KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NO 2-4 [JAKARTA PUSAT] www.ekon.go.id
4 8 9
4 4
2
4
3 0
2 0
1
6
41 5 1 1 9 6 31 64 3 12 1 2 1 2 8 25 7 2 3 12 8 1 1 3 0 4 1 2 1 1 9
2 9 2 9
2 2 6 5
41 2 44 4 4
2 9
2 9 7
2 9
2 9
2 9
2 9
2 8 6
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2 9 2 9
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan Pengembangan
Wilayah
Tahun
2015
merupakan
suatu
pertanggungjawaban formal Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan Pengembangan Wilayah sebagai pengguna anggaran negara sebagaimana diamanatkan PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan Pengembangan Wilayah sebagai salah satu unit kerja eselon I mandiri di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun LAKIP tahun 2015 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dibidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dan atas realisasi anggaran selama tahun 2015. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian kinerja yang termuat dalam laporan ini merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang telah diperjanjikan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja. Pada umumnya sasaran yang direncanakan tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dicapai oleh Kedeputian Infrastruktur dan percepatan pengembangan wilayah karena adanya dukungan dari seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, meskipun masih terdapat indikator yang masih perlu diperbaiki.
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
Tiada kata yang dapat kita panjatkan , selain puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang
Maha
Kuasa
atas
segala
rahmat
dan
karunia-Nya,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Tahun 2015.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015, Semoga buku laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Stakeholders dalam rangka membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 2015 Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Luky Eko Wuryanto
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif BAB I
PENDAHULUAN …………………………….....................
1
A. Latar Belakang …………………………………………… 1 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ………………….. 2 C. Aspek Strategis …………….…………………………….. 5 D. Isu Strategis
……………………………………...……… 6 .…..……...…………................
7
PERENCANAAN KINERJA …………………………….....
8
A. Rencana Strategis ......................................................
8
E. Sistematika Penulisan BAB II
a. Visi
...………………….………..………….....
9
b. Misi
………………………………………........
9
c. Tujuan
…………………………………………....
10
d. Sasaran Strategis ………………………………..
10
B. Rencana Kinerja Tahun 2015 ………………………….
11
……………………………………...
13
.......……………………………...
14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .........................................
16
C. Perjanjian Kinerja D. Pengukuran Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi .........…………..……….…
16
B. Analisis Capaian Kinerja Organisasi
……………….…
18
C. Analisis Capaian Kinerja Dari waktu ke waktu ...........
40
D. Realisasi Anggaran ……………………………………... 41 BAB IV PENUTUP ……………………………………....................... LAMPIRAN
47
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Insfrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian merupakan wujud pertanggungjawaban atas komitmen yang telah diperjanjikan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) 2015, untuk melaksanakan tugas dengan efektif, transparan, akuntabel yang berorientasi pada hasil (outcome), berdasarkan sasaran strategis dan indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan dan dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik. Didalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah telah menetapkan 4 (empat) Sasaran Strategis (SS) yaitu: 1) Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; 2) Terwujudnya Pengendalian Kebijakan di Bidang
Percepatan
Infrastruktur
dan
Pengembangan
Wilayah;
3)
Terwujudnya Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Baru di Luar Pulau Jawa; dan 4) Tercapainya Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas yang Diusulkan. Untuk mendukung terwujudnya implementasi program kerja utama telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdiri dari : (1) Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah; (2)
Persentase
rekomendasi
kebijakan
percepatan
pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan; (3) Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa; dan (4) Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP).
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
Berdasarkan hasil capaian kinerja Tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat menyelesaikan tugas dan fungsinya dengan BAIK, sebagaimana yang dijelaskan dalam Bab III laporan ini, melalui penghitungan komposit indeks dari masing-masing program kerja utama yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Berdasarkan pengukuran capaian kinerja tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah, telah menunjukkan hasil kinerja (outcome) yang BAIK, sebagaimana tercermin dalam tabel sebagai berikut: Sasaran Staregis 1 Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
Target
Realisasi
% Kinerja
4
4
100 %
Sasaran Strategis 2 Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Kinerja
Presentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di implementasikan
80%
85,71%
107%
Sasaran Strategis 3 Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Kinerja
Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa
4
4
100%
LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2015
Sasaran Strategis 4 Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Kinerja
Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)
6
30
500%
Hasil penghitungan terhadap capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2015, merupakan hasil kinerja (outcome) Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah sebagai unit kerja eselon 1 (satu) yang memiliki tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
I
BAB . PENDAHULUAN Latar Belakang, Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Aspek Strategis – Isu Strategis – Sistematika Penulisan
A. LATAR BELAKANG Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mempunyai tugas
menyelenggarakan
koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Komitmen yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada Awal Tahun 2015 dilaksanakan dan dituangkan dalam Laporan Kinerja yang merupakan pemenuhan amanat Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja menjabarkan capaian-capaian target indikator kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2015, dan sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap Bagian di lingkungan Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja tersebut juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut: 1. Kedudukan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 2. Tugas Pokok Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian,
mempunyai
tugas
menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
serta
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; b. pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; c. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan infrastruktur sumber daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi
2
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 multimoda; d. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi; e. pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis ekonomi; f. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan tanah dan pembiayaan infrastruktur; g. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Bagan
struktur
organisasi
Kedeputian
Bidang
Koordinasi
Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dilihat dalam Gambar berikut:
3
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air
Asisten Deputi Telematika dan Utilitas
Asisten Deputi Sistem Transportasi Multimoda
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur
Bidang Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air
Bidang Telematika
Bidang Sistem Transportasi Jalan
Bidang Penataan Ruang
Bidang Perumahan dan Pertanahan
Bidang Utilitas
Bidang Sistem Transportasi Non Jalan
Bidang Pengembanga n Kawasan Strategis Ekonomi
Bidang Pembiayaan Infrastruktur
Bidang Pendayaguna an Sumber Daya Air
Bidang Program dan Tata Kelola
Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber: Permenko Nomor 5 Tahun 2015
4
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 C. ASPEK STRATEGIS Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis. Perannya merupakan dasar untuk untuk mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan mengendalikan, dan menjamin suksesnya pencapaian kinerja jangka panjang dan menyeluruh bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna mendukung kinerja pembangunan nasional sebagaimana yang telah ditetapkan Presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode 2015-2019. Untuk mewujudkan good governance dan tercapainya target kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang sudah ditetapkan, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator
Bidang
Perekonomian
mempunyai
posisi
strategis
mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan mengendalikan dalam bidang Percepatan Infrastruktur dan pengembangan Wilayah. Posisi strategis tersebut menjadi arah gerak Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam menentukan Sasaran yang akan dituju. Sasaran Strategis yang akan dituju adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; 2. Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; 3. Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa; 4. Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang di usulkan.
5
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 D. ISU STRATEGIS Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dengan posisi strategisnya sebagai organisasi dituntut mampu menggerakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan Kementerian, yaitu: pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan kinerja organisasi yang baik. Permasalahan atau tantangan yang dihadapi merupakan isu strategis yang harus diselesaikan sebagai wujud kinerja Tahun 2015. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antara lain sebagai berikut: Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas fungsi penunjang Kementerian, antara lain: 1. Rendahnya kapasitas tampungan air per kapita per tahun, menurunnya ketersediaan air, serta tingginya alih fungsi lahan. 2. Pemerataan sarana dan prasarana telematika serta penyediaan utilitas khususnya terkait persampahan dan drainase dan air limbah sebagai sistem penunjang kesehatan masyarakat. 3. Pemenuhan sistem transportasi yang handal. 4. Harmonisasi berbagai peraturan perundangan sektoral yang mengatur pemanfaatan ruang dalam skala besar. 5. Tingginya angka Backlog perumahan.
Permasalahan tersebut menjadi ukuran kinerja yang dalam proses SAKIP akan tertuang dalam laporan ini.
6
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 E. SISTEMATIKA PENULISAN Bab Satu telah menyajikan penjelasan umum kedudukan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, identifikasi aspek strategis dan isu strategis yang merupakan masalah yang akan terjawab melalui kinerja 2015. Bahasan selanjutnya akan terdiri tiga bab, meliputi Bab Dua tentang Perencanaan Kinerja yang akan menguraikan tahapan secara ringkas penentuan indikator-indikator yang tertuang dalam dokumen perencanaan dan perjanjian kinerja; Bab Tiga menjabarkan Akuntabilitas Kinerja yang terdiri dari : Capaian Kinerja Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Realisasi Anggaran yang digunakan untuk mencapai kinerja tersebut; sebagai penutup akan diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah-langkah di masa mendatang untuk meningkatkan kinerja.
