Case study
“The Global Innovation Revolution and IT’s Indispensable Role”
Oleh: Bowo Nur Isnanto ( P056111441.48 )
Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc
Tugas Sistem Informasi dan Manajemen
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas dan tepat waktu. Oleh karena itu, teknologi informasi sudah menjadi alat dalam proses bisnis perusahaan yang dapat membuat aliran informasi berjalan cepat baik secara internal maupun eksternal. Peranan teknologi informasi diantaranya dalam meningkatkan produktifitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kulaitas, meningkatkan kreatifitas, serta sebagai alat dalam pemecahan suatu masalah. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, hal-hal berikut ini menarik untuk dikaji, diantaranya: 1. Bagaimana IT berperan terhadap kesuksesan bisnis perusahaan-perusahaan yang tergambar dalam sebuah kasus? Sediakan sebuah contoh dari masing masing perusahaan dan jelaskan bagaimana implementasi IT mendorong peningkatan kinerja perusahaan? 2. CVS menggunakan IT untuk meningkatkan proses bisnis yang hasilnya berupa peningkatan kepuasan konsumen. Apa jenis profesi lain yang dapat memberikan benefit dari penggunaan teknologi sejenis dan bagimana? Kembangkanlah dua perbedaan yang memungkinkan? 3. Brynjolfsson memaparkan empat cara di setiap perusahaan yang dapat memberikan peningkatan terhadap aset-aset IT. Cara-cara lain apakah yang dapat digunakan oleh perusahaan global dalam memanfaatkan aset-aset ITnya demi mendapatkan keuntungan strategik? 1.3
Tujuan Tujuan dari makalah ini, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis studi kasus “The Global Innovation Revolution and IT’s Indispensable Role”.
II 2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Manajemen Menurut O’Brien (2003), sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai elemen yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang (Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon, 2002). Sistem informasi manajemen adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan atau komponen-komponen yang dikumpulkan sebagai masukan, kemudian dilakukan pengolahan, transformasi dan penyimpanan sebagai proses, dan menghasilkan informasi yang bernilai sebagai keluaran, serta terdapat suatu mekanisme aliran umpan balik untuk perbaikan pada masukan dan proses sehingga tercapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Masukan merupakan kegiatan pengambilan dan pengumpulan data mentah. Proses merupakan transformasi data menjadi informasi (keluaran). Keluaran merupakan informasi yang berguna, biasanya dalam bentuk dokumen, laporan dan transaksi. Umpan balik adalah keluaran yang digunakan untuk membuat perubahan terhadap masukan dan proses (Stair dan Reynolds, 1998). Sistem informasi manajemen merupakan pengembangan dan penggunaan suatu sistem informast secara efektif dalam sebuah organisasi, tidak hanya ditujukan bagi manajer saja melainkan untuk seluruh orang yang membutuhkan informasi pada sebuah organisasi dan juga untuk struktur dalam organisasi tersebut (Hatch, 1994). Menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2000) Sistem Informasi Manajemen memberikan pelayanan kepada tingkat manajemen pada sebuah organisasi dan menyediakan laporan-laporan. Secara konseptual Sistem inforrnasi manajemen berada dalam satu level dengan Transaction Processing System (TPS). TPS merupakan suatu sistem yang mendukung penyediaan inforrnai mengenai transaksi harian dengan menyimpan dan rnemelihara catatan transaksi harian secara detil. Sistem informasi manajemen meringkas data harian dan membuatnya ke dalam bentuk laporan yang biasanya diberikan per periode tertentu. Karakteristik dan Sistem informasi manajemen menurut Kenneth C Laudon dan Jane P. Laudon (2000), diantaranya: 1. Secara umum Sistem informasi manajemen lebih berorientasi kepada bentuk laporan dan alat kontrol, 2. Sistem informasi manajemen bergantung pada dati dan aliran data yang ada, 3. Sistem informasi manajemen hanya memiliki sedikit kemampuan analisis, 4. Sistem informasi manajemen secara umum bertujuan untuk membantu memberikan pertimbangan keputusan dengan menggunakan data terdahulu dan data terkini, 5. Sistem informasi manajemen lebih memiliki orientasi ke dalam daripada ke luar.
