Saya Senantiasa Mengutamakan Kesehatan Penderita
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
S E T E B A I D N A W A L N A D , I T A B O H,
CEGA
) S E T E B A I D (BEAT
Gigi Berdesakan 1 /1 (Crowding Teeth)
April 2016 Vol. 20 No. 2
asional (PIN) Pekan Imunisasi N / 20 Polio 2016
a Basmi Tikus & Keco 7 3 Pake Kulit Telur /
ISSN : 14106450
PERINGATAN WORLD CANCER DAY DI RSUD Dr. SOETOMO KAMIS – 4 PEBRUARI 2016
Memperingati Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) yang jatuh pada tanggal 4 Februari, Tim Pusat Pengembangan dan Layanan Kanker RSUD Dr. Soetomo mengadakan seminar bagi perawat dengan tema “Peran Perawat Dalam Penanggulangan Kanker”. Seminar yang diadakan tepat pada 4 Februari 2016 itu diikuti lebih dari seratus perawat RSUD Dr. Soetomo. Tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut Heru Purwanto, dr., Sp.B(K) Onk.; Indra Yuliati, dr.,Sp.OG; Lulus Handayani, dr., Sp.Rad(K)Onk.Rad; Iskandar Ali, dr., Sp.B(K)Onk.; dan Musrini, SST.
Selain seminar, kegiatan yang diketuai oleh Indra Yuliati, dr., Sp.OG juga menggerakkan dokter PPDS untuk memberi penyuluhan di POSA (Poli Onkologi Satu Atap) dan Instalasi Radioterapi. Kegiatan ini menunjukkan usaha dan partisipasi RSUD Dr. Soetomo dalam mengurangi beban global penyakit kanker sesuai dengan tagline World Cancer Day 2016-2018 : “We Can. I Can (Kita Bisa. Saya Bisa)”.
daftar isi April 2016 Vol. 20 No. 2
Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes (Beat Diabetes) HKS – 7 April 2016
38 RUANG WANITA • Macaroni Schotel Kukus • Sayap Ayam Lada Hitam
06 ARTIKEL KESEHATAN 1. Gene Xpert 2. Bukankah Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati 3. Gigi Berdesakan (Crowding Teeth) 4. Diagnosis dan Tata Laksana Nyeri Kepala Tipe Klaster 5. Migren 6. Mengompol pada Anak : Normalkah ?
18 BERITA FOTO • • • • • • • • •
Studi Banding KARS RSUD Ulin Banjarmasin Kunjungan DPRD Kalimantan Selatan Penyerahan Ambulans Studi Banding RS Husada Utama Surabaya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 International Seminar Nursing of Palliative Tim Medis Perawatan Hari Epilepsi Sedunia Course & Workshop on Applied Good Clinical Practice (GCP) • Seminar Kesehatan Populer • Pengangkatan Pejabat Bari di Lingkungan RSUD Dr. Soetomo
39
RUANG UNIK & LUCU
40
kuis mimbar
COVER : Foto bersama Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi pada HUT Paliatif ke 24 - Sabtu, 20 Pebruari 2016.
Dari Redaksi ’Cegah, Obati dan Lawan Diabetes (Beat Diabetes)’, adalah tema Hari Kesehatan Sedunia, 7 April 2016, yang juga menjadi tema Majalah Mimbar kita April 2016 Volume 20 No. 2. Kita muat pesan WHO untuk 10 fakta tentang Diabetes dan apa risiko Diabetes pada anak anak. Juga Lima Gaya Hidup Sehat untuk mengalahkan Diabetes dari Kemenkes RI, silahkan membaca di berita utama. Maka kita harus bergerak bersama-sama dalam upaya menghentikan peningkatan jumlah penyandang diabetes dengan mengendalikan faktor risikonya mulai dari diri sendiri, keluarga, dan kelompok masyarakat Indonesia. Masih banyak yang dapat kita baca di artikel kesehatan yang menjadi favorit pembaca dan berita foto seputar Soetomo selama 3 bulan ini. Serta sekilas info yang cukup menarik dan kadang-kadang kita belum pernah mengetahui sebelumnya sehingga menjadi tambahan pengetahuan. Selamat membaca dan mengisi tiga kuis Mimbar terutama sudoku sebagai senam otak, obat anti pikun.
Susunan Redaksi Pelindung : dr. Harsono - Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo Penasehat : dr. Endang Damayanti, M.Kes, M.Hum - Wakil Direktur dan Keuangan • Bangun Trapsila Purwaka, dr., SpOG(K) - Plt. Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan • Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS - Wakil Direktur Penunjang Medik • Bangun Trapsila Purwaka, dr., SpOG(K) - Wakil Direktur Pendidikan Profesi & Penelitian. Pimpinan Redaksi : Drg. Sri Wahjulien K, MM - Pjk. Instalasi PKRS & Humas Wakil Redaksi : Tutik Murniati, SE - Plh. Kepala Instalasi PKRS & Humas
29
SEKILAS INFO 1. Hospital Wide, Kenapa Perlu ? 2. World Antibiotic Awareness Week (WAAW) 2015-12-25 3. Atasi banjir dan sampah dengan Lubang Resapan Biopori (LRB) 4. Yuk Basmi Tikus Kecoa dan Semut Pake Kulit Telur
april 2016
BERITA UTAMA
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
02
Dewan Redaksi : Roestiniadi Djoko Soemantri, dr., Sp.THT-KL(K) • Sunarso Suyoso, dr., Sp.KK(K) • Didi Aryono Budiyono, dr., SpKJ(K) • Pranawa, dr., Sp.PD.KGH, Agus Hariyanto, dr., SpA (K), Syaiful Islam, dr., Sp.S, Dr. Esti Handayani, dra. Apt.MARS • Rahayu Warni Kusasih, SKM • Rama Krishna, SKM • Ruri Mustikarani, S.Sos • Yasta Dwi Amanda, SKM Tata Usaha
:
Widyowati,
Zainal
Mutakin,
S.Sos,
Susana
Shinta
A.
Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 - 8 Surabaya • Telp. 5501086, 5501088, Website:
5501123
•
eMail:
[email protected]
www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
•
Foto-foto
:
• ZM
Redaksi menerima sumbangan foto atau karangan, berupa tulisan ilmiah, pengalaman kerja, ide cerita, anekdot, suka duka dan lainlain yang menyangkut kesehatan. Redaksi berhak mengurangi atau menambah, tanpa mengubah isi.
1
berita utama
Pada tahun 2008, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita diabetes dan prevalensi ini meningkat, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2012, penyakit ini adalah penyebab langsung dari sekitar 1,5 juta kematian, dengan lebih 80% dari mereka yang terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO memproyeksikan bahwa diabetes akan menjadi penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030.
HARI KESEHATAN DUNIA, 7 April 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes (Beat Diabetes)
2
Hari Kesehatan Dunia 2016 : Beat diabetes Tujuan utama kampanye Hari Kesehatan Dunia 2016 adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang kenaikan kasus diabetes, serta beban dan konsekuensi mengejutkan, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah; dan untuk memicu serangkaian tindakan spesifik, efektif dan terjangkau untuk mengatasi diabetes. Ini akan mencakup langkah-langkah untuk mencegah diabetes dan mendiagnosa, mengobati dan merawat orang-orang dengan diabetes Latar belakang Pada tahun 2008, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita diabetes dan prevalensi ini meningkat, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2012, penyakit ini adalah penyebab langsung dari sekitar 1,5 juta kematian, dengan lebih dari 80% dari mereka yang terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO memproyeksikan bahwa diabetes akan menjadi penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin, hormon yang mengatur gula darah, memberi kita energi yang kita butuhkan untuk hidup. Jika
tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dibakar sebagai energi, gula meningkat hingga tingkat berbahaya dalam darah. Ada 2 bentuk utama dari diabetes. Orang dengan diabetes tipe 1 biasanya membuat tidak ada insulin mereka sendiri dan oleh karena itu memerlukan suntikan insulin untuk bertahan hidup. Orang dengan diabetes tipe 2, bentuk yang terdiri sekitar 90% dari kasus, biasanya memproduksi insulin sendiri, tetapi tidak cukup atau mereka tidak dapat menggunakannya dengan benar. Orang dengan diabetes tipe 2 biasanya kelebihan berat badan dan menetap, 2 kondisi yang meningkatkan kebutuhan insulin seseorang. Seiring waktu, gula darah tinggi dapat berdampak pada setiap sistem organ utama dalam tubuh, menyebabkan serangan jantung, stroke, kerusakan saraf, gagal ginjal, kebutaan, impotensi dan infeksi yang dapat menyebabkan amputasi. Hari Kesehatan Dunia 2016 : pesan kunci WHO berfokus untuk Hari Kesehatan Dunia tanggal 7 April 2016, pada diabetes karena : 1. Epidemi diabetes meningkat dengan pesat di banyak negara, dengan tercatat paling dramatis di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah. 2. Sebagian besar kasus diabetes dapat dicegah. langkah-
Fakta-fakta kunci 1. Pada tahun 2014 prevalensi global diabetes * diperkirakan 9% di antara orang dewasa berusia 18 + tahun 2. Pada tahun 2012, sekitar 1,5 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. 3. Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. 4. WHO memproyeksikan bahwa diabetes akan menjadi penyebab utama 7 kematian pada tahun 2030. 5. Diet sehat, aktivitas fisik secara teratur, menjaga berat badan normal dan menghindari penggunaan tembakau dapat mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. Apa itu diabetes ? Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia, atau timbul gula darah meningkat, adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama
Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 (sebelumnya dikenal sebagai insulindependent, dimulai pada remaja atau anak-anak) ditandai dengan kekurangan produksi insulin dan membutuhkan pemberian insulin setiap hari. Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui dan tidak dicegah dengan pengetahuan saat ini. Gejala termasuk ekskresi berlebihan urin (poliuria), rasa haus (polidipsia), kelaparan konstan, penurunan berat badan, perubahan visi dan kelelahan. Gejala-gejala ini dapat terjadi tiba-tiba. Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 (sebelumnya disebut non-insulindependent atau dimulai pada orang dewasa) hasil dari penggunaan insulin tubuh yang tidak efektif . Diabetes tipe 2 terdiri 90% dari pasien diabetes di seluruh dunia, dan sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik yang kurang. Gejala mungkin mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi sering kurang diperhatikan. Akibatnya, penyakit ini dapat didiagnosis beberapa tahun setelah timbul, setelah komplikasi telah muncul. Sampai saat ini, diabetes tipe ini terlihat hanya pada orang dewasa tetapi kini juga terjadi pada anak-anak. Gestational diabetes Gestational diabetes adalah hiperglikemia dengan nilainilai glukosa darah di atas normal tetapi lebih rendah dari yang terdiagnosis diabetes, terjadi selama kehamilan. Wanita dengan diabetes gestasional berada pada peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan. Mereka juga pada peningkatan risiko diabetes tipe 2 di masa depan. Gestational diabetes didiagnosis melalui pemeriksaan prenatal, bukan gejala yang dilaporkan. Toleransi glukosa terganggu (TGT) dan gangguan glikemia puasa (IFG) adalah kondisi menengah dalam transisi antara normalitas dan diabetes. Orang dengan IGT atau IFG memiliki risiko tinggi terkena diabetes tipe 2, meskipun hal ini tidak bisa dihindari. Apa konsekuensi umum dari diabetes ? Seiring waktu, diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. 1. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Dalam sebuah penelitian multinasional, 50% dari pasien diabetes meninggal akibat penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke) 2. Dikombinasikan dengan aliran darah berkurang, neuropati (kerusakan saraf ) pada kaki meningkatkan kemungkinan ulkus kaki, infeksi dan akhirnya kebutuhan untuk amputasi anggota tubuh. 3. Retinopati diabetik merupakan penyebab penting dari kebutaan, dan terjadi sebagai akibat dari jangka panjang akumulasi kerusakan pada pembuluh darah kecil di retina. Satu persen kebutaan global yang dapat dikaitkan dengan diabetes
april 2016
Tujuan dari Hari Kesehatan Dunia 2016 : Skala up pencegahan, memperkuat pelayanan, dan meningkatkan pengawasan Tujuan utama dari kampanye Hari Kesehatan Dunia 2016 akan ke : 1. Meningkatkan kesadaran tentang kenaikan kasus diabetes, dan beban dan konsekuensi mengejutkan, khususnya di negara-negara rendah dan menengah; 2. Memicu serangkaian tindakan spesifik, efektif dan terjangkau untuk mengatasi diabetes. Ini akan mencakup langkah-langkah untuk mencegah diabetes dan mendiagnosa, mengobati dan merawat orangorang dengan diabetes; dan 3. Luncurkan laporan Global pertama pada diabetes, yang akan menggambarkan beban dan konsekuensi dari diabetes dan advokasi untuk sistem kesehatan yang lebih kuat untuk memastikan peningkatan pengawasan, pencegahan ditingkatkan, dan manajemen diabetes yang lebih efektif.
saraf dan pembuluh darah. Pada tahun 2014, 9% dari orang dewasa 18 tahun dan lebih tua menderita diabetes. Pada tahun 2012 diabetes adalah penyebab langsung dari 1,5 juta kematian. Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
langkah gaya hidup sederhana telah terbukti efektif dalam mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. Menjaga berat badan normal, terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur, dan makan makanan yang sehat dapat mengurangi risiko diabetes. 3. Diabetes dapat diobati. Diabetes dapat dikendalikan dan dikelola untuk mencegah komplikasi. Meningkatkan akses ke diagnosis, pendidikan manajemen diri dan pengobatan yang terjangkau merupakan komponen penting. 4. Upaya untuk mencegah dan mengobati diabetes akan menjadi penting untuk mencapai global Pembangunan Berkelanjutan Goal 3 target mengurangi angka kematian dini dari penyakit menular (NCD) dengan sepertiga pada tahun 2030. Banyak sektor masyarakat memiliki peran untuk bermain, termasuk pemerintah, pengusaha, pendidik, produsen, masyarakat sipil, sektor swasta, media dan individu itu sendiri.
3
berita utama 4. Diabetes adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal 5. Risiko keseluruhan kematian di antara orang dengan diabetes setidaknya dua kali lipat risiko rekan-rekan mereka tanpa diabetes Bagaimana beban diabetes berkurang ? Pencegahan Langkah-langkah gaya hidup sederhana telah terbukti efektif dalam mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. Untuk membantu mencegah diabetes 2 dan komplikasinya jenis, orang harus : 1. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat; 2. Aktif secara fisik - setidaknya 30 menit dari biasa, aktivitas intensitas sedang di hampir setiap hari. Lebih banyak aktivitas diperlukan untuk mengendalikan berat badan; 3. Makan makanan yang sehat antara 3 dan 5 porsi buah dan sayuran sehari dan mengurangi gula dan asupan lemak jenuh; 4. Menghindari penggunaan tembakau - merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Diagnosis dan pengobatan Diagnosis dini dapat dilakukan melalui tes darah yang relatif murah. Pengobatan diabetes melibatkan menurunkan glukosa darah dan kadar faktor risiko lain yang diketahui lyang merusak pembuluh darah. Penggunaan tembakau penghentian juga penting untuk menghindari komplikasi. Intervensi yang baik untuk penghematan biaya dan yang layak di negara berkembang meliputi : 1. Kontrol glukosa darah moderat. Orang dengan diabetes tipe 1 membutuhkan insulin; orang dengan diabetes tipe 2 dapat diobati dengan obat oral, tetapi juga mungkin memerlukan insulin;
4
2. Kontrol tekanan darah; 3. Perawatan kaki. Intervensi penghematan biaya lainnya termasuk : 1. Skrining dan pengobatan untuk retinopati (yang menyebabkan kebutaan); 2. Kontrol lipid darah (untuk mengatur kadar kolesterol); 3. Skrining untuk tanda-tanda awal penyakit ginjal terkait diabetes. Langkah-langkah ini harus didukung oleh pola makan yang sehat, aktivitas fisik secara teratur, menjaga berat badan normal dan menghindari penggunaan tembakau. Respon WHO WHO bertujuan untuk merangsang dan mendukung penerapan langkah-langkah efektif untuk pengawasan, pencegahan dan pengendalian diabetes dan komplikasinya, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Untuk tujuan ini, WHO : 1. Memberikan pedoman ilmiah untuk pencegahan diabetes 2. Mengembangkan norma dan standar untuk diagnosis diabetes dan perawatannya 3. Membangun kesadaran tentang epidemi global diabetes; perayaan Hari Diabetes Dunia (14 November); 4. Melakukan pengawasan diabetes dan faktor risiko. Strategi WHO Global pada diet, aktivitas fisik dan kesehatan melengkapi kerja WHO untuk diabetes dengan berfokus pada pendekatan populasi besar untuk mempromosikan diet sehat dan aktivitas fisik secara teratur, sehingga mengurangi masalah global yang terus meningkat dari kelebihan berat badan dan obesitas. * Ditetapkan sebagai glukosa darah puasa > = 7 mmol/l atau obat untuk glukosa darah yang meningkat atau dengan riwayat diagnosis diabetes.