7
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
BAB
II. PERENCANAAN KINERJA
Rencana Strategis, Rencana Kerja 2015, Perjanjian Kinerja, Perngukuran Kinerja
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Pokok-pokok program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berpedoman pada dokumen perencanaan yang tertuang didalam: 1. RPJMN 2015-2019; 2. Renstra Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
A.
RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah organisasi yang berisi gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan Renstra Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mengacu pada RPJMN tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan, khususnya terkait dengan prioritas “Meningkatkan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur prioritas”. Penjabaran strategi jangka menengah untuk menuju hasil
yang
dicita-citakan
dapat
dipetakan
8
dalam
bagan
berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Gambar 2.1. Skema Perencanaan Kinerja a. Visi Sesuai dengan tugas dan fungsi, serta kondisi yang ingin diwujudkan, maka visi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah ”Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah yang efektif dan berkelanjutan”. Visi ini menunjukan bahwa sebagai bagian dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai
tugas
program/kegiatan
untuk
mengkoordinasikan
pengembangan
perekonomian
dan
mensinkronisasikan
nasional
yang
mandiri,
berkeadilan, dan berkelanjutan. b. Misi Dalam rangka pencapaian visi, dibutuhkan tindakan nyata melalui penetapan Misi yang sesuai dengan peran Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Misi diharapkan dapat terlaksana
9
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 demi terwujudnya visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Misi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah adalah “Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan kebijakan dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
Percepatan
Infrastruktur
dan
pengembangan wilayah”. c. Tujuan Berdasarkan Visi dan Misi yang ingin dicapai, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tujuan, yaitu “Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang infrastruktur dan pengembangan
wilayah
yang
efektif
dalam
meningkatkan
daya
saing
perekonomian”. Dengan dirumuskannya tujuan ini maka Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat secara tepat mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi untuk mewujudkan visi dan misinya. d. Sasaran Srategis Dari tujuan yang telah direncanakan maka agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menentukan sasaran strategis. Sasaran strategis Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 adalah sebagai berikut: Sasaran Strategis 1 Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Sasaran Strategis 2 Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa. Sasaran Strategis 4 : Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan.
10
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Indikator Kinerja Utama tercapainya sasaran strategis tersebut akan dijabarkan pada Sub Bahasan mengenai Perjanjian Kinerja.
B. RENCANA KERJA 2015 Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat program, kegiatan, sasaran kegiatan beserta indikatornya, target, dan sumber/alokasi pendanaan. Rencana Kerja yang telah disusun dan dibahas, dirinci kedalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). Di dalam RKA memuat Rincian Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok belanja. Rencana Kerja yang disusun tersebut adalah dalam rangka mencapai sasaran strategis organisasi. Secara ringkas Renja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran 2015, dijelaskan dalam matriks berikut: Tabel 2.1. Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah TA 2015
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Output Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air
Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan JWG Indonesia - Singapura untuk pengembangan BBK (Batam-BintanKarimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Rangka Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia
11
Target
Alokasi Dana 2015
4 Rekomendasi 4 Rekomendasi
Laporan Sosialisasi
4 Laporan
Rekomendasi Kebijakan
4 Rekomendasi
Rekomendasi Pengendalian
4 Rekomendasi
Rekomendasi Kebijakan
5 Rekomendasi
Rekomendasi Pengendalian
4 Rekomendasi
Laporan Sosialisasi
2 Laporan
7,500,000,000
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Output
Terwujudnya Pelayanan Administrasi dan Tata Kelola pada Deputi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Koordinasi Kebijakan Sistem Transportasi Multi Moda
Koordinasi Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Koordinasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur
Kegiatan Koordinasi Kebijakan Bidang Telematika dan Utilitas
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam percepatan pembangunan transportasi multi moda
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam percepatan pengembangan sistem transportasi jabodetabek
Tersusunnya rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan kawasan strategi ekonomi
Laporan sosialisasi
Tersusunnya rekomendasi kebijakan perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur yang ditindaklanjuti
Sasaran Kegiatan
Tersusunnya dalam rangka mendorong percepatan dan perluasasn pembangunan ekonomi Indonesia
Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
Tersusunnya rekomendasi kebijakan penyediaan infrastruktur prioritas yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian Laporan sosialisasi
Output Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti
Koordinasi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Jumlah Layanan Administrasi dan Tata Kelola pada Deputi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian Laporan sosialisasi Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian Koordinasi Kebijakan Rekomendasi Pengendalian
Laporan Sosialisasi Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi pengendalian Laporan sosialisasi Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi hasil pre FS /revisi pre FS proyek infrastruktur
Sumber : Dokumen Renja 2015, diolah
12
Target
Alokasi Dana 2015
6 bulan
3 Rekomendasi 1 Rekomendasi 2 Laporan
7,300,000,000
2 Rekomendasi 1 Rekomendasi 9 Rekomendasi 8 Rekomendasi
5,400,000,000
8 Laporan 5 Rekomendasi 4 Rekomendasi
4,000,000,000
2 Laporan
Target
Alokasi Dana 2015
4 Rekomendasi 2 Rekomendasi
3,900,000,000
3 Laporan 5 Rekomendasi 2 Rekomendasi
14,500,000,000
2 Laporan 9 Rekomendasi 56,406,500,000 11 Rekomendasi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 C.
PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja (PK) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanian Kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar
penilaian
keberhasilan/kegagalan
pencapaian
tujuan
dan
sasaran
organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mempedomani Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanian Kinerja
pada
Deputi
Bidang
Koordinasi
Percepatan
Infrastruktur
dan
Pengembangan Wilayah ditetapkan hanya hingga level Eselon II. Untuk level eselon di bawahnya hingga pelaksana, kontrak kinerja individu tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai. Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penyusunan IKU disesuaikan dengan level organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Oleh karena itu Indikator kinerja dan target tahunan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja adalah merupakan indikator kinerja utama tingkat Eselon I yang telah ditetapkan dan merupakan penjabaran dari Renstra. Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 adalah sebagai berikut:
13
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Tabel 2.2. Pengelompokan IKU dan Sasaran Strategis Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam Perjanjian Kinerja 2015 SS
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
SS.1
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
4
SS.2
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan
80%
SS.3
Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa
Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa
4
SS.4
Tercapainya infrastruktur diusulkan
Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)
6
penetapan prioritas
proyek yang
Sumber : Dokumen PK 2015
D.
PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dengan realisasinya. Metode perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui nilai NKO, standar perhitungan polarisasi kinerja IKU ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator nomor 9 tahun 2015 tentang perjanjian kinerja dan indikator kinerja utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Formula penghitungan NKO adalah sebagai berikut : Realisasi
× 100%
NKO = Target
14
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Adapun Status Kinerja NKO ditandai dengan warna, pemberian warna sesuai nilai NKO, adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi
Hijau • X ≥ 100 (memenuhi ekspektasi)
Kuning • 80 ≤ X < 100 (belum memenuhi ekspektasi)
Merah • X < 80% (tidak memenuhi ekspektasi)
Perhitungan didalam menentukan masing-masing IKU dijelaskan lebih lanjut di dalam lampiran pendukung.
15
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
BAB
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian Kinerja Organisasi, Analisis Capaian Kinerja, Analisis Capaian Kinerja Dari Waktu ke Waktu, Realisasi Anggaran
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dengan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah dalam Penetapan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya dapat disajikan dalam tabel 3.1. Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Sasaran Staregis 1 Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
Target
Realisasi
% Kinerja
4
4
100 %
Sasaran Strategis 2 Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja Presentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di implementasikan
Target
Realisasi
% Kinerja
80%
85,71%
107%
Sasaran Strategis 3 Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa Indikator Kinerja Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa
16
Target
Realisasi
% Kinerja
4
4
100%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Sasaran Strategis 4 Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan Indikator Kinerja Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)
17
Target
Realisasi
% Kinerja
6
30
500%
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sasaran Strategis 1:
“Terwujudnya
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
”
Capaian sasaran strategis ini diukur dengan tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah, dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 30 usulan kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi
Tingkat
Menteri;
b)
penetapan
peraturan
dan
keputusan
Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; dan c) Surat Edaran yang sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi 27 usulan kebijakan yang ditindaklanjuti dari 30 usulan kebijakan yang ditargetkan. Dengan demikian, capaian sasaran strategis ini berdasarkan perhitungan tingkat (indeks) telah mencapai
indeks 4
dari
target 4
yang telah ditetapkan.
