DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......................................................................................................... i DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Landasan Hukum
1.3.
Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
1.4.
Maksud dan Tujuan
1.5.
Sistematika Penulisan
BAB II
.............................................................................. I-1 .......................................................................... I-2 ..I-5
...................................................................... I-6 .................................................................... I-7
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.
Aspek Geografis dan Demografi
2.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3.
Aspek Pelayanan Umum
............................................................... II-29
2.4.
Aspek Daya Saing Daerah
.............................................................. II-46
BAB Ill
..................................................... II-3
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
3.1
Permasalahan Pembangunan Daerah
3.2
Isu Strategis
BAB lV
................................................. II-15
............................................ lll-1
................................................................................... lll-9
VISI DAN MISI DAERAH
4.1
Visi
................................................................................................ lV-1
4.2
Misi
................................................................................................ lV-3
4.3
Tujuan dan Sasaran
........................................................................ lV-5 i
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
5.1
Arah Kebijakan Pembangunan dan Sasaran Pokok .......................... V-1
5.2
Tahapan dan Prioritas
BAB VI
.................................................................... V-13
KAIDAH PELAKSANAAN
6.1
Prinsip-Prinsip Kaidah Pelaksanaan ................................................. Vl-2
6.2
Perubahan Dokumen Perencanaan
BAB Vll 7.1
................................................ Vl-3
PENUTUP Penutup
......................................................................................... Vll-1
ii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 – 2009 ……………………………………………… ll-17
Tabel 2.2.
Kontributor Pembentukan PDRB Kabupaten Lingga Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 – 2009 ……………………………………………… ll-17
Tabel 2.3.
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Rasio Gini Di Kabupaten Lingga, 2007 – 2010
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Miskin, Nilai P0, P1 dan P2 Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau, 2011
Tabel 2.5.
……………………………………………… ll-20 ……………………………………………… ll-22
Indeks Pembangunan Manusia/Kota/Propinsi Se-Kepulauan Riau Dan Indonesia, serta Peringkatnya Tahun 2009 …………………………….. ll-25
Tabel 2.6.
Presentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin ………………………………………………………………………… ll-26
Tabel 2.7.
Prentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Dan Jenis Kelamin ………………………………. ll-27
Tabel 2.8.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Lingga Tahun 2009 …………………………………………………………………………………. ll-28
Tabel 2.9.
Jumlah Murid, Sekolah dan Rasio Murid Sekolah Menurut Jenjang Tahun 2009 …………………………………………………………………………………..ll-32
Tabel 2.10 Jumlah Murid, Guru dan Rasio Murid Guru Menurut Jenjang .................. Pendidikan Tahun 2009 ……………………………………………………………….. ll-32 Tabel 2.11. Panjang dan Status Jalan Tahun 2007 -2009 ……………………………….. ll-34 Tabel 2.12. Nama Pelabuhan Laut Menurut Kelas dan Peranannya ……………….. ll-35 Tabel 2.13 Luas Dan Presentase Hutan Menurut Fungsi Tahun 2010 ……………. ll-43 Tabel 2.14 Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) ……………………………………………………… ll-47 iii
Tabel 2.15 Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) ……………………………………… ll-48 Tabel 2.16 Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum dan Tenaga Kerja Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga 2008-2009 .. ll-51 Tabel 2.17 Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum dan Tenaga Kerja Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2009 ………………………………………………………………………………… ll- 52 Tabel 2.18 Banyaknya Air Minum Yang di Salurkan Menurut Kategori Pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga Tahun 2008 – 2009 …………………………………………………………………….. ll-52 Tabel 2.19 Banyaknya Air Minum Yang di Salurkan Menurut Kategori Pelanggan Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep 2009 …… ll-53 Tabel 3.1
Tahapan dan Skala Priritas Pembangunan RPJPN 2005 – 2025 ……. lll-11
Tabel 5.1
Indikator Kinerja Pembagunan Jangka Panjang Kabupaten Lingga 2005 – 2025 ………………………………………………….
iv
V-12
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya...
I-6
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kabupaten Lingga.............................................. .......
II-4
Gambar 2.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lingga, 1990 - 2010 ....... II-13
Gambar 2.3
Diagram Presentase Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Angkatan Kerja Tahun 2009 ……………………………………. ll-14
Gambar 2.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga Tahun 2005 - 2009 II-16
Gambar 2.5
Presentase Pengeluaran Rata-rata Per kapita Penduduk selama Sebulan di Kabupaten Lingga …………………………………………………… ll-19
Gambar 2.6
Perkembangan Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lingga Tahun 2008 - 2011 ………………………………………
ll-21
Gambar 2.7
Nilai IPM Kabupaten Lingga Tahun 2004 – 2009 ……………………..
II-24
Gambar 2.8
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 …………………………………………………………… ll-31
Gambar 2.9
Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Bulan di Pelabuhan Dabo, Daik, dan Senayang Tahun 2010 (Orang) ……………………………………. . ll-35
Gambar 2.10 Jumlah Arus Penumpang Domestik Yang Berangkat dan Datang Menurut Bulan di bandara Dabo Singkep, 2010 (Orang) ……………. ll-36 Gambar 2.11 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Tahun 2010 ………………………………. ll-37 Gambar 2.12 Jumlah Produksi Palawija Menurut Komoditi Tahun 2010 …………… ll-40 Gambar 2.13 Jumlah Produksi Perkebunan Menurut Komoditi di Kabupaten Lingga, 2010 (TON) ……………………………………………………………………..ll-41 Gambar 2.14 Jumlah Produksi Perikanan Laut Tahun 2002 – 2010 (TON) ........... ll-42 Gambar 2.15 Banyaknya Objek Wisata Menurut Kecamatan di kabupaten Lingga Tahun 2008 – 2009 …………………………………………………………. ll-44
v
Gambar 2.16 Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Kabupaten Lingga, Tahun 2006 – 2010 (US$) ………………………………………………………….. ll-45 Gambar 2.17 Perkembangan Nilai Impor Melalui Kabupaten Lingga, Tahun 2006 – 2010 (US$) ………………………………………………………….. ll-45 Gambar 2.18 Jumlah Produksi Listrik Pada PT. PLN Tahun 2001 – 2010 (KWH) …ll-50 Gambar 2.19 Kapasitas Produksi Air Minum di Perusahaan Air Minum Menurut Bulan Tahun 2010 (M3) ……………………………………………… ll-51 Gambar 5.1
Agenda/ Tema Pembangunan Jangka panjang Kabupaten Lingga 2005 -2025 ……………………………………………………………………. V-2
vi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sejak era otonomi daerah diberlakukan, pemerintah daerah
mengatur dan mengurus sendiri urusannya menurut asas otonomi dan
tugas
pembantuan.
Dengan
pemahaman
yang
lebih
baik
terhadap permasalahan pembangunan dan isu strategis masingmasing daerah, diharapkan kebijakan pembangunan dapat lebih sesuai dengan prioritas masing-masing daerah yang selanjutnya dapat
menyelenggarakan
pembangunan
daerah
yang
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
peningkatan
pelayanan,
pemberdayaan
dan
peran
mampu melalui serta
masyarakat. Di sini, penyeleggaraan otonomi daerah diharapkan mampu
meningkatkan
demokrasi,
daya
saing
pemerataan,
daerah,
keadilan
melalui
dalam
prinsip
pembangunan,
meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumberdaya daerah. Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun perencanaan pembangunan, baik jangka panjang, jangka menengah, dan perencanaan tahunan. Penyelenggaraan pembangunan daerah dilakukan secara integral dengan pembangunan nasional. Pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dinyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah disusun perencanaan pembangunan
daerah
sebagai
perencanaan
pembangunan
satu
nasional.
kesatuan
dalam
Selanjutnya,
sistem
pelaksanaan
ketentuan Pasal 154 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, telah terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
I- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam undang-undang dan
peraturan
pemerintah
Pemerintah
Daerah
pembangunan
daerah,
tersebut
untuk
mengamanatkan
menyusun
yang
salah
dokumen
satunya
kepada
perencanaan
adalah
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). RPJPD disusun untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah. RPJPD kabupaten/kota disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. Dalam upaya mencapai tujuan utama pembangunan Kabupaten Lingga
maka
perlu
disusun
dokumen
perencanaan
pembangunan
jangka panjang dengan memperhatikan karakteristik dan potensi Kabupaten
Lingga.
Dokumen
tersebut
memuat
tahapan-tahapan
pembangunan secara sistematis dan komprehensif yang dituangkan dalam dokumen RPJPD Kabupaten Lingga. RPJPD Kabupaten Lingga ini telah disusun sesuai dengan tahapan yang berlaku dan dalam sistematika
penulisan
telah
mengacu
pada
Peraturan
Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Penyusunan,
Nomor
8
Tahun
Pengendalian,
2008 dan
tentang
Evaluasi
Tahapan,
Tatacara
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah.
1.2
Landasan Hukum Landasan
penyusunan
revisi
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2005–2025 adalah: a. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4341);
I- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4355); d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan
Tanggungjawab
Keuangan
Negara(Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Repubublik Indonesia Nomor 4400); e. Undang-Undang Perencanaan Republik
Nomor
25
Tahun
Pembangunan
Indonesia
2004
tentang
Sistem
Nasional(Lembaran
tahun
2004
Nomor
Negara
104,
Tambahan
Lembaran Negara Repubublik Indonesia Nomor 4421); f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
125
Tahun 2004, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437)
sebagaimana
terakhir
dengan
tentang
Perubahan
telah
diubah
Undang-undang kedua
atas
beberapa
Nomor
12
Tahun
Undang-Undang
kali, 2008
Nomor
32
tahun 2004 tentang pemerintah daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2008
Nomor
59,
Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara
RI
Tahun
2004
Nomor
126,
Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4438); h. Undang-Undang Pembangunan
Nomor Jangka
17
Tahun
Panjang
2007
Nasional
tentang Tahun
Rencana 2005–2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); i. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); j. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
I- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); k. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011, tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); l. Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); m. Peraturan
Pemerintah
Pengelolaan
Nomor
Keuangan
58
Daerah
Tahun
(Lembaran
2005
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); n. Peraturan
Pemerintah
Nomor
38
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
Tahun
2007
Antara
dan
tentang
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor
82,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4737); o. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan
Penyusunan, Rencana
Pemerintahan
Pengendalian,
Pembangunan
Dan
Daerah
Daerah,
Evaluasi
(Lembaran
Tatacara
Pelaksanaan
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); p. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2008
Nomor
21,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); q. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
I- 4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
r. Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
54
Tahun
2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi
(Lembaran
Pelaksanaan
Negara
Republik
Rencana
Pembangunan
Indonesia
Tahun
Daerah
2010
Nomor
517); s. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025; dan t. Peraturan tentang
Daerah
Kabupaten
Rencana
Tata
Lingga
Ruang
Nomor
Wilayah
2
Tahun
Kabupaten
2013
Lingga
Tahun 2011-2031.
1.3
Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Sesuai
maka
dengan
kedudukan
Sistem
RPJPD
Perencanaan
Kabupaten
Pembangunan
Lingga
Tahun
Nasional 2005–2025
merupakan satu bagian yang utuh dari perencanaan pembangunan tingkat provinsi dan nasional. RPJPD Kabupaten Lingga disusun dengan mengacu pada RPJPD Provinsi Kepulauan Riau dan RPJP Nasional. Hal ini demi menjamin sinkronisasi dalam perencanaan pembangunan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, dengan tetap mengupayakan pengembangan secara optimal segenap potensi aspirasi
Kabupaten
Lingga
masyarakat
sesuai
untuk
dengan
mencapatai
kondisi
daerah
dan
tujuan
pembangunan
daerah. Selanjutnya,
RPJPD
Kabupaten
Lingga
kemudian
menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan. Untuk lebih jelasnya, posisi dan alur hubungan RPJPD dengan
dokumen
perencanaan
lainnya
terlihat
pada
gambar
berikut ini:
I- 5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Gambar. G-I.1 Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1 TAHUN
5 TAHUN
20 TAHUN
RKP
RPJMN
RPJPN
RENSTRA K/L
RENJA K/L
RPJMD PROV KEPRI
RPJPD PROV KEPRI
RKPD PROV KEPRI
RENJA SKPD PROV KEPRI
RENSTRA SKPD PROV KEPRI
RPJP Kab. Lingga
RPJMD Kab. Lingga
RKPD Kab. Lingga
RENSTRA SKPD Kab. Lingga
1.4
RENJA SKPD Kab. Lingga
Maksud dan Tujuan RPJPD Kabupaten Lingga 2005–2025 disusun dengan maksud
untuk
memberikan
pemerintah
daerah
arah dan
dan
acuan
masyarakat
bagi
segenap
Kabupaten
komponen
Lingga
dalam
mewujudkan tujuan pembangunan sesuai dengan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan dalam periode 20 (dua puluh) tahun. Tujuan
penyusunan
RPJPD
Kabupaten
Lingga
2005–2025
adalah: 1. Memberikan
arah
pembangunan
jangka
panjang
dan
sasaran
pokok sebagai pedoman penyusunan RPJMD.
I- 6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau. 3. Sebagai pedoman bagi masing-masing pelaku pembangunan yang bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.
1.5
Sistematika Penulisan Rencana
Lingga
Tahun
Pembangunan 2005-2025
Jangka disusun
Panjang dengan
Daerah
Kabupaten
sistematika
sebagai
berikut: BAB I
Pendahuluan; berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan RPJPD, landasan hukum, dan hubungan RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya.
BAB II
Gambaran Umum Kondisi Daerah; menggambarkan kondisi umum daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
BAB III
Analisis Isu-isu Strategis; mengemukakan permasalahan pembangunan, isu/kebijakan internasional, nasional, regional dan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Lingga.
BAB IV
Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang; memuat pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah.
BAB V
Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang; berisi arah kebijakan pembangunan, sasaran pokok masingmasing arah kebijakan pembangunan dan tahapan pembangunan.
BAB VI
Kaidah Pelaksanaan; berisi prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi hasil RPJPD.
Bab VII
Penutup; merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang RPJPD Kabupaten Lingga.
I- 7
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambaran Umum kondisi daerah Kabupaten Lingga memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten Lingga secara umum. Gambaran umum tersebut menjadi pijakan
awal
penyusunan
rencana
pembangunan
20
(dua
puluh)tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah
dari
aspek
geografi
dan
demografi,
kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Sebagaimana kita ketahui bersama, Kabupaten Lingga telah dikenal beberapa abad silam sebagai Kerajaan Melayu Lingga dan mendapat julukan “Negeri Bunda Tanah Melayu”. Pada kurun waktu 1722-1911,
terdapat
dua
kerajaan
melayu
yang
berkuasa
dan
berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaan dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Sebelum Kerajaan
ditandatanganinya
Melayu
tersebut
Treaty
dilebur
of
London,
menjadi
maka
satu
kedua
sehingga
kerajaan tersebut menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura, dan sebagian
kecil
wilayah
Indragiri
Hilir.
Pusat
kerajaan
terletak di wilayah Pulau Penyangat dan menjadi terkenal di seluruh wilayah nusantara dan juga kawasan Sepenanjung Malaka. Setelah
Sultan
Riau
Hindia
Belanda
meninggal
menempatkan
pada
tahun
amir-amirnya
1911,
Pemerintah
sebagai
Districh
Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk
daerah
yang
agak
kecil.
Pemerintah
Hindia
Belanda
akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk
II-1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi dua afdelling yaitu: Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau– Lingga,
Indragiri
beradadi
wilayah
Hilir,
dan
Kateman
Tanjungpinang
dan
yang
kedudukannya
sebagai
penguasanya
ditunjuk seorang Residen. Berdasarkan
Surat
Keputusan
dari
delegasi
Republik
Indonesia (RI) maka Propinsi Sumatera Tengah pada tanggal 18 Mei 1950 menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi empat daerah kewedanan sebagai berikut: 1.
Kewedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan
(termasuk
Kecamatan
Bintan
Timur,
Galang,
Tanjungpinang Barat, dan Tanjungpinang Timur sekarang). 2. Kewedanan
Karimun
meliputi
wilayah
meliputi
wilayah
Kecamatan
Karimun,
Kundur, dan Moro. 3. Kewedanan
Lingga
Kecamatan
Lingga,
Kecamatan Singkep, dan Kecamatan Senayang. 4.
Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan,
Midai,
Serasan,
Tambelan,
Bunguran
Barat
dan
Bunguran Timur. Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur. Berdasarkan Undang - Undang No. 53 Tahun 1999 dan UU No. 13 Tahun 2000, Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3
kabupaten
yang
Kabupaten
Karimun
Kepulauan
Riau
Kecamatan
Singkep,
Kecamatan
Teluk
terdiri dan
hanya
dari:
Kabupaten
Kabupaten meliputi
Kecamatan
Bintan,
Natuna. 9
Wilayah
kecamatan
Lingga,
Kecamatan
Kepulauan
Kabupaten
saja,meliputi:
Kecamatan
Bintan
Riau,
Utara,
Senayang, Kecamatan
II-2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Bintan
Timur,
Barat,
dan
Kecamatan
Kecamatan
Tambelan,
Kecamatan
Tanjungpinang
Timur.
Tanjungpinang
Kemudian
dengan
diterbitkannya Undang - Undang No. 5 tahun 2001, maka Kota Administratif Tanjungpinang berubah menjadi Kota Tanjungpinang yang
mana
statusnya
sama
dengan
kabupaten
yang
membawahi
Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur. Dengan demikian, Kecamatan Utara,
maka
Kabupaten
Singkep,
Bintan
dibentuklah
Kepulauan
Riau
hanya
Senayang,
Teluk
Bintan,
Lingga,
Timur
Kabupaten
dan
Tambelan.Pada
Lingga
sesuai
akhir
dengan
UU
meliputi Bintan
tahun No.
2003
31/2003
tanggal 18 Desember 2003, yang mana memiliki wilayah Kecamatan Singkep, Singkep Barat, Lingga, Lingga Utara dan Senayang.
1.1. Aspek Geografis dan Demografi Aspek geografi dan geografi mengambarkan karateristik lokasi wilayah pengembangan wilayah, kerentanaan wilayah dan domegrafi Kabupaten Lingga. Kabupaten
Lingga
terletak
di
antara
0
derajat
20
menit
Lintang Utara dengan 0 derajat 40 menit Lintang Selatan dan 104 derajat Bujur Timur dan 105 derajat Bujur Timur. Luas wilayah daratan dan lautan mencapai 45.456,7162 km persegi dengan luas daratan 2.117,72 km persegi dan lautan 43.338,9962 km persegi. Wilayahnya terdiri dari 531 buah pulau besar dan kecil. Tidak kurang dari 95 buah diantaranya sudah dihuni, sedangkan sisanya 436
buah
walaupun
belum
berpenghuni
untuk
berbagai
aktifitas
dimanfaatkan
sebagiannya kegiatan
sudah
pertanian,
khususnya pada usaha perkebunan. Kabupaten Lingga secara administrasi berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Kota Batam dan laut Cina Selatan;
Sebelah Selatan
: Laut Bangka dan Selat Berhala;
II-3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Sebelah Barat
: Laut Indragiri Hilir;
Sebelah Timur
: Laut Cina Selatan. Gambar. G-II.1 Peta Wilayah Kabupaten Lingga
Sumber: Dokumen LPPD Kab. Lingga, 2010 1.1.1.
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Karateristik
lokasi
dan
wilayah
pada
sub
bab
ini
menjelaskan tentang luas dan batas wilayah serta letak dan kondisi geografis Kabupaten Lingga. a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
II-4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Berdasarkan
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
31
tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan
Riau,
Kabupaten
Lingga
mempunyai
luas
wilayah
daratan dan lautan mencapai 211,772 km2 dengan luas daratan 2.117,72 km2(1%)dan lautan 209,654 km2 (99%). Jumlah pulau yang terdapat di Kabupaten Lingga sebanyak 604
pulau
kecil,
518
dengan
87
pulau
berpenghuni
dan
besar dan buah
pulau
diantaranya belum berpenghuni.
b. Letak dan Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Lingga terletak di antara0° 00’ - 1° 00’ Lintang
Selatan dan 103° 30’
- 105°00’Bujur
Timur. Topografi Jika dilihat dari topografinya, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan
Pertanahan
Nasional
(BPN),
terdapat
73.947
ha
yang
berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah datarnya hanya sekitar memiliki kawasan
11.015
ha.Pada
kemiringan perkotaan,
dasarnya,
yang karena
ideal
wilayah
untuk
hampir
Kebupaten
dikembangkan
mencapai
65
%,
Lingga sebagai wilayah
kabupaten Lingga berada dalam kemiringan 0–2 %, disusul oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40 % yaitu mencapai hampir 17%. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah podsolik merah kuning, litosol, dan organosol. Adapun lapisan tanahnya berstruktur remah sampai gumpal. Sedangkan lapisan bawahnya berselaput liat dan teguh. Sementara untuk jenis batu - batuannya, batuan Pluton Asam (Acid Pluton) yang berupa batuan sejenis granit tersebar pada kawasan Gunung Daik
II-5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 di bagian barat Pulau Lingga, selain itu terdapat juga batuan endapan dari Zaman Prateseiser yang tersebar di seluruh Pulau Lingga. Geomorfologi Berdasarkan daerah
bentuk
penyelidikan
bentang
dapat
alam
dibagi
dan
sudut
menjadi
6
lerengnya,
(enam)
satuan
morfologi, yaitu:
1) Dataran Merupakan daerah dataran aluvial sungai dengan kemiringan lereng medan antara 0-5% (0-30), ketinggian wilayah antara 18-45
meter
di
atas
permukaan
laut.
