ii
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
DAFTAR ISI Keterangan
Halaman
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB
BAB
BAB
I
II
III
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
1
B. DASAR
1
C. TUJUAN
2
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
3
D. SISTEMATIKA PENULISAN
3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL
5
A. KONDISI GEOGRAFI
5
B. KONDISI DEMOGRAFI
5
SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
10
DI KABUPATEN KENDAL A. Mortalitas
10
1. Kematian Ibu
10
2. Kematian Anak
12
a. Angka Kematian Bayi
12
b. Angka Kematian Anak Balita
13
B. Morbiditas
14
1. 10 Besar Penyakit
14
2. Tb Paru
15
3. HIV/AIDS
16
4. Pneumonia
19
5. Kusta
20
6. Diare
22
7. PD3I
23
8. Penyakit Bersumber Binatang
24
a. DBD
24
b. Malaria
25
9. Penyakit Tidak Menular BAB
IV
26
C. Status Gizi
28
SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI
31
KABUPATEN KENDAL A. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Pelayanan Kesehatan Ibu ii
31 31
iii
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
31
b. Pelayanan Persalinan
32
c. Pelayanan Nifas
33
d. Pelayanan Komplikasi Maternal
33
2. Pelayanan Neonatal, Bayi dan Balita
34
a. Pelayanan Neonatal
34
b. Pelayanan Kesehatan Bayi
35
c. Pelayanan Kesehatan Balita
36
3. Pelayanan Kesehatan siswa SD
37
4. Pelayanan KB
37
5. Pelayanan Imunisasi
38
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
39
7. Pelayanan kesehatan lansia
40
B. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
40
C. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan
42
Kesehatan Masyarakat D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
43
1. Pemberian Tablet Fe
43
2. Pemberian Kapsul vitamin A
44
3. Pemberian ASI Eksklusif
45
E. Pelayanan Kesehatan Pekerja
46
F. Upaya Kesehatan Lingkungan
47
1. Rumah sehat
47
2. Sarana Air Bersih
48
3. Sarana Sanitasi Dasar
49
4. TUPM dan Kesehatan institusi
50
G. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
51
1. UKBM
51
2. PHBS
54
H. Sumber Daya Kesehatan
56
1. Tenaga Kesehatan
56
2. Obat dan Perbekalan Farmasi
58
3. Anggaran Kesehatan
59
4. Sarana Kesehatan
60
I. Capaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten
61
Kendal BAB
V
KESIMPULAN
67
LAMPIRAN iii
iv
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
iv
1
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 17 menyebutkan Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam era keterbukaan informasi di tingkat kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten, yang merupakan salah satu alat penyajian data yang dapat langsung di akses oleh masyarakat umum. Dengan adanya profil kesehatan kabupaten di harapkan didapatkan gambaran situasi kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Kendal. Profil Kesehatan Kabupaten ini juga berfungsi dalam rangka mendukung implementasi visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, mengingat untuk mencapai visi dan misi tersebut diperlukan adanya data dan informasi yang sangat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal. Adapun Visi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal yaitu “TERWUJUDNYA MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI”, sedangkan misi untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat 2. Menciptakan pembangunan berwawasan kesehatan melalui peningkatkan kualitas lingkungan 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan perorangan
dan
masyarakat
secara
merata,
terjangkau,
bermutu
dan
berkesinambungan 4. Menciptakan manajemen pembangunan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini disusun berdasarkan data yang di dapatkan dari para pemegang program yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Puskesmas dan instansi lintas sektoral seperti Rumah Sakit, Badan Pusat Statistik, Dinas Pendidikan, POLRES, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Palang Merah Indonesia. B. Dasar Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran atau aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan
2
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kesehatan. Dasar-dasar ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional yang meliputi: 1. Dasar Perikemanusiaan Setiap upaya kesehatan harus berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur dan memegang teguh etika profesi. 2. Dasar pemberdayaan dan kemandirian Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. 3. Dasar Adil dan Merata Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku, golongan, agama, dan status social ekonominya. 4. Dasar Pengutamaan dan Manfaat Penyelenggaraan upaya kesehatan bermutu yang mengikuti perkembangan IPTEK, lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta dilaksanakan secara professional, mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi daerah, berhasil guna dan berdaya guna. Upaya kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta diaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Tujuan Tujuan dari Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini yaitu untuk memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Kendal, baik dari Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat, situasi Upaya Kesehatan Masyarakat dan situasi Sumber Daya Kesehatan yang ada di Kabupaten Kendal. Dengan adanya Profil Kesehatan ini diharapkan mampu untuk menyediakan informasi bagi para stake holder kesehatan. Hal ini berkaitan sebagai dasar bagi decision maker dalam rangka pengambilan keputusan bagi pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal. Selain itu juga sebagai salah satu alat untuk evaluasi bagi sektor kesehatan mengenai target dan sasaran yang telah dicapai, sehingga dapat digunakan sebagai pijakan untuk perencanaan program untuk tahun selanjutnya.
3
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
1. Tujuan Umum Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 adalah tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam
rangka
meningkatkan
kemampuan
manajemen
kesehatan
secara
berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya menuju Kabupaten Kendal yang Sehat. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 adalah : a. Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi; b. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat; c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan. d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan; e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program – program kesehatan; f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai g. sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan lainnya; h. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.
D. Sistematika Penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang perlunya Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. Disamping itu dilengkapi dengan maksud dan tujuan, serta sistimatika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL Dalam bab ini disampaikan kondisi umum di Kabupaten Kendal pada masa kini yang meliputi : Kependudukan, Pendidikan dan kondisi geografis Kabupaten Kendal. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
4
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Bab ini menjelaskan tentang uraian indikator kesehatan, diantaranya angka kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan status gizi masyarakat. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Berisi uraian tentang upaya kesehatan yang menjadi tujuan pembangunan kesehatan Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan yang meliputi Upaya Pelayanan Kesehatan, Akses dan mutu pelayanan kesehatan, Perilaku kesehatan masyarkat dan Keadaan lingkungan. BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Berisi uraian tentang sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan di Kabupaten Kendal. BAB V KESIMPULAN Berisi kesimpulan dan saran Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2012.
5
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KENDAL A. Kondisi Geografi Kabupaten Kendal, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup baik dan menjanjikan untuk dikembangkan dalam berbagai sektor pembangunan. Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109º40’-110º 18’ Bujur Timur dan 6º 32’-7º 24’ Lintang Selatan dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 km2 atau 100.223 hektar, dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 4 – 641 meter. Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang. Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 - 10 meter dpl, dengan suhu berkisar 27º C, yang meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian
antara
10
-
2.579
meter
dpl,
suhu
berkisar
25º
C,
meliputi
Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan, Singorojo dan Kaliwungu Selatan. B. Kondisi Demografi Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal di akhir tahun 2013 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal tercatat sebanyak 948.493 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 483.732 jiwa (50,60%) dan penduduk perempuan sebanyak 472.217 jiwa (49,40%).
6
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 1
SUMBER : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal
Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Boja yaitu sebanyak 70.527 jiwa (7,38%) dan Jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Plantungan yaitu sebanyak 30.516 jiwa (3,19%). Sedangkan Kecamatan Kota Kendal
memiliki
jumlah kepadatan peduduk tertinggi dengan kepadatan penduduk 1954,46 per km2 dan Kecamatan Singorojo memiliki jumlah kepadatan peduduk terendah dengan kepadatan penduduk 431,86 per km2 .Rincian jumlah penduduk per kacamatan dapat dilihat pada tabel berikut,
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
7
Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH
1
Plantungan
(km2) 48.82
2
Sukorejo
3
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN PENDUDUK
30,516
per km2 625.07
76.01
56,670
745.56
Pageruyung
51.43
34,463
670.10
4
Patean
92.94
49,598
533.66
5
Singorojo
119.32
51,529
431.86
6
Limbangan
71.72
31,901
444.80
7
Boja
64.09
70,527
1100.44
8
Kaliwungu
47.73
58,817
1232.29
9
Kaliwungu Selatan
65.19
44,264
679.00
10
Brangsong
34.54
45,626
1320.96
11
Pegandon
31.12
38,007
1221.30
12
Ngampel
33.88
32,359
955.11
13
Gemuh
38.17
51,144
1339.90
14
Ringinarum
23.50
34,523
1469.06
15
Weleri
30.28
59,004
1948.61
16
Rowosari
32.64
55,304
1694.36
17
Kangkung
38.98
48,627
1247.49
18
Cepiring
30.08
51,918
1726.00
19
Patebon
44.30
57,424
1296.25
20
Kendal
27.49
53,728
1954.46
1,002.2
955,949
954
JUMLAH (KAB/KOTA)
SUMBER : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal
Jumlah penduduk yang melek huruf di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
8
Tabel 2. PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO KECAMATAN
LAKI-LAKI
Plantungan
2
Sukorejo
3
Pageruyung
4
Patean
5
Singorojo
6
Limbangan
7
Boja
8
Kaliwungu
9
Kaliwungu Selatan
10
Brangsong
11
Pegandon
12
Ngampel
13
Gemuh
14
Ringinarum
15
Weleri
16
Rowosari
17
Kangkung
18
Cepiring
19
Patebon
20 Kendal JUMLAH (KAB/KOTA)
LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK % JUMLAH % HURUF 96.63 37,248 36,226 97.26
11,519
MELEK HURUF 11,363
98.65
25,729
MELEK HURUF 24,863
21,131
20,475
96.90
18,639
16,954
90.96
39,770
37,429 94.11
14,049
13,877
98.78
18,482
18,476
99.97
32,531
32,353 99.45
19,621
19,191
97.81
19,520
18,507
94.81
39,141
37,698 96.31
18,633
17,831
95.70
21,290
20,542
96.49
39,923
38,373 96.12
11,776
11,584
98.37
17,158
15,658
91.26
28,934
27,242 94.15
26,176
25,744
98.35
16,988
16,972
99.90
43,164
42,716 98.96
21,889
21,554
98.47
19,409
19,391
99.91
41,298
40,945 99.15
16,947
16,268
95.99
11,768
11,478
97.54
28,715
27,746 96.63
18,900
17,988
95.17
13,797
13,017
94.35
32,697
31,005 94.83
14,741
14,273
96.83
14,154
13,830
97.71
28,895
28,103 97.26
12,515
12,139
97.00
19,837
18,926
95.41
32,352
31,065 96.02
19,905
19,412
97.52
19,732
19,732 100.00
39,637
39,144 98.76
13,722
13,417
97.78
15,085
13,934
92.37
28,807
27,351 94.94
23,433
23,067
98.44
11,978
11,710
97.76
35,411
34,777 98.21
21,184
21,174
99.95
14,323
13,677
95.49
35,507
34,851 98.15
17,496
17,485
99.94
20,808
20,808 100.00
38,304
38,293 99.97
18,906
18,906 100.00
20,540
18,854
91.79
39,446
37,760 95.73
19,881
19,881 100.00
22,353
21,191
94.80
42,234
41,072 97.25
20,098
20,086
99.94
23,092
22,444
97.19
43,190
42,530 98.47
362,522 355,715
98.12
364,682 350,965
96.24
JUMLAH 1
PEREMPUAN %
JUMLAH
727,204 706,680 97.18
SUMBER : Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal
Tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas di Kabupaten Kendal yang telah melek huruf sebanyak 706.680 jiwa dari 727.204 jiwa atau sekitar 97,18%. Berikut merupakan proporsi penduduk yang berumur 10 tahun keatas di Kabupaten Kendal yang telah melek huruf berdasarkan jenis kelamin,dimana
9
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
48,26% penduduk laki-laki yang berumur 10 tahun keatas telah melek huruf dan 48,92% penduduk perempuan yang berumur 10 tahun keatas telah melek huruf. Grafik 2
SUMBER : Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal
10