Rincian dan perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang juga menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini. Adapun
koordinasi
dan
pelaksanaan
sinkronisasi
kebijakan
percepatan
pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang dilaksanakan diantaranya sebagai berikut: a. Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air, melalui melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah
Nomor
121
Tahun
2015
tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum pada tanggal 28 Desember 2015. Outcome kedua kebijakan tersebut adalah: a) sebagai dasar
hukum
baru
pembentukan
berwenang dalam mengawal proses
18
lembaga
pemerintah
penyehatan
yang
Perusahaan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Daerah
Air
Minum
(PDAM)
dan penyediaan air minum; dan b)
kepastian investasi pengembangan SPAM oleh badan usaha swasta yang hanya mencakup kegiatan di unit air baku, unit produksi, dan unit distribusi. b. Dalam bidang telematika telah dilakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan
menghasilkan
elektronik
atau
inisiasi
roadmap
penyusunan
e-commerce
peta
yang
jalan
perdagangan
finalisasinya
akan
di
perkenalkan pada bulan Januari 2016. Roadmap e-commerce tersebut dapat
mendorong
pengembangan
sistem
perdagangan
berbasis elektronik, pengembangan usaha dan logistik nasional untuk
percepatan
pertumbuhan
ekonomi.
Roadmap
e-commerce
menerapkan lima prinsip dasar sebagai wujud digital economy, yaitu: (1) Seluruh warga Indonesia harus diberi kesempatan untuk mengakses dan melakukan transaksi e-commerce; (2) Seluruh warga Indonesia harus dilengkapi
dengan
keahlian
dan
kemampuan
untuk
memanfaatkan
keuntungan dari ekonomi informasi; (3) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) harus diminimalisasi selama proses transisi menuju ekonomi digital dan tambahan lapangan pekerjaan harus positif setelah dikurangi oleh dampak penghancuran kreatif (creative destruction); (4) Kerangka hukum yang jelas harus diterapkan untuk menjamin industri e-commerce yang aman dan terbuka, termasuk di dalamnya netralitas teknologi, transparansi, dan konsistensi internasional; dan (5) Pemain nasional (terutama start-up dan UKM) harus dilindungi dengan sebaik- baiknya dan pertumbuhan industri nasional harus menjadi prioritas utama.
19
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Gambar 3.1. Ruang Lingkup Peta Jalan e-Dagang Nasional
c. Dalam rangka percepatan pembangunan sistem transportasi multimoda melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan:
Peraturan
Presiden
Nomor
116
Tahun
2015 Tentang Percepatan
Penyelenggaran Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 21 Oktober 2015. Kebijakan tersebut diterbitkan untuk memberikan kemudahan perizinan, keringanan biaya perizinan, serta fasilitas perpajakan dan kepabeanan untuk peningkatan pembangunan
pelayanan di
transportasi
Provinsi
Sumatera
dalam Selatan
mendukung khususnya
untuk mendukung pelaksanaan Asian Games Tahun 2018;
20
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Gambar 3.2 Rencana LRT Sumatera Selatan
Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung pada 6 Oktober 2015. Outcome kebijakan tersebut adalah untuk peningkatan pelayanan transportasi di wilayah Jakarta – Bandung melalui perizinan,
kemudahan
perizinan,
biaya
serta fasilitas perpajakan dan kepabeanan sesuai
dengan kewenangannya masing-masing. d. Dalam rangka percepatan penyelesaian permasalahan konflik pemanfaatan ruang yang disebabkan oleh adanya tumpang-tindih regulasi sektor dan belum adanya standar kebijakan peta yang sama, telah dilakukan harmonisasi
Rperpres
dan
Rencana
Aksi
tentang
Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) pada tingkat Ketelitian Peta Skala 1: 50.000, dengan tujuan terpenuhinya standar kesamaan format, struktur, serta skala peta informasi geospasial tematik. Dengan adanya standarisasi data peta yang sama, diharapkan terjadi sinkronisasi pemanfaatan ruang yang terintegrasi dalam sebuah dokumen Rencana Tata Ruang. e. Dalam rangka penyelenggaraan pemanfaatan ruang, telah diterbitkan SE Menteri Perekonomian Nomor 163 Tahun 2015 tanggal 14 Juli Tahun 2015
21
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Perihal Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dengan adanya Surat Edaran tersebut, Pemerintah Daerah dapat melakukan
revisi
RTRW
satu
kali
dalam
5
tahun
dan
dapat
mengakomodir proyek- proyek infrastruktur prioritas nasional kedalam RTRW. f.
Dalam rangka melaksanakan amanat UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang untuk menyusun peraturan perundang-undangan sebagai peraturan turunan, telah ditetapkan Perpres RTR KSN dan Perpres terbaru yaitu Perpres No.31 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan, Perpres No.32 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Papua, Perpres No.33 Tahun 2015 tentang
RTR Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Maluku, dan
Perpres No.34 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat. Dengan adanya RTR KSN tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan kawasan khususnya di perbatasan. g. Dalam rangka mendorong peningkatan investasi asing yang masuk ke Indonesia melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2015 Tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian Oleh Orang Asing Yang Berkedudukan Di Indonesia. Dengan adanya peraturan tersebut akan memberikan kepastian hukum bagi Warga Negara Asing
(WNA)
untuk
mendapatkan
kepemilikan
rumah/tempat
tinggal/hunian yang berkedudukan di Indonesia. Kebijakan tersebut ditetapkan untuk mendorong perluasan pasar sektor properti sejalan dengan adanya keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN. h. Dalam
rangka
mendorong
mendapatkan pembiaayaan
dan
meningkatkan
peran
BUMN
untuk
pembangunan infrastruktur dalam upaya
percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Jaminan Pemerintah Pusat Atas Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pinjaman Langsung Dari Lembaga
22
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Keuangan Internasional Kepada Badan Usaha Milik Negara. Kebijakan tersebut diterbitkan dalam rangka mengurangi beban pemerintah secara langsung terkait dengan pembiayaan infrastruktur. i.
Dalam rangka revitalisasi peran Perum Perumnas sebagai pelaku utama penyediaan
rumah rakyat
dan
permukiman melalui koordinasi dan
pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan Pemerintah No 83 Tahun 2015 tentang Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional. Dengan adanya peraturan ini sebagai dasar operasional penugasan Perum Perumnas dalam rangka penyedia perumahan dan permukiman rakyat serta pengelola dan pengembang wilayah permukiman yang meliputi fungsi perencanaan, pembangunan berkelanjutan, pengelolaan beserta monitor dan evaluasinya. Peraturan tersebut merupakan upaya penguatan kapasitas Perum Perumnas untuk menjadi penyedia utama perumahan rakyat. j.
Dalam rangka menarik minat pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan
dan
pengelolaan
infrastruktur
melalui
koordinasi
dan
pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan Presiden No 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dengan adanya peraturan tersebut akan
memberikan
kepastian
hukum
yang
jauh
lebih
baik
dalam
menyelenggarakan pembangunan infrastuktur di Indonesia. Peraturan tersebut mendorong keterlibatan peran swasta dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia.