2.2
The Global Innovation Revolution and IT’s Indispensable Role Erik Brynjolfsson (Profesor Massachusetts Institute of Technology) memiliki sebuah teori baru tentang bagaimana perusahaan terkemuka di seluruh dunia memanfaatkan TI untuk membuka gelombang-gelombang inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menciptakan penelitian dan pengembangan (R & D). Dengan semua kesalahan dan kekurangannya, kompleksititas, biaya, kerapuhan dan variabilitas lainnya secara strategik penerapan TI telah menjadi alat utama bagi perusahaan-perusahaan terkemuka di banyak industri untuk mulai memisahkan diri dari pesaing-pesaingnya, ujar professor MTI dan ahli TI global Erik Brynjolfsson. Dan pencapaian tersebut mungkin hanya sebuah petunjuk dari nilai bisnis TI yang masih harus didorong untuk direalisasikan. Sebagaimana Brynjolfsson (Brin-YOLF-anak) melihat hal itu, di samping perbaikan tingkat operasional dan keuangan perusahaan, TI telah membantu perusahaan untuk menciptakan beberapa peningkatan yang sangat bernilai ektrim yang dicari oleh setiap CEO : inovasi. “TI merupakan rancangan dari sebuah revolusi global dalam inovasi pada empat dimensi secara bersamaan, yaitu pengukuran, percobaan, pembagian dan replikasi. Masing-masing dimensi penting baik dalam dan dari dirinya sendiri, tetapi mereka saling memperkuat dan memperbesar dampak satu sama lain. Dengan melakukan keempat perubahan ini perusahaan pada dasarnya dapat menciptakan jenis baru dari R & D. Ini adalah jenis temuan yang perlu disebarluaskan di masa ekonomi yang menantang seperti sekarang ini: Mengapa kita harus menghabiskan begitu banyak dana pada TI? Kami tidak dapat mengukur ROI, jadi bagaimana kami tahu apa yang kami dapatkan? Tidak seharusnyakah semua sistem mampu memberitahu jika terjadi penurunan? TI hanya sumber pengeluaran, mengapa tidak kita singkirkan saja semua sumber sakit kepala dan menyerahkan pekerjaan IT kepada orang lain yang akan melakukan pekerjaan jauh lebih baik dengan setengah biaya? Jadi mari kita lihat ini dari perspektif yang berlawanan, berdasarkan pendapat Brynjolfsson: bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan aset TI mereka dan output dari aset-aset untuk mendapatkan nilai maksimum? Brynjolfsson menunjukkan empat pendekatan penting: 1. Pengukuran. "Ini lebih seperti peningkatan pengukuran radikal, melalui penggunaan data nano, termasuk data click stream, tren Google, data e-mail yang detail, miliaran dan triliunan bit informasi yang didapatkan dari sistem perencanaan perusahaan (EPS). Bahkan tanpa upaya yang disengaja oleh para desainer sistem, informasi ini terkumpul dengan sendirinya. Namun, dengan mempelajari data ini dengan sangat hati-hati, perusahaan dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelanggan, proses bisnis, kualitas produk dan barang cacat mereka dari rantai pasoknya. Bagian intelijen bisnis telah memanfaatkan ledakan data yang terjadi. " 2. Eksperimen. "TI berbasis eksperimen sangat jelas terlihat pada perusahaan seperti Amazon, yang secara teratur melakukan apa yang disebut "percobaan A / B", yaitu tes terhadap halaman Web-nya dengan memberikan versi yang berbeda dari halaman yang sama pada saat yang sama untuk pengunjung yang berbeda, memonitor pengalaman pelanggan dan tindak lanjutnya. Google, seperti halnya Amazon, melakukan 200 hingga 300 percobaan setiap harinya. Tapi metode tersebut juga cukup
