BAB I
CHAPTER I INTRODUCTION
PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
1.1.
Menjalankan amanat UUD 1945 dengan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
merupakan
meningkatkan
upaya
derajat
masyarakat
yang
untuk kesehatan
optimal
melalui
pembangunan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, baik pemerintah,
swasta dan
seluruh
BACKGROUND Running the 1945 Constitution to
increase the awareness, willingness and ability to live a healthy life for everyone is an effort to improve public health through the optimal development of integrated and sustainable health care is the responsibility of the whole people of Indonesia, including government, private sector and the rest of society without exception.
masyarakat tanpa pengecualian. Upaya kesehatan, kesehatan,
kesehatan, sumber
pembiayaan
daya
penyediaan
manusia
improvement,
health
financing, human resources, provision of
alat
pharmaceutical, medical device and food as
kesehatan dan makanan serta manajemen
well as information management and
dan
serta
health and community empowerment are
merupakan
key points of the health development
pokok-pokok pembangunan kesehatan yang
realistically implemented and directed the
dilaksanakan secara realistis dan terarah
based on humanity, empowerment and
yang berazaskan pada perikemanusiaan,
independence, fair and equitable , as well as
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
preferential treatment and benefits with
merata, serta pengutamaan dan manfaat
special attention to vulnerable populations,
dengan perhatian khusus pada penduduk
such as women, children, the elderly and
rentan, seperti
poor families.
informasi
pemberdayaan
farmasi,
Health
kesehatan
masyarakat
ibu, anak, manusia usia
lanjut dan keluarga miskin.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
1
Pelaksanaan pembangunan yang
Implementation
of
sustainable
berkesinambungan dan bertahap melalui
development and gradually through a series
rangkaian
of planning, implementation, control and
kegiatan
pelaksanaan,
perencanaan,
pengendalian
dan
supervision
and
accountability
in
a
pengawasan serta pertanggung-jawaban
transparent and accountable, is expected to
yang transparan dan akuntabel, diharapkan
address the challenges, the dynamics of
mampu menjawab tantangan, dinamika
environmental changes in regional, national
perubahan
and international levels as well as take
nasional
lingkungan maupun
memanfaatkan mendukung
baik
regional,
internasional
serta
advantage of opportunities that support the
peluang-peluang
yang
realization of a powerful development and
terwujudnya
pembangunan
effective for everyone.
yang berdaya dan berhasil guna bagi setiap orang. Rencana
pembangunan
disusun
sebagai strategi untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang menuntut kerja sama semua pihak, kerja sama lintas program dan lintas sektor, masyarakat maupun unsur swasta melalui kemitraan dan senantiasa proaktif untuk mampu dan siap dalam menjawab tantangan yang ada. Profil kesehatan merupakan wujud hasil kemitraan berbagai pihak dalam upaya meningkatkan manajemen dan informasi kesehatan monitoring
sebagai dan
salah
satu
evaluasi
media gerak
pembangunan dengan berbagai indikator dan menjadi pertimbangan strategis dalam penyusunan rencana pembangunan pada
Development plan drawn up as a strategy to achieve health development requires cooperation of all parties, working together across programs and across sectors, civil society and the private sector through partnerships and always able and ready to be proactive in responding to the challenge. Health
profile
is
a
form
of
partnership results of the various parties in an effort to improve the management and health information as one of the media monitoring and evaluation of motion with various indicators of development and strategic considerations in the preparation of development plans in the next period.
masa berikutnya. Penyusunan Profil Kesehatan Kota Batam disusun dan diterbitkan setiap tahun Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Preparation of Batam City Health Profiles compiled and published annually that Menuju MDGs 2015
2
yang memuat berbagai data dan informasi
contains various data and information
tentang
derajat
about the picture of health public health
kesehatan masyarakat Kota Batam, selalu
Batam, has always strived to be the source
diupayakan menjadi sumber informasi yang
of communicative information, current,
komunikatif,
reliable
kesehatan
gambaran
aktual,
terpercaya
dan
and
beneficial
to
all.
bermanfaat bagi semua. 1.2.
TUJUAN
1.2
1.2.1. General Purpose
1.2.1. Tujuan Umum Diperolehnya
gambaran
kondisi
derajat kesehatan masyarakat dan sebagai hasil
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan Kota Batam pada tahun 2011.
Obtaining a picture of the health of society
and
as
a
result
of
the
implementation of health development of Batam in 2011. 1.2.2. Special Purpose
1.2.2. Tujuan Khusus a. Diperolehnya informasi tentang gambaran umum Kota Batam yang meliputi data demografi, pendidikan, geografi dan sosial ekonomi dan
faktor yang
mempengaruhi
(determinant
factor)
PURPOSE
derajat
kesehatan
masyarakat Kota Batam tahun
a. Obtaining information on the general description of Batam which
includes
demographic
data, education, geography and economic and social factors that influence the (determinant factor) the health of the people of
Batam
in
2011.
2011. b. Diperolehnya informasi tentang situasi derajat kesehatan baik angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi masyarakat Kota Batam tahun 2011. c. Diperolehnya informasi tentang upaya kesehatan baik Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
b. Obtaining information on the situation of the health of both the
death
rate
(mortality),
morbidity (morbidity) and the nutritional status of Batam in 2011 c. Obtaining information about both the health efforts of Menuju MDGs 2015
3
pelayanan
kesehatan
dasar,
primary health care, health care
pelayanan kesehatan rujukan
referral and support, including
dan
Minimum
penunjang
termasuk
indikator
kinerja
Standar
Pelayanan
Minimal
kesehatan
dengan
program
kesehatan
Service
performance
Standards
indicators
of
bidang
health with a variety of health
berbagai
programs held in Batam Year
yang
2011
diselenggarakan di Kota Batam Tahun 2011 d. Obtaining information on the
d. Diperolehnya informasi tentang
situation of health resources
situasi sumber daya kesehatan termasuk
sarana
kesehatan,
sumber
daya
manusia
kesehatan
dan
including health care, health human resources and health financing Batam Year 2011.
pembiayaan
kesehatan Kota Batam Tahun 2011. 1.3.
1.3.
MANFAAT
1.3.1. For Public Health
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan Profil
merupakan
Health profile is an overview of performance
gambaran hasil kinerja Dinas Kesehatan dan
results and the Health Department staff and
jajarannya dan seluruh masyarakat Kota
the entire people of Batam which can be
Batam yang dapat dijadikan evaluasi dan
used as the basis for the evaluation and
dasar penyusunan
dalam
planning in order to improve, repair and
dan
development of health development in the
rangka
kesehatan
BENEFITS
perencanaan
peningkatan,
perbaikan
pengembangan pembangunan di bidang
area
of
Batam
in
the
future.
kesehatan dalam wilayah Kota Batam dimasa depan.
1.3.2. For the City
1.3.2. Bagi Pemerintah Kota
Health profiles can be used as information /
Profil kesehatan dapat dijadikan informasi/bahan pertimbangan bagi stake Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
material consideration for stakeholders in making policy decisions and establish the
Menuju MDGs 2015
4
holder
dalam membuat kebijakan untuk
concept of health development.
pengambilan keputusan serta menetapkan konsep pembangunan bidang kesehatan. 1.3.3. For the Community
1.3.3. Bagi Masyarakat Masyarakat sebagai sasaran dalam pembangunan
kesehatan
yang
dapat
merasakan langsung upaya pembangunan kesehatan, sehingga profil kesehatan ini merupakan informasi atas pelaksanaan pembangunan
kesehatan
yang
telah
Society as a target in the development of health that can be felt directly in health development efforts, so that this health profile is information on the implementation of health development that has been implemented.
dilaksanakan. 1.4.
1.4 Systematics of the Writing
SISTEMATIKA PENULISAN Penyusunan profil kesehatan Kota
Preparation of the health profile of
kepada
Batam Year 2011 refers to the technical
petunjuk teknis Departemen Kesehatan RI
guidelines of RI Department of Health in
tahun 2011, dengan sistematika penulisan
2011, with the systematics of writing as
sebagai berikut :
follows:
1.4.1. BAB I
1.4.1. CHAPTER I
Batam
Tahun
2011
Berisikan
mengacu
pendahuluan
yang
Contains
introduction
presents
manfaat serta sistimatika penulisan profil
benefits and systematic writing of the
kesehatan Kota Batam tahun 2011.
health
Memuat tentang gambaran umum Kota Batam yang meliputi letak geografis, administratif
lainnya,
faktor-faktor
of
Batam
objectives,
in
2011.
1.4.2. CHAPTER II
1.4.2. BAB II
umum
profile
background,
that
menyajikan tentang latar belakang, tujuan,
demografi,
the
an
serta
dan
informasi
menggambarkan
berpengaruh
(determinan)
terhadap kesehatan dan faktor lainnya. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Contains an overview of the City of Batam
which
include
geographic,
demographic, administrative and other general
information,
and
described
influencing factors (determinants) of health and other factors.
Menuju MDGs 2015
5
1.4.3. BAB III
1.4.3. CHAPTER III
Bagian
ini
menguraikan
situasi
This section describes the health
derajat kesehatan di Kota Batam yang
situation in Batam are presented based on
disajikan berdasarkan indikator kesehatan
health indicators of morbidity, mortality and
berupa angka kesakitan, angka kematian
nutritional status of people of Batam.
dan status gizi masyarakat Kota Batam. 1.4.4
BAB IV Bab
1.4.4. CHAPTER IV ini
menguraikan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
rujukan
pemberantasan pembinaan
tentang
This chapter describes the basic
dasar,pelayanan
health services, health care referral and
dan
penunjang,
penyakit
menular,
kesehatan
eradication
of
communicable
diseases, environmental health coaching
dan
and basic sanitation, improved nutrition,
sanitasi dasar,perbaikan gizi masyarakat,
pharmacy services and medical devices.
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.
Health care efforts outlined in this chapter
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
also accommodate working indicators of
dalam bab ini juga mengakomodir indikator
Health Services Standard (MSS) in health
kinerja Standar Pelayanan Kesehatan (SPM)
and other health services are organized in
bidang
the city of Batam.
kesehatan
lingkungan
support,
serta
pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kota Batam. 1.4.5
1.4.5. CHAPTER V
BAB V Bab V menyajikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya pada tahun 2011 di Kota Batam. 1.4.6
hal-hal
diperhatikan
infrastructure, health, health financing and other health resources by 2011 in the city of Batam. 1.4.6. CHAPTER VI
BAB VI Bab ini merupakan kesimpulan
tentang
Chapter V presents the health
penting
yang
perlu
dan mengemukakan hal-hal
yang dianggap masih kurang serta telaahan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
This chapter is a conclusion about the important things that need attention and suggests things that are considered to be still lacking and further research paper in Menuju MDGs 2015
6
lebih lanjut dalam rangka penyelenggaraan
the
framework
of
the
pembangunan kesehatan. Bab VI juga
implementation of health development.
memuat tentang keberhasilan yang telah
Chapter VI also contains about the success
dicapai selama tahun 2011 untuk dapat
that has been achieved during the year
dipedomani.
2011 to be guided.
1.4.7
1.4.7. APPENDIX
LAMPIRAN Lampiran terdiri dari 79 tabel yang
Appendix consists of 79 tables
merupakan pencapaian upaya kesehatan
which are based on the achievement of
berdasarkan
dengan
health
dengan
accordance with related health programs
program
indikator kesehatan
sesuai terkait
responsive gender.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
improvement
indicators
in
gender-responsive.
Menuju MDGs 2015
7
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
8
BAB II
CHAPTER II
GAMBARAN UMUM KOTA BATAM
GENERAL CITY BATAM
2.1.
KEADAAN GEOGRAFIS
2.1.
GEOGRAPHIC SITUATION
Peraturan Daerah Nomor 2 tahun
Regional Regulation No. 2 of 2004
2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
on Spatial Planning of Batam Year 2004 to
Kota Batam Tahun 2004 – 2014, Kota Batam
2014, Batam lies between O025'29 "-
terletak antara O025’29” - 1015’00” Lintang
1015'00" north latitude and 103 034 '35 "-
Utara dan 103034’ 35” - 1040 26’ 04” Bujur
1040 26' 04" East Longitude. With an area
Timur. Dengan luas wilayah 3.990 Km2
of 3990 km2 of land area 1380.85 km2 and
terdiri dari luas wilayah daratan 1.380,85
2950 km2 of marine area. Batam city
Km2 dan luas wilayah laut 2.950 Km2. Kota
geographically has a very strategic location,
Batam secara geografis mempunyai letak
on the international shipping lines, based on
yang sangat strategis, yaitu pada jalur
land area of Batam consists of over 400
pelayaran dunia internasional, berdasarkan
islands, 329 islands of which have been
wilayah daratan Kota Batam terdiri dari
named, including the islands that are at
lebih dari 400 pulau, 329 pulau diantaranya
periper within the limits of the Republic of
telah bernama, termasuk didalamnya pulau-
Indonesia bounded by neighboring countries
pulau yang berada pada periper dalam
namely Singapore and Malaysia. Batam is
batasan
geographically adjacent to:
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia yang berbatas dengan negara tetangga yakni Singapore dan Malaysia. Secara geografis Kota Batam berbatasan dengan :
Utara
:
Selat Singapura
Selatan
:
Barat
Timur
Nort
:
Selat Singapura
Wilayah Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga
Sout
:
Wilayah Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga
:
Wilayah Karimun.
West
:
Wilayah Karimun.
:
Wilayah Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan
East
:
Wilayah Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan
Kecamatan
Moro
Kabupaten
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Kecamatan
Menuju MDGs 2015
Moro
Kabupaten
9
Keadaan
geologi
wilayah
Kota
Geological
circumstances
Batam
Batam seperti daerah lainnya dalam wilayah
region as other regions in the continental
paparan kontinental provinsi Kepulauan
exposure to the Riau Islands province
Riau yang terdiri pulau-pulau yang tersebar
comprising
merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan
remnants of erosion or shrinkage of the pre-
dari daratan pra tersier yang membentang
Tertiary land that stretches from the
dari semenanjung Malaysia dan pulau
peninsula of Malaysia and Singapore island
Singapura
sampai
on the north to the islands of Moro and
dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta
Kundur and Karimun in the South. Tanjung
Karimun di bagian Selatan. Kota Tanjung
Pinang city which is the administrative
Pinang
pusat
center of Riau Islands province and regency
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dan
Bintan is located on the east side and have
Kabupaten Bintan terletak disebelah timur
the emotional and cultural linkages with the
dan memiliki keterkaitan secara emosional
city of Batam. Batam soil surface can be
dan
Batam.
classified generally flat with a variation of
pada
the hilly region with a maximum altitude of
umumnya dapat digolongkan datar dengan
160 meters above sea level. Many small
variasi
rivers flow with the flow slowly and
pada
bagian
yang
kultural
Permukaan
Utara
merupakan
dengan
tanah
daerah
Kota
Kota Batam
berbukit-bukit
dengan
the
ketinggian maksimum 160 meter diatas
surrounded
by
permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak
mangrove forests.
islands
forests,
are
scattered
shrubs,
dense
mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi hutan-hutan, semak belukar, hutan bakau yang lebat. 2.2.
2.2
PEMERINTAHAN
GOVERNMENT
Pemerintah Kota Batam sebagai
Batam City Government as an
institusi eksekutif yang melaksanakan roda
institution executives who carry out the
pemerintahan,
wheels
pembangunan
dan
of
government,
community
kemasyarakatan menjadi harapan untuk
development and a hope to be able to
dapat
permasalahan
answer any problems or challenges that
maupun tantangan yang muncul sesuai
arise in accordance with the development of
dengan perkembangan sosial ekonomi,
socioeconomic,
menjawab
setiap
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
10
budaya,
politik
dan
lainnya
dalam
masyarakat.
cultural,
seperti
and
others
in
the
community.
Kota Batam dan Kabupaten/Kota lainnya
political
Kabupaten
Batam city and regency / city like
Karimun,
Karimun, Natuna Regency, Riau Islands and
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan
the City of Tanjung Pinang into a single unit
Riau dan Kota Tanjung Pinang menjadi satu
in the Riau Islands Province in accordance
kesatuan dalam wilayah Provinsi Kepulauan
with law No. 25 of 2002.
Riau sesuai dengan undang–undang Nomor 25 Tahun 2002. Struktur pemerintahan Kota Batam diatur dalam Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran, perubahan dan pembentukan Kecamatan dan Kelurahan di Kota Batam yang berlaku sejak tanggal 1 Juni 2006 bahwa Kota Batam terdiri 12 kecamatan dengan 64 kelurahan. Konsep
struktur
wilayah
kerja
pemerintahan menjadi
dasar
dalam dalam
mengatur strategi secara geografis dan accesibility untuk penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sehingga pelayanan kesehatan lebih dekat dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
The
structure
of
government
stipulated in Batam Batam City Region No. 2 of 2005 on Redistricting, change and formation of District and Village in the city of Batam into force on June 1, 2006 that the city of Batam consists 12 districts to 64 districts.
The
concept
of
governance
structures within the working area of the basis on strategies for geographically and accesibility for the provision of health care facilities and health services closer to and affordable by all segments of society city of Batam to ensure equal distribution of health services.
Kota Batam dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan. 2.3.
KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Dalam penyusunan profil kesehatan
tahun 2011 ini, kami menggunakan data kependudukan pertanggal 01 Januari 2012 yang berjumlah 1.056.701 jiwa. Angka ini digunakan untuk memperhitungkan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
2.3. POPULATION / DEMOGRAPHICS In preparing the profile of health in 2011, we used population data
date of
January 1, 2012, amounting to 1,056,701 inhabitants. This figure is used to account for target / target indicators of health programs throughout the year 2011. The Menuju MDGs 2015
11
target/sasaran indikator program kesehatan
following demographic picture of Batam in
sepanjang tahun 2011.
2011 with a variety of variables.
Berikut gambaran
demografi Kota Batam tahun 2011 dengan berbagai variabel.
Gambar 2.1.
PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011
Ratio penduduk berdasarkan jenis
Ratio of the population by sex as shown in
kelamin seperti terlihat pada gambar diatas
the figure above shows that the male
menunjukkan bahwa penduduk laki-laki
population more than the population of
lebih
women
banyak
dibanding
penduduk
by
a
ratio
of
1.05:
1.
perempuan dengan ratio 1,05 : 1. 2.3.1. KEPADATAN PENDUDUK
2.3.1. POPULATION DENSITY
Kepadatan penduduk suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap kesehatan, terutama pada penyakit-penyakit tertentu, seperti penyakit menular. baik menular langsung maupun tidak langsung.
Dan
kepadatan penduduk dapat dijadikan dasar
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
The population density of an area affects the health, especially in certain diseases,
like
infectious
diseases.
transmitted either directly or indirectly. And population density can be used as the basis of policies in development planning of
Menuju MDGs 2015
12
kebijakan
dalam
perencanaan
pembangunan
sarana
kesehatan
health facilities and health personnel as
dan
needed distribution ratio health of the
pendistribusian tenaga kesehatan sesuai
population of the region.
kebutuhan ratio tenaga kesehatan dalam suatu wilayah terhadap jumlah penduduk.
Gambar 2.2.
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
MENURUT KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
160,000 JUMLAH PENDUDUK
10,000
8,999 8,395
8,381
9,000 8,000
140,000
7,000
120,000
6,000
100,000
5,000
80,000
3,493 2,856 2,612
60,000 1,845
40,000 20,000
75
3,000
2,000
1,085 490
347
4,000
KEPADATAN PENDUDUK
180,000
1,000
43
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SAGULUNG
BATAM KOTA
BENGKONG
GALANG
SEI BEDUK
L. BAJA
BULANG
NONGSA
SEKUPANG
BATU. AMPAR
-
BEL. PADANG
0
KEPADATAN PENDUDUK
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011.
Luas wilayah daratan Kota Batam
Land area of Batam 1038.84 Km2 and a
1.038,84 Km2 dan jumlah penduduk tahun
population in 2011 numbered 1,056,701
2011 berjumlah 1.056.701 jiwa dengan
inhabitants with an average population
kepadatan
penduduk
density of 1017 people/km2. From the
orang/Km2.
Dari
rata-rata
terlihat
graph
merata,
distribution is uneven, there is overcrowding
kepadatan penduduk terdapat di Pulau
in the island of Batam, Batam as an
Batam sebagai pusat perekonomian Kota
economic center with the most densely
Batam dengan wilayah yang terpadat
populated district located in Lubuk Baja
penyebaran
grafik diatas
1017
penduduk
tidak
above
shows
the
population
penduduknya terdapat di Kecamatan Lubuk
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
13
Baja (8.999 orang/Km2) dan kepadatan
(8999
penduduk terendah di daerah hinterlind
population density in the area of the District
yaitu Kecamatan Galang (43 orang/Km2).
hinterlind Galang (43 people / km2).
Gambar 2.3.
people/km2)
and
the
lowest
JUMLAH RUMAH TANGGA DAN RATA-RATA JIWA PER RT MENURUT KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
100,000 80,000
9
8 7
8 7
5 5
4
60,000
6
5
4
5
4
4 2
40,000
2
3
2 1
20,000
2 1
JUMLAH RUMAH TANGGA
BATU AJI
SAGULUNG
BATAM KOTA
BENGKONG
GALANG
SEI BEDUK
L. BAJA
BULANG
NONGSA
SEKUPANG
BATU. AMPAR
BEL. PADANG
-
RATA-RATA JIWA PER RT
JUMLAH RUMAH TANGGA
120,000
RATA-RATA JIWA/ RT
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011
Jika dilihat dari jumlah anggota keluarga
per
maka
members per household, then obtained the
didapatkan rata-rata jumlah jiwa per rumah
average number of persons per household is
tangga didaerah mindland terbanyak adalah
the largest area mindland person who is
8 orang yang terdapat di Kecamatan Sei
found in district 8 Sei Beduk, people per
Beduk, setiap rumah tangga, di daerah
household, in the hinterland regions such as
hinterland seperti Kecamatan Belakang
Sub Rear Padang, Bulang and Galang
Padang,
average The average has 3-4 per household.
Bulang
rumah
dan
tangga,
If seen from the number of family
Galang
rata-rata
memiliki 3–4 per rumah tangga. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
14
2.3.2. Komposisi
Penduduk
Menurut
Kelompok Umur
2.3.2 Group
Komposisi penduduk mempunyai permasalahan
tersendiri
Composition of Population by Age
bidang
has its own problems in the health field,
kesehatan, karena setiap kelompok umur
because each age group has a different
mempunyai corak permasalahan kesehatan
pattern of health problems. By knowing the
yang
mengetahui
picture of the composition of the population
gambaran komposisi penduduk membantu
helps determine the strategy of health
dalam menentukan strategi upaya-upaya
development efforts on a specific age group.
pembangunan kesehatan pada kelompok
As the age group infants, toddlers, women
umur tertentu. Seperti kelompok umur bayi,
of childbearing age, age groups, elderly and
balita, wanita usia subur, kelompok usia
others.
berbeda.
Dengan
dalam
The composition of the population
produktif, usia lanjut dan lain sebagainya.
Gambar 2.4.
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam, Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
15
Gambaran
komposisi
penduduk
Picture of the composition of the population
seperti terlihat pada piramida penduduk
as seen in the population pyramid above
diatas terlihat bahwa kelompok usia 25-34
shows that the 25-34 year age group who
tahun yang merupakan usia subur dalam hal
are of childbearing age is very dominant in
reproduktif
baik
terms of reproductive women and men, this
perempuan maupun laki-laki, hal ini tentu
is certainly a very influential on the
sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan
population growth rate, whichever is the
penduduk, yang mana semakin tinggi usia
higher the reproductive age also rapidly
reproduktif maka semakin pesat juga
increasing birth rate. In Batam in 2011, the
tingkat kelahiran. Di Kota Batam tahun
average live birth is 88 people per day.
sangat
dominan
2011, rata-rata kelahiran hidup perhari adalah 88 orang.
If the composition of the population
Jika dilihat komposisi penduduk
viewed the productive age group (age 15-64
dengan kelompok usia produktif (usia 15-64
years) were more dominant than the
tahun) lebih dominan dari jumlah penduduk
population as a whole to amount to 786 893
secara
people, with 343 dependents expense ratio,
keseluruhan
786.893
which means that every 1,000 residents who
tanggungan 343, artinya setiap 1.000
took 343 people earning an unproductive
penduduk yang produktif menanggung 343
(aged under 15 years and age> 64 years), it
orang yang tidak produktif (usia dibawah 15
was a favorable impact of Batam as an
tahun dan usia > 64 tahun), hal ini
industrial area that absorbs a lot of labor is
merupakan dampak yang menguntungkan
the biggest asset in the development of
Kota Batam sebagai daerah industri yang
Batam.
merupakan
dengan
berjumlah beban
menyerap
jiwa,
dengan
banyak aset
tenaga
rasio
kerja
terbesar
yang dalam
pembangunan Kota Batam. 2.3.3. Laju Pertumbuhan Penduduk
2.3.3. Population Growth Rate
pertumbuhan
Average population growth rate in
penduduk tahun 2011 didapatkan dengan
2011 obtained by looking at the increasing
melihat peningkatan jumlah penduduk dari
number of people from the previous year.
tahun sebelumnya. Jumlah penduduk Kota
The population of the city of Batam in 2010
Batam tahun 2010 sebanyak 988.555 jiwa
as many as 988 555 lives
Rata-rata
laju
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
16
sedangkan
pada
tahun
jumlah
in 2011 while the population increased to
penduduk meningkat menjadi 1.056.701
1,056,701 inhabitants with the population
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
growth rate of 6.89%. Population growth
sebesar
pertumbuhan
rate is quite high in Batam is triggered
penduduk yang cukup tinggi di Kota Batam
because of the relatively high population
dipicu karena faktor migrasi penduduk yang
migration that is one of the effects of Batam
cukup tinggi yang merupakan salah satu
as an industrial area which would absorb a
dampak Kota Batam sebagai daerah industri
lot of labor, regional and international, but
yang tentunya menyerap banyak tenaga
when seen from the birth-rate in Batam
kerja baik regional maupun international,
average there were 88 births per day, this is
akan tetapi jika dilihat dari jumlah kelahiran
also supported by the composition of the
di Kota Batam rata-rata setiap hari terdapat
population of childbearing age is the age
88 kelahiran, hal ini juga didukung oleh
group that is dominant compared to other
komposisi penduduk kelompok usia subur
age groups, and other factors is the high
yaitu usia yang sangat dominan dibanding
mobility of the population in the city of
kelompok usia lainnya dan faktor lainnya
Batam.
6.89%.
2011
Laju
.
adalah tingginya mobilitas penduduk di Kota Batam. . 2.4.
2.4. SOCIO – ECONOMIC
SOSIAL – EKONOMI
2.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB
merupakan
gambaran
perekonomian suatu wilayah dalam kurun waktu
satu
tahun.
mencerminkan
Besaran
keberhasilan
PDRB kinerja
perekonomian suatu wilayah, terutama yang berkaitan dengan kemampuan suatu daerah
dalam
mengoptimalkan
mengelola sumber
daya
dan yang
2.4.1. Gross Regional Domestic Product (GDP) GDP is a picture of the economy of a region within one year. GDP reflects the magnitude of the success of a region's economic
performance,
especially
with
regard to the ability of a region and optimal in managing its resources, both natural resources, human resources and other resources.
dimilikinya, baik sumber daya alam, sumber daya
manusia
maupun
sumber
daya
lainnya.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
17
Melalui perhitungan PDRB ini akan
Through the calculation of GDP will
diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi
be known to the economic growth rate of a
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
region. High economic growth is one of the
tinggi merupakan salah satu sasaran yang
targets are achieved in the implementation
dicapai dalam pelaksanaan pembangunan
of development than equal. Equitable
selain pemerataan. Pertumbuhan ekonomi
economic growth in the absence of good
tanpa adanya pemerataan yang baik akan
will further increase the economic gap that
semakin
will
meningkatkan
ekonomi
yang
pada
kesenjangan akhirnya
akan
ultimately
disturb
macroeconomic
stability. Economic growth
less qualified
menganggu kestabilan ekonomi makro.
will have a direct impact on poverty,
Pertumbuhan
unemployment and other gaps.
berkualitas
ekonomi akan
yang
berdampak
kurang langsung
terhadap tingkat kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan lainnya. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam di topang oleh empat sektor, yaitu sektor industri, pengolahan, sektor perdagangan hotel
dan
restoran,
sector
keuangan
persewaaan dan jasa perusahaan serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kota Batam sebesar 7.77% dan diperkirakan pada
Economic growth in Batam city prop by four sectors, namely industry, processing, trade,
hotels
and
restaurant
sector,
financial sector and corporate services rent as well as transport and communications sectors. In 2010 the economic growth of 7.77% Batam city asumed in 2011 and economic growth slowing and the Batam city is expected to grow by only 7:20%.
tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam
mengalami
perlambatan
dan
diperkirakan tumbuh hanya sebesar 7.20%.
