BAB II DASAR PEMIKIRAN
2.1
Film Sebagai Media Komunikasi Massa Dalam seminar Communication Planing and Polities yang diselenggarakan di
hawai tanggal 1-5 April 1976 disebutkan, kesimpulan tentang perencanaan komunikasi dan kebijakan komunikasi dalam intinya adalah bahwa komunikasi massa dapat dikelola sebagai suatu komoditi, sebagai suatu model. Dalam rangka perencanaan komunikasi di negara berkembang, perencanan awal meliputi perencanaan infrastruktur keras ataupun lunak. Infrastruktur keras meliputi pengadaan, misalnya, jaringan radio, televisi, telekomunikasi, bahkan film sebagai komunikasi massa.1 Industri film adalah industri yang tidak ada habisnya. Sebagai media massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam karena film adalah media audio visual. Media ini banyak digemari banyak orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi.
1
Askurifai, Membuat Film Indie Itu Gampang. Cetakan 1. Bandung, Katarsis. 2003. Hal. 1-2.
12
13
Teknologi fim memiliki karakter yang spesial karena bersifat audio dan visual. Karakter ini menjadikan film sebagai cool media yang artinya film merupakan media yang dalam penggunaannya menggunakan lebih dari satu indera. Film pun menjadi media yang sangat unik karena dengan karakter yang audio-visual film mampu memberikan pengalaman dan perasaan yang spesial kepada para penonton/khalayak. Para penonton dapat merasakan ilusi dimensi parasosial yang lebih ketika menyaksikan gambar-gambar bergerak, berwarna, dan bersuara. Dengan karakter audio-visual ini juga film dapat menjadi media yang mampu menmbus batasbatas kultural dan social. Para penonton jadi lebih terbawa dalam dimensi parasosial yang dihadirkan lewat film. Pola penggunaan yang seperti ini menjadikan penonton dapat menyamarkan – bahkan menghapus – batas-batas kultural dan sosial (misalnya bahasa) sehingga pesan yang disampaikan lewat film tetap akan dapat dimengerti oleh penonton.2
2.2
Dokumenter Pengertian dokumen dan dokumenter memiliki silsilah yang bisa digambarkan
dengan mengacu pada konsep historycity. Menurut edisi tahun 1933 OED (Oxford English Dictionary), kata benda “Document” telah menjadi kata serapan dalam bahasa inggris pada pertengahan abad ke-15. OED (Oxford English Dictionary)
2
Abdul Majid(2012).Film Sebagai Media Komunikasi Massa.from http://majidajah.blogspot.com/2012/04/film-sebagai-media-komunikasi-massa_12.html,18 Mei 2014
14
menunjukkan kata “Documentary” ini pertama kali digunakan sebagai sebuah kata sifat yang tegas dan menunjukkan referensi untuk dokumentasi.3
Dokumenter
merupakan
program
informasi
yang
bertujuan
untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya.4 Selain itu, dokumenter juga dapat diartikan juga sebagai film nonfiksi yang menyajikan realita melalui berbagai cara untuk berbagai macam tujuan antara lain: penyebarluasan informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.5
Sebuah film dokumenter menceritakan tentang sebuah kehidupan nyata, dengan tujuan untuk kebenaran. Bagaimana mengerjakan suatu kenyataan dengan itikad baik merupakan hal yang tak akan pernah habis untuk diperbincangkan dengan berbagai tanggapan. Dokumenter diterjemahkan dan diterjemahkan ulang dengan lamanya suatu pengalaman , baik oleh pembuat dan oleh pemirsa. Pemirsa tentu membentuk makna dokumenter apapun, dengan menggabungkan pengetahuan sendiri
3
Michael Renov. Theorizing Documentary. New York, great Britain, 1993. Page 65-66. Morrisan. Manajemen Media Penyiaran.Cetakan ke-2. Jakarta,Kencana,2005,hlm.212. 5 Anton Mabruri. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama. Cetakan ke-1. Mind 8 Publishing House,2011,hlm.4. 4
15
dan kepentingan di dunia dengan bagaimana pembuat film menunjukkan kepada penonton.6 Mencuplik dari buku yang berjudul Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila membagi genre menjadi dua belas jenis.7
2.2.1
Jenis Dokumenter Laporan Perjalanan Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli
etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang remeh-temeh, sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film. Sekarang ini banyak televisi yang membuat program dengan pendekatan dokumenter perjalanan, misalnya Jelajah (Trans TV), Jejak Petualang (TV7/Trans7), Bag Packer (TVOne) dan sebagainya, bahkan di beberapa televisi berbayar membuat saluran televisi khusus laporan perjalanan seperti Travel and Living. Dikarenakan penayangannya di televisi, maka kedalaman permasalahannya sangat disesuaikan dengan kebutuhan televisi.
