PUSAT SIMULASI DAN PELATI HAN PENANGGULANGAN BENCANA (Desain Tanggap Bencana) Sri Setiawati Tum bol1 Ir. Hanny Poli, M.Si2 ABSTRAK
Kota Manado sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Utara memiliki 8 potensi bencana, yaitu gempa, tsunami, letusan gunung berapi, cuaca ekstrim, banjir, kekeringan, gagal teknologi dan longsor. dengan adanya 8 potensi bencana ini sudah tentu masyarakat kota Manado membutuhkan fasilitas simulasi dan pelatihan mengenai bencana dan penanggulanganya. Bencana bisa terjadi kapan saja tanpa kita duga dengan segala dampak merugikan yang menyertai, untuk itu perlu adanya kesiapan dari diri kita untuk menghadapi bencana tersebut.Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak dan kerugian yang mungkin timbul.Salah satu bentuk persiapan diri adalah dengan simulasi mengenai bencana itu sendiri agar kita dapat mengetahui bencana tersebut serta dengan pelatihan mengenai penanggulangan bencana yang dapat memberikan kita pengetahuan mengenai memberikan pertolongan pada korban saat terjadi bencana. Kegiatan simulasi dan pelatihan ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan mengenai bencana, sehingga saat terjadi bencana masyarakat telah siap dan dapat mengurangi jatuhnya jumlah korban. Kata kunci :Bencana, Simulasi, Pelatihan, Manado, Penanggulangan I. PENDAHULUAN Indonesia juga merup akan salah satu negara yang berp otensi tinggi mengalami bencana, karena selain terletak antara dua benua dan dua samudra Indonesia juga merup akan temp at bertemunya jalur p egunungan berap i, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum M editerania.Karena dilewati oleh dua jalur pegunungan b erap i Indonesia memiliki 129 gunung berap i yang sekaligus menjadikan Indonesia negara dengan gunung b erap i terbanyak di dunia.Indonesia juga merup akan tempat p ertemuan tiga lemp eng tektonik, yaitu Lemp eng Indo-Australia, Lemp eng Eurasia dan Lemp eng Pasifik.Jalur pertemuan lemp eng berada di laut, sehingga Indonesia berp otensi mengalami gelombang Tsunami. Dengan adanya p ertemuan jalur gunung berapi dan lemp eng, Indonesia tentu berp otensi tinggi mengalami b encana berupa letusan gunung berap i dan gemp a yang tidak menutup kemungkinan memiliki bencana bawaan b erup a longsor, gelombang pasang, dan bahaya sekunder berup a kebakaran. Prop insi Sulawesi Utara memiliki 9 gunung berap i aktif, hal ini menyebabkan Sulawesi berp otensi tinggi mengalami letusan gunung berapi. Propinsi Sulawesi Utara juga tergolong daerah berp otensi tinggi/rawan gemp a bumi. Hal ini akibat dari kegiatan Lemp eng Halmahera, dan kegiatan p ergerakan Lemp eng M aluku ke arah b arat di bawah busur M inahasa-Sangihe yang masih aktif sampai sekarang dap at mengakibatkan terjadinya gemp a tektonik. Kota Manado sendiri menjadi salah satu daerah yang rawan mengalami longsor, banjir dan gelombang p asang dan tsunami.Bencana yangp ernah terjadi di Sulawesi Utara merup akan bencana alam dan non alam serta bencana sosial akibat ulah manusia. Terdap at 8 bencana yang tercatat dalam sejarah yang p ernah terjadi di Sulawesi Utara yaitu, gemp a bumi, letusan gunung berap i, banjir, cuaca ekstrim, kekeringan, gagal teknologi, gelombang ekstrim, dan tanah longsor. 1 2
Mahasiswa Program SI T eknik Arsitektur Unsrat
Staf Dosen Pengajar teknik Arsitektur Unsrat 147
Salah satu p enyebab timbulnya korban dalam bencana antar lain karena masyarakat tidak memahami karakteristik ancaman b encana yang ada di sekitar mereka, sehingga masyarakat tidak siap menghadap inya. Akibatnya adalah timbul korban jiwa dan kerusakan/kerugian yang cukup besar. Padahal dengan adanya p engetahuan mengenai ancaman bencana yang ada di sekitar dan ketersedian alat dan sarana dap at mereduksi jumlah korban dan kerusakan akibat bencana. Salah satu bentuk memp ersiap kan masyarakat menghadap i suatu bencana adalah dengan memb erikan suatu simulasi dan p elatihan mengenai bencana itu sendiri, mengenai bagaimana bencana itu terjadi dan bagaimana p enanggulangan terhadap korban bencana