Survei Opini Publik
Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia
Jakarta, 7 Agustus 2006
METHODOLOGI •
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
•
Survei dilaksanakan secara serentak dari tanggal 23 – 27 Januari 2006
•
Dalam survei ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 1200 orang. Dengan metode multistage random sampling, survei dengan sampel 1200 orang punya toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel akhir yang valid dan dianalisis sebanyak 1173 orang.
•
Sampel berasal dari 33 Propinsi yang dipilih secara proporsional terhadap populasi disetiap propinsi
•
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan (10 responden).
•
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
PROFIL RESPONDEN Survei LSI (n =1173)
Survei LSI (n = 1173)
BPS
JENIS KELAMIN
BPS
AGAMA
Laki-Laki
49.7
50
Islam
87.6
87
Perempuan
50.3
50
Kritiani
10.4
10
Hindu
1.5
2
Budha
0.5
1
PENDIDIKAN SD Atau Tidak Pernah Sekolah
51
60 *
Lulus SLTP
20.5
19
Lulus SLTA
21.5
18
7.5
4
Pernah Kuliah Atau Di Atasnya UMUR
SUKU BANGSA Jawa
39.8
41.6
Sunda
14
15.4
3.6
5
Melayu
3.4
3.4
20-29 Tahun
22.8
25
Madura
3.9
3.4
30-39 Tahun
27.3
22
Minang
3.7
2.7
40-49 Tahun
22.1
17
Bugis
3.8
2.5
Lebih Dari 50 Tahun
24.3
20
Betawi
2.2
2.5
Lainnya
29.8
28.5
19 Tahun Atau Di Bawahnya
PENDAPATAN < 400 ribu 400 ribu – 1 juta > 1 Juta
48.2
42
33
38
18.6
20
*Sensus BPS mencakup warga yang belum berumur 17 tahun, maka proporsinya menjadi lebih besar.
Parameter : Dimensi dan Indikator •
Sikap Toleransi dan pandangan tentang pluralisme masyarakat Indonesia diukur dalam dua dimensi, yakni dimensi sosial keagamaan dan dimensi sosial politik.
•
Indikator yang diukur dalam dimensi sosial keagamaan adalah ; bagaimana kesediaan masyarakat untuk hidup bertetangga dengan orang yang berbeda (the other) baik dari agama dan etnis. Khusus tentang toleransi beragama, ditanyakan juga kesedian mereka untuk membiarkan pihak yang berkeyakinan beda untuk melaksanakan dan membangun sarana ibadah. Selain itu, survei ini juga mengungkap derajat social trust dalam masyarakat Indonesia.
•
Sedang yang diukur dalam dimensi sosial politiknya adalah : pandangan masyarakat terhadap orang lain, kelompok lain, sikap terhadap perjuangan hak oleh kelompok lain, dan pandangan terhadap kebudayaan barat.
•
Kedua Dimensi ini kemudian akan dilihat hubunganya dengan perilaku masyarakat berhubungan dengan media massa. Sejauh mana sikap negatif dan positif masyarakat dalam hal toleransi sosial dipengaruhi oleh informasi media massa yang mereka konsumsi.
TEMUAN SURVEI
Temuan Survei
Temuan tentang toleransi sosial kemasyarakatan yang ditunjukan dari hasil survei ini menunjukan pola yang sangat menarik. Meski secara umum masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cukup toleran, hal sangat terlihat dalam toleransi hidup bertetangga dengan orang lain yang berbeda etnis, namun toleransi dengan orang yang berbeda agama lebih rendah, dan semakin rendah terhadap pihak lain yang dianggap memiliki orientasi dan perilaku sex yang berbeda seperti kaum homo seks dan waria.
DIMENSI SOSIAL-KEAGAMAAN
Apakah ibu/bapak keberatan atau tidak keberatan bila bertetangga dengan orang ...?
Percent dari yang menjawab TIDAK KEBERATAN
96.6 84.6
85.3
85.8
93.3
94.1
97.5
61.7 43.7
Kristen
Hindu
Buddha
Sunda
Batak
Ambon
Jawa
Waria
Homoseks
Temuan Survei
Warga Non-Muslim di Indonesia memandang masyarakat Muslim pada umumnya sangat toleran terhadap mereka. Dalam hal toleransi terhadap orang yang berbeda agama untuk melaksanakan dan membangun tempat ibadah mereka dalam lingkungan disekitar responden, pihak yang menyatakan keberatan cukup besar, meskipun tidak mayoritas. Terutama untuk pembangunan tempat peribadatan kelompok keagamaan yang berbeda dengan kelompok mayoritas yang ada dalam lingkungan sekitar, sikap keberatan lebih besar dari dari yang tidak keberatan.
