25 21 Des 2015
DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 1 LIFESTYLE REDAKSI
2
JERAWAT 10 BERITA KAMPUS
Membangun SC yang Baru SC Ingin Ditata Ulang
6
Satu Sekretariat Tujuh Organisasi
8
Teknik, Kedokteran, dan Fahutan Sudah Layak
Ingin Membangun Gedung Baru
4 12 13
9
Nomaden Bikin Sulit Dapat Sekre
14
Merasa Ada Pembedaan Sekretariat
10
Rombak Labolatorium Tak Terpakai Untuk Dijadikan Sekretariat
Himagrotek: Faperta Butuh Renovasi Sekre
11
FIB dan FTIK Sama-Sama Tidak Punya Sekre
15
Gigih belajar di minggu tenang
18
SOSOK
sILVIKULTUR indonesia dan solusinya bernama rssi
20
SASTRA CERPEN: JERAWAT PUISI: Tingkah Polah dalam Malam
21 22
OPINI Pembredelan Mencabik Pergerakan Pers Mahasiswa
23
SURVEI LITBANG
SUDUT UKM
Hasil Survei Terkait Fasilitas Keorganisasian
Mengenal Prestasi UKM Bola
16
IPTEK
10
25
LENSA Kondisi Sekretariat Organisasi Fakultas Unmul
28
BONUS Teka-Teki Silang Berhadiah
AWAS! Benarkah Narkoba Bisa Lewat Aplikasi?
17
Download pula majalah PDF LPM Sketsa edisi sebelumnya di:
29 24 18 Okt 2015
?
sketsaunmul.com
1
SALAM REDAKSI Pada pengujung 2015 ini, LPM Sketsa menerbitkan majalah PDF edisi 25. Fasilitas Lembaga Kampus menjadi tema utama. Baik dari tingkat fakultas hingga universitas. Mulai Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa, hingga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Data yang berhasil dihimpun tim Litbang menunjukkan bahwa hanya beberapa fakultas yang memenuhi kebutuhan mahasiswanya dalam berorganisasi, pun begitu pihak universitas. Baik fasilitas dasar berupa penyediaan ruang sekretariat hingga pengadaan barang-barang di dalamnya. Data yang diperoleh dikaitkan pula dengan renovasi Gedung Student Centre (SC), yang sejak Juli lalu hingga majalah ini diterbitkan belum jua rampung. Belum ada tanda-tanda siap dihidupkan kembali aktivitasnya. Lamanya pengerjaan SC bukanlah faktor dari pihak birokrat maupun kontraktor saja, pengguna SC yang tak sabaran makin menambah pekerjaan karena sisa-sisa kegiatan yang tak dibersihkan. Hal tersebut
justru menambah daftar panjang pengerjaan yang harus diselesaikan. PDF edisi 25 turut menghadirkan pantauan ruang sekretariat organisasi mahasiswa di 14 fakultas. Mulai dari yang diperuntukkan namun tak digunakan, hingga yang menginginkan tapi tak kunjung dikabulkan dan ruangan sekretariat jauh dari kata layak. Padahal tak jarang ruangan itu menjadi saksi lahirnya ide-ide besar dan kritis. Setiap tulisan dibiarkan terbaca untuk membawa perubahan. Begitu pula dengan hadirnya majalah kali ini. Perubahan tersebut berdampak atau tidak tergantung pembacanya. Wujudkan semangat perubahan!
Semangat Berbagi dan Menginspirasi!
Sekretariat Mahasiswa Kurang Memadai, Unmul Tak Peduli??? 2
REDAKSI Edisi
24 25
Ketua Umum
Raden Roro Mira Budiasih Sekretaris
Rizky Rachmadiani
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sketsa Universitas Mulawarman. Ketua Redaksi
ALAMAT
Gedung Student Center Unmul Lt. 2 Jl. Barong Tongkok, Samarinda 75123
TWITTER
FACEBOOK
@SketsaUnmul
LPM Sketsa Unmul
Bendahara
Sri Nurliyanti
LINE
INSTAGRAM
@sev9744k
@sketsaunmul
EMAIL
[email protected]
Pelindung Dr. Ir. Encik Ahmad Syaifudin, M.P
Pembina Nurliah Simollah, S.Sos, M.I.Kom Dr. Mahendra Putra Kurnia, S.H, M.H
Ketua Divisi Litbang
Annisa Fadiyah D.P
Achmad Syahrif
Redaktur Pelaksana
Staff Mayang I.R Biru Indah Permata Sari
Wahid Tawaqal Redaktur Foto
Jati Dwi Juwitaningrum Redaktur Online
Ketua Divisi Biro Iklan dan Pemasaran
Amelia Rizky Yunianty
Sartika Novianti
Staff Mayang Sari, Darul Asmawan, Khajjar Rohmah, Dena Noor A, Mayda R, Ita Purnamasari, Monika W P, Julianthy Diana N, Dede Widian P, Abdul Ariz, Irma Sabariah
Staff Agus Ari Wibowo Hafizdzaki Mcd
Layouter Majalah Dena, Ita, Zaki, Kiki Fotografer Majalah Jati, Dea, Elisha, Tiara, Fajar, Aisyah
Kru Magang Eka, Rosmi, Icha, Sanah, Novita, Faqih, Awanda, Wildan, Kiky, Adel, Deni, Dea, Regita, Aisyah, Anisa, Innaya, Tangkas, Nico, Maya, Fitia, Ardan, Adytya, Tiara, Syahril, Luthfi, Dayat, Zawil, Septian, Tati, Fajar
3
BERITA KAMPUS
Membangun SC yang Baru SKETSA - Sejak akhir Juli lalu gedung Student Center (SC) UKM tingkat universitas diminta untuk dikosongkan. Saat itu dijelaskan b a h w a g e d u n g S C a k a n d i r e n o v a s i d a n diperkirakan baru bisa ditempati lagi sekitar awal September. Nyatanya dua bulan lebih lewat dari awal September, belum ada tanda-tanda bahwa sekretariat tersebut bisa dihuni. Untuk mengklarifikasi itu, Sketsa menemui Encik Akhmad Syaifudin selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Ia menjelaskan, SC baru bisa ditempati lagi ketika perlengkapan seperti lampu, pintu besi di tiap tangga, dan pos satpam sudah tersedia. Bukan niatnya untuk membuat banyak UKM jadi luntang-lantung. “Saya butuh itu dulu untuk bisa ditempati. Kita ingin menjaga dari hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. Selain kesiapan perlengkapan, Encik menuturkan mundurnya waktu penempatan SC juga dipengaruhi oleh penataan untuk semua sekretariat. Sebelum direnovasi, SC banyak ditempati oleh UKM yang sebenarnya tidak pernah aktif. Ini membuat beberapa UKM tingkat universitas yang aktif seperti Hoki, Gamadiksi, MDS, catur dan UKM tingkat universitas lainnya tidak mendapat ruangan sekretariat. Penataan juga menyangkut UKM yang memiliki satu ruangan lebih. Ia menyebut, setiap UKM hanya boleh mendapat satu ruangan dengan demikian maka pembagian bisa sama rata. “Kecuali UKM Band, harusnya dulu tidak dibuatkan ruangan studio tapi jadi ruangan sekretariat. Sekarang kalau mau dibongkar butuh dana lagi jadi anggap saja sebagai investasi,” imbuhnya. Jika ditengok s e ka ra n g , a d a U K M ya n g te r nya t a s u d a h menempati gedung SC. Menurut Encik, UKM ini tidak ada yang mendapat izin. Bahkan belum ada penandatanganan surat pindah. Sementara untuk ruangan besar di lantai 1 fungsinya akan dibuat mirip dengan ruang serbaguna rektorat lantai 4. Digunakan ketika ada UKM yang memiliki acara tertentu. Nanti akan tambah dilengkapi dengan beberapa kursi baru. Naik di ruang serbaguna lantai 3 SC, tetap
difungsikan seperti sebelumnya. “Ya, untuk acaraacara yang tidak butuh ruangan terlalu besar. Misal PMK ada mau mengadakan doa bisa di situ,” ungkapnya. Tidak ketinggalan disediakan ruang sekretariat khusus pengelola gedung SC. Bertujuan agar pengelola dapat memantau apa saja kegiatan yang berlangsung di sana. “Saya sebagai PR III bisa main ke sana kapan-kapan, bisa juga duduk di beranda yang ada di lantai 2 coba lebih dekat dengan anak-anak,” ujarnya. Adapun untuk UKM yang menaruh barang penting di sekretariatnya, akan disiapkan satpam yang menjaga dan memberi pengawasan. Encik juga menyatakan, baru-baru ini dirinya mengecek kondisi WC di gedung SC yang mana masih kotor dan bau. Air di sana juga belum berfungsi dengan baik. Ini jadi salah satu fokus Encik untuk membuat WC jadi lebih layak pakai. Ditargetkan semua urusan SC dan segala macamnya bisa selesai akhir tahun ini. Sehingga Januari ruangan sekretariat bisa digunakan.