2.4.2. regional Income In terms of investment into Batam based on data from BP Regions Batam, the realization
2.4.2. Regional Income Dari sisi investasi yang masuk ke
of foreign investment (PMA) is calculated
Kota Batam berdasarkan data dari BP
based on the approval of business license
Kawasan Batam, realisasi investasi Asing
(IUT / IUI) is
(PMA)
diterbitkan selama periode Januari sampai
yang
dihitung
berdasarkan
persetujuan izin Usaha Tetap (IUT/IUI) yang
dengan Desember 2011 sebanyak 112 proyek, terdiri dari 90 proyek baru dan 22
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
18
proyek perluasan usaha dengan total nilai
published during the period January to
investasi sebesar US$ 167.10 juta. Adapun
December
investasi proyek baru yang masuk ke Kota
consisting of 90 new projects and 22
Batam pada 2011, terdiri dari 35 proyek
projects with a total value of the expansion
industry/manufaktur, 23 proyek industri
of business investment of U.S. $ 167.10
perkapalan,
perdagangan
million. As for the investment of new
jasa/lainnya dan 3 proyek real estate/hotel.
projects coming into the city of Batam in
Sedangkan untuk investasi perluasan usaha
2011, consists of 35 projects industry /
yang masuk ke Kota Batam terdiri dari 14
manufacturing,
proyek
29
proyek
industri/manufaktur,
2011
were
112
shipping
projects,
industry
23
6
proyek
projects, 29 projects of trade in services /
1
proyek
projects and 3 other real estate / hotel. As
perkapalan dan 1 proyek real estate/ hotel.
for the expansion of business investment
Adanya berbagai proyek investasi yang
into Batam project consists of 14 industrial /
masuk ke
Kota Batam mengindikasikan
manufacturing, 6 commerce projects /
bahwa Kota Batam masih mempunyai daya
services, a shipbuilding project and a project
tarik
real estate / hotel. The existence of various
perdagangan/jasa
lainnya,
bagi para investor dan tentunya
diharapkan
kondisi
ini
akan
terus
investment projects coming into the city of
berlangsung
hingga
tercipta
peluang-
Batam Batam indicates that the City still has
peluang lapangan kerja yang banyak, guna
an attraction for the investors and of course
menyerap angkatan kerja yang ada di Kota
this condition is expected to continue to
Batam.
create employment opportunities are many, in order to absorb the labor force in the city of Batam.
2.4.3. Penduduk Miskin Penduduk
miskin
merupakan
2.4.3. Poor people
kelompok penduduk yang tergolong rentan
The poor are the people who are
terhadap masalah kesehatan, untuk itu
vulnerable to health problems, to the
perhatian terhadap penduduk miskin perlu
attention of the poor need special attention,
mendapat perhatian khusus, karena status
because of economic status, especially in
ekonomi
fulfillment of the needs food and clothing
terutama
dalam
pemenuhan
kebutuhan sandang dan pangan
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
have a very sensitive impact on health.
Menuju MDGs 2015
19
mempunyai dampak yang sangat sensitif terhadap kesehatan.
One concern is the government
Salah satu perhatian yang diberikan pemerintah
adalah
adanya
granted the People's Health Insurance
Program
Program poor families (Jamkeskin) or Family
Jaminan Kesehatan Masyarakat keluarga
Health Insurance Poor (HIP) originating
Miskin (Jamkeskin) atau Asuransi Kesehatan
state funds that have been implemented
Keluarga Miskin (Askeskin) bersumber dana
since 2006 to the present in which the city of
APBN yang telah dilaksanakan sejak tahun
Batam gets as many as 127 732 people with
2006 hingga saat ini yang mana Kota Batam
a
quota
of
33
000
households
.
mendapat kuota sebanyak 127.732 jiwa dengan 33.000 rumah tangga.
Batam
City
Government
in
Pemerintah Kota Batam bekerjasama
cooperation with the Provincial Government
dengan Pemerintah Propinsi Kepulauan
of Riau Islands continually improve the
Riau
meningkatkan
affordability of health care of all aspects of
keterjangkauan pelayanan kesehatan dari
the whole society of Batam, in this case the
segala
poor are not netted in the HIP program, can
senantiasa
aspek
bagi
seluruh
lapisan
masyarakat Kota Batam, dalam hal ini
use
masyarakat miskin yang tidak terjaring
(SKTM), so that in certain cases in need of
dalam
program
the
Certificate
of
Disadvantaged
Askeskin,
dapat
health care services outside patient referrals
Keterangan
Tidak
Riau Islands province are given financial
Mampu (SKTM), sehingga pada kasus
assistance from the difference in rates at
tertentu yang membutuhkan pelayanan
the designated hospital. In 2011 the number
kesehatan berupa jasa pelayanan pasien
of non-quota Poor people who have served
rujukan diluar Propinsi Kepulauan Riau
as many as 8244 people with financial
diberikan bantuan keuangan dari selisih
resources and the budget I APBD Batam city
tarif pada Rumah Sakit yang ditunjuk. Pada
Riau Islands Province.
menggunakan
Surat
tahun 2011 jumlah masyarakat Miskin Non Kuota yang telah dilayani sebanyak 8244 jiwa dengan sumber dana APBD Kota Batam dan APBD I Propinsi Kepulauan Riau.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
20
DISTRIBUSI JAMKESMAS (ASKESKIN) PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
25000
80
71.56
70
PESERTA JAMKESMAS
63.70 20000 15000
60 44.22
50 40
10000
30 10.71
5000
14.45
9.71
7.04
9.83
6.36
14.21 12.08 6.00
20 10
JUMLAH PESERTA ASKESKIN
BATU AJI
SAGULUNG
BATAM KOTA
BENGKONG
GALANG
SEI BEDUK
LUBUK BAJA
BULANG
NONGSA
BATU AMPAR
SEKUPANG
0
BEL. PADANG
0
% penduduk dengan askeskin
GAMBAR 2.5.
% PENDUDUK DENGAN ASKESKIN
Sumber : Program Jamkesmas Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
2.5.
PENDIDIKAN
2.5. EDUCATION
Bidang pendidikan adalah salah satu determinan
yang
sensitif
sebagaimana
bidang kesehatan dan ekonomi
Education
is
one
of
the
determinants of sensitive areas as health
yang
and economic indicators to determine the
merupakan indikator untuk menentukan
level of prosperity of a nation. knowing the
tingkat
bangsa.
level of public education, can portray the
pendidikan
level of public knowledge about health and
kesejahteraan
diketahuinya
suatu
tingkat
masyarakat, dapat mengambarkan tingkat
health-oriented
pengetahuan
tentang
behavior in adopting clean and healthy life
kesehatan dan pola pikir berwawasan
with full awareness that high, so as to have
kesehatan
a positive impact on maintaining and
masyarakat
yang
akan
mempengaruhi
perilaku dalam mengadopsi perilaku hidup
mindset
will
influence
improving health.
bersih dan sehat dengan penuh kesadaran yang tinggi, sehingga mempunyai pengaruh
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
21
positif
terhadap
pemeliharaan
dan
peningkatan kesehatan. Tingkat pendidikan penduduk di Kota Batam tahun 2011
pada kelompok
umur > 10 tahun, seperti pada gambar berikut,
menunjukkan
bahwa sebagian
besar tingkat pendidikan masyarakat Kota Batam adalah tamatan SLTA yakni sebesar 44.28% dan sebesar 3.44% adalah memiliki tingkat pendidikan sarjana keatas. Dari 795.282 penduduk Batam yang berusia > 10 tahun, masih ada yang tidak/belum pernah sekolah,
hal
ini
menunjukkan
bahwa
penduduk di Kota Batam masih ada yang belum tersentuh program pendidikan dasar, kemungkinan
besar
mereka
adalah
The level of education of the population in Batam in 2011 at the age group> 10 years, as shown below, shows that most levels of public education is a lively city that is high school graduate of 44.28% and 3:44% for undergraduate education is to have a level and above. Of 795 282 inhabitants Batam aged> 10 years, there is not / has not been to school, this suggests that the population in Batam still untouched
basic
education
program,
chances are they are people who live in the hinterland.
penduduk yang tinggal di daerah hinterland. Gambar 2.6.
PRESENTASE TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK USIA > 10 TAHUN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam Tahun 2011 Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
22
2.6.
LINGKUNGAN
2.6. ENVIRONMENT
Lingkungan merupakan faktor yang paling
dominan
kesehatan
mempengaruhi
masyarakat
diantara
Environment is the most dominant
status
factor affecting the health status among the
faktor
other determinant factors. Batam city is in a
determinan lainnya. Kota Batam yang dalam
fairly rapid infrastructure
pembangunan infrastrukturnya cukup pesat
greatly affect the environmental conditions,
sangat mempengaruhi kondisi lingkungan,
the arrangement is very health-minded
penataan lingkungan yang berwawasan
environment affect the health of society as
kesehatan sangat berdampak terhadap
well as the industry creates its own color to
derajat kesehatan masyarakat demikian
life in Batam, especially in employment and
juga sebagai daerah industri menciptakan
the high mobilization of immigrants to get
warna tersendiri bagi kehidupan di Kota
jobs in order to survival. This brings the
Batam terutama dalam penyerapan tenaga
impact on the emergence of environmental
kerja dan tingginya mobilisasi pendatang
problems with buildings that do not
untuk
guna
correspond law No. 2 of 2004 on Spatial
Hal ini membawa
Planning of Batam in the region 2004-2014.
mendapatkan
kelangsungan hidup.
pekerjaan
development
dampak pada permasalahan lingkungan dengan munculnya bangunan yang tidak sesuai Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kota Batam tahun 2004-2014. Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengembangan
Kawasan
Industri
Kota
Batam bekerjasama melakukan upaya untuk mengatasi masalah pemukiman dengan membangun
hunian
yang
layak
dan
terjangkau secara financial oleh masyarakat seperti rumah susun yang berada disekitar kawasan industri dengan harapan dapat mewujudkan pemukiman yang sehat bagi masyarakat Kota Batam, karena lingkungan yang sehat akan menciptakan jiwa dan fisik Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Batam
City
Government
and
Industrial Zone Development Agency in cooperation Batam to handle efforts to build residential housing problems are feasible and financially affordable by the community as flats located around the industrial area in the hope of realizing a healthy housing for people of Batam, because the environment will create a healthy mental and physical health that
Menuju MDGs 2015
23
yang sehat yang nantinya akan berujung
that would culminate in the welfare of the
pada
people of Batam.
kesejahteraan
masyarakat
Kota
Batam. Gambaran lingkungan Kota Batam dapat juga dilihat dari persentase rumah sehat, rumah tangga dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran pembuangan air limbah, pembuangan sampah) dan rumah bebas jentik.
Batam which environment can also be seen from the percentage of healthy homes, households with access to clean water, basic sanitation (sewage waste water, waste disposal) and the larva-free home.
Berdasarkan hasil survey rumah sehat yang dilakukan tahun 2011, dari 382.493 rumah yang ada, dan sebanyak 26.715 (7%) rumah yang diperiksa sebagai sampel didapatkan rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 74.9%, dan tidak memenuhi
syarat
kesehatan
25.1%.
Penilaian rumah sehat dilihat dari beberapa komponen, yakni komponen rumah secara fisik termasuk ventilasi, luas bangunan dan lain-lain sebesar 31%, ,komponen sanitasi meliputi sanitasi dasar dengan proporsi 25% dan komponen perilaku sebesar 44%.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Based on the results of the home health survey conducted in 2011, of the 382 493 existing homes, and as many as 26 715 (7%)
of
the
samples
obtained
were
examined as a qualified home health as much as 74.9%, and 25.1% meet the health requirements. Healthy home assessment visits
of
several
components
of
the
components, physical
the
houses,
including ventilation, building area and the other 31%,, sanitation component includes basic sanitation by 25% and the proportion of the behavior of components by 44%.
Menuju MDGs 2015
24
Gambar 2.8.
PERSENTASE RUMAH SEHAT
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
25.1%
74.9%
SEHAT Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Kebutuhan manusia terhadap air
Human need for water is very high,
sangat tinggi, terutama untuk minum dan
especially for drinking and other domestic
keperluan rumah tangga lainnya, untuk itu
purposes, to the availability and scope of
ketersediaan dan jangkauan terhadap air
clean water is one indicator of the
bersih merupakan salah satu indikator dari
environment that may affect public health.
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
25
Gambar 2.9.
PERSENTASE KELUARGA DENGAN AKSES AIR BERSIH DI KOTA BATAM TAHUN 2011 79.8%
0.56%
021%
7.87% KEMASAN
5.59%
5.98%
LEDENG
SPT
SGL
PAH
LAINNYA
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Hasil survey ssaitasi yang dilakukan
The results of sanitary surveys
terhadap akses air bersih pada 37.124
conducted on access to clean water in the
keluarga
besar
family gained sebahagian 37 124 families in
keluarga di Kota Batam telah terakses air
the city of Batam has been accessible to the
bersih dengan jenis ledeng sebesar 79.8%.
type of tap water at 79.8%.
didapatkan
sebahagian
Kesehatan lingkungan dilihat dari
Viewed from the environmental
aspek kepemilikan sanitasi dasar yang
health aspects of ownership that consists of
terdiri dari kepemilikan jamban, tempat
basic sanitary latrine ownership, landfills
pembuangan
Saluran
and Wastewater Line (SPAL). Ideally, every
Pengelolaan Air Limbah (SPAL). Idealnya
household has sanitation facilities for
setiap rumah tangga mempunyai sarana
household waste management in its various
sanitasi untuk pengelolaan limbah rumah
forms, so as not to pollute the environment
tangga
bentuknya,
that may affect the health of the family
sehingga tidak mencemari lingkungan yang
itself or the surrounding communities. Basic
dapat mempengaruhi kesehatan keluarga
sanitation is one aspect in the assessment of
itu sendiri atau masyarakat sekitarnya.
a healthy home.
sampah
dengan
dan
berbagai
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
26
Sanitasi dasar merupakan salah satu aspek dalam penilaian rumah sehat. Gambar 2.10.
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SANITASI DASAR DI KOTA BATAM TAHUN 2011
30,000 25,000
73.05%
15,000
75.75%
94.3%
20,000
10,000 5,000 0 JAMBAN
TEMPAT SAMPAH
DIPERIKSA
MEMILIKI
SPAL SEHAT
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Hasil survei sanitasi dasar yang
The results of sanitation survey
dilakukan pada tahun 2011, menunjukkan
conducted in 2011, showed 94.3% of
94.3% jamban keluarga telah memenuhi
families have latrines to meet the health
syarat kesehatan, 73.05% keluarga telah
requirements, 73.05% of families already
memilki tempat pembuangan sampah yang
have the place garbage waste that meets
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
the requirements of health and 75.7% of
75.7% keluarga telah memiliki saluran
families have wastewater discharge channel
pembuang air limbah (SPAL) yang sehat.
(SPAL) is healthy.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
27
Gambar 2.11.
PERSENTASE RUMAH BEBAS JENTIK BERDASARKAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
BULANG
73.00 75.87
GALANG B. PERMAI SEKUPANG
87.54 87.90 92.85 93.42 94.24
BEL. PADANG LUBUK BAJA SAMBAU SEI PANAS
T. SENGKUANG
BOTANIA
94.78 95.00 95.58 96.22 96.51
SEI LEKOP
97.51
SEI PANCUR BATU AJI KABIL
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Kondisi lingkungan dapat dilihat
Environmental conditions can be
dari berbagai aspek lainnya seperti rumah
viewed from various aspects such as home-
bebas jentik yang lazim disebut Angka
free larvae, commonly called larva-free rate
Bebas Jentik (ABJ) sebagai upaya dalam
(ABJ) as an effort to control dengue disease
pengendalian
yang
is a disease-based environment. Larva-free
merupakan salah satu penyakit berbasis
rate obtained from periodic observation by
lingkungan. Angka bebas jentik didapatkan
the Savior Monitoring larvae (jumantik)
dari observasi berkala oleh Juru Pemantau
environment of the building on the findings
Jentik (Jumantik) dilingkungan bangunan
agypty aedes mosquito larvae. Results of
terhadap temuan jentik nyamuk aedes
monitoring conducted in 17 627 homes,
agypty. Hasil pemantauan yang dilakukan
with the result as much as 83.21% of homes
pada 17.627 rumah, dengan hasil sebanyak
are not found mosquito larvae (ABJ
83.21% rumah tidak ditemukan jentik
83.21%). Here's a larva-free rate per district
nyamuk (ABJ 83.21%). Berikut gambaran
in Batam Year 2011
penyakit
DBD
Angka Bebas Jentik per kecamatan di Kota Batam Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
28
BAB III
CHAPTER III DEGREES OF HEALTH SITUATION
SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan suatu daerah dillihat dari angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi masyarakat.
Situasi
masyarakat
Kota
merupakan
derajat Batam
hasil
pembangunan
kesehatan
tahun
2011
pelaksanaan
kesehatan
yang
Adapun
derajat
berkesinambungan.
kesehatan masyarakat Kota Batam disajikan
Health status of a region be viewed from the death rate (mortality), morbidity (morbidity) and the nutritional status of the community. Public health situation of Batam in 2011 is the result of the implementation of a sustainable health development. As for the health of the people of Batam are presented in several indicators below.
dalam beberapa indikator dibawah ini. 3.1.
Angka Kematian (Mortalitas)
3.1. Mortality (Mortality)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu
sebagai
akibat
dari
keadaan
tertentu. Indikator mortalitas seperti angka kematian ibu dan angka kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan dan gambaran tingkat
kesejahteraan
Berdasarkan
kegiatan
suatu Audit
bangsa. Maternal
Perinatal (AMP) berikut uraian Angka Lahir Mati, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Anak Balita, Angka Kematian Ibu, dan angka kematian akibat penyakit tertentu (case fatality rate).
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Mortality is mortality that occurs in a certain period of time and place as a result of
certain
circumstances.
Mortality
indicators like maternal mortality and infant mortality continue to be the indicator of the success of health development and an overview of the level of prosperity of a nation. Based on the activities of Maternal Perinatal Audit (AMP) following description Figures
Born
Dead,
Infant
Mortality,
Childhood mortality, maternal mortality, and mortality from certain diseases (case fatality rate).
Menuju MDGs 2015
29
3.1.1 Figures of Birth the Dead
3.1.1. Angka Lahir Mati adalah
Birth rate die is a discharge of the
keluarnya hasil konsepsi usia > 20 minggu
products of conception of age> 20 weeks of
yang
tanda-tanda
who showed no signs of life per 1000 births
kehidupan per 1000 kelahiran (hidup dan
(live and die). This figure illustrates' inability
mati). Angka ini menggambarkan ketidak
a mother pregnant maintain the pragnancy
mampuan
hamil
for the be able born alive, which influenced
kehamilannya
many things, among others condition of
untuk dapat lahir hidup, yang dipengaruhi
mother mainly mothers with risk of high and
banyak hal, antara lain kondisi ibu terutama
quality of health services in pregnant
ibu dengan risiko tinggi dan kualitas
pregnant.
Angka
tidak
kelahiran
mati
menunjukkan
seorang
mempertahankan
ibu
buah
pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
In 2011 the number of stillborn
Tahun 2011 jumlah bayi lahir mati
babies is born with the numbers 69 people
adalah 69 orang dengan angka lahir mati
died 02/02/1000 born as the following
2.2/1000 kelahiran sebagaimana gambar
figure.
berikut ini. Gambar 3.1.
JUMLAH LAHIR MATI VERSUS LAHIR MATI
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
18,000 16,000
16,786 15,032
14,000 12,000 LAKI-LAKI
10,000 8,000
PEREMPUAN
6,000 4,000 2,000
34
35
0
LAHIR HIDUP
LAHIR MATI
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
30
3.1.2. Infant Mortality Rate (IMR)
3.1.2. Angka Kematian Bayi (AKB) Salah satu target yang mendasar dalam
One of the fundamental goals in the
kesepakatan MDGs adalah menurunkan
MDGs agreement is to reduce infant
angka kematian bayi menjadi 23/1000
mortality to 23/1000 live births in 2015.
kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka
Infant Mortality is death before reaching
Kematian Bayi adalah kematian sebelum
exactly age 1 year. per 1000 live births.
mencapai tepat umur 1 tahun. per 1000 In 2011 the number of babies who
kelahiran hidup. Tahun 2011 jumlah bayi yang
died were as many as 122 people from 31
meninggal adalah sebanyak 122 orang dari
818 live births Infant mortality rate 3.8 per
31.818 kelahiran hidup dengan Angka
1,000 live births. This figure shows the
Kematian Bayi 3.8 per 1.000 kelahiran
decline was encouraging, because there is a
hidup. Angka ini menunjukkan penurunan
decrease by 25%. Here's an overview AKB
yang
Batam in the last three years.
cukup
menggembirakan,
karena
terjadi penurunan sebanyak 25%. Berikut gambaran AKB Kota Batam pada tiga tahun terakhir. Gambar 3.2.
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KOTA BATAM TAHUN 2009 s/d 2011
8 7 6
7.1 6.3
5 4 3.8
3 2 1 0
2009
2010
2011
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
31
Adapun gambaran kematian bayi
The picture of infant mortality
berdasarkan klasifikasi umur adalah
based on age classification is as
sebagai berikut :
follows:
Gambar 3.3.
PERSENTASE KEMATIAN BAYI BERDASARKAN KLASIFIKASI UMUR DI KOTA BATAM TAHUN 2011
71%
0%
20%
11%
40% 0-6 hari
7-28 hari
60%
80%
17%
100%
29 hari - < 1 tahun
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Kematian
neonatal
secara
Early neonatal mortality are intrinsically
instrinsik lebih erat kaitannya dengan
more closely related to maternal health
kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah
before, during and after childbirth. The
persalinan. Proporsi kematian bayi di Kota
proportion of infant deaths in Batam in
Batam tahun 2011, didominasi kelompok
2011, dominated the early neonatal age
umur neonatal dini (0-6 hari) yang banyak
group (0-6 days) that are caused by low
disebabkan oleh BBLR (40,23%).Kasus Berat
birth weight (40,23%). Low Birth Weight
Badan Lahir Rendah menggambarkan masih
case illustrates still a lack of prenatal care,
kurangnya
prenatal
especially maternal nutritional problems
terutama masalah gizi ibu hamil penyakit
that accompany illness the mother during
yang menyertai ibu selama kehamilan.
pregnancy.
perawatan
dini
masa
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
32
Adapun
penyebab
kematian
The other causes of early neonatal
neonatal dini lainnya disebabkan oleh
deaths are caused by aspeksia, infectious
aspeksia, penyakit infeksi dan lain-lain yakni
disease and others caused the deaths
kematian yang disebabkan antara lain
include
adalah kelainan kongenital dan cedera.
injuries. This mortality could be reduced by
Angka kematian ini dapat ditekan dengan
improving the health of the mother before,
meningkatkan
sebelum,
during and after childbirth and to improve
selama dan setelah persalinan dan dengan
the quality of services, including facilities
meningkatkan kualitas pelayanan termasuk
and infrastructure in heandling neonatal
sarana dan prasarana dalam penanganan
complications. More detail can be seen in
komplikasi neonatus. Untuk lebih jelasnya
the picture below.
kesehatan
ibu
congenital
abnormalities
and
dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 3.4.
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI KOTA BATAM TAHUN 2011 100% 90%
80%
44.83
70% 50% 40%
3.45 11.49
30% 20%
LAIN-LAIN
71.43
60%
40.23
DIARE
95.24
INFEKSI ASPEKSIA
7.14
BBLR
21.43
10%
4.76
0% 0-6 HARI
7-28 HARI
29 HARI - 1 TAHUN
Sumber : BidangKesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.1.3. Angka
Kematian
3.1.3.
Childhood
Mortality
(Akaba)
Anak
Balita
adalah
jumlah
Toddlers of child mortality is the number of
kematian anak usia 1 - < 5 tahun per 1000
deaths of children aged 1 - <5 years per
kelahiran hidup. Di Kota Batam Tahun 2011
1000 live births. In Batam in 2011 the
(AKABA) Kematian
anak
Balita
angka kematian anak balita adalah 0.41 per Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
33
1000 kelahiran hidup, dibanding
mortality rate among children under five is
tahun 2010 (0.68 per 1000 kelahiran hidup)
0:41 per 1000 live births,compared to the
terjadi penurunan yang cukup berarti.
year 2010 (0.68 per 1000 live births)
Angka kematian Balita merupakan salah
decreased significantly. Toddler death rate
satu indikator percepatan pembangunan
is one indicator of the acceleration of
yang di deklarasikan dalam MDGs pada
development are declared in the MDGs at
point 4 dengan target yang harus dicapai
point 4 with a target to be achieved in 2015
pada tahun 2015 adalah 23 per 1000
was 23 per 1000 live births. Batam City
kelahiran hidup. Pemerintah Kota Batam
Government through Batam City Health
melalui
Batam
Department and its partners are always
dengan mitranya selalu berupaya untuk
working to reduce the number of vulnerable
menekan angka pada kelompok rentan
groups so as to optimally achieve the target
secara optimal sehingga dapat mencapai
set nationally.
target
Dinas
yang
Kesehatan
telah
Kota
ditetapkan
secara
nasional.
Of the number of deaths of children
Dari jumlah kematian anak balita
under five (14 men) 7:14% are caused by
(14 orang) disebabkan oleh pneumonia
pneumonia, diarrhea 14:29%, 14:29% DHF
7.14%, diare 14.29%, DBD 14.29 % dan
and others 64.29% as shown below.
lain-lain 64.29 % sebagaimana gambar dibawah ini. Gambar 3.5.
PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA DI KOTA BATAM TAHUN 2011
9 9
8 7 6 5 4 3 2
2
2 1
1 0 PNEUMONIA
DIARE
DBD
LAIN-LAIN
Sumber : BidangKesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
34
3.1.4.
3.1.4. Angka Kematian Balita (AKBA)
Five
mortality
rate
(AKBA)
(AKBA)
Five mortality rate (AKBA) is the number of
adalah jumlah kematian anak sebelum
deaths of children before they reach the
mencapai tepat umur 5 tahun dibagi per
appropriate age 5 per 1,000 live births
1.000
balita
divided. Number of children under five died
di Kota Batam tahun 2011
in Batam in 2011 was 135 with under-five
adalah 135 dengan angka kematian balita
mortality by 4:24 per 1000 live births, while
sebesar 4.24 per 1000 kelahiran hidup,
in 2010 was 6.98 per 1000 live births. In
sedangkan tahun 2010 adalah 6.98 per 1000
order to accelerate the development of the
kelahiran hidup. Dalam rangka percepatan
Government has set a target of under-five
pembangunan
mortality rate for 2015 was 32 per 1000 live
Angka
Kematian
kelahiran
meninggal
hidup.
Balita
Jumlah
Pemerintah
telah
menetapkan target angka kematian balita
births.
untuk tahun 2015 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. Jika dilihat angka kematian balita di
If seen in child mortality in Batam
target
already meet national targets, however this
nasional, namun demikian hal ini tidak
does not make us stop, but still trying to
membuat kita berhenti, akan tetapi tetap
suppress optimally under-five mortality
Kota
Batam
sudah
memenuhi
berupaya menekan angka kematian balita seoptimal mungkin
3.1.5. Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian Ibu adalah wanita yang meninggal
akibat
proses
kehamilan,
3.1.5. Maternal Mortality Rate (MMR) Mother's death is a woman who died from the process of pregnancy,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
childbirth
and
postpartum
caused
by
kehamilan dan persalinanya bukan karena
pregnancy and childbirth not accidental.
kecelakaan. Angka Kematian Ibu didapatkan
Maternal Mortality Rate obtained by a
dari perhitungan jumlah kematian ibu per
counting number of maternal deaths per
100. 000 kelahiran hidup.
100.000 live births.
Tahun 2011 sebanyak 25 orang ibu
In 2011 as many as 25 people died
meninggal dengan angka kematian ibu
with the mother's maternal mortality rate of
sebesar 78.6 per 100.000 kelahiran hidup.
78.6 per 100,000 live births. Compared with
Dibandingkan dengan angka kematian ibu
the maternal mortality rate
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
35
pada tahun 2010 (113.8 per 100.000
in 2010 (113.8 per 100,000 live births), there
kelahiran hidup), terjadi penurunan yang
was a significant decline. Of maternal
cukup signifikan. Dari Kematian ibu tersebut
deaths occur during pregnancy as much as 2
terjadi pada masa kehamilan sebanyak 2
people, the labor as much as 8 people and
orang, masa persalinan sebanyak 8 orang
15 mothers die during childbirth (42 days
dan 15 ibu meninggal pada masa nifas (42
post partum) and when viewed from the
hari pasca persalinan) dan jika dilihat dari
causes of maternal death, as shown below:
penyebab kematian ibu, seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 3.6.
PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN IBU
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
20%
36%
PERDARAHAN EKLAMSIA
44%
LAIN-LIAN
Sumber : Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Penyebab kematian ibu dibedakan atas 2 hal yaitu penyebab kematian langsung dan tidak langsung. . Penyebab langsung kematian ibu terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah akibat adanya penyakit tertentu serta karena penangganan yang tidak
Causes of maternal deaths divided into two terms, namely the cause of death directly and indirectly. Direct causes of maternal deaths related to pregnancy, childbirth and postpartum, whereas the indirect cause of maternal death is the result of certain diseases as well as incompetent.
kompeten. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
36
Penyebab ibu meninggal karena
Cause of maternal death due to
perdarahan sebanyak 9 orang, karena
bleeding as much as nine people, because
eklamsia 5 orang dan 11 orang meninggal
eclampsia 5 people and 11 people died from
karena penyebab lainnya seperti adanya
other causes such as the presence of
penyakit
accompanying diseases during pregnancy,
yang
menyertai
pada
masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas.
childbirth and the puerperium.
Seperti uraian diatas, upaya yang
As the description above, efforts are
dilakukan pada prinsip mengacu pada
being made on the principle refers to the
kegiatan audit maternal perinatal (AMP)
activities of maternal perinatal audit (AMP)
melalui
sarana
through the assessment of cases at health
dengan
facilities, followed by learning in an effort to
untuk
improve the ability of officers in cases of
pengkajian
kasus
dan
dilanjutkan
kesehatan pembelajaran
sebagai
di
upaya
meningkatkan kemampuan petugas dalam
maternal and child heandling.
penanganan kasus ibu dan anak. 3.1.6. Case Fatality Rate (CFR)
3.1.6. CASE FATALITY RATE (CFR) merupakan
Case Fatality Rate is the proportion
proporsi kematian yang disebabkan oleh
of deaths caused by certain diseases, it
penyakit tertentu, hal ini menunjukkan
demonstrates the level of malignancy of a
tingkat keganasan suatu penyakit yang
disease that can cause death and described
dapat
dan
the quality of health care or lack of
pelayanan
knowledge about the disease so late in
kesehatan atau kurangnya pengetahuan
getting help that can be fatal. In Batam in
masyarakat
2011 there are some diseases that were
Case
Fatality
menyebabkan
menggambarkan
Rate
kematian
kualitas
tentang
penyakit
tersebut mendapat
observed
continuously
in
pertolongan yang dapat berakibat fatal. Di
activities
for
control
Kota Batam tahun 2011 ada beberapa
particularly
penyakit yang diamati secara terus menerus
deaths from diseases such as Dengue Fever
dalam kegiatan surveilens sebagai upaya
such as, Diarrhea, Pneomonia in infants.
sehingga
terlambat
dalam
disease
infectious
surveillance
diseases.
efforts, Some
pengendalian penyakit, terutama penyakit menular.
