e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014)
PENGARUH SIZE, PROFITABILITAS, LAVERAGE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 1
Anastasia Indah Ayu Purnama, 1Anantawikrama Tungga Atmadja, 2Nyoman Ari Surya Darmawan Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected], arisurya
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrack Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh size perusahaan, profitabilitas, laverage dan kepemilikan insitusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate sosial responsibility disclosure (CSR Disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian selama periode penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Regresi Linier Berganda, pengujian data dilakukan dengan dibantu Program SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif (+) signifikan antara size perusahaan tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, (2) terdapat pengaruh negatif (-) signifikan antara profitabilitas terhadap penungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, (3) terdapat pengaruh negatif (-) signifikan antara laverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, (4) terdapat pengaruh positif (+) signifikan antara kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, (5) terdapat pengaruh signifikan antara size perusahaan, profitabilitas, laverage dan kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata kunci: Size Perusahaan, Profitabilitas, Laverage, Kepemilikan Institusional, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR Disclosure) Abstract This study was aimed at finding out the effect of corporation size, profitability, laverage and institutional ownership on corporate social responsibility disclosure in annual reports of manufacture corporations in Bursa Efek Indonesia in the 2010-2013 period. The sampling technique used was judgement sampling, namely one form of purposive sampling by selecting sample that has been predetermined based on the intention and purpose of the study during the study period. The data analysis technique used was Multiple Linear Regression Analysis; the data analysis was aided by SPSS 17 program. The results showed that (1) there is a significant and positive (+) effect of corporation size on social responsibility disclosure, (2) there is a significant and negative (-) effect of profitability on social responsibility disclosure, (3) there is a significant and
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) negative (-) effect of laverage on social responsibility disclosure, (4) there is a significant and positive (+) effect of institutional ownership on social responsibility disclosure and (5) there is a significant effect of corporation size, profitability, laverage and institutional ownership on corporate social responsibility disclosure. Keywords: corporation size, profitability, laverage and institutional ownership on corporate social responsibility disclosure.
PENDAHULUAN Di era persaingan yang semakin ketat seperti saat ini perusahaan di tuntut untuk lebih terbuka dalam menyampaikan informasi terlebih lagi bagi perusahaan yang telh go public di pasar modal. Informasi merupakan kebutuhan penting bagi para investor dan calon investor dalam proses pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara tepat sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan (Premana, 2011). Pergesran akuntansi konvensial yang dianggap sudah tidak mewakili masyarakat luas memaksa munculnya suatu konsep akuntansi, yaitu akuntansi pertaggung jawaban sosial (Social Responsibility Accounting / SRA). Pengimplementasian SRA dalam perusahaan itulah yang dikenal menjadi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility / CSR) dan di sosialisasikan kepada publik melalui pengungkpaan sosial dalam laporan tahunan perusahaan. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, yang mana termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas sekitar, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga competitor (Anggraini, 2010 dalam Premana, 2011). Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai corporate sosial disclosure (CSD), yaitu proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompokkelompok tertentu dalam masyarakat dan
pada masyarakat secara keseluruhan (Gray dkk., 1987; dalam Rosmasita, 2007). Menurut O’Donovan (2002) dalam Rinaldy 2011, ada beberapa manfaat yang diperoleh dari praktik pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu: (a) Menyelaraskan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial, (b) Menghindari tekanan dari kelompok tertentu, (c) Meningkatkan image dan reputasi perusahaan, dan (d) Menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan sosial yang diungkapkan merupakan informasi yang sifatnya sukarela karenannya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keluasan tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan diantara perusahaan publik (Mawarta, 1999 dalam Hasibuan, 2001). Pengungkapan sosial dalam laporan tahunan adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim, prospektus, pengumuman kepada bursa efek, atau melalui media massa(Martin Freedman, dalam Kusumadilaga, 2010). Penelitian ini mereplikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Premana (2011) yang meneliti tentang Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti mereplikasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakan terdapat perbedaah hasil penelitian yang