DULU PERNAH ADA ATURAN Ketika awal-awal SC mulai digunakan, sebenarnya sudah ada aturan-aturan yang diberlakukan. Tapi seperti kertas yang dibakar, ia dilupakan perlahan-lahan. Untuk itu sekarang dengan renovasi yang dilakukan, kepengurusan rektor baru tersebut ingin membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) baru. “Sebelum ditempati saya pengin mengajak ketua tiap UKM untuk bertemu membahas SOP yang ada di SC,” tukasnya. Belum jelas apa saja yang ada nanti di SOP, tapi Encik mengatakan itu tidak akan jauh dari hal yang berkaitan dengan pengaturan ruang, waktu, ketertiban, dan kebersamaan pengguna SC. Contohnya perihal kebersihan, mahasiswa yang berkegiatan di SC harus memiliki kesadaran mengenai itu. Tidak seperti sekarang yang gemar membuang sampah sembarangan. “Baru-baru ini saya cek gedung SC di lantainya ada nasi dan bekas
4
BERITA KAMPUS
dekan. Masalah ruang yang tidak cukup itu dari fakultas yang mengelola,” tandasnya.
sambal,” ujarnya sambil menunjuk lantai. Nantinya akan ada petugas kebersihan khusus di SC, tapi seharusnya tidak membuat mahasiswa abai dengan kebersihan. Seperti hukum “siapa yang menggunakan dia yang merawat”. Encik yakin, gedung SC jika dirawat pasti bersih. “Kalau bersih rasanya orang pun tidak sampai hati buang sampah sembarangan. Jangan kita teriak jaga lingkungan tapi lingkungan sendiri tidak dijaga,” ulasnya.
TANGGAPAN MENGENAI SEKRE FAKULTAS Apa yang terjadi dengan gedung sekretariat UKM tingkat universitas, tidak jauh lebih baik dibandingkan dengan sekretariat UKM di fakultas. Encik memaparkan, wewenang mengurus ini sebenarnya sudah dibagi dan diserahkan ke fakultas. “Yang memiliki wewenang di fakultas itu
Untuk menyiasati keterbatasan ruangan di fakultas menurut Encik itu harus dipikirkan dengan lebih kreatif. Misal disediakan satu ruangan untuk dibagi oleh beberapa UKM. Buat peranannya seperti kantor bersama. Itu cukup. “Bilamana itu terbatas, benar, kita memang terbatas karena itulah program yang ada selalu menggunakan skala prioritas,” terangnya. Nantinya akan ada petugas kebersihan khusus di SC, tapi seharusnya tidak membuat mahasiswa abai dengan kebersihan. Seperti hukum “siapa yang menggunakan dia yang merawat”. Encik yakin, gedung SC jika dirawat pasti bersih. “Kalau bersih rasanya orang pun tidak sampai hati buang sampah sembarangan. Jangan kita teriak jaga lingkungan tapi lingkungan sendiri tidak dijaga,” ulasnya. (wal/e3)
LPM Sketsa Unmul Mengucapkan
dan
5
BERITA KAMPUS
SC Ingin Ditata Ulang SKETSA- Ada satu kegelisahan yang dirasakan oleh semua Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Unmul, bahwa Student Center (SC) hingga sekarang masih tak kunjung boleh ditempati. Apa gerangan alasannya?
“Nanti tampilan papannya seperti yang ada di rektorat. Kalau datang ke sini kan sudah jelas ruangan ini di mana, ruangan itu di mana. Lebih enak kan jadinya,” imbuh Sugiarta.
Ditemui di ruang kerjanya (2/12), Sugiarta, kepala bagian umum, HTL, dan perlengkapan rektorat ini mengatakan sebenarnya SC hari ini masih dalam tahap renovasi. “Kenapa enggak langsung ditempati karena mau diidentifikasi dulu,” ujarnya.
Lalu untuk beranda yang ada di SC lantai 2 akan diberi meja dan beberapa kursi panjang. Tujuannya dengan keterbatasan ruangan yang dimiliki tiap UKM, beranda itu bisa jadi tempat bincang-bincang kala ada tamu yang datang. Atau bisa juga digunakan untuk sekadar rapat.
Sugiarta memaparkan, dari pihak kontraktor sebenarnya telah merampungkan renovasi SC sejak 30 Oktober lalu. Namun pada saat itu belum bisa dipakai disebabkan beberapa kondisi pintu dan jendela ruangan di SC ada yang tidak berfungsi dengan baik. “Dan kemarin itu sempat dipakai teman-teman (UKM) dan jadinya malah banyak kotor lagi kan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, di SC yang baru nanti tiap lantainya akan memiliki satu cleaning service. Satu gerbang besi di tiap tangga yang ditutup ketika sudah lewat jam berkegiatan. Tak ketinggalan seorang satpam yang bertugas menjaga gedung SC. “Jadi misal jam berapa gitu ditutup, baru dibuka besok pagi. Akan dibukakan kalau misalnya ada kepentingan tertentu,” Alasan mengapa SC belum bisa dihuni hingga tandasnya. sekarang karena Sugiarta merasa perlu melakukan renovasi secara menyeluruh. Agar tidak sekadar bersih Diakui Sugiarta, SC sebelum renovasi kemarin, sesaat kemudian malah kotor lagi, tapi juga rapi dan memiliki banyak pelanggaran. Mulai dari mahasiswa yang kurang-kurang bisa ditata ulang. yang menginap berbulan-bulan sampai tertangkapnya mahasiswa Unmul oleh pihak kepolisian dengan Ia menyebutkan, di SC yang baru nanti setiap narkobanya di SC. Sehingga jadi pekerjaan rumah pintu ruangan akan diberi papan nama. Selain agar tersendiri bagi para pejabat kampus untuk lebih terlihat lebih rapi, tujuan dari papan nama ini setiap memerhatikan gedung satu ini. “Saya menargetkan tamu UKM yang datang berkunjung dapat dengan Desember ini sudah selesai,” jelas Sugiarta. (wal) mudah mengidentifikasi ruangan sekretariat tujuannya.
6
BERITA KAMPUS
Satu Sekretariat Tujuh Organisasi S K E T S A – O r g a n i s a s i d a n mahasiswa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui organisasi, mahasiswa dapat menyalurkan minat dan bakat b a h k a n p e m i k i r a n k r i t i s m e r e k a . Kreativitas, loyalitas, serta tanggung jawab m e n j a d i m o d a l m a h a s i s w a d a l a m melakukan kegiatan di suatu organisasi. Dalam menjalankan kegiatan di organisasi para anggota tentunya membutuhkan halhal pendukung untuk lancarnya kegiatan mereka, salah satu contohnya adalah sebuah sekretariat. D i k a m p u s U n m u l , t e r d a p a t bermacam-macam organisasi baik di tingkat universitas hingga ke tingkat fakultas. Namun sayangnya tidak semua organisasi bisa merasakan fasilitas penyokong kegiatan yang harusnya mereka dapatkan. Terdapat segelintir organisasi tidak dapat merasakan fasilitas sekretariat yang memadai, bahkan ada yang sampai tidak memiliki sekretariat. Fakultas Farmasi salah satu contohnya. T erdapat tujuh organisasi yang ada di Fakultas Farmasi, yaitu UKM Olahraga, UKM Seni Tari, UKM Paduan Suara “Serodopa”, Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himap) S1, Himap D3, BEM Farmasi, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Farmasi. Hanya tersedia satu ruangan sekretariat bagi seluruh organisasi di Fakultas Farmasi. Ketujuh organisasi yang ada harus saling berbagi dalam satu ruangan yang tergolong kecil tersebut. “Untuk rapat cuma muat sampai sekitar enam orang,” tegas Riska Putri Putri Patila Satu, salah satu anggota Himap S1. Riska menjelaskan, untuk menghindari benturan kegiatan antar organisasi, seperti rapat mingguan, mereka telah membuat sebuah jadwal penggunaan sekretariat. “Sebelum dipakai konfirmasi ke yang lain dulu, ada yang pakai enggak,” tambah Riska lagi. Riska maklum dengan keadaan karena ia sadar kalau di Farmasi belum tersedia tempat untuk menyediakan sekretariat khusus. “Gedung Farmasi ini kan gedung lama, gedung barunya masih dalam tahap pembangunan, jadi lebih manfaatkan gedung yang ada,” ujarnya. Ditemui di waktu dan tempat berbeda, Adiyat
Edy Wahyudi, Ketua Himap S1 mengatakan bahwa t a h u n l a l u m e re ka p e r n a h b e r u p aya u n t u k memperluas sekretariat. “Kami mau menggunakan ruangan di lantai dua untuk BEM dan ruangan yang di bawah untuk Hima,” jelasnya. A k a n t e t a p i u s a h a i t u g a g a l k a r e n a International Trade Center (ITC) tidak dapat dipindahkan sehingga mereka tidak berhasil mendapatkan ruangan. Saat dikonfirmasi kepada Pembantu Dekan I Farmasi, Arsyik Ibrahim, ia mengatakan memang benar salah satu faktor yang menjadi alasan farmasi hanya menyediakan satu sekretariat yaitu karena keterbatasan ruangan, “Sekarang ini persoalannya adalah karena ruangan, kami kuliah pun harus mencari ruangan-ruangan lain,” jelasnya. Sedang ada rencana pembangunan dua gedung baru farmasi yang dilayangkan oleh Rektorat dengan adanya bantuan dana dari Asian Development Bank (ADB). Pembangunan tersebut rencananya baru akan dimulai pada tahun 2016 mendatang. Gedung baru Farmasi nantinya akan dibangun di belakang Fakultas Kedokteran dan di samping Fakultas Kesehatan Masyarakat. “Pembangunan gedung baru juga termasuk bagian kegiatan kemahasiswaan dan saya yakin mahasiswa pasti nanti akan kami berikan bantuan,” papar Ibrahim kepada Sketsa.