DIMENSI SOSIAL-KEAGAMAAN Khusus untuk Non-Muslim. Apakah anda merasa warga Muslim bersikap toleran terhadap pemeluk agama anda?
78.7
11.6
9.1 0.6 Sangat toleran
Toleran
* Survei LSI pada bulan Desember 2005
Sangat tidak toleran
Tidak tahu
DIMENSI SOSIAL-KEAGAMAAN Apakah ibu/bapak keberatan atau tidak keberatan bila penganut agama lain mengadakan acara keagamaan/kebaktian di daerah sekitar sini
48 36.7
11.9 3.4 Ya keberatan
Tergantung
Tidak keberatan
Tidak tahu/jawab
DIMENSI SOSIAL-KEAGAMAAN
Apakah ibu/bapak keberatan atau tidak keberatan bila penganut agama lain membangun tempat peribadatan di sekitar sini
42.3 38.1
15 4.6
Ya keberatan
Tergantung
Tidak keberatan
Tidak tahu/jawab
Temuan Survei Percaya terhadap orang lain, mayoritas masyarakat (8 dari 10 orang) menyatakan berhati-hati terhadap orang lain. Sangat sedikit yang memiliki pandangan yang benar-benar positif atau percaya terhadap orang lain. Rendahnya Social Trust ini merupakan hal yang sangat buruk dalam kerjasama antar warga dan menumbuhkan solidaritas sosial.
PANDANGAN TERHADAP ORANG LAIN
Apakah menurut Ibu/Bapak pada umumnya orang selain Ibu/Bapak sendiri bisa dipercaya, atau kita harus hati-hati/jangan mudah percaya dengan orang lain? …(%)
Orang lain pada umumnya bisa dipercaya
7
Harus hati-hati/jangan mudah percaya dengan orang lain
Tidak tahu
87.6
5.4
Temuan Survei
Organisasi/kelompok keagamaan tradisional dan kultural masih dominan. Nahdhatul Ulama (NU) merupakan organisasi/kelompok keagamaan yang paling tinggi tingkat penerimaannya di kalangan muslim di Indonesia. 8 dari 10 orang Indonesia menyatakan setuju dengan hal-hal yang diperjuangkan oleh NU. Tingkat kesetujuan terhadap organisasi/kelompok keagamaan konservatif macam Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan organisasi/kelompok liberal (JIL).
DUKUNGAN TERHADAP ORGANISASI/KELOMPOK ISLAM
Apakah Ibu/Bapak setuju dengan yang diperjuangkan oleh organisasi atau kelompok berikut …(%)
Jaringan Islam Liberal (JIL)
2.5
Hijbut Tahir
3.3
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Front Pembela Islam (FPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nahdatul Ulama (NU)
11 16.9 59.1 71.7
Temuan Survei
Kelompok masyarakat yang paling tidak disukai adalah pihak-pihak yang biasa di stigma sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia) atau bagian dari partai tersebut. Ketidaksukaan terhadap PKI ini sangat tinggi, lebih dari 60 persen. Ini jauh lebih tinggi dari ketidaksukaan terhadap Yahudi, yang angkanya tidak lebih dari 4 persen. Namun demikian ada sekitar 24 persen yang menyatakan netral, artinya tidak ada masalah dengan kelompok manapun. Terhadap kelompok yang tidak disukai tadi, mayoritas masyarakat menyatakan keberatan jika kelompok tersebut berdemontrasi untuk memperjuangkan hakhak mereka. Sikap keberatan terhadap perjuangan kelompok lain ini merupakan sikap yang negatif dalam konteks demokrasi, bahkan ini bisa menjadi ancaman terhadap demokrasi dan hak kelompok minoritas.
DIMENSI SOSIAL-POLITIK Dalam masyarakat sering ditemukan adanya orang yang menyukai atau tidak menyukai kelompok tertentu. Di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat berikut ini mana yang paling tidak ibu/bapak sukai? …(%)
Buddha
0.4
Hindu
0.4
Cina
0.5
Yahudi Kristen/Protestan
3.9 1.7
Katolik
0.8
Anggota DI/TII
0.5
Komunis/PKI Kelompok lain Tidak Jawab Tidak ada
62.7 0.7 4.2 24.1
DIMENSI SOSIAL-POLITIK
Kelompok tadi Boleh berdemonstrasi memperjuangkan hak-hak mereka
63.4
19 9.2
8.4
Setuju
Tidak punya sikap
Tidak setuju
Tidak Jawab
Temuan : Survei
Terhadap kebudayaan barat, masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang negatif. 6 dari 10 Muslim menganggap kebudayaan Barat lebih banyak membawa keburukan bagi Indonesia. Hal ini bisa sejalan dengan kenyataan bahwa pandangan dan kelompok radikal lebih banyak disetujui umat Islam Indonesia dibandingkan dengan kelompok yang berpandangan liberal.
