Daftar Isi Daftar Isi............................................................................................... i Daftar Tabel ....................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................... iv Pendahuluan ....................................................................................... 1 Definisi Umum.................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................. 2 Tujuan Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan ...... 4 Landasan Teori Penilaian Kesehatan Organisasi ................................. 6 Teori Kesehatan Organisasi .............................................................. 6 Alat Ukur Survei Kesehatan Organisasi .......................................... 12 Hasil Survei Organizational Health Index (OHI) Kementerian Keuangan Tahun 2013 ...................................................................... 15 Responden Survei Kesehatan Organisasi Tahun 2013 .................... 15 Hasil Survei OHI Kementerian Keuangan Tahun 2013 .................... 16 Skor Persepsi Kementerian Keuangan Tahun 2013 ..................... 17 Skor Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013 ........................ 17 Hasil Survei OHI Kementerian Keuangan berdasarkan Segmentasi Demografis .................................................................................. 19 Metode Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan ..... 21 Pendahuluan .................................................................................. 21 Tujuan Pelaksanaan Survei MOFIN ................................................. 21 Koordinasi Pelaksanaan Survei ....................................................... 22 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survei............................................ 23 Populasi dan Sampel ...................................................................... 23 Instrumen Survei ............................................................................ 26 Analisis dan Pelaporan ................................................................... 27 Penilaian Konsistensi Jawaban Responden .................................. 27 Penghitungan Skor MOFIN .......................................................... 27 Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | i
Focus Group Discussion (FGD) ..................................................... 28 Laporan Survei ............................................................................. 28 Tata Cara Pengisian Kuesioner .......................................................... 30 Pendahuluan .................................................................................. 30 Tata Cara Pengisian Survei MOFIN ................................................. 30 Login ............................................................................................ 30 Halaman Muka ............................................................................ 31 Mengisi Kuesioner dengan 5 (lima) Skala Pilihan ......................... 32 Mengisi Pertanyaan Terbuka ....................................................... 33 Pertanyaan Umum (Frequently Asked Questions) .......................... 36 PENUTUP .......................................................................................... 38
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Skor Praktik OHI................................................................... 18 Tabel 4.Contoh Penghitungan Jumlah Sampel untuk Sekretariat Jenderal ............................................................................................ 25
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Tiga Kelompok Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan Organisasi ........................................................................................... 6 Gambar 2. Komposisi Responden pada Masing- Masing Unit Eselon I .......................................................................................................... 15 Gambar 3. Skor Persepsi dan Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013 .................................................................................................. 16 Gambar 4. Hasil Skor Persepsi dan Skor Praktik untuk Setiap Elemen .......................................................................................................... 17 Gambar 5. Hasil Skor Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013 ... 18 Gambar 6. Alur Pengisian Aplikasi Survei MOFIN .............................. 30 Gambar 7. Tampilan Halaman Login ................................................. 31 Gambar 8. Tampilan Halaman Muka................................................. 32 Gambar 9. Tampilan Halaman Kuesioner dengan 5 (Lima) Skala Pilihan ............................................................................................... 33 Gambar 10. Tampilan Halaman Pertanyaan Terbuka........................ 35
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | iv
PENDAHULUAN Definisi Umum 1. Kinerja organisasi adalah hasil atau output yang diberikan oleh suatu organisasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan diukur berdasarkan indikator kinerja organisasi yang ditetapkan untuk periode tertentu. 2. Kesehatan organisasi adalah kemampuan organisasi untuk menyelaraskan, mengeksekusi, dan memperbaharui dirinya lebih cepat dari organisasi lain di bidangnya sehingga dapat mempertahankan kinerja yang tinggi dalam jangka panjang. 3. Survei adalah survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan, yang menghasilkan Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan (Ministry of Finance Organizational Fitness Index atau disingkat MOFIN). 4. Populasi adalah seluruh pegawai Kementerian Keuangan yang menjadi unit analisis survei. 5. Sampel adalah sebagian pegawai Kementerian Keuangan yang memiliki karakteristik yang dapat merepresentasikan kondisi populasi secara keseluruhan. 6. Responden adalah pegawai Kementerian Keuangan yang ikut serta di dalam proses pelaksanaan survei. 7. Koordinator survei kesehatan organisasi adalah unit organisasi yang bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan survei kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. 8. Unit pelaksana survei kesehatan organisasi adalah unit organisasi yang bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan survei di masing-masing unit eselon I yang bersangkutan, dan dalam hal ini Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 1
