BAB II KERANGKA/ DASAR PEMIKIRAN
2.1
Film
2.1.1
Definisi Film Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua
pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup.Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif.Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja.Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital. Namun secara umum, Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu dan biasanya memberikan dampak tertentu bagi orang – orang yang menontonnya. Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata social dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.Film adalah media yang bersifat visual atau
11
12
audiovisual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul disuatu tempat.1Dan menurut Heru Effendy, film merupakan media untuk merekan gambar yang menggunakan bahan seluloid sebagai bahan dasarnya.2 Film adalah Hasil proses kreatif para sineas yang memadukan berbagai unsur seperti gagasan,sistem nilai, pandangan hidup, keindahan, norma, tingkah laku manusia, dan kecanggihan teknologi. Film sebagai institusi sosial memiliki kepribadian, mengusung karakter tertentu dengan visi dan misi yang akan menentukan kualitas. Film sebagai karya seni budaya dan sinematografi dapat dipertunjukkan dengan atau tanpa suara. Ini bermakna bahwa film merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan-gagasan penting yang disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk tontonan. Meski berupa tontonan, namun film memiliki pengaruh yang besar.3
2.1.2
Sejarah Film Film Bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru,tetapi konten dan
fungsi yang ditawarkan masih sangat jarang. Film kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang lebih tua,menawarkan cerita,panggung, musik,drama,humor,dan trik teknis bagi konsumsi popular. Film juga hampir menjadi media massa yang sesungguhnya dalam artian bahwa film
1
Teguh Trianton. Op.cit.. 1 Heru Efendi. Mari Membuat Film. Jakarta. Erlangga. 2009, hal 10 3 Teguh Trianton.Op.cit, x 2
13
mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat,bahkan diwilayah pedesaan. Pencirian film sebagai bisnis pertunjukan dalam bentuk baru bagi pasar yang meluas bukanlah keseluruhan ceritanya, Terdapat tiga elemen penting lainnya dalam sejarah film. Pertama, penggunaan film untuk propaganda sangatlah signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional atau kebangsan, berdasarkan jangkauannya yang luas, sifatnya yang nyata, dampak emosional dan popularitas.Dua Elemen lain dalam sejarah film adalah munculnya sekolah seni film dan munculnya gerakan film dokumenter. 4 Tahun 1906 sampai tahun 1916 merupakan periode paling penting dalam sejarah perfilman di Amerika Serikat, karena pada dekade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Hollywood. Periode ini juga disebut sebagai the age of Griffith karena David Wark Griffithlah yang telah membuat film sebagai media yang dinamis. Diawali dengan film The Adventures of Dolly (1908) dan puncaknya film The Birth of a Nation (1915) serta film Intolerance(1916). Griffith memelopori gayaberakting yang lebihalamiah, organisasi cerita yang makin baik, dan yang paling utama mengangkat film sebagai media yang memiliki karakteristik unik, dengan gerakan kamera yang dinamis, sudut pengambilan gambar yang baik, dan teknik editing yang baik.Pada periode ini pula perlu dicatat nama Mack Sennet dengan Keystone Company, yang telah membuat 4
Mcquail, Dennis.Teori Kominukasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika, 2011 hal 35
14
film komedi bisu dengan bintang legendaris Charlie Chaplin. Apabila film permulaannya merupakan film bisu, maka pada tahun 1927 di Broadway Amerika Serikat muncul film bicara yang pertama meskipun belum sempurna.5 2.1.3
Fungsi Film Film berfungsi sebagai hiburan.Namun, di dalam film juga terkandung fungsi
informatif, edukatif, dan persuasif. Fungsi-fungsi ini akan berjalan dengan baik, karena film memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan media pendidikan lain yang konvensional.6 Fungsi dan peran film dalam masyarakat pada konteks komunikasi ada empat.Pertama film sebagai sumber pengetahuan yang menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi masyarakat dari berbagai belahan dunia. Kedua, film sebagai sarana sosialisasi dan pewarisan nilai, norma dan kebudayaan, yang artinya selain sebagai hiburan, film juga berpotensi menularkan nilai-nilai tertentu pada penontonnya. Ketiga, film sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengemasan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Dan yang keempat, film sebagai saranahiburan dan pemenuhan kebutuhan estetika masyarakat. 5
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2005. Hal 1 6 Teguh Trianton. Op.cit..21
15
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film adalah untuk memperoleh hiburan, akan tetapi dalam film juga terkandung fungsi informatf, edukatif dan juga persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai alat hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.7 2.1.4
Karateristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar,
pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.[8] a. Layar yang Luas / Lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasaan tersendiri bagi penontonnya untuk melihat adegan – adegan yang disajikan dalam film dengan jelas.Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi layar tiga dimensi yang membuat penonton seolah benarbenar ikut dalam kejadian didalam film.
