 persen terhadap total impor produk industri. • Industri kimia dasar memiliki kontribusi terbesar yaitu USD 15,95 miliar atau 14,64 persen dari total impor industri dan yang kedua adalah industri logam (ferro dan non ferro) sebesar USD 14,40 miliar (13,22 persen) dan diikuti oleh industri mesin dan alat-alat listrik sebesar USD 8,89 miliar (8,17 persen) Kelompok
Nilai Impor 2015 (USD Juta)
Porsi
INDUSTRI KIMIA DASAR
15.945,99
14,64%
INDUSTRI LOGAM (FERRO DAN NON FERRO)
14.397,41
13,22%
INDUSTRI MESIN DAN ALAT-ALAT LISTRIK
8.893,17
8,17%
INDUSTRI ELEKTRONIKA
6.514,49
5,98%
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
6.373,56
5,85%
INDUSTRI BARANG KIMIA LAINNYA, PLASTIK, PENGOLAHAN KARET DAN PRODUK FARMASI
5.688,34
5,22%
INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN PAKAN TERNAK
5.445,26
5,00%
INDUSTRI OTOMOTIF
3.129,41
2,87%
INDUSTRI PULP DAN KERTAS
2.626,88
2,41%
69.014,51
63,37%
Total 9 Kelompok
Sumber : BPS, diolah Kemenperin 11
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
12
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
• Peningkatan mutu produk dan Produktivitas • Substitusi impor • Diversifikasi produk
• Jaminan mutu • K3L
STANDAR
TEKNOLOGI
INSENTIF R&D
• Mendorong investasi baru, • Peningkatan produktivitas • Penguatan struktur industri • Penerapan teknologi, industri hijau, dan standardisasi serta R & D
• Meningkatkan nilai tambah • Paten
INDUSTRI HIJAU • Peneraparan prinsip-prinsip industri hijau - 4 R (reuse, reduce, recycle & recover) • Konservasi energi dan lingkungan
13
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Teknologi • Pengembangan inovasi dan penerapan teknologi dalam peningkatan nilai tambah dan pemanfaatan sumber daya alam lokal (misal: Komposisi Lilin Batik Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya, Kampas Rem Kereta Api, Tinta Gambir, dll) • Pencapaian paten hingga Tahun 2015 di bidang teknologi industri sebanyak 79 paten (antara lain: Proses Pembuatan Garam NaCl Dengan Media Isolator Pada Meja Kristalisasi, elektroda las bawah air, kertas pembungkus baja, Komposisi Kanvas Rem Kendaraan Bermotor Dari Pulp, dll) • Dalam proses pengembangan: Zat warna alam (untuk aplikasi tekstil, pangan, kertas); Pengembangan baterai lithium; Pengembangan magnet permanen berbasis logam tanah jarang (rare earth element); Pembuatan kotak panel listrik berbasis komposit
14
Peran Balai Besar dan Baristand Industri dalam mengembangkan Teknologi Industri Contoh layanan
Layanan jasa teknis dibidang pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi dalam rangka menjamin kesesuaian standar dan mutu produk
• Sertifikasi ecolabel, GMP, HACCP, SMMSNI, ISO • Pengujian Limbah & Lingk. • Inspeksi GMP, HACCP & ISO
Layanan jasa teknis dibidang pelatihan dan konsultasi melalui • Pelatihan ISO, HACCP, GMP • Pelatihan manajemen dan traning/diklat teknis dan desain technical assistance Layanan jasa teknis dibidang penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan mutu produk
•Penelitian tentang derivatisasi minyak atsiri, kelapa & turunan CPO •Penelitian pengembangan teknologi proses aneka produk
Layanan jasa teknis dibidang rancang bangun dan perekayasaan industri melalui pengembangan desain dan prototype
•Pembuatan peralatan proses produksi aram, biomassa, coklat •Pembangkit Listrik Mikro Hidro, Turbin •dan lain-lain
Layanan jasa teknis dibidang konsultasi baik teknis maupun manajemen terkait penanggulangan pencemaran industri
•Pemberian konsultasi teknis penerapan Cleaner Production Technology •Pengoperasian IPAL
Layanan Teknologi
Sektor Industri
Daya Saing
15
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong
No. 1
Balai Besar Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T)
Hasil Litbang • •
•
Pengguna
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Extender di Industri Cat Pembuatan Insulated Rail Joint dari Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor Pemanfaatan kopolimer lateks alam styrene dalam pembuatan polymer modified concrete abstrak
•
PT. Sigma Utama
•
PT. KAI
•
PT. Rel-ion Sterilization Service
2
Balai Besar Tekstil (BBT)
•
Pembuatan kain door trim, produk kedap suara dan komposit untuk tekstil otomotif
•
PT. Astra Internasional Tbk
3
Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)
•
Pemanfaatan Limbah Padat IPAL Coating untuk Bahan Bangunan Cat Tembok Emulsi dan Plamir Tembok Kertas Kemas Baja
•
PT. Surya Pamenang
•
Primkokas PT. KS
• 4
Balai Besar Kimia Kemasan (BBKK)
•
Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Laja Gowah (Alpinia Malaccensis) sebagai Sumber Bahan Kimia ADI
