BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016
Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Jakarta, 27 Januari 2016
1
Trend Bencana Indonesia 2002-2015 • Data sementara per 4-1-2016, ada 1.681 kejadian bencana di Indonesia selama 2015. • Banjir, longsor dan puting beliung masih tetap mendominasi bencana.
Bencana dan Dampaknya Tahun 2015 Kerusakan Jenis Bencana
Banjir Banjir Dan Tanah Longsor Gelombang Pasang/Abrasi Gempa Bumi Kebakaran Hutan Dan Lahan Puting Beliung Tanah Longsor Kekeringan Letusan Gunungapi Total
Jumlah Kejadian 492 31 7 27 45 561 501 7 10 1.681
Meninggal Menderita & & Hilang Mengungsi
39 9 1 24 29 157 259
Jiwa 841.505 54.499 16 17.382 7.431 25.924 232.348 46.779 1.225.884
Rumah Rusak Berat 657 121 5 2.024 1.858 508 7 5.180
Rusak Sedang 260 71 5 547
Fasillitas Fasilitas Fasilitas Rusak Ringan Terendam Pendidikan Peribadatan Kesehatan 2.425 226 1 3.107
2.578 299
9.856 636
3.760
1 16.252
Unit 176.031 3.876 47
81 286
180.321
221 3 28 46 10 308
58 6 1 48 -
16 10 -
34 10 157
6 1 33
Update : 4 Januari 2016
• Dari 1.681 kejadian bencana menyebabkan 259 orang tewas, 1,23 juta mengungsi, 25.192 unit rumah rusak (5.180 rusak berat, 3.760 rusak
sedang, 16.252 rusak ringan), 498 unit fasum rusak. • Lebih dari 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Puting beliung, longsor dan banjir paling dominan, • Longsor adalah jenis bencana paling mematikan 157 orang tewas.
Perbandingan 2014 dan 2015 • Tahun 2015 kejadian bencana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 20%. • Secara total dampak korban dan kerusakan yang ditimbulkan tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan 2014. • Penurunan ini disebabkan curah hujan lebih kecil (intensitas, durasi, dan sebaran) dibandingkan 2014.
•
61% korban meninggal & hilang disebabkan oleh tanah longsor
•
57% rumah rusak diakibatkan oleh bencana puting beliung
•
59% fasilitas rusak akibat dari bencana banjir
Sebaran Kejadian Bencana Per Provinsi 2015 Lima provinsi terbanyak kejadian bencana adalah: 1. Jawa Tengah (389) 2. Jawa Timur (307) 3. Jawa Barat (220) 4. Sumatera Barat (96) 5. Pemerintah Aceh (90)
• Kejadian gempabumi di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Dengan tingkat kerentanan dan infrastruktur yang masih terbatas dampak gempa akan lebih besar. Perlu mendapat perhatian lebih serius. • 3 gempa yang paling banyak merugikan terjadi di Sorong, Alor dan Halmahera Barat yaitu 2.385 rumah rusak berat, 1.902 rusak sedang, dan 5.149 rusak ringan.
Sebaran Kejadian Bencana Per Kabupaten/Kota 2015 Lima kabupaten/kota terbanyak adalah: 1. Bojonegoro (73) 2. Cilacap (57) 3. Sukabumi (43) 4. Kota Sawahlunto (42) 5. Temanggung (41)
Peta Jumlah Kejadian Bencana 2015
Bencana paling sering terjadi di wilayah Pulau Jawa Peta Sebaran Korban Meninggal & Hilang Akibat Bencana 2015
Korban meninggal & hilang terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat
Dampak Bencana Besar 2015 Jan
Feb Januari-Desember 2015; Erupsi Gunung Sinabung: • 370 KK relokasi • 1.683 KK menunggu direlokasi (masih di huntara) • 10.110 jiwa mengungsi Juni-Oktober: Karhutla: • 24 org meninggal • 2,61 juta ha hutan & lahan terbakar terbakar • 600.000 jiwa menderita ISPA. • Kerugian Rp 221 Trilyun
Mar Apr Mei
28 Maret 2015: Longsor Sukabumi: • 12 tewas • 11 rumah RB Berat 24 September 2015: Gempabumi Sorong: • 19 luka berat dan 13 luka ringan • 1.661 RB, 1.247 RS dan 2.860 RR • 27 fasum rusak 27 Oktober 2015: Tanah longsor Bogor: 12 Org meninggal
Jun Jul Agt Sept Okt
Nov Des
4 November 2015: Gempabumi Alor (NTT): • 3 org Luka-luka • 5.439 org mengungsi • 579 rumah RB, 382 RS, 1.114 RR, 47 fasum rusak 16 November 2015: Gempabumi Halmahera Barat: • 10.165 org mengungsi • 145 rumah RB, 273 RS, 1.175 RR
2 Desember 2015: Longsor Bengkulu: • 3 tewas & 15 org hilang • 1 org luka-luka • 20 Rumah RB
Dampak Karhutla 2015 • • • • • •
• •
24 orang meninggal dunia. Lebih dari 600.000 jiwa menderita ISPA. 2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar (Karhutla tahun 1997 = 9,2 juta hektar). Lebih dari 60 juta jiwa terpapar asap. Kerugian ekonomi Rp 221 trilyun. Ini di luar sektor kesehatan dan pendidikan (Karhutla tahun 1997 kerugian Rp 60 trilyun). Kerugian Rp 221 Trilyun ini setara dengan 1,9% Produk Domestik Bruto Nasional. Artinya karhutla menghambat laju pembangunan. Kerugian plasma nutfah, emisi karbon dan lainnya. BNPB mengeluarkan Rp 720 milyar untuk pemadaman karhutla. Biaya ini di luar dari dana yang dikeluarkan oleh Kemen LHK, Kemen PU Pera, Kemenkes dll.
