DAFTAR PUSTAKA Ardianto,Elvinaro. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007 Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana. 2006 Convelo G. Cevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : Universitas Indonesia. 1993 Creswell, J. W. Qualitative inquiry and research design : choosing among five tradition. London: Sage Publication 1998. Dedy N. Hidayat. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. 2003 Ekaningrum Indri F. The Boundaryles Career Pada Abad ke – 21, Jurnal Visi (Kajian Ekonomi manajemen dan Akuntansi). FE Unika Soegijapranata Semarang. Vol.IX. No.1 Februari 2002 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern, terj Alimandan. Jakarta: Kencana. 2007 Guba,E.G. The Paradigm Dialog. Newbury Park, CA:Sage. 1990. Haris herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. 2010 Hariwijaya, M. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Elmatera Publishing. 2007 June Hannam .Feminism. London : Pearson Education. 2007 Keliat, Budi Anna, Dkk. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004 Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara, 1999 Mohammad Nazir. Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. 2011
89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nana syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2011 Pinem Saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media, 2009. Robert Bogdan & Steven J. Taylor. Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya:Usaha Nasional. 1992 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009 Sastriyani. Glosarium, Seks dan Gender. Yogyakarta : Carasuati Books. 2007 Sobur, Alex. Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2013 Stephen W. Little John dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika.2011. Sugiyono.Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif,kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2007 Sugiyono. Teknik Penelitian. Yogyakarta:Pines. 2006 Sumadi Suryabrata.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2004 Tom Campbell. Tujuh Teori Sosial,Sketsa, Penilaian, dan Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius.1994
SUMBER LAIN http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119249&val=5455 http://elysabethervinaqueen.blogspot.com/2012/06/manusia-sebagai-zoonpoliticon.html http://smarter90.blogspot.com/2013/04/potret-perempuan-konsumen-lajang-di.html
90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/ http://psikologikita.com/?q=psikologi/alasan-alasan-untuk-menikah http://www.tribunnews.com/nasional/2015/02/06/survei-lajang-lebih-bahagia-diindonesia-ketimbang-yang-sudah-menikah
91
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CURRICULUM VITAE Name Place and date of birth Sex Nationality Marital Status ID Number Passport Number Email Religion Adress Phone number
: : : : : : : : : : :
Benazir Dwi Hartati Bangka, Sept 16 1992 Female Indonesia Single 444211120093
[email protected]
Christian Bangka 082120163098
EDUCATION Elementary School
:
SDN 360 Belinyu Bangka
Secondary School
:
SMPN 3 Belinyu Bangka
Senior High School
:
SMAN 1 Belinyu Bangka
University
:
Public Relations Universitas Mercubuana
Degree Awarded
:
S1
Faculty
:
Communication
Title of Thesis
:
Trend Wanita Lajang yang Memilih tidak Menikah di Jakarta
WORK EXPERIENCE No of Years 2010 2011 2012 2013-NOW
Position SALES & ADM SALES & ADM SALES SUPPORT SALES SUPPORT
Employer Cosmetics Store “Aduma” Games Store “Efata” Infotech Digital System, PT Sinergi Integra Persada, PT
92
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TRANSKIP WAWANCARA Wanita Lajang (Sales), Nyonya Meri, 29 September 2015, bertemu langsung 1.
Apakah arti lajang menurut anda? Lajang adalah seorang yang tidak punya pasangan hanya mempunyai keluarga dan saudara. Seseorang yang sendiri, dalam artian bukan sendiri tanpa siapasiapa namun sesorang yang tidak mempunyai status yang mengikat dalam satu hubugan atau tanpa hubungan khusus dengan seseorang, tidak mempunyai pacar, suami, atau istri.
2.
Apakah arti menikah menurut anda? Menikah artinya orang yang mengikatkan diri dengan seseorang baik itu pria maupun wanita dalam satu ikatan yang disebut pernikahan, yang disahkan di depan Tuhan dan di depan manusia serta dituangkan dalam satu undangundang pernikahan.
3.
Bagaimana pandangan dan tanggapan anda mengenai fenomena para lajang yang ada di perkotaan? Narasumber sempat bertanya apakah melihat dari sisi yang negative apa positif dan peneliti mengatakan terserah narasumber mau melihat dari sisi yang mana, kemudian narasumber berkata “lebih baik kita melihat dari sisi positif karena melihat dari sisi positif membuat semuanya menjadi lebih baik”
93
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari sisi positif seorang lajang yang tinggal di perkotaan bisa berkata “saya bisa melakukan apa saja. Saya bisa memacu diri saya untuk maju kearah yang lebih baik. Saya akan melakukan hal-hal, berjuang untuk membahagiakan diri saya, membahagiakan orang tua saya, mereka berpacu dengan waktu agar bisa sukses. Kita bisa melihat Meri Riana yang berjuang saat dia muda dan sebelum perikahannya. Meri Riana bisa menjadi inspirasi untuk orang-orang muda bahwa sebenarnya kita bisa mendapatkan lebih dari apa yang bisa kita pikirkan. Kita bisa membekali diri kita dengan hal-hal positif yang membuat kita menjadi lebih maju. (Meri Riana adalah seorang motivator Indonesia. Meri Riana lahir dan besar di Indonesia, seharusnya Meri Riana mendaftar S1 di Trisakti namun saat lulus SMA bertepatan dengan kerusuhan 1998 sehingga akhirnya orang tua Meri Riana memutuskan Meri Riana dipindahkan ke Singapura dan kuliah di sana mengingat bahwa keluarga Meri Riana juga etnis tionghoa. Saat kuliah di Singapura itulah perjuangan hidup dirasakan Meri Riana, dengan uang yang tidak seberapa dan mengandalkan pinjaman dari satu Bank di Singapura, biaya hidup Meri Riana tidak tercukupi. Meri Riana harus banting otak dan banting tulang, Meri Riana mengerjakan apa saya mulai dari pengantar bunga, pembagi brosur hingga akhirnya menjadi sales asuransi dan bisa meraih penghasilan satu juta dolar diusia dua puluh enam tahun. Sekarang
94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Meri Riana dikenal sebagai motivator dan juga pembicara di seminar-seminar –Dirangkum dari buku biografi Meri Riana berjudul Mimpi Sejuta Dollar-) Namun ada juga yang berpikir untuk merusak dirinya sendiri dengan kebebasan, dengan prinsip mumpung saya masih muda, mumpung sendiri, bisa melakukan hal-hal yang membuat fun sebelum mereka menikah. 4.
Apakah menurut anda suasana dan budaya perkotaan mendukung seseorang untuk menikmati status lajangnya. Narasumber sempat tertawa cukup keras dan bilang Jakarta adalah kota yang paling-paling. Narasumber setuju bahwa Jakarta adalah kota yang mendukung untuk seseorang menikmati status lajangnya, gampang untuk mendapatkan kesenangan di Jakarta apalagi jika mereka punya uang. Jika punya uang, seseorang bisa have fun, punya power dan bisa membeli hampir semuanya. Makanya Perkotaan membuat sesorang mempunyai motivasi untuk bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan yang ada. Jika dia positif maka dia akan bekerja dengan cara yang positif namun jika dia negative maka akan gampang juga bekerja dengan cara negative. Kita bisa melihat dan mengambil contoh yang gampang, banyak prostitusi di Jakarta, bukan hanya ditempat yang layak bahkan di tempat yang tidak layak semisal di Taman S*ari, Mangga b*sar, bahkan banyak yang menawarkan diri kepada 95
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mereka yang lewat. Itu adalah contoh lajang dalam artian negative. Ada yang bertujuan untuk fun, tapi tidak bisa kita pungkiri bahwa kadang mereka terbentur dengan kebutuhan, uang bahkan gaya hidup. Namun jika seorang lajang itu positif, dia akan bekerja sebagai karyawan atau berjualan online atau apapun bekerja positif untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Intinya balik lagi, ada sisi positif dari kota sebesar Jakarta, ada sisi negatifnya. Tegantung bagaimana personal si lajang dalam mengambil keputusan. Kita berbeda dengan tinggal di kampung, orang kampung merasa mereka tidak bisa maju. Semisal ; ada yang merasa Bapak dan Ibu saya hanya petani, saya hanya tahu bagaimana cara mengolah sawah, menambah luas tanah. Kadang hasil pertanian dijual ke tengkulak yang harganya tidak worth it dengan hasil kerja keras mereka. Makanya mereka mencoba peruntungan di kota. Dan sebagai orang tua pun mereka menekan anaknya agar cepat menikah, setelah SMP ataupun SMA anak sudah disuruh menikah, tujuannya adalah untuk melepaskan tanggung jawab, melepaskan beban agar orangtua tidak perlu kerja lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Ditambah lagi pendidikan dikampung mungkin lebih minim daripada yang dikota, secara materi pembelajaran dan akses mungkin lebih terbelakang. Itu juga yang membuat tekanan menikah di kampung lebih besar daripada di perkotaan.