7
BERITA KAMPUS
Satu Sekretariat Tujuh Organisasi Nasib lembaga kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) ternyata tak jauh berbeda dengan Fakultas Farmasi. Randi, Ketua BEM FKM mengatakan bahwa fakultasnya hanya menyediakan satu sekretariat untuk 9 lembaga kampus. Ruang sekretariat tersebut setara kelas dengan 48 mahasiswa. Sehingga dibutuhkan ruang yang layak, mampu menampung seluruh lembaga fakultas. Disebutkan, sejak awal peruntukannya hanya untuk BEM, DPM dan satu UKM. Namun, seiring berjalannya waktu, UKM di FKM bertambah sejak akhir tahun lalu. “Sekarang di FKM memang sedang ada pembangunan, tapi belum tahu apakah direncanakan sebagai keperluan organisasi mahasiswa. Saya masih cari tahu lagi,” jelas Randi saat dikonfirmasi pada Minggu (20/12) lalu. Sekretariat bersama hanya menjadi tempat titip barang, mengadakan rapat jika tidak urgent dilakukan di luar bahkan tak jarang di ruang terbuka. “Yang menggunakan sekretariat sejauh ini ada sekitar 5 lembaga. B e b e ra p a m a h a s i s wa soalnya mengikuti lebih d a r i s a t u o r g a n i s a s i , jadinya ya orangnya ituitu saja kalau di sekre,” imbuhnya. Dijelaskan Randi, p i h a k n y a j u g a a k a n m e n g u p a y a k a n a g a r s e t i a p l e m b a g a d i fakultasnya mendapat sekretariat . Sehingga lebih memiliki privasi dan k e l e l u a s a a n d a l a m berlembaga. (rrd/rdm/e2)
jdj
jdj
8
BERITA KAMPUS
Teknik, Kedokteran, dan Fahutan
Sudah Layak SKETSA - Fasilitas penunjang kegiatan mahasiswa di Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kehutanan (Fahutan) dirasa cukup memadai. Baik itu tempat sekretariat hingga sarana dan prasarana ruang. Hal ini dilontarkan langsung oleh Nur Ahlina Hanifah, mahasiswi kedokteran semester lima itu menyebutkan bahwa fasilitas sudah cukup. “Alhamdulillah memadai, kalau dari masingmasing antara BEM, DPM dan UKM fakultas fasilitasnya nggak masalah,” ujar Hani, sekretaris D P M s e ka l i g u s a n g g o t a K l u b S t u d i I l m i a h Kedokteran. Tidak ada keluhan dari mahasiswa terkait masalah ruang sekretariat ataupun fasilitas penunjang di dalamnya. Begitu pula yang dirasakan Gusti Dwi Intan Lestari, Fakultas Teknik telah memenuhi kebutuhan
mahasiswa khususnya dalam beroganisasi. “Ruangannya terawat juga kok,” timpalnya. Dari pantauan wartawan Sketsa, Gedung Student Centre fakultas tersebut memang dalam kondisi baik. Tempat yang luas serta fasilitas ruangan memadai membuat mahasiswa tak banyak mengeluh. Kebutuhan dasar sebagai lembaga fakultas telah terpenuhi. Hal persis sama juga terlihat di Fahutan. Berdasar pantauan wartawan Sketsa sekre di sana sudah cukup layak. Besar dan luasnya kurang lebih seperti dengan ruangan kelas. Untuk sekadar menaruh barang dan berkumpul maka sekre di Fahutan tidak jadi masalah. Hanya beberapa fasilitas seperti kipas angin dan lemari yang belum terpenuhi. Lebih dari itu, sekre di Fahutan sudah layak. (rdm/dea/e2)
Turut bersuka cita atas
mahasiswa kepada:
hilangnya status
Zamzani Friska Octaviani, S.Ikom (Sekretaris LPM Sketsa 2014)
dan
Meldina Ariani, S.Ikom (Ketua Redaksi LPM Sketsa 2014)
9
BERITA KAMPUS
Merasa Ada Pembedaan Sekretariat SKETSA - Ukuran ruangan dan fasilitas yang disediakan kepada tiap UKM mestinya b u k a n j a d i h a l yang patut dibedabedakan. Dalam hal ini, fakultas d i t u n t u t u n t u k dapat membagi ruang sekretariat secara adil. S e p e r t i yang diresahkan p a r a p e n g h u n i s e k r e U K M d i F a k u l t a s I l m u Sosial dan Politik (Fisip). Aini Eka, mahasiswi Fisip prodi Hubungan Internasional, mengatakan pandangannya bahwa sekre yang ada perlu diberi pembaruan. Sebab menurutnya, tidak adil jika ada sekre yang dilengkapi dengan AC sementara ada sekre yang tidak. “Kotor dan kurang terawat, agak kecil juga kalau buat simpan barang cukup masih, buat kumpul-kumpul nggak cukup,” ungkapnya. Ia berharap agar pihak Fakultas lebih adil dalam pembagian fasilitas sekre. “Kalau besar ya besarnya sama s e m u a , k a l a u pakai kipas angin ya pakai kipas a n g i n s e m u a ," keluhnya. B e r b e d a d e n g a n F i s i p , k o n d i s i s e k r e UKM di Fakultas Ilmu Perikanan d a n K e l a u t a n (FPIK) hanya ada satu ruangan. Di
d a l a m n y a tinggal macamm a c a m U K M y a n g h a n y a dipisahkan oleh s e k a t - s e k a t kecil. Membuat masing-masing unit kegiatan di f a k u l t a s i t u h a r u s p a n d a i mengatur jadwal rapat. Agar tidak ada jadwal rapat b e r b e n t u r a n d e n g a n U K M lain. M a s a l a h lainnya terletak di fasilitas ruangan sekre itu. Untuk berkumpul di dalamnya saja membuat mahasiswa malas karena begitu gerah. Sehingga banyak anggota UKM lebih memilih berkumpul di luar ruangan sekre, umumnya di Gazebo yang berada di sekitar kampus. Makin dipersulit lagi dengan stop kontak yang disediakan satu untuk tiap sekat. Membuat mahasiswa yang ada di sekre UKM harus membawa terminal sendiri. Malahan ada beberapa UKM FPIK yang m e m i l i k i b a s e c a m p d i lua r ka mpus seperti FIN DC. A t a u y a n g berada di dekat kampus yaitu H I M AS U P E R , yang lokasinya berada di atas bank BTN. (dea/trz/e2)
10
BERITA KAMPUS
Himagrotek: Faperta Butuh Renovasi Sekre SKETSA - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ialah wadah bagi mahasiswa berkumpul bersama membentuk sebuah organisasi, yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan selama di kampus. Layaknya rumah, sekretariatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi (Himagrotek) Faperta. Himagrotek telah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa jurusan Agroekoteknologi. “Untuk sekarang, karena kemarin ada tahap renovasi sedikit dengan dana seadanya dari khas hima, sudah lumayan nyaman,” aku Syafuad selaku ketua H i m a g r o t e k . S e p e r t i y a n g t e r l i h a t k o n d i s i sekretariatan Himagrotek dapat dikatakan layak karena sudah nyaman untuk ditempati. Ada beberapa fasilitas yang terpenuhi di dalamnya yang diisi dengan barang yang dibeli oleh pendanaan khas Hima maupun kenangkenangan dari angkatan-angkatan sebelumnya. Namun, pada sisi lain terdengar keluh kesah dari mahasiswa yang ada di dalam kepengurusan Himagrotek. Dilihat dari kondisi sekretariatan Himagrotek saat ini sudah terbilang tua. Lantai yang berlubang, sudah rapuh dan berusaha ditutupi dengan karpet. Oleh karena itu mahasiswa Himagrotek maupun HMJ lainnya yang sama sejajar sekretariatannya sangat memerlukan renovasi pada bangunan sekretariatan HMJ di Faperta. “Fasilitas yang
baru kemarin, ada kipas angin dari angkatan 2012 sebagai kenang-kenangan dan ada juga meja yang diberikan dari jurusan,” tambahnya. Solidaritas bersama dapat membuat segalanya nyaman dalam rumah sendiri seperti disekretariatan Himgarotek. Syafuad menambahkan, di dalam sekretariatan Himagrotek masih memerlukan beberapa fasilitas seperti papan tulis, jaringan wifi, bangku dan meja kecil untuk penyimpanan barang, rak dokumen, peralatan tulis, serta memperbaiki bangunan menjadi permanen. “Harapan saya, sekre Himagrotek bisa lebih baik lagi dan nyaman agar kita lebih bisa menikmatinya bersama,” ungkapnya. (jdn/e2)
11
BERITA KAMPUS
Ingin Membangun Gedung Baru