Beberapa
kematian
akibat
penyakit tertentu seperti Demam
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
37
Berdarah Dengue, Diare, Pneomonia pada balita. 3.1.6.1 CFR Dengue Hemorrhagic Fever 3.1.6.1.
CFR
DEMAM
BERDARAH
DENGUE
Fatallity Case Rate (CFR) of DHF has
Case Fatallity Rate (CFR) DBD
decreased from 1:32% (759 cases) in 2010
mengalami penurunan dari 1.32% (759
to 0.31%, with the number of dengue cases
kasus) ditahun 2010 menjadi 0.31%, dengan
in the year 2011 as many as 636 people.
jumlah kasus DBD sebanyak 636 orang
Case fatality rate nationally targeted <1%,
ditahun 2011. Case fatality Rate secara
then for this year, CFR DBD Batam can
nasional ditargetkan < 1%, maka untuk tahun ini, CFR DBD Kota Batam dapat menekan angka kematian akibat DBD sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara
reduce the number of deaths from dengue in
accordance
with
the
targets
set
nationally. Seen in the picture below, CFR DBD fluctuations in the last 3 years.
nasional. Terlihat pada gambar dibawah ini, fluktuasi CFR DBD pada 3 tahun terakhir
Gambar 3.7.
CASE FATALITY RATE DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BATAM TAHUN 2009 - 2011 1.32
1.4 1.2
0.98 1
TARGET NASIONAL < 1 %
0.8 0.6 0.31
0.4 0.2 0 TAHUN 2009
TAHUN 2010
TAHUN 2011
`Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
38
3.1.6.2.
CFR PNEUMONIA
3.1.6.2. CFR PNEUMONIA
Kasus pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada balita
Cases of pneumonia is one cause of
di
death in infants in Indonesia. In 2011 from
Indonesia. Pada tahun 2011 dari laporan
the Maternal Perinatal Audit report found
Audit Maternal Perinatal didapatkan jumlah
the number of under-five mortality due to
kematian balita akibat pneumonia sebanyak
pneumonia as a person, so Case Fatality
1 orang, dengan demikian Case Fatality Rate
Rate is 0.36%.
adalah 0.36%. 3.1.6.3.
3.1.6.3. CFR AIDS
CFR AIDS yang
AIDS diseases caused by viruses that
disebabkan virus yang menyerang sistem
attack the body's defense system as a
pertahanan tubuh sebagai kelanjutan dari
continuation of HIV is characterized by the
HIV yang ditandai dengan jumlah CD 4 < 500
number of CD 4 <500 and or people with
dan atau penderita HIV yang disertai
HIV disease are accompanied by secondary
penyakit infeksi sekunder. Pada kondisi
infections. On the condition of a person
seseorang
declared AIDS a healthy immune system is
AIDS
adalah
dinyatakan
penyakit
AIDS
sistem
pertahanan tubuh sangat lemah dan lebih
weak and more vulnerable to
other
mudah diserang penyakit infeksi lainnya
infectious diseases that lead to death, this
yang berujung pada kematian, tahun ini
year's Case Fatality Rate of HIV / AIDS is
Case Fatality Rate HIV/AIDS adalah 37.34%
37.34% of 158 patients with AIDS, by age
dari 158 penderita AIDS, dengan klasifikasi
group who died of classification is as
kelompok umur yang meninggal adalah
follows.
sebagai berikut.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
39
Gambar 3.8.
JUMLAH KEMATIAN AIDS DAN CFR AIDS JENIS KELAMIN KOTA BATAM TAHUN 1779-2011
70
100
50
80
40 60
50 30
40
38 27
20
24
11
10
CFR
jumlah kematian
60
120 100
40 17
14
19
12
8
8
7
8
MENINGGAL
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
0 1997
0
20
CFR
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.2.
satu
ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
3.2.
Angka kesakitan merupakan salah
Morbidity is one indicator of community
indikator
masyarakat,
angka
derajat
kesehatan
(morbidity)
health status, morbidity can be described by
dapat
the number of people who went to visit
digambarkan dengan jumlah kunjungan
health facilities both public and private, at
masyarakat
the level of basic services as well as
yang
kesakitan
Morbidity
berobat
ke
sarana
kesehatan baik pemerintah maupun swasta,
advanced
disease
with
10
votes.
pada tingkat pelayanan dasar maupun lanjutan dengan 10 penyakit terbanyak.
3.2.1. Sepuluh Penyakit Terbesar Sepuluh penyakit terbesar dari
3.2.1.
Ten
Greatest
Disease
Ten of the largest disease patients who
mendapat
received treatment visits / treatment of
pengobatan/perawatan dapat dilihat pola
disease patterns can be seen that there are
penyakit yang ada disuatu wilayah, Dengan
sector in the region, By knowing the pattern
mengetahui pola penyakit dapat menjadi
of disease may be a reference in a health
kunjungan
pasien
yang
plan, such as the provision of infrastructure,
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
40
acuan
dalam
perencanaan
kesehatan,
provision of medicines, health and wellness
seperti penyediaan sarana dan prasarana,
programs
penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan
following description of Batam city's largest
dan
disease in 2011.
strategi
program
kesehatan
dan
and
other
strategies
.
10
lainnya. Berikut uraian 10 Penyakit terbesar di kota Batam tahun 2011.
Based on reports from health centers SP2TP
Berdasarkan laporan SP2TP dari
Batam as the year 2011, the largest of the
Puskesmas se-Kota Batam sepanjang tahun
10 diseases in disease patterns reflected by
2011, dari 10 penyakit terbesar tercermin
people who use basic services facilities as
pola
shown below.
penyakit
masyarakat
yang
memanfaatkan sarana pelayanan dasar seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 3.9.
SEPULUH PENYAKIT TERBESAR KUNJUNGAN PASIEN DI PUSKESMAS SE-KOTA BATAM TAHUN 2011
Penyakit sistem kemih & kelamin
1107
Penyakit Endokrin Gizi & metabolik
2660
Penyakit telinga & Prosesus
3375
Penyakit mata & adneksia
5180 9630
Penyakit esofagus, lambung, Duodenum
13980
Penyakit infeksi parasit tertentu
14165
Penyakit sistem muskuloskletal & jaringan …
23708
Penyakit kulit & jaringan sub kutan
30527
Penyakit sistem pencernaan
101595
Penyakit sistem pernafasan 0
50000
100000
150000
Sumber : Bidang Yankes & Farmimin Dinkes Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
41
Gambaran
diatas
menunjukkan
Picture above shows the Acute
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Respiratory Infections (ARI) is a disease
menjadi penyakit yang paling banyak
most common in the population as the same
menyerang penduduk Kota Batam sama
as Batam in 2010.
seperti tahun 2010.
3.2.2. Acute Flacyd Paralysis Rate (AFP Rate)
3.2.2. Rate Flacyd Acute Paralysis (AFP Rate) Flacyd Acute Paralysis (paralyzed
Acute Flacyd Paralysis (lumpuh
paralyzed suddenly) not because of forced
layuh mendadak) bukan karena ruda paksa,
Ruda, a disease that strikes children aged
merupakan penyakit yang menyerang anak
<15 years are still being targeted in the
usia <15 tahun secara acute masih menjadi
acute control surveillance and eradication of
sasaran dalam surveilens pengendalian dan
communicable diseases. The number of
pemberantasan penyakit menular. Jumlah
cases is estimated to 2 per 100,000 children
kasus diperkirakan 2 per 100.000 anak usia
aged <15 years.
< 15 tahun. Di Kota Batam anak usia < 15 tahun berjumlah 260.984, sehingga diperkirakan 5 kasus menjadi target ditahun 2011. Hasil surveilens yang dilakukan tahun 2011 didapatkan AFP rate sebesar 1.96/100.000 anak usia < 15 tahun. Angka ini telah mencapai target nasional (>2/100.000 anak
In Batam children aged <15 years amounted to 260 984, it is estimated that 5 cases of a target in the year 2011. The results of surveillance carried out in 2011 found 1.96/100.000 AFP rate of children aged <15 years. This figure has reached the national target (> 2/100.000 children aged <15 years).
usia <15 tahun).
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
42
Gambar 3.10.
CAKUPAN ACUTE FLACID PARALYSIS RATE DI KOTA BATAM TAHUN 2009-2011
7
6.18
6 5 4 2.96 3
2.74 1.92
2
-Target nasional >2/100.000 penduduk usia < 15 tahun-
1 0 2008
2009
2010
2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.2.3. ANGKA KESAKITAN TB. PARU
3.2.3. TB MORBIDITY. LUNG
Salah satu kegiatan pengendalian Penyakit
TB.
Paru
penderita
baru
TB.
menjaring
penderita
One of TB disease control activities.
adalah
penemuan
Pulmonary TB was the discovery of new
Paru
bertujuan
patients. Aims to capture people with
agar
pulmonary TB. Lung in order to receive
mendapat pengobatan dan pengawasan
treatment and supervision so as to reduce
sehingga
angka
morbidity and prevent transmission to
kesakitan dan pencegahan penularan ke
others. Here's a discovery of TB patients.
orang lain. Berikut gambaran penemuan
Lung (+) in Batam in 2011.
dapat
TB.
Paru
menurunkan
penderita TB. Paru (+) di Kota Batam tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
43
Gambar 3.11.
CAKUPAN PENEMUAN TB. PARU (+) PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011 60
52.50
70
JUMLAH KASUS
60
50
TARGET NASIONAL 70% 44.00
36.53
40
50 26.65
25.29
40
21.65
30
18.62
30 10.65
20
12.38 8.51
7.79
10
15.63
20
% CAKUPAN
80
10
11.41
0.00
KASUS LAKI-LAKI
KASUS PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
SEI PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
CDR
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Indikator ini merupakan salah satu
This indicator is one of the target in
target dalam standar pelayanan minimal
minimum service standards in health with a
bidang kesehatan dengan target 70%.
target of 70%. In 2011 the implementation
Tahun 2011 pelaksanaan program dalam
of the program in the discovery of new
penemuan kasus baru CDR) 24.36%, angka
cases CDR) 24.36%, this figure has not
ini belum mencapai target yang diharapkan.
reached the expected target. Need the
Perlu kerjasama dan kemitraan yang lebih
cooperation and partnership as a broader
luas sebagai strategi untuk penemuan
strategy for the discovery of the patient,
penderita, mengingat penyakit ini sangat
considering the disease is highly contagious.
mudah menular.
3.2.4. ANGKA KESAKITAN PNEUMONIA PADA BALITA Pneumonia menjadi
salah
pada
satu
balita
pusat
masih
perhatian
pengendalian penyakit menular, karena penyakit ini jika tidak ditangani dengan baik,
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
3.2.4. PNEUMONIA IN CHILDREN morbidity Pneumonia
in
young
children
remains one of the communicable disease control center of attention, because the disease if not treated properly, will increase the number of deaths in children under five.
Menuju MDGs 2015
44
akan menambah angka kematian pada balita. Kegiatan pengendalian penyakit ini
Disease control activities ranging from early
mulai dari deteksi dini hingga pengobatan
detection to treatment which aims to
yang bertujuan untuk menurunkan angka
reduce mortality due to pneumonia in
kematian akibat pneumonia pada balita.
infants. An estimated 10% of children
Diperkirakan
terserang
stricken with pneumonia, in 2011 the
pneumonia, pada tahun 2011 jumlah kasus
number of pneumonia cases are handled
pneumonia yang ditangani berjumlah 278
amounted to 278 cases or 3.3% of
kasus atau 3.3% dari perkiraan kasus (1804
estimated cases (1804 cases). This figure is
kasus). Angka ini masih sangat rendah,
still very low, for it requires greater
untuk itu membutuhkan kerjasama yang
cooperation, especially optimal health care
lebih optimal terutama sarana pelayanan
facilities both public and private in early
kesehatan baik pemerintah maupun swasta
detection and reporting systems so that
dalam
efforts are being made to the maximum.
10%
pendeteksian
balita
dini
dan
sistem
pelaporan sehingga upaya yang dilakukan menjadi maksimal. Gambar 3.12.
KASUS PNEUMONIA PADA BALITA DI KOTA BATAM TAHUN 2009 - 2011 500 450
433
400 350
278
300 250
200
120
150 100 50 0 2009
2010
2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
45
3.2.5. HIV / AIDS
3.2.5. HIV/AIDS merupakan
HIV / AIDS a top priority in disease
pengendalian
control that are part of the commitment
yang menjadi bagian dalam
to the MDGs. Fairly rapid progression of
komitmen MDGs. Perkembangan penyakit
the disease that requires attention and
ini
cukup pesat yang membutuhkan
cooperation of all parties in efforts to
perhatian dan kerjasama semua pihak
control this disease. In Batam in 2011
dalam upaya pengendalian penyakit ini. Di
HIV / AIDS seen in the picture below.
Penyakit prioritas penyakit
utama
HIV/AIDS dalam
Kota Batam tahun 2011 penyakit HIV/AIDS terlihat pada gambar berikut ini. Gambar 3.13.
KASUS HIV/AIS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
500
LAKI-LAKI
400
PEREMPUAN 222
300 200
59
188
100
99
0 HIV
AIDS
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Dari gambar diatas tidak nampak
From the above picture does not
perbedaan jenis kelamin pada kasus HIV,
appear significant gender differences in HIV
sementara pada kasus AIDS laki-laki lebih
cases, AIDS cases while the men more than
banyak
women. This suggests that men are quicker
dari
perempuan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa laki-laki lebih cepat
to fall into the AIDS stage.
jatuh ke stadium AIDS.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
46
3.2.6. INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
3.2.6
Sexually Transmitted Infections (STI)
STI is a sexually transmitted disease that
IMS merupakan penyakit menular perilaku
shows health behaviors are closely related
kesehatan yang erat kaitannya dengan
to sexual behavior and also the entry gate
perilaku seksual dan juga merupakan pintu
of HIV / AIDS. Cases of sexually transmitted
gerbang masuknya virus HIV/AIDS. Kasus
infections are encountered by the results of
Infeksi Menular Seksual yang ditemui
laboratory examinations carried out in 2
berdasarkan
pemeriksaan
(two) STI clinics in the city of Batam. Here's
laboratorium yang dilakukan di 2 (dua)
a 5 (five) types of disease most sexually
klinik IMS yang ada di Kota Batam. Berikut
transmitted infections in Batam Year 2011
seksual
yang
menunjukkan
hasil
gambaran 5 (lima) jenis penyakit Infeksi Menular Seksual terbanyak di Kota Batam Tahun 2011.. Gambar 3.14.
PROPORSI JENIS PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KOTA BATAM TAHUN 2011 BV, BOBU KONDILOMA.LGV 37%
SERVISITIS/PROCTITIS 42%
GONORE 4%
SIFILIS 6%
KANDIDIASIS 11%
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Gambar
diatas
bahwa
The figure reflects that the disease cervicitis
penyakit servisitis/proctitis lebih banyak
/ proctitis more (42%) between IMS disease
(42%)
is found, then BV, Bobu condyloma (37%).
diantara
mencerminkan
penyakit
IMS
yang
ditemukan, kemudian BV, Bobu Kondiloma (37%).
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
47
Gambar 3.15.
KASUS INFEKSI MENULAR SEKSUAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
3,500
3,134
3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 58 0 LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Dari gambar diatas terlihat bahwa lebih banyak perempuan yang menderita penyakit menular seksual dibanding dengan laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa, perempuan 54 kali lebih banyak menderita IMS dibanding dengan laki-laki perbedaan ini erat kaitannya dengan anatomi sistem reproduksi
wanita
yang
lebih
rentan
menunjukkan gejala terhadap infeksi pada sistem reproduksi dan wanita merupakan objek dalam dunia prostitusi.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
From the figure above shows that more women who suffer from sexually transmitted diseases than men, this shows that, 54 times as many women suffer from STDs than men this difference is closely related to the anatomy of the female reproductive system is more vulnerable to show symptoms against infection in the female reproductive system and objects in the world of prostitution. .
Menuju MDGs 2015
48
3.2.7. Diarrhea morbidity
3.2.7. ANGKA KESAKITAN DIARE
Diarrheal
Penyakit diare merupakan penyakit
disease
is
directly
menular langsung yang hingga saat ini
transmitted diseases, which until now
masih menjadi salah satu pusat perhatian
remains
program pengendalian penyakit menular di
communicable disease control program in
Indonesia Diperkirakan kasus diare terjadi
Indonesia is estimated that 411 cases of
411 per 1000 penduduk, tahun 2011 angka
diarrhea occur per 1000 population, by 2011
kesakitan diare di Kota Batam 35.16% dari
morbidity of diarrhea in Batam 35.16% of
jumlah kasus yang diperkirakan 43.430
total cases estimated 43 430 cases.
one
of
the
limelight
of
kasus.
Gambar 3.16.
PROPORSI KASUS DIARE DITANGANI DI KOTA BATAM TAHUN 2011
7,075
PERKIRAAN KASUS 43,430
DIARE DITANGANI 8,197
PERKIRAAN KASUS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
49
3.2.8
3.2.8. ANGKA KESAKITAN KUSTA Penyakit Kusta merupakan penyakit menahun yang disebabkan oleh Mikro bacterium
Kusta.
Penyakit
kusta
ini
menyerang susunan syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Hasil pendataan penderita kusta
yang
ada
bukan
berasal
dari
penduduk menetap tetapi migrasi daerah lain dan bila ditinjau dari target, dimana prevalensinya
sudah
jauh
dari
target
nasional <1 per 10.000 penduduk, sejak tahun 2009 tidak ada penambahan kasus baru dan jumlah penderita kusta tercatat 15 orang dan masih menjalani pengobatan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam dan RS. Otorita Kota Batam, adapun gambarannya
Morbidity LEPROSY Leprosy is a chronic disease disease
caused by bacterium Micro Leprosy. Leprosy attacks the nervous system and other tissue banks. The results of lepers existing data collection does not come from residents living but other areas of migration and when viewed from the target, which is far from prevalancy national targets <1 per 10,000 population, since 2009 there is no addition of new cases and the number of registered leprosy patients and 15 people still undergoing treatment in hospitals Embung Fatimah Batam and RS. Batam Authority, while the picture is seen in the picture below.
terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.17.
PROPORSI PENDERITA KUSTA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
5
10
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
50
3.2.9
3.2.9. PENYAKIT CAMPAK
Gambar 3.18.
Measles Disease
JUMLAH KASUS CAMPAK PER PUSKESMAS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
140
123
120 100 80 49
60 40 20
23
44
39
31
23
13 2
18
4
2
LAKI-LAKI
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
B. PADANG
0
PEREMPUAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Penyakit
merupakan
Measles is an infectious disease caused by
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
measles virus, which generally affects
measles, yang pada umumnya menyerang
children aged <15 years. This disease begins
anak-anak usia < 15 tahun. Penyakit ini di
with an increase in body temperature, and
awali dengan peningkatan suhu badan dan
then caused the red spots / rash. The
kemudian
bercak
disease is highly contagious, so including
Penyakit ini sangat mudah
one based disease surveillance of individual
menular sehingga termasuk salah satu
/ CBS (Base Case Surveillance). In Batam in
penyakit yang surveilens yang berbasis
2011 found as many as 371 clinical cases.
individu/CBS (Case Base Surveilens). Di Kota
Measles should receive serious handling
Batam pada tahun 2011 ditemui sebanyak
considering the many
merah/ruam.
campak
menimbulkan
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
51
371 kasus klinis. Penyakit campak harus
complications that can arise such as
mendapat
serius
diarrhea, bronchopneumonia, etc. and even
mengingat banyaknya komplikasi yang bisa
blindness, measles deaths are generally
timbul seperti Diare, bronchopneumonia
caused by complications of existing
penanganan
yang
dan lain-lain bahkan kebutaan, kematian penderita
campak
pada
umumnya
disebabkan karena komplikasi yang ada
3.2.10. ANGKA
KESAKITAN
DEMAM
3.2.10 Morbidity Dengue Fever (DHF)
BERDARAH (DBD) Demam Berdarah yang dikenal dengan DBD merupakan penyakit yang sudah endemis hampir diseluruh wilayah Indonesia termasuk Kota Batam. Angka kesakitan Demam Berdarah atau Incident Rate DBD adalah jumlah penderita DBD dengan level kasus confirm per 100.000 penduduk dalam kurun waktu 1 tahun . Pada dua tahun terakhir di Kota Batam
Dengue Fever known as dengue is a disease that is endemic in nearly all parts of Indonesia including the city of Batam. Incidences of Dengue Fever Dengue or Incident Rate is the number of DHF patients with confirmed case level per 100,000 population in the period of 1 year. In the last two years in Batam decrease morbidity DBD as shown in the image below.
terjadi penurunan angka kesakitan DBD seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
52
Gambar 3.19.
ANGKA KESAKITAN/INCIDENT RATE DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BATAM TAHUN 2009-2011
140.00
122.99
120.00 100.00
76.78
80.00
60.19
60.00 40.00 20.00 0.00 2009
2010
2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Dilihat dari Incident Rate (IR) DBD
Judging from the Incident Rate (IR)
pada tiga tahun terakhir terjadi penurunan
of DHF in the past three years occurred in
yang mana tahun 2011 IR DBD adalah 60.19
2011 which decreased the IR DHF is 60.19
per 100.000 penduduk, tahun 2010 adalah
per 100,000 population in 2010 was
76.78/100.000 penduduk, jika dibandingkan
76.78/100.000 population, when compared
dengan tahun 2009 (IR 122.99/100.000
with the year 2009 (IR 122.99/100.000
penduduk)
Berikut
population) decreased. Here's an overview
gambaran Incident Rate dan Case Fatality
Incident Rate and Case Fatality Rate of DHF
Rate DBD pada tiga tahun terakhir.
in the past three years.
3.2.11. ANGKA KESAKITAN MALARIA
3.2.11. MALARIA MORBIDITY
terjadi
penurunan.
Angka kesakitan malaria adalah jumlah kasus malaria dengan level kasus konfirmasi berdasarkan hasil pemeriksaan darah tepi di laboratorium Per 1000 penduduk pada periode tertentu atau yang disebut dengan Annual Paracite Incident (API). Tahun 2011 API Kota Batam adalah
Malaria morbidity is the number of malaria cases with confirmed cases based on the level of peripheral blood examination in the laboratory Per 1000 population at a particular period or the so-called Annual Paracite Incident (API). In 2011 Batam API is 0.8 per 1000 population, a decline in malaria cases as shown below.
0.8 per 1000 penduduk, terjadi penurunan kasus malaria seperti gambar dibawah ini.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
53
Gambar 3.20.
ANNUAL PARACITE INCIDENT (API) DIKOTA BATAM TAHUN 2007 – 2011
1.2
1.1 0.9
1.0
0.8
TARGET NASIONAL < 1
0.8
0.7
0.7
2008
2009
0.6 0.4 0.2 0.0 2007
2010
2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
3.2.12. ANGKA KESAKITAN FILARIASIS
3.2.12 Filariasis morbidity
Penyakit filariasis disebabkan oleh
Diseases filariasis is caused by a
cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan
worms filaria which is transmitted through
nyamuk sebagai vektor yang menyerang
the bite of mosquito as vectors who
saluran kelenjar getah bening dengan
attacking
manifestasi pembengkakan pada tangan,
manifestation swelling of on the hands, the
kaki, glandulla mammae, serta scrotum
feet, glandulla mammae, as well as the
sehingga menimbulkan kecacatan seumur
scrotum so that cause disability for life /
hidup/permanen bagi penderitanya.
permanent
channel
lymph
for
the
nodes
with
sufferer.
Sejarah penyakit filariasis di Kota Batam ditemui awalnya pada tahun 2002 di
History of filariasis in Batam found
Kecamatan Galang dan pengobatan massal
originally in 2002 in the District of Galang
dilaksanakan pada tahun 2004 di seluruh
and mass treatment carried out in 2004
wilayah Kecamatan Galang dengan program
throughout the District Galang with a five-
pengobatan lima tahun yang berakhir pada
year treatment program ended in 2008.
2008. Tahun 2008 ditemukan 1 kasus baru
Year 2008 were found 1 new cases in
di
dilakukan
Kecamatan Bulang and carried out mass
pengobatan massal pada tahun tersebut
treatment in the year such as an control
sebagai upaya pengendalian penyakit
efforts of disease filarisis
Kecamatan
Bulang
dan
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
54
filarisis yang akan berakhir pada tahun
which akan expire in 2012. Until now, no
2012. Hingga kini tidak ada ditemui kasus
new
baru filariasis, namun surveilens terhadap
surveillance of filariasis, remain to be done
penyakit filariasis tetap dilakukan sebagai
as an effort to control.
upaya pengendalian. 3.1.
cases
of
filariasis
found,
but
3.1. NUTRITIONAL STATUS
STATUS GIZI
Nutritional status is one indicator of public
Status gizi merupakan salah satu
health related to food and nutrition system
indikator derajat kesehatan masyarakat
describes the availability of food for
yang terkait dengan sistem pangan dan gizi
survival.
menggambarkan
pangan
mothers, pregnant women are the primary
untuk kelangsungan hidup. Kelompok umur
target of nutritional program and a
balita, ibu menyusui ,ibu hamil merupakan
measure of nutrition activities in the area
sasaran utama program gizi dan menjadi
due to lack or excess of nutrients during this
tolok ukur kegiatan gizi di suatu daerah
period greatly affect maternal health, child
karena kekurangan maupun kelebihan zat
growth and development process so that it
gizi pada masa ini sangat mempengaruhi
becomes
kesehatan ibu, proses pertumbuhan dan
nutritional disorders.
ketersediaan
perkembangan anak
Toddler
age
group,
extremely
nursing
susceptible
to
determine
the
sehingga menjadi
sangat rentan mengalami gangguan gizi. Upaya menentukan
yang status
dilakukan gizi
balita
untuk adalah
dengan menggunakan teknik Antropometri dengan melakukan pengukuran
berat
badan badan dan tinggi badan, serta pengukuran lingkar lengan atas untuk melihat status gizi pada
ibu hamil.
Beberapa indikator program gizi antara lain penimbangan balita, pemberian kapsul Vitamin A , pemberian tablet FE, pemberian Asi Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan, dengan indikator keberhasilannya
terlihat dari
cakupan program. jumlah kasus gizi kurang Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Efforts
are
made
to
nutritional status of children is to use anthropometry technique by measuring weight
and
height,
and
upper
arm
circumference measurement for nutritional status in pregnant women. Some indicators of nutrition programs, among others, weighing a toddler, the provision of Vitamin A capsules, tablets FE provision, provision of exclusive breastfeeding in infants aged 0-6 months, with a visible indicator of the scope of program success. number of cases of malnutrition and bad (very thin) and Menuju MDGs 2015
55
dan buruk (sangat kurus) dan ibu hamil yang
pregnant women who have Chronic Energy
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK).
Deficiency (CED).
Hasil pemantauan status gizi pada
Results of monitoring the nutritional
balita tahun 2011 dengan jumlah balita
status of children under five in 2011 to 84
84.067 orang dan yang ditimbang sebanyak
067 people and the number of infants who
76.717 orang dengan status gizi seperti
weighed as much as 76 717 people with
terlihat pada gamabr dibawah ini.
nutritional status as seen in the picture below
Gambar 3.21. PERSENTASE STATUS GIZI BALITA DI KOTA BATAM TAHUN 2011
GIZI BURUK, 0.46
GIZI BAIK, 95.5 8
GIZI LEBIH, 1.63
GIZI KURANG, 2. 57
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Penanganan kasus gizi buruk merupakan
Handling cases of severe malnutrition is one
salah satu indikator standar pelayanan
indicator of minimal standards of health
minimal kesehatan yang pada tahun 2011
care in 2011 found as many as 352 children
ditemui
(0.46%)
(0.46%) had severe malnutrition (very thin).
mengalami gizi buruk (sangat kurus) . Sesuai
SPM targeted areas of health all cases
target SPM bidang kesehatan seluruh kasus
(100%) of malnutrition have been handled
(100%) gizi buruk telah ditangani sesuai
according to standards. The results of
standar.
epidemiological investigations conducted in
sebanyak
352
balita
Hasil penyelidikan epidemiologi
yang dilakukan pada kasus gizi buruk, dapat
cases of malnutrition, it can be concluded that the interference of
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
56
disimpulkan bahwa gangguan gizi buruk
malnutrition (very thin), which is not due to
(sangat kurus) yang terjadi bukan karena
lack of availability of food, but more due to
kurangnya ketersediaan pangan, akan tetapi
certain diseases such as tuberculosis in
lebih banyak disebabkan penyakit tertentu
children, congenital heart, HIV-AIDS etc. The
seperti TBC pada anak, Jantung bawaan,
resulting lack of food intake so that the
HIV-AIDS dll yang mengakibatkan kurangnya
children of normal weight loss.
asupan makanan sehingga balita kehilangan berat badan normal. Program gizi sangat terkait dengan program kesehatan ibu dan anak, kejadian Bayi Lahir Rendah
dengan Berat Badan Lahir
(BBLR)
atau
<
2.500
gram
merupakan gambaran status gizi ibu pada masa kehamilan. Kurangnya asupan gizi pada masa hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin
memungkinkan
menjadi
sehingga salah
satu
penyebab bayi lahir dengan berat badan < 2.500 gram.
Berdasarkan laporan Audit
Maternal Perinatal (AMP) jumlah kejadian BBLR tahun 2011 adalah 377 kasus dari 31744 kelahiran hidup yang ditimbang
Nutrition
programs
is
strongly
associated with maternal and child health programs, events Babies Born with Low Birth Weight (LBW) or <2500 grams of a picture of maternal nutritional status during pregnancy.
