Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Diagram
iii
I. Latar Belakang
1
II. Tujuan Kebijaksanaan Sustainable Building
1
III. Pengertian Sustainable Building
2
IV. Kebutuhan Akan Sustainable Building
5
V. Keuntungan Dari Sustainable Building
5
VI. Penerapan Sistem LEED
8
Daftar Pustaka
10
ii Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
Judul
Hal
Diagram 1
Integrasi Lingkungan, Ekonomi dan Sosial
2
Diagram 2
Sustainable Building Proses
4
iii Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
PERENCANAAN DENGAN KONSEP SUSTAINABLE BUILDING I.
Latar Belakang
Di beberapa Negara maju pada tahun 2000 telah mengeluarkan peraturan tentang penerapan konsep sustainable building yang merupakan bagian dari program management lingkungan kota. Departemen lingkungan hidup ditunjuk sebagai pembimbing sekaligus sebagai salah satu tim pengawas dalam perencanaan dan pembangunan perkotaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan membantu mengarahkan kebutuhan kota dengan tetap memperhatikan peraturan lingkungan, membimbing departemen lain agar mengurangi kerusakan lingkungan dalam operasi-operasinya serta meningkatkan kualitas lingkungan itu sendiri. Kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan dikembangkan sedemikian rupa oleh team tersendiri yang dibentuk untuk mengembangkan kebijaksanaan sustainable building dan merencanakan implementasinya. Team ini juga berfungsi sebagai komite antar departemen yang berurusan dengan teknik, kebijaksanaan dan program sustainable building. Penerapan konsep sustainable building sudah selayaknya diterapkan di Indonesia mengingat keadaan pembangunan yang sangat besar volumenya serta semakin parahnya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa kita sadari jika konsep sustainable building tidak diterapkan dalam setiap pembangunan maka suatu saat kita akan mengalami krisis terhadap energy, air, sumber daya alam serta kerusakan lingkungan yang parah
II Tujuan Kebijaksanaan Sustainable Building Tujuan diterapkanya kebijaksanaan tentang sustainable building ialah untuk: •
Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapinya.
•
Menunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi dan pelayanan sosial.
•
Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan.
•
Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung.
•
Mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi, mengkonservasi, dan meningkatkan sumber-sumber lingkungan didaerah. 1 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
Dengan diterapkannya kebijaksanaan sustainable building secara langsung maupun tidak langsung akan membantu kota dalam tumbuh dan berkembang sesuai dengan standar komunitas yang layak bagi kehidupan.
III. Pengertian Sustainable Building
Pembangunan berkelanjutan sustainable building adalah bentuk gabungan dari berbagai disiplin ilmu yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada efek lingkungan, sosial ekonomi dari sebuah bangunan atau proyek terbangun secara keseluruhan. Dalam pembanguan berkelanjutan penerapan kebijakan sustainable building secara langsung berintegrasi dengan:
• Lingkungan (Environment Sustainability) • Ekonomi (Economic Sustainability) • Sosial (Social Sustainability)
Pada diagram I berikut ini dapat dilihat bagaimana integrasi dari nilai lingkungan, nilai ekonomi dan nilai sosial menghasilkan kehidupan yang sejahtera bagi manusia.
2 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
Integrasi ketiga butir di atas terjadi melalui design, konstruksi dan operasi dari lingkungan terbangun dengan melalui keseluruhan proses berikut :
• Proses pradesain • Proses desain • Proses konstruksi • Proses operasi (perawatan dan renovasi)
Sedangkan pokok-pokok dari proses di atas dalam kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan sustainable building meliputi:
• Management yang efisien terhadap energi dan sumber air • Management dari sumber material dan sampah material • Perlindungan terhadap kualitas lingkungan • Perlindungan terhadap kualitas kesehatan komunitas
Dalam konteks aslinya defenisi pembangunan berkelanjutan sustainable building bersumber dari pemikiran-pemikiran dalam upaya merangkul ide ekologi global agar dapat direalisasikan dengan penuh tanggungjawab secara ekologi, ekonomi dan etika, sebagai bahagian dari ukuran alam yang berevolusi. Dalam arti lain kebijaksanaan sustainable building harus bisa dikembangkan agar semua bagian dari alam dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini dan masa mendatang.
Jika dilihat lebih khusus, pengertian sustainable building itu sendiri berasal dari kata sustainability yaitu suatu upaya pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memikirkan generasi dimasa depan agar dapat terpenuhi kebutuhannya pula. Jadi sustainability merupakan suatu pemikiran yang seimbang tentang pembangunan, perkembangan manusia serta pemikiran tentang kehidupan yang baik di muka bumi.