umum dilakukan di perusahaan katalog, seperti perusahaan kartu kredit, direct mail dan bahkan perusahaan lainnya seperti kasino Harrah dan itu, tentu saja standar emas bagi perusahaan untuk dapat memiliki pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam bisnis Anda, inovasi mana yang bisa membuahkan hasil dan mana yang tidak. 3. Sharing. Kita sering berpikir tentang inovasi besar, seperti penemuan bola lampu yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi yang sama pentingnya dan mungkin lebih penting adalah 1.001 inovasi kecil yang di lakukan setiap hari oleh manajer bisnis dan pekerja pada pekerjaan mereka. Jika kita dapat menemukan cara yang lebih efektif untuk berbagi inovasi kecil mereka satu sama lain, maka kita akan mampu menjadi lebih cepat, lebih mantap melangkah menuju pertumbuhan ekonomi dengan mudah mengembangkan keunggulan kompetitif untuk perusahaan. 4. Replikasi. "Bagaimanapun, kita juga dapat melihat bahwa proses bisnis itu sendiri dapat direplikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sebuah contoh bagus adalah apa yang andrew McAfee lakukan di pusat MTI untuk bisnis digital dalam penelitiannya tentang CVS (sebuah rantai usaha di bidang farmasi di AS). Perusahaan menerapkan pengembangan proses bisnis untuk pemesanan resep obat di salah satu apotek, yang secara signifikan meningkatkan kepuasan pelanggan. Tapi apa yang terjadi berikutnya adalah apa yang benar-benar penting. Manajer CVS mengambil proses bisnis tersebut dan menanamkannya dalam sistem teknologi informasi dan kemudian mereka mereplika-nya ke 4000 apotek lainnya di 4000 toko CVS dalam setahun. Kami melihat bahwa metode ini tidak hanya dapat digunakan di bidang retail tapi juga di bidang manufaktur, perbankan, dan industri hilir. Argumen Brynjolfsson tersebut menarik dalam beberapa hal, namun hal yang paling utama adalah mengenai sesuatu yang bersifat tidak umum yang menyatakan bahwa TI tidak hanya membawa beban dari dekade masa lalu melainkan juga TI mengantarkan nilai-nilai, peningkatan-peningkatan dan juga kemampuan yang jauh lebih tinggi dari apa yang perusahaan rela untuk meraihnya trend seperti itu, lanjutnya, : "Apa yang kita akan lihat dalam dekade mendatang adalah budaya perusahaan yang didasarkan pada pengembangan dan eksperimen yang berkelanjutan -bukan hanya proses tertentu, tapi seluruh proses dalam perusahaan," Brynjolfssons juga mengatakan, "Saya pikir revolusi IT ini secara fair dapat dibandingkan dengan revolusi ilmiah yang terjadi berabad-abad lalu. Revolusi besar dalam ilmu pengetahuan hampir selalu dilanjutkan dengan revolusi besar dalam tindakan. Manajemen historis tidak memiliki jenis pengukuran atau eksperimen yang dilakukan dengan hati-hati. Tapi ini saatnya bagi kita untuk mengejar ketinggalan." Sesungguhnya ini adalah waktu bagi banyak perusahaan tidak hanya mengejar ketinggalan, tetapi waktu untuk mendorong ke depan. Bagi para CIO, hal itu berarti memanfaatkan pemikiran kepemimpinan penuh yang Brynjolfsson anjurkan, diantaranya mengendalikan/mengelola ide bahwa sistem TI dan prosesproses yang menjadi tanggung jawab CIO bukanlah perangkat yang hanya linier dan mekanistik yang hanya untuk menangani banyak transaksi, tetapi dapat membantu menciptakan ide-ide dan wawasan yang dapat meningkatkan ikatan
kepada pelanggan dan kemudian akan berdampak kepada peningkatan pendapatan perusahaan. Seperti yang Bryfjolfssons katakan dalam kesimpulannya: “Dan ketika para sejarawan melihat kembali pada era ini, saya pikir banyak orang akan menyebutnya bukan hanya sebagai “Resesi Besar”, tapi mungkin “Restrukturisasi Besar” karena cara bisnis yang mengubah cara mereka bekerja dan karena peran sentral dari TI yang telah menggerakan beberapa perubahan."
