1
WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA
Deskripsi Singkat Topik :
Pokok Bahasan
: WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA
Waktu
: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit.
Tujuan
: Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai Pengertian Wilayah dan Lingkup Wilayah.
Metode
: Pembelajaran (ceramah, diskusi, tugas terstruktur)
1.1. PENGERTIAN WILAYAH Apa
itu wilayah? Banyak diantara kita sering mendengar, menyebut atau
memperbincangkan kata wilayah, akan tetapi belum tentu semua orang paham akan makna kata tersebut. Membahas atau berdebat tentang sesuatu yang kita sendiri belum tahu maknanya, agaknya kurang baik, karena akan menjurus kepada debat kusir, yang tidak produktif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu, dalam pembahasan tentang Analisis Potensi Wilayah Desa diawali dengan pengenalan pengertian Wilayah. Secara umum, wilayah adalah ruang (lingkungan) dalam suatu batas-batas tertentu. Ruang atau lingkungan menunjukkan bahwa dalam wilayah terdapat unsur-
1
unsur yang terdiri dari daratan, laut (perairan), dan udara serta dengan segala kandungan yang terdapat di dalamnya. Wilayah memiliki batas-batas tertentu, secara administratif batas-batas wilayah memiliki arti penting dalam pengelolaan wilayah. Antara satu wilayah dengan wilayah lain dapat dibedakan melalui batasbatas yang disepakati antara kedua wilayah yang berdekatan. Jika suatu wilayah yang belum memiliki batas antar wilayah yang jelas, akan cenderung muncul konflik daerah perbatasan. Untuk mencegah hal tersebut, maka diperlukan adanya batasbatas yang tegas antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Permukaan bumi adalah menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan vertikal. Jadi di dalamnya termasuk apa yang ada pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di atas permukaan bumi. Glasson dalam Tarigan, R. (2008:111) mengemukakan ada 2 (dua) cara pandang tentang wilayah, yaitu subjektif dan objektif. Pertama, cara pandang subjektif, dimana wilayah adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu atau tujuan tertentu. Wilayah merupakan suatu model agar kita bisa membedakan antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Pandangan subjektif membantu manusia mempelajari lokasi-lokasi di dunia secara sistematis. Kedua, cara pandang objektif menyatakan wilayah benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri-ciri atau gejala alam di setiap wilayah. Wilayah bisa dibedakan berdasarkan musim/temperatur yang dimilikinya atau berdasarkan konfigurasi lahan, jenis tumbuh-tumbuhan, kepadatan penduduk, atau gabungan dari ciri-ciri tersebut. Secara khusus dalam konteks tata pemerintahan, pengertian wilayah adalah ruang atau lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan
2
pelaksanaan tugas pemerintahan umum, yang mana tujuan dan pendekatannya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Ruang atau lingkungan kerja perangkat pemerintah menunjuk pada wilayah dalam konteks wilayah administratif yang menjadi tanggung jawab pejabat pemerintah, yaitu pejabat pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab kewilayahan sebagai kepala atau pembina wilayah. Karena di dalam wilayah terdapat berbagai unsur, seperti unsur hayati (semua potensi hayati antara lain makhluk hidup berupa tumbuhan dan hewan baik di yang hidup di darat, udara maupun di air), unsur non hayati (semua potensi non hayati antara lain batu, mineral atau bahan tambang seperti minyak bumi, gas, emas, nikel, timah, tembaga dan lain-lain yang terkandung di darat maupun di air), dan unsur manusia yang merupakan unsur terpenting dalam suatu wilayah. Karena manusia merupakan faktor terpenting, maka kesejahteraan manusia menjadi fokus perhatian bagi siapa saja yang menjadi pejabat pemerintah yang diberi amanah sebagai kepala atau pembina suatu wilayah. Dalam konteks tersebut terkandung makna bahwa segala potensi yang terkandung dalam suatu wilayah harus dikelola, dibina dan dimanfaatkan secara arif dan bijaksana ke arah peningkatan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya dari aspek militer, wilayah disebut territorial dengan tujuan dan pendekatannya pada pembinaan hankam.