96
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.
Seberapa sibuk anda di pekerjaan? Saya adalah seorang marketing, saat pertama kali bekerja istilahnya saya masih menanam bibit, memupuk. Saya menanam,menyiram customer yang ada dan suatu saat saya berharap mereka menghasikan buah. Sekarang saya sudah bekerja tiga tahun lebih di perusahaan, namun satu setengah tahun pertama adalah kerja keras buat saya, saya masuk kerja jam delapan pagi tepat, jam sepuluh saya sudah harus ke customer, saya harus follow up dan juga mengedukasikan product yang saya jual. Saya kerja keras, berjerih lelah, bahkan menangis karena lelah dan juga sempat sakit types. Namun lewat dari satu tahun setengah jerih payah saya, sekarang saya sudah menuai hasil, memetik buah dari apa yang sudah saya rawat selama ini. Sekarang ya saya kerja selayaknya orang kerja, dibilang sibuk ya tidak terlalu, dibilang tidak sibuk ya saya tetap kerja. Diluar jam kerja tidak saya gunakan untuk urusan pekerjaan lagi, tapi saya lebih memilih menikmati hidup sewajarnya orang-orang. Kadang saya bertemu temen, sekedar have fun nongkrong-nongkrong, makan, jalan-jalan, karaokean, selebihnya adalah “me time” saya untuk istirahat.
6.
Apa kegiatan yang anda lakukan pada saat weekend / Libur? Saya adalah seorang yang sudah pernah berkeluarga dan punya dua orang anak, saya terpisah dengan mereka di hari kerja (anak-anak ikut ayahnya) dan
97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
itu artinya weekend adalah waktu saya dengan anak tanpa bisa diganggu gugat kecuali ada meeting atau training yang benar-benar mendadak baru saya tidak sama anak-anak tetapi jika setelah meeting atau training saya masih bisa pulang, saya akan usahakan untuk pulang. 7.
Dengan siapa biasa anda menghabiskan waktu? Orangtua, keluarga, teman atau hanya sendiri? Menghabiskan waktu dengan teman di hari kerja, menghabiskan waktu dengan anak di hari libur.
8.
Apakah anda punya banyak teman ? Lebih banyak mana antara lelaki dan perempuan? Ya, pasti saya punya banyak teman. Bagi saya dalam pekerjaan, berteman dengan siapa saja tanpa memandang status orang tersebut. Seiring berjalannya waktu kita bisa mempelajari karakter orang tersebut, apakah mereka bisa menjadi teman atau hanya sebatas hubungan professional pekerjaan. Bahkan bisa saja, customer sudah seperti adik dan kakak bagi saya. Jadi kita harus bisa menempatkan posisi kita, jika customer ngebossy, ya kita harus anggap dia sebagai boss, jika mereka welcome untuk menjadi teman ya kita berteman, jika mereka bisa dekat seperti saudara ya kita jadikan saudara. Intinya balik lagi bagaimana cara kita menempatkan diri, jangan sampai kita membuat customer dalam posisi yang tidak nyaman seperti menghakimi customer
98
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diawal karena jika kita sudah memberikan kesan yang tidak baik maka kita mau melakukan apapun, kemungkinan akan ditolak. Teman bisa saja dari yang selama ini memang teman kita, lalu customer bahkan orang yang baru kita temui pun sebenarnya bisa jadi teman. Saat ditanya lebih banyak mana antara teman pria atau wanita, narasumber tertawa keras. “Saya tidak enak jawabnya, ya imbanglah”. Namun saat peneliti berkata “Tapi saya lihat beberapa kali, perginya sama para gentleman.”. Akhirnya narasumber berkata, “Ya begitulah, lebih banyak pria,” Saya berteman dengan pria kebanyakan karena para pria itu enggak ribet, mereka cuek. Jika wanita suka gosip, pria jarang ngegosip. Pria juga bisa hanya menjadi pendengar, masuk telinga kiri keluar telinga kanan sedangkan wanita kadang suka menambahkan bumbu-bumbu drama meski ada juga yang bisa memberi solusi. Dan lagi kalau pria itu adalah orang yang apa adanya, sedangkan wanita bisa bermuka dua. 9.
Bagaimana anda melihat diri anda sendiri dengan status lajang anda sekarang? Jika mau bicara fair, tidak ada orang yang mau gagal (dalam pernikahan). Lajang ada yang benar-benar lajang/belum menikah, ada yang sudah menikah namun bercerai yang disebut janda atau duda. Saya adalah seorang lajang dengan status tersebut. Kalau dilihat sekarang saya sangat nyaman karena
99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saya tidak perlu memperhatikan perasaan orang lain, saya tidak perlu menjaga perasaan orang lain. Selama ini kan saya harus mengalah pada pasangan. Jika saya melakukan ini, apakah salah dimata dia? Jika saya berkata seperti itu, apakah nantinya akan menyakitkan perasaan dia? Itu jika saya berpasangan. Namun jika saya sekarang sendiri, paling saya hanya perlu menjaga sikap. Saya mempunyai banyak teman pria namun jika saya bisa menjaga diri dengan baik, saya percaya teman-teman pria saya melihat saya dengan status saya yang sekarang pasti menghargai saya. Bisa kita bayangkan, lajang tanpa status saja jika body language nya tidak baik maka orang bisa berkonotasi negative. Image lajang dengan status janda atau duda sebenarnya sudah negative di benak masyarakat namun jika bisa membuktikan dengan tanggungjawab kita, dengan gerak tubuh yang baik (tidak memancing) , katakata yang baik, terutama karakter kita, kita bermaksud mengundang mereka atau kita hanya sekedar teman, jika kita cut di teman saja tidak lebih tidak kurang, pasti orang juga akan menghormati kita. Makanya saya nyaman, saya tidak ada beban ke pasangan ataupun orang-orang. Jika orang-orang berkata negative tentang saya, mereka tidak bisa membuktikan apa-apa. Bahkan ke keluarga saya, seperti yang diketahui saya tinggal dikos sedangkan semua keluarga saya ada di Jakarta namun saya bisa membuktikan ke mereka meski saya lajang dengan status saya tahu batasan sopan dan bebas. Bebas dalam artian saya bisa berteman dengan siapa saja tapi tetap sopan.
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10.
Apakah anda merasa bahagia dengan status lajang anda? Sekarang saya bahagia, sangat bahagia walau kadang saya kangen sama anakanak namun saya ada bersama mereka saat weekend. Saya tidak pernah merasa kesepian karena saya bekerja, pulang bekerja saya suka hang out sama teman-teman. Pagi bangun, buru-buru mandi, sampai dikantor ketemu teman setelah itu sebagai sales saya keluar ketemu customer, pulang kerja jalan sama teman, dikos hanya untuk tidur, saya tidak pernah merasa kesepian.
11.
Apa kelebihan menjadi lajang menurut anda dan apa kekuranganya? Kelebihan menjadi lajang, kita tidak ada beban moral kepada orang lain, kita tidak perlu menjaga perasaan orang-orang dekat kita, siapapun itu seperti pacar, suami, calon mertua, mertua. Kita tidak perlu mengecewakan keluarga si pria maupun keluarga kita sendiri. Lalu hal yang lain, ketika kita punya pasangan pun tidak menjamin kita bahagia. Contoh yang paling nyata adalah saya punya teman, satu ketika kita lagi kumpul sama-sama dan dan dia mendapat telpon dari suami dan mertuanya yang menyuruh dia pulang mengurus anak. Kalau dia melawan atau melanggar maka dia punya beban moral pada suami dan mertuanya, namun disisi lain jika dia melanggar bukankah dia bahagia karena berkumpul bersama teman-temannya? Itu sisi positif menjadi lajang.
101
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari sisi pengembangan diri, hal positif seorang lajang pasti berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, menaikkan taraf hidup meski harus berjuang sekuat tenaga. Untuk sisi negatif, kata orang-orang jika kita punya pasangan kita bisa berbagi semua hal tapi kenyataannya tidak juga karena ada beberapa hal yang tidak bisa kita bagi ke pasangan kita namun setidaknya jika kita punya pasangan saat kita sedih, saat kita punya beban kita pasti butuh seseorang yang ada disamping kita. Kita memang sudah doa namun kadang ada dipelukan hangat yang mendamaikan juga dibutuhkan, sebenarnya pelukan hangat tidak harus dari pasangan namun jika kita menceritakan semuanya ke pasangan, seharusnya pasangan kita tidak membocorkan ke orang lain. Berbeda dengan teman, jika hubungannya masih baik teman mungkin tidak bocor tapi bagaimana jika hubungannya sudah tidak baik? Mungkin saja akan nada bumbu-bumbu cerita sehingga cerita yang sampai ke orang lain sudah berbeda dengan yang kita sampaikan ke orang tersebut. Memang sebenarnya ada beberapa fungsi dan hal yang tidak bisa digantikan oleh pasangan namun bukan berarti memiliki pasangan adalah ide terbaik, belum tentu menurut saya karena memang ada pasangan yang bisa support namun bukannya ada juga pasangan yang tidak bisa support. Balik lagi menurut saya, ini adalah soal pilihan hidup.