II 1.
PEMBAHASAN
Bagaimana IT berperan terhadap kesuksesan bisnis perusahaanperusahaan yang tergambar dalam sebuah kasus? Sediakan sebuah contoh dari masing masing perusahaan dan jelaskan bagaimana implementasi IT mendorong peningkatan kinerja perusahaan?
Peran teknologi informasi dalam bisnis yang dijalankan oleh perusahaa diharapkan dapat memberikan dukungan yang efektif atas strategi yang telah direncanakan sehingga dapat memperoleh keuntungan dan keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif, serta memenuhi tujuan strategis perusahaan. Penerapan sistem informasi tidak lepas dari keterlibatan dari teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan salah satu pendukung tercapainya sistem informasi yang dibuat oleh perusahaan. Contohnya, saat ini banyak perusahaan yang memanfaatkan internet serta membangun e-business dan e-commerce untuk mendukung bisnisya. Terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam perusahaan, yaitu: 1. Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas, 2. Mengaitkan perencanaan pengerjaan dan pengendalian dalam sebuah subsistem, 3. Mengkoordinasikan subsistem-subsistem, 4. Mengintegrasikan subsistem-subsistem. Hubungan sistem informasi, teknologi informasi, dan strategi perusahaan dapat dilihat dari gambar di bawah ini
Berdasarkan gambar di atas dapat dijabarkan bahwa sistem informasi, teknologi informasi, dan strategi perusahaan saling terkait dengan struktur organisasi yang terbentuk, budaya yang ada di organisasi perusahaan, dan proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sehingga apabila perusahaan ingin membuat strategi perlu dilihat terlebih dahulu bisnis yang dijalankan, organisasi yang terbentuk dalam perusahaan dan budaya yang diterapkan, kemudian baru membentuk sistem informasi yang didukung dengan teknologi informasi yang sesuai dengan organisasi dan budaya yang ada. Sebuah perusahaan apabila ingin bertahan dan berhasil dalam jangka panjang maka perusahaan tersebut harus berhasil mengembangkan strategi yang telah direncanakan yang didukung dengan sistem informasi dan teknologi
informasi dalam menghadapi lima tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam pasar (industri). Dalam model klasik Michael Porter, perusahaan yang ingin bertahan hidup dan berhasil harus mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai strategi untuk secara efektif mengatasi tekanan yang ada. Tekanan tersebut diantaranya adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Persaingan dari para pesaing dalam industrinya, Ancaman pemain baru dalam industri dan pasarnya, Ancaman yang dihadapi karena adanya produk pengganti yang dapat mengambil pangsa pasar, Daya tawar pelanggan, Daya tawar pemasok.
Peranan teknologi informasi bagi perusahaan sangatlah penting. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan TI pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Apalagi dengan kondisi saat ini, dengan persaingan dan fluktuasi dunia bisnis yang tinggi sehingga penerapan TI bukan hanya sebagai supporting tools saja, tetapi menjadi strategic tools, dimana fungsi dan perannya lebih komprehensif dan lebih luas terkait pada visi, misi dan tujuan perusahaan (Perdana, 2009). Selain itu dengan adanya teknologi informasi, membuat perusahaan menjadi lebih inovatif dalam operasinya sehingga dapat meraup pasar yang lebih luas serta dapat meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Brynjolfsson ada empat pendekatan suksesnya IT terhadap sebuah perusahaan : 1.
Measurement Pengukuran akan sesuatu dapat bermanfaat bagi perusahaan mulai dari peramalan penjualan, indeks kinerja karyawan hingga dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginka oleh konsumen. Pemanfaatan teknologi informasi dengan konsep ini telah membawa banyak keuntungan bagi perusahaan yang mengadopsinya. Salah satu perusahaan yang mengadopsi konsep measurement ini adalah PT. Indofood dengan produknya yang bermerek bogasari. Pihak manajemen melakukan berbagai pengukuran mulai dari bahan baku hingga distribusi dan pemasaran produknya, setelah mengadopsi sistem ini efisiensi yang terjadi cukup besar terutama dalam hal persediaan bahan baku. Dengan teknologi informasi, supplier dapat mengetahui kapan harus mengirim pasokan ke pihak sari roti sesuai dengan jadwal. Biaya persediaan semakin kecil, selain itu dalam hal distribusi telah diperhitungkan pula berapa unit yang mangangkut/mengirim serta berapa banyak yang dikirim. 2.