3 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
Dengan memperhatikan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dari pembangunan berkelanjutan sustainable building ini diambil dari defenisi luas tentang sustainablelity.
Konsep dari pada pembangunan berkelanjutan sustainable building harus dapat diekspansikan agar tercakup isu-isu pada komunitas dan sosial, kepercayaan atau spiritual dan tindakan untuk menyelamatkan kehidupan dimasa depan.
Segala aktifitas yang berkenaan dan terjadi dalam sustainable building dapat digambarkan secara gamblang pada diagram 2 berikut ini.
4 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
IV. Kebutuhan akan Sustainable Building
Industri bangunan merupakan salah satu aktifitas manufaktur terbesar di dunia, disain, konstruksi dan perawatan dari bangunan-bangunan tersebut mempunyai pengaruh yang hebat terhadap manusia dan lingkungan, aktifitas tersebut juga memberikan pengaruh ke areal-areal di luar lokasi mereka, yaitu mempengaruhi terhadap sumber-sumber air, kualitas udara dan pola transportasi dalam suatu komunitas.
Menuwut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan:
• 40% dari energi terpakai diseluruh dunia • 25% dari pemotongan kayu • 16% dari pemakaian air bersih • 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai • 30% dari konsumsi bahan mentah • 35% dari buangan co2 dunia • 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan
Melihat kenyataan di atas pemikiran untuk mempergunakan bahan bangunan daur ulang menjadi pemikiran utama akan tetapi timbul suatu permasalahan baru yaitu terjadinya peningkatan pemakaian energi untuk mengumpulkan dan memproses material daur ulang tersebut. Di lain sisi dikhawatirkan tidak adanya teknologi yang ramah lingkungan yang dapat mengolah bahan bangunan tersebut atau malah bahan bangunan yang diperoleh dari alam membutuhkan energi dan biaya yang jauh lebih kecil daripada harus mengolah bahan daur ulang yang ada.
5 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
Keuntungan dari Sustainable Building
V. l Mengurangi Biaya Operasi
V.1.1
Energi Efisiensi •
Disain yang tanggap terhadap cuaca dan memakai teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian pemanas dan pendingin sampai 60% serta, memotong pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.
•
Pengembalian break evan point untuk bangunan yang menerapkan sustainable building lebih cepat dan lebih tinggi daripada bangunan yang tidak menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan sustainable building.
•
Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi tagihan listrik nasional pertahun.
V.1.2
Efisiensi Air •
Peralatan-peralatan
untuk
mengefisiensikan
pemakaian
air,
perubahan cara pemakaian air dan perubahan metode irigasi dapat mengurangi konsumsi air hingga mencapai 30% atau lebih.
•
Seratus ribu kaki persegi gedung perkantoran tipikal dapat menghemat jutaan rupiah jika menginstal pengukuran energi efisiensi yang tinggi dan mengurangi pemakaian air sebanyak 30%.
6 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
V.1.3
Pengurangan Sampah Konstruksi •
Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari sampah padat municipal.
•
Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat memberikan penghematan yang berarti. Perluasan lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan tipping felt. Sebagai contoh dapat dilihat pada proyek konstruksi dan demolisi dari taman Portland Traibilazers Rose dapat melakukan penghemat kira-kira 1$6.000 USD melalui daur ulang sampah dan merubah bentuk sampah.
•
Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-material sisa ini menjadi local processors jauh lebih baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk tanah serta dapat menciptakan peluangpeluang ekonomi yang baru.
V.2 Mengurangi Biaya Pokok.
V.2.1
Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi biaya infra struktur dan material.
V.2.2
Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lain.
V.2.3
Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti chiller atau insulasi seperti penahan panas
V.2.4
Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi runoff prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari struktur management stormwater.
7 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
V.3 Mengekspansi Jangka Waktu untuk Mendapatkan Keuntungan Infestasi
V.3.1
Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6% biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya personel.
Banyak penilaian bangunan (green building) memakai perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate) pasar kapitalis (market capitalization). Dengan kata lain banyak bangunan (green building) dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar.
Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.