Di Indonesia
Diabetes saat ini sudah menjadi penyakit pembunuh nomor 3 di Indonesia, merujuk pada data Sampel Registration Survei 2014. Data-data memperlihatkan peningkatan jumlah penyandang diabetes. Data Riskerdas menunjukan, peningkatan prevalensi dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta (2013). Sedangkan, pada tingkat global, berdasarkan data International Diabetes Federation, estimasi penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan 10 juta, menempati urutan ketujuh tertinggi setelah China, India, Amerika, Brasil, Rusia, dan Meksiko. Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, dalam buku panduan penyelenggaraan kampanye Hari Kesehatan Sedunia 2016, Selasa (5/4/2016), mengharapkan semua pihak dapat meningkatkan kepedulian untuk memperkuat upaya-upaya pengendalian faktor risiko penyakit diabetes, yaitu dengan mendorong dan membudayakan gaya hidup sehat untuk mengalahkan diabetes. Ada lima gaya hidup sehat untuk mengalahkan diabetes seperti beriktut ini : 1. Mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap hri, kurangi penggunaan garam, gula, dan lemak, serta hindari
2. 3.
4.
5.
makanan olahan/kemasan yang mengandung banyak garam dan gula. Upayakan untuk bergerak secara aktif dengan melakukan aktifitas fisik/olahraga secara baik, benar, teratur dan terukur. Jangan tunggu sakit, lakukan pemeriksaan kesehatan/deteksi dini faktor risiko diabetes secara teratur, awasi berat badan dan jaga agar tetap ideal (IMT 18-23), periksa gula darah dan tekanan darah secara berkala. Bagi yang sudah menyandang diabetes, ikuti saran medis dengan minum obat teratur, menjaga pola makan, beraktivitas fisik dan meningkatkan kemandirian. Peningkatan jumlah penyandang diabetes akan meningkatkan angka kecacatan dan kematian dini, peningkatan pembiayaan kesehatan, meningkatkan beban JKN dan meningkatnya beban ekonomi negara. Untuk seluruh komponen bangsa harus bergerak bersama-sama dalam upaya menghentikan peningkatan jumlah penyandang diabetes dengan mengendalikan faktor risikonya mulai dari diri sendiri, keluarga, kelompok masyarakat, kabupaten/ kota provinsi dan nasional. Sumber : Bisnis.com
10 fakta tentang diabetes 1. Sekitar 347 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes Ada epidemi global yang muncul dari diabetes yang dapat ditelusuri kembali ke peningkatan pesat dalam kelebihan berat badan, termasuk obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. 2. Diabetes diprediksi menjadi penyebab utama 7 kematian di dunia pada tahun 2030 Jumlah kematian akibat diabetes diproyeksikan meningkat lebih dari 50% dalam 10 tahun ke depan. 3. Ada dua bentuk utama diabetes Diabetes tipe 1 ditandai oleh kurangnya produksi insulin dan diabetes tipe 2 akibat dari penggunaan insulin tubuh yang tidak efektif . 4. Jenis ketiga dari diabetes adalah diabetes gestational Tipe ini ditandai dengan hiperglikemia, atau timbul gula darah, dengan nilai di atas normal, tetapi di bawah mereka yang terdiagnostik diabetes, terjadi selama kehamilan. Wanita dengan diabetes gestasional berada pada peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan. Mereka juga pada peningkatan risiko diabetes tipe 2 di masa depan. 5. Diabetes tipe 2 adalah jauh lebih umum daripada diabetes tipe 1 Tipe 2 sekitar 90% dari semua diabetes di seluruh dunia. Laporan dari diabetes tipe 2 pada anak-anak yang sebelumnya jarang - telah meningkat di seluruh dunia. Di beberapa negara, itu menyumbang hampir
setengah dari kasus baru didiagnosis pada anak-anak dan remaja. 6. Penyakit kardiovaskular bertanggung jawab untuk antara 50% dan 80% kematian pada orang dengan diabetes Diabetes telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit dini dan kematian di sebagian besar negara, terutama melalui peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (CVD). 7. Pada tahun 2012 diabetes adalah penyebab langsung dari 1,5 juta kematian 8. 80% kematian diabetes terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah Di negara-negara maju kebanyakan orang dengan diabetes di atas usia pensiun, sedangkan di negaranegara berkembang yang paling sering terkena adalah berusia antara 35 dan 64. 9. Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, amputasi dan gagal ginjal Kurangnya kesadaran tentang diabetes, dikombinasikan dengan akses yang tidak cukup untuk pelayanan kesehatan dan obat-obatan penting, dapat mengakibatkan komplikasi seperti kebutaan, amputasi dan gagal ginjal. 10. Diabetes tipe 2 dapat dicegah Tiga puluh menit aktivitas fisik intensitas sedang pada hampir setiap hari dan diet yang sehat secara drastis dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah.
Q : Apa saja risiko diabetes pada anak-anak ? A : Frekuensi diabetes meningkat di seluruh dunia, dan studi menunjukkan anak-anak meningkatkan risiko terkena diabetes. Sekitar 350 juta orang di seluruh dunia memiliki penyakit, sejumlah kemungkinan lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun ke depan. Seiring waktu, diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal dan saraf - menyebabkan masalah kronis dan kematian dini. Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 (kadang-kadang disebut insulindependent, dimulai pada anak, remaja) terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, hormon yang mengatur gula darah. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Banyak negara yang mendokumentasikan jumlah yang lebih kasus baru didiagnosa diabetes tipe 1,
terutama pada anak-anak muda. Menariknya, beberapa pola penyakit di antara anak-anak menyerupai epidemi penyakit menular. Saat ini, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 (kadang-kadang disebut-non-insulin dependent atau dimulai pada orang dewasa) terjadi ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Seringkali dicegah, dapat diakibatkan dari kelebihan berat badan dan tidak ada aktivitas fisik, dan kadang-kadang, kecenderungan genetik. Baru-baru ini, diabetes tipe 2 telah semakin dilaporkan pada anak-anak dan remaja, begitu banyak sehingga di beberapa bagian dunia jenis diabetes 2 telah menjadi jenis utama diabetes pada anak-anak. Kenaikan global obesitas dan kurangnya aktivitas fisik secara luas diyakini memainkan peran penting. kebiasaan makan dan gaya hidup sehat adalah pertahanan yang kuat terhadap penyakit.
Sumber : http://www.who.int/campaigns/world-health-day/2016/event/en/
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Tanya Jawab Secara online
april 2016
Apa resiko diabetes pada anak-anak
5
artikel kesehatan
GENE XPERT : ALAT DIAGNOSTIK TB CEPAT Oleh : Titiek Sulistyowati, dr, Deby Kusumaningrum, dr, M.Si Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Soetomo
P
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
enyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis menular dan dianggap sebagai salah satu penyakit paling “tua” yang menyerang manusia. Sampai saat ini TB masih menjadi masalah utama global dan menjadi penyebab kematian pada penduduk usia produktif. Di Indonesia TB merupakan ranking kedua dengan beban TB tertinggi di dunia setelah India.Menurut data WHO tahun 2014, diperkirakan terdapat 9,6 juta kasus TB baru meliputi 5,4 juta kasus pada pria, 3,2 juta kasus pada wanita, dan 1 juta kasus pada anak. Kematian akibat TB juga sangat tinggi dengan jumlah 1,5 juta dalam setahun dimana 1,1 juta kasus dengan HIV negatif dan 0,4 juta kasus dengan HIV positif. Permasalahan pun semakin kompleks karena adanya kasus TB yang kebal terhadap obat (MDR-TB) sehingga semakin turut menyumbang angka kematian di dunia. Meskipun demikian, TB merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Untuk mengurangi beban ini, keterlambatan diagnosis dan pengobatan harus segera diatasi dengan memperkuat jejaring laboratorium dan pengembangan alat-alat mutakhir berbasis teknologi.
6
FAKTA TENTANG TB TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri tahan asam “Mycobacterium tuberculosis”. Bakteri ini biasanya menyebabkan gejala di paru (TB paru), tetapi bisa juga di tempat lain (TB ekstra paru). Penularan bakteri ini melalui udara dari pasien dengan TB paru misalnya batuk. Secara keseluruhan, sekitar 5-15% dari 2-3 milyar orang yang terinfeksi TB akan berkembang menjadi penyakit TB sepanjang hidup mereka, terutama orang dengan HIV positif. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain : M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis dan sebagainya yang dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis, dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis), juga bisa menimbulkan gejala di paru dan terkadang mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Pemeriksaan bakteriologis menjadi sarana diagnosis ideal untuk TB karena mampu mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis. Untuk itu, laboratorium TB mempunyai peran penting dalam Program Pengendalian TB, karena diagnosis pasti TB adalah ditemukannya Mycobacterium tuberculosis dari spesimen pasien diduga TB. Metode diagnosis TB paling umum di seluruh dunia adalah pemeriksaan dahak dengan mikroskop untuk mencari adanya bentukan bakteri tahan asam (BTA). Metode ini sangat mudah dikerjakan, murah, dan telah dikembangkan sejak 100 tahun yang lalu. Kekurangan metode ini kurang sensitif
mendeteksi bakteri tahan asam pada pasien TB dengan HIV positif dan pasien anak dengan jumlah bakteri yang sedikit.Pemeriksaan dahak mikroskopis juga tidak bisa melihat adanya resistensi bakteri terhadap obat. Kultur atau biakan merupakan gold standard untuk diagnosis TB karena mampu mengidentifikasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menentukan pola resistensi terhadap obat anti TB. Kultur membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga sering menyebabkan keterlambatan diagnosis. Selain itu, pemeriksaan kultur juga membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi dan biaya yang cukup mahal. Seiring berjalannya waktu, perkembangan diagnosis TB dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat terutama penggunaan tes diagnosis cepat dengan teknologi molekuler. PEMERIKSAAN GENE XPERT MTB/RIF Gene Xpert MTB/RIFmerupakan suatu alat uji molekuler yang didasarkan pada amplifikasi asam nukleat dan deteksi gen rpoB spesifik Mycobacterium tuberculosis, menggunakan Real-time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) dengan penanda molekul. Tes ini juga mendeteksi mutasi terkait dengan resistensi rifampisin, yang berfungsi sebagai proxi untuk MDR-TB (Multidrug Resistant Tuberculosis). Sistem ini sepenuhnya otomatis mengintegrasikan pengolahan sputum, ekstraksi DNA, dan amplifikasi untuk mendiagnois TB. Sampel yang digunakan adalah dahak dengan volume minimal 1 ml yang dicampur dengan reagen (buffer) yang telah tersedia ke dalam catridgedisposibel, kemudian dimasukkan ke dalam mesin Gene Xpert. Semua proses dikerjakan oleh mesin secara otomatis dalam waktu 1 jam 45 menit. Teknisi dapat dilatih dalam 1-2 hari, hanya 2 langkah (penambahan buffer dan sampel sputum) secara manual. Setiap modul mesin dapat memproses 4 sampel harian (modul yang lebih besar dapat menjalankan 200 tes tiap 8 jam per hari). Gene Xpert bekerja dalam sistem tertutup sehingga minimal kontaminasi dan biosafety.
Interpretasi gene Xpert MTB/RIF Hasil gene Xpert MTB/RIF menunjukkan apakah MTB terdeteksi atau tidak di dalam sampel. Jika MTB terdeteksi, hasil juga menyatakan apakah resistensi terhadap RIF terdeteksi, tidak terdeteksi, atau tidak tentu (indeterminate). Beberapa kasus, hasil “tidak valid,” dimana tes harus diulang. Selain gene Xpert MTB/RIF, spesimen pasien juga harus dilakukan kultur MTB untuk memastikan isolat dan uji sensitivitas terhadap obat serta genotip. RIF Resistance Terdeteksi Hasil positif MTB dan RIF Resistance berarti bahwa bakteri memiliki probabilitas tinggi resistensi terhadap rifampisin. Hal ini harus dikonfirmasi dengan kultur dan uji sensitivitas terhadap obat TB lini pertama dan kedua untuk menentukan rejimen obat yang tepat dan efektif. RIF Resistance Tidak Terdeteksi Hasil positif MTB, tetapi RIF Resistance negatif berarti bahwa bakteri mungkin sensitif terhadap rifampisin. Namun, semua sampel yang positif MTB harus memiliki tetap dilakukan kultur dan uji sensitivitas terhadap obat TB lini pertama. RIF Resistance tidak tentu (indeterminate) Hasil positif MTB dan tidak tentu untuk RIF Resistance berarti bahwa tes tidak akurat menentukan apakah bakteri
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. 2015. Global tuberculosis report 2015. Geneva : WHO. 2. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Kemenkes RI. 3. WHO. 2013. Automated real-time nucleic acid amplification technology for rapid and simultaneous detection of tuberculosis and rifampicin resistance: Xpert MTB/RIF assay for the diagnosis of pulmonary and extrapulmonary TB in adults and children policy update . Geneva : WHO. 4. http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/xpert_ mtb-rif.htm 5. http://www.tbindonesia.or.id/tb-mdr/
april 2016
Gambar 2. Alat GeneXpert dan salah satu hasil pemeriksaan Gene Xpert di Laboratorium Tuberkulosis Instalasi Mikrobiologi RSUD Dr Soetomo
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Gambar 1. Tahapan pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF
resisten terhadap rifampisin. Kultur dan uji sensitivitas terhadap obat TB lini pertama harus tetap dilakukan. Gene Xpert MTB/RIF menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas tinggi untuk mendeteksi penyakit TB paru. Berbagai studi menunjukkan bahwa akurasi diagnostik gene Xpert MTB mempunyai sensitivitas 88% dan spesifisitas 99%. Namun, ketika gene Xpert MTB digunakan sebagai uji tambahan untuk kasus mikroskop BTA negatif, sensitivitas hanya 68% dan spesifisitas 99%. Studi in vitro menunjukkan bahwa deteksi minimal dari alat gene Xpert adalah 131 CFU/mL bakteri MTB dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis yang bisa mendeteksi minimal 100.000 CFU/ mL.Demikian halnya ketika Gene Xpert MTB/RIF digunakan sebagai uji awal untuk mendeteksi resistensi rifampisin mempunyai sensitivitas 95% dan spesifitas 98%. Rekomendasi WHO pemeriksaan Gene Xpert MTB/RIF untuk TB paru • Uji diagnostik awal orang dewasa yang diduga MDR-TB atau TB-HIV. • Uji diagnostik awal anak yang diduga MDR-TB atau TBHIV. • Uji diagnostik awal semua orang dewasa yang diduga TB (tergantung kemampuan sumber daya). • Uji diagnostik awal semua anak yang diduga TB (tergantung kemampuan sumber daya). • Ujifollow up mikroskopi pada orang dewasa yang diduga TB tetapi tidak berisiko MDR-TB atau TB-HIV, terutama uji lebih lanjut dari direk BTA negatif (tergantung kemampuan sumber daya). Rekomendasi WHO pemeriksaan Gene Xpert MTB/RIF untuk TB ekstra paru: • Uji diagnostik awal untuk spesimen Cerebro Spinal Fluid pasien yang diduga menderita meningitis TB. • Uji pengganti pemeriksaan biasa (direk mikroskopis, kultur atau histopatologi) untuk spesimen ekstra paru tertentu (kelenjar getah bening dan jaringan lain) pasien yang diduga TB paru. Penggunaan dan penempatan Gene Xpert MTB/RIF dalam algoritma diagnostik akan memiliki implikasi signifikan bagi implementasi operasional, dan penggunaannya harus bertahap dalam konteks rencana strategis nasional untuk TB. Pemanfaatan alat diagnosis cepat Gene Xpert MTB/RIF di Indonesia digunakan untuk pemeriksaan penapisan TBMDR dan TB-HIV. Hingga tahun 2013, pemeriksaan Gene Xpert MTB/RIF dapat diakses di 17 laboratorium di seluruh Indonesia termasuk laboratorium mikrobiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada tahun 2014 direncanakan setiap provinsi di Indonesia akan mempunyai akses alat diagnostik cepat Gene Xpert MTB/RIF. Dengan upaya tersebut maka pasienTB dapat didiagnosis dengan cepat dan dapat segera mendapat pengobatan, supaya tidak menjadi sumber penularan di masyarakat.