7 8
Elvinaro Ardianto et al, op.cit. 136 Elvinaro Ardianto, et al,.op.cit 136-138
16
b. Pengambilan Gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh.Shot ini dipakai untuk memberi kesan artistic dan suasana yang sesungguhnya,sehingga film menjadi lebih menarik.Disamping itu melalui Panoramic Shot,kita sebagai penonton dapat memperoleh sedikit gambaran,bahkan mungkin gambaran yang cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum pernah berkunjung ke tempat tersebut. c. Konsentrasi Penuh Dari pengalaman kita masing-masing, disaat kita menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, tampak di depan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut.Kita semua terbebas dari gangguan hiruk pikuknya suara diluar, karena biasanya ruangandidalam bioskop kedap suara.Mata kita hanya tertuju pada layar ,sementara pikiran kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan seperti ini,emosi kita pun akan terbawa suasana. d. Identifikasi Psikologis Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan.Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita
17
menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah seorang pemeran dalam film itu, seolah kitalah yang sedang berperan. 2.1.5
Jenis – Jenis Film
Film dapat dikelompokkan berdasarkan jenisya yaitu :9 a) Film Cerita Film Cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim diperuntukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan.Cerita yang diangkat menjadi tema film bisa berupa cerita fiktif maupun kisah nyata yang dimodifikasi sehingga terdapat unsure menarik didalamnya, baik dari jalan ceritanya, maupun dari segi artistik gambarnya.Dalam film cerita ini terdapat dua jenis film berdasarkan panjang durasi filmnya, yaitu film cerita pendek dan film cerita panjang. b) Film Dokumenter Film dokumenter didefinisikan sebagai karya cipta mengenai kenyataan ( Creative treatment of actuality).Film documenter merupakan interpretasi pribadi mesemua ngenai sebuah kenyataan.Film Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan.Namun harus diakui, film documenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan,dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu., 9
Elvinaro Ardianto et al, op.cit. 138
18
c) Film Kartun Film Kartun dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dalam film kartun,kita disuguhi adegan-adegan yang lucu agar kita tertawa, para pembuat film kartun bertujuan untuk membuat film dengan misi untuk membuat khalayak yang menonton menjadi tertawa.
2.2 Film Eksperimental 2.2.1
Definisi Film Eksperimental dapat memberi sebuah pengertian kesatuan bentuk sebuah
film yang mengandung nilai alternatif yang berpijak pada penentuan bentuk isi serta format dari suatu jenis film. Film Eksperimental mempunyai format yang tak terbatas, tetapi secara implisit bentuk dan isi menjadi sebuah indikasi pada metode dan strategi presentasi termasuk didalamnya signifikasi pembentukan struktur bergerak Film Eksperimental memang menjadi eksklusif, dikarenakan sudah lahir dari seorang seniman
yang memiliki
tuntutan
berekspresi
yang kuat
dengan
mempergunakan media film.Kandungan ekspresinya lebih dominan sehingga tidak terikat pada bentuk dan isinya lagi.Ekspresi ini bisa mengacu pada nilai-nilai visual dan auditif sebagai sebuah kesatuan yang integral.Walaupun banyak film
19
eksperimental tak mempergunakan nilai-nilai auditif secara konkrit dan hanya mengandung nilai visual yang auditifnya dikondisikan melalui ilusi saja.10 Menurut