itu. Karena bencana dap at terjadi sewaktu-waktu tanp a diduga dan p erlu waktu untuk mendatangkan petugas medis dalam menangani korb an bencana, maka dari itu p erlu adanya suatu fasilitas yang mamp u mewadahi kegiatan simulasi dan p elatihan ini, “Pusat Simulasi dan Pelatihan Penanggulangan Bencana”dap at menjadi salah satu wadah yang memfasilitasi hal tersebut. II. METODE PERANCANGAN Dalam p erancangan objek “Pusat Simulasi dan Pelatihan Penanggulangan Bencana” ini dilakukan p endekatan perancangan melalui 3 poin utama, yaitu : 1. Pendekatan terhadap tipologi objek Perancangan dengan pendekatan tipologi dibedakan atas dua tahap kegiatan yaitu pengidentifikasian tip e/tip ologi dan tahap p engolahan tip e. 2. Pendekatan terhadap tema p erancangan (“Desain Tanggap Bencana”) Dip erlukan p emahaman terhadap tema untuk bisa mengop timalkan desain yang tanggap terhadap bencana, hal ini meliputi rancangan struktur, sirkulasi, utilitas, serta ruang dalam dan ruang luar agar dap at mengop timalkan ketanggapan desain terhadap bencana. 3. Pendekatan terhadap kajian tap ak dan lingkungan Dalam pendekatan ini p erlu dilakukan analisa terhadap p emilihan site dan tap ak yang terp ilih, yang bisa menunjang op timalisasi fungsi objek. III. KAJIAN PERANCANGAN 1. Definisi Objek Pusat Simulasi dan Pelatihan Penanggulangan Bencana di M anado ini adalah suatu wadah yang memberikan suatu simulasi mengenai terjadinya suatu bencana dengan semirip mungkin dengan keadaan sewaktu terjadinya bencana serta memberikan p elatihan mengenai bagaimana menanggulangi korban yang diakibatkan oleh bencana tersebut. 2. Deskripsi Objek • Kedalaman Pemaknaan Objek Rancangan Simulasi adalah imitasi dari op erasi keadaan seb enarnya di dunia nyata.Tindakan simulasi p ada dasarnya memerlukan sebuah p ermodelan, model ini mencerminkan p erilaku dari keadaan yang sebenarnya.Simulasi digunakan dalam banyak konteks, sep erti simulasi teknologi untuk optimalisasi kinerja, teknik keselamatan, p engujian, pelatihan, p endidikan, dan video game.Simulasi juga digunakan dengan p emodelan ilmiah sistem alam atau sistem manusia untuk mendap atkan wawasan tentang fungsi mereka.Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan efek nyata akibat dari suatu kondisi tertentu.Simulasi juga digunakan ketika suatu kejadian sangat sulit untuk diterima dan dijelaskan, karena tidak dap at diakses, atau mungkin berbahaya atau tidak dapat diterima untuk terlibat, sehingga p erlu adanya p endekatan berup a simulasi atas kejadian tersebut. 148
• Prospek dan Fisibilitas Proyek Dengan adanya “Pusat S imulas dan Pelatihan Penanggulangan Bencana” ini tentunya dap at memberikan p engetahuan mengenai bencana terhadap masyarakat luas sehingga dap at mengurangi jatuhnya korban saat terjadi suatu bencana, serta dap at memberikan palatihan-p elatihan yang dap at menunjang p roses p enanggulangan bencana yang terjadi p ada suatu daerah. Sebagai daerah dengan top ografi yang beragam, memiliki p egunungan, pantai, laut, dan berada p ada zona p atahan aktif kemungkinan terjadinya bencana tidak dapat kita hindari, dengan keadaan seperti ini sudah sep atutnya kita memiliki fasilitas simulasi dan p elatihan p enanggulangan bencana. • Lokasi Rancangan Berdasarkan hasil penilaian tap ak didap at site terpilih adalah terletak tep at p ada daerah p erbatasan antara dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bailang dan Kelurahan M olas.Site ini juga berada dekat denga p emukiman warga, mudah dicap ai baik dengan kendaraan umum maup un kendaraan p ribadi. Berada di sisi jalan dan memiliki aliran sungai di samp ing site yang dap at memberikan gambaran daerah rawan b anjir yang dp at dimanfaatkan dalam fungsi simulasi dan p elatihan bencana banjir, top ografi site yang berkontur mendukung salah satu fungsi objek sebagai temp at p engungsian saat terjadi bencana, selain itu dengan adanya kontur p ada site dap at memberikan gambaran kondisi daerah rawan longsor yang dap at dimanfaatkan sebagai fungsi simulasi dan p elatihan.
