DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Lampiran Daftar Singkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum D. Sistematika E. Daftar Istilah BAB II
i ii iii iv 1 1 2 2 3
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah A. Ketentuan Umum Pengelolaan Hibah B. Ketentuan Sistem Pelaporan Hibah Langsung 1. Dasar Akuntansi 2. Akuntansi Anggaran Hibah Langsung 3. Akuntansi Belanja Hibah Langsung 4. Penyajian dan Pengungkapan Hibah Langsung C. Ketentuan Umum Rekonsiliasi Hibah Langsung D. Monitoring Penggunaan Hibah Langsung E. Aspek Pengendalian Internal F. Dokumen Sumber Hibah
8 10 10 10 10 11 11 11 11 12
BAB III Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung A. Pemahaman mengenai Naskah Perjanjian Hibah B. Prosedur Pelaksanaan Hibah yang Diterima Langsung 1. Hibah Berupa Kas pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Hibah Langsung Barang atau Jasa
13 13 13 15
C. Sistem dan Prosedur Laporan Keuangan Realisasi Hibah D. Prosedur Penatausahaan Aset BMN yang Diperoleh dari Hibah Langsung 1. Hibah Langsung Yang Diterima Barang 2. Hibah Langsung Yang Diterima Kas dikelola Menjadi Barang
16 17 17 18 19
BAB IV Penutup LAMPIRAN
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
ii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah
Lampiran 2
Ringkasan Hibah (Grant Summary)
Lampiran 3
Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL – BJS)
Lampiran 4
Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL)
Lampiran 5
Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL)
Lampiran 6
Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL)
Lampiran 7
Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL)
Lampiran 8
Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL – BJS)
Lampiran 9
Persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (Persetujuan MPHL – BJS)
Lampiran 10
Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL)
Lampiran 11
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
Lampiran 12
Surat Pernyataan Penggunaan Rekening
Lampiran 13
Laporan Penggunaan Hibah Langsung Kas
Lampiran 14
Laporan Penggunaan Hibah Langsung Barang
Lampiran 15
Flowchart Hibah langsung bentuk Uang
Lampiran 16
Flowchart Hibah langsung bentuk Barang
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
iii
DAFTAR SINGKATAN A APBD APBN APBN-P
= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
B BA BAPH BAS BAST BMN BUN
= = = = = =
C CaLK CL
= Catatan atas Laporan Keuangan = Commitment Letter
D DIPA Dit. PKN DJA DJKN DJPb DJPK DJPU DS
= = = = = = = =
E EAS
= Evaluasi Akuntansi dan Setelmen
H HLLN HLLD
= Hibah Langsung Luar Negeri = Hibah Langsung Dalam Negeri
K Keppres KPA KPBJ KPKNL KPPN
= Keputusan Presiden = Kuasa Pengguna Anggaran = Kuasa Pengguna Barang dan Jasa = Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang = Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Bagian Anggaran Berita Acara Penyerahan Hibah Bagan Akun Standar Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Bendahara Umum Negara
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Dokumen Sumber
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
iv
KUN
= Kas Umum Negara
L LK LRA LRAB LRPP
= Laporan Keuangan = Laporan Realisasi Anggaran = Laporan Realisasi Anggaran Belanja = Laporan Realisasi Penyerapan Pinjaman
M Mendikbud Menkeu MOU MPHL-BJS
= = = =
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Menteri Keuangan Memorandum of Understanding Memo Penyesuaian Hibah Langsung Barang dan Jasa
N NDLC NOD NPHD NPHLN NPPLN
= = = = =
Nota Disposisi Letter of Credit Notice of Disbursement Naskah Perjanjian Hibah Daerah Naskah Perjanjian dan Hibah Luar Negeri Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri
P PA/KPA Pemda Perdirjen Permenkeu PHLN PKN PPK PPN
= = = = = = = =
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran Pemerintah Daerah Peraturan Direktorat Jenderal Peraturan Menteri Keuangan Pemberi Hibah Luar Negeri Pengelolaan Kekayaan Negara Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Pembangunan Nasional
R RJPM RKA-KL RKP RKUN
= = = =
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Rencana Kerja Pemerintah Rekening Kas Umum Negara
S SA-BUN SAI SAK SAKUN SAP SAPP Satker SAU SAUP&H Sesjen SIKUBAH
= = = = = = = = = = =
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara Sistem Akuntansi Instansi Sistem Akuntansi Keuangan Sistem Akuntansi Kas Umum Negara Sistem Akuntansi Pemerintah Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat Satuan Kerja Sistem Akuntansi Umum Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah Sekretaris Jenderal Sistem Akuntasi Hibah
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
v
SIMAK BMN SPP SP2D SPHL SP2HL SP3HL SP4HL
SP3HL-BJS SPTJM SPTMHL SPWA SSBP SSPB U UAI UAKPA UAKPA-BUN UAPPA-E1 UAPPA-W UAKPB UAP-BUN UAPPB-E1 UAPPB-W UU
= Sistem Informasi dan Manajemen Keuangan Barang Milik Negara = Surat Permohonan Pembayaran = Surat Perintah Pencairan Dana = Surat Pengesahan Hibah Langsung = Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung = Surat Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung = Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah langsung = Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang /Jasa/Surat Berharga = Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak = Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung = Surat Pengganti Withdrawal Application = Surat Setoran Bukan Pajak = Surat Setoran Pengembalian Belanja
= Unit Akuntansi Instansi = Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran = Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah = Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang = Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon 1 = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah = Undang-undang
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
vi
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Reformasi di bidang keuangan ditandai dengan diberlakukannya UndangUndang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UndangUndang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dengan harapan sistem pengelolaan keuangan negara dapat lebih efektif dan efisien serta tercapainya transparansi dalam pengelolaan keuangan. Hibah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Kementerian Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah (SIKUBAH) sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011. Pelaksanaan SIKUBAH memerlukan suatu kegiatan administrasi yang sangat penting dalam sistem kepemerintahan yang baik dan mengharuskan setiap Satker penerima hibah di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan SIKUBAH dengan efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Sekretariat Jenderal menyusun Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Dana Hibah sebagai pedoman bagi Satker penerima hibah di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengelola hibah. B. Tujuan Tujuan Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung adalah: 1.
Memberikan pemahaman yang sama bagi pejabat dan para pengelola hibah pada Kantor/Satker di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Penerimaan Hibah Langsung;
2.
Sebagai petunjuk operasional bagi petugas pengelola hibah untuk memahami dan mengimplementasikan pengelolaan hibah secara tepat waktu, transparan dan akurat sehingga hasilnya dapat pertanggungjawabkan;
3.
Memberikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan;
4.
Mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih;
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
1
Pendahuluan 5.
Memberikan aturan mengenai perlakuan akuntansi hibah yang meliputi penetapan saat pengakuan, pengukuran, penyajian dan pelaporan hibah, sehingga dapat menghasilkan output berupa laporan keuangan untuk pihakpihak yang berkepentingan.
C. Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 23 dan Pasal 24);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Pasal 33 dan Pasal 38);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah;
5.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah;
6.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah;
7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah;
8.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 81/PB/2011 tentang Tata cara pengesahan Hibah Langsung bentuk uang dan penyampaian memo pencatatan hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga.
D. Sistematika Susunan POS Pengelolaan Hibah Langsung Sistematika susunan POS ini adalah sebagai berikut : 1.
BAB I
Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Dasar Hukum, Sistematika Susunan POS Pengelolaan Hibah dan Daftar Istilah.
2.
BAB II
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung meliputi Ketentuan Umum Pengelolaan Hibah, Ketentuan Sistem Pelaporan Hibah, Ketentuan Umum Sistem Akuntansi Hibah Langsung, Ketentuan Umum Rekonsiliasi Hibah, Monitoring Pengelolaan Hibah Langsung, Aspek Pengendalian Internal, dan Dokumen Sumber Hibah.
3.
BAB III
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah meliputi Pemahaman Naskah Perjanjian Hibah, Prosedur Pelaksanaan Hibah Langsung, Sistem dan Prosedur Laporan Keuangan Realisasi Hibah, Prosedur Penatausahaan Aset BMN yang diperoleh dari Hibah.
4.
BAB IV
Penutup.
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
2
Pendahuluan E.
Daftar Istilah 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
Anggaran, adalah pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pedapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode; Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat; Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disingkat ADK, adalah arsip data berupa Compact Disc (CD), USB Flash Disk, atau media penyimpanan digital lainnya yang berisikan data transaksi, data buku besar dan/atau data lainnya; Azas Bruto, adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara netto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran; Bagan Akun Standar, yang selanjutnya disebut BAS, adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan pemerintah; Berita Acara Serah Terima yang selanjutnya disingkat BAST adalah dokumen serah terima barang/jasa sebagai bukti penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atas barang/jasa/surat berharga dari Pemberi Hibah kepada penerima hibah; Berita Acara Penyerahan Hibah, yang selanjutnya disebut BAPH adalah dokumen serah terima barang/jasa, dalam hal tidak terdapat perjanjian hibah dalam bentuk barang/jasa; Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN, adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau dari perolehan lainnya yang sah; Belanja, adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah; Belanja Hibah, adalah pengeluaran Pemerintah Pusat dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus; Bendahara Penerima, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Menteri dan ditugaskan untuk menerima, menyimpan, menyetorkan uang atau surat berharga, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang negara yang ada dalam penguasaannya; Bendahara Pengeluaran, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Menteri dan ditugaskan untuk menerima, menyimpan, membayar uang atau surat berharga, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang negara yang ada dalam penguasaannya; Bendahara Umum Negara, yang selanjutnya disebut BUN adalah Pejabat yang ditugaskan untuk melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara; Catatan atas Laporan Keuangan, yang selanjutnya disebut CaLK, adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
3
Pendahuluan
15.
16. 17.
18.
19.
20.
21.
22.
23. 24. 25.
26.
27.
28.
informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai; Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA, adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan, yang berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah; Dana Pendamping, adalah dana yang disediakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk pelaksanaan penerimaan hibah; Dokumen Sumber, yang selanjutnya disebut DS adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi; Entitas Akuntansi, adalah unit pemerintah pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan; Entitas Pelaporan, adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan; Kas Negara, adalah tempat penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Pusat; Kegiatan, adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, berupa personal (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa; Kementerian Negara, adalah organisasi dalam Pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri untuk melaksanakan tugas Pemerintahan dalam bidang tertentu; Kementerian Keuangan, adalah Kementerian Negara yang dipimpin oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang keuangan Negara; Kodefikasi Barang, adalah pemberian kode Barang Milik Negara yang sesuai dengan penggolongan masing-masing Barang Milik Negara; Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut KPA adalah Kepala Kantor/Satker yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selaku Pengguna Anggaran; Laporan Keuangan, adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan; Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya disingkat LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode; Memo Pencatatan Hibah Langsung BentukBarang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkat MPHL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencatat/membukukan Pendapatan Hibah
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
4
Pendahuluan
29.