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12.
Apakah Alasan / latar belakang sehingga anda tetap memilih berstatus lajang? Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, saya tidak perlu memikirkan perasaan pasangan. Saya hanya perlu memikirkan bagaimana perasaan saya sendiri, bagaiamana perasaan orang tua saya dan karena saya sudah punya anak, bagaimana perasaan anak saya. Itu yang membuat saya masih sendiri hingga saat ini.
13.
Adakah kejadian yang menyakitkan tentang pria maupun pernikahan, adakah trauma? Saya bercerai, memang sebenarnya semua sudah salah dari awal, saya tinggal satu rumah dengan mertua. Ini pembelajaran juga bagi kalian yang masih muda-muda dan mau menikah atau bagi teman-teman yang mau menikah lagi, jangan tinggal satu rumah dengan mertua. Jangan lihat pas masa-masa pacaran, mertua suka dan sayang, itu tidak menjamin pernikahan kalian akan baik-baik saja. Mengapa? Dalam satu kapal tidak seharusnya ada dua nakhoda, dalam satu keluarga ada suami dan istri, itupun sudah ada dua kepala dan mau menyatukan satu hal sepele saja sudah sulit. Belum lagi ditambah oleh opini-opini dari mertua. Maka lebih baik setelah menikah pisah rumah dari mertua meski hanya tinggak dikontrakkan.
103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Saat saya memutuskan keluar dari rumah saya sudah bilang ke suami saya untuk ikut bersama saya, anak-anak juga ikut namun dia memilih untuk tinggal bersama mamanya. Saya hargai keputusan dia karena saya berpikir, saya juga punya dua anak. Suatu saat saya juga berharap jika anak saya memilih saya bukan memilih pasangannya. Ketika dia memilih mamanya, saya menghargai dia, saya tidak memarahi dia, tidak memaki-maki dia karena dia memilih orangtuanya yang sudah mengandung sembilan bulan , melahirkan dia dengan perjuangan, membesarkan dengan susah payah. Sebenarnya menjadi lajang juga bukan pilihan terbaik saat itu namun harus saya ambil, saya sudah tidak bisa hidup berasama pasangan saya lagi. Saya sudah mengalami KDRT, setiap kita berbicara kita bisa cekcok, ditambah lagi mertua yang seperti mencuci otak pasangan saya jika saya adalah seorang yang buruk, saya juga sudah mencoba lagi setelahnya namun tetap tidak bisa. Ya, saya menyerah setelahnya. Bukan saya tidak menunggu dia untuk kembali, namun dia memutuskan untuk tidak kembali. Bagi saya, masa perpisahan dengan pasangan saya memberikan keuntungan, saya tidak perlu menjaga perasaan pasangan saya saat melakukan pekerjaan saya yang kita tahu bahwa rekan kerja saya tidak semuanya perempuan tetapi banyak juga yang laki-laki, saya bisa menjalin hubungan dengan bebas namun dalam artian profresional.
104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagi saya pilihan melajang saat ini adalah pilihan yang paling tepat meski bukan hal yang gampang bisa sampai di keputusan ini.. 14.
Lajang banyak mengalami kendala, mulai dari dalam diri sendiri seperti perasaan kesepian atau tekanan dari luar baik orang tua maupun temanteman, apakah anda pernah merasa bersalah dengan status lajang anda? Saya tidak pernah merasa bersalah dengan status lajang saya, Untuk apa saya terus memaksa ada di hubungan pernikahan jika hanya akan menjadi bumerang bagi diri saya sendiri. Menikah itu tujuannya bahagia bukan menderita
15.
Pernahkah anda merasa dititik terendah dan mengganggap lajang adalah kegagalan, bolehkan berbagi cerita mengenai hal tersebut? Jika pernah bagaimana cara anda bangkit? Saya tidak pernah merasa lajang adalah kegagalan. Motto saya adalah “be your self”, selama saya bahagia saya tidak perlu mendengarkan omongan negative dari orang lain. Memang ada saatnya saya butuh pelukan dari pasangan misalnya, tapi saya dua punya anak. Saat ada perasaan sedih saya bisa memandangi anak-anak saya dan memeluk mereka. Dan saya punya orang tua, saya bisa sharing ke mereka. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya terjerumus ke hal-hal negative. Sekarang orang tua saya tidak membahas soal status lajang saya, 105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mereka lebih mendoakan agar saya berhasil, mengingatkan saya untuk hatihati dalam menjalani kehidupan. 16.
Bagaimana keluarga melihat status lajang anda? Apakah mereka mendukung? Sebenarnya dulu ketika saya masih menjadi single belum menikah, saya juga tidak terlalu tertarik dengan pernikahan karena saya lihat pernikahan orang tua saya, pusing, mereka suka berantem. Lihat kakak-kakak saya yang menikah, mereka tidak perduli dengan orang tua. Saya bisa jalan dengan teman-teman pria si A, B , C, D , E. namun ketika usia saya menginjak 25, kebiasaan ini mulai menjadi omongan. Ada orang yang ngomong ke orang tua, “anak kamu cantik, pinter cari duit, tapi kok enggak punya pacar, belum menikah.” Lalu mendengar itu orang tua pun berbicara, mana pacar kamu, kamu nanti pergi sama si A, si B, si C. Mau saya jelaskan bagaimanapun, orangtua saya tetap tidak akan mengerti. Ya akhirnya saya terpaksa harus menikah. Namun ternyata ketika saya menikah, saya salah pilih orang. Ketika saya salah pilih, saya harus berpisah. Sekarang balik lagi melajang, sekarang orang tua saya tidak ada komentar apa-apa. Karena apa mereka tidak komentar? Karena saya bisa membuktikan ke mereka bahwa saya baik-baik saja dan berhasil survive. Apapun yang saya lewati bahkan di titik terpuruk, saya tidak pernah minta kepada orang tua saya ataupun saudara saya bahkan hanya sepuluh ribu untuk makan saya tidak akan meminta, lebih baik saya minum air putih daripada
106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saya ditertawakan. Saya yang memilih pria itu untuk jadi suami saya, lalu saya juga yang memilih meninggalkan dia, dan saat semuanya kacau saya merepotkan keluarga saya. Saya hanya akan menjadi bahan cemoohan mereka, dipandang hina dan tidak ada arti. Lebih baik sendiri, mau makan apa, dengan siapa , mungkin hanya makan nasi dan garam itu urusan saya. Yang
penting
saya
bisa
membuktikan
ke
orang-orang
jika
saya
bertangggungjawab dengan pilihan yang saya pilih tanpa harus merepotkan siapa-siapa. Karena saya sudah membuktikan, sekarang tidak ada omongan dari keluarga bahwa saya harus menikah atau lainnya. 17.
Berapa kali anda dekat dengan teman pria? Apakah pernah hampir menikah? Kalau pacar saya tidak banyak, tapi teman pria dalam artian sebatas teman, saya mempunyai banyak teman pria. Untuk pacaran, sebenarnya ada satu yang berkesan. Saya pernah pacaran selama dua tahun setengah dengan orang yang beda suku dan juga beda usia, dia lebih tua lima belas tahun dari saya. Dari sini juga sebagai orang tua kita harus belajar tegas. Kalau mau tegas, orang tua harus tegas dari awal. Saat saya pacaran, orang tua saya membolehkan, datang kerumah boleh, saya jalan keluar sama dia boleh, dia makan dirumah saya juga boleh. Namun saat saya dilamar, orang tua menolak dengan alasan lebih tua lima belas tahun.
107
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan mantan suami saya kenal sejak kelas tiga SMP, sempat pacaran di masa remaja. Kemudian kita berpisah dan mengalami masa dewasa masingmasing, saat bertemu kembali masing-masing sudah dewasa. Dua bulan bertemu, kita pacaran dan menikah. Mungkin itu kesalahan saya juga. 18.
Apa saran anda kepada mereka yang melihat negative wanita lajang? Bagi saya, tidak perlu perdulikan apa kata orang. Selama kita tidak mengganggu mereka, tidak ada masalah. Jika kita berhasil, mereka ikut kecipratan enaknya. Namun jika kita susah, apakah mereka ada? Jaman sekarang, orang lebih bahagia melihat kita jatuh daripada berhasil. Lalu kita masih harus perdulikan mereka? Jika mereka menghakimi kita, mereka harus tunjukkan dahulu bahwa mereka lebih baik dan lebih berhasil dari kita. Jika mereka tidak lebih baik dari kita, tidak boleh menghakimi kita. Toh , kita hidup tidak merugikan mereka.