Pada
daerah
yang
termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai tingkat erosi sangat
rendah.
Penyebaran
satuan
ini
adalah
di
bagian
timurdaerah pemetaan.
2) Perbukitan bereliefhalus Satuan
morfologi
ini
mempunyai
bentuk
permukaan
bergelombang halus dengan kemiringan lereng medan 5-15% (380),
ketinggian
wilayah
antara
45
-144
meter
di
atas
permukaan laut. Pada daerah yang termasuk ke dalam satuan morfologi ini mempunyai tingkat erosi rendah. Perbukitan berelief sedang Satuan
morfologi
ini
mempunyai
bentuk
permukaan
bergelombang sedang dengan kemiringan lereng medan 15-30% (8-170)
dengan
permukaan
laut.
morfologi
ini
ketinggian Pada
wilayah
daerah
mempunyai
yang
tingkat
150-400 termasuk erosi
meter dalam rendah
di
atas
satuan sampai
menengah.
3) Perbukitan berelief agak kasar
II-6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Satuan
morfologi
ini
mempunyai
bentuk
permukaan
bergelombang agak kasar dengan kemiringan lereng 30 - 50% (17 - 270),dengan ketinggian wilayah 200- 550 meter di atas permukaan
laut.
Pada
daerah
yang
termasuk
dalam
satuan
morfologi ini mempunyai tingkat erosi menengah.
4) Perbukitan bereliefkasar Satuan
morfologi
ini
mempunyai
bentuk
permukaan
bergelombang kasar dengan kemiringan lereng 50 - 70% (27 360),dengan permukaan
ketinggian laut.
Pada
wilayah daerah
225-
yang
644
meter
termasuk
di
dalam
atas satuan
morfologi ini mempunyai tingkat erosi tinggi.
5) Perbukitan bereliefsangat kasar sampai hampir tegak Satuan
morfologi
ini
mempunyai
bentuk
permukaan
bergelombang sangat kasar dengan kemiringan lereng lebih besar dari 70% (>360), dengan ketinggian wilayah 262 - 815 meter di atas permukaan laut. Pada daerah yang termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai tingkat erosi sangat tinggi, terutama erosi vertikalnya. Iklim dan Hidrologi Kabupaten Lingga mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan rata-rata 216,7 mm sepanjang tahun 2009. Setiap
bulannya
curah
hujan
cenderung
bervariasi.
Sementara
pada bulan desember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak. Berdasarkan
data–data
yang
ada
dapat
diketahui
bahwa
iklim di daerah Lingga mempunyai sifat-sifat yaitu suhu ratarata 26,8⁰C; kelembaban relatif rata-rata 84%; Kecepatan angin rata-rata
5
knot;
tekanan
udara
rata-rata
1009,4
millibar;jumlah curah hujan rata-rata 13,5mm/hari. Kabupaten Lingga dialiri oleh sungai-sungai yang menjadi potensi sumber
II-7
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 air bagi pemenuhan kebutuhan air baik bagi pertanian ataupun kegiatan yang lainnnya. Di Kabupaten Lingga mempunyai potensi air yang surplus sepanjang tahun, dengan jumlah curah hujan yang
berkisar
antara
2000-3500
mm/thn
dengan
kondisi
air
surplus maka potensi sumber daya air cukup besar yang dapat dimanfaatkan, Ketinggian Ketinggian di kabupaten Lingga berkisar antara 01.272 mdpl, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Nasional
Berdasarkan
(BPN),
terdapat
data
dari
73.947
ha
Badan
yang
Pertanahan
berupa
daerah
berbukit-bukit, sementara daerah datarnya hanya sekitar 11.015 ha. Kemampuan Lahan Berbagai aspek geologi tata lingkungan yang ditemui di Kabupaten Lingga antara lain, kemampuan lahan hidrogeologi, kemampuan lahan morfologi - kestabilan lereng, kemampuan lahan pertambangan dan kemampuan lahan bencana alam. Sebagai dasar dalam
melakukan
pedoman
adalah
geologi
yang
periode
kuarter
analisis peta
kemampuan
geologi
memperlihatkan sampai
lahan
kuarter proses
sekarang
digunakan
yang
merupakan
pembentukan
sehingga
sebagai peta
alam
pada
informasi
yang
diperoleh akan lebih relevan. a) Kemampuan Lahan Morfologi-Kestabilan Lereng Kestabilan
lereng
erat
kaitannya
dengan
morfologi
dan
sifat batuan/tanah. Untuk wilayah Kabupaten Lingga, sifat tanah/batuan pada umumnya juga dapat dikatakan stabil, kecuali wilayah yang terdiri dari endapan lempung laut (M), serta endapan sungai yang muda. b) Kemampuan Lahan Sumber Air
II-8
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Kemampuan lahan hidrogeologi didasarkan kondisi topografi (morfologi), jenis batuan dan pola aliran sungai, juga kenampakannya di lapangan. Kemampuan lahan hidrogeologi Kabupaten
Lingga
adalah
kemampuan
lahan
mata
air,kemampuan lahan air tanah dangkal dan kemampuan lahan air daerah pantai. c) Kemampuan Lahan Mata Air Suatu mata
wilayah air
di
yang
berfungsi
permukaan.
sebagai
Biasanya
pada
tempat lereng
munculnya punggung
perbukitan, dicirikan oleh mulai berkembangnya sungai di beberapa
tempat
dapat
pula
dikontrol
oleh
perselingan
litologi. Pola aliran meandering mulai sedikit tampak tetapi disini proses
sedimentasi
umumnya
belum
terjadi
kecuali
pada
sungai-sungai yang agak besar, kemampuan lahan mata air berpengaruh regional dalam kesetimbangan air khususnya air permukaan. Wilayah
di
Kabupaten
Lingga
yang
memiliki
kemampuan
sebagai lahan mata air adalah diantaranya Sungai Sergang di Kecamatan Singkep, Pelakak Kecamatan Singkep, Pulau Penuba Kecamatan Lingga, Kampung Putus Kecamatan Lingga, sekitar Sungai KetonKecamatan Lingga, Kudung Kecamatan Lingga, Teluk tebing Kecamatan Lingga Utara, dan sekitar Limbong dan Sungai Limbong Kecamatan Lingga Utara. d) Kemampuan Lahan Air Tanah Bebas Kemampuan lahan air tanah bebas adalah suatu wilayah yang didominasi
oleh
kedalaman
mukaair
tanah
bebas
sampai
dangkal. Biasanya pada daerah landaian sampai dataran, dicirikan oleh pola aliran sungai yang kadang meandering dengan
diisi
oleh
proses
sedimentasi
fluvial.
Proses
II-9
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 erosi lateral sudah nyata berkembang membentuk penampang sungai U. Kemampuan lahan air tanah bebas mempunyai pengaruh atas ketersedian
air
tanah
dangkal
yang
sangat
bermanfaat
untuk kehidupan. Litologi di daerah ini berupa endapan aluvial yaitu endapan limpah banjir dan endapan sungai muda (sungai aktif). Batuan di daerah zona air tanah bebas
ini
umumnya
telah
lapuk
menjadi
lempung
(tanah
liat) berwarna abu-abu kecoklatan. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Lingga mempunyai zona lahan air tanah bebas (zona air tanah dangkal). e) Kemampuan Lahan Hidrologi Pantai Kemampuan lahan hidrologi pantai adalah suatuwilayah yang berfungsi sebagai daerah pantai serta fungsi pelestarian air tanah tawar. Fisiografinya datar serta litologinya aluvium pantai. Bentuk sungai menganyam dan dimuaranya terbentuk endapan delta ataupun tidak. Proses sedimentasi kuat dan arus lemah. Kemampuan lahan hidrologi pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan abrasi air laut,
yang
termasuk
kawasan
pantai
adalah
sepanjang
pantai timur dan utara Lingga termasuk Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Lingga bagian Selatan. Kemampuan lahan hidrologi pantai ini dibagi dua zona, yaitu zona pantai sendiri dan zona rawa.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten dikembangkan pembangunan
Lingga demi
memiliki
sejumlah
kesejahteraan
Kabupaten
Lingga
itu
potensi
yang
perlu
masyarakat
serta
kemajuan
sendiri,
beberapa
potensi
II-10
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 terdapat
pada
perikanan
dan
sektor
pertanian,
pariwisata.Potensi
perkebunan,kehutanan,
pengembangan
kawasan
di
Kabupaten Lingga di klasifikasikan menjadi 3 kawasan strategis yaitu:
kawasan
strategis
dari
sudut
kepentingan
ekonomi,
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, dan kawasan
strategis
dari
sudut
kepentingan
fungsi
dan
daya
dukung lingkungan. Pengembangan pembangunan kawasan tersebut dalam pembangunan jangka panjang diselaraskan dengan rencana rencana tata ruang wilayah Kabupaten Lingga.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Di
beberapa
wilayah
Kabupaten
Lingga
yang
meliputi
Kecamatan Lingga dan sebagian kecil di Kecamatan Lingga Utara serta Kecamatan Singkep, terindikasi termasuk wilayah rawan bencana,
terutama
wilayah
yang
memiliki
kemiringan
lereng
lebih besar dari 70% (>360), ketinggian wilayah 262-815 meter di
atas
permukaan
laut,
dan
tingkat
erosi
sangat
tinggi
terutama erosi vertikalnya. Dengan rasio luas daratan 2.117,72 km2(1 %)dan lautan 209,654 km2 (99%). Dapat dipastikan ancaman abrasi laut didukung dengan perubahan cuaca yang ekstrim dapat saja terjadi. Aktivitas pembangunan
penambangan
yang
terus
timah,
meningkat,
pembabatan akan
menuntut
hutan
dan
dibukanya
jaringan jalan lintas wilayah perkotaan pedesaan dan fasilitas publik lainnya, sehingga dapat dipastikan jika tidak dilakukan pengendalian ekosistem
secara
lingkungan
baik
maka
hidup.
akan
mempercepat
Kerusakan
kerusakan
ekosistem
dengan
mengeksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali akan cenderung menimbulkan bencana longsor dan banjir. Bencana gempa bumi, air pasang, angin ribut walaupun tidak dapat diprediksi kejadiannya juga masih menjadi tantangan di
II-11
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 masa 20 tahun mendatang, sehingga upaya-upaya penanggulangan bencana Lingga
dan
penyadaran
merupakan
masyarakat
daerah
yang
bahwa
rawan
wilayah
bencana
Kabupaten
harus
terus
dilakukan.
2.1.4. Demografi Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari suatu pembangunan, Haluan
sebagaiman
Negara
(GBHN).
tertuang
dalam
Pembangunan
yang
Garis-Garis
Besar
dilaksanakan
adalah
dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya, untuk itu, maka pemerintah pusat telah melaksanakan berbagai usaha dalam rabgka untuk memecahkan masalah kependudukan. Salah satu usaha untuk
menekan
laju
pertumbuhan
penduduk
tersebut
dilakukan
pemerintah melalui program Keluarga Berencana (KB) Jumlah
penduduk
di
Kabupaten
Lingga
meningkat
yaitu
sebesar 0,95% bila dibandingkan tahun 2004, dimana pada tahun 2009
berjumlah
85,867
jiwa,
sedangkan
pada
tahun
2004
berjumlah 81,898 jiwa. Dengan tingkat kepadatan penduduk 39 jiwa per km2. Jumlah setiap Menurut
penduduk
tahun hasil
tidak
yang
begitu
diimbangi
Sensus
Penduduk
besar dengan
2010
dan
terus
bertambah
persebaran
penduduk.
penduduk
dari
Kabupaten
Lingga tercatat 86.244 jiwa dengan kepadatan penduduk 41 jiwa per km2. Dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2000 penduduk Kabupaten Lingga bertambah sebanyak 6.793 jiwa. Penduduk
terbanyak
dan
kepadatan
tertinggi
tercatat
di
Kecamatan Singkep yaitu sebanyak 28.005 jiwa dengan kepadatan 57 jiwa per km2. Kecamatan yang memiliji penduduk paling rendah adalah
Kecamatan
Lingga
Utara
yaitu
10.186
jiwa
dengan
2.
kepadatan 36 jiwa per km
II-12
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN LINGGA, 1990 - 2010 1.50 1.23
1.00
0.82
0.50 0.24
0.00
1990
2000
2010
Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kepadatan penduduk tahun 2009–2030, kepadatan penduduk tahun 2025 di Kabupaten Lingga
secara menyeluruh masih berada di bawah 1 jiwa/Ha,
atau 83 jiwa/Km2. Kecamatan Lingga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah/kecil, yaitu hanya sebesar 47 jiwa/Km2. Dilihat dari kategori kepadatan penduduk, kepadatan penduduk Kabupaten Lingga baik dirinci perkecamatan atau untuk kabupaten
pada
akhir
tahun
rencana
(tahun
2025)
tergolong
kedalam kepadatan penduduk dengan kategori “rendah”. Kapasitas/daya penduduk
tahun
menampung
tampung
2030,
jumlah
secara
penduduk
174.942
jiwa.
Begitu
tampung
semua
kecamatan
tahun
2030
mendatang
yang
bertambah.
Kabupaten
juga
Meskipun
“masih
pada
tahun
bila
dirinci
yang
masih
umum
Lingga
ada
dapat begitu
di
terhadap
jumlah
mencukupi”
untuk
2030
yang
perkecamatan,
Kabupaten
menampung perlu
berjumlah
Lingga
jumlah
dilakukan
daya pada
penduduk arahan
penyebaran penduduk agar merata dan tidak hanya terkonsentrasi di suatu tempat. Ketenagakerjaan Data tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja hampir berbanding
II-13
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 sama dengan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja. Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja sebanyak 36.219 jiwa (26,378%) dan jumlah penduduk bukan angkatan kerja sebanyak 37.223 jiwa (42,14%). Dalam kurun waktu 5 tahun (2004-2008) secara
persentase
terjadi
peningkatan
yang
tidak
terlalu
besar, hanya berkisar 5–6% untuk jumlah penduduk berdasarkan angkatan
kerja.
Dan
dengan
mengasumsikan
bahwa
persentase
angkatan kerja serta bukan angkatan kerja pada Tahun 2008 sama dengan
Tahun
2009,
maka
jumlah
penduduk
angkatan
kerja
di
Kabupaten Lingga laki – laki adalah 34.159 jiwa dan perempuan 27.281 jiwa.
Gambar. G-II.2 Diagram Persentase Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Angkatan Kerja Tahun 2009 2.79%
6.10% 33.85%
Bekerja Mencari Pekerjaan Sekolah Mengurus Rumah tangga
53.52%
3.74%
Lainnya
Sumber:
Jumlah penduduk Kabupaten Lingga menurut lapangan usaha dikelompokkan ke dalam penduduk yang bekerja di lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, perdagangan, jasa dan lainnya. Dilihat dari lapangan usaha yang ada dan dengan menggunakan persentase besar
yang
penduduk
diperkirakan di
sama
Kabupaten
pada
Lingga
tahun
2009
bekerja
di
sebagian sektor
II-14
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 pertanian, yaitu sebanyak 13.508 jiwa atau sebesar 39,54 %. Selain
bekerja
di
sektor
pertanian,
penduduk
di
Kabupaten
Lingga juga banyak bekerja di sektor jasa yaitu sebanyak 6.947 jiwa atau sebesar 20,34 %. Dilihat
dari
laju
pertumbuhan
menurut
lapangan
usaha,
persentase jumlah penduduk menurut usaha pertanian pada tahun 2004 mendominasi yaitu sekitar 55,90% dan menurun lebih 15% pada
tahun
pertanian
2008.
Penurunan
terserap
pada
presentase
lapangan
pada
usaha
lapangan
industri
usaha
pengolahan
serta jasa.
1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek
kesejahteraan
perkembangan sisi
kesejahteraan
kesejahteraan
masyarakat Kabupaten
masyarakat
menjelaskan Lingga,
dan
tentang
ditinjau
pemerataan
dari
ekonomi,
kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga. a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Gambaran umum ditinjau dari kesejahteraan masyarakat dan pemerataan
ekonomi
didasarkan
atas
indikator
pertumbuhan
ekonomi, PDRB perkapita dan pendapatan perkapita serta penduduk miskin.
Laju
ekonomi
makro
pertumbuhan yang
dapat
ekonomi
merupakan
menggambarkan
suatu
tingkat
indikator
pertumbuhan
ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga pada tahun 2009
adalah
sebesar
6,63%,
mengalami
perlambatan
jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,65%.
II-15
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga Tahun 2005-2009
6.71
6.65
6.63
6.5
6.05
2005
2006
2007
2008*
2009**
Sumber: LKPJ-AMJ Tahun Anggaran 2005-2010 Ket: *)Angka Perbaikan **)Angka Sementara
Jika dilihat pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha pada
tahun
pertumbuhan
2005-2009 positif.
pertumbuhannya
hampir Bahkan
mencapai
seluruh
untuk
lebih
sektor
beberapa
dari
10%.
mengalami
sektor Namun,
laju perlu
diperhatikan bahwa walaupun secara persentase, kenaikan laju pertumbuhan beberapa sektor tersebut cukup besar namun secara besaran nominal nilainya masih sangat kecil. Laju pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha untuk 3 sektor tertinggi adalah sektor Bangunan(13,16%), Pengangkutan dan
Komunikasi(12,03%),dan
Perusahaan setiap
(11,60%).
tahunnya
Keuangan,
Sektor
dikarena
Persewaan
bangunan
meningkatnya
terjadi
dan
Jasa
pertumbuhan
pembangunan
fisik
diKabupaten Lingga,seperti pembangunan gedung sekolah,gedung perkantoran,pustu, polindes, pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan dermaga serta pembangunan fisik lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel. T-II.1 berikut ini.
II-16
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005–2009(%) Lapangan Usaha
2005
2006
2007
2008*
2009**
1. Pertanian
4,15
5,60
5,35
4,37
3,56
2. Pertambangan & Penggalian
7,47
10,07
10,67
10,72
10,73
3. Industri Pengolahan
6,13
(3,30) (1,19) (0.97) (0,08)
4. Listrik,Gas & Air Bersih
6,25
5,16
4,77
6,69
5,80
5. Bangunan
8,09
12,15
13,01
13,15
13,16
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8,79
11,88
11,05
11,29
11,26
7. Pengangkutan & Komunikasi
9,28
13,16
11,46
12,06
12,03
Jasa 7,44
13,42
11,25
11,66
11,60
9. Jasa-Jasa
4,71
10,81
10,43
10,67
10,66
PDRB
6,05
6,50
6,71
6,65
6,63
8.
Keuangan, Perusahaan
Persewaan
&
Sumber: LKPJ-AMJ Tahun Anggaran 2005-2010 Keterangan: *)Angka Perbaikan **) Angka Sementara
Tabel. T-II.2. Kontributor Pembentukan PDRB Kabupaten Lingga Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 (%) Lapangan Usaha
2005
2006
2007
1. Pertanian
41,63
40,41
39,26
38,16
37,01
2. Pertambangan & Penggalian
1,58
1,64
1,72
1,77
1,82
3. Industri Pengolahan
15,82
14,16
12,92
11,66
10,73
4. Listrik,Gas & Air Bersih
0,24
0,24
0,23
0,23
0,22
5. Bangunan
5,97
6,98
7,92
8,57
9,12
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 18,71
19,53
20,24
21,18
22,00
7. Pengangkutan & Komunikasi
7,98
8,60
8,95
9,49
9,88
3,60
3,79
3,90
3,98
4,13
9. Jasa-Jasa
4,46
4,66
4,86
4,97
5,09
PDRB
100,00 100,00
100,00
100,00 100,00
8. Keuangan, Persewaan JasaPerusahaan
&
2008*
2009**
Sumber: LKPJ-AMJ Tahun Anggaran 2005-2010 Keterangan: *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
II-17
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.2 menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam penciptaan nilai tambah pada perekonomian Kabupaten Lingga dalam kurun waktu empat tahun terakhir,
dengan
kontribusi
diatas
37%,
namun
memiliki
kecenderungan sumbangan yang terus menurun dari 41,63% pada tahun
2005
menjadi
37,01
pada
tahun
2009.
Subsektor
yang
memegang peranan penting pada sektor ini adalah perikanan. Kemudian kontributor terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel
dan
restoran
pertanian,
sektor
yaitu
ini
22,00%.
memiliki
Berbeda
dengan
kecendrungan
yang
sektor positif,
yaitu 18,71% pada tahun 2005 menjadi 22,00% pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini masih menjanjikan untuk diminati oleh para pedagang karena wilayah Kabupaten Lingga merupakan daerah persimpangan atau transit perjalanan laut.
Sub
sektor
kontributor sektor
perdagangan
terbesar
ini.
terhadap
Sedangkan
sektor
besar
dan
eceran
pembentukan yang
paling
merupakan
nilai
tambah
di
kecil
memberikan
kontribusi pembentukan PDRB adalah sektor Listrik, Gas dan Air bersih yang hanya 0,22%.