30.
31. 32.
33. 34. 35. 36.
37.
38.
39.
40. 41.
42.
Langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga dan belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah atau belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah atau pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah; Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat NPHLN adalah Naskah Perjanjian Hibah (NPH) antara Pemerintah dengan Pemberi Hibah Luar Negeri (Pemberi HLN); Naskah Perjanjian Penerusan Hibah, yang selanjutnya disingkat NPPH adalah naskah perjanjian penerusan Hibah luar negeri antara Pemerintah cq. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Daerah; Neraca, adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal tertentu; Notice of Disbursement/Debet Advice, yang selanjutnya disebut NOD/DA adalah bukti transfer dana dari Perjanjian Hibah Luar Negeri (PHLN) kepada penerima dana Hibah/Pihak Ketiga; Off Budget, adalah anggaran yang tidak dimasukkan dalam APBN On Budget, adalah anggaran yang dicatat dan disalurkan melalui mekanisme APBN; Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran BAPP, yang selanjutnya disingkat PA/KPA BAPP adalah Menteri Keuangan atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pembiayaan dan perhitungan; Pendapatan, adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancer dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah; Pendapatan Hibah, adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi K/L, atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah; Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh K/L dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang pengesahannya dilakukan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara; Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri yang memberikan hibah kepada Pemerintah Pusat; Persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disebut Persetujuan MPHL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerah sebagai persetujuan untuk mencatat Pendapatan Hibah Langsung bentuk barang/jasa/surat berharga dan belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah atau belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah atau pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah; Rekonsiliasi, adalah proses pencocokan data transaksi keuangan antara pengguna anggaran yang diproses dengan beberapa sistem/sub sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama;
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
5
Pendahuluan 43. Rekening Hibah adalah rekening pemerintah lainnya yang dibuka oleh K/L dalam rangka pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang; 44. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral; 45. Rekening Khusus, yang selanjutnya disingkat Reksus adalah rekening penampungan dana khusus hibah di Bank lain selain Bank Indonesia yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan jika pada suatu daerah tidak terdapat Bank Indonesia; 46. Sistem Akuntansi Keuangan adalah yang selanjutnya disingkat SAK, adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk laporan keuangan; 47. Sistem Akuntansi Hibah, yang selanjutnya disebut SIKUBAH,adalah serangkaian prosedur manual dan terkomputerisasi yang meliputi pengumpulan data, pengakuan, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi dan operasi hibah pemerintah; 48. Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut SAI, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 49. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disingkat SAPP, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat; 50. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat SIMAK-BMN, adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku; 51. Sistem Akuntansi Umum, yang selanjutnya disingkat SAU, adalah subsistem Akuntansi Pusat yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Pemerintah Pusat; 52. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah, yang selanjutnya disingkat SAUP&H, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi operasi utang pemerintah, penerimaan dan pengeluaran pembiayaan serta penerimaan hibah; 53. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPHL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerah untuk mengesahkan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung; 54. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP2HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Angaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung;
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
6
Pendahuluan 55. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP3HL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerah untuk mengesahkan pengembalian Pendapatan Hibah Langsung kepada Pemberi Hibah; 56. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkat SP3HL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk diajukan pengesahan Pendapatan Hibah Langsung bentuk barang/jasa/surat berharga ke DJPU; 57. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP4HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo Pendapatan Hibah Langsung kepada Pemberi Hibah; 58. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPTMHL adalah surat pernyataan tanggung jawab penuh atas Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung atau belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah atau belanja modal untuk pencatatan asset tetap/aset lainnya dari hibah atau pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah; 59. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkat SPTJM adalah surat surat pernyataan yang dibuat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bertanggungjawab penuh atas pengelolaan seluruh Pendapatan Hibah Langsung/pengembalian Pendapatan Hibah Langsung dan belanja yang bersumber dari hibah langsung/belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah/belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah/pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah; 60. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkat SP3HL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk diajukan pengesahan Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga ke DJPU; 61. Withdrawal Application, yang selanjutnya disingkat WA adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan initial deposit dana pinjaman/hibah, pengisisan kembali rekening khusus dan/atau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemerintah.
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
7
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung
BAB II PENJELASAN UMUM PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG A. Ketentuan Umum Pengelolaan Hibah Langsung 1. Hibah Langsung adalah Hibah yang diterima langsung oleh satuan kerja dalam bentuk uang/barang pencairannya tidak melalui KPPN, namun dipergunakan sesuai dengan mekanisme APBN, diregister dan disahkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan Dit. Perbendaharaan Kementerian Keuangan; 2. Hibah Langsung yang diterima berupa kas (uang) dapat digunakan langsung sambil menunggu penerbitan rekening/pengesahan; 3. Proses pengesahan Hibah Langsung, dilakukan melalui mekanisme satu pintu, yaitu pengajuan register serta laporan monitoring penggunaan Hibah Langsung, melalui Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up. Kepala Biro Keuangan dengan tembusan ke Eselon I berwenang; 4. Sebelum disampaikan ke DJPU, Biro Keuangan memverifikasi apakah perjanjian Hibah dimaksud memenuhi kriteria sebagai hibah langsung atau merupakan kerjasama. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin tidak adanya duplikasi pengakuan dan pencatatan; 5. Biro Keuangan akan mengembalikan pengajuan register, apabila yang dimaksud point 4, berdampak duplikasi atau merupakan kerjasama, dengan memberikan rekomendasi kepada satker; 6. Hibah Langsung yang diterima oleh Satker Badan Layanan Umum (BLU) baik diterima dalam bentuk uang dan/atau barang dari Pihak ketiga, maka diperlakukan sebagai Pendapatan BLU (Kode Akun 424XXX). Atas Pendapatan tersebut diajukan revisi DIPA dan disahkan melalui Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B-BLU) baik atas pendapatan maupun belanjanya; 7. SIKUBAH adalah serangkaian prosedur manual dan terkomputerisasi meliputi pengumpulan data, pengakuan, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi dan operasi hibah pemerintah; 8. Berdasarkan sumbernya, Hibah Langsung terdiri dari : 8.1. Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD) : 8.1.1. Pemerintah Daerah; 8.1.2. Badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, dan/atau; 8.1.3. Kelompok Masyarakat/perorangan. 8.2. Hibah Langsung Luar Negeri (HLL): 8.2.1. Bilateral; 8.2.2. Multilateral; 8.2.3. Badan/lembaga/organisasi swasta luar negeri, dan/atau; 8.2.4. Donor lainnya. 9. Berdasarkan bentuknya Hibah Langsung terdiri dari : 9.1. Hibah Uang (Kas); 9.2. Hibah Barang/Jasa; 9.3. Hibah Surat Berharga. 10. Hibah Langsung dapat digunakan untuk: Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
8
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung 10.1. 10.2. 10.3. 10.4. 10.5.
Menunjang peningkatan fungsi pemerintahan; Menunjang penyediaan layanan dasar umum; Menunjang peningkatan kemampuan sumber daya manusia; Membantu penyiapan rancangan kegiatan pembangunan; Mendukung pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup, dan budaya; 10.6. Mendukung pengembangan riset dan teknologi; 10.7. Bantuan kemanusiaan. 11. BAST digunakan sebagai pendukung penatausahaan Hibah Langsung atas barang yang diterima dari pemberi hibah (donor) yang merefleksikan telah terjadi penyerahan barang/perubahan kepemilikan atas suatu benda/barang, sekurang-kurangnya memuat : 11.1. Tanggal serah terima; 11.2. Pihak pemberi dan penerima hibah; 11.3. Tujuan penyerahan; 11.4. Nilai nominal; 11.5. Bentuk hibah; dan 11.6. Rincian harga per barang. 12. BAPH digunakan sebagai dokumen pengganti dalam rangka pengesahan hibah barang dalam hal tidak terdapat perjanjian hibah dalam bentuk barang. untuk menyampaikan laporan pengesahan Hibah 13. SPHL digunakan Langsung yang bersumber dari kegiatan-kegiatan dan telah disetujui sebagai penggunaan Hibah langsung; 14. SPHL diterbitkan oleh KPPN berdasarkan SP2HL yang telah divalidasi oleh pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan sekurang-kurangnya dengan copy Rekening Koran Hibah, SPTMHL, SPTJM; 15. Pengesahan Hibah dicatat dalam LRA Belanja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan: 15.1. Sebagai monitoring penyerapan yang berasal dari hibah langsung dengan pagu belanja sumber dana hibah; 15.2. Sebagai bahan laporan konsolidasi bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari seluruh satker yang melaksanakan belanja hibah; 15.3. Sebagai bahan rekonsiliasi dengan KPPN. 16. SP3HL-BJS digunakan untuk mengesahkan atas Pendapatan Hibah Langsung berbentuk barang/jasa/surat berharga kepada DJPU up. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen dengan melampirkan BAST dan SPTMHL; 17. Persetujuan MPHL-BJS digunakan untuk pencatatan Barang/Jasa/Surat Berharga diajukan ke KPPN Mitra Kerja dengan melampirkan SPTMHL, SP3HL-BJS lembar ke-2 (yang sudah disahkan oleh DJPU), dan SPTJM. 18. SP3HL digunakan untuk menyampaikan laporan pengesahan atas pengembalian hibah langsung kepada pemberi hibah (donor); 19. SP3HL diterbitkan oleh KPPN berdasarkan SP4HL yang telah divalidasi oleh pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan sekurang-kurangnya dengan copy Rekening Koran Hibah, copy bukti pengiriman/transfer kepada pemberi hibah, dan SPTJM.
