DESAIN DAPUR UMUM UNTUK PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM DENGAN KONSEP MODUL Studi kasus : Banjir Bojonegoro Terbit Setya P Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di jalur gunung berapi (ring of fire) sirkum pasifik dan pertemuan lempengan benua, yaitu lempengan benua Asia dengan lempengan benua Australia. Dengan kondisi geografis seperti ini, Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan bencana alam (natural disaster). Melalui pendekatan displin ilmu Desain Produk Industri, bagaiman menciptakan sarana mitigasi bencana alam khusunya sarana penyedia logistik bagi korban bencana yang mudah digunakan, aman dan bisa mengakomodasi kebutuhan pangan. Dari hasil studi kebutuhan dilapangan dihasilkan dapur umum dengan konsep modul, menggunakan tenda yang dapat di bongkar pasang dengan cepat.
ABSTRACT Indonesia is one country that is located in the path of the volcano (ring of fire) sirkum Pacific and continental plates meeting, the plate with a plate of Asia Australian continent. With such geographical conditions, one of Indonesia is a disaster-prone state of nature (natural disaster). Through a disciplined approach to the science of Industrial Product Design, how to create a means of mitigation of natural disasters especially by means of logistic providers to victims of disaster is easy to use, secure and able to accommodate the food needs. From the results of studies in the field needs generated by the concept of common kitchen module, using tents that can be quickly dismantled pairs.
KATA KUNCI Dapur umum dengan konsep modul dan dibongkar pasang
PENDAHULUAN Latar Belakang Dari begitu banyaknya bencana banjir yang terjadi bencana tersebut bisa dikategorikan sebagi bencana nasional. Namun hal ini tidak diimbangi dengan manajemen dan fasilitas penanggualangan pasca bencana yang baik. - Intensitas bencana yang terjadi di Indonesia, sepanjang tahun 2009 di Indonesia terjadi lebih dari lima bencana banjir besar yang terjadi. -
Manajemen pasca bencana yang masih terkesan lambat, lambatnya penanganan , khususnya pasokan bantuan makanan dan distribusi yang semrawut yang masih sering terjadi.
-
Belum adanya fasilitas yang memadai untuk dapur bencana, fasilitas yang ada masih belum mememenuhi kebutuhan dan pelayanan dapur umum pasca bencana. Yang ada hanya sekedar sebuah tenda ala kadarnya yang digunakan untuk memasak.
Manajemen pasca bencana dalam pelaksanaanya membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas yang tinggi. Hal ini berimbas pada pemenuhan fasilitas yang mampu mengakomodasi kebutuhan dalam kegiatan mitigasi bencana. Dapur umum pasca bencana pun seharusnya memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi. Tujuan Perancangan ini
akan menghasilkan dapur umum bencana, khususnya bencana
banjir, yang bisa berpindah dari satu tempat ke temapat yang lain (mobile) dan mudah dibawa (portable) dalam bentuk modul yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dengan tujuan : -
Mempermudah dan mempercepat dalam pegiriman ke tempat lokasi yang dituju.
-
Menjadikan dapur umum benrupa modul yang mudah dibawa dan dipindahkan dengan media apapun untuk digunakan di lokasi pasca bencana banjir.
-
Mempercepat dan mempermudahkan pengadaan dan suplai makanan untuk korban bencana.
-
Memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna dapur umum.
Masalah Permasalahan yang akan dibahas dari kondisi dapur bencana banjir yang ada saat ini adalah : efisiensi waktu bongkar pasang, kebersihan, posisi memasak yang tidak ergonomis dan kemudahan pengangkutan modul dapur umum.
METODOLOGI Data primer: survey lapangan, wawancara,observasi
Latar belakang
Pengumpulan data Data sekunder: literatur, website regulasi dan standar
- isu yang berkembang bencana alam - data tentang bencana alam
Perumusan masalah
ya / tidak
Skema 1. Metodologi perancangan
HASIL
Gambar 1 : Tampak dapur umum secara keseluruhan
Gambar 2 : desain tempat kompor
Gambar 3 : Desain meja racik dan sink
Gambar 4 : Desain peralatan memasak
PEMBAHASAN Analisa Pengguna Dengan fugsi utama sebagai sarana mitigasi pasca bencana untuk melayani kebutuhan bahan makanan bagi korban bencana, maka dapur umum pasca bencana memiliki target pasar utama sebagai berikut : 1. Target pengguna Semua korban bencana yang ada dilokasi bencana, baik wanita pria, anak – anak, dewasa dan manula. Dari kalangan bawah sampai atas yang menjadi korban bencana di seluruh wilyah Indonesia yang dapat dijangkau oleh operasional dapur umum. 2. Target pasar Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sebagai pembeli produk/ pengambil keputusan (stake holder). Target pasar dapur umum antara lain sebagai berikut :
A. Badan
Nasional
Penanggulangan
Bencana,
merupakan
badan
pemerintah yang bertanggungjawab atas mitigasi bencana di Indonesia. Potensi pasar tak lapas dari program – program peningkatan kualitas mitigasi bencana yang dilakukan oleh BNPB dan pemerintah. Mulai dari tingkat daerah kabupaten, propinsi hingga nasional.