2,61 Juta Hektar Hutan & Lahan Terbakar 2015
• Karhutla melanda semua provinsi (kecuali DKI Jakarta dan Kepri). Daerah yang paling luas terbakar: Sumsel, Kalteng, Papua, Kalsel, Riau, Jambi dan Kalbar.
Upaya dan Capaian 2015
Penanggulangan Bencana 1.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
Banyak upaya penanggulangan bencana yang telah dilakukan selama tahun 2015, baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Pengurangan risiko bencana menjadi mainstream dalam penanggulangan bencana. Artinya pencegahan, kesiapsiaagaan, peningkatan kapasitas, sosialisasi dan lainnya dalam kegiatan pra bencana menjadi lebih prioritas. Selama tahun 2015, jumlah korban jiwa berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penanggulangan bencana sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Upaya penanggulangan bencana sesuai dengan RPJMN 2015-2019, Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019, dan lainnya. Peningkatan kapasitas BPBD, Pemda, relawan, masyarakat dalam penanggulangan bencana. Menyusun SNI tentang penanggulangan bencana Melaksanakan Peringatan Bulan PRB Nasional di Solo yang diikuti 6.000 orang pelaku PRB di Indonesia.
Penanggulangan Bencana 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17.
18.
Melakukan kajian-kajian kejadian bencana di Indonesia sebagai masukkan pengambilan kebijakan di masa mendatang. Mengembangkan Desa Tangguh Bencana. Sertifikasi relawan penanggulangan bencana. Pembangunan pusat pengendali operasi penanggulangan bencana di BPBD provinsi dan kabupaten/kota. Membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor. Penanganan darurat secara cepat dan tepat. Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di banyak daerah-daerah. Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di daerah rawan Bencana. Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka penguatan Kelembagaan BPBD Prov/Kab/Kota serta dukungan tanggap darurat Bencana. Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi Peralatan ke 274 Kab/kota. Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33 Provinsi dan 66 Kab/kota. Dan lain-lain.
BNPB-BPBD MILIK RAKYAT INDONESIA Ekspetasi masyarakat Indonesia terhadap BNPB & BPBD sangat besar. Saat ini setiap ada bencana masyarakat langsung menghubungi kita. Artinya kehadiran kita dirindukan oleh rakyat. SAAT INI SUDAH TERBENTUK 470 BPBD YAITU 34 BPBD PROVINSI
364 BPBD KABUPATEN, DAN 72 BPBD KOTA.
SELALU HADIR DI TENGAH RAKYAT Kehadiran BNPB & BPBD tak lepas dari iptek dan 16 profesional
Masyarakat selalu minta bantuan BNPB & BPBD. Saat banjir, longsor, erupsi gunung, kecelakaan transportasi, bunuh diri, kebakaran, orang hilang, pohon roboh, orang kejebur sumur, digigit ular, kekurangan air, kucing tidak bisa turun dari pohon, dll. Saat ini kita hampir mirip seperti 911 di Amerika.