7
artikel kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
P
8
Bukankah Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati? Oleh: Sajuni Widjaja, dr., Dr. Marijam Purwanta, Dra., M.Sc., Apt. Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Soetomo
rinsip di atas berlaku untuk semua penyakit, namun konteks yang penulis angkat saat ini terutama di bidang infeksi, yaitu pencegahan melalui imunisasi, khususnya imunisasi aktif. Penulis berharap agar pembaca mimbar mengerti dan paham akan pentingnya imunisasi. Imunisasi merupakan proses menginduksi imunitas (daya tahan tubuh) secara buatan baik dengan vaksinasi (imunisasi aktif ) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif ). Imunisasi aktif merangsang sistem imun tubuh membentuk antibodi dan respons imun seluler yang akan melawan agen infeksi tertentu; sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan imunoglobulin (antibodi) yang berasal dari luar, misal dari plasma donor, dan dari ibu ke janin. Imunisasi ini memberikan kekebalan sementara karena imunoglobulin yang diberikan akan dimetabolisme oleh tubuh. Imunisasi aktif atau lebih dikenal dengan vaksinasi merupakan suatu tindakan dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu kuman penyebab infeksi yang akan merangsang sistem imun dan menimbulkan kekebalan. Konsep vaksinasi telah dikenal mulai abad ke-7,dimana beberapa bhiksu Indian meminum bisa ular agar menjadi kebal terhadapnya. Dokumen mengenai konsep vaksinasi sudah ada pada abad 18 mengenai pencegahan terhadap Campak Jerman (Smallpox) di China. Cara-cara yang mereka pakai antara lain dengan meniupkan bubuk keropeng pasien ke hidung orang sehat, memasukkan bubuk keropeng pada kapas dan memberikannya pada hidung orang sehat, meletakkan pakaian dalam anak yang terinfeksi pada anak sehat selama beberapa hari. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa vaksinasi berhasil mengeradikasi penyakit Variola di dunia pada tahun 1980. Vaksinasi menurunkan angka mortalitas penyakit campak dari sekitar 535.300 kematian di tahun 2000 menjadi 139.300 di tahun 2010. Vaksinasi mengurangi kasus polio sekitar 99% dari 350.000 kasus pada tahun 1988 menjadi 1352 kasus di tahun 2010. Vaksinasi berhasil mencegah sekitar 2 hingga 3 juta kematian/tahun. WHO juga melaporkan masih ada 19.3 juta anak di bawah usia 1 tahun yang tidak mendapatkan vaksinasi DTP3, 70 % dari anak-anak tersebut terutama tinggal di regio Asia Tenggara dan Afrika. Penyakit Pneumococcal dan diare Rotavirus mengakibatkan sejumlah 1 juta kematian/tahun pada bayi dan balita yang tidak mendapatkan vaksinasi. Satu dari setiap lima anak di dunia belum lengkap mendapat vaksinasi dasar mereka. WHO mencanangkan aksi gerakan vaksin secara global dengan harapan pada tahun 2020, siapapun dan dimanapun mereka tinggal akan hidup bebas dari penyakit-penyakit yang telah dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin di dunia terdiri atas lima tipe . 1. Vaksin hidup mengandung virus hidup yang dilemahkan (contoh : vaksin cacar air, vaksin cacar-gondongan-campak Jerman). 2. Vaksin yang mengandung virus yang telah diinaktifkan (contoh : vaksin polio). 3. Vaksin toksoid yang mencegah penyakit akibat toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri
(contoh : vaksin diphtheria dan tetanus). 4. Vaksin subunit mengandung hanya antigen penting dari virus atau bakteri (contoh : vaksin batuk rejan). 5. Vaksin konjugat yang merupakan gabungan antigen protein dan lapisan luar polisakarida. Vaksin membentuk kekebalan yang spesifik sesuai jenis vaksin. Kekebalan umumnya didapat sekitar 2 minggu setelah pemberian vaksin. Saat tubuh terpapar kedua kali dengan bakteri maupun virus yang sesungguhnya maka respons kekebalan tubuh (terbentuknya antibodi dan sel pertahanan tubuh) akan cepat muncul dalam jumlah banyak menangani infeksi tersebut. Vaksin dapat mencegah terjadinya KLB dari penyakit menular melalui imunitas massal. Imunitas massal berarti dengan semakin banyak orang yang kebal terhadap penyakit infeksi (baik karena vaksinasi atau penyakit alamiah sebelumnya) akan memperkecil penyebaran penyakit infeksi dari satu orang ke lainnya. Dengan semakin banyak orang yang divaksinasi, efek protektif imunitas masal pun akan meningkat. Umumnya diperlukan vaksinasi dengan cakupan sejumlah 80 hingga 95% untuk mencegah KLB. Imunitas massal ini pun melindungi orang yang tidak dapat divaksinasi atau gagal vaksinasi seperti pada orang dengan sistem imun lemah, penyakit kronis maupun alergi. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) umumnya ringan. Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi gejala lokal dan sistemik serta reaksi lainnya, dapat timbul secara cepat maupun lambat. Pada umumnya, makin cepat KIPI terjadi makin berat gejalanya. Pada anak, KIPI yang paling serius adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 1 dalam 50.000 dosis DPT (whole cell pertussis), tetapi yang benar-benar anafilaksis hanya 1-3 kasus di antara 1 juta dosis. Hasil akhir dari program imunisasi adalah eradikasi suatu penyakit. Mengingat begitu banyak manfaat vaksin dibandingkan kerugiannya bukankah seharusnya kita semua ikut berperan serta dalam aksi WHO meningkatkan cakupan vaksinasi. Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Marilah mulai dari diri kita sendiri dan keluarga kita. Perlengkapi diri serta keluarga kita dengan vaksinvaksin yang telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Daftar Pustaka • Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA. 2013. Vaccines. 6th ed. Elsevier. • Atkinson w, Hamborsky J, Wolfe S. 2012. Centers for Disease Control and Prevention Epidemiology and Prevention of Vaccine Preventable Diseases. 12th ed. Public Health Foundation. Washington DC. • Hadinegoro S R S. 2000. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Sari Pediatri. Vol.2 (1). Hal 4. • Melanie W. 2016. How do vaccines work. http://carrington.edu/blog/medical/vaccines/ vaccines-work. 12 Februari 2016 (22:00).
9
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi IDAI 2014
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Gambar dikutip dari : http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014.html
10 april 2016
Jadwal Imunisasi Dewasa Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI 2014 | Gambar dikutip dari : http://pbpapdi.org/papdi.php/jadwal-imunisasi-dwasa-2014.html
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
artikel kesehatan
Gigi Berdesakan (Crowding Teeth) Herry Wahyudi Aqfari, drg, Sp.Ort / Staf SMF Poli Gigi dan Mulut RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Faktor herediter (genetik) Gigi berdesakan berhubungan erat dengan genetika karena banyaknya maloklusi yang disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya pada pria yang mempunyai gigi dan rahang yang besar menikah dengan wanita
Faktor lokal Gigi sulung tanggal prematur, gigi sulung yang tanggal prematur dapat berdampak pada susunan gigi permanen Semakin muda umur pasien pada saat terjadi tanggal prematur gigi sulung semakin besar akibatnya pada gigi permanen. Gigi yang paling sering tanggal premature adalah molar kedua sulung baik rahang atas maupun rahang bawah. Dampak yang ditimbulkan adalah gigi-gigi sebelahnya bergeser ke arah diastema. Jika molar kedua sulung sudah hilang karena terpaksa dicabut, tempatnya akan terisi molar pertama permanen. Molar pertama permanen miring ke mesial, sehingga tempat untuk premolar pertama dan kedua berkurang, akibatnya gigi premolar akan tumbuh di luar lengkung gigi dan berdesakan. Penting mencegah tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya. Persistensi, gigi sulung yang sudah melewati waktunya tanggal tetapi tidak tanggal. Keadaan yang jelas menunjukkan persistensi gigi sulung adalah apabila gigi permanen pengganti telah erupsi tetapi gigi sulungnya tidak tanggal. Gigi yang berlebih (supernumeri teeth), gigi kelebihan yang paling sering ditemukan di bagian tengah rahang atas adalah mesiodens. Gigi ini dapat menghalangi erupsi atau menggeser insisiv pertama permanen. Gigi mesiodens akan menyebabkan gigi berdesakan. Kebiasaan-kebiasaan buruk, ini biasanya terjadi pada masa pertumbuhan. Kebiasaan buruk antara lain: Kebiasaan mengisap jari, akibat yang ditimbulkan jika kebiasaan itu berlanjut sampai gigi permanen erupsi akan terdapat maloklusi berupa insisiv atas proklinasi dan terdapat diastema. Maloklusi terjadi ditentukan oleh jari mana yang diisap dan bagaimana pasien meletakkan jarinya pada waktu mengisap. Menggigit pensil, terkadang anak-anak di saat belajar mempunyai kebiasaan menggigit pensil, hal ini dapat menyebabkan gigi yang dipakai untuk menggigit tadi akan keluar lengkung gigi yang benar. Keadaan yang sama bisa terjadi pada keadaan kebiasaan menggigit kuku.
april 2016
yang gigi dan rahangnya kecil, maka anaknya memiliki gigi yang berdesakan. Hal ini disebabkan gigi dari ayahnya dan lengkung rahang dari ibunya yang tidak serasi.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
M
aloklusi adalah penyimpangan letak gigi atau malrelasi lengkung geligi (rahang) di luar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh yang lain, tetapi karena variasi letak gigi mudah diamati dan menganggu estetik sehingga menarik perhatian dan memunculkan keinginan untuk melakukan perawatan. Terdapat bukti bahwa prevalensi maloklusi meningkat, peningkatan ini sebagian dipercayai sebagai proses evolusi yang diduga akibat meningkatnya variabilitas gen dalam populasi yang bercampur dalam kelompok ras. Maloklusi dapat disebabkan adanya kelainan gigi dan malrelasi lengkung geligi atau rahang. Penyimpangan letak gigi berupa ciri-ciri maloklusi yang macam dan jumlahnya sangat bervariasi pada tiaptiap individu. Ciri-ciri maloklusi diantaranya adalah gigi berdesakan/berjejal (crowding), ada ruang antara gigi (diastema), gigitan silang (crossbite). Gigi berdesakan (Crowding teeth) merupakan akibat maloklusi yang disebabkan oleh tidak proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila atau mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung gigi. Gigi berdesakan secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi, ukuran rahang dan bentuk lengkung. Tiga keadaan yang memudahkan lengkung gigi menjadi berdesakan adalah lebar gigi yang besar, tulang basal rahang yang kecil, atau kombinasi dari gigi yang lebar dan rahang yang kecil. Secara garis besar etiologi atau penyebab suatu maloklusi dapat digolongkan dalam faktor herediter (genetik) dan faktor lokal. Kadang-kadang suatu maloklusi sukar ditentukan secara tepat etiologinya karena adanya berbagai faktor (multifaktor) yang mempengaruhi pertumbuhkembangan.
11
artikel kesehatan
Diagnosis dan Tata Laksana Nyeri Kepala Tipe Klaster *
Hanik Badriyah Hidayati, dr, SpS*; Santoso, dr ** Staf Departemen Neurologi FK UNAIR – RSUD Dr Soetomo Surabaya ** PPDS Neurologi FK UNAIR – RSUD Dr Soetomo Surabaya
N
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
yeri kepala tipe klaster merupakan nyeri kepala neurovaskuler primer, berupa nyeri kepala ketat unilateral yang berhubungan dengan tanda otonom kranial ipsilateral dan biasanya memiliki irama sirkadian atau tahunan. Nyeri kepala tipe klaster ini ditandai dengan serangan yang muncul secara klaster (terisolasi). Serangannya dapat dipicu oleh vasodilator seperti alkohol dan nitrogliserin. Meskipun memiliki prevalensi yang rendah, nyeri kepala tipe klaster memberikan dampak yang besar terhadap sosioekonomi. Hampir 80% pasien melaporkan mengalami keterbatasan aktivitas harian, dimana 13% melaporkan keterbatasan aktivitas yang muncul di luar serangan. Prevalensi nyeri kepala tipe kluster adalah 0,51/1000 dengan serangan pertama muncul pada usia 20-40 tahun. Nyeri kepala tipe kluster lebih sering pada laki-laki dengan rasio 5:1. Prevalensinya meningkat pada pasien yang memiliki riwayat keluarga menderita nyeri kepala tipe ini.
12
DIAGNOSIS Anamnesis Serangan nyeri kepala kluster terdiri atas nyeri ketat unilateral, dan kuat di sekitar atau di belakang mata. Nyeri kadang muncul secara simultan dengan tanda disregulasi otonom ipsilateral berupa mata merah dan berair, kongesti hidung atau rinorea, dan kadang miosis atau ptosis dapat muncul. Miosis atau ptosis dapat tetap ada saat di antara serangan, namun tanda otonom lainnya cenderung muncul bersamaan dengan serangan. Selama serangan, terdapat restlessness, pasien kadang mondar-mandir tidak dapat tenang. Serangan kadang memiliki durasi yang pendek (15 menit) atau kadang panjang (3jam). Serangan kadang sangat kuat, dan biasanya muncul pada malam hari. Pada tipe yang umum, periode nyeri kepala episodik (klaster) berlangsung dari beberapa minggu sampai bulan. Frekuensi serangan klaster bervariasi dari satu serangan dalam 2 hari sampai delapan serangan per hari. Setelah periode tersebut, pasien mengalami periode satu atau lebih bebas serangan dalam serangan sebelum muncul serangan berikutnya. Pada sebagian kecil pasien serangannya dapat berubah dari episodik menjadi kronik dengan serangan harian yang muncul selama setahun. Bentuk kronik tersebut terjadi pada 15% pasien dengan nyeri kepala tipe klaster dan relatif jarang.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik neurologik biasanya tidak ditemukan hasil yang khusus pada pasien nyeri kepala tipe kluster. Pemeriksaan Tambahan Diagnosis nyeri kepala tipe kluster didapat berdasarkan anamnesis. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah, rontgen untuk penyingkirkan penyebab lain nyeri kepala kadang dibutuhkan karena nyeri kepala tipe kluster ini sangat berbeda. Kriteria Diagnostik: The International Headache Society’s International Classification of Headache Disorders 2nd Edition (ICHD-II) telah menyatakan kriteria diagnosis untuk nyeri kepala tipe klaster. A. Paling sedikit 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D. B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supra orbita dan/atau temporal yang unilateral yang berlangsung 15–180 menit bila tak diobati. C. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari sebagai berikut: 1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral 2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral 3. Edema palpebra ipsilateral 4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral 5. Miosis dan/atau ptosis ipsilateral 6. Perasaan gelisah atau agitasi. D. Serangan mempunyai frekuensi: dari 1 kali setiap 2 hari sampai 8 kali per hari. E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain. Nyeri kepala tipe klaster diklasifikasikan menjadi dua bentuk episodik dan kronik. Nyeri kepala tipe klaster episodik berlangsung dari 7 hari sampai 1 tahun dengan interval minimal 1 bulan bebas nyeri. Serangan pada nyeri kepala tipe klaster kronik muncul lebih dari 1 tahun tanpa ada periode remisi atau dengan remisi yang berlangsung kurang dari 1 bulan. Diagnosis Banding Kemungkinan penyebab lain yang menimbulkan keluhan seperti nyeri kepala tipe kluster seperti karsinoma nasofaring, meningioma sfenoid, diseksi arteri karotis, diseksi arteri vertebralis, adenoma hipofise, atau aneurisma.