telah dilakukan dahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian Premana (2001) dengan penelitian yang dilakukan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) saat ni, antara lain: (1) Periode penelitian. Dalam penelitian Premana (2011) periode penelitian yang digunakan tahun 20082009. Sedangkan dalam penenlitian ini, peneliti akan memperluas rentang periode penelitian yaitu selama tiga tahun, terhitung dari tahun 2010-2013. Periode penelitian yang lebih panjang akan memberikan kemungkinan untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya. (2) Variabel Penelitian. Penelitian Premana (2011) menggunakan empat variabel independen dala penelitiannya, yaitu size perusahaan, laverage, profitabilitas, basis kepemilikan. Sedangkan dalam penelitian ini basis kepemilikan diganti dengan kpemilikan institusional. Jadi variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah size perusahan, profitabilitas, laverage dan kepemilikan institusional. Berdasarkan uaraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah size perusahaan berdasarkan asset yang dikuasai mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan yang go publik di Indonesia pada laporan tahunan? (2) Apakah profitabilitasyang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan yang gopublik di Indonesia pada laporan tahunan? (3) Apakah Leverage mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan yang go publik di Indonesia pada laporan tahunan? (4) Apakah kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan yang go publik di Indonesia padalaporan tahunan? (5) Apakah size perusahaan, profitabilitas, laverage dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Size perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. perusahaan yang berukuran lebih besar
cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut hasil penelitian Premana (2011) menemukan pengaruh yang signifikan antara size perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H1: Size Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengunkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Donovan dan Gibson (2000), dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “goodnews” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Van Horn 1997, dalam Rawi (2008) financial Leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga keuntungan pemegang saham akan bertambah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) dalam Sembiring (2005) keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Hasil penelitiannya menunjukkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H3: Laverage perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Permanasari (2010) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai brikut. H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Size perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Leverage merupakan sarana untuk mendorong peningkatan keuntungan atau pengembalian hasil/ nilai tanpa tambahan investasi. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Pengungkapan sosial yang
diungkapkan merupakan informasi yang sifatnya sukarela karenannya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keluasan tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan diantara perusahaan publik (Mawarta, 1999 dalam Hasibuan, 2001). Berdasarkan uraian tersebut, Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H5: Size Perusahaan, Profitabilitas, Laverage, Kepemilikan Institusional berpengah terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. METODE Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengolah data-data yang telah tersedia pada www.idx.co.id. Sasaran penelitan ini difokuskan untuk menganalisis Pengaruh Size Perusahaan, Profitabilitas, Laverage dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Busa Efek Indonesia (BEI) period 20102013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasual, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat antara variabelvariabel indpendent dan variabel dependent. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka atau jumlah dengan satuan ukur yang dapat diukur secara sistematik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan tahunan dan data dokumenter perusahaan lainnya. Rancangan penelitian ini akan berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan juga menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Sampel penelitian ditentukan berdasarkan metode judgement sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling dengan mengambil sampel yang telah ditentukan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian selama periode penelitian. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu, a) Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2013. b) Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami delisting selama periode pengamatan. c) Perusahaan sampel melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan selama periode 20102013. Variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel dependen (dependent variable) pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y), variabel independen (independent variable) size perusahaan (X1), variabel profitabiitas (X2), laverage (X3), dan kepemilikan institusional (X4) Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas data, autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Dan (2) uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, uji koefisien determinasi (R2), dan Uji hipotesi (uji t). HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang di akses di alamat www.idx.com menyatakan bahwa Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 sebanyak 134 perusahaan. Kemudian Perusahaan Manufaktur yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah di tentukan sebanyak 30 perusahaan. Variabel size perusahaan (X1) yang diperoleh dari 30 sampel memiliki rentang data 11,57-14,14, data minimum sebesar 11,57, data maksimum sebesar 14,14, simpangan baku sebesar 0,61, dan ratarata data sebesar 12,88. Variabel profitabilitas perusahaan (X2) yang diperoleh dari 30 sampel memiliki rentang data 1,38-14,38, data minimum sebesar 1,38, data maksimum sebesar 14,38, simpangan baku sebesar 2,84, dan ratarata data sebesar 8,40. Variabel laverage