Lack
of
nutrition
during
pregnancy may affect fetal growth thus allowing to be one cause of infant birth weight <2,500 grams. Based on the report Maternal
Perinatal
Audit
(AMP)
the
incidence of LBW in 2011 was 377 cases of which weighed 31 744 live births (1.19%), the case was dropped in 2010 compared to 3.2%.
(1.19%), kasus ini menurun dibanding tahun 2010 sebesar 3.2%.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
57
Gambar 3.22. PERSENTASE KASUS BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA BATAM TAHUN 2011
197 BBL NORMAL 31367
BBLR
180
BBL NORMAL
LK
PR
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Penyebab Kejadian BBLR dapat
The cause of LBW events can occur
terjadi karena multi faktor, antara lain
due to multiple factors, including lack of
kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi ibu
knowledge of mothers about nutrition of
hamil, faktor ekonomi
menyangkut daya
pregnant women, the economic factors
beli, sehingga ibu hamil tidak dapat
related to purchasing power, so that
memenuhi kebutuhan zat gizi pada masa
pregnant
kehamilan
adanya
nutritional needs during pregnancy and the
penyakit yang menyertai ibu ketika hamil
possibility of diseases that accompany the
sehingga asupan bagi janin untuk tumbuh
mother during pregnancy so that the intake
dan berkembang tidak terpenuhi.
for the fetus to grow and develop are not
dan
kemungkinan
women
can
not
meet
the
met.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
58
BAB IV
CHAPTER IV EFFORTS TO HEALTH SITUATION
SITUASI UPAYA KESEHATAN Visi pembangunan kesehatan Kota Batam
adalah
untuk
mewujudkan
Vision of health development is to realize
Batam
society
healthy
and
masyarakat Kota Batam hidup sehat dan
independent life and justice, to achieve the
mandiri serta berkeadilan, untuk mencapai
goal of health development was conducted
tujuan tersebut pembangunan kesehatan
on an ongoing basis and gradually.
diselengggarakan secara berkesinambungan dan bertahap. Upaya
pembangunan
yang
dilaksanakan dengan berbagai program kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi Kota Batam, berikut uraian upaya program kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 1.1.
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Development efforts undertaken by various health programs conformed to the situation and condition in Batam, the following description of the efforts of health programs that have been carried out in 2011
1.1. BASIC HEALTH CARE
Pelayanan kesehatan dasar menjadi bagian dari
Basic health services to be part of
kewajiban bagi Pemerintah
the obligation for Local Government in
Daerah dalam memenuhi hak setiap warga
fulfilling the rights of every citizen in the
negara di bidang kesehatan. Puskesmas
health sector. Health Center as a technical
sebagai unit pelaksana teknis yang berbasis
implementation unit based work areas
wilayah kerja yang merupakan sarana
which provide basic public services, leading
pelayanan publik yang mendasar, terdepan
the way are expected to meet community
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
needs in health.
masyarakat dalam bidang kesehatan. 1.1.1. 1.1.1. PROGRAM KESEHATAN KELUARGA Program
kesehatan
FAMILY
HEALTH
PROGRAM
Family Health Program is a program that is
keluarga
very dominant in the indicators of Minimum
merupakan program yang sangat dominan
Service Standards (MSS) in the areas of
dalam indikator Standar Pelayanan Minimal
health, such as maternal and child health
(SPM) di bidang kesehatan, seperti program
program, nutrition program
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
59
kesehatan ibu dan anak, program gizi.
This effort requires the hard work of all
Upaya ini membutuhkan kerja keras semua
parties to succeed in many countries,
pihak
komitmen
including Indonesia's commitment in the
banyak negara termasuk Indonesia dalam
declaration of the Millennium Development
deklarasi Millenium Development Goals
Goals (MDGs). The following description of
(MDGs). Berikut uraian program kesehatan
the family health program in Batam in 2011.
untuk
mensukseskan
keluarga di Kota Batam tahun 2011.
1.1.1.1.
PROGRAM KESEHATAN IBU
1.1.1.1. MATERNAL HEALTH PROGRAM
Kesehatan ibu merupakan ujung tombak untuk mewujudkan
Maternal health is the spearhead
generasi
for the next generation realize a healthy and
penerus bangsa yang sehat dan cerdas,
intelligent, because healthy children born to
karena anak-anak yang sehat terlahir dari
healthy mothers. Maternal health programs
ibu yang sehat. Program kesehatan ibu
aimed at reducing maternal mortality, one
bertujuan
angka
of the MDGs indicators point to the five that
kematian ibu, menjadi salah satu indikator
demands hard work of Indonesia in
MDGs point ke lima yang menuntut kerja
suppressing the maternal mortality from
keras bangsa Indonesia dalam menekan
228 per 100,000 live births (in 2007) to 102
angka kematian ibu dari 228 per 100.000
per 100,000 live births in 2015.
untuk
menurunkan
kelahiran hidup (tahun 2007) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Berikut gambaran upaya kesehatan
Here's a picture of maternal health efforts that have been achieved through the
ibu yang telah dicapai Pemerintah Kota
City
Batam melalui Dinas Kesehatan Kota Batam
Department is gradually and continuously in
secara bertahap dan berkesinambungan
several indicators.
dalam beberapa indikator .
1.1.1.1.1.
1.1.1.1.1.
Cakupan
Kunjungan
of
Batam
City
Health
Coverage of Pregnant Women Visits
Ibu
Hamil Pada sebagian ibu hamil,
Batam
In most pregnant women, due to karena
several
factors
such
as
age,
parity,
beberapa faktor seperti umur, paritas, jarak
pregnancy spacing is too close, nutritional
kehamilan yang terlalu dekat, faktor gizi,
factors, diseases and other
faktor penyakit dan lainnya, sehingga Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
60
kehamilannya menjadi berisiko tinggi bagi
factors, the pregnancies were high risk for
ibu dan janin dalam kandungannya, jika
both mother and fetus in the womb, if not
tidak ditangani dengan baik dan tepat akan
handled properly and whether the right
berakibat fatal baik bagi ibu dan janinnya.
would be fatal for both mother and fetus.
Upaya yang dilakukan salah satunya
Efforts made one of them is to
adalah meningkatkan cakupan kunjungan
increase coverage of pregnant women who
ibu hamil yang merupakan langkah awal
visit is the first step to reduce maternal
untuk menurunkan angka kematian ibu
mortality through the netting of pregnant
melalui penjaringan ibu hamil dengan risiko
women with high risk. With hope if found
tinggi. Dengan harapan jika ditemui ibu
pregnant women at high risk can be dealt
hamil risiko tinggi dapat ditangani secara
with early so she can undergo the process of
dini sehingga ibu dapat menjalani proses
pregnancy, childbirth and postpartum safely
kehamilan, persalinan dan nifas dengan
and bring salvation to the mother and baby.
aman dan membawa keselamatan ibu dan pada bayinya. Kunjungan
adalah
Visit is a visit pregnant women
kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan
pregnant women to health services Ante
pelayanan kesehatan Ante Natal Care (ANC)
Natal Care (ANC) according to the standard
sesuai standar mencakup 10 T, yakni 1).
includes 10 T, ie, 1). Weigh the weight and
Timbang berat badan & ukur tinggi badan.
height measurement. 2). Blood pressure. 3).
2). Tekanan darah. 3). Nilai status gizi (ukur
Value of nutritional status (measured Lila).
Lila). 4. Ukur tinggi fundus uteri. 5).
4. Measure the height of fundus uteri. 5).
Tentukan presentasi janin dan DJJ. 6).
Determine fetal presentation and DJJ. 6).
Skrining status imunisasi Tetanus toxoid dan
Tetanus
berikan imunisasi TT bila diperlukan, Tinggi
screening and provide TT immunization
fundus, 7). Pemberian tablet FE minimal 90
when necessary, fundus Height, 7). Gift FE
tablet
Tes
tablet at least 90 tablets during pregnancy,
laboratorium (rutin dan khusus) 9). Tata
8). Laboratory tests (routine and special) 9).
laksana kasus dan
10). Temu wicara
Administration of cases and 10). Colloquium
(konseling) termasuk P4 K serta KB pasca
(counseling), including P4 K and KB after the
salin.
copy.
selama
ibu
hamil
kehamilan,
8).
Indikator ketersediaan sarana dan
toxoid
immunization
status
Indicator of the availability of infrastructure
prasarana serta keterjangkauan pelayanan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
61
kesehatan ibu hamil atau Ante Natal Care
and affordability of health care of pregnant
(ANC)
yaitu
women or Ante Natal Care (ANC) visits from
kunjungan ibu pertama kali pada kehamilan
the scope of K1 is the mother's visit was first
trisemester I dan mendapat pelayanan
trimester of pregnancy and I got the
kesehatan sesuai standar. Untuk indikator
standard
keberhasilan program dilihat dari cakupan
indicators of program success viewed from
kunjungan K4, yakni kunjungan ibu hamil
the scope of K4 visits, ie visits of pregnant
yang mendapat pelayanan ANC sesuai
women who received ANC services by
standar, minimal 4 kali dengan ketentuan
default, at least 4 times the minimum
minimal pada trisemester pertama 1 kali,
requirement one time during the first
trisemester kedua 1 kali dan trisemester
trimester,
ketiga 2 kali.
trimester 1 time 2 times.
dilihat
dari
cakupan
K1
health
second
care
treatment.
trimester
For
and third
K4 coverage in Batam in 2011 has
Cakupan K4 di Kota Batam tahun
reached 83.12%, the following picture of the
2011 telah mencapai 83.12%, berikut
scope of K4 in Batam in the last three years.
gambaran cakupan K4 di Kota Batam pada tiga tahun terakhir . GAMBAR 4.1.
PERSENTASE CAKUPAN DAN TARGET K4 IBU HAMIL DI KOTA BATAM TAHUN 2009-2015
120 95
100 83.12 80
75.56
75.96 79.47
60 40 20 0 2009
2010
2011
2012
% CAKUPAN K4
2013
2014
2015
% TARGET
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
62
Melihat gambar diatas, dapat dilihat
Looking at the picture above, can be
bahwa cakupan K4 telah mencapai target
seen that the scope of K4 has achieved the
yang ditetapkan, namun demikian masih
target set, however, maternal mortality is
terdapat kematian ibu, hal ini kemungkinan
still there, this is probably due to visits from
disebabkan karena dilihat dari estimasi
the estimated target of 2011 with coverage
sasaran tahun 2011 dengan cakupan K4,
of K4, an estimated 4825 pregnant women
diperkirakan
have not got a standard ANC services.
4825
ibu
hamil
belum
mendapat pelayanan ANC sesuai standar. Upaya
yang
dilakukan
untuk
masalah ini adalah dengan meningkatkan jangkauan pelayanan ibu hamil dengan melibatkan
lintas
sektor
di
tingkat
kelurahan dan jajaran serta mengaktifkan kader
kesehatan
melalui
optimalisasi
distribusi dan penggunaan buku KIA selain itu pada daerah yang masih terdapat dukun bayi, dilakukan kemitraan bidan dan dukun. Upaya lain yang tak kalah penting adalah meningkatkan kemitraan dengan semua sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, rumah bersalin, bidan praktek swasta dengan mengadakan pertemuan secara berkala dalam wilayah kerja Puskesmas di Kota Batam. Adapun cakupan K4 sesuai dengan wilayah kerja Puskesmas, sebagaimana
Efforts are made to this problem is to increase coverage of pregnant women to engage in cross-cutting sub-district level and range as well as enable cadres of health by optimizing the distribution and use of books in addition to the KIA area there are traditional birth attendants, midwives and healers do partnerships. Another effort is also important to enhance partnerships with all health care facilities such as hospitals, maternity hospitals, midwives in private practice by holding regular meetings in the working area of health centers in the city of Batam. The K4 scope of work in accordance with the health center, as shown in the chart below.
terlihat pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
63
GAMBAR 4.2. 4500
PERSENTASE CAKUPAN K4 IBU HAMIL PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011 89.28 90.21
100
89.54
89.22
89.07
89.02
4000 74.70
3500
78.57
80
84.12 73.19
3000
71.98
67.16
67.90
2500
60
64.06
2000
40
1500 1000
20
500
SASARAN
GALANG
BULANG
B. PADANG
KABIL
SAMBAU
BOTANIA
T. SENGKUANG
B. PERMAI
LUBUK BAJA
BATU AJI
SEI PANAS
SEKUPANG
SEI PANCUR
0 SEI LEKOP
0
REALISASI
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
1.1.1.1.2.
Cakupan
Komplikasi
1.1.1.1.2
Obstetri Yang Ditangani. Komplikasi
obstetri
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, hal ini bisa saja terjadi pada setiap ibu hamil terutama pada ibu hamil dengan risko tinggi. Diperkirakan 20% komplikasi obstetri terjadi pada ibu hamil. Apabila komplikasi obstetri
tidak
ditangani
tepat
dapat
berakibat pada kematian ibu dan janinnya, yang tentunya akan menambah AKI dan AKB.
Mengingat
hal
ini
penanganan
komplikasi pada obstetri menjadi salah satu
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Obstetric
Complications
Treated coverage.
adalah
masalah/gangguan yang terjadi pada ibu
The
Obstetric complications are the problems / disorders that occur in the mother
during
pregnancy,
labor
and
childbirth, it can happen to any pregnant women, especially in pregnant women with high risks of. An estimated 20% of obstetric complications in pregnant women. Obstetric complications if not treated properly can result in death of mother and fetus, which would increase the MMR and IMR. Given these complications in obstetric heandling be one Menuju MDGs 2015
64
strategi
untuk
manajemen
mengukur program
kemampuan KIA
strategy to measure the MCH program
dalam
management skills in organizing health
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
services in a professional manner to the
secara profesional kepada ibu dalam masa
mother during pregnancy, childbirth and
hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi
postpartum complications in an effort to
sebagai upaya untuk menurunkan angka
reduce maternal and infant mortality.
kematian ibu dan bayi.
Gambar 4.2.
PERSENTASE CAKUPAN DAN TARGET KOMPLIKASI OBSTETRI YANG DITANGANI DI KOTA BATAM TAHUN 2011
100 89.34 80 80.00
58.82 60 54.98 40 20 13.5 0 2009
2010
2011
2012
2013
2014
% CAKUPAN KOMPLIKASI OBSTETRI DITANGANI
2015
% TARGET
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Menuju komitment MDGs tahun 2015
dengan
target
80%
komplikasi
Commitment towards the MDGs by 2015 with a target of 80% is handled
obstetrik ditangani sesuai standar, Dinas
according
Kesehatan Kota Batam senantiasa berupaya
complications,
mencapai target secara bertahap dan pada
Department strives to achieve targets in
tahun 2011 telah ditetapkan 54.98%,
stages and in 2011 set 54.98%, with
dengan cakupan tahun 2011 sebanyak
coverage in 2011 as much as 58.82%. if
58.82%. jika dilihat cakupan penangganan
coverage complications seen in 2011,
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
to
standard Batam
obstetric
City
Menuju MDGs 2015
Health
65
komplikasi tahun 2011, terjadi penurunan
a decline from 2010, but this rate is still
dari tahun 2010, namun angka ini masih
above the targets set by the Office of the
diatas target yang telah ditetapkan oleh
City Kesehaan Batam. This condition is likely
Dinas Kesehaan Kota Batam. Kondisi ini
influenced by an understanding of the
kemungkinan dipengaruhi oleh pemahaman
operational definition officer who is not
petugas tentang definisi operasional yang
maximized and the situation is exacerbated
belum
ini
by the frequent occurrence of mutations as
diperburuk oleh seringnya terjadi mutasi
responsible health care workers who have
petugas kesehatan sebagai penanggung
an impact on the recording and reporting
jawab yang berdampak pada
sistem
system. Of the few cases found in the
pencatatan dan pelaporan. Dari beberapa
guidance in the field, it acts obstetric
kasus yang ditemui pada pembinaan di
complications have been done, but not
lapangan, ternyata tindakan komplikasi
documented so it is not reported. For the
obstetrik sudah dilakukan, akan tetapi tidak
partnership and proactive from related
didokumentasikan
tidak
parties are expected to be realized and
dan
health information management systems
maksimal
dilaporkan. proaktif
keadaan
sehingga
Untuk dari
dan
itu
pihak
kemitraan terkait
sangat
are valid and realible.
diharapkan sehingga dapat terwujud sistem manajemen dan informasi kesehatan yang valid dan realibel. Ibu
hamil
yang
mengalami
Pregnant women who experience
komplikasi diperkirakan sebanyak 5347
complications estimated as many as 5347
orang yang tersebar dalam wilayah kerja
people scattered in the area of employment
Puskesmas, berikut gambaran cakupan
centers, the following picture of the
berdasarkan wilayah kerja Puskesmas se-
coverage under a health center working
Kota Batam pada tahun 2011
area of Batam in 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
66
Gambar 4.4.
PROPORSI KOMPLIKASI OBSTETRI YANG DITANGANI BERDASARKAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SE-KOTA BATAM TAHUN 2011
900
159
800
160
700
140
114
600
120
100
500 400
180
100
77 61 47
300 55
200
80
58 42
60
37
35
40
45
11
100
20
SASARAN RESTI
BULANG
B. PADANG
KABIL
SAMBAU
BOTANIA
T. SENGKUANG
B. PERMAI
LUBUK BAJA
SEI PANAS
SEI PANCUR
SEI LEKOP
BATU AJI
0 SEKUPANG
0
% RESTI DITANGANI
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
1.1.1.1.3.
Cakupan Persalinan
Pertolongan Oleh
Tenaga
Kesehatan Yang Memiliki
1.1.1.1.3
Maternity Aid Coverage by
Health Workers Who Have Midwifery Competence.
Kompetensi Kebidanan. Persalinan merupakan proses alami yang
membutuhkan
kompeten klinis
yang
kebidanan
tenaga
kesehatan
memiliki kemampuan sesuai
merupakan
indikator
kesehatan
sebagai
standar
yang
SPM
bidang
upaya
untuk
menurunkan angka kematian ibu dengan target 90% ibu melahirkan dengan tenaga
Childbirth is a natural process that requires a competent health worker with midwifery clinical skills according to the standard SPM which is an indicator of health in an effort to reduce maternal mortality by the target of 90% of mothers giving
birth
by
health
professionals.
kesehatan. Salah satu indikator proses yang penting dalam program safe motherhood Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
One important indicator of the safe motherhood program Menuju MDGs 2015
67
(perlindungan
terhadap
adalah
(protection of the mother) is of how much
banyak
labor can be handled by health worker.
persalinan yang dapat ditangani oleh tenaga
Delivery by health workers in Batam,
kesehatan.
tenaga
although showing a significant increase, but
walaupun
coverage is still low and still the result of
menunjukkan kenaikan yang signifikan,
births attended by skilled health non
namun jangkauannya masih rendah dan
catalyst
memperhatikan
ibu)
seberapa
Persalinan
kesehatan
di
Kota
oleh
Batam
for
maternal
mortality.
akibat dari masih adanya persalinan yang ditolong
oleh
tenaga
non
kesehatan
menjadi pemicu terjadinya kematian ibu. Sehubungan dengan hal diatas, Pemerintah
Kota
Batam
tahun
2011
mempunyai target 75.61%, dengan realisasi sebanyak 99.77% (31813) persalinan dari seluruh kelahiran. Pada tahun ini sebanyak 74 (0.23%) persalinan masih di tolong oleh dukun,
hal
ini
kemungkinan
masih
kurangnya tingkat pengetahuan ibu dan masih dukun
tingginya kepercayaan beranak
terutama
di
terhadap
In connection with the above, Batam City Government in 2011 has a target of 75.61%, with the realization of as much as 99.77% (31 813) delivery of all births. At this year by 74 (0.23%) deliveries still help by the shaman, this is probably still a lack of knowledge level of mothers and high confidence in the TBA, especially in the hinterland
daerah
hinterland.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
68
Gambar 4.5.
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG
MEMILIKI KOMPETENSI KEBIDANAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 180
162
3500
139
3000
119
126
119 120
160
141
139
140 112
105
2500
101
93
106.8 94
120 100
2000
80
1500
60
1000
40
500
20
PERKIRAAN BULIN
GALANG
BULANG
B. PADANG
KABIL
SAMBAU
BOTANIA
T. SENGK
B. PERMAI
LUBUK BAJA
BATU AJI
SEI PANAS
SEI PANCUR
SEKUPANG
0 SEI LEKOP
0
% CAKUPAN LINAKES
PERKIRAANIBU BERSALIN
4000
% CAKUPAN LINAKES
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Jika dilihat pada gambar diatas, hampir
If seen in the picture above, almost
seluruh Puskesmas dengan cakupan diatas
all health centers with coverage above
100%, hal ini disebabkan karena dalam
100%, this is because the determination of
penentuan angka kelahiran kasar untuk
crude
menentukan perkiraan sasaran ibu hamil
approximate target pregnant women who
yang
are
terlalu
rendah
(underestimate)
birth
too
rate
low
to
determine
(underestimate)
the
that
sehingga perkiraan sasaran menjadi lebih
approximate the target will be lower than
rendah dari yang ada.
they are.
1.1.1.1.4.
1.1.1.1.4.
Pelayanan
Cakupan pelayanan nifas. nifas
adalah
pelayanan
kesehatan sesuia standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan, asuhan masa nifas
Partum
care
coverage.
Partum health care standards conformity to the mother from 6 hours to 42 days post partum health care by force, care during childbirth is needed regards
diperlukan salam periode ini karena
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
69
merupakan masa krisis baik ibu maupun
this period as a time of crisis both mother
bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian
and baby. It is estimated that 60% of
ibu terjadi pada masa nifas dan 50%
maternal deaths occur during childbirth and
kematian ibu pada masa nifas terjadi pada
50% of maternal deaths during childbirth
24 jam pertama.
occur in the first 24 hours.
Pelayanan nifas atau lebih dikenal
Postpartum services, or better known as KF
dengan KF adalah pelayanan yang diberikan
is a service provided to the mother after
kepada ibu setelah bersalin hingga 42 hari
birth until 42 days after giving birth to at
setelah
melahirkan
minimal
3
kali
least 3 times 1 time service with the
ketentuan
1
kali
provision of service 6 hours after birth (KF
pelayanan 6 jam setelah persalinan (KF 1), 1
1), 1 to 3 times a day until the second week
kali hari ke 3 sampai minggu kedua (KF 2)
(KF 2) until after the second week to 42 days
sampai dengan setelah minggu kedua
postpartum (KF 3). Childbirth services aimed
hingga 42 hari pasca persalinan (KF 3).
at early detection of complications that may
Pelayanan
untuk
occur during childbirth and tackle problems
mendeteksi dini komplikasi yang mungkin
and improve maternal health services in the
saja terjadi dan menanggani masalah masa
duration
nifas
planning counseling, including provision of
pelayanan
dengan
serta
nifas
bertujuan
meningkatkan
pelayanan
kesehatan ibu dalam masa menyusui dan
of
breastfeeding
and
family
vitamin A doses.
konseling program keluarga berencana termasuk pemberian vitamin A dosis tinggi. Cakupan tahun
2011
pelayanan adalah
nifas
66.38%,
pada
Postnatal care coverage in 2011
terjadi
was 66.38%, an increase compared to the
peningkatan dibanding pada tahun 2010
year 2010 (57.36%).
(57.36%,).
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
70
Gambar 4.6.
CAKUPAN PELAYANAN NIFAS PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
4000
120 98.8
PERKIRAAN IBU NIFAS
3000
100
88.1
83.6
79.0
75.4 2500
80
66.4
63.0
62.7
2000
60 55.9
1500
50.3
54.3
52.8
40
29.7
1000 33.3
20
500
PERKIRAAN BUFAS
GALANG
BULANG
B. PADANG
KABIL
SAMBAU
BOTANIA
T. SENGK
B. PERMAI
LUBUK BAJA
BATU AJI
SEI PANAS
SEI PANCUR
SEKUPANG
0 SEI LEKOP
0
% CAKUPAN PELAYANNI NIFAS
3500
% CAKUPAN PELAYANAN NIFAS
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Berikut
kesimpulan
indikator
Following
the
conclusion
of
kesehatan ibu yang telah dilakukan dengan
maternal health indicators that have been
hasil cakupan sebagaimana terlihat pada
done with the scope as shown in the image
gambar berikut ini.
below.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
71
Gambar 4.7.
CAKUPAN INDIKATOR KESEHATAN IBU DI KOTA BATAM TAHUN 2011
35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0
124.7 95.4
77.5
83.1
95.0
79.5
58.8
77.3
66.4
55.0
K1
K4
LINAKES
KF LENGKAP
KOD
SASARAN
26735
26735
25519
25519
5347
CAKUPAN
25,503
22,221
31,813
16,940
3145
% TARGET
95.0
79.5
77.3
77.5
55.0
% CAKUPAN
95.4
83.1
124.7
66.4
58.8
140.0 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Dari grafik diatas, pada umumnya indikator
From the chart above, in general,
kesehatan ibu sudah mencapai
maternal health indicators have reached
target yang diharapkan, seperti Kunjungan
their intended target, such as pregnant
ibu hamil pertama (K1), Kunjungan bumil
women visit first (K1), visit K4 pregnant
K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan
women, health personnel and helped Labor
dan Komplikasi Obstetri ditangani (KOD).
Obstetrics Complications handled (cod).
Cakupan yang baik dan semakin meningkat
Good coverage and will increasingly impact
akan berdampak pada penurunan angka
on reducing maternal mortality.
kematian ibu. 1.1.1.2.
PROGRAM KESEHATAN ANAK Kesehatan
dari
Child's health begins from birth to
kelahiran hingga usia lima tahun yang
age five years aimed at reduce mortality of
bertujuan
angka
infants and toddlers in general. Basically the
kematian bayi dan balita pada umumnya.
health of children has been carried in the
Pada
womb due
untuk
dasarnya
anak
dimulai
1.1.1.2. CHILD HEALTH PROGRAM
menurunkan
kesehatan
anak
telah
to maternal
health
with
dilakukan sejak dalam kandungan seiring
emphasis on promotive and preventive
dengan
efforts such as monitoring the growth and
kesehatan
mengutamakan
upaya
ibu
dengan
promotif
dan
development, immunization and health
preventif seperti pemantauan pertumbuhan
education to mothers who have young
dan perkembangan anak, imunisasi serta
children.
penyuluhan kesehatan pada ibu yang Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
72
mempunyai balita. Berdasarkan RPJMN
Based on the Ministry of Health RPJMN
Kemenkes tahun 2010 – 2014 disepakati
years 2010 - 2014 agreed indicators of
indikator program kesehatan anak sbb
child health programs as follows: 1)
yaitu : 1) cakupan
neonatal 1 (KN 1)
coverage of neonatal 1 (KN 1), 2) complete
;2) cakupan neonatal lengkap; 3) cakupan
coverage of neonatal and 3) the scope of
komplikasi neonatus yang ditangani; 4)
neonatal complications are treated, 4)
cakupan kunjungan bayi ; 5) cakupan
coverage of baby visits; 5) coverage of
kunjungan anak balita.
children visit toddlers.
1.1.1.2.1.
Cakupan
Kunjungan
Neonatus
1.1.1.2.1. Coverage of visits Neonates
(KN)
Visits Nenonatus (KN) is a standard
adalah pelayanan kesehatan sesuai
health care treatment provided by a
standar yang diberikan oleh tenaga
qualified healthcare professional for at
Kunjungan
kesehatan
yang
Nenonatus
kompeten
kepada
neonatus sedikitnya 2 kali selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik
di
fasilitas-fasilitas
kesehatan
seperti puskesmas, bidan desa, polindes
least 2 times during the neonatal period 0 to 28 days after birth, both in health facilities such as health centers, midwives, village health clinic or through home visits, which objective for early detection of growth and development of newborns and
maupun melalui kunjungan rumah, yang
cord treatment and health promotion to
bertujuan untuk melakukan deteksi dini
improve maternal knowledge of newborn
terhadap
care.
pertumbuhan
dan
perkembangan bayi baru lahir dan melakukan perawatan tali pusat serta promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir. Indikator
Kunjungan
Neonatus dilihat dari kunjungan neonates lengkap (KN3) yang pada tahun 2011 di Kota Batam adalah 64.59% dari jumlah perkiraan sasaran bayi, sedangkan pada Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Neonates Visits indicator seen from a complete visit of neonates (KN3) that in the year 2011 in Batam city is 64.59% of the estimated number of target infants, whereas in 2010 only reached 49.4% of total live births Menuju MDGs 2015
73
tahun 2010 baru mencapai 49.4% dari
This figure is still not achieved the
jumlah kelahiran hidup. Angka ini masih
national target of 80%. This illustrates yet
belum mencapai target nasional yaitu 80%.
optimal level of protection of newborns and
Hal ini menggambarkan belum optimalnya
also describe the progress or continuity
tingkat perlindungan bayi baru lahir dan
program
juga
complete coverage of KN in the working
menggambarkan
kemajuan
manajemen atau kelangsungan program KIA.
Berikut
management
KIA.
Here's
a
area health center.
gambaran cakupan KN
lengkap dalam wilayah kerja Puskesmas. Gambar 4.8.
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP BERDASARKAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011 92
100
89 77
2,500
90
81 67
65
59
2,000
66
62
80 64
70
55
50
60
1,500
50 32
40
26
1,000
30 20
500
%CAKUPAN KN LENGKAP
CAKUPAN KN LENGKAP
3,000
10
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
1.1.1.2.2.
Cakupan
Komplikasi
Neonatus Yang Ditangani Pelayanan
Neonatus
1.1.1.2.2.