6
Bill Nichols, Introduction to Documentary. Bloomington: Indiana University Press, 2001. Page 99 Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Cetakan ke-1. Jakarta, Kencana,2012, hlm 322-334. 7
16
2.2.2
Jenis Dokumenter Sejarah Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat
kental aspek referentialmeaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Tidak diketahui sejak kapan dokumenter sejarah ini digunakan, namun pada tahun 1930-an Rezim Adolf Hitler telah menyisipkan unsur sejarah ke dalam filmfilmnya yang memang lebih banyak bertipe dokumenter.Pada masa sekarang, film sejarah sudah banyak diproduksi karena terutama karena kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dari masa lalu. Tingkat pekerjaan masyarakat yang tinggi sangat membatasi mereka untuk mendalami pengetahuan tentang sejarah, hal inilah yang ditangkap oleh televisi untuk memproduksi film-film sejarah. Sekarang ini di Metro TV sering ditayangkan Metro Files, program dokumenter yang mengupas sejarah yang tidak terungkap di Indonesia. Dalam beberapa tayangannya sempat membahas tentang budaya Tionghoa di Jakarta (Batavia) dalam judul Merah Hitam di Batavia, pengupasan kepahlawanan Dr. Johannes Leimena, seorang negarawan yang gigih dan memberi kontribusi terhadap berdirinya puskesmas dalam judul Mutiara dari Timur, serta tentang tokoh pergerakan bangsa yang berjuang melalui pendidikan dalam Lentera Bangsa.
17
2.2.3
Jenis Dokumenter Potret / Biografi Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok
seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas – di dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik. Ada beberapa istilah yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya.
Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human interest dari seseorang. Plot yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa– peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. Isinya bisa berupa sanjungan, simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh. Misalnya saja film Fog of War (2003) karya Errol Morris yang menggambarkan pemikiran strategi hidup dari Robert S. McNamara, mantan Menteri Pertahanan di masa pemerintahan Presiden John. F Kennedy dan Presiden Lyndon Johnson
Kedua, biografi yang cenderung mengupas secara kronologis dari yang secara garis penceritaan bisa dari awal tokoh dilahirkan hingga saat tertentu (masa sekarang, saat meninggal atau saat kesuksesan sang tokoh) yang diinginkan oleh pembuat filmnya. Film The Day After Trinity (1981) karya Jon Else adalah salah satunya. Film ini berkisah tentang seputar bom
18
atom yang diciptakan oleh Robert Oppenheimer dan penyesalannya terhadap penyalahgunaan teknologi itu untuk membombardir Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945. Metro TV dalam Metro Files-nya pernah mengulas tentang perjuangan Laksamana Muda John Lie yang memperjuangkan Indonesia dari laut di mana pada saat itu banyak orang masih bergunjing tentang pribumi dan keturunan
Ketiga, profil. Sub-genre ini walaupun banyak persamaannya namun memiliki perbedaan dengan dua di atas terutama karena adanya unsur pariwara (iklan/promosi) dari tokoh tersebut. Pembagian sequence-nya hampir tidak pernah membahas secara kronologis dan walaupun misalnya diceritakan tentang kelahiran dan tempat ia berkiprah, biasanya tidak pernah mendalam atau terkadang hanya untuk awalan saja. Profil umumnya lebih banyak membahas aspek–aspek ‘positif ’ tokoh seperti keberhasilan ataupun kebaikan yang dilakukan. Film–film seperti ini dibuat oleh banyak orang di Indonesia terutama saat kampanye pemilu legeslatif ataupun pemilukada (pemilihan umum kepala daerah).
