DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media : Bandung. 2005. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media : Bandung. 2007. Effendy, Heru. Industri Pertelevisian Indonesia. Erlangga : Jakarta. 2008. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. 2006. Kriyantono, Rachmat. Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group : Jakarta. 2006. Liliweri, Alo. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung : Citra Aditya Bakti. 1991. Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. 2008. Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Ramdina Prakasa : Tangerang. 2007. Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. 2005. Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2007. Olii, Helena. Opini Publik. Indeks : Jakarta. 2009. Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. LkiS : Yogyakarta. 2007.
xii
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya : Bandung. 1998. Ridwan, M. dkk. Kamus Ilmiah Populer. Pustaka Indonesia : Jakarta. 1999. Riswandi. Dasar-dasar Penyiaran. Graha ilmu : Yogyakarta. 2009. ------------. Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2009. Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi. Rineka Cipta : Jakarta. 2009. Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka : Jakarta. 1999. Setyobudi, Ciptono. Teknologi Broadcasting TV. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2006. Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr.. Teori Komunikasi. Kencana : Jakarta. 2007. Soenarto, RM. Programa Televisi. FFTV-IKJ Press : Jakarta. 2007. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta. 2002. Wibowo, Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Pinus : Yogyakarta. 2007. Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo. 2000.
xiii
SUMBER LAIN
http://id.wikipedia.org/wiki/Alternatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_penyiaran_komunitas http://id.wikipedia.org/wiki/Media
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi http://mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view http://suci.blog.fisip.uns.ac.id/2012/04/20/peran/ http://tve.kemdiknas.go.id
xiv
LAMPIRAN
xv
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber
: Drs.Kusdianto Hilman M.Si
Jabatan
: Kepala Penyiaran dan Pengendalian Bidang Pengembangan Radio, Televisi, dan Film Pustekkom
Tanggal wawancara : 25 Juli 2012 Tempat
: Gedung Pustekkom Kemdikbud
1. Apa yang mendasari dibuatnya program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Program ini dibuat pada awalnya karena adanya penyelenggaraan Ujian Nasional. Jadi, dengan diselenggarakannya Ujian Nasional, siswa-siswi terutama di daerah-daerah perlu dibantu dalam hal penguatan materi. Karena kita tahu bahwa tidak semua guru dan siswa mempunyai kemampuan yang sama, sedangkan Ujian Nasional soalnya sama secara nasional. Kemudian juga bicara akses, misalnya tidak semua siswa punya kemampuan untuk ikut bimbel dan tidak semua sekolah memiliki guru-guru yang kompeten. Nah, dengan latar belakang itulah Pustekkom membantu dalam hal tayangan pembahasan soal-soal, karena ini sifatnya pembahasan soal, jadi kita menggarapnya untuk interaktif sehingga baik siswa maupun guru di daerah bila ada pertanyaan dan sebagainya bisa langsung menelepon saat itu juga dan gratis karena menggunakan bebas pulsa, dan kita menggunakan medium TV karena memanggap medium TV ini hampir semua rumah memilikinya.
2. Mengapa program ini diberi nama Siaran Pendidikan Interaktif? J : Supaya terjadi komunikasi dua arah antara narasumber di studio dengan pemirsa di daerah-daerah yang menyaksikan tayangan Siaran Pendidikan Interaktif
ini, ada beberapa saluran yang mereka bisa manfaatkan untuk
interaktif seperti telepon, sms, facebook. Disitulah letak interaktifnya.
3. Apa fungsi dan tujuan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Tujuannya sudah sangat jelas, yaitu supaya terjadi keadilan dalam hal penyebaran konten pendidikan. Contoh, siswa Jakarta dengan siswa di NTT misalnya, pasti kemampuannya berbeda, yang di NTT pasti kekurangan akses, informasi dan bahkan daerah-daerah lain kekurangan guru dan sebagainya jika dibandingkan dengan Jakarta pasti jomplang. Nah, dengan dihadirkannya Siaran Pendidikan Interaktif ini kita ingin mencoba membantu menyebar luaskan informasi materi-materi pembelajaran terutama materi Ujian Nasional. Dan media televisi itulah yang kita anggap cocok untuk membantu siswa-siswa didaerah itu.