SKETSA - Ada beberapa fakultas yang mulai berencana untuk membuat bangunan lebih besar bagi tiap organisasi kemahasiswaan yang ada di dalamnya. Itu yang tercium di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). FEB sebenarnya sudah memiliki sekretariat yang memadai. Hanya ada satu himpunan dan tiga UKM yang belum mendapatkan sekretariat. Himpunan dan UKM tersebut adalah Hima Ekonomi Islam, UKM Futsal, UKM Seni, dan UKM Basket. Endra Julianto selaku ketua BEM FEB, mengatakan prodi Ekonomi Islam dan UKM yang belum mendapat sekre itu baru saja terbentuk. Ditambah ruangan yang ada kini sudah tidak tersedia. Belakangan tersiar kabar, bahwa dari pihak dekan FEB sudah berencana untuk memindahakan seluruh aktivitas organisasi mahasiswa ke gedung Economy Centre. Sebagai gantinya tempat yang menjadi sekre sekarang akan dijadikan tempat berkantornya
akademik dan jurusan. Melangkah sedikit ke fakultas yang terletak di belakang GOR 27 September, Fakultas Hukum (FH) rencananya akan m e m b a n g u n g e d u n g S t u d e n t C e n t re . Disampaikan langsung oleh Mahendra Putra Kurnia, Wakil Dekan I fakultas tersebut saat d i te m u i S a b t u ( 1 2 / 1 2 ) l a l u . D i r i nya mengatakan bahwa rancangan dan pemetaan untuk ruang sekretariat keempat lembaga fakultas, di antaranya BEM, DPM, Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Al-Mizan dan L-KIS sudah ada. Pembangunan ditargetkan akan selesai pada 2016 mendatang. “Untuk bulannya masih belum tahu, tapi sudah pasti akan d i b a n g u n . T i n g g a l t u n g g u d a n a d a r i universitas,” ujar Mahendra. Selain sebagai pusat kegiatan mahasiswa fakultas, gedung juga difungsikan untuk business centre. Diungkapkan Aldi, pengurus BEM FH pun demikian. Walau saat ini, dari empat lembaga fakultas, hanya BEM yang memiliki ruang sekretariat. Sehingga tiga lembaga lain melakukan kegiatannya di ruangruang kelas atau seputar wilayah FH. “Disambut baik pastinya, kita sudah lihat sendiri juga rancangannya. Semoga segera rampung dan teman-teman organisasi di sini bisa beraktivitas dengan nyaman” terang mahasiswa angkatan 2012 itu. (mwp/rdm/e2)
12
BERITA KAMPUS
Nomaden
SKETSA - Sebagai fakultas terbesar di Unmul, kondisi sekretariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tidak jauh berbeda dengan fakultas lain. Seperti dialami FKIP yang berlokasi di Gunung Kelua. Carolina Huring, mahasiswi FKIP Matematika ini mengaku kalau sekre di sana masih kurang nyaman. “Hanya cukup untuk menyimpan barang kalau untuk kumpul lebih dari 8 orang ruangan sudah tidak cukup,” ujarnya kepada Sketsa. Hal itu ditambah dengan kondisi sekre yang pengap karena hanya dilengkapi dengan satu kipas angin berukuruan sedang. Meski begitu semua UKM dan HIMA sudah memiliki sekrenya masing-masing . Diakui Carolina ruangan itu masih sempit. “Harapan saya yang paling utama adalah terpenuhnya fasilitas yang memadai, soalnya untuk kegiatan dan acara besar hima perlu penunjang fasilitas dan dana bantuan juga tentunya," tandasnya. S e m e n t a r a k e a d a a n U K M d i F K I P Pahlawan, terbilang sama dengan kasus-kasus yang terjadi di organisasi lainnya. Dari pantauan Sketsa, ruangan masih sempit seperti yang dialami HMJ BASE, ESA, dan Himabastra. Saat ini baru
Bikin Sulit Dapat Sekre LDKM MAI yang melakukan perbaikan fasilitas untuk musala. Agar saat beribadah mahasiswa muslim jadi lebih nyaman. " Harapannya yakni perbaikan fasilitas seperti perluasan sekre demi kenyamanan para anggota saat bekerja dalam kepanitiaan," ungkap Sandi Ardiansyah, ketua ESA. Selebihnya seperti Himapaud malah tidak mendapat sekre sama sekali. Sebagai informasi, mahasiswa yang mengambil prodi Paud dari semester 1-4 ruangan kuliahnya ada di Pahlawan sementara 5-8 pindah ke FKIP Gunung Kelua. Sedikit banyak, perkuliahan nomaden ini yang membuat mereka hingga kini tidak memiliki sekre meski sudah berdiri sejak 2007. Dikabarkan, tahun ajaran baru ini ingin diperjuangkan Himapaud agar bisa mendapatkan sekretariat. "Memang tempat mereka berkumpul kecil tapi itu tidak membatasi mereka berpikir luas," ulas Rizky Juliansyah yang menjadi koordinator SPK. (dea/asr/e2)
13 11
BERITA KAMPUS
Rombak Laboratorium Tak Terpakai
untuk Dijadikan Sekretariat
SKETSA - Kondisi ruangan atau sekre dari UKM, HMJ, dan BEM di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sejauh ini tidak terlalu buruk. Hanya fasilitas di sana minim tempat sampah dan kurang tersedianya tempat atau ruangan bagi UKM. Muhammad Sabransyah selaku Ketua BEM FMIPA menuturkan bahwa kondisi di FMIPA ini masih kekurangan sekre. Sabran menghimbau seluruh UKM yang ada di FMIPA agar lebih aktif lagi dalam berorganisasi menjalankan kegiatan, agar mereka bisa turut memperjuangkan tempat atau ruangan bagi UKM-nya. Saat ini tercatat ada 6 UKM dan 5 HMJ yang m a s i h a k t i f . S a l a h s a t u ya n g c u k u p s e r i n g menyelenggarakan kegiatan adalah UKM Seni. “Kita mau minta ruangan tapi UKM tak jalan kan aneh?” tandas Sabran. Sekretariat UKM di FMIPA di antaranya sudah dihuni oleh BEM, DPM serta beberapa HMJ seperti Biologi, Kimia, Fisika, Ilmu komputer, dan Statistika. Sementara untuk UKM Bola, UKM Seni, UKM Tarung derajat, dan UKM riset, barang mereka ada yang ditaruh di kost anggotanya. Malah ada beberapa UKM
yang menitipkan barang-barang di dalam sekre BEM dan sekre HMJ yang lain. “Alhamdulillah, BEM tidak keberatan dan tak ada barang yang hilang,” tutur Sabran saat disambangi Sketsa, (11/12) lalu. Sabran mengaku bahwa fasilitas WC di sekre FMIPA tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Lebih sering dijadikan tempat menaruh alat-alat kebersihan seperti sapu dan peralatan pel. “Akhirnya, kami menggunakan WC yang berada di dekat gedung sebelah,” ujar mahasiswa Statistika 2012 ini. Listrik di gedung sekre ini mengalir dengan baik, namun fasilitas seperti kipas angin sudah tidak dapat digunakan oleh sebab rusak. Gedung ini sebenarnya bertingkat dua namun untuk organisasi hanya memakai ruangan di lantai satu. Di lantai dua hanya ada laboratorium yang jarang digunakan. Menurut Sabran, jika laboratorium itu tidak dipakai ada baiknya dirombak untuk ditempati oleh UKM dan HIMA yang belum mendapat sekretariat. “Jadi harus aktif menjalankan kegiatan organisasi dulu agar kami bisa memperjuangkan ruangan dan tidak hanya dilihat oleh dekan sebagai ukm yang non-aktif,” tutup Sabran. (myg/e2)
14
BERITA KAMPUS
FIB dan FTIK Sama-Sama Tidak Punya Sekre SKETSA - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Teknik Informasi dan Komunikasi (FTIK) memiliki masalah sekre UKM yang sama. Bahwa keduanya sama-sama tidak memiliki ruangan. Panji Asuhan, Ketua BEM FIB, mengatakan kini di FIB telah dibangun bangunan sekretariat. Hanya saja belum dapat dipakai secara resmi sebab baru akan diresmikan pada bulan Januari mendatang. Pandji m e n g u t a r a k a n , i n i t i d a k l a i n k a r e n a d a n a pembangunan yang tampaknya belum jelas. “Dari pihak kampus FIB menerangkan bahwa sedang menunggu dari pihak kontraktornya,” imbuhnya. Selama ini jika ada rapat, BEM FIB hanya meminjam ruangan kelas atau mengadakan rapat di ruangan terbuka. Inventaris BEM FIB disimpan di rumah salah satu anggotanya. “Nanti tempat sekre tepat di samping ruang kelas Etnomusikologi,” ujarnya ketika ditemui Sketsa (18/11). Sekre UKM itu akan digunakan secara bersama oleh beberapa organisasi seperti DPM FIB, Hima Tesa, Hima Sasindo, Hima Etno, dan beberapa UKM lain. Sekre tidak akan dibagi bersekat-sekat, tetapi hanya diberi lemari untuk menyimpan barang atau berkas tiap organisasi. Panji mengaku, itu langkah baik karena bila diberi sekat ruangannya akan terlihat sempit.