•
PT. Sumber Multi Atsiri-Cianjur
5
Balai Besar Kulit Karet Plastik (BBKKP)
•
Pemanfaatan limbah shaving industri penyamakan kulit untuk pembuatan batako dan paving block
•
PT. Invedco Bangun Utama Jakarta
16
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Balai Besar Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) - Bandung
•
•
Hasil Litbang • Kertas Kemas Baja
Pengguna • Primkokas PT. Krakatau Steel
Kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi antara BBPK dengan PT Krakatau Steel untuk memanfaatkan potensi bahan lokal dalam rangka mengurangi kebutuhan impor kertas kemas baja Telah mendapatkan paten ID 0 017 490 17
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Balai Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) - Bandung
Hasil Litbang
Pengguna
Pembuatan Insulated Rail Joint (IRJ) dari PT Kereta Api Indonesia Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi (KAI) Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
PLAT PENYAMBUNG PENYEKAT LISTRIK (INSULATED RAIL JOINT)
KOTAK KABEL PENGHUBUNG CATUDAYA (JUNCTION BOX)
•
•
Rel KA di Indonesia terbuat dari baja sehingga mudah teraliri listrik liar (petir) dan dapat mengganggu sistem elektronik persinyalan (track circuit/sirkit sepur). Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko itu, PT KAI perlu menggunakan produk IRJ sebagai penyambung antar rel KA yang bersifat isolator listrik dan mampu menahan beban statik dan dinamik. IRJ dapat diproduksi oleh IKM di dalam negeri karena teknologinya sederhana sehingga dapat mengurangi komponen impor untuk menghemat devisa negara 18
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong (Skala Laboratorium) No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kulit Karet Plastik (BBKKP)
•
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor
2
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T)
•
Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik
3
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)
• •
Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari Lemak Kakao
4
Balai Besar Keramik (BBK)
•
Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbasis Nanoalumina dan Nano Silika untuk Keramik Struktural
5
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
•
Pengembangan pembuatan starter untuk industri modified cassava-flour
6
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)
•
Penerapan Teknologi Purifikasi Gas Methan (CH4) dari Proses Biogas Pengolahan Air Limbah di Industri sebagai Sumber Energi Alternatif
7
Balai Besar Tekstil (BBT)
•
Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil otomotif
8
Baristand Industri Palembang
•
Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal Radiator Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi SBR dan NR
• 9
Baristand Industri Samarinda
•
Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan
19
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Efisiensi Teknologi Produksi No.
Balai Besar
Hasil Litbang
Penguna
Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)
•
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)
•
3
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
•
Teknologi minyak kelapa dengan Hot Oil Immersion Drying/HOID atau Fry Dry Technology.
4
Balai Besar Keramik (BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan Industri Terkait
5
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)
•
Pembuatan komponen tapak rantai Untuk kendaraan tempur tank scorpion Dalam rangka Meningkatkan kemandirian HANKAMNAS
1
2
•
Kertas Sembahyang (Joss Paper) Ramah Lingkungan Pengolahan Air Limbah dengan Proses Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) dan Suspended Carrier Biofilm (SCB)
•
PT. San Fu Indonesia
•
PT. Kertas Padalarang
Teknologi Elektro-flotasi Mengolah Limbah Cair Industri
•
Laboratorium BLH Kota Semarang Laboratorium Balai POM Jawa tengah Laboratorium BLH Propinsi Jawa Tengah
untuk
• • •
PT. Sac Nusantara
•
PT. Karya Deli Steelindo
20
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri Efisiensi Teknologi Produksi (Skala Laboratorium) No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kimia Kemasan (BBKK)
•
Rekayasa Alat untuk mengolah Limbah Plastik menjadi Sumber Energi dengan Metode Pyrolisis
2
Balai Besar Logam Mesin (BBLM)
• • •
Pengembangan Proses Biodiesel dengan Teknologi Kavitasi Pembuatan Rotary Packer Pengembangan matras progressive dies untuk pembuatan ring komponen otomotif Pembuatan mould untuk komponen plastik otomotif.