B. Departemen Sosial, saat ini departemen sosial adalah departemen pemerintah yang secara khusus juga menangani masalah dapur umum. Pada paraktek dilapangan Depsos berperan sebagai penyedia fasilitas khususnya
dapur
umum
yang
di
opersionalkan
oleh
satgas
penanggulangan bencana, relawan atau masyarakat. Tentunya potensi pasar yang sangat besar denagn tujuan menigkatkan kualitas sarana dapur umum.
C. PMI, merupakan badan independent yang bergerak di bidang kemanusian termasuk mitigasi pasca bencana. PMI merupakan salah satu badan independent yang aktif dan cepat bergerak menangani korban bencana. Potensi PMI membutuhkan dapur umum juga besar.
D. UKM, industri penyedia peralatan masak, tenda dan peralatan pendukung lainya yang terkait denagn proses produksi dapur umum.
E. Perusahaan Produk, seperti halnya promosi langsung, dapur umum bisa berpotensi sebagai media promosi tidak langsung dalam bentuk CSR. Keuntungan yang didapat perusahaan produk ialah lebih mendekatkan
dan menguatkan posisi dan persepsi produk pada konsumen. Sehingga dapat terbentuk loyalitas antara konsumen dan produsen produk.
Analisa Aktifitas Dalam analisa ini ditemukan beberapa masalah yang terjadi pada aktifitas dapur umum, untuk itu perlu rekomendasi solusi dan pemenuhan kebutuhan fasilitas pendukung. Tabel 1 : Rekomendasi Solusi dan Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Pendukung
No 1
Permasalahan Peralatan
DU
umum
Rekomendasi Solusi
Kebutuhan
Pengorganisiran peralatan yang
Peralatan DU dalam satu
yang tidak terorganisir
baik,
modul atau unit kesatuan
memnyebabkan proses
dijadikan satu unit atau grup
persiapan lama
sehingga
perlatan
sebaiknya
memudahkan
persiapan pengangkutan
2
Kendaraan angkut yang besar
tidak
menjangkau terpencil
bisa
4
yang bisa mengangkut DU
portable agar mudah
- DU dan Peralatanya harus
dibawa dan bisa menjagkau
portable untuk memudhakan
daerah terpecil dan akses
proses pengangkutan
jalan yang rusak
System
yang rumit dan butuh
perakitan
waktu yang cukup lama
sederhana dan mudah
Peralatan
Penempatan
memasak terkonfigurasi
dengan
baik,
menghambat
dan
akses
Proses perakitan tenda
tidak
Dapur umum yang mobile
daerah
dan
jalan yang rusak
3
- Perlu kendaraan atau alat
aktifitas
sambungan
dan
Tenda atau peneduh dengan
tenda
yang
system dan perakitan yang
memasak
sederhana dan knockdown peralatan
dikonfigurasikan
Konfigurasi
Dapur
umum
yang sesuai dengan aktifitas
sesuai dengan kebuthan dan aktifitas di dapur umum
memasak
5
Area dan meja racik
Pembesaran
kurang
dan kapasitas meja racik
racik
minyak
Mengganti BBM minyak tanah
BBM yang irit dan cepat
BBM
dengan BBM jenis lain yang
panas
besar
untuk
area
peracikan
Area
peracikan
dan
meja
meangakomodasi aktifitas
persiapan
memasak,
akibatnya
proses
memasak
memakan waktu lama
6
Penggunaan tanah
sebagai
No
Permasalahan
Rekomendasi Solusi
mengakibatakan kompor
Kebutuhan
lebih efisien
kurang cepat
panas dan boros Area
7
pendinginan
Perlu area pendinginan dan
Area
makanan tidak ada ,
pembukusan
pendinginan
kalaupun
cukup memadai
ada
memadai,
kurang
makanan
yang
untuk
proses dan
pembungkusan
akibatanya
menghambat
proses
pembungkusan makanan Terjadi
8
antrian
atau
berebut makan ketika
Pengorganisiran
distribusi
Pengaturan pembagaian dan
makanan kepada pengungsi
jadwal makan
Tenda tempat istirahat
Tempat
Tempat istirahat operator
operator
pembagian
9
istirahat