dilaksanakan oleh unit organisasi di masing-masing unit eselon I yang memiliki tugas dan fungsi di bidang organisasi. Latar Belakang Kementerian Keuangan merupakan Kementerian yang memiliki posisi dan peran strategis serta mempunyai tugas mengelola keuangan dan kekayaan Negara. Secara garis besar tugas Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan dan kekayaan Negara meliputi kegiatan menghimpun, mengalokasikan, mendistribusikan, mengarahkan, dan memanfaatkan potensi keuangan serta menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tugas dan kegiatan tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam sasaran strategis utama Kementerian Keuangan yang antara lain meliputi: (i) pendapatan negara yang optimal; (ii) pelaksanaan belanja negara yang optimal; (iii) pembiayaan dalam jumlah yang cukup, aman, dan efisien bagi kesinambungan fiskal; (iv) utilisasi kekayaan negara yang optimal; (v) hubungan keuangan pusat-daerah yang optimal; dan (vi) pengelolaan keuangan negara yang akuntabel. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, serta mencapai sasaran strategis tersebut di atas, Kementerian Keuangan perlu didukung oleh organisasi sehat yang berkinerja tinggi, ketatalaksanaan yang menjaga tata kelola pemerintahan, serta sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi. Selanjutnya, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, dan untuk mewujudkan good governance, sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan secara formal telah menggulirkan Program Reformasi Birokrasi, meskipun persiapan ke arah Reformasi Birokrasi tersebut sudah berjalan jauh sebelumnya dengan ditandai dibentuknya Large Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 2
Taxpayer Office (LTO) sebagai bagian dari modernisasi administrasi perpajakan pada tahun 2002. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Keuangan sampai dengan saat ini telah memberikan dampak positif dan signifikan baik untuk lingkup internal Kementerian Keuangan maupun pada masyarakat dan stakeholders. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan bahkan telah mendorong menginspirasi Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian lainnya untuk melakukan hal yang sama. Dalam rangka melanjutkan Program Reformasi Birokrasi dan untuk meningkatkan efektivitas organisasi, kinerja pelaksanaan tugas, dan pelayanan kepada stakeholders, serta sebagai upaya perwujudan good governance, Kementerian Keuangan telah menetapkan Program Transformasi Kelembagaan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 186/KMK.01/2013 tentang Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Program Transformasi Kelembagaan tidak hanya terbatas pada aspek struktur, tugas, dan fungsi organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan namun juga pada aspek-aspek lainnya baik internal maupun eksternal sehingga output yang dihasilkan juga mencakup inisatif-inisiatif strategis yang perlu dilakukan baik dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Program Transformasi Kelembagaan tersebut di atas bertujuan untuk: 1. memperkuat sistem manajemen maupun koordinasi antar unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan; 2. menyederhanakan proses bisnis; 3. mengonsolidasikan fungsi pelayanan bersama dan sistem manajemen informasi; Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 3
4. meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia lebih tepat sasaran; dan 5. memperkuat sistem tata kelola. Program Transformasi Kelembagaan pada dasarnya akan mencakup seluruh Kementerian Keuangan, namun dalam implementasinya lebih memfokuskan pada 5 (lima) tema utama sebagai berikut. a. Tema Sentral, yang meliputi SDM, Organisasi, Manajemen Kinerja, dan Teknologi Informasi. b. Tema Perpajakan. c. Tema Kepabeanan dan Cukai. d. Tema Perbendaharaan. e. Tema Penganggaran. Kementerian Keuangan melalui Program Transformasi Kelembagaan diharapkan dapat mencapai Destination Statement pada tahun 2025, antara lain: 1. peningkatan rasio pajak berdasarkan model Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari kisaran 15% (lima belas per seratus) menjadi 19% (sembilan belas per seratus) terhadap Produk Domestik Bruto; 2. peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95% (sembilan puluh lima per seratus); 3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah dari Badan Pemeriksa Keuangan; dan 4. peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan dari 3,91 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5). Tujuan Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Dalam rangka mencapai organisasi Kementerian Keuangan yang sehat dan berkinerja tinggi, perlu dilakukan evaluasi sekaligus Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 4
monitoring atas perkembangan kondisi kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dari waktu ke waktu. Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan merupakan salah satu alat ukur yang objektif untuk mengetahui praktik-praktik kesehatan organisasi yang telah diterapkan di Kementerian Keuangan. Hasil dari survei tersebut akan menjadi bahan masukan bagi kebijakan-kebijakan Kementerian Keuangan di bidang organisasi.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 5
LANDASAN TEORI PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI Teori Kesehatan Organisasi Dalam rangka menjaga kualitas kinerja yang baik secara berkesinambungan, Kementerian Keuangan senantiasa melakukan usaha-usaha perbaikan baik dalam aspek penataan organisasi, pengembangan proses bisnis, serta pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi. Untuk memastikan bahwa aspirasi masyarakat terpenuhi dan kinerja organisasi dapat ditingkatkan, diperlukan suatu pengukuran yang objektif sehingga aspek-aspek organisasi yang perlu diperbaiki dapat terdeteksi secara akurat. Pengukuran tingkat kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan didasarkan pada teori kesehatan organisasi Keller dan Price (2011). Penelitian kesehatan organisasi oleh Keller dan Price (2011) menunjukkan bahwa untuk mencapai kinerja yang tinggi secara berkesinambungan, sebuah organisasi harus secara aktif mengelola kinerja dan kesehatannya. Gambar 1.Tiga Kelompok Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan Organisasi