Experimentation Pemanfaatan teknologi informasi berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat mengembangkan kinerja bisnis suatu perusahaan. Berdasarkan kasus diatas Google dan Amazon merupakan salah satu perusahaan yang secara regular
melakukan percobaan dengan menampilkan versi page berbeda pada pelanggan yang berbeda dan memonitor bagaimana respon dari setiap versi page tersebut1. Selain itu Harrah’s merupakan sebuah korporasi judi yang memiliki dan mengoperasikan kasino, hotel, dan enam lapangan golf di bawah beberapa merek. Perusahaan ini merupakan perusahaan judi terbesari di dunia, berbasis di Las Vegas, Nevada, dengan pendapatan tahunan sekitar USD 10.8 miliar. Harrah’s memanfaatkan TI juga memakai experimentation untuk membentuk database dari lebih kurang 16 juta pelanggan yang pernah melakukan perjudian di kasino-kasinonya. Para pelanggan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu seperti: tempat tinggal, berapa lama sebagai pelanggan Harrah’s, berapa besar jumlah uang yang mungkin mereka keluarkan di meja judi, berapa kali dalam setahun mereka berjudi dan sebagainya. Dari data tersebut, sistem informasi komputer di Harrah’s melakukan penghitungan model statistik yang dapat memprediksi, misalnya, kapan seorang pelanggan akan datang lagi dan berapa uang yang akan dihabiskan. Lalu komputer dapat membuat suatu laporan perilaku atas pelanggan sehingga komputer dapat memberikan rekomendasi kepada front office kasino mana penjudi yang bisa ditawarkan untuk main judi lagi atau mana penjudi yang harus ditawarkan kamar hotel cuma-Cuma (Harrah’s Website). 3.
Sharing Teknologi informasi bersifat dinamis, oleh karena itu dibutuhkan informasiinformasi masa lalu dalam mengembangkan teknologi informasi unutk menjawab kebutuhan masa depan, berbagi informasi dan pengetahuan menjadi lebih mudah. Dengan kemudahan berbagi informasi ini diharapkan perusahaan dapat melahirkan inovasi-inovasi yang tentunya dapat mendukung perkembangan bisnis perusahaan. Dalam kasus tidak ada contoh perusahaan yang mengadopsi metode ini, namun saya akan memaparkan sedikit salah satu unit usaha yang mengadopsi cara ini. Sylvalestari AgriFarm merupakan unit usaha pertanian mahasiswa yang tinggal di asrama Syslvalestari. Unit ini menanam begai jenis sayuran seperti kangkung, jamur tiram, cabai, dan beternak ikan lele dan nila. Tidak ada tenologi informasi yang cukup modern dalam operasional di unit usaha ini, melainkan bertukar informasi dari yang paling tahu ke pihak yang belum tahu sangat bisa dirasakan. Misalnya dalam hal mengatasi hama pada jamur tiram, terkadang teori yang ada dibuku tidak menjamin tetapi dengan adanya Sharing berdasarkan engalaman yang diaalami, masalah sepertiitu dapat diatasi. 4.