Pengeluaran Rumah Tangga Salah satu survei yang diselenggarakan BPS setiap tahun dan
sangat
program Sosial
pembangunan Ekonomi
kegiatan tangga
dibutuhkan
khususnya
Nasional
Susenas dan
pemerintah
ini
konsumsi
bidang
(Susenas).
diantaranya rumah
sebagai
tangga
alat
sosial
Data adalah yang
yang
monitoring
adalah
Survei
dicakup
pengeluaran dibedakan
pada rumah
menjadi
konsumsi makanan dan bukan makanan. Data pengeluaran yang dibedakan menurut kelompok makanan dan
bukan
makanan
ini
dapat
digunakan
untuk
melihat
pola
pengeluaran penduduk. Dari data pengeluaran (sebagai proksi
II-18
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 dari
pendapatan)
pendapatan.
dapat
Pada
pula
kondisi
dihitung
tingkat
pendapatan
terbatas,
ketimpangan pemenuhan
kebutuhan makanan akan menjadi prioritas utama sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan maka lambat laun akan terjadi
pergeseran
pendapatan
untuk
pola makanan
pengeluaran, dan
yaitu
peningkatan
penurunan porsi
porsi
pendapatan
untuk bukan makanan. Secara umum, pengeluaran rata-rata per kapita di Kabupaten Lingga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 598.239 pada tahun 2010 menjadi Rp 734.482 pada tahun 2011. Gambar. G-II.4 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Penduduk Selama Sebulan Di Kabupaten Lingga 2008-2011 (Persen) Makanan
Non Makanan
37.66
35.81
38.64
44.15
62.34
64.19
61.36
55.85
2008
2009
2010
2011
Dari data susenas 2011 tercatat bahwa penduduk Kabupaten Lingga menghabiskan sekitar 55,85 persen dari pendapatannya II-19
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 untuk belanja makanan, angka ini cenderung menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 61,36 persen. Sedangkan 44,15 persen sisanya digunakan untuk belanja non makanan yang jika dilihat persentasenya cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun.
Distribusi Pendapatan Salah satu indikator ekonomi makro untuk menilai tingkat ketidakmerataan
(ketimpangan)
pendapatan
penduduk
adalah
dengan menggunakan Indeks Gini atau Gini ratio dan Kriteria Bank
Dunia.
Semakin
kecil
indeks
Gini
maka
semakin
kecil
ketimpangan distribusi pendapatan. Pada tahun 2011, 40 persen penduduk yang berpengeluaran rendah menerima 20.81 persen dari seluruh pendapatan. Angka ini
menurun
dari
tahun
sebelumnya
yaitu
sebesar
21.53.
Penurunan juga terjadi pada kelompok penduduk berpengeluaran sedang yaitu dari 39.49 menjadi 38.31. Sedangkan pada kelompok penduduk berpengeluaran tinggi terjadi peningkatan persentase yaitu dari 38.99 pada tahun 2010 menjadi 40.88 pada tahun 2011. Tabel. T-II.3. Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Rasio Gini di Kabupaten Lingga, 2007 - 2010
(1)
40% Berpengeluaran Rendah 40% Low Expenditure (2)
40% Berpengeluaran Sedang 40% Medium Expenditure (3)
(4)
(5)
2011
20.81
38.31
40.88
0.312
2010
21.53
39.49
38.99
0.303
2009
21.28
38.97
39.75
0.308
2008
20.36
40.32
39.32
0.315
2007
23.48
42.67
33.86
0.242
Tahun Year
20% Berpengeluaran Tinggi 20% High Expenditure
Rasio Gini Gini Ratio
Sumber: Lingga Dalam Angka Tahun 2012
II-20
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Indeks gini mengalami peningkatan yaitu sebesar 0.303 pada tahun 2009 menjadi 0.312 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa pola distribusi pengeluaran penduduk cenderung membaik.
Penduduk Miskin Indikator jumlah dan persentase penduduk miskin merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk. bukanlah
Mengindentifikasi hal
yang
mudah.
Hal
seseorang ini
dikatakan
disebabkan
miskin
karakteristik
penduduk miskin antar daerah seringkali berbeda. Sementara di sisi lain, penentuan kriteria penduduk miskin juga menuntut agar keterbandingan antar daerah dapat dilakukan.
Gambar. G-II.5 Perkembangan Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lingga Tahun 2008-2011 18.000 Jumlah Penduduk Miskin (000)
14.000
25.00
12.000
18.19
10.000
16.56
8.000
20.00
15.83 12.98
6.000
15.00
4.000
10.00
2.000 .000
16.0700
14.8600
13.6500
12.0500
2008
2009
2010
2011
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
30.00
16.000
5.00
Tingkat Kemiskinan (%)
Dari gambar di atas dapat dilihat penduduk miskin dan tingkat kemiskinan (persentas penduduk miskin) di Kabupaten Lingga
dari
signifikan.
tahun Pada
ke
tahun
tahun 2008
mengalami tingkat
penurunan
kemiskinan
secara
Kabupaten
II-21
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Lingga 18,19%, tahun 2011 mengalami penurunan yang signifkan menjadi program
12,98%.
Hal
ini
pemerintah
pemberdayaan
disebabkan
daerah
ekonomi
yang
masyarakat
karena
menjadi sehingga
adanya
program-
prioritas dapat
dalam
mengurangi
jumlah penduduk miskin. Walau secara umum terjadi penurunan persentase penduduk miskin di Lingga dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, namun
bila
dibandingkan
dengan
kabupaten/kota
lainnya
di
Provinsi Kepulauan Riau, maka Lingga menempati posisi tingkat kemiskinan yang paling tinggi. Tabel. T-II.4. Jumlah Penduduk Miskin, Nilai P0, P1 dan P2 Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Indeks Indeks Kedalaman Keparahan Kabupaten/ Kota Kemiskinan Kemiskinan (P1) (P2) (1) (2) (3) (4) Karimun 13.651 5,93 0,95 0,22 Bintan 9.307 6,04 0,96 0,20 Natuna 3.014 4,06 0,73 0,22 Lingga 12.055 12,98 2,13 0,60 Kep. Anambas 1.596 3,95 0,47 0,09 Batam 61.782 6,11 0,72 0,17 Tanjungpinang 21.096 10,52 2,03 0,61 Provinsi Kepri 122.500 6,79 0,98 0,25 Indonesia 29,89 juta 12,36 2,05 0,53 Sumber: Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga, 2011 Jumlah Penduduk Miskin
Diantara
ke
7
Persentase Penduduk Miskin (P0)
(tujuh)
kabupaten/kota
se-Provinsi
Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi yakni sebesar 12,98%, walaupun secara absolut nilai tersebut secara riil kalah dengan Batam yang hanya 6,11% tetapi dari jumlah penduduk miskinnya Batam memiliki jumlah penduduk miskin yang paling tinggi bandingkan dengan Lingga. Jika dianalisis, dari nilai P1 dan P2 terlihat bahwa angka kedua indikator tersebut untuk Kabupaten Lingga masih yang
tertinggi
dibanding
daerah
tingkat
dua
yang
lain,
II-22
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Provinsi Kepulauan Riau dan demikian juga bila dibandingkan dengan nilai nasional. Pada tahun 2011, tingginya nilai P1 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata pengeluaran penduduk dan garis kemiskinan di Kabupaten Lingga merupakan yang tertinggi di-Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan besarnya nilai P2 yang mencerminkan penduduk
ketimpangan
miskin,
pengeluaran
angkanya
yang
masih
terjadi
sedikit
diantara
lebih
baik
dibandingkan Kota Tanjungpinang.
b. Kesejahteraan Sosial Pada fokus kesejahteraan sosial Kabupaten Lingga diukur dengan
sejumlah
indikator
yang
terkait
dengan
pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan sosial. Bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi secara langsung terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sejak terbentuknya Lingga menjadi Kabupaten pada tahun 2003
dan
dikeluarkannya
nilai
IPM
tahun
2004,
nilai
IPM
Kabupaten Lingga telah mencapai 67,7. Meskipun tergolong baru, tingkat pencapaian angka IPM tahun 2004 ini telah memposisikan Kabupaten Lingga pada peringkat ke-236 dari total sebanyak 434 Kabupaten/Kota Se-Indonesia. Jika dilihat pada Gambar. G-II.6 nilai IPM Kabupaten Lingga dari
tahun
2004
s.d
2009
menngkat
dari
67,7%tahun
2004,
meningkat sebesar 69,4% tahun 2005, meningkat sebesar 69,6% pada tahun 2006, tahun 2007 meningkat sebesar 69,7%, dan meningkat sebesar 70,4% pada tahun 2008serta meningkat sebesar 71.05 pada tahun 2009. Peningkatan angka IPM yang sangat signifikan diduga dipengaruhi oleh meningkatnya penduduk masuk ke Kabupaten Lingga yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan tenaga pegawai daerah
II-23
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 lainnya,
utamanya
kesehatan.
dibagian
Selain
itu,
pemerintahan,
berbagai
pendidikan
program
pemerintah
dan yang
menyentuh masyarakat sudah mulai digulirkan.
Gambar. G-II.6 Nilai IPM Kabupaten Lingga Tahun 2004-2009
71.05
70.74 69.7
69.6
69.4 67.7
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber:Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga Tahun 2008 dan 2009
Secara
persentase,
IPM
Kabupaten
Lingga
meningkat
dari
tahun ke tahun, namun secara peringkat terjadi penurunan. Pada tahun
2008
dengan
IPM
sebesar
70,74.
menempatkan
Kabupaten
Lingga berada pada peringkat lima diantara tujuh Kabupaten/Kota di Propinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk peringkat nasional, Kabupaten
Lingga
berada
pada
peringkat
220
diantara
440
Kabupaten/Kota di Indonesia,Sedangkan pada tahun 2009 dengan IPM sebesar
71,05
turun
satu
level
ke
peringkat
6
dari
tujuh
Kabupaten/Kota di Propinsi Riau, dan untuk nasional berada pada peringkat
231
dari
497
Kabupaten/Kota
di
Indonesia.
Selengkapnya,IPM kabupaten Lingga dapat dilihat pada Tabel. TII.5berikut ini.
II-24
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.5. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota/Propinsi SeKepulauan Riau, dan Indonesia, serta Peringkatnya Tahun 2009 Rata2 Rata2 Pengeluaran Lama perKapita Riil Sekolah Disesuaikan IPM (persen)(tahun) (Rp 000)
Angka Angka Harapan Melek Hidup Huruf
Kabupaten/ Kota/Propinsi
(tahun)
Peringkat dari semua kabupaten/ kota/propinsi di Indonesia
Karimun
69,86
95,19
7,81
636,34
73,15133
Bintan
69,66
94,50
8,00
644,59
73,66111
Natuna
68,21
95,92
6,93
615,21
70,11290
Lingga
70,02
91,11
7,22
625,42
71,05231
Kep. Anambas 67,23
90,00
5,35
626,35
67,94393
Batam
70,76
98,85
10,71
648,13
77,5116
Tanjungpinang 69,56
97,31
9,24
633,65
74,3188
Prop. Kepri
69,75
96,08
8,96
641,63
74,546
Indonesia
69,21
92,58
7,72
631,50
71,76-
Sumber:Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga Tahun 2009
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Berdasarkan
data
yang
Dalam Angka Tahun 2009 masalah
kesejahteraan
bersumber
dari
Kabupaten
Lingga
menunjukkan bahwa jumlah penyandang
sosial
yang
ada
di
Kabupaten
Lingga
sebanyak 981 orang, terbanyak adalah dewasa cacat yaitu 288 orang, kemudian lansia terlantar berjumlah 249
orang, tuna
daksa sebanyak 131 orang, dan 93 orang penyandang tuna netra.
Angkatan Kerja Tenaga
kerja
pembangunan. mengalami
Jumlah
perubahan
adalah
modal
dan
komposisi
seiring
dasar
bagi
tenaga
dengan
geraknya
kerja
akan
berlangsungnya
roda terus proses
demografi. Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja, sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.Penduduk berumur kurang dari 15 tahun meskipun telah
II-25
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 melakukan pekerjaan guna memenuhi suatu kebutuhan hidup tidak dikategorikan sebagai angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian
dari
aspek
demografi
penduduk
yang
mempunyai
kecenderungan bertambah atau menurun sejalan dengan perubahan yang dialami oleh penduduk itu sendiri. Hal ini terjadi karena faktor alamiah sepeti kelahiran, kematian maupun perpindahan yang
menyebabkan
jadi
bergesernya
pola
kependudukan
secara
keseluruhan. Tabel. T-II.6. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Uraian
Laki - laki
Perempuan
1.
Angkatan Kerja
83,44
34,17
57,26
1.Bekerja
79,02
31,03
53,52
2.Mencari Pekerjaan
4,42
3,14
3,74
Bukan Angkatan Kerja
16,56
65,83
42,74
1.Sekolah
7,80
4,60
6,10
2.Mengurus Rumah Tangga
4,62
59,63
33,85
3.Lainnya
4,14
1,61
2,79
100,00
100,00
100,00
2.
Jumlah
Lk + Pr
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009
Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 terdapat 57,26% penduduk angkatan kerja dan 42,74%
penduduk
berdasarkan
bukan
jenis
angkatan
kelamin,
ditahui
yang bekerja sebanyak 79,02%
kerja. bahwa
Bila
dibandingkan
penduduk
laki-laki
sementara penduduk perempuan yang
bekerja sebanyaj 31,03%. Berdasarkan Tabel-II.14, penduduk di Lingga yang bekerja, sebagian perburuan
besar dan
Kemasyarakatan,
bekerja
di
perikanan Sosial,
dan
sektor
pertanian,
(39,54%)
dan
Perorangan
(20,34%).
kehutanan,
sektor
Jasa
Sementara
lapangan kerja yang paling sedikit dijadikan mata pencaharian
II-26
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 oleh penduduk Lingga yaitu sektor Listrik, gas dan air minum yaitu 0,15%. Tabel. T-II.7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Lapangan Usaha 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 . 8 . 9 .
Pertanian, Perikanan
Kehutanan,
Perburuan
LakiLaki
Peremp uan
47,59
21,47
Lk + Pr 39,5 4
5,18
0,55
3,76
6,96
16,07
9,76
0,22
0,00
0,15
5,56
0,00
11,91
25,21
3,85 16,0 0
6,55
3,57
5,64
1,11
0,61
14,91
32,52
100,00
100,00
0,96 20,3 4 100, 00
dan
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Besar, Eceran, Rumah MakanDan Hotel Transportasi, Pergudangan dan komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate,Usaha Persewaanan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
Jumlah Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009
Dari
jenis
pekerjaan
yang
ada
di
Kabupaten
Lingga,
wiraswasta adalah yang paling banyak dijalankan oleh penduduk. Tabel.
T-II.8
sebagaiwiraswasta
menunjukkan sebanyak
penduduk
4.161
jiwa
yang atau
bekerja
8,68%
dari
keseluruhan jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Lingga. Kemudian diikuti oleh jenis pekerjaan sebagai buruh/nelayan perikanan
sebanyak
3.989
jiwa
atau
8,32%
dari
keseluruhan
jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Lingga.
II-27
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Lingga Tahun 2009 (penduduk usia kerja/ usia 15 tahun ke atas)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Wiraswasta Buruh/ Nelayan Perikanan Nelayan/ Perikanan Buruh Harian Lepas Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil Guru Karyawan Honorer Petani/ Pekebun Pembantu Rumah Tangga Lainnya
Prosentase
4.161 3.989 3.687 2.049 981 639 575 525 437 437 30.456 47.936
8,68 8,32 7,69 4,27 2,05 1,33 1,20 1,10 0,91 0,91 63,53 100,00
Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2009
c. Seni Budaya dan Agama Perkembangan sosial budaya masyarakat Kabupaten Lingga menunjukkan adanya adat, budaya, tradisi dan warisan budaya yang
sampai
saat
perkembangan masyarakat kecilnya
ini
yang
pesat
Kabupaten adalah
masih
dipegang menuju
Lingga
pendatang
kuat
modernisasi.
adalah
yang
meskipun
melayu
bergabung
terjadi
Mayoritas
dan
melebur
sebagian bersama
masyarakat setempat dan para pendatang tersebut masih tetap mempertahankan tradisi dan adat mereka. Demikian pula dalam penggunaan bahasa, masyarakat asli dan pendatang menggunakan Bahasa Melayu namun tetap ditemukan bahasa para pendatang seperti Cina, dan lainnya. Jenis pakaian tradisional yang dikenal orang Melayu Kepulauan Lingga adalah Baju Kurung. Baju ini bentuknya bermacam–macam, seperti Cekak Musang,
Teluk
Belanga,
Empat
Saku,
Pesak
Sebelah,
Gunting
Jubah, Kancing Tujuh dan Belah Bentan. Masyarakat Melayu Riau memiliki daya tarik yang kuat terhadap kesenian. Bahkan sampai sekarang banyak yang terus II-28
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 dikembangkan dan dikenalkan, seperti kesusasteraan (Gurindam, Kompang, Gazal), seni tari rakyat (Joget, Zapin),
seni teater
(Teater Bangsawan) dan lainnya. Kabupaten Lingga memiliki grup kesenian yang berjumlah 26 buah yang tersebar di beberapa Kecamatan, terbanyak terdapat di Kecamatan Singkep yaitu 10 buah, Kecamatan Lingga 6 buah, 4 buah di Kecamatan Lingga Utara dan Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Lingga Utara masing-masing 4 buah, dan Kecamatan Senayang 2 buah. Keagamaan Pembangunan pembangunan keseimbangan
dibidang
dibidang dan
fisik
mental
keserasian
harus
spiritual antara
diimbangi sehingga
kepentingan
dengan
akan
ada
duniawi
dan
ukhrawi. Kehidupan beragama yang harmonis antara umat beragama di Kabupaten Lingga telah terjalin dengan kokoh. Melaksanakan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam. Jumlah jemaah haji dari Kabupaten Lingga yang diberangkatkan pada tahun 2010 adalah sebanyak 50 orang atau naik 11% dibandingkan dengan tahun 2009.
1.3. Aspek Pelayanan Umum Bagian
aspek
pelayanan
umum
berikut
ini
mejelaskan
perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lingga, baik pada urusan wajib maupun urusan pilihan. 2.3.1. Urusan Pelayanan Wajib Urusan Pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib
diselengarakan
oleh
pemerintah
daerah
yang
beekaitan
dengan pelayanan dasar. Secara umum, penyelengaran pelayanan dasar
Kabupaten
Lingga
masih
perlu
ditingkatkan
untuk
II-29
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat secara baik. 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Pendidikan Pendidikan pembangunan,
merupakan
untuk
itu
salah
satu
Pemerintah
pilar
utama
dalam
Kabupaten
Lingga
terus
berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang ada serta
meningkatkan
kualitas
tenaga
pendidik.
Pengembangan
sarana pendidikan dilakukan sesuai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan oleh penduduk seoptimal mungkin dan pemerataan penyebaran jumlah penduduk yang akan dilayani dan perkiraan tingkat kebutuhan yang telah ditetapkan. Pada tahun 2009persentase angka melek huruf usia 10 tahun keatas sebesar 92%. Artinya ada 8% yang masih buta huruf. Berdasarkan
kelompok
umur,
usia
50
+memiliki
tingkat
buta
huruf terbanyak yaitu 15,82%. Data menunjukkan bahwa angka melek huruf penduduk usia muda jauh lebih tinggi dari penduduk usia tua. Kabupaten Lingga memiliki persentase penduduk berusia 15 tahun keatas yang menamatkan hingga ke jenjang SLTP sampai perguruan tinggi sebesar 36%. Tingkat pendidikan penduduk di dominasi oleh tamatan SD/MI dan SMU/MA/SMK yaitu masing-masing sebesar 30,13% dan 20,90%. Di
Kabupaten
Lingga,
angka
partisipasi
sekolah
hanya
kelompok umur 7-12 tahun yang mendekati angka 100% sedangkan kelompok
umur
lainnya
masih
di
bawah
90%,
terutama
untuk
kelompok umur 19-24 tahun yang hanya 6.11%. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin perbedaan yang cukup berarti terjadi
pada
kelompok
umur
16-18
tahun,
dimana
perempuan
sebanyak 60.06% sedangkan laki-laki hanya 46%.
II-30
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah tepat pada
tingkat
yang
sesuai
dengan
kelompokumurnya.
Menurut
definisi, besarnya APM akan selalu lebih kecil daripada APK. Nilai
APM
yang
menunjukkan
lebih
komposisi
kecildaripada
umur
penduduk
nilai
yang
APKnya
sedang
dapat
bersekolah
pada suatu jenjang pendidikan.Di Kabupaten Lingga capaian APM tahun 2009 untuk SD sebesar 89.8%, berarti selisih dengan APK sebesar
17.46%
17.46%nya
artinya
berumur
kurang
bahwa dari
diantara 7
tahun
murid atau
SD
lebih
sebanyak dari
12
tahun, sedangkan untuk APM SLTP sebesar 63.23% ada selisih 10.87% terhadap APK, APM-nya SLTA sebesar 49.68% dan APM PT sebesar 3.86%.