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 6
Keller dan Price (2011) juga menyatakan bahwa kesehatan organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kluster, 9 (sembilan) dimensi, dan 37 (tiga puluh tujuh) indikator praktik kesehatan organisasi. Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai berikut. A. Keselarasan Internal. Organisasi yang sehat memiliki tujuan bersama yang didukung oleh budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi para pegawainya. 1. Arahan Arahan adalah kejelasan arah organisasi, bagaimana organisasi tersebut mencapainya dan bagaimana arah organisasi memiliki makna bagi para pegawainya. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah: a) Visi bersama, yaitu penentuan arah atau visi yang jelas melalui penyusunan dan pengkomunikasian tentang gambaran masa depan organisasi yang menantang dan jelas; b) Kejelasan strategi, yaitu artikulasi arahan dan strategi yang jelas untuk tercapainya visi atau tujuan organisasi, dan diterjemahkan menjadi tujuan atau target tertentu; dan c) Keterlibatan pegawai, yaitu terlibatnya pegawai di dalam dialog mengenai arah organisasi dan diskusi mengenai peran pegawai dalam mencapainya. 2. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sejauh mana pimpinan organisasi menginspirasi aktivitas pegawai. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah:
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 7
a) Kepemimpinan yang otoriter, yaitu kepemimpinan yang menekankan pada hierarki dan tekanan manajerial untuk memastikan terselesaikannya pekerjaan; b) Kepemimpinan yang konsultatif, yaitu kepemimpinan yang melibatkan dan memberdayakan pegawai melalui komunikasi, konsultansi, serta pendelegasian pekerjaan; c) Kepemimpinan yang mendukung, yaitu kepemimpinan yang dapat membangun lingkungan yang positif dengan ciri-ciri tim yang harmonis, saling mendukung, serta memberikan perhatian pada kesejahteraan pegawai; dan d) Kepemimpinan yang menantang, yaitu kepemimpinan yang dapat mendorong pegawai untuk berani menerima tugas atau target yang menantang, atau berani melakukan sesuatu “yang lebih”. 3. Budaya dan iklim kerja Budaya dan iklim kerja adalah keyakinan bersama dan kualitas interaksi di dalam dan lintas unit organisasi. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah: a) Keterbukaan dan kepercayaan, yaitu budaya dan iklim kerja yang mendorong kejujuran, transparansi, dan dialog terbuka; b) Kompetisi internal, yaitu budaya dan iklim kerja yang menekankan pada hasil dan capaian, diwarnai dengan iklim kompetisi internal yang sehat; c) Disiplin operasional, yaitu budaya dan iklim kerja yang mengutamakan standar perilaku dan kinerja yang jelas, didukung dengan pengawasan yang melekat; dan d) Kreativitas dan kewirausahaan, yaitu budaya dan iklim kerja yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengambilan inisiatif. B. Kualitas Pelaksanaan. Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 8
Organisasi yang sehat memiliki kemampuan, manajemen proses, dan motivasi yang baik untuk kesempurnaan pelaksanaan programnya. 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah sejauh mana individu memahami apa yang diharapkan darinya, memiliki cukup kewenangan untuk melaksanakannya, dan mengambil tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik. Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Kejelasan peran, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan struktur, peran, dan tanggung jawab yang jelas; b) Kontrak kinerja, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan tujuan yang jelas serta target kinerja yang diformalkan dan eksplisit; c) Manajemen konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja individu; dan d) Kepemilikan personal, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan kuatnya rasa kepemilikan perorangan dan tanggung jawab pribadi. 2. Koordinasi dan pengendalian Koordinasi dan pengendalian adalah kemampuan untuk mengevaluasi kinerja dan risiko organisasi, dan untuk mengatasi isu dan peluang saat keduanya muncul. Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Kajian kinerja pegawai, yaitu pemanfaatan penilaian, umpan-balik, dan pengawasan kinerja pegawai yang telah diformalkan untuk mengoordinasikan dan mengendalikan perpindahan talenta; b) Manajemen operasional, yaitu koordinasi dan pengendalian yang memfokuskan pada indikator kinerja Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 9
utama dan target operasional untuk memonitor dan mengelola kinerja organisasi; c) Manajemen keuangan, yaitu koordinasi dan pengendalian yang memfokuskan pada efektivitas alokasi dan pengendalian sumber daya keuangan dalam rangka pengawasan dan pengelolaan kinerja; d) Standar profesional, yaitu penggunaan standar, kebijakan, dan aturan yang jelas untuk memastikan kepatuhan (compliance); dan e) Manajemen risiko, yaitu identifikasi dan mitigasi resiko, serta tindakan cepat terhadap permasalahan yang muncul. 3. Kapabilitas Kapabilitas adalah adanya keahlian dan talenta institusi yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi serta menciptakan keunggulan kompetitif. Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Perolehan talenta, yaitu penempatan talenta pada posisi yang tepat; b) Pengembangan talenta, yaitu pengembangan pengetahuan dan keahlian pegawai; c) Keahlian berbasis proses bisnis, yaitu penyatuan kapasitas dan pengetahuan melalui kodifikasi metode dan prosedur (seperti manual pelatihan dan standar prosedur kegiatan); dan d) Penggunaan keahlian dari pihak luar, yaitu penggunaan sumber daya dari pihak luar (seperti vendor, mitra kerja, dan konsultan) untuk mengisi kekosongan kemampuan yang dimiliki organisasi. 4. Motivasi Motivasi adalah adanya antusiasme yang mendorong pegawai untuk memberikan usaha lebih untuk memberikan hasil terbaik. Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 10
Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah: a) Nilai-nilai yang bermakna, yaitu nilai-nilai yang menarik dan memiliki makna serta dapat memotivasi pegawai; b) Pimpinan yang inspiratif, yaitu jajaran pimpinan yang dapat menginspirasi pegawai melalui dorongan, bimbingan, dan pengakuan; c) Kesempatan karir, yaitu pengembangan karir yang memberikan motivasi kepada pegawai; d) Insentif keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai; dan e) Penghargaan dan pengakuan, yaitu pemberian pengakuan dan penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi. C. Kapasitas pembaruan. Organisasi yang sehat secara efektif memahami, berinteraksi dengan, membentuk, dan beradaptasi dengan situasi dan lingkungan eksternalnya. 1. Orientasi eksternal Orientasi eksternal adalah kualitas kedekatan dengan pengguna layanan, pemasok, mitra kerja, dan stakeholder eksternal lainnya. Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Fokus pada pengguna layanan, yaitu usaha untuk memahami dan merespon kebutuhan pengguna layanan; b) Wawasan kompetitif, yaitu usaha untuk memperoleh dan menggunakan informasi mengenai institusi atau lembaga lain yang berpotensi menghambat kinerja organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan;
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 11
c) Kemitraan kerja, yaitu usaha untuk membangun dan menjaga jejaring kemitraan dengan institusi atau lembaga lain; dan d) Hubungan kelembagaan dan masyarakat, yaitu usaha untuk membangun hubungan yang kuat dengan publik, masyarakat setempat, serta lembaga pemerintah lain. 2. Inovasi dan pembelajaran Inovasi dan pembelajaran adalah kualitas dan arus ide-ide baru dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan membentuk dirinya sendiri saat dibutuhkan. Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Inovasi top-down, yaitu dorongan inovasi dan pembelajaran melalui inisiatif pimpinan tingkat tinggi; b) Inovasi bottom-up, yaitu dorongan dan penghargaan atas partisipasi pegawai di dalam memberikan pengembangan ide dan inisiatif perbaikan yang baru; c) Berbagi pengetahuan, yaitu adanya kerjasama antarunit untuk saling berbagai pengetahuan; dan d) Menangkap ide-ide dari luar organisasi, yaitu usaha untuk mengambil ide-ide dan praktek terbaik dari luar organisasi. Alat Ukur Survei Kesehatan Organisasi Salah satu alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan suatu organisasi adalah survei kesehatan organisasi. Survei ini digunakan sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan untuk: a. mengetahui kemampuan organisasi untuk menyelaraskan, mengeksekusi/melaksanakan, dan memperbarui diri lebih cepat sehingga dapat mempertahankan kinerja tinggi dari waktu ke waktu; b. memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja organisasi; dan
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 12
c. memberikan pemahaman mengenai kondisi elemen-elemen penting yang mempengaruhi kesehatan organisasi. Alat ukur yang digunakan di dalam survei kesehatan organisasi adalah kuesioner mengenai persepsi dan praktik kesehatan organisasi. Kuesioner persepsi berisi pertanyaan mengenai persepsi atas tingkat kesehatan organisasi serta sejauh mana karyawan menganggap organisasi tersebut “unggul” pada kesembilan dimensi (atau outcome) kesehatan organisasi. Kuesioner praktik berisi pertanyaan mengenai praktik manajemen apa saja yang telah dilaksanakan serta frekuensi dilakukannya praktik-praktik manajemen tersebut. Survei kesehatan organisasi perlu dilaksanakan secara rutin untuk memonitor elemen-elemen kesehatan organisasi dari waktu ke waktu, sehingga dapat diketahui strategi-strategi aktual yang harus dilaksanakan untuk mendorong perbaikan-perbaikan pada elemen yang nilainya perlu ditingkatkan. Kesehatan organisasi menjadi sangat penting karena organisasi yang sehat akan mendukung kinerja yang baik, yang pada akhirnya akan mendorong suatu organisasi sukses mencapai tujuannya. Pada tahun 2013, Kementerian Keuangan bersama McKinsey, konsultan bertaraf internasional, telah melaksanakan survei untuk mengukur indeks kesehatan organisasi (organizational health index, atau disingkat OHI). Survei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada lebih dari 24.000 pegawai Kementerian Keuangan untuk mengukur skor persepsi dan praktik kesehatan organisasi Kementerian Keuangan pada saat itu. Hasil dari survei ini telah digunakan untuk menyusun blueprint Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan hingga tahun 2025.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 13
Pada survei MOFIN, kuesioner praktik kesehatan organisasi diutamakan agar survei tersebut dapat menangkap perubahan praktik-praktik kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan, mengingat praktik tersebut dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat apabila kebijakan Kementerian Keuangan mengalami perubahan. Di sisi lain, persepsi pegawai secara umum terhadap dimensi (atau outcome) kesehatan organisasi dianggap tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam jangka pendek mengingat dampak perubahan kebijakan dirasakan dalam jangka panjang.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 14
HASIL SURVEI ORGANIZATIONAL HEALTH INDEX (OHI) KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013 Responden Survei Kesehatan Organisasi Tahun 2013 Survei Kesehatan Organisasi (Organizational Health Index atau OHI) tahun 2013 dilaksanakan oleh pihak ketiga dalam kerangka pelaksanaan program Transformasi Kelembagaan. Survei Kesehatan Organisasi di tahun 2013 dilaksanakan dengan target responden sebanyak 40 persen dari seluruh pegawai Kementerian Keuangan (yang berjumlah 60.499 pegawai), yaitu sebanyak 24.137 responden. Responden terdiri dari pegawai yang berasal dari 11 (sebelas) unit eselon I, baik pada kantor pusat maupun instansi vertikal dengan rincian komposisi responden pada masing-masing unit eselon I sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Komposisi Responden pada Masing- Masing Unit Eselon I