U
(Sumber :Google Earth)
Gambar Site Terp ilih
3. Kajian Tema Tema “Desain Tanggap Bencana” sebagai pendekatan maka dip erlukan sebuah landasan teori yang b isa menggabungkan tema yang digunakan dengan objek yang akan dihadirkan. Desain Tanggap Bencana merup akan subuah perwujudan dari suatu desain bangunan yang dap at beraksi cep at dan tanggap terhadap suatu bencana yang terjadi baik dari desain bentuk bangunan, sirkulasi ruang-ruang, struktur ataup un p enggunaan teknologi yang diap likasikan terhadap objek p erancangan. Pada objek rancangan p usat simulasi dan pelatihan p enanggulangan bencana ini sistem utilitas dan p erangkat keamanan bangunan sangat di utamakan dalam konteks tanggap dan sigap terhadap bencana yang akan terjadi. Selain itu bentuk bangunandirancang yang aman dari pengaruh alam, hal ini mengacu p ada keadaan alam sekitar dan berkemb ang dengan 149
beradap tasi menyesuaikan dengan kondisi lingkugan sekitar kemudian memb entuk suatu katahan terhadap lingkungan yang berada di sekitarnya. IV. ANALIS IS PERANCANGAN Berdasarkan p ola kegiatan dan jenis p emakai, kegiatan yang terjadi dalam objek adalah : 1. Kegiatan utama Kegiatan utama p ada objek ini adalah simulasi dan pelatihan 2. Kegiatan p enunjang Kegiatan p enunjang yaitu kegiatan yang mendukung operasional kegiatan utama dalam bentuk administrasi, p engelolaan, dan servis/p emeliharaan bangunan. 3. Kegiatan p elengkap Kegiatan p elengkap yaitu kegiatan pelayanan lainnya diantaranya makan dan minum, parkir, dan lain-lain. Pusat Simulasi dan Pelatihan Penanggulangan Bencana ini memiliki dua aktifitas utama, yaitu simulasi dan pelatihan. Kebutuhun ruang untuk dua kegiatan ini adalah : 1. Kebutuhan Ruang Simulasi a. Simulasi gemp a - M odel ruang keluarga - M odel ruang kelas - M odel ruang kerja/kantor b. Simulasi banjir - Sungai alami (jika site memungkinkan) / buatan (jika site tidak memungkinkan) - Kolam c. Simulasi longsor - Out door space d. Simulasi cuaca ekxtrim - ruang simulasi b adai/angin dan hujan e. Simulasi kebakaran - M odel ruang kelas - M odel ruang keluarga - M odel ruang kerja/kantor 2. Kebutuhan ruang p alatihan a. Pelatihan M FR (Medical First Responder) - Rg. pelatihan p enilaian korban - Rg. pelatihan bantuan hidup dasar dan resusites jantung paru - Rg. pelatihan p enanganan korb an pendarahan, shock, dan cedera ringan - Rg. pelatihan p enanganan cedera alat gerak, tulang tengkorak, tulang belakang dan dada - Rg. pelatihan p enanganan luka bakar - Rg. pelatihan p enanganan keracunan - Rg. pelatihan p enanganan gawat darurat b. Pelatihan Water Rescue - Kolam renang - Sungai alami/buatan c. Pelatihan High Angle Rescue Technique - Out door space d. Pelatihan CSSR (Collapsed Strukture Search and Rescue) - Out door space 150
•
Besaran Ruang Kebutuhan ruang dihitung berdasarkan dengan jumlah pemakai ruang. Kelompok fungsi serta standar-standar perancangan
TabelRekap itulasi Luasan Fasilitas
Luasan
Simulasi
881,4m
Pelatihan
878.m
Penunjang
918.06m
Kantor Pengolola
42.9 m
Service
733.395m
Fasilitas Pengungsi
315.77m2
2 2
2 2
30% total ruang dalam =