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
9
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung B. Ketentuan Umum Pelaporan Hibah Langsung 1. Dasar Akuntansi 1.1. Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah adalah cash towards accrual; 1.2. Basis kas digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam LRA dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca; 1.3. Basis kas untuk LRA berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di RKUN atau oleh entitas pelaporan, sedangkan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari RKUN atau entitas pelaporan; 1.4. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 2. Akuntansi Anggaran Hibah 2.1. Akuntansi Anggaran Hibah merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan belanja, transfer, dan pembiayaan; 2.2. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai struktur anggaran yang terdiri dari pendapatan dan belanja; 2.3. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan; 2.4. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment); 2.5. Akuntansi Anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan dialokasikan. 3. Akuntansi Belanja Hibah Langsung 3.1. Belanja diakui pada saat terjadinya pengesahan atas pengeluaran yang disahkan oleh KPPN; 3.2. Pengakuan pengeluaran Hibah Langsung melalui bendahara pengeluaran yaitu pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan; 3.3. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi; 3.4. Realisasi Anggaran Belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran; 3.5. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama; 3.6. Apabila koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) tersebut (poin 3.5.) diterima pada periode berikutnya, maka koreksi atas pengeluaran belanja tersebut dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
10
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung
4. Penyajian dan Pengungkapan Hibah 4.1. Entitas akuntansi menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam LRA; 4.2. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam LRA atau di CaLK; 4.3. Apabila terdapat pengembalian Hibah Langsung tahun anggaran yang lalu, tidak disajikan sebagai pengembalian hibah langsung, namun diungkapkan dalam Laporan Keuangan; 4.4. Apabila terdapat Hibah Langsung yang tidak sempat dilakukan pengesahan atau penerima hibah langsung dalam bentuk barang tidak dapat menghasilkan estimasi nilai wajar, diungkapkan dalam Laporan Keuangan; C. Ketentuan Umum Rekonsiliasi Hibah Langsung Rekonsiliasi hibah merupakan salah satu prosedur internal control yang dapat memantau sistem berjalan dengan baik. Sistem dan prosedur rekonsiliasi hibah tersebut adalah sebagai berikut : 1. KPA harus melakukan rekonsiliasi setiap bulan dengan KPPN untuk memastikan bahwa penggunaan belanja hibah telah dicatat dengan angka yang sama; 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan Rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dalam hal ini Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen (DEAS) melaksanakan rekonsiliasi untuk transaksi belanja Hibah setiap Triwulan; D. Monitoring Penggunaan Hibah Langsung Monitoring dimaksudkan untuk memantau seluruh satker dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas penerimaan Hibah Langsung yang dikelola oleh satuan kerja dengan menyampaikan Laporan Penggunaan Dana Hibah Langsung baik berupa kas/barang yang dilaporkan setiap Triwulan (Lampiran 13 dan 14). E.
Aspek Pengendalian Internal 1. Hibah Langsung merupakan hibah yang diterima langsung oleh K/L dan dibelanjakan secara langsung tanpa melalui pencairan dana dari KPPN. Agar mekanisme penerimaan dan penggunaan hibah oleh Kementerian/Lembaga sesuai dengan mekanisme APBN, maka Kementerian/Lembaga wajib melakukan registrasi, ijin pembukaan rekening, revisi DIPA dan pengesahan, dengan memperhatikan validitas dan kredibilitas serta syarat-syarat pendukung kegiatan yang akan dibiayai oleh hibah; 2. Seluruh kegiatan yang dibiayai dengan Hibah harus selaras dengan Rencana Kerja Pemerintah Pusat untuk menghindari tumpang tindih dalam pengalokasian dana APBN; 3. Hibah langsung berupa uang maupun barang wajib diketahui oleh pimpinan satuan kerja; Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
11
Penjelasan Umum Pengelolaan Hibah Langsung 4.
Naskah perjanjian hibah wajib ditandatangani oleh pimpinan satuan kerja atau yang dikuasakan; 5. Dokumen hibah wajib disampaikan ke petugas SAI sebagai bahan penyusunan laporan keuangan; 6. Realisasi Hibah dilaksanakan secara cermat, akurat, transparan, akuntabel dan dikelola berdasarkan SAP yang berlaku; 7. Proses verifikasi dan validasi dilakukan untuk menjaga konsistensi dan keselarasan realisasi hibah dengan Rencana Kerja Pemerintah yang tertuang di dalam DIPA/DIPA Revisi/Dokumen Pelaksanaan Anggaran lain yang dipersamakan; 8. Pencatatan dan pelaporan realisasi hibah/bantuan luar negeri dilaksanakan untuk memenuhi standar akuntabilitas dan transparasi di dalam penyelenggaraan SAI; 9. Kewenangan pembukaan rekening penerima Hibah Langsung hanya ada di Menkeu; 10. DJPU bertindak sebagai UAP-BUN; 11. DJPU akan mengkonsolidasikan seluruh transaksi pendapatan dan belanja Hibah yang berupa transaksi kas maupun transaksi yang bersifat kas dari setiap UAKPA-BUN; F.
Dokumen Sumber Hibah Dokumen sumber yang terkait dengan Hibah Langsung antara lain : 1. Dokumen Induk 1.1. Naskah Perjanjian Hibah (NPH); 1.2. Nomer Register Hibah; 1.3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA); 2. Dokumen Sumber Data Transaksi dan realisasi Dokumen yang termasuk sebagai sumber data transaksi adalah semua dokumen yang berkaitan dengan: 4.1. SPHL; 4.2. SP2HL; 4.4. SP4HL; 4.5. SP3HL; 4.6. BAST; 4.7. SSPB/SSBP 3. Untuk transaksi penatausahaan BMN pada SIMAK-BMN dan pencatatan Realisasi Hibah pada SAK sebagai bagian dari Laporan Realisasi Hibah 3.1. MPHL-BJS; 3.2. BAST; 3.3. SP3HL-BJS
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
12
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung
BAB III PROSEDUR OPERASI STANDAR PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG
Kegiatan yang dibiayai dari dana Hibah Langsung, perlu mengikuti prosedur yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, baik yang tertuang dalam APBN maupun tidak (on budget / off budget). A. Pemahaman mengenai Naskah Perjanjian Hibah. 1.
Perjanjian Hibah harus dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah (grant agreement) atau yang dipersamakan;
2.
Naskah Perjanjian Hibah (grant agreement) adalah naskah perjanjian atau naskah lainnya yang disamakan memuat kesepakatan hibah antara Pemberi Hibah dengan Penerima Hibah;
3.
Perjanjian Hibah sekurang-kurangnya berisi: 3.1. Jenis kegiatan/pekerjaan yang akan dibiayai harus terdapat dalam uraian kategori dalam Naskah Perjanjian Hibah; 3.2. Porsi dana Hibah sesuai kategori yang telah ditetapkan; 3.3. Lokasi sasaran/cakupan kegiatan;
4.
Berita Acara Serah Terima (BAST), merupakan dokumen pengalihan hak atas barang/jasa/surat berharga dari pemberi Hibah ke penerima Hibah, sekurangkurangnya memuat : 4.1. Tanggal serah terima; 4.2. Pihak Pemberi dan Penerima Hibah; 4.3. Tujuan penyerahan; 4.4. Nilai nominal; 4.5. Bentuk Hibah; 4.6. Rincian harga per barang.
B. Prosedur Pelaksanaan Hibah yang diterima Langsung 1. Hibah berupa kas pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pelaksanaan hibah secara kas yang diterima secara langsung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: 1.1.
Kantor/Satker yang menerima hibah langsung berupa kas wajib menatausahakan dokumen-dokumen pendukung terkait penerimaan hibah;
1.2.
Kantor/Satker mengajukan register dan ijin pembukaan rekening lainnya (untuk pengelolaan hibah) melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up. Kepala Biro Keuangan dalam rangka pengelolaan Hibah (lampiran 1) dengan melampirkan: 1.2.1. Copy Naskah Perjanjian (Grant Agreement) atau dokumen yang dipersamakan; 1.2.2. Ringkasan Hibah (lampiran 2); 1.2.3. Permohonan Pembukaan rekening (lampiran 1); 1.2.4. Surat Pernyataan Penggunaan Rekening (lampiran 12)
1.3.
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal, menerima dokumen permintaan
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
13
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung register serta memverifikasi dokumen dimaksud, apabila telah lengkap serta sesuai dengan kriteria hibah, maka diteruskan ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen dengan melampirkan : 1.3.1 Copy Naskah Perjanjian (Grant Agreement) atau dokumen yang dipersamakan ; 1.3.2 Ringkasan Hibah Apabila hasil verifikasi Biro Keuangan tidak sesuai dengan kriteria hibah, maka akan dikembalikan ke satker dengan catatan hasil verifikasi. 1.4.
Sedangkan permohonan ijin pembukaan rekening, diteruskan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.
1.5.
Kantor/satker menerima nomor register dari DJPU dan persetujuan rekening dari Ditjen Perbendaharaan, selanjutnya melakukan Revisi DIPA atas Pendapatan Hibah dan/atau Belanja yang bersumber dari Hibah kepada Kanwil DJPb ;
1.6.
Kantor/Satker merealisasikan hibah dan menatausahakan dokumendokumen realisasi hibah;
1.7.
Kantor/Satker dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari Hibah Langsung tanpa menunggu terbitnya revisi DIPA;
1.8.
Proses Pengesahan : Satker membuat dokumen pengesahan yang berupa Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) atas realisasi hibah langsung yang diterima oleh PA / KPA untuk disampaikan kepada KPPN Mitra kerja dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: 1.8.1. Copy Rekening atas Hibah yang diterima; 1.8.2. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung SPTMHL (lampiran 10) 1.8.3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak-SPTJM (lampiran 11); 1.8.4. copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali.
1.9.
KPPN dapat mengesahkan realisasi hibah mendahului terbitnya revisi DIPA dengan menerbitkan SPHL sebagai dasar realisasi hibah (DIPA) dan penerimaan APBN sebesar ekuivalen rupiah;
1.10. KPPN menerbitkan SPHL dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan : 1.10.1. lembar ke-1, untuk PA/KPA; 1.10.2. lembar ke-2, untuk DJPU dengan dilampirkan copy SP2HL; 1.10.3. lembar ke-3, untuk pertinggal KPPN. 1.11.
Satker mencatat realisasi belanja di SAKPA yang bersumber dari hibah berdasarkan SPHL dilaporkan dalam LRAB yang bersumber dari Pendapatan Hibah;
1.12.
Satker mencatat perolehan aset tetap dalam neraca atas belanja modal yang bersumber dari hibah;
1.13.
Berdasarkan SPHL yang disampaikan oleh KPPN, maka DJPU akan mencatat realisasi pendapatan hibah;
1.14. Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
14
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung langsung dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya melalui mekanisme revisi DIPA sebesar sisa pagu belanja; 1.15. Apabila terdapat sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dan tidak dapat digunakan kembali, dapat dilakukan pengembalian (penyetoran) kepada pemberi hibah (donor), dengan mengajukan Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) kepada KPPN Mitra Kerjanya (apabila: Hibah Langsung Dalam Negeri) atau KPPN Khusus Jakarta VI (apabila: Hibah Langsung Luar Negeri), dengan melampirkan : 1.15.1. 1.15.2. 1.15.3.
copy Rekening atas Rekening Hibah; copy bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah dan SPTJM
1.16. KPPN menerbitkan SP3HL, yang selanjutnya dibukukan mengurangi saldo kas satuan kerja dari Hibah langsung (pada Akun 111822: Kas lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah); 2. Hibah Langsung Barang atau Jasa 2.1.