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 15
Hasil Survei OHI Kementerian Keuangan Tahun 2013 Survei OHI tahun 2013 dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada responden guna mengukur skor persepsi dan skor praktik pegawai terhadap kesehatan organisasi Kementerian Keuangan saat itu. Berdasarkan hasil survei OHI tahun 2013, yang diikuti oleh lebih dari 24.000 pegawai, diperoleh gambaran skor persepsi dan skor praktik kesehatan organisasi Kementerian Keuangan sebagaimana ditunjukan pada Gambar 3 di bawah ini. Gambar 3. Skor Persepsi dan Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013) Dari di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan 10 persen antara hasil rata-rata skor persepsi (78) dan skor praktik (68) kesehatan organisasi Kementerian Keuangan, mengindikasikan tantangan dalam mempertahankan kinerja jangka panjang. Perbedaan hasil rata-rata skor persepsi dan skor praktek tersebut diharapkan dapat memotivasi Kementerian Keuangan untuk lebih meningkatkan kinerja Kementerian Keuangan ke depan. Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 16
Skor Persepsi Kementerian Keuangan Tahun 2013 Secara keseluruhan skor persepsi Kementerian Keuangan tahun 2013 untuk masing-masing elemen ditunjukan dalam Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4. Hasil Skor Persepsi dan Skor Praktik untuk Setiap Elemen
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013) Dari gambar di atas, terlihat bahwa skor persepsi dan praktik untuk tiga dimensi kesehatan organisasi, yaitu akuntabilitas, kemampuan, dan motivasi memiliki perbedaan yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan di antara persepsi hasil (outcome) kondisi kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dengan praktik yang sesungguhnya dilakukan. Hasil survey ini dapat menjadi alat diagnosis awal mengenai kondisi kesehatan organisasi Kementerian Keuangan sehingga langkah-langkah yang lebih spesifik dapat difokuskan ke area-area yang memiliki perbedaan yang besar. Skor Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013 Skor praktik merupakan skor yang menunjukkan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan riil yang dilakukan oleh organisasi dan pimpinan untuk mendorong terwujudnya organisasi yang sehat. Dalam skor Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 17
praktik, terdapat tiga nilai yaitu sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Skor Praktik OHI Warna
Skor Lebih dari atau sama dengan 70% 60% s.d. 69% Kurang dari 60% Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013) Secara keseluruhan, skor praktik Kementerian Keuangan di tahun 2013, dengan kesembilan dimensi kesehatan organisasi telah diturunkan menjadi 37 (tiga puluh tujuh) indikator, ditunjukan pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Hasil Skor Praktik Kementerian Keuangan Tahun 2013
Sumber: Survei OHI Kemenkeu (2013)
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 18
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa terdapat beberapa variabel yang perlu dilakukan peningkatan kesehatan organisasi, yaitu keterlibatan pegawai (elemen arahan), manajemen konsekuensi (elemen akuntabilitas), keahlian yang di-outsource (elemen kemampuan), kesempatan karier, intensif pegawai, serta penghargaan dan pengakuan (elemen motivasi). Dalam elemen arahan (variabel keterlibatan pegawai), ditemukan bahwa pegawai menekankan kurangnya komunikasi pada visi Kementerian Keuangan dan keterlibatan pada tujuan Kementerian Keuangan oleh para pimpinan. Pada elemen akuntabilitas, diindikasikan adanya akuntabilitas yang jelas, namun struktur dan prosesnya masih perlu disederhanakan. Pada elemen motivasi, ditemukan bahwa penghargaan terhadap kinerja dan kesempatan karier adalah suatu tantangan pokok dalam memberikan motivasi kepada pegawai. Hasil survei pada variabel-variabel tersebut perlu dikaji lebih dalam mengenai upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja Kementerian Keuangan pada masa mendatang. Hasil Survei OHI Kementerian Keuangan berdasarkan Segmentasi Demografis Berdasarkan segmentasi demografisnya, hasil survei OHI menunjukkan bahwa: 1. Tidak terdapat banyak perbedaan mengenai persepsi responden antardaerah mengenai kesehatan organisasi Kementerian Keuangan. 2. Pegawai dengan masa kerja 3 hingga 10 tahun memiliki persepsi yang paling buruk dan pegawai dengan masa kerja lebih dari 30 tahun memiliki persepsi yang paling baik mengenai kesehatan organisasi Kementerian Keuangan.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 19
3. Pegawai dengan tingkat pendidikan Diploma III memiliki persepsi terburuk mengenai kesehatan organisasi Kementerian Keuangan. 4. Tidak terdapat banyak perbedaan mengenai persepsi kesehatan antara pegawai di bidang teknis dan pendukung (administratif). 5. Tidak terdapat banyak perbedaan mengenai persepsi kesehatan organisasi antarpegawai pada level jabatan yang berbeda. 6. Secara keseluruhan, pegawai dengan peringkat jabatan 6 dan 7 memberikan penilaian kesehatan organisasi yang lebih rendah dibandingkan pegawai dengan peringkat jabatan lain.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 20
METODE PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN Pendahuluan Metode penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan, yang menghasilkan indeks kesehatan organisasi Kementerian Keuangan (Ministry of Finance Organizational Health Index atau MOFIN), adalah pengembangan dari metode penilaian kesehatan organisasi yang dilaksanakan pada tahun 2013. Metode ini didasarkan pada teori kesehatan organisasi dari Keller dan Price (2013) dan disesuaikan dengan kondisi Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik. Tujuan Pelaksanaan Survei MOFIN Beberapa evaluasi atas hasil survei penilaian kesehatan organisasi di tahun 2013, antara lain: a. Integritas data hasil survei OHI di tahun 2013 sulit divalidasi karena seluruh responden mengisi data demografis secara manual dan data mentah (raw data) hasil survei tidak diberikan oleh konsultan; b. Penggunaan bahasa pada beberapa item kuesioner dalam survei OHI di tahun 2013 dapat menyebabkan multitafsir dan kurang mencerminkan kondisi Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor publik; c. Proses validasi konten kuesioner dan penyaringan kualitas jawaban responden di survei OHI tidak dijelaskan secara detail oleh konsultan, sehingga kesimpulan hasil survei sulit untuk dinilai representasinya terhadap populasi pegawai Kementerian Keuangan secara keseluruhan.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 21