23
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Sasaran Strategis 2:
“Terwujudnya
Pengendalian
kebijakan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
di
bidang
Percepatan
”
Capaian sasaran strategis ini diukur dengan persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di implementasikan, dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 80% rekomendasi kebijakan
yang
diimplementasikan
oleh
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan Pemerintah/ Presiden/ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; dan c) dan Surat Edaran yang sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi 12 rekomendasi kebijakan yang implementasikan dari 14 rekomendasi kebijakan yang ditargetkan. Dengan demikian, capaian sasaran strategis ini capaiannya telah mencapai angka
107%
berdasarkan persentase kinerja dari
target 80%
yang telah
ditetapkan. Rincian dan perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang juga menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini. Adapun rekomendasi pengendalian kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang dapat diimplementasikan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka mendorong percepatan pencapaian target kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi telah disusun rekomendasi kebijakan untuk penanganan dampak sosial kemasyarakatan dan lingkungan pembangunan Waduk Jatigede, percepatan implementasi Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara, percepatan pembangunan 65 bendungan prioritas, Percepatan Pemanfaatan Sumber Daya Air Untuk Pembangunan PLTA dan percepatan pencapaian target 100% air minum layak pada akhir tahun 2019, yaitu:
24
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 a. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penanganan Dampak Sosial Dan Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede; Surat Menteri Koordinator Perekonomian kepada Gubernur Jawa Barat dan Bupati Sumedang, No: S–109/M.EKON/05/2015, tanggal 15 Mei 2015, perihal Penggunaan Dana APBD Untuk Mendukung Kegiatan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede; dan Surat Menko Bidang Perekonomian kepada Direktur Utama PT PLN (Persero), No: S–128/M.EKON/05/2015, tanggal 29 Mei 2015, perihal Partisipasi PT PLN (Persero) Dalam Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede. Kebijakan tersebut di atas ditetapkan dan
diterbitkan
guna
percepatan
penanganan
dampak
sosial
kemasyarakatan pembangunan Waduk Jatigede dan percepatan pelaksanaan penggenangannya. Infrastruktur waduk tersebut memiliki peran
cukup
signifikan
dalam
mendorong
pencapaian
target
kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional khususnya untuk wilayah Provinsi Jawa Barat; b. Surat Menko Bidang Perekonomian kepada Presiden Republik Indonesia, No: S–12/M.EKON/05/2015, tanggal 20 Januari 2015, perihal Laporan Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negera (PTPIN). Selain itu, dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Tanggul Tahap A telah ditandatangani Letter of Intent on Korea-Netherlands Partnership for NCICD Project. Surat tersebut disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia sebagai laporan implementasi Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negera (PTPIN) yang telah diinisiasi sejak Tahun 2014 dan sebagai pertimbangan Presiden Republik Indonesia dalam mengambil langkah kebijakan selanjutnya untuk penyelamatan wilayah Ibukota Negara dari degradasi lingkungan; c.
Surat Edaran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada suluruh Gubernur/Bupati di seluruh Indonesia, nomor: S-150/M.EKON/06/2015, perihal
Penggunaan
Dana
APBD
untuk
Mendukung
Percepatan
Pembangunan Waduk. Surat tersebut diterbitkan sebagai arahan kepada seluruh Kepala Daerah di Indonesia untuk dapat memberikan
25
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 kontribusi dalam rangka pencapaian target pembangunan 65 waduk sesuai amanat dalam RPJMN 2015 – 2019; d. Draft Peraturan Presiden terkait kebijakan pemberian jaminan dan subsidi kepada PDAM sebagai kelanjutan dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan Dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Kebijakan tersebut disusun sebagai penyempurnaan dari kebijakan sebelumnya terkait dukungan fasilitasi Pemerintah kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam melakukan pengembangan bisnisnya. Penyusunan kebijakan tersebut juga dilakukan untuk mendorong percepatan pencapaian target 100% air minum layak pada akhir tahun 2019 dan penyehatan Perusahaan Daerah Air Minum; e. Surat Sesmenko Perekonomian atas nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Direktur Jenderal Sumber Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, No.: S–85/SES.M.EKON/03/2015, tanggal 17 Maret 2015, perihal Keberlanjutan Rapid Assessment Potensi PLTA dari Waduk Eksisting. Surat tersebut diterbitkan sebagai arahan kepada instansi terkait untuk dapat meneruskan pelaksanan rapid assessment potensi PLTA dari waduk eksisting, guna mendorong pencapaian target RPJMN 2015 – 2019 tentang kedaulatan energi melalui percepatan pemanfaatan potensi sumber daya air untuk pembangunan PLTA. 2. Dalam rangka Dalam bidang telematika dan utilitas telah dilakukan redesain bersama peraturan pelaksanaan kewajiban pelayanan universal (Univesal Service Obligation) telekomunikasi dan informatika dengan menghasilkan Permenkominfo Nomor 25 Tahun 2015. Peraturan ini untuk mengurangi resiko kesulitan teknis dan administrasi pelaksanaan sebagai wujud pemerataan akses telematika di daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019. Pada program Palapa Ring telah diresmikannya proyek
26
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik pitalebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) di Manokwari Papua Barat oleh Presiden Repulik Indonesia sebagai bentuk penguatan konektivitas dan ekosistem broadband untuk menunjang ekonomi digital secara nasional. Dalam menunjang industri perangkat telematika nasional telah dihasilkan Permenkominfo Nomor 27 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Berbasis Standar Teknologi Long Term Evolution (LTE) untuk menciptakan suasana kondusif nasional guna mendorong perkembangan industri perangkat telematika sebagai kegiatan ekonomi utama yang memperkuat daya saing bangsa.
Gambar 3.3. Rencana dan Realisasi Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Pitalebar Nasional 2015
3. Dalam Rangka rekomendasi kebijakan pada pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, pembangunan MRT Jakarta, pembangunan LRT di beberapa wilayah, dan pengelolaan transportasi di wilayah Jabodetabek melalui koordinasi
dan
pelaksanaan
sinkronisasi
peraturan yaitu diantaranya:
27
telah
diterbitkan
beberapa
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 a. Peraturan Presiden Nomor 117 tahun 2015 perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera; b. Peraturan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun 2015 sebagai revisi dari Peraturan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 tahun 2014; c.
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi; Peraturan Presiden Nomor 99 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Ibu Kota Jakarta; dan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT di Sumatera Selatan;
d. Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. 4. Pengembangan terminal peti kemas Kalibaru, yaitu dengan mendorong PT Pelindo II untuk melakukan percepatan pembangunan terminal kalibaru sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2012; Percepatan pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, sudah mencapai 89,57% dengan target penyelesaian Gedung Terminal 3 tahap 1 (Gedung Utama) pada bulan Mei 2016. 5. Percepatan pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung dengan diterbitkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomi kepada PT Pelindo I, perihal
Penetapan HPL Otorita Asahan Seluas 9,04 Hektar. Arahan
tersebut dikeluarkan untuk mempercepat pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan difungsikan sebagai hub Internasional. Dan untuk mempercepat pembangunan pelabuhannya secara umumnya juga telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 sebagai revisi
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan. 6. Dalam rangka pengendalian
konflik pemanfaatan
ruang telah dilakukan
koordinasi dan sinkronisasi yang ditindaklanjuti dengan terbitnya: a. Surat Menko Perekonomian No. S-9/M.EKON/01/2015 tanggal 14 Januari
28
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 2015 untuk percepatan penyelesaian Perda RTRW Provinsi Riau dan Surat Menko Perekonomian kepada Menteri LHK dan Menteri ATR No. S-169/M.EKON/07/2015 tangal 23 Juli Tahun 2015 Perihal Penyelesaian RTRW Provinsi Riau dan Izin Lingkungan untuk Addendum AMDAL. Surat tersebut bertujuan untuk Percepatan Penyelesaian Perda RTRW Provinsi Riau; b. Surat Menko Perekonomian kepada
Gubernur Provinsi Maluku
No. S-27/M.Ekon/01/2015 tanggal 29 Januari 2015 Perihal Rekomendasi Peruntukan Ruang Kawasan Militer untuk Pembangunan Dermaga AL di Desa
Tawiri
Kota
Ambon.
Surat
tersebut
bertujuan
untuk
Penyelesaian Konflik Peruntukan Ruang Kawasan Militer di Kota Ambon; c. Surat
Menko
Perekonomian
No: S 174/M.EKON/07/2015 Rekomendasi Penataan
kepada tanggal
Ruang
untuk
Bupati 29
Kabupaten Juli
Konawe
2015
Perihal
Pengembangan
Industri
Konawe, Sulawesi Tenggara. Surat
untuk
Penyelesaian
tersebut
Kawasan bertujuan
Konflik Rencana Pembangunan Kawasan
Industri di Konawe. 7. Dalam rangka rekomendasi kebijakan untuk percepatan penyediaan infrastruktur prioritas telah diterbitkan keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian antara lain: a. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.127 Tahun 2015 tentang Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas; b. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.129 Tahun 2015 tentang Tim Kerja Percepatan Penyediaan Infrastruktur Ketenagalistrikan; c.