• 3
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
•
Penerapan Teknologi Reverse Osmosis (RO) pada Pengolahan Buahbuahan (Ekstraksi Suhu Dingin)
4
Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)
•
Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper) Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan Enzim dan Bahan Lainnya
• 5
Balai Besar Kulit Karet Plastik (BBKKP)
• •
Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI Perekayasaan peralatan cetakan souvenir plastik sistem injection molding dengan sistem CNC
6
Balai Besar Keramik (BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan Industri Terkait
7
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)
•
Pemanfaatan Bakteri Halofilik untuk Pemurnian NaCl Guna Menerapkan Green Industry di Industri Pemakai Garam Rakyat. Penerapan Teknologi Nanofiltrasi dalam Proses Eliminasi Sulphur Dioksida (SO2) pada Flue Gas di Industri Kertas
•
21
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Standardisasi Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di bidang industri, sampai saat ini ada 102 SNI wajib dengan 308 nomor HS SNI Wajib per Direktorat Jenderal Industri Ditjen. Industri Agro (IA)
8
Dit. Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan
5
Dit. Industri Minuman dan Tembakau
3
Ditjen. Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA)
49
Dit. Industri Kimia Dasar
12
Dit. Industri Kimia Hilir
28
Dit. Industri Tekstil dan Aneka
9
Ditjen. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)
45
Dit. Industri Material Dasar Logam
27
Dit. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
4
Dit. Industri Alat Transportasi Darat
4
Dit. Industri Elektronika dan Telematika
10
Jumlah
102
22
Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU Kegiatan Penyusunan Kebijakan
Keterangan • • •
Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik; Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau
• • • •
Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous metal Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen Pedoman MRV Industri Semen Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia
Pelatihan
• • • • • • •
Pelatihan Industri Hijau: 39 orang Pelatihan ISO 9001: 25 orang Pelatihan ISO 14001: 10 orang Pelatihan ISO 17065: 8 orang Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang Pelatihan National Expert Pumping System Optimization, Heat Pump System Optimization: 45 orang
Penghargaan
•
Penghargaan Industri Hijau untuk 358 perusahaan
Penyusunan Pedoman
• • •
23
Jumlah Penerima Fasilitas Industri Jenis Fasilitas
Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas Industri Total
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
-
-
-
-
-
-
-
2
-
1
3
6
-
-
52
5
10
6
5
1
2
7
16
104
BMDTP
-
-
-
20
66
75
95
70
70
75
94
565
OVNI
16
-
-
-
-
-
-
32
-
15
1
64
Tax Holiday Tax Allowance
Tax Holiday
Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)
Tax Allowance
Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam, farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.
BMDTP
Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar, minuman, plastik, sorbitol, telematika, pupuk, alat tulis, telekomunikasi.
OVNI
Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang ditetapkan menjadi OVNI sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 64 perusahaan dengan rincian 49 perusahaan industri dan 15 perusahaan kawasan industri. 24
Permasalahan 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan dan komersialisasi hasil litbang Masih banyaknya kebijakan yang bersifat cross-cutting dengan kementerian dan lembaga negara terkait Pembangunan dan pengembangan infrastruktur industri hijau membutuhkan alokasi dana yang besar Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan aktivitas pengembangan R & D Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor yang terbatas
25
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019
26
Rencana Kerja Prioritas 1.
2.
Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Teknologi Industri Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain: a. b. c. d.
3.
Regulasi Standar Industri Hijau Regulasi SNI, ST dan PTC Regulasi Fiskal dan Non Fiskal Regulasi Audit Teknologi, Turn Key Project dan Penjaminan Resiko
Peningkatan Infrastruktur a. Sarana dan Prasarana Litbang b. Laboratorium Uji
4.
5.
Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain: Peneliti, Perekayasa, Auditor. Peningkatan jasa layanan teknis
27
Terima kasih Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Jln. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Lantai 19 -20, Jakarta http://bppi.kemenperin.go.id