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013 Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indicator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit serta Status Gizi pada balita dan dewasa. Ketiga indikator tersebut merupakan faktor utama gambaran dari derajat kesehatan masyarakat. Berikut akan di uraikan mengenai kondisi dan situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 berdasarkan ketiga indikator diatas. A. Mortalitas Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematiaqn pada suatu masyarakat dari waktu dan tempat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar,kondisi/ tingakat permasalahan kesehatan,kondisi lingkungan fisisk dan biologic secara tidak langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai indicator dalam penilaian pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Bermacam-macam indikator mortalitas yang sering dipakai diantarnya : 1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Ceath Rate (CDR) 2. Angka Kematian Bayi (AKB) 3. Angka Kematian Anak Balita (AKaBa) 4. Angka Kematian Ibu (AKI), dan 5. Umur Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy Dari beberapa indikator mortalitas diatas, sektor kesehatan sangat concern mengenai 3 indikator yang tercantum dalam tujuan global Millenium Development Goals yaitu Penurunan Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKaBa). 1. Kematian Ibu Angka kemtian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penangananya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental)selama melahirkan dan dalam masa nifas(42 hari setelah melahirkan)tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.AKI juga dapat digunakan dalam pemantaun kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan
11
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Adapun tren dari angka kematian ibu dan jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Kendal selama 4 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami penurunan, Berikut merupakan gambaran dari perjalanan angka kematian ibu dan jumlah kematian ibu di Kabupaten Kendal. Grafik 3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2010-2013
Bedasarkan laporan dari puskesmas,jumlah kematian ibu di Kabupaten Kendal mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012. Untuk tahun 2013, jumlah kematian ibu sebanyak 21 ibu atau sekitar 128,78/100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012 ada 22 ibu yang meninggal akibat proses kehamilan sampai dengan masa nifas atau sekitar 131,88/100.000 kelahiran hidup. Adapun waktu kejadian dari 21 ibu yang meninggal dapat dilihat pada grafik berikut,
12
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2010-2013
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa dari waktu kejadian kematian ibu, paling banyak terjadi pada masa nifas, dimana 80,95% terjadi pada saat masa nifas. Hal ini berarti, dari segi pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan sudah cukup bagus, walaupun masih perlu di tingkatkan untuk kapabilitas dan kecakapan petugas kesehatan dalam hal penanganan persalinan (ANC), mengingat masih ada 14,29 persen ibu yang meninggal akibat dari proses persalinan dan 4,76% ibu hamil yang meninggal. Sedangkan untuk upaya pemantauan kesehatan ibu setelah proses persalinan harus terus di tingkatkan untuk mencegah terjadinya kejadian kematian ibu pada masa nifas. 2. Kematian anak Yang dimaksud dengan anak dalam profil kesehatan ini adalah penduduk yang berusia 0 atau 1 hari sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Dalam hal ini, klasifikasi anak dapat dibagi menjadi kategori bayi (0-12 bulan) dan anak balita (12 bulan sampai dengan menjelang 5 tahun). a. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
13
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Grafik 5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Jumlah kelahiran di Kabupaten Kendal dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi, dengan jumlah kelahiran paling banyak terjadi pada tahun 2012 dengan angka 16.919 kelahiran dan mengalami penurunan pada tahun 2013 dengan angka 16.307 kelahiran. Dari total keseluruhan jumlah kelahiran bayi tersebut, terdapat
9,4 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 153 bayi yang
meninggal pada tahun yang sama. b. Angka Kematian Anak Balita (AKaBa) Angka Kematian Balita (AKBa) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.AKBa mempresentasikan risiko terjadinya kematian pada fasse antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berdasarkan data kasus kematian Anak Balita di Kabupaten kendal tahun 2013 sebanyak 21 anak balita dan 174 balita (laporan puskesmas). Angka Kematian Anak Balita adalah kematian yang terjadi diantara penduduk berusia yang 1 tahun sampai satu hari menjelang ulang tahun nya yang kelima. Millenium Developmment Goals (MDG’s) menetapkan nilai normative Angka Kematian Anak Balita sebagai berikut : a) Sangat tinggi dengan nilai > 140 b) Tinggi dengan nilai 71-140 c) Sedang dengan nilai 20-70, dan
14
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
d) Rendah dengan nilai < 20 Berikut merupakan gambaran angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian balita di kabupaten Kendal selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Grafik 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB & AKBa, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal itu disebabkan AKB & AKBa sangat sensitive terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak positif pada daya tahan bayi terhadap infeksi penyakit.
B. Morbiditas Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakatsi di suatu wilayah. . 1. 10 Besar Penyakit Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien yang ada di Puskesmas berdasarkan laporan SP3 Puskesmas menunjukkan bahwa kasus Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) masih menjadi kasus terbanyak di Kabupaten Kendal dengan persentase sebesar 26,31%. Berikut merupakan gambaran 10 besar penyakit di Kabupaten Kendal pada tahun 2013.
15
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 7. 10 besar penyakit di di Kabupaten Kendal Tahun 2013
Sumber : Laporan SP3 Tahun 2013
2. TB Paru Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchi) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 – 0,6 /um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah CDR (Case Detection Rate) yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tertentu. Adapun CDR Tb untuk Kabupaten Kendal, dapat dilihat pada gambar berikut:
16
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dilihat dari gambar diatas, tren CDR Tb paru menunjukkan penurunan pada tahun 2013, hal ini menjadi indikator yang tidak terlalu baik bagi upaya pengendalian TB paru, mengingat dengan rendahnya capaian CDR akan berakibat pada upaya pengendalian Tb paru yang semakin melambat. Rendahnya angka capaian CDR Tb paru di Kabupaten Kendal dikarenakan selama ini disebabkan hanya mengandalkan kegiatan rutin yang bersifat pasif di Puskesmas dan Kegiatan-kegiatan yang bersifat inovatif untuk mencapai target tidak bisa dilakukan karena terkendala minimnya dana yang disediakan dalam APBD Kabupaten. Salah satu strategi penanggulangan TB Paru yang telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) atau dapat diartikan pengawasan langsung menelan obat jangka pendek. Adapun tujuannya adalah untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi, mencegah putus berobat, mengatasi efek samping obat jika timbul dan mencegah resistensi. Ada lima kunci utama dalam pelaksanaan strategi DOTS, yaitu: a. Komitmen b. Diagnosa yang baik c. Ketersediaan dan lancarnya distribusi obat d. Pengawasan penderita menelan obat e. Pencatatan dan pelaporan penderita dengan sistem kohort. Angka kesembuhan (Cure rate) pada tahun 2013 mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012, berdasarkan laporan dari puskesmas angka kesembuhan untuk tahun 2013 sebesar 83,95%, menurun dibandingkan pada tahun 2012 yang sekitar 85,04%. 3. HIV AIDs AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem
17
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. Untuk sampai saat ini, penyakit HIV AIDS belum bisa disembuhkan dan ditemukan obatnya, kalau pun ada itu hanya menghentikan atau memperlambat perkembangan virusnya saja. Ada 3 proses Penularan HIV/AIDS dapat terjadi : a. secara Vertical (dari ibu ke janin), penularan dapat terjadi sewaktu dalam kandungan, saat persalinan dan saat menyusui. b. Horisontal (dari 1 orang ke orang lain lewat darah), penularan dapat terjadi sewaktu tranfusi darah yang terkontaminasi virus HIV, atau menggunakan alat-alat invasive yang terkontaminasi, seperti jarum suntik, jarum tato, pisau cukur, dll. c. Secara Transeksual (melalui hubungan seksual), penularan terjadi pada hubungan seksual yang beresiko, yaitu berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS atau berhubungan sex dengan banyak pasangan tanpa menggunakan kondom. Dalam epidemi HIV/AIDS, dikenal tiga (3) tingkatan HIV/AIDS di masyarakat, yaitu, pertama: Low (Rendah), Kedua : Epidemi terkonsentrasi (kasus HIV/AIDS pada subpopulasi tertentu lebih dari 10% dan kasus di ibu hamil kurang dari 5%, dan Ketiga: Generalized (kasus HIV/AIDS yang tinggi ditemukan di masyarakat, yaitu lebih dari 1% jumlah penduduk, atau lebih 5% pada ibu hamil). Gambaran mengenai tren kasus HIV/Aids di Kabupaten Kendal tahun 2000-2013, dapat dilihat pada gambar berikut, Grafik 9. Tren kasus HIV/Aids di Kabupaten Kendal tahun 2000-2013
18
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa jumlah kasus baru HIV/AIDs dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan semenjak tahun 2009 yang diikuti dengan meningkatnya kasus baru HIV/AIDs dan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Hal ini menjadi indicator yang positif bagi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDs, mengingat Dengan semakin banyaknya jumlah kasus yang ditemukan diharapkan agar penyebaran maupun penularan penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin. Dilihat dari jumlah komulatif, untuk kasus HIV/AIDs di Kabupaten Kendal juga menunjukkan tren peningkatan kasus yang cukup signifikan, yaitu hanya ada 1 kasus pada tahun 2000 meningkat signifikan menjadi 341 kasus pada tahun 2013. Dilihat dari jenis pekerjaanya, Penderita HIV/AIDs di Kabupaten Kendal di dominasi oleh pekerja seks sebanyak 34% dan Ibu rumah tangga sebesar 23% dari jumlah kasus kumulatif yang ada dari tahun 2000 s/d 2013 sebanyak 341 kasus. Sebaran kasus HIV/Aids tersebut dapat dilihat pada gambar berikut,
Grafik 10. Sebaran Kasus HIV/AIDs menurut jenis pekerjaan di Kabupaten Kendal Tahun 2000-2013
WARIA 4%
SOPIR 5%
BURUH 6%
IRT 23%
NAPI 1% PRT 3%
PEKERJA SEKS 34%
WIRASWASTA 10%
PNS 1%
PERANGKAT DESA 1%
SALON 0% BELUM/TIDAK PELAJAR/PT BEKERJA LAIN KARYAWAN SWASTA 1% 5% 5% 1%
Sumber : Bidang P2P tahun 2000-2013
Dilihat dari sebaran umur, terdapat hal yang cukup memprihatinkan di karenakan sebanyak 162 kasus di derita oleh pasien dengan umur produktif, yaitu di kisaran umur 25 – 49 tahun. Sedangkan ada sebanyak 6 penderita yang berumur dibawah 4 tahun. Grafik sebaran umur penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kendal dapat dilihat sebagai berikut,
19
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 11. SEBARAN UMUR KASUS HIV-AIDS Kab. Kendal Tahun 2010-2013
Sumber : Bidang P2P tahun 2010-2013
Berbagai
upaya
telah
dilakukan
dalam
rangka
penanganan
pencegahan
dan
penanggulangan HIV/AIDs di Kabupaten Kendal, adapun kegiatan tersebut diantaranya: a.
VCT Mobile pada populasi berisiko, seperti Narapidan, WPS, sopir, TKW, operator karaoke, gay, waria dan wanita rawan ekonomi. IMS MOBILE
b.
Klinik VCT di RSUD Soewondo Kendal
c.
Kinik IMS di lokalisasi Gambilangu
d.
Layanan CST di RSUD Soewondo dan RSUP Karyadi
e.
Pemeriksaan CD4 ke RSUP Karyadi/lab
f.
Pengobatan presumptif berkala pada WPS
g.
Rintisan program screening ibu hamil/ANC
h.
Sero survey dan pelacakan kasus HIV/AIDs
i.
Pendampingan kasus HIV/AIDs oleh manajer kasus
4. Pneumonia Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus. Populasi yang rentas terserang pneumonia adalah anakanak usia kurang dari 2 tahun, lansia dang orang yang memiliki masalah kesehan. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Kendal selama tahun 2009-2013 menunjukkan kinerja yang sangat bagus, dikarenakan cakupan penemuannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Adapun Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita di Kabupaten Kendal dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar berikut:
20
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 12.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2010-2013
Cakupan penemuan pneumonia balita di Kabupaten Kendal untuk tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat bagus, meningkat dari 75,2% pada tahun 2012 menjadi 89,6% pada tahun 2013. Adanya peningkatan ini berarti jumlah penderita pneumonia dan pneumonia berat yang ditemukan semakin meningkat, hal ini dipengaruhi oleh peran serta aktif masyarakat untuk mau membawa balitanya berobat ke Puskesmas dan juga peran aktif petugas Puskesmas serta kader kesehatan di masyarakat dalam rangka menemukan penderita pneumonia balita di masyarakat. 5. Kusta Kusta (dari bahasa Yunani''lepi”, berarti sisik pada ikan), atau penyakit Hansen (HD), adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan' 'Mycobacterium lepromatosis''. Kusta adalah penyakit granulomatosa terutama saraf perifer dan mukosa dari saluran pernapasan atas; lesi kulit adalah tanda eksternal primer. Jika tidak diobati, kusta dapat bersifat progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota badan dan mata. Kusta tidak secara langsung menyebabkan bagian tubuh jatuh pada kemauan mereka sendiri, melainkan mereka menjadi cacat atau autoamputated sebagai akibat dari gejala penyakit. WHO membagi penyakit kusta menjadi 2 jenis, yaitu pausibasiler (PB) dan multibasiler (MB). Disebut kusta pausibasiler jika BTA negatif, sedangkan kusta multibasiler jika BTA positif. Kusta tipe PB adalah tipe kusta yang tidak menular dan disebut juga sebagai kusta kering. Sedangkan kusta tipe MB atau kusta basah adalah kusta yang sangat mudah menular. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut : a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot. c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif).