4. Siapa target dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Target audiens itu disemua jenjang dari SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat.
5. Seperti apa gambaran/format program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Formatnya, kita menghadirkan guru di studio di dampingin oleh satu presenter, lalu guru menjelaskan materi dalam bentuk Power Point, lalu di tunjang oleh insert-insert dalam bentuk visual untuk memperjelas materi yg dibahas dan durasinya itu 1 jam dibagi menjadi 5 segmen. Awalnya Siaran Pendidikan Interaktif
hanya bersiaran 3 bulan sebelum Ujian Nasional,
karena diperuntukan untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional dengan jam tayang 2 jam per hari yaitu dari jam 1 sampai jam 2 dan jam 2 sampai jam 3. Namun seiring perkembangannya, Siaran Pendidikan Interaktif kini hadir juga untuk membantu ujian smester dengan jam tayang 1 jam per hari yaitu dari jam 1 sampai jam 2.
6. Menurut anda, apakah dalam pelaksanaanya selama ini, program Siaran Pendidikan Interaktif sudah menjalankan fungsi serta mencapai tujuannya? J : Kalo dilihat dari feedback yang menelepon, sms, mengirim email, facebook dan sebagainya, luar biasa sekali dan sebarannya juga secara nasional jadi tidak hanya untuk wilayah tertentu tetapi seluruh Indonesia, dan datanya ada di kita. Dari data yang kita miliki baik dari pemirsa yang menelepon, sms mengirim email dan facebook itu menunjukan bahwa program kita tepat sasaran dan benar-benar terjadi sebuah interaksi.
7. Menurut anda, apakah kehadiran program Siaran Pendidikan Interaktif mampu menjadi alternatif sarana media belajar bagi pemirsanya? J : Ya, karena dilihat dari latar belakangnya, kehadiran Siaran Pendidikan Interaktif di TVE kan memang untuk membantu siswa belajar dalam hal pemerataan informasi konten pendidikan sehingga kehadiran TV sangat membantu di daerah-daerah tertentu, karena dilihat dari penelpon dan sebagainya ada banyak pemirsa yg setia, mereka tanpa melihat jenjangnya SD atau SMP dan SMA mereka tetep menyaksikan karena lebih mementingkan substansinya.
8. Bagaimana menentukan materi yang akan di tayangkan? J : Kalo materi ini yang kita utamakan adalah yang di Ujian Nasional-kan dari setiap jenjangnya dan pelajarannya. Nah, itulah yang nanti kita garap menjadi sebuah tayangan interaktif. Kita disini memiliki forum guru, sehingga dalam penentuan materi yg akan ditayangkan melibatkan guru-guru serta mengadakan kerjasama dengan pusat penyelenggaraan Ujian Nasional karena mereka akan memeberikan kisi-kisinya. Jadi kisi-kisi itu akan memprediksi soal yang akan keluar disetiap jenjangnya dan disetiap mata pelajarannya. Nah, dari kisi-kisi itu kita undang guru-guru yang mengajar dari setiap mata pelajarannya. Jadi dari kisi-kisi itu kita bedah, jadi materi tidak sembarangan dipilih tetapi berasal dari kisi-kisi yang dikeluarkan didapat dari penyelenggara Ujian Nasional lalu dari pembedahan itu kita membuat contoh
contoh soal yang menjadi topik-topik bahasan yang nantinya bakal keluar di Ujian Nasional . 9. Kenapa materi untuk SMP yang paling banyak? J : Pertama karena kehadiran Televisi Edukasi diawalnya adalah untuk menunjang wajib belajar 9 tahun. Kedua sarana dan prasarana di sekolah SMP sudah hampir di seluruh Indonesia kita berikan TV 29 dan parabola tetapi di daerah yang bisa menangkap siaran TVRI tidka kita berikan parabola. kita telah berikan kepada sekita 24.000 sekolah smp di seluruh Indonesia jadi hampir terpenuhi semua di Indonesia sehingga mereka bisa menyaksikan program program TVE. Dan untuk daerah yang tidak ada listrik kita juga beri bantuan genset.