PILIHAN TERAPI Manajemen Konservatif Nyeri kepala tipe kluster terdiri atas penanganan simtomatik atau abortif untuk mengurangi gejala, memperpendek durasi serangan, dan penanganan preventif atau profilaksis untuk mencegah serangan dan mengurangi jumlah serangan. Suntikan ergotamin dan sumatriptan efektif untuk mengurangi gejala (abortif ) nyeri kepala tipe klaster. Nyeri kepala tipe kluster biasanya episodik, dan terapi profilaksis seperti verapamil harus secepatnya diberikan. Penanganan harus dihentikan apabila sudah tidak ada nyeri kepala. Meskipun beberapa terapi profilaksis sepertikarbamazepin, dan propanolol tidak memiliki efek terhadap nyeri kepala tipe kluster, tetapi sering diberikan.
spenoidalis di superior, os palatinum di sebelah medial dan fossa infratemporalis di sebelah lateral. Di superiolateralnya terdapat foramen rotundum tempat keluarnya nervus maksilaris, dan di inferomedial terdapat nervus Vidian (Nervus petrosus mayor dan N petrosus profundus) yang berjalan di dalam kanalis pterigoideus. Fosa pterigopalatina berisi arteri maksilaris interna beserta cabangnya, PPG beserta serabut aferen dan eferennya. PPG terletak di sebelah posterior dari konka nasalis media dan beberapa milimeter dari mukosa nasal sebelah lateral. Berhubungan dengan N maksilaris oleh N. Pterigopalatina yang dihubungkan oleh N. Palatinus mayor disebelah inferior, dan N. vidian ada di sebelah posterior. Cabang eferen dari PPG membentuk tiga ramus nasalis posterior ganglii pterigopalatini dan N. Pharyngeus (Gambar 1 dan 2).
Terapi Simtomatik/Abortif Terapi abortif dari nyeri kepala tipe kluster terdiri atas pemberian oksigen 100% melalui masker 7L/menit.Terapi ini efektif dan aman. Sekitar 70% kasus, serangan dapat berkurang serangannya 15-30 menit. Review Chochrane terbaru menemukan bukti yang terbatas untuk terapi tersebut. Efektivitas pemberian sumatriptan subkutan pada nyeri kepala tipe kluster terlah dibuktikan pada penelitian dengan rancangan double blind placebo controlled. Pada 70% pasien yang diterapi dengan sumatriptan subkutan 6 mg, nyeri kepala tidak muncul selama 15 menit dibandingkan dengan 26% yang diterapi dengan plasebo. Terapi abortif yang ketiga adalah ergotamin tartat 2-4 mg sublingual. Tablet ergotamin tidak atau kurang efektif karena keterbatasan dalam penyerapannya. Pemberian subkutan atau intravena mungkin lebih efektif.
Gambar 1. Anatomi ganglion pterigopalatina (ganglion sfenopalatina) di dalam fossa pterigopalatina.
Terapi Intervensi Peran terapi radiofrekuensi pada ganglion pterigopalatina Saat terapi farmakologik dan oksigen kurang efektif, terapi intervensi dapat dilaksanakan. Terapi intervensi ini meliputi blok ganglion pterigopalatina (sebelumnya dikenal dengan istilah sfenopalatina) dapat direkomendasikan pada saat awal terjadinya serangan. Ganglion pterigopalatina (PPG) terletak di fossa pretigopalatina yang merupakan ruangan berbentuk piramid dengan ukuran 2x1cm. Fossa tersebut terletak di belakang dinding posterior sinus maksilaris dan dibatasi oleh prosesus pterigoideus di sebelah posterior, sinus
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Terapi Preventif/Profilaksis Verapamil dengan dosis 120-480 mg per hari efektif dan aman untuk profilaksis. Efikasinya diketahui dari praktik klinik, tetapi sedikit bukti yang berasal dari penelitian terkontrol. Pada penelitian open-label, 69% pasien melaporkan terdapat peningkatan setelah pemberian verapamil. Prednison memiliki efek yang baik untuk nyeri kepala tipe klaster, tetapi bukti ilmiahnya masih sedikit untuk mendukung hal ini. Sebagian besar buktinya adalah penelitian yang open-label, dan beberapa penelitian retrospektif. Pada penelitian open-label, dikatakan terdapat efek pemakaian litium oleh 80% pasien. Efek tersebut dikonfirmasi dengan double-blind placebo controlled trial.
13 Gambar 2. Anatomi ganglion pterigopalatina.
Alasan untuk terapi radiofrekuensi (RF) pada PPG dalam penanganan nyeri kepala tipe kluster adalah karena pengaruh dari gejala parasimpatis selama serangan dan substansi vasoaktif seperti calcitonin gene-related peptide. Setelah terapi RF pada PPG, epistaksi pasca pembedahan, perdarahan pada dagu, dan lesi parsial yang tidak disengaja pada N maksilaris pernah diamati. Pada satu laporan didapatkan satu dari 19 pasien mengalami hipestesi pada palatum.
artikel kesehatan
Prosedur Radiofrekuensi (RF) pada Nyeri Kepala Klaster Pasien dalam posisi tidur telentang. Fossa pterigopalatina diidentifikasi dengan menggunakan fluoroskopi lateral. Garis digambar pada kulit melalui fossa dan titik dibuat tepat di bawah arkus zigomatikus (Gambar 3). Kulit dianestesi dan elektroda radiofrekuensi 100mm dimasukkan secara perlahan. Jarum ini secara hati-hati dimasukkan dengan arah superior dan anterior menggunakan fluoroskopi lateral menuju titik anterosuperior dari fossa pterigopalatina (Gambar 4 dan 5). C-arm diletakkan pada posisi anteroposterior, tip dari kanul harus berada di lateral dari dinding nasal. Stilet dilepaskan dan probe RF dipasang. Posisi elektrode dikonfirmasi dengan elektrostimulasi 50 Hz. Pilih tip yang berukuran 2 mm, karena jika tidak dapat menyebabkan kerusakan pada N maksilaris selama prosedur. Umumnya pasien merasakan parestesi pada sisi lateral dan belakang hidung pada 0,4V. Tidak terdapat rasa parestesi pada palatum mole atau dagu bagian atas karena hal ini mengindikasikan stimulasi pada N. Maksilaris atau cabangnya. Setelah diberikan anestesi lokal (maksimum 1 mL), lesi dapat digunakan selama 60 detik pada suhu 80oC, dan lesi dapat digunakan ulang sampai dua kali stimulasi.
Gambar 5. Terapi RF pada ganglion pterigopalatina: lateral view. Tinggi jarum ada pada fossa pterigopalatina.
april 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
14
Gambar 4. Terapi RF pada ganglion pterigopalatina: anteroposterior view.
Gambar 3. Terapi RF pada ganglion pterigopalatina: lateral view. Garis hitam adalah garis yang melalui fossa pterigopalatina.
Stimulasi Saraf Oksipital Stimulasi saraf oksipital pada pasien dengan nyeri kepala tipe kluster yang refrakter telah dipaparkan pada beberapa serial kasus. Terapi ini dapat menurunkan serangan. Butuh waktu yang cukup lama (2 bulan atau lebih) untuk mendapatkan efek klinis dihitung sejak pemasangan elektroda. Komplikasi Terapi Intervensi Kerusakan total pada PPG dapat memberikan dampak mata kering. Pada kondisi normal, terapi RF bertujuan hanya membuat lesi parsial pada ganglion. Komplikasi yang mungkin adalah hipestesi pada palatum mole.Komplikasi ini biasanya hilang setelah 6-8 minggu. Komplikasi lain adalah perdarahan pada hidung dan pembengkakan dari
dagu yang merupakan akibat dari hematomdan lesi pada N. maksilaris yang terjadi jika teknik tidak dilakukan dengan baik. Pemahaman anatomi yang baik akan mampu memprediksi penempatan jarum selama terapi RF, sehingga diharapkan dapat menurunkan kejadian komplikasi. RINGKASAN Diagnosis nyeri kepala tipe kluster berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terapi utama adalah terapi farmakologik. Pada pasien yang resisten terhadap terapi farmakologik, terapi RF pada PPG dapat dipertimbangkan. Pada pasien dengan nyeri kepala tipe kluster yang refrakter terhadap semua terapi, stimulasi saraf oksipital dapat dipertimbangkan. Sumber Pustaka
Kleef MV, Lataster A, Narouze S, Mekhail N, Geurts JW, Zundert JV. Cluster Headache. In: Zundert JV, Patijn J, Hartrick GT, Lataster A, Huygen FJPM, Mekhail N, et al., eds. Evidence-Based Interventional Pain Medicine According to Clinical Diagnoses. Hong Kong: A John Wiley & Sons, Ltd., Publication; 2012: 8-13.
MIGREN Hanik Badriyah Hidayati, dr, SpS Staff Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr Soetomo Surabaya
M
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
PENYEBAB Penyebab pasti migren masih belum diketahui. Penelitian terbaru menduga adanya inflamasi (peradangan) pada pembuluh darah otak yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dan menekan sekitar saraf sehingga menimbulkan nyeri. Inflamasi ini bisa distimulasi oleh sinyal dari saraf trigeminal (merupakan saraf sensoris utama pada wajah). Banyak penderita migren yang dapat menjelaskan trigger (pencetus) migren. Upaya menghindari pencetus sangat membantu menurunkan frekuensi atau derajat nyeri migren. Beberapa pencetus migren antara lain: • Stress dan cemas • Perubahan cuaca • Kafein, coklat, atau alkohol (paling sering anggur merah) • Kurang atau terlalu banyak tidur • Perubahan hormonal selama siklus menstruasi • Makanan yang mengandung nitrat (seperti hot dogs), migren (misal: tumor otak atau kelainan pembukuh darah tyramine (seperti keju yang sudah lama, ikan yang otak). diasap, monosodium glutamate (MSG), atau aspartame TERAPI Terdapat 2 strategi pengobatan migren. Mengobati DIAGNOSIS Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik merupakan migren saat terjadi serangan migren adalah yang terbaik hal yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis dalam menurunkan nyeri kepala. Analgesik (pereda pain) migren. Diagnosis mengarah ke migren bila keluhan nyeri yang bisa digunakan seperti aspirin, acetaminophen, atau kepala berlangsung selama 4 – 72 jam, dengan sedikitnya nonsteroidal anti inflammatory drugs (NSAIDS) seperti 2 dari karakteristik: unilateral (terjadi pada salah satu sisi ibuprofen. Bila tidak membaik dengan pengobatan kepala), berdenyut, intensitas sedang atau berat dan tersebut, maka triptan bisa diberikan. Obat ini tidak boleh bertambah berat dengan aktivitas fisik. Selama migren digunakan untuk pasien yang menderita tekanan darah berlangsung bisa disertai salah satu dari: mual dan atau tinggi atau penyakit jantung. Untuk penderita yang tidak muntah, fotofobia (sensitif terhadap cahaya) dan fonofobia membaik dengan pengobatan tersebut, bisa dipakai strategi (sensitif terhadap suara). Beberapa penderita migren bisa pengobatan yang kedua, yaitu dengan pemberian profilaksis mengalami aura, yaitu gangguan sementara/ temporer (pengobatan setiap hari untuk mencegah kambuhnya pada perasa atau otot selama beberapa menit sebelum migren). Terapi profilaksis ini berhasil menurunkan frekuensi terjadi migren. Aura yang terjadi bisa berupa melihat dan severitas migren. Pengobatan antidepresan seperti cahaya senter, mengalami perasaan kebas (kurang terasa) amitriptyline atau venlafaxine dan antikonvulsan seperti atau rasa tidak enak pada wajah atau anggota gerak, asam valproat atau topiramat bisa dipilih untuk pengobatan mengalami gangguan sensasi pembauan atau kesulitan migren. dalam berbicara. Akan tetapi hanya sepertiga penderita Sumber : migren yang tercatat mengalami aura. Pemeriksaan Standar Operasional Prosedur PERDOSSI (Perhimpunan radiologis (imejing) jarang digunakan, namun adakalanya Dokter Spesialis Saraf Indonesia), hal. 69-70. diperlukan untuk memastikan bahwa nyeri kepala yang Anda derita bukan disebabkan oleh masalah lain selain
april 2016
igren merupakan gangguan nyeri kepala berulang. Prevalensinya adalah 25% pada wanita dan 8% pada pria. Migren juga mengenai 5-10% anak-anak dan dewasa muda. Migren sangat mengganggu (intensitas nyeri sedang sampai berat) akan tetapi tidak mengancam nyawa.
15
artikel kesehatan
MENGOMPOL PADA ANAK:
NORMALKAH?
dr. Risky Vitria Prasetyo, SpA(K) Staf Divisi Nefrologi Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Apa batasan mengompol pada anak? Anak disebut mengompol bila buang air kecil atau kencing yang tidak bisa dikontrol, padahal anak sudah berhasil melalui proses toilet training.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Berapa angka kejadian mengompol pada anak? Angka kejadian di Amerika Serikat adalah sebanyak 5-7 juta anak diatas usia 5 tahun, dimana 15% mengalami perbaikan spontan. Sebanyak 14% anak usia 5-13 tahun masih mengompol saat tidur. Anak laki-laki 3x lebih banyak mengompol daripada anak perempuan.
16
Sudah berhasil toilet training, kok mengompol lagi? Ada 2 macam mengompol pada anak, yaitu: (1) Tipe primer (primary nocturnal enuresis), dimana anak terkadang mengompol pada malam hari tanpa alasan tertentu, mungkin karena anak tidur terlalu lelap, memiliki kandung kemih yang kecil, atau terlalu banyak minum sebelum tidur; (2) Tipe sekunder (secondary nocturnal enuresis), dimana anak terkadang mengompol pada malam hari karena sakit atau pengaruh emosional (misalnya pindah ke rumah baru, kematian anggota keluarga, atau kehadiran adik bayi) yang tanpa sadar menyebabkan anak regresi atau kembali ke tahap perkembangan sebelumnya. Apa penyebab mengompol pada anak? Beberapa faktor yang telah terbukti dapat menyebabkan mengompol pada anak meliputi keterlambatan perkembangan, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), faktor keturunan, adanya penyakit primer yang mendasari (misalnya gangguan persarafan), stres, ketakutan, dan gangguan hormon vasopresin. Faktor lain seperti konsumsi makanan dan minuman tertentu (susu, mentega, pewarna buatan, kafein pada kopi, teh, coklat, dan cola), suhu terlalu dingin, dan minum sebelum tidur dapat pula mempengaruhi timbulnya mengompol pada anak. Apakah mengompol pada anak dapat dianggap normal? Mengompol sampai usia 5 tahun biasanya masih dianggap normal sebagai bagian dari proses perkembangan anak, namun bila di usia 5 tahun masih mengompol, sebaiknya mulai waspada. Menurut referensi, pada usia 5 tahun, frekuensi kencing anak biasanya 5-8 kali sehari dan 98,5% anak sudah dapat mengendalikan kandung kemih dengan sempurna. Oleh karena itu, bila sampai usia sekolah masih belum memiliki kontrol terhadap keinginan buang air kecil atau air besar, sebaiknya segera periksakan anak anda ke dokter.