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.159 Tahun 2015 tentang Tim Kerja Percepatan Pembangunan Kilang Minyak Bontang.
29
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Sasaran Strategis 3:
“Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar ”
Pulau Jawa
Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa yang dikembangkan, dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 4 kawasan strategis ekonomi baru yang dapat dikembangkan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi
Tingkat
Menteri;
b)
penetapan
peraturan
dan
keputusan
Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi pengembangan 4 kawasan strategis ekonomi baru dari 4 strategis ekonomi baru yang ditargetkan yang dapat dikembangkan. Dengan demikian, apabila dihitung berdasarkan persentase kinerja capaiannya maka telah mencapai
target 100%
100%
dari
yang telah ditetapkan. Rincian dan perhitungan capaian
sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang juga menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini. Adapun kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa yang dikembangkan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Perbatasan di Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 Pos
Lintas
Batas
Negara
menginstruksikan
(PLBN)
kepada
K/L
Terpadu terkait
di
untuk
Kawasan
Perbatasan
melakukan
percepatan
pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan sarana penunjang di kawasan perbatasan, salah satunya adalah PLBN Entikong. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan Entikong untuk menunjang pembangunan PLBN dan diharapkan
dapat
menjadi
pusat
strategis ekonomi baru di luar Pulau Jawa.
30
pengembangan
kawasan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Untuk mencapai
kegiatan
tersebut,
telah
dilakukan
koordinasi
dan
sinkronisasi dengan K/L terkait mengenai pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Entikong yaitu berupa rapat – rapat koordinasi, Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas isu – isu dalam pengembangan kawasan
perbatasan,
kunjungan
lapangan
ke
Entikong,
kajian
Pengembangan dan Pengelolaan Pusat – Pusat Pertumbuhan Ekonomi (P5E) di kawasan perbatasan negara Kecamatan Entikong, sosialisasi grand design rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kecamatan Entikong. Pada
saat
ini
sedang
dilakukan
pembahasan
legalisasi
rencana
pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kecamatan Entikong untuk mendukung terwujudnya kawasan strategis ekonomi perbatasan tersebut. 2. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Perbatasan di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Kawasan Perbatasan menginstruksikan
kepada
K/L
terkait
untuk
melakukan
percepatan
pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan sarana penunjang di kawasan perbatasan, salah satunya adalah PLBN Motaain yang terletak di Kabupaten
Belu.
Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
perlu
dilakukan
pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan Kabupaten Belu untuk menunjang pembangunan PLBN dan diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Untuk mencapai
kegiatan
tersebut,
telah
dilakukan
koordinasi
dan
sinkronisasi dengan kemanterian/lembaga terkait mengenai pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu yaitu berupa rapat – rapat koordinasi, Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas isu – isu dalam pengembangan kawasan perbatasan, kunjungan lapangan ke Kabupaten Belu, kajian Pengembangan
dan Pengelolaan Pusat – Pusat
Pertumbuhan Ekonomi (P5E) di kawasan perbatasan negara Kabupaten
31
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Belu, sosialisasi grand design rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu. Pada
saat
ini
sedang
dilakukan
pembahasan
legalisasi
rencana
pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu untuk mendukung terwujudnya kawasan strategis ekonomi perbatasan tersebut. 3. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pangan (KSE-P) Merauke Pengembangan KSE-P Merauke dilatarbelakangi oleh arahan Presiden Jokowi untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional pada tanggal 10 Mei 2015 serta penetapan Merauke sebagai salah satu KEK baru yang akan dikembangkan di luar pulau Jawa pada RPJMN 2015-2019. Sebagai tindak lanjutnya, dilakukan studi untuk merumuskan suatu kawasan strategis yang berperan dalam mendorong peningkatan padi melalui pola mekanisasi dan didapatkan total luasan pengembangan area pangan sebesar 1,2 juta ha. Kawasan strategis ini direncanakan sebagai area pendukung (hinterland) dari KEK Merauke (yang diarahkan sebagai sentra industri pangan) dan berfungsi untuk menjamin supply bahan baku ke KEK, sehingga selanjutnya diperlukan blue print penyiapan dan pengembangan area hinterland tersebut. Pengembangan
KSE-P
pengelolaannya,
yang
Merauke melibatkan
juga
disertai
Pemerintah,
dengan
Badan
konsep
Usaha,
dan
Masyarakat. Pengelolaan KSE-P Merauke direncanakan akan dilakukan melalui Badan Otoritas yang berfungsi sebagai fasilitator antara Pemerintah, Dunia
Usaha,
dan
Masyarakat.
Pengelolaan
ini
dilakukan
dengan
pendekatan 1 manajemen untuk 1 kluster (10.000 ha). Pada lahan 10.000 ha tersebut, dibuat konsep pemanfaatan dengan Perusahaan Inti mengelola maksimal 50% dari luas lahan, Petani Plasma mengelola maksmimal 20% dari luas lahan, sedangkan sisanya diperuntukkan sebagai water catchment area. Saat ini telah disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) Pangan Merauke yang didalamnya memuat pengembangan KEK Merauke sebagai sentra industri pangan serta
32
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 pengembangan kawasan hinterland pendukung KEK seluas 1,2 juta Ha. Pada tahap pertama direncanakan penyiapan KSE-P Merauke seluas 203.765 Ha yang terdiri dari lahan yang telah berstatus APL (revitalisasi) dan lahan
yang
berstatus
HPK
(pembukaan
lahan
baru),
sedangkan
pembangunan KEK Merauke akan dilakukan di Salor seluas ±183 Ha.
Gambar 3.4. Penetapan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional oleh Bapak Presiden Jokowi pada Tanggal 10 Mei 2015
33
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 4. Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pantai Kijing, Kalimantan Barat Sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019 untuk mengembangkan KEK baru di luar pulau Jawa dimana salah satunya di Kalimantan Barat, maka Pelindo II melalui anak perusahaannya PT. PPI mengusulkan untuk mengembangan
kawasan
Pantai
Kijing,
Mempawah
sebagai
KEK.
Pengembangan KEK tersebut disertai dengan rencana pengembangan pelabuhan baru di Kijing yang menjadi satu bagian dengan pelabuhan Pontianak. Rencana pengembangan KEK terletak di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, dengan luas area yang direncanakan oleh PT.PPI ±5.000 Ha dengan rencana pengembangan Tahap I seluas ±1.150 Ha dan rencana pengembangan pelabuhan utama Kijing seluas ±200 Ha, serta luas area yang telah dibebaskan oleh PT. Antam yang direncakan juga menjadi bagian dari KEK seluas ±1.000 Ha. Pengembangan KEK di daerah tersebut menciptakan lingkungan kondusif bagi akitivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi di Indonesia. Sebagai tahap awal, saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Mempawah untuk menyiapkan area pengembangan KEK tersebut, diantaranya terkait dengan kesesuaian dengan tata ruang. Beberapa langkah-langkah yang saat ini telah dilakukan yaitu penyusunan RDTR Kecamatan Sungai Kuning untuk memasukkan rencana KEK di dalamnya serta penyusunan Perda KSP oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Sementara itu,untuk rencana pengembangan pelabuhan pantai Kijing secara tata ruang telah sesuai baik dengan RTRW Kabupaten Mempawah maupun RTRW Provinsi Kalimantan Barat, sehingga sudah dapat dilakukan langkah pembebasan lahan di lokasi tersebut.
34
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Gambar 3.5. Peta Lokasi Rencana Pengembangan KEK di Pantai Kijing
35
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Sasaran Strategis 4:
“Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan” Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP), dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 6 proyek priortas yang dapat ditetapkan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi
Tingkat
Menteri;
b)
penetapan
peraturan
dan
keputusan
Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi penetapan sebanyak 30 proyek prioritas dari 6 proyek prioritas yang ditargetkan yang dapat ditetapkan. Penetapan proyek prioritas sebanyak 30 proyek diatas dari target 6 proyek didasarkan pada arahan Presiden dan Wakil Presiden untuk mempercepat proyek-proyek infrastruktur di Indonesia termasuk proyek-proyek di luar Pulau Jawa agar dampaknya terhadap pembangunan ekonomi dapat dirasakan diseluruh wilayah Indonesia.