operator
kurang
menjadi satu dengan dapur
memadai dan terpisah
umum agar akses ke dapur
dari tenda dapur umum
umum oleh operator lebih cepat dan mudah
10
Sampah hasil memasak
Disediakanya tempat sampah
Tempat sampah dan temapat
perlu
tempat
khusus
khusus
mencuci peralatan masak
dan
tidak
adanya
mencuci peralatan memasak
dan
tempat
untuk
tempat untuk mencuci peralatan masak
Hasil analisa yang berupa solusi dan kebutuhan nantinya akan digunkan sebagai dasarpengembanganaktifitasdandesaindapurumum. Analisa Sosial Budaya Dari
hasil
analisa
dapat
disimpulkan
rekomendasi
yang
berkaitan
untuk
pengembangan desain dapur umum pasca bencana adalah : 1. Desain dapur umum dengan system dan operasional yang mudah dan sederhana sehingga nanti bisa digunkan oleh masyarakat secara swadaya. 2. Dapur umum bisa mengakomodasi dan menyesuaikan jenis makanan yang bisa diterima oleh masyarakat yang ada pada daerah bencana sehingga proses penyedian kebutuhan makanan terpenuhi.
3. Peralatan dapur umum di desain agar bisa mengakomodasi proses memasak berbagai jenis makanan yang bisa disesuaikan dengan daerah tempat bencana.
Analisa Ergonomi Antropometri pengguna dimaksudkan untuk mendapat dimensi struktural standar yang digunakan sebagai acuan dimensi yang berkaitan dengan tinggi badan dan lebar rentang bahu. Tabel 2 : Antropometri pengguna ditinjau dari kelompok persentil Sex
Percentile
Pertimbangan
Tinggi
Rentang bahu
PRIA
50 %tile + clearance
Operator/pengungsi
1700 mm
500 mm
1600 mm Operator/pengungsi WANITA
1000 mm
400 mm
50 %tile + clearance
Antropometri dibagi menjadi 2 yakni pria dewasa dan wanita dewasa. Kelompok ukuran yang digunakan untuk pria 50 %tile. Asumsi ini digunakan sebagai dimensi struktural rata-rata tinggi area sirkulasi. Dimensi 50 %tile dapat diasumsikan dimensi 5%tile bisa melewati sirkulasi begitupun kelompok 95 %tile. Begitupun untuk antropometri wanita dewasa sebagai operator/pengungsi menggunakan dimensi struktural 50 %tile agar kelompok 5 dan 95 %tile bisa melewati.
Gambar 5 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor
Gambar 6 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan dandang
Gambar 7 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan panci
Gambar 8 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan wajan
Gambar 9 : Dimensi dan antrophometri meja racik
Gambar 10 : Dimensi dan antrophometri modul ruangan dapur umum
Gambar 11 : Pengaturan sirkulasi udara ruangan dapur umum
Keterangan : 1. Udara dingin masuk ke dalam tenda melalu jendela pada sisi bawah tenda menuju kedalam ruangan. 2. Udara dingin berada di dalam ruangan tenda. 3. Udara panas hasil dari proses memasak mengalir keatas Udara panas hasil memasak dibawa oleh udar dingin menuju keluar ruangan. tenda melalui jendela pada bagian atas tenda. Analisa Konfigurasi Analisa ini menghasilkan penataan/konfigurasi yang berhubungan dengan kebutuhan ruang dan kelapangan ruangan dapur hingga menghasilkan solusi konfigurasi terbaik ruangan dapur umum. Berikut gambar konfigurasi ruagan hasil dari analisa :
Gambar 12 : Konfigurasi ruangan dapur umum terpilih
Analisa Mekanisme dan Join Anlisa ini menghasilkan mekasnisme dan sambungan pada struktur tenda dan sarana dapur umum yang sesauai dengan kebutuhan dan aktifitas kerja dapur umum. Mekanisme dan join tempat kompor, mekanisme bongkar pasang pada tempat kompor.