Kapan anak yang mengompol memerlukan penanganan medis? • Mengompol terjadi di atas usia 5 tahun. • Mengompol lagi setelah sekian lama tidak mengompol. • Mengompol disertai rasa sakit atau air seninya berwarna merah atau lebih gelap. Penanganan medis dapat berupa pemeriksaan ke dokter anak untuk mendeteksi adanya kelainan sistem tubuh, dan psikolog untuk mendeteksi ada-tidaknya faktor stres atau emosi. Apa akibat mengompol pada anak? Secara medis, dapat timbul komplikasi berupa infeksi saluran kemih pada anak. Bila dibiarkan, maka dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan fungsi ginjal akibat dari infeksi saluran kemih di jaringan parenkim ginjal. Sedangkan secara psikologis, efek mengompol pada anak dapat menimbulkan rasa kecewa dengan dirinya, malu, dan bahkan kotor. Anak dapat pula merasa cemas dan kurang percaya diri sehingga pada akhirnya akan makin menurunkan kualitas tidurnya. Bila anak mengompol ini kemudian mendapat hukuman dari orang tua, biasanya anak malah akan mengompol lebih sering dan timbul depresi, sehingga kualitas hidup anak lebih rendah. Bagaimana mengatasi anak yang mengompol? • Pastikan anak juga punya andil dalam membersihkan ompolnya. Sekecil apa pun andilnya, misalnya mengambil pel atau memasukkan sprei ke mesin cuci. • Jangan mempermalukan anak dan membandingkan dengan anak lain. Bila anak berhasil tidak mengompol, beri pujian atau hadiah supaya anak termotivasi. • Beri dukungan saat anak masih mengompol dengan mengingatkan untuk membiasakan kencing sebelum tidur. Hindari menunjukkan rasa jengkel, marah, atau panik. Jangan beri hukuman atau menyalahkan anak.
•
•
•
• • • • •
Bagaimana cara mencegah supaya anak tidak mengompol? • Memulai proses toilet training pada saat perkembangan fisik, emosi dan psikologis anak sudah siap, biasanya pada usia 27-32 bulan. Selama proses training
tersebut, berikan pujian untuk usaha yang dilakukan anak dan berikan kritik saat ada target training yang belum terpenuhi dengan menunjukkan kesalahannya secara spesifik, dan bantu anak mengatasi masalah tersebut. Saat melakukan toilet training pada anak, hindari cara yang ekstrim seperti membentak, atau mempermalukannya Kenali bila ada faktor-faktor pemicu mengompol kembali pada anak, seperti faktor stres, ketakutan, konsumsi makanan dan minuman tertentu. Bantu anak mengatasi faktor-faktor tersebut. Luangkanlah waktu sebelum tidur (10-15 menit) untuk duduk di tempat tidur bersama anak, untuk saling berbincang, sharing, dan sisipkan beberapa candaan agar anak merasa relaks dan nyaman sebelum tidur. Buat rutinitas sebelum tidur: minum terakhir 30 menit sebelum waktu tidur (hindari kafein dan gula), sikat gigi, cuci muka, kencing di kamar mandi. Bila perlu, setelah membaca cerita sebelum tidur, ajak dia kencing lagi. Bebaskan anak untuk memilih sprei dengan motif yang disukainya sehingga timbul rasa “sayang bila diompoli”. Orang tua harus tahu ‘jadwal’ kencing si kecil. Pastikan area menuju kamar mandi terang, jadi anak tidak takut. Boleh pakai popok di malam hari untuk awal proses saja. Beri penghargaan saat anak tidak ngompol.
Referensi • Noer MS. Berkemih: Patofisiologi dan Patogenesis. Dalam: Soemyarso NA, Suryaningtyas W, Prasetyo RV, Editor. Gangguan Berkemih Pada Anak. Surabaya: Airlangga University Press, 2015: 1-13. • Tambunan T. Inkontinensia Urin pada Anak. Sari Pediatri 2000; 2(3): 163-169.
TANGGAL 07 April 08 April 10 April 11 April 17 April 18 April 22 April 24 April 01 Mei 08 Mei 10 Mei 29 Mei 31 Mei 24 Juni 26 Juni
KETERANGAN Hari Kesehatan Se-Dunia Hari Anak-anak Balita Hari Meluas Malaria Se-Dunia Hari Kanker Tulang Hari Hemofilia Se-Dunia Hari Diabetes Nasional Hari Demam Berdarah Hari Imunisasi Hari Asma Hari Palang Merah Se-Dunia Hari Lupus Se-Dunia Hari Lanjut Usia Nasional Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia Hari Stroke Se-Dunia Hari Tanpa Obat Sumber :
Kalender Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 Kalender 2013, Tabloid Gaya Hidup Sehat, edisi XIII-41, 4 Januari 2013
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
april 2016
Hari Besar Kesehatan
17
seputar soetomo
STUDI BANDING KARS ULIN BANJARMASIN – SENIN, 25 JANUARI 2016
RSUD Ulin, Banjarmasin melakukan kunjungan ke RSUD Dr. Soetomo pada 25 Januari 2016. Kunjungan tersebut dalam rangka studi banding akreditasi KARS. Peserta studi banding berjumlah 11 orang dan dipimpin oleh Drs. Sulaiman selaku Wakil Direktur SDM, Diklit, dan Hukum RSUD Ulin dan Dr. dr. Mohamad Isa, Sp.P(K) selaku Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSUD Ulin. Tampak WadirPendidikan Profesi & Penelitian Bangun Trapsila Purwaka, dr, SpOG (K) menerima cindera mata.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
KUNJUNGAN DPRD KALIMANTAN SELATAN, SENIN 15 PEBRUARI 2016
18
Kunjungan DPRD Kalimantan Selatan ke RSUD Dr. Soetomo dalam rangka studi banding untuk pengembangan RS yang ada di Kalsel, juga menanyakan kiat-kiat yang dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo untuk menangani pelayanan yang ada di RSUD Dr. Soetomo. Tampak atas seluruh anggota foto bersama dengan para Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo dan para pejabat struktural RSUD Dr. Soetomo. Bawah kiri Dr. Joni Wahyuhadi, dr, SpBS memberikan penjelasan pelayanan yang ada di RSUD Dr. Soetomo dan kanan Plt. Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Dr. Soetomo Bangun Trapsila Purwaka, dr, SpOGK) menerima cinderamata dari wakil ketua DPRD Kalsel H. Syamsuri didampingi Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Dr. Dr. Izaak Zoelkarnain A, SpOT.
UD DR. SOETOMO
PO SCAN KE RS HAN AMBULANS TEM
PENYERA
can Pacific PT. Tempo S an bantuan hk ra Tbk. menye da RSUD Dr. pa ke ns la ambu 4 Februari Soetomo pada tersebut ns 2016. Ambula langsung ra diterima seca SUD Dr. R oleh Direktur arsono H Soetomo, dr. ra Wakil pa i ng pi didam ara apel ac ai Direktur, us han tersebut pagi. Penyera Hendry eh ol dilakukan enior Head Yatti selaku S mpo Rx Te T. P Operation ngi oleh pi m da di a Farm PT. Tempo, er ag an Branch M dan Sigit. an Steve Hermaw
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
STUDI BANDING RS HUSADA UTAMA SURABAYA – KAMIS, 25 PEBRUARI 2016
19
Kamis, 25 Februari 2016, RSUD Dr. Soetomo mendapat kunjungan studi banding dari RS Husada Utama. Peserta studi banding merupakan tim akreditasi RS Husada Utama. Mereka ingin mempelajari standar-standar akreditasi KARS serta implementasinya di rumah sakit yang telah lulus Akreditasi KARS versi 2012 ini. Rombongan peserta dipimpin langsung oleh Prof. dr. R. Hariadi, Sp. OG selaku Chief Executive Officer dan dr. Dodo Anondo, MPH selaku penanggung jawab akreditasi RS Husada Utama. Foto kanan: Tampak Prof. dr. R. Hariadi, Sp. OG menerima cinderamata dari Wakil Direktur Penunjang Medik RSUD Dr. Soetomo, Dra. Sri Widayati, Apt., Sp.FRS.
seputar soetomo
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO TAHUN 2016 DI RSUD Dr. SOETOMO TANGGAL 8 - 15 MARET 2016
20
ngan POS PIN tahun 2016 de io ol P i as at Darurat is Kegiatan Imun at Jalan (IRJ), Instalasi Gaw aw R i an. di Instalas uangan-Ruang dang (IGD) dan di R Azizah, dr PPDS Anak se k di ur na N -a iti S Tampak pada anak unisasi polio im an rik be mem at Jalan. Instalasi Raw
., SP.B-BTKV(K)
MED. PURUHITO, DR TIM MEDIS PERAWATAN PROF. DR.
dan Dr. Martin Kunjungan Prof. Phillip Spratt AM ey ke Sydn ital Hosp Shaw dari St. Vincent's sung oleh Plt. Iang ima diten omo Soet Dr. D RSU Harsono, dalam Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. ration terhadap Ope all Bent aan ksan pela ka rang -BTKV(K). Sp.B dr., hito, Prof. Dr. Med. Puru jantung asi oper ah adal n ratio Ope al Bent aorisma. dan aorta s khususnya untuk kasu ey menjadi Sydn ital Hosp ent's Vinc St. dari Tim kepada ilmu fer trans men supervisi sekaligus hito, dr., Puru Dr. . Prof n wata Pera ik Med Tim ik Bentall Sp.BTKV(K) mengenai aplikasi tekn p ascending katu ian gant peng k untu n ratio Ope n coronary. aortic aneurysm dan re-implantatio -BTKV(K); Dr. Sp.B dr., roto, Soeb e Hero kin: Dari Pelayanan id. (Kab S Sp.B Joni Wahyuhadi, dr., ono (Pit. Hars dr. tt; Spra ip Phill . Prof ik); Med Martin Shaw; Direktur RSUD Dr. Soetomo); dr. (K) FIHA; SpJP dr., , anto Vogi ad amm Moh . Prof . V(K) BTK p.Bdr.,S Agung Prasmono,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Diselenggarakan oleh Instalasi Paliative & Bebas Nyeri RSUD Dr. Soetomo di Gedung Pusat Diagnostic Terpadu Lantai 7, Tampak atas kanan dari kiri para narasumber Martina Sinta Kristani, Ns, MMKes sebagai dosen PSIK di FK UGM yang sedang menempuh S2 di Belanda, Rugaiyah Adam, SST, M.Psi,Agus Ali Fauzi, dr, PGD.Pall.Med (ECU), Prof. R. Sunaryadi Tejawinata, dr, SpTHT-KL(K.Onk), FAAO, PGD.Pall.Med(ECU) beserta istri, Prof Myrra Vernooiji-Dassen dipandu oleh moderator Zulkifli Kurniawan, S.Kep. Ns.MM dan Mufid, S.Kep.Ns, MMKes. Seminar diikuti kurang lebih 300 perawat seluruh Jawa Timur.
april 2016
INTERNATIONAL SEMINAR NURSING OF PALLIATIVE DENGAN TEMA ‘PROBLEMS NEEDS AND SUPPORT FOR PALLIATIVE PATIENTS’ MINGGU – 13 MARET 2016
21
seputar soetomo
HARI EPILEPSI SEDUNIA – 8 PEBRUARI
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Peringatan kali ini dengan salah satu kegiatannya memberikan edukasi tentang Epilepsi kepada karyawan dilingkungan RSUD Dr. Soetomo, tampak atas ketua Panitia Hari Epilepsi Sedunia RSUD Dr. Soetomo Dr. Kurnia Kusumastuti, dr, SpS(K) sedang memberikan edukasi kepada Supervisor PKRS pada Sesala 1 Maret 2016 dan bawah edukasi diberikan kepada Perhimpunan PKK sumber Waras di IRJ pada Selasa 23 Pebruari 2016. Edukasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesadaran karyawan tentang epilepsi sehingga dapat memberikan pelayanan dan informasi yang baik dan benar tentang epilepsi baik dilingkungan RSUD Dr. Soetomo maupun msyarakat sekitarnya.
22
Peserta Bimtek PKRS & Humas dari RS PKU Muhammadiyah Sruweng Kebumen pada Selasa-Rabu, tanggal 15-16 Maret 2016 sedang melihat edukasi kepada pasien Geriatri di Poliklinik Geriatri.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Pada 23-24 Februari 2016 RSUD Dr. Soetomo mengadakan kegiatan Course & Workshop on Applied Good Clinical Practice (GCP). Kegiatan ini diperuntukkan bagi para dokter yang bekerja di RSUD Dr. Soetomo dan diikuti oleh sekitar 50 dokter. Pemateri dalam kegiatan ini adalah Prof. Sukanto, dr., Sp.KK(K); Prof. Dr. Rianto Setiabudy, dr., Sp.FK(K); Dr. Henu Tonang; Dr. Ida Paulina Sormin, M.Si, Apt. Selama dua hari tersebut para peserta diajarkan mengenai pedoman Cara Uji Klinik yang Baik agar dapat mempersiapkan, melaksanakan serta mengevaluasi suatu uji klinis/ uji dengan subyek manusia.
april 2016
COURSE & WORKSHOP ON APPLIED GOOD CLINICAL PRACTICE (GCP) Di Ruang Loka Widya Husada RSUD Dr. Soetomo, Selasa-Rabu, 23-24 Pebruari 2016
23
Foto kiri : Ka. Bidang Diklat, Dr. Anang Endaryanto, dr., Sp.A(K), menyerahkan sertifikat kepada para peserta. Foto kanan : Peserta yang lulus dengan nilai tertinggi (ranking 4 teratas) berfoto bersama Ka. Bidang Diklat dan pemateri.
seputar soetomo
SEMINAR KESEHATAN POPULER
"APA ITU GLOUKOMA DAN DETEKSI DINI GLOUKOMA"
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
SABTU, 12 MARET 2016
Dalam rangka memperingati Glaucoma Week (6-12 Maret 2016) RSUD Dr. Soetomo bersama PERDAMI Surabaya mengadakan serangkaian kegiatan untuk mencegah glaucoma dengan tema Beat Invisible Glaucoma. Salah satu kegiatannya adalah Seminar "Apa itu Glaukoma dan Deteksi Dini Glaukoma" yang diadakan di Ruang Pertemuan It. 1 Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo pada Sabtu, 12 Maret 2016 lalu. Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut Dr. Nurwasis,dr., Sp.M(K); Evelyn Komaratih, dr.,Sp.M(K); dan Yulia Primitasari, dr., Sp.M. Seminar diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dan masyarakat awam. Selain seminar, Sabtu pagi itu peserta juga bisa periksa mata secara gratis. Pemeriksaan mata yang diberikan adalah yang berkaitan dengan pencegahan glaucoma seperti funduskopi dan NCT (Non Contact Tonometer). Foto kiri Evelyn Komaratih, dr., Sp.M(K) dan Yulia Primitasari, dr., Sp.M dalam sesi tanya jawab. Foto kanan salah satu peserta menjalani pemeriksaan mata NCT. Foto bawah: Panitia berfoto bersama Ka. Instalasi Rawat Inap Utama Graha Amerta, Prof. H. Heru Santoso, dr., Sp.OG(K).