Dengan demikian, apabila dihitung berdasarkan persentase kinerja capaiannya adalah
500%
proyek
prioritas
dari
target 100%
termaktub
dalam
yang telah ditetapkan. Penetapan 30 Permenko
Nomor
12
Tahun
2015
tentang Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas pada tanggal 31 Desember 2015. Adapun 30 proyek infrastruktur prioritas sebagai berikut:
4
8
4 4
2 0
4
1
41 2 4 44 1 1 4 49 5 6 11 3 13164 82 2 2 21 2 7 533 12 8 11 1 0 4 21 1 9
3 02 2 56
6
7 2 8
2 2 9
9
2 9
2 9
2 2 9 2 9 9 2 9
6
Gambar 3.6. Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas
36
2 9
2 9 2 9
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
30 Proyek Prioritas tersebut antara lain adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Jalan Tol Mando-Bitung Jalan Tol Panimbang Serang 8 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Kereta Api Ekspres SHIA MRT Jakarta Jalur Selatan – Utara Kereta Api Makassar – Parepare Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung Pelabuhan Hub Internasional Bitung NCICD PLTA Karangkates IV & V (2x50MW) PLTA Kesamben (37MW) PLTA Lodoyo (10MW) Inland Waterways/Cikarang – Bekasi – Laut (CBL) Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A Sistem Pengolahan Limbah Jakarta SPAM Semarang Barat High Voltage Direct Current (HVDC) Transmisi Sumatera 500 kV
21. Central – West Java Transmission Line 500 kV 22. Central Java Power Plant (CJPP)/PLTU Batang 23. PLTU Indramayu 24. PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8, 9, 10 25. Kilang Minyak Bontang 26. RDMP/Revitalisasi Kilang Eksisting (Balikpapan, Cilacap, Balongan, Dumai, Plaju) 27. Pelabuhan di Jawa Barat Bagian Utara 28. Kilang Minyak Tuban 29. Palapa Ring Broadband 30. Kereta Api Kalimantan Timur
Pencapaian target penetapan jumlah proyek infrastruktur prioritas dan perbaikan regulasi
37
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
1. Peningkatan Kualitas Penyiapan Proyek
Penyusunan OBC Quality Guidelines 2. Model
Projects
dengan
Penyusunan VfM dengan metode kuantitatif untuk sector jalan tol Standar
kualitas
Pra-Studi
Kelayakan
internasional dan pemberian fasilitas penyiapan proyek lainnya
Pra-Studi kelayakan/Outline Business Case (OBC) Kilang Minyak Bontang
Penyusunan AMDAL Jalan Tol Panimbang-Serang agar pengadaan tanah dapat dilakukan di 2016
38
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 3. Penetapan Skema Pendanaan
Mendorong Menhub menetapkan skema pendanaan KA Ekspres SHIA (memutuskan ketidakpastian skema KPBU)
Mendorong penetapan skema pendanaan LRT Sumatera Selatan melalui Perpres No. 116/2015 tentang Penugasan BUMN
4. Debottlenecking dan Akselerasi Proyek Confidential – Please do not distribute
China & Jepang memberikan 2 proposal yang berbeda Proposal China
Proposal Jepang
Confidential – Please do not distribute
1. Kontribusi dan resiko di pihak Indonesia
Teknologi Tempo penyiapan proposal
Keduanya butuh kontribusi eksplisit dan implisit yang signifikan dari pemerintah agar layak secara Joint Venture: Skema BUMN + Operator finansial 60% Indonesia : 40% China Swasta
5 stasiun pada tahap awal, 3 Proposal China lagi menyusul di masa-masa 8 stasiun dari awal mendatang YangTeknologi dibutuhkan agar layak: China • BUMN perlu berkontribusi (misal: tanah) • Kontribusi lainnya dari pemerintah (missal: pajak dan tanah) Lebihinsentif singkat Lebih besar kebutuhan
Japan proposal Copyright © 2015 by The Boston Consulting Group, Inc. All rights reserved.
Stasiun
Yang dibutuhkan agar layak: Teknologi Jepang • BUMN pengurusan asset perlu didirikan untuk memegang saham modal – Please do not distribute Confidential • Indonesia perlu memberikan tanah
1.1. Kontribusi Indonesia1
Lebih lama Ulasan Proposal Kereta Api Berkecepatan Lebih kecil kebutuhan Tinggi/High-Speed Train disesuaikan (HST) Jalur pembiayaannya, terhadap kurs pasar Jabodetabek-Bandung
pembiayaannya, disesuaikan Masih banyak aspek yang butuh perincian lebih terhadap kurs pasar dalam & negosiasi lebih lanjut Resiko dibagi bersama JV (Joint Venture)
268532-27 HSR-Presentation to Tim Penilai-2Sep15-vf (Bahasa Indonesia).pptx
Copyright © 2015 by The Boston Consulting Group, Inc. All rights reserved.
Struktur kepemilikan
Presentasi Hasil kepada Tim Penilai 1.2. Resiko Pemisahan alokasi pembagian Draft—for discussion only 4
resiko: CAPEX dari BUMN, Ops dari operator swasta Negosiasi lebih lanjut dan perencanaan struktur pembiayaan dapat mengurangi 2 September 2015 kontribusi dan resiko tetapi kontribusi dan resiko akan tetap ada 1.Contribution: both direct and explicit (grant, guarantee etc) and indirect and implicit (I,e, incentives, free or low out land); includes directly from government budget or from SOE balance sheet; includes initial capex and ongoing open 268532-27 HSR-Presentation to Tim Penilai-2Sep15-vf (Bahasa Indonesia).pptx
Penerbitan Penetapan Lokasi PLTU Batang dipercepat menjadi Juni 2015
Draft—for discussion only
6
Mengadakan konsultan untuk review proposal High Speed Railway (HSR) Jakarta-Bandung dari Jepang dan RRT
5. Perbaikan Kebijakan dan Regulasi
Penerbitan peraturan pendukung KPBU yaitu Peraturan Menkeu tentang availability payment dan Perka LKPP tentang pengadaan badan usaha untuk KPBU dan Penerbitan Permen ATR/Kepala BPN No.6/2015 tentang Pengadaan Tanah untuk menyesuaikan dengan revisi
39
Mendorong percepatan lelang investasi Jalan Tol BalikpapanSamarinda dan Jalan Tol Manado-Bitung dari Q4 menjadi Q2 2015
6. Pengembangan Kapasitas
Melakukan Induction Program untuk PMO KPPIP
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DARI WAKTU KE WAKTU Setelah mengetahui capaian kinerja tahun 2015 berdasarkan perbandingan realisasi dan target, maka agar kondisi capaian tahun 2015 dapat menjadi ‘pijakan’ kinerja tahun-tahun mendatang, perlu dilihat atau dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. Pada sub bahasan ini, pola membandingkan capaian kinerja adalah terhadap capaian tahun lalu, capaian beberapa tahun kebelakang. Tabel 3.2 Analisis Realisasi IKU dari Waktu ke Waktu Realisasi IKU Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)
Keterangan 2013
2014
2015
4
4
4
80%
91,27%
85,71%
-
-
4
-
-
30
Sumber: Laporan Realisasi Indikator Kinerja 2012-2014, Biro Perencanaan.
Capaian realisasi yang sama dengan target yang telah ditetapkan disebabkan karena fluktuasi beban kerja cenderung statis dengan pendekatan pada realisasi keuangan. Ukuran nyata yang dapat dirasakan adalah bahwa semua kebutuhan pelayanan dari stakeholder dapat dipenuhi dan secara tata kelola dari waktu ke waktu semakin baik.