perusahaan (X3) yang diperoleh dari 30 sampel memiliki rentang data 0,42-1,01, data minimum sebesar 0,42, data maksimum sebesar 1,01, simpangan baku sebesar 0,12, dan rata-rata data sebesar 0,72. Variabel kepemilikan institusional yang diperoleh dari 30 sampel memiliki rentang data 33,23-99,90, data minimum sebesar 33,23, data maksimum sebesar 99,90, simpangan baku sebesar 15,92, dan rata-rata data sebesar 62,84. Variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari 30 sampel memiliki rentang data 0,68-0,94, data minimum sebesar 0,68, data maksimum sebesar 0,94, simpangan baku sebesar 0,07, dan rata-rata data sebesar 0,81. Uji normalitas sebaran data dilakukan pada data size perusahaan, profitabilitas, laverage, kepemilikan institusional dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa angka-angka signifikansi lebih besar dari 0,05 untuk statistik KolmogorovSmirnov. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada semua unit analisis berdistribusi normal. Uji multikolinieritas diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan hasil uji multikolienaritas nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Nilai korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier. Untuk menguji hiteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji hiterokedastisitas nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Berdasarkan hasil uji autokorelasi nilai Durbin Watson sebesar 1,674. Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%, n = 30, k-1 = 4-1 = 3 adalah dU = 1,650. Nilai Durbin Watson berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1,650 < 1,674 < 2,350. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang dihitung dengan memakai program Statistical Package for The Social Sciences (SPSS). Tujuan digunakannya analisis regresi linear
berganda adalah untuk mengetahui pengaruh size perusahaan, profitabilitas, laverage dan kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tangung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengujian hipotesis yang pertama digunakan analisis regresi antara size perusahaan terhadap pengungkapan yang bertuuan untuk mengetahui menggungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yang mana dapat dijelaskan pada tabel 1
Tabel 1. Hasil Regresi Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 0,054 0,245 SP 0,059 0,019 R Square 0,254 F Hitung 9,558 Sig. F 0,004 Keterangan: SP = Size Perusahaan Sumber: Data diolah, 2014 Model
Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh harga thitung sebesar 3,092 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 30-1 = 29 adalah 2,045. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara size perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara size perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara teoretis, semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan, maka biaya yang dikeluarkan untuk
Standardized Coefficients Beta 0,504
T
Sig.
0,221 3,092
0,826 0,004
pengungkapan informasi sosial semakin banyak, sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah. Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar akan memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan besar untuk pengungkapan informasi sosial lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan kecil. Berdasarkan teori agensi, perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar sehingga untuk mengurangi biaya keagenan perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih luas. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) tanggung jawab sosial perusahaan. Secara empiris, hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Premana Angga Budi (2011), yang mengungkapkan bahwa size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Pengujian hipotesis yang kedua digunakan analisis regresi antara profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tabel 2.
Tabel 2. Hasil Regresi Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab sosial Perusahaan Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,921 0,036 PP -0,013 0,004 -0,521 R Square 0,272 F Hitung 10,440 Sig. F 0,003 Keterangan: PP = Profitabilitas Perusahaan Sumber: Data diolah, 2014 Model
Berdasarkan tabel 2, diketahui hasil perhitungan regresi β2 sebesar -0,013 konstanta α sebesar 0,921. Dengan demikian, dapat digambarkan hubungan variabel dengan persamaan regresi ˆ Y 0,921 - 0,013 X2. Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh harga thitung sebesar -3,231 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 30-1 = 29 adalah 2,045. Karena ttabel lebih besar dari thitung dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Oleh karena itu bagi investor jangka panjang sangat berkepentingan
T
Sig.