21
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Untuk penemuan kasus kusta pada tahun 2013, menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan dengan adanya kenaikan cakupan penemuan kasus kusta, dimana ditemukan kasus sebanyak 28 kasus dengan jumlah kusta tipe PB sebanyak 3 kasus dan kusta MB sebanyak 25 kasus. Gambaran Penemuan kusta dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat sebagai berikut,
Grafik 13.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi rendahnya proporsi cacat tingkat II pada penderita baru. Proporsi penderita cacat tingkat II di Kabupaten Kendal pada tahun 2009-2013 sebagai berikut:
Grafik 14.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Proporsi penderita cacat tingkat II pada penderita kusta di Kabupaten Kendal, menunjukkan tren kenaikan pada tahun 2013, yang semula 19,23% pada tahun 2012 menjadi 25% pada
22
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
tahun 2013. Tren kenaikan ini patut menjadikan perhatian khusus dalam upaya penanganan penyakit kusta. dengan adanya kenaikan proporsi penderita cacat tingkat 2 ini berarti penanganan penyakit kusta mengalami penurunan kinerja. Upaya pemantauan penderita kusta yang intensif harus terus di tingkatkan dan peran aktif petugas dalam melakukan pengawasan terhadap penderita penyakit kusta perlu lebih di tingkatkan lagi. Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik. Sebagaimana tujuan utama terapi medik yaitu pengobatan dengan menggunakan MDT sesuai tipe.Terjadinya cacat pada kusta disebabkan kerusakan fungsi saraf tepi, baik karena kuman kusta maupun karena peradangan sewaktu keadaan reaksi 6. Diare Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Di Kabupaten Kendal sendiri di perkirakan terjadi kasus diare sebanyak 40.437 kasus,tetapi baru 24.440 kasus atau 60,4% yang di tangani. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu: 1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit. 2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik. 3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya: 1. Diare akut : kurang dari 2 minggu 2. Diare Persisten : lebih dari 2 minggu 3. Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender 4. Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
23
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 15.
Penyakit diare sering dianggap penyakit yang mempunyai fatality rendah, akan tetapi apabila dibiarkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Untuk Kabupaten Kendal jumlah kematian diare pada tahun 2012 sebanyak 3 kasus.Sedangkan Pada tahun 2013 tidak ada kasus kematian akibat diare. Cakupan penanganan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan dibagi dengan jumlah sasaran. Cakupan penanganan penderita diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebesar 60,4%, hal ini meningkat di bandingkan pada tahun 2012 dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di puskesmas sebesar 50.8%, Hal ini bisa diartikan kinerja petugas Puskesmas lebih baik sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap
pelayanan puskesmas meningkat jumlah penderita diare yang berobat ke Puskesmas menjadi semakin banyak jumlahnya. Akan tetapi, capaian ini masih di bawah target renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal pada tahun 2013 yaitu 100%. Hal ini disebabkan, jumlah perkiraan kasus yang dipakai pada tahun 2013 menggunakan estimasi yang terlalu tinggi sebagai sasaran target. Harapannya target tersebut dapat dipenuhi, akan tetapi selama ini penemuan kasus diare masih bersifat pasif, sehingga Cakupan penderita diare yang ditangani yang di hitung hanya yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan, sedangkan untuk penemuan kasus diare yang dilakukan kader tidak banyak yang dilaporkan. Ini di karenakan diare tersebut bersifat ringan sehingga tidak terlalu membutuhkan penanganan medis dan dapat di obati sendiri dengan pembuatan larutan gula garam atau penggunaan obat diare yang ada di pasaran. 7. PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) PD3I adalah salah satu program Nasional yang indikator keberhasilannya tergantung ada cakupan imunisasi, Penyakit yang dapat di cegah tersebut diantaranya TBC, Tetanus, Diptheri, Pertusis, Polio, CampakHepatitis B. Penyakit ini disamping dapat menimbulkan kematian, kesakitan juga kecatatan, bahkan apabila tidak ditangani secara maksimal dapat menular dan mengakibat kejadian luar biasa (KLB). Salah satunya upaya pencegahan
24
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
yang menyeluruh hanya dengan pemberian imunisasi. Untuk Kabupaten Kendal, pada tahun 2013 PD3I yang masih menjadi masalah yaitu kasus AFP ( Accute Flacid Paralysis) dikarenakan pada tahun 2013 masih ditemukan kasus AFP di Kabupaten Kendal sebanyak 7 kasus. Dari hasil surveillans di Kabupaten Kendal, kasus AFP selalu di temukan. Hal ini di karenakan sudah berjalannya surveilans aktif yang dilakukan oleh petugas. Untuk tahun 2013, jumlah kasus AFP sebanyak 7 kasus meningkat jika di bandingkan pada tahun 2009 sampai dengan 2012. Grafik 16.
Kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten Kendal tahun 2013 sebanyak 7 kasus, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4 orang (57,14 %) dan perempuan 3 orang (42,86 %).Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2012 dimana proporsi penderita laki-laki dan perempuan sama. 8. Penyakit Bersumber Binatang a. DBD ( Demam Berdarah Dengue) DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan Penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Demam berdarah menjadi salah satu permasalahan kesehatan di Kabupaten Kendal yang bersifat sangat klasik, hal ini dikarenakan penyakit ini selalu menjadi masalah yang setiap tahun ada dan terdapat siklus lima tahunan yang mempunyai tingkat fatalitas yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan lingkungan dan perubahan perilaku pada masyarakat. Dinas Kesehatan sudah berupaya keras untuk mencegah penyakit ini dengan adanya program Fogging (Penyemprotan) akan tetapi upaya ini belum cukup apabila masyarakat belum memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatan lingkungan dan personal hygiene. Berikut merupakan kondisi kasus DBD di Kabupaten Kendal dan tingkat fatalitasnya,
25
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 19.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Pada grafik terlihat bahwa, tren IR DBD pada tiga tahun terakhir mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2013, selalu meningkat. Dimana pada tahun 2013, IR DBD mengalami lonjakan yang sangat signifikan dan mencapai 57,5/100.000 penduduk. Akan tetapi dari segi fatalitas, CFR DBD untuk tahun 2013 mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012, yaitu sebesar 1,64%. Masih tingginya angka kejadian (IR) DBD di Kabupaten Kendal, lebih di karenakan adanya faktor musim penghujan yang terlalu lama di bandingkan dengan datangnya musim kemarau. Seperti di ketahui, vektor penyakit DBD adalah Nyamuk Aedes Aegipty yang mempunyai habitat di genangan air bersih dan lebih banyak di temukan berisitirahat di dalam rumah yaitu di pakaian yang menggantung, kelambu dan tempat lembab atau tempat teduh lainnya. Oleh sebab itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberdayaan masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam penanganan dan pemberantasan penyakit DBD. Selama ini,
di Kabupaten Kendal,
anggaran untuk
upaya penanganan dan
pemberantasan penyakit DBD masih bersifat reaktif, dalam arti apabila di temukan adanya kasus di suatu tempat akan langsung di respon oleh tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), apabila di perlukan akan dilakukan upaya fogging. Upaya yang bersifat promotif dan preventif masih sangat minim, oleh sebab itu, untuk upaya penanganan dan pemberantasan penyakit DBD ke depannya sebaiknya di titik beratkan lebih kepada promotif dan preventif. b. Malaria Malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk Nyamuk
ini
membawa
parasit
plasmodium
dan
menggigit
orang
Anopheles. sekaligus
menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian,selain itu malaria dapat langsung menyebabkan anemia dan menurunkan produktifitas kerja. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, malaria dapat menyerang siapapun
26
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dan dari semua golongan umur. Bersama dengan HIV AIDs dan TB, malaria menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals. Upaya menekan angka kesakitan dan kematian malaria dilakukan melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria. Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia sebagai berikut : a.
Endemis Tinggi bila API>5/1000 penduduk
b.
Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1-5/1000 Penduduk
c.
Endemis Rendah bila API 0-1/1000 penduduk
d.
Non Endemis, adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria atau API=0.
API (Annual Paracite Incidents) merupakan indikator untuk mengukur angka kejadian malaria pada satu daerah selama satu tahun. Pada tahun 2013, jumlah kasus malaria di Kabupaten Kendal sebanyak 51 kasus ( API = 0,05/1000 Penduduk). Untuk kasus malaria di Kabupaten Kendal, di tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012, untuk tahun 2012, jumlah kasus sebanyak 92 kasus atau API sebesar 0,097/1000 penduduk. Dilihat dari tingkat tingkat endemisitasnya, API di Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori rendah, dimana sebagian besar kasus tersebut bersifat import hal ini dikarenakan adanya penderita atau pendatang yang berasal dari daerah endemis malaria yang kemudian membawa parasit plasmodium (Carrier) 9. Penyakit Tidak Menular (PTM) Di Kabupaten Kendal, meskipun masih banyak penyakit menular seperti TB yang menjadi penyebab kematian yang utama tetapi pada abad ke-20 tren penyakit mulai diambilalih oleh penyakit tidak menular, seperti stroke, serangan jantung dan kanker. Perubahan pola penyakit ini dikenal sebagai transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi yang dimaksud adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah epidemiologi yang baru. keadaan transisi epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan lainlain. Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronik atau bersifat menahun (degeneratif). PTM ini bisa disebut penyakit non-Infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme. Namun tidak berarti peranan mikroorganime dalam terjadinya penyakit tidak menular ini
27
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dapat dikesampingkan karena jika PTM tidak ditangani dengan baik maka bisa saja menjadi komplikasi dengan penyakit infeksi. Karakteristik penyakit tidak menular ini adalah penyebaran penyakitnya tidak melalui suatu rantai penularan tertentu, masa inkubasi penyakit yang panjang, dan dalam diagnosisnya lebih sulit daripada penyakit menular, serta variasinya luas. Penyakit tidak menular (PTM) kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya, seperti : a. Penyakit kronis b. Penyakit noninfeksi c. New communicable diseases d. Penyakit degeneratif e. Penyakit perilaku Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu dengan lainnya. Penyakit kronis dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama. Namun demikian ditemukan juga penyakit tidak menular yang kelangsungannya mendadak / akut, misalnya keracunan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempergunakan istilah penyakit kronis untuk penyakit – penyakit tidak menular. Yang dimaksud dengan penyakit kronis ini memang jenis – jenis penyakit yang bersifat kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah menular atau tidak. Nama penyakit non infeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah suatu proses infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme. Hanya saja tidak berarti bahwa kejadian PTM tidak ada hubungannya dengan peranan mikroorganisme. Proses patologi PTM mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan jenis penyakit masing – masing. Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan, sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut. Karena perlangsungannya yang lama, menyebabkan PTM berkaitan dengan proses degeneratif yang berlangsung sesuai waktu / umur. Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutnya sebagai ‘new communicable disease’ karena penyakit ini dianggap dapat menular, yaitu melalui gaya hidup. Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup didalamnya dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Perubahan pola makan telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan berlebih atau kolesterol tinggi. Berbeda dengan Penyakit Menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri seperti a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu b. Masa inkubasi pangjang dan laten
28
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis) d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis e. Mempunyai variasi yang luas f.
Memerlukan biaya tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya.