40
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 D. REALISASI ANGGARAN Pada tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kementerian
Koordinator
Bidang Perekonomian
mendapat Pagu Anggaran sebesar Rp 99,006,500,000,- dan realisasi yang dimanfaatkan adalah sebesar Rp 59.388.214.596,- atau hanya terserap sebesar 66,74% dengan SILPA Rp 39.618.285.404,-telah dapat melaksanakan fungsi dan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi. Dari sasaran yang ditargetkan, telah dapat diwujudkan dengan baik, bila dilihat dari indikator kinerja yang digunakan. Realisasi Anggaran dan Cost Per Outcome Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dapat dilihat di tabel 3.3. dan tabel 3.4. Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran pada tahun 2014, realisasi anggaran pada tahun 2015 mengalami penurunan, dimana realisasi anggaran pada tahun 2014 adalah sebesar 75% sedangkan realisasi anggaran tahun 2015 adalah sebesar 66,74%. Penurunan realisasi anggaran tersebut disebabkan karena adanya beberapa upaya dalam efisiensi penggunaan sumber daya antara lain: 1. Penghematan anggaran dengan pembatasan penggunaan hotel, dan mengalihkan beberapa kegiatan rapat/seminar/workshop/sosialisasi di luar kantor menjadi kegiatan di dalam kantor; dan 2. Pengurangan jumlah sumber daya manusia yang melakukan perjalanan dinas. Selain itu, terdapat beberapa hal lain penyebab rendahnya realisasi anggaran pada tahun 2015, diantaranya: 1. Peningkatan
pagu
Percepatan Infrastruktur 2015
anggaran dan
(Rp 99.006.500.000,-)
Deputi
Pengembangan dibandingkan
Bidang Wilayah dengan
Koordinasi pada
pagu
tahun
anggaran
tahun 2014 (Rp 55.777. 800.000); 2. Adanya perubahan Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015, pada tanggal 19 Mei 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
41
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 yang
mengakibatkan
terjadinya
perubahan
nomenklatur
kegiatan
sehingga diperlukan waktu untuk melakukan revisi anggaran melalui Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. Selain itu, juga terdapat beberapa penundaan kegiatan terkait Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang baru mulai pada bulan Juli 2015.
42
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Tahun Anggaran 2015 Kegiatan
Pagu Anggaran
Penyerapan
Realisasi Sisa
Persentase
Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air
Rp
7.500.000.000
Rp
5.059.126.173
Rp
2.440.873.827
67,46%
Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air
Rp
967.222.000
Rp
725.581.847
Rp
241.640.153
75,02%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air
Rp
694.048.000
Rp
535.656.859
Rp
158.391.141
77,18%
Laporan hasil pelaksanaan sosialisasi kebijakan bidang Infrastruktur Sumber Daya Air
Rp
273.050.000
Rp
164.676.543
Rp
108.373.457
60,31%
Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Dalam Rangka Kerjasama Indonesia Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Lainnya di Indonesia
Rp
643.332.000
Rp
572.840.184
Rp
70.491.816
89,04%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Urusan Kerjasama Indonesia Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Lainnya di Indonesia
Rp
105.314.000
Rp
76.443.450
Rp
28.870.550
72,59%
Rekomendasi hasil koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia
Rp
3.599.694.000
Rp
2.550.656.410
Rp
1.049.037.590
70,86%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia
Rp
718.514.000
Rp
288.929.330
Rp
429.584.670
40,21%
Laporan hasil pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia
Rp
393.026.000
Rp
133.101.550
Rp
259.924.450
33,87%
Layanan Dukungan Administrasi Kegiatan dan Tata Kelola
Rp
105.800.000
Rp
11.240.000
Rp
94.560.000
10,62%
Koordinasi Kebijakan Telematika dan Utilitas
Rp
3.900.000.000
Rp
3.327.163.150
Rp
572.836.850
85,31%
Rekomendasi kebijakan telematika dan utilitas
Rp
2.400.000.000
Rp
1.960.799.106
Rp
439.200.894
81,70%
Rekomendasi hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan telematika dan utilitas
Rp
1.100.000.000
Rp
992.036.805
Rp
107.963.195
90,19%
Laporan Hasil Sosialisasi Kebijakan Telematika dan Utilitas
Rp
400.000.000
Rp
374.327.239
Rp
25.672.761
93,58%
43
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Kegiatan
Pagu Anggaran
Penyerapan
Realisasi Sisa
Persentase
Koordinasi Kebijakan Sistem Transportasi Multimoda
Rp
7.300.000.000
Rp
5.252.458.214
Rp
2.047.541.786
71,95%
Rekomendasi Kebijakan Transportasi
Rp
3.439.114.000
Rp
2.349.516.375
Rp
1.089.597.625
68,32%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Transportasi
Rp
1.401.186.000
Rp
1.039.977.209
Rp
361.208.791
74,22%
Laporan hasil pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Transportasi
Rp
117.200.000
Rp
3.730.000
Rp
113.470.000
3,18%
Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi JABODETABEK
Rp
2.125.232.000
Rp
1.753.867.205
Rp
371.364.795
82,53%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi JABODETABEK
Rp
217.268.000
Rp
105.367.425
Rp
111.900.575
48,50%
Koordinasi Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Rp
5.400.000.000
Rp
4.195.677.181
Rp
1.204.322.819
77,70%
Rekomendasi hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Rp
3.722.157.000
Rp
2.667.891.148
Rp
1.054.265.852
71,68%
Rekomendasi hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Rp
919.094.000
Rp
854.779.930
Rp
64.314.070
93,00%
Laporan Sosialisasi Kebijakan Penataaan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Rp
758.749.000
Rp
673.006.103
Rp
85.742.897
88,70%
Koordinasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur
Rp
4.000.000.000
Rp
1.862.327.719
Rp
2.137.672.281
46,56%
Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur
Rp
2.750.000.000
Rp
1.097.923.430
Rp
1.652.076.570
39,92%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur
Rp
750.000.000
Rp
462.687.529
Rp
287.312.471
61,69%
Laporan Hasil Sosialisasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur
Rp
500.000.000
Rp
301.716.760
Rp
198.283.240
60,34%
44
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Kegiatan
Pagu Anggaran
Penyerapan
Realisasi Sisa
Persentase
Koordinasi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Rp
14.500.000.000
Rp
4.874.811.244
Rp
9.625.188.756
33,62%
Rekomendasi kebijakan MP3EI
Rp
11.064.918.000
Rp
3.020.762.954
Rp
8.044.155.046
27,30%
Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Proyek Proyek MP3EI yang akan ditindaklanjuti
Rp
2.259.740.000
Rp
1.678.827.590
Rp
580.912.410
74,29%
Laporan Sosialisasi/ diseminasi kebijakan MP3EI
Rp
1.175.342.000
Rp
175.220.700
Rp
1.000.121.300
14,91%
Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
Rp
56.406.500.000
Rp
34.816.650.915
Rp 21.589.849.085
61,72%
Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Terkait Penyediaan Infrastruktur Prioritas
Rp
29.125.935.000
Rp
17.608.989.627
Rp 11.516.945.373
60,46%
Rekomendasi Hasil Pre FS / Revisi Pre Fs Proyek Infrastruktur Prioritas
Rp
27.280.565.000
Rp
17.207.661.288
Rp 10.072.903.712
63,08%
Rp
66,74%
Total
Rp
99.006.500.000
45
Rp
59.388.214.596
39.618.285.404
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015 Tabel 3.4 Cost Per Outcome Tahun Anggaran 2015
Outcome
Cost (Rp)
Sasaran Staregis 1
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Sasaran Staregis 2
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Sasaran Staregis 3
Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa
Sasaran Staregis 4
Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan
Total
16.172.234.849
6.413.657.926
1.985.670.907
34.816.650.915
59.388.214.596
46
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
BAB
IV. PENUTUP
Selama
beberapa
tahun
kebelakang,
berbagai
pencapaian
dan
keberhasilan telah diraih oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Berdasarkan hasil penilaian IKU, berbagai skala prioritas juga dibuat sehingga dalam keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada pada akhir tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur
dan
Pengembangan Wilayah
dapat mencapai
target indikator kinerja yang diharapkan.
Pencapaian pelaksanaan kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada tahun 2015 didapatkan dengan kerja keras dan bantuan kerjasama dari semua pihak, khususnya sinergi dari seluruh
unsur
Deputi
Pengembangan Wilayah
Bidang dalam
Koordinasi melakukan
Percepatan sinkronisasi
Infrastruktur dan
dan
koordinasi
perencanaan, penyusunan dan implementasi kebijakan dibidang infrastruktur dan pengembangan wilayah melalui mekanisme pembagian kerja yang efektif dan penggunaan data bersama (data sharing).
Berbagai tantangan maupun hambatan akibat krisis ekonomi, tuntutan efisiensi keuangan negara, dinamika sosial dan politik berusaha dihadapi dengan berpegang teguh pada Visi dan Misi yang telah dicanangkan dan keinginan untuk menyukseskan program dan kegiatan demi mendukung tercapainya sasaran dan tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Pada akhirnya “Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah” sebagaimana yang ditetapkan sebagai Sasaran Strategis (SS) Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat ditingkatkan sehingga disparitas pembangunan antar wilayah Jawa dan luar Jawa secara bertahap dapat dikurangi.