Replication Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu perusahaan akan menciptakan keunggulan, keunggulan proses bisnis tersebut dapat di replikasi untuk semua area bisnis atau store lain, sehingga dapat memperbaiki sistem secara menyeluruh dari bisnis perusahaan. Dengan melakukan replikasi sistem informasi ke semua store, perusahaan mendapat keunggulan di semua network perusahaan. CVS merupakan jaringan apotek terbesar kedua di Amerika Serikat (AS) yang memiliki 7.000 toko di AS dan Puerto Rico. CVS menjual obat resep dan barang retail, seperti obat bebas, produk kecantikan dan kosmetik, foto dan cuci cetaknya, dan barang 1
http://en.wikipedia.org/wiki/Google & Amazon
keperluan sehari-hari. CVS didirikan di Massachusetts tahun 1963. CVS mendapatkan benefit dari pendekatan “replication” melalui fungsi IT untuk mengulangi inovasi pada satu apotik ke apotik lainnya yang sangat berpengaruh positif kepada proses bisnisnya. Pada tahun 2002 CVS mengalami penurunan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan lamanya waktu tunggu dan pelayanan buruk pada loket pengambilan obat di apotek. Pada saat itu ada 2 proses yang terjadi setelah pelanggan memasukkan resep: pertama adalah pemrosesan resep/peracikan obat dan yang kedua pemeriksaan status asuransi. Kedua proses ini berjalan simultan memakan waktu lebih kurang 1 jam, dan terkadang banyak issue terjadi, misalnya: kesalahan pada tanggal lahir pasien. Banyak issue yang tidak tuntas pada saat pengambilan obat, dan hal ini membuat pelanggan tidak puas. Sehingga CVS memutuskan untuk memindahkan pemeriksaan asuransi di awal dari pemrosesan resep, sehingga pelanggan akan tetap ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Proses perubahan ini dimasukkan ke dalam sistem informasi yang mendukung operasi di 4.000 apotek CVS di AS. Terjadi peningkatan di semua apotik dan skor kepuasan pelanggan meningkat dari 86% menjadi 91%. 2.
CVS menggunakan IT untuk meningkatkan proses bisnis yang hasilnya berupa peningkatan kepuasan konsumen. Apa jenis profesi lain yang dapat memberikan benefit dari penggunaan teknologi sejenis dan bagimana? Kembangkanlah dua perbedaan yang memungkinkan?
Pada kasus dijelaskan bahwa CVS terbukti sukses untuk meningkatkan proses bisnis dengan cara replication. Dua contoh pengembangan IT yang dilakukan oleh perusahaan atau industri sebagai berikut, yaitu 1.
Industri Makanan
PT. Indofood merupakan salah satu contoh perusahaan yang bergerak di industri makanan yang memanfaatkan teknologi informasi. Perusahaan ini menerapkan suatu sistem informasi yang bekerjasama dengan minimarket-minimarket daerah pemasarannya. Bogasari merupakan salah satu produk dari perusahaan tersebut, manajemen bogasari menerapakan suatu sistem kerjasama dengan alfamart dan indomart. Dengan sistem yang dikembangkan tersebut dan diseragamkan disemua mitra pasar, manajemen bogasari dapat mengetahui jumlah tepung terigu yang dibeli konsumen dimitra kerja pada saat transaksi, sehingga pihak manajemen dapat mengklasifikasikan kapan produk mereka mengalami masa peak dan lo. Begitu juga jika persediaan yang ada di mitra sudah menipis dalam waktu diluar periode (lebih cepat), manajemen dapat langsung mengirimkan supply
tambahan. Sistem ini telah memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dengan sistem ini pula perusahaan dapat meramalkan kebutuhan yang akan mereka harus penuhi dimasa depan. Sistem lain yang digunakan dan diseragamkan disemua lini adalah pada sistem distributor. Setiap kendaraan yang mengangkut produk mereka dipasangi GPS, hal ini agar para supir tidak melenceng dari jalur yang sudah ditentukan, selain itu dapat mengetahui ketika sang supir tidak lewat tol tetapi supir tersebut memiliki karcis tol, dan mereka meminta rembeurs sebgai penggantinya. Hal merugikan seperti ini dapat ditekan dengan sistem informasi tersebut. 2.