Image
Forum,sebuah
organisasi
dijepang
dibidang
film
eksperimental, mereka memformulasikan film eksperimental untuk jenis film yang dibuat dengan spirit pencarian. Pencarian dalam mengungkapkan perasaan pembuatnya yang menggunakan media film atau video. Film eksperimental bisa berdurasi sangat pendek atau sangat panjang sekalipun.karena film eksperimental tidak dibatasi oleh durasinya, isinya, dan bentuknya.11 Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua jenis film lainnya. Para sineas eksperimental umumnya bekerja di luar industri film utamanya (mainstream) dan bekerja pada studio independen atau perorangan. Mereka umumnya terlibat penuh dalam seluruh produksi filmnya sejak awal hingga akhir.Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka.Film eksperimental juga umumnya tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang menentang kausalitas, seperti yang dilakukan para sineas sueralis dan dada.Mereka menggunakan film sebagai kanvas atau media baru untuk menunagkan kreatifitasnya.Film-film eksperimental umumnya
10 11
Gotot Prakosa.Film Pinggiran. Jakarta.Yayasan Seni Visual Indonesia.2008.Hal 75-76 Gotot Prakosa. Ketika Film Pendek bersosialisasi.Jakarta: Yayasan Layar Putih.2001.Hal 107
20
berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami.Hal ini disebabkan karena menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.12 2.2.2
Sejarah Film Eksperimental Di Amerika, gerakan film eksperimental lahir pada decade 1921-1931, pada
saat pandangan dan pengertian-pengertian estetika banyak diperdebatkan dalam sejarah film dunia.Film eksperimental pertama yang dipertontonkan di Amerika adalah The life and death of 9314 hollywood extra, dibuat tahun 1928. Ketika masa perang dunia kedua, praktis semua kesenian mengalami kemunduran.Tetapi dengan selesainya peran, orang-orang yang tertarik dan terlihat pada bidang ini, mencoba memperbaharui serta aktif kembali memasuki medium ini Pada decade ini, terdapat tiga kekuatan yang menarik dalam perkembangan film eksperimental di Amerika. Yang pertama, adalah mereka yang mendapat biaya produksi dari museum of modern art dimana pemerintah saat itu mendanai produksi film untuk perkembangan kesenian.Yang kedua adalah pembuat-pembuat film yang dengan sadar melahirkan karya semacam ini sebagai sebuah produk kesenian yang merasa seharusnya lahir dengan sendirinya, dan dari para individu yang memang menginginkan karya film eksperimental lahir. Yang terakhir adalah kemunculan seorang seniwati perempuan seperti maya deren, merupakan angin segar dari kelompok pembuat film eksperimental
12
Sejarah Film Indie. Diakses tanggal 13 Januari 2015 dari http://monstereffect.webs.com/multimedia.htm
21
independen. Deren dengan filmnya yang pendek, tanpa suara, hitam-putih dan sangat konsisten dan sangat mencolok sekali.Usahanya yang konkret memperjuangkan film eksperimental, dengan mengorganisir group pecinta film dan menyebarkan film karya-karyanya, mengapresiasikan pada sekolah-sekolah, museum, teater, dan media cetak dengan rapi.13 Para sineas eksperimental kadang mengeksplorasi berbagai kemungkinan dari medium
film.
Salah
satu
film
eksperimental
yang
paling
awal, Ballet
mecanique karya Fernand Leger mencoba memadukan unsur mekanik dengan sinema.
Lebih
jauh Fist
satu frame gambar
(kurang
Fight karya dari
Robert
sedikit)
dalam
Bree
hanya
filmnya.