DIMENSI SOSIAL-POLITIK
Kebudayaan Barat lebih banyak membawa keburukan bagi umat Islam di Indonesia
61.3
22.4 10.7
5.6 Setuju
Tidak punya sikap
Tidak setuju
Tidak tahu/jawab
DIMENSI SOSIAL-POLITIK
Seberapa setujukah ibu/bapak bahwa umat Islam di dunia ini sering diperlakukan tidak adil oleh umat lain?
38.8 32.5
18.9
4.9
Sangat setuju
4.9
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
TT/TJ
Temuan Survei TV merupakan sumber informasi berita dan politik yang paling banyak diakses oleh masyarakat. Sekitar 68,6% masyarakat mengaku mengikuti berita nasional atau politik dari TV minimal 1 dalam kali seminggu. Sementara yang mengikuti berita dari koran minimal 1 kali dalam seminggu hanya 18,2%. Semakin sering orang mengaskses berita dari koran dan TV maka rata-rata toleransi sosialnya makin tinggi. Umat Muslim yang sering baca koran minimal 1 kali dalam seminggu lebih banyak yang berpandangan bahwa kebudayaan barat lebih banyak membawa keburukan Tetapi khusus untuk orang yang tidak suka pada kelompok Komunis/PKI mayoritas mempunyai kebiasaan cukup sering mengakses berita dari TV.
AKSES INFORMASI MEDIA TV DAN KORAN
Dalam setahun terakhir, seberapa sering Ibu/Bapak mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan atau politik di tingkat daerah ataupun nasional melalui media massa berikut ini? 81.1 68.6
31.2 18.2
Jarang dan tidak pernah
Koran
Minimal 1 kali seminggu
TV
AKSES INFORMASI DAN DIMENSI SOSIAL-KEAGAMAAN
55.1 47.6
46.7 36.2
Tidak keberatan mengadakan acara keagamaan Jarang dan tidak pernah baca koran
Tidak keberatan membangun tempat peribadatan Minimal 1 kali seminggu baca koran
AKSES INFORMASI DAN DIMENSI SOSIAL
50.4
47.6
42.9 36.2
Tidak keberatan mengadakan acara keagamaan Jarang dan tidak pernah nonton TV
Tidak keberatan membangun tempat peribadatan Minimal 1 kali seminggu nonton TV
AKSES INFORMASI DAN DIMENSI SOSIAL
Kebudayaan Barat lebih banyak membawa keburukan bagi umat Islam di Indonesia
74.5 58.6
22.7 21.3 6.2 Setuju
12.4 3.2
Tidak punya sikap
Jarang dan tidak pernah baca koran
1.1 Tidak Setuju
Tidak tahu/jawab
Minimal 1 kali dalam seminggu baca koran
AKSES INFORMASI DAN DIMENSI SOSIAL
Kebudayaan Barat lebih banyak membawa keburukan bagi umat Islam di Indonesia
65 53.6
19 5.3 Setuju
24
5.8
Tidak punya sikap
Jarang dan tidak pernah nonton TV
22.1 5.2
Tidak Setuju
Tidak tahu/jawab
Minimal 1 kali seminggu nonton TV
AKSES INFORMASI DAN DIMENSI SOSIAL
Tidak suka terhadap PKI/Komunis
66
55.6
Jarang dan tidak pernah nonton TV
Minimal 1 kali seminggu nonton TV
Kesimpulan Meski secara umum masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cukup toleran, namun temuan dari hasil survei ini menunjukkan bahwa hal tersebut tak sepenuhnya benar. Kepercayaan dan toleransi antar anak bangsa yang berbeda dan tak jarang saling bersilang kepentingan masih menjadi problem fundamental. Proses sosio historis bangsa Indonesia untuk mengatasi perbedaan tersebut masih harus terus ditingkatkan, terlebih disaat negara sedang lemah dan pemimpin formal maupun informal tak lagi berwibawa. Sentimen etnis dan primordial yang cenderung negatif masih hidup dibenak masyarakat. Dengan perbedaan dan luka akibat koflik yang pernah terjadi, masyarakat ibarat rumput kering yang mudah dibakar. Konflik Ambon, Poso adalah sebagain contohnya. Selama kebencian terus ditebar, prasangka sosial yang berbasis agama, etnis dan sosial ekonomi terus dibesar-besarkan, maka Indonesia masih jauh dari Damai.