Berdasarkan beberapa hal di atas, perlu dilakukan evaluasi sekaligus monitoring atas perkembangan kondisi kesehatan organisasi Kementerian Keuangan. Survei persepsi kesehatan organisasi tidak diukur pada survey MOFIN meskipun tercakup pada survei OHI di tahun 2013, karena diasumsikan bahwa persepsi pegawai terhadap outcome kesehatan organisasi tidak mengalami banyak berubah dalam satu tahun, mengingat perubahan persepsi membutuhkan waktu yang panjang. Sebaliknya, praktik-praktik kesehatan organisasi sangat mungkin berubah dalam waktu yang singkat apabila arah dan kebijakan Kementerian Keuangan mengalami perubahan. Karena itu, sebagian besar isi survei MOFIN menilai pendapat pegawai mengenai praktik-praktik kesehatan organisasi yang telah dilaksanakan di Kementerian Keuangan. Koordinasi Pelaksanaan Survei Pelaksanaan survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Unit pelaksana survei kesehatan organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan survei kesehatan organisasi di masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Adapun tugas dari unit pelaksana survei kesehatan organisasi adalah: a. mensosialisasikan pedoman penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan kepada seluruh pegawai di unit eselon I yang bersangkutan; b. mengoordinasikan seluruh tahapan pelaksanaan survei, yaitu sosialisasi, pengisian kuesioner, focus group discussion,dan penyusunan laporan, di unit eselon I yang bersangkutan; c. membantu koordinator survei kesehatan organisasi dalam rangka pencapaian target minimum sampel yang dibutuhkan dari unit eselon I yang bersangkutan;
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 22
d. menyediakan data pendukung untuk penilaian kesehatan organisasi di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan; e. memberikan analisis terhadap hasil survei kesehatan organisasi di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan; dan f. melakukan koordinasi secara terus menerus selama proses pelaksanaan survei dengan koordinator survei kesehatan organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan survei. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survei Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) tahun. Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dilakukan secara serempak dan online kepada seluruh pegawai Kementerian Keuangan, baik di kantor pusat maupun vertikal. Adapun pelaksanaan survei online didukung menggunakan aplikasi survei MOFIN yang dapat diakses melalui laman http://mofin.kemenkeu.go.id. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel survei kesehatan organisasi adalah pegawai Kementerian Keuangan. Sampel pada survei kesehatan organisasi diperoleh menggunakan metode stratified random sampling, dan jumlahnya diperoleh menggunakan formula Slovin sebagai berikut: =
1+
× 0.05
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 23
dimana: n = Jumlah sampel pegawai pada setiap eselon II Kementerian Keuangan N = Jumlah populasi pegawai pada eselon II Kementerian Keuangan Formula Slovin di atas digunakan oleh unit pelaksana survei kesehatan organisasi untuk menghitung jumlah minimum sampel yang dibutuhkan dari unit eselon I yang bersangkutan. Mengingat penghitungan indeks kesehatan organisasidan kedalaman analisis mencapai level eselon II, maka jumlah sampel untuk masing-masing unit eselon I dihitung dari unit terkecil (bottom-up) dengan menjumlahkan sampel yang dibutuhkan pada masing-masing unit eselon II Kementerian Keuangan. Berikut contoh ilustrasi perolehan nilai sampel: Untuk memperoleh jumlah sampel dari Sekretariat Jenderal, jumlah sampel yang dibutuhkan dari masing-masing eselon II dihitung terlebih dahulu. Pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, yang memiliki populasi pegawai sebanyak 72 orang, dibutuhkan jumlah sampel sebagai berikut: =
72 = 61 pegawai 1 + 72(0.05 )
Selanjutnya, jumlah sampel dari Sekretariat Jenderal dihitung dengan menjumlahkan sampel untuk masing-masing unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Secara keseluruhan, jumlah sampel yang dibutuhkan dari Sekretariat Jenderal adalah 1.647 pegawai.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 24
Tabel 2.Contoh Penghitungan Jumlah Sampel untuk Sekretariat Jenderal UNIT ESELON II
Jumlah Sampel
Sekretaris Jenderal Biro Perencanaan dan Keuangan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Biro Sumber Daya Manusia Biro Hukum Biro Bantuan Hukum Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Biro Perlengkapan Biro Umum Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Pusat Investasi Pemerintah Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Sekretariat Pengadilan Pajak Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur Total Sampel Sekretariat Jenderal
1 109 61 305 85 73 99 74 164 180 83 63 46 83 185 34 1 1 1,647
Sumber: Diolah dari data Biro SDM Kemenkeu (2014)
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 25
Instrumen Survei Instrumen survei MOFIN terdiri dari kuesioner yang berisi 111 (seratus sebelas) butir pernyataan praktik kesehatan organisasi dengan 5 (lima) skala pilihan, serta 3 (tiga) pertanyaan terbuka. Selanjutnya, untuk melakukan pendalaman atas hasil survei, focus group discussion akan dilakukan pada beberapa unit eselon I di Kementerian Keuangan yang diprioritaskan untuk dijadikan fokus analisis lanjutan. Kuesioner dapat dijawab dalam waktu 40 hingga 45 menit. Pada bagian pertama, responden diminta untuk memberikan pilihan terhadap pernyataan-pernyataan dengan 5 (lima) pilihan jawaban, yaitu: a. b. c. d. e.
tidak pernah; jarang; sering; selalu; dan tidak Tahu.