Gambar. G-II.7 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 Laki+laki
100
Perempuan
90
Laki-laki + Perempuan
80 70 60 50 40 30 20 10 0
SD / 7-12
SLTP / 13 -15
SLTA / 16-18
PT / 19-24
Sumber:Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga, 2009
Rasio
murid-sekolah
terbanyak
adalah
SMU/SMK/MA
yaitu
1:191 yang artinya 1 sekolah menampung 191 murid sedangkan rasio
yang
paling
sedikit
adalah
di
SD/MI
yaitu
1:83
(1 II-31
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 sekolah
menampung
83
murid)
sedangkan
Rasio
guru-murid
menunjukkan beban kerja guru dalam mengajar, untukSLTP/MTs dan SMU/SMK/MA, sedangkan
masing-masing
ratio
untuk
1:11
SD/MI
(1
guru
yaitu
1:8
mengajar (1
guru
11
murid)
mengajar
8
murid). Hal ini dapat dilihat pada Tabel. T-II.9 dan Tabel. TII.10 berikut ini. Tabel. T-II.9. Jumlah Murid, Sekolah dan Rasio Murid Sekolah menurut Jenjang Tahun 2009 Jenjang
Jumlah Murid
Jumlah Sekolah
Rasio Murid Sekolah
SD/MI
10.591
127
SLTP/MTs
3.706
35
106: 1
SMU/SMK/MA*
2.479
13
191: 1
83: 1
Sumber:Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga Tahun 2009 *) Termasuk sekolah kelas jauh
Tabel. T-II.10. Jumlah Murid, Guru dan Rasio Murid Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2009 Jenjang
Jumlah Murid
Jumlah Guru
Rasio Murid Guru
SD/MI
10.591
1.255
8: 1
SLTP/MTs
3.706
349
11: 1
SMU/SMK/MA
2.479
220
11: 1
Sumber:Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga Tahun 2009
Rata-rata
lama
sekolah
digunakan
untuk
mendapatkan
informasi tentang sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh
penduduk
dengan
merujuk
kepada
rata-rata
jenjang
pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk berusia 15 tahun.
Pada
Kabupaten
tahun
Lingga
2009 adalah
rata-rata 7,22
lama
tahun,
sekolah
sedangkan
penduduk rata-rata
nasional pada tahun 2009 adalah mencapai 8,25. Hal ini berarti bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Lingga baru mampu menempuh
II-32
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 pendidikan dikelas
sampai
II
SMP.
pendidikan
di
dengan
kelas
Kondisi
ini
Kabupaten
I
SMP
atau
menegaskan
Lingga
perlu
putus
bahwa
sekolah
partisipasi
ditingkatkan
dengan
melibatkan instansi terkait, tentunya didukung olehpartisipasi aktif dari masyarakat. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan di kabupaten Lingga bertujuan agar
semua
lapisan
kesehatan
secara
kesehatan
bertujuan
masyarakat
merata
dan
agar
dapat
murah.
semua
memperoleh Pembangunan
lapisan
pelayanan di
bidang
masyarakat
dapat
memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan
kesehatan
juga
masyarakat.
memuat
mutu
Selain
dan
itu,
upaya
pembangunan
kesehatan
dengan
menciptakan akses pelayanan kesehatan dasar yang didukung oleh sumberdaya
yang
memadai.Sarana
kesehatan
yang
terdapat
di
Kabupaten Lingga terdiri dari: Rumah Sakit 1 buah, Puskemas sebanyak
8
buah,
Puskesmas
Pembantu
sebanyak
36
buah,
Puskesmas Keliling sebanyak 6 buah, dan polindes 67 buah. Untuk tenaga
menunjang
kesehatan
sarana
yang
kesehatan
sesuai
dengan
yang
ada,
diperlukan
kebutuhannya,
Jumlah
tenaga kesehatan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Hal ini
untuk
semakin
mengakomodir
meningkat,
pemenuhan
dengan
kebutuhan
diikuti
kesehatan
meningkatnya
yang
sarana
kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut terdiri dari dokter dan paramedis. Nilai Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Lingga pada tahun 2009 sekitar 70,02. Artinya, bayi yang lahir pada tahun 2009 di Kabupaten Lingga diperkirakan akan dapat hidup selama 70 tahun 07 hari dengan syarat besarnya kematian atau kondisi kesehatan tidak ada yang berubah.
II-33
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
Pekerjaan Umum Semakin menuntut
meningkatnya
peningkatan
usaha
pembangunan,
pembangunan
jalan
maka
untuk
akan
pula
memudahkan
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain. Panjang jalan dan jalan yang diaspal di Kabupaten Lingga terjadi peningkatan, pada tahun 2009 panjang jalan yaitu 504,65 km, dimana tahun sebelumnya hanya
488,6
km. Sedangkanjalan
yang
diaspal
sebesar
46,70%
pada tahun 2009 dari total panjang jalan yang ada, dan tahun sebelumnya sebesar 46,56%. Tabel. T-II.11. Panjang dan Status Jalan Tahun 2007- 2009 Tahun/Kondisi jalan 2009
Jalan Negara 54,4
Jalan Provinsi 85,5
Jalan Kabupaten 364,75
Total Jalan 504,65
2008
52,4
85,5
350,9
488,8
2007
124,3
48,5
492,35
665,25
Panjang
Sumber : BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009
Perhubungan Angkutan
laut
merupakan
sarana
perhubungan
yang
sangat
vital dan strategis bagi masyarakat Kabupaten Lingga sebagai daerah kepulauan. Oleh karena itu, maka pembangunan di bidang pelayaran
terus
ditingkatkan
dan
diperluas
termasuk
penyempurnaan manaje-men dan dukungan fasilitas pelabuhan. Di Pelabuhan
Dabo
Singkep,
angkutan
barang
luar
negeri
yang
dimuat pada tahun 2010 mencapai 853.935 ton. Berbeda dengan angkutan barang antar pulau, maka pada tahun 2010 barang yang dibongkar pada angkutan antar pulau tercatat sebesar 105.078 ton.
II-34
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
Tabel. T-II.12. Nama Pelabuhan Laut Menurut Kelas dan Peranannya Pelabuhan Laut
Kelas
Peranannya
Dabo Singkep
Kanpel Kelas IV
Umum
Sungai Buluh
Satuan Kerja
Umum
Jagoh
Satuan Kerja
Umum
Penuba
Satuan Kerja
Umum
Daik Lingga
Satuan Kerja
Umum
Kuala Raya
Satuan Kerja
Umum
Pulau Mas
Pos Kerja
Umum
Senayang
Kanpel Kelas V
Umum
Pancur
Satuan Kerja
Umum
Sumber:BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009
Data
menunjukkan,
peningkatan Senanyang.
jumlah
bahwa
kunjungan
Sementara
di
selama kapal
Pelabuhan
tahun
di
2010
Pelabuhan
Dabo
terjadi Dabo
cenderung
dan
lebih
fluktuatif walaupun pada bulan Desember menunjukkan kenaikan.
Gambar. G-II.8 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Bulan Di Pelabuhan Dabo, Daik Dan Senayang Tahun 2010 (ORANG)
250 200 150 100 50
Dabo Daik Senayang
0
II-35
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Selain angkutan laut, terdapat juga angkutan udara. Lalu lintas melalui
pesawat
dan
Bandara
berfluktuasi.
penumpang
Dabo
Jika
dari
Singkep
dilihat
dan
tahun selama
ke
Kabupaten
Lingga
terlihat
cukup
2010 tahun
2010
lonjakan
penumpang yang datang dan berangkat dari Bandara Dabo Singkep terjadi pada bulan Januari. Untuk bongkar muat bagasi, barang, dan pos paket perkembangannya juga bervariasi.
Gambar. G-II.9 Jumlah Arus Penumpang Domestik YangBerangkat dan Datang Menurut Bulan di Bandara Dabo Singkep, 2010 (Orang)
700 600 500 400 300
Datang
200
Berangkat
100 0
Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Dalam mengembangkan usahanya koperasi menghadapi kendala utama yang bersifat internal yaitu kelemahan dalam permodalan. Sebagaimana
diketahui
modal
secara
otonomi
adalah
sebagai
“darah” yang akan mendorong sumber daya ekonomi lainnya dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu pengembangan permodalan bagi koperasi harus diprioritaskan, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar koperasi.
II-36
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Jumlah rincian
koperasi
11
KUD
dan
tahun 56
Non
2010
sebanyak
KUD,
67
sedangkan
unit, jumlah
dengan anggota
koperasi sebanyak 1.243 orang untuk KUD dan 3.705 orang untuk Non KUD. Gambar. G-II.10 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Tahun 2010
KUD 16%
Koperasi Perikanan 3%
Koperasi Lainnya 42% Koperasi Serba Usaha 39%
Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga dibentuk berdasarkan UU No. 31 tahun 2003 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau.Secara Administrasi,maka Kabupaten Lingga terdiri dari 5 kecamatan dengan rincian sebanyak 57 desa/kelurahan dan 6 diantaranya adalah berstatus kelurahan. Dan kecamatan yang termasuk wilayah Kabupaten Lingga adalah Singkep
Barat,
Singkep,
Lingga,
Lingga
Utara,
dan
Senayang.Dengan dijadikannnya Kabupaten Lingga sebagai daerah otonom,
maka
kewenangan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Lingga
II-37
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 adalah mencakup seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam
bidang
Politik
Luar
Negeri,
Pertahanan
Keamanan,
Yuridis, Moneter dan Fiskal Nasional, Agama, serta kewenangan di
bidang
lain
pengendalian
seperti
kebijakan
pembangunan
perencanaan
nasional
secara
nasional makro,
dan dana
perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dibidang Sumber Daya Manusia (SDM),
pendayagunaan
SDM
dan
Sumber
Daya
Alam
(SDA)
serta
teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional. Tugas
atau
urusan
wajib
yang
menjadi
kewenangan
dari
pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga adalah sebanyak 16 buah yaitu: 1.
Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2.
Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan.
3.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
4.
Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5.
Penanganan bidang Kesehatan.
6.
Penyelengaraan Pendidikan.
7.
Penanggulangan masalah so-sial.
8.
Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
9.
Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup. 11. Pelayanan pertanahan. 12. Pelayanan kependudukan & catatan sipil. 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan. 14. Pelayanan administrasi penanaman modal. 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya. 16. Urusan
wajib
lainnya
yang
diamanatkan
oleh
Perundang
–
undangan.
II-38
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Disamping itu juga terdapat pilihan yang merupakan urusan pemerintahan
yang
secara
nyata
ada
dan
berpotensi
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,meliputi: 1.
Pertanian.
2.
Perkebunan.
3.
Kehutanan.
4.
Perikanan.
5.
Pariwisata.
6.
Pertambangan. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga mempunyai tugas untuk
melaksanakan
penyelenggaraan
di
bidang
pemerintahan
dan
pembangunan serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Kabupaten Lingga.
2.3.2. Urusan Pilihan Urusan pilihan merupakan urusan pemerintah yang secara nyata
ada
masyarakat
dan
berpotensi
sesuai
dengan
untuk
meningkatkan
kondisi,
kekhasan,
kesejahteraan dan
potensi
unggulan yang ada di Kabupaten Lingga. Pertanian Sub sektor tanaman bahan makanan adalah merupakan salah satu sub sektor pada sektor pertanian. Sub sektor tersebut mencakup tanaman ubi kayu danubi jalar.Produksi bahan makanan /palawija pada tahun 2010 mencapai 639,3 ton. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 792,4 ton, maka terjadi penurunan sekitar 23,9%. Produksi dari tanaman sayur - sayuran pada tahun 2010 mencapai
1.644,92
ton.
Produksi
tertinggi
didominasi
oleh
kangkung yakni sebesar 596,13 ton, diikuti bayam sebesar 379,32 ton. Sebaliknya produksi terendah adalah buncis yaitu 0,06 ton.
II-39
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.11
Produksi (Ton)
JUMLAH PRODUKSI PALAWIJA MENURUT KOMODITITAHUN 2010 (TON) 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Singkep Barat 10
Singkep
Lingga
12
Ubi Kayu
135
Ubi Jalar
6.5
Jagung
Senayang
6
Lingga Utara 8
165
150
90
30
10.4
6
10.4
0
0
Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Selain tanaman pangan, data tentang pertaninan di Kabupaten Lingga pada tahun 2010 yaitu tentang produksi padi. Produksi padi Kabupaten Lingga pada tahun 2010 adalah 0,4 ton dengan luas
lahan
1
Ha,
sehingga
rata-rata
produksi
adalah
0,4
ton/Ha. Perkebunan Produksi perkebunan pada tahun 2010 mencapai 16.160,96 ton. Produksi tertinggi didominasi oleh sagu sebesar 10.812,98 ton, kemudian diikuti karet sebesar 4.071,40 ton. Data perkebunan Kabupaten Lingga dapat pada Gambar. G-II.12 berikut ini:
II-40
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.12 JUMLAH PRODUKSI PERKEBUNANAN MENURUT KOMODITI DI KABUPATEN LINGGA, 2010 (TON)
25%
Karet Kelapa Lada Sagu
8%
67%
0%
Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Peternakan Pada
tahun
2010,
populasi
ternak
besar
seperti
sapi
tercatat 1.341 ekor, kerbau 3 ekor, kambing 748 ekor dan babi 335 ekor. Bila dibandingkan tahun sebelumnya populasi ternak besar
mengalami
sebesar
19,9%,
kenaikan dan
babi
untuk
sapi
sebesar
sebesar
3,2%,
4,7%.Populasi
kambing
unggas
pada
tahun 2010 berjumlah 113.042 ekor. Jika dibandingkan dengan tahun
2009
yaitu
sebanyak
110.169
ekor,
ternak
unggas
di
Kabupaten Lingga naik sebesar 2,6%. Populasi
ayam
kampung
memiliki
jumlah
terbanyak
yaitu
sebanyak 72.131 ekor. Populasi ayam petelur dan ayam pedaging masing-masing sebanyak 6.500 dan 32.800 ekor. Dan populasi itik sebanyak 1.611. Dari keempat jenis unggas tersebut, ayam kampung dan itik mengalami penurunan populasi masing-masing sebesar 1,5% dan 15%. Perikanan Untuk sub sektor perikanan di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah perikanan laut. Pada tahun 2009 volume produksi perikanan laut sebesar 18.310,988ton, pada tahun 2010 bertambah menjadi
II-41
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 21.560,931 ton atau mengalami peningkatan sebesar 17,7%.Jumlah alat produksi perikanan dari tahun ke tahun cenderung mengalami penambahan. Pada tahun 2010 tercatat 9.964 unit alat penangkap ikan, 2.715 kapal motor, 124 motor tempel, 2.391 perahu tanpa motor dan 1.025 keramba. Perkembangan jumlah produksi perikanan laut di Kabupaten Lingga, 2002-2010 (ton) dapat dilihat pada Gambar. G-II.13 berikut ini:
Gambar. G-II.13 JUMLAH PRODUKSI PERIKANAN LAUT TAHUN 2002-2010 (TON) 22,500 21,560.89
21,500 20,500 19,500 18,500 17,500 16,500 15,500 14,500
18,413.24 18,310.99 17,739.60 17,607.88 17,184.78 16,665.79 16,305.09 15,894.27 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber: Data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Kehutanan Hutan mempunyai peranan yang penting bagi stabilitas keadaan susunan tanah dan isinya. Luas hutan di Kabupaten Lingga pada tahun 2010 mencapai 22.726,32 Ha. Luas dan persentase hutan menurut fungsi di Kabupaten Lingga pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel. T-II.13. Pembangunan di Kabupaten Lingga harus tetap memperhatikan
keberlanjutan
lingkungan
dengan
tidak
mengurangi/merusak jumlah hutan lindung yang saat ini telah ada yaitu seluas 22.533,28 (99,15%).
II-42
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.13. Luas dan Perentase Hutan Menurut Fungsi Tahun 2010 Luas (Ha) Persentase (%)
Fungsi Function (1)
Area (2)
Percentage (3)
01.
22.533,28
99,15
-
-
87,37
0,38
105,670
0,46
22.726,32
100,00
Hutan Lindung Conservation Forest
02.
Hutan Suaka Alam Natural Conservation Forest
03.
Hutan Produksi Production Forest
04.
Hutan Produksi Konversi Conversion Production Forest
Jumlah Total Sumber:Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011
Pariwisata Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata yang menggalakkan
kegiatan
pendapatan
masyarakat
meningkat
melalui
berbagai
potensi
ekonomi, serta
upaya
sehingga
penerimaan pengembangan
kepariwisataan.
Jumlah
lapangan devisa dan
pekerjaan, akan
dapat
pendayagunaan
objek
wisata
di
Kabupaten Lingga tahun 2009 ada sebanyak 82 buah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. G-II.14. berikut ini.
II-43
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.14 Banyaknya Objek Wisata Menurut Kecamatan Di Kabupaten Lingga Tahun 2008-2009 2008
2009 82
Jumlah
82
21
Senayang
21
4
Lingga Utara
4 27
Lingga
27
22
Singkep
22
8
Singkep Barat
8
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009
Perdagangan Nilai volume perdagangan yang ada di Kabupaten Lingga dapat
diketahui
dari
transaksi
ekspor
dan
impor
yang
ada,
berikut nilai ekspor dan impor yang ada di Kabupaten Lingga. Ekspor Volume
ekspor
2.486.916.561kg
Kabupaten
melalui
Lingga
Pelabuhan
Dabo
tahun Singkep
2010
mencapai
dan
Pelabuhan
Penuba. Nilainya mencapai 37.182.941 US$ yang merupakan total nilai ekspor dari Kabupaten Lingga. Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Cina, Singapura, Taiwan dan Jepang. Volume ekspor
ke
Cina
sebesar
2.043.742.609
kg,
Singapura
sebesar
129.912 kg, Taiwan sebesar 76.753.690 kg dan Jepang 366.290.350 kg.
Masing-masing
1.234.321
US
dengan
Dollar,
nilai
1.297.766
ekspor US
28.983.340
Dollar
dan
US
Dollar,
5.797.426
US
Dollar.
II-44
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.15 Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Kabupaten Lingga, 2006 –2010 (US$) 40,000,000
37,182,941
30,000,000 20,000,000 12,883,943
6,670,676 6,148,168 2006
2007
10,000,000
7,394,378 2008
2009
0
2010
Sumber: data dalam angka Kab. Lingga, 2011
Impor Pada tahun 2010 Cina, Singapura dan Jepang merupakan tiga negara
asal
impor
barang
yang
masuk
ke
Kabupaten
Lingga.
Volume impor dari negara Cina mencapai 1.517 kg, Singapura 120.000 kg dan Jepang 196.983 kg. Masing-masingdengan nilai sebesar 2.578 US Dollar, 116.211 US Dollar dan 611.598 US Dollar. Gambar. G-II.16 PERKEMBANGAN NILAI IMPOR MELALUI KABUPATEN LINGGA , 2006 - 2010 (US$) 900,000 784,413
728,870
800,000 700,000 600,000 500,000
392,449
400,000 300,000 200,000
209,284
100,000
6,228 2006
2007
2008
2009
2010
0
Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011
II-45
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Perindustrian Pembangunan
di
sektor
industri
adalah
merupakan
upaya
dalam meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan usaha, memperoleh kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa yang bermutu dengan harga yang bersaing di dalam negeri dan luar negeri, meningkatkan ekspor guna menunjang pembangunan daerah dan
sektor-sektor
pembangunan
lainnya
serta
mengembangkan
kemampuan teknologi Industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Pada tahun 2009 jumlah industri rumah tangga sebanyak 53 usaha, bertambah dibandingkan tahun 2008 yang hanya 51 usaha.Hal yang sama juga terlihat pada industri kecil
yang
semula
terdapat
79
usaha
pada
tahun
2008
naik
menjadi 81 usaha pada tahun 2009. Untuk industri besar sedang juga mengalami peningkatanyang semula sebanyak 6 usaha menjadi 10 usaha pada tahun 2009. Peningkatan jumlah usaha di masingmasing kelompok ini tentunya akan berpengaruh positif terhadap peningkatan keterserapan tenaga kerja.
1.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya
saing
penyelenggaraan kekhasan,
dan
(competitiveness) keberhasilan
daerah
merupakan
otonomi
daerah
unggulan
salah
ekonomi
satu
sesuai
daerah.
merupakan
pembangunan
salah
dengan
Suatu
tujuan potensi,
daya
saing
faktor
kunci
berhubungan
dengan
satu
yang
aspek
tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
a. Kemampuan Ekonomi Daerah Tinjauan terhadap kemampuan ekonomi daerah bertujuan untuk mengetahui kualitas pertumbuhan ekonomi daerah. Semakin baik
II-46
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 kualitas
pertumbuhan
maka
semakin
tinggi
pula
daya
saing
daerah tersebut. Data-data perkembangan PDRB, khususnya sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran menunjukkan daya saing daerah ini pada kedua sektor tersebut. Daya saing ini semakin
diperkuat
dengan
telah
mapannya
peran
industri
pengolahan untuk selanjutnya terus dikembangkan guna membangun keterkaitan antar sektor yang lebih kokoh. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Peningkatan PDRB dan pendapatan per kapita menjadi salah satu
ukuran
disuatu
dalam
wilayah
berkala.PDRB
pencapaian jika
Perkapita
tingkat
data dan
kemakmuran
tersebut
pendapatan
masyarakat
disajikan perkapita
secara
Kabupaten
Lingga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik itu atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000. Tabel. T-II.14. Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) No
LAPANGAN USAHA
Sir
Pir
Dir
1
Pertanian
⁺
⁺
⁻
2
Pertambangan dan Penggalian
⁺
⁺
⁺
3
Industri Pengolahan
⁻
⁺
⁻
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
⁺
⁺
⁻
5
Bangunan
⁺
⁺
⁻
Tipe
Pertumbuhan
Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. Mencirikan perekonomian yang relatif lambat perkembangnnya tetapi berspesialisasi pada komoditi padi sawah yang cepat perkembangnnya dengan intensitas kegiatan yang sangat kecil. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar.