Kantor/Satker yang telah menerima hibah langsung berupa barang atau jasa, wajib menatausahakan dokumen-dokumen pendukung terkait penerimaan hibah dan mencatat penerimaan hibah berupa barang kedalam neraca sebagai penambahan aset tetap yang bersumber dari hibah;
2.2.
Kantor/Satker mengajukan register hibah langsung dan pengesahan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up. Kepala Biro Keuangan selanjutnya diteruskan ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Up. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen dengan melampirkan: 2.2.1. Copy Naskah Perjanjian (Grant Agreement) atau dokumen yang dipersamakan; 2.2.2. Ringkasan Hibah; 2.2.3. BAST; 2.2.4. SPTMHL .
2.3.
Apabila tidak terdapat dokumen dimaksud point 2.2., maka dapat dilampirkan : 2.3.1. Berita Acara Penyerahan Hibah (BAPH) ; dan 2.3.2. SPTMHL;
2.4.
SPTMHL yang disampaikan telah mencantumkan nilai barang yang diterima dalam satuan mata uang rupiah, apabila dalam mata uang asing di konversi ke mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal BAST;
2.5.
Apabila nilai barang tidak tercantum didalam BAST, maka Kantor/satker dapat melakukan estimasi nilai wajar (berkoordinasi dengan KPKNL setempat).
2.6.
Biro Keuangan mengajukan SP3HL-BJS (lampiran 3) dalam rangkap 4 (empat) ke DJPU cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen, untuk dilakukan pengesahan;
2.7.
SP3HL-BJS yang telah disahkan oleh Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen masing-masing diserahkan dengan ketentuan :
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
15
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung 2.7.1. lembar ke-1, untuk KPA; 2.7.2. lembar ke-2, untuk KPA guna dilampirkan pada pengajuan MPHLBJS; 2.7.3. lembar ke-3, untuk pertinggal DJPU 2.7.4. lembar ke-4, untuk pertinggal PA/Biro Keuangan; 2.8.
Kantor/Sakter menyampaikan MPHL-BJS ke KPPN Mitra kerja dengan melampirkan : 2.8.1. SPTMHL; 2.8.2. SP3HL-BJS lembar ke-2; dan 2.8.3. SPTJM.
2.9.
Atas persetujuan MPHL-BJS yang diterima dari KPPN, satker melakukan pencatatan aset bersangkutan melalui SIMAK-BMN;
C. Sistem dan Prosedur Laporan Keuangan Realisasi Hibah 1. Pencatatan Pelaporan Keuangan untuk transaksi Realisasi Hibah Langsung dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1.1. Petugas Administrasi menerima dan mencatat penerimaan dokumen sumber dari PPK/Unit Pengelola Hibah berupa SP2HL/SPHL; 1.2. Verifikator melakukan verifikasi terhadap dokumen sumber meliputi halhal sebagai berikut: 1.2.1. Keabsahan dokumen sumber: SP2HL telah dicap ”Telah diterbitkan SPHL tanggal .. nomor ...” telah disahkan oleh kepala KPPN Mitra; 1.2.2. Kelengkapan elemen data pada SPHL: Tanggal, Nomor dan Jumlah Nominal (dalam Rupiah); 1.2.3. Kelengkapan elemen data SP2HL: Kode Satker; Tahun Anggaran; Tanggal & Nomor SP2HL; Cara Pembayaran; Kode KPPN; Cara Bayar; Jenis Satker; Klasifikasi Belanja; Jenis, Nomor & Tanggal Dokumen Anggaran; Kode Fungsi & Sub Fungsi Program; Kode Wilayah; Jenis Pembayaran; Sifat Pembayaran; Sumber Dana; Cara Penarikan; Kode Kegiatan, Sub Kegiatan dan Akun; Jumlah Pengeluaran Akun; Kode BA, Eselon I dan Akun; 1.2.4. Kelengkapan elemen data SPHL: Kode Satker; Tahun Anggaran; Tanggal & Nomor SPHL; Kode KPPN; Jenis Satker; Klasifikasi Belanja; Jenis, Nomor & Tanggal Dokumen Anggaran; Kode Fungsi & Sub Fungsi Program; Kode Wilayah; Sumber Dana; Cara Penarikan; Kode Kegiatan, Sub Kegiatan dan Akun; Jumlah Pengeluaran Akun. 1.3. Apabila berdasarkan hasil verifikasi masih terdapat kekeliruan atau kurang lengkap, dokumen dikembalikan kepada pengirim untuk diperbaiki atau dilengkapi; 1.4. Operator melakukan perekaman dokumen sumber ke dalam Aplikasi SAK sesuai dengan jenis transaksi dan dilanjutkan dengan pencetakan Register Transaksi Harian (RTH); 1.5. Verifikator melakukan verifikasi terhadap RTH. Bila masih terdapat kekeliruan, maka dilakukan koreksi RTH; Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
16
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung 1.6. Prosedur Koreksi RTH: 1.6.1. Verifikator mengoreksi RTH dengan menuliskan data yang benar pada data yang tercetak salah menggunakan tanda yang mudah dilihat (misalnya menggunakan pulpen berwarna); 1.6.2. Verifikator menyampaikan catatan hasil koreksi dan RTH yang telah dikoreksi kepada operator untuk dilakukan perekaman; 1.6.3. Operator melakukan perekaman atas data yang telah diperbaiki dalam Aplikasi SAK; 1.6.4. Operator mencetak RTH atas data yang telah direkam pada Aplikasi SAK. 1.7. Petugas Administrasi mengarsipkan RTH dan dokumen sumber yang telah diverifikasi; 1.8. Operator melakukan posting ke dalam Buku Besar.
D. Prosedur Penatausahaan Aset BMN Yang Diperoleh dari Hibah Langsung 1. Hibah Langsung Yang diterima Barang 1.1. Petugas Administrasi di unit pengelola Hibah Langsung menerima dokumen sumber berupa : SP3HL-BJS dan MPHL-BJS, BAST, SPTMHL; 1.2. Verifikator melakukan verifikasi atas keabsahan dan kelengkapan datanya;
dokumen
sumber
meliputi
1.3. Penanggungjawab penyusunan laporan memberikan validasi dokumen sumber untuk proses pencatatan pada unit SIMAK-BMN;
atas
1.4. Proses verifikasi dan inventarisasi oleh Unit yang menangani SIMAK-BMN: 1.4.1. Petugas Administrasi menerima dokumen sumber dari PPK/Unit pengelola Hibah; 1.4.2. Petugas Administrasi mencatat penerimaan dokumen sumber dari PPK/Unit pengelola Hibah; 1.4.3. Verifikator melakukan verifikasi dan inventarisasi atas dokumen sumber dan aset BMN yang diperoleh dari Hibah, meliputi: validitas data dengan keberadaan aset dan keabsahan dokumen sumber; 1.4.4. Validator melakukan penandatanganan Berita Acara Inventarisasi dan Verifikasi bersama dengan PPK/Kepala Unit Pengelola Hibah; 1.4.5. Verifikator memberikan nomor pada aset yang telah diverifikasi dan diinventarisasi. 1.5. Perekaman dan Pengarsipan pada Unit yang menangani SIMAK-BMN 1.5.1. Operator merekam dokumen sumber ke dalam Aplikasi SIMAK-BMN (KIB, DIR dan DIL); 1.5.2. Operator mencetak Register Transaksi Harian (RTH); 1.5.3. Verifikator melakukan verifikasi terhadap RTH dengan dokumen sumbernya; 1.5.4. Petugas Administrasi mengarsipkan RTH dan dokumen sumber yang telah diverifikasi. 1.6. Operator melakukan backup data pada Aplikasi SIMAK-BMN.
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
17
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung 2. Hibah Langsung Yang diterima Kas dikelola menjadi Barang 2.1. Petugas Administrasi di unit pengelola Hibah Langsung menyusun dokumen sumber pengadaan barang/aset yang dibutuhkan untuk pencatatan aset BMN hasil Hibah Langsung dikelola menjadi barang berupa: SP2HL/SPHL,Faktur/Kontrak pengadaan barang, Daftar barang (tabel rincian), BAST Barang Inventaris Hasil Pengadaan; 2.2. Verifikator melakukan verifikasi atas dokumen sumber meliputi keabsahan dan kelengkapan datanya; 2.3. PPK/Pimpinan Unit pengelola Dana Hibah memberikan validasi atas dokumen sumber untuk proses pencatatan pada Unit SIMAK-BMN; 2.4. Proses verifikasi dan inventarisasi oleh Unit yang menangani SIMAK-BMN; 2.4.1. Petugas Administrasi menerima dokumen sumber dari PPK/Unit pengelola Dana Hibah; 2.4.2. Petugas Administrasi mencatat penerimaan dokumen sumber dari PPK/Unit pengelola Dana Hibah; 2.4.3. Verifikator melakukan verifikasi dan inventarisasi atas dokumen sumber dan aset BMN yang diperoleh dari Dana Hibah, meliputi: validitas data dengan keberadaan aset dan keabsahan dokumen sumber; 2.4.4. Validator melakukan penandatanganan Berita Acara Inventarisasi dan Verifikasi bersama dengan PPK/Kepala Unit Pengelola Dana Hibah; 2.4.5. Verifikator memberikan nomor pada aset yang telah diverifikasi dan diinventarisasi. 2.5. Perekaman dan Pengarsipan pada Unit yang menangani SIMAK-BMN 2.5.1. Operator merekam dokumen sumber ke dalam Aplikasi SIMAK-BMN (KIB, DIR dan DIL); 2.5.2. Operator mencetak Register Transaksi Harian (RTH); 2.5.3. Verifikator melakukan verifikasi terhadap RTH dengan dokumen sumbernya; 2.5.4. Petugas Administrasi mengarsipkan RTH dan dokumen sumber yang telah diverifikasi. 2.6. Operator melakukan backup data pada Aplikasi SIMAK-BMN.
Prosedur Operasi Standar (POS) Hibah Langsung
18
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lampiran
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Hibah Langsung
Lampiran - 1
KOP SURAT SATUAN KERJA
Nomor Lampiran Hal
: …………………….. : …………………….. : Permohonan Register Hibah Dan ijin pembukaan rekening lainnya .