V.4 Meningkatkan produktifitas dan Kesehatan Manusia
o Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.
o Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau bekerja lebih lama. 8 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
o US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi factor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang dalam yang jelek.
o Sindrome "bangunan sakit" dan penyakit yang disebabkan oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah produktifitas pekerja.
o Keuntungan bagi penyewa bangunan green building selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik, kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi "terpandang" di mata komunitas lain.
o Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko bahaya. Contoh kasus: US EPA dituntut oleh salah seorang pegawai yang menjadi sakit karena pemasangan karpet baru; pegawai tersebut memenagkan kasusnya dan mendapat ganti rugi sebesar USD 1 juta.
9 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
V.5 Memberikan Keuntungan pada Komunitas Tertentu
Sustainable building dapat mendukung dan melindungi:
•
Ekonomi lokal melalui kebutuhannya akan material bangunan, pekerjaan dan industri.
•
Kualitas lingkungan seperti udara dan air yang bersih.
•
Infrastruktur yang tahan lama seperti industri tenaga, industri penanggulangan air dan urugan tanah.
•
Keadilan sosial melalui penambahan group komunitas dan populasi khusus dalam proses desain.
•
Perbaikan perubahan cuaca global dengan cara merendahkan energi dan konsumsi material dalam konstruksi dan operasi bangunan, yang dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan cuaca.
VI Penerapan sistem LEED (Leadership in Energy and Environmental Design)
Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) diterapkan dapat kita lihat pada poin-poin pembahasan berikut. Sebagai contoh, kebijaksanaan Sustainable building di kota Seattle terkait dengan sistem penilaian green building (bangunan hijau) yang dikenal dengan LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), yang dikembangkan oleh Dewan Bangunan fjau Amerika (US Green Building Council atau USGBC). Dibentuk thn 1993, USGBC ditujukan untuk mengadopsi praktek, teknologi, kebijaksanaan dan standard green building.
Filosofi mereka ialah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menciptakan, mengoperasikan dan mengisi ulang level infrastruktur yang ada adalah sangat besar, akan tetapi sumber-sumber yang tersedia untuk kegiatan tersebut di atas makin berkurang, untuk tetap kompetitif dan terus mendapat keuntungan di masa depan maka 10 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
sebuah industri bangunan harus tau konsekuensi, efek ekonomi dan lingkungan yang diakibatkannya.
VI. 1 Sistem Penilaian Bangunan yang LEED pada bangunan yang menerapkan konsep Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Building Faktor -faktor yang dinilai adalah : • Sustainable Sites -14 points • Water Efficiency - 5 points • Energy and Atmosphere - 17 points • Materials and Resources - 13 points • Indoor Environmental Quality - 15 points • Innovation and Design Process - 5 points
Bangunan yang sudah mendapatkan penilaian sesuai dengan faktor diatas akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan akumulasi point yang diterimanya, yaitu :
VI.2
• Certified
26 - 32 point
• Silver
33 - 38 point
• Gold
39 - 51 point
• Platinum
52 point ke atas
Kebijaksanaan yang ingin dicapai Menerapkan kebijaksanaan dari pemerintah kota agar setiap pendanaan, rancangan, desain, konstruksi, manjemen, renovasi, penjagaan dan perawartan terhadap fasilitas dan bangunannya dengan cara yang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable building).
VI.3
Performan yang ingin dicapai Penilaian yang dilakukan oleh LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) bukanlah satu-satunya patokan, tetapi project manager harus juga menyadari 11 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
kebutuhan akan pembangunan berkelanjutan (sustainable building) yang dapat memberikan keuntungan bagi manusia.
VIA
Penambahan sistem elektronik dalam penilaian LEED Project manager harus menyediakan konsultan dan sistem penilaian LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) secara elektronik. Hal ini agar terbentuk suatu hubungan langsung yang integrasi antara sebuah proyek dengan sistem LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) yang diterapkan oleh kota yang meliputi kode bangunan, praktek dan kebijaksanaan kota. Jadi kegiatan yang dilakukan di proyek terkoneksi langsung ke kantor LEED kota sehingga dapat dimonitor dan di up date setiap saat.
12 Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006
DAFTAR PUSTAKA
1. Integreted Waste management Board, California Sustainable Training
2. NAHB Research Center, Guide to Developing Green Building Program, National Association of Home Builders, 1999
3. New York City Department of Design and Construction, High Performance Green Building Guidelines.
4. Harry B Zackrison, Jr, P.E, Energy Conservation Techniques For Engineers, Van Nostrand Reinhold Company Inc., 1984
5. Sam C M Hui, Sustainable Architecture, Building Energy Efficiency Research, 1996
13
Yulesta Putra: Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building, 2004
USU Repository©2006