10. Bagaimana mekanisme pemilihan guru yang akan menjadi penyaji? Apa dasar pemilihannya? J : Kita pertamanya menginformasikan kepada seluruh sekolah di JABODETABEK. Kenapa JABODETABEK, karena tidak jauh dengan studio kami sehingga bila kita panggil mudah, bukan berarti guru-guru diluar daerah tidak bagus, pasti ada yang bagus. Cuma permasalahannya jarak saja sehingga
saat
ini
kami
hanya
menginformasikan
pada
guru-guru
JABODETABEK. Kemudian kita lakukan casting, ada beberapa point yang penting seperti guru itu harus good looking, camera face, penguasaan materi, gaya komunikasinya dan lain-lain.
11. Selama ini, apa kendala yang dihadapi Pustekkom sebagai penyelenggara program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Kita ini sebenernya ingin siaran kami ini bisa ditonton oleh seluruh Indonesia dengan mudah, tetapi kita selama ini hanya bekerja sama dengan TVRI selain juga melalui satelit, jadi kalo kita bisa bersiaran sendiri atau teresterial itu mungkin akan jauh lebih efektif karena menejemen dan sebagainya kita yang mengendalikan. Hanya saja kendala terbesar dalam penyelenggaraan teresterial
adalah kita terganjal oleh regulasi UU
Penyiaran, karena TV publik itu hanya TVRI sehingga kita hanya bisa bekerja sama dengan TVRI dan TV lokal.
12. Menurut anda, apa kelebihan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Sebenarnya kalau berbicara format, format SPI ini sangat sederhana karena hanya pembahasan soal. Cuma kelebihannya karena program ini sangat segmented. Jadi sasarannya memang sasaran yang dituju yaitu siswa yang memang sedang ingin menjalankan Ujian Nasional dan juga karena pembahasan prediksi materi soal-soalnya yang akan di ujikan di Ujian Nasional dibedah disitu. Terus juga disini menjelaskan materi tidak seperti di kelas biasa karena tidak semua sekolah memiliki sarana bantuan seperti visual seperti di Siaran Pendidikan Interaktif. Jadi lewat TV ini visual itulah yang banyak berbicara dan menjelaskan lebih clear. Dan satu lagi TVE melalu Siaran Pendidikan Interaktif merupakan satu-satunya program di Indonesia
yang menyiarkan program interaktif untuk Ujian Nasional. Tidak ada TV lain yang menyelenggarakan hal yang sama seperti TVE. 13. Menurut anda, apa kekurangan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Jam tayang, karena untuk anak-anak sekolah yang di waktu WIB ada yang masih disekolah, untuk WITA mungkin masih ada yang dijalan tetapi mungkin untuk yang di WIT itu mungkin sudah dirumah itu untuk siaran yang jam 1-2. Dan untuk yang siaran jam 2-3 plus minus lah karena kalau kita ambil jam sore ketika anak-anak itu sudah dirumah TVRI daerah atau tempat kita merelay Siaran Pendidikan Interaktif ini sudah mulai siaran sendiri dan tidak merelay TVRI pusat. Sehingga tidak efektif juga karena jadinya tidak secara nasional. Karena itu akhirnya kita bermain di jam itu yaitu 1-2 dan 2-3, karena itu direlay TVRI secara nasional. Kita juga menganggap bahwa siaran ini dibeberapa daerah masih kurang optimal karena terbentur jam tayang dan perbedaan waktu di Indonesia itu sendiri.
14. Mengapa program ini menjadi salah satu program yang secara berkala diproduksi secara live dan direlay TVRI? J : Pertama, karena hanya TVRI yang bisa siaran secara nasional menurut UU Penyiaran, yang kedua karena prioritas utama kita adalah untuk men-support Ujian Nasional, sehingga Siaran Pendidikan Interaktif bisa dibilang menjadi program unggulan kita. Tetapi untuk hari lain diluar jam sekolah kami merelay juga sinetron produksi TVE. Hari sabtu dan minggu kita merelay program-
program unggulan kami yang lain yang lebih ke edutaiment ya seperti sinetron itu dan yang pastinya beda dengan sinetron yang ada di TV swasta karena disini lebih beredukasi tetapi tetap ada unsur entertaint.