KETERKAITAN ANTARA KANKER PAYUDARA DAN OVARIUM, DETEKSI & PENGOBATANNYA MINGGU, 12 MARET 2016
24
Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo kembali mengadakan seminar kesehatan populer pada Minggu, 13 Maret 2016. Seminar dengan judul "Keterkaitan antara Kanker Payudara dan Ovarium, Deteksi dan Pengobatannya" tersebut diadakan di Ruang Pertemuan It. 1 Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo. Seminar yang diikuti oleh sekitar 100 peserta tersebut menampilkan Prof. H. Heru Santoso, dr., Sp.OG(K); Prof. H. Suhatno, dr., Sp.OG(K); dan Dr. Desak Agung Prabawati, dr., Sp.B(K)Onk sebagai pembicara. Foto kiri para pembicara saat sesi diskusi dan tanya jawab. Foto kanan salah satu peserta bertanya saat sesi diskusi dan tanya jawab.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Workshop dan Hands on Experience ke-39 Osteosunthesis of Maxillofacia Fracture telah berlangsung di FK Unika Atmajaya Jakarta, 28 Februari 2016. Diselenggarakan oleh PEBKLI dan PP PABI. PEBKLI (Perhimpunan Bedah Kepala Leher Indonesia) nampak para instruktur bedah kepala leher yang berasal dari RSUD Dr. Soetomo Divisi Bedah Kepala Leher foto bersama dengan para Spesialis Bedah Seluruh Indonesia.
25
Paguyuban Karawitan Campursari WIDIORARAS RSUD Dr. Soetomo menerima piagam penghargaan dengan meraih 5 penyaji terkreatif pada Parade Musik Gamelan Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur tanggal 17-18 Desember 2015 di Taman Budaya Jawa Timur.
26 april 2016
Acara Purna Bakti dr. Sunarso Suyoso, SpKK(K) yang diadakan oleh SMF Kesehatan Kulit &Kelamin di Ruang Sidang Pak Tom pada Kamis 18 Pebruari 2016.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
seputar soetomo
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Halaman cover depan, keterangan foto yang benar Prof. Dr. Djoko Santoso, dr, SpPD, K-GH, PhD, FINASIM.
Halaman 14 keterangan foto yang benar dr. Dodo Anondo, MPH.
Halaman cover depan foto bersama sebagian wajah tertutup background.
Halaman 15 keterangan foto yang betul Suasana Pilkada Jatim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang dilakukan serentak pada Rabu 9 Desember 2015. Ada 4 TPS : Irna Obgyn, Ruang Palem, Ruang Seruni A dan GRIU Graha Amerta.
RALAT Mimbar edisi Januari 2016 Vol 20 No. 1
27
seputar soetomo
PENGANGKATAN DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN RSUD Dr. SOETOMO OLEH SK GUBERNUR JAWA TIMUR NO
NAMA
Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS
2
drg. Edison Siregar, M.Pd.I
3 4
drg. Siti Rachmawati, MARS dr. Moh. Yusuf, SKM
5
Drs. Andri Rianto, MM
6
Suwanto, SH, MH
7
Dra. Sri Sumarmi, MM
JABATAN LAMA
Wakil Direktur Penunjang Medik pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Bagian Kepegawaian pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Bidang Pendidikan pada RSU Haji Surabaya Kepala Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Sub Bagian Administrasi dan Pembinaan Pegawai pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Seksi Penelitian pada RSUD. Dr. Soetomo Surabaya Staf pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya
JABATAN BARU
Wakil Direktur Penunjang Pelayanan pada RSU dr. Saiful Anwar Malang Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian pada RSU Haji Surabaya Kepala Bagian Kepegawaian pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Seksi Penelitian pada RSUD. Dr. Soetomo Surabaya Kepala Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Sub Bagian Administrasi dan Pembinaan Pegawai pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan pada RSJ Menur Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
1
28
Silahturahmi bersama Dra.Sriwidayati, Apt, SpFRS dalam rangka mengemban tugas di tempat yang baru pada Jum’at 8 April 2016 di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya.
sekilas info
Atasi Banjir dan Sampah dengan
LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
Gambar 1. Genangan air di taman setelah hujan turun.
Apa itu Lubang Resapan Biopori (LRB)? Lubang Resapan Biopori (dikenal dengan istilah “Biopori” saja) adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah, dengan diameter 10-25 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi muka air tanah dangkal (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009). Agar organisme tanah (fauna tanah) bisa bekerja membentuk biopori, lubang yang sudah dibuat tersebut diisi dengan sampah organik sebagai makanan fauna tanah. Pengisian sampah organik tersebut diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu padat agar tersedia cukup oksigen untuk mendukung fauna tanah membentuk biopori/liang/terowongan-terowongan kecil (pore).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
M
usim hujan telah tiba. Problematika yang sering dihadapi tidak lain adalah tergenangnya air karena buruknya saluran air/drainase, kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau menurunnya daya serap tanah untuk menyerap air. Hal ini disebabkan oleh pembangunan gedung-gedung yang kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan sehingga mengakibatkan berkurangnya kawasan resapan air hujan. Dampak yang telah terjadi adalah kekeringan di musim kemarau tetapi banjir di musim hujan. Oleh karena itu, suatu metode diperlukan untuk mempercepat penyerapan air ke dalam tanah sekaligus membantu upaya pelestarian lingkungan. Tahun 1992 Dosen Ekologi Tanah IPB, Dr. Ir. Kamir Raziudin Brata, MSc. mulai meneliti tentang metode untuk mempercepat penyerapan air ke dalam tanah ketika kuliah S2 bidang studi Soil Physics di University of Western Australia. Semula metode ini menggunakan istilah “Vertical Mulch” (Mulsa Vertikal), kemudian diganti menjadi Biopori agar mudah diucapkan dan diingat (https://id.wikipedia. org/wiki/Biopori).
april 2016
Oleh : Fitria Merina, S.Si | Instalasi Sanitasi Lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
29
Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009
Gambar 2. Contoh Lubang Resapan Biopori
sekilas info Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2014
pupuk bagi tanaman di sekitar LRB. 6. Menjaga ketersediaan air tanah dan meningkatkan kualitas air tanah. Karena fauna dalam tanah mampu membuat sampah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral. 7. Menjaga keanekaragaman hayati di dalam tanah. Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) Lubang Resapan Biopori dibuat di lokasi terbuka, diantaranya: 1. Halaman rumah, halaman perkantoran, lapangan parkir, sekeliling tanaman (Gambar 4), tepi taman dengan bidang kedap dan sisi pagar. 2. Parit/selokan yang berfungsi hanya untuk aliran pembuangan air hujan saja (Gambar 5).
Ukuran diameter lubang 10 cm merupakan ukuran ideal. Jika diameter kurang dari 10 cm maka akan sulit memasukkan sampah organik ke dalam lubang tersebut. Diameter 10 cm juga membuat tikus enggan masuk. Meskipun bisa masuk tetapi tidak bisa berbelok. Kedalaman 100 cm juga diperhitungkan agar tersedia cukup oksigen sehingga sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB dapat diolah oleh fauna tanah sebelum mengalami pembusukan yang menghasilkan gas metan. Jika kedalaman LRB lebih dari 100 cm dikhawatirkan kadar oksigen dalam tanah akan berkurang, sehingga fauna tanah sulit bertahan hidup. Kedalaman LRB kurang dari kedalaman muka air tanah dimaksudkan agar air yang masuk mengalami proses bioremediasi sebelum masuk ke dalam aliran air di dalam tanah. Bioremediasi merupakan pembersihan air secara alami terhadap polutan yang terkandung di dalam air dengan bantuan enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Bila fauna tanah telah membuat terowongan kecil di dalam tanah, maka luas bidang permukaannya akan bertambah. Misalnya, lubang bor berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka luas bidang resapan menjadi 3.218 cm2 (setara dengan volume air 1 ember yaitu ±321.800 cm3. Bayangkan banyaknya air tanah yang tersedia jika lubang Biopori dibuat dalam jumlah banyak (Kementerian Lingkungan Hidup, 2014).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Gambar 3. Proses peningkatan daya resap air oleh Biopori
1. 30
2. 3.
4. 5.
Manfaat Lubang Resapan Biopori (LRB) Beberapa manfaat pembuatan LRB antara lain: Meningkatkan daya resapan air hujan ke dalam tanah, agar air hujan yang mengalir melalui saluran drainase tidak terbuang percuma ke laut. Mengatasi penyakit yang disebabkan dari genangan air seperti demam berdarah, malaria, dll. Dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos untuk mengurangi penumpukan sampah organik. Sampah ini dapat diuraikan oleh fauna tanah. Contoh sampah organik: daun, rumput, sisa makanan, dll. Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang biopori ini berubah menjadi kompos dan dapat dipanen setelah 2-3 bulan. Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan gas metan) yang dihasilkan dari penguraian sampah organik yang dibiarkan menumpuk. Menyuburkan tanaman. Sampah organik yang dibuang di LRB yang berubah menjadi kompos merupakan
Sumber: http://www.biopori.com Gambar 4. Penempatan Biopori di sekeliling tanaman
Sumber: http://www.biopori.com/lokasi_lbr.php Gambar 5. Penempatan Biopori pada dasar saluran air hujan
Penentuan letak LRB sebaiknya dibuat dalam alur dimana air biasanya berkumpul. Prinsip air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dapat menjadi acuan untuk menentukan lokasi LRB agar air masuk kedalamnya (Sanitya, 2013). Lubang Resapan Biopori dapat ditempatkan pada dasar saluran air hujan, sehingga mengubah fungsi saluran tersebut yang semula sebagai saluran pembuangan berubah menjadi saluran peresap air hujan, sehingga mengurangi beban saluran air/drainase umum dan mengurangi genangan/banjir di tempat lain.
Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB)
Berikut ini cara pembuatan LRB yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Gambar 6). 1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
Carilah lokasi yang tepat untuk membuat Biopori, yaitu daerah dimana air hujan yang mengalir seperti taman, halaman parkir, dsb. Tanah yang akan dilubangi terlebih dahulu disiram dengan air agar mudah dilubangi. Letakkan mata bor Biopori tegak lurus dengan tanah.
Lubangi tanah dengan bor Biopori (bor untuk tanah mineral) dengan menekan bor ke kanan sambil diputar ke kanan hingga bor masuk ke dalam tanah. Lakukan penyiraman dengan air untuk memudahkan pengeboran.
Setiap ±15 cm atau sedalam mata bor, berhenti, tarik mata bor sambil tetap diputar ke arah kanan, untuk membersihkan tanah yang menempel di dalam mata bor. Bersihkan tanah yang menempel di dalam mata bor dengan menggunakan pisau atau alat tusuk lainnya, dimulai dengan menekan tanah dari sisi dalam mata bor sehingga tanah mudah dilepas.
9. Apabila tanah berbatu atau berkerikil, sehingga terhambatnya pengeboran, maka pengeboran dapat dihentikan hingga kedalaman yang bisa ditembus oleh mata bor saja, walaupun kedalaman mencapai ±50 cm.
10.
Selanjutnya lubang diisi dengan sampah organik.
PERHATIAN! Untuk menghindari bahaya terperosok dan longsoran/gugur tanah pada biopori, dapat dilakukan dengan: a. Memberi paralon (pipa PVC) seukuran lubang dengan panjang 10-15 cm. b. Tambahkan penyemenan (campuran semen dan pasir) di sekeliling mulut lubang bila diperlukan. c. Bila daerah lubang sering dilalui orang, tutup lubang dengan kawat , ventilasi atau jaring kuat yang tidak permanen untuk memudahkan pengambilan kompos.
Air penting bagi kehidupan Siapa lagi yang menjaga ketersediaan air Jika bukan kita Mari menabung air
Daftar Pustaka Anonim. “Biopori”. https://id.wikipedia.org/wiki/ Biopori. (diakses tanggal 09 Februari 2016) Kementerian Lingkungan Hidup. (2014). “Lubang Resapan Biopori, Teknologi Tepat Guna Mengatasi Banjir, Sampah dan Ketersediaan Air Tanah”. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan Sanitya, Ria Sarah dan Hani Burhanudin. (2013). “Penentuan Lokasi dan Jumlah Lubang Resapan Biopori di Kawasan DAS Cikapundung Bagian Tengah”. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Indonesia. 1 (13): 26-36 Tim Biopori IPB. “Keunggulan dan Manfaat Biopori”. http://www.biopori.com/keunggulan_lbr.php (diakses tanggal 04 Februari 2016) Tim Biopori IPB. “Biopori, Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan”. http://www.biopori.com/lokasi_lbr.php. (diakses tanggal 06 Februari 2016) Anonim. “Kamir R. Brata: Penemu “Lubang Resapan Biopori”. http://hubunganalumni.ipb.ac.id/kamir-r-bratapenemu-lubang-resapan-biopori/. (diakses tanggal 18 Februari 2016)
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Pemeliharaan Lubang Resapan Biopori (LRB) Pemeliharaan Lubang Resapan Biopori cukup mudah. Hal yang wajib dilakukan adalah memberikan “pakan” bagi fauna tanah. “pakan” yang dimaksud adalah sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB setiap 5 (lima) hari sekali. Sampah organik berupa daun, rumput, sisa makanan, kulit buah, dll. Namun, jangan memasukkan sampah anorganik, misalnya plastik, kaleng, mika/fiber. Karena sampah anorganik tidak dapat terurai. Sampah organik di dalam LRB terurai setelah 2-3 bulan dan berubah menjadi kompos. Selanjutnya kompos dapat diangkat (dipanen). Cara pengambilan kompos dari dalam LRB adalah melakukan pengeboran seperti saat membuat LRB tetapi yang diambil komposnya. Selesai panen, LRB diisi kembali dengan sampah organik. Setiap lima hari sekali ditambahkan sampah organik. Setelah 2-3 bulan dipanen kembali dan begitu seterusnya. Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai salah satu solusi mengatasi banjir dan sampah organik.
april 2016
8. Lakukan terus proses pelubangan tanah berulang-ulang hingga mencapai kedalaman ±100 cm.
31
sekilas info
HOSPITAL WIDE, KENAPA PERLU ? Dewi Maryam, M.Kep. - Tim Mutu RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
S
32
aat ini RSUD Dr Soetomo, RS tercinta kita tengah mempersiapkan menjelang akreditasi JCI yang sudah tampak dipelupuk mata, beberapa orang menanyakan kenapa perlu akreditasi ? Pemberian akreditasi ini penting untuk meningkatkan mutu pelayanan. Seperti yang dikatakan oleh Prof Akmal Taher, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan akreditasi menjamin rumah sakit memenuhi standar pelayanan. Semakin tinggi standar pelayanan yang terpenuhi, maka mutu pelayanan juga akan meningkat. Akreditasi ini sifatnya wajib karena sudah tercantum dalam undang-undang. Rumah sakit sebagai unit tempat pelayanan kesehatan, bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan dirumah sakit yang merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan memberi konstribusi dalam peningkatan kualitas hospital care. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality). Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun pada akhir-akhir ini dengan semakin majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting. Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja akan dapat memperkecil timbulnya berbagai risiko karena penggunaan berbagai kemajuan ilmu dan teknologi tetapi sekaligus juga akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin hari tampak semakin meningkat. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama program menjaga mutu (Quality Assurance Program). Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan pelanggan (ASQC dalam Wijoyo, 1999). Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402, 1986). Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984). Dari beberapa pengertian diatas, segeralah mudah dipahami bahwa mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri dan kepatuhan para penyelenggara pelayanan terhadap standar yang telah ditetapkan. PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan kode etik profesi meskipun diakui tidak mudah namun masih dapat diupayakan, karena untuk ini memang telah ada tolok ukurnya, yakni rumusan-rumusan standar serta kode etik profesi yang pada umunya telah dimiliki dan wajib sifatnya untuk dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan setiap kegiatan profesi. Tetapi akan bagaimanakah halnya untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan ?. Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan, namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas, menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tidaklah semudah yang diperkirakan. STANDAR Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah, menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah, menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan : 1) Standar persyaratan minimal Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam : a) Standar masukan Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/ spesifikasi tenaga pelaksana sarana, peralatan, dana (modal). b) Standar lingkungan Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen, yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana. c) Standar proses Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standardofconduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.