II-47
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
No
LAPANGAN USAHA
6
Perdag., Hotel dan Restoran
⁺
⁺
⁻
7
Pengangkutan dan Komunikasi
⁺
⁻
8
Keu. Persewaan, Jasa Perusahaan
⁺ ⁺
⁺
⁻
9
Jasa-Jasa
⁺
⁺
⁻
dan
Sir
Pir
Dir
Tipe
Pertumbuhan
Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar.
Sumber : Hasil Analisis, 2009
Tabel. T-II.15. Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) No
LAPANGAN USAHA
Sir
Pir
Dir
1
Pertanian
⁺
⁺
⁺
2
Pertambangan dan Penggalian
⁺
⁻
⁺
3
Industri Pengolahan
⁻
⁺
⁻
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
⁺
⁺
⁻
⁺
⁺
⁻
5
Bangunan
6
Perdag., Hotel dan Restoran
⁺
⁺
⁻
7
Pengangkutan dan Komunikasi
⁺
⁻
8
Keu. Persewaan, dan Jasa Perusahaan
⁺ ⁺
⁺
⁺
Tipe
Pertumbuhan
Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. Sektor ini berkembang dengan cepat karena didukung oleh akses yang baik ke lokasi pasar tetapi tidak mepunyai spesialisasi pada sektor ini. Mencirikan perekonomian yang relatif lambat perkembangnnya tetapi berspesialisasi pada komoditi padi sawah yang cepat perkembangnnya dengan intensitas kegiatan yang sangat kecil. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung
II-48
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 No
9
LAPANGAN USAHA
Sir
Pir
⁺
Jasa-Jasa
⁺
Dir
Tipe
Pertumbuhan
berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar.
⁻
Sumber : Hasil Analisis, 2009
b. Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Sarana dan prasarana merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola suatu kawasan perkotaan. Ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan sangat menentukan dalam pengembangan suatu
kota.
Sarana
perkotaan
meliputi
infrastuktur
jalan,
jaringan listrik, air bersih, serta jaringan utilitas lainnya. Kondisi masih
sarana perlu
dan
prasarana
ditingkatkan
di
Kabupaten
untuk
Lingga
meningkatkan
saat
daya
ini
saing
Kabupaten Lingga. Infrastuktur Jalan Jalan merupakan salah satu prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan sektor perekonomian. Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan, maka akan pula menuntut
peningkatan
pembangunan
jalan
untuk
memudahkan
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain. Listrik Sebagian
besar
kebutuhan
listrik
di
Kabupaten
Lingga
dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pada tahun 2010jumlah mesin ada 23 unitdengan daya terpasangnya sebesar 7.560
kwh
dengan
19.675.380kwh.
produksi
Kebutuhan
listrik
listrik
yang
dihasilkan
Kabupaten
Lingga
sebesar dipenuhi
oleh PT. PLN Cabang Tanjungpinang.
II-49
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.17 Jumlah Produksi Listrik Pada PT.PLNTahun 2001–2010 (KWH) 22,500,000 20,000,000 17,500,000 15,000,000 12,500,000 10,000,000 7,500,000 5,000,000 2,500,000 0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011
Air Minum Ketersediaan
air
minum
yang
sehat
sangat
dibutuhkan
masyarakat. Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun 2010 jumlah perusahaan air minum di Kabupaten Lingga mencapaidua perusahaan. Untuk jumlah tenaga kerja yang berkerja di kedua perusahaan
tersebut
ada
sebanyak
20
orang.
Seiring
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air minum yang bersih dan sehat, jumlah air minum yang telah di distribusikan tahun 2010 sebanyak 248.640 meter kubik dengan pelanggan sebanyak 994 orang di PDAM Cabang Daik sementara di PDAM cabang Dabo didistribusikan sebanyak 458.168 meter kubik dngan pelanggan sebanyak 2.236 orang.
II-50
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Gambar. G-II.18 Kapasitas Produksi Air Minum Di Perusahaan Air Minum Menurut Bulan Tahun 2010 (M3) 60,000 50,000 40,000 30,000
Daik
20,000
Dabo
10,000 0
Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011
Dalam
memenuhi
dibutuhkan
kebutuhan
masyarakat.
air
minum
Kabupaten
yang
Lingga
sehat
yang
memiliki
dua
perusahaan daerah air minum, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Cabang
Dabo
Singkep,
dengan
kapasitas
produksi
sebanyak
320.591 M3 dan Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga dengan kapasitas produksi sebanyak 196.380 M3. Tabel. T-II.16. Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja Di perusahaan daerah air minum cabang Daik lingga tahun 2008-2009 Jumlah Uraian 2008 3
2009 3
196.380 M3
01.
Kapasitas Produksi (M )
178.668 M
02.
Jumlah Tenaga Kerja
12
12
- Pekerja Teknis
6
6
- Pekerja Administrasi
3
3
- Tenaga Keamanan
3
3
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009
II-51
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
Tabel. T-II.17. Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2009 Uraian
Jumlah 3
01.
Kapasitas Produksi (M )
320.591
02.
Jumlah Tenaga Kerja
13
- Pekerja Teknis
6
- Pekerja Administrasi
7
- Tenaga Keamanan
-
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat atas air minum yang
bersih
dan
sehat,
jumlah
air
minum
yang
telah
di
distribusikan tahun 2009 sebanyak 194.240 meter kubik dengan pelanggan sebanyak 780 orang di PDAM Cabang Daik sementara di PDAM cabang Dabo didistribusikan sebanyak 429.933 meter kubik dngan pelanggan sebanyak 2.046 orang. Tabel. T-II.18. Banyaknya Air Minum Yang disalurkan Menurut Kategori Pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga Tahun 20082009 Jumlah (M3) Kategori Pelanggan 2008 Rumah Tangga (Tempat Instansi/Kantor Pemerintah
Tinggal),
01.
Hotel/Objek Perusahaan
Industri,
02. 03.
Badan Sosial, Rumah Sakit, Rumah Ibadah
1.500
04.
Sarana Umum
-
05.
Hydran Pelabuhan
-
10.
Lainnya
-
Jumlah
Wisata,
Toko,
2009 159.140
152.208 30.600 24.960
178.668
4.500
194.240
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009
II-52
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 Tabel. T-II.19. Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Kategori Pelanggan Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2009 Jumlah (M3)
Kategori Pelanggan Rumah Tangga Pemerintah
(Tempat
Tinggal),Instansi/Kantor
318.585
354.118
Hotel/Objek Wisata, Toko, Industri, Perusahaan
40.982
41.703
Badan Sosial, Rumah Sakit, Rumah Ibadah
27.560
34.112
Sarana Umum
-
Hydran Pelabuhan
-
Lainnya
-
Jumlah
387.12 7
429.93 3
masyarakat
berupa
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009
Pos dan Telekomunikasi Dalam
memberikan
pelayanan
kepada
kegiatan pengiriman dan penerimaan benda-benda pos, seperti surat menyurat, paket pos, wesel, giro, dan tabungan, telah didukung dengan keberadaan Kantor Pos.
c. Iklim Berinvestasi Investasi
yang
akan
masuk
ke
suatu
daerah
bergantung
kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan
serta
berlangsung
merta.
secara
Pembentukan
terus-menerus
daya dari
saing
waktu
investasi,
ke
waktu
dan
dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah regulasi,perbankkan, kriminalitas hotel dan perijinan. Suatu daerah
investor
jika
akan
didukung
tertarik
dengan
berinveatasi
regulasi
yang
pada
baik,
suatu
regulasi
tersebut diantaranya adalah adanya kemudahaan perijinan serta pengenaan pajak dan retribusi daerah dengan tingkat biaya yang
II-53
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 kompetitif.
Kemudahan
perijinan
adalah
proses
pengurusan
perijinan yang terkait dengan persoalan investasi. Perbankan Sampai
dengan
akhir
tahun
2010,
sektor
perbankan
di
wilayah Kabupaten Lingga belum menunjukkan adanya peningkatan yang
cukup
berarti,
baik
dari
segi
kuantitas
maupun
aktivitasnya. Hal ini terbukti dari jumlah bank di Kabupaten Lingga baru sebanyak 3 (tiga) buah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.Bank–bank
tersebut
adalah
Bank
Rakyat
Indonesia
(BRI) Cabang Pembantu Dabo Singkep, Bank Riau Cabang Pembantu Dabo Singkep, dan BRI Unit Daik Lingga. Pajak dan Retribusi Sampai dengan tahun 2010 terdapat 10 jenis pajak daerah dan
3
jenis
retribusidaerah
yang
dipungut
oleh
Pemerintah
Kabupaten Lingga. Untuk mengetahui rincian pajak dan retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Lingga dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu sumber pendapatan atau devisa negara. Baik dari luas lahan maupun jumlah penerimaan pajak bumi dan bangunan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2010 seluas 10.383,72 hektar lahan yang terkena pajak dengan penerimaan sebesarRp. 410.248.753,Perhotelan dan Pariwisata Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata yang menggalakkan
kegiatan
pendapatan
masyarakat
meningkat
melalui
ekonomi, serta
upaya
sehingga
penerimaan
pengembangan
lapangan devisa dan
pekerjaan, akan
dapat
pendayagunaan
II-54
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 berbagai
potensi
kepariwisataan.
Jumlah
objek
wisata
di
Kabupaten Lingga selama tahun 2010 ada sebanyak 82 buah.
d. Sumber Daya Manusia Tinjauan terhadap tingkat pendidikan sumber daya manusia dalam konteks daya saing daerah menunjukkan bahwa pada saat ini kualitas sumber daya manusia Kabupaten Lingga masih perlu banyak
peningkatan.
(Dependensy saing
Ratio)
suatu
menyimpulkan ekonomi,
Beban
dapat
daerah.
digunakan
Tingginya
tingginya
karena
rasio
juga
penduduk
tanggungan sebagai
angka
faktor yang
penduduk
indikator
daya
beban
tanggungan
penghambat
pembangunan
produktif
harus
menopang
kehidupan yang tidak produktif. Usia tidak produktif adalah usia antara 0–14 dan 65 tahun keatas, jumlah penduduk tidak produktif
Kabupaten
Lingga
adalah
35.134
orang.
Sedaangkan
usia produktif Kabupaten Lingga adalah 51.110 (15-55 tahun. Rasio
ketergantungan
diketahui
dari
umur
produktif
dibagi
dengan usia tidak produktif. Rasio ketergantungan Kabupaten Lingga
adalah
1,5
orang
atau
2
orang.
Rasio
tanggungan
Kabupaten Lingga yaitu 2 orang produktif menanggung 1 orang tidak
produktif.
Dengan
angka
beban
tanggungan
yang
cukup
rendah ini maka daya saing daerah sebenarnya relatif lebih baik.
Penguatan
daya
saing
pada
sisi
sumber
daya
manusia
adalah dengan mengoptimalkan kualitas penduduk usia produktif melalui program pelatihan dan pendidikan agar lebih siap masuk dalam
lapangan
kerja
yang
membutuhkan
tingkat
keterampilan
yang tinggi.
II-55
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Suatu
visi
dan
misi
pembangunan
harus
memerhatikan
permasalahan pembangunan dan isi-isu strategis daerah. Isu–isu strategis
adalah
kondisi
atau
hal
yang
diperhatikan
atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan dua puluh tahunan mengingat dampaknya yang signifikan bagi masyarakat Kabupaten Lingga
di
masa
diantisipasi,
depan.
akan
Suatu
isu
menimbulkan
strategis
kerugian
apabila
yang
lebih
tidak besar.
Demikian pula sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan dapat menghilangkan
peluang
untuk
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang. Isu
strategis
informasi termasuk
shohih
dirumuskan tentang
permasalahan
strategis
dan
melalui
identifikasi
dinamika
lingkungan
pembangunan
diperkirakan
daerah
dapat
berbagai
eksternal,
yang
bersifat
mempengaruhi
agenda
pembangunan dalam 20 tahun kedepan. Berbagai permasalahan yang sangat
mendesak,
keberhasilan pembangunan
memiliki
pembangunan dalam
20
dan
tahun
pengaruh
yang
menentukan ke
depan
kuat
terhadap
pencapaian
harus
tujuan
diidentifikasi
dengan jelas dan lugas.
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah Prinsip perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah berbasis pada analisis permasalahan pembangunan daerah. Suatu rencana pembangunan, sekurang-kurangnya, harus mampu mengenali permasalahan pembangunan dan bagaimana pemecahannya di masa datang.
Permasalahan
pembangunan
daerah
merupakan
“gap
expectation” antara kinerja pembangunan Kabupaten Lingga yang
III- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dilakukan. Guna membantu memastikan visi dan misi daerah dirumuskan dengan tepat, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam
tentang
kekuatan,
kelemahan,
peluang,
dan
ancaman
yang dihadapi Kabupaten Lingga. Permasalahan pembangunan diperlukan dalam perumusan visi dan
misi
perumusan
daerah
yang
sasaran
selanjutnya
pokok
RPJPD.
akan
dituangkan
Identifikasi
dalam
permasalahan
pembangunan dapat diverifikasi dari informasi pada gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi kinerja pembangunan periode sebelumnya serta penjaringan aspirasi yang langsung dilakukan terhadap masyarakat. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan para
untuk
pemangku
masing-masing
kepentingan,
aspek
maka
dan
kesepakatan
permasalahan
dari
pembangunan
jangka panjang Kabupaten Lingga adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelestarian budaya Melayu dan pembinaan keagamaan Permasalahan belum
terkait
optimalnya
melestarikan
pelestarian
upaya
untuk
nilai-nilai
luhur
budaya
menjaga, budaya,
Melayu
antara
mempertahankan, adat
dan
lain dan
tradisi,
kehidupan seni, bahasa dan sastra melayu, yang masih melekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi. Sedangkan permasalahan dalam pembinaan keagamaan antara lain sampai
saat
ini
belum
dikembangkan
sekolah
keagamaan
yang
disertai penyediaan guru-guru agama yang memenuhi kualifikasi. Pengelolaan budaya di masa depan diarahkan untuk menjadi aset yang sangat berharga dalam membangun jati diri berlandaskan nilai-nilai
keimanan
dan
mewarnai
segenap
sektor
kehidupan
serta menjadi daya tarik yang khas untuk mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional.
III- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
2. Masih rendahnya kualitas pendidikan Perluasan akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan landasan moralitas serta kepribadian mulia dengan standar kualitas dan kompetensi pendidikan yang diakui sesuai standar nasional bahkan dunia internasional
merupakan
salah
satu
harapan
agar
masyarakat
memiliki basis dalam menghadapi era globalisasi. Hingga saat ini belum cukup tersedia pilihan bagi sistem pendidikan yang memberikan
bekal
untuk
siap
bekerja
sesuai
kebutuhan
pembangunan wilayah atau pasar kerja, sistem yang berorientasi pembentukan wirausaha yang diperlukan untuk mengolah potensi keunggulan sumberdaya wilayah, maupun sistem pendidikan untuk melanjutkan
pendidikan
yang
lebih
tinggi
serta
memperluas
wawasan ilmu pengetahuan. Saat ini, sistem pendidikan belum memberikan jaminan bahwa tujuan-tujuan
pendidikan
dapat
dicapai.
Hingga
saat
ini,
jumlah sarana dan prasaran pendidikan masih jauh dari memadai, jika melihat murid yang harus dilayani. Tingkat putus sekolah dasar masih cukup tinggi juga masih terlihat tinggi mewakili beberapa masalah dasar pendidikan. Tenaga pendidik juga masih sangat
minim
dan
belum
tersebar
secara
merata
diberbagai
wilayah.
3. Pelayanan kesehatan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat Pelayanan kesehatan harus dapat menjangkau dan dimanfaatkan oleh
berbagai
lapisan
sosial-ekonomi
masyarakat,
termasuk
masyarakat ekonomi lemah. Karenanya, pelayanan kesehatan yang maju diarahkan agar tersedia cukup merata di berbagai daerah dan terjangkau dari segi biaya. Untuk
mencapai
tingkat
layanan
kesehatan
sebagaimana
diinginkan, masih terdapat berbagai kendala dihadapi, antara lain:
profesionalisme
pelayanan
kesehatan
yang
masih
perlu
III- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
ditingkatkan, jumlah tenaga-tenaga medis dan spesialis serta paramedis, bidan, ahli gizi, dan ahli sanitasi yang masih dibawah kebutuhan, keberadaan sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan
rendahnya
yang perldan jaringannya perlu ditingkatkan,
kesadaran
kesehatan
masyarakat
menuju
budaya
berperilaku hidup bersih dan sehat.
4. Masih
rendahnya
kesetaraan
gender
dan
pemberdayaan
perempuan dalam pembangunan Pemberdayaan membangun
wanita
strategi
menghadapi
persoalan
pemberdayaan
yang
mendasar
meminimalkan
dalam konflik
peran sehingga akan berkembang menjadi kultur kesetaraan yang harmonis di masyarakat dengan menempatkan wanita sebagai pusat kemandirian untuk mengatasi persoalannya, menyejahterakan dan mengatasi berperan
persoalan nyata
dirinya,
dalam
sosial
meningkatkan
ekonomi
rumah
kemampuannya tangga
maupun
lingkungan masyarakatnya.
5. Belum
optimalnya
pemberdayaan
pemuda
dalam
pembangunan
daerah Permasalahan konsistensi
pembangunan dan
di
masa
sistematisasi
depan
upaya
bagi
pemuda
menciptakan
dan
adalah atau
menyediakan lingkungan, sarana-prasarana, serta pendampingan yang kondusif dan nyaman bagi mereka untuk mengembangkan minat dan bakat, belajar dan beraktivitas fisik dan sosial. Dengan demikian, dapat meminimalkan pengaruh-pengaruh negatif yang berdampak buruk bagi pertumbuhan kejiwaan dan fisik pemuda, sebaga generasi penerus bangsa.
6. Masih rendahnya keterampilan, kompetensi dan daya saing tenaga kerja Tantangan jangka panjang pembangunan ketenagakerjaan adalah meningkatkan
kualitas
dan
kompetensi
tenaga
kerja
agar
III- 4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
mendapat pengakuan dan mampu bersaing di pasar kerja dalam negeri maupun secara internasional dengan tetap mempertahankan jati diri kulturalnya. Sejalan dengan sisi penawaran tenaga kerja tersebut, maka permintaan akan tenaga kerja perlu lebih diperluas. Perluasan tersebut menghadapi permasalahan belum optimalnya
upaya
diversifikasi
untuk
usaha
menciptakan
di
sektor
peluang
formal
dan
investasi informal
dan serta
mendorong terciptanya budaya wirausaha di masyarakat yang pada gilirannya akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran.
7.Masih tingginya angka kemiskinan Penduduk Miskin dari
dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Lingga
tahun ke tahun mengalami penurunan secara signifikan.
Tingkat kemiskinan pada tahun 2008 sebesar 18.19% dan pada tahun 2011 sebesar 12,98%. Hal ini disebabkan karena adanya program-program pemerintah daerah yang menjadi prioritas dalam pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
sehingga
dapat
mengurangi
jumlah penduduk miskin.
8.Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang belum optimal Dengan wilayah laut lebih dari 90% hal paling mudah dilihat adalah
potensi
lautan
yang
sedemikian
dominan,
belum
sepenuhnya diberdayakan untuk kepentingan masyarakat. Namun demikian, potensi yang berada di daratan juga tidak kalah penting, dengan tetap memerhatikan kelestariannya dan derajat keberlanjutan (sustainabilitas), mengingat terbatasnya sumber daya alam di Kabupaten Lingga, khususnya yang di daratan. Upaya pengawetan (preservasi) dan perlindungan (konservasi) sangat diperlukan agar sumberdaya alam tersebut tetap dapat memberikan sekarang sumberdaya
hasil dan
yang
yang
alam
optimal
akan yang
bagi
datang. tidak
kepentingan
Begitu
dapat
pula
masyarakat eksploitasi
terperbaharui
perlu
III- 5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
dikendalikan
secara
cermat
agar
tidak
terjadi
kerusakan
lingkungan. Dalam kaitan ini, proporsi luas daratan yang tidak lebih dari 5%
dari
total
keseluruhan
wilayah
kabupaten
Lingga
maka
pemanfaatan wilayah daratan harus direncanakan dengan sebaikbaiknya. Keterbatasan lahan mengingat kebutuhan akan aktivitas di
berbagai
sektor
kehidupan
semakin
meningkat
dan
juga
menjadi masalah yang sangat serius apabila tidak ada komitmen yang cukup kuat untuk menjalankan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang
telah
adanya
peningkatan
disepakati
pada
level
kesadaran
masyarakat
kabupaten. akan
Perlu
keterbatasan
lahan di Kabupaten Lingga mengingat persaingan kebutuhan lahan dari di berbagai sektor kehidupan semakin meningkat. Perubahan penggunaan lahan dari sektor primer ke sekunder bahkan tersier mengurangi bagian untuk lahan pertanian. Demikian juga upaya penciptaan
public
space
untuk
mendukung
keasrian
wilayah
Kabupaten Lingga yang dipersiapkan sebagai salah satu tujuan wisata utama bahari, budaya Melayu dan wisata alam lainnya juga menuntut adanya penyiapan lahan yang cukup.