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber
: Amar Nugraha
Jabatan
: Staff Produksi TVE
Tanggal wawancara : 31 Juli 2012 Tempat
: Gedung Pustekkom Kemdikbud
1. Apa yang mendasari dibuatnya program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Yang mendasari dibuatnya program Siaran Pendidikan Interaktif adalah dengan adanya kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pustekkom yang dibawahnya Pustekkom mengelola Televisi Edukasi (TVE) mengeluarkan program unggulan yang diberi nama Siaran Pendidikan Interaktif yang ditujukan kepada siswa-siswi seluruh Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dan SMK untuk membantu persiapan Ujian Nasional.
2. Seperti apa gambaran/format program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Formatnya seperti dialog, antara narasumber yang notabene adalah seorang guru serta didampingi oleh seorang presenter. Nah guru itu akan membahas materi-materi yang khususnya membahas tentang materi Ujian Nasional. Dan Karena biasanya narasumber terdiri dari tim perumus soal Ujian Nasional di bidang kurikulum, jadi sedikit banyak mereka mengetahui
gambaran soal-soal yang akan keluar jadi siswa-siswi bisa latihan. Tetapi bukan soal yang sama, karena ada yang menganggap Televisi Edukasi memberikan bocoran Ujian Nasional. Soalnya memang mirip, konsepnya juga mirip tetapi berbeda. Contoh, misalkan soal tentang pitagoras, yang keluar soal A nah yang kita tampilkan adalah soal A1, A2 atau A3.
3. Apa fungsi dan tujuan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Membantu siswa untuk mempersiapkan menghadapi ujian nasional.
4. Siapa target dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Tentu saja dari semua jenjang dari SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat.
5. Bagaimana alur produksinya? J : Berawal dari identifikasi topik dahulu yang notabene bukan dari divisi produksi, ini dari perencanaan. Nah dari situ disusun GBIM atau Garis Besar Isi Media ditambah jabaran materi. Materi tersebut dibuat oleh guru, kemudian dikaji oleh dosen. Baru kemudian di terjemahkan kedalam Power Point untuk materi siaran. Lalu dikirim ke produksi, dan oleh produksi kemudian divisualkan lah soal-soal tadi sesuai materi yang ada. Jadi produksi membantu mengembangkan konteks visualnya. Contoh, misalkan pelajaran biologi, tentang DNA. Kalo mengikuti teksnya saja, hanya soal-soal tentang DNA saja, tidak ada menariknya sama seperti memindahkan buku ke TV. Tapi
disini kita package dengan animasi-animasi kromosom yang ada, jadi lebih menarik.
6. Adakah strategi
khusus
dalam
memproduksi
Siaran Pendidikan
Interaktif? J : Jadi setelah kita mengidentifikasi, kita memilih, memilah, menampilkan secara visual agar lebih menarik, baik dari packaging programnya maupun soal-soal yang ditampilkannya. Serta kita juga terus meningkatkan teknologi yang ada, sehingga biar lebih memudahkan, lebih menarik dan lebih mengedepankan teknologi. Seperti yang awalnya kita hanya memakai chromakey sekarang memakai virtual.
7. Bagaimana animo penonton terhadap program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Selama ini kita kalo dari tim produksi hanya animo penonton dari respon yang langsung ke studio. Karena selama program Siaran Pendidikan Interaktif itu berlangsung dibuka layanan telepon bebas pulsa, agar pelajar di seluruh Indonesia bisa menelepon dan bertanya langsung, dan juga bisa melalui sms, facebook dan e-mail. Dan saya rasa responnya cukup bagus.
8. Menurut anda, apakah dalam pelaksanaanya selama ini, program Siaran Pendidikan Interaktif sudah menjalankan fungsi serta mencapai tujuannya? J : Dari konteks produksi, sejauh ini kita sudah melakukan apa yang sudah direncanakan dan mendapatkan respon langsung dari audience yang beragam dari sabang sampai marauke. Jadi bagi kami secara konteks produksi program ini berhasil.