25,801 -3,231
0,000 0,003
dengan analisis profitabilitas karena akan berkaitan dengan besarnya keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Berdasarkan teori legitimasi, ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang kesuksesan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap pengguna laporan akan membaca berita yang baik mengenai kinerja perusahaan sehingga dalam lingkup sosial investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Secara empiris, hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bowman dan Haire (1976), Preston (1976) dalam Hackston dan Milne (1976), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan tanggung jawab sosial. Pengujian hipotesis yang ketiga digunakan analisis regresi antara laverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tersaji pada tabel 3.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) Tabel 3. Hasil Regresi Laverage Perusahaan Terhadap pengungkapan Tanggung Jawab sosial Perusahaan Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 1,022 0,074 LP -0,292 0,101 R Square 0,228 F Hitung 8,271 Sig. F 0,008 Keterangan: LP = Laverage perusahaan Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh harga thitung sebesar -2,876 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 30-1 = 29 adalah 2,045. Karena ttabel lebih besar dari thitung dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara laverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara laverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Van Horn 1997, dalam Rawi ( 2008 ), financial Leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga keuntungan pemegang saham akan bertambah. Alasan yang kuat menggunakan beban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham. Leverage juga merupakan sarana untuk mendorong peningkatan keuntungan atau pengembalian hasil/ nilai tanpa tambahan investasi. Perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi berusaha menyampaikan lebih banyak informasi sebagai instrumen untuk mengurangi monitoring costs bagi investor. Mereka memberikan informasi yang lebih detail
Standardized Coefficients Beta -0,478
T
Sig.
13,799 -2,876
0,000 0,008
dalam laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang leverage nya lebih rendah (Rawi, 2008). Semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak hutang, sehingga manajer berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba masa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi pelanggaran perjanjian hutang. Oleh karena itu perusahaan dengan leverage yang tinggi berkewajiban untuk melakukan pengungkapan lebih luas dari pada perusahaan dengan leverage yang lebih rendah. Manajemen perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawa sosial perusahan yang dibuat agar tidak menjadi sorotan. Secara empiris, hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Sembiring (2005), yang mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengujian hipotesis yang keempat digunakan antara analisis regresi kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tangung jawb sosial perusahaan tersaji pada tabel 4.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) Tabel 4. Hasil Regresi Kepemilikan Institusional Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,548 0,019 KI 0,004 0,000 0,939 R Square 0,882 F Hitung 208,425 Sig. F 0,000 Keterangan: KI = Kepemilikan Institusional Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh harga thitung sebesar 14,437 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 30-1 = 29 adalah 2,045. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Kepemilikan institusional merupakan salah satu struktur kepemilikan selain struktur kepemilikan manajerial, asing, dan pemerintah. Definisi kepemilikan institusional sendiri adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008 dalam Rinaldy, 2011). Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Shleifer and Vishny (dalam Barnae dan Rubin, 2005; dalam Permanasari, 2010) bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk
T
Sig.