Ruang Luar
1130.85756m
2 2
TOTAL •
2
4900.38276 m
Analisa Lokasi Dan Tapak Berdasarkan hasil p emilihan site, maka site terp ilih adalahsite yang berlokasi di Kelurahan M olas, Kecamatan Bunaken. Berikut ini adalah p erhitungan kap abilitas tap ak : • Total luas site : 35. 261 m2 •Lebar jalan : 6m(Semp adan jalan 4m) 2 Luas semp adan jalan : 4 x 50,3 = 201,2 m Sempadan sungai : 5m (karena sungai memiliki tanggul) 2 Luas semp adan sungai : 5 x 146,16 = 730,80m Total luas semp adan : 201,2 + 730,80 = 932m2 •Total luas site efektif : Total luas site - luas semp adan : 35.261 - 932 2 : 34.329 m
U
(Sumber :Google Earth)
Gambar Site Terpilih 151
V. KONS EP-KONS EP PERANCANGAN • Konsep Gubahan Massa dan Tata Letak Massa Berdasarkan kebutuhan p enggunaan ruang zona dibagi menjadi ruang luar dan ruang dalam.Secara garis besar menurut kegiatan yang b erlaku pada ruang dalam terdap at 3 zona kegiatan, yaitu zona simulasi, zona p elatihan dan zona p engungsian.Kegiatan yang tidak memungkinkan dilakukan di dalam ruang dialihkan p ada ruang luar p ada p laza yang telah disediakan. Area Parkir
Zona kegiatan pelatihan dalam ruang
Zona pengungsian, diletakkan pada kontur tertinggi sebagai bukit penyela matan ketika terja di bencana
Plaza simulasi dan pelatihan evakuasi bencana
Marupakan area yang berbatasan langsung dengan sungai, area ini dapat dimanfaatkan mewadahi kegiatan pelatihan water rescue ketika terjadi banjir.
•
Zona kegiatan simulasi dalam ruang Area perkiran untuk kendaraan yang di gunakan dalam kegiatan simulasi dan pelatihan di ruang terbuka.
Plaza simulasi dan pelatihan bencana longsor.Diletakkan pada daerah curam pada tapak.
Plaza simulasi dan pelatihan kebakaran
Gambar Konsep Tata Letak M assa Konsep Sirkulasi Sirkulasi p ada site menggunakan sistem gabugan linear dan terp usat, p usat sirkulasi berada p ada kontur tertinggi dan terbagi menjadi 2 jalur p ada sisi bangunan pelatihan.Pengaturan sep erti ini adalah untuk memberikan alternative jalan keluar dari bangunan leb ih banyak, sehingga jika terjadi bencana secara tiba-tiba tidak terjadi kep anikan dalam mencari jalan keluar.Sirkulasi dalam bangunan menggunakan sistem linear yang terhubung langsung dengan sirkulasi p ada site, hal ini memudahkan jalur keluar dari dalam bangunan. Sirkulasi p ada ruang luar b erdasarkan p engguna jalan di bagi menjadi 2 yaitu untuk p ejalan kaki dan kendaraan bermotor. Bagi kendaraan bermotor di sediakan area drop offdi bagian dep an massa simulasi, dari area drop off ini kendaraaan dap at menuju area p arkir dan dap at keluar dari site dengan jalur yang telah di sediakan. Untuk pejalan kaki di sediakan jalur pedestrian, selain itu dari area p arkir menuju objek rancangan di 152
sediakan jembatan p enyebrangan untuk memudahkan akses karena adanya p erbedaan ketinggian kontur.
Sirkulasi manusia dalam site
Bagian ini diperuntukkna bagi kendaraan service. Untuk sirkulasi dari parkiran menuju massa disediakan jembatan penyebrangan yang mempermudah pengunjung. Entrance Utama Kedalam Site
Akses keluar dari site. Akses keluar site bagi kendaraan yang `penumpang.