9. Menurut anda, apakah kehadiran program Siaran Pendidikan Interaktif mampu menjadi alternatif sarana media belajar bagi pemirsanya selain kegiatan belajar di sekolah? J : Ya, karena kalo di sekolah terbatas dengan waktu dan banyaknya orang atau siswa sehingga tidak fokus. Lalu terbatasnya SDM guru dan fasilitas. Jadi banyak kendala yang bisa disiasati dengan menyaksikan Siaran Pendidikan Interaktif ini. Contoh misalnya, Program DNA. DNA itu bentuknya seperti apa sih? kalo di buku kan hanya hitam putih dan hanya dua dimensi. Kalo sekolah yang memiliki fasilitas lab komputer dan internet mungkin mereka bisa menggunakannya dan itu lebih bagus, tetapi kalo tidak? nah dengan adanya visualisasi dari materi yang kita sajikan maka siswa jadi tahu bagai mana bentuk DNA sebenarnya.
10. Bagaimana menentukan materi yang akan di tayangkan? prosesnya! J : Sama seperti tadi yang saya katakan mengenai pertanyaan alur produksi, jadi singkatnya guru merumuskan materi lalu materi yang dibuat dikaji oleh tim dosen kemudian dituangkan kedalam bentuk Power Point sebagai materi yang akan disiarkan.
11. Bagaimana mekanisme pemilihan guru yang akan menjadi penyaji? Apa dasar pemilihannya? J : Jadi kami melakukan casting. Kami membuka casting setiap tahunnya kepada narasumber yang disini adalah para guru dari sekolah unggulan seluruh JABODETABEK. Kami menilai pertama dari fisiknya tentu, yang kedua kemampuan dia berbicara didepan kamera, ketiga kemampuan dia menguasai teknologi, keempat bertanggung jawab dan disiplin karena berkaitan dengan siaran yang waktunya sangat ketat jadi tidak bisa seenaknya harus sesuai jadwal.
12. Mengapa program ini menjadi salah satu program yang secara berkala diproduksi secara live dan direlay TVRI? J : Karena program Siaran Pendidikan Interaktif ini merupakan program unggulan, setidaknya oleh TVE menjadi program unggulan yang setiap tahunnya program ini selalu diproduksi dan direlay TVRI. Dimana TVRI ini berfungsi untuk menambah jangkauan pemirsa TVE.
13. Apa kendala yang dihadapi selama proses produksi Siaran Pendidikan Interaktif? J : Kendalanya variatif ya kalo dari segi produksi baik segi teknis maupun non teknis dan itu pasti selalu ada. Baik kendala keterlambatan narasumber, alat yang rusak tapi semua diupayakan akan tetap tayang sesuai jadwal bagaimana pun caraya agar tidak menggangu pemirsanya.
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber
: Dwi Harmelia
Jabatan
: Guru SMAN 39 Jakarta/ Guru Penyaji
Tanggal wawancara : 31 Juli 2012 Tempat
: Gedung Pustekkom Kemdikbud
1. Apa yang mendasari anda bergabung bersama TVE menjadi pemberi materi dalam program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Pada dasarnya saya ingin berbagi, karena ini merupakan tayangan yang disiarkan secara nasional jadi bisa diamati oleh semua orang bahkan yang dipelosok-pelosok.
2. Prosesnya seperti apa, sehingga Anda bisa menjadi penyaji di program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Jadi awalnya ada pengumuman dari TVE bahwa dibutuhkan narasumber untuk Siaran Pendidikan Interaktif. Nah, dari situ saya ikut casting. Setelah lulus casting baru saya ikut siaran.
3. Adakah perbedaan saat anda mengajar di kelas dengan saat sedang mengajar di studio? J : Kalo di kelas yang jelas tidak ada presenter dan tidak face to face, jadi kalo di kelas kan kita berhadapan langsung dengan siswa tetapi kalo di studio tidak. Namun dalam benak saya siswa tetap ada walau kita tidak bertatap muka secara langsung tetapi kita bisa tetap berkomunikasi lewat telepon interaktif, facebook atau e-mail.
4. Apa tanggapan anda tentang program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Acara ini bagus untuk membantu memberi alternatif lain selain di sekolah. Tetapi kalo di Jakarta kan banyak sekali media-media, jadi tidak terlalu pokok. Berbeda dengan daerah-daerah lain yang mungkin tidak terlalu bisa mengakses banyak hal jadi dengan adanya siaran ini mampu memberi nilai lebih untuk daerah-daerah lain.