Direktur RSUD Dr Soetomo Surabaya telah menetapkan Hospital Wide (Indikator Mutu RS) IPSG IPSG -1 Presentase pelaksanaan prosedur identifikasi pada pemberian tranfusi darah IPSG-2 Kepatuhan petugas melakukan komunikasi efektif dengan menerapkan prosedur TBAK yang tercatat dalam rekam medis IPSG-2.1 Pelaporan hasil tes kritis diagnostik petugas kepada DPJP dalam waktu 30 jam IPSG-2.2 Kepatuhan petugas melakukan komunikasi efektif dengan SBAR timbang terima pasien dalam keperawatan IPSG-3 Pelabelan obat-obatan katagori High Alert di penyimpanan UPF Rawat Inap IPSG-3.1 Penyimpanan dan Pelabelan Elektrolit pekat Kcl 7,36 % IPSG-4 Angka kepatuhan verifikasi checklist praoperasi IPSG-4.1 Kelengkapan Pengisian Format Check List
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Dep. Kes. RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982. Rowland HS, Rowland BL. The Manual of Nursing Quality Assurance, Aspen Publication Inc, Rockville, 1987. Samsi Jacobalis. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, PT Citra Windu Satria, Jakarta, 1989. Joint Commissionon Acreditation on Health Care Organization, Primer on Indicator Development and Application, Measuring Quality in Health Care, JCAHO, Oakbrook Terrace, III, 1990. Nan Kemp, Richardson EW. Quality Assurance in Nursing Practice, Biddies LTD, London, 1990. Donabedian A. Exploration in Quality and Monitoring Health Administration, Ann Arbor, Michigan, 1980. Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993. Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993. Blum HL. Planningfor Development and Application of Social Change Theory, Human Science Press, NewYork, 1984. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes, Jakarta, 1992. Emilie Beck, Joseph ED. Quality Assurance/Risk Management : The Nurses Prespective, Care communication Inc, Chicago, 1981. Ell MF, Ell JD. Quality Assurance Demystified, M.E. Medical Information System, Victoria Australia. 1991. Texas Hospital Association. Guidelines to an Effective Quality Assurance Program, Texas Society for Quality Assurance, Texas, 1984. World Health Organization. The Principles of Quality Assurance, Report on WHO Meeting Barcelona, 1986. Arjaty, Modul Pelatihan Analisa Data Indikator Mutu RS, PERSI Jawa Timur. Surabaya. 2016.
april 2016
INDIKATOR Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan,maka digunakan indikator (tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan. Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jenis standar dalam program menjaga mutu, maka indikatorpun dibedakan menjadi : 1) Indikator persyaratan minimal Yaitu indikator persyaratan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan dan proses. Apabila hasil pengukuran berada di bawah indikator yang telah ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. 2) Indikator penampilan minimal Yaitu indikator penampilan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar penampilan minimal yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini sering disebut indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran terhadap standar penampilan berada di bawah indikator keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tidak bermutu. Berdasarkan uraian di atas mudah dipahami, apabila ingin diketahui (diukur) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab), maka yang dipergunakan adalah indikator persyaratan minimal. Tetapi apabila yang ingin diketahui adalah mutu pelayanan kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan adalah indikator keluaran (penampilan).
FMS 1. Pemeliharaan alat kedokteran jenis life support 2. Kalibrasi alat-alat kedokteran 3. Pencapaian persyaratan sertifikasi untuk ijin CLINICAL KPIs pemanfaatan alat radiologi 1. Kepatuhan pemberian antibiotic profilaksis untuk ACC operasi dengan implan Ketepatan Pasien IGD Lt 2. Asesmen awal, care plan 1 dalam mendapatkan rawat dan discharge planning inap dalam 24 jam AOP JCI- ILOM 1. Kelayakan sample analisa AMI-2 Peresepan Aspirin blood gas yang memenuhi untuk Pasien Acute Myocard syarat Infarction (AMI) saat Pulang/ 2. Waktu tunggu pelayanan Keluar Rumah Sakit foto thoraks AMI 5 - Peresepan Beta blocker untuk pasien Infark PCI Miokard Akut saat pulang 1. Infeksi aliran darah Primer HBIPS 2 – Tidak terjadi 2. Infeksi Luka Operasi cidera selama dilakukan 3. Infeksi Saluran Kemih pengikatan (restrain) saat 4. Ventilator Associated rawat inap Pneumoniae PC 5 - Pemberian ASI Eksklusif pada bayi baru lahir ACC di RS selama perawatan di RS 1. Kejadian tidak terpakainya NSC-4 Pencatatan incident produk darah yang sudah pasien jatuh dengan atau di order tanpa cidera dalam satu bulan 2. Respon petugas II8 pada panggilan darurat AMC 1. Kepatuhan Pelaporan QPS-8 Kejadian Tidak Diinginkan 1. Prescrebing Error (Adverse Event / KTD) 2. Insident Ketidaksesuaian Pada pasien Yang menjadi mayor diagnose pra dan subyek penelitian pasca pembedahan 2. Kepatuhan peserta didik 3. Reaksi tranfusi (PPDS) dalam program 4. Kejadian cardiac arrest kepatuhan cuci tangan pada sedasi sedang, berat dan anestesi Referensi : Keselamatan Pasien Operasi IPSG-5 Kepatuhan cuci tangan IPSG-6 Pencatatan incident pasien jatuh dengan atau tanpa cidera dalam satu bulan perawatan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
2) Standar penampilan minimal Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance). Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Bila ditemukan penyimpangan, perlu segera diperbaiki.
33
sekilas info
Laporan Singkat “World Antibiotic Awareness Week (WAAW) 2015” di Surabaya Mariyatul Qibtiyah, PPRA RSUD Dr.Soetomo
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
M
34
uncul dan merebaknya bakteri resisten (AMR=antimicrobial resistance) terhadap antibiotik sudah mengancam umat manusia secara global maupun nasional. Penelitian di Indonesia sejak tahun 2000 hingga sekarang telah menunjukan peningkatan signifikan prevalensi AMR di rumah sakit. Bahkan sudah mencapai >50% (2013). Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) sudah dirancang sejak tahun 2005, namun efektivitas belum terlihat dampaknya, salah satu kesulitan mengatasi munculnya AMR disebabkan adanya faktor perubahan perilaku tenaga kesehatan dan masyarakat terhadap penggunaan antibiotik yang kurang bijak. Seperti kita ketahui bersama bahwa antibiotik baru sampai saat ini tidak diproduksi lagi dengan alasan dana penelitian yang tinggi dan cepatnya muncul resistensi terhadap antibiotik baru sehingga secara ekonomi tidak memberikan profitabilitas bagi perusahaan yang memproduksinya. Disisi lain bakteri semakin mengalami mutasi menjadi resisten yang sulit dimatikan oleh antibiotik yang ada, sehingga diperkirakan di masa yang akan datang akan tiba satu masa semua antibiotik sudah menjadi resisten sehingga setiap pasien yang mengalami infeksi akan berpotensi meninggal dengan cepat. Dampak merebaknya AMR sudah dirasakan secara masif: • Angka kematian karena infeksi berat (sepsis) akibat bakteri resisten dilaporkan oleh PERDICI 72%. • Menimbulkan penyakit baru akibat komplikasi infeksi • Memanjangnya lama perawatan pasien di rumah sakit • Beaya perawatan pasien yang meningkat akibat komplikasi yang terjadi • Menimbulkan kecacatan atau disability • Kemampuan kerja yang menurun akibat sakit dan kecacatan sehingga kemampuan kerja dan kemampuan mendapatkan penghasilan untuk menopang keluarga akan menurun. • Risiko penyebaran mikroba resisten ke segala fasilitas kesehatan, keluarga maupun komunitas, bahkan lintas negara. • Dampak biaya tidak langsung akan menyedot angaran belanja negara yang tidak sedikit. • Dengan asumsi perhitungan angka kematian di Thailland 38.000 orang/tahun, diperkirakan kematian akibat AMR di Indonesia sekitar 135.000 orang/tahun. WHO telah menginstruksikan kepada seluruh negara untuk memperingati pekan peduli antibiotik yang telah dicanangkan “World Antibiotic Awareness Week” tanggal 16-22 November 2015dan akan diperingati pada setiap tahunnya dengan berbagai kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan “awareness” dalam penggunaan antibiotik secara bijak dan waspada terhadap dampak resistensi yang ditimbulkannya.
Peringatan WAAW 2015 di Indonesia ada di selenggarakan di beberapa kota antara lain di Jakarta, Bali dan Surabaya. Kegiatan di Surabaya mengambil tema “ Gerakan SADAR untuk Indonesia sehat, SADAR= Sikap Arif & bijak Dapat Atasi Resistensi-Antibiotik ”, yang melibatkan Dinas kesehatan, perguruan tinggi, organisasi PERSI, organisasi profesi kesehatan, sekolah menengah atas (SMA), organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, kelompok masyarakat peminat smart & health, kelompok komunitas (BARA), media cetak dan elektronika. Tujuan kegiatan ini pertama: meningkatkan pemahaman masyarakat dan tenaga kesehatan terhadap ancaman bahaya AMR yang prevalensinya semakin meningkat, kedua: membangun kesepahaman bersama untuk bergerak cepat dan segera mengatasi munculnya AMR di Indonesia, ketiga: mendorong pemerintah untuk melaksanakan perbaikan mutu layanan kesehatan di semua lini fasilitas kesehatan untuk menekan munculnya AMR. Kegiatan WAAW 2015 di Surabaya dimulai dengan lomba poster grafis dan artikel populer dengan tema “Gunakan antibiotik bijak, cegah resistensi”. Peserta lomba adalah mahasiswa aktif program S1, S2, S3 dari fakultas/ jurusan kesehatan atau non kesehatan, dari perguruan tinggi pemerintah atau swasta, dari provinsi Jawa Timur dan sekitarnya. Karya para pemenang akan dipublikasikan dan dan dimanfaatkan sebagai media edukasi untuk masyarakat. Berikut ini poster pemenang juara I yang mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp.4.000.000 dan sertifikat penghargaan. Pada tanggal 9 November 2016 satu minggu sebelum peringatan AAW diselenggarakan media briefing yang menghadirkan beberapa media cetak ( Jawa post, kompas, koran sindo, radar surabaya, tempo, warta kampus hijau) dan beberapa stasiun televisi (JTV, RCTI, SCTV, TVRI dan TV-one), yang ikut berpartisipasi dalam menyebarluaskan dan mensosialisasikan pekan peduli antibiotik sedunia ini, juga penulisan beberapa artikel tentang bahaya AMR akibat penggunaan antibiotik yang kurang bijak sebagai edukasi kepada masyarakat luas. Kegiatan selanjutnya “Lokakarya Strategi Pengendalian
Pembukaan Lokakarya oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr. Harsono.
Selain acara Lokakarya yang difokuskan untuk para tenaga kesehatan, juga diselenggarakan Seminar Awam “ Antibiotik Bijak, Cegah Resistensi”, yang dihadiri oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Dra Maura Linda Sitanggang, PhD,Apt membuka secara resmi dan memberikan pengarahan. Seminar ini menghadirkan narasumber dari KPRA Kemenkes dan YOP (Yayasan Orang Tua Peduli). Peserta seminar dari BEM Universitas (FK-FKGFF UA, FKG UHT, Vokasi Unair), Puskesmas dan Posyandu (10 PKM Se Surabaya), organisasi Profesi (IAI, Hisfarma, Hisfarsi), Balai POM, Lab Kesehatan Surabaya, Perwakilan Rumah Sakit Swasta Se-Surabaya, organisasi keagamaan (Fatayat, Aisiyah, Muslimat), Perwakilan Sekolah Menengah (SMA 2, SMA 15 Surabaya), Media massa (Jawa Pos, JTV,Antara), peserta lomba (Poster dan Artikel), masyarakat umum. Selain itu didukung oleh kelompok komunitas BARA Surabaya (Bersama Atasi Resistensi Antibiotik). Acara seminar diakhiri dengan launching website www.sadar-antibiotik.com dan penandatanganan komitmen bersama gerakan SADAR dengan kelompok komunitas BARA.
april 2016
Penandatanganan komitmen bersama para Direktur rumah sakit se-Jawa Timur “deklarasi gerakan SADAR (Sikap Arif & bijak Dapat Atasi Resistensi-Antibiotik)”.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Resistensi Antimikroba”untuk tenaga kesehatandengan narasumber menghadirkan WHO representative Indonesia, Ketua KPRA Kemenkes, Tim PPRA RSUD Dr.Soetomo. Peserta Lokakarya adalahDirektur rumah sakit pemerintah dan swasta se-kota Surabaya, Direktur rumah sakit pemerintah se-Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, PERSI, ARSADA, organisasi profesi kesehatan (IDI, IAI, PPNI, PDGI), Dekan Perguruan Tinggi fakultas kesehatan. Hasil dan rekomendasi lokakarya tersebut diwujudkan dalam pembacaan Deklarasi SADAR dan penandatanganan komitmen bersama Deklarasi SADAR untuk Indonesia sehat oleh para Direktur rumah sakit yang hadir.
35
Peserta Lokakarya dalam rangka WAAW 2015.
Berikut ini foto-foto kegiatan Seminar Awam “Antibiotik Bijak, Cegah Resistensi”, 21 November 2015 di Surabaya.
Puncak acara peringatan WAAW 2015 di Surabaya ditandai dengan pencanangan gerakan SADAR oleh Gubernur Jawa Timur pada acara peringatan Hari Kesehatan Nasional provinsi Jawa Timur dan Hari ulang tahun RSUD Dr.Soetomo Surabaya pada tanggal 8 Desember 2015 di gedung Airlangga Convention Center. Diharapkan dengan pencanangan ini seluruh masyarakat Jawa Timur peduli dengan penggunaan antibiotik secara bijak dan waspada terhadap dampak resistensinya.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Penandatanganan Komitmen “ Gerakan SADAR” oleh Gubenur Jawa Timur DR. H. Soekarwo.
Launching website “www.sadar-antibiotik.com”
36
Penandatanganan komitmen bersama “gerakan SADAR”PPRA dan komunitas BARA.
Foto Tim PPRA RSUD Dr.Soetomo bersama Gubernur Jawa Timur.
Yuk Basmi Tikus, Kecoa dan Semut Pake Kulit Telur
! A Y N A R BEGINI CA
Kulit telur ayam ternyata punya banyak manfaat. Seperti dipublikasikan Unicity, simak di bawah ini. Membasmi Hama Tikus, Kecoa dan Semut Caranya : Keringkan dan giling kulit Telur. Setelah itu, baru Anda giling untuk menghancurkannya menjadi bubuk atau serbuk. Kemudian, taburkan bubuk kulit telur itu langsung pada hama yang Anda temui di taman rumah.