..........,....................
Yth. Sekretaris Jenderal Up. Kepala Biro Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diJAKARTA.-
Dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban penerimaan hibah sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Penerimaan Hibah, dengan ini kami mengajukan permintaan nomor register hibah untuk kegiatan …………(1)…... . yang berasal dari donor ...(2).. serta permohonan ijin pembukaan rekening lainnya. Sebagai syarat permintaan nomor register dan ijin pembukaan rekening lainnya terlampir kami sampaikan : 1. Dokumen Perjanjian Hibah (Grant Agreement) / dokumen lain yang dipersamakan; 2. Ringkasan Hibah (Grant Summary); 3. Surat Pernyataan Pembukaan Rekening Untuk memudahkan dalam penyampaian persetujuan nomor register, persetujuan tersebut dapat disampaikan kepada ….(3)…… Demikian, disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.
Tempat, tanggal, bulan, tahun Jabatan
Nama NIP.
Tembusan: …………….(4)………………..
Lampiran - 1
PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN PERMINTAAN NOMOR REGISTER HIBAH
Nomor 1. 2. 3.
4.
Uraian Diisi nama kegiatan hibah sesuai Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan Diisi nama Negara/Lembaga Pemberi Hibah Contact person untuk mempermudah komunikasi apabila terdapat hal yang perlu ditanyakan diisi nama dan alamat Instansi beserta nomor telepon/fax Pemohon nomor register hibah. Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat permohonan nomor register hibah, termasuk kepada Unit pada Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas dan fungsi menyusun Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.
Lampiran - 2 RINGKASAN HIBAH (GRANT SUMMARY)
Nama Hibah/ Grant : Nilai Hibah/ Grant : Mata Uang : Nomor Hibah/ Grant : Nomor Referensi lain : Tanggal Penandatanganan : Kementerian Lembaga Penerima / Excecuting Agency : Kode Satker : Implementing Agency /Beneficiary dan Kode Satker (bisa lebih dari satu) a. Nama : b. Alamat : c. Kode Satker : d. Nomor Telepon / Faximile : / e. E-mail : 9. Donor/ Pemberi Hibah a. Negara : b. Alamat : c. Nomor Telepon / Faximile : / d. E-mail : 10. Sumber Pembiayaan : ❑ Lembaga Multilateral ❑ Lembaga Bilateral ❑ Lembaga Swasta ❑ Perorangan ❑ Lainnya 11. Jenis Pembiayaan (Grant Purpose) : 12. Jenis Hibah : ❑ Terencana ❑ Langsung 13. Penarikan Hibah a. Tatacara Penarikan : ❑ PP ❑ L/ C ❑ PL ❑ Reksus b. Rencana Penarikan/Disbursement Plan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penarikan I II III IV V Dan seterusnya
Tgl/Bulan/Tahun
Nilai
c. Diterushibahkan No. 1. 2.
Kepada
14. Sektor Pembiayaan 15. Lokasi/Alokasi Proyek 16. Tanggal Efektif/Effective Date 17. Tanggal Batas Waktu Pengefektifan/
Date Effective Limit
Nilai
: : : Tanggal
: Tanggal 18. Tanggal Batas Penarikan/ Closing Date : Tanggal 19. Tanggal Penutupan Rekening/ Date of Closing Account : Tanggal
Bulan
Tahun
Bulan Bulan
Tahun Tahun
Bulan
Tahun
Lampiran - 2
20. Biaya : No. Uraian 1 Jenis biaya 2 Besar biaya 3 Jatuh tempo
21. Ketentuan pengiriman NoD 22. Persyaratan Pengefektifan /
I
II
III
IV
V
: ❑ Ada ❑ Tidak ada
Conditions Precedent for Effectiveness : 23. Nomor Registrasi Grant/ Hibah 24. DMFAS Grant ID
: (Diisi oleh Direktorat EAS) : (Disi oleh Direktorat EAS )
Tempat, tanggal, bulan, tahun Jabatan
Nama NIP
Lampiran - 2 PENJELASAN DAN PETUNJUK PENGISIAN RINGKASAN HIBAH/ GRANT SUMMARY No 1 2 3
Penjelasan Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam Perjanjian Hibah/ Grant Agreement. Diisi dengan jumlah hibah/grant sesuai yang tertulis dalam Perjanjian Hibah/ Grant Agreement. Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam Perjanjian Hibah/
Grant Agreement. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
Diisi Diisi Diisi Diisi Diisi
dengan nomor referensi dari donor dengan nomor referensi lainnya (jika ada) dengan tanggal penandatangan hibah/ grant date signing. dengan nama Kementerian/Lembaga penerima hibah/grant. dengan nama eselon I / Satker penerima dan pengelola hibah/ grant. Jelas Jelas Diisi dengan jenis peruntukkan pembiayaan dari hibah/grant, misal bantuan program, bantuan proyek, technical assistance. Jelas. a. Jelas. b. Dilampirkan dengan Rencana Penarikan/Disbursement Schedule dari executing agency, termasuk alokasi per jenis kategori dan per tahun. c. Diisi nama Lembaga/Pemda/BUMN penerima penerusan hibah Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam hibah/ grant, misal infrastructure, education, health dsb. Dalam hal proyek di berbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi dana per propinsi dan kab/kota Diisi dengan tanggal efektif hibah/grant tersebut Jelas Jelas Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening/ account sesuai dengan ketentuan pemberi hibah. 1. Diisi dengan jenis-jenis biaya/fee. 2. Diisi dengan besarnya rate yang ditetapkan dalam Perjanjian Hibah. 3. Diisi dengan saat jatuh tempo yaitu saat pembayarannya sesuai yang telah disepakati dalam Perjanjian Hibah (jika ada). Diisi penjelasan bahwa dalam Perjanjian Hibah telah diatur/belum tentang ketentuan pencantuman ketentuan pengiriman NoD oleh Donor. Diisi dengan keterangan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengefektifan Hibah/ Grant tersebut (jika ada). Jelas Jelas
Lampiran – 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telepon : (021) 5711144 (hunting) Laman : www.kemdikbud.go.id SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA TANGGAL... .NOMOR...
Yth . Direktur Jenderal Pengelolaan Utang - Kementerian Keuangan RI Cq. Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen Bersama ini disampaikan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/ Surat - Berharga sebagai dasar untuk mengesahkan dan membukukan hibah yang diterima berupa Barang/Jasa/Surat Berharga dengan rincian sebagai berikut : Penerima Hibah Bagian Anggaran/Eselon I Kode dan Nama Satker
: ..................................(2) : ..................................(3)
Pemberi Hibah Negara Donor : ..................................(4) Nama Donor : ..................................(5) Nama Proyek : ..................................(6) Nomor & Tgl Perjanjian Hibah : ..................................(7) Nilai Hibah : ..................................(8) Rincian Pendapatan Hibah Nomor register Nilai realisasi Hibah Bentuk Hibah Akun
: ..................................(9) : ....................(10) equivalen Rp .....................(11) : ❑ Barang ❑ Jasa ❑ Surat Berharga (12) : .................................(13)
Telah disahkan/dibukukan Tanggal .......(17)
(14), (15) PA / KPA
TTD
TTD
NAMA(18) NIP(19)
(16)
Lampiran – 3
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA No. 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Keterangan Diisikan Kop Surat Kementerian/Lembaga yang mengajukan pengesahan. Diisikan Kode dan Uraian Bagian Anggaran dan Eselon I. Diisikan Kode dan Uraian Satker Penerima Hibah. Diisikan Negara Pemberi hibah. Dalam hal Pemberi Hibah merupakan: • lembaga internasional dari luar negeri diisi lembaga internasional, • lembaga nasional dari dalam negeri diisi lembaga nasional. Diisikan Nama Pemberi Hibah. Nama proyek/kegiatan yang dibiayai hibah. Nomor dan tanggal Perjanjian Hibah (Grant Agreement). Diisikan Nilai Komitmen/nilai proyek yang diperjanjikan sesuai perjanjian hibah. Diisikan nomor register dari DJPU. Diisikan nilai realisasi hibah dalam valas (bila ada) sesuai Berita Acara Serah Terima. Diisikan nilai realisasi hibah dalam rupiah sesuai Berita Acara Serah Terima. Diberi tanda silang pada salah satu kotak sesuai bentuk hibah yang diterima. Diisikan kode akun pendapatan hibah yang diterima (dapat dilihat pada Modul/Bagan Akun Standar). Diisikan kota penerbit Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga. Diisikan tanggal penerbit Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga. Diisikan Nama dan NIP/NRP PA/KPA. Diisi oleh DJPU. Diisi oleh DJPU. Diisi oleh DJPU.
LAMPIRAN 4
FORMAT SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG (SP2HL) KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA…(1) SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG Tanggal : …………(2)
Nomor : …………(3)
Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……. 4) Agar mengesahkan pendapatan dan/atau belanja terkait hibah sejumlah: Saldo awal Pendapatan Hibah
Rp……………….. Rp………………..
(5) (6)
Belanja terkaitHibah
Rp………………..
(7)
Saldo akhir
Rp………………..
(8)
Untuk Periode Triwulan : ................ .(9) Dasar Pengesahan : .(11)
Tahun Anggaran : ………….. (10) Satker
Kewenangan
Nama Satker
xxxxxx
xx
xxxxxxxxxx..(12)
Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon I, Program xx.xx.xxx.xx.xx (13) Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja xxxx.xx.xx.xx.xx (14) Sumber Dana/Cara Penarikan Nomor Register BELANJA Akun
Jumlah Uang
xxxxxx ... ......... . (17)
………...(18)
Jumlah Belanja
…………(19)
: xx / xx (15) : xxxxxxx (16)
PENDAPATAN BA/Unit Eselon I Jumlah Uang /Lokasi/Akun/Satker (20) ………………..(21) xxx.xx.xx.xx.xxxxxx.xxxxxx Jumlah Pendapatan
………………. (22)
Kepada
: Bendahara Umum Negara untuk dibukukan seperlunya
Yaitu
: ... .................................................................................................................... . (23)
., ... .................. ...(24) a.n.Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Penandatangan SPM .(25)
NIP/NRP ………………………….(26) 10016912301063-7.....(27)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG (SP2HL) NOMOR
URAIAN ISIAN
(1)
Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga
(2)
Diisi tanggal diterbitkan SP2HL
(3)
Diisi nomor SP2HL
(4)
Diisi uraian KPPN yang melakukan pengesahan, diikuti kode KPPN
(5)
Diisi saldo awal hibah langsung
(6)
Diisi jumlah pendapatan hibah langsung yang telah diterima.
(7)
Diisi jumlah belanja terkait Hibah.
(8)
Diisi jumlah saldo awal dengan selisih antara pendapatan hibah dengan belanja terkait hibah
(9)
Diisi periode triwulan
(10)
Diisi Tahun Anggaran
(11)
Diisi dasar diterbitkannya SP2HL, misalnya: Nomor UU APBN, nomor dan tanggal DIPA, atau dokumen penerimaan dan pengeluaran lainnya
(12)
Diisi kode Satker (6 digit), kode kewenangan (2 digit), serta nama Satker penerima hibah
(13)
Di isi kode Fungsi, Sub Fungsi, BA, Unit Eselon I, Program
(14)
Diisi jenis Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja
(15)
Diisi sumber dana dan cara penarikan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kode (10) Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD): untuk hibah langsung bentuk uang yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-). 2. Kode (11) Hibah Langsung Luar Negeri (HLL): untuk hibah langsung bentuk uang yang berasal dari luar negeri dan kode cara penarikan (-).
(16)
Diisi nomor register
(17)
Diisi akun belanja sesuai akun-akun belanja yang telah ada pada revisi DIPA
(18)
Diisi jumlah rupiah masing-masing akun belanja
(19)
Diisi total rupiah jumlah belanja terkait hibah
(20)
1. Diisi kode Bagian Anggaran dan Eselon I: 999.02; kode lokasi: 01.51; kode akun pendapatan: Kode Akun yang Khusus digunakan dalam SP2HL; dan kode Satker: 960186 2. Kode Akun yang khusus digunakan dalam Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL), sebagai berikut: Kode Akun
Uraian
431131
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang Perorangan
431132
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang -
Lembaga/Badan Usaha 431133
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang Pemerintah Daerah
431139
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang Lainnya
431231
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang Perorangan
431232
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang Bilateral
431233
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang Multilateral
431239
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang Lainnya
(21)
Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pendapatan hibah
(22)
Diisi total rupiah jumlah pendapatan hibah
(23)
Diisi uraian keperluan pengesahan
(24)
Diisi nama kota dan tanggal diterbitkan SP2HL (sama seperti pada poin 2)
(25)
Diisi tanda tangan Pejabat Penandatangan SPM
(26)
Diisi nama dan NIP/NRP Pejabat Penandatangan SPM
(27)
Diisi bar code hasil enkripsi aplikasi
LAMPIRAN 5
FORMAT SURAT PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG (SPHL)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SURAT PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Nomor SP2HL Tanggal Satker
: ………………………………….. (1) : ………………………………….. (2) : ………………………………….. (3)
KPPN Tanggal Nomor Tahun Anggaran
: : : :
………………………………(4) ………………………………(5) …………/…………/..……(6) ………………………………(7)
Telah disahkan pendapatan Hibah dan/atau belanja dari Hibah sejumlah : Saldo Awal Rp. Pendapatan Hibah Rp. Belanja Terkait Hibah Rp. Saldo Akhir Rp. Yaitu
(8)
: ……………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………….…………………………………………………………………………………… (9) Kuasa Bendahara Umum Negara
Kepala Seksi Pencairan Dana
…..…….., ………..…………………….. (10) Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
………………………………………(11) NIP…………………………………(12)
………………………………………(13) NIP…………………………………(14)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG NOMOR
URAIAN PENGISIAN
(1)
Diisi nomor SP2HL
(2)
Diisi tanggal SP2HL
(3)
Diisi uraian satker sesuai yang ada pada SP2HL
(4)
Diisi kode dan uraian KPPN
(5)
Diisi tanggal diterbitkan SPHL
(6)
Diisi Nomor dengan susunan: nomor penerbitan SPHL/kode KPPN/kode bank.
(7)
Diisi Tahun Anggaran
(8)
Saldo Awal Pendapatan Hibah Belanja Terkait Hibah Saldo Akhir
(9)
Diisi uraian SPHL sesuai dengan yang tercantum pada SP2HL
(10)
Diisi kota tempat KPPN dan tanggal penerbitan Surat Pengesahan Hibah Langsung
(11)
Diisi Nama Kepala Seksi Pencairan Dana
(12)
Diisi NIP Kepala Seksi Pencairan Dana
(13)
Diisi Nama Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
(14)
Diisi NIP Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
diisi sesuai SP2HL diisi sesuai SP2HL diisi sesuai SP2HL diisi sesuai SP2HL
LAMPIRAN 6
FORMAT SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG (SP4HL)
KEMENTERIAN/LEMBAGA …………….(1) SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG Tanggal : …. (2) Nomor …. (3) Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……… (4) Agar mengesahkan pengembalian pendapatan hibah sejumlah : 1. Sisa Hibah Rp. …………… (5) 2. Pengembalian Pendapatan Hibah Rp. …………… (6) 3. Saldo Akhir Rp. …………… (7) Tahun ……… (8) Dasar Pengesahan :
Satker
Kewenangan
Nama Satker
……. (9)
xxxxxx xx xxxxxxxxxxx (10) Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon I, Program xx.xx.xxx.xx.xx (11) Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja xxxxxx xx xx.xx xx (12) Sumber Dana/Cara Penarikan : xx/xx (13) Nomor Register : xxxxxxx (14) PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG BA/Unit Eselon I /Lokasi/Akun/Satker
Jumlah Uang
(15) xxx.xx.xx.xx.xxxxxx.xxxxxx ...................................... ...……. (16)
Jumlah Pengembalian Kepada
:
Yaitu
:
…………. (17)
Bendahara Umum Negara untuk dibukukan seperlunya
………………………………………………………………………………………………(18) ………... .......... .., ... .................... . (19) a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Penandatangan SPM ….(20) ………………………………………………………. NIP/NRP ………………………………….(21) 10016912301063-7.....(22)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG (SP4HL) NOMOR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
URAIAN ISIAN Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga Diisi tanggal diterbitkan SP4HL Diisi nomor SP4HL Diisi uraian KPPN yang melakukan pengesahan, diikuti kode KPPN Diisi sisa uang dari hibah yang akan dikembalikan ke donor Diisi jumlah pengembalian pendapatan hibah Diisi selisih antara sisa hibah dengan pengembalian hibah Diisi Tahun Anggaran
(9)
Diisi dasar diterbitkannya SP4HL, misalnya: Nomor UU APBN, nomor dan tanggal DIPA, atau dokumen penerimaan dan pengeluaran lainnya
(10)
Diisi kode Satker (6 digit), kode kewenangan (2 digit), serta nama Satker penerima hibah Diisi Kode Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon 1, dan Program Diisi jenis Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja Diisi sumber dana dan cara penarikan dengan ketentuan sebagai berikut:
(11) (12) (13)
1. Kode (10) Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD): untuk hibah langsung bentuk uang yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-).
(14) (15)
2. Kode (11) Hibah Langsung Luar Negeri (HLL): untuk hibah langsung bentuk uang yang berasal dari luar negeri dan kode cara penarikan (-). Diisi nomor register Diisi kode Bagian Anggaran, Unit Eselon 1, kode Lokasi, Akun dan kode Satker, dengan ketentuan: 1. Untuk pengembalian tahun anggaran berjalan diisi: 999.02.01.51.431xxx.960186 Kode Akun menggunakan kode akun yang sama dengan kode akun yang digunakan pada saat menerima hibah langsung.
(16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
2. Untuk pengembalian tahun anggaran lalu: kode BA, Eselon I, kode Lokasi, dan kode Satker merujuk pada kode Satker penerbit SP4HL dengan akun 311911 Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pengembalian pendapatan Diisi total rupiah jumlah pengembalian pendapatan Diisi uraian keperluan pengesahan, yaitu: Pengembalian Hibah Langsung bentuk Uang kepada Pemberi Hibah sesuai bukti setor tanggal…….. Nomor……… Diisi nama kota dan tanggal diterbitkan SP4HL (sama seperti pada poin 2) Diisi tanda tangan Pejabat Penandatangan SPM Diisi nama dan NIP/NRP Pejabat Penandatangan SPM Diisi bar code hasil enkripsi aplikasi SPM
LAMPIRAN 7
FORMAT SURAT PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG (SP3HL)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SURAT PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Nomor SP4HL Tanggal Satker
: ………………………………….. (1) : ………………………………….. (2) : ………………………………….. (3)
KPPN Tanggal
: ………………………………(4) : ………………………………(5)
Nomor Tahun Anggaran
: …………/…………/..……(6) : ………………………………(7)
Telah disahkan pengembalian pendapatan Hibah Langsung sejumlah : Sisa Hibah Pengembalian Pendapatan Hibah Saldo Akhir Yaitu
Rp. Rp. Rp.
: ……………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………….……………………………………………………………………………………. (9)
Kuasa Bendahara Umum Negara
Kepala Seksi Pencairan Dana
…..…….., …………………...………….. (10) Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
………………………………………(11)
………………………………………(13)
NIP…………………………………(12)
NIP…………………………………(14)
(8)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG NOMOR
URAIAN PENGISIAN
(1)
Diisi nomor SP4HL
(2)
Diisi tanggal SP4HL
(3)
Diisi kode dan uraian satker sesuai yang ada pada SP4HL
(4)
Diisi kode dan uraian KPPN
(5)
Diisi tanggal diterbitkan SP3HL
(6)
Diisi Nomor dengan susunan: nomor penerbitan SP3HL/kode KPPN/kode bank.