menggunakan
Sementara
para
seniman surealis dan dada mulai tertarik pada medium film era 1920-an dan membawa ideologinya masing-masing ke dalam film-film mereka. Seniman surealis terkemuka, Salvador Dali dan Luis Bunuel, mengangkat popularitas aliran sinema surealis melalui Un Chien Andalou.Film ini tidak bercerita tentang apapun (antinaratif) dan semua adegannya menentang logika sebab-akibat (anti-naratif). Para sineas dada bahkan membawa pertentangan logika mereka ke tingkat yang lebih jauh, seperti dalam
karya Marchel Duchamps yang hanya berisi gambar spiral dengan
sebuah tulisan yang berputar-putar. Para sineas eksperimental terkemuka lainnya antara lain, Kenneth Anger, Maya Deren, serta Andy Warhol.14
13
Gotot Prakosa.Film Pinggiran. Jakarta.Yayasan Seni Visual Indonesia.2008.Hal 91-94 Film Eksperimental ( 2011, November ). Diakses pada tanggal 14 Januari 2015 dari http://centipixel.blogspot.com/2011/11/film-eksperimental.html 14
22
2.3
Editing
2.3.1
Definisi
Editing adalah proses penyusunan atau perekonstruksian gambar dan dialog berdasarkan scenario dan konsep penyutradaraan untuk membentuk rangkaian penuturan cerita sinematik yang memenuhi standar dramatis , artistik, dan teknis15.Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman sendiri. namun dalam pelajaran ini kita sepakat editing berkaiatan dengan kerja-kerja dibawahini16: a) Menata, menambahkan atau memindahkan klip video atau klip audio. b) Menerapkan color correction, filter dan peningkatan yang lain. c) Membuat transisi antara klip.
2.3.2
Sejarah Terdapat tiga periode atau tiga zaman dalam sejarah editing, yaitu realisme,
classicisme, dan formalisme. Pada jaman realisme belum terdapat editing. Yang dimaksud dengan belum terdapat editing adalah, semua gambar dilakukan dalam one take, kamera terus menerus merekam gambar, dan memfollow tokoh yang ingin diambil, benar-benar belum menggunakan teknik editing.Tokohnya adalah Lumier. Antara zaman realisme dan classicismeyaitu zaman formalism sudah mulai
15
FFTV-IKJ dan KFT Job Description Pekerja Film. Jakarta: FFTV-IKJ dan KFT.2008 hal 143 Definisi Editing. Diakses pada tanggal 3 maret 2015 dari http://harisukabumi.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html 16
23
digunakan teknik cutting to continuity. Istilah cut dalam editing artinya menyambung atau memotong. sedangkancutting to continuityadalahmemotong gambar untuk menyambung cerita dan dengan perpindahan tempat atau set.Pada zamanini sudah mulai ada cerita yang ingin dibangun. Tokoh yang menjadi pelopor cutting to continuityadalah Melias. Selanjutnya adalah zaman classicism,pada zaman ini editing yang dilakukan sudah seperti editing yang ada saat ini. Di zaman ini tidak hanyacutting to continuity yang dilakukan, melainkancutting to clarify, cutting to underline, cutting to connect, dan cutting to dramatize. Tokoh zaman ini adalah DW Griffith. Dia adalah Bapak Film. Dia sudah mulai menggunakan cuttinguntuk mendramatisasi suatu adegan. Misal ada seorang perempuan sedang menangis, dalam formalism kamera dibuat wide untuk melihat semua kejadian yg ada, namun dalam classicisme, ketika ada adegan tertentu seperti menangis, editing akan di cut ke gambar close up untuk membuat kesan lebih dramatis. 2.3.3
Tujuan editing Tujuan dari editing film bukan hanya pada kontinuitas atau kesinambungan
cerita saja, jauh dari itu, nilai dramatis tidak boleh diabaikan. Ada banyak alasan kita melakukan pengeditan dan pendekatan editing sangat bergantung dari hasil yang kita inginkan, yang terpenting adalah ketika kita melakukan pengeditan, pertama adalah menetapkan tujuan kita melakukan editing. Namun, secara umum, tujuan editing adalah sebagai berikut: a) Memindahkan klip video yang tak dikehendaki. b) Memilih gambar dan klip yang terbaik.