Akan tetapi sub-genre profil ini tidak berhenti pada orang / manusia namun bisa juga sebuah badan (institusi) seperti perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, organisasi politik dan sebagainya yang lebih dikenal dengan sitilah profil niaga atau company profile.
19
2.2.4
Jenis Dokumenter Nostalgia Film–film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun
biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari kejadian– kejadian dari seseorang atau satu kelompok. Pada tahun 2003, Rithy Panh membuat S21: The Khmer Rouge Death Machine di mana ia mendatangkan beberapa orang yang merupakan dua pihak dari kekejaman Khmer Merah, baik dari pihak korban maupun para penyiksa di masa lalu.
2.2.5 Jenis Dokumenter Rekonstruksi Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya. Perisitiwa yang memungkinkan direkonstruksi dalam film-film jenis ini adalah peristiwa kriminal (pembunuhan atau perampokan), bencana (jatuhnya pesawat dan tabrakan kendaraan), dan lain sebagainya. Contoh film jenis ini adalah Jejak Kasus, Derap Hukum dan Fokus. Rekonstruksi yang dilakukan tidak membutuhkan mise en scene (pemain, lokasi, kostum, make-up dan lighting) yang persis dengan kejadiannya,
sehingga
sangat
berbeda
membutuhkan keotentikan yang tinggi.
doku-drama
yang
memang
Yang hendak dicapai dari
rekonstruksi di sini adalah sekedar proses terjadinya peristiwanya itu. Dalam
20
membuat rekonstruksi, bisa dilakukan dengan shootlive action atau bisa juga dibantu dengan
2.2.6
Jenis Dokumenter Investigasi Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.
Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik animasi. diketahui oleh publik ataupun tidak. Umpamanya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan kartel atau mafia di sebuah negara, tabir dibalik sebuah peristiwa pembunuhan, ketenaran instan sebuah band dan sebagainya. Peristiwa seperti itu ada yang sudah terpublikasikan dan ada pula yan belum, namun persisnya seperti apa bisa jadi tidak banyak orang yang mengetahui. Terkadang, dokumenter seperti ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas proses terjadinya peristiwa. Bahkan di beberapa film aspek rekonstruksinya digunakan untuk menggambarkan dugaan-dugaan para subjek di dalamnya. Misalnya yang dilakukan oleh Errol Morris dalam filmnya The Thin Blue Line, rekonstruksi digunakan untuk memperlihatkan seluruh kemungkinan dan detil peristiwa yang terjadi saat itu, misalnya merk mobil, bentuk lampu, jarak pandang dan sebagainya.
21
2.2.7
Jenis Dokumenter Perbandingan dan Kontradiksi Dokumenter ini mentengahkan sebuah perbandingan, bisa dari
seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dreams (1994) yang dibuat oleh Steve James. Selama empat tahun, ia mengikuti perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee untuk menjadi atlit basket profesional. Michael Moore dalam Sicko (2007) membandingkan kebijakan dan pelayanan kesehatan di Amerika Kesehatan dengan tiga negara maju lainnya, yaitu Kanada, Inggris dan Perancis serta satu negara berkembang yang justru tetangga Amerika Serikat sendiri yaitu Kuba. Hasilnya ternyata Amerika Serikat sangat jauh tertinggal dalam pelayanan kesehatan bahkan antara orang yang punya asuransi dan yang tidak memiliki asuransi hampir tidak ada bedanya sebab pada akhirnya uang asuransi mereka juga sulit keluar sehingga mereka harus membayar sendiri biaya dokter atau rumah sakitnya. Negara pembandingnya sangat-sangat menyejahterakan penduduknya, bahkan di Kuba, orang yang sakit hanya ditanya nama dan usia – sama sekali tidak ditanya warga negara atau bukan – saat mendaftar ke klinik atau rumah sakit yang kemudian setelah itu pada pasien tersebut ditunjuk seorang dokter dan seorang perawat yang akan mengurusnya. Sedangkan di Amerika Serikat sendiri seorang pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau klinik harus menunggu hingga belasan jam bahkan sampai berhari– hari.
