DESAIN DAPUR UMUM BENCANA DENGAN KONSEP KOMPAKTOR Arie Sulistiyanto Jurusan Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,Telp/Fax (031)5931147
ABSTRAKSI Indonesia terletak di jalur ring of fire, Sehingga mengakibatkan Indonesia rawan terkena bencana alam. Dalam satu tahun terakhir sudah terjadi lebih dari 30 kali gempa,belum bencana lainnya. Banyak korban jiwa dan sangat membutuhkan bantuan. Desain Dapur Umum Bencana Dengan Konsep Kompaktor dirancang sebagai pemenuhan kebutuhan bantuan makanan untuk para korban. Tujuan utamanya ialah agar dapur dapat dikirim dengan cepat, praktis, dan menjangkau daerah terpencil untuk memberikan bantuan makanan tiga kali dalam sehari. Dalam perancangan ini dilakukan beberapa tahap perancangan dengan mengedepankan permasalahan utama dan pengiriman dapur / makanan. Desain dari dapur umum ini memberikan fasilitas tempat istirahat yang dibutuhkan operator yang bekerja 24 jam dalam dapur umum. Fasilitas Education juga diberikan dengan adanya TV, untuk memberitahu cara menanggulangi bencana dan informasi atau berita. Pemberian konsep cepat dan praktis dalam dapur umum bencana akan diaplikasikan pada sistem, bentuk, dan sistem operasional dari perabot dan bentuk dapur umum. Konsep yang didapat dibentuk dari kajian aktifitas sebelumnya dan dalam hal persiapan / pengiriman bantuan, kemudian dikembangkan dengan beberapa pengembangan yang berkaitan dengan pengiriman termasuk education.
ABSTRACT Indonesia is located in the path of ring of fire, so that resulting Indonesia natural disaster prone. In the past year in Indonesia have occurred more than 30 times the earthquake, not yet another disaster. Many lives and desperately need help. Design of General Kitchen Disaster With Compactor designed as a concept needed to solve food aids problem for the victims. Its main objective is for the kitchen can be sent quickly, practical, and reach remote areas to provide food assistance three times a day. In this designs research done several stages with the advanced design and delivery of the main problems the kitchen / food. The design of this common kitchen provides the resting place of the facility operator required to work 24 hours in the kitchen. Education
facilities are also provided with the TV, to tell how to cope with disasters and the information or news. Providing fast and practical concept in kitchen disasters will be applied to the system, forms, and operational systems of the furniture and kitchen form. The concept gained from the study formed the previous activity and in terms of preparation / delivery of aid, and then developed with several development related to delivery, including education.
KATA KUNCI Cepat, Praktis, flexible (mudah dalam pengiriman), dan Care.
PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Indonesia, seperti yang dikatakan sejumlah ahli di bidang geologi dan geografi. Berlokasi di kawasan yang rawan gempa. Dimana Indonesia terletak pada lajur sumber gempa yang membentang sepanjang tidak kurang dari 5.600 KM mulai dari Andaman sampai kebusur Banda Timur, Lajur Kemudian menerus ke wilayah Maluku hingga Sulawesi Utara, pantai selatan Jawa,NTB dan NTT serta Maluku merupakan daerah rawan gempa bumi dan tsunami. Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika, sejak April hingga 27 mei 2006 terjadi 30 kali terjadi gempa, dimana berkekuatan antara 5,9 skala richter termasuk yang terjadi di sekitar Yogyakarta dan Klaten1. Selain itu juga terjadi bencana tsunami di Nias dan Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Dalam 10 tahun terakhir pada periode 1991-2000, tidak kurang dari 75 tsunami terjadi di Indonesia Sebanyak 85% bencana tsunami itu atau 64 peristiwa terjadi di wilayah timur Indonesia. Dan telah memakan korban diantaranya adalah tsunami flores 1992 (korban 2100 orang), Banyuwangi 1994 (korban 238 orang), dan Biak 1996 (korban 160 orang), Taliabu, Maluku (1998); dan Banggai (2000). Sebelumnya gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang. Sejak tahun 2002-2005 bencana Indonesia mencapai 1.429 bencana. Sejak tahun 2002 hingga 2005 bencana Indonesia mencapai 1.429 bencana alam meliputi tanah longsor, banjir, kebakaran, wabah, angin topan, gempa bumi, pasang surut air, letusan gunung api, konflik social, kecelakaan, banjir dan tanah longsor, dan gempa bumi dan tsunami, dengan korban jiwa sebanyak 132.772 dan kerusakan rumah mencapai 375.389 unit. Dimana kondisi masyarakat masih sangat terbatas tentang pengetahuan tentang manajemen penanggulangan bencana dan pengungsian. Selain itu juga kurangnya atau lambatnya informasi yang datang atau disampaikan kemasyarakat. Sehingga masyarakat sebagian tidak sempat mengungsi, menyelamatkan nyawa diri sendiri, keluarga, harta benda, dan lain-lain. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi lagi dan ditemukan solusi yang tepat. Penanganan dan bantuan dari beberapa bencana alam ini, salah satunya adalah berupa dapur umum. 1
Sumber : BMG D.I.Yogyakarta
1
Entah dari TNI, PMI, maupun masyarakat umum, dimana terdapat berbagai macam jenis dapur umum, dari bentuk tenda peleton, rumah / posko yang dijadikan dapur, dan mobil dapur / caravan. Berdasarkan survey di lapangan (Bojonegoro dan Yogyakarta sebagai salah satu sample) khususnya para korban pengungsi dan petugas dapur ( dari masyarakat, Taruna Tanggap Bencana (TAGANA)), pendirian tenda masih dianggap seadanya, dan dirasa masih kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Dimana tenda sebagian besar hanya menggunakan atap terpal yang masing-masing ujung diikatkan ke pohon, rumah penduduk, posko, dan tenda peleton, dimana seharusnya tenda ini digunakan untuk tidur dan mengungsi, bukan buat tenda dapur. Sedangkan dapur berbentuk mobil atau caravan, dimana semua kebutuhan dan peralatan dapur ada semua didalam mobil dan tinggal di bawa ke lokasi bencana. Cara dan system ini sangatlah lebih praktis karena semua kebutuhan dapur sudah tersedia dan hanya sekali angkut dalam satu mobil. Tetapi dalam hal ini juga ada kekurangannya, dimana tidak dapat memenuhi kebutuhan atau bantuan secara menyeluruh, karena dimensi yang terbatas dan kurang, truk atau mobil yang digunain berupa mini bus (travel), tidak adanya tempat istirahat buat operator, tempat buat logistic, tempat obat-obatan, maupun tenda buat korban bencana. Seluruh bentuk bantuan dan dapur umum yang ada dianggap masih kurang karena, jumlah bantuan makanan yang diterima pengungsi hanya satu kali dalam sehari karena kurangnya bantuan. Disamping itu korban gempa juga antri makanan, dimana bantuan tidak merata, akibatnya warga mulai kelaparan , selain itu ribuan korban terinfeksi penyakit seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), muntaber, dan diare2. Maka inilah muncul sebuah ide untuk desain dapur umum untuk bencana dimana dapur dengan konsep kompaktor, dimana model kompaktor ini nantinya mudah dalam pengoperasian , dapat dipindah-pindah, peralatan memasak lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan makan 3X sehari untuk 500 orang, dan fasilitas yang dibutuhkan operator (tempat istirahat dan penerangan waktu malam hari).
Tujuan •
Tujuan mendesain dapur umum pasca bencana berbentuk kompaktor adalah untuk menghasilkan dapur umum yang dapat membantu para korban bencana khususnya dalam hal makanan, dimana dapat memenuhi kebutuhan makanan korban bencana min. 3 kali sehari, selain itu juga memperhatikan kebutuhan operator dapur (tempat istirahat).
• Mempermudah, mempercepat, dan praktis dalam hal pengiriman dapur umum dan bantuan makanan ke lokasi bencana alam. • Memberi kemudahan dan kenyamanan bagi user. • Menjadikan dapur umum berbentuk ompaktoryang dapat berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain (mobile) dan mudah dibawa (portable) dalam bentuk kompaktor, dimana semua fasilitas memasak, makanan, dan tempat istirahat. Sehingga lebih efektif. 2
Sumber : Jawa Pos,Kamis 8 Oktober 2009
Konsep yang digunakan dalam perancangan ini adalah : ● Cepat dan Praktis, Yaitu dengan bentuk dapur umum berbentuk kompaktor, memberikan kemudahan dan kecepatan saat menangani dan memberikan bantuan buat para korban atau pengungsi, dimana didalam kompaktor tersedia fasilitas peralatan memasak lengkap, kompor, penerangan, dan tempat istirahat untuk user dapur umum. Sehingga tanpa harus mempersiapkan terlebih dahulu ( biasanya harus mengkoordinir dan mempersiapkan peralatan dapur,tenda,dandang,dll. Baru diangkut ke mobil / truk, terus diturunkan dan dirakit / didirikan tendanya). Penggunaan kompaktor juga lebih praktis, dimana tinggal ditarik dan diangkat, diletakkan diatas truk. ● Flexible in Delivery, Kemudahan dalam sistem pengiriman, dimana hanya dengan ditarik dan diangkut truk. Dimana kompaktor dapat dilepas dari badan truk atau ditinggal. ● Care, Adanya penyuluhan / pengetahuan / education, diman akan disajikan dalam bentuk video / film (berupa cara-cara/ apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam, selain itu juga hiburan / berita). Karena para pengungsi pasti membutuhkan penyuluhan/ hiburan/ berit, saat mengungsi. Dimana dengan aadanya itu dapat memberi spirit bagi korban yang shock,kabar tentang daerah/keluarganya, maupun hiburan. Dengan adanya itu kompaktor diberikan fasilitas TV LCD.
Masalah Dapur umum bencana yang ada sebagian besar didirikan atas swadaya masyarakat sendiri dibantu dari pihak PMI, SATKORLAK, TNI, Dinas Sosial Jadi masyarakat mendirikan tenda/dapur umum di depan rumah tiap 2 RT (rukun Tetangga). Bahkan ada sebagian juga yang tidak ada dapur umum, dan hanya menunggu bantuan datang. ● PERMASALAHAN DARI OPERATOR (PMI,SATKORLAK,PMI) Berdasarkan survey dilapangan, dari pihak operator dapur umum mengalami permasalahan, yaitu : 1. Tidak adanya tempat istirahat untuk petugas dapur umum, padahal berdasarkan survey wawancara petugas rata-rata bekerja didapur umum sekitar 12-24 jam sehari. 2. Pendirian tenda yang memakan waktu relative lama (sekitar 30 menit) bisa lebih, karena harus mencari atau meminjam tenda beserta peralatan dapur di Dinas Sosial setempat. Dan jika tidak tersedia / kurang dalam Dinas Sosial setempat, maka mencari ke Dinas Sosial lainnya. Selain itu juga tenda yang digunakan adalah tenda peleton, namun hanya untuk storage atau tempat istirahat saja. Sedangkan untuk tenda dapur, petugas menggunakan terpal yang tiap ujungnya di ikatkan pada pohon, dengan alasan biar lebih luas dan tidak panas. 3. Tidak adanya tempat untuk mencuci peralatan memasak. 4. Fasilitas dan jumlah peralatan memasak yang kurang mencukupi untuk melayani jumlah pengungsi yang jumlahnya sangat besar, sehingga operator saat proses memasak harus menunggu peralatan yang lain. Sehingga operator harus bekerja ekstra yang menimbulkan kelelahan.
● PERMASALAHAN DARI KORBAN BENCANA / PENGUNGSI Dari survey lapangan, didapatkan permasalahan yang dialami para korban / pengungsi, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Lambatnya distribusi bantuan makanan yang dikirimkan dan tidak merata Kurangnya bantuan kesehatan yang kurang maximal Warga yang terisolasi tidak mendapatkan bantuan makanan Jatah makanan yang diterima korban hanya 2X dalam sehari, karena bantuan makanan yang datang tidak dapat memenuhi korban bencana / pengungsi
● PERMASALAHAN DARI SPONSOR / DONATUR Masalah juga terjadi pada pihak sponsor / donator, permasalahn yang terjadi adalah : 1. Tidak adanya yang mengkoordinir bantuan dari pihak donator / sponsor. 2. Terjadinya penjarahan bantuan sebelum sampai ke pos satkorlak, kasus ini terjadi di bantul ketika terjadi gempa 3. Kurangnya data korban dan wilayah korban sehingga distribusi bantuan kurang merata. Metodologi
PEMBAHASAN ● Identifikasi Permasalahan 1. Identifikasi pengguna dapur umum pasca bencana 2. Identifikasi perilaku pengguna di dapur umum bencana 3. Identifikasi dapur umum pasca bencana ● Teknik Pengambilan Data Langkah dalam penelitian ini berasal dari fenomena-fenomena bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Dengan adanya fenomena terjadinya bencana alam yang sangat banyak, khususnya gempa bumi, dimana dalam beberapa bulan terakhir sudah terjadi puluhan bencana alam gempa bumi di Indonesia, dan bencana alam yang barusan terjadi di daerah Padang. Mengangkat dari fenomena bencana alam yang banyak terjadi saat ini khususnya dapur umum bencana didapat beberapa permasalahan yang disimpulakan dari pengamatan langsung di lapangan. Dengan mengamati proses aktivitas dapur umum bencana di daerah Bojonegoro dan Jogjakarta sebagai tinjauan lapangan. Kemudian disinergikan dengan beberapa sumber. Dalam suatu perancangan pengumpulan data yang akurat dan detail sangat berfungsi untuk bisa mencari peluang inovasi sebagai jalan pemecah permasalahan yang ada. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan Desain Dapur Umum Pasca Bencana untuk Bencana Gempa Dengan konsep Karavan Kasus di Yogyakarta ini terdiri dari : 1. Individual Questionnaire 2. FGD (Focus Group Discussion) 3. Sebagai pedoman dalam pengembangan desain dapur umum pasca bencana diperlukan data mengenai kategorisasi aktivitas user berdasarkan frekuensi, durasi, waktu dan prioritas. Untuk itu akan dilakukan metode riset deskriptif menggunakan CSD (Cross-sectional Design). Pengambilan data akan dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif melalui teknik questioner dibutuhkan untuk menggeneralisir kecenderungan perilaku user secara representatif. Sementara detil-detil kegiatan yang nantinya berkaitan dengan hal-hal teknis penggunaan produk dan studi antropometri, akan dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi melalui FGD (Focus Group Discussion). Sedangkan untuk mengetahui tingkatan atribut yang berperan dalam pemilihan sebuah furniture dapur, mula-mula akan dilakukan riset eksploratori secara kualitatif melalui observasi dan wawancara. Setelah daftar atribut itu diperoleh, untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing atribut dilakukan secara kuantitatif menggunakan teknik questioner. ● TEKNIK SAMPLING 1. Target populasi Unit sampel : pria wanita dengan usia 20 – 40 tahun Elemen
: pria, wanita dan anak - anak
2. Teknik sampling Stratified Sampling, yaitu sampel dengan segmentasi masyarakat umum di Indonesia 3. Jumlah sampel : Studi kasus dan pengambilan sampel diadakan di daerah Yogyakarta, dikarenakan daerah tersebut amat sangat rawan terkena bencana alam, dimana dilihat dari letak geografis Yogyakarta. Dari data jumlah bencana berdasarkan daerah maka diambil sample dari beberapa daerah dengan jumalh sample : 250 responden Analisis yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif, berupa tabel frekuensi. Analisis ini juga akan digunakan untuk mengetahui tingkatan atribut yang paling berperan dalam pengambilan keputusan untuk memilih furniture dapur. Adapun gambaran atribut yang harus dipenuhi dalam desain Kitchen Set antara lain adalah Bentuk, Ukuran, Warna, Harga, Kepraktisan, Kekuatan, Keamanan dan lainlain. Namun atribut-atribut ini masih merupakan dugaan sementara peneliti, yang akan dibuktikan nantinya melalui wawancara, observasi dan penyebaran questioner. Melalui hasil analisis deskriptif tersebut, dilakukan pengkajian dari sudut pandang ergonomi. Kemudian dilakukan perancangan model dapur ergonomis yang dapat mengakomodir kebutuhan dapur umum pasca bencana. ● TAHAPAN STUDI DAN ANALISA Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan keputusan-keputusan yang mengarah pada desain final meliputi tahapan berurutan sebagai berikut : ● STUDI ANALISA FUNGSI Studi analisa aktivitas merupakan studi pertama yang dilakukan setelah mendapatkan data-data mengenai program dan fenomena-fenomena bencana alam yang terjadi saat ini. Dengan merujuk Dapur umum bencana sebagai salah satu bentuk / progam bantuan pemerintah untuk menolong para pengungsi dan korban bencana alam. Maka dengan itu proses pengamatan dan survey saat kegiatan dapur umum bencana sebagian berlangsung di bojonegora dan Jogjakarta. Analisa aktivitas ini juga mengidentifikasi fungsi-fungsi lain yang dapat dikembangkandari kegiatan dapur umum pasca bencana alam dengan mensinergikan kegiatan dan kebutuhan dapur sesuai data dan survey. ● STUDI ANALISA PASAR Studi analisa pasar dilakukan untuk mengidentifikasi peluang target pasar dari proyek ini. Salah satunya dengan menganalisa stakeholder yang memiliki keterkaitan seperti dinas sosial. Selain itu studi ini berguna untuk menentukan STP (segmentation, targeting,positioning) produk sehingga operasional dapur umum bencana berbebtuk caravan ini akan jelas sesuai sasaran.
● STUDI ANALISA SOSIAL BUDAYA Studi analisa sosial budaya digunakan untuk mendukung beberapa keputusan desain yang berhubungan langsung dengan user meliputi kebiasaan, budaya, norma. Hal ini digunakan sebagai penguat keputusan berdasarkan sosial budaya target pengguna yang sesungguhnya. ● STUDI ANALISA AKTIVITAS Studi analisa aktifitas diperlukan sebagai bentuk pencarian peluang inovasi sarana yang dikaitkan dengan kebutuhan. Kajian aktifitas dilakukan dengan mengeksplor aktifitas-aktifitas bermasalah, kemudian ditawarkan rekomendasi aktifitas berupa pengembangan aktifitas ataupun aktifitas baru yang mungkin lebih sederhana dan mudah dioperasikan. ● STUDI ANALISA KEBUTUHAN Studi Analisa Kebutuhan dilakukan setelah mengetahui rincian setiap aktifitas. Analisa kebutuhan diperlukan untuk menentukan jenis-jenis peralatan atau apa saja yang harus ada dalam dapur umum bencana. Studi kebutuhan ini nantinya untuk menentukan konfigurasi dan dimensi dari dapur umum bencana ini akhirnya. ● STUDI ANALISA TEKNIS - MEKANISME Studi Analisa Mekanisme berguna sebagai bagian dari penerapan rekayasa teknologi saat ini yang bisa digunakan pada sarana-sarana tertentu yang membutuhkan pengembangan sistem mekanik sehingga bisa memudahkan dalam pengoperasionalan serta produksinya. ● STUDI ANALISA TEKNIS - STRUKTUR dan KONTRUKSI Studi Analisa Struktur Konstruksi diperlukan untuk menganalisa aspek ketahanan serta kekuatan dari sarana-sarana yang didesain ditinjau dari kekuatan struktur dan konsturksi pembangun produk. ● STUD I ANALISA TEKNIK DAN MATERIAL Studi Analisa Material ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemilihan jenis material yang tepat untuk interior,eksterior,dan material peralatan dapur pada dapur umum bencana berbentuk kompaktor ini. Sehingga didapat material yang sesuai setelah dilihat dari beberapa aspek, seperti kemudahan produksi, keawetan, dimensi dan berat,dll. ● STUDI ANALISA TEKNIK KOMPONEN Studi Komponen ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen yang akan digunakan dalam perancangan dapur umum bencana berbentuk caravan ini nantinya. Baik engsel, joining, hidrolis, dll. Sehingga didapatkan komponen terbaik dan sesuai dengan fungsinya. ● STUDI ANALISA PROSES PRODUKSI Studi Analisa Proses produksi ini ditujukan untuk mengetahuI alur pembuatan setiap sarana mulai dari struktur caravan, bahan plat karavan, bordes, perabot furniture peralatan dapur, dan akhirnya dihasilkan proses produksi yang producible.
● HASIL DESAIN AKHIR Hasil akhir dari perancangan desain dapur umum pasca bencana ini berupa : • 3D Modelling • Animasi • Gambar presentasi • Gambar Operasional • Gambar Teknik • Model terskala 1:5 atau 1:10 • RAB
HASIL
Gambar 1. Desain Final Dapur Umum Pasca bencana
Gambar 5.2 Tampak Perspektif Kanan Depan
Gambar 3. Tampak Perspektif Kiri Depan
Gambar 4. Tampak Perspektif Kanan Belakang
Gambar 5. Tampak Perspektif Kiri Belakang
INTERIOR DAPUR UMUM
Gambar 6. Tampak Interior Kiri Belakang
Gambar 7. Tampak Perspektif depan
Gambar 8. Interior Dapur
Gambar 9. Interior Dapur
Gambar 10. Interior Dapur
KESIMPULAN 1. Berdasarkan studi dan analisa pada dapur umum di Indonesia, berikut permasalahan yang didapat dan hasil yang didapatkan : a) Kurangnya bantuan makanan yang didapat pengungsi yang diterima dalam satu hari, karena faktor jumlah bantuan dan kurangnya fasilitas yang memadai untuk memasak. Bantuan yang diterima pengungsi 2X sehari, tapi dengan dapur umum dengan konsep kompaktor ini mampu melayani 3X sehari untuk 500 orang dengan fasilitas 6 kompor. b) Aktifitas kerja 24 jam membutuhkan fasilitas tambahan berupa lampu buat penerangan dan tempat untuk istirahat, sehingga dalam dapur umum konsep kompaktor ini disediakan lampu penerangan neon TL 3 buah, dan tempat istirahat berupa kasur lipat 2 buah. c) Kurang praktis dan efisiensi dalam hal pengiriman dan persiapan dimana harus mengambil/meminjam peralatan memasak, memasukkan kedalam truk, membongkar,memasang,dan kemudian membongkar kembali,sampai seterusnya. Sangat tidak praktis, padahal dalam ini membutuhkan efisiensi dan kepraktisan, agar bantuan cepat datang dan pengiriman bantuan (dapur umum) cepat dan praktis. Hasil yang didapat berupa dapur umum berkonsep kompaktor, dimana didalamnya tersedia semua fasilitas peralatan memasak dan tempat istirahat, dengan sitem pengiriman dan pengangkutan dengan cara ditarik / diangkat dan kemudian ditaruh diatas truk ( layaknya mengangkut sampah), dari dasar inilah dinamakan konsep kompaktor. 2. Konsep yang digunakan dalam desain dapur umum ini adalah cepat, praktis, flexible in delivery, and care.
Saran Hasil analisa dan studi aktifitas dapat dikembangkan untuk mendesain dapur umum bencana yang lebih baik, dalam hal pelayanan dan pengirimannya. Dalam mendesain dapur umum nantinya diberi penambahan ruang logistic cadangan.
DAFTRA RUJUKAN Chijiwa, Hideaki. A Guide to Creative Color Combination, Color Harmony. Kasali, Rheinald. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmenting, Targeting dan Positioning, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nurmianto,Eko. 1998. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Candimas Metropole, Jakarta. Panero, Julius. & Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta. Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta. Amelia, Risky. 2007. Desain Dapur Umum Lapangan Untuk Bantuan Bencana Alam. Tugas Akhir Jurusan Desain Produk Industri FTSP-ITS Surabaya. Tavip, Baroto.,Zullaikah,Ellya.,Nurmianto,Eko.2008. Studi Desain Dapur Umum Ergonomis Untuk Hunian KecilMenggunakan Konsep Interaksi Keluarga. Riset ITS Surabaya. Tavip, Baroto.,Hidayat,Taufik.,Nurmianto,Eko.2009. Dapur Umum Pasca Bencana dengan Konsep Modullar dan Portable . Riset ITS Surabaya. Jawa Pos (Surabaya). 2009. 8 Oktober