19.
Apakah anda merasa lebih baik melajang daripada menikah? Ya, saya merasa lebih baik melajang. Sekarang saya mau jungkir balik seperti apa, ya saya bebas. Jaman sekarang lebih banyak yang memilih lajang, mengapa? Pertama jika kita berpasangan maka kita harus menjaga perasaaan pasangan kita. Kedua kita harus memberikan kepercayaan penuh. Kadang, ketika suami kita sudah
108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keluar pintu. Itu bukan lagi pasangan kita karena diluar sana ada banyak WIL (Wanita Idaman Lain) yang siap dimadu. Pria yang memikirkan istrinya dirumah jika sudah diluar mungkin hanya satu berbanding seribu. Apakah kita bisa menjamin jika punya pasangan akan lebih bahagia dari yang tidak punya pasangan?
109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TRANSKIP WAWANCARA Wanita Lajang (Financial Consultant), Nona Hanna, 21 November 2015, bertemu langsung 1.
Apakah arti lajang menurut anda? Lajang ada dua sisi. Menurut saya lajang bagi perempuan adalah sendiri, single, mandiri, wanita yang tidak bergantung pada lelaki dan wanita karier. Namun menurut saya pula, lajang bagi laki-laki adalah waktunya mencari wanita tidak benar dalam artian wanita malam Saat wawancara, narasumber baru saja selesai mengikuti satu mata kuliah. Yang tersisa dikelas hanya narasumber, satu teman kelas narasumber yang berjenis kelamin laki-laki sedang mencharge laptop dan peneliti sendiri.
2.
Apakah arti menikah menurut anda? Menurut saya menikah adalah perjanjian sehidup semati hingga ajal memisahkan.
3.
Bagaimana pandangan dan tanggapan anda mengenai fenomena para lajang yang ada di perkotaan? Para lajang di perkotaan identik dengan wanita karier. Bagi saya itu sangat bagus sekali. Wanita karier adalah wanita yang tidak bergantung dengan lelaki
110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan seharusnya wanita memang tidak bisa bergantung dengan laki-laki apalagi pada lelaki seperti ini (sambil menunjuk teman sekelasnya yang kebetulan ada disitu) Mengapa saya bilang bahwa wanita karier itu baik karena di Indonesia wanita sangat bergantung pada lelaki, padahal diuar negeri sana seperti Makau, Hongkong, Singapura, banyak wanita yang tidak bergantung pada laki-laki. Di Indonesia, posisi wanita pasti selalu lebih rendah dari laki-laki. Jika lebih rendah dari laki-laki otomatis wanita akan diinjak oleh laki-laki Secara sifat dasar, naluriah atau alamiah, wanita lebih lemah dari laki-laki. Sudah lebih lemah, wanita harus bergantung pula pada laki-laki. Ya sudah, habislah wanita. Sudah pasti diinjak oleh laki-laki, wanita menjadi tidak punya nilai. 4.
Apakah menurut anda suasana dan budaya perkotaan mendukung seseorang untuk menikmati status lajangnya. Budaya perkotaan dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada memang mendukung untuk wanita lajang jika memang wanita lajang tersebut adalah wanita karier. Dengan karier sesorang punya kesibukan yang tinggi dan tidak punya terlalu banyak waktu diluar kariernya. Namun untuk wanita lajang yang tidak berkarier, saya kira budaya perkotaan di Indonesia belum terlalu mendukung. Kenapa? Saat kita melihat sekeliling, 111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang kita lihat adalah orang berpasanganan sedangkan Indonesia identik dengan budaya jika manusia sudah dewasa maka harusnya berpasangan. Seperti yang kita tahu bahwa di Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia, penduduknya adalah pendatang dari daerah maka artinya budaya itu masih lekat pada masing-masing individu. Secara psikologi, kita pasti bertanya mengapa hanya saya yang sendirian? Di Jakarta sendiri, mall dijadikan tempat wisata karena tidak ada tempat wisata lain. Dan bahkan mall pun didesain untuk orang menghabiskan waktu bersama orang lain dalam artian tidak sendiri seperti Bioskop, café atau restaurant. Hanya sedikit tempat yang bisa dinikmati secara nyaman oleh orang yang sendirian. Misalnya coffee shop merk Starb*ck atau Jc*, orang tidak masalah menghabiskan waktu disana sendirian karena mereka bisa mencolok laptop sambil mengerjakan tugas kantor, browsing, membaca buku atau tempat bertemu client juga oke. 5.
Seberapa sibuk anda di pekerjaan? Wah saya yah? Twenty hour full, Narasumber menjawab sambil tertawa keras. Saat peneliti bertanya bekerja sebagai apa, narasumber menjawab bekerja sebagai semuanya sambil terbahak kembali. Saya adalah financial consultant. Saya melakukan analisis ekonomi. Semisal kemarin rupiah hampir tembus lima belas ribu, saya analisis mengapa rupiah bisa sampai tembus hampir lima belas ribu. Nah, rupiah kan dipengaruhi oleh
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Amerika, Amerika dipengaruhi oleh China, jadi saya harus tahu perekenomian global, saya harus tahu perekonomian hampir seluruh dunia, saya analisis semuanya, saya harus bicarakan pada client mengenai hasil analisis saya jadi client saya tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi seperti ini dan bagaimana memanage uang mereka. Client saya bisa saja investor pribadi, bisa juga corporate. Kantor saya itu sebenarnya cukup besar, ada bagian saham juga namun saya sendiri menghandle untuk commodity semisal minyak, gas, emas dan juga perak. Kita ambil contoh minyak, minyak itu kan dipakai oleh seluruh dunia jadi otomatis saya harus tahu pergerakan minyak didunia itu seperti apa. Minyak itu dipengaruhi oleh Amerika (US) sedangkan US itu baru bangun saat kita tertidur (Perbedaan waktu antara Amerika dan Indonesia), otomatis saat Amerika bangun saya juga harus ikutan bangun. Jadi istilahnya saya harus melek setiap saat. Saya harus berada didepan internet, mengupdate berita. Dua puluh empat jam waktu saya terasa kurang. Saya tidur satu hari maksimal lima jam, minimal satu jam bahkan ada waktu dimana saya tidak tidur. Asuransi kesehatan saja, saya naikkan preminya. Bayangkan saja, setiap hari saya tidurnya kurang. Saya well prepared saja, terlalu lama kerja disini, kemungkinan sakit sangat besar, sakit membutuhkan banyak biaya. Bukan
113
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hanya sakit bisa saja cepat mati, Narasumber tertawa keras saat berkata sepeti itu. Teman kerja saya ada yang bekerja sudah diatas enam tahun lalu kena sakit lever, yang lain juga ada yang sakit parah, seperti orang stroke. Karena itu saya tidak mau lama-lama, nanti kalau sudah cukup modal saya mau buka usaha sendiri saja, usaha kuliner. Saat peneliti menyatakan bahwa pekerjaan narsumber adalah pekerjaan dengan kadar stress yang tinggi, narasumber mengiyakan. Sangat tinggi sekali apalagi jika melakukan kesalahan analisis, dimarahin habis-habisan sama client bahkan bisa jadi saya kehilangan kepercayaan client sedangkan pekerjaan saya itu menurut saya hanya bermodalkan kepercayaan client saja, karena saya tidak menjual product. Namun sisi lainnya, jika hasil analisis saya benar, wah profit itu bisa minimal lima puluh juta per bulan. Di pekerjaan ini, saya mendapat minimal sepuluh juta pasti ada perbulan. 6.
Apa kegiatan yang anda lakukan pada saat weekend / Libur? Hari sabtu saya kuliah, minggu saya full pelayanan digereja dari pukul tujuh pagi sampai jam enam sore. Jadi waktu saya sudah habis seharian. Di sela-sela waktu tersebut saya harus mengerjakan tugas campus.
114
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kalau libur hari besar misalnya. Untuk Natal saya sudah pasti kegereja. Idul Adha atau Idul Fitri saya harus tetap memantau perekonomian dunia. Sambil tertawa narasumber berkata, “Amerika enggak kenal itu Idul Adha. Idul Adha hanya di Indonesia. Dan Indonesia jika dibandingkan seluruh dunia hanya satu bagian yang sangat kecil. Ya kalau benar-benar ada waktu saya gunakan untuk tidur.” 7.
Dengan siapa biasa anda menghabiskan waktu? Orangtua, keluarga, teman atau hanya sendiri? Saya enggak punya waktu untuk dihabiskan. Paling kalau dirumah ada orang tua dan saudara. Paling saya makan siang sama teman sepelayanan kalau hari minggu jam dua belas disela-sela kosong pelayanan, setelah itu saya balik lagi pelayanan ke gereja.