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multi kausal), bahkan tidak jelas. Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya berubahnya gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2013 kasus penyakit hypertensi masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular. Berikut merupakan urutan 10 besar kasus penyakit tidak menular di Kabupaten Kendal, Tabel 3. 10 besar penyakit tidak menular di Kabupaten Kendal Tahun 2013 No. Jenis Penyakit Hipertensi esensial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Kasus 7,802
Diabetes ND
3,779
Hipertensi lain
3,505
Asma bronkial
1,247
Psikosis
221
Dekomp kordis
125
Diabetes ID
52
Angina Pekt.
30
Ca Mamae
27
Stroke Hemoragik
20
Jumlah
Keterangan
16,808
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
C. Status Gizi Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam
pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Salah satu indikator yang dijadikan dalam tolok ukur keberhasilan pencapaian Millenium Development Goals. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Jika keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien tadi terganggu, misalnya pengeluaran
29
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk. Perkembangan keadaan giszi masyrakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyrakat yang tercemin dalam hasil penimbangqan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. Menurut laporan Puskesmas pada tahun 2013 kabupaten Kendal menujukan jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 16.307 bayi. Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2013 yaitu sebanyak 11 bayi yang terdiri dari 4 bayi laki-laki dan 7 bayi perempuan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Sedangkan jumlah balita yang datang dan di timbang (D) di posyandu dan seluruh balita yang ada yaitu sejumlah 60.077 anak dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak anak 46.742 (77,8%) dan bawah agaris merah (BGM) sebanyak 1.131 anak (1,9%). Permasalahan gizi yang masih tetap ada dan jumlah cenderung bertambah ada masalah gizi kurang dan gizi buruk. Kurang gizi sanagt dipengaruhi oleh pengetahuan masyrakat yang kurang,keadaan social ekonomi dan kejadian penyakit Grafik 20.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Gambaran status gizi balita di Kabupaten Kendal Tahun 2013 terlihat bahwa 94,98% balita sudah mempunyai status gizi baik sedangkan 3,52% balita mengalami gizi kurang dan masih ada 0,04% balita menderita gizi buruk. Pada tahun 2013, jumlah balita gizi buruk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 jumlah balita gizi buruk sebanyak 23 kasus atau prevalensinya sebesar 0,04% sedangkan pada tahun 2012 jumlah balita gizi buruk sebanyak 24 kasus atau prevalensi sebesar 0,04%. Dari 23 kasus balita gizi buruk di Kabupaten Kendal, cakupan terhadap penanganan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%, hal ini berarti semua balita gizi buruk yang ditemukan sudah mendapatkan penanganan medis baik di tingkat
30
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
puskesmas maupun rujukan di tingkat Rumah Sakit. Berikut merupakan grafik kasus gizi buruk dari tahun 2010sampai dengan tahun 2013, Grafik 21.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Permasalan gizi buruk di Kabupaten Kendal setiap tahunnya mengalami tren yang cukup variatif, seperti dilihat pada grafik diatas, untuk tahun 2013 terdapat penurunan penderita balita gizi buruk walaupun tidak terlalu signifikan. Menurut UNICEF, faktor yang mengakibatkan terjadinya gizi buruk terdapat dua penyebab langsung, diantaranya: a. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. b. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
31
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KENDAL A. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dengan adanya pelayanan kesehatan dasar yang cepat dan tepat diharapkan permasalahan kesehatan yang ada dapat ditangani secara dini. Adapun upaya pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas, diantaranya: 1. Pelayanan Kesehatan Ibu a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akes ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. Sedangkan K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12-24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Berikut gambaran mengenai cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4) di Kabupaten Kendal selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
32
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 22.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Cakupan K1 dan Cakupan K4 pada tahun 2013 mengalami tren penurunan di bandingkan pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari cakupan K4 yang sudah mencapai angka cakupan 99,2% sudah menunjukkan kinerja yang sangat bagus, mengingat target dari standar pelayanan minimal sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar 95%. Dari grafik diatas, terlihat bahwa dalam setiap tahun masih ada kesenjangan cakupan K1 dan K4. Hal ini berarti bahwa ada ibu hamil yang tidak melanjutkan pemeriksaan kehamilan hingga kunjungan keempat pada trimester terakhir. Adanya angka drop out ini yang akan menyulitkan tenaga kesehatan di puskesmas untuk memantau ibu hamil sehingga deteksi dini komplikasi pada kehamilan dan persalinan sulit dilakukan. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan atau lebih dikenal dengan K4. b. Pelayanan Persalinan Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana berbagai sistem yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satunya melalui persalinan yang aman dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi yamg memadai dan di usahakan di tempat pelayanan kesehatan.
33
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Jumlah persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan di kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebesar 93,4% atau sekitar 15.994 ibu bersalin. Hal ini berarti ada penurunan di bandingkan pada tahun 2012 yaitu sekitar 98,43% atau sebesar 16.787 ibu bersalin. Hal ini di karenakan jumlah tempat pelayanan kesehatan di Kabupaten Kendal masih sangat minim, terutama untuk pelayanan rujukan, dimana di Kabupaten Kendal hanya ada 3 (tiga) Rumah Sakit. c. Pelayanan Nifas Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu sebagai berikut : a) Kunjungan Nifas Pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai dengan 3 hari. b) Kunjungan Nifas Kedua (KF2) dilakukan dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan, c) Kunjungan Nifas ketiga (KF3) dilakukan dalam waktu hari k3-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas untuk ibu nifas di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 90,7% atau sekitar 15.535 ibu nifas, hal ini mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012 dimana cakupan pelayanan nifas sebanyak 100% dari seluruh ibu nifas. d. Pelayanan Komplikasi maternal Komplikasi kehamilan adalah semua penyulit yang terjadi selama kehamilan yang dapat mengganggu dan mengancam kesehatan janin atau ibunya dan akan berdampak pada terjadinya abortus, kelahiran prematur dan kematian pada janin. Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya komplikasi kehamilan sebelumnya atau persalinan yang lama, perdarahan, pucat/anemia, tekanan darah tinggi, dan beberapa faktor lain seperti umur, paritas dan berat badan. Adapun sasaran dari ibu hami risiko tinggi adalah 20% ibu hamil yang ada di masyarakat. Jumlah komplikasi kehamilan di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 3.588 ibu hamil, dimana untuk cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan sebesar 71,6% adapun jumlah ibu hamil sebesar 17.938 ibu hamil. Untuk cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan ada tren peningkatan jika dibandingkan dengan cakupan yang sama di tahun 2012, yaitu sebesar 60,4% atau sekitar 2.150 ibu hamil.
34
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
2. Pelayanan Neonatal, Bayi dan Balita a. Pelayanan neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Kunjungan Neonatus adalah terjadinya kontak
antara bayi usia 0-28 hari dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan minimal tiga kali yaitu dua kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2). Akan tetapi pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan neonates daris emula 2 kali (satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8-28 hari), menjadi 3 kali (dua kali pada minggu pertama). Dengan perubahan ini, jadwal kunjungan neonates dilaksanakan pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan 8-28 hari. Indikator pelayanan kesehatan neoanatal digambarkan melalui cakupan kunjungan neonatal. Cakupan kunjungan neonatal baik untuk KN1 dan KN3 pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan cakupan kunjungan neonatal pada tahun 2012. Adapun cakupan kunjungan neonatal KN1 sebesar 97,5% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012, sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatal KN3 pada tahun 2013 sebesar 96,8% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012 dengan jumlah bayi lahir hidup sebesar 16.307 bayi pada yahun 2013 dan 16.682 bayi pada tahun 2012. Adanya kondisi seperti ini harus di jadikan acuan bagi kabupaten Kendal untuk lebih meningkatkan jumlah cakupan melalui kegiatan promotif maupun preventif bagi pelayanan kesehatan neonatus dan adanya pemeriksaan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas dan sistem pencatatan pelaporan (PWS KIA) yang sudah mengalami perbaikan di bandingkan tahun sebelumnya. Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi dan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2013 jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 15.870 neonatal dari 16.307 bayi lahir hidup atau sekitar 96,8%. Meningkat di bandingkan tahun 2012 dimana cakupan penanganan neonatal komplikasi oleh tenaga kesehatan adalah sebesar 38,8% dari total perkiraan 2.502 bayi dengan neonatal komplikasi.
35
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 23.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
b. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada 6-9 bulan dan 1 kali pada 9-11 bulan. Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi : 1) Pemberian imunisasi dasar lengkap sebelum bayi berusia 1 tahun 2) Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi 3) Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan) 4) Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA 5) Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan Tren cakupan kunjungan bayi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut,
36
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 24.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dari gambar diatas menunjukkan ada peningkatan cakupan yang cukup signifikan pada tahun 2013, dimana cakupan kunjungan bayi mencapai 103,3 %, meningkat di bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 93,69%. c. Pelayanan kesehatan balita Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur 12-59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pematauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vitamin A 2x setahun (Bulan
Februari
dan
Agustus).
Pemantauan
pertumbuhan
dilakukan
melalui
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh petugas kesehatan, sedangkan pemberian Vitamin A dilakukan oleh pertugas kesehatan di sarana kesehatan. Hasil cakupan pelayanan kesehatan balita minimal 8 kali di puskesmas Kabupaten Kendal sebesar 100% dari jumlah balita yang ada sebanyak 65.228 balita, sama dengan cakupan pada tahun 2012. Adapun jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2013 sebanyak 60.077 atau sekitar 73,3%, dimana 46.742 balita atau 77,8% BBnya (Berat Badan) naik dan 1.131 balita atau 1,9% mengalami BGM ( Balita di Bawah Garis Merah).
37
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
3. Pelayanan kesehatan siswa SD Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Masalah kesehatan pada anak usia sekolah semakin hari semakin kompleks, PHBS menjadi masalah kesehatan yang paling dasar. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Oleh sebab itu diperlukan penjaringan kesehatan bagi anak usia sekolah sebagai upaya deteksi dini permasalahan kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan pada murid kelas 1 SD dan sederajat yang dilakukan oleh tenaga puskesmas sudah menunjukkan kinerja yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari cakupan penjaringan pelayanan kesehatan untuk murid kelas 1 SD dan sederajat sudah mencapai 100% atau sekitar 16.887 siswa SD. 4. Pelayanan KB Keluarga Berencana merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Tujuan pelayanan KB adalah : 1) meningkatkan jumlah peserta KB atas kesadaran dan tanggung jawab 2) membina peserta KB aktif dalam rangka kelembagaan dan pembudayaan NKKBS 3) mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran 4) menngkatkan menciptakan Keluarga kecil sejahtera melalui mengendalian pertumbuhan penduduk Program KB (Keluarga Berencana) juga di arahkan sebagai upaya pengendalian jumlah kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat, bahagia dan sejahtera. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebanyak 187.859 PUS, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012. Dari jumlah PUS yang ada, sebanyak 14% dari jumlah PUS yang ada merupakan peserta KB baru dan 79,1% diantaranya peserta KB aktif.
38
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 25.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Secara mix kontrasepsi, metode kontrasepsi menggunakan Pil masih sangat dominan di gunakan baik pada peserta KB baru maupun peserta KB aktif. Metode kontrasepsi dengan menggunakan pil ini masih menjadi andalan dikarenakan metode ini mempunyai efektivitas sekitar 99% dan tidak membutuhkan intervensi medis sehingga memudahkan dalam pelaksanaanya. 5. Pelayanan Imunisasi Imunisasi
adalah
pemberian
kekebalan
tubuh
terhadap
suatu
penyakit
dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi serta anak balita perlu dilaksanakannya program imunisasi untuk mencegah adanya munculnya beberapa penyakit, terutama penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I), diantaranya TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, ccampak dan Hepatitis B. Untuk dapat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, idealnya bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari Imunisasi BCG 1 kali, DPT+HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali. Untuk
39
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
dapat menilai kelengkapan imunisasi dasar bayi, indikator yang digunakan biasanya dengan melihat cakupan DPT+HB 3, Polio 4 dan campak ≥ 80%. Grafik 26.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2012-2013
Sasaran bayi pada tahun 2013 adalah 16.307 bayi, cakupan imunisasi DPT+HB 3 sebesar 100,78%, Cakupan Imunisasi Polio 102,28% dan Cakupan Imunisasi campak 101,31%. Adapun DO rate pada tahun 2013 adalah -0,03%, dari batasan -5 > 0 > 5, hal ini berarti masih baik. Dari cakupan tersebut dapat dilihat bahwa, untuk di tahun 2013 Kabupaten Kendal Cakupan imunisasi dasar pada bayi telah dapat dilakukan secara lengkap dan memenuhi target yang telah di tentukan. 6. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun 2013 yaitu tumpatan gigi tetap sebanyak 2.038 kasus, dimana hal ini mengalami peningkatan di bandingkan pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.108 kasus. Sedangkan tindakan untuk pencabutan gigi tetap sebanyak 1.961 kasus, dengan rasio untuk tumpatan dibandingkan dengan pencabutan gigi sebesar 1.04%. Berdasarkan data pada tahun 2013, telah dilaksanakan upaya pelayanan UKGS di sekolah dasar, dimana 31.450 (31,8%) siswa SD telah diperiksa dari 98.936 siswa SD yang ada. Dari jumlah tersebut, 30,32% atau 9.537 perlu mendapatkan perawatan dan yang telah mendapatkan perawatan sebanyak 4.821 siswa SD atau sekitar 50,6%. Berdasarkan data diatas, pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, masih banyak
40
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
puskesmas yang belum memiliki sistem pencatatan pelaporan yang baik untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut, hal ini dapat dilihat dari laporan yang masuk, masih ada beberapa puskesmas yang tidak mengirimkan laporan. Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut melalui kegiatan promotif dan preventif serta peningkatan kapasitas dan penempatan tenaga kesehatan yang mempunyai kapabilitas dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang saat ini. 7. Pelayanan Kesehatan Lansia Dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup, maka kesehatan lansia juga perlu mendapatkan perhatian agar para lansia dapat menjalani kehidupannya secara berkualitas baik fisik maupun mentalnya. Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan pada lansia, telah dilakukan pembinaan posyandu lansia serta karang werda yang sudah ada. Cakupan Pelayanan Kesehatan usia lanjut di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sudah mencapai 51,62%, menurun di bandingkan tahun 2012 sebesr 65,60% sedangkan jumlah penduduk berusia lanjut yang ada sebesar 93.953 jiwa. Hal tersebut di karenakan jumlah pertumbuhan lansia yang cukup signifikan di tahun 2013. B. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Pelayanan kesehatan rujukan merupakan pelayanan kesehatan kepada kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Adapun bentuk pelayanan kesehatan rujukan dapat dilakukan di Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah
dan
menyembuhkan
penyakit,
serta
memulihkan
kesehatan.
Masyarakat telah menganggap bahwa rumah sakit adalah harapan terakhir bagi orang yang sedang sakit. Bahkan ada sebagian masyarakat yang berperilaku untuk cepat-cepat berobat ke rumah sakit, jika mereka menderita suatu penyakit tertentu. Agar dicapai tingkat pelayanan kesehatan yang berkualitas, rumah sakit mengupayakan itu dengan meningkatkan berbagai fasilitas pelayanan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan. 1.
Kunjungan Pelayanan Kesehatan Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan oleh penduduk di Kabupaten Kendal pada tahun 2013, di dapatkan dari data kunjungan penduduk ke Puskesmas dan Rumah Sakit baik kunjungan rawat jalan maupun kunjungan rawat inap. Jumlah kunjungan rawat jalan dan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
41
rawat inap sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Jumlah kunjungan di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
NO 1
Puskesmas
2 3 4
RSUD dr. Soewondo RSI Kendal RSIA Darul Istiqomah JUMLAH
Rawat Jalan
Rawat Inap
1,147,273 94,692 27,469 13,199 1,282,633
11,404 16,740 9,252 7,056 44,452
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Namun demikian, jumlah kunjungan di atas belum sepenuhnya menggambarkan pilihan masyarakat Kabupaten Kendal dalam memilih jenis pelayanan kesehatan yang ada, mengingat masih ada penduduk Kabupaten Kendal yang memilih untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan berkunjung ke pelayanan kesehatan yang mempunyai strata yang lebih baik, seperti Rumah Sakit yang ada di wilayah kerja Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah. 2.
Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Adapun indikator kinerja pelayanan rujukan Rumah Sakit di Kabupaten Kendal, terdiri dari BOR (Bed Occupancy Rate), LOS (Length of Stay), TOI (Tur Of Interval), GDR (Gross Death Rate) dan NDR (Neath Death Rate). a. BOR (Bed Occupancy Rate) BOR (Bed Occupancy Rate) menggambarkan mengenai tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit, standar yang ideal untuk sebuah Rumah Sakit antara 70% sampai dengan 80%. Berdasarkan data yang ada, hanya RS darul Istiqomah saja yang menyerahkan data secara lengkap. Sehingga untuk BOR di Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kendal belum bisa di hitung. b. LOS LOS (Length Of Stay) adalah rata-rata dalam satu tempat tidur dihuni oleh satu penderita rawat inap yang dihitung dalam hari dengan standar ideal antara 6-9 hari. Seperti hal nya dengan BOR, perhitungan untuk LOS juga mengalami Kendal dengan tidak lengkapnya data yang di sampaikan Rumah Sakit ke DInas Kesehatan. c. TOI ( Turn of Interval)
42
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Adalah rata-rata tempat tidur yang tidak ditempati dengan standar ideal 1-3 hari, TOI untuk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 4,73 hari. Hal ini menggambarkan bahwa, pemakaian tempat tidur di Rumah Sakit belum optimal. d. GDR Adalah angka kematian untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar maksimum adalah 45. Adapun manfaat dari GDR adalah untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan di Rumah Sakit. Angka ini bisa untuk menilai mutu dari pelayanan yang di berikan oleh Rumah Sakit jika angka kematian kurang dari 48 jam rendah. Berdasarkan data yang ada, GDR untuk tahun 2013 adalah 39,7 per 1000 penderita. Hal ini menunjukkan pelayanan Rumah Sakit sudah cukup baik. e. NDR Adapun manfaat NDR adalah untuk mutu pelayanan/perawatan Rumah Sakit, semakin rendah angka NDR menunjukkan bahwa mutu pelayanan/perawatan Rumah Sakit semakin baik. NDR yang masih bisa di tolerir adalah 25 per 1000 penderita keluar. Pencapaian NDR di Kabupaten Kendal di tahun 2013 adalah 1,6%.
C. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) merupakan upaya pemeliharaan kesehatan secara paripurna, terstruktur yang dijamin kesinambungan dan mutunya, dimana pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada JPKM bertujuan untuk memelihara kesehatan para peserta, bukan hanya sekedar menyembuhkan penyakit tetapi dituntut untuk aktif berusaha meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah peserta agar tidak jatuh sakit. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, jumlah penduduk yang tercover oleh Jaminan pemeliharaan kesehatan dengan perincian sebagai berikut: Tabel 5. JPKM di Kabupaten Kendal Tahun 2013 No.
Jenis Kepesertaan
Jumlah
Persentase
1
Askes
tad
-
2
Jamkesmas
349.617
36.6%
3
Jamkesda
91.479
9,6%
4
Lainnya
tad
-
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
Akses terhadap pelayanan kesehatan belum tentu bisa dijangkau oleh setiap penduduk di Kabupaten Kendal. Hal ini bergantung pada kemampuan moneter masing-masing individu,
43
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
untuk itulah pemerintah memberikan program bantuan bagi masyarakat miskin/rentan di Kabupaten Kendal melalui Jamkesmas dan Jamkesmasda Kabupaten Kendal. Di Kabupaten Kendal, masyarakat miskin/rentan yang telah memiliki kartu Jamkesmas/Askeskin sebanyak 349.617 jiwa (36,6%) dan masyarakat miskin/rentan yang tercover oleh Jamkesmasda Kabupaten Kendal sebesar 91.479 jiwa (9.6%). D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 1.
Pemberian Tablet tambah darah pada ibu hamil (Fe) Selama masa kehamilan, salah satu pelayanan kesehatan selain pemeriksaan ibu hamil dan konsultasi, pemberian tablet Fe (Zat Besi) bagi Ibu hamil memiliki peranan yang sangat penting mengingat jika ibu kekurangan zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun tidak akan memadai, padahal zat besi sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kekurangan zat besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat di butuhkan untuk metabolisme sel, hal ini dapat menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran dan juga menyebabkan anemia pada bayinya. Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan. kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi meningkatkan resiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Berikut merupakan gambaran mengenai cakupan pemberian Fe pada ibu hamil di Kabupaten Kendal,
44
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 27
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa antara cakupan K4 ibu hamil dan cakupan pemberian Fe3 terdapat kesenjangan yang cukup besar, hal ini mungkin di sebabkan oleh karena belum optimalnya koordinasi lintas program terkait atau pencatatan dan pelaporan cakupan Fe3 pada ibu hamil belum terlaporkan dengan baik. Akan tetapi, pada tahun 2013 cakupan Fe3 pada ibu hamil menunjukkan peningkatan yaitu sekitar 74,09% meningkat di bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 57,46%, hal ini dikarenakan adanya penjaringan terhadap ibu hamil terbukti mampu meningkatkan jumlah cakupan dan perbaikan dari segi pencatatan dan pelaporan. 2.
Pemberian kapsul Vitamin A Tujuan pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Selain itu, vitamin A juga mempunyai peranan untuk angka kematian sekitar 30% sampai dengan 54%. Oleh sebab itu, vitamin A sangat di butuhkan dalam mencegah kebutaan, menjaga kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan kesehatan anak. Grafik pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut,
45
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 28.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2013
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terdapat tren kenaikan pada cakupan pemberian vitamin A pada bayi, balita maupun ibu nifas. Untuk bayi yang mendapatkan vitamin A, ada peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 100%. Sedangkan untuk ibu nifas yang mendapatkan vitamin A ada peningkatan pada tahun 2013 yang sebesar 61,23%, dimana pada tahun 2012 hanya sebesar 45,71%. Pemberian vitamin A pada ibu nifas sangat penting karena baik untuk kesehatan ibu dan bayi dan juga untuk status gizinya. Apabila pada ibu nifas beresiko kekurangan vitamin A maka hal ini akan berpengaruh pada bayinya. Ibu menyusui membutuhkan vitamin A yang tinggi yang bermanfaat untuk memproduksi ASI. Konsentrasi dan jumlah vitamin A yang terkandung dalam ASI sangat tergantung pada status gizi ibu. Sehingga tercukupinya vitamin A pada ibu akan meningkatkan kualitas ASI nya. Jika makanan ibu tidak mengandung banyak vitamin A maka ASI juga tidak banyak mengandung vitamin A. Karena itulah pentingnya pemberian vitamin A tidak hanya penting bagi ibu tetapi juga bagi bayinya. Pemberian vitamin A pada ibu nifas selain untuk mencegah kebutaan juga akan meningkatkan kualitas ASI sehingga meningkatkan daya tahan tubuh anak dan kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah bersalin. 3.
Pemberian ASI eksklusif ASI Eksklusif adalah merupakan air susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal lainnya. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain adalah sebagai berikut :
46
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
a. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi, asi mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu. b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Kendal sebanyak 3.777 bayi atau 47,8% dari 7.906 bayi yang ada. Cakupan ini meningkat jika di bandingkan dengan capaian tahun 2012 yang hanya sebesar 22,9%. Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di sebabkan oleh adanya banyak faktor, diantaranya rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar, kurangnya konseling dan dukungan dari tenaga kesehatan yang ada, faktor social budaya, kondisi yang kurang memadai bagi ibu yang bekerja untuk mendapatkan waktu dan sarana untuk menyusui di tempat kerja dan banyaknya promosi susu formula. Oleh sebab itu, perlu adanya peran aktif dari tenaga kesehatan untuk mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi melalui upaya promotif yang lebih aktif dan peran serta dari para provider kesehatan dalam memberikan sarana yang layak untuk memfasilitasi ibu untuk melakukan kegiatan menyusui baik di tempat kerja maupun di tempat umum lainnya. E. Pelayanan Kesehatan Pekerja Dalam rangka melindungi dan memelihara kesehatan pekerja akibat paparan potensi bahaya yang ada di tempat kerja,diwajibkan bagi pengusaha atau pemilik tempat kerja untuk memberikan
perlindungan
terhadap
pekerja.
Pemberian
pelayanan
kesehatan
kerja
merupakan hak bagi pekerja yang harus dipenuhi. Pelayanan kesehatan pada pekerja merupakan upaya untuk pemeliharaan kesehatan yang dapat mendukung peningkatan produktivitas pekerja, dimana biasanya pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertahap yaitu berupa pemeriksaan awal bagi calon pekerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan pada akhir masa kerja. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan pekerja senantiasa terpelihara mulai awal bekerja hingga nanti pada akhir masa kerjanya sehingga dapat terhindar dari resiko penyakit akibat kerja (PAK). Pembinaan terhadap kesehatan kerja sektor formal sudah dilakukan oleh klinik perusahaan atau kerjasama perusahaan dengan Puskesmas maupun Rumah Sakit. Sedangkan untuk pekerja pada sektor informal kebanyakan belum mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan pekerja pada sektor ini kebanyakan secara mandiri dan tidak
47
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
didukung oleh modal/pendanaan yang besar. Sektor informal merupakan penyumbang angkatan kerja terbanyak, sehingga diperlukan perlindungan kesehatan bagi pekerja di sektor ini. Selama ini mereka hanya mendapatkan pelayanan kesehatan secara umum yang belum dikaitkan dengan paparan potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Di Kabupaten Kendal Upaya Kesehatan kerja belum menjadi prioritas dalam program pembangunan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari laporan puskesmas, yang tidak semuanya memberikan laporan secara lengkap. Selain itu, perusahaan yang ada masih bersifat mikro juga menyulitkan petugas puskesmas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Pada tahun 2013, cakupan untuk pelayanan kesehatan pekerja informal sebesar 92,44% dan cakupan pelayanan kesehatan pekerja formal sebesar 48%. F. Upaya Penyehatan Lingkungan Upaya penyehatan lingkungan di fokuskan pada peningkatan kualitas lingkungan sebagai upaya promotif, preventif dan protektif. Adapun dalam pelaksanaanya dititik beratkan kepada partisipasi masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat mampu untuk menjaga dan memelihara kualitas lingkungan yang ada. Mengingat lingkungan merupakan faktor terbesar dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, upaya penyehatan lingkungan menjadi mutlak dijadikan ujung tombak sebagai upaya kesehatan. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam upaya ini, juga menjadi kendala serius yang harus menjadi perhatian. 1. Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai : a. Mencegah terjadinya penyakit. b. Mencegah terjadinya kecelakaan. c. Aman dan nyaman bagi penghuninya.
d. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial. Di Kabupaten Kendal tahun 2013, berdasarkan laporan dari puskesmas jumlah rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan sebanyak 63,4% atau
48
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
sekitar 121.199 rumah, cakupan ini meningkat dibandingan pada tahun 2012 yang mencapai 62,48%. 2. Sarana Air Bersih Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena air merupakan kandungan terbesar dalam tubuh manusia, dimana kandungan air dalam tubuh manusia sebesar 70-80% dan kehidupan kita selalu mebutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penyediaan air yang memenuhi syarat kesehatan (syarat fisik, biologi dan kimiawi) dan layak minum menjadi sangat mutlak dibutuhkan. Grafik 29.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2012 s/d 2013
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sumber air bersih yang digunakan di Kabupaten Kendal paling besar memakai sumur galian yaitu 47,86% pada tahun 2013, menurun di bandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 47,97%. Sumur galian masih menjadi sumber air bersih utama bagi masyarakat di Kabupaten Kendal. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penggunaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Air minum yang tercemar dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi manusia atau sering disebut dengan waterborne disease.
49
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Grafik 30.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2012 s/d 2013
Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kendal paling banyak digunakan yaitu sumur terlindung, akan tetapi pada tahun 2013 ada penurunan penggunaan air minum melalui sumur terlindung, cakupan pada tahun 2013 sebesar 41,40% turun dari tahun 2012 yang sekitar 45,83%. Akan tetapi ada kenaikan penggunaan sumber air minum dari sumur galian tidak terlindung, dari 2,62% pada tahun 2012, meningkat menjadi 8,49% pada tahun 2013. 3. Sarana sanitasi dasar Sanitasi merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat di Indonesia. Pemenuhan kebutuhannya bersifat mendesak untuk segera dipenuhi, mengingat besarnya masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya sarana sanitasi dasar di masyarakat. Masalah itu timbul berbanding lurus dengan rendahnya kualitas sanitasi dasar di masyarakat kita. Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Kabupaten Kendal tahun 2013, sarana sanitasi dasar yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatanya sebagai berikut:
50
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
a. Jamban dari 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 132.754 keluarga memiliki jamban sedangkan 77,9% atau sekitar 103.408 jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan. b. Tempat sampah, 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 149.535 keluarga memiliki tempat sampah dan 74,6% yang memenuhi syarat kesehatan atau sekitar 111.500 keluarga. c. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 210.686 ada, dimana 127.677 keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah keluarga dan 73,8% diantaranya telah memenuhi syarat kesehatan pengelolaan limbah keluarga atau sekitar 94.273 keluarga. 4. Tempat Umum dan pengelolaan makanan (TUPM) serta Kesehatan Lingkungan pada Institusi. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum yang
memenuhi
syarat
kesehatan
agar
masyarakat
pengunjung
terhindar
dari
kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menjadi sarang vektor penyakit yang dapat menimbulkan menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya. Tempat-tempat umum yang sehat berpengaruh cukup besar di masyarakat karena masyarakat menggunakan fasilitas umum tersebut untuk berbagai kepentingan. Di Kabupaten Kendal, jumlah Tempat umum dan pengelolaan makanan sebanyak 2.796 tempat, sedangkan TUPM yang diperiksa sebanyak 1.928 tempat. Adapun TUPM yang memenuhi kriteria kesehatan sebesar 70,49% atau sekitar 1.359 tempat. TUPM yang ada dan diperiksa di Kabupaten Kendal meliputi: a. Jumlah Hotel: 24 unit, jumlah diperiksa : 23 unit, jumlah sehat: 20 unit (86,96%) b. Jumlah Restoran : 502 unit, jumlah diperiksa: 461 unit dan jumlah sehat: 345 unit (74,84%) c. Jumlah Pasar : 51 unit, jumlah diperiksa : 44 unit dan jumlah sehat: 24 unit (54,55%) d. Jumlah TUPM Lain: 2.070, jumlah diperiksa : 1.519 unit dan jumlah sehat : 1.055 unit (69.45%) Selain dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan di tempat umum dan pengelolaan makanan, juga dilaksanakan di berbagai sarana/institusi sebagai seperti : a. Sarana pelayanan Kesehatan sejumlah 365 unit dan yang telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan sebanyak 339 unit (92,9%) b. Instalasi pengolahan air minum sejumlah 152 unit, dilakukan pembinaan sebanyak 148 unit (97,4%)
51
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
c. Sarana Pendidikan sejumlah 1.126 unit, dengan pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan di 1.038 unit sarana pendidikan (92,2%). d. Sarana ibadah yang ada sebanyak 3.214 unit dan yang telah dibina sejumlah 2.744 unit (85,4%) e. Perkantoran di Kabupaten Kendal sejumlah 519 unit dan jumlah yang dibina sebanyak 497 unit (95,8%) f. Sarana lain sebanyak 109 unit dan yang dibina sejumlah 76 unit (69,7%). Jumlah sarana/institusi yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 5.482 unit dan 88,3% atau sekitar 4.842 unit telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungannya. G. Upaya Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan,
dan
melindungi,
dan
kemampuan
masyarakat
meningkatkan
dalam
kesejahteraan
mengenali, mereka
mengatasi,
sendiri.
Tujuan
memelihara, utama
dari
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu untuk membentuk masyarakat yang mandiri dalam bidang kesehatan. Suatu masyarakat dapat dikatakan mandiri dalam kesehatan apabila: 1) Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan. 2) Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensipotensi masyarakat setempat. 3) Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan. 4) Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya. Pemberdayaan masyarakat merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan status kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip pemberdayaan dimana petugas
kesehatan
berperan
untuk
memfasilitasi
masyarakat
dalam
meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuannya untuk memelihara dan meningkatkan status kesehatannnya. 1. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) UKBM merupakan salahsatu upaya (program) yang dikembangan oleh Departemen Kesehatan, yang mempunyai tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau dan mampu
52
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
untuk hidup sehat secara mandiri. Berbagai macam bentuk UKBM di Kabupaten Kendal diantaranya: a. Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri menuju desa sehat. Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya. Sesuai dengan pengertian desa siaga, maka kriteria lengkap desa siaga terdiri dari 8 Indikator, yang antara lain : 1)
Adanya Forum Masyarakat Desa.
2)
Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki akses ke puskesmas / pustu, dapat dikembangkannya Pos Kesehatan Desa (POSKESDES).
3)
Adanya UKBM yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat (posyandu, warung obat desa, Ambulan Desa, Tabulin/Dasolin/Arlin, dan lain-lain).
4)
Memiliki system pengamatan penyakit dan factor-faktor risiko yang berbasis masyarakat (Surveilans Epidemiologi).
5)
Memiliki system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
6)
Adanya Upaya dan terwujudnya lingkungan yang sehat.
7)
Adanya Upaya dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
8)
Adanya Upaya dan terwujudnya Keluarga sadar gizi (Kadarzi).
Di Kabupaten Kendal Tahun 2013, seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 266 desa dan 20 kelurahan sudah memenuhi kriteria Desa/Kelurahan siaga dan 100% desa/kelurahan tersebut sudah mencapai level aktif sesuai dengan kebijakan desa siaga yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Akan tetapi, hal ini perlu di tingkatkan mengingat dalam istilah desa siaga ada strata yang harus di capai agar desa siaga bisa mencapai tingkatan paripurna. Tabel 5. indikator dan strata desa siaga tersebut
No 1
Indikator Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar, dikembangkan
Strata / Katagori Desa Siaga Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
V
V
V
V
53
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Poskesdes Memiliki berbagai UKBM (Upaya
2
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) sesuai kebutuhan
V
V
V
V
V
V
V
V
X
V
V
V
X
X
V
V
X
X
X
V
X
X
X
V
setempat (Posyandu, Pos / Warung Obat desa, dan alinnya 3
Memiliki sistem pengamatan (suvelilans) penyakit dan faktor – faktor risiko yang berbasis masyarakat Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
4
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat Memiliki sistem pembiayaan
5
kesehatan berbasis masyarakat
6
Memiliki lingkungan yang sehat
7
Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, tim penggerak PKK Desa/Kelurahan
dan
petugas
kesehatan
dari
Puskesmas.Kegiatan
pelayanan
masyarakat dilakukand engan sistem 5 (lima) meja,yaitu: 1)
Meja Pertama disebut meja pendaftaran
2)
MejaKeduadisebut meja penimbangan balita
3)
Meja Ketiga adalahmeja pengisian KMS
4)
Meja Keempat adalah Penyuluhan Kesehatan
5)
Meja Kelima adalah Meja pemberian paket pertolongan gizi.
Untuk meja satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan meja lima dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti, dokter, bidan, perawat,juru imunisasi dan sebagainya.
54
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Posyandu dibagi dalam beberapa strata yang menunjukkan kualitas dan kemandirian dari posyandu tersebut, adapun di Kabupaten Kendal tahun 2013 jumlah posyandu yang ada sebanyak 1.397 unit, dimana 42,02% telah aktif dalam pelaksanaanya. Grafik 31.
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
Dari 1.397 Posyandu yang ada, 37% posyandu telah mencapai strata madya dimana dalam strata ini sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Sebanyak 35% Posyandu telah mencapai strata Purnama, dimana frekuensi pelaksanaanya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Posyandu pratama sebanyak 21% , dimana posyandu ini masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Sedangkan 7% Posyandu berada pada strata Mandiri, berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. 2. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Faktor perilaku merupakan faktor yang sangat dominan dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dengan mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan di masyarakat. Dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri, diperlukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, sekolah, institusi, tempat-tempat umum serta
55
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
lingkungan kerja. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. 2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan. 3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut. 4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. 5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. 6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
56
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup). 8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya. 10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Pada tahun 2013, di Kabupaten Kendal dilakukan sampling terhadap 110.492 keluarga yang dipantau perilakunya dan diperoleh sebanyak 100% keluarga tersebut sudah mampu melakukan praktek PHBS dalam kehidupan sehari-hari. H. Sumber Daya Kesehatan 1. Tenaga Kesehatan Sumber daya manusia kesehatan merupakan faktor penting dalam pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu. Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak akan berjalan dengan optimal jika tidak didukung dengan ketersedian sumberdaya kesehatan yang berkualitas. Peningkatan dan pengembangan kualitas sumberdaya perlu dijadikan prioritas dalam strategi pembangunan kesehatan demi mencapai pelayanan kesehatan yang professional dan bermutu. Kesulitan dalam pengumpulan data sumber daya manusia kesehatan yang mutakhir disebabkan karena data tersebut bersifat sangat dinamis dan sering berubah-ubah. Untuk tahun 2012 di Kabupaten Kendal sebaran tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga dan tempat kerja, diantaranya:
57
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Tabel 6. Data Tenaga Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 Unit Kerja
No.
Jenis Tenaga Kesehatan
Sarana Rumah Institusi kesehatan Puskesmas Sakit Diknakes lain Jumlah
1
Dokter Spesialis
0
21
0
12
33
2
Dokter Umum
79
38
0
52
169
3
Dokter Gigi
18
6
0
1
25
4
Bidan
419
43
0
19
481
5
Perawat
325
285
0
74
684
6
Tenaga Farmasi
36
35
0
104
175
7
Tenaga Gizi
30
11
0
0
41
8
Tenaga Sanitarian
25
5
0
0
30
9
Tenaga Kesehatan Masyarakat
16
2
0
1
19
10
Radiografer
11
9
0
4
24
11
Analis Kesehatan
39
33
0
14
86
12
Fisioterapis
1
6
0
3
10
999
494
0
284
1777
Jumlah
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, rasio tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Kesehatan lainnya) terhadap jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Kendal Tahun 2013, yaitu: a. Rasio dokter spesialis dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,45/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 6/100000 Penduduk) b. Rasio dokter umum dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 17,68/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk) c. Rasio dokter gigi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 2,62/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 11/100000 Penduduk) d. Rasio Bidan dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 50,32/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 100/100000 Penduduk) e. Rasio Perawat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 71,55/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 117,5/100000 Penduduk) f.
Rasio Tenaga Farmasi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 18,31/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 10/100000 Penduduk)
58
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
g.
Rasio Tenaga Gizi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 4,29/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
h. Rasio Tenaga Sanitarian dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,14/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk) i.
Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 1,99/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
2. Obat dan Perbekalan Farmasi Berdasarkan data ketersediaan obat pada tahun 2013 yang berasal dari laporan UPTD Instalasi
Perbekalan
Farmasi
Kabupaten
Kendal,
berikut
merupakan
gambaran
ketersediaan obat di UPTD Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Kendal tahun 2013, Tabel 7. Ketersediaan Obat menurut Jenis obat Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO
NAMA OBAT
SATUAN
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet
Btl 60 ml
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Antalgin tablet 500 mg
Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 Btl @ 1000 mg tab Difenhidramin HCl inj 10 Ktk @ 100 mg/ml-1ml ampul Gliserin Guaiakolat tab Btl @ 1000 100 mg tab Glukosa Larutan Infus 5 Btl 500 ml % steril Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus
Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab
STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
106,465
4,714
22.58 9.07 1,114,800
122,849
1,174,450
87,630
1,797,900
85,630
13.40 21.00 17.39 14,939
859
29,153
1,037
207,100
8,159
28.11 25.38 16.04 21,750
1,356
589,000
49,084
826
906
229,800
4,225
88,240
7,521
455,600
37,967
-
-
55,150
3,229
1,598,500
151,200
-
-
12.00 0.91 54.39 11.73 12.00
Btl @ 100 tab
#DIV/0!
Btl 60 ml
17.08
Tablet
10.57
Tablet Btl 500 ml
TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)
#DIV/0! 28.87
59
19 20 21 22
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU
23
Tablet Tambah darah
24
Multivitamin Sirup
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol
Garam Oralit
4,619
160
1,261,600
180,983
6.97 11.45 56,410
4,925
554,000
70,750
265,200
14,067
7.83 18.85 63.40 2,074,260
32,717
3,398
78
90,200
3,550
29
-
21
2
-
-
31
2
354
22
7,326
231
6,600
406
9,275
1,184
7,944
259
43.56
Bungkus
OAT Kat 1
25.41
Pkt
OAT Kat 2
#DIV/0! 10.50
Pkt
OAT Kat 3
Pkt
OAT Kat Sisipan
#DIV/0! 15.50
Pkt
OAT Kat Anak
Pkt
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4
Btl @ 1000 Tablet Pot
Infus set dewasa
16.09 31.71 16.26
Kantong
Infus set anak
7.83 30.67
Kantong
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
3. Anggaran Kesehatan Jumlah Anggaran Kesehatan yang ada di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 terdiri dari berbagai sumber pembiayaan kesehatan, akan tetapi dana yang bersumber dari APBN dan APBD Kabupaten masih menjadi tulang punggung utama dari sektor kesehatan. Adapun sumber pembiayaan kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal terdiri dari; Tabel 8. Sumber Anggaran Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013
NO
SUMBER BIAYA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
152,721,215,344
84.53
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA a. Belanja Langsung
79,444,686,344
60
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
b. Belanja Tidak Langsung
73,276,529,000
2 APBD PROVINSI
0.00
3 APBN :
27,952,430,000
15.47
- Dana Dekonsentrasi
0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
9,093,500,000
5.03
- ASKESKIN
0.00
- TP BOK - TP (Penyediaan air minum dan sanitasi total berbasis masyarakat) - TP RS ( Rujukan) PINJAMAN/HIBAH LUAR 4 NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya) 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
2,590,500,000
1.43
1,268,430,000
0.70
15,000,000,000 0.00
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
180,673,645,344
TOTAL APBD KAB/KOTA
615,941,671,837
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
100.0
24.79
188,999.25
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
4. Sarana Kesehatan Untuk medukung terciptanya akses kesehatan yang terjangkau dan memadai diperlukan dukungan sarana prasarana pelayanan kesehatan yang baik dan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar yang ada di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 terdiri dari: Tabel 9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kendal Tahun 2013 NO
FASILITAS KESEHATAN
1 RUMAH SAKIT UMUM
JUMLAH 2
2 RUMAH SAKIT JIWA
-
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
-
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 5 PUSKESMAS PERAWATAN
1 9
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
61
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
21
7 PUSKESMAS KELILING
30
8 PUSKESMAS PEMBANTU
54
9 RUMAH BERSALIN
-
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
35
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
-
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
328
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
115
14 POSKESDES
152
15 POSYANDU 16 APOTEK
86
17 TOKO OBAT
5
18 GFK
1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
-
Jumlah
839
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kendal Tahun 2013
I.
Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Kendal Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kendal. Seluruh capaian yang ada menjadi gambaran bagaimana kinerja dan kondisi pembangunan kesehatan yang ada. Di dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan ini terdapat gambaran makro dari kondisi kesehatan di Kabupaten Kendal. Berikut merupakan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 Tabel 10. Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 NO
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2013
1.
Cakupan kunjungan
%
93,76
2015 95
Realisasi 2012 95,64
ibu
2013 16.711/18.082x100
% 92,42
%
hamil (K4) 2.
Cakupan
%
komplikasi kebidanan
yang
88,97
80
106,13
2569/3616x100%
71,05
62
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
ditangani 3.
Cakupan
%
89
90
98,94
15.994/17.266x100
92,63
%
pertolongan persalinan
oleh
tenaga kesehatan yang
memiliki
kompetensi kebidanan 4.
Cakupan
%
93,79
90
98,09
pelayanan nifas 5.
Cakupan
15.535/17.266x100
89,97
% %
75
80
100
933/2.473x100%
37,7
%
91,05
90
95,74
11.462/16.462x100
69,6
neonatus dengan komplikasi
yang
ditangani 6.
Cakupan kunjungan bayi
7.
Cakupan
% %
100
100
98,25
286/286x100%
100
%
85
90
100
55.387/65.944x100
84
Desa/Kelurahan Universal
Child
Immunization (UCI) 8.
Cakupan pelayanan
anak
%
balita 9.
Cakupan pemberian
%
90
100
94,77
MP-
11.254/11.449x100
98,29
%
ASI pada anak 6– 24
bulan
dari
keluarga miskin 10.
Cakupan
balita %
100
100
100
23/23x100%
100
100
100
102,11
16.887/16887x100
100
gizi buruk yang mendapat perawatan 11.
Cakupan penjaringan
%
%
63
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kesehatan siswa SD dan setingkat 12.
Cakupan peserta %
67,29
70
76,67
KB aktif 13.
159.981/191.422x1
83,57
00%
Cakupan penemuan
dan
penanganan penderita penyakit : a.
Acut
Flacid %
Paralysis
100
100
100
7/7x100%
100
90
100
57,23
5552/6594x100%
84,19
85
100
50,29
446/1064
41,91
100
100
100
550/550x100%
100
100
100
49,73
23.630/40.845x100
57,85
(AFP)
rate per 100.000 Penduduk
<15
tahun b.
Penemuan %
Penderita Pneumonia Balita c.
Penemuan %
Pasien Baru TB BTA Positif d. Penderita DBD % yang ditangani e.
Penemuan %
Penderita Diare 14.
Cakupan
% %
90
100
85
Pelayanan
90.364/349.617x10
25,85
0%
Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin 15.
Cakupan
%
Pelayanan
100
80
5.071/349.617x100 %
Kesehatan Rujukan
90
Pasien
Masyarakat
1,45
64
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
Miskin 16.
Cakupan
%
90
100
100
-
-
%
100
100
100
4/4x100%
100
75
80
100
286/286x100%
100
Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang
harus
diberikan Sarana Kes
(RS)
di
Kab/Kota 17.
Cakupan Desa/Kel Mengalami yang
KLB
dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 jam 18.
Cakupan
Desa %
Siaga Aktif
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan standar minimal 4 kali selama masa kehamilan dalam satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Di Tahun 2013 target dari indikator ini sudah dapat tercapai sebesar 93,76% dari cakupan yang terealisasi 92,42%. 2. Cakupan pelayanan nifas,yaitu cakupan pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Target yang ditetapkan Tahun 2013 sebesar 93,79% sedangkan tingkat capaian sebesar 89,97%. 3. Cakupan Kunjungan bayi, adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (KN-4) dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu. Capaian indikator kinerja ini mencapai 69,5%. 4. Cakupan pelayanan anak balita, adalah pelayanan yang diberikan terhadap anak balita (12-59 bulan) berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Di Tahun 2013, capaian indikator kinerja ini 84% dengan target 85%. 5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan, adalah cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja dalam waktu tertentu. Target dari indikator kinerja ini sebesar 89%, dengan adanya peningkatan pengetahuan dari ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan yang memiliki
65
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kompetes kebidanan menjadikan capaian kinerja untuk indikator ini sebesar 92,63%. 6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, yaitu Cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Pada Tahun 2013 Capaian kinerja indikator ini sebesar 71,05%, sedangkan target untuk Tahun 2013 sebesar 90%. 7. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tahun 2013, penjaringan ini sudah mencapai 100% dengan target 100%. Penjaringan ini ditujukan sebagai deteksi dini gangguan kesehatan bagi siswa. 8. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin, target yang telah ditetapkan sebesar 90% dengan capaian kinerja indikator ini 98,30%. 9. Cakupan desa siaga aktif, yaitu Cakupan desa yang mempunyai pos kesehatan desa (poskesdes)atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat daruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dari seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal, semuanya merupakan desa siaga aktif (100%). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan adanya program desa siaga ini sudah bagus. 10. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin, adalah Jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin yang teridentifikasi melalui penggunaan layanan jamkesmas dan jamkesda pada sarana kesehatan strata pertama (Puskesmas dan jaringannya) di Wilayah Kabupaten Kendal. Capaian indikator kinerja ini sebesar 25,85%. 11. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, yaitu Jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin yang teridentifikasi melalui penggunaan layanan jamkesmas dan jamkesda pada sarana kesehatan strata kedua dan ketiga (Rumah Sakit) di Wilayah Kabupaten Kendal. Indikator capaian kinerja Tahun 2013 sebesar 1,45%, masih dibawah target untuk Tahun 2013 yang sebesar 100%. 12. Cakupan desa UCI, yaitu Desa dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Tahun 2013, capaian indicator kinerja ini sebesar 100% dengan target 100%. 13. Cakupan penemuan dan penanganan AFP per 100.000 pddk <15 th, yaitu jumlah kasus Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu ditargetkan 7
66
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
kasus, yang ditemukan pada Tahun 2013 hasil surveilens adalah sebanyak 7 kasus (100%), dan semua penderita telah mendapatkan pelayanan kesehatan. 14. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita, yaitu Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan pengobatan sesuai tatalaksana dan standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Target Tahun 2013 adalah 90%, dengan realisasi capaian sebesar 88,5%. 15. Cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif, Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Target Tahun 2013 sebesar 85%, dengan realisasi capaian tahun ini 54%. 16. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani, Prosentase penderita DBD yang ditangani sesuai stan-dar disatu wilayah dalam waktu 1 tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu 1 tahun yang sama. Tahun 2013 target yang ditetapkan sebesar 100% dan capaian realisasi sebesar 100% dengan jumlah kasus sebanyak 550 kasus. 17. Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare, jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Target Tahun 2013 sebesar 100%, akan tetapi realisasi capaian sebesar 62,08%. 18. Cakupan desa mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam, Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terha-dap KLB periode/kurun waktu tertentu. Target Tahun 2013 adalah 100% dan capaian realisasi indikator ini juga sudah mencapai target yaitu 100%.