Sementara itu ditemui terpisah Mursalim selaku dekan FIB, mengatakan kebenaran dari sekre yang sudah jadi itu. “Tinggal dibicarakan sama ketuaketua pengurus UKM di FIB,” tandasnya. Nasib sama dirasakan oleh FTIK, memiliki dua gedung yang terdiri atas beberapa ruangan kelas. Di mana mayoritas ruangan itu digunakan untuk keperluan perkuliahan, maka secara otomatis tidak ada ruangan sisa untuk dijadikan sekre bagi UKM yang ada di FTIK. Di antara UKM itu ada UKM web, Disfotografi, dan masih banyak lagi. Aldy, selaku bagian dari biro iklan BEM FTIK, mengatakan sejauh ini hanya BEM FTIK yang sudah memiliki ruangan. Meski begitu UKM yang tidak memiliki sekre ini bukan berarti mereka jadi kelimpungan, biasanya kantin jadi lokasi setia untuk berkumpul. Setiap Sabtu di FTIK ada yang dinamakan Students Day, itu adalah hari berkumpulnya UKM di FTIK. Berhubung tidak ada perkuliahan pada Sabtu, maka ruangan kosong itulah yang dipakai untuk m e l a k u k a n a k t i v i t a s o l e h t i a p - t i a p U K M . (els/fqh/ajy/e2)
Halo owner online shop dan offline store dimanapun anda berada! Kami dari LPM Sketsa Universitas Mulawarman mau menawarkan space iklan bagi kalian para pengusaha. Iklan akan dimuat dalam produk Majalah PDF LPM Sketsa Unmul. Majalah PDF adalah majalah yang terbit dalam bentuk PDF setiap 2 bulan 1x.
Harga Dijamin
Terjangkau
Gak bikin
Kantong
JEBOL
Info: Jumlah downloader majalah Sketsa di beberapa edisi terbaru kami berturut turut : Le
4080 kali, 4643 kali, 2073 kali dan 1439 kali. Bisa di cek di website LPM Sketsa: sketsaunmul.com
ers Maha aga P s is
wa
mb
! Informasi lebih lanjut Hubungi kontak di bawah ini: sartikanovianti 085246645989 (Tika)
15
SUDUT UKM
Mengenal Prestasi UKM Bola
SKETSA – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola adalah salah satu UKM kepunyaan Unmul yang sampai saat ini terus menoreh prestasi. Tidak hanya berprestasi dalam kandang, UKM Bola juga berhasil menjuarai turnamen tingkat nasional. Saat ditemui di lapangan sepak bola Unmul, Randa Septiawan Putra menuturkan bahwa UKM Bola telah terbentuk sejak tahun 1991. UKM Bola terbagi menjadi dua bidang, yaitu sepak bola dan futsal. “Untuk saat ini, futsalnya memang sedang vakum. Tapi, kalau ada turnamen futsal tidak menutup kemungkinan kami akan ikut berpartisipasi,” jawab lelaki yang saat ini menjabat sebagai ketua itu. Menurutnya, prestasi yang paling membanggakan adalah ketika mereka berhasil meraih juara kedua dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) pada 2013 lalu. Adapun prestasi dibidang futsal antara lain juara empat pada Liga Futsal Mahasiswa regional Kalimantan Timur, Uniba Futsal Competition. “ Awalnya, kami hanya ikut turnamen di daerah sini saja. Tapi kemudian, para senior menilai bahwa kami punya potensi untuk dapat mengikuti turnamen yang lebih bergengsi. Sejak saat itu kami ikut turnamen sampai ke tingkat Nasional,” papar lelaki yang akrab disapa Uta tersebut. Para pemain UKM Bola diakuinya sangat berprestasi. Tidak hanya membawa nama Unmul dalam berbagai kejuaraan, namun juga bisa menjadi pemain untuk tim sepak bola Kaltim. Namun, mereka mengaku kecewa karena tidak dapat kembali membanggakan almamater Unmul dalam POMNAS
Unmul dalam POMNAS tahun ini yang diadakan di Aceh. “Sayangnya, kita masih kurang mendapatkan apresiasi atau penghargaan dari pihak kampus,” keluhnya. Uta melanjutkan selama ini UKM Bola sangat terbantu dengan alumni. Selain mendapat bantuan moral seperti dukungan, mereka juga mendapatkan dukungan materi berupa bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Alumni sangat membantu. Saat kami butuh dana untuk turnamen dan dana dari rektorat belum cair, mereka bersedia memberi link ke perusahaanperusahaan yang sekiranya dapat memberi kami bantuan dana. Dan kami berterimakasih sekali untuk itu,” imbuhnya. Uta berharap agar nantinya pihak kampus dapat lebih memperhatikan UKM Bola ini. M e n g h a r g a i s e d e re t p re s t a s i ya n g t e l a h mengharumkan Unmul. Paling tidak pemain terbaik bisa diberi penghargaan berupa beasiswa. “Ya paling tidak ada beasiswa lah, kan kami sudah membawa nama Unmul,” ungkapnya. “Satu lagi nih, buat temen-temen yang mau gabung dengan UKM Bola, bisa langsung saja datang ke stadion Unmul. Yang terpenting punya kemauan yang kuat dan mau datang latihan pada hari yang sudah kami tentukan,” ujarnya seraya tertawa renyah. (bru/nvt/e2)
16
IPTEK
AWAS!
Benarkah Pakai Narkoba Bisa Lewat Aplikasi?
SKETSA - Perkembangan zaman yang dinamis, senantiasa selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikutinya. Baru-baru ini ditemukan sebuah teknologi yang disebut sebagai narkoba digital. Teknologi ini dikenal dengan nama I-Doser. I-Doser merupakan aplikasi berupa binaural (dua suara) berdurasi 30 sampai 40 menit, yang apabila diperdengarkan akan menimbulkan efek seperti mengonsumsi narkoba. Hal inilah yang cukup meresahkan masyarakat, karena dirasa berbahaya bagi remaja yang penuh rasa ingin tahu dan sangat mengikuti perkembangan teknologi. Hingga kini sejumlah situs yang menyediakan aplikasi ini ditutup sementara, seperti i-doser.com, idoseraudio.com, idosersofware.com, dan istoner.com. Penutupan web yang telah dilakukan sejak tanggal 9 Oktober hingga kini hampir memasuki akhir tahun, memperlihatkan sikap pemerintah yang cenderung ragu-ragu untuk memblokir atau membiarkan aplikasi ini tetap beredar di masyarakat. Dalam rilis pers Kementerian Kominfo dilansir Nationalgeographic.co.id pada Jumat, 16 Oktober 2015, disebutkan bahwa kesimpulan yang didapat dari rapat anggota Panel Kementerian Kominfo menanggapi keberadaan I Doser ini, antara lain: 1. Situs i-doser menggunakan nama yang dilarang dan bersifat melanggar ketertiban Umum (dalam hal ini menggunakan istilah : kokain, marijuana, narkotika dan psikotropika lainnya) sesuai dengan pasal 5 UU Nomor 15 Tahun 2001; 2. Antara penamaan yang ditampilkan dengan produk yang dijual, tidaklah sesuai dengan yang sebenarnya sehingga terjadi penipuan (atau menyesatkan) yang membawa dampak kerugian jual-beli dan transaksi elektronik (UU ITE pasal 28 dan UU Perlindungan Konsumen). Badan Narkotika Nasional (BNN) Samarinda sebagai lembaga wajib dalam hal pencegahan dan penanganan narkoba di tingkat wilayah, nyatanya baru mengetahui keberadaan sebuah teknologi yang ditengarai sebagai narkoba jenis baru tersebut. Sucipto, selaku Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan BNN Samarinda saat ditemui di ruangannya, terlihat sibuk mencari informasi terkait I-Doser. Cipto mengaku baru mendengar, dengan alasan belum pernah dibahas dan dari BNN pusat pun tidak ada edaran maupun pemberitahuan kepada petugas BNN wilayah. Setelah mencermati selama sekitar 5 menit melalui layar komputer kerjanya, Cipto akhirnya menyimpulkan bahwa I Doser bukanlah tergolong jenis narkoba, karena yang dapat dikategorikan sebagai narkoba adalah sesuatu yang mengakibatkan candu berupa benda nyata. Ia juga mengutip secara definitif UU Nomor 35/2009 yang menyebutkan, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. “Narkoba itu benda, kalau gelombang suara itu bukan termasuk benda
dan tentunya sulit dideteksi baik bahaya maupun penanganannya,” ujarnya. Cipto juga menuturkan I-Doser hampir sama dengan cuci otak yang dilakukan oleh para teroris, yakni hanya mengganggu jaringan otak syaraf dan tidak merusak organ bagian dalam tubuh. I-Doser tidaklah berbahaya, sehingga aman digunakan asal tidak berlebihan dan tidak dihayati saat mendengarkannya. “Misalnya saya mendengarkan lagu Jawa, saya pasti terbawa suasananya dan menikmati. Sedangkan jika orang Banjar yang mendengarkan, pasti tidak suka karena tidak mengerti. I-Doser juga begitu, tergantung penggunanya,” ujar Cipto beranalogi. “Bahaya negeri ini ada tiga yaitu, korupsi, teroris, dan narkoba. I-Doser perlu juga disosialisasikan tentang bahayanya. Kami akan sosialisasikan tapi tidak secara khusus, melainkan hanya akan disinggung sedikit saja. Pencegahan terhadap narkoba adalah tanggung jawab kita bersama maka kita harus waspada terhadap teknologi yang masuk,” ungkapnya.