The
scope
of
Neonatal
Complications Treated
dengan
Neonatal care is the treatment of
komplikasi adalah penanganan neonatus
neonates with complications with diseases
dengan penyakit dan kelainan yang dapat
and disorders that can cause pain, disability
menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
and death
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
74
kematian
oleh
dokter/bidan/perawat
by a doctor / midwife / nurse trained in the
terlatih di Polindes, Puskesmas, Puskesmas
village health clinic, health center, clinic
PONED, rumah bersalin dan rumah sakit
PONED, maternity homes and hospitals are
pemerintah/swasta. Diperkirakan sekitar
public
15% dari bayi lahir hidup akan mengalami
approximately 15% of infants born alive will
komplikasi neonatal.
experience neonatal complications.
Komplikasi pada neonatus adalah penyakit
dan
kelainan
private.
Estimated
Complications in neonates
that
and
dapat
disorders are diseases that can cause pain,
menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
disability and death as: asphyxia, jaundice,
kematian
asfiksia,
hypothermia, tetanus neonaturum, infection
neonaturum,
/ sepsis. Trauma of the birth, low birth
infeksi/sepsis. Trauma jalan lahir, BBLR,
weight, respiratory distress syndrome and
sindroma
congenital abnormalities that occur in
seperti
ikterus,hipotermi,
:
tetanus
gangguan
yang
/
pernafasan
dan
kelainan congenital yang terjadi pada anak
children aged 0-28 days.
usia 0-28 hari. Komplikasi neonatus diperkirakan sebanyak 15% dari jumlah bayi baru lahir, di Kota Batam cakupan komplikasi neonatus yang ditangani pada tahun 2011 adalah (32.87%),angka ini masih jauh dari yang diharapkan. dari sasaran yang diperkirakan (3411
BBL).
Angka
ini
masih
belum
mencapai target nasional yaitu 80% pada tahun 2011. Keadaan ini memberikan bahan evaluasi bagi kita semua, agar ditahun berikutnya dapat mencapai seperti yang diharapkan. Berikut gambaran cakupan komplikasi neonatus yang ditangani tahun
Neonatal
complications
was
estimated at 15% of the newborn, in Batam coverage of neonatal complications are dealt with in 2011 are (32.87%), this figure is still far from expected. of the expected target (BBL 3411). This figure is still not achieved the national target of 80% in 2011. This situation provides an evaluation of materials for all of us, in the year to the next can be reached as expected. The following picture
of
the
scope
of
neonatal
complications are dealt with in 2011.
2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
75
Gambar 4.9.
CAKUPAN KOMPLIKASI NEONATUS YANG DITANGANI DI KOTA BATAM TAHUN 2011
120
100 90
80
80 63.8
70 60
60
50
39.4
40 15.4
19.3
25.1 26.2
40
30.4 22.1 15.1
20
11.7
5.4
30
15.6 6.5 3.3
20 10
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
JUMLAH CAKUPAN
100
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
1.1.1.2.3.
Kunjungan Bayi
1.1.1.2.3. Baby visits
Kunjungan bayi adalah cakupan bayi post natal
yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar bidan
dan
perawat
oleh dokter,
of health services according to standards by doctors, midwives and nurses who have
memiliki
clinical konpetensi health, Health Services
konpetensi klinis kesehatan, Pelayanan
include the provision of basic immunizations
Kesehatan tersebut meliputi pemberian
(BCG, DPT / HB1-3, 1-4 Polio, Measles),
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4,
stimulation development of the detection of
Campak), stimulasi deteksi intervensi dini
early intervention (SDIDTK) infant and child
tumbuh
dan
health care education at least 4 times the
penyuluhan perawatan kesehatan bayi
one time at the age of 29 days-3 months, 1
minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29
time at the age of 3-6 months, the first time
hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1
at age 6-9 months, and 1 times the ages 9-
kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada
11 months working on one area at a certain
umur 9-11 bulan disatu wilayah kerja pada
time.
kembang
yang
Visit the baby is a baby post natal coverage
(SDIDTK)
bayi
kurun waktu tertentu.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
76
Kunjungan bayi merupakan salah
Visit the baby is one indicator of
satu indikator SPM sebagai bahan evaluasi
SPM evaluation materials in the accelerated
dalam
yang
development commitments enshrined in the
tertuang dalam komitmen MDGs dengan
MDGs set targets since 2010 is 90%. Here's
target yang telah ditetapkan sejak tahun
coverage of the baby's visit in 2011 in the
2010
city of Batam .
percepatan
adalah
pembangunan
90%.
Berikut
cakupan
kunjungan bayi tahun 2011 di kota Batam.
Gambar 4.10
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011 92.8 90.3 82.0
3,000
69.9 JUMLAH BAYI
2,500
100 84.6 80.5
83.9
57.7
57.4
80
71.4
68.3
53.3
2,000
60
44.1
1,500
40
30.3
% CAKUPAN
3,500
1,000 20
500
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Distribusi Cakupan kunjungan bayi
Distribution Coverage of the visit
tahun 2011 di Kota Batam mencapai
the baby in 2011 in Batam reached 71.28%,
71.28%, angka ini masih dibawah target
this figure is still below the set target of 90%
yang ditetapkan yaitu 90% dan belum
and has not been evenly distributed across
merata di semua Puskesmas dimana masih
all centers where still get 2 clinic visits baby
di
coverage is still below 50% ie health centers
dapatkan
2
Puskesmas
cakupan
kunjungan bayinya masih dibawah 50 %
and health centers Sei Pancur Galang.
yaitu Puskesmas Sei Pancur dan Puskesmas Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
77
Galang. Hal ini disebabkan masih banyak
This is due to many health workers at health
tenaga kesehatan di puskesmas yang
centers
kurang
definition operasiobal about baby's visit,
mengerti
operasiobal
dengan
tentang
definisi
kunjungan
bayi
who do
despite being
not understand
the
in the socialization of
walaupun sudah di sosialisasi disetiap
midwives coordinator at each meeting and
pertemuan bidan koordinator dan juga
also still a lack of trained health personnel
masih minimnya tenaga kesehatan yang
about SDIDTK which is one indicator of
terlatih tentang SDIDTK yang merupakan
infant visits.
salah satu indikator kunjungan bayi. 1.1.1.2.4.
Cakupan Kunjungan Anak
1.1.1.2.4. Coverage of Childhood Visits
Balita Pelayanan
pemantauan
Growth
and
development
pertumbuhan dan perkembangan yang
monitoring services provided to children
diberikan pada anak usia 12–59 bulan
aged 12-59 months according to the
sesuai standar. Pelayanan ini bertujuan
standard. This service aims to attract
untuk menjaring anak balita terhadap
children under five years of growth and
gangguan pertumbuhan dan perkembangan
developmental disorders and to protect
dan untuk melindungi anak balita sehingga
young children so that children can grow
anak dapat tumbuh dan kembang dengan
and develop normally.
normal. Pelayanan
anak balita meliputi
Children under five years of service
pemberian vitamin A dosis tinggi 2 kali
includes the provision of high-dose vitamin
setahun, pemantauan pertumbuhan 8 kali,
A 2 times a year, monitoring the growth of 8
pemantauan
(SDITK)
times, monitoring of progress (SDITK) at
yang
least 2 times a year by a health care carried
minimal
2
perkembangan kali
dalam
setahun
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensinya
out in accordance competency Coverage of children under five
Cakupan kunjungan anak balita tahun 2011
visits in 2011 was 51.2% of 124 902 children
adalah 51.2% dari 124.902 anak balita.
under five. Increased coverage in 2011 than
Cakupan tahun 2011 meningkat dibanding
in 2010 (43.2%), although still below the
tahun 2010 (43,2%),walaupun masih berada
national target (90%)
dibawah target nasional (90%). Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
78
Gambar 4.11
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
JUMLAH ANAK BALITA
82.8
79.4
14000 12000
100
89.7
64.3
62.9
10000 46.8
45.7
8000
75.9
70.5 53.6
49.5 41.0
80 60
36.2
40
6000
% CAKUPAN
16000
19.4
4000
20
2000
SASARAN
CAKUPAN
B. AJI
S. LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
S. PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PAD
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Rendahnya pencapaian kunjungan
The low achievement of the visit of
bayi dan kunjungan anak balita, disebabkan
infants and toddlers visit, due to health
karena tatalaksana kesehatan bayi dan anak
management of infants and toddlers have
balita sesuai standar belum optimal. Untuk
not been optimal standards. For that effort
itu upaya yang telah dilakukan dengan
has been made to improve the quality of
meningkatkan kualitas pelayanan dengan
care by increasing human resources in
peningkatan sumber daya manusia dalam
providing child health services through
memberikan pelayanan kesehatan bayi
training, supervision can improve coverage
melalui
in the future so as to achieve the targets set.
pelatihan,
supervisi
dapat
meningkatkan cakupan pada masa yang akan datang sehingga dapat mencapai target yang ditetapkan.. Kesimpulan
program
kesehatan
anak dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Conclusion child health program can be seen in the chart below
Menuju MDGs 2015
79
Gambar 4.12
CAKUPAN INDIKATOR KESEHATAN ANAK DI KOTA BATAM TAHUN 2011 90
140000
90
90
100
80
120000
80
100000
64.6
51.2
71.3
80000 60000
60 40
40000
14.4
20
20000 0 KN3
KND
KUNJ BAYI
KUNJ ANAK BALITA
SASARAN
24304
4773
24304
124902
CAKUPAN
15699
688
17325
63948
% TARGET % CAKUPAN
90
80
90
90
64.6
14.4
71.3
51.2
0
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Dari gambar diatas, dapat diambil
From the picture above, it can be
kesimpulan bahwa indikator kesehatan
concluded that the indicators of child health
anak pada umumnya belum mencapai
in general have not reached their intended
target
target, especially Complitation Neonates
yang
Komplikasi
diharapkan,
(KND)
Treated (KND) coverage is still very low. This
cakupannya masih sangat rendah. Hal ini
is because the system is still not optimal
disebabkan karena masih belum optimalnya
recording and reporting as well as workers
sistem pencatatan dan pelaporan serta
still lack understanding of child health
masih
petugas
programs, and many officers are not trained
tentang program kesehatan anak dan
and skilled in implementing child health
banyak petugas yang belum terlatih dan
programs.
terampil
Neonatus
terutama
Ditangani
kurangnya pemahaman
dalam melaksanakan program
kesehatan anak.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
80
4.1.3. PROGRAM KELUARGA BERENCANA Program merupakan
salah
meningkatkan melalui
satu
upaya
Norma
Sejahtera
PROGRAM
Happy Prosperous Family Norm (NKKBS)
keluarga
which implies a small family consisting of
Kecil
(NKKBS)
PLANNING
welfare of families through the motto Small
untuk
Keluarga
FAMILY
Family planning is an effort to improve the
berencana
kesejahteraan
motto
Bahagia
keluarga
4.1.3.
father, mother and two children quite
yang
capable to make family welfare. The other
mengandung makna dengan keluarga kecil
objectives of family planning is to set the
yang terdiri dari ayah, ibu dan cukup dua
spacing of pregnancy in the hope of the
anak mampu mewujudkan kesejahteraan
mother is physically and mentally capable of
keluarga. Adapun tujuan lain dari Keluarga
undergoing the process of pregnancy and
Berencana adalah untuk mengatur jarak
childbirth with the optimal so as to give
kehamilan dengan harapan ibu secara fisik
birth to healthy children optimal.
dan mental mampu menjalani proses kehamilan dan persalinan dengan optimal sehingga dapat melahirkan anak yang sehat
The
optimal.
utilization
rate
of
contraceptives by couples Fertile Age (EFA)
Tingkat pemanfaatan kontrasepsi
can be seen from the coverage of active
oleh Pasangan Usia Subur (PUS) dapat
family planning participants, it also shows
dilihat dari cakupan peserta KB aktif, hal ini
one of the behavioral health community.
juga menunjukkan salah satu perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Gambar 4.13.
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
15,000
59
67
64
71
69
64
78
78
64
100 80
62
53
48
84
74
60
10,000
40
5,000
20
AKSEPTOR BARU
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
L. BAJA
S. PANCUR
AKSEPTOR LAMA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
JUMLAH PUS
20,000
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
81
Upaya pelayanan program KB yang dilakukan
pada tahun
terhadap
efforts undertaken in 2011 to 173 388 to
173.388 PUS membuahkan hasil karena
fruition because of coverage of EFA family
cakupan akseptor KB meningkat sebanyak
planning acceptors increased by 3.3%
3.3% dibanding tahun 2010 (64.32%).
compared to the year 2010 (64.32%).
Cakupan akseptor KB tahun 2011 di Kota
Coverage of family planning acceptors in
Batam mencapai 67.6%, walaupun cakupan
2011 in Batam reached 67.6%, although
yang didapatkan kurang dari target nasional
coverage is available for less than the
adalah 70%. Peningkatan peserta KB aktif
national target is 70%. Increase in the active
per
gambar
planning participants per district shown in
dibawah ini. Adapun gambaran hasil yang
the figure below. The picture of the results
dilakukan terlihat pada proporsi akseptor
do look at the proportion of new acceptors
baru dan akseptor lama berikut ini.
and long acceptors below.
kecamatan
2011
Family planning program service
terlihat
Gambar 4.14.
pada
JUMLAH AKSEPTOR BARU DAN AKSEPTOR LAMA PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 98.10
1.90
AKSEPTOR LAMA
AKSEPTOR BARU
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan Kota Batam, Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
82
Banyak
metode
yang
dapat
Many methods can be used in
keluarga
family planning program, the following
metode
picture of the contraceptive methods used
kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB
by an active family planning participants.
aktif. Metode kontrasepsi Jangka Panjang
Long-term methods of contraception (MKJP)
(MKJP)
4.68% and the majority use needles
digunakan
dalam
program
berencana,
berikut
gambaran
4.68%
dan
sebagian
besar
menggunakan suntik (48.75%), pil (38.04%),
(48.75%), pills (38.04%), condom 8:53%.
kondom 8.53%.
Gambar 4.15.
PROPORSI PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA BATAM TAHUN 2011
PIL, 38.04 KON DOM , 8.53
IMPLAN, 1.66
MOW, 0.22
MKJP
IUD, 2.80 SUNTIK, 48.75
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan Kota Batam, Tahun 2011.
4.2.
PELAYANAN KESEHATAN
4.2. POOR HEALTH SERVICE
MASYARAKAT MISKIN Dalam
rangka
pelayanan
kesehatan
masyarakat
miskin,
pemerataan
terutama telah
untuk
dilaksanakan
program jaminan pemeliharaan kesehatan guna memenuhi hak semua orang dibidang kesehatan sebagai upaya meningkatkan
In order equale health services, especially for the poor, has carried out health care insurance program to meet the rights of all people in the field of health as an effort to improve financial access to health services.
akses pelayanan kesehatan secara financial. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
83
Oleh
karena
pelayanan
Therefore, basic health services and
kesehatan dasar dan rujukan masyarakat
poor referral to be part of a minimum
miskin
menjadi
pelayanan
itu
bagian
minimal
dari
standar
service standard of health as an effort to
kesehatan
sebagai
accelerate health development.
upaya percepatan pembangunan di bidang kesehatan.
4.2.1. Poor basic health services
4.2.1. Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan masyarakat
kesehatan
miskin
adalah
dasar pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh sarana kesehatan dasar kepada masyarakat miskin. Pemerintah Kota Batam sejak tahun 2007 telah memberikan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan dasar tanpa pemungutan biaya. Hal ini merupakan upaya pemerintah Kota Batam untuk memenuhi hak semua orang termasuk masyarakat miskin. Tahun 2011 di Kota Batam, dari 127.732 jiwa yang terjaring
dalam
program
sebanyak
38.43%
pelayanan
kesehatan
Jamkesmas,
telah dasar.
mendapat
Poor basic health care is health care provided by primary health care facilities to the poor. Batam City Government since 2007 has provided health services in primary health care facilities without cost. This is the government's efforts to meet the Batam City right of all people including the poor. In 2011 in Batam, of which 127 732 people netted in Jamkesmas program, as much as 38.43% have basic health services. The poor distirbusi based health centers work areas that receive basic health services is reflected in the chart below.
Adapun
distirbusi penduduk miskin berdasarkan wilayah kerja Puskesmas yang mendapat pelayanan kesehatan dasar tergambar pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
84
Gambar. 4.16. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR MASYARAKAT MISKIN PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 12000
120 100
8000
80
67.9 66.6 54.5
6000 4000
37.2
34.0 15.7
2000
32.9
18.8
13.3
60 36.8
40
13.4
% CAKUPAN
JUMLAH GAKIN
100.1
95.3
10000
20 2.5
YANKES DASAR GAKIN
BOTANIA
B. AJI
S. LEKOP
B. PERMAI
S. PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
T. SENGK
SEKUPANG
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN YANKES DASAR GAKIN
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin Dinas Keeehatan Kota Batam, Tahun 2011.
4.2.2. Pelayanan Kesehatan Rujukan
4.2.2. Referral Service of the Poor Health
Masyarakat Miskin Pelayanan
Poor referral health services are rujukan
health services provided to the poor at the
pelayanan
level of service after service basis, meaning
kesehatan yang diberikan pada masyarakat
that in certain cases of health problems
miskin pada tingkat pelayanan pelayanan
encountered can not be resolved on the
setelah pelayanan dasar, artinya pada
basis of health services with limited facilities
kasus-kasus tertentu masalah kesehatan
and infrastructure that require health care
yang dihadapi tidak bisa dituntaskan pada
at the referral level higher, such as
pelayanan
hospitals.
masyarakat
keterbatasan
kesehatan
miskin
adalah
kesehatan sarana
dasar dan
dengan prasarana
This
figure
represents
the
proportion of poor people
sehingga memerlukan pelayanan kesehatan rujukan pada level yang lebih tinggi seperti rumah sakit. Angka ini merupakan proporsi masyarakat
miskin
yang
pelayanan
kesehatan
mendapatkan rujukan
dan
menggambarkan besaran masalah
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
85
kesehatan yang terjadi pada kelompok
who get health care referral and describe
masyarakat miskin sehingga memerlukan
the magnitude of health problems that
pelayanan
dan
occur in poor communities that require
miskin
referral and affordability of health care of
kesehatan
rujukan
keterjangkauan
masyarakat
terhadap
pelayanan
sarana
kesehatan
the poor to health service referrals.
rujukan.
Gambar. 4.16. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN MASYARAKAT MISKIN PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 100
12000 76
80
69
8000 60
50 6000 4000
32
31
24 26
24
23
26
13
2000
40
% CAKUPAN
10000 JUMLAH GAKIN
100
20 4
1
YANKES DASAR GAKIN
B. AJI
S. LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
S. PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% YANKES RUJUKAN GAKIN
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin Dinas Keeehatan Kota Batam, Tahun 2011.
Tahun
2011
10.676
In 2011 as many as 10 676 people
jiwa(8,36%) dari total masyarakat miskin
(8.36%) of the total poor has got a health
telah
kesehatan
care referral, if it views the proportion of
rujukan, jika dilihat proporsi masyarakat
poor people who receive referral services
miskin yang mendapat pelayanan rujukan
from the number of poor people who
dari
receive basic health services was 20.2%
mendapat
jumlah
mendapat
sebanyak
pelayanan
masyarakat
pelayanan
miskin
yang
kesehatan
dasar
adalah 20.2%
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
86
4.2.3. Indikator Pelayanan Kesehatan
4.2.3. Indicators of Health Services
rumah Sakit Indikator
Hospital kualitas
pelayanan
kesehatan di rumah sakit tergambar dari tingkat efisiensi pelayanan yang secara kuantitaif dapat dilihat dari pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupation Rate/BOR), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI).
Gambar 4.17.
Indicators of quality of health care in hospitals is reflected in the level of service efficiency that can be seen from the utilization
of
quantitative
bed
(Bed
Occupation Rate / BOR), the average interval of bed usage (Turn of Interval / TOI).
CAKUPAN BOR, LOS DAN TOI RUMAH SAKIT SE-KOTA BATAM TAHUN 2011
40 35
37.6
35.8
30
34.8
25
BOR
20
LOS
15
TOI
10
6
4.86
5.3
5 0
3.2
3.2
2.7 2009
2010
2011
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin Dinas Kesehatan Kota Batam , Tahun 2011.
Dari laporan rumah sakit yang
Of the hospitals that report into
masuk ke Dinas Kesehatan Kota Batam
Batam City Health Department were 7
sebanyak 7 rumah sakit didapatkan tingkat
hospital bed utilization rate is obtained (B
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupation
Occupation Rate / BOR) 37.6% and an
Rate/BOR) 37.6% dan rata-rata selang
average interval of bed usage (TOI) 5.3 and
pemakaian tempat tidur (TOI) 5.3 dan rata-
the average days of care (Length of stay /
rata hari perawatan (Length of Stay/LOS)
LOS) 3.2%.
3.2 %. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
87
Gambar 4.18.
CAKUPAN GDR DAN NDR RUMAH SAKIT SE-KOTA BATAM TAHUN 2011
5.0 2.2 4.0 3.0 PEREMPUAN 2.0
0.8
LAKI-LAKI
1.0 GDR
NDR
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin Dinas Kesehatan Kota Batam , Tahun 2011.
Jika di lihat dari persentase pasien keluar
yang
Death
patients who died out (Gross Death Rate /
Rate/GDR) dan persentase pasien keluar
GDR) and the percentage of patients who
yang meninggal > 48 jam perawatan (Net
died out> 48 hours of treatment (Net Death
Death Rate/NDR). Angka ini merupakan
Rate / NDR). These figures represent the
gambaran beratnya masalah kesehatan
severity of health problems faced today and
yang dihadapi sehingga membutuhkan hari
thus require longer treatment and condition
perawatan lebih lama dan kondisi yang
severe enough to result in increased
cukup
mengakibatkan
mortality, it is also strongly influenced by
meningkatnya angka kematian, hal ini juga
the quality of existing hospital services.
parah
meninggal
sehingga
(Gross
If in view of the percentage of
sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan rumah sakit yang ada. Jumlah pasien keluar meninggal
The number of out patient died
2.2%, sedangkan pasien meninggal keluar >
2.2%, while patients died out> 48 hours in
48 jam ditahun 2011 adalah 0.8%.
the year 2011 is 0.8%.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
88
4.3.
PENCEGAHAN DAN
4.3.
PEMBERANTASAN PENYAKIT Program
PREVENTION AND ERADICATION OF DISEASE
Penanggulangan
dan
Prevention and Disease Control
Pengendalian Penyakit (P2P), merupakan
Program (P2P), is an attempt to cope with
upaya
dan
both illness and communicable disease
penyakit
control and non-communicable diseases are
menular maupun penyakit tidak menular
a public health problem. The program
yang
consists of:
untuk
mengendalikan
menanggulangi penyakit
menjadi
baik
masalah
kesehatan
masyarakat. Program ini terdiri dari : 4.3.1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA Penyakit malaria yang merupakan
4.3.1. DISEASE PREVENTION AND CONTROL OF MALARIA
salah satu penyakit berbasis lingkungan dan
That malaria is a disease-based
dengan kondisi geografis Kota Batam yang
environmental and geographical conditions
merupakan
yang
Batam island which is an area surrounded
dengan rawa bakau
by mangrove swamps and the waters of the
serta dampak dari pembangunan Kota
impact of the development of Batam is
Batam yang semakin berkembang pesat
growing
serta belum kuatnya komitmen tentang
commitment to sound development of the
pembangunan yang berwawasan kesehatan
associated health of the environment
dari pihak terkait yang memperparah
exacerbates thus supporting the Anopheles
lingkungan sehingga mendukung nyamuk
mosquito as a vector to continue to breed so
anopheles sebagai vektor untuk terus
many areas, especially the population is
berkembang biak sehingga populasinya
growing hinterland. Many factors influence
bertambah
didaerah
the disease malaria, begins with a brood of
yang
mosquitoes, such as in District Galang is
mempengaruhi penyakit malaria, diawali
partly due to natural conditions is still
dengan perindukan nyamuk,
untapped environmental management of
daerah
dikelilingi perairan
hinterland.
kepulauan
banyak Banyak
terutama faktor
seperti di
Kecamatan Galang karena kondisi alam
rapidly
and
have
strong
mosquito breeding and allows media
yang sebagian masih belum tersentuh penataan lingkungan memungkinkan media perkembangbiakan nyamuk dan yang paling Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
89
besar terjadi karena faktor kesalahan
greatest mistake be due to the man himself,
manusia itu sendiri, kurangnya kepedulian
the
masyarakat dalam menjaga lingkungan yang
environmental keeping health such as in sub
berwawasan
Nongsa.
kesehatan
seperti
di
lack
of
public
participation
in
kecamatan Nongsa. Pada tahun 2011 kasus malaria Di
In 2011 cases of malaria in Batam is
Kota Batam secara umum terjadi penurunan
generally a decline in both clinical and case
baik kasus klinis maupun kasus dengan
by case examination of blood preparations.
pemeriksaan sediaan darah. Kasus malaria
Clinical malaria cases or cases without
klinis
laboratory tests as compared to 2489 cases
atau
laboratorium
kasus
tanpa
sebanyak
pemeriksaan 2489
kasus
in 2010 (4611 cases) there is a decrease of
dibanding tahun 2010 (4611 kasus) terjadi
almost 50%. At the level of confirmed cases
penurunan hampir 50%. Pada level kasus
or cases with sample of blood examination
confirm atau kasus dengan pemeriksaan
of 848 cases with positive results, there is a
sedimen darah dengan hasil positif 848
decrease compared to the year 2010 (1050
kasus, terjadi penurunan dibanding tahun
cases) and malaria morbidity 0.8%. The
2010 (1050 kasus) dengan angka kesakitan
spread of malaria per district can be seen in
malaria 0.8%. Adapun penyebaran penyakit
the picture below.
malaria per kecamatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. GAMBAR 4.19.
JUMLAH KASUS MALARIA POSITIF PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011
800
713
700 600 500 400 300 200
S. APNCUR
5
1
4
0
BATU AJI
L. BAJA
1
SEI LEKOP
5
BOTANIA
0
B. PERMAI
1
SEI PANAS
6
BULANG
0
KABIL
76 1
SEKUPANG
35
T. SENGK
100
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
GALANG
SAMBAU
. PADANG
0
JUMLAH KASUS
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
90
Pada gambar di atas terlihat bahwa
In the picture above shows that in most
di Kecamatan Galang didapatkan kasus
cases obtained Galang District than other
terbanyak dibanding kecamatan lainnya
districts as many as 713 cases, then Nongsa
yaitu sebanyak 713 kasus, , kemudian
district health centers, especially in the
Kecamatan Nongsa khususnya di wilayah
working area Sambau as many as 76 cases
kerja Puskesmas Sambau sebanyak 76 kasus
and 35 cases of Padang District Rear. And
dan Kecamatan Belakang Padang 35 kasus.
other health centers around the work area
Dan wilayah kerja Puskesmas lainnya
1-6 cases. This is indicating an uneven
berkisar 1-6 kasus. Hal ini menunjukkkan
spread of cases, of course, much needs to be
penyebaran kasus yang tidak merata,
done in the study of malaria in the city of
tentunya banyak yang perlu di lakukan
Batam.
kajian tentang penyakit malaria di Kota Batam. 4.3.2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
4.3.2. PREVENTION AND CONTROL dengue hemorrhagic fever (DHF)
Upaya penanggulangan dan pengendalian penyakit demam berdarah (DBD) pada 2 tahun terkahir membuahkan hasil yang cukup berarti, yang mana terjadi penurunan kasus dengan incident rate tahun 2010 76.78 menjadi 60.19 per100.000 penduduk (636 kasus) dengan case fatality rate 0.31%. Secara nasional target Incident Rate DBD ditekan hingga < 100/ 100.000 penduduk dengan case fatality rate < 1%. Walaupun demikian
kita
harus
terutama
masalah
tetap
waspada,
lingkungan
dengan
melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
seperti
menguras,
mengubur,
menutup dan ditambah dengan memantau perindukan nyamuk aedes plus mencegah gigitan nyamuk dengan berbagai cara. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
The mitigation and control of dengue fever (DHF) in the last 2 years yielded significant results, which is a decrease in the case with the 2010 incident rate 76.78 to 60.19 per 100,000 population (636 cases) with a case fatality rate of 0.31%. Nationally, the target Incident Rate DBD suppressed to <100/100 000 inhabitants with a case fatality rate <1%.
Yet
we
particularly
must
remain
environmental
vigilant,
issues
by
conducting mosquito eradication nest (PSN) such as drain, bury, cover and brood coupled
with
monitoring
the
aedes
mosquitoes to prevent mosquito bites plus a variety of ways.
Menuju MDGs 2015
91
Nyamuk
Aedes
agypty
dan
Aedes
Aedes mosquito Aedes albopoictus
albopoictus merupakan vektor penularan
agypty and a vector of dengue virus
virus dengue yang dapat hidup dan
infection that can live and breed with
berkembang biak dengan ketinggian <1000 meter
diatas
permukaan
laut
altitude <1000 meters above sea level and is
serta
influenced by the seasons. The following
dipengaruhi oleh musim. Berikut gambaran
description is based on the incidence of
kejadian DBD berdasarkan waktu dalam 2
dengue fever in the last 2 years.
tahun terakhir.
Gambar 4.20.
KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PERBULAN DI KOTA BATAM TAHUN 2010 & 2011
140 117 120 97 100
94
80 60 40
53
47
46 39
20
37
33
27
26
20
0 JAN
FEB
MAR APR
MAY
JUN
TAHUN 2010
JUL
AUG
SEP
OKT
NOV
DES
TAHUN 2011
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Melihat kejadian kasus DBD setiap bulannya
Looking at the incidence of dengue cases
pada tahun 2010 dan 2011 terdapat
per month in 2010 and 2011 seasons there
perbedaan pola musim penularan akan
are different patterns of transmission but
tetapi terdapat persamaan puncak kasus
there are similarities which case the peak
yang
occurred in December, knowing the top of
terjadi
pada
bulan
Desember,
diketahuinya puncak kasus dapat dijadikan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
the case can be used as guidelines in Menuju MDGs 2015
92
pedoman dalam perencanaan pengendalian
planning disease control dengue mainly
penyakit DBD terutama aksi promotif dan
promotive and preventive action in the
preventif pada tahun berikutnya. Di era
following year. In this era of global
pemanasan global, faktor musim sulit untuk
warming, seasonal factors are difficult to be
dipedomani, akan tetapi dengan komitmen
guided, but with the commitment of various
berbagai pihak untuk menjaga lingkungan
parties to keep environment free from the
yang bebas dari perindukan nyamuk serta
brood of mosquitoes as well as feedback
umpan balik kegiatan surveilens penyakit
dengue
disease
DBD
through
a
melalui
rangkaian
penyelidikan
kegiatan
epidemiologi
dapat
series
of
activities
epidemiological
investigations can reduce the incidence of
menurunkan kejadian penyakit DBD.
dengue disease. Dengue fever affects nearly all
Penyakit DBD menyerang hampir
areas of the city of Batam, including the
seluruh wilayah di Kota Batam termasuk
hinterland. The spread of dengue cases the
daerah hinterland. Distribusi Penyebaran
distribution of health center work can be
kasus DBD wilayah kerja Puskesmas dapat
seen in the picture below.