Industri Layanan Keuangan
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industry layanan keuanagan adalah Indomobil Finance. Perusahaan ini merupakan perusahaan pembiayaan yang bernaung dalam Indomobil Group yang berdiri sejak tahun 1993 dan bergerak dibidang usaha Consumer Finance, Leasing dan Factoring dengan prioritas pada kendaraan bermotor (mobil dan motor) produk Indomobil Group2. Divisi IT perusahaan ini bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengelola dan memelihara proses teknologi informasi pembiayaan konsumen dan sistem jaringan data yang menghubungkan semua kantor cabang. Kami sangat memperhatikan keamanan data dalam berbagai hal, antara lain back up data otomatis dilakukan rutin secara harian, mingguan dan bulanan. Penerapan DRC (Disaster Recovery Center) di lokasi terpisah sebagai upaya menjamin keberlangsungan operasional apabila terjadi krisis. Divisi IT, juga mengambil langkah-langkah penting lainnya di bidang teknologi informasi, diantaranya menerapkan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol) yang dapat mengurangi biaya komunikasi antar cabang, membuat pelatihan internal untuk karyawan dengan menciptakan metode training berbentuk video dan menyediakan IT Helpdesk dengan sambungan line telepon khusus untuk membantu karyawan di dalam pemanfaatan dan masalah yang berhubungan dengan teknologi informasi. Secara umum perusahaan ini menerapkan replikasi proses bisnis (yang ditandai dengan penggunaan sistem informasi seragam di seluruh cabang) dengan cara me-leveraging teknologi informasi. Sedangkan penggunaan sistem lokal diperbolehkan, dengan perencanaan dan planning yang sangat akurat di masingmasing cabang. Hal ini karena setiap cabang memiliki kebutuhan sendiri dalam proses bisnisnya..
2
http://www.indomobilfinance.com/profil.asp
3.
Brynjolfsson menyebutkan ada 4 cara untuk memanfaatkan teknologi TI yang dimiliki perusahaan. Apakah cara lain yang dapat perusahaan lakukan untuk meningkatkan keuntungan strategis mereka dengan pemberdayaan teknologi IT?
Dilihat dari perspektif yang berbeda dimana Brynjolfsson memperkenalkan bagaimana perusahaan mempengaruhi aset IT dan hasilnya dapat menciptakan nilai lebih. Perspektif tersebut di bagi menjadi 4 pendekatan implementasi TI ke dalam perusahaan, yaitu melalui a.
Pengukuran (measurement) Metode ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mengukur aktivitas pelanggannya menggunakan teknologi informasi seperti data yang tersusun, Google trends, email data detail, banyak sedikitnya informasi akan dikumpulkan oleh perusahaan untuk dijadikan sistem perencanaan walaupun data yang diterima masih bersifat umum tetapi apabila dipelajari dengan baik perusahaan dapat mengetahui dengan baik bagaimana pelanggannya, bagaimana proses bisnisnya, bagaimana kualitas produk dan mengetahui apabila ada yang tidak beres pada penawarannya. b.
Eksperimen (experimentation) Tahapan ini merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran. Teknologiinfomasi memberikan kemudahan bagi perusahaan yang membutuhkan percobaan langsung ke pelanggan dengan fitur-fitur produk atau jasa yang akan diluncurkan c.
Berbagi (sharing) Teknologi informasi membuat masyarakat dapat melihat nilai-nilai inovasi mulai dari yang paling sederhana sampai inovasi yang memiliki nilai komersil tinggi. Inovasi sederhana belum tentu akan memberikan dampak sederhana juga untuk kelangsungan perusahaan, terkadang inovasi kecil pada tata cara kerja akan memberikan benefit tinggi. Dengan adanya berbagi inovasi dapat lebih cepat dilakukan dan sangat menguntungkan perusahaan berkompetisi. d.