22
2.2.8
Jenis Dokumenter Ilmu Pengetahuan Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan
masyarakat Indonesia, misalnya saja pada masa Orde Baru, TVRI sering memutar program berjudul Dari Desa Ke Desa ataupun film luar yang banyak dikenal dengan nama Flora dan Fauna. Tapi sebenarnya film ilmu pengetahuan sangat banyak variasinya lihat saja akhir tahun 1980-an ketika RCTI (pada masa itu masih menjadi televisi berbayar) memutar program Beyond 2000, yaitu film ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi masa depan. Saat itu beberapa kalangan cukup terkejut sebab pengetahuan yang mereka dapatkan berbeda dari dokumenter yang mereka lihat di TVRI. Jenis ini bisa terbgai menjadi sub-genre yang sangat banyak :
2.2.8.1 Film Dokumenter Sains Film ini biasanya ditujukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia kebudayaan, dunia tata kota, dunia lingkungan, dunia kuliner dan sebagainya. Pada beberapa televisi berbayar bahkan beberapa dari yang sudah tersebut di atas telah dibuatkan saluran khusus seperti National Geographic Wild atau Animal Planet yang tentu saja membahas tentang dunia binatang; Asian Food Channel yang banyak mengetengahkan film instruksional dan dokumenter tentang makanan serta dunia di sekitarnya; Home and
23
Health yang membahas masalah kesehatan dalam kehidupan kita; bahkan ada saluran khusus yang membahas tentang dunia mobil, kapal dan pesawat yaitu Discovery Turbo.
2.2.8.2 Film Instruksional Film ini dirancang khusus untuk mengajari pemirsanya bagaimana melakukan berbagai macam hal mereka ingin lakukan, mulai dari bermain gitar akustik atau gitar blues pada tingkat awal, memasang instalasi listrik, penanaman bungan yang dijamin tumbuh, menari perut untuk menurunkan berat badan, bermain rafting untuk mengarungi arung jeram dan sebagainya. Bahkan ada beberapa film instruksional yang bertujuan lebih serius, seperti bagaimana menjaga pola untuk hidup lebih lama dan lebih kuat dari HIV / AIDS atau seperti yang banyak berkembang saat ini video motivasi tentang meningkatkan kualitas hidup.
2.2.9 Jenis Dokumenter Buku Harian (Diary) Seperti halnya sebuah buku harian, maka film ber–genre ini juga mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Tentu saja sudut pandang dari tema–temanya menjadi sangat subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau bahkan
24
perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya. Dari segi pendekatan film jenis memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih
banyak digunakan serta seringkali
mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detil, misalnya Rumah Dadang, Jakarta. Tanggal 7 Agustus 2011, Pukul 13.19 WIB. Pada beberapa film, jenis diary ini oleh pembuatnya digabungkan dengan jenis lain seperti laporan perjalanan (travel-doc) ataupun nostalgia.
2.2.10 Jenis Dokumenter Musik Genre musik memang tidak setua genre yang lain, namun pada masa 1980 hingga sekarang, dokumenter jenis ini sangat banyak diproduksi. Memang salah satu awalnya muncul ketika Donn Alan Pannebaker membuat film – film yang sebenarnya hanya mendokumentasikan pertunjukkan musik. Misalnya ketika membuat Don’t Look Backyang menggambarkan seorang seniman muda berusia 23 tahun bernama Bob Dylan. Sekarang ini ia lebih dikenal sebagai penyanyi lagu–lagu balada. Pada musim semi 1965 , Bob Dylan menghabiskan tiga minggu di Inggris. Dengan kameranya, Don Pennebaker mengikuti seniman tersebut dari bandara ke tempat ia menyanyi, dari hotel ke balai rakyat, dari sebuah obrolan ke salah satu konsernya. Ini adalah masa di mana Dylan beralih dari peralatan musik akustik ke peralatan
25
musik elektrik, sebuah transisi yang tidak semua penggemarnya suka, bahkan termasuk pacarnya Joan Baez yang juga seorang penyanyi.