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.21.
surveillance
DISTRIBUSI KASUS DEMAM BERDARAH PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011 130
140 120 100 80
63
60
71
67
76 63
42 27
40 20
69
12
11
3
2
0
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
B. PADANG
0
JUMLAH KASUS
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
93
Kejadian DBD banyak terjadi di Daerah
Kecamatan
Sekupang
Many DHF incidence occurred in the
dengan
proportion of the Regional District of
proporsi sekitar 20% dari kejadian DBD di
Sekupang with about 20% of the incidence
Kota Batam Tahun 2011. Pada daerah
of dengue in the city of Batam Year 2011.
lainnya yang berada di Pulau Batam
On the other located in Batam Island DHF
kejadian DBD berkisar 40 – 70 kasus dan
incidence ranges from 40-70 cases and even
bahkan daerah Bulang tidak terdapat kasus
the Bulang no dengue cases.
DBD. 4.3.3. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TB. PARU
4.3.3. PREVENTION AND CONTROL TB. LUNG
Penyakit TB. Paru masih menjadi
TB disease. Lung remains a priority
prioritas pemberantasan dan pengendalian
to eradicate and control of infectious
penyakit menular bahkan menjadi salah
diseases even become one of the indicators
satu
percepatan
in the acceleration of development. TB in
pembangunan. Di Indonesia TB. Paru
Indonesia. Lung claimed about 100,000 lives
menelan korban sekitar 100.000 jiwa setiap
each year and is a disease that has a fairly
tahunnya dan merupakan penyakit yang
high rate of transmission because it can
mempunyai tingkat penularan yang cukup
spread directly from person to person
tinggi
through
indikator
karena
dalam
dapat
menular
secara
saliva
splashes
(droplet)
TB
langsung dari orang ke orang melalui
patients. Lungs so that the TB germs are
percikan air ludah (droplet) penderita TB.
released into the air can be inhaled by
Paru sehingga kuman TBC lepas ke udara
others. An estimated 1 people with TB. 10-
yang
15 Pulmonary infectious to others. On the
dapat dihirup
oleh
orang
lain.
Diperkirakan 1 orang penderita TB. Paru
island
of
Sumatra,
including
Batam
dapat menularkan 10-15 ke orang lain. Pada
estimated prevalence of TB. Lung 160 per
kawasan pulau Sumatera termasuk Kota
100,000 population range.
Batam diperkirakan prevalensi TB. Paru berkisar 160 per 100.000 penduduk. Upaya pencegahan penyakit TB. Paru, sudah dimulai sejak dini dengan promosi kesehatan tentang Penyakit TBC. Upaya pengendalian penyakit dilakukan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Efforts to prevent TB disease. Lung, was started early with the health promotion of TB disease. Menuju MDGs 2015
94
dengan penemuan kasus TB. Paru dengan
Control efforts of disease done by the
BTA (+) dan diberi pengobatan yang telah
discovery cases of TB. Pulmonary smear (+)
disediakan
pemerintah
masa
and given a treatment that has provided the
pengobatan
jangka
bulan)
government with the short-term treatment
dengan pengawasan langsung yang disebut
(6 months) with the direct supervision of the
dengan DOTs (Directly-Observed Treatment
so-called
Short).
Treatment-Short).
dengan
pendek
(6
Strategi pengendalian penyakit TB.
DOTS
(Directly
Observed
TB disease control strategies. Lung
Paru di Kota Batam pada tahun 2011 Dinas
in
Kesehatan
telah
Department has been expanding the ranks
memperluaskan jejaring untuk penemuan
of networking for the discovery and
dan pengobatan penderita TB. Paru dengan
treatment of TB patients. Lung involving
melibatkan rumah sakit yang ada di Kota
hospitals in the city of Batam. The results
Batam.
terjadi
obtained with an increase in case finding
peningkatan penemuan kasus dengan Case
Case Detection Rate (CDR) of 23.14% in
Detection Rate (CDR) dari 23,14% tahun
2010 to 24.36% in 2011. This figure is still
2010 menjadi 24.36% tahun 2011. Angka ini
not achieved the national target (70%), this
masih belum mencapai target nasional
is a challenge for us all to be able to control
(70%), hal ini menjadi tantangan bagi kita
the TB disease. Lung in Batam as optimal as
semua
possible.
dan
Hasil
untuk
jajaran
yang
dapat
didapat
mengendalikan
Batam
in
2011
and
the
Health
penyakit TB. Paru di Kota Batam seoptimal mungkin. Indikator
keberhasilan
program
pemberantasan dan pengendalian TB. Paru dapat dilihat dari angka kesembuhan pengobatan penyakit TB. Paru. Di Kota Batam tahun 2011 terjadi peningkatan angka
kesembuhan
menggembirakan,
pada
yang tahun
cukup 2010
persentase kesembuhan hanya 14.21% dan
Indicators the success of program eradication and control of TB. Lung can be seen from the cure rate of TB disease treatment.
Lung.
In
Batam
in
2011
increased the cure rate is quite encouraging, in 2010 the percentage of cure is only 14:21% and 42.22% in 2011 to be in, as shown below.
tahun 2011 menjadi 42.22% di sebagaimana gambar dibawah ini. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
95
Gambar 4.22.
PERSENTASE ANGKA KESEMBUHAN PROGRAM DOTs TB. PARU DI KOTA BATAM TAHUN 2011. 42.22%
SEMBUH
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Angka kesembuhan ini sangat dipengaruhi
The cure rate is strongly influenced by the
oleh
komitmen Tim DOT TB di Fasilitas
commitment of TB DOT Team Health Care
Pelayanan Kesehatan disamping kesadaran
Facilities in addition to TB awareness and
dan disiplin penderita TB. Paru yang
discipline. Lung following the DOTS program
mengikuti program DOTs dalam minum
in medicine, to the need for a treatment
obat, untuk itu perlu adanya pengawas
that can be controlled directly by the family,
menelan obat yang dapat diawasi langsung
or even a cadre of health workers.
oleh keluarga, kader atau bahkan tenaga kesehatan. 4.3.4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
4.3.4. DISEASE PREVENTION AND CONTROL OF HIV / AIDS
PENYAKIT HIV/AIDS
HIV / AIDS a top priority in
Penyakit HIV/AIDS menduduki prioritas utama dalam enam penyakit menular berbahaya yang tertuang dalam komitmen MDGs, HIV/AIDS
karena di
perkembangan
Indonesia
sendiri
kasus sudah
mengkawatirkan. Berdasarkan data dari Ditjen P2 & PL Kemenkes RI, jumlah penderita HIV/AIDS yang masuk dalam
occupying the six major communicable diseases
as
stipulated
in
the
MDGs
commitments, due to the development of HIV / AIDS in Indonesia itself is worrying. Based on data from the DG P2 & PL Strathmore University, the number of people living with HIV / AIDS are included in the
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
96
laporan sejak April 1987 hingga Desember
report since April 1987 until December 2011
2011 penderita HIV sebanyak 76.879 orang,
as many as 76 879 people with HIV, who
yang sudah jatuh pada stadium AIDS
had fallen on the stage of AIDS and as many
sebanyak 29.879 orang dan yang telah
as 29 879 people who have died as many as
meninggal dunia sebanyak 5.430 orang.
5430 people. Although these data are
Meskipun data ini merupakan data resmi
official data from governments, but the
dari pemerintah, namun data sesungguhnya
data actually no one knows how many
tidak ada yang tahu berapa persisnya,
exactly,
karena HIV/AIDS seperti fenomena gunung
phenomenon of the iceberg, what you see is
es, apa yang terlihat hanyalah puncak yang
the peak that appears at the surface
muncul di permukaan tanpa diketahui
without the knowledge of how deep and big
seberapa dalam dan besar kasus yang
the case is actually happening.
because
HIV
/
AIDS
as
a
sebenarnya terjadi. Penyakit HIV/AIDS disebabkan oleh virus
Acquired
Immunode
Deficiency
Syndroma (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penularan virus HIV/AIDS tidak
semudah
virus
lainnya,
karena
penularan hanya melalui hubungan seksual tanpa pelindung dan penggunaan jarum suntik yang tidak aman atau terkontaminasi cairan/darah dari penderita HIV/AIDS. Pada umumnya
penyakit
ini
menyerang
kelompok berisiko, yakni wanita tuna susila (WTS), pengguna narkotika suntik, lelaki suka lelaki (LSL), remaja, pria berisiko (pelanggan/klien),
pasangan
pelanggan,
HIV / AIDS is caused by a virus Acquired Immunode syndroma Deficiency (AIDS) which attacks the immune system. Transmission of HIV / AIDS virus is not as easy as others, because of transmission only through unprotected intercourse and use of unsafe needles or contaminated fluids / blood from patients with HIV / AIDS. In general, this disease attacks the risk groups, namely prostitutes (WTS), injecting drug users, men with men (MSM), youth, men at risk (customer / client), a couple of customers,
transvestites,
people
built
Correctional and pregnant women at risk.
waria, warga binaan permasyarakatan dan ibu hamil berisiko.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
97
Gambar 4.23.
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA BATAM TAHUN 1992 s/d TAHUN 2011
2500 2,066
2000 1656 1339
1500 1066 835
1000 594
733
401
Kumulatif HIV
2011
441
2010
364
2009
177
2008
2004
287
2007
123
64
42
2003
2002
253
2006
174 22
14
2001
2000
1998
1997
1
9
8
5
1999
0
56
39
34
125
99
70
575
2005
500
Kumulatif AIDS
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Dari tahun ke tahun jumlah kasus
From year to year the number of
HIV terus bertambah, jumlah kasus baru
HIV cases continues to increase, the number
tahun 2011 di Kota Batam sebanyak 410
of new cases in 2011 in Batam and the
kasus dan kumulatif sejak tahun1992
cumulative total of 410 cases since 1992,
tercatat sebanyak 2.066 kasus. Sementara
there were 2066 cases. While AIDS cases in
kasus AIDS tahun 2011 bertambah 158
2011 increased by a cumulative 158 cases
kasus dengan kumulatif sejak tahun 1997
from
1997
to
2011
to
733
cases.
hingga tahun 2011 menjadi 733 kasus. Cara Penularan HIV/AIDS di Kota
Modes of Transmission of HIV / AIDS in
Batam banyak terjadi melalui hubungan
Batam
seksual, hal ini sangat dipengaruhi dengan
intercourse, it is strongly influenced by the
keberadaan lokasi yang
presence of a great location might be a
sangat mungkin
many
HIV
through
transmission
sexual
menjadi tempat penularan HIV seperti
place
lokalisasi dan tempat hiburan. Diperkirakan
localization and entertainment venues. It is
sekitar 3000 orang pekerja seks ada di
estimated about 3000 sex workers in Batam
Batam baik PSK langsung (dilokalisasi), tidak
either direct PSK (localized),
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
of
occur
Menuju MDGs 2015
such
as
98
langsung (di tempat hiburan,salon,panti
indirect (in places of entertainment, salon,
pijat) maupun yang freelance (wanita
massage parlor) and a freelance (a mistress,
simpanan, di kost-an) , Gay (2641) ,waria
in boarding-an), Gay (2641), transvestites
(50) dan LSL (20). Dan letak geografis Kota
(50) and MSM (20). And the geographical
Batam yang strategis sering menjadi tempat
location of Batam which is often a strategic
transit
transit
yang
sangat
rawan
terhadap
transaksi narkoba
pada
tingkat
terkonsentrasi
II
yaitu
masih
pada kelompok berisiko
(concentrade level of epidemic), walaupun pada beberapa daerah seperti Papua mulai menunjukkan kecendrungan menular ke populasi
umum
(generalized
level
of
epidemic). Di Kota Batam penyebaran HIV/AIDS mulai menunjukkan kecendrungan penularan ke populasi umum. Berdasarkan laporan dari salah satu rumah sakit di Kota Batam yang sudah melaksanakan prosedur tetap pelayanan ibu hamil, yang mana setiap ibu hamil yang berkunjung untuk pertama
kali
dilakukan
tes
terhadap
HIV/AIDS. Hasil yang didapatkan sepanjang tahun 2011 dari 3.034 ibu hamil yang dilakukan tes HIV/AIDS terdapat 28 ibu hamil yang positif HIV/AIDS. Kondisi ini menggambarkan bahwa HIV/AIDS DI Kota Batam sudah sangat memprihatinkan yang perlu
for
being
particularly
vulnerable to drug deal
Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia berada
point
kepedulian
kita
semua
The spread of HIV / AIDS in Indonesia is at a level II is still concentrated in risk groups (concentrade level of the epidemic), although in some areas such as Papua began to show a tendency spread to the general population (level of generalized epidemic). In Batam spread of HIV / AIDS began
to
show
the
likelihood
of
transmission to the general population. Based on reports from one hospital in Batam is already implementing procedures pregnant women still care, that every pregnant women who visited for the first time carried out tests on HIV / AIDS. The results obtained during the year 2011 from 3034 pregnant women be tested for HIV / AIDS there are 28 pregnant women with positive HIV / AIDS. This condition illustrates that the HIV / AIDS in Batam is very alarming that need concern us all good government,
and
society
at
large.
baik
pemerintah, dan masyarakat luas.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
99
Hingga saat ini belum ditemukan
Until now there has been discovered
obat penyakit HIV yang dapat dilakukan
that can cure HIV in patients is to inhibit the
pada
menghambat
growth of virus in the patient's body with
perkembangan virus dalam tubuh penderita
the provision of anti retro viral (ARV). On
dengan pemberian anti retro virus (ARV).
the condition of the body's defenses
Pada kondisi pertahanan tubuh penderita
weakened HIV that go on the stage of AIDS
HIV semakin lemah sehingga masuk pada
patients demonstrated decreased antibody
stadium AIDS yang ditunjukkan semakin
known as CD4, AIDS sufferers will be prone
berkurang antibodi penderita yang dikenal
to other infections or who are called
dengan CD4, penderita AIDS akan mudah
primarily to secondary infections (infections
mengalami infeksi lainnya atau yang disebut
oppurtunistik) such as TB. Aggravate lung
denan
(Infeksi
condition of the patient. AIDS deaths in
yang
2011 totaled 59 people and recorded deaths
memperparah kondisi penderita. Kematian
from the disease from 1997 until this year
akibat penyakit AIDS tahun 2011 berjumlah
as many as 294 people. Here's an overview
59 orang dan tercatat kematian akibat
of HIV deaths since been found in Batam in
penyakit ini dari tahun 1997 hingga tahun
1997.
penderita
adalah
infeksi
oppurtunistik)
sekunder
seperti
TB.
Paru
ini sebanyak 294 orang. Berikut gambaran kematian HIV sejak ditemukan di Kota Batam pada tahun 1997. Gambar 4.24.
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS DAN CFR AIDS
100
40 50 40 37.5 17
14
19 12
8
8
7
8
2011
11
2010
24
2009
27
20
2008
JUMLAH KEMATIAN
60
MENINGGAL
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
0
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
CFR
DI KOTA BATAM TAHUN 1997 s/d TAHUN 2011
CFR
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
100
Secara nasional ahli epidemiologi
Nationwide studies epidemiologists
dalam kajiannya memproyeksikan bila tidak
in the project when there is no increase in
ada peningkatan upaya penanggulangan,
the response, then in 2010 the number of
maka pada 2010 jumlah kasus AIDS akan
AIDS cases would be the death of 400,000
menjadi 400.000 orang dengan kematian
people with 100,000 people in 2015 to
100.000
menjadi
1,000,000 people by the death of 350,000
1.000.000 orang dengan kematian 350.000
people. While transmission from mother to
orang. Sedangkan penularan dari ibu ke
child will reach 38 500 cases.
orang
pada
2015
anak akan mencapai 38.500 kasus. Penyakit HIV/AIDS dapat terjadi pada semua orang tanpa memandang jenis kelamin. Jika dilihat dari jenis kelamin kemungkinan simpulkan
ada
dari
yang
penyakit
dapat yang
kita
HIV / AIDS can happen to all people regardless of sex. If the views of sex there is the possibility that we can derive from this frightening disease.
sangat
menakutkan ini.
Gambar 4.25.
JUMLAH PENDERITA BARU HIV/AIDS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA BATAM TAHUN TAHUN 2011
450 400 PEREMPUAN
350 300
222
LAKI-LAKI
250 200 150
100
188
50
29 30
0 HIV
AIDS
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
101
Kesimpulan yang dapat diambil dari gambar
The conclusion to be drawn from
diatas adalah kasus HIV lebih banyak pada
the above picture is more HIV cases in
perempuan dibandingkan pada laki-laki,
women than in men, while more AIDS cases
sementara kasus AIDS lebih banyak pada
in men than in women, it demonstrates
laki-laki dari pada perempuan, hal ini
women's defense system
menunjukkan
pertahanan
disease is stronger than men so the case
perempuan terhadap penyakit HIV lebih
fewer AIDS in women. The number of deaths
kuat daripada laki-laki sehingga kasus AIDS
from AIDS in 2011 there was no gender
lebih sedikit pada perempuan. Jumlah
difference of 59 AIDS deaths.
sistem
against HIV
kematian akibat AIDS tahun 2011 tidak ada perbedaan jenis kelamin dari 59 kematian AIDS. Gambar 4.26.
JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI KOTA BATAM TAHUN TAHUN 2011 350 300
319 HIV
UMUR DALAM TAHUN
AIDS 250 200 150
128
100 56 50
7 4
2 0
10
<4
5-14
15-19
0
16 11
15
0 20-24
25-49
> 50
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
102
Kejadian HIV/AIDS dilihat dari kelompok
Incidence of HIV / AIDS is viewed from the
umur lebih banyak terjadi pada kelompok
age group are more prevalent in the age
usia
dengan
group 25-49 years compared with other age
kelompok umur lainnya. Penularan penyakit
groups. Transmission of HIV / AIDS in Batam
HIV/AIDS di Kota Batam lebih banyak
is more often caused due to unsafe sexual
disebabkan karena hubungan seksual yang
relations, and this is one of the risky
tidak aman, dan ini merupakan salah satu
behavior that is generally carried out by the
perilaku berisiko
yang pada umumnya
25-49 year age group. Second occurred in
dilakukan oleh kelompok umur 25-49 tahun.
the age group 20-24 years, even the most
Urutan kedua terjadi pada kelompok umur
tragic cases of HIV / AIDS in Batam had
20-24 tahun, bahkan yang paling tragis,
attacked aged <4 years as many as 11
kasus HIV/AIDS di Kota Batam telah
people.
25-49
tahun
dibanding
menyerang usia < 4 tahun sebanyak 11 orang. Dinas
Kesehatan
Kota
Batam
beserta jajarannya dan KPAD Kota Batam serta LSM peduli HIV/AIDS terus melakukan upaya penanggulangan dan pengendalian HIV/AIDS, mulai dari upaya pencegahan primer seperti promosi kesehatan baik di kalangan risiko tinggi maupun dikalangan masyarakat umum, serta pemantauan ke lokasi
yang
berisiko
tinggi
terhadap
penularan. Saat ini Kota Batam telah memiliki dua klinik IMS yang terdapat di Lubuk
Baja
merupakan
dan
Teluk
Pandan
akses
untuk
meningkatkan
penjaringan/skrining
terhadap
yang
kasus
HIV/AIDS bagi kelompok risiko tinggi, Klinik VCT di RSUD Kota Batam. RS. St. Elizabeth dan VCT plus PMTCT di RS. Budi Kemuliaan Batam
dengan
layanan
City Health Department and their staff KPAD Batam Batam and NGOs concerned with HIV / AIDS continue to make efforts to control and control of HIV / AIDS, ranging from primary prevention efforts such as the promotion of good health among high-risk as well as among the general public, with monitoring the location of the risk height of the transmission. Batam currently have two STI clinics located in Baja and the Gulf Lubuk Pandan which is to improve access netting / screening for HIV / AIDS high risk groups, VCT Clinic in Batam City Hospital. RS. St. VCT and PMTCT plus Elizabeth Hospital. Budi Glory Batam with counseling services, provision of Anti Retro Virus (ARV) for people with HIV / AIDS,
konseling,
pemberian Anti Retro Virus (ARV) bagi Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
103
penderita HIV/AIDS, program pencegahan
prevention programs as early as possible
sedini mungkin penularan HIV dari ibu hamil
the transmission of HIV from pregnant
dengan HIV terhadap bayinya.
women with HIV to her baby.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS selain
meningkatkan
kesehatan penyakit
akses
dalam
rangka
HIV/AIDS
pada
HIV / AIDS in addition to improving
pelayanan
access to health services in order to crawl
penjaringan
the HIV / AIDS in all of its services,
semua
jenis
promotive is a very vital role for prevention
pelayanan, upaya promotif merupakan
through
peranan
untuk
Communication (IEC) either directly or
pencegahan melalui Komunikasi Informasi
indirectly in the form of direct counseling,
dan Edukasi (KIE) baik secara langsung
the spread thrue information in print,
maupun tidak langsung berupa penyuluhan
electronic and other woods.
yang
sangat
vital
Information,
Education
and
langsung, penyebaran informasi melalui media cetak, elektronik dan lainnnya. Informasi perkembangan HIV/AIDS diatas, semoga menjadi perhatian kita semua untuk ikut proaktif membantu dalam memerangi HIV/AIDS dengan menciptakan lingkungan yang kondusif mulai dari diri sendiri,
orang-orang
terdekat
dan
masyarakat Kota Batam pada umumnya sehingga
dapat
menekan
HIV/AIDS
seoptimal
prevalensi
mungkin.
Mari
bersama kita melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan peningkatan kasus HIV/AIDS yang merupakan taruhan yang harus dilaksanakan untuk menyelamatkan
Information on the progress of HIV / AIDS above, may be a concern all of us to participate proactively assist in the fight against HIV / AIDS by creating a conducive environment starts with yourself, loved ones and the people of Batam in general so that press prevalence of HIV / AIDS as optimal as possible . Let us make joint efforts to prevent and control the increasing cases of HIV / AIDS which is a bet that must be implemented
to
save
generations
of
Indonesia from a bad situation that could cause the loss of a reliable next generation.
generasi bangsa Indonesia dari keadaan yang
buruk
yang
bisa
menyebabkan
kehilangan generasi penerus yang handal.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
104
4.3.5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
4.3.5. PREVENTION AND CONTROL OF
PNEUMONIA
PNEUMONIA Pneumococcal disease in infants is
Penyakit pneumonia pada balita
one of the causes of high mortality in
merupakan salah satu penyebab tingginya
infants in Indonesia. Strategies and health
angka kematian pada balita di Indonesia. Strategi
upaya
penemuan
kesehatan
dan
improvement with the discovery of cases of
dengan
penanganan
pneumonia in infants heandling is one
kasus
indicator of Minimum Service Standards
pneumonia pada balita merupakan salah
(MSS) in health. An estimated 10% of
satu indikator Standar Pelayanan Minimal
children in Indonesia who were targeted
(SPM) bidang kesehatan. Diperkirakan 10%
and heandling infants with pneumonia with
balita di Indonesia yang menjadi sasaran
a target of 100%. Efforts made in Batam in
dan penanganan balita dengan pneumonia
2011 can be seen in the picture below.
dengan target 100%. Upaya yang dilakukan di Kota Batam tahun 2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 4.27. CAKUPAN PENEMUAN PENANGGANAN BALITA PNEUMONIA DI KOTA BATAM TAHUN 2011 1,600 155
160
1,400
140
1,200
120
800
80
600
60
2
LAKI-LAKI
5
6
200 0
BATU AJI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
PEREMPUAN
2
SEI LEKOP
1
5 SEKUPANG
B. PADANG
4
-
400
31
BOTANIA
4 1
SAMBAU
20 0
35
27
B. PERMAI
40
TARGET
1,000
100
T. SENGK
BALITA PNEUMONIA DITANGANI
180
TARGET
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
105
Dari
estimasi
dengan
Of the estimated 8407 children with
pneumonia 8.407 dan berdasarkan laporan
pneumonia and based on reports from
dari Puskesmas yang masuk ke Dinas
health centers coming into the Batam City
Kesehatan Kota Batam hanya ditemukan
Health Department found only 278 cases of
278 kasus pneumonia pada balita (3,3%),
pneumonia in infants (3.3%), the rate is still
angka ini masih sangat jauh dari target yang
very far from the target 100%. Improvement
ditetapkan
selalu
is always sought from various aspects,
diupayakan dari berbagai aspek, terutama
particularly health workers in identifying
tenaga kesehatan dalam mengenal kasus
cases of pneumonia in young children early
pneumonia pada balita secara dini dan
and take action so that these cases are not
melakukan tindakan agar kasus ini tidak
fatal. AMP report found as many as 1 in
berakibat fatal. Laporan AMP tahun 2011
2011 people died with pneumonia in
didapatkan
children under five Case Fatality Rate (CFR)
100%.
balita
Peningkatan
sebanyak
1
orang
balita
meninggal dengan pneumonia dengan Case
is 0.36%.
Fatality Rate (CFR) 0.36%. 4.3.6. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIARE
4.3.6. PREVENTION AND CONTROL OF DIARRHEA
Penyakit diare hingga kini masih menjadi
dilema
masyarakat
karena
ditangani
dengan
dalam jika
kesehatan kasus
segera
tidak
Diarrheal disease is still a dilemma in public health because if the case is not dealt
with
promptly
can
lead
to
dapat
dehydration, especially in infants that result
menyebabkan dehidrasi terutama pada
in death. In Batam in 2011 as many as three
balita yang berakibat pada kematian. Di
people under five die from diarrhea (CFR
Kota Batam tahun 2011 sebanyak 3 orang
8.5%). Many factors can influence the
balita meninggal karena diare (CFR 8.5%).
incidence of diarrhea in the community,
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
among other unhealthy environments and
kejadian diare dimasyarakat, antara lain
lack of awareness of society to behave in a
lingkungan yang tidak sehat dan kurangnya
clean and healthy living. The following
kesadaran masyarakat untuk berperilaku
picture of the incidence of diarrheal disease
hidup bersih dan sehat. Berikut gambaran
in Batam in 2011.
kejadian penyakit diare di Kota Batam tahun 2011. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
106
GAMBAR 4.28. PERKIRAAN DAN JUMLAH KASUS DIARE DITANGANI
JUMLAH PENDERITA DIARE
3,000
250 203
2,500
200
2,000 150
118 120
1,500
93
89
100
1,000 33
500
20
26 22 19
23
9
40
32
KASUS DITEMUI & DITANGANI LAKI-LAKI
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
50
% CAKUPAN DIARE DITEMUI & DITANGANI
DI KOTA BATAM TAHUN 2011
KASUS DITANGANI PEREMPUAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Kejadian diare terbanyak ditemukan
Highest incidence of diarrhea was
di wilayah kerja Puskesmas Sei Lekop
found in the work area Sei Lekop Health
sebanyak 2250 kasus dan terendah di
Center and the lowest total of 2250 cases in
wilayah kerja Puskesmas Botania sebanyak
the work area as much as 304 cases Botania
304 kasus, sementara cakupan penemuan
health center, while the scope of the
dan
invention and diarrhea heandling Galang
penanganan
diare
tertinggi
di
Puskesmas Galang yakni 203% dari target. Strategi
pengendalian
penyakit
diare dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan.
Berbekal
target. Controlling
strategy
diarrheal
tentang
diseases carried out with the involvement of
penanggulangan dan pencegahan penyakit
health cadre. Armed with knowledge about
diare dan ketersediaan oralit pada kader
prevention and the prevention of diarrheal
sangat membantu menekan kasus diare
diseases and the availability of ORS in the
dimasyarakat. Dari 15272 kasus diare yang
cadre really help reduce cases of diarrhea in
ditemukan pada tahun 2011 telah dilakukan
the community. Of the 15 272 cases of
penanganan
diarrhea were found in 2011 has done well
100%
baik
ilmu
highest in the health center were 203% of
oleh
tenaga
kesehatan maupun kader kesehatan.
heandling 100% by health personnel and health cadres.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
107
4.3.6. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KUSTA
LEPROSY
Program
penanggulangan
dan
pengendalian penyakit kusta di Kota Batam berupa pemantauan penderita kusta yang menjalani pengobatan di sarana kesehatan sebanyak 15 orang dan pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus baru. Upaya yang dilakukan saat ini selain terus mengamati terhadap
kasus
baru
pemantauan
dan
pengobatan
terhadap
juga
monitoring
dilakukan program
penderita
secara
Control programs and control of leprosy in the city of Batam in the form of monitoring of leprosy patients undergoing treatment at health facilities and as many as 15 people in 2011 found no new cases. Efforts are being made now than continue to observe also conducted monitoring of new cases and monitoring treatment program for patients who reported regularly.
yang
dilaporkan secara berkala. 4.4.
4.3.6. PREVENTION AND CONTROL OF
4.4.