Replikasi (replication) Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang sesuai, tentu saja dapat meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis perusahaan berbeda nyata, sehingga dimungkinkan terjadi sharing informasi antar perusahaan. Dua perusahaan yang karakteristiknya mirip dapat saling meniru teknologi informasi. Teknologi informasi dapat digunakan melalui banyak cara, tidak hanya keempat cara tersebut, berikut beberapa contoh lainnya:
Aliansi Strategis Aliansi dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk bukan hanya bisa meringankan beban anggaran dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat proses produksi. Praktek aliansi akan memberikan efek positif pada
produk yang dihasikan, produk tetap inovatif, dan diharapkan mampu meraih perhatian khalayak. Aliansi membantu perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit dipelajari sendiri (Wortzel and Wortzel, 1997).. Berbagai bentuk aliansi seperti penggabungan (merger), peleburan (consolidation) dan pengambilalihan (acquisition) menjadi pilihan strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan. Ada beberapa alasan utama yang menjadi motivasi aliansi strategis seperti untuk meningkatkan keuntungan dalam pemasaran global, menjadi nilai tambah atau perluasan lini produk perusahaan, perluasan distribusi, mengembangkan dan meningkatkan operasi, fasilitas dan proses serta menyediakan akses pada kapabilitas, pengetahuan baru dan teknologi baru.
Research and Development secara annual Sistem perusahaan mungkin tidak akan berubah secara drastis dalam jangka waktu panjang, namun dibutuhkan penyesuaian secara berkala untuk menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek. Perusahaan wajib terus mengembangkan teknologi informasi yang telah diterapkan untuk terus mengikuti perubahan.
Konsultasi Sistem Bisnis Pada prinsipnya, konsultasi wajib dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan, namun khusus untuk teknologi informasi, konsultasi dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Sistem yang terintegrasi menuntut kerjasama seluruh pelaku bisnis, dan harus diperkuat dengan peranan akademisi untukmenentukan inovasi terkini terkait sistem tersebut.
Pengontrolan Sistem down and up Pengontrolan sistem berfungsi untuk mencegah terjadinya pemasukan data yang salah. Pengontrolan dilakukan pada seluruh proses, baik itu sebelum sistem digunakan, atau setelah sistem dipakai.
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi adalah membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih cepat, tepat, dan informasi yang dibutuhkan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan tanpa teknologi informasi akan jauh tertinggal dari perusahaan lainnya, sehingga sekarang tanpa disadari teknologi informasi sudah melekat di semua lini perusahaan. Beberapa perusahaan besar telah menunjukkan bagaimana peranan teknologi informasi untuk mengembangkan bisnis mereka seperti perusahaan google, amazon, harrah’s, CVS. Keberadaan Teknologi Informasi memberikan peran dalam peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan. Teknologi informasi membuat top management mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat karena data perusahaan dapat diakses setiap waktu.Teknologi informasi dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis tanpa kecuali, sehingga sudah menjadi keharusan untuk mengimplementasikan teknologi informasi di perusahaan. Brynjolfsson memperkenalkan 4 cara pendekatan implementasi TI ke dalam perusahaan, yaitu melalui pengukuran, eksperimen, berbagi, replikasi. Saran 1.
2.
3.
Pihak menejemen perusahaan hendaknya selalu melakukan inovasi dan perlu adanya perubahan dalam pelaksanaan sistem informasi teknologi seiring dengan arah perkembangan perusahaan saat ini untuk membantu meraih keberhasilan tujuan perusahaan. Pihak perusahaan mengadakan pelatihan yang terkait dengan Teknologi dan Sistem Informasi bagi Divisi Teknologi Informasi maupun Divisi lain dalam perusahaan yang bertindak sebagai pengguna (brainware) agar Sistem Informasi yang diterapkan oleh perusahaan dapat secara optimal membantu perusahaan dalam melaksanakan efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan tugas. Perusahaan perlu melakukan Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap tahap pelaksanaan tugas pada masing-masing bagian agar sistem dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Hatch, K et al. 1994. Management Information System. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York. Laundon, K. C & J. P. Laundon. 2000. Management Information Systems. 6th edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey. Laundon, K. C & J. P. Laundon. 2002. Management Information Systems. 7th edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey. O’Brien, J. 2003. Introduction to information Systems. McGraw-Hill Companies Inc, Boston. Stair, R.M. dan G.W. Reynolds. 1998. Principle of Information Systems; A Managerial Approach. International Thomson Publishing, New York. Wortzel, HP., & Wortzel, L.H. (1997). Strategic Management in Global Company, Canada: John Wiley and Sons Inc.