8.
Apakah anda punya banyak teman ? Lebih banyak mana antara lelaki dan perempuan? Kalau untuk teman kantor, banyak teman wanita. Di gereja juga banyak teman wanita. Namun kalau teman yang dekat, saya dekat dengan satu teman pria di gereja. Saya dekat karena dia dari China juga jadi nyambung kalau ngobrol. Teman saya memang banyak di Gereja karena aktifitas saya diluar kerjaan bisa dikatakan hanya di Gereja saja, untuk kuliah jika sudah selesai mata kuliah, saya langsung pulang.
115
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Saat peneliti bertanya lebih suka berteman dengan laki-laki atau perempuan, narasumber menjawab, Saya lebih suka berteman dengan lelaki karena lelaki to the point dan saya jadi punya saingan. Dalam hal karier misalnya, saya seseorang yang cukup ambisius jadi saya merasa saya bisa bertanding dengan lelaki dan kalau karier saya lebih tinggi dari lelaki tersebut, oh itu sebuah achievement untuk saya. Sambil berkata seperti itu narasumber tertawa lebar. Kalau perempuan kan, yah mereka suka ngerumpi, dan mereka enggak bisa mandiri, belum lagi kalau teman perempuan tersebut ada bergantung sama saya. Kan perempuan memang suka bergantung sama orang lain. Saat peneliti bertanya tentang sahabat untuk berbagi, narasumber bertanya, “Dimana ya?” lalu menjawab. “Snoooooopppyyyy.” Sambil memamerkan ekspresi menangis setelah itu terbahak keras. “Kasian banget ya?” Dirumah saya ada boneka Snopy tiga buah, kalau saya kesel saya pukul-pukul aja soalnya kan enggak tahu cerita kemana. 9.
Bagaimana anda melihat diri anda sendiri dengan status lajang anda sekarang? Melihat diri saya dengan status lajang yang sekarang, sepertinya saya sulit menikah sih. Kemudian narasumber tebahak sendiri. Kemungkinannya hampir nol persen, saya merasa sudah terlalu sibuk. Hampir tidak mungkin untuk saya menikah karena saya sudah biasa sendiri, semua kebutuhan saya
116
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bisa saya cukupi sendiri, bisa dibilang saya bisa membeli semua yang saya mau sendiri. Coba dibandingkan dengan orang yang menikah, menikah itu berarti berdua. Dan seperti yang saya bilang, secara alamiah posisi wanita itu lebih rendah dan setelah menikah pun pasti posisinya tidak berubah, tetap lebih rendah. Untuk orang seperti saya yang sejak lajang apa-apa sudah bisa sendiri, saya pikir akan susah mengalah dan berada diposisi lebih rendah saat nanti menikah. Saya pasti ada diatas untuk mengendalikan dan berpikir mana mungkin laki-laki lebih hebat dari saya. Untuk orang yang terbiasa lajang pasti berpikir, semua sudah bisa saya lakukan sendiri lalu untuk apa menikah. Tujuan menikah kan adalah dua orang untuk saling melengkapi. Kalau sendiri saja sudah lengkap, lalu untuk apa menikah. Sudah tidak membutuhkan lakilaki lagi. Namun sebenarnya jika dibandingkan wanita lajang dan pria lajang. Menjadi pria lajang jauh lebih sulit. Menurut penelitian tapi saya lupa siapa penulisnya, otak pria berisi seksualitas yang susah untuk ditahan. Karena hal tersebut menjadi pria lajang akan lebih sulit dan bisa membuat hidup pria terssebut kacau. Namun untuk wanita lajang sebenarnya tidak masalah karena wanita bisa mencari kebahagiaan dari hal lain. 10.
Apakah anda merasa bahagia dengan status lajang anda? Ya, untuk saat ini saya bahagia.
117
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11.
Apa kelebihan menjadi lajang menurut anda dan apa kekuranganya? Kelebihan menjadi lajang yang pertama adalah otomatis pengeluaran lebih sedikit dari pada waktu pacaran. Itu satu hal yang sangat realistis. Tiga tahun lalu saya pernah dikenalkan oleh orang tua dengan seseorang lelaki. Lalu kita dekat, kamu tahu saya pernah bayar makanan kita berdua seharga lima ratus ribu lebih sekali makan. Dia adalah pria yang enggak beres dan produk gagal menurut saya, dia hanya memanfaatkan saya. Jadi dia sering traktir tapi traktirnya cemilan seperti bubble drink, bubble tea. Suatu kali dia bilang sama saya. “Kamu yang bayar makan ya, kan saya sudah jemput.” Padahal kan saya juga enggak minta dia jemput . Dia juga bilang kan parkirnya mahal. Akhirnya saya mengiyakan dan kita makan di restoran. Dia pesan banyak sekali, minumnya saja dia pesan dua porsi. Dan parahnya, makanan untuk saya hanya sisaan dari dia saja. Sampai-sampai, saat pulang saya makan lagi sambil ngomel-ngomel sama mama saya. Enggak lagi-lagi saya dekat atau pacaran sama orang Indonesia. Kelebihan lain menjadi lajang adalah waktu tidak terbatasi. Karakter pria Indonesia berbeda dengan karakter pria luar. Pria Indonesia, kalau sms, whatsapp, line harus dibalas, telepon harus diangkat, waktu kamu dibatasi. Intinya pria Indonesia harus diperhatikan. Ketika masuk ke dalam hubungan, kamu itu seperti dimasukkan ke satu tempat, masih mending kalau akuarium
118
http://digilib.mercubuana.ac.id/
masih bisa berenang kesana kesini karena banyak air, kamu itu seperti Snopy yang dimasukkan kedalam kandang. Jadi waktu saya juga adalah waktu pria tersebut, waktu saya adalah milik pasangan saya. Gila aja! Enak saja bisa seperti itu. Client saya juga banyak yang pria, pasti akan jadi masalah juga. Namun tidak perlu bicara dari sisi client sih, karakter pria Indonesia memang seperti itu. Kadang saya berpikir mereka tidak punya kerjaan. Mereka selalu menuntut agar pasangannya ada. Untuk kekurangannya menjadi lajang, manusia adalah makhluk sosial. Ada saat dimana seseorang membutuhkan orang lain untuk mendengarkan dia berbicara, berkeluh kesah. Seseorang yang ada saat dia butuhkan. Itu adalah sifat dasar manusia. Dan bagi seorang lajang, saat dia membutuhkan orang lain dia menyadari bahwa orang itu tidak ada. Secara personal, orang itu merasa kehilangan. Namun orang tersebut kan bisa mencari kegiatan lain, tergantung masing-masing individualnya. Bisa saja solusinya adalah kearah agama, atau hal lainnya. Saya sendiri lebih ke agama. 12.
Apakah Alasan / latar belakang sehingga anda tetap memilih berstatus lajang? Alasan saya masih menjadi lajang karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Saya lebih mengejar achievement di karier. Saat narasumber berkata seperti itu,
119
http://digilib.mercubuana.ac.id/
peneliti bertanya apakah saat ini narasumber sudah mendapat achievement yang dia maksud. Narasumber pun menjawab sambil terbahak, “Belum, manusia tidak pernah puas.” 13.
Adakah kejadian yang menyakitkan tentang pria maupun pernikahan, adakah trauma? Emmm.. trauma ya? Saya pikir ada ya. Karena saya terlalu banyak mendengar cerita, entah itu dari teman atau yang lainnya bahwa kehidupan saat mereka menikah dan sebelum menikah adalah fase kehidupan yang berbeda jauh. Dan yang saya tahu pada akhir ceritanya perempuan yang selalu tertindas. Sudah banyak kasus yang saya dengar, tidak perduli dimanapun, di Negara manapun, bagaimanapun ceritanya namun pada akhirnya wanita yang akan tertindas, yang harus mengalah, yang tersakiti. Untuk pengalaman pribadi, saya tidak pernah disakiti pria. Namun jika di Indonesia karakteristik prianya adalah menuntut pasangan selalu ada, untuk pria diluar Indonesia, karakteristik prianya adalah para pria yang tidak bisa berkomitmen dengan satu pasangan. Jadi mereka bisa saja pacaran dengan saya namun pacaran juga dengan orang lain, selingkuh dan poligami. Jadi ya sama saja, pria Indonesia dan pria diluar Indonesia sama saja. Buat apa pacaran? Mending cari uang, kumpulin uang. Nanti saat tua, daftar saja ke Panti Jompo. Saya juga sudah merencanakan jika tua akan hidup di panti
120
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jompo. Saya sudah menabung dari sekarang karena menurut saya lelaki tidak ada yang benar. Dari keluarga saya sendiri saya tidak mengalami trauma, karena keluarga saya adalah keluarga Kristen yang cukup harmonis. Papa dan mama saya tidak pernah berantem, paling hanya yang berdebat kecil tapi tidak pernah sampai pukul-pukulan. 14.