(7)
Diisi Tahun Anggaran
(8)
Sisa Hibah Rp mengikuti SP3HL Pengembalian Pendapatan Hibah Rp mengikuti SP3HL Saldo Akhir Rp mengikuti SP3HL
(9)
Diisi uraian SP3HL sesuai dengan yang tercantum pada SP4HL
(10)
Diisi kota tempat KPPN dan tanggal penerbitan SP3HL
(11)
Diisi Nama Kepala Seksi Pencairan Dana
(12)
Diisi NIP Kepala Seksi Pencairan Dana
(13)
Diisi Nama Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
(14)
Diisi NIP Kepala Seksi Bank/Giro Pos/Bendum
LAMPIRAN 8
FORMAT MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA (MPHL-BJS) KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA…(1) MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA Tanggal : …………(2)
Nomor : …………(3)
Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……. 4) agar melakukan pencatatan atas penerimaan hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga: Tahun Anggaran : ………….. (5) Dasar Pencatatan : .(6)
Satker
Kewenangan
Nama Satker
xxxxxx
xx
xxxxxxxxxxxx..(7)
Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon I, Program xx.xx.xxx.xx.xx (8) Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja xxxx. xx.xx.xx.xx (9)
BELANJA Akun
Jumlah Uang
xxxxxx .. (12)
………....(13)
Jumlah Belanja
…………(14)
Sumber Dana/Cara Penarikan
: xx/xx (10)
Nomor Register
: xxxxxxx (11)
PENDAPATAN BA/Unit Eselon I Jumlah Uang /Lokasi/Akun/Satker (15) ………………..(16) xxx.xx.xx.xx.xxxxxx.xxxxxx Jumlah Pendapatan
………………. (17)
Kepada
: Bendahara Umum Negara untuk dibukukan seperlunya
Yaitu
: ... .................................................................................................................... . (18)
..., ......................... ...(19) Kuasa Pengguna Anggaran ….(20) ………………………………………. NIP/NRP……………………….(21) 10016912301063-7....(22)
PETUNJUK PENGISIAN MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA (MPHL-BJS) Uraian Isian
Nomor (1)
Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga
(2)
Diisi tanggal diterbitkan MPHL-BJS
(3)
Diisi nomor MPHL-BJS
(4)
Diisi uraian KPPN yang melakukan pengesahan, diikuti kode KPPN
(5)
Diisi Tahun Anggaran
(6)
Diisi dasar diterbitkannya MPHL-BJS, yaitu: PP No.10/2011, dan Tanggal serta Nomor SP3HL-BJS.
(7)
Diisi kode Satker (6 digit), kode kewenangan (2 digit), serta nama Satker penerima hibah
(8)
Diisi Fungsi, Sub Fungsi, BA, Unit Eselon I, Program.
(9)
Diisi Kode Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja. Untuk Kegiatan dan Output diisi kode kegiatan dan output yang ada pada Satuan Kerja berkenaan yang paling sesuai dengan maksud dan tujuan penerimaan hibah barang/jasa/surat berharga.
(10)
Diisi sumber dana dan cara penarikan dengan ketentuan sebagai berikut:
(11)
1.
Kode (12) Hibah Langsung Barang Dalam Negeri (HLBD): untuk hibah langsung bentuk barang yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-).
2.
Kode (13) Hibah Langsung Barang Luar Negeri (HLBL): untuk hibah langsung bentuk barang yang berasal dari luar negeri dan kode cara penarikan (-).
3.
Kode (14) Hibah Langsung Jasa Dalam Negeri (HLJD): untuk hibah langsung bentuk jasa yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-).
4.
Kode (15) Hibah Langsung Jasa Luar Negeri (HLJL): untuk hibah langsung bentuk jasa yang berasal dari luar negeri dan kode cara penarikan (-).
5.
Kode (16) Hibah Langsung Surat Berharga Dalam Negeri (HLSD): untuk hibah langsung bentuk surat berharga yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-).
6.
Kode (17) Hibah Langsung Surat Berharga Luar Negeri (HLSL): untuk hibah langsung bentuk surat berharga yang berasal dari luar negeri dan kode cara penarikan (-).
Diisi nomor register
(12)
Diisi akun belanja seperti di bawah ini: 1. Untuk Belanja dalam bentuk Barang: Kode Akun
Uraian
521611
Belanja Barang untuk Pencatatan Persediaan dari Hibah
531211
Belanja Modal Tanah untuk Pencatatan Tanah dari Hibah
532211
Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk Pencatatan Peralatan dan Mesin dari Hibah
533211
Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk Pencatatan Gedung dan Bangunan dari Hibah
534211
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk Pencatatan Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Hibah
536211
Belanja Modal Lainnya untuk Pencatatan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya dari Hibah
2. Untuk Belanja dalam bentuk Jasa: Kode Akun
Uraian
522311
Belanja Jasa untuk Pencatatan Jasa dari Hibah
3. Untuk Belanja dalam bentuk Surat Berharga: Kode Akun
Uraian
724411
Penyertaan Modal Negara untuk Pencatatan Surat Berharga dari Hibah
(13)
Diisi jumlah rupiah masing-masing akun belanja
(14)
Diisi total rupiah jumlah belanja terkait hibah
(15)
Diisi Kode BA/Unit Eselon I/Lokasi/Akun/Satker: 999.02.01.51.431xxx.960186 Kode Akun Pendapatan yang khusus digunakan dalam Memo Pencatatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL—BJS): 1. Untuk Pendapatan dalam bentuk Barang: Kode Akun
Uraian
431121
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Barang
431221
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Barang
2. Untuk Pendapatan dalam bentuk Jasa: Kode Akun
Uraian
431122
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Jasa
431222
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Jasa
3. Untuk Pendapatan dalam bentuk Surat Berharga: Kode Akun
Uraian
431123
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Surat Berharga
431223
Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Surat Berharga
(16)
Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pendapatan hibah
(17)
Diisi total rupiah jumlah pendapatan hibah
(18)
Diisi uraian keperluan pencatatan hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga
(19)
Diisi tanggal diterbitkan MPHL-BJS (sama seperti pada poin 2)
(20)
Diisi tanda tanganKuasa Pengguna Anggaran
(21)
Diisi nama dan NIP/NRPKuasa Pengguna Anggaran
(22)
Diisi bar code hasil enkripsi aplikasi SPM
LAMPIRAN 9
FORMAT PERSETUJUAN MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA (PERSETUJUAN MPHL-BJS)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Nomor MPHL-BJS
Tanggal Satker
: ………………………………….. (1) : ………………………………….. (2) : ………………………………….. (3)
PERSETUJUAN MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA
KPPN Tanggal Nomor Tahun Anggaran
: : : :
………………………………(4) ………………………………(5) …... ... .../...……...……(6) ………………………………(7)
Telah disetujui pencatatan pendapatan Hibah dan belanja pencatatan Hibah sejumlah : Pendapatan Rp. Belanja Rp. Yaitu
: ……………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………….…………………………………………………………………………………….. (8) Kuasa Bendahara Umum Negara
Kepala Seksi Pencairan Dana
…..…….., ………………………….…….. (9) Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi
………………………………………(10) NIP…………………………………(11)
………………………………………(12) NIP…………………………………(13)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG NOMOR
URAIAN PENGISIAN
(1)
Diisi nomor MPHL-BJS
(2)
Diisi tanggal MPHL-BJS
(3)
Diisi uraian satker sesuai yang ada pada MPHL-BJS
(4)
Diisi kode dan uraian KPPN
(5)
Diisi tanggal diterbitkan Persetujuan MPHL-BJS
(6)
Diisi Nomor dengan susunan: nomor penerbitan MPHL-BJS/kode KPPN, tanpa kode bank
(7)
Diisi Tahun Anggaran
(8)
Diisi uraian Persetujuan MPHL-BJS sesuai dengan yang tercantum pada MPHL-BJS
(9)
Diisi kota tempat KPPN dan tanggal penerbitan Persetujuan MPHL-BJS
(10)
Diisi Nama Kepala Seksi Pencairan Dana
(11)
Diisi NIP Kepala Seksi Pencairan Dana
(12)
Diisi Nama Kepala SeksiVerifikasi dan Akuntansi
(13)
Diisi NIP Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi
Lampiran 10 SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG TANPA MELALUI KPPN (SPTMHL) NOMOR... .(1) TANGGAL ……(2) Menyatakan bahwa saya atas nama : Kementerian Negara/Lembaga Eselon I Satker Nomor dan Tanggal DIPA Nomor dan Tanggal SP Pengesahan
: : : : :
(xxx) ................. (3) (xx) ................... (4) (xxxxxx)............ (5) ......................... (6) ......................... (7)
bertanggung jawab penuh atas segala penerimaan hibah berupa ……………………..(8) yang diterima langsung dari: Pemberi Hibah Tanggal & Nomor Perjanjian Hibah Nomor Register Nilai Hibah/Komitmen Hibah
: : : :
......................... (9) ......................... (10) ......................... (11) ......................... (12)
tanpa melalui KPPN dengan rincian sebagai berikut:
Realisasi Akun
Pagu s.d Bulan lalu
Bulan ini
s.d Bulan ini
Sisa
Pendapatan ….(13) ….
…. (14) ….
…. (15) ….
… (16) ….
…. (17) ….
…. (18) ….
…. (20) ….
…. (21) ….
….(22) ….
…. (23) ….
…. (24) ….
Belanja …. (19) ….
Bukti-bukti terkait hal tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja……………(25) untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. .(26), tanggal, bulan, tahun Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran,
Nama………………(27) NIP..........................(28)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH DAN BELANJA LANGSUNG TANPA MELALUI KPPN (SPTMHL) NOMOR
URAIAN PENGISIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Diisi nomor SPTMHL Diisi tanggal SPTMHL Diisi kode dan uraian Kementerian/Lembaga Diisi kode dan uraian Eselon 1 Diisi kode dan uraianSatuan Kerja
(7)
Untuk hibah bentuk uang,diisi nomor dan tanggal SP Pengesahan. Untuk hibah bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga, diisi tidak ada SP Pengesahan.
(8)
Diisi bentuk hibah langsung yaitu: Hibah bentuk Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga Diisi nama pemberi hibah
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
(21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)
Untuk hibah bentuk uang,diisi nomor dan tanggal DIPA. Untuk hibah bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga, diisi tidak ada DIPA.
Diisi tanggal dan nomor Perjanjian Hibah/Grant Agreement/dokumen yang dipersamakan/Nomor BAST Diisi nomor register Diisi nilai hibah atau nilai yang disepakati sesuai PH/Grant Agreement Diisi akun pendapatan hibah sesuai Bagan Akun Standar Dikosongkan Diisi realisasi pendapatan hibah s.d. bulan lalu Diisi realisasi pendapatan hibah bulan ini Diisi realisasi pendapatan hibah s.d. bulan ini Dikosongkan Diisi akun belanja sesuai Bagan Akun Standar Untuk hibah bentuk uang diisi pagu anggaran belanja yang bersumber dari hibah langsung. Untuk hibah bentuk barang/jasa/surat berharga dikosongkan Diisi realisasi belanja terkait hibah langsungs.d.bulan lalu Diisi realisasi belanja terkait hibah langsunguntuk bulan ini Diisi realisasi belanja terkait hibah langsung s.d. bulan ini Untuk hibah bentuk uang diisi sisa pagu belanja. Untuk hibah bentuk barang/jasa/surat berharga dikosongkan. Diisi uraian satker Diisi kota tempat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan tanggal penerbitan SPTMHL Diisi Nama PA/Kuasa PA Diisi NIP PA/Kuasa PA
Lampiran - 11 KOP SURAT SATKER
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor: ... 1. 2. 3. 4.