I-Doser memang bukan narkoba, tetapi tidak ada salahnya bila lebih protektif dan menyaring setiap teknologi yang akan digunakan dengan memperhatikan dampak baik dan buruk teknologi tersebut. (aml/asr/e2)
17
LIFESTYLE
Gigih Belajar di Minggu Tenang seluruh materi yang pernah diberikan dosen. Baik dari SKETSA - Berdasarkan jadwal akademik, slide, buku, jurnal dan semua literatur terkait. sebelum menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) “Kebanyakan materi kuliah kan berbahasa inggris, jadi pada 28 Desember 2015 mahasiswa Unmul akan selama minggu tenang ini kesempatan untuk mencari menerima minggu tenang dari 21- 26 Desember. Hal ini istilah-istilah yang sulit dipahami,” jelas mahasiswi biasanya dimanfaatkan mahasiswa yang kampung semester lima jurusan Teknolgi Hasil Pertanian (THP) halamanya tidak terlalu jauh dari kota Samarinda ini. untuk pulang. Kemudian ia merangkum seluruh Seperti yang dilakukan mahasiswi materi dengan tulis tangan. Karena Fakultas Pertanian, Santi Novella . Ia selain sebagai media belajar, pulang ke kampungnya di Kelurahan dengan menulis semakin Giripurwa Kabupaten Penajam memperkuat memori dalam Paser Utara (PPU). Namun bagi ingatan. Barulah kemudian dara cantik kelahiran Ponorogo diketik dan disimpan dalam ini, minggu tenang bukan berarti bentuk file di smarthphone-nya. “tenang-tenang” di rumah tanpa “Jadi nanti bisa dibaca-baca lagi belajar. “Minggu tenang itu sampai ketika UAS, tapi bukan diberikan fakultas untuk kita supaya ngerpek,” tandasnya. bisa menenangkan pikiran, bisa Gadis 20 tahun ini berusaha belajar, dan ngerefresh otak, memanfaatkan waktu di minggu tapi bukan jalan-jalan,” katanya mewanti-wanti. “Minggu tenang itu diberikan tenang semaksimal mungkin untuk persiapan UAS. “Kalau Godaan dan rasa malas untuk belajar tak ditampik Santi fakultas untuk kita supaya bisa liburan kan ada waktunya sendiri nanti,” ujar gadis yang ketika berada dirumah. Tetapi bercita-cita menjadi dosen ini. ia memiliki motivasi besar menenangkan pikiran.” Gigih belajar di minggu untuk terus belajar. “Motivasi tenang juga dilakukan mahasiswa Jurusan Manajemen belajarku adalah orang tuaku,” ungkapnya. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Sulthan Nur Hidayatullah. Agar tidak mengganggu waktunya bersama Namun berbeda dengan Santi, Sulthan mengaku keluarga di rumah, Santi belajar pada malam hari. waktu belajarnya di rumah adalah pada siang hari. Saat Karena siang harinya ia habiskan waktu bersama saudara-saudarinya pergi bersekolah dan ayah ibunya keluarga dengan membantu ibunya berjualan di toko. bekerja. Tips belajar di rumah ala Santi adalah meresume
18
LIFESTYLE
Gigih Belajar di Minggu Tenang
Jangan sampai waktu bersama keluarga malah kita manfaatkan untuk belajar ataupun sebaliknya, karena dapat menggangu konsentrasi belajar dan tidak akan memaksimalkan kita dalam melepas kerinduan.
Sulthan mengaku selain gigih belajar ia tak lupa untuk beribadah. “Kita perlu memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar apa yang kita harapkan sesuai dengan yang kita raih,” ungkap mahasiswa yang aktif di Pusat Studi Islam Mahasiswa ini. Ia mengatakan bahwa rasa malas kerap kali datang menggoda untuk menunda-nunda waktu belajar, oleh karena itu diperlukan motivasi yang kuat dalam memanfaatkan waktu libur ini untuk belajar. “Rasa cinta saya kepada Allah dan kedua orang tua lah yang selama ini memberikan saya semangat untuk belajar,” tambah pria kelahiran 6 Agustus 1995 ini. Tips belajar ala mahasiswa kelahiran Ujung Pandang ini adalah mereview kembali materi yang telah dipelajari. Setelah berada di penghujung minggu tenang, review kembali dilakukan untuk memahami materi demi kematangan menghadapi ujian. Sulthan pun juga berpesan kepada para mahasiswa Unmul yang merantau, agar pulang ke kampung halamannya saat minggu tenang ini. “Karena, jangan sampai rasa rindu yang kita pendam saat ini menjadi beban ketika ujian nanti,” katanya. Tak lupa ia berpesan kepada mahasiswa asli Samarinda agar tetap memanfaatkan minggu tenang ini untuk belajar secara maksimal. (krv/mld/e2)
Selamat Menikmati Minggu Tenang Manfaatkan Waktu di Minggu Tenangmu Dengan Sebaik-baiknya! 19
SOSOK
dan Solusi Bernama RSSI SKETSA - Guru besar sekaligus dekan Fakultas Kehutanan bernama Abubakar M. Lahjie, baru-baru ini menyodorkan ide mengenai Restorasi Sistem Silvikultur Indonesia (RSSI) kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar. Atas rumusannya itu ia berkontribusi atas lahirnya Permenhut RI NO. P.65/Menhut-II/2014 yang isinya membahas areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi (dipterokarpa). “Silvikultur itu budidaya tanaman pepohonan khususnya yang berkayu. Seperti kayu nangka, beberapa kayu seperti ini dibuat sebagai mebel,” ungkapnya ketika ditemui Jumat (3/12). Ide mengenai restorasi sistem silvikultur Indonesia merupakan buah dari pemikiran Abubakar selama kurang lebih 15 tahun. Ia mulai meneliti mengenai silvikultur ketika dirinya bekerja di sebuah perusahaan yang memberinya kesempatan untuk keluar masuk hutan. Begitu pun ketika mulai mengajar, Abubakar mengajak mahasiswanya untuk membuat skripsi mengenai sistem silvikultur. Bersama Simorangkir yang juga merupakan guru besar Fakultas Kehutanan ia pelan-pelan menyusun rancangan restorasi sistem silvikultur itu. Menurutnya, ada keganjalan terkait sistem silvikultur yang sedang berjalan di Indonesia. “Hanya berpatokan kepada teknik budidaya dan produksi. Bukan arti kata ekonomi tapi jumlah,” ujar pria yang kini berusia 64 tahun itu. Sistem silvikultur milik Abubakar ini hanya berlaku pada hutan dipterokarpa atau hutan tropis seperti yang ada di Kalimantan dan Sumatra. Guna dari silvikultur ini untuk menghasilkan potensi kayu yang optimal. Ia menjelaskan, salah satu kesalahan yang terjadi basal area yang digunakan adalah pohon dengan diameter 15 m². Di mana yang hasilnya ada 8 kayu panen, 2 rusak, dan 5 sisa. Basal area yang demikian perlu dihindari sebab jumlah kayu yang dipanen selalu lebih banyak daripada kayu yang tersisa. Sebaliknya yang boleh digunakan adalah pohon berdiameter 20 m². Menghasilkan 8 kayu panen, 2 rusak, dan 10 sisa. “Ini yang aman,” tambahnya. Dengan ini Abubakar membawa nama Fakultas Kehutanan Unmul di kancah nasional. Di dalam RSSI turut andil perwakilan dari Universitas Gajah Mada dan Insititut Pertanian Bogor. Terhitung sejak Agustus 2015 rancangan ini diterima, belum ada kepastian kapan RSSI ini akan diterapkan oleh Kementerian Kehutanan RI. “Mungkin sebelun diterapkan akan dikaji ulang terlebih dahulu oleh mereka. Saya khawatir jika ini tidak dilaksanakan hutan jadi makin rusak,” ucap Abubakar. Tidak ada rupiah yang didapat Abubakar dari mengembangkan RSSI ini. Hanya satu alasan yang membuat dia memikirkan hutan. “Karena kecintaan saya dengan alam,” ujarnya lantas tersenyum. (wal)
20
SASTRA