9. Masih rendahnya aksesibilitas dan produktivitas pangan Ketahanan pangan memuat 3 (tiga) komponen penting pembentuk, yaitu:
produksi
dan
ketersediaan
pangan,
jaminan
akses
terhadap pangan, serta mutu dan keamanan pangan. Kombinasi ketiga
komponen
tersebut
memberikan
kontribusi
terhadap
terciptanya kemandirian pangan suatu daerah. Kondisi
geografis
kepulauan
Kabupaten
menjadikan
daerah
Lingga ini
yang
perlu
merupakan memiliki
wilayah
ketahanan
pangan yang baik. Krisis pangan merupakan masalah yang harus diantisipasi
bila
terjadi
cuaca
buruk
dan
menghambat
transportasi laut dari dan ke wilayah Lingga. Permasalahan ketahanan pangan di Lingga terlepas dari adanya cuaca buruk yang mempengaruhi arus barang, yaitu rendahnya
III- 6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
aksesibilitas dan produktivitas pangan. Akses menuju wiayah Lingga sangat terpengaruh cuaca dan jadwal kapal. Demikian juga dengan produksi pangan utama yang belum mampu memenuhi konsumsi pangan masyarakat Lingga.
10. Belum optimalnya penerapan prinsip-prinsip good governance Sebagai
institusi
yang
diberi
mandat
oleh
rakyat
untuk
menginisiasi berbagai aktivitas pembangunan, pemerintah daerah memiliki kedudukan yang strategis dalam menentukan hitam putih kemajuan
suatu
daerah.
Untuk
itu,
profesional
tidaknya
birokrasi, akan (turut) menentukan efisiensi dan efektivitas pencapaian suatu tujuan pembangunan. Hingga
saat
ini,
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
masih
belum secara optimal menerapkan prinsip akuntabilitas. Hal ini ditunjukkan
dengan
melihat
beberapa
indikator
dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan daerah.
Permasalahan
pemerintahan
adalah
utama belum
akuntabilitas
penyelenggaraan
profesionalnya
birokrasi
dalam
menopang tugas fungsi di masing-masing penyelenggaraan urusan, lemahnya penyelenggaraan dan pengendalian sistem dan prosedur kerja
yang
efektif
dan
efisien
serta
belum
terpenuhinya
standar kompetensi sebagian aparatur kabupaten Lingga. Pada
level
mikro,
beberapa
upaya
konkrit
dalam
mendorong
sebuah proses transparansi, partisipatif dan akuntabel dari penyelenggaraan optimal. menuju
Oleh
pemerintahan sebab
proaktif
itu,
dari
dan
spirit
berbagai
aktivitas
politik
pengelolaan peluang
dari
dan
belum reaktif
tantangan
pemerintahan dan politik di Kabupaten Lingga, menjadi relevan dilakukan.
Artinya,
pemangku
kepentingan
pemerintahan
dan
politik tidak lagi sekedar merespon persoalan tetapi mencari tahu
atau
mengetahui
persoalan.
Seiring
dengan
tantangan
tersebut, beberapa kegiatan pemerintahan dan politik hendaknya mampu mendorong berbagai aspek, seperti: reformasi birokrasi yang merujuk pada proses pelayanan politik yang berkeadilan;
III- 7
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
mendorong
kesiapan
mengantisipasi daerah mampu
yang
akses
kegiatan
seharusnya
mendorong
simpul
pemerintah
fungsi
jejaring
Kabupaten
politik;
bernuansa dan
peran
aksesibilitas
Lingga
dalam
pelaksanaan
kemandirian, Kabupaten
otonomi
demokratis,
Lingga
sebagai
dan
politik;
pemerintahan
keberpihakan terhadap masyarakat, hal ini dibuktikan dengan mengurangi
tindakan
diskriminatif
terhadap
kaum
difabel,
perempuan dan sebagainya.
11. Masih
adanya
ketimpangan
pembangunan
dan
pengembangan
infrastruktur wilayah Ketimpangan
penyebaran
kesenjangan
dalam
kesehatan, birokrasi
penduduk
pemenuhan
pendidikan, yang
semakin
kebutuhan
budaya,
cenderung
akan
pelayanan
ekonomi,
berkembang
memperlebar sosial,
infrastruktur
dan
dinamis
di
dan kota.
Optimalisasi pengendalian penyebaran penduduk dan peningkatan kualitas
sumberdaya
antar-wilayah
dengan
manusia,
serta
memberikan
pemerataan
penekanan
pada
pembangunan pembangunan
wilayah-wilayah desa dan pulau-pulau terkecil lainnya perlu lebih
dioptimalkan
guna
mengurangi
kesenjangan
dengan
pembangunan perkotaan. Faktor utama yang menyebabkan ketimpangan pembangunan adalah masih belum meratanya infrastruktur dasar baik jalan raya, listrik,
telekomunikasi,
darat/laut.
Ketimpangan
pelabuhan, juga
dan
dirasakan
alat
transportasi
antara
pembangunan
daerah perkotaan dan pelosok. Aspek kewilayahan menjadi sumber masalah
karena
sepenuhnya
makanisme
mendudukan
dan
isu-isu
manajemen tentang
pembangunan kewilayahan
belum menjadi
pertimbangunan utama, terutama dalam mengalokasikan dana dan sumber daya pembangunan. Di samping itu, pembangunan prasarana wilayah di Kabupaten Lingga
belum
sepenuhnya
mampu
mendukung
pengembangan
tata
wilayah dan menciptakan integrasi antar-wilayah pulau-pulau
III- 8
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
dan
pusat-pinggiran,
kawasan.
Oleh
kota-desa,
sebab
itu,
dan
antar-berbagai
pengembangan
fungsi
prasarana
perlu
diarahkan lagi dalam upaya mendukung berjalannya fungsi-fungsi kawasan dan terciptanya struktur ruang yang terintegrasi. Di sini, pengembangan prasarana wilayah harus mampu mengembangkan pola hubungan dan interaksi dalam proses produksi, distribusi, dan
hubungan
pengembangan
fungsional
lainnya.
infrastruktur
yang
Termasuk
penyediaan
mendukung
dan
dan
mendorong
investasi daerah, melengkapi infrastruktur dasar.
3.2. Isu Strategis Berdasarkan pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun
2008
Pengendalian
tentang
dan
Tahapan,
Evaluasi
Tata
Pelaksanaan
Cara
Penyusunan,
Rencana
Pembangunan
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; maka
dan dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) harus dilakukan analisis isu-isu strategis. Isu-isu
strategis
daerah
pada
dasarnya
adalah
masalah/persoalan atau suatu hal yang perlu/harus atau dapat dilakukan atau dikerjakan oleh pemerintah daerah selang waktu 20 (dua puluh) tahun. Strategis tidaknya suatu isu tentu harus dinilai
dari
kerangka
urgensi
dan
relevansi
penanganannya
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah. Analisis lingkungan eksternal menjadi salah satu basis penentuan isu srategis. Isu strategis dimaksud antara lain dapat
berasal
dari
target
pembangunan
milenium
(Milennium
Development Goals/MDG’s), isu nasional (kebijakan pembangunan jangka panjang nasional-RPJPN), dan isu regional (kebijakan pembangunan jangka panjang regional-RPJPD Provinsi Kepulauan Riau).
III- 9
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
a. Isu Internasional (Milennium Development Goals-MDGs) Konsep MDGs muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan tujuan
beserta
membantu sangat
target-target-nya
masyarakat
mendasar.
keluar
Konsep
MDGs
dari
yang
diharapkan
mampu
persoalan-persoalan
pada
intinya
bertujuan
yang untuk
membawa pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk manusia dan lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta bagi generasi sekarang dan generasi mendatang. Dalam Kabupaten
Rencana Lingga
Pembangunan
juga
Jangka
memperhatikan
Panjang
Millenium
Daerah
Development
Goals (MDGs), yang terdiri dari: 1. Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan; 2. Memberlakukan pendidikan dasar yang universal; 3. Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan angka kematian anak; 5. Memperbaiki kesehatan maternal; 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; 7. Menjamin kesinambungan lingkungan hidup; dan 8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.
b. Isu
Nasional
(Kebijakan
Pembangunan
Jangka
Panjang
Nasional-RPJPN 2005-2025) Review terhadap RPJPN bertujuan untuk mengetahui arah pembangunan tahapan
nasional
lima
tahunan.
dan
sasaran
Pemahaman
pembangunan
terhadap
arah
pada
setiap
dan
sasaran
pembangunan jangka panjang akan memandu RPJPD Kabupaten Lingga agar
selaras
dengan
cita-cita
bersama
seluruh
rakyat
Indonesia.
III- 10
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Adapun tahapan dan skala prioritas pada RPJPN 2005-2025 ditampilkan
pada
tabel
berikut
ini.
Dapat
dilihat
bahwa
pembangunan selama 2005-2009 diarahkan pada penataan di segala bidang pembangunan untuk tercapainya kondisi yang aman, damai, adil,
demokratis,
meningkatkan 2010-2014
sebagai
kesejahteraan
diarahkan
manusia,
daya
pada
saing
pondasi
utama
masyarakat. peningkatan
perekonomian,
dalam
upaya
Pembangunan
selama
kualitas dan
sumber
pemenuhan
daya
Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Dengan demikian pelayanan wajib yang telah memiliki SPM perlu menjadi prioritas pembangunan dalam periode tersebut. Demikian pula halnya bagi Kabupaten Lingga, pencapaian SPM menjadi salah satu tema utama pembangunan pada periode 2009-2014 ini. Selanjutnya selama 2015-2019 merupakan periode
pemantapan
pembangunan
secara
menyeluruh
guna
memastikan tercapainya daya saing perekonomian yang kompetitif yang didukung sumber daya manusia berkualitas dan kemampuan ilmu
pengetahuan
terakhir
dan
(2020-2024),
memperkokoh
struktur
teknologi.
Selanjutnya
pembangunan perekonomian
di
diarahkan
tahapan
pada
berlandaskan
upaya
keunggulan
kompetitif di semua wilayah yang didukung sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Tabel. T-III.1. Tahapan dan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025 RPJM I (2005-2009)
Menata
kembali
&
membangun
Indonesia
di
segala bidang Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,
yang adil dan
demokratis,
dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJM II (2010-2014)
Memantapkan
penataan
kembali
Indonesia
di
segala bidang Memantapkan
penataan
kembali
NKRI,
III- 11
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
meningkatkan
kualitas
SDM,
membangun
kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing daerah RPJM III (2015-2019)
Menetapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang Memantapkan dengan
pembangunan
menekankan
kompetitif
secara
menyeluruh
pembangunan
keungulan
perekonomian
yang
berbasis
SDA
yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK RPJM IV (2020-2024)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil
dan
makmur
melalui
percepatan
pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian
yang
kokoh
berlandaskan
keunggulan kompetitif
c. Isu
Regional
(Kebijakan
Pembangunan
Jangka
Panjang-RPJPD
Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025) Review terhadap RPJPD Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk mengetahui kebijakan Provinsi Kepulauan Riau. Pemahaman terhadap
kebijakan
pembangunan
jangka
panjang
provinsi
ini
akan memandu RPJPD Kabupaten Lingga agar selaras dan sinergis dengan
tujuan
dan
kebijakan
pembangunan
Provinsi
Kepulauan
Riau. Kebijakan pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Riau antara lain: 1. Mewujudkan
masyarakat
Kepulauan
Riau
yang
memiliki
kepribadian dan berakhlak mulia Kepribadian
dan
akhlak
mulia
diyakini
oleh
masyarakat
sebagai landasan bagi pelaksanaan pembangunan. Sikap mental
III- 12
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
dan moral mencerminkan budaya suatu masyarakat akan menjadi ukuran
bagi
pihak
luar
dalam
memandang
Kepulauan
Riau
maupun kebutuhan nyata bagi masyarakat sendiri. Pencitraan dan penilaian pihak luar terhadap Kepulauan Riau merupakan kondisi riil yang menjadi sebuah penilian tersebut. Untuk mendukung
perwujudan
kebijakan
yang
tersebut
cepat
dan
dilakukan
selaras
dengan
antara
langkah
satu
dengan
lainnya. 2. Mewujudkan
Sumber
Pendidikan,
Daya
Memiliki
Kepulauan
Etos
Kerja
Riau dan
yang
Berkualitas
Produktivitas
Yang
Tinggi Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dalam meningkatkan
daya
saing
daerah
baik
skala
nasional
dan
global. Pendidikan akan memengaruhi etos kerja dan akhirnya meningkatkan
daya
saing.
Daya
saing
akan
memberikan
kelenturan berpikir dan bertindak dalam mengelola peluang dan meningkatkan tantangan menjadi peluang. Keunggulan dan masa depan Kepulauan Riau tidak cukup hanya disandarkan pada
kekayaan
sumber
daya
alam
yang
sama
dipahami
daerah
agar
mampu
akan
habis suatu saat nanti. 3. Meningkatkan pembangunan
daya
saing
Dalam
perekonomian
nasional
melaksanakan dan
global
khususnya dalam bidang industri pengelolaan, perikanan dan kelautan serta pariwisata Suatu
daya
dinamika suatu
saing
ekonomi
daerah
daerah daerah
meningkat
akan
menentukan
berkembang. maka
daya
Semakin tarik
sejauh
mana
daya
saing
bagi
masuknya
investasi daerah berpeluang meningkat pula. Untuk mengukur kemampuan daerah dalam pergaulan secara nasional dan global agar tetap eksis dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing.
Daya
saing
daerah
meliputi
seluruh
potensi
baik
sumberdaya alam (SDA), sumber daya buatan (SDB), sumber daya
manusia
(SDM)
dan
sumber
daya
sosial
(SDS)
secara
bersama-sama dan terintegrasi mencerinkan kondisi daerah.
III- 13
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
4. Mewujudkan masyarakat Kepulauan Riau yang Dapat memenuhi Seluruh Kebutuhan Dasar Hidupnya Secara layak Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang seluruh kebutuhannya terpenuhi dengan ketersediaan bahan kebutuhan pokok
dan
pelayanan
diarahkan
untuk
kesejahteraan
dasar
yang
terjangkau.
meningkatkan
seluruh
ekonomi
masyarakat.
Pembangunan daerah
Untuk
dan
mewujudkan
masyarakat Kepulauan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar hidupnya secara layak yang dilakukan mencakup aspek sosial, ekonomi, infrastukur dan lainnya. 5. Mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau Sebagai Salah Satu Pusat Pertumbuhan
Ekonomi
Nasional
Dalam
Bidang
Industri
Pengelolaan, Perikanan dan Kelautan serta pariwisata Secara kodrati Kepulauan Riau berdekatan dengan negara yang sudah maju seperti Singapura dan Malaysia serta dukungan oleh kebijakan pemerintah yang menetapkan Kepulauan Riau sebagai salah satu kawasan strategis nasional. Potensi dan peluang tersebut hanya akan memberi mannfaat jika dilakukan perencanaan
yang
komperhensif
dalam
menatap
masa
depan
Kepulauan Riau yang lebih maju. Dengan potensi yang ada, keinginan
untuk
menjadikan
Kepulauan
Riau
sebagai
salah
satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa ditunda lagi.
Berkembangnya paradigma pembangunan yang mengarah pada peningkatan
kualitas
pembangunan
nasional,
seutuhnya
dan
manusia yaitu
pembangunan
adalah
sejalan
pembangunan masyarakat
dengan
hakekat
manusia
Indonesia
Indonesia.
Indikator
pengukuran yang digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan nilai komposit terhadap upaya program pembangunan dari aspek manusia yakni pendidikan, kesehatan, dan kemampuan daya beli masyarakat.
III- 14
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Selain itu, sejumlah permasalahan publik lainnya yang menjadi aspirasi pembangunan untuk dua puluh tahun ke depan secara umum terinspirasi dari penyelesaian 3 (tiga) agenda utama
pembangunan
kemiskinan
dan
yakni
pengembangan
kesejahteraan
sumberdaya
masyarakat
serta
manusia,
peningkatan
infrastruktur pelayanan masyarakat. Ketiga agenda pembangunan ini merupakan karakter permasalahan yang secara umum dihadapi oleh pemerintah kabupaten /kota di Indonesia. Sebagai pembangunan
daerah yang
otonom
dihadapi
yang
baru
Kabupaten
dimekarkan,
Lingga
agenda
menjadi
lebih
kompleks karena terkait dengan prioritas penanganan berbagai isu
strategis.
Dengan
mempertimbangkan
tantangan
jangka
panjang daerah, analisis lingkungan internal dan eksternal, tuntutan
pembangunan
(RPJPN),
serta
telaahan
hal-hal
identifikasi
global
pembangunan tersebut
isu-isu
(MDGs), regional diatas,
strategis
pembangunan
nasional
(provinsi).Berdasarkan maka
dapat
pembangunan
dilakukan
jangka
panjang
daerah Kabupaten Lingga, antara lain: 1. Peningkatan kualitas kehidupan beragama; 2. Penguatan identitas dan karakter daerah berbasis budaya Melayu; 3. Pengembangan
ekonomi
berkelanjutan
berbasis
sektor
pertanian, perikanan dan pariwisata; 4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi; 5. Pengarusutamaan
gender
dan
pemberdayaan
perempuan
dalam
pembangunan; 6. Peningkatan
keterjangkauan dan ketersediaan pangan;
7. Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel; 8. Penyelenggaraan pelayanan publik yang prima; 9. Penyediaan
infrastruktur
dasar
yang
menjangkau
seluruh
wilayah; 10. Penanganan masalah lapangan kerja dan pengangguran serta kemiskinan; dan
III- 15
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
11. Pencegahan penyimpangan perilaku dan konflik sosial serta merapuhnya
nilai-nilai
moral
dan
ketahanan
spiritual
masyarakat.
III- 16
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH
Visi
dan
misi
merupakan
sarana
paling
sederhana
bagaimana
suatu gambaran masa depan daerah dapat dikomunikasikan dan disepakati. Visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah adalah
kesepakatan
seluruh
stakeholder
tentang
apa
dan
bagaimana wujud Kabupaten Lingga dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan serta kerangka umum bagaimana mencapainya. Melalui visi dan misi daerah ini dapat dilihat wujud Kabupaten Lingga pada akhir tahun 2025 sebagaimana diinginkan bersama masyarakat.
4.1. Visi Pembangunan kearah
yang
lebih
diamanatkan mewujudkan
oleh
hakekatnya
baik
bagi
yang
jangka
panjang
secara
upaya
bangsa.
Dasar
Indonesia
pembangunan pembangunan
adalah
suatu
Undang-Undang
masyarakat
perencanaan prioritas
pada
1945 adil
perubahan Sebagaimana
yang dan
sebagai
menyeluruh
ingin makmur,
arah
merupakan
dan
tahapan
dalam kerangka pencapaian masyarakat yang adil dan makmur. Berpijak
pada
kondisi
memperhitungkan 2025,
dan
tantangan
yang
mempertimbangkan
memperhatikan Provinsi
Kabupaten
visi
Kepulauan
akan
potensi
pembangunan Riau
Lingga
ini,
dengan
dihadapi
sampai
tahun
Kabupaten
Lingga
serta
nasional
2005-2025,
saat
2005-2025
maka
visi
dan
visi
pembangunan
Kabupaten Lingga 2005–2025 adalah:
“TERWUJUDNYA KABUPATEN LINGGA SEBAGAI BUNDA TANAH MELAYU BERBASIS KEPADA KEPULAUAN DAN AGROMINAWISATA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA”
IV- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
Pernyataan Visi tersebut memiliki makna:
Bunda
Tanah
wilayah
Melayu;
yang
menjadi
berkembangnya Pembangunan
mengandung
adat
tempat
istiadat
dilandaskan
reaktualisasi
sistem
pengertian
dan
dan
nilai
asal,
sebagai
tumbuh
kebudayaan
sekaligus
yang
dan
melayu.
menghasilkan
berasal
dari
budaya
melayu dan agama yang dianut oleh masyarakat Kabupaten Lingga dari masa ke masa hingga kini.
Kepulauan;
mengandung
pengertian
bahwa
pembangunan
Lingga dilakukan dengan pendekatan pengembangan wilayah kepulauan yang menitikberatkan tidak hanya pada daratan namun lautan yang harus diwujudkan dalam satu kesatuan ruang secara integral. Keterhubungan pulau-pulau intra dan inter wilayah Lingga menjadi suatu keharusan untuk pemerataan
pembangunan.
perhubungan
laut
Dukungan
menjadi
urat
intrastruktur
nadi
yang
mendorong
berbagai aktivitas masyarakat serta investasi daerah.