Gambar 13 : Posisi normal
Gambar 15 : Lipat kaki kedalam
Gambar 14 : Kaki ditarik keatas
Gambar 16: Kaki dan meja ditarik keatas
Gambar 17 : Letakan meja dan kaki
Mekanisme rak pada tempat kompor
Gambar 18 : Mekanisme rak pada tempat kompor
Gambar 19 : Mekanisme rak pada tempat kompor
Gambar 20 : joining pada tempat kompor
Mekanisme dan join pada rangka tenda
Gambar 21 : Mekanisme dan join pada rangka utama bagian tengah dan samping
Gambar 22 : Mekanisme dan join pada rangka vertikal dengan rangka atap dan adjuster
System pengikatan kain penutup tenda pada rangka
Gambar 23 : Sistem sambungan kain pentup tenda menggunakan toniket
Gambar 24 : Mekanisme pengikatan kain penutup tenda pada rangka
Analisa Modul Berikut gambar satu modul dapur umum dan kerangkanya. Dalam satu unit dapur umum terdiri dari 3 buah modul. Satu modul kapasitasnya adalah satu ruang masak dan satu ruang serbaguna. Jika 1 unit maka terdapat 3 ruang masak dan 3 ruang serbaguna. Dimensi satu modul dapur umum adalah: Lebar
: 600 cm
Panjang
: 300 cm
Gambar 25 : Modul tenda dapur umum
Flooring digunakan sabagai alas dapur umum agar tetap mudah ketika dibersihkan. Modulnya yang digunakan system puzzle knockdown, sehingga mudah dibawa. Dimensi satu modul flooring adalah : Panjang
: 150 cm
Lebar
: 150 cm
Tebal
: 5 cm
Berikut gambarnya. Gambar 26 : Modul flooring dapur umum
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil studi dan analisa pada dapur umum diIndonesia, permasalahan yang didapat adalah sebagai berikut: a) Inflexible dan unmovable-nya dapur umum dalam pengiriman terhadap semua kondisi pasca bencana alam yang ada di Indonesia. Dapur umum hanya dapat dikirim melalui jalan darat. Hal tersebut terjadi karena peralatan - peralatandapur umum berupa bagian-bagian tunggal dan tidak selaras sehingga volume pengepakan menjadi besar dan sulit dikirim. Sehingga sulit menembus medan atau daerah yang terpencil dengan akses jalam yang rusak b) Lantai dapur umum kontak langsung dengan tanah dan tidak terlidungi dari efek cuaca hujan yaitu becek dan juga tidak terlindungi dari tanah yang gembur dan tanah yang tidak rata. Lantai mudah kotor sehingga tidak higienis. c) Posisi memasak yang tidak ergonomis yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama mengakibatkan cepat lelah pada pengguna. 2. Konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan keywords : ”portable, nyaman dan efisien” 3. Hasil dari penerapan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah adalah sebagi berikut : a) Desain dapur umum yang portable mudah dibawa dan diangkut. Dengan system modular yang bisa dibongkar pasang dapur umum bisa dibawa dengan media alat transportasi darat, air maupun udara. b) Penerapan flooring pada lantai dapur umum agar lebih bersih dan higienis serta mudah dibersihkan c ) Tenda dapur mudah dan cepat dirakit. Menghemat waktu dan lebih efisiean temapat karena rangka bisa dibonkar pasang, sehingga ketika proses pengangkutan bisa dipacking sedemikian rupa untuk menghemat tempat. d) Desain tempat kompor yang bisa daiatur ketinggianya untuk menyesuaikan tinggi peralatan memasak dengan ergonomic tubuh pengguna. Posisi ergonomis dan nyaman bisa tercapai untuk pemakaian dalam jangka waktu yang lama. Saran Hasil dari Studi dan Analisa ini dapat dijadikan sebagai studi awal untuk dikembangkan menjadi Dapur Umum Pasca Bencana yang lebih baik. Yang kemudian diharapkan upaya penanggulangan korban bencana khususnya penyelenggaran Dapur Umum dapat terlaksana lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA Panero, Julius, 1979, Human Dimension and Interior Space, Whitney Library of Design, New York. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Candimas Metropole, Jakarta. Chijiwa, Hideaki, A Guide to Creative Color Combination, Color Harmony. Amelia, Risky (2007) Laporan Tugas Akhir Desain Sistem Dapur Umum Lapangan Untuk Bantuan Bencana Alam, Desain Produk - ITS, Surabaya Indrojarwo, Baroto Tavip dkk (2008) Penelitian Studi Desain Dapur Ergonomis untuk Hunian Kecil menggunakan Konsep Interaksi Keluarga, ITS, Surabaya Juklak PMI Tentang Pendirian Dapur Umum Untuk Bencana Alam