Basmi Hama pada tanaman Taburkan bubuk kulit telur daun tanaman favorit Anda yang telah rusak diserang hama. Ini juga merupakan salah satu cara menggunakan kulit telur untuk pengendalian hama. Hama akan menjauh dari daun tersebut dan membunuh hama lainnya yang menempel di atas daun. Selain itu, taburkan juga bubuk kulit telur di sekitar permukaan tanah tanaman Anda. Jika terjadi hujan, maka taburi lagi bubuk tersebut untuk mengusir hama menjauh dari tanaman Anda. Mengendalikan Hama Tanaman Cangkang telur mengandung kalsium yang bisa menjadi musuh utama tanaman seperti siput, hama putih dan beberapa jenis hama lain. Anda bisa menggunakan cangkang telur sebagai media untuk menumbuhkan tanaman, caranya : • Lubangi beberapa bagian cangkang telur kemudian masukkan dalam tanah • Setelah itu is cangkang telur dengan tanah dan masukkan benih bunga, buah atau sayuran • Tanaman akan tumbuh subur tanpa diganggu oleh hama tanaman. • Hal ini karena hama biasanya tidak menyukai efek dan bau cangkang telur. Hal ini terjadi karena kulit telur mempunyai lapisan kutikula merupakan lapisan terluar yang memiliki ketembalan 10 µm dan saluran pori. Serta berfungsi melindungi telur dari kelembaban dan mikroorganisme. Dan membantu pertukaran gas yang masuk kedalam telur. Komposisi Senyawa Kimia dalam Cangkang Telur Ayam Cangkang telur merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12 persen dari berat telur total. Cangkang telur tersusun kira-kira 94 persen kalsium karbonat, 1 persen magnesium karbonat, 1 persen kalsium fosfat, dan 4 persen bahan organik terutama protein.
Pupuk Tenyata kulit telur kaya akan kalsium. Jadi, kulit telur tersebut dapat hancur dengan sendirinya dan menyebar di tanah sehingga menjadi pupuk yang mengandung kalsium tinggi yang dibutuhkan oleh tanaman. Caranya yaitu hancurkan cangkang sampai menjadi beberapa potongan kecil, lalu taburkan di area yang akan di tanami. Cangkang telur mengandung berbagai macam jenis mineral. Anda bisa menggunakan cangkang telur untuk menyuburkan tanah, caranya adalah : • Hancurkan cangkang telur hingga menjadi lebih lembut • Masukkan cangkang telur ke dalam pot-pot kemudian tutupi dengan tanah • Tanaman seperti buah, sayuran atau bunga bisa menjadi sangat subur. Pestisida organik Dalam memasak, tentunya kita ingin menghasilkan makanan yang higienis dan aman untuk kesehatan. Dan tak banyak pula orang yang berulang-ulang kali mencuci sayuran dan buah-buahan dengan menggunakan air. Nah, ternyata kulit telur punya khasiat nih untuk membersihkan sayur dan buahan-buahan, selain itu sayur dan buah-buahan tersebut tidak akan rusak, karena kulit telur mampu mengusir hama, seperti siput, lalat atau ulat. Sumber : Vemale.com
april 2016
Jika terkena bubuk kulit telur, hama tersebut akan langsung menggeliat. Mereka akan bergerak untuk beberapa waktu, berputar dan berbalik dan akhirnya mereka akan mati.
Mengatasi masalah saluran air yang tersumbat Terkadang kita sering mengalami masalah saluran air, yaitu tersumbat sehingga mengganggu aktivitas kita. Dan seperti yang kita ketahui penanganannya juga dengan cara menusuk-menusuksaluran agar kotorankotoran yang menyumbat dapat mengalir dengan lancar. Nah, di sisi lain ada cara unik untuk melancarkan saluran air yang tersumbat yaitu dengan menggunakan kulit telur pastinya. Haluskan kulit telur sampai menjadi bubuk, lalu tuangkan dalam saluran yang tersumbat, kemudian biarkan selama semalaman, keesokan harinya, pastinya saluran air yang tersumbat sudah lancar kembali. Anda juga bisa menambahkan sedikit cuka untuk hasil yang maksimal.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Bubuk kulit telur dapat mengusir dan membunuh beberapa jenis hama, seperti siput, keong, mollusca, kutu, kumbang, Tikus , Kecoa dan Semut.
37
ruang wanita
SAYAP AYAM LADA HITAM
(5 PORSI)
Bahan: • 300 gr sayap ayam, potong menjadi 2 bagian • 1 ½ sdt garam halus • ½ sdt air asam jawa • ½ sdt gula pasir • 3 sdm kecap manis • 1 sdt lada hitam kasar • 1 sdm saus tomat • ½ sdm saus sambal • 400 ml air • ½ sdt air perasan jeruk nipis
MACARONI SCHOTEL KUKUS (5 PORSI)
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
april 2016
Bahan : • 100 gr kornet / sosis sapi • 1 bh wortel potong dadu kecil • 5 siung bawang putih • 1 buah bawang bombay • Garam secukupnya • Merica secukupnya • Air secukupnya • 200 gr macaroni • 2 butir telur • 200 ml susu cair
38
Cara membuat : 1. Rebus makaroni tambahkan garam untuk menambah rasa 2. Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum 3. Masukkan wortel dan kornet / sosis, garam, merica sesuai selera 4. Tuang susu cair dan telur aduk hingga tercampur rata, masukkan tumisan wortel dan kornet, serta makaroni aduk hingga tercampur rata 5. Kemudian masukkan adonan kedalam mangkuk kecil atau loyang kemudian kukus hingga matang 6. Sajikan dengan cocolan saus tomat / cabai Nilal gizi perporsi : Energi : 268,1 kkal, Protein Lemak : 10,8 gr, Karbohidrat
: 9,24 gr, : 33,3 gr
Resep oleh : Tim Gizi RSUD Dr. Soetomo
Bumbu cincang : • ½ butir bawang bombay • 5 siung bawang merah • 3 cabai merah • 3 butir bawang putih Cara membuat : 1. Bersihkan sayap ayam, kemudiari usap-usap sayap ayam dengan 1 sdt garam halus dan air larutan asam jawa 2. Panaskan wajan dan minyak, kemudian goreng sayap ayam sampai matang dan berubah warna 3. Di wajan terpisah tumis bumbu cincang sampai harum 4. Kemudian masukkan sayap ayam yang sudah digoreng, aduk perlahan sampai bumbu meresap 5. Masukkan saus tomat, saus sambal, kecap manis, kemudian aduk-aduk kembali 6. Tambahkan air, lada hitam kasar, garam halus dan gula pasir tunggu sampai kuah mengental kemudian matikan kompor, tambahkan air perasan jeruk nipis aduk kemudian angkat 7. Tuang sayap ayam yang sudah matang kedalam piring sail, selanjutnya sayap ayam lada hitam siap disajikan Nilal gizi per porsi : Energi : 178,8 kkal, Protein Lemak : 15 gr, Karbohidrat
: 10,9 gr, : -
unik & lucu
MASUKNYA DARI MANA ???.....
TAK KENAL MAKA TAK TAU
Cerita ini sering terjadi di loket pengendali pasien BPJS Rawat inap, terutama keluarga pasien yang sudah tua dan dari luar kota. Hari Sabtu pagi, kebetulan hari ini giliran saya piket. Saya melihat sudah banyak keluarga pasien yang menunggu untuk mengurus jaminan. Begitu loket dibuka dan segera keluarga pasien bersiap untuk menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah sampai pada no antrian 10, datanglah seorang ibu yang sudah tua. Ibu tersebut menyerahkan map berisi persyaratan penjaminan kepada saya. Lalu saya memeriksa berkasberkasnya dan mengajukan beberapa pertanyaan : Saya : Bu, masuknya dari mana ??? Keluarga pasien : dari jalan raya lalu masuk pintu IGD, lalu belok kiri, ke kanan trus sampai ke sini. Saya : ??? .... Maksud saya ibu MRS lewat mana ??? (Lewat IGD atau PoLiklinik) Keluarga Pasien : Oooh..., ngoten ta Bu...., saya ini sudah tua jadi kalo menjelaskan yang benar agar saya tidak salah mengerti. Saya : ??? Dra. Oemi Chasanah – IKPK
Kisah ini terjadi saat saya menjadi karyawan baru RSUD Dr Soetomo. Sebagai seorang "new corner" di ruang Merak (saat itu masih bernama ruang kandungan), saya memang belum mengenal rekan-rekan kerja dengan baik. Ada seorang bapak, yang menurut saya penampilan Bapak tersebut sangat nyentrik, sebut saja beliau Pak Andi. Bapak ini sudah lanjut usia dan gaul banget, kemanakemana "headset", piker saya. Suatu hari saya minta tolong kepada Pak Andi, "Pak Andi sampel darahnya tolong segera dianter ke laborat ya Pak". Tapi Pak Andi tidak merespon, tampaknya beliau asyik sekali mendengarkan musik. "Pak Andi, sampel darahnya diantar ke Laborat ya Pak?". Lagi-lagi Pak Andi tidak merespon, karena gemas saya pun menegur beliau. 'Pak Andi, dari tadi saya pangilpanggil gak dijawab, ini lho Pak sampel darahnya segera diantar. Makanya Pak.... Pak.... Jangan dengerin musik terus, jadinya Bapak gak denger deh ". Mendengar ucapan saya, terman-teman saya tertawa terbahak-bahak, saya yang masih kebingungan lantas bertanya. "mbak-mbak.... , ada apa ya?" "Ya jelas Pak Andi gak dengar orang Pak Andi itu pasien audiologi, yang dipakai Pak Andi bukan headset, tapi alat bantu dengar,,, ha.....ha.....ha..... ‘Hahhh’………… Rasanya saya seperti digigit tawon, ehhh.....semut..... Kaget banget dan tentunya malu, ha.. . .ha.....ha....... Ummu Kulsum - Ruang Cendrawasih
SALAH LIHAT JAM Petugas Cleaning Service (CS) sedang semangatnya melaksanakan tugas bersih-bersih ruangan, dengan memakai APD dan perlengkapan bersih-bersih yang lengkap. Saking semangatnya, jam besuk baru dimulai sudah memperingatkan pengunjung/ keluarga pasien untuk segera keluar dari ruangan. CS : Pak, jam besuk sudah berakhir Keluarga Pasien : Loh jam berapa mbak, ini saya baru lima menitan disini (sambil menunjukkan jam tangan yang dipakainya) CS : (dengan nada mengeyel) toh, jam disana itu sudah jam 5 pak Keluarga Pasien : coba cek lagi mbak CS : ya pak, coba soya cek dulu (sambil meinggalkan keluarga pasien) Keluarga Pasien : ya mbak, sampean lihat dulu Akhirnya si cleaning sevice melihat jam yang ada di belakang ruangan, "Oh ya, ternyata masih jam 4 lewat 10 menit (sambil tersenyum-senyum sendiri karena salah melihat jam). Amilu Umma K – Sekretariat GBPT
april 2016
Setiap pagi, di ruangan kami ruang Seruni (Stroke Unit) selalu dilakukan timbang terima pasien. Timbang terima pagi selalu diikuti oleh Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan dan para perawat yang dinas malam dan pagi. Timbang terima diawali dengan membacakan operan setiap pasien. Seusai tim malam membacakan operan, kami berkeliling ke kamar pasien untuk validasi. Kami mendatangi kamar pasien, menanyakan kabarnya hari ini, keluhannya dan tindakan untuk diagnostik serta terapi hari ini. Ruang rawat di Ruang Seruni ada 10 kamar dengan kapasitas 16 tempat tidur. Setiba kami di kamar nomer 8, kami mendapati penunggu pasien (bukan keluarga, pembantu) masih tidur di samping bawah bed pasien. Saya kemudian membangunkannya dan menyuruhnya melipat tikar dan merapikannya. "Mbak, ayo bangun mbak. Kami sedang operan. Ayo dilipat tikarnya, dirapikan. Nanti kalau kami mau tindakan gak bisa lewat," kataku. Penunggu pasien itupun segera membuka mata dan bangun. Namun, dia hanya duduk diam sambil memandang Bu Upit, Kepala Ruangan kami. "Ayo mbak dirapikan dulu tikarnya, kalau pagi ga boleh tidur di sini ya!" ujar Bu Upit. Tiba-tiba penunggu pasien itu berkata, "Bu, ibu ini bu Risma ta ?" Belum sempat bu Upit menjawab, semua perawat tertawa. "Hahahahaha." "Kenapa? Ada yang salah ya mbak?," tanya penunggu pasien padaku. Aku tak menjawab tapi menunjuk ke arah Bu Upit. "Saya Kepala Ruangan di sini bu. Ayo cepat dirapikan tikarnya," kata Bu Upit. "Ooohhh, saya kira Bu Risma... hehehe." Dengan sigap penunggu pasien tersebut merapikan tikarnya. Dan menaruhnya di luar. Memang ya, banyak penunggu pasien yang mengira kalau Bu Upit adalah Bu Risma. Upit Natalina, S.Kep. Ns & Trirismaharini – Ruang Seruni
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
MIRIP BU RISMA
39
Tebak Siapa Dia
?
?
? Tulis nama lengkap dan unit kerjanya !!!
ak : bat 6 minggu eja redaksi paling lam dim ai mp sa hir ak ter • Jawaban terbitan setelah terbit. majalah “Mimbar” mumkan pada diu ng na me Pe • berikutnya. di ganggu gugat. mutlak tidak dapat njukkan • Keputusan juri sendiri dengan menu mengambil hadiah rus ha ng na me Pe • 88 kartu identitas. PKRS Telp. 1086-10 di kantor Instalasi il mb dia t pa da h • Hadia pada Jam kerja. . 75.000,Hadiah sebesar Rp
Ketentuan meneb
Su Doku Teka-Teki abad ini :
Kita dipersilahkan mengisi kotak-kotak itu dengan angka mulai dari 1 sampai 9. Syaratnya tidak boleh ada pengulangan angka di dalam satu kolom, juga di dalam satu baris, serta didalam setiap kotak parsial 3 x 3. Sebagai patokan awal, beberapa kotak telah diisi dengan angka-angka pembuka, kita kemudian melanjutkan.
april 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
2
7
1
9
2
8
3
4
6
5
3
8
4
1
6
5
7
2
9
2
5
6
4
9
7
3
8
1
4
7
8
3
1
2
5
9
6
6
2
5
8
7
9
1
4
3
9
3
1
5
4
6
2
7
8
1
4
3
6
2
8
9
5
7
8
9
2
7
5
1
6
3
4
5
6
7
9
3
4
8
1
2
5
4 6
3
8
5 4
8
3
7
Pemenang Su Doku : Pemenangnya : 1. Sulistiawan BanPol PP RSUD Dr. Soetomo 2. Budi Prayitno BanPol PP RSUD Dr. Soetomo
Jawaban “Kuis Mimbar” Vol. 20, No. 1 :
1
6 5
Jawaban Su Doku
40
9
9
2
5 7
9
1
7
4 1
4
3 2
8
5
7
6
7
Angket Berhadiah
Tebak Siapa Dia: Yudi Purwanto, SE Sub.Bag. Akuntansi RSUD Dr. Soetomo
Artikel apa yang paling anda senangi pada edisi Mimbar edisi ini : 1. ...................................................................... ......................................................................
Pemenangnya :
2. ...................................................................... ......................................................................
1. Sutriono Bagian IKK RSUD Dr. Soetomo 2. Windriyanto IKPK RSUD Dr. Soetomo
Pemenang Angket Berhadiah : 1. Sri Mulyani EGG/EMG RSUD Dr. Soetomo (Sekilas Info & Artikel Kesehatan) 2. Titik Yuniarti IKPK RSUD Dr. Soetomo (Ruang Wanita & Artikel Kesehatan)
PERINGATAN HUT PALIATIF KE-24 SABTU – 20 PEBRUARI 2016
p
tumpeng Pemotongan usat oleh Ketua P an Paliatif Pengembangyeri Urip dan Bebas N SpBKL, Murtedjo, dr, (ECU) PGD.Pall.Med da Dra. diberikan kepa rwo, Hj. Nina Soekairektur MSi dan Plt. D tomo dr. RSUD Dr. Soegai tanda Harsono sebaUT Paliatif peringatan H ri ke 24. & Bebas Nye
p
t
Pada kesempatan tersebut diberikan piagam penghargaan kepada Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi sebagai ibu teladan paliatif oleh Ketua Umum Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Pusat dr. Drajat Ryanto Suardi, SpB(K).
Penyematan PIN kepada relawan paliatif Bapak Bei Arifin oleh Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi (kiri) dan kanan stan obat herbal dan produk Jamu Ibu.