67
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
BAB V KESIMPULAN Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2013 menggambarkan hasil dari segala upaya pembangunan kesehatan yang berjalan selama satu tahun di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal di Tahun Anggaran 2013. Program pembangunan kesehatan tersebut diantaranya upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, pemerataan sumber daya kesehatan dan sarana kesehatan. Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan secara umum sudah menunjukkan kinerja yang baik. Akan tetapi masih ada program-program pembangunan yang belum menunjukkan kinerja yang optimal. Gambaran mengenai capaian kinerja program kesehatan kabupaten Kendal tahun 2013, dapat dilihat sebagai berikut: A. Mortalitas 1. Angka Kematian Bayi pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012, yaitu sebesar 9,38/1000 kelahiran hidup. 2. Angka Kematian Balita di tahun 2013 juga mengalami penurunan di tahun sebelumnya, yaitu sebesar 10,67/1000 kelahiran Hidup. 3. Jumlah Kematian ibu di tahun 2013 sebanyak 21 kasus, mengalami penurunan dari tahun 2012. B. Morbiditas 1. ISPA menjadi penyakit dengan penderita terbanyak di tahun 2013. 2. Cakupan penemuan penderita TB paru BTA + (CDR) tahun 2013, yaitu sebesar 43,98%. 3. Jumlah Kasus kumulatif HIV-AIDs pada tahun 2013 mencapai 341 kasus,. 4. Cakupan penemuan pneumonia balita di Kabupaten Kendal untuk Kabupaten Kendal sebesar 89,6%. 5. Cakupan penemuan kasus kusta, dimana ditemukan kasus sebanyak 28 kasus dengan jumlah kusta tipe PB sebanyak 3 kasus dan kusta MB sebanyak 25 kasus 6. Cakupan penanganan penderita diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebesar 60,4%, hal ini meningkat di bandingkan pada tahun 2012 dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di puskesmas sebesar 50.8% 7. Untuk tahun 2013, jumlah kasus AFP sebanyak 7 kasus meningkat jika di bandingkan pada tahun 2009 sampai dengan 2012.
68
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
8. Tahun 2013, IR DBD mengalami lonjakan yang sangat signifikan dan mencapai 57,5/100.000 penduduk. Akan tetapi dari segi fatalitas, CFR DBD untuk tahun 2013 mengalami penurunan di bandingkan pada tahun 2012, yaitu sebesar 1,64%. 9. Pada tahun 2013, jumlah kasus malaria di Kabupaten Kendal sebanyak 51 kasus ( API = 0,05/1000 Penduduk). 10. Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2013 kasus penyakit hypertensi masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular C. Status Gizi 1. status gizi balita di Kabupaten Kendal Tahun 2013 terlihat bahwa 94,98% balita sudah mempunyai status gizi baik sedangkan 3,52% balita mengalami gizi kurang dan masih ada 0,04% balita menderita gizi buruk. 2. Pada tahun 2013, jumlah balita gizi buruk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 jumlah balita gizi buruk sebanyak 23 kasus atau prevalensinya sebesar 0,04% sedangkan pada tahun 2012 jumlah balita gizi buruk sebanyak 24 kasus atau prevalensi sebesar 0,04%. 3. Cakupan terhadap penanganan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%, D. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan K1 dan Cakupan K4 pada tahun 2013 mengalami tren penurunan di bandingkan pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari cakupan K4 yang sudah mencapai angka cakupan 99,2% sudah menunjukkan kinerja yang sangat bagus, mengingat target dari standar pelayanan minimal sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar 95%. 2. Cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan di kabupaten Kendal pada tahun 2013 sebesar 93,4% atau sekitar 15.994 ibu bersalin. 3. Cakupan pelayanan nifas untuk ibu nifas di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 90,7% atau sekitar 15.535 ibu nifas. 4. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan oleh tenaga kesehatan sebesar 71,6% adapun jumlah ibu hamil sebesar 17.938 ibu hamil 5. Adapun cakupan kunjungan neonatal KN1 sebesar 97,5% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012, sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatal KN3 pada tahun 2013 sebesar 96,8% pada tahun 2013 dan 100% pada tahun 2012. 6. Pada tahun 2013 jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebesar 15.870 neonatal dari 16.307 bayi lahir hidup atau sekitar 96,8%.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
69
7. Pada tahun 2013, dimana cakupan kunjungan bayi mencapai 103,3 %, meningkat di bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 93,69%. 8. Hasil cakupan pelayanan kesehatan balita minimal 8 kali di puskesmas Kabupaten Kendal sebesar 100% dari jumlah balita yang ada sebanyak 65.228 balita, sama dengan cakupan pada tahun 2012. 9. Cakupan penjaringan pelayanan kesehatan untuk murid kelas 1 SD dan sederajat sudah mencapai 100% atau sekitar 16.887 siswa SD. 10. Dari jumlah PUS yang ada, sebanyak 14% dari jumlah PUS yang ada merupakan peserta KB baru dan 79,1% diantaranya peserta KB aktif. 11. Untuk di tahun 2013 Kabupaten Kendal Cakupan imunisasi dasar pada bayi telah dapat dilakukan secara lengkap dan memenuhi target yang telah di tentukan. 12. Berdasarkan data pada tahun 2013, telah dilaksanakan upaya pelayanan UKGS di sekolah dasar, dimana 31.450 (31,8%) siswa SD telah diperiksa dari 98.936 siswa SD yang ada. Dari jumlah tersebut, 30,32% atau 9.537 perlu mendapatkan perawatan dan yang telah mendapatkan perawatan sebanyak 4.821 siswa SD atau sekitar 50,6%. 13. Cakupan Pelayanan Kesehatan usia lanjut di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 sudah mencapai 51,62%, E. Upaya Kesehatan Rujukan 1. Berdasarkan data yang ada, hanya RS darul Istiqomah saja yang menyerahkan data secara lengkap. Sehingga untuk BOR di Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kendal belum bisa di hitung. 2. Seperti hal nya dengan BOR, perhitungan untuk LOS juga mengalami Kendal dengan tidak lengkapnya data yang di sampaikan Rumah Sakit ke DInas Kesehatan. 3. TOI untuk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 adalah 4,73 hari. 4. Berdasarkan data yang ada, GDR untuk tahun 2013 adalah 39,7 per 1000 penderita. 5. Pencapaian NDR di Kabupaten Kendal di tahun 2013 adalah 1,6%. F. Upaya Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Di
Kabupaten
Kendal,
masyarakat
miskin/rentan
yang
telah
memiliki
kartu
Jamkesmas/Askeskin sebanyak 246.666 jiwa (26%) dan masyarakat miskin/rentan yang tercover oleh Jamkesmasda Kabupaten Kendal sebesar 91.479 jiwa (9,6%).
70
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
G. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Pada tahun 2013 cakupan Fe3 pada ibu hamil menunjukkan peningkatan yaitu sekitar 74,09% meningkat di bandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 57,46%. 2. Untuk bayi yang mendapatkan vitamin A, ada peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 100%. Sedangkan untuk ibu nifas yang mendapatkan vitamin A ada peningkatan pada tahun 2013 yang sebesar 61,23%, dimana pada tahun 2012 hanya sebesar 45,71%. 3. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Kendal sebanyak 3.777 bayi atau 47,8% dari 7.906 bayi yang ada. Cakupan ini meningkat jika di bandingkan dengan capaian tahun 2012 yang hanya sebesar 22,9%. H. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja Pada tahun 2013, cakupan untuk pelayanan kesehatan pekerja informal sebesar 92,44% dan cakupan pelayanan kesehatan pekerja formal sebesar 48%. I.
Upaya Penyehatan Lingkungan 1. Di Kabupaten Kendal tahun 2013, berdasarkan laporan dari puskesmas jumlah rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan sebanyak 63,4% atau sekitar 121.199 rumah. 2. Sumber air bersih yang digunakan di Kabupaten Kendal paling besar memakai sumur galian yaitu 47,86% pada tahun 2013. 3. Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kendal paling banyak digunakan yaitu sumur terlindung sebesar 41,40%. 4. Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Kabupaten Kendal tahun 2013, sarana sanitasi dasar yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatanya sebagai berikut: a. Jamban dari 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 132.754 keluarga memiliki jamban sedangkan 77,9% atau sekitar 103.408 jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.
71
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
b. Tempat sampah, 210.686 keluarga yang diperiksa sebanyak 149.535 keluarga memiliki tempat sampah dan 74,6% yang memenuhi syarat kesehatan atau sekitar 111.500 keluarga. c. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 210.686 ada, dimana 127.677 keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah keluarga dan 73,8% diantaranya telah memenuhi syarat kesehatan pengelolaan limbah keluarga atau sekitar 94.273 keluarga. 5. Di Kabupaten Kendal, jumlah Tempat umum dan pengelolaan makanan sebanyak 2.796 tempat, sedangkan TUPM yang diperiksa sebanyak 1.928 tempat. Adapun TUPM yang memenuhi kriteria kesehatan sebesar 70,49% atau sekitar 1.359 tempat. 6. Jumlah sarana/institusi yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 5.482 unit dan 88,3% atau sekitar 4.842 unit telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungannya J. Upaya Pemberdayaan Masyarakat 1. Di Kabupaten Kendal Tahun 2013, seluruh desa yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 266 desa dan 20 kelurahan sudah memenuhi kriteria Desa/Kelurahan siaga dan 100% desa/kelurahan tersebut sudah mencapai level aktif sesuai dengan kebijakan desa siaga yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. 2. Di Kabupaten Kendal tahun 2013 jumlah posyandu yang ada sebanyak 1.397 unit, dimana 42,02% telah aktif dalam pelaksanaanya. 3. Pada tahun 2013, di Kabupaten Kendal dilakukan sampling terhadap 110.492 keluarga yang dipantau perilakunya dan diperoleh sebanyak 100% keluarga tersebut sudah mampu melakukan praktek PHBS dalam kehidupan sehari-hari K. Sumber Daya Kesehatan 1. Rasio dokter spesialis dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,45/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 6/100000 Penduduk) 2. Rasio dokter umum dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 17,68/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk)
72
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013
3. Rasio dokter gigi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 2,62/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 11/100000 Penduduk) 4. Rasio Bidan dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 50,32/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 100/100000 Penduduk) 5. Rasio Perawat dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 71,55/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 117,5/100000 Penduduk) 6. Rasio Tenaga Farmasi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 18,31/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 10/100000 Penduduk) 7.
Rasio Tenaga Gizi dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 4,29/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk)
8. Rasio Tenaga Sanitarian dibandingkan jumlah penduduk, yaitu 3,14/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 22/100000 Penduduk) 9. Rasio
Tenaga
Kesehatan
Masyarakat
dibandingkan
jumlah
penduduk,
yaitu
1,99/100000 penduduk (Target Indonesia Sehat 40/100000 Penduduk) 10. Anggaran Kesehatan di Kabupaten Kendal sebesar 24,79% dari total anggaran belanja daerah di Kabupaten Kendal pada tahun 2013.