2.2.11 Jenis DokumenterAssociation Picture Story Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar–gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. Film yang sangat berpengaruh dalam genre ini adalah A Man With The Movie Camera karya Dziga Vertov.
2.2.12 Jenis Dokumenter Dokudrama Selain menjadi sub-tipe film, dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung untuk direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut. Begitu pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh aslinya. Contoh dari film dokudrama adalah ini adalah JFK (Oliver Stone), G30S/PKI (Arifin C. Noer), All The President’s Men (Alan J. Pakula) dsb. Uniknya, di Indonesia malah pernah ada dokudrama yang tokoh
26
utamanya dimainkan oleh pelakunya sendiri yaitu Johny Indo karya Franky Rorimpandey. Pada waktu itu sangat menghebohkan karena Johny Indo juga dikenal sebagai pemain film sebelum kejadian perampokan toko emas.
2.3
Editing Editing adalah sebuah kegiatan paska produksi yang dilakukan setelah proses
produksi. Editing dilakukan setelah seluruh materi atau hasil shoot dimiliki oleh editor. Editing dapat diartikan sebagai proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video menjadi suatu rangkaian cerita dengan memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati pemirsa.8 Dalam tahapan editing terbagi menjadi dua jenis editing, yaitu:9 2.3.1
News Story Telling Merupakan editing untuk keperluan berita, feature atau bahkan untuk
dokumentasi. Editing jenis ini sangan mengandalkan shot yang dihasilkan oleh juru kamera di lapangan. Artinya panduan editor ketika melakukan editing adalah skrip kasar yang tidak mencantumkan shot-shot yang telah disusun terlebih dahulu di dalam shooting scriptatau skenario seperti halnya film cerita, jenis ini menuntut kemampuan editor untuk menyambung gambar
8
Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Cetakan ke-1. Jakarta, Kencana,2012, hlm 393 9 Bambang Semedhi. Sinematografi-Videografi Suatu Pengantar.Cetakan ke-1.Bogor,Ghalia Indonesia,2011,hlm.96-97.
27
sesuai dengan imaginasinya. Oleh karena itu, alur cerita sangat ditentukan oleh editor.
2.3.2
Continuity Editing Merupakan
editing
untuk
sebuah
film/video
cerita.
Editor
mengandalkan script yang sudah dipersiapkan dengan matang berupa shooting script. Editor tinggal menyambung gambar sesuai tuntutan script. Peran editor hanya sebagai asisten sutradara, karena seluruh shot dan juga transisi atau bahkan berbagai variasi aditing, sudah dipersiapkan matang sebelumnya.
Dalam melakukan editing terdapat empat dasar transisi dalam menggabungkan klip yang satu dengan klip yang lainnya:10 Cut
: perpindahan yang langsung dari klip A ke klip B, frame terakhir dari frame A langsung menyambung dengan frame awal pada frame B
Disslove
: Perubahan bertahap dari akhir frame A dan disambung dengan awal frame B yang yang ikuti perubahan yang bertahap dari awal frame B
10
Roy Thompson dan Cristhopher Bowen. grammar of edit second edition. USA. Focal Press.2009. page 6
28
Wipe
: Sebuah garis yang bergerak dari sebuah sudut atau sebuah bentuk yang bergerak menghapus klip A lalu diikuti dengan munculnya klip B
Fade
: perubahan dari layar warna hitam yang kemudian bertahap muncul klip A (Fade-In), perubahan dari klip A yang kemudian bertahap menjadi layar berwarna hitam (Fade-Out)
2.4
Non Linear Editing Non Linear Editing merupakan editing menggunakan piranti yang lebih
modern, maksudnya semua bahan baku ditempatkan ke dalam salah satu media, umpamanya komputer seperti yang lazim dilakukan sekarang ini. Untuk shot-shot pokok dan juga seluruh stock shot berupa insert dan cut away sudah tersedia atau terekam di dalam hard disk, sehingga pekerjaan editing menjadi lebih mudah.11
Gambar 2.1 Non Linear Editing
11
Bambang Semedhi. Sinematografi-Videografi Suatu Pengantar.Cetakan ke-1.Bogor,Ghalia Indonesia,2011,hlm.99.