3
1.2. RUANG LINGKUP WILAYAH Ruang lingkup wilayah secara umum meliputi 2 (dua) aspek, yaitu : 1. Aspek alamiah, merupakan komponen wilayah yang keberadaannya bersumber dari alam yang terbentuk dan terjadi secara alamiah. Aspek alamiah terdiri dari : a. Aspek Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani : geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu geografi sering pula disebut ilmu bumi. Dalam makna yang luas, geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi melainkan juga berbagai hal yang berada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan juga benda-benda di ruang angkasa. Dalam konteks pembelajaran analisis potensi wilayah, geografi yang dimaksudkan adalah segala hal yang berkaitan dengan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya seperti flora, fauna, iklim, udara dan segala interaksinya. Dari definisi di atas, terlihat bahwa ruang lingkup geografi sangat luas. Lingkungan geografi, antara lain meliputi : (a)
Aspek topologi, keadaan permukaan bumi pada suatu kawasan atau daerah seperti letak, luas, bentuk dan batas;
(b) Aspek nonbiotik, segala sesuatu yang terdapat pada permukaan dan di dalam bumi berupa makhluk atau benda tak hidup seperti tanah, air, sinar matahari, iklim, curah hujan, dan bahan mineral seperti minyak bumi, nikel, timah, tembaga, emas, dan lain-lain;
4
(c) Aspek biotik, segala sesuatu yang terdapat di permukaan bumi yang berupa makhluk hidup, seperti hewan, dan tumbuh-tumbuhan termasuk juga manusia.
b. Aspek Demografi Demografi adalah segala hal yang berkaitan dengan penduduk, yaitu susunan,
jumlah
dan
perkembangan
penduduk.
Berbicara
tentang
kependudukan tidak terlepas pula dari dinamika kependudukan. Menurut Mulyadi, S. (2003:15) bahwa dinamika kependudukan merupakan proses perubahan jumlah penduduk serta komposisinya yang dipengaruhi oleh tiga komponen demografi, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Secara umum pertumbuhan penduduk merupakan akibat dari adanya fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), migrasi masuk (imigrasi), dan migrasi keluar (emigrasi). Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase), dan selisih antara migrasi masuk dam migrasi keluar disebut migrasi neto (net migration). Pertumbuhan penduduk menjadi penting untuk dikaji dan dianalisis terkait dengan pembangunan wilayah. Dari berbagai hasil penelitian dan pengamatan diketahui bahwa angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, terutama di Negara-negara berkembang dan terbelakang akan menghambat proses pembangunan. Fertilitas (kelahiran) adalah hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas biasanya dihitung dari banyaknya bayi
5
lahir
yang
hidup.
Fertilitas sangat
berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan penduduk suatu daerah. Oleh karena itu, angka fertilitas yang tinggi tidak dapat diabaikan. Angka fertilitas yang tinggi dari tahun ke tahun, jika dibiarkan bertumbuh atau berkembang begitu saja secara alami akan berpotensi menimbulkan ledakan penduduk. Angka kelahiran kasar dapat menggambarkan banyaknya bayi yang lahir pada tahun tertentu untuk setiap seribu penduduk. Rumusnya (Mulyadi S, 2003:18) :
B x K CBR = ------------P Dimana : CBR = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar). B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun. P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun. K = bilangan konstanta, biasanya 1000.