COMMUNITY
NUTRITION
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
IMPROVEMENT
Program gizi masyarakat dilakukan
Community nutrition programs carried out
komprehensif
melalui
upaya
in
a
comprehensive
promotional
pembinaan dan pelatihan petugas maupun
nutritional
kader posyandu , upaya preventif dengan
training of officers and cadres posyandu,
pemberian paket pertolongan gizi seperti
preventive efforts by providing nutritional
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi,
aid package as giving high-dose vitamin A
pemberian tablet Fe pada ibu hamil,
capsules, iron tablets delivery in pregnant
Pemantauan
PMT
women, Growth Monitoring and Recovery
Pemulihan; Upaya Kuratif dan rehabilitatif
PMT; Curative and rehabilitative efforts to
dengan memberikan konseling gizi serta
provide nutrition counseling and treatment
perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
in
Hasil
Achievement
pencapaian
program
serta
gizi
yang
in
counseling,
health
centers
the
through
promotif dalam bentuk penyuluhan gizi,
Pertumbuhan
efforts
manner
form
coaching
and
nutrition
of and
hospitals. program
dilaksanakan pada tahun 2011 dapat dillihat
implemented in 2011 can be viewed on
pada beberapa indikator seperti uraian
several indicators such as the following
berikut ini.
description.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
108
4.4.1. Pemantauan
pertumbuhan
dan perkembangan balita Balita merupakan
4.4.1.
Growth
monitoring
and
early
childhood development
aset bangsa,
Toddlers are assets of the nation,
ditangan merekalah kelangsungan bangsa
they continued in the hands of our beloved
dan negara tercinta ini akan dipertaruhkan,
nation and country are at stake, for it is
untuk itu kebijakan pemerintah, peran
government policy, the role of private and
swasta maupun seluruh elemen masyarakat
all elements of society especially the
khususnya perhatian orang tua terhadap
attention of parents to nutrition and health
gizi
care are needed.
dan
asuhan
kesehatan
sangat
diperlukan.
The toddler years are the golden
Masa balita adalah masa emas
period of human growth, at this time of
pertumbuhan manusia, pada masa ini
rapid growth and development take place,
pertumbuhan
for
dan
perkembangan
the
monitoring
of
growth
and
berlangsung pesat, untuk itu pemantauan
development of children into the limelight,
tumbuh kembang balita menjadi pusat
especially nutrition program.
perhatian terutama program gizi. Upaya pemantauan
yang
dilakukan
tumbuh
kembang
dalam balita
melalui kegiatan posyandu yang telah tersebar di seluruh pelosok negeri. Salah satu kegiatan Posyandu adalah melakukan penimbangan
terhadap
balita
dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai alat pencatatan dan monitoring tumbuh kembang balita berdasarkan umur dan
berat
kegiatan
badan.
tumbuh
Berikut kembang
gambaran balita
Efforts in monitoring the growth and development through activities IHC for baby that has spread all over the country. One of the IHC is doing the weighing of infants with Card Towards Healthy (KMS) as a means of recording and monitoring growth and development of children by age and weight. Here's an overview of activities in the toddler's growth posyandu
di
posyandu
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
109
Gambar 4.29.
SKDN DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
124.902
140 120
90.046
100
63.994
80
56.779
60 40
20 0 S
K
D
N
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Jumlah Balita di Kota Batam selama
Number of Toddlers in Batam
tahun 2011 diperkirakan sebesar 124.902
during the year 2011 is estimated at 124
balita, sebanyak 90.046 (72,1%) telah
902 children under five, as many as 90 046
terdaftar di Posyandu dan
mempunyai
(72.1%) were enrolled in integrated health
pemantauan
and have a KMS. In infant growth
pertumbuhan balita di Posyandu dikenal
monitoring program in integrated health
dengan indikator K/S. “K” merupakan
indicator known as K / S. "K" is the number
Jumlah Balita yang terdaftar dan memiliki
of registered and have a toddler who
Kartu Menuju Sehat sedangkan “S” adalah
Towards Healthy cards while the "S" is the
jumlah Balita yang ada yang berarti bahwa
number of existing toddler which means
akses
pemantauan
that access to children in growth monitoring
pertumbuhan mencapai 72,1 %. Dari 90.046
reached 72.1%. Of the 90 046 children under
balita tersebut sebanyak 51,2%
telah
five are as much as 51.2% has been doing
melakukan penimbangan minimal 8 kali
the weighing at least 8 times a year (D).
dalam setahun (D). Dari 70.55% balita yang
70.55% of infants who weighed as much as
ditimbang, sebanyak 94.96% mengalami
94.96% gained weight (N).
KMS.
Dalam
balita
program
dalam
peningkatan berat badan (N).
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
110
Dari gambaran diatas, dapat dilihat
From the description above, it can
bahwa partisipasi masyarakat terhadap
be seen that the participation of children in
kegiatan penimbangan balita di Posyandu
integrated health activity by the weighing of
sebesar 51,2 % .Disamping kerja keras
51.2%. In addition to the hard work of
petugas kesehatan, keaktifan kader, peran
health workers, active cadre, the role of
serta tokoh masyarakat maupun instansi
community leaders and agencies is essential
terkait sangat penting guna mendorong
in order to encourage parents to take with
orang tua balita
her toddler to the IHC .
agar
selalu membawa
anaknya ke Posyandu. 4.4.2. Pemberian MP. ASI pada anak usia
6-24
bulan
keluarga
miskin Pemberian MP. ASI pada anak usia 6-24 bulan pada keluarga miskin merupakan upaya preventif yang bertujuan agar anak tetap mendapat asupan makanan yang mencukupi sesuai dengan kebutuhannya. Usia
6-24
bulan
merupakan
masa
pertumbuhan yang penting dalam hidup seseorang dan pada masa ini kebutuhan asupan gizi meningkat serta terjadinya perubahan pola makan, yang apabila tidak diimbangi dengan makanan pendamping
4.4.2. The provision of MP. Breastfeeding in children aged 6-24 months of poor families The provision of MP. Breastfeeding in children aged 6-24 months in poor families are preventive measures that aim to keep the child gets an adequate intake of food according to his needs. 6-24 months of age is an important period of growth in one's life and at this time of increased need for nutritional intake and dietary changes, which if not offset by complementary feeding
can
affect
the
growth
and
development.
ASI dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Efforts to provide MP. Toddler milk
Upaya pemberian MP. ASI pada
at age 6-24 months from a poor family in
Balita usia 6-24 bulan dari keluarga miskin
the year 2011 is (318 people) 21.6%, an
di tahun 2011 adalah (318 orang) 21,6%,
increase is quite sharp, although this figure
terjadi peningkatan yang cukup tajam
has yet to reach the target. Food additives
walaupun angka ini masih belum mencapai
are given in the form of bread biscuit
target. Makanan tambahan yang diberikan
derived from the
berupa roti biskuit yang didapatkan dari Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
111
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
Riau Islands Provincial Health Office with a
dengan sumber dana APBD I
source of state funds from APBD I.
Berikut
gambaran
distribusi
The
following
picture
of
the
makanan pendamping ASI bagi anak usia 6-
distribution of complementary feeding for
24 bulan dari keluarga miskin di Kota batam
children aged 6-24 months from a poor
Tahun 2011.
family in the city of Batam Year 2011.
Gambar 4.30.
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN MP. ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN KELUARGA MISKIN DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
140
100
90.38
90
120 100
70 57.50
60
80
50
41.64 60
31.54
40 30
37.29
40
% CAKUPAN
PEMBERIAN MP. ASI GAKIN
80
29.41
20
20
7.03
2.53 2.45
14.61
2.70 2.96 3.47 3.72
10
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
CAKUPAN
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
4.4.3. Perawatan balita gizi buruk Pada
ditemui
In 2011 found as many as 356
balita
children under five, or 0.46% had severe
mengalami gizi buruk (kurus sekali) dan
malnutrition (very thin) and all cases (100%)
semua kasus (100%) telah ditangani sesuai
were treated according to standards. The
standar. Hasil penyelidikan epidemiologi
results of epidemiological investigations is
diketahui bahwa balita yang mengalami gizi
known
Buruk / kurus sekali tidak sepenuhnya
nutritional Poor / very thin,
sebanyak356
tahun balita
2011
4.4.3. Nursing toddler malnutrition
atau0.46%
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
that
infants
who
Menuju MDGs 2015
experience
112
karena
kurang
ketersediaan
makanan,
not entirely because of lack of availability of
tetapi lebih merupakan akibat dari penyakit
food, but more a result of a chronic disease
kronis
that affects that affect food intake resulting
yang
mempengaruhi
diderita
yang
in weight loss normal. Baby toddler
berakibat balita kehilangan berat badan
malnutrition with clinical disorders have
normal. Balita gizi buruk dengan gangguan
been taken care intensively at the Hospital
klinis telah dilakukan perawatan secara
and Toddlers do not have a clinical disorder
intensif di Rumah Sakit dan Balita yang tidak
outpatient clinic or monitoring by the
mengalami gangguan klinis dilakukan rawat
officers.
jalan
atau
asupan
sehingga
makanan
pemantauan
oleh
petugas
puskesmas. Gambar 4.31.
CAKUPAN PERAWATAN BALITA GIZI BURUK PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
120
107 93
100
80
68
60
44 40
1
8
9
3
0
1
2 SEI PANAS
10
5
GALANG
20
1
GIZI BURUK LAKI-LAKI
GIZI BURUK PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
B. PADANG
0
DITANGANI
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
4.4.4. Cakupan
Pemberian
ASI
Ekslusif ASI ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan tanpa ada makanan pendamping lainnya. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan ASI secara Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
4.4.4. Coverage Exclusive Breastfeeding Exclusive breastfeeding is breastfeeding in infants aged 0-6 months without any other foods. The program aims to capitalize on optimal breastfeeding in addition to other benefits such Menuju MDGs 2015
113
optimal disamping keuntungan ASI lainnya
as the composition of breast milk breast
seperti komposisi ASI yang sangat sesuai
milk is very suitable for babies. Easy and
untuk bayi. Mudah dan murah.
cheap.
Cakupan ASI Ekslusif di Kota Batam
Coverage Exclusive breastfeeding in
masih cukup rendah (16.9 %) dibanding
Batam is still quite low (16.9%) compared
dengan target nasional (80%). Rendahnya
with the national target (80%). Low
cakupan ASI ekslusif, dimungkinkan karena
coverage
masih
ibu-ibu
possible due to the low knowledge of
balita akan pentingnya ASI disamping
mothers on the importance of breastfeeding
jumlah tenaga kerja wanita di Kota Batam
toddlers in addition to the number of
yang cukup besar, sehingga mempunyai
women workers in Batam are quite large, so
potensi
tidak
has the potential of exclusive breastfeeding
mencapai usia bayi sampai 6 bulan. Angka
until the baby is not reached the age of 6
ini menghimbau kita semua baik petugas
months. This number is calling us all good
kesehatan,
lembaga
health, posyandu cadres, non-governmental
seluruh
organizations and all other components of
komponen masyarakat lainnya mendorong
society encourage increased use of breast
peningkatan penggunaan
ASI bagi bayi
milk for infants and strive for optimal health
secara optimal dan mengupayakan agar
care facilities such as hospitals, health
sarana pelayanan kesehatan seperti Rumah
centers, maternity hospital and private
Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin dan Bidan
practice midwives provide care baby to
Praktek Swasta memberikan pelayanan
improve the program of Early Initiation of
sayang bayi dengan meningkatkan program
Breastfeeding.
rendahnya pengetahuan
swadaya
pemberian
kader
ASI
ekslusif
posyandu,
masyarakat
dan
of
exclusive
breastfeeding,
Inisiasi Menyusu Dini.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
114
CAKUPAN ASI EKSLUSIF DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
900
100
800
90
700
80 70
600
60
500
50 400 300
35.81
34.92
40
27.59 19.37
200
11.14
30
18.56 9.49 9.86
5.19
100
% CAKUPAN
BAYI DENGAN ASI EKSLUSFI
Gambar 4.32.
11.11
8.55
4.16
8.06
20 5.03
10
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Dari gambar diatas terlihat bahwa
From the figure above shows that the only
hanya Puskesmas Galang yang mencapai
health center that
cakupan 80.8%, dan terendah di Puskesmas
80.8%, and lowest in Sambau health centers
Sambau (0.6%).
(0.6%).
4.4.5. Pemberian vitamin A dosis tinggi Pemberian vitamin A dosis tinggi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit rabun senja yang dapat berakhir pada kebutaan. Pemberian Vitamin A dosis tinggi dilakukan 2 kali dalan setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus dengan sasaran utama adalah anak usia >6 bulan -5 tahun,pentingnya
program
ini
karena
diperkirakan kebutuhan akan vitamin pada usia ini tidak terpenuhi hanya dari makanan
4.4.5
Galang achievement
Giving high doses of vitamin A Giving high doses of vitamin A is the
prevention of night blindness disease that may lead to blindness. Giving high doses of Vitamin A performed two times a role in a year ie in February and August with the main target is children aged> 6 months -5 years, the importance of this program because the estimated requirement for vitamin at this age are not being met only from the food you eat, for it suplement
yang dimakan, untuk itu perlu diberikan Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
115
suplemen vitamin A secara berkala hingga
vitamin
anak usia 5 tahun.
A
should
be
given
periodically to children aged 5 years.
Indikator keberhasilan program ini
Indicators of program success is
dilihat dari cakupan pemberian vitamin A
seen in the coverage of vitamin A 2
sebanyak 2 kali pada anak balita. Di Kota
times in children under five. In Batam
Batam cakupan pemberian vitamin A 2 kali
coverage of vitamin A 2 times is 66.68%.
adalah 66.68%. Gambar 4.33.
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
14,000
100
80 68.93
66.01
10,000 8,000
68.15
70
62.73
60
59.81
52.17
6,000
55.32
52.86
49.61
57.14
50 39.08
49.46
% C AKUPAN
BALITA MENDAPAT VIT. A DOSIS TINGGI
90 12,000
40
28.82 4,000
30
21.67
20 2,000 10
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T.SENGK
0 B.PADANG
0
% CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Dibanding target yang diharapkan (80%),
cakupan
belum
(80%), coverage by 2011 has not achieved
mencapai seperti yang diharapkan. Upaya
as expected. Increase efforts is on health
yang
meningkatkan
promotion and program administration of
promosi kesehatan dan tentang program
high doses of vitamin A in infants and
pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita
improve the performance of integrated
dan meningkatkan kinerja kader Posyandu.
health cadres.
dilakukan
tahun
adalah
2011
Compared to the expected target
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
116
4.4.6. Pemberian tablet FE
4.4.6. Giving tablets FE Iron tablets or iron tablets required
Tablet Fe atau tablet zat besi
for everyone, especially pregnant women,
diperlukan pada setiap orang terutama ibu
because of the pregnancy would cause
hamil, karena proses kehamilan akan
physiological and metabolic changes that
menyebabkan perubahan fisiologis maupun
impact on the growing need for ferum. For
metabolisme tubuh yang berdampak pada
the tablet FE provision aimed at preventing
meningkatnya kebutuhan terhadap ferum.
the incidence of anemia in pregnant women
Untuk itu pemberian tablet FE bertujuan
so that women can undergo the process of
mencegah kejadian anemia pada ibu hamil
pregnancy and childbirth well and gave
agar ibu dapat menjalani proses kehamilan
birth to healthy children. FE provision
persalinan dan nifas dengan baik dan
tablets in pregnant women is recommended
melahirkan anak yang sehat. Pemberian
at least 90 tablets during pregnancy and is a
tablet FE pada ibu hamil dianjurkan minimal
indicator of success in a program providing
90 tablet selama kehamilan dan ini menjadi
iron tablets for pregnant women.
indikator keberhasilan program pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Pada
gambar
terlihat
Visible in the image below target, the
sasaran, cakupan FE 1 (30 tablet ) dan
range of FE 1 (30 tablets) and the coverage
cakupan tablet Fe 3 (90 tablet).
of Fe 3 tablets (90 tablets).
Gambar 4.34.
dibawah
CAKUPAN PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL DI KOTA BATAM TAHUN 2011. 89.22 90.21
74.70
PEMEBRIAN FE
3500 3000
89.07
87.65
4000
89.28
89.02 73.19
76.49
82.51
100
84.12
80
64.06
61.55
90 70 60
2500
45.13
50
2000
40
1500
30
1000
% CAKUPAN
4500
20
500
10
FE 1
FE 3
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
SEI PANAS B. PERMAI
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPAN G
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% FE 3
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
117
4.5.
PROGRAM IMUNISASI
4.5.
Program imunisasi hingga saat ini masih
menjadi
program
IMMUNIZATION PROGRAM The immunization program is still be
primadona
the belle of the health program. This
kesehatan. Progam ini merupakan program
program is a preventive program to control
preventif untuk mengendalikan penyakit-
diseases
penyakit yang yang dapat dicegah dengan
immunization
imunisasi
diphtheria,
seperti
tuberculosis,
difteri,
that
are such
pertussis,
preventable as
by
tuberculosis,
tetanus,
polio,
pertusis, tetanus, polio, hepatitis B dan
hepatitis B and measles. Some indicators of
campak. Beberapa indikator keberhasilan
success can be seen from the immunization
imunisasi
coverage
dapat
dilihat
dari
cakupan
of
immunization
and
imunisasi berdasarkan jenis imunisasi dan
immunization base on target species, such
sasarannya, seperti uraian dibawah ini.
as the description below.
4.5.1. Cakupan Imunisasi Dasar
Gambar 4.35.
4.5.1. Basic Immunization Coverage
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
30,000 25,000
120
108
106
92
83.86 69
20,000
100 80
15,000
60
10,000
40
5,000
20
0
0
BCG
DPT1+HB1 LAKI-LAKI
DPT3+HB3
POLIO 3
PEREMPUAN
CAMPAK
% CAKUPAN
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Cakupan
imunisasi
pada
Basic immunization coverage in general has
umumnya telah mencapai target, bahkan
reached the target, even of 100%, can be
telah dari 100%, dapat disampaikan bahwa
said that the goal of immunization is taken
sasaran
based on the estimated number of infants
imunisasi
diambil
dasar
berdasarkan
estimasi jumlah bayi dari jumlah penduduk, Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
from the population, Menuju MDGs 2015
118
dan pada kenyataannya angka kelahiran
and in fact the birth rate or the number of
atau
babies more than expected so that the basic
jumlah
bayi
lebih
dari
yang
diperkirakan sehingga cakupan imunisasi
immunization coverage over the target.
dasar melebihi target. Pemberian imunisasi dasar pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini menggambarkan kesadaran dan perilaku masyarakat untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang
Basic immunization in 2011, an increase from the previous year. This illustrates the awareness and behavior of society to protect children from diseases preventable by immunization.
dapat dicegah dengan imunisasi. 4.5.2. IMMUNIZATION COVERAGE TETANUS
4.5.2. CAKUPAN IMUNISASI
TOXIUS
TETANUS TOXOID Imunisasi Tetanus Toxoid untuk
Tetanus Toxoid immunization to
mencegah penyakit tetanus yang dapat
prevent tetanus disease that can affect all
menyerang semua orang, terutama ibu
people, especially mothers in labor and
dalam proses persalinan dan nifas akibat
childbirth due to contamination by tetanus
terkontaminasi oleh kuman tetanus. Upaya
bacteria. Prevention efforts by one of them
pencegahan yang dilakukan salah satu nya
is by providing TT immunization to pregnant
adalah dengan memberikan imunisasi TT
women and women of childbearing age.
pada ibu hamil dan Wanita Usia Subur.
Gambar 4.36.
CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOXOID BUMIL DI KOTA BATAM TAHUN 2011. 20,000
15,000
100 80 62
57
60
10,000 40 5,000 7
5
5
0
20 0
TT 1
TT 2
TT 3 CAKUPAN
TT 4
TT 5
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
119
Imunisasi Tetanus Toxoid dapat
Tetanus Toxoid immunization can
diberikan pada ibu hamil selama kehamilan
be given to pregnant women during
sebanyak 2 kali dengan interval minimal 4
pregnancy as much as 2 times with a
minggu. Pada tahun 2011 persentase ibu
minimum interval of 4 weeks. In 2011 the
hamil yang telah mendapat imunisasi TT 1
percentage of pregnant women who had
sebanyak 43.5% dan yang mendapat TT2
received TT immunization a total of 43.5%
36.1%. Imunisasi TT dapat diteruskan
and
menjadi TT3 setelah 6 bulan berikutnya dan
immunization can be forwarded after the
TT4, TT5 dengan interval masing-masing 1
next 6 months TT3 and TT4, TT5 with
tahun demikian juga pada wanita usia
intervals of one year each as well as in
subur, apabila telah lengkap sebanyak 5 kali
women of childbearing age, when it is
dengan booster yang dapat ditetapkan
complete as much as 5 times with a booster
maka kekebalan terhadap tetanus dapat
that can set the immunity against tetanus
dipatenkan seumur hidup.
can be patented for life.
Sementara cakupan TT pada WUS masih sangat kecil, kemungkinan sosialisasi tentang imunisasi TT pada WUS masih kurang, sehingga rendahnya akses WUS untuk mendapat imuniasi TT. Hal ini menjadi
tugas
kita,
terutama
dalam
meningkatkan pengetahuan WUS melalui promosi kesehatan. 4.5.3. CAKUPAN IMUNISASI ANAK
Anak pada usia sekolah masih target
dan
who
received
TT2.
TT
While the coverage of TT on WUS is still
very
small,
the
possibility
of
dissemination of TT immunization in WUS is still lacking, so the low access to get imuniasi TT WUS. It is our duty, especially in improving the knowledge of WUS through health promotion. 4.5.3.
SCHOOL
CHILD
IMMUNIZATION
COVERAGE
SEKOLAH
menjadi
36.1%
sasaran
program
imunisasi dengan jenis imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan campak pada anak kelas 1 SD, Tetanus Difteri (Td) pada anak kelas 2 dan 3 SD dengan harapan generasi penerus bangsa ini mempunyai benteng pertahanan tubuh yang optimal menghadapi penyakit tersebut. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Children at school age are still targeted
and
targeted
immunization
program with the type of diphtheria tetanus immunization (DT) and measles in children 1st grade, Tetanus Diphtheria (Td) in grades 2 and 3 SD in the hope of the future generation has a body defenses optimal face of the disease.
Menuju MDGs 2015
120
Program
sekolah
Immunization program at the school known
dikenal dengan BIAS yaitu Bulan Imunisasi
as BIAS School Children Immunization
Anak Sekolah pada tingkat sekolah dasar
Month in the primary school level with
dengan
imunisasi
measles immunization program in first
campak pada anak kelas I SD. Hasil yang
grade elementary school children. The
dicapai dari kegiatan program imunisasi
results
dengan sasaran anak sekolah di Kota Batam
activities targeting school children in Batam
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
can be seen in the picture below.
program
imunisasi
di
pemberian
obtained
from
immunization
Gambar 4.37. PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DT, Td & CAMPAK ANAK SEKOLAH DI KOTA BATAM TAHUN 2011
100.0 90.4
80.0
87.2
89.8
87.7
60.0 40.0 20.0 0.0 DT
CAMPAK
Td
Td
KELAS I
KELAS I
KELAS 2
KELAS 3
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
School
Children
Immunization
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) jumlah
Month (BIAS) was undertaken in October
sasaran anak kelas I sebanyak 21.005 siswa,
2011 with the target number of children as
kelas II berjumlah 19.99 siswa dan 17.417
much as 21 005 students class I, class II
siswa
diatas
amounted to 19.99 students and 17 417
membandingkan dengan target, cakupan
students in grade III. From the figure above
BIAS belum mencapai target (98%), hal ini
compares with the target, BIAS has not
disebabkan kurangnya partisipasi orangtua,
reached the target coverage (98%), this is
orangtua murid tidak mengizinkan anaknya
due to lack of participation of parents,
untuk diberi imunisasi, terutama di sekolah-
parents do not allow their children to be
sekolah swasta.
immunized, especially at private schools.
kelas
III.
Dari
gambar
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
121
4.5.4. CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI
One indicator of the success of the
Salah satu indikator keberhasilan program
imunisasi
4.5.4. SCOPE OF THE VILLAGE / WARD UCI
dapat
dilihat
immunization program can be seen from
dari
the coverage of rural / village Universal
cakupan desa/kelurahan Universal Child
Child Immunization (UCI) with a percentage
Immunization (UCI) dengan persentase
of basic immunization coverage of at least
cakupan imunisasi dasar minimal 85%.
85%. The year 2011 target is 80% rural /
Adapun target yang tahun 2011 adalah 80%
village UCI and in the year 2015 is expected
desa/kelurahan UCI dan ditahun 2015
to 100% villages / village
diharapkan 100% desa/kelurahan
Batam in 2011 reached 51.56% and
Tahun 2011 Kota Batam baru
urban neighborhoods to achieve UCI, this
mencapai 51.56% kelurahan yang mencapai
figure requires us all to work hard to
UCI, angka ini menuntut kerja keras kita
improve the coverage of the plenary
semua untuk dapat meningkatkan cakupan
administrative UCI in 2014 as an effort in
kelurahan UCI secara paripurna di tahun
realizing the commitments in the MDGs.
2014 sebagai upaya dalam mewujudkan komitmen dalam MDGs. Melihat cakupan UCI tahun 2009 adalah 85%, angka ini tidak dapat dijadikan bahan perbandingan karena tahun 2011 terjadi perubahan definisi desa/kelurahan UCi dalam cakupan dan kriteria imunisasi.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Given the scope UCI in 2009 was 85%, this figure can not be used as a comparison because of 2011 changes the definition
of
rural
/
village
UCI
in
immunization coverage and criteria.
Menuju MDGs 2015
122
Gambar 4.38.
CAKUPAN KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI KOTA BATAM TAHUN 2011. 100 100
JUMLAH KELURAHAN
86
8
100 100 100 83
80
100 83
75
100 80
67
6
60
4
40
25
JUMLAH KELURAHAN
B. AJI
S. LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
S. PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
T. SENGK
KABIL
0 SAMBAU
0 SEKUPANG
20
B. PAD
2
% CAKUPAN KELURAHAN UCI
100
10
KELURAHAN UCI
Sumber : Bidang P2P & PL Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
4.6.
USAHA KESEHATAN SEKOLAH Pelayanan
kesehatan
4.6
sekolah
adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan di sekolah dengan mengutamakan upaya kesehatan promotif dan preventif untuk masyarakat sekolah dan lingkungannya baik mandiri maupun kegiatan lintas sektor. Beberapa kegiatan yang menjadi
BUSINESS SCHOOL HEALTH School health services are health
services that are performed in schools by giving priority to promotive and preventive health measures for the school community and the environment both independently and cross-sector activities.
bagian dari usaha kesehatan sekolah adalah
Some activities that are part of the
penjaringan kesehatan bagi anak kelas 1 SD
business school health care for children is
dan
untuk
netting the 1st grade and level, which aims
mempunyai
to recruit children who have health
masalah kesehatan, baik kesehatan secara
problems, both general health, personal
umum, personal hygiene dan kesehatan gigi
hygiene and dental health through oral
mulut melalui pemeriksaan kesehatan dan
health screening and health promotion .
melakukan promosi kesehatan. Program ini
This program is one indicator of health in
merupakan salah satu indikator standar
the minimum service standards of primary
Pelayanan
health care with
setingkat,
yang
bertujuan
menjaring anak-anak yang
Minimal
Kesehatan
dalam
pelayanan kesehatan dasar dengan target
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
123
100% anak kelas 1 SD dan setingkat
a target of 100% of children in 1st grade
mendapat
and level of health services as intended.
pelayanan
kesehatan
sebagaimana dimaksud. Kegiatan
upaya
penjaringan
Activities for child health efforts to crawl the
kesehatan bagi anak kelas 1 SD dan
1st grade and the level of 2011 in Batam is
setingkat tahun 2011 di Kota Batam adalah
92.7%, with the distribution of coverage by
92.7%, dengan distribusi cakupan menurut
health center working area as shown below
wilayah kerja Puskesmas seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.39.
PERSENTASE PENJARINGAN SISWA SD & SETINGKAT PER PUSKESMAS DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
JUMLAH MURID
3,000
100
96.65
98.18
89.94
100
97.05
98.36
98.15
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
81.07
94.86
91.12
89.84
91.07
2,500 2,000
1,500 1,000 500
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S.PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
B.PADANG
0
% CAKUPAN
100
3,500
%CAKUPAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Adapun
kegiatan
The scope of activities of other
lainnya
school health services as nutritional
seperti Usaha Kegiatan Gizi Sekolah (UKGS)
Activities Business School (UKGS) in
lebih rinci, dapat dilihat pada grafik berikut
more detail, can be seen in the chart
ini
below
pelayanan
cakupan
kesehatan
sekolah
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
124
Gambar 4.40.
CAKUPAN KEGIATAN UKGS DI SD/MI DI KOTA BATAM TAHUN 2011.
80000
72701
70000 60000 50000 40000
31098
30000
PEREMPUAN LAKI-LAKI
17267
20000
6850
10000 0 JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
4.7.
UPAYA
KESEHATAN
BERBASIS
4.7
MASYARAKAT (UKBM) Upaya Masyarakat
(UKBM)
Kesehatan
Berbasis
merupakan
strategi
pembangunan memanfaatkan
kesehatan
dengan
potensi yang ada di
masyarakat mulai dari individu, keluarga, kelompok
dan
masyarakat.
Upaya
kesehatan berbasis masyarakat merupakan bentuk advokasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat baik sarana maupun sumber daya manusia. Beberapa
upaya
kesehatan
COMMUNITY-BASED HEALTH EFFORTS
berbasis
Community-Based Health Efforts are
health
development
strategy
by
exploiting the potential that exists in society ranging from individuals, families, groups and communities. Community-based health improvement is a form of advocacy by utilizing existing resources in both public facilities and human resources. Some community-based health efforts have been made in Batam year are:
masyarakat yang telah dilakukan di Kota Batam tahun adalah : 4.7.1. POSYANDU Posyandu merupakan perpanjangan program kesehatan yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat melalui kader dengan kata lain Posyandu dari, oleh
4.7.1. POSYANDU IHC is an extension of the health program of self-governing by the people through a cadre of IHC in other words, the community and to society. IHC has five main programs, namely maternal and child health, family planning, Imuniasasi,
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
125
masyarakat
masyarakat.