Jerawat “Itu jerawat milik siapa?” tanya Tari di suatu siang. Aku kurang mengerti apa maksud pertanyaan itu jadi tidak kujawab sama sekali. Beberapa bulan lalu, pada suatu malam, aku melihat seorang gadis berkacamata polos berjalan sendirian di bawah hujan yang deras. Ia mengenakan kaus putih bergambar biola dipadukan dengan jaket berwarna merah, di punggungnya tersampir sebuah ransel. Caranya yang tak buru-buru melangkah saat hujan deras membuatku menebak gadis ini sedang senang. Masih dalam jarak pandangku yang berteduh di pinggiran mal, seorang tua bermantel abu-abu menghentikan sepeda motornya di bahu jalan. Dari gerakan tangan si tua itu, ia menawarkan tumpangan kepada gadis ini. Namun nampaknya niat si tua bangka ditolak oleh si gadis. Si gadis hanya menggeleng dan tetap berjalan tak menghiraukan. Pak tua sempat memukul pelan spedometernya sebelum pergi meninggalkan si gadis. Masih di bawah hujan. Langkahlangkah selanjutnya dari gadis ini ditandai dengan kepalanya tertunduk menekuri trotoar. Di langit air hujan jadi lebih banyak jatuh membuat tangis paling tangis tidak terlihat. *** “Itu jerawat milik siapa?” tanya Tari pada suatu malam. Aku masih kurang mengerti apa maksud pertanyaan tak jelas itu jadi tidak kujawab sama sekali. Beberapa minggu lalu, di suatu siang, Samarinda sedang panas-panasnya. Aku sampai membayangkan Mahakam mendidih. Di antara waktu yang menjengahkan itu, aku melempar pandang ke jalanjalan yang terletak di balik jendela kantor. Ada gadis itu yang kulihat, gadis yang tempo hari mandi hujan malam-malam. Kali ini ia tidak jalan kaki, tapi menaiki sepeda motor matic berwarna hijau dengan helm bergambar Minion. Ia mengenakan kaus putih bermotif not balok seperti yang biasa dilihat pada partitur, ada jaket biru dan ransel yang tersampir di punggungnya. Masih tetap dengan kacamatanya, ia mengendarai sepeda motor pelan seperti tak tentu arah. Beberapa kali gadis ini berkendara amat ke tengah sampai suara klakson menyadarkan dia supaya minggir dan tetap berada di pinggir. Mendadak aku ingin tahu ke tempat mana sebenarnya ia ingin pergi. Rasanya seperti menebak hidup kucing yang baru dibuang dari dalam karung.
*** Beberapa hari belakangan ini ada banyak jerawat muncul di wajahku. Seperti proses awal-awal akil balig. Jerawat ini seolah memiliki cara untuk menggandakan jumlah. Satu mati tumbuh dua, dua mati tumbuh dua, bahaya kalau begitu terus bisa sampai sejuta. Jerawat ini mengganggu. Kadang saat ditekan rasanya sakit, dibiarkan mengganggu. *** Kutemukan dia lagi, di trotoar ketika jam dinding mulai memasuki tengah malam. Dia tidak lagi memakai ransel, tidak ada jaket, dan tidak ada gambar lagi di kausnya yang putih. Semua dandanannya penuh rias dan menyatu dengan tubuhnya. Matanya yang kini tak berkacamata sempat melihat mataku yang sedang melihat dia. Dia berjalan ke arah mobil yang kugunakan tanpa malu-malu. Mengenalkan dirinya sebagai partitur malam. *** “ Itu jerawat milik siapa?” Tari masih bertanya dan bingung kujawab seperti apa.
Penulis adalah Wahid Tawaqal. Seorang mahasiswa semester tiga Sastra Indonesia, Universitas Mulawarman. Aktif berkegiatan di Lembaga Pers Mahasiswa Sketsa Unmul. Mari silaturahmi di twitter @wahidtawaqal atau kunjungi wawal.my.id
21
SASTRA
Tingkah Polah dalam Malam Karya: Raden Roro Mira Budiasih
Malam Sabtu pukul satu Kegelisahan mulai merayu Sunyi tampak ragu Dalam gelap akhirnya berkata “Aku mau.” Tik. Tik. Tik. Jarum kurus itu terus berdetik Tanganmu mulai merajah dan merambat naik Membuat nafasku seolah tercekik Aku tak lagi bisa berkutik Tubuhku halal untukmu Untuknya Untuk semua
22
OPINI
Pemberedelan Mencabik Pergerakan Pers Mahasiswa Oleh: Raden Roro Mira Budiasih (Ketua Umum LPM Sketsa Unmul)
Akhir-akhir ini, kasus pemberedelan media kampus kian marak terjadi. Penghentian penerbitan dan peredaran produk hingga izin keorganisasian dicabut secara paksa. Alasan beragam, mulai dari ketidaksesuaian visi misi kampus hingga pemberitaan yang kontra dengan civitas akademika, tempat bernaungnya para lembaga media kampus. Alasan media kampus tidak diperbolehkan beroperasi lagi umumnya karena ketidakpahaman pihak civitas mengenai keberadaan pers mahasiswa (persma). Dianggap sebagai musuh, pengungkap fakta teroganisir, perusak citra kampus hingga pemberitaan tak berpihak. Persma hanya dianggap sebagai unit kegiatan mahasiswa belaka, fungsinya tidak diindahkan sehingga segala kegiatan dan perilakunya jadi sorotan. Tidak ada yang salah pada persma, yang salah adalah mereka yang menganggapnya biasa. Sepanjang 20142015 tercatat 10 kasus pembredelan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) mulai dari ujung Aceh hingga timur Papua. Data yang dihimpun oleh Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ini menjadi indikasi bahwa keberadaan persma masih belum dihargai benar oleh pihak kampus. Padahal peran media begitu besar untuk menciptakan corong pergerakan mahasiswa, mewujudkan iklim kampus yang ideal, dan membentuk sikap kritis mahasiswa terhadap kebijakan kampus. Menjadikan mahasiswa tak sekadar gabungan kata maha dan siswa. Sikap kritis persma terhadap kampusnya menjadi senjata si pemegang tampuk kepemimpinan melayangkan aksi pembredelan. Alasan kekanakan. Kritis adalah bagian dari hidup mahasiswa. Terlebih bagi pelaku aktivis media seperti persma. Kritis harus dipelihara guna menciptakan pemberitaan yang bukan sekadar tulisan. Justru bahaya jika mahasiswa tidak kritis. Calon intelektual masa depan akan menjadi pasif. Terlebih
para aktivis media saat ini ideologinya semakin dipertanyakan. Bagaimana menciptakan perubahan jika sejak di kampus tak diberi ruang? Mahasiswa dilarang kritis? Mahasiswa dilarang diskusi? Mahasiswa tindakannya diawasi untuk menyuarakan perlawanan terhadap kriminalisasi, intimidasi justru malah dikekang kebebasannya dalam berekspresi. Telah jelas tertuang pada Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang mengatakan bahwa pers harus berfungsi sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Terlebih ada kode etik jurnalistik yang termaktub pula di dalamnya. Itulah dasar persma dalam menjalankan kegiatan. Banyaknya kasus pemberedelan terhadap LPM membuktikan bahwa ada kebebasan akademik yang dicederai. Kawan-kawan pers SETARA di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga pada Oktober lalu, Media Unram Universitas Mataram pada awal November hingga yang terbaru ini terjadi pada kawan-kawan pers di LPM Gema Keadilan Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro pada Kamis (12/11) lalu. Apa yang salah dengan negeri ini? Akankah kembali kita pada masa reformasi? Fakta terungkap beserta bukti malah dikebiri. Isu mencuat dijadikan konsumsi publik malah dituduh memprovokasi. Media seharusnya independen, terlebih dalam posisi persma. Kami bukan lembaga media profit yang memanipulasi fakta demi harta. Civitas seharusnya menjadi kawan bagi persma, bukan sebaliknya. Birokrasi yang bersih seharusnya tak perlu risau dengan keberadaan persma. Tak perlu takut dengan geliat persma yang semakin berkembang. Tak perlu cemas dengan pemberitaan yang sesuai fakta di lapangan.