17
Anggaran Penanggulangan Bencana di Indonesia Tahun 2015 Pada tahun 2015 ada Rp 19 trilyun untuk penanggulangan bencana di Indonesia yaitu : 1. Rp 15 trilyun yang tersebar di 28 Kementerian/Lembaga dimana Rp 1,68 Trilyun ada di DIPA BNPB sedangkan Rp 13,32 Trilyun ada di DIPA 27 K/L. 2. Rp 4 trilyun Dana Cadangan Penanggulangan Bencana di Kemenkeu, dimana Rp 2,5 trilyun untuk penanganan darurat dan Rp 1,5 trilyun untuk pasca bencana. Tantangan terbesar adalah masih minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah. Rata-rata hanya 0,02-0,07% dari total APBD setiap tahunnya yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana di daerah. Perlu komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD agar meningkatkan anggaran penanggulangan bencana di daerah. Alokasi anggaran Rp 15 trilyun untuk penanggulangan bencana di 28 K/L, dimana 77% untuk pra bencana
18
Proses sosialisasi, penyusunan protap, pembentukan Tim Siaga Bencana, dan geladi evakuasi mandiri kepada masyarakat. Social mapping dan pendekatan kultural sangat penting. Libatkan masyarakat setempat.
BNPB bekerjasama dengan UMG dan PVMBG memasang 50 sistem peringatan dini longsor selama 2014-2015
Bener Meriah (2015) Agam (2015) Aceh besar (2015)
Karo (2015) Tomohon (2015)
Pesisir Selatan (2015)
Donggala (2015)
Pariaman (2015)
Semarang (2015)
Seluma (2015)
Pekalongan (2014) Kuniangan (2015)
Banyumas Trenggalek (2015) (2015) Magelang (2015)
Lebak (2015) Bandung Barat (2014) Sukabumi (2014) Cianjur (2014) Tasikmalaya (2014) Banjarnegara (2014)
Palu (2015)
Pasuruhan (2015)
Karangasem (2015)
Kulon Progo(2015)
Bangli (2015)
Pacitan (2015) Karanganyar (2008, 2015)
Gowa (2015) Bone (2015)
Webbing Jute: Perlindungan tebing rawan longsor
Penanganan Pengungsi Sinabung Wajib Relokasi Segera
Pengungsi
Menyusul Relokasi yang akan datang
3 Desa : - Bekerah -Simacem -Sukameriah
1.683 KK (4.967 jw) 4 Desa: - Guru Kinayan - Kota Tunggal - Beras Tepu - Gamber
370 KK (1.212 jw)
Siosar
Soal lahan jadi penghambat Disewakan rumah dan lahan s/d 31-06-2016.
Kinayan,Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang Garang Jeraya, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Mardinding, Kuta Tengah)
- 10 lokasi pengungsi
Relokasi terpencar /Mandiri Insitu/Living Harmoni
• Sewa rumah Rp 3,6 jt/KK/thn • Sewa lahan Rp 2 jt/KK/thn
- 10.110 jiwa (3.150 KK) - Asal : 11 Desa (Guru Masyarakat yang saat ini masih mengungsi karena status awas
Sudah Selesai
Lahan Desa Ndokum Siraha 900 m2 Rencana Pembangunan Tempat Evakuasi
Gereja Ndokum Siraha 1.200 m2
Lahan PU 2.000 m2
Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera Utara
Desa Bekerah 112 unit, Desa Simacem 130 unit, dan Desa Sukameriah 128 unit
Relokasi Erupsi Gunungapi Sinabung
• Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan hutan Siosar. • Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB. Pembangunan melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD. • Fasum dan fasos terus dibangun.
Sosialisasi, FGD dengan perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) dan Pelatihan Fasilitator TPN-BNPB Menggelar FGD dengan para perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) guna mengidentifikasi potensi dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam rangka persiapan percepatan relokasi ke Siosar (September 2015)
Dalam FGD ini sekaligus disosialisasikan keberadaan TPN-BNPB, tugas pokok dan fungsinya, serta skema kegiatan pemulihan yang akan dilaksanakan TPN-BNPB bersama Pemerintah Daerah, stakeholders dan masyarakat.
LISTRIK DAN AIR BERSIH • Jaringan Listrik • Jaringan Air Bersih Jaringan Listrik : Desa Bekerah : sudah terpasang 112 unit (50 unit berkapasitas 900 watt dan 62 unit 450 watt). Desa Suka Meriah : sudah terpasang 128 unit (450 watt) Desa Simacem : Sudah terpasang (450 watt) dalam proses menaikkan menjadi 900 watt Jaringan air bersih Desa Bekerah : 112 unit sudah dialiri air bersih. Desa Suka Meriah dan Desa Simacem (258 unit). Reservoir : 1 unit sudah dipasang dan berfungsi. Reservoir : 1 unit sedang dalam proses penyelesaian.