24
c) Menciptakan arus. d) Menambahkan efek, grafik, musik dll. e) Mengubah gaya dan suasana hati dan langkah dari gambar. f) Memberikan sudut yang menarik bagi hasil rekaman. 2.3.4
Metode Editing Dalam proses pasca produksi terdapat tiga langkah yang harus dilakukan,
yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dan berdasarkan peralatannya, metode editing dibagi menjadi 3 macam yaitu17: 1. Analog (linear) Metode linear adalah metode origin elektronik sebelum penggunaan komputer dikenal pada sekitar tahun 1990. Meski saat metode ini tidak mejadi pilihan favorit, tapi dalam hal-hal tertentu metode ini masih banyak digunakan. Keterampilan dalam metode editing ini diyakini akan sangat bermanfaat dalam jangka waktu yang panjang. Dalam metode linear adalah menyalin secara selektif dari satu tape ke tape yang lain. Dalam metode ini setidaknya digunakan dua tape, satu sebagai sumber dan satu sebagai perekam/recorder. 2. Digital/komputer (non linear) Dalam metode ini, gambar atau clip ditangkap dan disimpan dalam hardrive atau harddisk dan diedit dengan menggunakan perangkat lunak/program atau software tertentu. Namun, setelah editing selesai, gambar kembali dipindahkan ke kaset tape
17
Definisi Editing. Diakses pada tanggal 3 maret 2015 dari http://harisukabumi.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
25
atau ke optikal disk/CD. Metode ini mempunyai keuntungan yang signifikan dari linear editing. Khususnya, karena metode ini sangat fleksibel. Editor dapat mengedit gambar sesuka hati dan tidak perlu dilakukan secara linear-inilah sebabnya metode disebut non linear.Kekurangan dari metode ini, adalah amat bergantung pada perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak atau software yang kita miliki.Terdapat dua tahapan dalam metode editing non linear ini.18 Editing offline Non Linier Tahap pertama yang dilakukan dalam proses editing offline non linier adalah capturing/ digitalisasi data hasil shooting dari memory cardke perangkat komputer. Tahap kedua yang dilakukan adalah menyusun hasil shot sesuai dengan keinginan/ gagasan sutradara sesuai sinopsis dan treatment.Urutan penyusunan tidak harus seperti editing analog karena dengan perangkat komputer kita tidak harus selalui mulai meng-edit gambar dari awal scene.Setelah file shot diurutkan satu persatu dengan ditambah efek trasnsisi bila diperlukan, maka selanjutnya file akan dirender untuk fixing file, setelah itu, file dapat dilihat secara utuh dan dapat dilakukan screening untuk cek ulang, dan bila terdapat kekurangan atau kesalahan, file bisa disempurnakan. Editing Online Non Linier Tahap ini merupakan kelanjutan dari editing offline yang dilakukan editor dengan program komputer, yaitu menyempurnakan hasil editing offline, memasukkan dan
18
Indah Rahmawati &Dodoy Rusnandi. Berkarier di dunia Broadcast. Bekasi:Kaskar Aksara. 2011. Hal 104-106
26
menata suara asli, ilustrasi musik,sound effect kedalam file gambar pada track yang berbeda-beda sehingga gambar yang sudah ditata tidak akan terganggu.Setelah hasilnya sempurna dan memuaskan, selajutnya dilakukan pengubahan format yang sesuai dengan player yang akan digunakan. 3. Live Editing Dalam situasi tertentu, misal dalam kondisi siaran langsung, beberapa kamera dan video disambungkan dengan sentral mixing dan control, dan diedit dalam saat itu juga. Contoh paling nyata dari live editing ini adalah dalam siaran langsung yang kita lihat ditelevisi. 2.3.5
Video
Video merupakan gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan. Lebih jauh mengenal frame rate. ketika serangkaian gambar mati yang bersambung dilihat oleh mata manusia, maka suatu keajaiban terjadi. jika gambar-gambar tersebut dimainkan dengan cepat maka akan terlihat sebuah pergerakan yang halus, inilah prinsip dasar film, video dan animasi.
Negara yang memakai format standar NTSC (national television standards comitte) yaitu Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea memiliki frame rate
27
sebesar 30 fps (tepatnya 29.97 fps).Untuk negara Indonesia, Inggris, Australia, Eropa dan China format video standar yang digunakan adalah format PAL (phase alternate line) dengan frame rate sebesar 25 fps.Sedangkan negara Perancis, Timur Tengah dan Afrika menggunakan format video standar SECAM (sequential couleur avec memoire) dengan frame rate sebesar 25 fps. Beberapa istilah dalam video editing a) Capture device : adalah alat atau perangkat keras yang mengubah atau mengkonversi video analog ke video digital. b) Compressors and codec : adalah perangkat lunak atau program yang memadatkan atau menghilangkan. compress atau pemadatan untuk membuat ukuran video menjadi lebih kecil c) Editing : proses mengubah dan memanipulasi serta mengumpulkan klip video, audiotrack, grafik dan material lain menjadi suatu paket tayangan yang menarik dan baik. Editing juga membuat transisi antar klip. Editing menjadi bagian dari proses post production atau pasca produksi. d) Edit decision list (EDL) : daftar keputusan mengenai hal-hal yang dimasukan atau dikeluarkan dalam proses editing. e) Encoding adalah proses mengubah klip video dalam format tertentu. misalnya format 3gp menjadi format avi, wmv, mpeg, dat. f) Linear editing : juga dikenal sebagai tape to tapeediting. adalah suatu metode editing yang mengubah video klip dari tape satu ke tape yang lain sesuai hasil yang diharapkan.