Lajang banyak mengalami kendala, mulai dari dalam diri sendiri seperti perasaan kesepian atau tekanan dari luar baik orang tua maupun temanteman, apakah anda pernah merasa bersalah dengan status lajang anda? Saya tidak pernah merasa bersalah dengan status lajang. Kalau untuk tekanan, sebenarnya ada tekanan dari orang tua. Ada tekanan tapi saya tidak merasa bersalah. Sambil menjawab seperti itu narasumber tertawa sangat keras. Ya bodoh amat, saya yang jalanin, yang kawin saya, emangnya kucing disuruhsuruh kawin aja.
15.
Pernahkah anda merasa dititik terendah dan mengganggap lajang adalah kegagalan, bolehkan berbagi cerita mengenai hal tersebut? Jika pernah bagaimana cara anda bangkit? Emmmm.. Sampai saat ini saya belum pernah merasa lajang adalah kegagalan.
121
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16.
Bagaimana keluarga melihat status lajang anda? Apakah mereka mendukung? Keluarga saya sudah menyuruh saya menikah. Ya sampai sempat dikenalin dengan pria yang saya ceritakan memanfaatkan saya itu. Namun sebenarnya saya masih kurang tekanannya, kakak perempuan saya lebih ditekan. Dia sekarang sudah berumur tiga puluh dua tahun dan belum menikah juga, dia sama sibuknya seperti saya. Dia bekerja diperusahaan yang mengcreate company. Jika ada investor yang mau masuk ke Indonesia dan mau membuat perusahaan, ya carinya kakak saya. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia usia tigapuluhan adalah usia yang sudah cukup matang untuk menikah. Kalau mama saya menyuruh menikah, saya jawab saja “Saya menikah dengan siapa?” Namun untuk acara-acara seperti arisan, mama saya memang tidak ikut acara seperti itu karena mama saya seorang yang cukup sibuk. Mama saya bekerja di perusahaan kesehatan dan kosmetik, Papa saya bekerja sebagai notaris. Kalau untuk keluarga seperti paman, bibi, kadang saat ada acara keluarga dan hari besar, mereka juga bertanya “Mana Pacarnya.”, saya jawab saja “Cariin donk.”
17.
Berapa kali anda dekat dengan teman pria? Apakah pernah hampir menikah?
122
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kata-kata menikah itu rasanya terlalu jauh, kata-kata hampir menikah juga sama jauhnya. Untuk pria Indonesia yang dekat hanya dengan pria yang memanfaatkan saya itu kalau di China, saya pernah dekat dengan kakak kelas. Kita dekat selama enam tahun, saya juga tidak tahu pacaran atau tidak. Di sana, rasanya tidak seperti di Indonesia jika pacaran ada proses nembak (menyatakan cinta), jadi kami jalani saja. Namun saya juga aneh dengan pria tersebut, sepertinya dia ada kelainan, dia mungkin tidak suka wanita. Kamu tahu, flashdisc dia 1TB isinya film Porno semua. Namun saat pacaran kami tidak pernah melakukan apa-apa, tidak pernah pegangan tangan seperi orang pacaran, bahkan jalan saja kami jauh-jauhan. Selain itu saya tidak pernah dekat dengan pria lagi. 18.
Apa saran anda kepada mereka yang melihat negative wanita lajang? Sambil tertawa keras narasumber berkata, “Saya ingin bilang ke mereka bahwa uang lebih penting dari segalanya.”
19.
Apakah anda merasa lebih baik melajang daripada menikah? Iya, saya merasa lebih baik melajang. Saya lebih mengejar achievement dalam karier daripada harus menjalin hubungan dengan pria.
123
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TRANSKIP WAWANCARA Wanita Lajang (Sedang tidak bekerja, sebelumnya supervisor buruh), Nyonya Tari, 09 Januari 2016, bertemu langsung 1. Apakah arti lajang menurut anda? Lajang berarti sendiri dan tidak menikah. 2. Apakah arti menikah menurut anda? Menikah adalah proses penggabungan dua kepribadian yang berbeda untuk memulai hidup baru, pendewasaaan masing-masing individu. Tujuannya macam-macam, mungkin bertujuan untuk memperoleh keturunan atau lainnya. 3. Bagaimana pandangan dan tanggapan anda mengenai fenomena para lajang yang ada di perkotaan? Jika berbicara fenemonena lajang mengapa lebih terasa di perkotaan dari pada di pedesaan karena orang-orangnya berpikir bahwa usia lima belas atau enam belas tahun saja sudah dikatakan perawan tua, disuruh cepat-cepat menikah. Beda sama di Perkotaan, yang kita ambil di Jakarta, kita bisa melihat individu-individu di Jakarta adalah individu yang apatis, yang cuek. Bisa kita lihat orang-orang Jakarta pada umumnya berpikir bahwa selama kamu tidak menggangu urusan saya maka saya tidak akan mengganggu urusan kamu.
124
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Urusan saya ya urusan saya, urusan kamu ya urusan kamu. di Jakarta orangorangnya seperti itu meski sebenarnya tidak bisa dipungkiri bahwa pemikiran seperti itu tergantung lingkungan juga sih. Jika di lingkungan rumah saya ya pemikirannya seperti itu, tidak ada masalah mengenai lajang namun kalau di lingkungan yang rumahnya berdempetan,
sebutan biasanya adalah gang
senggol, ya lajang tetap menjadi sebuah masalah karena dilingkungan rumah seperti itu geng rumpi nya tetap ada. Masih ada orang-orang yang suka ikut campur urusan orang lain. Bersyukurnya dilingkungan saya tidak seperti itu. 4. Apakah menurut anda suasana dan budaya perkotaan mendukung seseorang untuk menikmati status lajangnya. Ya, bisa sangat mendukung karena seperti yang kita tahu bahwa di Jakarta banyak akses seperti mall, wahana permainan, atm. Dan selain fasilitas itu, yang paling kentara mendukung untuk seseorang tetap melajang adalah pekerjaan. Perempuan sibuk dengan karier, keasyikan mengejar karier dan lupa menjalin hubungan dengan lawan jenis atau menjalin hubungan dengan pria namun saat diajak menikah oleh pria tersebut, sang wanita tidak kunjung mengiyakan jadinya wanita tersebut ditinggal sama prianya karena wanitanya memilih karier. Maka kita mengenal istilah “telat menikah” kan? Jika ditanya, wanita karier akan menjawab nanti, nanti, nanti, lalu lupa untuk menjalin hubungan.
125
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Seberapa sibuk anda di pekerjaan? Untuk sekarang saya memang sudah tidak bekerja, saya berhenti bekerja sejak tahun 2015 karena sudah habis masa kerjanya. Namun saat saya dalam masa bekerja saya merasa sibuk sekali. Saya bekerja di pabrik Garmen sebagai supervisor buruh membawahi empat line, satu line ada satu pemimpin, satu line diisi bisa sampai seratus orang , jadi totalnya kurang lebih empat ratus orang yang saya bawahi. Saya masuk sebenarnya jam tujuh pagi namun setengah enam saya sudah berangkat dari rumah. Saya harus sampai duluan untuk memastikan apakah empat line ini semua kebutuhan untuk produksi sudah siap atau masih ada yang kurang, jika ada yang kurang tentu saya harus buru-buru menyiapkan agar tidak ada pekerjaan yang terbengkalai karena kan system kami menggunakan system target, jadi jangan sampai ada line yang target kita tidak tercapai karena keteledoran dalam persiapan barang. Saya kerja delapan jam perhari, seharusnya jam tiga adalah jam pulang saya namun kadang saya lembur sampai jam empat atau jam lima, sampai rumah kalau macet saya bisa sampai jam tujuh. Itu waktu masih bekerja, sejak saya sudah tidak bekerja, ya saya hanya dirumah saja, mengurus rumah dan anak saya. 6. Apa kegiatan yang anda lakukan pada saat weekend / Libur? Waktu saya bekerja dulu, saya libur sabtu dan minggu. Weekend saya meghabiskan waktu dirumah untuk berberes rumah, menghabiskan waktu
126
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan anak saya dan juga menyiapkan keperluan anak saya. weekend artinya istirahat. 7. Dengan siapa biasa anda menghabiskan waktu? Orangtua, keluarga, teman atau hanya sendiri? Saya lebih banyak dirumah ya, paling sama anak saya. Kebetulan didekat rumah saya ini ada rumah saudara saya jadi kadang saya main kesana. Sebenarnya dulu saya ada memelihara kucing, namun kucingnya tertabrak dan meninggal. Yang menabrak tidak memberitahu saya apalagi minta maaf. Akhirnya saya tidak mau memelihara kucing atau binatang lagi, saya takut tertabrak lagi, kasihan. 8. Apakah anda punya banyak teman ? Lebih banyak mana antara lelaki dan perempuan? Kalau teman, saya rasa saya punya banyak teman, meski sekarang saya sudah tidak bekerja pun, kami tetap keep contact . Namun jika ditanya lebih banyak mana antara pria dan wanita, saya pikir lebih banyak wanita karena kan saya kerjanya di Garment, Garment itu isi di pabriknya bisa dibilang sembilan puluh persen wanita sedangkan sepuluh persen pria. Kalau teman yang pria, saya cenderung menghindar karena saya takut untuk didekati, belum lagi nanti kalau diledek sesama teman, dibilang pacaran atau apalah.