23
OPINI Harus Bagaimana? Memberikan ruang terhadap organisasi kampus khususnya yang berada di jalur media dinilai sudah cukup. Karena hal tersebut berhubungan dengan kebebasan berekspresi. Lepas dari itu, konteksnya akan lebih luas dan bersinggungan dengan HAM. Ada batasan yang sebenarnya harus dipahami. Baik dari pihak persma maupun birokrat kampus. Memahami memang satu kata yang mudah diucapkan, namun pemaknaannya yang kadang jauh dari ekspetasi. Memahami yang seperti apa? Seperti mengenali fungsi dan tujuan. Arti penting persma dalam sebuah perguruan tinggi. Pengaruh otoritas
kampus yang dihormati. Hingga kesempatan mendapatkan hak yang setara. Persma merupakan bibit jurnalis yang akan mengelola tatanan media pada masa mendatang. Terlebih pers adalah kekuatan keempat setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ia memiliki posisi tersebut karena pengaruh isi atau pesannya. Tak akan pantas sebuah LPM dibekukan keorganisasiannya jika pergerakannya masih di batas kewajaran. Tak akan mungkin sebuah LPM dicabut izin organisasinya jika produknya mendapat dukungan. Tak akan bisa sebuah LPM dibredel jika semua orang paham fungsi media itu seperti apa.
Salam Pers Mahasiswa! Semangat Berbagi dan Menginspirasi!
24
SURVEI LITBANG Hasil Survei Terkait Fasilitas Keorganisasian SKETSA – Mahasiswa sebagai agen perubahan, dituntut untuk selalu aktif dalam berbagai kegiatan. Baik itu kegiatan keorganisasian, kepanitiaan, hingga kegiatan sosial. Instansi pendidikan, dalam hal ini universitas tidak bisa membatasi mahasiswanya dalam berorganisasi. Sebab, kegiatan positif ini mampu menampung minat, bakat, serta aspirasi mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, harus ada dukungan yang diberikan pihak kampus. Tidak hanya dukungan moral, juga dukungan materiil. Adapun dukungan materiil bisa berupa bantuan dana, ruang kesekretariatan, maupun fasilitas pendukung lainnya. Namun, sering kali dukungan tersebut terlupakan. Tim penelitian dan pengembangan (Litbang) Sketsa Unmul melakukan survei terkait fasilitas pendukung kegiatan keorganisasian baik tingkat universitas maupun fakultas. Berikut hasil surveinya:
Diagram 1. Dari 117 responden yang ikut berpartisipasi, terdapat 94 persen m a h a s i s w a y a n g m e r u p a k a n mahasiswa aktif organisasi.
Diagram 2. Sebanyak 50 persen mahasiswa mengikuti Himpunan Mahasiswa, dan selebihnya mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas, BEM KM, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ada mahasiswa yang mengikuti lebih dari satu organisasi.
Diagram 3. Dari berbagai organisasi mahasiswa yang ada di Unmul, sebanyak 82,6 persen responden mengatakan sudah memiliki ruang sekretariat.
25
SURVEI LITBANG Hasil Survei Terkait Fasilitas Keorganisasian
Diagram 4. Sebanyak 43,4 persen mahasiswa merasa bahwa kondisi sekretariatnya cukup baik. Namun, ada 9,4 persen sekretariat yang dinilai sangat buruk oleh responden dan hanya 2,9 persen berpendapat bahwa kondisi sekretariat mereka sangat baik.
Diagram 5. Sebanyak 43,4 persen mahasiswa merasa bahwa kondisi sekretariatnya cukup baik. Namun, ada 9,4 persen sekretariat yang dinilai sangat buruk oleh responden dan hanya 2,9 persen berpendapat bahwa kondisi sekretariat mereka sangat baik.
Diagram 6. Sejumlah 52,3 persen mahasiswa merasa fasilitas penunjang yang diberikan cukup baik. Hanya 7,3 persen yang merasa kondisi fasilitas penunjangnya baik, lebih sedikit dari fasilitas penunjang yang kondisinya buruk, yaitu 32,1 persen buruk dan 8,3 persen sangat buruk. Bisa Dari responden yang mengisi survei dapat dikatakan b a h w a s e t e n g a h m a h a s i s w a a k t i f organisasi berpendapat bahwa fasilitas penunjang kegiatan yang mereka rasakan berada pada kategori buruk.
26
SURVEI LITBANG Hasil Survei Terkait Fasilitas Keorganisasian
Diagram 7. Pihak kampus mendukung setiap kegiatan, terutama yang dilaksanakan oleh organisasi yang ada di Unmul. Yaitu 83 persen banding 17 persen.
Diagram 8. S e b a g i a n b e s a r d u ku n ga n ya n g diberikan oleh pihak kampus berupa dana, 64 persen menjawab demikian. Ada juga berupa pembinaan (11,6 persen), Fasilitas (10,7 persen), dan lain-lain (13,4 persen).
K E S I M P U L A N
Pihak kampus sudah memberikan dukungannya pada organisasi yang ada di Unmul. Namun, masih belum maksimal. Keberadaan ruang sekretariat yang masih belum merata, begitupun kondisinya yang tidak semua layak. Masih ada sekretariat yang ala kadarnya, bahkan dapat dikatakan tidak nyaman untuk dijadikan tempat mahasiswa berorganisasi. Kebanyakan, fasilitas penunjang yang diberikan hanya berupa dana. Padahal selain membutuhkan dana, organisasi kemahasiswaan juga membutuhkan fasilitas penunjang lain seperti peralatan komputer, printer, alat tulis kantor (ATK), dan sebagainya. Tak hanya itu, organisasi pun membutuhkan dukungan berupa bimbingan, sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
27
LENSA Sketsagram
Kondisi Sekretariat Organisasi Fakultas Unmul
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
Fakultas Kehutanan (Fahutan)
Fakultas Hukum (FH)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP)
Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Fakultas Teknik (FT)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Fakultas Teknologi dan Informatika (FTIK)
Fakultas Farmasi
Fakultas Pertanian (Faperta)
Fakultas Perikanan (FPIK)
28
Teka-Teki Silang Berhadiah Mendatar: 1. Bengkak. 4. Lawan air pasang. 6. Juga. 8. Bagian luar yang keras. 11. Lembaga Kantor Berita Nasional. 14. Kegiatan yang disenangi ibu-ibu. 18. Spesies burung; avian. 20. Mengajak tamu untuk menghadiri sebuah acara. 21. Kata sambung. 23. Kewajiban; amanah.
Menurun:
Kirim jawabanmu ke Line@ LPM Sketsa Dengan Format: Nama: Fakultas/prodi: No. HP: Angkatan:
m i m r i i r i k k a r SSeeggeera nm ! ! u u m n a waabba jjaaw
Follow & Add akun sosmed LPM Sketsa:
2. Sebuah angka. 3. Rumah Sakit Jiwa. 4.Diulang: tidak ada hasilnya. 5. Pinjaman. 7. Gosok; pijat. 9. Tunggal; satu. 10. Negara Islam Indonesia. 11. Tepat; pasti. 12. Dibalik: olahan daging giling yang dicetak dalam berbagai bentuk, biasanya berbentuk segi empat. 13. Gembira. 15. Lari (Inggris). 16. Bayangan (Inggris). 17. Dibalik: bangkit dari tidur. 19.Sekolah Dasar. 20. Ujian Nasional. 22. Mata (Arab).
@sketsaunmul Fanpage LPM Sketsa Unmul @sev9744k sketsaunmul
Pemenang akan diumumkan melalui sosmed LPM Sketsa pada akhir Januari 2016!
MENANGKAN souvenir cantik dan total pulsa ratusan ribu
29
Seorang Ibu bisa mengurus 10 anak tapi 10 anak belum tentu mampu mengurus seorang Ibu.
Le
ers Maha aga P s is
wa
mb
Semangat Berbagi dan Menginspirasi
Didukung dan Dipersembahkan Oleh:
Le
ers Maha aga P si s
wa
mb
OPEN RECRUITMENT LEMBAGA PERS MAHASISWA
Kamu hobi desain dan gambar ilustrasi?
Mau hasil karyamu berguna dan dilihat banyak orang?
BRACE YOURSELF! LPM Sketsa Unmul sedang membuka pendaftaraan buat kamu yang ingin meng-eksplore kemampuan di bidang desain dan ilustrasi.
SAYA TERTARIK | GIMANA CARANYA?
Desainer
Contact Person (CP):
Menyerahkan satu buah hasil desain layout majalah/koran dengan tema bebas. Serta memahami Corel Draw/ Photoshop/aplikasi desain lainnya.
Tika: 085246645989 Roro: 082251730703 Biru: 082376222829
Periode Oprec: 3 Desember 2015 29 Januari 2016
Illustrator Menyerahkan satu hasil ilustrasi karya sendiri dengan tema bebas. Kirimkan berkas pendaftaran anda ke email:
[email protected]
@sketsaunmul
@sev9744k
sketsaunmul
LPM Sketsa Unmul