Nutrition and the Prevention of diarrhea.
Posyandu mempunyai 5 program pokok
The presence of IHC in both the number,
yaitu
KB,
distribution and service quality is the
Imuniasasi, Gizi dan Penanggulangan diare.
success of health efforts. In 2011 the
Keberadaan Posyandu baik dalam jumlah,
number of IHC has reached 332 from 319 in
penyebaran dan kualitas pelayanan sangat
2010 posyandu are scattered throughout
menunjang keberhasilan upaya kesehatan.
the territory of the city of Batam.
Tahun
dan
Kesehatan
2011
untuk
ibu
jumlah
dan
anak,
Posyandu
telah
mencapai 332 dari 319 posyandu di tahun 2010 yang tersebar diseluruh wilayah Kota Batam. Gambar 4.41.
JUMLAH POSYANDU PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
37
40 35 30
28
34
33
31
30 27
24
25
19
20
KABIL
15
13
SAMBAU
16 13
15 12
10 5 BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B. PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
SEKUPANG
T. SENGK
B. PADANG
0
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Posyandu tidak hanya dilihat dari
IHC quantity not only seen, but also include
kwantitasnya saja, akan tetapi mencakup
quality integrated health service which is
kualitas pelayanan Posyandu yang disusun
based on several criteria such as frequency
berdasarkan beberapa kriteria antara lain
of activity, the number of active health
frekwensi
worker, the type of service provided and
kegiatan,
jumlah
kader
kesehatan yang aktif, jenis pelayanan yang
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
the additional health programs such as
Menuju MDGs 2015
126
diberikan
dan
program
kesehatan
health funds. IHC is divided into four strata,
tambahan seperti dana sehat. Strata
namely an independent, full, associate and
Posyandu
mandiri,
pratama. IHC Mandiri is conducting at
purnama, madya dan pratama. Posyandu
least 8 times a year with quantity cadre of
Mandiri
yang
more than 5 people, principal program
melaksanakan kegiatan minimal 8 kali
coverage> 50%, the additional program
dalam setahun dengan jumlah kader lebih
coached young children families, elderly,
dari 5 orang, cakupan program pokok >
P2. Malaria, P2. AIDs, P2. Dengue and
50%, adanya program tambahan berupa
other health funds as well as coverage of>
bina keluarga balita, Lansia, P2. Malaria,
50%. While IHC Purnama as Independent
P2. AIDs, P2. DBD dan lain-lain serta
unless the soundness of financial coverage
cakupan dana sehat > 50%. Sementara
<50%. Associate IHC health funds in
Posyandu Purnama sama seperti Posyandu
addition to coverage of <50%, coverage of
Mandiri kecuali cakupan dana sehatnya <
the program is also <50% and has no
50%. Posyandu Madya selain cakupan dana
additional programming. For IHC Primary
sehat < 50%, cakupan program juga < 50%
frequency activities <8 times a year by the
serta
program
amount of cadre <5 the program coverage
Pratama
<50% and no additional program funds
terbagi
adalah
tidak
tambahan.
4,
yaitu
Posyandu
mempunyai
Untuk
Posyandu
frekwensi kegiatan Posyandu < 8 kali
health coverage <50%.
dalam setahun dengan jumlah kader < 5 orang cakupan program < 50% tidak ada program tambahan dan cakupan dana sehat < 50%.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
127
Gambar 4.42.
PROPORSI POSYANDU BERDASARKAN STRATA DI KOTA BATAM TAHUN 2011 6.02
8.73
23.80
61.45
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011.
Di Kota Batam dari 332 posyandu
In Batam from 332 IHC strata obtained by
berdasarkan strata posyandu didapatkan
independent IHC 6:02%, 23.8% IHC full,
posyandu
associate IHC 61.45%, and 8.73% IHC
mandiri
6.02%,
posyandu
purnama 23.8%, posyandu madya 61.45%,
pratama.
dan posyandu pratama 8.73%. Target
standalone / full moon is 40%. Proportion
nasional, untuk Posyandu mandiri/purnama
IHC strata has yet to reach their intended
adalah 40%. Proporsi strata posyandu masih
target,
belum mencapai target yang diharapkan. 4.7.2. DESA SIAGA AKTIF Desa siaga aktif telah dicanangkan sejak tahun 2006, dan merupakan salah satu indikator SPM Kesehatan dalam bentuk UKBM. Desa siaga adalah desa/kelurahan yang
selalu
siaga
terhadap
masalah
kesehatan baik secara fisik maupun sumber daya manusianya. Beberapa kriteria desa
National
targets,
for
IHC
4.7.2. VILLAGE ON ALERT Active standby village has been declared since 2006, and is one indicator of health in the form UKBM SPM. Standby is a rural village / village is always alert to the health problems both physical and human resources. Some of the criteria for active standby villages are:
siaga aktif adalah :
1. forum for the existence of idle village.
1. Adanya Forum komunikasi Desa siaga.
2. The existence of village cadres Standby /
2. Adanya
Cadre for Community Empowerment (KPM)
Kader
Desa
Siaga/Kader
Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
128
3. Pelayanan kesehatan dasar 4. Adanya
Upaya
Kesehatan
3. Berbasis
health
services
4. The existence of Community Based Health
Masyarakat (UKBM)
Efforts (UKBM)
5. Adanya sumber dana operasioanal Desa
5. The existence of idle resources Village
siaga 6. Adanya
Basic
keikutsertaan
operasioanal
organisasi
6. The existence of civil society participation
masyarakat dalam kegiatan Desa siaga
in the activities of the Village of standby
7. Adanya dukungan untuk hidup sehat
7. There is support for a healthy life in the
dalam bentuk aturan tertulis dari lurah
form of written rules of the headman
8. Adanya Pembinaan rumah tangga ber
8. The existence of fostering domestic air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Clean and Healthy Behavior (PHBs).
Adapun presentasi desa siaga aktif terlihat The presentation of the active standby
pada gambar berikut ini.
village
Gambar 4.43.
seen
in
the
picture
below
PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 100
100 100
100 100
100
100
9
100
80
7 6 5
50
50
50
50
60
50 40
4
40
29
3 2
% CAKUPAN
JUMLAH KELURAHAN
8
20
1
DESA SIAGA
DESA SIAGA AKTIF
BATU AJI
SEI LEKOP
BOTANIA
B PERMAI
SEI PANAS
GALANG
S. PANCUR
L. BAJA
BULANG
KABIL
SAMBAU
SEKUPANG
T. SENGK
0 B. PADANG
0
% DESA SIAGA AKTIF
Sumber : Bidang Promkes & Kesga Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
129
Tahun 2011 persentase Desa Siaga
In 2011 the percentage of Active
Aktif adalah 70% (45 dari 64 kelurahan).
Alert Village is 70% (45 of 64 villages).
Keberadaan Desa Siaga Aktif pada tahun
Active Standby village existence in 2015 is
2015 diharapkan telah mencapai 80% guna
expected to have reached an agreement to
memenuhi kesepakatan negara Indonesia
meet the 80% of Indonesia in international
dalam komitmen international (MDGs), hal
commitments (MDGs), it is becoming a
ini menjadi tantangan bagi pemerintah
challenge for the government, especially the
terutama masyarakat Kota Batam untuk
people of Batam to further increase the
lebih
dan
attention and cooperation in improving the
kerjasamanya dalam meningkatkan cakupan
coverage of villages into rural / urban
kelurahan menjadi desa/kelurahan siaga
villages active standby .
meningkatkan
perhatian
aktif.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
130
BAB V
CHAPTER V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
HEALTH RESOURCES SITUATION
KOTA BATAM
CITY BATAM
Pembangunan berpihak
pada
memenuhi
hak
mendapatkan
kesehatan
selalu
Health development is always siding
rakyat
dalam
upaya
with the people in an effort to fulfill the
azazi
manusia
untuk
human rights to get the health status of the
kesehatan
yang
highest. Facing the challenges of the
derajat
setinggi-tingginya. Menghadapi tantangan
globalization
arus globalisasi menuntut strategi upaya
measures in accordance with the times.
kesehatan
dengan
Setting a good strategy in the health
perkembangan zaman. Pengaturan strategi
program, structuring the provision of health
baik dalam bentuk program kesehatan,
infrastructure is needed.
yang
sesuai
strategy
requires
health
penataan dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat diperlukan. Kota
Batam
sebagai
daerah
kepulauan, perkembangan demografi serta daerah
yang
cukup
pesat
dalam
pembangunan menuntut penataan wilayah serta
infrastruktur
guna
pemenuhan
kebutuhan masyarakat di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Menjawab tantangan perubahan yang terjadi, salah satu strategi di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan baik kualitas maupun kuantitas untuk
mewujudkan
visi
pembangunan
Batam
island
as
a
region,
demographic developments and the area rapidly enough in demanding construction and arrangement of the infrastructure to meet the needs of society in all fields including the health sector. Answering the challenge of change, one of the strategies in the health sector is to improve the health infrastructure both quality and quantity of health development to realize the vision of "Healthy and Independent Communities Batam."
kesehatan yakni “Masyarakat Batam Sehat Dan Mandiri.” Kondisi geografis Kota Batam yang
Batam
geographical
condition
which
consists
terdiri dari wilayah kepulauan menjadi
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
131
tantangan tersendiri dalam pembangunan
of the islands is a challenge in health
kesehatan
pengadaan
development, especially in the provision of
kesehatan.
health infrastructure. Provision of health
sarana
terutama dalam dan
Penyediaan
prasarana sarana
harus
facilities should be in synergy with the
bersinergi dengan pengadaan prasarana
provision of infrastructure, especially health
terutama sumber daya manusia kesehatan
human
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
community needs. For the Batam City
Untuk itu Pemerintah Kota Batam melalui
Government through the Department of
Dinas
Health
Kesehatan
kesehatan
selaku
koordinator
resources
as
in
accordance
coordinator
of
with
health
pembangunan kesehatan di Kota Batam
development in Batam to plan human
menyusun rencana kebutuhan sumber daya
resource needs of health in hopes to achieve
manusia kesehatan dengan harapan tujuan
the goals of public health degree Batam
untuk
highest
mencapai
derajat
kesehatan
masyarakat Kota Batam yang setinggitingginya 5.1.
5.1. HEALTH FACILITIES
SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan sebagai salah
satu
komponen
penting
dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, untuk itu pendistribusian sarana kesehatan sesuai dengan kebutuhan sangat penting dipertimbangkan baik dari akses secara finansial
maupun
jangkauan
secara
geografis dan kwantitas sarana kesehatan berdasarkan
jumlah
penduduk
dalam
rangka pemerataan pelayanan kesehatan dengan harapan sarana kesehatan berdaya
Health facilities as one important component in the implementation of health development, to the distribution of health facilities in accordance with the needs of a very important consideration both from access
to
financial
and
geographical
coverage and quantity of health facilities based on population to ensure equal distribution of health services in the hope of efficient healthcare facilities , appropriate and effective manner.
guna, tepat guna dan berhasil guna. Jika dibandingkan jumlah sarana kesehatan pemerintah seperti rumah sakit, Puskesmas,
Puskesmas
pembantu,
Puskesmas keliling baik darat dan laut yang Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
When
compared
government
health
to
the
number
facilities
such
of as
hospitals, health centers, health center attendants, health centers around both land Menuju MDGs 2015
132
ada dengan jumlah penduduk Kota Batam
and sea that exist with a population of
1.056.7015 jiwa secara kwantitas belum
Batam City 1.056.7015 soul is not yet
memadai, namun demikian keberadaan
sufficient quantity, however, the existence
sarana kesehatan swasta seperti rumah
of private health facilities such as private
sakit swasta, balai pengobatan, rumah
hospitals, clinics , maternity hospitals,
bersalin, bidan praktek swasta sangat
midwives
mendukung dalam pemenuhan fasilitas
supportive in meeting the health facilities in
kesehatan di Kota Batam.
Batam.
5.1.1. Sarana Kesehatan Pemerintah
5.1.1. Government Health Facilities
Sarana
kesehatan
pemerintah
dan
merupakan
pemerintah
daerah.
Beberapa
aset sarana
kesehatan pemerintah berupa rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Polindes, Puskesmas keliling laut dan darat, dengan distribusi dan perkembangannya dalam wilayah kecamatan tahun 2011, dapat
private
practice
is
very
Government health facilities are
pemerintah
merupakan sarana yang dibangun oleh
in
facilities built by the government and the local government assets. Some government health facilities in the form of hospitals, health centers, health center aide, Polindes, health centers around the sea and land, with the distribution and development in the sub-districts in 2011, can be seen in the table below.
dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5.1
JUMLAH SARANA KESEHATAN MILIK PEMERINTAH DI KOTA BATAM TAHUN 2011
JENIS SARANA/ KECAMATAN
Rumah sakit
Puskesmas
Pustu
Polindes
Puskel Laut
Puskel Darat
BENGKONG
-
1
2
-
-
1
BATU AMPAR
-
1
2
1
-
2
BEL. PADANG
-
1
5
5
6
1
LUBUK BAJA
-
1
1
-
-
2
GALANG
-
1
9
14
2
3
BULANG
-
1
7
3
4
1
SEKUPANG
1
1
6
2
-
2
BATU AJI
1
1
4
-
-
1
BATAM KOTA
-
2
3
1
-
1
SEI BEDUK
-
1
3
2
-
1
SAGULUNG
-
1
3
-
-
1
NONGSA
-
2
5
2
1
3
2
14
50
30
13
19
JUMLAH
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
133
Puskesmas dan jejaringannya merupakan
Health centers and network a basic health
sarana pelayanan kesehatan dasar dan
service and the hospital is a referral health
rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan
facilities of primary health care facilities.
rujukan dari sarana pelayanan kesehatan
The existence of health facilities is very
dasar. Keberadaan sarana kesehatan ini
helpful for the people of Batam in the health
sangat membantu masyarakat Kota Batam
services as needed.
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. 5.1.2. Private Health Facilities. 5.1.2. Sarana Kesehatan Swasta. Private Health Facility is a nonSarana Kesehatan Swasta adalah
governmental health facilities, which consist
sarana kesehatan non pemerintah, yang
of the General Hospital, Specialty Hospitals,
terdiri dari Rumah Sakit Umum, Rumah
Clinics, Physician Practice, Private Practice
Sakit Khusus, Balai Pengobatan, Praktek
Midwives, Pharmacies, Drug Stores and
Dokter, Bidan Praktek Swasta, Apotik, Toko Obat
dan
Pedagang
Besar
Large Pharmacy. The existence of private
Farmasi.
health facilities can be seen in the table
Keberadaan sarana kesehatan swasta dapat
below.
dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.2
DISTRIBUSI SARANA KESEHATAN SWASTA PER KECAMATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011
RS. Umum
RS. Khusus
Rumah Bersalin
BP/Klinik
Apotik
Toko Obat
PBF
JENIS SARANA/
BEL. PADANG
0
0
0
0
0
3
0
BULANG
0
0
0
0
0
0
0
GALANG
0
0
0
0
0
0
0
SEI BEDUK
1
0
2
23
5
1
0
NONGSA
0
0
3
13
1
5
0
SEKUPANG
0
0
5
11
7
10
0
LUBUK BAJA
3
1
7
30
27
18
12
BATU AMPAR
1
0
3
16
8
4
4
BATAM KOTA
0
3
13
34
34
17
12
SAGULUNG
0
0
5
14
5
9
0
BATU AJI
1
2
13
25
18
10
1
BENGKONG
0
0
10
14
6
8
1
6
6
61
180
111
85
30
KECAMATAN
JUMLAH
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan & Farmamin Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
134
5.2.
TENAGA KESEHATAN
5.2.
HEALTH
Tenaga kesehatan adalah semua
Health workers are all people who
orang yang bekerja secara aktif dan
work actively and health professionals,
profesional
kesehatan,
health or no formal education, which for
berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
certain types of health requires effort. The
yang untuk jenis tertentu memerlukan
success of health development is strongly
upaya
influenced
di
bidang
kesehatan.
pembangunan dipengaruhi
Keberhasilan
kesehatan oleh
mutu
sangat
sumber
daya
manusia (SDM) kesehatan yang berperan
by
the
quality
of
human
resources (HR) health role as a thinker, planner
and
implementer
health
development.
sebagai pemikir, perencana dan pelaksana pembangunan kesehatan. Tenaga kekuatan
kesehatan modal
merupakan
development, which acts as a motor,
pembangunan dibidang kesehatan, yang
motivator, advokator health programs and
berperan
carry out health services in accordance with
sebagai program
dasar
capital base in the areas of health
dalam
advokator
dan
Health personnel is a strength and
motor,
motivator,
kesehatan
dan
community needs. Quantity, quality and
melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai
distribution
dengan kebutuhan masyarakat. Kuantitas,
formation is one strategy needs to be
kualitas serta distribusi sesuai dengan
considered for the development of efficient
formasi kebutuhan merupakan salah satu
and effective manner.
in
accordance
with
the
strategi yang harus dipertimbangkan untuk pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna. Sejalan
dengan
tujuan
pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu sumber daya manusia di berbagai sektor termasuk sumber daya manusia
kesehatan
(SDM
Kesehatan).
In
line
with
the
vision
of
development goals of health and welfare, the government has beside basic pattern of development is the quality of human resource development in various sectors including health human resources (HR Health).
Pembangunan mutu sumber
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
135
daya
manusia
kesehatan
meliputi
Development of quality human resources
perencanaan kebutuhan, pendistribusian,
include health care demand planning,
peningkatan pendidikan, dan pelatihan,
distribution,
secara terpadu dan saling mendukung guna
training, in an integrated and mutually
mencapai derajat kesehatan masyarakat
supportive to achieve the level of public
setinggi-tingginya.
health as high.
baik
swasta/mandiri
pemerintah berjumlah
2867
and
maupun
government and private / independent
orang
amounted to 2867 people with the following details:
dengan rincian sebagai berikut : Tabel 5.3
education
Number of health workers in Batam both
Jumlah tenaga kesehatan di Kota Batam
improving
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI KOTA BATAM TAHUN 2011 STATUS
JENIS TENAGA
JUMLAH
PEMERINTAH 40
SWASTA 75
115
Dokter umum
212
374
586
Dokter Gigi
44
76
120
Bidan
213
324
537
Perawat
497
710
1207
Farmasi
52
64
116
Gizi
10
27
37
Kesehatan masyarakat
47
23
70
Sanitasi
25
39
64
Teknisi medis
5
8
13
Fisoterapi
2
0
2
1147
1720
2867
Dokter Spesialis
JUMLAH
Sumber : Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011
Pendayagunaan
daya
Utilization of human resources to meet the
memenuhi
needs of the community for objective loss of
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
credit for health services that are generally
kesehatan yang secara umum dirancang
designed in the form of the ratio of health
dalam bentuk rasio tenaga kesehatan. Rasio
personnel.
manusia
bertujuan
sumber untuk
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
136
tenaga kesehatan adalah kwantitas tenaga
The ratio of health workers is the quantity of
kesehatan
jenis
health personnel in accordance with the
ketenagaannya dibanding dengan 100.000
type meanpower compared with 100,000
jiwa penduduk.
inhabitant
sesuai
dengan
Di Kota Batam beberapa jenis tenaga
kesehatan
In Batam some kind of health
dengan
rasio
personnel ratio is adequate availability of
kesehatan
telah
health personnel, but there are some
memadai, namun ada beberapa tenaga
workers who are not yet sufficient quantity,
yang secara kuantitas belum mencukupi,
to be more clearly seen in the picture below.
ketersediaan
tenaga
untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
RASIO TENAGA KESEHATAN DIKOTA BATAM TAHUN 2011
1400
160.0
1200
140.0 120.0 100.0
106.6
Ketrampilan Fisik
Kesmas Gizi
11.0
Apoteker
10.9
Teknisi Medis
200
45.1
Perawat
400
dr. Gigi
53.9
Sanitarian
600
80.0
Bidan
dr. Umum
800
dr. Spesialis
JUMLAH TENAGA
1000
60.0 40.0
RASIO TENAGA PER 100.000 PENDUDUK
Gambar 5.1.
20.0
11.5 3.4
4.7
3.8
6.2
0
0.2
0.0 LAKI-LAKI
PEREMPUAN
RASIO TENAGA
STANDAR RASIO
Sumber : Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Batam, Tahun 2011.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
137
Berdasarkan gambar diatas, terlihat
Based on the above picture, it appears that
bahwa tenaga media pada umumnya telah
media personnel in general fulfill workforce
memenuhi rasio ketenagaan secara standar,
ratio by default, it is supported by the
hal ini didukung dengan adanya tenaga
private health care. Paramedical personnel
kesehatan
such as midwives have met the standards of
seperti
swasta.
bidan
Tenaga
target
the target ratio of energy, but for health
standar rasio ketenagaan, namun untuk
worker not yet sufficient. The presence of
tenaga perawat masih belum mencukupi.
medical support personnel only personnel
Keberadaan tenaga penunjang medis hanya
who have met the pharmacy workforce
tenaga farmasi yang telah memenuhi rasio
according to the ratio of the standard ratios,
ketenagaan sesuai standar rasio, sementara
while others such as labor force nutrition,
tenaga lainnya seperti tenaga gizi, ahli
public health experts, sanitary, medical
kesehatan masyarakat, sanitarian, teknisi
technicians and physical skills do not meet
medis
the
dan
telah
paramedis
memenuhi
ketrampilan
fisik
belum
standard
ratio
of
workforce.
memenuhi standar rasio ketenagaan. Selain
rasio
penyebaran/distribusi
ketenagaan,
tenaga
kesehatan
In addition to the ratio of
energy,
dissemination / distribution of
health
sangat penting untuk dipertimbangkan
workers is essential to be considered for
untuk pemerataan pelayanan kesehatan.
equitable distribution of health services.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan
Meeting the needs of health workers when
jika dilihat dari aspek domain masyarakat di
viewed from the aspect of public domain in
Kota Batam belum mampu menjawab
Batam has not been able to answer the
tantangan kebutuhan masyarakat yang
challenges of the needs of people scattered
tersebar dalam wilayah kepulauan. Hal ini
in the archipelago. This needs to be
perlu pertimbangan dan kebijakan yang
considered and the policy objective and
objektif serta strategi tersendiri dalam
strategy of its own in the distribution of
pendistribusian
health
tenaga
kesehatan
personnel
considering
the
mengingat kondisi geografis Kota Batam
geographical conditions of Batam island
yang
kepulauan
which is an area that equitable health
sehingga pemerataan pelayanan kesehatan
services to the community can be achieved.
merupakan
daerah
bagi masyarakat dapat tercapai.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
138
5.3.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
5.3. HEALTH FINANCING
Pembiayaan di bidang kesehatan
Financing in the health sector is a
merupakan aspek yang cukup mendasar
fundamental aspect in the implementation
dalam
of health development to realize the degree
penyelenggaraan
kesehatan
untuk
kesehatan
masyarakat
pembangunan
mewujudkan yang
derajat
of public health as high.
setinggi-
tingginya. Pembiayaan
kesehatan di Kota
Batam tahun 2011 berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp. 158.626.944.248 (12.36%). dari total APBD
Kota
Batam
tahun
2011
Rp.
1.297.001.793.424,-. Dibanding tahun 2010 (9.94%)
terjadi peningkatan anggaran
untuk bidang kesehatan. Adapun proporsi anggaran kesehatan bersumber APBD II untuk
Dinas
36.589.760.644,95,-.
Kesehatan
Rp.
(23.1%),
Unit
Pelayanan Teknis (Puskesmas dan Instalasi Farmasi) sebanyak Rp. 47.915.209.468,-. (30.2%)
RSUD
Embung
Fatimah
Rp.
Health financing in Batam in 2011 came from the State Budget Expenditure (Budget) of Rp. 158 626 944 248 (12:36%). of the total budget of Batam in 2011 to Rp. 1,297,001,793,424, -. Than in 2010 (9.94%) an increase in the budget for the health sector. The proportion of health budget sourced II for the Public Health Service budget of Rp. 36,589,760,644.95, -. (23.1%), Technical Services Unit (Installation of Pharmacy and Health Center) as much as Rp. 47,915,209,468, -. (30.2%) Embung Hospital Fatimah Rp. 74,121,974,136, -. (46.7%).
74.121.974.136,-. (46.7%). Selain dana APBD II, sumber dana
In addition to budget funds II, the source of
kesehatan berasal dari Anggaran Pendapat
health funding from the State Budget
Belanja Negara yang merupakan bantuan
Expenditures opinion that the funding from
dana dari pemerintah pusat. Bantuan dana
central
ini mengiringi program yang dilaksanakan
accompanied
by
a
secara nasional seperti dana Jaminan
implemented
as
funding
Pelayanan
Insurance (Jamkesmas). Labor warranty
(JAMKESMAS),.
Kesehatan Jaminan
Masyarakat persalinan
(JAMPERSAL) dan Bantuan Operasional
government.
(JAMPERSAL)
and
Financial national
Health
aid
is
program
Health
Care
Operational
Assistance (BOK) with
Kesehatan (BOK) dengan total adalah Rp. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
139
2.674.858.000,- sehingga total anggaran
a total of Rp. 2.674858 billion, - so the total
kesehatan Kota Batam Tahun 2011 adalah
health budget Batam Year 2011 was Rp.
Rp. 124.156.437.007,-. Untuk lebih jelasnya
124 156 437 007, -. More detail can be seen
dapat dilihat pada lampiran tabel 60.
in appendix table 60.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
140
BAB VI
CHAPTER VI
KESIMPULAN
CONCLUSION
Penyelenggaraan
pembangunan
Operation of Batam City health
kesehatan Kota Batam dilaksanakan oleh
development implemented by all levels of
seluruh
Dinas
society. Batam City Health Department as
Kesehatan Kota Batam selaku koordinator
the coordinator of the organizers and staff
penyelenggara
dengan
by involving the private sector, inter-related
melibatkan pihak swasta, lintas sektor
sectors and society at large to realize the
terkait dan masyarakat pada umumnya
goal of health development.
lapisan
masyarakat.
dan
jajarannya
untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan. Hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai merupakan hasil estafet hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
Tahun
2011
terdapat peningkatan di bidang kesehatan baik
secara
infrastruktur
berupa
pembangunan dan rehabilitasi sarana dan peningkatan
prasarana
kesehatan
baik
kualitas maupun kuantitas serta beberapa indikator program kesehatan yang menjadi proses
untuk
mencapai
Sustainable health development. In 2011 there were an increase in the health sector both in the form of infrastructure development and rehabilitation facilities and health infrastructure improvement both in quality and quantity as well as some indicators of the health program for achieving the goal of health development in Batam
that
embody
healthy
and
independent communities.
tujuan
pembangunan kesehatan di Kota Batam yakni mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri. Gambaran
derajat
kesehatan
masyarakat merupakan salah satu pilar kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari angka kesakitan, angka kematian, status gizi terutama pada kelompok rawan dan usia
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Picture of public health is one of the pillars of the welfare of society can be seen from morbidity, mortality, nutritional status, especially in vulnerable groups and life expectancy. Menuju MDGs 2015
141
harapan hidup. Upaya yang telah dilakukan
Efforts already undertaken an effort of all
merupakan usaha keras semua pihak,
parties, because each time the determinant
karena
factors of such a dynamic environment,
setiap
determinan
yang
lingkungan, perilaku
waktu
dan
faktor-faktor
dinamis
seperti
population / herediteir, behavioral and
kependudukan/herediteir,
health services provide a positive element
kesehatan
towards a better and less supportive of
memberikan unsur positif kearah yang lebih
other elements that are still some indicators
baik dan unsur lain yang kurang menunjang
that the results are not as expected. Change
sehingga masih beberapa indikator yang
the determinant factor is a wise policy
hasilnya belum sesuai harapan. Perubahan
requires that health care quality remains
faktor determinan menuntut kebijakan yang
optimal and exist to meet the needs of the
arif sehingga kualitas pelayanan kesehatan
people of Batam in the health sector.
tetap optimal dan eksis untuk memenuhi
Improvement of existing facilities and
kebutuhan masyarakat Kota Batam di
infrastructure such as improved health will
bidang kesehatan. Peningkatan yang ada
improve equity in access to health services,
seperti peningkatan sarana dan prasarana
increased human resources both in quantity
kesehatan akan meningkatkan pemerataan
and quality to become a professional staff in
dalam akses pelayanan kesehatan bagi
accordance with the profession to fruition
masyarakat,
sumber daya
for the better. Improving the quality of
manusia baik secara kuantitas maupun
health care management including record
kualitas
yang
keeping system and pelaporam and validity
profesinya
of health data will become a reality
membuahkan hasil menjadi lebih baik.
appropriate information (evidence base)
Peningkatan kualitas manajemen kesehatan
and can be used as a basis for planning in
termasuk sistem pencatatan dan pelaporam
the future, so that health development will
dan validitas data kesehatan akan menjadi
succeed
informasi yang sesuai kenyataan (evidence
community.
peningkatan
untuk
professional
pelayanan
menjadi
sesuai
tenaga
dengan
to
and
appropriate
for
the
base) dan dapat dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan pada masa yang akan
datang,
sehingga
pembangunan
kesehatan akan berhasil guna dan tepat guna bagi masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
142
Tantangan kita saat ini adalah mewujudkan
komitmen
Millenium
Our challenge now is to realize the commitment
of
the
Millennium
Development Goals (MDGS) di bidang
Development Goals (MDG) in health that
kesehatan yang menuntut semua pihak baik
demands all-party government, the private
pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
sector and the community at large to
pada
bermitra,
partner, raise and explore all the potential
menggalang dan menggali semua potensi
that exists to unite and move a step. Let us
yang
menyatukan
realize people healthy and independent
langkah. Mari kita wujudkan Masyarakat
Batam to Batam development vision into
Kota Batam sehat dan mandiri agar visi
reality.
umumnya
ada
dan
pembangunan
untuk
bergerak
Kota
Batam
menjadi
kenyataan.
Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2011
Menuju MDGs 2015
143