47
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah akan terus melakukan peningkatan
kinerja
dalam
rangka
meningkatkan
hasil
evaluasi
Akuntabilitas Kinerja pada masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja, hasil penilaian/evaluasi kinerja pada tahun 2015 ini akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja di tahun 2016. Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur
ini, diharapkan seluruh
dapat
dan
Pengembangan
memberikan
Wilayah
informasi kepada
Tahun
2015
pimpinan
dan
pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan pada periode berikutnya.
48
Lampiran I
Lampiran 2 Manual Perhitungan IKU Deputi VI
1
Indeks Efektifitas Koordinasi dan Pelaksanaan Sinkronisasi Kebijakan
Definisi Indikator Kinerja
:
Indikator Pembebanan tingkat efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah terdiri dari tujuh kegiatan yang terdiri dari Sumber Daya Air, Telematika dan Utilitas, Transportasi Multi Moda, Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI, dan KPPIP.
Satuan
: Indeks
Teknik Menghitung
: Nilai Indeks Koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi didasarkan pada jumlah keseluruhan nilai efektifitas persentase unit kegiatan Indeks 4 3 2 1
Nilai ∑ 85 =< n =< 100 65 =< n < 85 45 =< n < 65 n < 45
Kriteria Sangat Baik Baik Kurang Baik Kurang
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: Asdep Sumber Daya Air, Asdep Telematika dan Utilitas, Asdep Transportasi Multi Moda, Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI dan KPPIP
Periode Data IKU
: Tahunan
Keterangan Lain
: -
Manual Perhitungan IKU Deputi VI
2
Persentase rekomendasi Kebijakan yang di Implementasikan
Definisi Indikator Kinerja
Indikator Persentase Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang di implementasikan merupakan akumulasi dari pencapaian Indikator di tujuh kegiatan yang dilaksanakan masing-masing unit kerja dengan bobot: (i) Kegiatan : Infrastruktur Sumber Daya Air; (ii) Kegiatan Telematika dan Utilitas; (iii) Kegiatan Sistem Transportasi Multi Moda; (iv) Kegiatan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi; (v) Kegiatan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur; (vi) Kegiatan KP3EI; dan (vii) Kegiatan KPPIP.
Satuan
: %
Teknik Menghitung
:
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
Asdep Sumber Daya Air, Asdep Telematika dan Utilitas, Asdep Transportasi Multi Moda, Asdep Penataan Ruang : dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI, dan KPPIP
Periode Data IKU
: Tahunan
Keterangan Lain
: -
Gabungan atau penjumlahan capaian masing-masing bidang
Manual Perhitungan IKU Deputi VI
3
Pengembangan kawasan strategis ekonomi baru diluar Pulau Jawa
Terwujudnya jumlah kawasan strategis ekonomi baru yang diusulkan (KEK, Kawasan Industri) di luar Pulau Jawa
Definisi
:
Satuan
: Nilai
Teknik Menghitung
:
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Periode Data IKU
: Tahunan
Keterangan Lain
: -
Manual Perhitungan
4
Jumlah kawasan yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis ekonomi baru
Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas yang diusulkan
IKU Deputi VI
Jumlah penetapan proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan oleh KPPIP
Definisi
:
Satuan
: Jumlah
Teknik Menghitung
: Jumlah proyek inf prioritas nasional yang ditetapkan KPPIP
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: KPPIP
Periode Data IKU
: Tahunan
Keterangan Lain
: -
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Lampiran 3
Tabel 1. Rekapitulasi Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang Ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (SS.1) KOORDINASI DAN SINKRONISASI No
URAIAN DIUSULKAN
DITINDAKLANJUTI
1
Koordinasi Pembahasan Kebijakan Tax Allowance
1
1
2
Koordinasi Pembahasan Pengembangan Kapabilitas Industri Nasional & Insinyur Indonesia dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia
1
1
3
Koordinasi Kebijakan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
1
1
4
Koordinasi Penyiapan Penerapan e-Commerce Nasional
1
1
5
Koordinasi Hibah Asset BMN & Penyelesaian BPYDS PLN
1
1
6
Koordinasi BKPRN (One Map Policy & RTR Jabodetabek Punjur)
1
1
7
Koordinasi Pembahasan Tentang Rencana Pembangunan Wisma Atlet/ Rusun Kemayoran
1
1
8
Koordinasi Pembahasan PMO Nasional untuk Pengembangan Kapabilitas Insinyur dan Pendukung Infrastruktur di Indonesia
1
1
9
Koordinasi Persiapan Substansi dan Logistik Acara World Economic Forum on East Asia (WEFEA) 2015
1
1
10
Koordinasi Persiapan KTT ASEAN
1
1
1
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
KOORDINASI DAN SINKRONISASI No
11 12 13 14
URAIAN
Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Koordinasi Kebijakan Rencana Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Penjaminan Pemerintah atas Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pinjaman Langsung Dari Lembaga Keuangan Internasional Kepada BUMN (Direct Landing) Koordinasi Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air dan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Sistem Penyediaan Air Minum
DIUSULKAN
DITINDAKLANJUTI
1
1
1
1
1
1
3
3
15
Koordinasi Kebijakan Percepatan Implementasi Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara/National Capital Integrated Coastal Development
1
1
16
Koordinasi Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tengan Percepatan Pembangunan
1
1
17
Koordinasi Kebijakan Percepatan Proyek Strategis Nasional
1
1
18
Koordinasi Kebijakan Pengembangan Kereta Api Cepat/High Speed Train
1
1
19
Koordinasi Kebijakan Pembahasan Mengenai Paket Deregulasi
1
1
20
Koordinasi Kebijakan Kepemilikan Properti oleh Warga Negara Asing
1
1
21
Koordinasi Pengembangan Tingkat Kandungan Dalam Negeri Perangkat Telematika
1
0
22
Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden & Instruksi Presiden Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional
1
1
23
Rapat Koordinasi Penyiapan Paket Kebijakan Ekonomi Bulan Oktober 2015
1
1
2
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
KOORDINASI DAN SINKRONISASI No
URAIAN DIUSULKAN
DITINDAKLANJUTI
25
Koordinasi Kebijakan Upaya Mendorong Industri Dalam Negeri
1
1
26
Koordinasi Pembahasan Peraturan Pemerintah Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus
1
1
27
Koordinasi Pembahasan Financial Inclusion dan Transformasi Ekonomi
1
1
29
Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden Tentang Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
1
1
30
Koordinasi Kebijakan Pengembangan KPBP Batam-Bintan-Karimun
1
0
30
28
TOTAL
Indeks
Nilai ∑
4
85 =< n =< 100
3
65 =< n < 85
2
45 =< n < 65
1
n < 45
Kriteria Sangat Baik
Persentase Efektifitas Koordinasi dan Sinkronisasi
Baik Kurang Baik
93,33
Kurang
Keterangan: Persentase Efektifitas Koordinasi dan Sinkronisasi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 93,33 ≈ Indeks 4
3
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
Tabel 2. Rekapitulasi Pengendalian Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang Ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (SS.2) PENGENDALIAN No
URAIAN DIUSULKAN
DITINDAKLANJUTI
1
Sidang Pleno Dewan Sumber Daya Air Nasional
1
1
2
Revisi Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 & Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
1
1
3
Efektifitas Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura
1
1
4
Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk Jalan Tol
1
1
5
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
1
1
6
Pembahasan One Map Policy & RTR Jabodetabek Punjur
1
1
1
1
1
1
7 8
Pembahasan Pembangunan Kilang Minyak Bontang & Kerjasama Pemerintah Swasta Penyelesaian Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede
9
Pembahasan Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional
1
1
10
Kemajuan Status Rencana Tata Ruang Wilayah Riau dan Analisis Dampak Lingkungan PT. Chevron Pasifik Indonesia
1
1
11
Pembahasan Pembangunan Kereta Api Cepat/High Speed Train
1
1
4
Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015
PENGENDALIAN No 12 13 14
URAIAN Pembahasan Perkembangan KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara Pembahasan Penetapan Keputusan Presiden Tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil Pembahasan Tentang Peraturan Turunan dari Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha TOTAL
DIUSULKAN
DITINDAKLANJUTI
1
1
1
0
1
0
14
12
Persentase Efektifitas Pengendalian 85,71
5