5. Apakah anda menghimbau anak didik anda di sekolah untuk menyaksikan tayangan Siaran Pendidikan Interaktif? apa tanggapan mereka? J : Pernah, dan bahkan saya pernah membawa rekaman Siaran Pendidikan Interaktif dan kemudian saya tayangkan di kelas. Tetapi begini, kebetulan kan saya mengajar di Jakarta. Jam pulang di sekolah-sekolah daerah Jakarta kan pasti diatas jam 3, jadi bagi mereka untuk bisa mengakses siaran ini agak kurang karena jam siaran kan rentang jam 1 sampai 2, kecuali ketika mereka
sedang libur dan memang memang mereka sedang ada dirumah. Dan pada saat itulah mereka mengatakan pada saya “Bu Dwi eksis banget deh masuk TV”, “Bu saya nonton Ibu loh dari awal siaran sampai akhir”. Dari situ saya bisa lihat bahwa sebenarnya anak-anak cukup antusias walau terkadang mereka mengeluh “yah Bu saya nggak bisa nonton” terus ada yang, “Bu saya telepon kok gak bisa masuk” dan sebagainya. Tapi yang jelas tanggapannya sampai saat ini positif bagi siswa saya apalagi bagi siswa yang dari luar daerah karena bisa kita lihat dari hubungan interaktif yang terjadi saat siaran berlangsung baik melalui telepon interaktif maupun facebook dan e-mail.
6. Apa anda terlibat dalam perumusan materi yang akan ditayangkan? Bagaimana prosesnya? J : Ya, kebetulan kalo disini untuk materi pelajaran biologi SMA saya yang membuat. Prosesnya sama seperti kita membuat materi di kelas. Tetapi kalo di kelas kan kita membuat RPP Garis Besar Pengajaran, nah kalo disini kita membuat RPP Garis Besar Penyiaran. Jadi disini kita membuat RPP-nya, kita bikin Power Point-nya, tetapi yang memedakan lagi adalah kalo di kelas kan kita membuatnya langsung saja, nah kalo disini kita membuatnya per segmen, jadi ada materi untuk segmen satu, dua dan seterusnya. Nah, setelah kita buat semua, materi tadi dikoreksi oleh Dosen, dan kebetulan materi yang saya buat dikoreksi oleh Dosen dari Universitas Negeri Jakarta dan kemudian untuk media visualnya seperti insert-insert yang akan ditayangkan dikoreksi dari pihak TVE itu sendiri. Rancangan materi ini digunakan untuk satu tahun masa
ajar, jadi materi yang ditayangkan di TVE sudah dirancang per episodenya akan menampilkan materi apa saja.
7. Apakah sekolah anda termasuk yang menggunakan program Siaran Pendidikan Interaktif sebagai sarana alternatif untuk belajar? J : Karena ini siarannya live dan masih jam sekolah, mungkin saya rasa tidak. Tetapi pernah
ada teman saya di sekolah yang mengajak anak
muridnya untuk pergi ke perpustakaan untuk nonton bareng Siaran Pendidikan Interaktif. Atau kalo siaran live-nya tidak bisa, ya saya membawa hasil rekaman saya di studio dan saya putarkan di kelas.
8. Menurut anda, apakah kehadiran program Siaran Pendidikan Interaktif mampu menjadi alternatif sarana media belajar bagi pemirsanya selain kegiatan belajar di sekolah? J : Ya itu tadi, bagi saya memang menjadi alternatif media belajar. Karena saya bisa membawanya ke sekolah dan saya putar di kelas.
9. Menurut Anda, apa kelebihan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Kelebihannya menurut saya, program ini ditayangkannya lebih bagus, karena ada interaksi antara presenter dengan pemirsa. Kemudian program ini memiliki tayangan-tayangan yang mungkin banyak siswa yang merasa “wah saya belum sempat mendapat visualnya” tetapi lewat siaran ini ternyata
mereka mendapatkannya. Jadi insert-insert atau visual-visual ini mampu member pemahaman lebih. Soalnya kan kalo untuk sekolah-sekolah di daerah yang saja, berbeda dengan sekolah-sekolah di Jakarta yang sudah memiliki proyektor dan LCD.