29
2.5
Montage Istilah montase memiliki beberapa makna ketika digunakan dalam kaitannya
dengan editing film. Untuk Perancis, penjelasan yang mudah adalah kegiatan menyusun film, yang merupakan tugas editor .Untuk pihak yang terlibat dengan film bisu soviet pada tahun 1920-an, muncul tentang teori montase, yang merupakan kepercayaan yang dimana dua gambar yang tidak berhubungan dapat disusun secara bersama untuk menghasilkan suatu pemikiran baru, ide atau emosi yang ada dalam pikiran penonton.12 Secara lebih luas penggunaan montage kini meningkatkan jenis kecepatan dalam pemotongan klip seperti penerapan berdasarkan music.Montage merupakan proses atau teknik memilih, mengedit, dan memotong bagian dari film atau video untuk membentuk kesatuan yang berkesinambungan.13 Eisenstein adalah kunci kedua dari pembuat film rusia. Sebagai seorang director, dia mungkin yang terhebat. Dia juga menulis secara luas tentang ide-ide film dan akhirnya mengajari generasi director Rusia. Pada awal tahun 1920-an saat beranjak dewasa ia memutuskan untuk komit sebagai pembuat film. Dengan latar belakang dalam desain dan teater eisenstein berusaha untuk menerjemahkan pelajaran griffith dan pelajaran karl marx. Eisenstein begitu banyak mendapat pencapaian di bidang editing yang itu akan sangat berguna untuk hadir teorinya pertama dan anda lihat bagaimana ia menempatkan teori dalam praktek. Teorinya dari mengedit memiliki lima komponen:
12
Roy Thompson dan Cristhopher Bowen. grammar of edit second edition. USA. Focal Press.2009. page 162 13 Montage an Introduction. Ebook Module, page 2
30
metric montage, rhythmic montage, tonal montage, overtonal montage, dan intellectual montage.:14
1. Metric Montage, mengacu pada panjang pendeknya suatu klip yang relatif satu sama lainnya, memperpendek shot mempersingkat
penyerapan
informasi
para
yang terjadi
penonton
dan
meningkatkan ketegangan, kandungan dramatik shot-shot yang disambung tidaklah penting karena tujuannya adalah kesan yang akan diterima oleh penonton. Selain itu teori ini juga bertujuan mendapatkan aspek emosi penonton.
Gambar 2.2 Metric Montage
2. Rhytmic Montage, Mengacu pada kontinuitas yang timbul dari pola visual dalam klip, Kesinambungan berdasarkan matching action dan 14
Ken Dancyger.the technique of film and video editing: History, theory and practice fifth edition. USA. Focal Press. 2011. page 16-20
31
screen director adalah contoh Rhythmic Montage. Jenis montase memiliki cukup potensial untuk menggambarkan konflik
Gambar 2.3 Rhytmic Montage
3. Tonal Montage, tidak sekedar menggunakan panjang-pendeknya shot dalam menampilkan emosi, namun juga kandungan emosi di dalam shot tersebut juga menjadi penting
Gambar 2.4 Tonal Montage
4. Overtonal
Montage,
merupakan
penggabungan
ketiga
teori
sebelumnya, di mana dampaknya pada penonton menjadi lebih abstrak dan rumit
32
Gambar 2.5 Overtonal Montage
5. Intellectual Montage, sebuah shot seharusnya tidak sekedar disambung dengan shot lain, namun harus dibenturkan / dikonflikkan (montage attraction) yang akan menghasilkan makna yang sama sekali baru
Gambar 2.6 Overtonal Montage
2.6
Editor seorang editor memotong film dan menggabungkan bebabagai klip menjadi