28
g) Non linear editing adalah suatu metode editing yang menggunakan perangkat lunak komputer untuk mengubah klip video. h) Transisi adalah jalan atau cara mengubah/memadukan satu shot ke shot berikutnya i) Post production adalah segala sesuatu yang terjadi pada klip video atau audio setelah produksi atau setelah klip video atau audio direkam atau dishooting. Post production atau pasca produksi meliputi pekerjaan mengedit video dan audio, memberikan judul, membuat grafik dan efek serta menyesuaikan atau mengoreksi warna.19
19
Definisi Editing. Diakses pada tanggal 3 maret 2015 dari http://harisukabumi.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
29
2.4
Video Editor
2.4.1
Definisi Dalam sebuah produksi Film, dibutuhkan seseorang yang dapat menyunting
materi shooting agar dapat menghasilkan sebuah film yang baik. Editoradalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara estetis dari shotshot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah film cerita yang utuh.20 Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya. Maksud sense of story telling yang kuat adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.21 2.4.2 Hak dan Kewajiban Editor Meskipun hanya terlihat aktif dalam proses pasca produksi, namun editor sebenarnya juga mempunyai tugas dalam tahap-tahap lainnya agar film yang
20 21
FFTV-IKJ dan KFT, op.cit.,144 FFTV-IKJ dan KFT, op.cit.,144
30
dihasilkan menjadi sempurna dan juga mempermudah proses kerja editor nanti saat proses pasca produksi dimulai. Tahap Praproduksi; a) Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara. b) Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisa skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik. c) Dalam produksi film ceriita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara menentukan proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital intermediate atau negative cutting. Tahap Produksi; Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja editing. Pihak yang dibantu oleh editor adalah individu profesional yang ditunju kkan oleh rumah produksi yang bersangkutan dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut.Hal ini biasanya dilakukan oleh manajer unit, koordinator pascaproduksi (post production supervisor) ataupun seorang runner.
31
Tahap Pascaproduksi; a) Membuat struktur awal shot-shot sesuai dengan struktur skenario (rough cut 1). b) Mempresentasikan hasil susunan rought cut 1 kepada sutradara dan produser. c) Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan produser, maka dengan kreativitas dan imajinasi editor, ia membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur yang menarik. d) Mempresentasikan dan mendiskusikan struktur baru yang dihasilkannya bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan (final edit). e) Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja editing (picture lock). f) Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian (reeling) untuk kebutuhan laboratorium, pengolahan suara dan musik. Sementara untuk film for television, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian untuk pertimbangan kebutuhan jeda iklan (commercial break).
32
g) Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan musik. Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung. h) Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor dapat juga menjadi pengawas pada proses laboratorium hingga pada proses cetak hasil pertama film (copy A). Sementara dalam produksi film for television (FTV), editor dapat menjadi pengawas proses transfer hasil editing yang siap untuk ditayangkan (master edit) ke dalam pita video. Selain mempunyai kewajiban Editor juga mempunyai hakdalam berbagai hal. Hak-hak Editor: a) Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan sinematik guna mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik. b) Mengajukan usul kepada sutradara untuk menambah, mengurangi atau mengganti materi gambar dan suara yang kurang atau tidak sempurna secara teknis maupun efek dramatisnya. c) Mendapatkan ruang editing serta sarana kerja yang layak/standar..22
22
Editor (Penyunting Gambar) diakses pada tanggal 3 maret 2015 dari http://www.filmpelajar.com/tutorial/editor-penyunting-gambar