10. Menurut Anda, apa kekurangan dari program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Kekurangannya itu pertama, kalo yang di daerah-daerah kalo pas TVRI tidak menyiarkan mereka tidak bisa nonton kalu tidak ada parabola. Kedua, program ini kan interaktif, jadi kadang kalo ada pertanyaan diluar materi yang disiarkan terkadang kita mau tidak mau harus menjawab dan akhirnya tidak semua materi yang kita sajikan bisa disampaikan semua. Yang ketiga mungkin masalah durasi, dulu awal saya bergabung tahun 2009, program ini disiarkan dari jam 1-4, jadi kemungkinan anak di daerah WIB masih bisa menonton.
11. Apa harapan, masukan dan saran Anda terhadap program Siaran Pendidikan Interaktif? J : Saya harap program ini bisa terus berlanjut, dengan dukungan dari seluruh pihak yang ada sehingga terselenggarannya program ini. Dan dari saya sendiri sebagai narasumber juga terus mengembangkan diri serta penambahan insert-insert dan visual yang lebih bagus lagi serta penambahan jam tayang agar semua pelajaran bisa ter-cover.
DANANG SUTOWIJOYO Komp. Japos Blok C1 no. 10, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan Banten, 15223.
Telepon : 089653476869 E-mail :
[email protected]
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi Tempat / Tanggal Lahir Agama Jenis Kelamin Kebangsaan Suku Bangsa Status Golongan Darah Tinggi Badan Berat Badan Keahlian Komputer
: : : : : : : : : :
Jakarta, 30 November 1990 Islam Laki – Laki Indonesia Jawa Belum Nikah B 177 Cm 73 Kg Microsoft Office(Word, Power Point, Excel), Adobe Primer dan Adobe Photoshop
Hobi
:
Olahraga, Bermain Musik, Bermain Game
: : : : :
TK Dian Lestari SDN 03 Pesanggrahan SMPN 177 Jakarta SMAN 90 Jakarta Universitas Mercu Buana Jakarta ( Program Studi Broadcasting, Fakultas Ilmu Komunikasi )
Riwayat Pendidikan Formal Tahun 1995 Tahun 1996 Tahun 2002 Tahun 2005 Tahun 2008
-
1996 2002 2005 2008 Sekarang
Pelatihan Peserta pada National Broadcasting Forum Networking Television : Among Regulation, Decentralisation & Corporation. Program studi FIKOM UMB. 2008. Peserta pada “ BDP @ CAMPUS TRANS TV BEHIND THE SCENE JOHN & JEAN PANTAU “ Diselenggarakan oleh Bidang Studi Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Jakarta 29 Mei 2009
xiii
PengalamanOrganisasi Tahun2000 - 2002 Tahun2003 - 2005 Tahun2005 - 2008 Tahun2005 - 2008 Tahun 2007 - Sekarang Tahun 2009 - Sekarang
: : : : : :
PaskibradanDokter Kecil SDN 03 Pesanggrahan Basket SMPN 177 Jakarta Futsal SMAN 90 Jakarta Rohis SMAN 90 Jakarta Tari Adat Papua (Yospan) SMAN 90 Jakarta Teater Amoeba Universitas Mercu Buana
Pengalaman di Bidang Broadcasting Format Program Judul Feature
Posisi
: DanangYoman PesonaSatwa
:Cast & Editor : Cameraman & Editor
JurnalIlmiahCegahPlagiarisme News
: Script Writter (TVE)
: Stand Up/ Live Report Dunia Berita
: Reporter : Editor
Liputan Olimpiade Sains Nasional : Cameraman (TVE) Liputan Ujian Nasional SMP Video Klip
:Si Item (Benyamin) : Cameraman & Editor Bis Sekolah (Idola Cilik)
Film Pendek
: Reporter (TVE)
: Imagination
: Director & Editor : Cast & Script Writter
Over Dosis Counter Strike
: Cast & Script Writter
Catatan Si Sam
: Cast & Editor
Magang di Televisi Edukasi (TVE) : Informasi Pendidikan : - Ass. Director - Script Writter - Reporter - Cameraman
xiv