Agrominawisata; pembangunan dari
mengandung
pengertian
memprioritaskan
darat
dan
lautan
bahwa
pengembangan
baik
berupa
kebijakan
kekayaan
alam
pertanian
dan
perikanan untuk menggerakkan roda ekonomi serta wisata Kabupaten Lingga. Pengembangan wisata dapat dimaksudkan sebagai
konsep
“agrotourism”
atau
“minatourism”
atau
wisata yang berdiri sendiri sebagai pengembangan konsep wisata
berbasis
kekayaan
alam
dan
historis
Kabupaten
Lingga.
Masyarakat
sejahtera;
perwujudan
budaya,
pertanian,
dan
mengandung
pengembangan
sektor
unggulan
pengertian
pertanian, lainnya
bahwa
perikanan,
pada
akhirnya
dipersembahkan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lingga. Suatu kesejahteraan diwujudkan dengan indikasi antara
berupa
lain
terpenuhinya
berupa
kecukupan
hak-hak pangan,
dasar
masyarakat
sandang,
papan,
IV- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman
serta
terpenuhinya
hak
asasi
dan
partisipasi
serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.2. Misi Misi dilakukan dicapai
pada
dasarnya
agar
visi
pada
menunjukkan dilaksanakan semula.
waktu
beberapa
Dalam
menjabarkan
yang
kurun
untuk
merupakan telah
utama
mewujudkan
berbagai
itu,
komitmen
umum
ditetapkan
tertentu.
upaya
kerangka
upaya
Dengan
di
yang
harus
atas
dapat
kata
pembangunan
lain yang
visi
yang
telah
misi
juga
diwujudkan
terhadap
seluruh
misi perlu
ditetapkan untuk
stakeholder
pembangunan daerah dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang. Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025, ditempuh melalui misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Menjadikan Kabupaten Lingga sebagai rujukan budaya Melayu; 3. Meningkatkan
kesadaran
hukum
dan
mengembangkan
kehidupan
masyarakat yang demokratis; 4. Mewujudkan
dan
mengembangkan
potensi
sumberdaya
manusia
yang berkualitas; 5. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan; dan 6. Meningkatkan jumlah dan mutu infrastruktur.
Adapun penjelasan dari masing-masing misi diatas adalah sebagai berikut:
IV- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, adalah membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan
terampil
yang
berlandaskan
keimanan
dan
ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menjadikan Kabupaten Lingga sebagai rujukan budaya Melayu, adalah membangun tempat rujukan bahasa, adat istiadat dan kebudayaan Termasuk
melayu dalam
serta
pusat
upaya-upaya
kajian ini
sejarah adalah
Melayu. bagaimana
melestarikan nilai-nilai luhur dan mengembangkan khazanah budaya Melayu sebagai tujuan wisata budaya dan sejarah. 3. Meningkatkan
kesadaran
hukum
dan
mengembangkan
kehidupan
masyarakat yang demokratis, adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
yang
taat
hukum
masyarakat
yang
menjunjung
dan
mengembangkan
tinggi
dan
kehidupan
menghormati
nilai
bermusyawarah dalam demokratis. 4. Mewujudkan yang
dan
mengembangkan
berkualitas,
pendidikan
dan
ditujukan
kesehatan
potensi untuk
sumberdaya
peningkatan
masyarakat
sehingga
manusia kualitas tercipta
masyarakat Lingga yang memiliki keunggulan dan daya saing serta
mampu
terserap
dalam
dunia
kerja.
Pengembangan
potensi SDM dimaksud, termasuk sumber daya aparatur yang diarahkan
untuk
pemerintahan
meningkatkan
daerah
yang
kinerja
diprioritaskan
penyelenggaraan pada
pelaksanaan
otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang
baik
dan
bersih
(good
governance)
sehingga
mampu
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. 5. Pemberdayaan
ekonomi
diprioritaskan
pada
kerakyatan, peningkatan
adalah
pembangunan
kemampuan
yang
perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal (sumber daya pertanian, perikanan dan kelautan, serta pariwisata) yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan sektor ekonomi yang mempunyai daya saing ditingkat lokal, regional,
nasional
bahkan
internasional
serta
mampu
IV- 4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
menciptakan
iklim
investasi
yang
produktif
dan
kondusif
dalam perekonomian daerah Kabupaten Lingga. 6. Meningkatkan membangun membuka
jumlah
dan
mutu
mengembangkan
isolasi
mengembangkan
dan
daerah,
infrastruktur,
infrastruktur
mengembangkan
kawasan-kawasan
adalah
yang
potensi
produktif,
mampu daerah,
meningkatkan
aksesibilitas baik di darat maupun di laut, meningkatkan mobilitas hasil-hasil produksi dan membuka peluang pasar.
4.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan
pembangunan
jangka
panjang
Kabupaten
Lingga,
yaitu: a. Mewujudkan masyarakat yang beriman dan lingkungan yang aman dan tenteram. b. Melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya Melayu. c. Mewujudkan tatanan kehidupan yang berlandaskan hukum. d. Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing. e. Mewujudkan
pengelolaan
sumber
daya
unggulan
sektor
pertanian, kelautan dan pariwisata secara optimal. f. Mewujudkan
kemandirian
ekonomi
yang
mensejahterakan
masyarakat. g. Menciptakan
wilayah
yang
maju
dengan
dukungan
sarana,
prasarana dan utilitas yang mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.
Sasaran pembangunan jangka panjang pada dasarnya adalah kuantifikasi
visi
dan
misi
pada
akhir
periode
ke
20
(dua
puluh). Sasaran menjelaskan target dari capaian pembangunan jangka Sasaran
panjang
pada
pembangunan
akhir jangka
tahun panjang
ke
20
Kabupaten
Kabupaten
Lingga
Lingga. adalah
sebagai berikut:
IV- 5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
1. Meningkatnya
kerukunan
hidup
beragama
dalam
kehidupan
bermasyarakat Kerukunan hidup antar umat beragama merupakan indikasi awal tentang Lebih
keberhasilan
dari
itu,
diharapkan,
nilai-nilai
ajaran
menciptakan
suasana
pembangunan,
dogma
yang
yang
lebih
dan
terus
kondusif
kehidupan dapat
memicu
keagamaan.
kearifan
dikembangkan
kreativitas
makna agama
kehidupan
khasanah
agama
mendorong
mengejawantahkan bagaimana
pengembangan
bagi
dapat
aktivitas
masyarakat
dalam
masing-masing, konsep
dari
pribadi
dan agar
hidup lebih disiplin, rajin, berprakarsa, dan mengembangkan sikap-sikap untuk terus berprestasi demi kemajuan Kabupaten Lingga secara keseluruhan. 2. Terwujudnya
karakter
daerah
yang
unggul
dan
modern
berbasiskan budaya melayu Karakter
daerah
merupakan
wujud
representasi
dari
kepribadian masyarakat Kabupaten Lingga yang unggul berasal dari cerminan kearifan budaya Melayu dan praktik keagamaan yang diimplementasikan dalam keseharian. Budaya dan agama tidak
hanya
sekedar
slogan,
tetapi
dikonstruksi
dan
direaktualiasi dalam sendi-sendi kehidupan yang kondusif bagi peningkatan harkat dan martabat kehidupan masyarakat di
masa-masa
meningkatkan juga
mendatang.
“kadar”
dimaksudkan
budaya
untuk
Upaya-upaya dalam
menjadikan
untuk
keseharian budaya
terus
masyarakat
Melayu
“khas
Kabupaten Lingga” sebagai salah satu pusat kunjungan wisata budaya di Kepulauan Riau”. 3. Terwujudnya
penegakan
dan
kepastian
hukum
serta
tatanan
kehidupan masyarakat yang demokratis Pencapaian penyelenggaraan otonomi daerah untuk menciptakan kehidupan demokrasi daerah yang lebih kontekstual harus terwujud dalam kehidupan masyarakat, yang harmonis dengan
IV- 6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
budaya dan kearifan lokal. Demi tercapainya ketertiban dan kedamaian suatu wilayah, maka hukum berfungsi untuk memberikan jaminan bagi setiap orang.
Oleh
karenanya
hukum
itu
harus
dilaksanakan
dan
ditegakkan tanpa membeda-bedakan atau tidak memberlakukan hukum secara diskriminatif. Penegakan dan kepastian hukum harus dicontohkan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah berupa penyelenggaraan instansi secara akuntabel jauh dari sikap
koruptif
serta
mengedepankan
profesionalisme
birokrasi. 4. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat Pendidikan
merupakan
salah
satu
pilar
terpenting
dalam
meningkatkan kualitas manusia. Aspek pendidikan merupakan bagian dari investasi jangka panjang yang ditujukan untuk pembentukan
kualitas
dan
karakter
manusia.
Selain
peningkatan manajemen pendidikan, maka peningkatan kualitas pendidikan juga harus ditunjang dengna penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan sesuai standar nasional pendidikan. 5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan layanan dasar yang
wajib
Peningkatan
diselenggarakan derajat
kesehatan
oleh
pemerintah
masyarakat
daerah.
diarahkan
pada
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan,
sumberdaya
obat
&
perbekalan
kesehatan,
pemberdayaan masyarakat kesehatan dan manajemen kesehatan. 6. Terwujudnya
pertumbuhan
ekonomi
yang
tinggi
dan
berkelanjutan Berbekal budaya yang kondusif, keterampilan dan kompetensi masyarakat; diciptakan sistem ekonomi daerah yang saling mendukung menuju pencapaian kinerja ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Di skala masif, dikembangkan sistem ekonomi
IV- 7
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lingga (RPJPD)Kabupaten Lingga 2005 - 2025
kerakyatan
dan
di
skala
industri
dwujudkan
berbagai
jaringan produksi/olahan dan jaringan distribusi/pemasaran yang
saling
menguatkan
antara
output
dari
ekonomi
kerakyatan, pemanfaatan sumber daya lokal secara arif, dan keunggulan SDM lokal; dengan jaringan pemasaran regional, nasional,
bahkan
global
demi
menjamin
penghidupan
yang
layak dan terus berdaya saing masyarakat Kabupaten Lingga. 7. Terpenuhinya
pembangunan
infrastuktur
yang
menjangkau
keseluruh wilayah Kabupaten Lingga Pengembangan sarana pembangunan diwujudkan dalam pemenuhan infrastruktur dasar di permukiman penduduk dan (terhubung ke)
sentra-sentra
ekonomi
kerakyatan
serta
industri
unggulan dengan tetap memerhatikan pemerataan dan senjang wilayah
yang
ada.
Diupayakan
energi
alaternatif
jangka
panjang.
transportasi,
untuk
Di
jalan,
luar
secara
memompa itu,
listrik,
bertahap
ekonomi sarana
irigasi,
munculnya
daerah dan
dalam
prasarana
telekomunikasi,
serta sarana dan prasarana lain untuk memanfaatkan aneka sumberdaya lautan Kabupaten Lingga yang sangat luas itu.
IV- 8
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
Target (kinerja) dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun merupakan
sasaran
milestone
5
pembangunan
(lima)
tahunan,
yang sesuai
akan
dicapai
dengan
arah
melalui kebijakan
masing-masing tahapan. Arah pembangunan daerah diterjemahkan kedalam sasaran pokok dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga untuk periode Tahun 2005-2025 mendatang. Arah pembangunan daerah pada dasarnya adalah arah kebijakan
yang
secara
rasional
dapat
menjelaskan
fokus
pembangunan berisikan kondisi masa depan yang diharapkan dapat dicapai
dalam
kurun
terlaksananya
waktu
proses
20
tahun
pembangunan
sebagai daerah
hasil yang
dari sudah
direncanakan dalam RPJPD ini.
5.1. Arah Kebijakan Pembangunan dan Sasaran Pokok Sasaran
20
(dua
puluh)
tahunan
dalam
misi
pembangunan
jangka panjang daerah dapat diterjemahkan prioritasnya masingmasing
pada
setiap
tahapan
pembangunan
5
(lima)
tahunan
melalui penetapan sasaran pokok 5 (lima) tahunan sesuai arah kebijakan
pembangunan
pembangunan lima
pada
tahunan
periode
dasarnya
yang
memberi
berkenaan.
merupakan panduan
Arah
kebijakan
fokus
kebijakan
target
indikator
panjang
Kabupaten
arahan kapan
kinerja sasaran pokok harus dicapai. Arah Lingga
kebijakan
2005–2025
pembangunan
dikelompokkan
jangka menjadi
4
(empat)
tahapan,
yaitu tahap I, II, III, dan IV. Arah kebijakan pembangunan disusun
dalam
tahapan
pembangunan
dan
fokus/tema
setiap
V- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
tahapan
pentahapan
permasalahan pengaturan
dan
yang
fokus/tema
hendak
waktu.
Arah
ini
mencerminkan
diselesaikan
kebijakan
urgensi
berkaitan
pembangunan
dengan
disusun
untuk
hal-hal paling prioritas yang harus diperhatikan dan saling terkait serta berkesinambungan dalam periode pembangunan 20 (dua puluh) tahun. Sasaran untuk
pokok
memahami
pembangunan
merupakan dengan
daerah
instrumen
baik
dicapai.
pengukuran
bagaimana Sasaran
arah
pokok
kinerja kebijakan
dikelompokkan
berdasarkan tahapan-tahapan pembangunan jangka panjang dalam 4 (empat) periode pembangunan Kabupaten Lingga 2005–2025, yang selanjutnya harus menjadi acuan dalam penyusunan visi, misi, dan program calon kepala daerah serta pedoman dalam penyusunan RPJMD pada periode berkenaan.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahap I (2005-2010) Arah kebijakan pada periode I (pertama) lima tahun jangka panjang Kabupaten Lingga, memiliki makna strategis mengingat kinerja yang dicapai akan menjadi dasar atau faktor penentu keberhasilan
bagi
tema
pembangunan
tahap-tahap
berikutnya.
Tahap I merupakan penjabaran RPJPD tahap pertama yang akan menjadi
dasar
bagi
penyelenggaraan
kebijakan
pembangunan
jangka menengah (RPJMD) tahap I Kabupaten Lingga. Kabuten Lingga diyakini sebagai asal usul budaya melayu, sehingga
dalam
pelaksanaan
pembangunan
tahap
pertama
ini
pengembangan dan pemantapan jati diri berbasis budaya melayu akan
memberikan
masyarakat
dalam
dampak
yang
berbagai
positif
aspek,
bagi
pemerintah
termasuk
aspek
dan
ekonomi,
dengan dikembangkannya sektor pariwisata budaya. Penerapan ajaran agama dan budaya Melayu ditandai dengan terwujudnya berakhlak
karakter sebagai
bermasyarakat.
masyarakat landasan
Masyarakat
melayu
Kabupaten
moral
dan
Kabupaten
Lingga etika
Lingga
yang dalam
memiliki
V- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
jati diri kebersamaan, kegotongroyongan dan toleransi. Hal ini menciptakan kehidupan yang harmonis. Lebih
lanjut,
arah
kebijakan
pembangunan
periode
I
sebagai berikut: 1. Pengembangan perilaku dan pola hidup masyarakat Lingga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Mengangkat kembali budaya Melayu; 3. Penyediaan
sarana
dan
prasarana
dasar
wilayah
yang
mendukung aktivitas masyarakat; dan 4. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan pemerintahan.
Sasaran pokok pada tahap I, meliputi: 1. Diterapkannya
ajaran
agama
secara
baik
dan
berkualitas
sejak usia dini; 2. Diterapkannya
adat
istiadat
dan
kebudayaan
Melayu
dalam
kegiatan bermasyarakat dan pemerintahan; 3. Tertatanya obyek wisata budaya khususnya kebudayaan Melayu; 4. Tertatanya infastruktur budaya; 5. Terbangunnya sarana dan prasarana dasar wilayah pada pusatpusat pertumbuhan/aktivitas daerah; dan 6. Tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahap II (2010-2015) Arah kebijakan tahap II merupakan penjabaran dari RPJPD tahap II yang akan menjadi dasar bagi penyelarasan kebijakan pembangunan jangka menengah (RPJMD) tahap II Kabupaten Lingga. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan keberlanjutan tahap I terutama dalam mewujudkan Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu, maka pembangunan di tahap kedua ini dilakukan. Infrastuktur pembangunan
dan
merupakan sangat
sarana
utama
berpengaruh
dalam
melaksanakan
terhadap
peningkatan
V- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
ekonomi
serta
penghubung
pengembangan
yang
baik,
fasilitas
pemerintah
geografis
Kabupaten
daerah.
pembangunan sulit
Tanpa
jalan
fasilitas
direalisasikan,
Lingga
yang
cukup
atau
akses
masyarakat melihat
sulit
dan
kondisi
dijangkau,
ketersediaan fasilitas infrastuktur yang layak menjadi suatu keharusan
yang
harus
disediakan
oleh
pemerintah
Kabupaten
Lingga. Pembangunan Sumber
daya
yang
dibarengi
manusia
pada
dengan
era
peningkatan
globalisasi
kualitas
menjadi
suatu
keharusan. Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal dalam meningkatkan daya saing daerah baik skala nasional dan global. Pendidikan akan mempengharuhi etos kerja dan akhirnya meningkatkan daya saing manusia dan wilayah. Daya saing akan memberikan kelenturan berpikir dan bertindak dalam mengelola peluang dan meningkatkan tantangan menjadi peluang. Arah
kebijakan
pembangunan
periode
II
secara
ringkas
adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan
nilai-nilai
agama
dalam
kehidupan
bermasyarakat; 2. Mengangkat kembali dan melestarikan budaya Melayu; 3. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga pada posisi 5 (lima) besar se-Provinsi Kepulauan Riau; 4. Peningkatan pemerataan akses dan mutu pendidikan; 5. Peningkatan pemerataan akses dan kesehatan; 6. Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan; 7. Pembinaan angkatan kerja usia produktif; 8. Penurunan angka kemiskinan; 9. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan daerah
khususnya
potensi
pertanian,
kelautan
dan
pariwisata; 10. Peningkatan ketersediaan pangan; 11. Penerapan
pemerintahan
yang
baik
dan
bersih
(good
governance); dan 12. Peningkatan cakupan dan mutu sarana dan prasarana wilayah
V- 4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Sasaran pokok tahap II, meliputi: 1. Terwujudnya tatanan sosial kemasyarakatan yang beriman dan bertaqwa; 2. Meningkatnya perlindungan dan pemanfaatan warisan budaya Melayu; 3. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Melayu; 4. Meningkatnya prestasi seni dan budaya di tingkat regional dan nasional; 5. Meningkatnya
penataan
obyek
wisata
budaya
khususnya
kebudayaan Melayu; 6. Meningkatnya dukungan sarana, prasarana dan pelaku seni budaya Melayu; 7. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga pada posisi 5 (lima) besar se-Provinsi Kepulauan Riau; 8. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan pendidikan; 9. Meningkatnya
jangkauan
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
bagi masyarakat; 10. Meningkatnya
kualitas
hidup
dan
peran
perempuan
dalam
pembangunan; 11. Meningkatnya kualitas hidup angkatan kerja usia produktif; 12. Terwujudnya pusat-pusat ekonomi unggulan daerah; 13. Meningkatnya perekonomian masyarakat; 14. Meningkatnya ketahanan pangan daerah; 15. Berkembangnya manajemen pengelolaan hasil kelautan secara efektif dan efisien; 16. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel; dan 17. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan infrastruktur ke seluruh daerah.
V- 5
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Arah Kebijakan Pembangunan Tahap III (2015-2020) Arah kebijakan tahap III merupakan penjabaran dari RPJPD tahap III yang menjadi dasar bagi penyelarasan pembangunan jangka
menengah
berkenaan.
(RPJMD)
Kabupaten
Berlandaskan
Lingga
pelaksanaan,
pada
periode
pencapaian
dan
keberlanjutan tahap I dan Tahap II, maka pembangunan tahap III dalam
kurun
waktu
pembangunan
jangka
panjang
20
tahun
dilaksanakan. Penegakan
hukum
merupakan
agenda
penting
dalam
pembangunan jangka panjang Kabupaen Lingga. Kepastian hukum dan
tatanan
kehidupan
menciptakan pembangunan
suasana daerah.
masyarakat
yang
yang
kondusif
Meningkatnya
demoratis
bagi
kesadaran
dapat
berlangsungnya masyarakat
yang
taat hukum akan menjadikan keidupan masyarakat yang damai dan pelaksanaan pembangunan akan berjaan dengan lancar. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan demokratis mampu meningkatkan kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah yang
diprioritaskan
nyata,
efektif,
pada
pelaksanaan
efisien
dan
otonomi
akuntabel
daerah
dengan
secara
penerapan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good
governance)
prima
kepada
seningga
masyarakat
mampu
yang
memberikan
disertai
pelayanan
penegakan
yang
supremasi
hukum dan hak-hak asasi manusia. Kebijakan pembangunan periode III diarahkan kepada halhal berikut: 1. Pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat; 2. Pemantapan Lingga sebagai pusat budaya Melayu; 3. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga diatas angka rata-rata nasional; 4. Peningkatan pemerataan akses dan mutu pendidikan; 5. Peningkatan derajat kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat; 6. Peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan angkatan
V- 6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
kerja; 7. Peningkatan perluasan kesempatan kerja; 8. Peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin; 9. Penguatan
dan
pemberdayaan
masyarakat
dan
lembaga
perekonomian berbasis potensi unggulan daerah; 10. Pengelolaan
potensi
pertanian,
kelautan
dan
pariwisata
secara berkelanjutan; 11. Pengembangan efektif
dan
sistem efisien
penyelenggaraan sesuai
dengan
pemerintahan
yang
prinsip-prinsip
good
governance; 12. Peningkatan pelayanan publik sesuai dengan kewenangan yang disertai
dengan
pelayanan
dasar
kepada
masyarakat
berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM); 13. Penegakan supremasi hukum, hak-hak asasi manusia, demokrasi dan pengembangan kehidupan berpolitik; 14. Penyediaan pasokan energi listrik bagi kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan transportasi; 15. Penyediaan
dan
pengembangan
prasarana
dan
sarana
transportasi laut dan darat dengan mempertimbangkan kondisi geografis Lingga yang terdiri dari daerah kepulauan dengan 3 (tiga) pulau besar yaitu Daik, Singkep dan Senayang; dan 16. Penyediaan air bersih, sanitasi dan penataan perumahan yang layak huni yang dilengkapi dengan telekomunikasi.