Pada bagian kedua, responden diminta memberikan pendapat untuk beberapa pertanyaan terbuka terkait kekuatan dan kelemahan organisasi Kementerian Keuangan serta saran atas metode penilaian kesehatan organisasi. Penyusunan kuesioner telah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Uji validitas, dilakukan untuk menilai kesesuaian butir-butir pernyataan yang telah disusun dalam rangka mengukur kesembilan dimensi kesehatan organisasi. 2. Uji reliabilitas, dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil dari butir-butir pernyataan di dalam kuesioner apabila survei Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 26
kesehatan organisasi diulang pada kelompok responden dan waktu yang berbeda. 3. Uji readability, dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman pegawai atas isi kuesioner dan kejelasan bahasa yang digunakan pada tiap butir pernyataan. 4. Analisis validitas konten, dilakukan untuk meminta pendapat beberapa pakar (profesor) atas kejelasan bahasa yang digunakan pada tiap butir pernyataan yang telah disusun serta kesesuaiannya untuk mengukur kesembilan dimensi kesehatan organisasi. Data kuesioner dikumpulkan secara online menggunakan aplikasi yang dikembangkan oleh Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek). Setiap responden perlu memiliki NIP dan kata kunci (password) yang sesuai dengan data pada aplikasi eperformance Kementerian Keuangan untuk dapat masuk ke dalam aplikasi survei MOFIN. Analisis dan Pelaporan Penilaian Konsistensi Jawaban Responden Untuk menjaga kualitas hasil penelitian, konsistensi para respondenresponden dalam memberikan jawaban dinilai. Penilaian konsistensi responden dilakukan dengan menggunakan metode statistik berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden terhadap 111 (seratus sebelas) butir pernyataan di bagian pertama kuesioner. Responden yang tidak konsisten dalam memberikan jawaban akan dikeluarkan dari daftar responden akhir dan tidak disertakan pada penghitungan skor MOFIN. Penghitungan Skor MOFIN Skor MOFIN untuk level Kementerian Keuangan dihitung untuk:
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 27
1. keseluruhan dimensi kesehatan organisasi; 2. masing-masing dimensi kesehatan organisasi; dan 3. masing-masing praktik kesehatan organisasi, sebagaimana yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Skor MOFIN yang diperoleh untuk ketiga kategori skor di atas dilakukan untuk setiap kelompok responden—seperti unit asal, lokasi, umur, masa jabatan, tingkat pendidikan, dan level jabatan. Focus Group Discussion (FGD) Focus group discussion dilakukan setelah skor MOFIN diperoleh untuk mendalami hasil survei. Kegiatan ini dilakukan pada beberapa unit eselon I yang memiliki hasil survei yang dapat dijadikan fokus analisis lanjutan, khususnya apabila terdapat unit-unit yang memiliki skor praktik kesehatan organisasi yang rendah. Adapun pelaksanaan FGD yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan didukung oleh unit pelaksana survei kesehatan organisasi pada unit eselon I yang berpartisipasi di dalamnya. Kegiatan ini dihadiri paling sedikit oleh tenaga ahli, perwakilan dari Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, serta perwakilan dari unit eselon I yang bersangkutan. Laporan Survei Hasil survei dan FGD penilaian kesehatan organisasi yang telah dilaksanakan dirangkum ke dalam laporan penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Adapun isi dari laporan survei paling kurang mencakup: 1. hasil analisis yang berupa Kementerian Keuangan; dan
Indeks
Kesehatan
Organisasi
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 28
2. skor rincian dari indikator-indikator kesehatan organisasi untuk masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 29
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai tata cara pengisian kuesioner pada survei MOFIN, yang membutuhkan waktu pengisian 40 hingga 45 menit. Dalam mengisi kuesioner, seluruh responden diminta untuk serius dalam mengisi kuesioner yang berdampak pada hasil akhir survei. Dengan demikian, konsistensi jawaban responden akan dievaluasi saat proses penghitungan skor MOFIN dengan tujuan menjaga kualitas hasil survei. Gambar 6 berikut menunjukkan alur proses pengisian survei secara umum. Penjelasan mengenai masing-masing tahapan pengisian survei akan dijelaskan lebih lanjut di beberapa subbab berikutnya. Pada akhir bab ini akan dijelaskan pula beberapa pertanyaan yang sering muncul berikut solusinya. Gambar 6. Alur Pengisian Aplikasi Survei MOFIN
Login
Halaman Muka
Mengisi kuesioner dengan 5 (lima) pilihan
Mengisi pertanyaan terbuka
Simpan dan Selesai
Tata Cara Pengisian Survei MOFIN Login Setiap responden harus memiliki Nomor Induk Pegawai dan kata kunci (password) yang telah terdaftar pada aplikasi e-performance untuk dapat masuk ke dalam aplikasi survei MOFIN. Login dilakukan dengan mengisi NIP dan password sesuai dengan data pada aplikasi e-performance, sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 7, lalu
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 30
klik tombol Login. Apabila telah memasukkan kedua informasi ini dengan benar, responden akan diarahkan ke halaman muka. Apabila tidak dapat Login, mohon hubungi Manajer Kinerja atau unit yang menangani aplikasi e-performance di unit kerja masing-masing agar data pada aplikasi e-performance dapat diperbaharui. Gambar 7. Tampilan Halaman Login
1. Isi NIP 2. Isi password 3. Tekan Login
Halaman Muka Setelah Login, responden diarahkan ke halaman muka. Halaman ini berisi tujuan survei dan tata cara pengisian kuesioner. Responden disarankan untuk membaca seluruh isi halaman muka untuk memahami proses pengisian kuesioner. Selanjutnya, responden melanjutkan ke halaman pengisian kuesioner dengan 5 (lima) skala pilihan dengan menekan tombol Lanjut Mengisi Kuesioner yang terdapat pada bagian bawah sebelah kanan halaman tersebut.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 31
Gambar 8. Tampilan Halaman Muka
Klik tombol Lanjut Mengisi Kuesioner untuk lanjut ke pengisian kuesioner
Mengisi Kuesioner dengan 5 (lima) Skala Pilihan Gambar 9 adalah tampilan halaman kuesioner dengan 5 (lima) skala pilihan. Kuesioner dengan pernyataan-pernyataan mengenai praktik kesehatan organisasi terdiri dari 111 (seratus sebelas) butir pernyataan. Urutan dari keseluruhan pernyataan ini telah diacak sehingga tidak mengikuti dimensi-dimensi maupun indikator-indikator kesehatan organisasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pastikan bahwa responden telah menekan tombol Lanjut agar seluruh jawaban tersimpan di dalam aplikasi survei. Pada kuesioner ini, responden diminta untuk memilih 1 (satu) dari kelima pilihan jawaban: Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 32
a. b. c. d. e.
Tidak Pernah; Jarang; Sering; Selalu; atau Tidak Tahu.