Mortalitas (kematian) adalah salah satu dari komponen demografi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Bukan berarti bahwa untuk mengurangi atau menekan pertumbuhan penduduk, mortalitas dapat dibiarkan merajalela di tengah masyarakat. Meskipun mortalitas menunjukkan tingkat kematian atau tinggi rendahnya angka kematian di suatu daerah atau negara, yang merupakan salah satu faktor penyebab penurunan pertumbuhan penduduk. Karena hak untuk hidup adalah merupakan hak dasar yang melekat pada setiap individu manusia. Pembiaran bagi tingginya angka
6
kematian dapat disamakan dengan terjadinya pelanggaran besar terhadap hak azazi manusia. Oleh karena itu, tingkat mortalitas di suatu negara atau daerah harus ditekan seminimal mungkin. Tingginya angka kematian mengindikasikan adanya permasalahan terkait tingkat kesehatan masyarakat yang merupakan permasalahan kependudukan. Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang terjadi selama 1 (satu) tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Rumusnya (Mulyadi S, 2003:24) :
D CDR = ------- x K P Dimana : CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar). D = banyaknya orang yang mati pada suatu tahun tertentu. P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun. K = bilangan konstanta, biasanya 1000.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau negara ke daerah atau negara lain dengan tujuan untuk menetap di daerah atau negara yang dituju. Angka migrasi masuk (imigrasi) menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk daerah atau negara tujuan dalam waktu satu tahun. Rumusnya (Mulyadi S, 2003:28) :
Mi =
I -------- x P
K
7
Dimana : Mi = Angka migrasi masuk. I = Jumlah migrasi masuk (imigrasi). P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun. K = bilangan konstanta, biasanya 1000.
Angka migrasi keluar (emigrasi) menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 penduduk daerah atau negara asal dalam waktu satu tahun. Rumusnya (Mulyadi S, 2003:28) :
Mo =
O -------- x P
K
Dimana : Mo = Angka migrasi keluar. O = Jumlah migrasi keluar (emigrasi). P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun. K = bilangan konstanta, biasanya 1000.
Selain
komponen
demografi
sebagaimana
diuraikan
diatas,
komposisi penduduk turut memegang peran penting dalam aspek demografi. Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk menurut kriteria atau ciri-ciri tertentu, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya. Kualitas penduduk suatu daerah dapat dilihat dari komposisi penduduk terutama komposisi
8
menurut tingkat pendidikan dan pekerjaan. Melalui komposisi penduduk ini pula dapat diketahui gambaran tentang keadaan penduduk sebagai sumberdaya manusia.
c. Aspek Sumber Daya Alam Sumber daya alam memegang peranan penting dalam eksistensi suatu daerah atau negara, dalam hal ini adalah kemampuan daya dukung sumber daya alam, yaitu rasio antara kemampuan sumber daya alam dengan peningkatan kebutuhan manusia. Beberapa jenis sumber daya alam bersifat dapat terbarukan dan beberapa jenis sumber daya alam lainnya bersifat tidak dapat terbarukan. Kelompok sumber daya alam yang tidak terbarukan pada suatu saat akan mengalami penurunan daya dukung terhadap kebutuhan manusia, bahkan dapat mengalami penurunan yang drastis atau mengalami kemusnahan. Sumber daya alam yang dapat terbarukan adalah sumber daya alam yang tergolong dalam kelompok sumber daya alam hayati. Dimana kelompok sumber daya alam ini dapat dibudidayakan oleh manusia atau berkembang biak secara alami, yaitu jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan. Indonesia sebagai salah satu negara yang terletak pada garis khatulistiwa memiliki curah hujan dan sinar matahari yang hampir merata sepanjang tahun serta hutan tropis yang begitu luas. Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 buah pulau dengan berbagai kandungan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Dua per tiga dari luas Indonesia terdiri dari lautan yang mengandung berbagai sumber daya alam yang
9
bernilai tinggi, selain itu di daratan
Indonesia terdapat jutaan hektar lahan
hutan dan pertanian yang produktif.
2. Aspek Sosial, adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun hubungan antar manusia. Aspek sosial meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta agama.
1.3. LATIHAN 1. Peserta pelatihan melakukan diskusi kelompok tentang wilayah dan ruang lingkup wilayah. 2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat paper tentang wilayah dan ruang lingkup wilayah dalam konteks desa/kelurahan.
10