370 unit rumah telah selesai dibangun. Warga sudah siap menempati. Pelaksanaan relokasi diawali dengan menyelenggarakan upacara adat pindah rumah secara massal pada 10-12-2015 di Siosar yang dihadiri Ka BNPB.
PERMUKIMAN RELOKASI
PERSIAPAN LAHAN PERTANIAN
185 Ha (Siosar) 66 Ha (Puncak 2000)
• Lahan yang diijinkan ditebang oleh Menteri LHK = 416 Ha. • Dari 416 ha, yang dapat ditebang seluas 350 ha. Sisanya berada pada kawasan lindung sehingga tidak dapat ditebang. • Dari luas 350 ha tersebut, yang digunakan seluas 250 ha untuk lahan pertanian bagi 370 KK dan untuk 87 KK yang hanya mendapat lahan 0,5 ha/KK tetapi tidak mendapatkan rumah. • Sedang dilakukan pekerjaan penebangan kayu pinus. Ditargetkan selesai bulan Desember 2015. • Tunggul/akar diputuskan tidak akan dicabut dan pekerjaan pembersihan/pengolahan lahan pasca penebangan akan dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat penerima manfaat. • Lahan pertanian (sewa) 66 Ha di Puncak 2000 dalam proses siap olah.
• • • • • • •
Jalan Poros menuju lokasi permukiman relokasi 17 km. 1,3 km (dari simpang singa ke desa singa) Dana APBD, sudah selesai. 2,5 km (dari Desa Singa ke Desa Kutambelin) Dana DAK sudah selesai. Sisanya 13,2 km : 9,2 dari Desa Kutambelin ke Kacinambun (Puncak 2000) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU dana APBN 2015 4 km dari Kacinambun (Puncak 2000) ke lokasi relokasi (Siosar) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU. dana APBN 2015 (Progress 1,8 Km) Jalan lingkungan di lokasi Desa Berkerah sudah selesai dibangun dengan jalan sirtu. Jalan lingkungan di lokasi Desa Simacem dan Sukameriah belum dibangun; masih jalan tanah. tanggal 24 Desember 2015 selesai.
INFRASTRUKTUR JALAN • Jalan Poros • Jalan Lingkungan
Relokasi Longsor di Kab. Banjarnegara • Diperuntukkan bagi 27 KK korban longsor dari Desa Jemblung, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara. • Pembangunan hunian tetap 27 unit di Desa Ambal, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara 90% sudah selesai. • Harga rumah senilai Rp 87 juta/unit. Sumber dana dari BNPB, Pemda dan bantuan masyarakat.
PREDIKSI BENCANA 2016
Prediksi Bencana 2016 1.
2.
3.
4.
5.
Bencana hidrometerologi (banjir, longsor dan puting beliung) masih akan mendominasi bencana selama 2016. Puncak bencana hidrometeorologi pada Januari-Februari 2016. Berdasarkan prediksi BMKG, kemungkinan fenomena La Nina menguat di pertengahan 2016. Namun dampaknya terasa di musim penghujan 2017 sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan makin meningkat. Potensi kebakaran hutan dan lahan masih masih tetap tinggi di beberapa wilayah, khususnya di Sumatera dan Kalimantan dengan intensitas dan skala yang lebih kecil dibandingkan 2015. Sulit menihilkan hotspot di Indonesia karena terkait dengan kompleksnya masalah karhutla. Namun jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September-Oktober. Jumlah hotspot akan jauh lebih kecil pada 2016 dibandingkan 2015. Bencana asap 2015 kecil peluang terjadinya kembali. Apalagi tahun 2016 ada indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan ekstrem kering. Selain itu juga upaya intensif Pemerintah akan mengurangi karhutla secara signifikan. Kekeringan selama 2016 tidak akan separah musim kemarau 2016. Puncak kekeringan berlangsung September-Oktober 2016.
Prediksi Bencana 2016 6.
7.
8.
Gempabumi tidak dapat diprediksikan secara pasti dimana, berapa besar dan kapan. Namun diprediksikan gempa terjadi di daerah di Indonesia khususnya di jalur subduksi di laut dan jalur sesar di darat. Perlu diwaspadai gempagempa di Indonesia bagian timur yang kondisi sesimisitas dan geologinya lebih rumit dan kerentanannya lebih tinggi. Potensi tsunami sangat tergantung dari besaran gempabumi dan lokasinya. Jika gempa lebih dari 7 SR, kedalaman kurang dari 20 km dan berada di jalur subduksi maka potensi tsunami. Sistem peringatan dini tsunami sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Erupsi gunungapi tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Tiap gunung memiliki karakteristik sendiri. Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat terdapat 1 gunung berstatus Awas, 4 berstatus Siaga dan 15 berstatus Waspada. 1) 2) 3)
Status Awas (level IV) = Gunung Sinabung. Status Siaga (level III) = G. Bromo, Karangetang, Lokon, Soputan. Status Waspada (Level II) = G. Awu, Rinjani, Raung, Gamalama, Sangeangapi, Rokatenda, Ibu, Gamkonora, Papandayan, Semeru, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, Kerinci, Egon.