Kode Satuan Kerja Uraian Satuan Kerja Kegiatan/Output No. Grant/Register
: : : :
Kuasa Pengguna Anggaran menyatakan bertanggungjawab terhadap : *) 1. Penerimaan …...............…(1)dengan nomor register …….....……(2) sebesar Rp………….(3) 2. Belanja terkait hibah sebagaimana butir 1, sebesar Rp....................(4) atas beban DIPA Nomor ................(5) dengan akun ........................ (6) 3. Pengembalian sisa hibah bentuk uang kepada Donor sebesar Rp……..........………(7) Hingga ditandatangani SPTJM ini seluruh penerimaan hibah telah diajukan pengesahannya dan seluruh kewajiban yang berkaitan dengan perpajakan telah kami penuhi. Apabila dikemudian hari terdapat kerugian negara atas belanja sebagaimana angka2, kami bersedia untuk menyetor kerugian negara tersebut ke Rekening Kas Negara. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ini disimpan oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. …………, ………………………(8) Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran
……..……………….................9) NIP………….....……………… (10) -----------------*) SPTJM untuk penerbitan SP2HL dan MPHL menggunakan uraian pada nomor (1) dan (2) saja.SPTJM untuk penerbitan SP4HL menggunakan uraian pada nomor (3) saja
Lampiran - 11 PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)
URAIAN PENGISIAN
NOMOR
(1)
Diisi bentuk hibah yaitu: Hibah Langsung Bentuk Uang/Barang/Jasa/Saham
(2)
Diisi Nomor Register Diisi jumlah rupiah hibah langsung yang diterima. Untuk hibah langsung
(3)
dalam bentuk barang/jasa/surat berharga diisi sebesar nilai tertera dalam dokumen atau nilai wajarnya Di isi jumlah belanja terkaithibah langsung. Untuk hibah langsung dalam
(4)
(5)
bentuk barang/jasa/surat berharga diisi sebesar nilai tertera dalam dokumen atau nilai wajarnya Di isi Nomor DIPA atas belanja yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang. Untuk hibah langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga uraian tentang Nomor DIPA tidak ditulis
(6)
Di isi kode akun belanja sesuai Bagan Akun Standar
(7)
Diisi jumlah rupiah yang dikembalikan kepada Donor
(8)
Di isi tempat dan tanggal pembuatan SPTJM
(9)
Di isi nama PA/Kuasa PA penandatangan SPTJM
(10)
Di isi NIP PA/Kuasa PA penandatangan SPTJM
Lampiran-12 KOP SURAT
Nomor
:
.....................,......................
Lampiran
: …………
Hal
: Pernyataan Penggunaan Rekening
Yth. ………………..(1) Di ……………………..(2)
Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening
Milik
Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja,
dengan
ini
kami
menyatakan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan surat kami tanggal………..(3)…….. Nomor ……...(4)……… hal permintaan persetujuan pembukaan rekening untuk menggunakan rekening yang dibuka atas nama jabatan, yaitu rekening …………..(5)………. Pada ………(6)……… hanya untuk keperluan ……….(7)……… Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.
Kepala Kantor,
…………………………(8) NIP. ……………………..
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN REKENING Nomor (1)
(2) (3) (4) (5)
Uraian Diisi : - Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk kantor/satuan kerja yang dibayar melalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara; atau - Kepala KPPN untuk kantor / satuan kerja yang dibayar melalui KPPN. Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN Diisi : tanggal surat permohonan persetujuan pembukaan rekening Diisi : nomor surat permohonan persetujuan pembukaan rekening Diisi : penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerimaan atau pengeluaran)
(6)
Diisi : Bank Indonesia /nama bank umum/kantor pos giro di mana akan dibuka rekening tersebut
(7)
Diisi : a. Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Penerimaan; atau b. Menampung uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Pengeluaran; atau c. Menampung selain huruf a dan huruf b, berdasarkan kebutuhan yang benar-benar diperlukan untuk kantor/satuan kerja sesuai dengan bidang tugasnya. Nama Kepala Kantor selaku Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(8)
Lampiran-13
Laporan Penggunaan Hibah Langsung Kas Tahun ........... Kode/Nama Satker Eselon I Register Hibah Nilai Total Hibah yg Diterima Triwulan
: : : Sudah / Belum
No :..........................
: Rp.
Realisasi Belum disahkan Sudah disahkan
Sisa Rekening / Dana yang belum digunakan
Trw. I
Rp.
Rp.
Rp.
Trw. II
Rp.
Rp.
Rp.
Trw. III Trw. IV Jumlah
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. ....................., ....................... Kepala Kantor/Satker
(............................................)
Keterangan
Lampiran-14
Laporan Penggunaan Hibah Langsung Barang Tahun ........... Kode/Nama Satker Eselon I No. Register Hibah Nilai Hibah yg Diterima Laporan Triwulan
No.
No. Register
: : : : : I
II
III
IV
Jenis Barang
Σ unit
Nilai Per unit
Total Harga Per Jenis Barang
....................., ....................... Kepala Kantor/Satker
(............................................)
Lampiran - 15 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT JENDERAL STANDARD PROSEDUR OPERASI FLOWCHART HIBAH LANGSUNG KAS
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
START 1 Kantor/Satker menerima hibah langsung dari Donor berupa kas. Pelaksanaan hibah bentuk kas dapat langsung digunakan sambil menunggu proses registrasi dan pengesahan.
Menerima Hibah Kas dari Donor
2 Kantor/Satker yang menerima hibah langsung berupa kas mengajukan register dan ijin pembukaan rekening untuk pengelolaan hibah ke Sekretariat Jenderal up. Kepala Biro Keuangan
Mengajukan Register dan Izin Pembukaan Rekening
a. Naskah Perjanjian b. Ringkasan HIbah c. Permohonan Pembukaan Rekening d. Surat Pernyataan Pembukaan Rekening 3 Biro Keuangan menerima permohonan dari Satuan Kerja dan selanjutnya memverifikasi serta meneruskan ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Menerima dan memverifikasi dokumen dan kelengkapannya
4 DJPU memproses dokumen hibah dan menerbitkan nomor register
5 Biro Keuangan menerima tembusan Nomor Register dari DJPU
Memproses dokumen hibah dan menerbitkan nomor register
Nomor Register
Nomor Register 2
1
KPPN MITRA
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
KPPN MITRA
Memproses permohonan pembukaan
Izin Pembukaan Rekening
7 Biro Keuangan menerima tembusan Izin Pembukaan Rekening dari DJPB
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 1
2
6 DJPB mengirimkan Surat Izin Pembukaan Rekening untuk pengelolaan hibah
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
Izin Pembukaan Rekening
8 Satuan kerja melakukan revisi DIPA atas Pendapatan Hibah dan/atau Belanja yang bersumber dari Hibah
Mengajukan Revisi DIPA
a. Dalam hal ini, satuan kerja dapat menggunakan dana tanpa menunggu terbitnya revisi DIPA
Revisi DIPA
DIPA Revisi
DIPA Revisi
Pengajuan pengesahan hibah langsung berupa kas 9
Satuan kerja membuat dokumen pengesahan berupa SP2HL a. Copy rekening atas hibah yang diterima b. Surat Pernyataan telah menerima Hibah Langsung (SPTMHLN) c. Surat Pernyataan Tanggung jawab Mutlak (SPTJM) d. Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali
4
3
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
4
3
10 KPPN Mitra menerbitkan Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) 11 Satker mencatat realisasi belanja di SAKPA yang bersumber dari hibah berdasarkan SPHL dilaporkan dalam LRAB yang bersumber dari Pendapatan Hibah
Menerbitkan SPHL Satker mencatat realisasi belanja di aplikasi SAKPA
SPHL
12 Berdasarkan SPHL yang disampaikan oleh KPPN, maka DJPU akan mencatat realisasi pendapatan hibah 13 Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung maka satker dapat
DJPU mencatat realisasi Pendapatan Hibah Terdapat sisa pagu belanja
N
END
Y
Digunakan Kembali tahun
a. menggunakan kembali pada tahun berikutnya melalui mekanisme revisi DIPA sebesar sisa Pagu Belanja
N
Y
Mengajukan Revisi DIPA
Revisi DIPA DIPA Revisi
DIPA Revisi b. Apabila terdapat sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dan tidak dapat digunakan kembali, dapat dilakukan pengembalian (penyetoran) kepada pemberi hibah (donor) dengan menggunakan SP4HL
KPPN MITRA
Pengajuan PengembalianH ibah Langsung
5
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KPPN MITRA
5
a. copy Rekening atas Rekening Hibah b. Copy bukti pengiriman /transfer kepada pemberi hibah c. SPTJM 14 KPPN Mitra Kerja menerbitkan SP3HL Menerbitkan SP3HL
SP3HL 15 Satuan Kerja membukukan SP3HL SP3HL Satker mencatat SP3HL di aplikasi SAKPA
Lampiran - 16 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT JENDERAL STANDARD PROSEDUR OPERASI FLOWCHART HIBAH LANGSUNG BARANG DAN JASA
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
START 1 Kantor/Satker menerima hibah langsung berupa barang dan jasa dari Donor
2 Kantor/Satker mengajukan register hibah langsung dan pengesahan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up. Kepala Biro Keuangan selanjutnya diteruskan ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Up. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen
Menerima Hibah Barang dan Jasa dari Donor Mengajukan Register Hibah Langsung dan Pengesahan
a. Naskah Perjanjian b. Ringkasan HIbah c. BAST d. SPTHML 3 Sekretaris Jenderal menerima permohonan dari Satuan Kerja dan mengajukan SP3HL-BJS ke DJPU cq.Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen
Menerima dan memverifikasi dokumen serta mengajukan SP3HLBJS untuk dilakukan pengesahan
1
KPPN MITRA
NO
AKTIVITAS
SATUAN KERJA
BIRO KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
KPPN MITRA
1 4 DJPU memproses dokumen hibah dan mengesahkan SP3HL-BJS
Memproses dokumen hibah dan mengesahkan SP3HL-BJS SP3HL-BJS
SP3HL-BJS 5 Kantor/Sakter menyampaikan MPHL-BJS ke KPPN Mitra kerjanya dengan melampirkan: SPTHML, SP3HL-BJS, dan SPTJM
Menyampaikan MPHL-BJS ke KPPN Mitra
a. SPTHML b. SP3HL-BJS c. SPTJM Mengesahkan MPHL-BJS
MPHL-BJS yang telah disahkan 6 Atas persetujuan MPHL-BJS yang diterima dari KPPN, satker melakukan pencatatan aset bersangkutan melalui SIMAK-BMN
Satker mencatat aset bersangkutan melalui
END