Responden harus memberikan pilihan untuk seluruh pernyataan untuk dapat menyelesaikan survei. Setelah selesai memberikan jawaban, tekan tombol Selanjutnya untuk ke halaman berikutnya. Responden akan diarahkan ke halaman pertanyaan terbuka setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan pada bagian ini. Gambar 9. Tampilan Halaman Kuesioner dengan 5 (Lima) Skala Pilihan
Seluruh pertanyaan harus diisi untuk dapat melanjutkan ke halaman berikutnya
Tekan tombol Selanjutnya untuk ke halaman berikutnya
Mengisi Pertanyaan Terbuka Setelah selesai mengisi kuesioner dengan 5 (lima) skala pilihan, responden akan diarahkan ke halaman yang berisi 3 (tiga) pertanyaan terbuka. Pada halaman ini, responden diminta untuk memberikan kritik, saran, dan masukan mengenai: Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 33
1. Kekuatan apa saja yang harus dibangun oleh Kementerian Keuangan di masa depan? 2. Kelemahan apa saja yang harus diperbaiki oleh Kementerian Keuangan di masa depan? 3. Mohon berikan komentar atau saran atas pelaksanaan survei ini. Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan, pastikan bahwa tombol Simpan dan Selesai telah ditekan agar seluruh jawaban dapat terkirim. Responden tidak diwajibkan untuk mengisi ketiga pertanyaan tersebut, namun partisipasi seluruh responden di dalam mengisi sangat diharapkan sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan di bidang organisasi.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 34
Gambar 10. Tampilan Halaman Pertanyaan Terbuka
Klik tombol Simpan Sementara untuk menyimpan jawaban dan kembali ke survei Klik tombol Simpan dan Selesai untuk menyelesaikan survei
Setelah selesai mengisi ketiga pertanyaan ini, tindak lanjut atas jawaban yang diberikan, responden dapat melakukan: a. menyimpan jawaban sementara, dengan menekan tombol Simpan Sementara; atau b. menyelesaikan survey, dengan menekan tombol Simpan dan Selesai. Perlu diingat bahwa responden tidak dapat kembali ke dalam survei untuk melihat jawaban-jawaban sebelumnya setelah menekan tombol Simpan dan Selesai, sehingga pastikan bahwa seluruh jawaban yang telah diberikan adalah jawaban yang sesungguhnya
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 35
sebelum menekan tombol tersebut. Apabila masih akan mengganti jawaban, responden disarankan untuk memilih Simpan Sementara. Pertanyaan Umum (Frequently Asked Questions) Dalam penggunaan aplikasi survei MOFIN, berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh responden. Q: Setelah saya selesai mengisi kuesioner dan menekan tombol Simpan dan Selesai, apakah Saya masih dapat kembali ke dalam survei dan mengganti jawaban? A: Anda tidak dapat kembali ke isi survei dan mengganti seluruh jawaban apabila telah menekan tombol Simpan dan Selesai. Q: Saya tidak dapat masuk ke dalam aplikasi Survei MOFIN. A: Periksa kembali koneksi internet Anda dan periksa kembali apakah NIP dan password yang Anda masukkan sudah benar. Q: Saya lupa NIP dan/atau password aplikasi e-performance. Apa yang harus saya lakukan? A: Silakan hubungi manajer kinerja atau unit yang menangani aplikasi e-performance di unit kerja Anda agar data Anda dapat diperbarui. Q: Koneksi internet saya terputus di tengah-tengah pengisian survei. Apakah informasi yang sudah saya masukkan tersimpan? A: Seluruh informasi yang telah Anda berikan tetap tersimpan apabila Anda telah menekan tombol Selanjutnya atau Simpan Sementara. Sangat disarankan agar Anda menekan tombol Simpan Sementara sebelum mengerjakan aktivitas lain agar informasi yang Anda berikan tidak hilang apabila koneksi internet Anda terputus. Q: Saya tidak dapat melanjutkan ke halaman berikutnya.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 36
A: Periksa kembali apakah Anda telah mengisi jawaban untuk seluruh pertanyaan di halaman tersebut. Pada kuesioner dengan 5 (lima) pilihan jawaban, Anda diwajibkan untuk mengisi keseluruhan pertanyaan untuk dapat melanjutkan ke halaman berikutnya. Q: Siapa contact person yang dapat saya hubungi apabila saya memiliki pertanyaan terkait pengisian kuesioner MOFIN? A: Anda dapat menyampaikan pertanyaan dengan: 1. mengirimkan e-mail ke
[email protected]; atau 2. berbicara langsung dengan kami pada jam kantor melalui telepon (021) 3846995 Extension 6429; atau datang ke Bagian Organisasi II, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Gedung Djuanda I Lantai 16, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat 10710.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 37
PENUTUP Kementerian Keuangan senantiasa menjaga kinerja tinggi yang berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta senantiasa melakukan usaha-usaha perbaikan dalam aspek penataan organisasi, pengembangan proses bisnis, serta pengelolaan Sumber Daya Manusia dan infrastruktur informasi dan teknologi. Untuk melaksanakan hal-hal tersebut, diperlukan suatu pengukuran tingkat kesehatan organisasi yang objektif, sehingga aspek-aspek organisasi yang perlu diperbaiki dapat terdeteksi secara cepat dan akurat. Survei MOFIN dapat menjadi alat diagnostik awal mengenai tingkat kesehatan organisasi Kementerian Keuangan secara keseluruhan. Survei ini akan menjadi bahan masukan di dalam pengambilan keputusan di bidang organisasi untuk Kementerian Keuangan. Dalam rangka mengevaluasi kesehatan organisasi yang dapat mendukung peningkatan kinerja, Survei MOFIN perlu dilaksanakan secara rutin. Oleh karena itu, seluruh pegawai Kementerian Keuangan diharapkan secara aktif berpartisipasi dalam mengisi survei dimaksud. Selanjutnya, seluruh unit eselon I diharapkan untuk senantiasa mendorong upaya-upaya peningkatan kesehatan organisasi dan meningkatkan skor praktik kesehatan organisasi yang dirasakan masih kurang optimal dengan menyusun program-program baru sehingga target nilai survei kesehatan organisasi dapat terpenuhi.
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 38
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 39
Booklet Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan | 40