127
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9. Bagaimana anda melihat diri anda sendiri dengan status lajang anda sekarang? Saya enjoy loh dengan status saya yang sekarang, malah lebih enak kayaknya. Kenapa enjoy? Istilah kata ya, untuk hal dasar saja misalnya saat saya bangun tidur dan anak saya mau berangkat kerja, saya tinggal tanya “Nak, kamu mau bawa bekal?” Misal anak saya bilang mau. Ya sudah, saya tinggal siapkan, saya masak buat dia. Selesai masak saya tinggal beres-beres, coba jika ada suami? Saya harus mikir. “Wah, suami saya makan apa ya, saya harus masakin dia apa?” Itu contoh kecil, Itu dari sisi diri saya sendiri ya, untuk saya sendiri,
jadinya saya bisa memanjakan diri saya sendiri, istilahnya
dibikin enak aja, jangan dibuat pusing. Ya ada duit atau enggak ada duit, saya bisa tertawa. Saya enggak perlu memikirkan kebutuhan suami. 10. Apakah anda merasa bahagia dengan status lajang anda? Wah, saya bahagia. Bisa dilihat dari pancaran aura muka saya. Narasumber tertawa sambil mengatakan itu. Saya enggak perlu ngomong kalau soal bahagia, seharusnya terpancar dari ekspresi saya. 11. Apa kelebihan menjadi lajang menurut anda dan apa kekurangannya? Kelebihannya ya itu tadi, saya menikmati. Jika saya mau keluar rumah, saya tidak perlu pamit dengan pasangan hidup saa. Mau pulang jam berapapun istilahnya, ya bebas saja. Paling saya pamit sama anak. Kalau saya pamit sama 128
http://digilib.mercubuana.ac.id/
anak, paling saya bilang. “Nak mama mau keluar.” Lalu anak saya tanya mau kemana dan pulang jam berapa, sudah begitu saja pertanyaannya, tidak ada introgasi dengan detail seperti jika dengan pasangan. Lalu kalau kita mau kongkow sama teman, tinggal pergi saja tanpa perlu bersusah-susah minta izin, tidak perlu memikirkan dikasih izin enggak, paling mikir ada duit enggak, soalnya kan posisi saya sekarang sudah tidak bekerja lagi. Kalau untuk kekurangan, kekurangannya mungkin lebih terasa saat saya sakit ya. Kalau ada pasangan kan saya tinggal minta tolong, “pijitin donk.” Ada yang memperhatikan, ada yang perduli, ada yang membantu. Ya jika sendiri, istilahnya saya sakit sendiri saja dan saya juga tidur sendiri. Atau dari sisi finansial, jika ada pasangan, ada yang membantu keuangan saya namun kalau kita bekerja harusnya itu tidak masalah karena kan kita punya penghasilan sendiri. Saya pikir keuangan tidak masalah selama ada pemasukan sendiri. Soal keuangan jangan salah loh, suami itu ada macam-macam tipicalnya. Malah ada suami yang menuduh istrinya menghabiskan uang suaminya. Dulu saat berumah tangga, saya kan tetap bekerja meski menikah, otomatis saya punya penghasilan sendiri. Saat saya membeli kebutuhan saya, katakanlah baju misalnya atau perabot dapur, suami saya malah bilang, “kamu hanya
129
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mementingkan diri kamu sendiri.” Padahal saya membeli
barang-barang
tersebut dengan uang saya sendiri. 12. Apakah Alasan / latar belakang sehingga anda tetap memilih berstatus lajang? Saya memilih untuk tetap melajang sebenarnya karena belajar dari lingkungan tempat kerja saya. Saya bekerja di Garment dimana lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Saya melihat teman-teman wanita saya, ketika awalnya mereka sendiri lalu kemudian mereka memutuskan untuk menikah lagi maka mereka banyak mengalami tantangan, masalah baru dalam kehidupan pernikahan. Lalu saya berpikir, anak saya adalah seorang perempuan. Memang jaman sekarang anak yang harus dijaga bukan hanya anak perempuan saja ya, namun juga laki-laki. Saya berpikir, jika saya menikah lagi saya takutnya terjadi sesuatu dengan anak saya. Anak saya punya ayah tiri, bagaimana jika ayah tirinya melecehkan dan mencelakakan anak saya. jadi saya melajang untuk cari selamatnya saja. Lalu saya berpikir, kalau saya menikah lagi apakah saya bisa membagi kasih sayang yang sama antara suami dan anak, membagi kasih sayang secara adil. Kalau saya lebih berat ke suami saya, kasihan anak kandung saya namun jika lebih berat ke anak saya maka suami saya pasti akan keberatan dan kemudian
130
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menuntut saya lebih banyak, hal itu bisa saja memacu keributan. Kalau kita menikah lagi untuk ribut-ribut untuk apa? Daripada menikah lalu menambah sakit hati, lebih baik saya mengurus yang sudah ada saja (anak) Lalu jika kita mempunyai suami maka kita harus menyiapkan keperluan suami seperti menyiapkan makanan. Semuanya kebutuhan suami, melayani suami termasuk dalam kehidupan seks namun jika saya sendiri, maka yang saya fokuskan hanya anak saya saja. Saya mempunyai teman saya yang sudah menikah lagi akibatnya anaknya tidak terurus. Kan kasihan. Atau teman saya yang lainya,dia seorang yang mempunyai anak lalu menikah lagi membawa anaknya, dari sisi suaminya juga membawa anak. Dan kedua pihak masing-masing menuntut, suami menuntut istri, istri menuntut suami sehingga akhirnya mereka malah ribut, tidak bisa menahan emosi dan ribut saat jam kerja. Jadi daripada menikah terus ribut seperti itu, untuk apa? Jika hanya untuk menyakiti kita sendiri, kenapa kita menikah? Menikah hanya untuk menikmati kesenangan sesaat namun menimbulkan masalah baru dalam kehidupan kita. 13. Adakah kejadian yang menyakitkan tentang pria maupun pernikahan, adakah trauma?
131
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada kejadian menyakitkan, namun sebenarnya saya tidak trauma. Memang orang-orang disekeliling saya mengatakan saya trauma karena tidak mau menikah lagi. Saya sendiri sebenarnya tidak merasa trauma sih. Dulu saya sempat menikah, sekitar enam tahun pernikahan, anak saya umurnya hampir lima tahun. Suami saya mendapat pekerjaan di Semarang sedangkan saya tetap di Jakarta. Lalu setahun lebih kemudian, saya merundingkan baiknya bagaimana dengan suami. Apakah dia yang pindah ke Jakarta atau saya yang ke Semarang. Akhirnya diputuskan, kami tinggal di Semarang. Kami sudah sempat mengontrak di satu rumah, sekitar satu bulan saya di Semarang, saya merasa tidak nyaman. Perempuan memang cenderung menggunakan perasaan, kepekaan dirinya sendiri. Saya memang mendengar desas-desus suami saya selingkuh namun saya tidak percaya karena saya merasa saya tahu pria itu seperti apa, saya kenal dia, tidak mungkin dia macam-macam atau selingkuh. Namun saya mendapat kabar bahwa dia benarbenar selingkuh dengan wanita lain dari adik kandung suami saya sendiri. Awalnya saya masih tidak mau percaya, namun saya harus percaya dan menyelidikinya. Sebenarnya waktu saya main ke Semarang sebelum akhirnya menetap, saya memang menemukan pakaian dalam wanita dirumah. Namun saya tidak mau berprasangka buruk, saya masih menahan diri karena kalau tidak melihat langsung saya tidak mau menuduh. Akhirnya saya datang ke tempat kerja suami saya yang kebetulan satu tempat pekerjaan dengan wanita
132
http://digilib.mercubuana.ac.id/
itu, saya panggil dua-duanya dan membahas bagaimana mengenai hal ini. Mereka tidak mengaku dan bilang bahwa itu teman. Saya bilang tidak mungkin kalian hanya berteman karena saya menemukan pakaian dalam wanita saat datang kerumah. Akhirnya mereka panik karena saya tahu perbuatan mereka, istilahnya mereka tertangkap basah. Saya tanya mereka maunya bagaimana, mereka sudah enggak bisa bicara karena ya tertangkap basah itu. Mereka panik namun diam saja. Karena mereka diam saja, saya masuk kedalam, saat didalam saya mendengar mereka bicara “gimana nih, gimana nih?” Akhirnya saya keluar lagi dan bilang, “Ya sudah, kalian lanjutkan saja!”. Mereka mungkin kaget ya mendengar pernyataan saya seperti itu. Saya tegaskan lagi, “kalian teruskan saja.” Kemudian saya pergi. Seharusnya jika pria itu merasa bersalah, pria itu akan meminta maaf kepada saya. Saya tunggu dirumah kontrakan kami, pria itu tidak kembali sekedar meminta maaf atau menjelaskan atau apa. Saya tunggu sampai dua hari, dia tidak juga datang lalu saya memutuskan kembali ke Jakarta. Di Jakarta pun tidak ada tanda-tanda kemunculannnya. Akhirnya saya balik lagi ke Semarang untuk meminta diceraikan, dia tidak mau mentalak saya. Jika saya ajukan gugatan cerai pasti lama pengurusannya dan mahal karena yang menggugat dari pihak perempuan. Solusi dari saya, saya sodorkan kertas bermaterai dan dia tandatangan untuk pernyataan berpisah.