satu kesatuan untuk ditonton dan memiliki dampak pada penonton baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengedit bukan saja sekedar memotong klip yang
33
berlebih dari serangkaian klip, tetapi dikenal sebagai sarana yang ampuh dalam lingkup pembuat film. alat yang digunakan untuk mengambil gambar dan untuk melakukan pemotongan telah berevolusi dari waktu ke waktu. Tetapi, sebagian besar aturan dasar tata bahasa visual tetap sama. Perbedaan metode dalam mengedit silih berganti berdatangan, namun inti dari metode praktek yang ada tidak berubah hingga sampai saat ini.15 Editor adalah orang yang paling akhir dari seluruh kerja produksi dimana pekerjaannya mengkolaborasikan unsure kreatif sehingga dapat memberi sentuhan seni pada hasil akhir film. Dalam pasca produksi peran editor sangatlah penting. Tugas editor dari awal pasca produksi sampai akhir pasca produksi meliputi editing offline, editing online, dan mixing. Selain terlibat dalam pasca produksi, editor jaga terlibat dalam proses praproduksi dan produksi. Tugas dan kewajiban editor antara lain:16 2.6.1 Tahap persiapan produksi [praproduksi & produksi] a) Menganalisa naskah dan berkonsultasi dengan sutradara untuk mencapai penyesuaian penafsiran atas naskah dan prinsip-prinsip dasar mengenai editing.
15
Roy Thompson dan Cristhopher Bowen. grammar of edit second edition. USA. Focal Press.2009. page 162 16 Taufik Hasrullah(2010).Proses Kerja Editor.from http://videoeditor-kubik.blogspot.com,18 Mei 2014
34
2.6.2
Tahap post produksi
a) Memilih shot OK, NG dan Choose sesuai dengan catatan shooting report. b) Melakukan
penyuntingan
dan
pemanduan
pendahuluan
untuk
mendapatkan penyesuaian kongkrit atas konsep dasar editing yang diinginkan bersama. c) Menyiapkan bahan gambar yang siap digunakan untuk pengisian suara (narator). d) Menyusun gambar yang memerlukan effect suara lengkap dengan penjelasan mengenai macam gambar dan time code. e) Menyusun daftar jalur suara (cue sheet) lengkap dengan panjangnya yang digunakan untuk pedoman mixing. f) Memberi tanda pada gambar yang perlu untuk diberikan optical effect. g) Berkonsultasi dengan sutradara dan penata suara mengenai konsep editing suara. h) Mendapat persetujuan atas hasil editing akhir lengkap berikut suara.
35
Proses Kerja Editor
2.7
Proses editing diawali dengan melakukan logging kemudian selection shot, assembly, rough cut / offline editing , fine cut / online editing dan terakhir mixing.17 a) Screening rushes Setelah menerima hasil shooting, terlebih dahulu melakukan preview untuk melihat gambar yang nantinya akan diambil. Sehingga sudah ada bayangan yang akan dipakai. Saat screening rushes, treatment yang sudah dibuat sebelumnya mengalami perubahan total. Walaupun terjadi perubahan dalam treatment, tema dari program itu tetap dipertahankan. b) Breakdown shot `
Pada tahap ini saya me-logging materi dengan mencatat time code in/out tiap shot dari semua materi yang ada. Dari datalogging ini akan dapat digunakan untuk mempermudah guna mencari shot yang akan dipakai dan juga untuk mempermudah meng-capture materi. c) Selection of shot Setelah me-logging semua materi, tahap selanjutnya adalah yang sesuai dengan treatment yang sudah ada (baru).