29,225 14,437
0,000 0,000
memantau pengambilan keputusan perusahaan. Tingkat kepemilikan saham antara satu pihak dengan institusi lain yang terlibat adalah berbeda-beda. proporsi kepemilikan saham oleh investor institusi terhadap jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi tingkat kepemilikan publik dalam saham perusahaan, maka perusahaan tersebut diprediksi akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi (Hasibuan,2001). Hal ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang kuat antara tanggung jawab perusahaan dengan pihak luar yaitu masyarakat. Secara empiris, hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Premana Angga Budi (2011), yang mengungkapkan bahwa basis kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Pengujian hipotesis yang kelima digunakan analisis regresi antara size perusahaan, profitabilitas perusahaan, laverage perusahaan dan kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang erdaftar di Bursa Efek Indonsia tersaji pada tabel 5.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) Tabel 5. Hasil Regresi Size Perusahaan, Profitabilitas, Laverage dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,457 0,142 3,215 0,004 SP 0,002 0,001 0,199 3,405 0,001 PP -0,076 0,021 -0,155 -3,624 0,000 LP -0,309 0,073 -0,300 -4,234 0,000 KI 0,004 0,000 0,924 9,198 0,000 R Square 0,885 F Hitung 47,894 Sig. F 0,000 Keterangan: SP adalah size perusahaan, PP adalah profitabilitas perusahaan, LP adalah laverage perusahaan dan KI adalah kepemilikan institusional. Sumber: Data diolah, 2014 Bursa Efek Indonesia. 3) Terdapat Berdasarkan Tabel di atas, pengaruh yang negatif dan signifikan antara diperoleh harga thitung sebesar 3,405, laverage perusahaan terhadap 3,624, -4,234, dan 9,198 dengan taraf pengungkapan tanggung jawab sosial signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel perusahaan dalam laporan tahunan (2-tailed) pada dk = 30-1 = 90 adalah 2,045. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Karena thitung (3,405 dan 9,198) lebih besar Bursa Efek Indonesia. 4) Terdapat dari ttabel (2,045) dan ttabel (2,045) lebih besar pengaruh yang positif dan signifikan antara dari thitung (-3,624 dan -4,234) serta taraf kepemilikan institusional terhadap signifikansi lebih kecil dari 0,05. pengungkapan tanggung jawab sosial Berdasarkan hasil analisis regresi perusahaan dalam laporan tahunan linier ganda, maka dapat diambil suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang Bursa Efek Indonesia. 5) Terdapat positif dan signifikan size perusahaan, pengaruh yang signifikan antara size profitabilitas perusahaan, laverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, perusahaan, kepemilikan institusional laverage perusahaan, kepemilikan terhadap pengungkapan tanggung jawab institusional terhadap pengungkapan sosial perusahaan dalam laporan tahunan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di laporan tahunan perusahaan manufaktur Bursa Efek Indonesia. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun saran dalam penelitian ini SIMPULAN DAN SARAN adalah sebagai berikut: 1) Disarankan Berdasarkan hasil uji hipotesis kepada manajemen perusahaan analisis data pada penelitian ini, maka diharapkan lebih lengkap dalam dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang yang positif dan signifikan antara size berhubungan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunannya. 2) tanggung jawab sosial perusahaan dalam Penelitian selanjutnya diharapkan laporan tahunan perusahaan manufaktur menggunakan periode pengamatan yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) lebih lama sehingga akan memberikan Terdapat pengaruh yang negatif dan kemungkinan yang lebih besar untuk signifikan antara profitabilitas perusahaan memperoleh kondisi yang sebenarnya serta terhadap pengungkapan tanggung jawab menambah jumlah sampel. 3) Bagi sosial perusahaan dalam laporan tahunan penelitian selanjutnya sebaiknya perusahaan manufaktur yang terdaftar di menambahkan variabel, sehingga lebih
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1Tahun 2014) diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap CSR.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Muhamad Rizal. 2001. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Sosial Disclosure) dalam Laporan Tahunan Emitmen Di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Universitas Diponogoro Semarang. Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility(CSR) terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. Permana, Aditya Virgiawan. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility(CSR) Disclousure. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponogoro Semarang. Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Sosial Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang. Politon, dan Rustiyaningsih. 20013. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Vol. 1 No. 1, Februari 2013. Premana, Angga Budi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang. Rawi.
2008. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Institusi, dan
LaverageTerhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang. Rinaldy, Yosua. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Terhadap Kepemilikan Institusional Pada Perusahaan Berkategori High-Profile Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang. Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur DiBursa Efek Jakarta. Skripsi Jurusan Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Sembiring, E, R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. SimposiumNasional Akuntansi 8, Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo.