1 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA BANDUNG EMOTIONAL INTELLIGENCE CONNECTION WITH STRESS LEVEL STUDENT LEARNING IN NURSING ADVENTIST UNIVERSITY INDONESIA Diana Janice Hutasoit Universitas Advent Indonesia
ABSTRAK Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh pengalaman penulis saat berkuliah di Universitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung, dimana emosi tidak terkontrol yang mengakibatkan stress belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat stress belajar mahasiswa di UNAI Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 117 mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi mahasiswa/i tingkat III UNAI Bandung dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Instrumen yang digunakan adalah dalam bentuk kuisioner yang dikembangkan oleh (Mulyani, 2007) dan (Busari, 2011). Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa keperawatan tingkat III tahun ajaran 2010/2011 UNAI Bandung memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dengan tingkat stress belajar sedang. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stress belajar mahasiswa keperawatan. Kata Kunci : kecerdasan emosi, stress, belajar, stress belajar ABSTRACT
This thesis is motivated by the author's experience while studying at the Adventist University of Indonesia (UNAI) Bandung, where the emotional stress resulting uncontrolled study. The purpose of this study is to describe the relationship of emotional intelligence to the stress level of students in Bandung UNAI. The method used in this research is descriptive correlation method. The population used in this study were 117 nursing students UNAI Bandung III level. Samples in this study were all student populations / i level III UNAI Bandung by using saturated samples. The instrument used was in the form of a questionnaire that was developed by (Mulyani, 2007) and (Busari, 2011). The results showed that nursing students at level III academic year 2010/2011 UNAI Bandung has high emotional intelligence with moderate learning stress levels. There is a significant relationship between emotional intelligence and stress levels of students studying nursing. Keywords: emotional quotient, stress, study, stress level student
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
2 Latar Belakang Masalah Penelitian Qaisy (2011:2-4) melalui American International Journal tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap stress belajar di Saudi Arabia. Hasilnya menunjukan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki kecerdasan emosional yang baik tidak memiliki pengendalian diri yang kuat terhadap stress belajar yang mengakibatkan prestasi belajar menurun. Yulianti (2012:22) mempublikasikan penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2010) di Surakarta tentang kajian empiris atas perilaku belajar dan kecerdasan emosional yang berpengaruh pada stress belajar mahasiswa. Hasilnya menunjukan bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik berpengaruh pada perilaku belajar sehingga stress belajar menurun. Pengalaman penulis saat berkuliah di Universitas Advent Indonesia (UNAI), mengalami stress belajar dalam masa perkuliahan. Banyaknya tugas yang menumpuk dan ujian yang dihadapi sering menjadikan emosi labil dan tak terkendali sehingga menyebabkan stress dalam belajar yang mengakibatkan penurunan prestasi belajar.
Tujuan 1. Mengidentifikasi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung. 2. Mengidentifikasi stress belajar yang dialami oleh mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung. 3. Menganalisa hubungan antara kecerdasan emosional dengan stress belajar mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung.
Manfaat Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan, sebagai bahan masukan pada saat melakukan rapat dosen untuk memotivasi para dosen dalam mendorong mahasiswa keperawatan UNAI mengembangkan kecerdasan emosional yang dimiliki. 2. Bidang penelitian, untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya Tinjauan Pustaka Definisi Kecerdasan Emosional Goleman (2003:512) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan dalam mengatur kehidupan emosi dengan inteligensi melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Syahmuharnis dan Sidharta (2006:15) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengelola emosi diri sendiri dan hubungan orang lain. Kecerdasan emosional juga adalah kemampuan merasakan, Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
3 memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Apabila seseorang sedang mengalami stress, kecerdasan emosional dapat mengelola emosi dengan hal yang positif (Ardiningsih 2008:197). Faktor-faktor Kecerdasan Emosi Goleman (2007:58-77) membagi kecerdasan emosional dalam lima faktor yaitu: kesadaran emosi, pengendalian emosi, motivasi diri, empati dan hubungan sosial. 1. Kesadaran Emosi Kesadaran emosional merupakan suatu keadaan dimana seseorang menyadari emosi atau perasaan. Individu yang sadar secara emosional akan memahami perasaan marah, senang, sedih, atau merasakan emosi lain. Sadar emosi berarti waspada terhadap suasana hati atau pikirian agar tidak larut dalam emosi. Individu yang mempunyai kesadaran emosi menyadari apa yang sedang dipikirkan dan apa yang dirasakan saat itu. Kesadaran diri terhadap emosi merupakan inti kecerdasan emosi. Mayer (2007:64) mendefenisikan kesadaran emosi adalah kewaspadaan terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah emosi. 2.Pengendalian emosi Pengendalian emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat sehingga terjadi keseimbangan. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas yang lama dapat merusak kestabilan. Menjaga agar emosi yang muncul dapat tetap stabil merupakan kunci kesejahteraan emosi. 3. Motivasi Diri Kemampuan memotivasi diri sendiri yang dimiliki individu akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam diri. Orang yang memiliki kemampuan ini lebih produktif dan efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya. Motivasi diri adalah dorongan kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan untuk mencapai tujuan. 4. Empati (Mengenal emosi orang lain) Empati adalah kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain. Apabila seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan terampil membaca perasaan orang lain. Semakin seseorang itu terbuka kepada diri sendiri, semakin mampu ia mengenal dan mengikuti emosinya dan makin mudah membaca perasaan orang lain. 5. Hubungan Sosial Hubungan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi. Hubungan sosial
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
4 dapat mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa melukai orang lain. Stress Belajar Menurut Tajularipin (1998:88) yang dikutip oleh Levine (2009:65) stress belajar adalah stress yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan-tekanan dan ketidaknyamanan saat belajar. Tekanan tersebut membuat seseorang merasa tegang atau cemas karena ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan belajar. Menurut Yusuf (2007:135) terdapat dua sumber stres pada umumnya yaitu stres internal dan stress eksternal. Stress belajar internal berasal dari diri sendiri, yaitu ketika kondisi tubuh kurang sehat atau sedang ada konflik pribadi yang mengganggu pikiran. Stress belajar eksternal berasal dari keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Beberapa respon yang dapat ditimbulkan oleh stress belajar berupa: respon emosional, fisiologis, kognitif, dan behavioral . 1. Respon emosional Respon emosional atau respon secara psikologis, merupakan respon emosi yang timbul akibat stres yaitu: perasaan kesal, marah, cemas, frustasi, iri, bimbang, takut, bersikap tidak sabar, sedih dan duka cita. 2. Respon fisiologis Respon fisiologis adalah reaksi yang terjadi dalam tubuh ketika tubuh mengalami stress, respon tersebut menyiapkan diri untuk menghadapi stressor (The Fight or Flight Response, The General Adaption Syndrome, Brain Body Pathway) 3. Respon Kognitif Respon kognitif adalah respon individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup sebagai sesuatu yang berbahaya, mengancam dan cara dalam menghadapi kejadian tersebut dengan efektif 4. Respon Behavioural Respon behavioral adalah upaya yang dilakukan untuk menuntaskan, mengurangi atau mentoleransi tuntutan-tuntutan yang menyebabkan stres. Ketika mendapatkan nilai jelek mahasiswa berupaya meningkatkan kedisiplinan dalam belajar atau bahkan membenci dosen yang memberikan nilai tersebut.
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
5 Metodologi Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif korelasi. Pada penelitian ini metode deskriptif korelasi digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat stress belajar mahasiswa keperawatan UNAI. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 117 mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung yang dipilih dengan menggunakan sampel jenuh. Dari 117 responden yang digunakan sebagai sampel, terdapat 7 orang responden yang tidak bersedia untuk mengisi kuisioner. Maka total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung. Kriteria Memilih Sampel Kriteria yang digunakan dalam memilih sampel pada penelitian ini adalah: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan tingkat III tahun ajaran 2010/2011 UNAI Bandung 2. Responden berada di tempat pada saat data dikumpulkan. 3. Tidak ada paksaan bagi responden yang tidak bersedia. Instrumen Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berbentuk kuisioner yang terdiri dari 75 pernyataan mengenai kecerdasan emosional yang dikembangkan oleh Mulyani (2007:25) dan stress belajar yang dikembangkan oleh Busari (2011:99) yang sudah diuji validitas dan rebilitasnya. Kuisioner penelitian ini terdiri dari 50 pernyataan tentang kecerdasan emosional dan 25 tentang stress belajar dengan mengunakan skala likert. Validity and Reability Suyanto (2011:55) mengatakan bahwa validitas dari alat pengumpul data (instrumen) sangat diperlukan sebelum dipergunakan dalam penelitian. Instrument yang digunakan harus benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan tes validitas, pada masing-masing item pertanyaan kuisioner. Uji validitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Suyanto (2011:59) mengatakan bahwa untuk dapat melihat apakah instrumen yang telah disusun handal bila digunakan, maka perlu dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrument penelitian ini berbentuk kuisioner dan skalanya bertingkat. Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan Alpha Cronbach menurut Arikunto (2006:191) adalah sebagai berikut:
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
6 Hasil dan Analisis Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama: “Bagaimanakah kecerdasan emosional yang dimiliki oleh mahasiswa tingkat III UNAI Bandung?” maka dihitung nilai ratarata skor responden. Lalu diinterpretasikan sebagaimana yang ditetapkan pada tabel 3.1. Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata skor responden diambil dari rumus Sudjana (2005:67). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1. 177 142 131 147 107 135 117 103 148 196 147 168 159 173 105 116 155 181 160 143 193 132 Total ratarata:
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 110
Nilai rata-rata
3.54 2.84 2.62 2.94 2.14 2.7 2.34 2.06 2.96 3.92 2.94 3.36 3.18 3.46 2.1 2.32 3.1 3.62 3.2 2.86 3.86 2.64 373.18
=
= 373.18 = 3,39 110 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kecerdasan emosional mahasiswa keperawatan UNAI tingkat III UNAI Bandung adalah 3,39. Menurut tabel kategori kecerdasan emosional mahasiswa maka nilai tersebut berada pada kategori tinggi. Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua: “Bagaimanakah tingkat stress belajar yang dialami oleh mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung?” maka dilakukan prosedur yang sama seperti menjawab identifikasi masalah pertama dengan mencari nilai ratarata keseluruhan responden. 66
2
2.64
77
1
61
1
83 63 78 55 97 92 Total rata-rata:
3 1 1 1 1 1 110
3.08 2.44 3.32 2.52 3.12 2.2 3.88 3.68 298.52
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
7
Nilai rata-rata
= = 298,52 =2,71 110
Dari tabel 4.2 menjelaskan bahwa nilai rata rata stress belajar mahasiswa adalah 2,71. Menurut skala kategori tingkat stress belajar mahasiswa maka nilai tersebut berada pada kategori sedang. Untuk menjawab identifikasi masalah ketiga yaitu: ”Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan stress belajar mahasiswa keperawatan tingkat III UNAI Bandung?” maka digunakan nilai korelasi r product moment. Pengujian signifikansi korelasi dikerjakan dengan menggunakan tabel atau dapat juga dihitung dengan menggunakan uji t. Rumus Pearson Product Moment:
110. (110.10.093.201) – (15.791)(7.455) ) – (15.791)2 =
=
2
2530205 12591,156 1569,409 2.530.205 4.066.584
= 0,622
Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t, dengan cara:
t=
10.550
Hasil olahan data diatas diketahui bahwa nilai dari adalah 10,550 dan adalah 1,982. Harga t tersebut dibandingkan dengan harga dengan dk = 110 – 2 = 108. Dengan dk 108 dan dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% maka = 1,982. Menurut Sugiyono (2008:97) pada kriteria pengujian dua pihak, bila < maka Ho diterima dan harga adalah mutlak, jadi tidak dilihat (+) dan (-) dimana dicari dari tabel distribusi “t”. Harga lebih besar dari (10,550 > 1,982) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
8
Kesimpulan dan saran Kesimpulan Kesimpulan yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa keperawatan tingkat III tahun ajaran 2010/2011 di UNAI Bandung memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. 2. Mahasiswa keperawatan tingkat III tahun ajaran 2010/2011 di UNAI Bandung, memiliki tingkat stress belajar yang sedang. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stress belajar mahasiswa keperawatan tingkat III tahun ajaran 2010/2011 di UNAI Bandung. Saran 1. Bidang Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi Dekan Fakultas Keperawatan untuk memotivasi para dosen saat melakukan rapat dosen dalam mendorong mahasiswa mengembangkan kecerdasan emosional yang dimiliki melalui manajemen stress yang baik, agar tingkat stress belajar mahasiswa dapat dikendalikan. 2. Bidang Penelitian Diharapkan metode penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian berikut yaitu pengaruh kecerdasan emosional dengan indeks prestasi mahasiswa di UNAI Bandung. Daftar Pustaka Alvin N.L.O. 2007. Handling study stress: pengembangan media bimbingan belajar berbasis computer tentang strategi mengatasi stress belajar. [online]. http://eprints.uny.ac.id/9570/ [12 maret 2013]. Ardiningsih, U. 2008. Pengaruh kecerdasan emosional perawat dengan perilaku melayani konsumen: Jurnal ekonomi dan bisnis 2(3):195-216. 18 Februari. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Baron, A. 2006. Kecerdasan emosional remaja. Jakarta: Pustaka Media. belajar pada mahasiswa.Bandung: PPS UPI. Borba, F,G. 2008. Faktor-faktor kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia Utama. Bulo, W. 2003. Pendidikan tinggi terhadap kecerdasan emosional. [online]. Available:http://resiandriani.com/2009/06/03/pengaruh-kecerdasan-emosional-dan-spritualauditor-terhadap-kinerja-auditor-dalam-kantor-akuntan-publik/ [ 7 Februari 2013] Busari, A.O. 2011. Validation of student academic stress scale (SASS).: European Journal of Social Sciences 21(1):194-105. 11 Februari. Ciarrochi, D., Mischel ,M. & Sawaf, C. 2003. How to coping stress. [online]. Available: http:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed [03 Maret 2013] Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
9 Cooper, R.K., Sawaf, A. 2004. Executive eq: kecerdasan emosional dalam kepemimpinan organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dann, J.2003. Memahami kecerdasan emosional dalam seminggu. Jakarta: Prestasi Pusaka. Dempsey, P.A dan Dempsey, A.D. 2002. Riset keperawatan: buku ajaran dan latihan. Edisi ke -1. Jakarta: EGC Gates, Y.Z., Kenworthy, S. 2003. Psikologi umum. Bandung: Komputindo. Goleman, D. 2003. Kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. 2007. Working with emotional intelligence. USA: Harvard University Press. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Umum. Heinz, R.,Steven, W.A.2006. Individu dengan kecerdasan emosionalnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hidayat, A.A. 2007. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika. --------------------.2008. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Huan, V.S. 2006. The influence of dispositional optimism and gender on adolescent,percepetion academic stress. (41)1: 533-546. 12 Februari. Losyk, B. 2007. Kendalikan stres anda!. Jakarta: Gramedia. Mayer, J.D., Caruso,D.R. 2007. Emotional inteligence: theory findings and implication, 2(8):64-65, 18 Februari. Mayer, J.D., Ciarrochi, J. 2004. Applying emotional inteligence: a practioner’s guide.USA: Psycology Press. Merrel, G.H. 2008. Psikologi: Perilaku dalam bersikap. Jakarta: Grasindo. Montes-Berges, B., Augusto, J.M. 2007. Exploring the relationship between peceived emotional intelligence, coping, social support and mental health in nursing students. Journal of psychiatric mantel health Nursing 14(2):71-163. 28 Maret Mulyani, S. 2012. Media bimbingan belajar berbasis komputer tentang strategi mengatasi stres dalam belajar.[online]. Available: http://eprints.uny.ac.id/9570/4/cover%20%20NIM.%2008104241024.pdf [28 Januari 2013]. Murtini, R. 2003. Pengaruh lingkungan terhadap stress dalam belajar: e-journal universitas negri surakarta. 10(3):110-118, 01 Februari. Naidoo, RS., Adams, JS., Pau, A. 2008. Emotional intelligence and perceived stress.63 (3):148-51. 30 Maret Olenjick, K.R., Hulsch, V. 2007. Bahaya stress pada remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Patton, P. 2003. Emotional quotient (eq): pengembangan sukses lebih bermakna. Jakarta: Mitra Media. Payne, Woolf. 2005. Emotional inteligence. Jakarta:EGC Qaisy, M.D. 2011. American international journal of contemporary research, 2(2)2-4, 31 Januari. Riduwan. 2011. Dasar – dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Robins, S.P., Judge, T.A. 2008. Organization behavior. Jakarta: Salemba Empat Santrock, S. 2003. Handbook of stress medicine and health (2nd edition). America: CRC Press LLC Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]
10 Segal, J. 2003. Kecerdasan emosi dan aplikasinya pada pendidikan agama. [online]. Available: http://staff.uny.ac.id [6 Maret 2013] Semium, Y. 2006. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius. Setiyawan, A. 2005. Bagaimana pendidikan karakter dirimu. Jakarta: Transmedia. Shapiro, LE. 2003. Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama Stein, S. J., Book, H. E. 2007. Ledakan eq: 15 prinsip dasar kecerdasan emosional meraih sukses. Bandung: Kaifa. Subiyanto, I. 2004. Metode penelitian. Yogyakarta: Akuntansi STIE Sugiyono, D. 2008. Metode untuk penelitian. Bandung: IKAPI Sumardi, DR. 2007. Pasword menuju sukses. Jakarta: Erlangga. Suryaningsum. M.S. 2010. Pengaruh perilaku belajar, kecerdasan emosional terhadap stress kuliah. [online]. Available: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1323 [10 Februari 2013]. Suyanto. 2011. Metode dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Syahmuharnis,. Sidharta, H. 2006. Transcendal quotient. Jakarta: Republika Tajularipin, Aminuddin. 2009. The level of stress among students in urban and rural secondary schools in malaysia: european journal of social sciences, 10(2):60-88, 14 Februari. Yudha, B 2007. Stres akademik dan strategi pengelolaannya. Bandung: Pustaka Setia. Yulianti, S. 2012. Kajian empiris atas pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa terhadap stres kuliah di yogyakarta. [online]. Available: e-journal.stie-aub.ac.id [17 Maret 2013] Yusuf, S. 2007. Mental hygiene perkembangan kesehatan mental dalam kajian psikologi dan agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]