9. Aktivitas vukanik G. Sinabung diperkirakan masih tinggi sehingga diperkirakan masih berpotensi tinggi terjadi erupsi.
PRAKIRAAN 2015
Prakiraan Curah Hujan Bulanan – 2015/2016 DES’15
JAN’16
Potensi tinggi terjadi banjir, longsor dan puting beliung
NORMAL
DES’15
JAN’16
FEB’16
Perlu diwaspadai karhutla di Riau selama Februari 2016
FEB’16
ANCAMAN BENCANA BANJIR
BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH
Sumber: Kementerian PU Pera
• 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia • Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 Juta jiwa. 35
ANCAMAN BENCANA LONGSOR
BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH
Sumber: Badan Geologi
• 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di Indonesia • Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 Juta jiwa. 36
Pola Hotspot di Sumatera dan Kalimantan Tahun 2006 - 2014 Sumatera 2 bulan
Kalimantan
5 bulan
4 bulan
• Berdasarkan data hotspot tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni – Oktober (5 bulan), sedangkan di Kalimantan pada Juli- Oktober (4 bulan) . • Untuk Riau, sesuai polanya pada bulan Februari – April adalah kering sehingga berpotensi karhutla seperti pada tahun 2014. • Data hujan 30 tahun terakhir di Riau menunjukkan ada perubahan pola hujan, dimana pada Februari-April kering (BMKG, 2014). Curah hujan terbatas sehingga mudah terbakar.
Peta Seismo-Tektonik Indonesia
• Sumber gempa : daerah subduksi dan sesar di daratan. • Potensi gempa di Indonesia bagian timur lebih tinggi. • Terdapat 386 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang tinggal di daerah rawan tinggi dari gempabumi di Earthquake data: Engdahl 1964 -bahaya 2005 Indonesia
Status Gunungapi di Indonesia Dari 127 gunungapi aktif di Indonesia saat ini terdapat 1 gunung berstatus Awas, 5 berstatus Siaga dan 14 berstatus Waspada. No.
Status
Gunungapi
Lokasi
Mulai Tanggal
Pengungsi (Jiwa)
1
AWAS
G. Sinabung
Sumatera Utara
02/06/2015
9.319
2
Siaga
G. Bromo
Jawa Timur
04/12/2015
-
3
Siaga
G. Karangetang
Sulawesi Utara
03/09/2013
-
4
Siaga
G. Soputan
Sulawesi Utara
04/01/2016
-
5
Siaga
G. Lokon
Sulawesi Utara
24/07/2011
958
6
Waspada
G.Egon
NTT
13/01/2016
-
7
Waspada
G. Awu
Sulawesi Utara
24/11/2015
-
8
Waspada
G. Rinjani
NTT
25/10/2015
-
9
Waspada
G. Raung
Jawa Timur
24/08/2015
-
10
Waspada
G. Gamalama
Maluku Utara
10/03/2015
-
11
Waspada
G. Sangeangapi
NTB
17/06/2014
-
12
Waspada
G. Rokatenda
NTT
07/04/2014
-
13
Waspada
G. Ibu
Maluku Utara
10/12/2013
-
14
Waspada
G. Gamkonora
Maluku Utara
01/07/2013
-
15
Waspada
G. Papandayan
Jawa Barat
06/06/2013
-
16
Waspada
G. Semeru
Jawa Tengah
02/05/2012
-
17
Waspada
G. Anak Krakatau
Banten
26/01/2012
-
18
Waspada
G. Marapi
Sumatera Barat
03/08/2011
-
19
Waspada
G. Dukono
Maluku Utara
15/06/2008
-
20
Waspada
G. Kerinci
Jambi
09/09/2007
-
Periode Kesiapsiagaan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Okt
Nov
Des
Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung
Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung
Karhutla
Sept
Karhutla
Kekeringan
Gempabumi, Tsunami, Erupsi Gunungapi
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Graha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur 13120 021-21281200 021-21281200
[email protected] www.bnpb.go.id Infobencana BNPB @BNPB_Indonesia BNPB Indonesia BNPB_Indonesia 0812-95590090 0812-1237575