17
Ibid.
memilih shot
36
d) Assembly proses ini menyusun shot yang telah sesuai dengan treatment dan naskahnya. e) Rough Cut Rough cut adalah pemotongan gambar yang masih secara kasar dan belum ada optical effect yang masuk. Dari tahap screening rushes sampai rough cut merupakan proses editing offline. f) Fine Cut Pada hap ini saya sudah memulai memperhalus shot-shotyang masih kasar dengan memotong atau menambah beberapa frame dari tiap shotnya. Serta memasukan narasi yang sebelumnya sudah di record. g) Trimming Di tahap ini saya hanya memperhalus hasil dari fine cut agar terjadi kesatuan yang utuh proporsional. Serta menambahkan optical effect jika diperlukan. Dari tahap fine cut sampai trimming merupakan proses editing online. h) Final Cut Pada tahap ini saya selain memasukan title dan credit titlejuga harus mensynchronizing audio serta ilustrasi musik maupun audio effect. Setelah tahap ini semua struktur maupun durasi menjadi jelas. Tahap ini disebut juga proses mixing
37
2.8
The Rule of Six Sebuah cut ideal yang membuat puas seluruh yang mengikutinya ada 6
kriteria, diantaranya adalah itu merupakan emosi yang tepat pada waktunya (emotion), membuat kemajuan pada sebuah cerita (story), terjadi pada saat irama yang menarik dan tepat (rhythm), gagasan yang disebut sebagai “eye-trace” mengacu pada lokasi dan pergerakan fokus penonton terhadap klip (eye-trace), twodimensional plane of screen dan three-dimensional space of action. Dari 6 point tersebut, emotion menjadi ditingkatan yang pertama.18
2.9
Tipografi Tipografi (dalam bahasa inggris : Typography) adalah perpaduan antara ilmu
seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Tipografi juga bisa dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.19
18 Walter Murch. In the Blink of an Eye. A Perspective on Film Editing. Cetakan ke-2. Silman-.James Press 1992. Page 18. 19 https://www.google.co.id/search?q=pengertian+sound&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefoxa&channel=fflb&gws_rd=cr&ei=N0kkVNH6DIG9uATmgoDwDA#rls=org .mozilla:en-US:official&channel=fflb&q=pengertian+tipografi
38
2.10
Ambient Sound Suara latar yang hadir di dalam scene atau lokasi. Misalnya, suara angin, air,
burung, kerumunan orang, sirene ambulans, atau mesin kendaraan bermotor. Kehadiran ambient sound sangat penting dalam produksi film, berfungsi sebagai: Audio continuity antar-shot, Mencegah terjadinya kesunyian yang tak wajar manakala tidak ada bunyi lain yang hadir, Membangun atau memperkuat mood. Beberapa jenis ambient sound yang dipergunakan dalam produksi film :
a) Matching ambient sound, yaitu ambient sound yang telah direkam sesuai dengan ambient sound sebuah scene.
b) Wild sound, yaitu background noise di kejauhan, melebihi kebutuhan ambient sound yang diperlukan, atau kurang sesuai dengan gambar utama. Misalnya, anak-anak yang sedang bermain di halaman.
c) Buzz track, istilah umum untuk ambient sound.
d) Room tone, yaitu suara ruang kosong, atau ruang di mana semua aktor sedang diam.20
20
https://id-id.facebook.com/BhinekaCinema/posts/538987686143168
39
2.11 Gambaran rancangan paska produksi Pada tahapan paska produksi ini penulis sebagai editor akan memasukan konsep kedalam hasil produksi agar membuat film dokumenter ini menjadi menarik. Film dokumenter ini akan dibuat menjadi dokumenter yang tidak menggunakan dubbing sebagai penuntun cerita. dalam film ini kutipan kutipan wawancara yang akan memaparkan informasi kepada audien. Dalam film dokumenter ini akan dibagi kedalam 4 segmen yang dimana terdiri dari mitos mengenai badak jawa, isu kepunahan badak jawa, sistem pelestarian badak jawa dan harapan terhadap badak jawa. Dari segmen tersebut agar penonton tidak bosan editor memasukan beauty shot yang menggambarkan keindahan Ujungkulon hingga kebudayaan dan sisi human interest. Film dokumenter ini akan diolah dengan software editing adobe premiere Pro CS6 Dalam film ini judul film akan dibuat dengan program Adobe After Effect CS6 agar judul lebih terlihat dinamis dan akan memasukan animasi 2D untuk menunjang film dokumenter ini.