Sasaran pokok pada tahap III, meliputi: 1. Meningkatnya pembinaan keagamaan; 2. Terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa; 3. Meningkatnya pengembangan warisan budaya Melayu; 4. Berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Melayu; 5. Dipertahankannya
prestasi
seni
dan
budaya
di
tingkat
regional dan nasional; 6. Mantapnya penataan obyek wisata budaya khususnya kebudayaan Melayu;
V- 7
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
7. Meningkatnya
cakupan
sarana,
prasarana
dan
pelaku
seni
budaya Melayu; 8. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga diatas angka rata-rata nasional; 9. Terwujudnya penyelenggaraan wajib belajar 9 tahun; 10. Mantapnya
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas
bagi
masyarakat; 11. Menurunnya angka pengangguran; 12. Berkembangnya
lembaga
pelatihan
dan
kursus
keterampilan
dalam mendukung peningkatan kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan bagi angkatan kerja, khususnya pemuda; 13. Meningkatnya pemberdayaan dan peran Koperasi dan UMKM dalam peningkatan perekonomian masyarakat; 14. Meningkatnya produksi pertanian dan kelautan; 15. Berkembangnya industri pariwisata; 16. Terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan aparatur yang berkinerja tinggi; 17. Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 18. Meningkatnya
penegakan
hukum
yang
berkeadilan
dan
demokratis; 19. Meningkatnya aksesibilitas inter dan intra wilayah dengan kualitas
pelayanan
yang
memadai
dan
sesuai
standar
pelayanan minimal; dan 20. Terpenuhi cakupan dan mutu layanan sarana dan prasarana dasar wilayah meliputi air bersih, sanitasi, listrik, dan telekomunikasi sesuai standar pelayanan minimal.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahap IV (2020-2025) Arah kebijakan tahap IV merupakan penjabaran dari RPJPD tahap IV yang akan menjadi dasar bagi penyelarasan kebijakan RPJMD Kabupaten Lingga pada tahun berkenaan. Pada periode akhir pembangunan jangka panjang Lingga akan terwujud masyarakat Lingga yang memiliki pendidikan, kesehatan dan perekonomian yang dapat diperhitungkan di tingkat provinsi
V- 8
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
maupun
nasional,
pencapaian
indikator-indikator
pembentuk
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Peningkatan dengan
ekonomi
tingkat
secara
pemerataan
berkelanjutan
pendapatan
diwujudkan
masyarakat
Lingga.
Pertumbuhan ekonomi ini tidak hanya pada sektor makro tetapi juga
pada
sektor
mikro
dengan
ditopang
dengan
peningkatan
perekonomian rakyat yang ditandai dengan bertumbuhnya sektor koperasi
dan
keunggulan
UMKM.
Hal
kompetitif
ini
dilakukan
Kabupaten
melalui
Lingga
yang
pemanfaatan
didukung
oleh
peningkatan sistem informasi, penguasaan akses pasar dalam dan luar negeri serta penciptaan iklim investasi yang kondusif. Arah kebijakan pembangunan periode IV, sebagai berikut: 1. Perwujudan masyarakat Lingga yang agamis dan rukun; 2. Perwujudan
Lingga
sebagai
pusat
kebudayaan
Melayu
di
tingkat nasional dan internasional; 3. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga diatas angka rata-rata nasional dan posisi 4 (empat) besar seProvinsi Kepulauan Riau; 4. Pemantapan mutu layanan pendidikan dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat; 5. Pemantapan derajat kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat; 6. Penurunan tingkat pengangguran; 7. Penurunan angka kemiskinan; 8. Pencapaian
laju
pertumbuhan
ekonomi
diatas
rata-rata
nasional dan provinsi; 9. Perwujudan kesejahteraan masyarakat dengan peningkatan dan pemerataan pendapatan per kapita; 10. Kemandirian struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keungulan yang kompetitif; 11. Pertumbuhan dan penyebaran penduduk yang terkendali; 12. Perwujudan
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
menerapkan
prinsip-prinsip good governance dengan kinerja yang baik dan pelayanan publik yang prima; dan
V- 9
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
13. Pemantapan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas masyarakat dan perekonomian wilayah.
Sasaran pokok pada tahap IV, meliputi: 1. Terciptanya masyarakat yang agamis; 2. Terciptanya kerukunan umat beragama; 3. Terwujudnya
Lingga
sebagai
pusat
kebudayaan
Melayu
di
tingkat nasional dan internasional; 4. Tercapainya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lingga diatas angka rata-rata nasional dan posisi 4 (empat) besar seProvinsi Kepulauan Riau; 5. Menurunnya tingkat pengangguran; 6. Menurunnya angka kemiskinan; 7. Terwujudnya
tenaga
kerja
dan
pemuda
yang
terampil,
produktif dan mandiri mengelola potensi sumber daya lokal. 8. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi; 9. Meningkatnya daya saing produk-produk ekonomi kerakyatan; 10. Meningkatnya
kontribusi
sektor
pertanian,
kelautan
dan
pariwisata terhadap perekonomian daerah; 11. Berkembangnya peran koperasi dan UMKM, serta pengembangan jiwa wirausaha; 12. Terkendalinya pertumbuhan dan sebaran penduduk; 13. Terwujudnya
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
menerapkan
prinsip-prinsip good governance dengan kinerja yang baik; 14. Terwujudnya pelayanan publik yang prima; 15. Lancarnya
distribusi
orang
dan
barang
inter
dan
intra
wilayah Lingga; dan 16. Optimalnya penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang menunjang aktivitas masyarakat dan perekonomian.
Indikator sasaran pokok dan target pembangunan Kabupaten Lingga,
lebih
jelasnya
disajikan
dalam
Tabel-V.1.
Tabel
tersebut memuat sasaran-sasaran pokok yang dilengkapi dengan indikator
kinerja
sasaran
dan
target
per
periode.
Tabel
V- 10
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
tersebut tidak memuat seluruh sasaran pokok yang ada di 4 (empat)tahapan pembangunan 5 (lima) tahunan sebagaimana telah diuraikan yang
diatas,
secara
namun
bertahap
hanya
tetap
memuat
menjadi
sasaran-sasaran
prioritas
pada
pokok
periode
pembangunan tahap berikutnya dengan tingkatan yang lebih baik menuju pencapaian visi dan misi Kabupaten Lingga.
V- 11
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Tabel. T-V.1 Indikator Kinerja Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Lingga 2005-2025 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
INDIKATOR KINERJA Indeks Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup (tahun) Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (ribu Rp) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Persentase Penduduk Miskin (%) Tingkat Pengangguran Terbuka(%) PDRB ADHB per tahapan RPJPD (juta Rp) Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi
Tahap I 70,21 – 70,30 69,90 – 70,15 7,1 - 7,2 90,9 – 91,10 625,5 – 630,5 6,50 - 6,75 20 – 15 4,5 – 4,1 838.300 1.022.100 400 - 390 40 – 31,8
TINGKAT CAPAIAN Tahap II Tahap III 72,00 – 73,50 73,51 – 74,00 70,25 - 70,87 70,90 – 71,25 7,3 – 7,5 7,6 – 7,8 91,65 - 91,95 91,96 – 92,5 626,64 – 645,55 – 643,85 660,15 6,55 - 6,80 6,81 – 6,92 12 - 10 9,8 – 7,5 3,5 – 3,3 3,2 – 3,0 1.135.900 – 1.550.000 – 1.400.100 1.900.000 290 - 250 248 - 180 18 - 14 13 - 10
Tahap IV 74,1 - 75 71,30 – 71,50 7,9 – 8,1 92,5 – 93,1 660,50 – 670,05 6,93– 7,15 7,5 – 5,5 2,8 – 2,2 1.950.000 – 2.500.000 175 – 125 10 - 5
V- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
5.2. Tahapan dan Prioritas Sebagaimana telah dijelaskan di atas, untuk memudahkan pemahaman terhadap kesinambungan pembangunan 5 (lima) tahunan dalam jangka 20 (dua puluh), maka pembangunan dibagi menjadi beberapa tahapan. Penetapan tahapan tersebut mengacu pembagian tahapan/periode dalam RPJPN, yaitu per 5 (lima) tahun selama 4 (empat) tahap. Atas dasar pentahapan ini, diharapkan RPJPD Kabupaten Lingga memiliki keselarasan dengan pentahapan dalam RPJPN. Kurun waktu RPJP Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun. Pelaksanaan RPJP Nasional Tahun 2005-2025 terbagi dalam tahaptahap perencanaan pembangunan dalam periodesasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan, yang dituangkan
dalam
RPJM
Nasional
I
Tahun
2005-2009,
RPJM
Nasional II Tahun 2010-2014, RPJM Nasional III Tahun 20152019, dan RPJM Nasional IV Tahun 2015-2024. Pelaksanaan
RPJPD
Kabupaten
Lingga
2005-2025,
terbagi
dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan dalam periodesasi perencanaan
pembangunan
jangka
menengah
daerah
5
(lima)
tahunan, yang dituangkan dalam RPJMD Tahap I (Tahun 20052010), RPJMD Tahap II 2010-2015, RPJMD Tahap III (2015-2020), dan RPJMD Tahap IV (2020-2025). Tahapan-tahapan
dimaksud
dijadikan
sebagai
dasar
pentahapan RPJMD. Tema pembangunan yang diterjemahkan kedalam arah kebijakan pembangunan lima tahunan (dan sasaran pokoknya) ini yang menjadi acuan calon bupati dan wakil bupati dalam merumuskan visi dan misi. Sasaran
pokok
juga
selanjutnya
harus
dituangkan
dalam
dokumen RPJMD periode terkait. Agenda atau tema pembangunan yang menjadi prioritas pada tiap periode pembangunan dapat dilihat pada Gambar. G-V.1 berikut ini.
V- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Gambar. G-V.1
Agenda/Tema Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Lingga 2005-2025 “TERWUJUDNYA KABUPATEN LINGGA SEBAGAI BUNDA TANAH MELAYU BERBASIS KEPULAUAN DAN AGROMINAPOLITAN MENUJU MASYARAKAT SEJATERA”
“Peningkatan ekonomi secara berkelanjutan”
2020-2015 “Penegakkan hukum dan penyelengaraan pemerintahan yang demokratis”
2015-2020
“Peningkatan sarana infastuktur dan SDM”
“Penguatan nilai-nilai budaya melayu & agama”
Misi
2010-2015
2005-2010
Sebagaimana terlihat dalam Gambar. G-V.1, pencapaian visi dan misi pembangunan 20 (dua puluh) tahun Kabupaten Lingga ditempuh
melalui
4
(empat)
tema
besar
yang
menggambarkan
prioritas di masing-masing tahapan pembangunan lima tahunan. Peletakan
nilai-nilai
budaya
Melayu
dan
dasar-dasar
ajaran
agama Islam menjadi fokus utama pada tahap pertama karena Kabupaten Lingga diyakini merupakan asal mula budaya melayu, yang kemudian menjadi landasan bagi perwujudkan visi Kabupaten pada tahap-tahap selanjutnya. Pengupayaan agar kesejahteraan terwujud dilakukan melalui tema pembangunan pada tahap selanjutnya melalui peningkatan
V- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
sarana dan prasarana wilayah serta pemerintahan. Peningkatan kualitas
pendidikan
perekonomian
dan
berbasis
kesehatan
potensi
serta
wilayah.
pengembangan
Hal
ini
selain
bertujuan untuk mendukung upaya penurunan angka kemiskinanm juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tahap
pembangunan
selanjutnya
adalah
bagaimana
sasaran
pembangunan pada tahap sebelumnya dilanjutkan ditingkatkan. Araha
pembangunan
pada
tahap
ketiga
yaitu
melanjutkan
dan
memantapkan perwujdukan Lingga sebagai pusat budaya Melayu, peningkatan pengangguran
kualitas
SDM,
melalui
pengurangan
pemberdayaan
angka
kemiskinan
masyarakat
dan
(terutama
masyarakat miskin) dan pemberdayaan KUKM dengan mengembangkan potensi kelautan perikanan dan pariwisata. Arah pembangunan tersebut juga didukung dengan penegakan hukum dan hak azasi serta penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang prima. Terwujudnya Lingga sebagai pusat kebudayaan Melayu dengan kondisi sumber daya manusia yang berpendidikan dan sehat serta perekonomian yang mapan melalui optimalisasi potensi kelautan dan perikanan serta pariwisata secara berkelanjutan, merupakan tahap terakhir pembangunan 5 (lima) tahunan. Pembangunan tahap akhir
diharapkan
dapat
mewujudkan
Kabupaten
Lingga
yang
berbudaya, demokratis dan mampu bersaing sehingga menciptakan masyarakat
Lingga
yang
sejahtera,
sesuai
dengan
visi
pembangunan jangka panjang yaitu: Terwujudnya Kabupaten Lingga Sebagai
Bunda
Tanah
Melayu
Berbasis
Kepulauan
dan
Agrominawisata Menuju Masyarakat Sejahtera.
V- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
Kabupaten
Lingga Tahun 2005-2025 yang berisi visi, misi, sasaran dan arah pembangunan serta pentahapannya untuk Kabupaten Lingga merupakan pedoman bagi pemerintah, stakeholder pembangunan, dan masyarakat pada umumnya dalam menyelenggarakan pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan. Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
Kabupaten
Lingga merupakan dasar bagi penyusunan visi, misi dan program prioritas
bagi
Calon
Bupati
dan
Calon
Wakil
Bupati
dalam
periode-periode terkait. Selanjutnya visi, misi dan program prioritas
Bupati
dan
Wakil
Bupati
terpilih
menjadi
dasar
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Lingga.
penyusunan
Rencana
RPJMD
kemudian
menjadi
Kerja
Pemerintah
dasar
Daerah
dan
dalam Rencana
Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah. Mengacu pada Paragraf 4, Pasal 32 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah
Nomor
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; paling lama 1 (satu) tahun sebelum RPJPD
yang
berlaku
berakhir
maka
harus
telah
dirumuskan
rancangan akhir RPJPD untuk periode berikutnya. Selanjutnya, dalam
Pasal
41
disebutkan
bahwa
“Peraturan
Daerah
tentang
RPJPD kabupaten/kota ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah
penetapan
RPJPN,
kecuali
ditetapkan
lain
dengan
peraturan perundang-undangan”.
VI- 1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
Keberhasilan “Terwujudnya berbasis
pembangunan
Kabupaten
kepulauan
Lingga
dan
daerah
dalam
sebagai
mewujudkan
bunda
agrominawisata
tanah
menuju
visi
melayu
masyarakat
sejahtera”, sangat tergantung pada peran aktif seluruh lapisan masyarakat serta sikap mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin
para
didukung
penyelenggara
oleh
komitmen
akuntabel,
kapabel,
pemerintah
daerah
pemerintahan
yang
masyarakat,
serta
dari
dan dan
pemerintahan. ke
pemimpinan
demokratis; pelaksanaan
baik;
itu
perlu
daerah
yang
konsistensi
kebijakan
prinsip-prinsip
keberpihakan
keterlibatan
Selain
kepada
dan
peran
ketata
kepentingan serta
aktif
masyarakat, dunia usaha dan segenap pemangku kepentingan dalam pembangunan
di
Kabupaten
Lingga;
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan, hingga pengawasan pembangunan. Komitmen kuat dari semua komponen pelaksana pembangunan yang kemudian dipadukan secara konsisten akan merupakan faktor utama untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk itu, dalam pelaksanaan pencapaian tersebut perlu ditetapkan kaidah pelaksanaan untuk menjamin terwujudnya visi dan misi jangka panjang Kabupaten Lingga.
6.1. Prinsip-Prinsip Kaidah Pelaksanaan Kaidah
pelaksanaan
dokumen
RPJPD
Kabupaten
Lingga,
sebagai berikut: a. Bupati
menyebarluaskan
Peraturan
Daerah
tentang
RPJPD
Kabupaten Lingga 2005-2025 kepada masyarakat. b. Agar
terjadi
kesinambungan
dalam
penyusunan
kebijakan
daerah, maka calon-calon Bupati di setiap tahapan harus memperhatikan RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005–2025 dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menyusun visi dan misi kepala daerah, yang selanjutnya akan dituangkan ke dalam RPJMD Kabupaten Lingga.
VI- 2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
c. Lembaga eksekutif dan lembaga legislatif Kabupaten Lingga dengan didukung oleh instansi vertikal yang ada di wilayah Kabupaten
Lingga
berkewajiban Tahun
dan
untuk
2005-2025
masyarakat
melaksanakan
sehingga
arah
termasuk RPJPD
dunia
usaha,
Kabupaten
Lingga
kebijakan
pembangunan
dan
sasaran pokok setiap tahapan lima tahunan dapat dicapai. d. Bupati dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah
berkewajiban
untuk
mengarahkan
pelaksanaan
RPJPD
Kabupaten Lingga Tahun 2005–2025 dengan menggerakkan secara optimal
semua
potensi
dan
kekuatan
daerah
sesuai
arah
kebijakan pembangunan dan sasaran pokok periode berkenaan. e. Kepala
Bappeda
kebijakan,
melaksanakan
pelaksanaan
dan
pengendalian
evaluasi
dan
hasil
evaluasi
rencana
RPJPD
Kabupaten Lingga 2005-2025. f. Untuk
menjaga
kesinambungan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan pembangunan daerah, penyusunan RKPD bila belum memiliki RPJMD
berpedoman
pada
sasaran
pokok
dan
arah
kebijakan
RPJPD Kabupaten Lingga 2005-2025.
6.2. Perubahan Dokumen Perencanaan Perubahan dokumen Perencanaan Jangka Panjang kabupaten Lingga ini dapat dilaksanakan berdasarkan Pasal 282 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, apabila: a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan
tidak
sesuai
penyusunan
rencana
dengan
pembangunan
tahapan
daerah
dan
yang
tatacara
diatur
dalam
pertuturan yang berlaku. b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan
tidak
sesuai
dengann
peraturan
yang
berlaku. c. Perubahan alam,
yang
goncangan
mandasar, politik,
mencakup krisis
antara
ekonomi,
lain:
bencana
konflik
sosial
VI- 3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lingga 2005-2025
budaya, gangguang keamaan, pemekaran daerah atau perubahan kebijakan nasional; dan/atau d. Merugikan kepentingan nasional, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.
VI- 4
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kabupaten Lingga 2005-2025
BAB VII PENUTUP
RPJPD
Kabupaten
Lingga
merupakan
instrumen
bagi
keselarasan agenda pembangunan nasional dengan provinsi dan kabupaten Tahun
Lingga
2005–2025
itu
sendiri.RPJP
merupakan
pedoman
Daerah
Kabupaten
bagi
seluruh
Lingga
pemangku
kepentingan untuk melaksanakan pembangunan yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD ProvinsiKepulauan Riau. Di sisi lain, RPJPD
Kabupaten
Lingga
Tahun
2005-2025
digunakan
sebagai
pedoman dalam penyusunan RTRW dan RPJMD Kabupaten Lingga serta dokumen perencanaan lainnya dan penyelenggaraan pembangunan daerah di Kabupaten Lingga pada umumnya. Keberhasilan
RPJPD
Kabupaten
Lingga
Tahun
2005-2025
sangat bergantung pada komitmen, konsistensi dan partisipasi dari
penyelenggara
pemerintahan
daerah,
para
pemangku
kepentingan daerah dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Lingga.
Pengendalian
dilakukan perundangan,
dan
dan
evaluasi
secara
dipertanggungjawabkan
sehingga
arah
pembangunan
berkala
sesuai daerah
harus
peraturan
dalam
jangka
panjang tetap dalam jalur sebagaimana telah ditentukan dalam arah kebijakan dan sasaran pokok yang sekurang-kurangnya harus dicapai tiap lima tahun. Terakhir,
dengan
segala
kerendahan
hati
dan
tetap
menggelorakan optimisme membangun Kabupaten Lingga untuk esok yang lebih baik, kita serahkan semua pada Allah SWT. Semoga ridho
dan
karunia-Nya
menyertai
upaya-upaya
kita
semua
mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Lingga tahun 2025 sebagaimana termaktub dalam dokumen ini.
VII- 1