133
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari kisah itu sebenarnya saya tidak merasa trauma dengan pria ya, kalau sekedar kenal sih oke saja, tidak masalah. Kalau sekedar suka begitu juga saya pikir tidak masalah. Namun karena saya kerja nya dilingkungan pabrik, bagi saya ya orang-orang di Pabrik itu hanya mencari teman tidur bukan teman hidup, jadi ya buat apa kalau hanya untuk membuka luka baru, jatuh di lubang yang sama. 14. Lajang banyak mengalami kendala, mulai dari dalam diri sendiri seperti perasaan kesepian atau tekanan dari luar baik orang tua maupun temanteman, apakah anda pernah merasa bersalah dengan status lajang anda? Tekanan dari teman-teman kerja ya terutama, wah itu banyak sekali. Kan saya dilingkungan Pabrik, saya pernah dilecehkan, teman wanita saya pernah berkata, “Mba, mba kan sudah bol*ng, kenapa enggak mencoba pria yang lain? Tancep aja, yang penting uangnya. Kalau saya sih saya sudah kongkowkongkow mempercantik diri.” Saya hanya bilang “Terimakasih yah untuk perkataan kamu.” Saya disini Alhamdulilah karena agama, agama itu kan tiang ya. Untuk apa kita hanya mencari duniawi, bagaimana nanti pertanggungjawaban kita pada yang Kuasa. Istilah kata, saya sudah berbuat salah di awal, bercerai dari suami dan kemudian mengambil keputusan untuk hidup sendiri itu adalah kesalahan dalam Islam, diluar dari ketentuan-Nya karena orang menikah kan Sunah Rasul ya, untuk memperbanyak keturunan. Sedangkan saya memutuskan sendiri, artinya saya sudah salah dan saya tidak
134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan menambah kesalahan saya dengan merendahkan diri saya sendiri. Ada lagi yang bilang saya munafik, pura-pura alim padahal jika dikasih cowok ganteng juga klepek-klepek. Lalu teman-teman pria di Pabrik juga pernah melecehkan saya. Mereka taruhan kalau ada yang bisa ngajak saya ngedate yaitu makan atau jalan apalagi bisa mengajak saya tidur di ranjang maka dia pemenangnya dan berhak atas uang taruhan. Saya tidak tahu awalnya, saya juga bingung kenapa pas jalan ada yang ngelirik, jadi ada yang kedipin mata, lalu ngajak ngobrol dan makan bakso, bahkan ada yang mengajak saya tapi kata-kata nya seperti merendahkan. Sampai akhirnya salah satunya ngaku, saya marah besar saat itu. Tapi sejak itu mereka jadi tidak pernah meledek saya karena sudah tau saya seperti apa. 15. Pernahkah anda merasa dititik terendah dan mengganggap lajang adalah kegagalan, bolehkan berbagi cerita mengenai hal tersebut? Jika pernah bagaimana cara anda bangkit? Kalau merasa “kok saya melajang ya,” menyesal seperti itu saya tidak pernah karena kan saya sudah komitmen, saya yang memilih melajang. Kalau sedih, ya pernah merasa sedih namun kalau sedih karena lajang saya tidak pernah, meratapi nasib pun tidak ya, malahan sebaliknya, saya bilang akan saya tunjukkan “Ini loh saya melajang seperti ini, dan ini loh meski saya melajang,
135
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saya bisa membuktikan kepada semua orang bahwa saya bertanggung jawab, saya bisa menyekolahkan anak saya bahkan sekarang anak saya kuliah.” Dulu mantan suami saya pernah bilang, “Oke, kalau kamu mau anak itu dikamu, kamu bawa saja. Saya ingin tahu, apa yang bisa kamu perbuat. Kamu tidak akan bisa hidup tanpa suami” Setelah pisah, saya merasakan sakitnya diselingkuhi, dikhianati, mengapa itu terjadi. Namun saya berpikir kalau saya terus terpuruk, meratapi nasib, anak saya bagaimana? Nasibnya bagaimana? Ya akhirnya saya bangkit. Saya cari kerja lagi dan akhirnya saya mendapat pekerjaan di Garment. Doa saya hanya satu, “Ya Tuhan, saya tahu rejeki itu engkau yang punya. Saya mencari rejeki untuk anak saya.” Bahkan semut yang tidak punya daya dan cacing yang lemah saja tahu kemana mereka harus mencari makanan. Dari hal itu saya yakin Allah akan membukakan pintu dan terbuukti Allah kasih rejeki kepada saya, rejeki anak saya juga. 16. Bagaimana keluarga melihat status lajang anda? Apakah mereka mendukung? Kalau untuk keluarga, setelah saya memutuskan untuk berpisah, keluarga hanya melihat saja, melihat saya kuatnya sampai mana, mau menyendiri sampai kapan. Kakak saya sempat bertanya, “Kamu mau begini terus? Kalau masih bisa diubah ya diubah. Kalau masih ada kesempatan berumah tangga
136
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kenapa enggak. Mumpung masih muda, anak masih kecil. Masih bisa dikasih pengertian”. Waktu itu saya bilang ya kalau ada yang nerima kami satu paket sih tidak apa-apa. Namun saya tidak kunjung menikah, saat anak saya SMP saya ditanya lagi oleh saudara, “Gimana, apa kamu mau menikah lagi.” Lalu saya jawab, “Saya sendiri saja. Saya memutuskan sendiri saja.”. Saudara saya memang menanyakan kenapa, saya menjelaskan saya memilih sendiri karena saya takut terjadi apa-apa dengan anak saya jika saya menikah. Keluarga memang mengingatkan saya soal resiko sendiri, namun apapun resiko nya akan saya tanggung karena saya memilih sendiri demi anak saya. Keluarga saya menyerahkan keputusan kepada saya asalkan saya tidak macam-macam dalam artian menjaga sikap, pegang omongan saya untuk benar-benar sendiri. Macam-macam disini maksudnya perbuatan nakal. Karena saya berkomitmen sendiri, saudara saya menekankan agar saya tidak melakukan perbuatanperbuatan tidak terpuji. Saya jawab “InsyaAllah.” Dan terbukti sampai sekarang saya tidak macam-macam. 17. Berapa kali anda dekat dengan teman pria? Apakah pernah hampir menikah? Setelah bercerai saya tidak pernah berpacaran dengan pria lagi. Sebenarnya saya beberapa kali mau dikenalkan dengan pria, dijodohkan istilahnya. Ada atasan saya di pekerjaan yang mau menjodohkan saya dengan adiknya. Adiknya agen sawit dan kopi. Dia memfoto saya diam-diam dan adiknya
137
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sudah setuju, suka sama saya. Setelah dijelaskan soal perjodohan tersebut, saya bilang saya tidak mau, “Maaf Bu, Ibu cari saja yang lain, disini kan banyak wanitanya bahkan yang masih gadis saja masih banyak, kenapa harus saya.”
Dia bilang dia melihat karakter saya. Lalu ada juga yang mau
menjodohkan saya dengan dokter anak tiga. Saya tidak mau. Saya sudah memutuskan sendiri. 18. Apa saran anda kepada mereka yang melihat negative wanita lajang? Narasumber berkata sambil tertawa. Kalau ada yang nyinyir, negatif melihat wanita lajang, saya tinggal bilang, “Kamu iri sama saya?” 19. Apakah anda merasa lebih baik melajang daripada menikah? Iya. Lebih baik sendiri daripada menikah lagi. Kalau Menikah lagi, saya belum tentu bisa mengatasi masalah yang baru. Jadi saya enjoy begini saja.
138
http://digilib.mercubuana.ac.id/