•
Gambar Sirkulasi Konsep Utilitas Bangunan Utilitas dalam hal ini berkaitan erat dengan sistem keamanan bangunan dan ketersedian alat p engamanan bangunan. 1. Sistem Proteksi Kebakaran Sistem ini bertujuan untuk mendeteksi dan memadamkan keb akaran sedini mungkin dengan menggunakan p eralatan yang digunakan secara manual maup un otomatis.Sistem ini dikelomp okkan atas dua jenis yaitu, sistem p roteksi aktif dan sistem p roteksi p asif. Sistem proteksi aktif yang di terap kan pada bangunan adalah : a. Sistem Deteksi dan Alarm Keb akaran Prinsip deteksi ap i didasarkan atas elemen-elemen yang ada dalam suatu ap i yaitu adanya asap , nyala dan p anas. Alat untuk mendeteksi ap i digolongkan menjadi beb erap a jenis yaitu : - Detektor asap - Detektor p anas - Detektor nyala Sistem deteksi akan berhubungan dengan sistem alarm yang berfungsi memberikan p eringatan akan adanya bahaya. b. Sistem Air Pemadam Sistem air ini terdiri dari beberap a komp onen utama yaitu : - Sumber air dan p enamp ung, - Pompa p emadam keb akaran, - Jaringan p ipa p emadam 153
-
Hidran p emadam keb akaran, Sp rinkler, Lemari slang, Alat p emadam ap i ringan (APAR), Hydran
Air sungai dapat sijadikan sumber air pemadam api.
Tempat penampungan air
Gambar VI.8 Titik hydran dan penampungan air Sistem p roteksi p asif yang diterapkan p ada banguan adalah : a. Penghalang, b. Jarak aman, c. Pelindung tahan ap i, 2. Means of Escape Jika kebakaran telah terdeteksi, maka p reoritas utama adalah menyelamatkan penghuni yang berada di lokasi kebakaran.Oleh karena itu sangat p enting untuk menyiap kan rute aman menyelamatkan diri. Informasi yang disediakn untuk means of escap e p ada objek p erancangan adalah : a. Pintu keluar b. Tangga darurat c. Lamp u darurat d. Penunjuk arah e. Koridor 3. Jaringan listrik Penyediaan tenaga listrik p ada site bersumber dari PLN kemudian didistribusikan melalui p anel utama p ada bangunan. Untuk hal sumber cadangan listrik berupa generator digunakan untuk kondisi darurat. Untuk setiap bangunan dip erlukan p anel utama yang dilengkapi sekring p engaman dan saklar service yang berfungsi untuk p emutus arus litrik utama. Sistem komunikasi Dalam sebuah p enanggulangan bencana dibutukan sebuah koordinasi yang baik antar berbagai pihak, namun hal ini sulit jika p ada kondisi bencana alam semua komunikasi komersil dinyatakan down.Adapauncara dalam komunikasi p ada kondisi darurat bencana yang diterap kan adalah : a. Komunikai Isyarat atau Tanda b. Radio Komunikasi 154
c. Telep on Satelit
VI. HAS IL PERANCANGAN
155
TAMPAK MASSA UTAMA
PERSPEKTIF DAN SPOT VII. PEN UTUP Pusat Simulasi dan Pelatihan Penanggulangan B encana dengan tema Desain Tanggap Bencana hadir untuk menjadi wadah yang dapat menampung kegiatan simulasi dan p elatihan.Sehingga mamp u memberikan p engetahuan dan keteramp ilan b agi masyarakat untuk p enanggulangan bencana.Dengan p engguaan tema Desain Tanggap Bencana di harap kan mamp u memberikan contoh bangunan yang mampu bertahan dari bencana yang mungkin dap at terjadi. 156
DAFTAR PUS TAKA Adikoesoemo. Dede, Kuswanda, Nurjanah. dkk, 2012. Manajemen Bencana. Alfab eta, Bandung Anomimous, 2012.Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Utara 2012 – 2016. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, M anado , 2010. Medical First Responder.Badan SAR Nasional, Jakarta Ariestadi, Dian. 2008. Teknik Struktur Bangunan. Direktorat Pembinaan Sekolah M enengah Kejuruan, Jakarta Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, Jilid 2 Edisi 33. Erlangga, Jakarta Pamungkas, Anugerah. Harianti, Erny. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. ANDI, Yogyakarta Soehatman, R amli. 2010. Manajemen Kebakaran. Dian Rakyat, Jakarta Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 tentang Penanggulangan Bencana
157